BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Sumber Data Penulis melakukan riset dan analisa untuk mendapatkan data-data berupa referensi yang berbentuk literatur buku, literatur internet dan referensi video untuk mendukung pembuatan film pendek animasi yang berjudul “IMEJ”. Riset dilakukan penulis agar film pendek ini lebih memiliki pendekatan logis dengan kehidupan sehari-hari. 2.1.1.1 Literatur Buku Dalam
perancangan
film
pendek
animasi
ini,
penulis
menggunakan literatur buku sebagai referensi yang mendukung konsep, gaya visual, serta teknik yang akan digunakan. Jenis literatur buku yang digunakan penulis diantaranya adalah buku cetak, e-book, dan majalah. Beberapa diantaranya adalah Short Film Distribution Guide, The Magic OF 3D STUDIO MAX dan Malignant Self-Love: Narcissism Revisited by Sam Vaknin 2.1.1.2 Literatur Internet Penulis juga menggunakan literatur internet untuk mendapatkan materi dan sumber yang dijadikan acuan, diantaranya adalah berita, artikel, gambar atau ulasan-ulasan yang berhubungan dengan konsep dalam perancangan film animasi pendek ini. Materi dan sumber-sumber tersebut di jadikan penulis untuk memperkaya dan mendukung konsep cerita dalam film animasi ini, sehingga penulis dapat merancang dan menyusun konsep cerita dengan lebih matang. 2.1.1.3 Referensi Video
3
4
0Referensi video juga di gunakan penulis sebagai sumber data umum, baik untuk referensi film pendek animasi ini sendiri atau pun referensi pembanding visual, diantaranya adalah : -
Animasi “Coraline”
-
Animasi “Ana Y Bruno”
-
Animasi “MEMORIA”
-
Animasi “The Backwater Gospel”
-
Animasi “Emily”
-
Animasi “Tangled”
-
Animasi “The Mythology Of Narcissus”
-
Film “A La Folie Pas Du Tout”
2.1.2 Animasi Animasi adalah suatu gambar bergerak yang terdiri dari susunan gambar statis yang disusun secara beraturan melalui alur pergerakan yang telah ditentukan pada setiap pertambahan penghitungan waktu yang terjadi. Kata animasi berasal dari kata animation, yang di ambil dari kata to animate yang jika dilihat artinya di kamus Indonesia-Inggris, berarti menghidupkan. Kata animasi juga berasal dari bahasa latin, yaitu anima, yang berarti jiwa, hidup, semangat. Berdasarkan arti harfiah, animasi adalah menghidupkan. Yaitu usaha untuk menggerakan sesuatu yang tidak bisa bergerak sendiri. 2.1.2.1 Animasi Lokal Film animasi di Indonesia sudah tercium gelagatnya sejak kemunculan film berjudul Si Doel Memilih karya Dukut Hendranoto, film animasi 2 dimensi tentang kampanye pemilihan umum pertama di Indonesia. Kemudian, pada tahun 1980-an, muncul film animasi produk Indonesia yang disukai anak-anak berjudul Si Huma. Di tahun 2000 an,film animasi di Indonesia semakin berkembang seiring dengan kemunculan film animasi layar lebar seperti Homeland, Janus Prajurit
5
Terakhir dan Sing To The Dawn (galaxyanimasi.wordpress.com/2012/06/09/perjalanan-animasiindonesia/#more-1967). Namun yang terlewatkan, industri film animasi Indonesia senantiasa meletakkan film animasi sebagai konsumsi anak-anak (atau paling tidak remaja).Jarang sekali kita melihat film animasi Indonesia yang diperuntukkan bagi orang dewasa. Contoh animasi lain yang beredar di pasaran Indonesia saat ini adalah Si Entong dan Didi Tikus yang juga memiliki target market anak-anak.
Gambar 2.1 Sing to the Dawn (sumber: kerenyuan.blogspot.com)
Untuk genre film animasi di Indonesia kebanyakan merupakan genre yang aman untuk ditonton anak-anak sebagai konsumen utama, seperti komedi, fantasi, ataupun slice of life (kehidupan sehari-hari).Berbeda dengan film animasi major di Indonesia, film pendek animasi buatan lokal lebih berani dalam menentukan genre dan target marketnya. Meskipun jumlah film animasi yang berkualitas baik masih kurang banyak dibandingkan negara lain seperti misalnya, Jepang atau Korea, film pendek animasi yang berkualitas baik sudah sangat bisa disejajarkan dengan film pendek buatan internasional. Film pendek animasi bergenre komedi bukanlah hal yang sulit untuk dicari, mengingat komedi adalah genre yang populer di perfilman
6
animasi Indonesia. Beberapa diantaranya adalah; Marsol,trailer Pada Suatu Ketika, Alto, Hebring dan Kripik Sukun Mbok Darmi.
Gambar 2.2 Pada Suatu Ketika (sumber: www.lakonanimasi.com/lakon_galeri1.htm)
Genre slice of life (kehidupan sehari-hari) dimiliki oleh serial animasi berjudul Entong. Film animasi bergenre drama diantaranya adalah The Black Journey dan Napak Tilas Trisna. Sementara untuk romance drama, ada 2 Media dan Lonely Goddess.Moriendo,adalah film pendek animasi yang memiliki genre surreal drama. Film ini memiliki target penonton berusia remaja keatas, karena meskipun tidak mengandung unsur kekerasan ataupun visualisasi yang vulgar, kompleksitas dan kedalaman cerita membuat Moriendo sukar dicerna oleh penonton berusia dibawah umur.
Gambar 2.3 Moriendo (sumbe : blenderstar.wordpress.com/2012/12/29/beberapa-film-animasipendek-yang-patut-di-tonton/) Hal ini sama dengan film pendek yang ingin dibuat oleh penulis. Imej memiliki jalan cerita yang sedikit kompleks sehingga terdapat
7
pembatasan dalam usia target audiens. Untuk thriller yang menjadi genre dari film pendek animasi Imej ini, penulis belum menemukan film animasi yang memiliki genre ini di Indonesia. Ketiadaan genre thriller di jajaran animasi lokal menambah motivasi penulis dalam merealisasikan Imej menjadi fllm animasi pendek lokal yang memiliki genre thriller dengan target audiens remaja keatas sehingga bisa menambah warna dalam perfilman animasi di Indonesia.
2.1.2.2 Animasi Luar Sementara untuk animasi buatan luar negeri, genre sedikit lebih luas dibandingkan animasi buatan lokal, berikut dengan target market usia penontonnya. Seperti film pendek animasi Ana Y Bruno yang memiliki kedalaman cerita yang sukar dimengerti oleh penonton berusia anak-anak. Untuk genre sendiri, animasi luar negeri lebih kaya dibandingkan animasi lokal. Misalnya saja untuk animasi bergenre thriller ,beberapa contoh film pendeknya adalah The Backwater Gospel dan Snip
Gambar 2.4 The Backwater Gospel (sumber : bomathorne.blogspot.com/2009/10/tramo.html)
2.1.3 Film Pendek Film pendek, adalah sebuah film yang memiliki durasi dibawah 50 menit.
8
Film pendek memiliki kelebihan dan juga kekurangan dibandingkan dengan film berdurasi panjang. Kelebihannya adalah, film pendek biasanya lebih memiliki fleksibilitas dibandingkan film berdurasi panjang. Misalnya saja, pemunculan tema-tema yang tidak biasa ataupun tabu seringkali dihadirkan di film berdurasi pendek. Para pembuat film pendek lebih bebas dalam mengolah tema yang ingin disajikan
ataupun
imajinasinya
ke
dalam
bentuk
film
tanpa
perlu
mengkhawatirkan timbal balik biaya ataupun jumlah penonton. Maka, tidak jarang film pendek menjadi wadah dalam menyalurkan idealisasi. dalam hal keterbatasan waktu, bisa menjadi kelebihan ataupun kekurangan dalam film pendek. Dalam hal kelebihan, waktu yang singkat lebih meminimalisir biaya pembuatan film dibandingkan dengan film yang berdurasi panjang. Waktu yang singkat juga mengkerucutkan cerita yang ingin disampaikan aehingga tidak bertele-tele. Namun, singkatnya waktu tersebut bisa menjadi tantangan dalam pengaplikasian cerita yang terbilang kompleks dan memerlukan penjelasan sehingga penonton masih bisa menangkap maksud dari film tersebut. Dalam sejarahnya, film pendek mulai lahir pada tahun 1910 di Amerika. Pada era tersebut feature film sedang populer. Genre pertama yang hadir dalam format film pendek adalah komedi. Charlie Chaplin adalah salah satu komedian yang terkenal lewat film pendek bisu pada masa itu. (www.la-lights.com/sejarahfilm-pendek-2/) 2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Landasan Teori 2.2.1.1 Prinsip Dasar Animasi Dalam membuat animasi, seorang animator hendaknya bisa memahami bagaimana esensi dari sebuah pergerakan sehingga bisa menghasilkan animasi yang menarik, halus dan tidak membosankan. Untuk itu, penulis mencoba mengaplikasikan 12 prinsip animasi yang dirumuskan oleh Frank Thomas dan Ollie Johnston, seorang animator
9
Walt Disney, ke dalam film animasi ini. Namun, penulis tidak menggunakan prinsip Solid Drawing mengingat prinsip ini kurang begitu diperlukan dalam film animasi ini. Berikut prinsip-prinsip tersebut: 1. Timing & Spacing Timing adalah penentuan waktu kapan sebuah gerakan harus dilakukan. Sedangkan Spacing adalah penentuan antara percepatan dan perlambatan dari bermacam-macam jenis gerak. Timing dan Spacing adalah komponen utama dalam sebuah animasi.
2. Anticipation Anticipation adalah sebuah gerakan persiapan atau yang biasa kita sebut ancang-ancang. Antisipasi merupakan prinsip penting yang membuat sebuah gerakan pada animasi tidak kaku dan terlihat lebih nyata.
3. Slow in Slow Out Setiap gerakan memiliki percepatan dan perlambatan yang berbeda-beda. Slow In terjadi ketika sebuah gerakan diawali secara lambat ke cepat, sedangkan Slow Out adalah sebuah gerakan cepat yang melambat.
4. Squash & Stretch Squash & Stretch adalah penambahan efek lentur pada objek atau figur. Penulis menerapkan sedikit Squash & Stretch pada figur karakter untuk memberikan efek dinamis pada gerakan si karakter.
5. Arcs
10
Pada dasarnya, sistem pergerakan tubuh makhluk hidup bergerak mengikuti pola yang disebut Arcs. Pola tersebut berbentuk lengkung (termasuk lingkaran, elips atau parabola). Jika prinsip ini diterapkan pada animasi, gerakan yang dihasilkan akan lebih halus dan realistik.
6. Follow Through & Overlapping Action Pergerakan yang masih aktif meskipun induk dari penyebab pergerakan tersebut sudah dalam keadaan diam adalah Follow Through. Misalnya, rambut yang tetap bergerak sesaat setelah melompat. Sementara Overlapping adalah gerakan yang saling mendahului seperti tangan yang tertinggal oleh badan dan lengan saat melakukan pergerakan berlari.
7. Pose to Pose Pose to Pose adalah menentukan pose-pose pada keyframe-keyframe tertentu, baru kemudian dilanjutkan proses inbetween, atau interval antara satu pose ke pose yang telah ditentukan selanjutnya.
8. Staging Staging adalah tata letak penempatan objek sebagai pendukung suasana di dalam animasi. Biasanya berkaitan dengan posisi kamera pengambilan gambar. Perbedaan cara pegambilan gambar objek menciptakan kesan yang berbeda pula.
9. Appeal Appeal berkaitan dengan keseluruhan tampilan fisik atau gaya visual dalam animasi. Keciri-khas an suatu animasi dikarenakan appeal yang dimiliki.
11
10. Secondary Action Adalah gerakan-gerakan tambahan yang berfungsi untuk memperkuat gerakan utama supaya animasi bisa terlihat lebih realistis.
Secondary
Action
tidak
dimaksudkan
untuk
mengaburkan fokus gerakan utama, tampi hanya berfungsi sebagai emphasize yang memperkuat gerakan utama. 11. Exaggeration Exaggeration adalah gerakan mendramatisir yang ada pada sebuah film animasi. Bersifat hiperbolis, dan rekyasa, namun dapat menghadirkan sisi menarik dan di dinamis di dalam film animasi. (dkv.binus.ac.id/2010/04/14/12-prinsip-animasi/) 2.2.1.2 Teori Warna Setiap warna memiliki arti tersendiri dan penggunaan warna pada sebuah film animasi selain dapat menghadirkan arti tersirat, dapat juga memberi memberi mood yang berbeda. Pengaplikasian warna yang kurang tepat bisa menimbulkan kesalah pahaman komunikasi antara penonton dengan film animasi yang ditampilkan. Dalam hal ini, penulis menggunakan banyak variasi warna untuk mendukung isi cerita yang menunjukkan sisi fantasi namun terkesan gelap dengan sedikit sisi komedi dalam satu waktu. Warna-warna yang digunakan diantaranya merah, turquoise, cokelat, dan kuning (www.academia.edu/590819/Colour_psychology_and_colour_therapy_C aveat_emptor_2011_) 2.2.2 Kejutan Kejutan adalah suatu tindakan atau hal yang tidak diduga sebelumnya, yang berpotensi menghadirkan reaksi-reaksi psikologis berupa emosi yang bisa
12
jadi berbeda dengan sebelum si objek mendapati tindakan kejutan tersebut. (psychologydictionary.org/surprise/) 2.2.3 Narsisme 2.2.3.1 Pengertian Narsisme Kata narsis berasal dari sebuah mitologi Yunani kuno, tentang seorang pemuda tampan bernama Narsisus yang dikutuk mencintai bayangan wajahnya sendiri. Mitologi ini digunakan dalam psikologi pertama kalinya oleh bapak psikoanalisis, Sigmund Freud (1856-1939) untuk menggambarkan individu-individu yang menunjukkan cinta diri yang berlebihan. Freud menamakan “The Narsissist” dan pelakunya disebut
individu
narsistik
(http://www.psikologiums.net). memandang
dirinya
dengan
atau
Penderita cara
seorang narsis
yang
atau
berlebihan,
narsisis narsistik senang
menyombongkan dirinya dan berharap orang lain memberikan pujian (Abnormal Psychology, 2000). Orang yang narsistik akan mengalami gangguan kepribadian. Gangguan kepribadian yang dimaksud adalah gangguan kepribadian narsisistik atau narcissistic personality disorder (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders – Fourth Edition). Gangguan kepribadian ini ditandai dengan ciri-ciri berupa perasaan superior bahwa dirinya adalah paling penting, paling mampu, paling unik, sangat eksesif untuk dikagumi dan disanjung, kurang memiliki empathy, angkuh dan selalu merasa bahwa dirinya layak untuk diperlakukan berbeda dengan orang lain. Lebih lanjut menurut Menurut Sadarjoen (2003) yang mengutip Mitchell JJ dalam bukunya, The Natural Limitations of Youth, ada lima penyebab kemunculan narsis pada remaja, yaitu adanya kecenderungan mengharapkan perlakuan khusus, kurang bisa berempati sama orang lain, sulit memberikan kasih sayang, belum punya kontrol moral yang kuat, dan kurang rasional. Kedua aspek terakhir inilah yang paling kuat memicu narsisme yang berefek gawat.
13
(Sumber : http://www.duniapsikologi.com/narsis-pengertian-definisi-danasal mulanya) Dr. Sam Vaknin, pengarang “Malignant Self Love – Narcissism Revisited” menjelaskan: “Setiap orang adalah narsis dalam derajat berbeda. Narsisme adalah fenomena yang sehat. Ia membantu pertahanan hidup. Perbedaan antara narsis yang sehat dan patologis adalah dalam ukurannya. Maksud patologis disini adalah, jika individu ini sudah tidak dapat membedakan antara realita dan khayalan, sehingga merusak dan mengganggu fungsi individu baik secara psikis dan terutama fungsi sosialnya. (http://iaminin.blogspot.com/2008/11/buat-blog-narsis-bangetsich-part-2.html) Narsisme patologis adalah suatu sifat dan perilaku yang menandakan kegilaan dan obsesi dengan diri sendiri. Cenderung mengesampingkan orang lain, bersifat egois dan tidak merasa salah dalam memanfaatkan orang lain demi kepuasan dan tujuan diri sendiri. Berbeda dengan narsisme sehat yang dimiliki oleh semua orang, narsisme patologis bersifat tidak adaptif, kaku, keras, menyebabkan penderitaan yang signifikan, dan penurunan nilai. Narsisme patologis memiliki bentuk ekstrim yaitu NPD (Narcissistic Pathological Disorder). (Malignant Self Love-Narcissism Revisited, first edition) 2.2.3.2 Narcissistic Personality Disorder (NPD) Narcissistic Personality Disorder adalah bentuk dari narsisme yang bersifat patologis. Penyakit kejiwaan ini masuk kedalam kategori gangguan kepribadian Cluster B, bersamaan dengan Borderline Personality Disorder (BPD), Antisocial Personality Disorder (APD) dan Histrionic Personality Disorder (HPD). Kriteria orang yang mengidap NPD :
14
-
Merasa diri sendiri adalah orang eksklusif dan sok penting (misalnya melebih-lebihkan prestasi, bakat, keterampilan, relasi dan kepribadian cenderung mengarah ke kebohongan, demi untuk diakui sebagai superior meskipun prestasi tidak sepadan).
-
Terobsesi dengan fantasi tak terbatas akan kesuksesan, ketenaran, kekuatan yang ditakuti atau keberkuasaan, kejeniusan yang tak tertandingi (the cerebral narcissist), keindahan tubuh atau kinerja seksual (the somatic narcissist), atau merasa ideal abadi dan merasa bisa menaklukan cinta siapa saja.
-
Meyakini bahwa dia adalah orang yang unik dan spesial dan hanya bisa dipahami dan juga bersosialisasi dengan orang yang juga spesial atau unik, atau orang-orang atau institusi yang memiliki status tinggi.
-
Membutuhkan kekaguman dari orang lain, perhatian dan juga pujian. Atau selain itu, ingin ditakuti dan menjadi terkenal (Narcissistic Suply).
-
Merasa yang paling berhak, kebutuhannya harus secara otomatis dipenuhi, merasa wajib dipatuhi atas ekspektasi tak beralasannya untuk diperlakukan secara priority dan special.
-
“hubungan sosial dengan orang lain” berarti menggunakan orang lain demi mencapai tujuannya sendiri.
-
Tidak punya rasa empati, tidak bisa dan tidak mau mengenali, mengakui atau menerima perasaan, kebutuhan, preferensi, prioritas, dan pilihan orang lain.
-
Selalu merasa iri dengan orang lain, dan berusaha untuk mencari cara untuk melukai atau menghancurkan objek dari rasa frustasinya. Menderita ketakutan akan pemikirannya sendiri bahwa orang lain juga memiliki perasaan yang sama sepertinya dan berusaha menghancurkannya.
-
Berperilaku arogan dan angkuh. Merasa superior, mahatahu, kekebalan tubuh diatas ‘hukum’ bahkan magis. Ketika frustasi,
15
bertentangan atau berhadapan dengan orang lain, dia selalu menganggap dirinya lebih tinggi derajatnya dari orang tersebut. Sekitar 0,5-1% dari populasi umum didiagnosa mengidap NPD. 5075% narsisis adalah laki-laki (DSM-IV-TR, 2000). Kita harus hatihati dalam mengklasifikasi perilaku narsistik remaja dengan NPD. Narsisme merupakan bagian dari proses pencarian jati diri yang mereka alami dan sangat berbeda kasus dengan NPD. (Malignant Self Love – first edition). 2.2.3.3 Narcissus Narcissus adalah putra Dewa sungai Cephissus. Ibunya adalah seorang bidadari bernama Liriope. Ketika Narcissus masih kecil, seorang peramal mengatakan kepada orang tuanya bahwa anak mereka akan berumur panjang jika tidak melihat dirinya sendiri. Narcissus memiliki wajah yang sangat rupawan. Saking rupawannya, semua peri hutan,para wanita,pria hingga dewa-dewa jatuh cinta dan mengagumi ketampanannya. Menyadari hal ini, membat Narcissus bangga sekaligus angkuh dia tidak pernah jatuh cinta, namun ia merasa senang jika ada orang yang tergila-gila padanya. Keadaan ini akan membuatnya semakin angkuh. Seorang dewi bernama Aphrodithe tidak menyukai kesombongan Narcissus. Sang dewi tidak dapat lagi mentolerir kesombongan Narcissus ketika ia menolak dengan kasar seorang peri cantik jelita namun tidak bisa berbicara yang bernama Echo. Narcissus menolak cinta Echo dengan perasaan bangga dan pongah. Echo yang memiliki hati yang halus langsung patah hati. Dewi Aphrodithe pun menghukum Narcissus. Ia mengutuk Narcissus jatuh cinta kepada dirinya sendiri. Suatu ketika, saat sedang berjalan-jalan di hutan, Narcissus yang sedang merasa haus, mencari sumber mata air. Ia menemukan sebuah kolam dengan air yang sangat bening dan memantulkan pemandangan di
16
sekitarnya layaknya cermin. Ketika membungkuk untuk meminum air tersebut, Narcissus melihat pantulan dirinya sendiri di air. Seketika, kutukan dari Dewi Aphrodite pun terjadi. Narcissus langsung jatuh cinta terhadap refleksi dirinya tersebut. Narcissus berusaha menggapai dan menciumi pantulan wajah yang tidak diketahuinya adalah wajah dirinya sendiri. Namun hal itu sia-sia. Narcissus lalu kesal dan putus asa. Ia yang sangat tergila-gila dengan wajahnya sendiri itu tidak pernah beranjak dari tempat tersebut. Hari-hari dilaluinya hanya dengan memandangi pantulan wajahnya tanpa makan dan minum hingga ajal datang menjemputnya. Jasad Narcissus menghilang dan digantikan oleh sebuah bunga yang tumbuh di tempatnya memandangi wajahnya yang kini disebut sebagai bunga Narsis. (Sumber : http://unordinary-world.blogspot.com/2010/05/mitologiyunani-narcissus-asal-usul.html )
Gambar 2.5 Narcissus (Sumber : bumiaccilong.blogspot.com)
17
2.2.4 Cermin Cermin merupakan suatu benda mengkilap yang sangat halus dan mampu memantulkan cahaya. Terdapat tiga macam jenis cermin yaitu datar, cembung dan cekung. Cermin yang biasa kita gunakan sehari-hari untuk bercermin adalah cermin datar. Permukaan cermin ini sangat halus dan datar. Biasanya terbuat dari kaca yang dilapisi cat logam (alumunium atau campuran raksa) mengkilap dibelakangnya sehingga tidak tembus cahaya. Cahaya yang datang dipantulkan oleh
cat
logam
pada
sisi
belakang
cermin
tersebut.
Ketika
kita
bercermin,bayangan kita tidak pernah dapat dipegang atau ditangkap dengan layar. Bayangan seperti itu disebut bayangan maya atau bayangan semu. Bayangan maya selalu terletak di belakang cermin. (Ensiklopedia Mini Sains, 2003) 2.2.4.1 Sejarah Cermin Sebelum mencapai bentuk seperti yang sekarang ini kita lihat, cermin melewati berbagai macam perubahan pada bentuk dan juga materialnya. Pada awalnya, cermin dibuat dari kepingan batu mengkilap seperti obsidian (sebuah kaca vulkanik yang terbentuk secara alami). Cermin ini memiliki bentuk permukaan yang tidak datar, sehingga refleksi yang dihasilkan memiliki bentuk yang berbeda. Cermin pertama kali ditemukan di Anatolia (kini Turki) berbentuk
obsidian,berumur
sekitar 6000 SM. Pada zaman Romawi dan Abad Pertengahan di Eropa, cermin berupa lempengan logam-perunggu, timah atau perak cermincermin itu memantulkan sinar dari permukaannya yang diasah halushalus Sekitar abad ke-12, para pandai kaca di Venesia mulai mengembangkan campuran timah dan air raksa yang memantulkan bayangan. Pada pertengahan abad ke-17, keterampilan membuat cermin dari kaca yang dilapisi ini menyebar ke London dan Paris.
18
Kimia pelapis kaca pun berkembang. Justus von Liebig pada tahun 1835 menemukan lapisan perak logam yang dirayakan sebagai teknik modern dalam pembuatan cermin. Pada masa sekarang, cermin umumnya dibuat dengan memerciki lapisan tipis alumunium atau perak cair ke satu sisi kaca. Ada banyak teknik pembuatannya, tapi banyak yang yakin bahwa cermin yang sempurna masih tetap cermin yang terbuat dari endapan timah dengan teknik semprot. (Sumber
:
http://aspal-putih.blogspot.com/2011/07/tahukah-kamu-
sejarah-cermin.html) 2.2.4.2 Cermin Sebagai Portal Sejak berabad-abad lalu, banyak orang yang percaya bahwa cermin merupakan sebuah portal yang menghubungkan dunia ini dengan dimensi lain. Cermin dinilai sebagai benda magis atau sakral sejak awal kemunculannya. Refleksi yang dihasilkan oleh cermin dianggap sebagai sesuatu yang misterius dan berasal dari dunia yang berbeda dengan kita. Di jaman modern seperti sekarang ini, misteri yang dimiliki oleh cermin masih dipercayai oleh sebagian orang. Bahkan beberapa ilmuwan membenarkan kemungkinan cermin sebagai portal menuju dimensi lain. Meski kebenarannya masih belum dapat dibuktikan secara nyata, namun mereka menganggap hal-hal yang tidak dapat kita lihat secara langsung belum tentu tidak ada. Seperti halnya udara dan gelombang radio yang tidak dapat kita lihat secara kasat mata, tetapi keberadaannya sudah jelas ada. Menurut Dr.Michio Kaku, manusia saat ini berinteraksi dengan alam semesta atau dunia paralel. Di dunia lain hanya sebagai persepsi luar, kita beraktifitas dalam ruang tetapi kuantum string bergetar pada tingkat yang sedikit berbeda sehingga kita tidak menyadari perjalanan panjang. (Sumber
:
http://agasifa.blogspot.com/2013/08/benarkah-dunia-lain-
terhubung-melalui.html)
19
Jika cermin diletakkan secara berhadapan satu sama lain, maka tercipta pengulangan-pengulangan refleksi yang tidak berakhir. Beberapa orang mengganggap hal ini sebagai sesuatu yang menakutkan dan mempercayai bahwa cermin yang berhadapan menciptakan benturan energi yang kemudian menjadikan cermin tersebut sebagai portal menuju dunia lain. Bahkan dalam kepercayaan Cina seperti Feng Shui, cermin yang berhadapan bisa menimbulkan keberuntungan yang buruk. 2.2.5. Studi Alur (Story Line) 2.2.5.1. Film “Inception” Film ini menceritakan tentang seorang pria yang memiliki pekerjaan unik, yaitu mencuri ide seseorang lewat alam mimpi ketika orang tersebut memasuki alam bawah sadarnya. Suatu ketika si pria tersebut mengemban tugas yang lain dari biasanya dan terkesan mustahil. Bukannya mencuri ide, tugas yang mesti dilaksanakannya adalah menanamkan ide baru ke kepala seseorang. Tugas yang mereka emban kali ini terbilang rumit karena untuk bisa menanamkan ide ke alam bawah sadar manusia, mereka harus menembus 3 level mimpi atau bawah sadar manusia. Makin dalam mimpi, maka konsep waktu akan semakin berbeda. Satu menit di alam nyata bisa menjadi satu jam di mimpi tingkat pertama dan bertahun-tahun di mimpi tingkat terdalam. Kesalahan fatal adalah terjebak di alam antah-berantah yang dikenal dengan ‘limbo’. Banyak pendapat berbeda mengenai akhir dari film ini. ada yang mengatakan bahwa si pria tersebut terjebak di limbo dan tidak bisa keluar dari mimpinya, ada juga yang berpendapat jika si pria tersebut berhasil melaksanakan tugasnya menanamkan ide ke alam bawah sadar orang yang menjadi target operasinya, keluar dari mimpi kemudian kembali ke keluarganya.
20
Gambar 2.6 Inception (Sumber : http://www.hoklife.com/2010/12/16/from-the-idea-of-dreamsharing-to-the-dream-of-idea-sharing/inception/) 2.2.5.2 Animasi “Ana Y Bruno” Seorang gadis kecil terlihat gelisah dan tidak bisa tidur, tiba-tiba melihat bayangan kaki tengah berlari dari celah pintu. Ia kemudian bangun dan mendekati pintu. Ia membuka pintu dan melihat sekelebat makhluk berlari ke arah tangga. Gadis kecil yang mengira makhluk yang berlari itu adalah anjingnya itu mengikuti kemana ia pergi. Tiba-tiba gadis kecil dengan makhluk itu berbenturan. Mereka sama-sama teriak kaget, tapi kemudian si makhluk pendek kurus berkuping besar itu menutup mulut si gadis kecil dan menyuruhnya untuk tenang. Ia melanjutkan perjalanannya diikuti si gadis kecil. Makhluk bernama Bruno itu tiba di sebuah kamar lalu langsung menakut-nakuti penghuni kamar itu. Penghuni kamar yang seorang kakek-kakek itu teriak ketakutan. Seorang perempuan berpakaian suster masuk ke kamar itu dan menyuntik si kakek. Bruno tertawa puas. Si gadis kecil itu bingung dan bertanya ke Bruno ada apa dengan si kakek. Bruno menjawab jika si kakek itu menderita Schizophrenia. Si gadis kecil tidak mengerti. Bruno menjelaskan lagi bahwa semua orang yang ada di tempat tersebut dan bisa melihat wujudnya adalah orang gila, termasuk si gadis kecil tersebut.
21
Gambar 2.7 Ana Y Bruno (Sumber : http://www.lamalla.cl/lo-coloco-films-presenta-ana/) 2.2.6 Studi Bentuk Penulis menganalisa bentuk karakter yang di gunakan pada animasi “Corpse Bride”, “Coraline” dan “Frankenweenie” Ketiganya mendesain karakter dengan bentuk wajah yang khas dengan anatomi tubuh yang tidak proporsional dan dilebih-lebihkan memberikan nilai lebih dari segi artistik bagi ketiga animasi tersebut, dan tetap mengaplikasikannya ke dalam bentuk animasi 3 dimensi.
Gambar 2.8 Frankenweenie (Sumber
:
http://asymptotia.com/2013/02/11/frankenweenie-is-a-love-
letter-to-science/)
22
2.2.7 Studi Warna Warna merupakan elemen yang keberadaannya sangat penting dalam perfilman karena mampu membawa mood dan menegaskan alur cerita. Dalam perancangan film “Imej” ini, penulis melakukan studi warna yang mengacu pada film “Hotel Transylvania” dan “Coraline” Warna yang disuguhkan dalam film “Hotel Transylvania” memberikan kesan gotik melalui dominasi warna merah dan cokelat. Sementara permainan warna “Coraline” mengarahkan mood fantasi namun sedikit gelap terhadap filmnya. Elemen warna pada kedua film ini menghasilkan keserasian yang pas antara cerita dengan visualisasi yang dihadirkan. 2.2.8 Studi Art Direction Dalam perancangan film ini penulis melakukan studi art direction pada film “Ana Y Bruno” dan “Coraline”. Banyak adegan yang dijadikan acuan penulis dari film “Ana Y Bruno”. Pengambilan gambar si tokoh utama ketika sedang berjalan ataupun bertemu dengan tokoh lain menjadi referensi penulis. Begitu juga dengan “Coraline”.
Gambar 2.9 Coraline (Sumber:http://g-ecx.imagesamazon.com/images/G/01/dvd/universal2009/Coraline3.jpg)
23
Gambar 2.10 Corpse Bride (Sumber : http://www.scaryforkids.com/corpse-bride-story/)
2.2.9 Analisis SWOT Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportuinity, Threat) merupakan suatu alat yang digunakan untuk menganalisa kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang melingkupi suatu objek, dalam hal ini short animation movie, sehinga dapat ditentukan langkah strategis dan tepat untuk mengoptimalkan dan memaksimalkan hasilnya. Berikut adalah analisis SWOT dari short animation movie ini : •
Strength/ Kekuatan Kekuatan yang dimiliki dari short animation movie ini adalah orisinalitasnya, karena cerita yang disuguhkan adalah cerita buatan penulis. Tema yang unik juga merupakan salah satu kekuatan dari film ini.
•
Weakness/ Kelemahan Jalan cerita yang agak sedikit kompleks membuat short animation movie ini memiliki target audiens yang kurang universal.
•
Opportunity/ Kesempatan Minat masyarakat Indonesia dalam film animasi sudah makin besar. Sudah banyak lembaga-lembaga ataupun komunitas yang memberikan perhatian lebih dan menjadi media promosi film animasi buatan lokal.
•
Threat/ Ancaman
24
Masyarakat Indonesia masih bersikap skeptis terhadap film animasi buatan lokal dan masih membandingkan dan lebih memilih untuk melihat film animasi buatan luar negeri.