BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Laporan Keuangan Setiap perusahaan perlu membuat suatu laporan keuangan sebagai laporan
pertanggungjawaban atas kinerja perusahaan. Laporan keuangan ini dapat dikatakan sebagai suatu hasil akhir dari suatu proses sistem akuntansi. Sehingga laporan keuangan dapat dikatakan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. “Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.” (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, p2) “All the players – the shareholders, lenders, directors, management, and employees have a stake in the company’s success and all therefore need to monitor its progress. For this reason the company prepares regular financial accounts and arranges for an independent firm of auditors to certify that these accounts present a “true and fair view”. (Brealey, Myers, Marcus, 2001, p34) Jadi dapat disimpulkan tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat untuk sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
6
7
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya sehingga pemakai laporan dapat melakukan penilaian sebagai bahan pertimbangan untuk membuat atau mengambil keputusan ekonomi. Keputusan ini bisa berupa keputusan untuk membeli atau melakukan investasi dalam perusahaan, menahan atau menjual investasi yang dimiliki dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Oleh karena itu, manajemen perusahaan memikul tanggung jawab utama dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan. Manajemen juga berkepentingan dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan meskipun memiliki akses terhadap informasi manajemen dan keuangan tambahan yang membantu dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi: (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, p2-3) 1. Investor Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga
8
tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 2. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja. 3. Pemberi Pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 4. Pemasok dan kreditur usaha lainnya Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 5. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan. 6. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan
9
dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 7. Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya,
perusahaan
dapat
memberikan
kontribusi
berarti
pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2.2
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam
laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu: (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, p7) 1. Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang
10
seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu. 2. Relevan Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu. Peran informasi dalam peramalan (predictive) dan penegasan (confirmatory) berkaitan satu sama lain. Misalnya, informasi struktur dan besarnya aktiva yang dimiliki bermanfaat bagi pemakai ketika mereka berusaha meramalkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang dan bereaksi terhadap situasi yang merugikan. Informasi yang sama juga berperan dalam memberikan penegasan (confirmatory role) terhadap prediksi yang lalu, misalnya, tentang bagaimana struktur keuangan perusahaan diharapkan tersusun atau tentang hasil dari operasi yang direncanakan. 3. Keandalan Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.
11
Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum masih dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut. 4. Dapat diperbandingkan Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
2.3
Jenis-jenis Laporan Keuangan Sebelum kita menganalisis laporan keuangan, sebaiknya kita mengetahui
terlebih dahulu jenis-jenis dari laporan keuangan itu sendiri. Seperti yang telah diuraikan di atas, laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
12
2.3.1 Neraca (Balance Sheet) “Neraca adalah suatu laporan yang menggambarkan kategori dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan dan kewajiban serta ekuitas pemilik pada suatu tanggal tertentu. Neraca itu juga disebut laporan kondisi keuangan atau laporan posisi keuangan, yang harus selalu seimbang karena total aktiva yang diinvestasikan perusahaan pada suatu waktu, tepat sama dengan kewajiban dan ekuitas pemilik yang mendukung aktiva tersebut.” (Helfert, 2003, p20) “Balance sheet is presents a snapshot of the firm’s assets and the source of the money that was used to buy those assets. Balance sheet is financial statement that shows the value of the firm’s assets and liabilities at a particular time.” (Brealey, Myers, Marcus, 2001, p34) “Balance sheet is a financial statement showing a firm’s accounting value on a particular date. It is convenient means of organizing and summarizing what a firm owns (it assets), what a firm owes (it liabilities), and the difference between the two (the firm’s equity) at a given point in time.” (Ross, Westerfield, Jordan, 2003, p23) Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa sehingga menampilkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca pada umumnya mencakup pos-pos sebagai berikut: 1. Aktiva berwujud 2. Aktiva tidak berwujud 3. Aktiva keuangan 4. Investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas
13
5. Persediaan 6. Piutang usaha dan piutang lainnya 7. Kas dan setara kas 8. Hutang usaha dan utang lainnya 9. Kewajiban yang diestimasi 10. Kewajiban berbunga jangka panjang 11. Hak minoritas 12. Modal saham dan pos ekuitas lainnya
2.3.1.1 Aktiva (Assets) “Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.” (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, p13) Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva dapat mengalir kedalam perusahaan dengan beberapa cara. Misalnya, aktiva dapat: (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, p14) 1. Digunakan baik sendiri maupun bersama aktiva lain dalam produksi barang dan jasa yang dijual oleh perusahaan. 2. Dipertukarkan dengan aktiva lain. 3. Digunakan untuk menyelesaikan kewajiban. 4. Dibagikan kepada pemilik perusahaan.
14
Aktiva suatu perusahaan umumnya dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu aktiva lancar (current assets), aktiva tetap (fixed assets), aktiva lain-lain (other assets).
2.3.1.1.1 Aktiva Lancar (Current Assets) “Current assets comprise those assets that are relatively liquid or assets which are expected to be converted into cash within a year. Current assets primarily include cash, accounts receivable, inventories, and prepaid expenses”. (Keown, Martin, Petty, Scoot, 2002, p31) Perusahaan menyajikan aktiva lancar terpisah dari aktiva tidak lancar. Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut: (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, p1.10) 1. Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan. 2. Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca. 3. Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
2.3.1.1.2 Aktiva Tetap (Fixed Assets) “Fixed Assets are assets comprising equipment, buildings, and land.” (Keown, Martin, Petty, Scoot, 2002, p32) “Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
15
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.” (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, p16.3)
2.3.1.1.3 Aktiva Lain-lain (Other Assets) “Other assets are all assets that are not current assets or fixed assets, including for example, intangible assets such as patents, copyrights, and goodwill.” (Keown, Martin, Petty, Scoot, 2002, p32)
2.3.1.2 Kewajiban (Debt/Liabilities) “Debt is money that has been borrowed and must be repaid at some predetermined date.” (Keown, Martin, Petty, Scoot, 2002, p33) “Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari berbagai peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.” (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, p13) Penyelesaian
kewajiban
biasanya
melibatkan
perusahaan
untuk
mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat masa depan demi untuk memenuhi tuntutan pihak lain. Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan: (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, p15) 1. Pembayaran kas 2. Penyerahan aktiva lain
16
3. Pemberian jasa 4. Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain 5. Konversi kewajiban menjadi ekuitas 6. Kreditur membebaskan atau membatalkan haknya Kewajiban suatu perusahaan umumnya dibagi ke dalam dua kategori, yaitu kewajiban jangka pendek (short-term liabilities) dan kewajiban jangka panjang (longterm liabilities).
2.3.1.2.1 Kewajiban Jangka Pendek (Short-term Liabilities) “Short-term liabilities or current debt, includes borrowed money that must be repaid within the next 12 months. Sources of current debt include account payable, other payables, accrued expenses, and short-term notes.” (Keown, Martin, Petty, Scoot, 2002, p33) Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika memenuhi kriteria sebagai berikut: (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, p1.11) 1. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan. 2. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.
2.3.1.2.2 Kewajiban Jangka Panjang (Long-term Liabilities) “Long-term liabilities includes loans from banks or other sources that lend money for longer than 12 months.” (Keown, Martin, Petty, Scoot, 2002, p33)
17
2.3.1.3 Ekuitas (Equity) “Equity includes the shareholder’s investment–both preferred stockholders and common stockholders in the firm.” (Keown, Martin, Petty, Scoot, 2002, p33) “Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban”. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, p13) Untuk perusahaan yang berbentuk perseroan, ekuitas dinamakan hak pemegang saham (shareholder equity), yang terdiri dari: (Keown, Martin, Petty, Scoot, 2002, p33) 1. Modal saham (capital stock) Modal saham ialah modal yang merupakan kontribusi dari para pesero (pemegang saham). Pemegang saham preferen menerima dividen dalam jumlah yang tetap. Bila perusahaan dilikuidasi, pemegang saham preferen akan menerima pembayaran setelah para kreditur perusahaan, tetapi sebelum para pemegang saham biasa. Sedangkan pemegang saham biasa baru menerima pembayaran setelah para kreditur dan pemegang saham preferen menerima pembayaran. 2. Tambahan modal disetor (paid-in capital) Tambahan modal disetor merupakan kelebihan atau kekurangan yang terjadi karena penjualan saham di atas atau di bawah nilai pari (nilai nominal) saham. 3. Laba yang ditahan (retained earnings) Laba ditahan adalah jumlah kumulatif dari seluruh laba bersih yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi dividen yang dibayarkan kepada pemegang
18
saham. Jadi laba ditahan merupakan kumpulan pendapatan yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam perusahaan.
2.3.2 Laporan Laba Rugi (Income Statement) “Income statement is the statement of profit or loss for the period, comprised of net revenues less expenses for the period. An income statement measures the amount of profits generated by a firm over a given time period. An income statement answers the qustion, “How profitable is the business?” (Keown, Martin, Petty, Scoot, 2002, p28) “Income statement is the statement that shows the revenues, expenses, and net income of a firm over a period of time.” (Brealey, Myers, Marcus, 2001, p39) Laporan laba rugi disajikan sedemikian rupa yang menampilkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut: (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, p1.14) 1. Pendapatan 2. Laba rugi usaha 3. Beban pinjaman 4. Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas 5. Beban pajak 6. Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan 7. Pos luar biasa
19
8. Hak minoritas 9. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan
2.3.2.1 Penghasilan (Incomes) “Revenues or sales are money derived from selling the company’s product or service.” (Keown, Martin, Petty, Scoot, 2002, p28) “Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Definisi penghasilan meliputi baik pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains).” (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, p18) Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa. Sedangkan keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi dan dengan demikian pada hakikatnya tidak berbeda dengan pendapatan.
2.3.2.2 Beban (Expenses) “Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang
20
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian pada penanam modal.” (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, p18)
2.3.3 Laporan Perubahan Ekuitas Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai salah satu komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan: (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, p1.17) 1. Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan. 2. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keungan terkait diakui secara langsung dalam ekuitas. 3. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan terkait. 4. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik. 5. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya. 6. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.
21
Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
2.3.4 Laporan Arus Kas Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. “The firm requires cash when it buys new plant and machinery or when it pays interest to the bank and dividends to the shareholders. Therefore, the financial manager needs to keep track of the cash that coming in and going out. Statement of cash flow is financial statement that shows the firm’s cash receipts and cash payments over a period of time. The statement of cash flows shows the firm’s cash inflows and outflows from operations as well as from its investment and financing activities.” (Brealey, Myers, Marcus, 2001, p42) “Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam PSAK dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.” (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, p2.1)
22
Tujuan laporan arus kas adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui suatu laporan yang mengklasifikasikan arus kas. Arus kas tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan: (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, p2.4 – 2.5) 1. Aktivitas operasi (operation) Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar
dividen
dan
melakukan
investasi
baru
tanpa
mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. 2. Aktivitas investasi (investment) Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. 3. Aktivitas pendanaan (financing) Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.
23
2.4
Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan suatu alat yang bisa digunakan untuk
menganalisis serta menginterpretasikan kinerja keuangan dan kondisi suatu perusahaan. Karena rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbang antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lainnya yang terdapat dalam laporan keuangan baik itu neraca maupun laporan laba-rugi. Rasio keuangan membantu kita dalam mendefinisikan kekuatan-kekuatan maupun kelemahan-kelemahan finansial suatu perusahaan. Terdapat dua cara dalam membuat perbandingan-perbandingan yang berarti pada data keuangan perusahaan, yaitu: (diterjemahkan dari Keown, Martin, Petty, Scoot, 2002, p63) 1. Kita dapat memeriksa rasio selama beberapa periode (3 tahun, 5 tahun, dsb) untuk mengidentifikasikan trend yang ada. 2. Kita dapat membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis. Analisis terhadap kinerja perusahaan diperlukan agar investor atau calon investor dapat mengetahui kondisi perusahaan yang akan menjadi sarana investasinya, atau untuk menentukan perusahaan mana yang dapat memberikan keuntungan atas penanaman modal mereka. Perusahaan yang kinerjanya baik akan mampu memberikan keuntungan bagi investornya. Rasio-rasio keuangan yang biasanya digunakan dapat berbeda, tergantung dari sumber buku dan pengarangnya. Berikut akan diuraikan rasio-rasio yang umumnya digunakan dalam analisis laporan keuangan menurut Keown.
24
2.4.1 Analisis Rasio Likuiditas (Liquidity) Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam membiayai operasi dan memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi. Sehingga rasio likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Yang termasuk dalam rasio likuiditas adalah: 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar menunjukkan tingkat kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva lancarnya. Current Assets Rumus: Current Ratio = ---------------------Current Liabilities 2. Rasio Cepat (Acid Test Ratio) Rasio cepat menunjukkan tingkat kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban
lancarnya
dengan
aktiva
lancarnya
tanpa
memperhitungkan nilai persediaan, karena persediaan dinilai sebagai aktiva lancar yang paling tidak likuid atau memerlukan waktu yang relatif lama untuk dapat dikonversi menjadi uang kas. Current Assets – Inventory Rumus: Acid Test Ratio = -------------------------------Current Liabilities
25
3. Rata-rata Waktu Pencairan Piutang Usaha (Average Collection Period) Rasio ini mengindikasikan seberapa cepat suatu perusahaan menerima pembayaran piutang usahanya, yang ditunjukkan dengan waktu rata-rata yang diperlukan untuk menerima pembayaran tersebut. Average Accounts Receivable Rumus: Average Collection Period = -----------------------------------Credit Sales / 365 4. Perputaran Piutang Usaha (Account Receivable Turnover) Rasio ini mengindikasikan seberapa cepat suatu perusahaan menerima pembayaran piutang usahanya, yang ditunjukkan dengan berapa kali piutang usaha rata-rata ditagih dalam periode tersebut. Credit Sales Rumus: Account Receivable Turnover = -----------------------------------Average Accounts Receivable 5. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Rasio ini menunjukkan berapa kali persediaan barang dagangan suatu perusahaan berputar atau berganti dalam satu tahun atau periode. Semakin rendah tingkat perputaran persediaan perusahaan menunjukkan semakin lama dana yang tertanam dalam persediaan berputar kembali menjadi uang kas. Cost of Goods Sold Rumus: Inventory Turnover = -----------------------Average Inventory
26
2.4.2 Analisis Rasio Profitabilitas (Profitability) Rasio profitabilitas adalah rasio-rasio yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan selama periode tertentu dan mengukur sejauh mana tingkat keefektifan dan efisiensi pengelolaan perusahaan. Ini tercermin dari hasil yang dicapai perusahaan dalam penjualan dan investasi yang dilakukan. Yang termasuk dalam
rasio profitabilitas/rentabilitas
adalah: 1. OIROI (Operating Income Return on Investment) Rasio ini menunjukkan tingkat laba operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan perusahaan sebagai persentase dari total aktiva yang dimiliki perusahaan. Operating Income Rumus: OIROI = ---------------------Total Assets 2. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin) Rasio ini menunjukkan tingkat laba operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan perusahaan sebagai persentase dari total penjualan yang dihasilkan perusahaan selama periode tersebut. Operating Income Rumus: Operating Profit Margin = ---------------------Sales
27
3. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih sebagai persentase dari penjualan dan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengendalikan biaya dan pengeluaran sehubungan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan. Net Income Rumus: Net Profit Margin = --------------Sales 4. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover) Rasio ini menunjukkan seberapa efisien suatu perusahaan menggunakan atau mengelola
aktivanya
dalam
menghasilkan
penjualan.
Rasio
ini
mengindikasikan jumlah rupiah penjualan yang dihasilkan dari setiap rupiah yang ditanamkan dalam aktiva. Sales Rumus: Total Asset Turnover = -------------------------Average Total Assets 5. Rasio Pengembalian Atas Total Aktiva (Return on Assets) Rasio ini menunjukkan seberapa efisien suatu perusahaan menggunakan atau mengelola aktivanya dalam menghasilkan keuntungan dan menunjukkan efisiensi dan produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Net Income Rumus: ROA = ---------------Total Assets
28
6. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover) Rasio ini menunjukkan seberapa efisien suatu perusahaan menggunakan atau mengelola dana yang tertanam di dalam aktiva tetap dalam menghasilkan penjualan. Sales Rumus: Fixed Assets Turnover = ------------------------------Average Net Fixed Assets
2.4.3 Analisis Rasio Pengelolaan Hutang (Leverage) Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar kebutuhan keuangan perusahaan dibiayai dengan modal asing atau pinjaman dan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik berupa kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Yang termasuk dalam rasio pengelolaan hutang adalah: 1. Rasio Hutang (Debt Ratio) Rasio ini menunjukkan seberapa besar modal asing atau pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Total Liabilities Rumus: Debt Ratio = ------------------Total Assets
29
2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) Rasio ini menunjukkan seberapa besar perbandingan antara modal asing (pinjaman) terhadap ekuitas yang digunakan dalam membiayai aktiva perusahaan. Total Liabilities Rumus: Debt to Equity Ratio = --------------------Common Equity 3. Rasio Kemampuan Membayar Bunga (Times Interest Earned) Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menutupi atau memenuhi pembayaran biaya bunga dan menunjukkan tingkat keamanan yang tersedia bagi para kreditur. Operating Income Rumus: Times Interest Earned = ----------------------Interest Expense
2.4.4 Analisis Rasio Pengembalian Investasi Rasio pengembalian investasi adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat pengembalian atas investasi para pemegang saham dalam perusahaan. Yang termasuk dalam rasio pengembalian investasi adalah:
30
1. Rasio Pengembalian Atas Ekuitas (Return on Equity) Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian atas investasi para pemegang saham. Sehingga dapat disimpulkan rasio ini mengindikasikan produktivitas dari dana-dana pemilik perusahaan, profitabilitas dan efisiensi modal sendiri. Net Income Rumus : ROE = --------------------Common Equity
2.5
Tingkat Pengembalian dan Risiko Kita sering mendengar istilah “high risk high return” dalam dunia investasi.
Istilah tersebut dapat memberikan gambaran secara sederhana bahwa tidak ada investasi yang tidak mengenal risiko bahkan semakin tinggi keuntungan yang diharapkan, biasanya akan semakin tinggi pula risiko investasi yang dimiliki.
2.5.1 Tingkat Pengembalian (Rate of Return) Tingkat pengembalian biasanya dihitung setiap periode waktu tertentu, yaitu setahun sekali. Rumus: kt =
dimana:
Pt −1 Pt − 1 kt adalah return saham baik dalam bulan (t) maupun dalam tahun (t) untuk perusahaan atau return dari pasar. Pt adalah closing price perusahaan atau closing price pasar.
31
2.5.2 Risiko (Risk) “Risk is the prospect of an unfavorable outcome. This concept has been measured operationally as the standard deviation or beta.” (Keown, Martin, Petty, Scoot, 2002, p177) “Risk is refers to the chance that some unfavorable event will occur (a hazard, a peril, exposure to loss or injury). If you invest in speculative stocks (or really, any stock), you are taking a risk in the hope of making an appreciable return.” (Brigham, Houston, 2001, p230) “Risk means uncertainty about future rates of return. We can quantify that uncertainty using probability distributions.” (Bodie, Kane, Marcus, 2002, p136)
2.5.3 Standar Deviasi (Standard Deviation) “The standard deviation of the rate of return (σ) is a measure of risk. It is defined as the square root of the variance, which in turn is the expected value of the squared deviations from the expected return.” (Bodie, Kane, Marcus, 2002, p137) Sehingga dapat dikatakan risiko mengacu kepada penyimpangan dari suatu variabel dan standar deviasi adalah ukuran statistik mengenai penyimpangan dari serangkaian hasil observasi. Makin kecil standar deviasi, makin rapat distribusi probabilitas, maka makin kecil risiko saham. n
∑ (return in year t − average return)
Rumus: σ =
t =1
number of years − 1
32
n
∑ (kt − k )
σ=
t =1
n −1
2.5.4 Risiko Pasar (Market Risk) – Beta “Beta is sensitivity of a stock’s return to the return on the market portfolio. Some stocks are less affected than others by market fluctuations. Defensive stocks (have low betas, betas less than 1.0) are not very sensitive to market fluctuations. In contrast, aggressive stocks (have high betas, betas greater than 1.0) amplify any market movements.” (Brealey, Myers, Marcus, 2001, p290-291) “Beta is a measure of the relationship between an investment’s returns and the market’s returns. This is a measure of the investment’s nondiversifiable risk.” (Keown, Martin, Petty, Scoot, 2002, p186)