BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Internet Menurut Turban, Rainer, Potter (2005:478), internet adalah jaringan komunikasi yang menghubungkan publik dan global yang menyediakan hubungan langsung kepada seseorang melalui Local Area Network (LAN) atau Internet Service Provider (ISP). Menurut Laudon & Traver (2009:119), internet adalah Sebuah jaringan yang saling berhubungan dari ribuan system dan jutaan komputer yang menghubungkan bisnis, lembaga pendidikan, agensi pemerintahan, dan individual secara bersamaan. Menurut Schneider (2011:53), intenet adalah sekelompok jaringan komputer yang telah berhubungan dengan menggunakan aturan-aturan tertentu dan menghubungkan jaringan di seluruh dunia. Menurut Peelen (2005:373), internet merupakan jaringan komputer universal dan masing-masing jaringan dapat terdiri dari komputer yang berbeda-beda, terminal, dan peralatan lain, seperti telepon mobile, digital personal assistans yang dapat digunakan untuk mendapatkan akses ke program, data, dan informasi. Menurut Levine dan Young (2010:9), internet juga dikenal sebagai jaringan yang merupakan jaringan komputer terbesar didunia.
10
11
2.1.2 Website Menurut Williams & Sawyer (2005:64), web adalah cara untuk mengakses informasi yang tersedia dengan menggunakan perangkat lunak yang disebut browser. Menurut Mcleod & Schell (2007:61), website adalah Kumpulan halaman web (umumnya terletak pada satu komputer) terhubung ke internet yang meng-host file hypermedia yang dapat diakses dari komputer lain pada jaringan dengan menggunakan link hypertext. Menurut Sardi (2004:4), website merupakan sekumpulan dokumen yang dipublikasikan melalui jaringan internet ataupun intranet sehingga dapat diakses oleh user melalui web browser. Menurut Akbar (2006:183), website adalah kumpulan halamanhalaman web yang terkumpul dalam satu nama domain, jika web ibarat buku maka halaman-halaman dari buku tersebut adalah judul buku. Menurut Turban, Rainer, Potter (2005:482), World Wide Web adalah sistem dengan standar yang diterima secara universal untuk menyimpan, mengambil, memformat, dan menampilkan informasi melalui client / server arsitektur dengan menggunakan fungsi transportasi internet.
2.1.3 E-commerce Menurut Whitten, Bentley, Dittman (2004:21), e-commerce adalah pembelian dan penjualan barang dan layanan dengan menggunakan internet. Menurut Turban, King, Lee (2012:38), e-commerce adalah proses membeli, menjualan, mentransfer, atau bertukar produk, layanan,
12
dan/atau informasi melalui jaringan komputer, terutama internet dan intranet. Menurut Padhyay (2003:3), e-commerce berarti melakukan bisnis secara elektronik yaitu seperti perdagangan, barang, jasa dan keahlian yang menggunakan komputer untuk terhubung satu sama lainnya. Menurut Olson & Olson (2000:41-44), e-commerce memungkinkan konsumen untuk membeli produk dan Jasa-jasa online menggunakan teknologi Internet dan infrastruktur yang terkait didalamnya. Menurut Kalakota & Whinston (1996:854), e-commerce didefinisikan perdagangan elektronik sebagai salah satu jenis metodologi bisnis modern. Ini adalah usaha untuk mengurangi biaya, untuk meningkatkan produk dan kualitas layanan, dan untuk meningkatkan kecepatan transmisi.
2.1.4
Pelanggan Menurut Moeljono (2003:47), pelanggan adalah seseorang yang secara terus menerus dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk, atau mendapatkan suatu jasa, dan membayar.produk atau jasa tersebut. Menurut Griffin (2005:31), pelanggan adalah seseorang yang menjadi terbiasa untuk membeli dari Anda. Kebiasaan itu terbentuk melalui pembelian dan interaksi yang sering selama periode waktu tertentu. Menurut Timm (2005:12-13), pelanggan terdiri dari dua bentuk yaitu intern dan ekstern. Pelanggan intern adalah orang, departemen, atau organisasi yang dilayani dengan apa yang kita kerjakan. Pelanggan
13
ekstern
adalah
orang-orang,
atau
departemen-departemen
yang
merupakan pemakai terakhir produk atau jasa milik organisasi.
2.1.5
Kepuasan Menurut Zeithaml, Bitner, Gremler (2009:104), kepuasan adalah pemenuhan respon para konsumen. Ini adalah penilaian bahwa fitur produk atau jasa, atau produk atau jasa itu sendiri, menyediakan sebuah tingkat konsumsi menyenangkan yang berhubungan dengan pemenuhan. Menurut
Hoffman
&
Bateson
(2006:304),
kepuasan
adalah
perbandingnan antara harapan atau persepsi pelanggan mengenai pelayanan yang sebenarnya. Menurut Baran, Galka, Strunk (2008:319), kepuasan adalah sebagian kecil dari hubungan kompleks pelanggan atau potensi pelanggan dengan sebuah merek. Menurut Harris (2003:2), kepuasan adalah perasaan keseluruhan dari kepuasan pelanggan dengan interaksi pelanggan. Menurut Kotler & Keller (2009:177), kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan.
2.1.6
Online Shopping/Berbelanja Online Menurut Karim (2011:28), online shopping adalah tindakan pembelian atau penjualan barang-barang, produk atau jasa-jasa melalui internet dari salah satu bentuk penggunaan media yang beragam jenisnya.
14
Menurut Jarvenpaa & Tood (1997), perkembangan belanja online telah mendorong penelitian luas yang bertujuan untuk menarik dan mempertahankan konsumen baik dari
pandangn konsumen atau
berorientasi teknologi.
2.2 Teori-teori Khusus 2.2.1
Metodologi Penelitian Menurut Sugiyono (2004:2), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti caracara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu, secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau
pengetahuan
tertentu,
dan
pengembangan
memperdalam dan memperluas pengetahuan yang ada.
berarti
untuk
15
Menurut Indriantoro & Supomo (2002:3) penelitian merupakan usaha penyelidikan yang sistematis dan terorganisasi. Kata sistematis dan terorganisasi menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuannya, penelitian menggunakan cara-cara atau prosedur-prosedur tertentu yang diatur dengan baik (metode-metode). Metodologi penelitian berisi pengetahuan yang mengkaji ketentuan mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian.
2.2.2
Jenis-jenis Penelitian Menurut Kuncoro (2003:5) jenis penelitian dibagi menjadi 2 yaitu menurut tujuan dan metode yaitu: 1. Jenis penelitian menurut tujuan, penelitian dibedakan menjadi penelitian dasar dan penelitian terapan. a. Penelitian Dasar sering disebut sebagai penelitian murni atau basic research, merupakan penelitian yang meliputi pengembangan ilmu pengetahuan. Penelitian semacam ini memang tidak secara langsung bertujuan memecahkan suatu masalah. Karena itu penelitian dasar biasanya dilakukan untuk menguji kebenaran teori tertentu, atau mengetahui konsep tertentu secara mendalam. b. Penelitian Terapan sering disebut juga sebagai applied research, merupakan penelitian yang menyangkut aplkasi teori untuk memecahkan permasalahan yang ada. Ada tiga macam contoh penelitian terapan, yaitu:
16
1. Penelitian Evaluasi Adalah
penelitian
memberikan
yang
masukan
diharapkan atau
dapat
mendukung
pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternative tindakan. 2. Penelitian dan Pengembangan Merupakan
penelitian
yang
bertujuan
untuk
mengembangkan produk sehingga produk tersebut mempunyai kualitas yang tinggi. 3. Penelitian Tindakan Adalah penelitian yang dilakukan untuk segera dipergunakan sebagai dasar tindakan pemecahan masalah yang ada. 2. Penelitian menurut metode, penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian historis, penelitian deskriptif, penelitian korelasional, penelitian kausal komparatif, dan penelitian eksperimental. a) Penelitian Historis yaitu penelitian yang meliputi kegiatan penyelidikan, pemahaman, dan penjelasan keadaan yang telah lalu. Tujuan penelitian historis adalah sampai dengan suatu kesimpulan mengenai sebab-sebab, dampak, atau perkembangan dari kejadian yang telah lalu yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan kejadianskarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang. Peneliti historis pada umumnya tidak mengumpulkan data kejadian yang
17
ada. Sumber data yang dipergunakan dapat bersumber dari data primer atau data sekunder. Data primer adalah laporan sakti mata dan dokumen original sedangkan data sekunder misalnya deskripsi yang disusun orang lain namun bukan saksi mata. b) Penelitian Deskriptif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian. Tipe yang umum dari penelitian deskriptif meliputi penilaian sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi, keadaan, ataupun prosedur. c) Penelitian Korelasional, penelitian yang berusaha untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada diantara variabel yang diteliti. Variabel adalah suatu konsep yang dapat diasumsikan sebagai suatu kisaran nilai, contohnya adalah pendapatan, umur, tingkat pendidikan, motivasi, dan keberhasilan. Penelitian korelasi tidak menjelaskan sebab akibat, melainkan hanya menjelaskan ada atau tidak adanya hubungan antara variabel yang diteliti. d) Penelitian Kausal Komparatif dan Eksperimental yaitu penelitian yang mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, studi kausalitas juga menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Studi kausalitas dibedakan menjadi :
18
1. Kausalitas satu arah : X => Y, artinya X menyebabkan Y Y => X, artinya Y menyebabkan X 2. Kausalitas dua arah : Y X, artinya ada hubungan simultan antara Y dan X karena Y menyebabkan , dan X menyebabkan Y. Penelitian
kausal-komparatif
dan
eksperimental
merupakan dua macam penelitian yang berbeda, namun keduanya memiliki beberapa persamaan, kedua metode penelitian ini berusaha untuk melihat adanya hubungan sebab-akibat, juga meliputi perbandingan antar grup. Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa dalam penelitan eksperimental, pernyataan ‘sebab’ dikendalikan, sedangkan dalam kausal komparatif
tidak. Dalam
penelitian eksperimental, aktivitas atau karakteristik yang dipercaya
menyebabkan
perubahan
disebut
sebagai
variabel bebas, sedangkan perubahan atau akibat yang diperhitungkan terjadi atau tidak terjadi disebut sebagai variabel terikat, artinya terikat kepada variabel bebas. Jadi penelitian ini merupakan studi yang menyelidiki hubungan sebab-akibat, menyelidiki akibat yang ditimbulkan oleh variabel bebas kepada variabel terikat. Dalam studi eksperimental, peneliti mengendalikan paling tidak satu variabel bebas dan mengamati akibat yang terjadi kepada satu atau lebih variabel terikat. Esensi dari
19
eksperimen
adalah
pengendalian,
contoh
penelitian
eksperimental sebagai berikut: -
Dampak dari penilaian diri sendiri pada moral karyawan. Variabel bebas adalah penilaian (oleh diri sendiri, atau oleh pengawas), variabel terikat adalah moral.
-
Dampak pengarahan atasan terhadap pelaksanaan pekerjaan. Variabel bebas adalah tipe pengarahan (pengarahan yang bersifat positif dibandingkan dengan pengawasan secara fisik, atau dapat pula diberikan atau tidak diberikan pengarahan), variabel terikat adalah kinerja pekerjaan.
Dalam penelitian kausal-komparatif. Variabel bebas merupakan hal yang sudah terjadi dan tidak dikendalikan. Variabel bebas yang secara alami tidak dapat dikendalikan misalnya jenis kelamin (pria atau wanita). Variabel bebas yang secara alami tidak dapat dikendalikan misalnya cacat fisik, dan variabel yang tidak perlu dikendalikan walaupun mungkin bisa, misalnya metode pelatihan. Menurut Sugiyono (2004:5), jenis-jenis penelitian dikelompokkan menurut tujuan, metode, tingkat ekplanasi, dan analisis & jenis data yang terlampir di tabel berikut ini.
20
Tabel 2.1 Jenis-jenis Penelitian Menurut Tujuan, Metode, Tingkat Ekpalanasi dan Jenis Data Tujuan A. Murni B. Terapan
Metode A. Survey B. Ex. Post Facto C. Eksperimen D. Naturalistik E. Policy Research F. Action Research G. Evaluasi H. Sejarah
Tingkat Eksplanasi 1. Deskriptif 2. Komparatif 3. Asosiatif
Analisis & Jenis Data 1. Kuantitatif 2. Kualitatif 3. Gabungan
(Sumber : Sugiyono, 2004) Menurut tujuan, penelitian terapan adalah sebuah penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, tetapi bila penelitian yang dilakukan diarahkan sekedar untuk memahami masalah secara mendalam dalam organisasi secara mendalam (tanpa ingin menerapkan hasilnya) maka hal itu dinamakan penelitian dasar atau murni. Menurut metode, dapat dikelompokkan menjadi metode penelitian survey, ex post facto, eksperimen, naturalistic, policy research, action research, evaluasi dan sejarah. 1. Penelitian Survey Adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadiankejadian relative, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.
21
2. Penelitian Ex Post Facto Adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian eksperimen yaitu jika x maka y, hanya saja dalam penelitian ini tidak ada manipulasi langsung terhadap variabel independen. Contohnya : penelitian untuk mengungkapkan sebab-sebab terjadinya kebakaran pabrik sepatu.
Penelitian
untuk
mengungkapkan
sebab-sebab
terjadinya penurunan produktivitas penjualan. 3. Penelitian Eksperimen Adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Terdapat empat (4) bentuk metode eksperimen yaitu pre experimental, true eksperimental, factiorial, dan quasi experimental. Penelitian eksperimen ini pada umumnya dilakukan pada laboratorium misalnya : pengukur unsur kimia tertentu terhadap kelezatan makanan; pengaruh jenis bahan tertentu terhadap keawetan warna kain, dsb. 4. Penelitian Naturalistic Sering disebut dengan metode kualitatif, yaitu sebuah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah ( sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
22
sebagai instrument kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara induktif, hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada
generalisasi.
Contoh:
penelitian
untuk
mengungkapkan makna upacara ritual atau adanya sesaji terhadap keberhasilan bisnis. 5. Penelitian Policy (Policy Research) Penelitian ini dimulai karena adanya masalah, dan masalah ini pada umumnya dimiliki oleh para administrator/manajer atau para pengambil keputusan pada suatu organisasi. 6. Penelitian Tindakan (Action Research) Penelitian tindakan adalah suatu proses yang dilalui oleh perorangan atau kelompok yang menghendaki perubahan dalam situasi tertentu untuk menguji prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan tersebut dan kemudian, setelah sampai
pada
tahap
kesimpulan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan, lalu melaksanakan prosedur ini. 7. Penelitian Evaluasi Dapat dinyatakan sebagai evaluasi, tetapi dalam hal lain juga dapat dinyatakan sebagai penelitian. Sebagai evaluasi berarti hal ini merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standard dan program yang telah ditetapkan. Evaluasi sebagai penelitian berarti akan berfungsi untuk menjelaskan fenomena.
23
8. Penelitian Sejarah Berkenan dengan analisis yang logis terhadap kejadiankejadian yang berlangsung dimasa lalu. Jadi penelitian tidak mungkin lagi mengamati kejadian yang akan diteliti. Walaupun demikian sumber data penelitian ini datanya bisa primer, yaitu orang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau sumber-sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu. Menurut tingkat ekplanasinya, adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain dimana dikelompokkan menjadi, deskriptif, komparatif, dan asosiatif. 1. Penelitian Deskriptif Adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. 2. Penelitian Komparatif Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan, variabel nya masih sama dengan penelitian variabel mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda. 3. Penelitian Asosiatif/Hubungan Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan yang tertinggi bila dibandingkan dengan
24
penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Pada penelitian ini minimal terdapat dua variabel yang dihubungkan, bentuk hubungan antar variabel ada tiga yaitu : simetris, kausal dan interaktif/reciprocal. Hubungan simetris adalah suatu bentuk hubungan karena munculnya bersama-sama. Hubungan Kausal adalah hubungan sebab-akibat, bila X maka Y, contoh bila gaji pegawai negeri maupun swasta naik, maka daya beli masyarakat akan naik. Hubungan Interaktif atau Resiprocal atau timbal balik adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Penelitian menurut jenis data & analisis dapat dikelompokkan menjadi dua hal utama yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Pada suatu proses penelitian sering hanya terdapat satu jenis data yaitu kuantitatif atau kualitatif saja, tetapi mungkin juga gabungan keduanya. Dalam analisis data juga terdapat dua macam, yaitu analisis data kuantitatif dengan statistik dan kualitatif(tidak mengutamakan statistik). Data kualiitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angkat atau data kualitatif yang diangkakan.
25
2.2.3
Teknik Pengumpulan Data Menurut
Sugiyono
(2004:129),
pengumpulan
data
dapat
menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya. Interview (wawancara) digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalah yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon. 1. Wawancara Terstruktur Digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah
disiapkan.
Selain
itu
pengumpul
data
juga
dapat
26
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur atau material lain yang dapat membantu wawancara menjadi lancar. 2. Wawancara Tidak Terstruktur Adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara
tidak
terstruktur
sering
digunakan
dalam
penelitian pendahuluan atau makalah untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Dalam wawancara tidak terstuktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden. Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut, maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaaan berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan. Menurut Sugiyono (2004:135) kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan
tersebar
di
wilayah
yang
luas.
Kuesioner
dapat
berupa
27
pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka yang dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau online. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara atau kuesioner. Wawancara atau kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur. a. Observasi Berperanserta (Participant Observation) Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. b. Observasi Nonpartisipan Peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Misalnya peneliti mengamati perilaku pembeli barang-barang pada
28
suatu pusat belanja, maka peneliti akan mencatat, menganalisis dan membuat kesimpulan tentang perilaku pembeli barang-barang tersebut. c. Observasi Terstruktur Adalah observasi yang dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati, dimana tempatnya. Observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu pasti tentang variabel apa yang akan diamati, dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Pedoman wawancara terstruktur atau angket tertutup dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi. d. Observasi Tidak Terstruktur Adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan
diamati dan didalam
melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
2.2.4
Macam-macam Data Penelitian Menurut Sugiyono (2004:14), macam data ada dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkat (skoring : baik sekali = 4, baik = 3, kurang baik = 2, tidak baik = 1).
29
Data kuantitatif dibagi mejadi dua, yaitu data disktit/nominal, dan data kontinum. Data nominal adalah data yang hanya dapat digolongkangolongkan secara terpisah, secara diskrit atau kategori. Data ini diperoleh dari hasil menghitung, misalnya dalam suatu kelas setelah dihitung terdapat 50 mahasiswa, terdiri atas 30 pria dan 20 wanita. Dalam suatu kelompok terdapat 1000 suku jawa dan 500 suku sunda dll. Jadi data nominal adalah data diskrit, bukan data kontinum. Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkat dan ini diperoleh dari hasil pengukuran. Data ini dibagi menjadi data oridinal, data interval dan data ratio. Data ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat. Misalnya juara 1, 2, 3 dan seterusnya. Data ini bila dinyatakan dalam skala, maka jarak satu data dengan data yang lain tidak sama. Data interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidak mempunyai nilai nol (0) absulut /mutlak. Contoh skala termometer, walaupun ada nilai 0 C, tetapi tetap ada nilainya. Data-data yang diperoleh dari pengukuran dengan instrumen sikap skala Likert misalnya adalah berbentuk data interval. Data interval dapat dibuat menjadi data ordinal (peringkat). Data ratio adalah data yang jaraknya sama, dan mempunyai nilai nol mutlak.
2.2.5
Sampel Menurut Sugiyono (2004:73), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar peneliti tidak mungkin mamperlajari semua yang ada pada populasi,
30
misalnya karena keterbatasan data, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
2.2.6
Menentukan Ukuran Sampel Menurut Sugiyono (2004:79), jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Makin besar sampel jumlah populasi mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya jika jumlah sampel semakin kecil menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum). Berikut diberikan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Rumus Menentukan Ukuran Sampel Keterangan : λ² =
dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5%, 10%
P =
Q = 0,5
d =
0,05
s =
jumlah sampel
N =
jumlah populasi
31
2.2.7
Teknik Sampling Menurut Sugiyono (2004:73), teknik sampling merupakan teknik pangambilan sampel, untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Pada dasarnya teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu Probability sampling dan Nonprobability sampling.
2.2.7.1 Probability Sampling Menurut Sugiyono (2004:74), probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel) yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi : Simple Random Sampling, Proportionate Stratified Random Sampling, Disproportionate Stratified Random Sampling, Area (cluster) Sampling. •
Simple Random Sampling Dikatakan sederhana karena pengambilan sampel angota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu dengan syarat anggota populasi dianggap homogen.
•
Proportionate Stratified Random Sampling Merupakan teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional.
•
Disproportionate Stratified Random Sampling Merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tapi kurang proposional.
32
•
Cluster Sampling (Area Sampling) Merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
2.2.7.2 Nonprobability Sampling Menurut Sugiyono (2004:77), nonprobability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, teknik sampel ini diantaranya adalah : Sampling Sistematis, Sampling Kuota, Sampling Aksidental, Sampling Purposive, Sampling Jenuh, Snowball Sampling. •
Sampling Sistematis Adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggotapopulasi yang telah diberi nomor urut misalkan anggota populasi yang terdiri dari 100 orang diberi nomor urut 1-100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu.
•
Sampling Kuota Adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan, contohnya akan dilakukan penelitian tentang pendapatan masyarakat terhadap produk industri tertentu
33
dengan jumlah sampel yang ditentukan 500 orang, kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai karena belum memenuhi kuota yang ditentukan. •
Sampling Aksidenta Adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
•
Sampling Purposive Adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif.
•
Sampling Jenuh Adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, teknik ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
•
Snowball Sampling Adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian
membesar
ibarat
bola
salju
yang
menggelinding lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan
34
sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, kemudian dua orang ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel begitu pula seterusnya sehingga jumlah sampel semakin banyak. Jumlah anggota sample sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sample yang 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri.
2.2.8
Skala Pengukuran Menurut
Sugiyono
(2004:84),
skala
pengukuran
merupakan
kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Adapun macam-macam skala pengukuran diantaranya adalah : 1. Skala nominal 2. Skala ordinal 3. Skala interval dan, 4. Skala rasio. Berbagai skala yang dapat digunakan untuk penelitian bisnis antara lain adalah : 1. Skala Likert 2. Skala Guttman 3. Rating Scale 4. Semantinct Deferensial 5. Skala Thurstone
35
Dari kelima jenis skala tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan mendapatkan data interval atau rasio. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Guttman akan didapatkan jawaban yang tegas yaitu ”ya-tidak”; ”benar-salah”; ”pernah-tidak pernah”; ”positif-negatif”, dll. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif), jadi kalau pada skala Likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari kata ”sangat setuju” sampai ”sangat tidak setuju”, maka pada skala Guttman hanya ada dua interval yaitu ”setuju” atau ”tidak setuju”. Semantic Deferential merupakan skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya sangat positifnya terletak di bagian kanan garis, dan jawabannya yang sangat negatif terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya. Rating Scale yaitu dimana data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
2.2.9
Populasi Menurut Sugiyono (2004:72), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
36
2.2.10 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2004:31), variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Kuncoro (2003:41), variabel adalah sesuatu yang dapat memebedakan atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk objek atau orang yang sama, atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Contoh : variabel antara lain skor ujian, angka ketidakhadiran, dan motivasi.
2.2.10.1 Macam-macam Variabel Menurut Sugiyono (2004:33) macam-macam variabel dibedakan menjadi variabel independen, dependen, moderator, intervening, kontrol. •
Variabel Independen sering juga disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
•
Variabel Dependen sering disebut variabel output, kriteria, konsekuensi. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat dimana variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
37
•
Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dan dependen, variabel ini disebut juga sebagai variabel independen kedua.
•
Variabel Intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.
•
Variabel Kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
2.2.11 Hipotesis Menurut Sugiyono (2004:160),
hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Perumusan statistik hipotesis penelitian sebagai berikut:
38
Hipotesis statistika:
H0: ρ = 0,Jika = 0 berarti tidak ada hubungan H1: ρ ≠ 0,Jika ≠ 0 berarti terdapat hubungan Keterangan: H0
=
Hipotesis nol
H1
=
Hipotesis alternatif
ρ
=
Nilai korelasi dalam formulasi yang di hipotesiskan
2.2.12 Teknik Regresi Berganda Menurut Sugiyono (2010:277), regresi digunakan untuk meramal bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya), jadi analisi regresi ganda akan dilakukan jika jumlah variabel independennya minimal 2. Persamaan regresi untuk n prediktor adalah : Y = a+bıXı + b2X2 + .... +bnXn Keterangan: Y = subyek dalam variabel dependen yang diprediksi. a = Harga Y bila X = 0 (harga konstanta). b=
angka regresi atau koefisiensi regresi, yang menunjukan angka peningkatan atau penurunan variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila b (-) maka terjadi penurunan.
X = Subyek pada variabel yang memiliki nilai tertentu. n = Jumlah prediktor.
39
2.2.13 Statistik Deskriptif Menurut Sugiyono (2004:143), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi. Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata, dan standar deviasi, perhitungan prosentase. Dalam statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sample dan populasi. Hanya perlu diketahui bahwa dalam analisis korelasi, regresi, atau membandingkan rata-rata atau lebih tidak perlu diuji signifikasinya. Jadi secara teknis dapat diketahui bahwa, dalam statistik deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi.
40
2.2.14 Evaluasi Pengaruh Usefulness, Reliability, Usability dan Website Design pada Kepuasan Pelanggan Online
Gambar 2.2 Model Penelitian (Sumber : Karim, 2011) Menurut Karim (2011), pada saat ini, online shopping sedang meningkat secara mendunia. Ini adalah hal penting untuk konsumen agar menyadari dan mengetahui bagaimana cara menambah keuntungan dan menghindari resiko berbelanja online. Tujuan dari research/journal ini adalah
untuk
mengidentifikasi
dan
meneliti
faktor-faktor
yang
mempengaruhi tujuan dari konsumen melalui riset online shopping yang berada di Bahrain. Empat faktor-faktor utama dari tujuan pengguna online shopping
yaitu: usability, usefulness, reliability, dan website
design yang berhubungan dengan sikap orang-orang untuk mengukur online shopping satisfaction.
41
a. Usefulness Menurut Park dan Gretzel (2006), mengindikasikan bahwa Usefulness, dan Reliability adalah kunci utama untuk faktor penentuan dari jalannya pemakaian mesin meta-search. Menurut Lee, Kozar dan Larson (2003) Usefulness sudah ditemukan untuk selalu menjadi dorongan terkuat untuk mengapprove sebuah teknologi. Dalam variabel
usefulness, memiliki sub-variabel sebagai
berikut: •
Lee & Joshi (2007:82) lebih spesifik mengatakan bahwa, “Better Price dapat menghemat harga dan waktu yang dihabiskan dalam mencari produk yang dibutuhkan dibandingkan dengan toko tradisional”.
•
Lee & Joshi (2007:90) lebih spesifik mengatakan bahwa “Delivery Performance dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menyediakan kemasan yang aman, memilih pilihan pengiriman yang efektif, membuat feedback yang cepat pada status pengiriman barang, dan penjaminan pengiriman barang yang tepat waktu dari produk yang dipesan oleh pelanggan”.
•
Lee & Joshi (2007:83) lebih spesifik mengatakan bahwa “Product Variety memfasilitasi pelanggan agar memiliki
banyak
alternatif
pemenuhan kebutuhan mereka”.
untuk
mengevaluasi
42
•
Heijden et al., (2001:3) lebih spesifik mengatakan bahwa
“Convenience
menawarkan
kecepatan
pembelian yang lebih baik dan sangat nyaman saat digunakan”. b. Reliability Menurut Pavlou dan Chai (2002) Reliability adalah faktor penting yang paling tinggi dalam konteks online shopping dan perilaku consumer. Dalam variabel
Reliability, memiliki sub-variabel sebagai
berikut: •
Pavlou dan Chai (2002:242), lebih spesifik mengatakan bahwa “Trust merupakan probabilitas subjektif dimana konsumen melakukan
mengharapkan transaksi
Web
tertentu
retailer sesuai
akan dengan
ekspektasinya”. •
Pavlou dan Chai (2002:243), lebih spesifik mengatakan bahwa “Attitude merupakan evaluasi menyeluruh dari aktivitas transaksi dengan Web retailer, yang dapat mempengaruhi aktivitas transaksi yang diusulkan dengan retailer”.
•
Pavlou dan Chai (2002:244), lebih spesifik mengatakan bahwa “Societal Norm mengikuti mode masyarakat yang lebih besar (siklus pengaruh yang besar)”.
•
Pavlou dan Chai (2002:244), lebih spesifik mengatakan bahwa “Social Influence mengikuti pendapat dari
43
keluarga, teman, dan rekan-rekan (siklus pengaruh yang kecil)”. •
Pavlou dan Chai (2002:241), lebih spesifik mengatakan bahwa “Perceived Behavioral Control merupakan persepsi konsumen dalam kendali atas transaksi yang potensial”.
•
Jarvenpaa et al., (2000:48), lebih spesifik mengatakan bahwa “Perceived Size adalah ukuran toko yang membantu
konsumen
dalam
membentuk
kesan
kepercayaan dari toko tersebut”. •
Jarvenpaa et al., (2000:48), lebih spesifik mengatakan bahwa “Reputation merupakan sejauh mana pembeli percaya kepada perusahaan penjual yang jujur dan peduli terhadap pelanggan”.
•
Jarvenpaa et al., (2000:49), lebih spesifik mengatakan bahwa “Risk Perception merupakan keyakinan tentang keuntungan
dan
kerugian
diluar
pertimbangan-
pertimbangan terhadap hubungan-hubungan dengan pihak tertentu”. c. Usability Menurut Thelwall (2000), Usability adalah sebuah issue penting untuk sebuah website, dimana terdiri beberapa sub diantaranya: -
Thewall (2000:6) lebih spesifik mengatakan bahwa “Accessibility merupakan situs yang harus bekerja dengan
44
baik dan berfungsi secara memadai seperti menghindari penggunaan
aplikasi
tambahan
sehingga
tidak
menyulitkan si pengguna”. -
Thewall (2000:7) lebih spesifik mengatakan bahwa “Navigation memfasilitasi pengguna dapat melihat dengan mudah apa saja yang tersedia diseluruh situs dari halaman utama website”.
-
Thewall (2000:7) lebih spesifik mengatakan bahwa “Readability merupakan situs yang harus memiliki teks pada latar belakang yang sesuai dan tidak memiliki motif atau background yang mempersulit pengguna untuk melihat teks”.
-
Thewall (2000:6) lebih spesifik mengatakan bahwa “Download Speed merupakan waktu yang dibutuhkan untuk men-download konten yang dapat cepat muncul di layar. Ada dua faktor relevan yang mempengaruhi download time yaitu jumlah lalu lintas di internet yang sedang online dan kecepatan link antara komputer pengguna dengan web server hosting. Faktor kecepatan yang paling penting berada dibawah kendali designer yaitu ukuran total semua file yang membentuk setiap halaman”.
-
Kim et al., (2003:2) & Nielsen (2001) lebih spesifik mengatakan bahwa “Required Task Time adalah seberapa mudah pengguna menyelesaikan task pertama kalinya
45
terhadap design tersebut dan seberapa cepat pengguna dapat melakukan task yang dilakukan”. -
Kim et al., (2003:2) & Nielsen (2001) lebih spesifik mengatakan bahwa “The Error Rate adalah Seberapa banyak kesalahan yang dilakukan oleh pengguna, dan seberapa parah kesalahan yang dibuat, dan seberapa mudah para pengguna dapat memulihkan kembali dari kesalahannya”.
-
Kim et al., (2003:2) & Nielsen (2001) lebih spesifik mengatakan bahwa “User's Subjective Satisfaction adalah Seberapa nyaman pengguna menggunakan desain website tersebut”.
d. Website Design Oppenheim and Ward (2006), juga mengklasifikasikan karakteristik website design yang efektif sebagai berikut: -
Oppenheim
and
Ward
(2006:238),
lebih
spesifik
mengatakan bahwa “Presentation Elements merupakan Situs mengelompokkan produk dalam cara yang mirip dengan yang mereka lihat di toko”. -
Oppenheim
and
Ward
(2006:241),
lebih
spesifik
mengatakan bahwa “Accessibility merupakan situs yang harus memiliki kemudahan dalam mengaksesnya, dimana pengguna dengan kelemahan penglihatan dan mobilitas dapat
diperbaiki
apabila
designer
meminimalkan
penggunaan grafik, ukuran huruf teks yang kecil,
46
menghindari pop-up window,
memisahkan
browser
window, atau membagi menu dan meminimalkan jumlah link pada sebuah halaman”. -
Oppenheim
and
Ward
(2006:239),
lebih
spesifik
mengatakan bahwa “Content merupkan situs yang harus menyediakan deskripsi dan gambar-gambar atau foto-foto produk dan menampilkan harga dan ketersediaan produk secara jelas”. -
Oppenheim and Ward (2006:2341), lebih spesifik mengatakan bahwa “Navigation merupakan bar navigasi yang terdiri atas link yang jelas untuk membantu meningkatkan navigasi bagi pengunjung”.
-
Oppenheim
and
Ward
mengatakan
bahwa
(2006:242),
“Language
lebih
adalah
spesifik
situs
yang
menyediakan pilihan bahasa untuk pengguna”. -
Oppenheim
and
Ward
(2006:242),
lebih
spesifik
mengatakan bahwa “Transaction Pages merupakan situs yang harus menyediakan transaksi online yang dibuat sesederhana mungkin dan tidak boleh terlalu memakan banyak waktu”. -
Oppenheim
and
Ward
(2006:238),
lebih
spesifik
mengatakan bahwa “Security, Privacy and Authority merupakan keamanan yang memiliki perhatian penting untuk desain website e-business. Pengunjung akan lebih
47
percaya tingkat keamanannya pada situs yang terlihat professional”. e. Online Shopping Satisfaction Menurut Athiyaman (2002), mengindikasikan bahwa sikap adalah sebuah evaluasi individual tentang konsekuensi dari penunjukan sebuah perilaku. Menurut Ho & Wo (1999), mengungkapkan bahwa adanya beberapa hubungan - hubungan positif antara sikap berbelanja online dan 5 faktor kategori yang menunjang kepuasan, kategorikategori tersebut adalah : -
Ho & Wo (1999:4), lebih spesifik mengatakan bahwa “Logistical Support merupakan respon yang cepat untuk kebutuhan
pelanggan,
seperti
menyediakan
saluran
komunikasi (misalnya, email atau fax), pengiriman barang yang cepat bagi pelanggan, dan menyediakan layanan purna jual”. -
Ho & Wo (1999:4), lebih spesifik mengatakan bahwa “Technological
Characteristics
komputer modern dan
merupakan
fasilitas
jaringan serta sistem informasi
yang baik”. -
Ho & Wo (1999:4), lebih spesifik mengatakan bahwa “Information Characteristics merupakan hasil informasi yang handal dan transaksi yang aman”.
-
Ho & Wo (1999:4), lebih spesifik mengatakan bahwa “Homepage Presentation menyediakan interface yang
48
mudah digunakan dan memiliki detil informasi produk atau barang”. -
Ho & Wo (1999:4), lebih spesifik mengatakan bahwa “Product Characteristics menyediakan berbagai variasi barang dan harga yang murah untuk barang-barang tersebut”
-
Athiyaman (2002:235), lebih spesifik mengatakan bahwa “Attitude
Behaviour merupakan evaluasi seseorang
tentang konsekuensi dari perilaku”. -
Athiyaman (2002:235), lebih spesifik mengatakan bahwa “Social Influence merupakan persepsi seseorang tentang tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan”.
-
Athiyaman (2002:235), lebih spesifik mengatakan bahwa “Perceived Behavioral Control merupakan persepsi seseorang tentang kemudahan atau kesulitan dalam melakukan perilaku”.
49
2.3 Kerangka Berpikir
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
50
Penelitian diawali dengan perumusan masalah yang ingin diambil sebagai topik penelitian yang akan diteliti. Setelah itu kemudian diadakan studi literatur untuk mencari teori-teori yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk memulai penelitian, serta juga mencari jurnal-jurnal yang berhubungan dengan topik penelitian ini. Selanjutnya dilanjutkan dengan membuat model penelitian dengan menentukan variabel-variabel bebas dan variabel-variabel terikat dan membuat kuesioner untuk disebarkan kepada mahasiswa aktif semester ganjil 2012/2013 Universitas Bina Nusantara. Setelah itu, dilakukan penyebaran kuesioner uji coba kepada 30 orang untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Setelah valid dan reliabel, kemudian dilakukan penyebaran kuesioner untuk menguji korelasi dan regresi untuk menjawab hipotesis yang ada. Dari hasil hipotesis yang diperoleh, diambil simpulan dan rekomendasi atas penelitian ini.