BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1.
Teori Umum
2.1.1. Sistem Informasi Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan secara bersama untuk mencapai tujuan spesifik. Sistem juga bisa dikatakan sebagai kumpulan dari bagian yang saling berhubungan ataupun terintegrasi (Gelinas dan Dull, 2008: 11). Sistem sebagai proses perubahan data menjadi informasi yang dilakukan melalui beberapa tahapan yang dimulai dengan huruf C yaitu: 1. Contextualized: memahami manfaat data yang dikumpulkan. 2. Categorized: memahami unit analisis atau komponen kunci dari data. 3. Calculated: menganalisis data secara matematik atau secara statistik. 4. Corrected: menghilangkan kesalahan dari data. 5. Condensed: meringkas data dalam bentuk yang lebih singkat dan jelas. Suatu sistem yang baik memerlukan informasi. Semakin lengkap dan baik informasi yang disajikan maka semakin baik kualitas dari sistem tersebut. McLeod dan Schell (2007: 115) menjabarkan “hal-hal yang perlu diperhatikan untuk informasi yang disajikan dapat dipakai: 1.
Akurat Informasi yang disampaikan harus tidak memiliki kesalahan serta dapat menggambarkan maksud dan tujuan yang hendak dicapai.
2.
Relevan Informasi yang disampaikan harus sesuai dengan fakta dan dapat dengan mudah dipahami oleh para pemakai dan pengguna.
3.
Tepat waktu Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat. Terjadi keterlambatan informasi akan berakibat fatal.
4.
Lengkap Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus lengkap. Informasi yang tidak lengkap akan mempengaruhi pengambilan keputusan dan tindakan.”
7
8 Sistem informasi adalah rangkaian dari prosedur formal yang merupakan gabungan dari pengguna, piranti lunak, perangkat keras, dan jaringan
komunikasi,
dimana
mengumpulkan,
memproses,
serta
mendistribusikan data dalam bentuk informasi. Sistem informasi dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dan Sistem Informasi Manajemen (SIM) (Hall dan James, 2008: 7). 2.1.2. Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi adalah subsistem dari SIM (sistem informasi manajemen) yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, serta informasi lain yang diperoleh dari transaksi akuntansi yang rutin (Rama dan Jones, 2008:5). Kegunaan dari sistem informasi akuntansi bagi perusahaan antara lain, sebagai berikut: 1.
Menghasilkan laporan-laporan eksternal Perusahaan menghasilkan
menggunakan
sistem
laporan-laporan
informasi
khusus
yang
akuntansi dapat
untuk
memuaskan
kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pihak eksternal perusahaan seperti investor, kreditur, penagih pajak dan lainnya. 2.
Mendukung aktivitas rutin Manajer membutuhkan sistem informasi akuntansi untuk mendukung aktivitas rutin di dalam perusahaan untuk siklus operasi perusahaan seperti penerimaan pesanan, pengiriman barang, penagihan piutang, hingga penerimaan kas.
3.
Mendukung pengambilan keputusan Informasi pun dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan yang bersifat non-rutin pada semua tingkat organisasi, seperti informasi mengenai produk yang paling laku terjual dan informasi mengenai pelanggan yang melakukan pembelian terbanyak. Informasi tersebut penting untuk perencanaan produk baru, untuk memutuskan produk yang mana yang harus selalu tersedia serta cara untuk memasarkan produk kepada pelanggan.
4.
Perencanaan dan pengendalian
9 Sistem
informasi
dibutuhkan
untuk
aktivitas
perencanaan
dan
pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya standar akan disimpan menggunakan sistem informasi agar dapat dirancang laporan untuk membandingkan antara anggaran yang telah ditetapkan dengan jumlah yang sesungguhnya. 5.
Mengimplementasikan pengendalian internal Pengendalian internal meliputi kebijakan, prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi asset perusahaan dari kehilangan atau penggelapan dan untuk memelihara akurasi data keuangan. Hal tersebut dapat tercapai dan berhasil dengan membangun pengendalian ke dalam sebuah sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi. Sistem informasi akuntansi memilki enam komponen untuk dapat
dijalankan (Romney dan Steinbart, 2012:30) yaitu: 1.
Orang Pengguna yang mengoperasikan sistem dan menjalankan berbagai fungsi.
2.
Prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi Prosedur dan instruksi baik manual maupun terotomatisasi yang terlibat di dalam kegiatan pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data mengenai kegiatan organisasi.
3.
Data Data mengenai organisasi dan proses bisnis dari organisasi.
4.
Software Software yang digunakan untuk mengolah data organisasi.
5.
Infrastruktur teknologi informasi Infrastruktur teknologi informasi termasuk komputer, peripheral devices, dan
perangkat
jaringan
komunikasi
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mentransmisikan data serta informasi. 6.
Pengendalian internal dan langkah pengamanan Pengendalian yang dilakukan untuk menjaga keamanan data di dalam sistem informasi akuntansi.”
10 2.2.
Teori Khusus
2.2.1. Siklus Pemrosesan Transaksi Pada Sistem Informasi Akuntansi Siklus pemrosesan transaksi pada sistem adalah suatu rangkaian aktivitas yang dilakukan suatu perusahaan dalam melakukan bisnisnya, mulai dari proses pembelian, hingga penjualan barang atau jasa. Siklus transaksi pada perusahaan dapat dibagi menjadi lima subsistem (Romney dan Steinbart, 2012:27), antara lain: 1.
Revenue cycle (siklus pendapatan), terjadi dari transaksi penjualan hinggapenerimaan kas.
2.
Expenditure cycle (siklus pengeluaran), terdiri dari transaksi pembelian dan pengeluaran kas.
3.
Human Resource/Payroll cycle (siklus sumber daya manusia), terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan perekrutan tenaga kerja dan pembayaran gaji untuk tenaga kerja.
4.
Production cycle (siklus produksi), terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan pengubahan bahan mentah menjadi produk/jasa yang siap untuk dipasarkan.
5.
Financing cycle (siklus keuangan perusahaan), terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan penerimaan modal dari investor dan kreditor.”
2.2.2. Sistem Informasi Penjualan dan Penerimaan Kas Penjualan merupakan pemindahan manfaat dan hak kepemilikan barang atau jasa dari pihak penjual kepada pihak pembeli, baik penjualan kredit maupun penjualan tunai, yang termasuk dalam transaksi penjualan adalah penjualan produk dan penyediaan jasa (Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2007: 909). (Romney dan Steinbart, 2012:373), lebih spesifik mengatakan ”Aktivitas terakhir di dalam siklus pendapatan berhubungan dengan penerimaan kas. Kasir akan melaporkan penerimaan, menangani remittance pelanggan dan akan menyetorkan uang ke bank”. Sedangkan Warren, Reeve, dan Fess (2005:284), menjelaskan lebih lanjut” Kas termasuk uang koin, uang kertas, cek, money order dan deposito yang tersedia untuk langsung digunakan baik yang ada di bank maupun di institusi keuangan lainnya”. Sehingga, penerimaan kas digunakan sebagai sumber dana bagi suatu
11 perusahaan dalam membiayai kegiatan perusahaan. Penerimaan kas dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu penerimaan kas dalam bentuk tunai dan penerimaan kas dalam bentuk cek, giro, serta transfer melalui bank. 2.2.3. Prosedur Penjualan Tunai Prosedur penjualan dalam siklus pendapatan menurut Rama dan Jones (2009: 165) adalah : 1. Merespon pertanyaan pelanggan Pertanyaan pelanggan bisa ditangani oleh tenaga penjual. Tenaga penjualanmemainkan peran penting dalam membantu para pelanggan untuk memahami suatu produk perusahaan dan memilih produk yang sesuaiuntuknya. 2. Membuat perjanjian dengan para pelanggan untuk menyediakan barangdanjasa di masa yang akan datang. Perjanjian yang dilakukan dapat meliputi pesanan pelanggan untuk produkatau jasa serta kontrak antara perusahaan dengan pelanggan untuk dapat penyerahan barang atau jasa di masa depan. Dalam hal ini, peran karyawan merupakan hal yang penting untuk melakukan pencatatan pesanan. 3. Menyediakan jasa atau mengirim barang ke pelanggan Kegiatan yang dilakukan dalam proses ini sangat penting dalam siklus pendapatan. Untuk jasa, karyawan berperan penting sebagai penyedia layanan. 4. Mengakui klaim atas barang dan jasa yang disediakan Perusahaan mengakui klaimnya terhadap pelanggandengan mencatat piutang dan memberikan tagihan kepada pelanggan. 5. Menerima kas Pada suatu waktu dalam siklus pendapatan, kas diperoleh dari pelanggan. 6. Menyetorkan kas ke bank Agen yang terlibat di sini adalah kasir dan bank. 7. Menyusun laporan Berbagai laporan dapat dihasilkan dari siklus pendapatan. Antara lain mencakup daftar pesanan, daftar pengiriman, dan daftar penerimaan kas.
12 2.2.4. Dokumen Terkait Didalam Sistem Informasi Akuntansi Penjualan. Menurut Mulyadi (2008: 463), dokumen yang digunakan dalam penjualan tunai adalah sebagai berikut: 1.
Faktur Penjualan Tunai Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukanoleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.
2.
Pita Register Kas Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesinregister kas. Pita ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.
2.2.5. Laporan-Laporan yang Digunakan Dalam Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Mulyadi (2008: 468) menjabarkan laporan-laporan yang dibutuhkan perusahaan didalam transaksi penjualan tunai yaitu: 1. Jurnal penjualan Merupakan catatan akuntansi yang digunakan oleh bagianakuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan. 2. Jurnal penerimaan kas Jurnal penerimaan kas merupakan fungsi akuntansi yang digunakan untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber. 3. Jurnal umum Merupakan fungsi akuntansi yang digunakanuntuk penerimaan kas dari berbagai sumber. Jurnal umum mencatat harga pokok produk yang dijual. 4. Kartu persediaan Merupakan
fungsi
akuntansi
yang
digunakan
untuk
mencatat
berkurangnya harga pokok produk yang dijual, kartu persediaan ini dibuat oleh fungsi akuntansi agar dapat mengawasi mutasi dan persediaanbarang yang disimpan di gudang. 5. Kartu gudang Merupakan informasi atau catatan yang berisidata kuantitas persediaan yang disimpan di gudang.
13 2.2.6. Jenis – Jenis Perusahaan Berdasakan dari kegiatan usahanya, Anggawirya (2000: 100) mengatakan bahwa “perusahaan dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu : 1.
Perusahaan jasa yaitu perusahaan yang menjual jasa pada konsumen misalnya perusahaan asuransi, perusahaan angkutan, biro iklan, kantor akuntan, bank, perusahaan pergudangan dan lain – lain.
2.
Perusahaan
Dagang
yaitu,
perusahaan
yang
kegiatan utamanya
menjual barang jadi, tetapi tidak memproduksi sendiri barang tersebut. Misalnya, dealer, toko kelontong, dan lain – lain. 3.
Perusahaan industri yaitu perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian dijual. Misalnya pabrik rokok, pabrik kertas, dan lain – lain.”
2.2.7. Pajak Pertambahan Nilai (PPn) Pajak pertambahan nilai merupakan pengganti dari pajak penjualan. Alasan penggantian ini karena pajak penjualan dirasa sudah tidak lagi memadai untuk menampung kegiatan masyarakat dan belum mencapai sasaran kebutuhan pembangunan, antara lain untuk meningkatkan penerimaan Negara, mendorong ekspor, dan pemerataan pembebanan pajak (Mardiasmo, 2009 : 269). Pajak pertambahan nilai merupakan: 1.
Pajak tidak langsung, dan
2.
Pajak atas konsumsi dalam negeri. Jurnal PPN yang digunakan menurut Yulius (2012: 38) adalah sebagai
berikut: Tabel 2.1 Jurnal PPN (Yulius, 2012: 38) Penjualan Tunai Kas………..xxx Penjualan………….….xxx PPN keluaran………...xxx
Penjualan Kredit Piutang…….……..xxx Penjualan………….….xxx PPN keluaran………...xxx
2.2.8. Jurnal Siklus Pendapatan Yulius (2012: 23) menjelaskakan bahwa “jurnal mempunyai fungsi yaitu mencatat segala transaksi yang terjadi dalam kegiatan operasional
14 perusahaan dalam periode waktu tertentu yang berkesinambungan. Jurnal khusus yang ada dalam siklus pendapatan dapat dibagi dua yaitu : 1. Jurnal penjualan adalah jurnal yang bertujuan untuk mencatat semua transaksi penjualan barang dagang atau pendapatan lain yang dilakukan secara kredit yang menimbulkan piutang dagang pada si penjual. 2. Jurnal penerimaan kas adalah jurnal yang berfungsi untuk mencatat segala pemasukan (penerimaan kas secara tunai) yang berhubungan dengan usaha dagang. “ Dalam siklus pendapatan ada beberapa proses yang mungkin terjadi, yaitu:penjualan tunai atau kredit, piutang dan penerimaan kas. Jurnal yang dipakai dalam siklus pendapatan adalah: Tabel 2.2 Jurnal Siklus Pendapatan Yulius (2012: 23) Kondisi Jurnal Penjualan
Jurnal Tunai: Kas…….………….....xxx Penjualan……........xxx Kredit: Piutang………………xxx Penjualan………….xxx
Jurnal Penerimaan Piutang
Kas……………….xxx Piutang...…………...xxx
2.2.9. Sistem Pengendalian Internal Rama dan Jones (2009:132) mengatakan “pengendalian internal adalah proses yang dipengaruhi oleh jajaran direksi, manajemen, dan personel lainnya, dengan tujuan untuk menyediakan jaminan kepastian terkait dengan pencapaian suatu tujuan di dalam beberapa kategori yaitu keefektifan dan efisiensi, laporan keuangan yang bisa diandalkan dan kesesuaian dengan hukum serta regulasi yang berlaku”. Rama dan Jones (2009:134) mengatakan lebih spesifik tentang pengendalian internal berdasarkan laporan COSO. “Laporan COSO mengidentifikasikan lima komponen pengendalian internal yang memiliki
15 pengaruh
terhadap
kemampuan
organisasi
untuk
mencapai
tujuan
pengendalian internal, yaitu sebagai berikut: 1.
Control environment Mengarah kepada beberapa faktor yang disusun oleh organisasi untuk mengendalikan kesadaran para karyawannya. Faktor tersebut meliputi integritas, nilai etika, dan filosofi manajemen serta cara operasi. Juga termasuk di dalamnya cara pihak manajemen menentukan otoritas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan sumber daya manusia serta perhatian dan petunjuk dari board of directors.
2.
Risk Assessment Merupakan proses identifikasi dan analisis terhadap risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan dari pengendalian internal.
3.
Control Activities Merupakan kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk menangani risiko yang mungkin dan risiko yang telah ada. Control activities mencakup : a. Performance reviews, kegiatan yang memiliki hubungan dengan analisisterhadap kinerja, misalnya dengan membandingkan hasil yang didapat dengan anggaran, standar perhitungan, dan data pada periode sebelumnya. b. Segregation of duties, terdiri dari penetapan tanggung jawab untuk mengotorisasi transaksi, melakukan transaksi, mencatat transaksi, dan juga untuk menjaga aset yang dilakukan oleh karyawan yang berbeda. c. Application control, berkaitan dengan aplikasi sistem informasi akuntansi. d. General control, berkaitan dengan pengawasan yang lebih luas yang berhubungan dengan berbagai aplikasi. e. Information and Communication Sistem Informasi perusahaan adalah kumpulan dari prosedur (baik otomatis maupun manual) dan pencatatan dalam memulai, mencatat, memproses dan melaporkan kejadian atas proses-proses yang terjadi di dalam suatu organisasi.
16 f. Monitoring Manajemen
harus
mengawasi
pengendalian
internal
untuk
memastikan bahwa pengendalian internal organisasi berjalan sesuai tujuan yang diharapkan.” 2.2.10. Struktur Jaringan atau Topologi Pandya (2013) mengatakan bahwa “topologi Jaringan adalah studi tentang pengaturan atau pemetaan unsur-unsur (link, node) dari interkoneksi jaringan antara node. Topologi berupa fisik atau logis. Topologi Fisik berarti desain fisik jaringan termasuk perangkat, lokasi dan pemasangan kabel. Topologi logis mengacu pada kenyataan bahwa bagaimana data sebenarnya di transfer didalam jaringan.” Beberapa topologi jaringan yang paling umum adalah:
Gambar 2.1 Topologi Jaringan (Pandya, 2013) 2.3.
Teori Object Oriented Analysis Object oriented analysis mendefinisikan semua tipe objek yang melakukan pekerjaan di dalam sistem dan menunjukkan apa saja interaksi pengguna yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Object oriented design mendeskripsikan semua tipe objek yang dibutuhkan untuk dapat berkomunikasi dengan orang-orang dan alat-alat didalam sistem dan menunjukkan bagaimana objek tersebut berinteraksi untuk menyelesaikan
17 tugas dan menyempurnakan definisi dari masing-masing objek agar dapat diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan tertentu (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005: 60). 2.3.1. Konsep Pengembangan Sistem Untuk melakukan suatu pengembangan sistem diperlukan panduan dalam mengembangkan sistem dengan menggunakan metode tertentu, dimana metode pengembangan sistem tersebut menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 47) merupakan “suatu pedoman yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dari setiap aktivitas dalam pengembangan sistem, di antaranya termasuk models, tools, dan teknik-teknik tertentu lainnya. Models dalam hal ini didefinisikan sebagai perumpamaan dari suatu aspek yang ada di dalam dunia nyata, sedangkan tools merupakan perangkat lunak yang mendukung dalam pembuatan model atau komponen lain yang dibutuhkan dalam suatu proyek”. 2.3.1.1. Unified Modelling Language (UML) Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 48) “UML adalah seperangkat set standar pembuatan model dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk pengembangan yang menggunakan konsep berorientasi objek. Model yang dicakup dalam metode pengembangan sistem adalah perumpamaan input, output, proses, data, objek, interaksi antar objek, lokasi, jaringan, dan peralatan.” 2.3.1.2. Unified Process (UP) sebagai Metode Pengembangan Sistem Salah satu metode yang digunakan dalam pengembangan sistem adalah Unified Process (UP), yang merupakan sebuah metode pengembangan sistem berorientasi objek. Metode ini sudah menjadi salah satu metode yang banyak digunakan dalam pengembangan sistem berorientasi objek.
18
Gambar 2.2 UP Discipline (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005: 264) Keempat fase atau tahapan dari UP Discipline menurut (Karaa: 2013) adalah sebagai berikut : a. Inception: memungkinkan untuk memahami konsep yang akan dibangun serta mengidentifikasi fungsi dari sistem, dan menentukan arsitektur primer. Tujuan untuk tahap pertama ini adalah untuk memutuskan apa yang diperlukan untuk dibangun pada awal proses. b. Elaboration: sebagai tujuan untuk mendapatkan rincian lebih lanjut tentang persyaratan, analisis, desain, dan implementasi, serta testing. Kegiatan analisis adalah yang paling penting dalam tahap ini. c. Construction: Tahap ini merupakan pengembangan dari tahapan sebelumnya. Desain, implementasi, dan testing adalah aktivitas utama dalam tahap ini. Hasil yang telah dibangun dikembangkan sepenuhnya, untuk kemudian siap ditransisi ke pengguna d. Transition: dalam tahap ini tim menjamin dan memvalidasi bahwa keinginan dan harapan dari pengguna telah terpenuhi.
2.3.2. Konsep Object Oriented Terdapat tiga pendekatan berorientasi objek meninjau sistem informasi sebagai kumpulan dari obyek-obyek yang saling berinteraksi (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005: 60), yaitu: 1.
Object-Oriented Analysis (OOA) mendefinisikan semua tipe objek yang melakukan suatu pekerjaan dalam sistem dan menunjukkan interaksi apa
19 saja yang dibutuhkan pengguna untuk menyelesaikan pekerjaanpekerjaan tersebut. 2.
Object-Oriented Design (OOD) mempunyai peran mengkomunikasikan semua tipe obyek yang dibutuhkan dengan orang-orang dan perangkat di dalam
sistem
untuk
menunjukan
interaksi
objek-objek
dalam
menyelesaikan pekerjaan dan memperbaiki definisi setiap tipe objek, sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan yang spesifik. 3.
Object-Oriented Programming (OOP) yang berisi pernyataan tertulis berupa bahasa pemrograman untuk mendefinisikan setiap tipe objek yang ada di dalam sistem, termasuk pesan-pesan yang dikirim antar objek.
2.3.3. Pemodelan Analisis dan Perancangan Sistem Informasi 2.3.3.1. Activity Diagram Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 144) mengatakan “activity diagram adalah diagram arus kerja sederhana yang menggambarkan berbagai aktivitas user dan sequence yang berurutan. Simbol yang digunakan yaitu: e.
Starting Activity (pseudo) Merupakan simbol untuk menandakan dimulainya aktivitas.
b. Transition Arrow Merupakan garis penunujuk arah urutan aktivitas yang menggambarkan transisi dari suatu aktivitas. c. Activity Merupakan simbol yang menggambarkan aktivitas.
20
Gambar 2.3Simbol Activity Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005: 145) d.
Ending Activity (pseudo) Merupakan simbol untuk menandakan berakhirnya aktivitas.
e.
Swimlane Merupakan area persegi dalam activity diagram yang menunjukkan aktivitas diselesaikan single agent.
f.
Synchronization bar Merupakan simbol yang digunakan untuk mengontrol pemisahan atau penyatuan dari jalur berurutan.
g.
Diamond Merupakan simbol poin keputusan dalam alur proses mengikuti satu jalur atau jalur lainnya.”
2.3.3.2. Event Table Event table termasuk baris dan kolom, menggambarkan events dan detailnya. Setiap baris dalam event table mencatat informasi satu event dan use casenya. Setiap kolom dalam event table menggambarkan kata kunci informasi event dan use case (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005: 144).
21
Gambar 2.4 Contoh Event Table (Satzinger, Jackson, dan Burd,2005 :175) a.
Event Event adalah kejadian pada waktu dan tempat tertentu, dapat digambarkan, dan harus diingat oleh sistem. Event memicu semua proses yang dilakukan oleh sistem (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005 :144).
b.
Trigger Trigger adalah tanda untuk memberitahu sistem bahwa telah terjadi kejadian. Untuk kejadian eksternal, trigger merupakan datangnya data yang harus diproses oleh sistem (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005 : 144).
c.
Source Source adalah agen eksternal yang memberikan data ke sistem (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005 : 144).
d.
Response Response adalah output dari sistem. Ketika sistem menghasilkan laporan ringkasan transaksi, laporan tersebut merupakan output. Satu use case dapat menghasilkan beberapa responses (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005 : 144).
22 e.
Pengertian Destination Destination adalah tempat di mana beberapa response telah dikirim. Kadang-kadang use case tidak menghasilkan response sama sekali (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005 : 144).
2.3.3.3. Use Case Diagram Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 52), mengatakan use case adalah“suatu kegiatan yang dilakukan oleh sistem, pada umumnya sebagai jawaban atas suatu permintaan user. Gambar di bawah ini menjelaskan notasi use case. Actor digambarkan dengan orang dan perannya di dalam use case. Use case digambarkan dalam bentuk oval dengan nama use case di dalamnya. Garis penghubung antara actor dan use case menjelaskan hubungan actor dengan use case.”
Gambar 2.5 Contoh Notasi Use Case Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005: 215) 2.3.3.4. Class Diagram Class diagram adalah extension dari domain model class diagram yang dikembangkan selama object-oriented requirements
23
Gambar 2.6 Notasi Class Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005: 304) Class Diagram memiliki 3 desain, yaitu: a.
Domain Model Class Diagram Domain Model Class Diagram merupakan sebuah model grafis yang digunakan dalam pendekatan object oriented untuk menunjukkan kelaskelas dari objek pada sistem (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005: 310).
Gambar 2.7 Contoh Domain Class Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005: 310)
24 b.
First Cut Class Diagram Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 309) mengatakan, “First Cut Class Diagram dikembangkan dengan memperluas domain model class diagram. Perluasan ini membutuhkan 2 langkah: (1) melakukan elaborasi atribut dengan informasi type and initial value dan (2) menambahkan panah navigasi. Melakukan elaborasi atribut cukup mudah.Semua atribut tetap tak terilhat atau private, ditunjukkan oleh tanda minus dalam diagram.“
Gambar 2.8Contoh First Cut Class Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005: 307) c.
Updated Design Class Diagram Updated design class diagram berisi completeted class diagram dari domain layer class. Updated design class diagram menyediakan class yang lebih spesifik melalui dokumentasi dari design classes (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005: 340 ).
25
Gambar 2.9 Contoh Updated Design Class Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd,2005 :340 )
2.3.3.5. StateMachine State machine dapat dikembangkan untuk problem domain classes yang memiliki behavior kompleks atau penelusuran kondisi status. State machine diagram, adalah kumpulan bentuk ovals yang menjelaskan status objek, dan anak panah menjelaskan transisinya. Di bawah ini notasi yang
26 digunakan dalam State machine diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005: 237).
Gambar 2.10 Notasi StateMachine Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd,2005 :237 ) Titik awal State machine adalah black dot yang disebut Pseudostate. Oval pertama setelah black dot adalah state pertama. State dari objek merupakan kondisi yang terjadi selama hidupnya ketika memenuhi beberapa kriteria. Setiap unique state memiliki unique name. States digambarkan sebagai
kondisi
semipermanen
karena
kejadian
eksternal
dapat
menginterupsinya. Transition adalah pergerakan objek dari 1 state ke state lainnya. Ini adalah mekanisme yang menyebabkan objek berpindah state dan berubah ke state baru. Destination state merupakan state di mana objek berpindah selama transisi. Origin state merupakan original state dari objek di mana transisi terjadi. Message event merupakan pemicu transisi yang menyebabkan objek berpindah dari original state. 2.3.3.6. Sequence Diagram a.
System Sequence Diagram Satzinger,
Jackson,
dan
Burd
(2005:
315)
menjelaskan
bahwa“system sequence diagram digunakan sebagai input dokumen ke output dari sistem pada use case atau scenario tunggal. System sequence
27 diagram melakukan capture interaksi antara sistem dan aktor. Sistem itu sendiri diperlakukan sebagai objek tunggal yang dinamakan :System. Input ke sistem merupakan pesan dari actor kepada sistem, dan output yang dihasilkan biasanya mengembalikan pesan dari data. Di bawah ini merupakan notasi yang digunakan dalam sequence diagram”.
Gambar 2.11 Notasi System Sequence Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005 :315) b.
Completed Three Layer Design Sequence Diagram Sebuah SSD menggambarkan interaksi antara sistem dan aktor. Detail sequence diagram akan menggambarkan secara spesifik input dan output dari sistem. Penggambaran detail dari SSD dimodelkan dalam bentuk Complete three-layer sequence diagram(Satzinger, Jackson, & Burd, 2005: 328).
28
Gambar 2.12 Contoh Completed Three Layer Design Sequence Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005: 328) 2.3.3.7. Package Diagram Dalam aturan desain, nama package umumnya ditampilkan dalam tab meskipun dalam package for high levels views, jika tidak ada detail di dalam package, nama dapat ditempatkan di dalam package rectangle. Classes di tempatkan dalam package. Simbol yang digunakan dalam
29 package diagram adalah panah putus-putus atau disebut dependency relationship (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005: 341).
Gambar 2.13 Contoh Package Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005 :341) 2.3.3.8. User Interface Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 442), mengatakan“user interface adalah bagian dari sistem informasi yang memungkinkan user dapat berinteraksi dengan komputer untuk mencatat transaksi, dan Output yang dihasilkan ditampilkan pada layar computer”.
2.3.3.9. Integrity Control Integrity Control adalah aturan dan prosedur yang dibangun ke dalam sistem aplikasi untuk menunjukkan bahwa sistem berjalan dengan baik
30 (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005: 508). Integrity Controls dibagi menjadi tiga yaitu: a.
Input Integrity Control, terdiri dari empat teknik kontrol (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005 : 508), yaitu sebagai berikut: 1. Field combination controls adalah integrity control untuk verifikasi data didalam satu field dengan cara mengecek data tersebut dengan data di field lainnya. 2. Value limit controls adalah integrity control yang mengecek nilai yang dimasukkan ke dalam suatu field. 3. Completeness controls adalah integrity control yang menjaminsemua field yang dibutuhkan didalam satu field sudah terisi semua. 4. Data validation controls adalah integrity control untuk menjamin field telah diisi dengan angka secara benar dan bukan karakter lainnya.
b.
Database Integrity Controls (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005: 509), yang dipakai adalah sebagai berikut 1.
Access control, adalah integrity control untuk menentukan pengguna yang mempunyai hak akses ke dalam sistem dan data.
2.
Transaction control adalah integrity control yang akan akan mencatat segala jenis informasi tentang siapa yang melakukan kegiatan, kapan, dan bagaimana.
c.
Output Integrity Control Kelengkapan, akurasi, dan kebenaran merupkan fungsi utama dalam output integrity control. Pengembang sistem harus memastikan bahwa kelengkapan dan akurasi dari hasil laporan yang dicetak. Contoh dari output integrity control yaitu pada setiap laporan yang dicetak harus memiliki tanggal. (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005: 5010)