BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum Teori-teori umum merupakan kumpulan teori-teori yang akan digunakan sebagai sebuah landasan atau pengertian dasar dari suatu konsep yang digunakan pada penelitian ini. Teori ini pada umum sebagai pelengkap dalam pembuatan skripsi ini. 2.1.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah komponen yang saling berkombinasi secara terorganisir dari manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan computer, sumber data yang mengumpulkan, mengubah, dan menghasilkan informasi dari suatu organisasi. (O'Brien, 2010) Sistem informasi adalah kegiatan dari berbagai prosedur yang diorganisasikan dan akan menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam. (Lucas, 2008) Manfaat sistem informasi untuk perusahaan (Pearlson & Saunders, 2009): 1. Meningkatkan efisiensi operasional yang dapat membuat perusahaan dapat menjalankan strategi low cost leadership. 2. Dengan menggunakan sistem informasi pada perusahaan dapat memperkenalkan inovasi pada dunia bisnis. ATM dalam perbankan merupakan salah satu inovasi dalam dunia bisnis. 3. Teknologi sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk membangun sumber informasi strategis sehingga dapat memperoleh keuntungan dalam bisnis. 2.1.2 Data Data adalah sebuah fakta yang memiliki proses pengumpulan kemudia disatukan dan dapat menentukan dari suatu wilayah atau populasi. (Hasan, 2009)
7
8
Data adalah komponen yang paling penting dalam DBMS. Berasal dari sudut pandang end user. Data merupakan alat penghubung antara mesin dan user. (Connolly & Begg, 2009) 2.1.3 Database Management System Database management system adalah software yang dapat menangani seluruh akses dalam database dalam hal memenuhi kebutuhan user. DBMS adalah software, hardware, firmware, dan procedure yang mengatur database. (Connolly & Begg, 2009) Database itu sendiri adalah suatu kumpulan data yang saling berhubungan secara logis dan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. (Connolly & Begg, 2009) Keuntungan pengelolaan data dengan database (Sutanta, 2011) : 1. Data dapat dirangkap secara lebih minimal atau mudah. File yang diciptakan dalam jangka waktu yang lama akan membuat data mengalami kerangkapan. 2. Inkonsistensi dapat dihindari. Database yang terhindar dari kerangkapan data maka akan terbebas dari data yang tidak konsisten. 3. Data dalam database dapat digunakan bersama. Dalam rangka meningkatkan kinerja sistem dan memperoleh respon yang cepat, maka sistem dibuat agar dapat digunakan secara bersama antar pengguna. 4. Dapat melakukan standarisasi. Dapat memungkinkan untuk menerapkan standarisasi dalam database. 5. Pembatasan untuk keamanan data dapat diterapkan. Hak akses untuk menggunakan database dapat dilakukan, sehingga hanya pengguna tertentu saja yang dapat mengakses database. 6. Integritas dapat terpelihara. Dengan menggunakan database, maka kinerja sistem dapat dikendalikan pada semua bagian sistem sehingga sistem dapat selalu beroperasi dalam pengendalian penuh. 2.1.4 Internet Internet adalah suatu jaringan yang saling terkait yang dapat membentuk lajur yang terhubung secara maksimal. (Levine, Young, & Baroudi, 2010)
9
Di internet terdapat fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan oleh user pada saat menggunakan internet tersebut. Penggunaan fasilitas tersebut sangat bergantung pada keperluan user. Data menunjukan bahwa fasilitas yang paling sering digunakan oleh user pada saat menggunakan internet adalah WWW (93,5%) . Data tersebut sangat realistis mengignat fasilitas tersebut adalah yang paling ampuh untuk digunakan ketika melakukan penelusuran. (Hasugian, 2009). 2.1.5 HTML HTML adalah sebuah bahasa pemprograman yang digunakan untuk memberikan informasai dan juga bertukar dokumen pada suatu web. (Sibero, 2011) HTML adalah serangkaian dari kode program yang merupakan dasar dari gambaran visual sebuah halaman web. Di dalamnya berisi kumpulan informasi yang disimpan kedalam tag-tag tertentu yang dapat mengatur informasi yang akan ditampilkan. (Constantianus & Suteja, 2005) 2.1.6 Distribusi Distribusi adalah kegiatan yang membuat suatu proses penyaluran barang/jasa yang siap pakai dari produsen ke konsumen tingkat akhir. Penyaluran barang/jasa yang siap pakai ini harus dilakukan secara terorganisisr sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. (Kotler, 2011) Dalam menentukan jumlah distributor, produsen dihadapkan pada tiga alternatif distribusi. Berikut ini adalah tiga alternatif distribusi tersebut (Prasetyo, 2008): 1. Distribusi Intensif Distribusi ini dilakukan oleh para produsen yang menjual barang konvenien. Produsen berusaha menggunakan distributor untuk mendekati dan mencapai pelanggan. 2. Distribusi Selektif Produsen memilih pedagang besar atau pengecer yang terbatas dalam suatu daerah geografis. Biasanya saluran distribusi ini digunakan untuk suatu produk yang masih baru. 3. Distribusi eksklusif
10
Produsen hanya menggunakan satu pedagang besar atau pengecer di suatu daerah tertentu. Saluran distribusi ini biasanya dilakukan untuk produk yang membutuhkan servis purna jual. Manfaat yang diperoleh apabila menggunakan distribusi ini adalah produsen dapat menekan biaya distribusi produk mereka. 2.2 Teori Khusus Pada pembahasan sub bab ini akan dijelaskan lebih dalam mengenai beberapa teori-teori, khususnya yang berkaitan dengan Electronic Customer Relationship Management yang dibahas pada penelitian ini. Teori khusus ini digunakan sebagai teori pendukung dalam pembuatan skripsi ini. 2.2.1 CRM CRM adalah salah satu pendekatan terhadap pelanggan dimana perusahaan berfokus kepada pembangunan serta pemeliharaan hubungan jangka panjang dengan pelanggan tersebut yang tentunya dapat memberikan keutungan untuk kedua belah pihak. (Turban & Rainer, 2008) CRM sangat berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Dengan loyalitas pelanggan yang meningkat, maka perusahaan akan dapat membuat pelanggan melakukan pembelian lagi dikemudian hari, terciptanya prospek yang lebih baik, pelanggan akan melakukan pembelian di setiap lini, dan kekebalan terhadap pesaing. (Munandar, 2009) CRM merupakan sebuah pendekatan untuk membangun serta mendukung hubungan bisnsi jangka panjang dengan pelanggan. (Chaffey, 2011) Komponen CRM terdiri dari 3 tipe, yaitu (Turban & Rainer, 2008): 1. Operational CRM Operational CRM adalah proses operasional yang mendukung kegiatan-kegiatan yang berhubungan langsung dengan pelanggan. Dalam hal ini mencakup penjualan, pelayanan, dan pemasaran. 2. Analytical CRM
11
Analytical CRM adalah suatu hubungan yang saling memberikan keuntungan antara bisnis dan juga pelanggan melalui analisis, pemodelan, dan evaluasi yang dimana nantinya akan membuat perusahaan menjadi lebih terbantu dalam mengoptimalkan penggunaan informasi sehingga perusahaan tersebut dapat memahami kebutuhan pelanggan secara lebih mendalam. 3. Collborative CRM Collaborative CRM adalah kegiatan yang membuat interaksi antar bisnis, distribusi bahkan pemasok dan juga pelanggan. Dengan kolaborasi ini, maka akan membuat perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan. Terdapat tiga tahapan dalam proses mengembangkan CRM. Tahapan pengembangan CRM tersebut adalah (Kumar, 2012): 1. Mendapatkan pelanggan baru (acquire). Pelanggan baru didapat dengan cara memberikan kemudahan akses informasi, inovasi akan produk baru,dan pelayanan yang baik kepada mereka. 2. Meningkatkan hubungan dengan pelanggan yang sudah ada (enhance). Perusahaan meningkatkan hubungan dengan pelanggan dengan cara memberikan pelayanan yang baik terhadap pelanggannya. 3. Mempertahankan pelanggan (retain). Usaha perusahaan dalam mendapatkan loyalitas
pelanggan.
Hal
itu
dapat
terjadi
apabila
mendengarkan segala keluhan dan keinginan pelanggan.
perusahaan
dapat
12
Gambar 2.1 Tahap dalam mengembangkan CRM
2.2.2 E-CRM E-CRM adalah pengembangan dari CRM dimana hal tersebut dilakukan secara elektronik. Penerapan teknologi E-CRM dilakukan karena merupakan respon dari perkembangan teknologi yang ada di dunia bisnis. E-CRM mulai diimplementasikan pada pertengahan tahun 1990. Saat itu pelanggan mulai menggunakan web browser dan juga internet. (Turban & Rainer, 2008) Untuk beberapa Perusahaan meggunakan E-CRM memerlukan perubahan struktur organisasi dan proses bisnis perusahaan. Akan tetapi pengaplikasian E-CRM akan menguntungkan bagi perusahaan tersebut. Alasan agar perusahaan beralih menggunakan E-CRM adalah agar dapat mengembangkan hubungan baik antara perusahaan dan pelanggan. Selain itu memungkinkan juga perusahaan untuk dapat memasarkan produknya secara lebih luas. (Gea, 2004) E-CRM dirancang dengan maksud untuk mencapai nilai lifetime pelanggan yang maksimal dan berorientasi pada hasil akhir. Penggunaan berbagai produk E-CRM akan memperkaya implementasi E-CRM yang diaplikasikan pada suatu perusahaan. (Siswono, 2012) Keuntungan yang didapatkan oleh perushaan ketika mereka menggunakan ECRM (Grover, 2011) :
13
1. Meningkatkan loyalitas pelanggan. Dengan menggunakan E-CRM, perusahaan dapat dapat berkomunikasi dengan lebih baik kepada pelanggan. Dengan begitu maka akan membuat perusahaan mengetahui lebih banyak informasi tentang pelanggan mereka. Aplikasi E-CRM akan membantu perusahaan dalam melakukan indentikasi terhadap pelanggan mereka. 2. Kegiatan marketing akan menjadi lebih efektif. Dengan memiliki informasi yang detail tentang pelanggan, maka akan dapat membuat perusahaan dapat memprediksikan jenis produk yang pelanggan favoritkan. Hal tersebut akan membuat kegiatan marketing menjadi lebih efektif karena perushaan akan fokus terhadap beberapa jenis produk saja. 3. Meningkatkan dukungan dan servis kepada pelanggan. E-CRM menyediakan informasi tentang pelanggan yang akan membuat pelayanan dari perusahaan kepada pelanggan akan menjadi lebih baik. Selain itu E-CRM juga akan membuat pelayanan menjadi lebih cepat dan juga lebih efektif. 4. Mengurangi biaya. Dengan menerapkan E-CRM, perusahaan dapat mengurangi biaya. Contoh biaya yang dapat dikurangi oleh perusahaan adalah seperti biaya operasional dan biaya marketing kepada pelanggan. 2.2.3 Perbedaan CRM dan E-CRM CRM dan E-CRM memiliki perbedaan yang mendasar. Berikut ini adalahh perbedaan antara CRM dan E-CRM (Farooqi & Dhusia, 2011):
Kriteria
Tabel 2.1 Perbedaan CRM dan E-CRM CRM E-CRM
System interface
Bekerja dengan aplikasi back end Desain melalui ERP
untuk
aplikasi
front end yang dapat berhubungan
dengan
14
aplikasi back end melalui ERP. Customer contact
Kontak pelanggan secara tradisional Kontak seperti melalui telepon dan fax
pelanggan
melalui e-mail, mobile network, dan teknologi PDA.
System overhead
Membutuhkan PC dari pelanggan Permintaan untuk
mengaktifkan
mendownload aplikasi
dan dilakukan oleh pelanggan melalui portal browser.
Customization and Tidak dapat menampilkan tampilan Dapat personalization of yang
berbeda
untuk
dapat
menampilka
setiap tampilan yang berbeda
information
pelanggan.
untuk setiap pelanggan.
System focus
Desain sistem tentang produk dan Sistem didesain sesuai fungsi pekerjaan.
dengan
apa
yang
dibutuhkan pelanggan System
Implikasi dapat lebih panjang dan Mengurangi biaya dan
modification
and menejemen
maintenance
yang
mahal
karena waktu.
Sistem
dapat
sistem tersebut terletak di banyak dikelola dalam satu lokasi lokasi dan memiliki beberapa server. dan dalam satu server.
2.2.4 Eight Golden Rules Eight golden rules merupakan delapan aturan yang dipakai untuk merancang sebuah user interface. Aturan ini berlaku agar user interface dapat mudah diaplikasikan oleh user. Berikut ini adalah delapan aturan emas tersebut (Shneiderman & Plaisant, 2009): 1. Konsistensi
15
Konsistensi dapat dilakukan dari segi desain web, urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada promt, menu, dan layar bantuan. Dengan begitu, maka akan membuat user menjadi mengerti apa yang harus dilakukan karena sudah melihat situasi yang sama pada kegiatan sebelumnya. 2. Memungkinkan pengguna menggunakan shortcut Dengan memberikan shortcut kepada user untuk informasi-informasi yang dibuthkan, maka akan memudahkan user untuk mengakses web tersebut. Hal ini penting agar user tidak perlu merasa kesulitan dalam mencari informasi yang dibutuhkan. 3. Memberikan umpan balik yang informatif Setiap hal atau kegiatan yang dilakukan oleh user harus mendapatkan umpan balik yang informatif. Hal ini akan membuat user mendapatkan informasi tentang kegiatan yang sedang dilakukan. 4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan Urutan kegiatan sebaiknya dapat dikoordinasikan dengan baik. Hal ini dilakukan agar user dapat memahami urutan kegiatan atau apa yang harus dilakukan dalam melakukan suatu tindakan dalam web tersebut. 5. Pengendalian error yang sederhana Dengan membuat sistem yang baik tentunya akan membuat user mengurangi kesalahan yang serius. Apabila terjadi kesalahan atau error, sistem dapat mendeteksi dan memberikan informasi tentang kesalahan tersebut sehingga user dapat mengetahui dan memperbaiki kesalahannya. 6. Kemudahan untuk kembali ke tindakan sebelumnya Hal ini dapat mencegah membuat user kembali ke tindakan sebelumnya. Dengan begitu tentunya akan dapat membuat user dapat mengeksplorasi web dengan lebih baik dan mengetahui fitur-fitur yang biasanya tidak digunakan oleh user. 7. Mendukung pengembalian internal Dengan menjadikan user sebagai pengendali web, maka akan memudahkan user dalam menavigasi web dan juga mengubah informasi akun yang dimilikinya.oleh sebab itu web harus menjadikan user bukan hanya sebagai responden tetapi juga sebagai inisiator.
16
8. Mengurangi ingatan beban jangka pendek Web harus dibuat sesederhana munbgkin untuk membuat user mengurangi beban ingatan jangka pendek. Dengan begitu user tidak perlu mengingat banyak perintah dalam web tersebut. Hal ini akan menghindari kebingungan oleh user. Dengan membuat desain user interface yang sederhana, menarik, dan mudah dipahami akan membuat user mengurangi beban ingatan jangka pendek tersebut.
2.3 Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah sebuah proses dalam menentukan setiap detail dari seberapa banyak komponen yang harus diimplementasikan secara fisik oleh sistem informasi. (Satzinger, 2011) 2.3.1 Activity Diagram Activity diagram adalah tipe diagram alur kerja (workflow diagram) yang menggambarkan seluruh aktivitas pengguna secara berurutan. (Satzinger, 2011)
Gambar 2.2 Contoh Activity Diagram
Simbol yang digunakan dalam activity diagram yaitu:
17
1. Initial State simbol untuk menandakan dimulainya aktivitas. 2. Transition Arrow Merupakan garis penunujuk arah urutan aktivitas yang menggambarkan transisi dari suatu aktivitas. 3. Activity Merupakan simbol yang menggambarkan aktivitas. 4. Final State Merupakan simbol untuk menandakan berakhirnya aktivitas. 5. Swimlane Merupakan area persegi dalam activity diagram yang menunjukkan aktivitas diselesaikan single agent. 6. Synchronization bar Merupakan simbol yang digunakan untuk mengontrol pemisahan atau penyatuan dari jalur berurutan. 7. Decision Activity Merupakan simbol poin keputusan dalam alur proses mengikuti satu jalur atau jalur lainnya.
18
Gambar 2.3 Contoh notasi activity diagram
Kegunaan acitivity diagram : -
Menggambarkan proses bisnis dan urutan aktivitas dalam sebuah proses
-
Dipakai pada business modeling untuk memperlihatkan urutan aktifitas proses bisnis
-
Struktur diagram ini mirip flowchart atau Data Flow Diagram pada perancangan terstruktur
-
Sangat bermanfaat apabila kita membuat diagram ini terlebih dahulu dalam memodelkan sebuah proses untuk membantu memahami proses secara keseluruhan
-
Activity diagram dibuat berdasarkan sebuah atau beberapa use case pada use case diagram
2.3.2 Event Table Event table adalah suatu katalog dari usecase yang berisi daftar event yang tertulis pada baris dan informasi kunci tentang setiap event yang tertulis pada kolom. Di dalam event table terdapat Event, Trigger, Source, Use Case ,Reponse, dan destination. (Satzinger, 2011)
19
Gambar 2.4 Contoh Event Table
2.3.3 Usecase Diagram Usecase diagram adalah diagram yang menggambarkan berbagai peran pengguna dan cara pengguna tersebut berinteraksi dengan sistem. (Satzinger, 2011)
20
Gambar 2.5 Contoh simbol use case diagram
Berikut ini adalah komponen-komponen dari suatu Use Case Diagram: 1. System Boundary Menggambarkan batasan antara sistem dengan actor. 2. Use case Menggambarkan apa yang dilakukan oleh actor di dalam sistem. 3. Actors Menggambarkan user atau pengguna dari suatu sistem. 4. Flow Menggambarkan hubungan antara use case dengan actor.
Notasi
Tabel 2.2 Notasi use case diagram Keterangan Actor
21
Menspesifikasikan seperangkat peranan yang user system dapat perankan ketika berinteraksi dengan use case.
Use Case Sebuah deskripsi dari seperangkat aksiaksi yang berurutan yang ditampilkan sebuah sistem. Association Menggambarkan interaksi antara aktor dan use case. System Tempat seluruh aktivitas-aktivitas sistem yang sedang / berjalan.
Dependency Untuk menggambarkan
ketergantungan
sebuah use case dengan use case lainnya. Include <
>
Menggambarkan bahwa keseluruhan dari sebuah
use
case
merupakan
fungsionalitas use case lainnya.
22
Extend <<extend>>
Menggambarkan hubungan antar use case dimana
bahwa
sebuah
use
case
merupakan fungsionalitas use case lainnya,
apabila
kondisi
tertentu
dipenuhi. Generalization Relasi antara use case, dimana salah satunya dalam bentuk yang lebih umum dari yang lain.
2.3.4 Use Case Description Use Case Description adalah penjabaran lebih lanjut dari use case melalui deskripsi, use case description mungkin memiliki beberapa skenario yang berbeda. Use case description mempunyai tiga tingkat secara terpisah. (Satzinger, 2011) 1. Brief Description Dapat digunakan untuk setiap use case yang sederhana terutama bila sistem yang akan dikembangkan juga kecil. 2. Intermediate Description Use case description tingkat menengah yang memperluas brief description untuk memasukkan kegiatan internal dari use case. Jika ada beberapa kegiatan, maka setiap aliran kegiatan dijelaskan secara individual. 3. Fully Developed Description
23
Tabel 2.3 Contoh use case description
2.3.5 Class Diagram Class Diagram adalah UML yang menunjukkan hal-hal yang penting dalam pekerjaan pengguna : kelas domain, asosiasi, dan atribut. Class diagram memiliki tiga bagian penting, yaitu (Satzinger, 2011) : 1. Class name Nama dari suatu class. 2. Attribute Atribut-atribut yang dimiliki oleh class. 3. Method Menjelaskan apa saja yang bisa dilakukan oleh objek-objek di dalam class.
24
Notasi
Tabel 2.4 Notasi class diagram Keterangan
Class Sebuah
deskripsi
dari
seperangkat
objek yang berbagi atribut operasi dan relasi yang sama. Class terbagi atas 3 bagian yaitu nama class pada bagian atas, attribute class pada bagian tengah, dan operasi pada bagian bawah.
Composition Composition
digambarkan
dengan
wajik terisi. Composition menggambar hubungan
bahwa
class
yang satu
merupakan bagian dari kelas yang lain dan harus ada. Aggregation Merupakan
bentuk
hubungan menspesifikasikan
spesial
asosiasi semua
dari yang
hubungan
antara kumpulan ( The Whole ) dan sebuah bagian ( The Part ). Aggregasi digambarkan dengan wajik tidak terisi.
Association Merupakan hubungan struktural antara class yang saling berelasi.
25
Multiplicity Menggambarkan jumlah objek yang berpartisipasi dalam hubungan antar class.
Generalization Merupakan sebuah relasi spesialisasi / generalisasi dimana suatu class dapat lebih general atau lebih spesifik dari class lainnya.
Hubungan di dalam class diagram ada tiga, yaitu sebagai berikut: 1. Aggregation Hubungan antara objek dengan bagian-bagiannya di mana bagian-bagian tersebut dapat muncul secara terpisah.
26
Gambar 2.6 Contoh aggregation dalam class diagram
2. Association Class yang merepresentasikan many-to-many relationship dengan dua class lainnya.
Gambar 2.7 Contoh association dalam class diagram
27
3. Generalization Suatu super class yang menjelaskan properties umum kepada kelas-kelas khusus yang disebut dengan subclass.
Gambar 2.8 Contoh generalization dalam class diagram
2.3.6 First Cut Design Class Diagram Untuk memulai proses desain, kami mengembangkan desain First Cut Design Class Diagram hanya didasarkan pada model domain class. First Cut Design Class Diagram yang dikembangkan dengan memperpanjang model domain class. Hal ini membutuhkan dua langkah (Satzinger, 2011) : (1) menguraikan atribut dengan tipe dan informasi nilai awal (2) menambahkan navigasi visibilitas panah. Navigasi visibility desain di mana satu objek dapat melihat dan berinteraksi dengan objek lain.
28
cd First-cut RM O design class diagram Catalog CatalogProduct -
catal ogID: stri ng season: stri ng year: stri ng descripti on: stri ng effecti veDate: date endDate: date
-
catal ogID: stri ng productID: stri ng pri ce: float speci al Pri ce: fl oat
-
i nventoryID: stri ng col or: stri ng si ze: stri ng options: stri ng quanti tyOnHand: i nt averageCost: fl oat reorderQuanti ty: i nt
Inv entoryItem ProductItem -
productID: string vendor: stri ng gender: stri ng descripti on: stri ng
-
i nventoryID: stri ng pri ce: fl oat condi ti on: stri ng reason: stri ng di sposal : stri ng
-
Shipment
productID: stri ng i nventoryID: string descri pti on: stri ng pri ce: fl oat quanti ty: i nt backOrderStatus: stri ng
-
Order
Customer -
accountNo: stri ng bi l l i ngAddress: stri ng nam e: stri ng dayPhone: stri ng shi ppi ngAddress: stri ng ni ghtPhone: stri ng
-
TelephoneOrder
emai l Address: string repl yM ethod: stri ng
-
phoneCl erk: stri ng call StartT i m e: ti m e l engthOfCall : fl oat
tracki ngNo: stri ng dataSent: date ti m eSent: ti m e shi ppi ngCost: fl oat dateArri ved: date ti m eArri ved: ti m e
OrderTransaction
orderID: i nt orderDate: date pri ori tyCode: string shi ppi ng&Handl i ng: fl oat tax: float grandT otal : fl oat
WebOrder -
nam e: stri ng shi pperID: i nt address: stri ng contactNumber: stri ng tel ephone: string
OrderItem
ReturnItem
-
Shipper -
transacti onID: i nt date: date transacti onT ype: stri ng am ount: fl oat paymentM ethod: stri ng credi tCardInform ati on: stri ng
M ailOrder -
dateReceived: date processorCl erk: string
Gambar 2.9 Contoh first cut class diagram
2.3.7 System sequence diagram System sequence diagram adalah diagram yang menampilkan pesan-pesan secara berurutan antara aktor eksternal dan sistem selama usecase atau skenario berjalan. (Satzinger, 2011)
29
Gambar 2.10 Contoh system sequence diagram
Simbol-simbol yang digunakan dalam system sequence diagram:
Notasi
Tabel 2.5 Notasi system sequence diagram Keterangan Objek (Underlined)
Actor
Input Message
Output Message
Lifeline
30
2.3.8 Multilayer Design Sequence Diagram Setelah membuat System Sequence Diagram urutan diagram yang hanya berfokus pada kelas yang tercantum dalam lapisan domain, langkah berikutnya adalah mengembangkan urutan diagram dengan memperluas objek yang terlibat dalam membangun desain multilayer, serta tampilan layer dan lapisan akses data. (Satzinger, 2011) 1. Loop Loop digunakan untuk menunjukkan suatu proses yang diulang beberapa kali sampai kendala interaksi untuk loop tidak lagi di dalam jalur loop. (Bennett, Farmer, & McRobb, 2010)
sd Answ er Exam :Question Student
loop [until all question answered] Answer()
Gambar 2.11 Loop dalam multilayer sequence diagram
2. Alt
31
Alt adalah alternatif, setiap pilihan yang ditampilkan dalam proses terpisah. Proses yang interaksinya dievaluasi benar maka dijalankan. (Bennett, Farmer, & McRobb, 2010) sd Apply Lab Assistant :LabAssistant Student
Apply()
alt
acceptedNotes()
[>= B] [else]
rejectedNotes()
Gambar 2.12 alt dalam multilayer sequence diagram 3. Opt Option (Opt) menggambarkan pilihan proses yang hanya akan dijalankan jika kendala interaksi dievaluasi benar. (Bennett, Farmer, & McRobb, 2010)
32
sd Buy Product :Product Customer
Buy()
opt [Gold Member]
discount()
Gambar 2.13 opt dalam multilayer sequence diagram
2.3.9 Updated Class Diagram Updated class diagram adalah class diagram yang dikembangkan untuk setiap layer. Dalam view layer dan access layer data, beberapa kelas baru harus ditentukan. Domain Layer juga dapat memiliki beberapa kelas baru yang ditambahkan digunakan untuk kontrol kasus. (Bennett, Farmer, & McRobb, 2010) Langkah-langkah untuk membuat update class diagram yaitu (Satzinger, 2011) : • Dari mana menentukan operation-nya • Bagaimana hubungan depedency-nya • Menulis type data attribute-nya
33
Gambar 2.14 Contoh updated class diagram
2.3.10 User Interface User Interface merupakan bagian dari sistem informasi memerlukan interaksi untuk pengguna membuat input dan output. (Bennett, Farmer, & McRobb, 2010)
34
Gambar 2.15 Contoh user interface
Fungsi-fungsi dalam user interface: 1. Label: Dapat digunakan untuk menambahkan text atau tulisan di lokasi manapun pada form dengan jensi font dan juga jenis huruf yang berbeda. 2. Textbox: Saat program berjalan, textbox dapat menerima text yang ditulis oleh user. Selain itu textbox juga berfungsi untuk menampilkan output dari suatu program. 3. Command button: Berfungsi untuk menempatkan fungsi tombol dalam sebuah aplikasi. 4. Picture box: Digunakan untuk menampilkan gambar atau grafik. 5. Image box: Fungsi image box hampir sama dengan picture box. Digunakan untuk menampilkan gambar. Akan tetapi dalam image box user dapat mengatu ukuran gambar. 6. Check box: Digunakan untuk menampilkan pilihan yang lebih dari satu dalam aplikasi. Dengan check box, maka user dapat memilih lebih dari satu pilihan.
35
7. List box: Berfungsi untuk menampilkan daftar pilihan dalam satu kotak dimana user dapat menentukan pilihan salah satu dari berbagai pilihan tersebut. 8. Combo box: Berfungsi menampilkan daftar pilihan. Akan tetapi daftar ditampilkan menurun dengan meng-klik tombol panah di sebelah kanan simbol. 2.4 Analisis SWOT Analsis SWOT adalah suatu analisis yang digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunitiy), dan ancaman (threat). Dalam suatu kegiatan atau proses bisnis. (David, 2014) 2.4.1 Analisis Eksternal Tujuan dilakukannya analisa eksternal adalah agar perusahaan dapat mengetahui manfaat dari peluang yang tersedia dan ancaman yang harus dihindari oleh perusahaan tersebut. Analisa eksternal dapat mengidentifikasi variabel kunci yang memberikan suatu respon yang dapat dijalankan oleh perusahaan. Perusahaan harus dapat merespon secara cepat dan tepat terhadap faktor-faktor tersebut dengan membuat strategi yang dapat memanfaatkan peluang eksternal dan juga meminimalisir ancaman yang potensial. (David, 2014) Faktor-faktor yang menjadi kunci dalam analisa eksternal dibagi menjadi lima kunci. Kelima faktor tersebut adalah (David, 2014): 1. Kekuatan ekonomi 2. Kekuatan politik, pemerintahan, dan hukum 3. Kekuatan sosial 4. Kekuatan teknologi 5. Kekuatan kompetitif 2.4.2 Analisis Internal Analisa Internal adalah suatu proses analisis yang dapat memberikan banyak kesempatan untuk dapat memahami tentang organisasi secara keseluruhan. Dalam menjalankan analisa internal dibutuhkan pengumpulan data, asimilasi, dan juga evaluasi informasi tentang operasional perusahaan. Faktor yang menentukan keberhasilan dari analisa ini terdiri atas kekuatan dan kelemahan.
36
2.4.3 Matriks SWOT Matriks SWOT adalah suatu metode yang digunakan untuk membantu manager dalam mengembangkan empat tipe strategi, yaitu (David, 2014): 1. Strategi SO (strength-opportunitiy) Strategi
ini
menggunakan
kekuatan
internal
dalam
perusahaan
untuk
memanfaatkan peluang eksternal yang ada. Ketika suatu perusahaan memiliki kelemahan, maka perushaan tersebut akan berusaha agar dapat menutupi kelemahan itu dengan kekuatan yang dimiliki. Dan jika suatu perusahaan menghadapi ancaman utama, maka perushaan akan berusaha menghindari ancaman tersebut dan lebih memfokuskan pada peluang yang ada. 2. Strategi WO (weakness-opportunitiy) Strategi ini menekankan pada tujuan perusahaan dalam memperbaiki kekuatan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal mereka. Dalam beberapa hal dapat terjadi suatu perusahaan memiliki peluang eksternal akan tetapi
kelemahan
internal
perusahaan
membuat
mereka
tidak
dapat
memanfaatkan peluang tersebut dengan baik. 3. Strategi ST (Strengh-threat) Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan agar perusahaan tersebut dapat menghindari atau bahkan menghadapi ancaman yang yang ada. Hal ini berarti perusahaan harus memiliki internal yang kuat agar dapat menghadapi ancaman dari lingkungan eksternalnya. 4. Strategi WT (weakness-threat) Strategi ini merupakan strategi pertahanan yang bertujuan agar perushaaan dapat mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Ketika suatu perusahan menghadapi hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut berada dalam status yang tidak aman. Perusahaan dalam kondisi ini dapat mengambil langkah untuk melakukan merger atau memilih likuidasi. Terdapat delapan langkah dalam membuat matriks SWOT. Langkah-langkah tersebut adalah (David, 2014):
37
1. Menentukan peluang eksternal perusahaan 2. Menentukan ancaman eksternal perusahaan 3. Menentukan kekuatan internal perusahaan 4. Menentukan kelemahan internal perusahaan 5. Cocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil strategi SO kedalam kolom yang telah ditentukan 6. Cocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil strategi WO kedalam kolom yang telah ditentukan 7. Cocokan kekuatan internal dan peluang eksternal, dan catat hasil strategi ST kedalam kolom yang telah ditentukan. 8. Cocokan kelemahan intenal dengan peluang eksternal perusahaan, dan catat hasil WT kedalam kolom yang telah ditentukan. 2.4.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Matriks EFE) Matriks EFE memungkinkan perancang strategi untuk merangkum dan melakukan evaluasi terhadap informasi ekonomi, social, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, persaingan, dan teknologi. (David, 2014). Matriks EFE dapat dibuat melalui lima tahap sebagai berikut (David, 2014): 1. Buat daftar faktor eksternal yang teridentifikasi dalam proses audit eksternal perusahaan. Termasuk peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi perusahaan. 2. Berikan bobot dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting) untung setiap faktor yang ada. Bobot yang diberikan masing-masing faktor menunjukan tingkat kepentingan dari faktor keberhasilan perusahaan. 3. Berikan peringkat 1 sampai dengan 4 untuk setiap faktor eksternal tentang seberapa efektif strategi yang berjalan saat ini dalam merespon berbagai faktor tersebut. 4 = untuk respon perusahaan sangat baik. 3 = respon perusahaan diatas rata-rata. 2 = respon perusahaan rata-rata. 1 = respon perusahaan dibawah ratarata. 4. Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk mengetahui nilai dari skor bobot tersebut.
38
5. Jumlahkan skor rata-rata untuk setiap variabel untuk menentukan skor bobot perusahaan. 2.4.5 Matriks Evaluasi factor Internal (EFI) Matriks EFI merupakan alat formulasi terhadap strategi yang mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis perusahaan. Matriks ini dapat dikembangkan dengan lima tahap (David, 2014): 1. Membuat daftar utama yang telah diidentifikasi dalam proses audit internal. Termasuk keuatan dan kelemahan perusahaan. Terlebih dahulu identifikasi kelebihan, setelah itu identifikasi kelemahan. 2. Berikan bobot berkisar 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor tersebut. Bobot yang diberikan pada masing-masing faktor menggambarkan keberhasilan perusahaan. 3. Berikan peringkat 1 sampai dengan 4 untuk setiap faktor internal tentang seberapa efektif strategi yang berjalan saat ini dalam merespon berbagai faktor tersebut. 4 = untuk respon perusahaan sangat baik. 3 = respon perusahaan diatas rata-rata. 2 = respon perusahaan rata-rata. 1 = respon perusahaan dibawah ratarata. 4. Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk mengetahui nilai dari skor bobot tersebut. 5. Jumlahkan skor rata-rata untuk setiap variabel untuk menentukan skor bobot perusahaan. 2.4.6 Matriks Faktor Strategi Internal Matriks internal-eksternal memposisikan berbagai divisi pada suatu perusahaan dalam tampilan sel yang berdasarkan dua dimensi kunci: skor bobot IE pada sumbu x dan skor bobot EFE pada sumbu y. Dari sumbu x pada matriks IE, skor bobot IFE 1,0 sampai dengan 1,99 adalah rendah, skor 2,0 dianggap cukup, dan skor 3,0 sampai dengan 4,0 adalah tinggi. Berikut ini adalah gambar matriks IE (David, 2014):
39
Gambar 2.16 Matriks IE
40