10
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
RFID Radio frequency identification atau RFID adalah istilah umum untuk teknologi
yang
menggunakan
gelombang
radio
dalam
mendeteksi
(mengidentifikasi) orang atau objek secara otomatis (anonim1). Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi, yaitu dengan menyimpan nomor serial (ID RFID), sehingga orang atau suatu objek, dan juga mungkin informasi akan teridentifikasi, di dalam microchip yang mempunyai antena (chip dan antena disebut RFID transponder atau RFID tag). Jadi antena memungkinkan chip untuk mengirimkan informasi yang teridentifikasi kepada alat yang membacanya (reader). Alat pembacanya (reader) akan merubah gelombang radio yang di dapat dari tag RFID ke dalam informasi digital, sehingga komputer dapat membaca dan mengolah data tersebut.
2.2
Tag RFID Ada dua komponen utama dalam tag RFID, yaitu chip silikon kecil atau integrated circuit yang mengandung unique identification number (ID) dan sebuah antena yang dapat mengirimkan dan menerima gelombang radio (Backhouse et al, p4). Jadi, setiap tag memiliki ID yang unik di dunia ini, yang bisa menerima atau mengirimkan sinyal ke reader-nya. Ada tiga tipe utama dari
11 tag RFID (Backhouse et al, p9), yaitu : Active RFID Tag, Semi-Passive Tag RFID, dan Passive RFID Tag. Berdasarkan cara pemakaiannya, RFID dibagi menjadi 3 jenis (anonim2), yaitu : 1.
Read-only RFID tags Chip ini mempunyai informasi yang disimpan pada waktu proses pembuatannya dari pabrik. Informasi yang ada di dalam chip tidak bisa berubah.
2.
WORM tags (write once, read many) Chip memiliki nomor serial yang ditulis pada pertama kali, dan informasi ini tidak dapat ditambahkan lagi nantinya.
3.
Read-write RFID tags Dengan jenis chip ini, kita menambahkan informasi ke dalam tag atau menulis informasi yang diinginkan ketika tag berada dalam wilayah yang bisa dibaca oleh reader. Blok data tambahan dapat digunakan untuk menyimpan informasi tambahan mengenai items yang dimasukkan ke dalam tag, dan biasanya juga dapat dikunci untuk mencegah overwriting data (kelebihan penambahan data ke dalam tag).
2.3
Reader RFID Biasa disebut dengan interrogrator, berfungsi untuk mengirim dan menerima data Radio Frequency (RF) tag melalui antena. Reader dapat disederhanakan ke dalam 2 blok utama (finkenzeller, 1999, p201), yaitu :
12 1.
High Frequency Interface (HF-Interface) Terdiri dari transmitter dan receiver. HF-Interface berfungsi untuk : a. Mengantarkan tenaga frekuensi tinggi untuk mengaktifkan transponder dan menyediakan tenaga. b. Modulasi dari signal transmisi untuk mengirimkan data ke transponder. c. Menangkap dan menggabungkan signal HF dari sebuah transponder.
2.
Control Unit Control Unit berfungsi untuk : a. Komunikasi dengan software aplikasi dan eksekusi commands (perintah) dari software aplikasi. b. Kontrol dari komunikasi dengan transponder. c. Signal coding dan decoding.
2.4
Frekuensi RFID Operasi frekuensi pada umumnya dikelompokkan menjadi empat frekuensi utama dan pada tabel dibawah ini dapat dilihat perbedaan gelombang radio yang biasanya digunakan dalam sistem RFID (anonim11).
13 Tabel 2.1 Frekuensi RFID dan Karakteristik RFID (anonim11) LF
HF
UHF
Low
High
Ultra high
Frequency
Frequency
Frequency
Gelombang
Microwave
Frekuensi
30–300kHz
3–30MHz
300 MHz–3GHz
2-30 GHz
Frekuensi
125–134 kHz
13.56 MHz
433 MHz or
2.45 GHz
865 – 956MHz
RFID Secara
2.45 GHz
Khusus Kurang dari
Lebih besar dari 1.5
Antara 0.5
Lebih besar
0.5 meter
meter
sampai 5 meter
dari 10
Jarak Baca
meter
Kurang dari
Kecepatan Transfer
Kurang lebih 25 kbit/s
433–956 = 30
Lebih besar
1
kbit/s
dari 100
kilobit per
2.45 =100 kbit/s
kbit/s
second
Data
(kbit/s)
Karakteristik
Jarak
Jarak agak jauh,
Jarak jauh,
Jarak jauh,
pendek,
kecepatan transfer data
kecepatan transfer
kecepatan
kecepatan
lumayan cepat (seperti
data cepat, dapat
transfer data
transfer data
pada telepon GSM),
membaca 100 data
cepat, tidak
lambat, dapat
dapat menembus air
pada saat
dapat
menembus
tetapi logam tidak.
bersamaan, tidak
menembus
air tetapi
dapat menembus
air ataupun
logam tidak.
air ataupun logam.
logam.
Dalam operasi gelombang frekuensi sesungguhnya, jarak komunikasi di dunia ini akan berbeda-beda tergantung dari faktor-faktor seperti lingkungan operasinya, detail desain antena, dan kekuatan sistem yang tersedia (Dressen, 2004; Paret, 2005). Jadi frekuensi gelombang RFID di suatu tempat dengan di tempat lainnya bisa berbeda-beda, walaupun memiliki jenis gelombang yang
14 sama, karena ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi operasi frekuensinya.
2.5
Perbedaan barcode dengan RFID Barcode dengan RFID adalah dua buah teknologi yang berbeda dan mempunyai aplikasi yang berbeda juga (anonim3). Barcode lebih murah dan lebih efektif dalam beberapa hal yang sesuai (Mamo, 2004). Perbedaan antara RFID dengan barcode adalah : 1.
Pembacaan data barcode adalah line-of-sight. Jadi barcode hanya dapat dibaca oleh reader-nya dengan posisi yang sangat tepat. Sehingga pengguna harus men-scan data pada posisi yang sesuai, jika tidak maka data akan tidak terbaca. Sedangkan, RFID tidak line-of-sight (anonim3).
2.
Pada RFID, jika ada benda bukan logam yang menghalangi tag dengan reader, maka tidak akan mempengaruhi proses pembacaan data ataupun fungsi dari sistemnya, sedangkan pada barcode hal seperti ini menyebabkan pembacaan data tidak dapat dilakukan (Mamo, 2004). RFID dapat membaca data asalkan jarak tag dengan reader masih di dalam batas yang sesuai dengan kemampuan alat reader (anonim3).
3.
Apabila barcode sobek, kotor, atau jatuh sehingga mengalami kerusakan, kita tidak bisa men-scan barcode tersebut, dan identitas dari barcode hanya dimiliki oleh perusahaan yang memproduksinya, dan setiap barcode bukan merupakan item yang unik (anonim3).
Jadi dengan barcode, nomor
serialnya bisa di fotocopy. Sehingga keamanannya kurang terjamin. Dengan RFID nomor serial di setiap tag berbeda, dimana pengisian ID
15 tersebut bisa dilakukan langsung oleh pabrik yang memproduksi tag tersebut ataupun kita isi sendiri dan juga mempunyai password untuk menjaga keamanannya. Pada tag RFID, data yang ada pada chip menggunakan teknik algoritma, jadi tidak mungkin dapat di duplikat ataupun dimanipulasi (Mamo, 2004). Jadi pada RFID bisa diisi dengan informasi lainnya, sedangkan barcode hanya berisi nomor serial. 4.
Teknologi
RFID
mempunyai
kemampuan
“anti-collision”,
yang
memungkinkan untuk mengidentifikasi banyak tag pada reader-nya di saat yang bersamaan (Mamo, 2004). Jadi, identifikasi data dapat dilakukan secara bersamaan tidak seperti pada barcode. 5.
Meskipun barcode dapat melakukan proses inventory data, pada barcode tidak bisa melakukan penambahan data, misalnya dalam inventory produk, kita tidak bisa melakukan penambahan data untuk menyimpan tanggal masuknya produk tersebut (Backhouse G, p6). Dengan RFID proses inventory data lebih cepat, mudah, dan kecil kemungkinannya terjadi human error (Mamo, 2004). Jadi yang biasanya pada proses inventory yaitu menghitung stok yang ada digudang merupakan pekerjaan yang melelahkan dan sering terjadi kesalahan dalam menghitung jumlah produk bisa diatasi dengan menggunakan teknologi RFID.
6.
Di bidang pergudangan banyak produk yang masuk dan keluar dari gudang, tetapi kita harus mengidentifikasi setiap barang yang masuk dan keluar dari gudang, ini adalah proses yang susah dan menghabiskan banyak waktu dalam
pengidentifikasiannya,
tetapi
dengan
RFID
kita
dapat
16 mempersingkat banyak waktu dan menghindari antrian dalam proses pengidentifikasian tersebut (Mamo, 2004). Jadi penggunaan RFID mempunyai lebih banyak keuntungan daripada barcode, hanya saja dalam bidang biaya barcode lebih murah daripada RFID.
2.6
Penggunaan RFID dalam perpustakaan Pada saat ini, Petugas perpustakaan terlalu banyak menghabiskan waktu untuk mengurusi sirkulasi perpindahan buku yang ada (peminjaman buku dan pengembalian buku) daripada memberikan pelayanan bagi pengguna. RFID dapat memberikan solusi untuk menangani masalah tersebut dan petugas dapat memfokuskan diri untuk mengurusi pelayanan kepada pengguna (Devados, p10). Kegunaan RFID adalah dapat mengatasi pemborosan waktu yang dihabiskan dalam proses sirkulasi. Penghematan waktu tersebut diakibatkan karena informasi dapat dibaca dengan lebih cepat dari tag RFID daripada dengan menggunakan barcode dan
beberapa buku dapat dibaca oleh reader dalam
waktu bersamaan (Boss, 2004). RFID dapat menghilangkan cedera saraf, mempercepat proses melayani pelanggan, dan juga masalah inventory perpustakaan (Molnar D, 2004).
Jadi dengan penggunaan RFID pada
perpustakaan akan lebih menguntungkan daripada penggunaan barcode. Dengan adanya RFID dimungkinkan terbentuknya sistem peminjaman dan pengembalian buku otomatis. Hal ini berarti dapat melayani proses pengembalian buku online 24 jam, selain itu cukup membantu proses pengembalian yang cepat untuk menangani
permasalahan
geografis
pada
lingkungan,
contohnya
perpustakaan lumayan jauh untuk dijangkau dengan cepat (anonim7).
letak
17 2.7
Electronic Article Surveillance (EAS) EAS merupakan sebuah sistem keamanan yang digunakan dengan tujuan untuk melindungi asset dan barang dari kehilangan dengan menggunakan label tag yang telah dikhususkan (anonim9). EAS biasa disebut juga dengan ”single bit transponder”, karena pengaturannya dalam tag hanya active atau deactive (finkenzeller, 1999, p26). Teknologi yang menangani EAS dapat dibagi menjadi (anonim9) : 1.
Electromagnetic (EM) Tag terbuat dari sebuah strip metal yang sudah di-demagnetized untuk di aktifkan.
2.
Acousto-magnetic (AM) Tag terbuat dari dua buah strip metal yang di-magnetized dahulu untuk di aktifkan.
3.
Radio Frequency (RF) Tag yang dibuat dengan menggunakan sebuah chip dan antena.
2.8
Sistem Informasi Data adalah fakta-fakta mentah atau deskripsi dasar dari konsep-konsep, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, dan transaksi yang dapat ditangkap, direkam, disimpan, dan dikelompokkan, tetapi tidak terorganisasi dalam membawa arti tertentu (Turban et al, 2003, p15). Jadi data adalah bentuk yang masih mentah yang harus diolah agar bisa membawa suatu arti. Informasi adalah kumpulan fakta-fakta (data) yang sudah terorganisasi dalam suatu cara sehingga dapat berarti bagi penerima (Turban et al, 2003, p15).
18 Jadi informasi adalah dasar atau masukan yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Sistem
adalah
kumpulan
komponen
atau
elemen
yang
saling
berhubungan (berinteraksi) yang ditampilkan sebagai satu kesatuan dan dirancang untuk mencapai tujuan tertentu (Britton et al, p2). Jadi sistem harus dirancang sedemikian rupa agar bisa bekerja secara efektif dan efisien sehingga tujuan dari sistem tersebut dapat tercapai.
2.9
Database Database adalah himpunan data (file atau arsip) yang saling berhubungan dan diorganisasikan sedemikian rupa untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna (Connolly dan Begg, 2002, p14). Jadi database adalah komponen yang sangat penting karena dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Suatu database yang diberikan suatu spesifikasi jenis data maka struktur dari database tersebut akan memfasilitasi akses ke data-data yang berhubungan dengannya. Relational database adalah suatu tipe database yang berdasarkan pada model relational, dimana semua data yang dilihat oleh pengguna disusun dalam bentuk tabel-tabel dan semua operasi pada database bekerja pada tabeltabel tersebut. Relasi antar tabel pada relational database sudah melalui tahap normalisasi dengan nama relasi yang berbeda (Connolly dan Begg, 2002, p74). Ada 3 jenis relasi antar-records dalam tabel (Connolly dan Begg, 2002, p344), yaitu :
19 1.
Relasi one-to-one adalah relasi antara suatu record dengan suatu record dalam tabel lain yang saling berhubungan.
2.
Relasi one-to-many merupakan relasi antara satu record dengan lebih dari satu record dalam tabel lain sehingga saling berhubungan.
3.
Relasi many-to-many merupakan relasi antara banyak record dengan lebih dari satu record dalam tabel lain yang saling berhubungan. Jadi dengan adanya relasi akan menggambarkan hubungan yang terjadi
antara suatu tabel dengan tabel yang lain. SQL adalah suatu bahasa yang dirancang untuk operasi pengaksesan data pada struktur relational database yang mentransformasikan input menjadi output yang diinginkan pengguna (Connolly dan Begg, 2002, p111). Operasi pengaksesan data meliputi penyisipan data (insert), pengubahan data (update), pengambilan data (select), dan penghapusan data (delete). Perintah-perintah di atas dilakukan menurut permintaan dari pengguna.
2.10
Waterfall Software Development Life Cycle (Waterfall SDLC) Waterfall SDLC biasa disebut classic life cycle atau linear sequential model menawarkan sistematika, sequential approach bagi pengembangan software yang dimulai dari tingkatan sistem dan diproses melalui analisis, design, coding, testing, dan support (Pressman, 2001, p28). Untuk project database kecil hingga menengah, waterfall SDLC dapat dipecah menjadi 6 tahapan (anonim8), yaitu :
20 Berikut tahap-tahap pada waterfall :
Gambar 2.1 Waterfall Model (anonim8)
1.
Project Planning Pada tahap ini, dibuat sebuah pandangan menyeluruh terhadap produk software yang akan dibuat, dan digunakan untuk membangun struktur project, evaluasi kelengkapan dan resiko berkaitan dengan project, dan mendeskripsikan manajemen dan teknikal yang sesuai.
2.
Requirement Definition Mengumpulkan informasi untuk diproses yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3.
Design Menggunakan input yang didapat dari tahap requirement untuk digunakan sebagai informasi membangun sebuah software yang diinginkan customer.
21 4.
Development Menggunakan hasil yang didapat dari design untuk menghasilkan bagianbagian atau modul-modul software.
5.
Integration dan Test Hasil dari tahap development dipindahkan ke lingkungan baru untuk dilakukan tes dan penyatuan modul-modul.
6.
Installation dan Acceptance Hasil yang didapat dari tahap sebelumnya diimplementasikan dan menunggu persetujuan dari customer.
2.11
Structured Systems And Design Method (SSADM) SSADM merupakan suatu metodologi yang dijadikan standar tahapan analisa dan desain aplikasi pada systems development lifecycle. Tiga buah teknik yang tersedia adalah (anonim14) : 1.
Logical Data Modeling, merupakan proses mengidentifikasi, memodelkan, dan mendukumentaskan kebutuhan-kebutuhan data dari sistem yang sedang didesain. Data dipisahkan menjadi entities (hal-hal mengenai kebutuhankebutuhan bisnis untuk mencatat informasi) dan relationships (asosiasi antar entity).
2.
Data Flow Modeling, merupakan proses mengidentifikasi, memodelkan, dan mendokumentasikan bagaimana data bergerak memutar dalam sistem informasi. Data Flow Modeling memeriksa processes (aktifitas yang mengubah data dari sati bentuk ke bentuk lainnya), data stores (area penyimpanan data), external entities (apa yang mengirim data ke dalam
22 sebuah sistem atau menerima data data dari sebuah sistem, dan data flows (rute dimana data dapat mengalir). 3.
Entity
Behavior
memodelkan,
dan
Modeling,
merupakan
mendokumentasikan
proses
mengidentifikasi,
peristiwa-peristiwa
yang
mempengaruhi setiap entity dan urutan dimana setiap peristiwa terjadi.
Langkah-langkah dalam melakukan SSADM adalah sebagai berikut:
1.
Menganalisis sistem yang sekarang Sebuah Data Flow Diagram (DFD) digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana sistem yang sekarang bekerja dan untuk mengvisualisasikan masalah-masalah yang diketahui.
2.
Membuat spesifikasi kerangka bisnis Pada tahap ini DFD dan Logical Data Structure disusun kembali agar dapat memenuhi kebutuhan yang baru maupun kebutuhan yang berubah dari sistem.
3.
Membuat spesifikasi detail bisnis Pada tahap ini sejumlah pilihan sistem bisnis, masing-masing ruang lingkupnya, dan fungsionalitas-fungsionalitas yang disediakan oleh pendekatan pengembangan secara khusus disiapkan dan didukung oleh deskripsi dari kerangka implementasi.
4.
Membuat desain logical data dan logical proses Pembuatan detail dari data dan proses yang dibutuhkan. Pengembangan atau lingkungan implementasi dispesifikasikan sesuai dengan pilihan
23 sistem bisnis sebelumnya. Menu-menu atau dialog-dialog pengguna pun dispesifikasikan pada tahap ini. 5.
Membuat desain fisik Tujuan dari tahap ini adalah untuk menspesifikasikan data fisik dan desain proses, yaitu penggunaan bahasa, desain fisik database, spesifikasi program secara keseluruhan.
2.12
Diagram Aliran Dokumen (DAD) Menurut Mulyadi (2001,pp58-63), diagram aliran dokumen adalah suatu model yang menggambarkan aliran dokumen dan proses untuk mengolah dokumen dalam suatu proses. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan komponen-komponen dari diagram aliran dokumen : Tabel 2.2 Tabel Simbol-simbol Diagram Aliran Dokumen Simbol
Keterangan Dokumen Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua
jenis
dokumen,
yang
merupakan
formulir untuk merekam data terjadinya suatu transaksi. Keputusan Simbol ini menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data. Keputusan yang dibuat ditulis dalam simbol.
24 Simbol
Keterangan Garis Alir Simbol
ini
menggambarkan
arah
proses
pengolahan data. Persimpangan Garis Alir Jika dua garis alir bersimpangan, untuk menunjukkan arah masing-masing garis, salah satu garis dibuat sedikit melengkung tepat pada persimpangan kedua garis tersebut. Pertemuan Garis Alir Simbol ini digunakan jika dua garis alir bertemu dan salah satu garis mengikuti garis lainnya. Proses Simbol ini untuk menunjukkan tempat-tempat dalam sistem informasi yang mengolah atau mengubah data yang diterima menjadi data yang mengalir keluar. Nama pengolahan data ditulis didalam simbol. Mulai / Berakhir (terminal) Simbol ini untuk menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi
2.13
Unified Modelling Language (UML) UML adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri untuk memvisualisasi, menspesifikasi, merancang, dan mendokumentasi sistem piranti lunak (Booch et al, 1999, p14). UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. Seperti bahasa-bahasa lainnya, UML juga
25 memiliki notasi. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu dan UML menjelaskan bagaimana bentuk-bentuk tersebut didefinisikan. Membangun model untuk suatu sistem piranti lunak sangat bergantung pada konstruksinya atau kemudahan dalam memperbaikinya. Model yang bagus sangat penting untuk menghasilkan komunikasi yang baik antar anggota tim dan untuk meyakinkan sempurnanya arsitektur sistem yang dibangun. Jika ingin membangun suatu model dari suatu sistem yang kompleks, tidak mungkin kita dapat
memahaminya secara keseluruhan. Dengan
meningkatnya kompleksitas sistem, visualisasi dan pemodelan menjadi sangat penting. UML dibuat untuk merespon kebutuhan tersebut. Melihat dari faktor sejarah dan pendorong terbentuknya UML ini, dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai tujuan dibentuknya UML, yaitu sebagai berikut : 1.
Memberikan gambaran model konseptual piranti lunak dari suatu bahasa pemrograman yang tekstual sehingga dapat dimengerti oleh orang-orang yang non-programmer.
2.
Membangun model yang tepat, tidak ambigu, dan lengkap yang dapat membantu dalam tahap-tahap dari analisis, perancangan, dan implementasi.
3.
Dapat memodelkan beberapa jenis bahasa pemrograman, dan membantu memetakan kembali model tersebut ke suatu bahasa pemrograman yang lain.
4.
Membantu dalam dokumentasi perancangan piranti lunak.
26 Beberapa Bagian Dari UML 1.
Class Diagram Class diagram menggambarkan kumpulan class, interface, dan hubungan
antar
class
atau
interface
tersebut.
Class
diagram
menggambarkan suatu gambaran desain statis dari suatu sistem (Booch et al, 1999, p107). Contoh penggunaaan pada class diagram :
Gambar 2.2 Class Diagram (Miller, 2008)
27 Notasi yang digunakan dalam class diagram : Tabel 2.3 Notasi Class Diagram (Booch, 1999) Notasi
Keterangan Class Sebuah deskripsi dari seperangkat objek yang berbagi
Class1 -attribute1
atribut, operasi, dan relasi yang sama. Class terbagi atas
+operation1()
3 bagian, yaitu nama class pada bagian atas, atribut class pada bagian tengah, dan operasi pada bagian bawah. Association Merupakan hubungan struktural antar class yang saling berelasi. Aggregation Merupakan bentuk spesial dari hubungan asosiasi yang menspesifikasikan semua hubungan antara kumpulan (the whole)
dan
sebuah
bagian
(the
part).
Agregasi
digambarkan dengan wajik tidak terisi.
Composition Composition digambarkan dengan wajik terisi.
1
0..1
1..*
1
Multiplicity Menggambarkan jumlah objek yang berpastisipasi dalam hubungan antar class
1..*
1
28 Generalization Merupakan sebuah relasi specialisasi / generalisasi dimana suatu kelas dapat lebih general atau lebih spesifik dari kelas lainnya.
2.
Use Case Diagram Use case diagram menggambarkan sekumpulan use case dan aktor serta hubungannya (Booch et al, 1999, p234). Yang ditekankan adalah ”apa” yang dilakukan terhadap sistem dan bukan ”bagaimana”. Sebuah use case menggambarkan interaksi antara aktor dengan sistem. Contoh penggunaan pada use case diagram :
Gambar 2.3 Use Case Diagram (anonim12)
29 Notasi yang digunakan dalam use case diagram: Tabel 2.4 Notasi Use Case Diagram (Booch, 1999) Notasi
Keterangan Actor Menspesifikasikan seperangkat peranan yang pengguna sistem dapat perankan ketika berinteraksi dengan use case.
Actor1
Use Case UseCase1
Sebuah deskripsi dari seperangkat aksi-aksi yang berurutan yang ditampilkan sebuah sistem . Association Sebuah relasi struktural yang menghubungkan antara actor dengan use case. Extend
«extends»
Menggambarkan bahwa target dari use case mewarisi tingkah laku dari use case sumber.
<
>
Include Menggambarkan bahwa sumber dari use case memasukkan tingkah laku dari use case tujuan secara eksplisit.
System
System Boundary Menggambarkan batasan dari sistem yang akan dibuat yang mengelilingi sejumlah use case.
30 3.
Activity Diagram Activity diagram memodelkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas berikutnya dalam suatu proses (Booch et al, 1999, p258). Contoh penggunaan pada activity diagram :
Gambar 2.4 Activity Diagram (Miller, 2008)
31 Notasi yang digunakan dalam activity diagram: Tabel 2.5 Notasi Activity Diagram (Booch, 1999) Notasi
Keterangan Initial State Menggambarkan titik awal suatu aktifitas. Final State Menggambarkan titik akhir suatu aktifitas. Transition Mengindikasikan
bahwa
suatu
objek
dari
state
pertama akan menampilkan aksi-aksi tertentu dan memasuki state kedua ketika peristiwa tertentu terjadi dan kondisi telah terpenuhi.
Branch Menspesifikasikan jalur alternatif yang membutuhkan 1 transisi masukan dan 2 atau lebih transisi keluaran. Concurrent Fork Menggambarkan pemecahan dari aliran kontrol tunggal menjadi 2 atau lebih aliran kontrol yang bersamaan.
Concurrent Join Menggambarkan penggabungan dari 2 atau lebih aliran kontrol menjadi 1 aliran kontrol. Action State ActionState1
Sebuah state yang menggambarkan eksekusi dari aksi atomic.
32 Activity State ActivityState1
Sebuah state yang menggambarkan eksekusi dari aksi aksi
nonatomic
dimana
state
tersebut
dapat
direpresentasikan oleh aktivitas diagram lainnya. . 4.
Sequence Diagram Sequence diagram
menggambarkan
sekumpulan objek dan
interaksinya, termasuk message yang dikirim terhadap urutan waktu (Booch et al, 1999, p245). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai tanggapan dari sebuah event untuk menghasilkan keluaran tertentu. Diawali dari apa yang memicu akivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan keluaran yang dihasilkan. Masing-masing objek memiliki lifeline vertikal sedangkan message digambarkan secara horizontal. Contoh penggunaan pada sequence diagram :
Gambar 2.5 Sequence Diagram (Miller, 2008)
33 Notasi yang digunakan dalam sequence diagram: Tabel 2.6 Notasi Sequence Diagram (Booch, 1999) Notasi
Keterangan Object Lifeline
Object1
Merupakan sebuah garis yang merepresentasikan adanya sebuah objek dalam jangka waktu tertentu.
Activation Menggambarkan periode waktu ketika pemrosesan terjadi dalam objek tersebut.
Message1()
Message, return, callback message Message2()
Penyampaian pesan dari satu objek ke objek lain atau ke diri sendiri. Message3()
5.
Component Diagram Component diagram
menggambarkan kumpulan komponen–
komponen dan hubungan antar komponen tersebut (Booch et al, 1999, p107). Component diagram digunakan untuk mengambarkan implementasi statis dari suatu sistem. Pada Gambar 2.2 terlihat contoh dari component diagram.
34
Gambar 2.6 Component Diagram (anonim13)
Notasi yang digunakan dalam component diagram: Tabel 2.7 Notasi Component Diagram (Booch, 1999) Notasi
Keterangan Component Sebuah bagian fisik dan yang dapat tergantikan dari
Component1
sebuah sistem yang sesuai dengan dan menyediakan realisasi dari seperangkat interface.
35 Dependency Sebuah hubungan semantic antara 2 hal dimana perubahan pada salah satu (the independent thing) akan mempengaruhi semantic dari lainnya (the dependent thing).
6.
Deployment Diagram Deployment
diagram
menggambarkan
kumpulan
node
dan
hubungan antar node tersebut. Deployment diagram dipakai untuk menggambarkan penyebaran (deployment) dari suatu arsitektur. Pada Gambar 2.3 terlihat contoh dari deployment diagram.
Gambar 2.7 Deployment Diagram (Miller, 2008)
36 Notasi yang digunakan dalam deployment diagram: Tabel 2.8 Notasi Deployment Diagram (Booch, 1999) Notasi
Keterangan Node
Node1
Sebuah elemen fisik yang ada saat run time dan yang merepresentasikan hasil perhitungan sumber daya. Component Sebuah bagian fisik dan yang dapat tergantikan dari Component1
sebuah sistem yang sesuai dengan dan menyediakan realisasi dari seperangkat interface. Dependency Sebuah hubungan semantic antara 2 hal dimana perubahan pada salah satu (the independent thing) akan mempengaruhi semantic dari lainnya (the dependent thing). Association Merupakan hubungan struktural antar class yang saling berelasi.
2.14
Framework Microsoft .NET Framework Microsoft .NET adalah salah satu komponen dalam sistem operasi Microsoft Windows (anonim5) yang menyediakan kode-sumber dalam jumlah yang besar (pustaka) yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan aplikasi pada umumnya, dan mengatur proses eksekusi program yang ditulis dan ditujukan khusus menggunakan framework tersebut. Pustaka-pustaka yang disiapkan tersebut termasuk didalamnya cakupan antarmuka, akses data, kriptografi, algoritma numerik, dan komunikasi jaringan.
37 2.15
C# .NET Bahasa pemrograman C# dikembangkan oleh sebuah tim Microsoft yang dipimpin oleh Anders Hejlberg dan Scott Wiltamuth, yang dirancang khusus untuk platform .NET sebagai bahasa yang memungkinkan programmer untuk berpindah dengan mudah ke .NET (anonim6). C# mengadopsi bahasa C, C++, dan Java, yang mempermudah proses pembelajaran. C# secara penuh menggunakan metode berorientasi objek dan bahasa pemrograman visual, yang menghasilkan program menggunakan Integrated Development Environment (IDE). IDE memungkinkan programmer untuk membuat, menjalankan, dan menguji program C# dengan mudah dan cepat.
2.16
Web Service Web service adalah sebuah aplikasi yang dapat diakses oleh aplikasi– aplikasi menggunakan Simple Object Access Protocol (SOAP), Extensible Markup Language (XML), Web Service Description Language (WSDL), Universal Description Discovery and Integration (UDDI) melalui internet (anonim10). Ide utama dari web service adalah penyediaan logika aplikasi yang dapat diakses melalui internet. Web service adalah sebuah platform dan bahasa yang independen, dapat dibangun dengan menggunakan berbagai bahasa dan dapat disebar dalam berbagai platform, dari alat yang paling kecil hingga superkomputer yang besar. Web services mengkomunikasikan dengan menggunakan protokol XML dan web, yang dapat menembus, keduanya bekerja secara internal dan dijalankan dengan internet dan mendukung heterogenitas pengoperasian. Web services
38 menyederhanakan proses pembuatan aplikasi sehingga dapat berbicara satu sama lain. Web Services mendukung koneksi secara loosely coupled, yang meminimalkan akibat dari perubahan aplikasi. Antarmuka web services menyediakan sebuah layer abstraksi antara client dan server. Sebuah perubahan dalam satu aplikasi tidak mengancam aplikasi yang lain. Antarmuka yang abstrak juga membuat lebih mudah untuk menggunakan kembali sebuah service dalam aplikasi lain. SOAP merupakan protokol yang digunakan untuk pertukaran informasi terstruktur pada sistem yang terdistribusi. Teknologi yang digunakan SOAP adalah teknologi XML. SOAP memegang peranan penting dalam membangun atau memanggil sebuah web service, karena SOAP digunakan untuk pertukaran informasi antara klien dengan web service. XML merupakan sebuah standar World Wide Web Consortium (W3C) yang mengijinkan data untuk bersifat portable dan bebas mendeskripsikan dirinya, sehingga dapat dipertukarkan dengan mudah antar aplikasi maupun devices pada berbagai platform. Jadi XML merupakan ide untuk membuat format data yang universal dan standar. WSDL adalah suatu dokumen XML, yang menjelaskan metode-metode apa saja yang disediakan dalam suatu web services, paramater apa saja yang digunakan dalam pemanggilan suatu method, serta hasil yang diperoleh dari pemanggilan method tersebut. Jadi WSDL berguna untuk mendeskripsikan web services yang tersedia.
39 Web services yang telah di-publish di internet akan disimpan dalam sebuah direktori. Proses pencarian web service didefinisikan dalam sebuah standar UDDI. UDDI dapat membantu mencarikan alamat web service yang telah di-publish. UDDI bertujuan untuk menjembatani antara perusahaan yang mengembangkan serta mem-publish web service dengan programmer yang berusaha mencari dan menggunakan web service yang telah di-publish.
2.17
Duwamish Duwamish 7.0 is a multi-tier, distributed enterprise application built specifically for the Microsoft .NET Platform (Microsoft Corporation, 2008). Design, pengembangan, dan penerapan duwamish menyediakan penjelasan bagaimana pengembang dapat menggunakan fitur dari .NET platform untuk membangun aplikasi yang terpercaya, sesuai keinginan, dan bekerja dengan baik. Lebih lanjut, duwamish merupakan sebuah aplikasi yang terbagi menjadi empat tingkatan atau layer. Tingkatan-tingkatan pada duwamish adalah : 1.
Web Layer Layer ini menyediakan akses bagi client untuk menggunakan aplikasi.
2.
Business Facade Layer Layer ini menyediakan rancangan layar bagi web layer untuk menangani interaksi dengan user.
3.
Business Rule Layer Layer ini menyediakan bermacam-macam aturan dan logika dari proses bisnis.
40 4.
Data Access Layer Layer ini menyediakan layanan data untuk digunakan business rule layer. Selain empat tingkatan atau layer di atas, duwamish juga memiliki fungsi
yang dibungkus pada common layer. Common layer ini menyediakan datasets yang digunakan untuk berbagi informasi antara layer-layer yang ada.