BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.620), Sistem adalah sebuah kumpulan dari komponen yang berinteraksi satu sama lainnya yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.6), informasi adalah sesuatu yang berarti dan berguna bagi orang lain. Menurut Volonino (2010, p.41), informasi adalah data yang telah disusun atau diolah sehingga memiliki arti dan harga kepada penerima, Si penerima menafsirkan apa artinya dan mengambil kesimpulan dan keterlibatan dari informasi tersebut. Sebuah video yang dipasang pada website lain juga bisa dianggap informasi. Data benda biasanya diproses menjadi suatu informasi dengan menggunakan aplikasi. Seperti mewakilkan proses dari penggunaan yang lebih spesifik dan harga nilai yang lebih tinggi daripada pengambilan dan penyimpulan yang sederhana dari database. 2.1.3 Sistem Informasi Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.620), system informasi adalah kumpulan dari perangkat keras, prangkat lunak, data, orang, dan prosedur yang bekerja sama untuk memproduksi informasi yang berkualitas. Menurut Volonino (2010 p.11), sistem informasi mengumpulkan, memproses, menganalisa, dan menybarkan informasi dengan tujuan spesifik. Seperti sitem lainnya,sebuah sitem informasi mencakup input (data, intruksi) dan outpu (laporan, kalkulasi). Sitem informasi memproses memproses input dengan menggunakan teknologi dan memproduksi output yang kemudian dikirim kepada user atau sitem lainnya melalui media jaringan. Sebuah
7
8
mekanisme umpan balik yang mengatur operasi atau proses juga berkaitan dengan orang, prosedur, dan fasilitas berbentuk fisik dan beroperasi pada suatu lingkungan. 2.1.4 Data Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.6), data adalah sebuah kumpulan dari benda yang belum diproses dan dapat berbentuk tulisan, angka, gambar, suara, dan film. 2.1.5 Internet Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.10), Internat adalah sebuah kumpulan dari jaringan yang menduniadan terhubung dengan jutaan bisnis, agen pemerintahan, institusi pendidikan, dan individual. 2.1.6 Website Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.13), website adalah sebuah kumpulan dari halaman web yang berhubungan. Beberapa website mengizinkan pengguna untuk mengakses musik dan video yang bisa diunduh atau diownload, atau ditransfer ke media penyimpanan didalam sebuah komputer. Banyak orang menggunakan website dengan maksud untuk berbagi informasi pribadi, foto, dan video dengan dunia. 2.1.7 Pengertian E – Business Laudon, Kenneth C., dan Traver, Carol Guercio yang diterjemahkan oleh Robby (2009, p10) Menyatakan “E – Business adalah definisi e – commerce yang lebih luas mencakup lebih dari sekedar jual beli barang dan jasa, E – business mencakup pelayanan pelanggan, kolaborasi antara partner bisnis dan pengguna transaksi elektronik di sebuah organisasi”. 2.1.8 Personal Home Page (PHP): Hypertext Pre-processor Menurut Welling dan Thomson (2008, p.4), PHP adalah bahasa pemograman berbasis server yang dirancang khusus untuk web, dalam halaman HTML, dapat dimasukkan kode PHP yang akan dieksekusi setiap kali halaman web tersebut diakses. Kode PHP ini akan diterjemahkan
9 oleh web server dan akan dijalankan bersamaan dengan HTML atau output lainnya, yang akan dilihat oleh pengunjung situs web. Beberapa kelebihan PHP dibandingkan dengan bahasa pemograman sejenis
seperti
Perl,
Microsoft
Active
Server Pages (ASP),
Java
Server Pages (JSP), dan Allaire Cold Fusion adalah: •
Kemanpuan yang tinggi
•
Tidak dibutuhkan biaya untuk mendapatkan PHP
•
Kemampuan untuk dapat terhubung dengan banyak sistem basis data, seperti: MySQL, mSQL, Oracle, dbm, filepro, Hyperwave Informix, dan Interbase.
•
Mudah dipelajari dan digunakan karena PHP dibuat berdasarkan bahasa pemograman dasar, yaitu bahasa C dan Perl.
•
Dapat berjalan pada berbagai sistem operasi, seperti Linux, Solaris, dan berbagai versi Microsoft Windows.
2.1.9 Database •
Database adalah kumpulan koleksi data-data yang berhubungan secara logis, dan deskripsi dari data, dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan informasi suatu organisasi (Connolly,2005, p.15).
•
Database merupakan tempat penyimpanan kumpulan data yang besar dan tunggal yang dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak departemen dan pengguna. Semua data telah terintegrasi dengan jumlah duplikasi yang minimum. Database tidak hanya dimiliki oleh satu departemen tetapi merupakan sumber daya bersama satu perusahaan. Database tidak hanya memegang data operasional organisasi, tetapi juga menyimpan deskripsi data.
2.1.10 Pengertian Analisa Sistem Menurut Laudon (2007, p.128), analisa sistem adalah memeriksa sebuah masalah yang ada yang akan diselesaikan oleh perusahaan menggunakan sistem informasi.
10
Sedangkan analisa sistem menurut Satzinger (2005, p.4), analisa sistem adalah suatu proses untuk memahami dan mengerti sistem informasi secara detail untuk merekomendasikan sistem informasi bagaimana seharusnya. Jadi, berdasarkan dua pernyataan diatas pengertian analisa sistem dapat diambil kesimpulan bahwa analisa sistem adalah sebuah pembelajaran mengenai sistem yang sedang berjalan dengan tujuan mencari permasalahan yang sering muncul pada suatu sistem dan mengerti sistem informasi secara detail dengan memberi solusi terhadap permasalahan yang ada pada sistem. 2.1.11 Analisis Strength, Weaknesses, Opportunity, Threats (SWOT) Menurut Kurtz (2008) analisis SWOT adalah analisis yang berdasarkan pada anggapan bahwa suatu strategi yang berasal dari sumber daya internal suatu perusahaan (Strength and Weakness) dan sumber daya perusahaan (Opportunity and Threats).Menurut Nouri et al dalam Ommani (Ommani, 2011) “analisis strengths, weaknesses, opportunities and threats (SWOT) merupakan sebuah perangkat yang membantu manajer bisnis untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang terlibat dalam perusahaan bisnis.” Analisis SWOT dapat membantu manajer untuk mendapatkan wawasan dari masa lalu dan memikirkan solusi yang mungkin untuk masalah yang ada atau masalah yang memiliki potensi dapat terjadi, baik untuk bisnis yang sudah ada ataupun untuk usaha baru. Menurut Muchlisin Riadi (Riadi, 2013), Analisis SWOT memiliki fungsi untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan. Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan analisis dalam usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai kerangka atau panduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi altenatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.
11 Matriks TOWS TOWS
Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
Peluang (O)
Strategi SO
Strategi WO
Ancaman (T)
Strategi ST
Strategi WT
Gambar 2.1 Matriks TOWS Sumber: Rangkuti, 2011 Matriks TOWS (Threat, Opportunities, Weakness, Strenght) atau yang biasa juga disebut Matriks SWOT merupakan alat yang penting untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu SO (strengths-opportunities), WO (weaknesess-opportunities), ST (strengths-threats), dan WT (weaknesessthreats). i) Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. ii) Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. iii) Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. iv) Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Penyajian yang sistematis dari matriks SWOT.
12
Untuk membuat matriks SWOT terdapat delapan langkah yang harus dilakukan, yaitu : 1.
Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan
2.
Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan
3.
Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan
4.
Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan
5.
Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat strategi SO dalam sel yang ditentukan
6.
Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catatstrategi WO dalam sel yang ditentukan
7.
Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catatstrategi ST dalam sel yang ditentukan
8.
Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catatstrategi WT dalam sel yang ditentukan
2.1.12 Pengertian Perancangan Sistem Menurut Lonnie D. Bentley dan Jeffrey L.Whitten (2007, p.160), perancangan sistem adalah suatu teknik menggabungkan kembali bagianbagian informasi yang telah dipisahkan oleh suatu sistem. Menurut Satzinger et al. (2005, p.4), perancangan sistem adalah proses menentukan secara rinci bagaimana komponen-komponen dari sistem informasi harus diimplementasikan secara fisik. Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah suatu proses penggabungan informasi yang dipisah oleh sistem dan menentukan komponen sistem informasi yang diimplementasikan
13 2.1.13 Pengertian Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) Menurut Satzinger et al. (2009, p.60), object oriented analysis (OOA) mendefinisikan semua jenis objek yang melakukan pekerjaan dalam sistem dan
menunjukakkan
menyelesaikan
tugas.
interaksi
pengguna
Sedangkan
object
yang oriented
diperlukan design
untuk (OOD)
mendefinisikan semua jenis objek yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang dan perangkat dalam sistem, menunjukkan bagaimana objek berinteraksi untuk menyelesaikan tugas. 2.1.14 Unified Modeling Language (UML) Satzinger, Jackson, & Burd (2011, p.46), menyatakan Unified Modeling Language (UML) adalah suatu rangkaian standar konstruksi model dan notasi yang di definisikan oleh Object Management Group (OMG). 2.1.15 Unified Process (UP) Unified Process (UP) menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005, p.50), adalah suatu pengembangan sistem objek orientasi metodologi yang awal nya di kembangkan oleh Grady Booch, James Rumbaugh, dan Ivar Jacobson.
Gambar 2.3 Design activities in the UP life cycle
14
2.1.16 Activity Diagram Menurut Satzinger (2005, p.144), Activity Diagram adalah jenis diagram alur kerja yang menggambarkan kegiatan pengguna dan aliran sekuensial mereka. Simbol Activity Diagram: •
Synchronization Bar: sebuah simbol yang digunakan dalam sebuah aktivitas diagram untuk mengendalikan pemisahan atau penyatuan jalur sekuensial
•
Swimlane: daerah persegi panjang pada diagram aktivitas yang mewakili kegiatan yang dilakukan oleh agen tunggal.
Gambar 2.4 Notasi Activity Diagram
Gambar 2.5 Contoh Activity Diagram
15 2.1.17 Event Table Menurut Satzinger (2005, p.169, 170, 174), Event Tabel adalah katalog dari usecase yang menggunakan daftar peristiwa dalam baris dan potongan kunci informasi tentang setiap peristiwa dalam kolom. Tipe dari event: •
External event adalah suatu peristiwa yang terjadi di luar sistem, biasanya dilakukan oleh eksternal agen atau actor.
•
Temporal event adalah suatu peristiwa yang terjadi sebagai akibat dari mencapai sesuatu dalam waktu tertentu.
•
State event adalah suatu peristiwa yang terjadi ketika sesuatu terjadi di dalam system yang memicu kebutuhan untuk pemrosesan.
Event table dibagi menjadi 6 bagian yaitu: • Event
: peristiwa yang menyebabkan sistem untuk melakukan
sesuatu. • Trigger : sinyal yang memberitahu system bahwa suatu peristiwa telah terjadi, baik kedatangan data membutuhkan pemrosesan atau titik waktu. • Source : agen eksternal yang memasukkan data ke sistem. • Usecase : untuk mendefinisikan persyaratan fungsional. • Response : output, yang dihasilkan oleh sistem, yang berjalan ketujuannya. • Destination : agen eksternal yang menerima data dari sistem.
16
Gambar 2.6 Notasi Event Table 2.1.18 Use Case Diagram Menurut Satzinger (2005, p.213), Use Case Diagram adalah sebuah diagram yang menunjukkan berbagai peran pengguna dan cara para pengguna berinteraksi dengan sistem. Dalam use case diagram terdiri dari: -Use Case adalah proses bisnis yang sedang berjalan. -Actor adalah orang atau hal yang benar-benar berhubungan atau berinteraksi dengan sistem. Hubungan <
> didalam usecase diagram yaitu hubungan antara use cases dilambangkan dengan garis yang menghubungkan dengan panah. Arah panah menunjukkan use case mana yang dimasukkan sebagai bagian dari use case utama Proses untuk bergerak dari peristiwa bisnis untuk mendefinisikan use case memerlukan dua langkah, dilakukan dalam iterasi: - Identifikasi actor untuk setiap use case - Pada saat peran actor telah diidentifikasi, ekstrak informasi dari business event yang menggambarkan respon system untuk business event.
17
Gambar 2.7 Notasi Use Case
2.1.19 Use Case Detailed Description Menurut Satzinger (2005, p.220), Use Case Detailed Diagram adalah urutan tertentu langkah-langkah dalam use case; use case mempunyai beberapa scenario berbeda. Biasanya, use case description yang ditulis dibagi menjadi 3 tingkat yaitu: •
Brief description: dapat digunakan untuk use case yang sederhana, terutama ketika sistem yang dikembangkan juga kecil, aplikasi yang mudah dimengerti.
•
Intermediate
Description:
memperluas
brief
memasukkan aktivitas internal ke dalam use case.
description
untuk
18
Gambar 2.8 Intermediate Description •
Fully
Developed
Description
:
metode
paling
formal
mendokumentasikan use case
Gambar 2.9 Fully Developed Description
untuk
19
Ada 2 kondisi didalam Use Case Detail Desciption yaitu: • Precondition adalah seperangkat criteria yang harus benar sebelum awal dari sebuah use case. Precondition biasanya termasuk berikut ini: • Obyek apa yang harus ada dalam sistem. • Hubungan spesifik apa yang harus ada antara obyek, dan yang mana yang penting • Nilai spesifik apa yang harus diidentifikasi. • Postcondition: seperangkat criteria yang harus benar setelah selesainya eksekusi suatu use case.
2.1.20 Class Diagram Menurut Satzinger (2005, p.184), Domain Class Diagram adalah diagram kelas UML yang menunjukkan hal-hal yang penting dalam pekerjaan pengguna : masalah domain kelas, asosiasi mereka dan atribut mereka. Hierarki di notasi class diagram adalah -Generalisasi : penilaian bahwa kelompok mempunyai jenis yg serupa/sama
Gambar 2.10 Notasi Generalisasi pada Class Diagram
20
-Spesialisasi
: penilaian yang mengkategorikan berbagai jenis hal
-Keseluruhan – bagian: struktur hierarki yang kelas sesuai dengan komponen yang terkait Keseluruhan – bagian dibagi menjadi 2: -Agregasi: seluruh bagian hubungan antara obyek dan bagian, dimana bagianbagian bisa tampil secara terpisah -Composite: seluruh bagian hubungan di mana bagian tidak dapat dipisahkan dari obyek Assosiation Class adalah sebuah kelas yang mewakili banyak hubungan banyak antara dua kelas lain. Account class dibagi menjadi dua: -
Abstract Class: kelas yang tidak dapat
-
dibuat (tidak ada obyek yg dapat diciptakan), yang ada hanya untuk
memungkinkan subclass mewarisi atribut, metode dan asosiasi. -
Concrete Class : kelas yg dapat dibuat obyeknya
Gambar 2.11 Contoh class diagram
2.1.21 Statechart Diagram Menurut Satzinger (2005, p.237), merupakan susunan state yang mewakili status dari object dan panah yang mewakili transisinya.
21 Tabel 2.1 Komponen State Chart Pseudostate/Initial state : menggambarkan keadaan awal dari suatu proses berupa notasi awal dari statechart. State : menggambarkan keadaan tertentu suatu obejct selama masa hidupnya memenuhi suatu syarat atau kondisi tertentu atau menunggu suatu event. Transition : Menggambarkan alur transisi dari suatu transisi ke transisi dalam suatu object. Final State : Menggambarkan kondisi akhir dari suatu proses berupa notasi akhir dari statechart.
Gambar 2.12 Contoh Statechart
22
2.1.22 First Cut Design Class Diagram Menurut Satzinger (2005, p.309), First Cut Design Class Diagram adalah class diagram yang dikembangkan dengan memperluas diagram domain model kelas. Berikut ini adalah panduan dalam relationship/hubungan antar first cut design class diagram: •
One-to-many relationships yang menunjukkan yang menunjukkan
hubungan atasan/bawahan biasanya dinavigasikan dari atasan kebawahan. •
Mandatory Relationship, di mana obyek dalam satu kelas tidak bisa ada
tanpa obyek dari kelas lain, biasanya dari independent class ke dependent class. •
Ketika sebuah obyek dari kebutuhan informasi obyek lain, maka
mungkin diperlukan suatu navigation arrow, menunjuk baik untuk obyek itu sendiri atau induknya dalam hierarki. •
Panah navigasi juga dapat dua arah.
23 Gambar 2.13 First Cut Design Class Diagram 2.1.23 System Sequence Diagram Menurut Satzinger (2005, p.316), diagram yang menunjukan eksekusi operasi disebuah obyek yang melibatkan pemanggilan operations diobyek lain.
Gambar 2.14 Notasi System Sequence Diagram Menurut Satzinger Sequence Diagram dikategorikan menjadi 3 bagian yaitu : •
First Cut Sequence Diagram
•
View Layer
•
Data Access Layer
Use case: Availability Handler. Kemudian menambahkan obyek lain yang perlu untuk dimasukkan pada use case. Langkah berikutnya adalah untuk menentukan pesan lainnya harus dikirim, termasuk yang obyek harus menjadi sumber dan tujuan dari setiap pesan, untuk mengumpulkan semua informasi yang diperlukan.
24
Gambar 2.15 First Cut Sequence Diagram - View Layer, melibatkan interaksi manusia-komputer dan membutuhkan perancangan user interface untuk setiap use case. Pendesain interface mengambil
langkah-langkah
dalam
deskripsi
use
case
dan
mulai
mengembangkan desain dialog untuk use case, biasanya mendefinisikan satu atau lebih bentuk-bentuk jendela atau web pengguna akan gunakan untuk berinteraksi dengan sistem.
25
Gambar 2.16 View Layer
26
-
Data Layer, sistem yang lebih kompleks, yang masuk akal untuk
menciptakan kelas yang satu-satunya tanggung jawab untuk mengeksekusi pernyataan SQL database, mendapatkan hasil dari query, dan memberikan informasi untuk lapisan utama
Gambar 2.17 Data Layer
27 2.1.24 Communication Diagram Menurut Satzinger (2005, p.334), Communication Diagram dan Sequence Diagram keduanya merupakan diagram interaksi yang mencatat, merekam informasi yang sama. Proses perancangannya juga sama dalam penggunaan
Communication
Diagram
dan
Sequence
Diagram.
Communication Diagram berguna untuk menunjukan pandangan yang berbeda pada use case yang menekankan hubungan.
Gambar 2.18 Communication Diagram 2.1.25 Package Diagram Menurut Satzinger (2010, p.339), package diagram adalah sebuah diagram high-level yang memungkinkan perancang untuk menghubungkan semua class dalam grup terkait. Notasi pada package diagram berbentuk tab persegi panjang dan nama package ditampilkan dalam tab.
28
Gambar 2.19 Package Diagram 2.1.26 Update Design Class Diagram Menurut Satzinger (2005, p.302), Design Class Diagram dan detail interaction diagram menggunakan satu sama lain sebagai pemasukan untuk perancangan dan dikembangkan pada waktu yang sama interaksi pertama pada design class diagram dilakukan berdasarkan model domain dan pada prinsip desain reenginering. Design Class Diagram sekarang dapat dikembangkan untuk masing-masing layernya. Dalam tampilan view layer dan data access layer, beberapa kelas harus dispesifikasikan. Domain layer juga memiliki beberapa kelas yang ditambahkan untuk use case controllers.
29
Gambar 2.20 Update Design Class Diagram 2.1.27 User Interface User Interface menurut Satzinger (2005, p.442), adalah bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi dari user untuk membuat input dan output. Menjelaskan bahwa sebuah sistem informasi baru mempengaruhi banyak sistem informasi yang ada lainnya, dan analisis harus memastikan bahwa mereka semua bekerja bersama-sama. Beberapa interface sistem link sistem organisasi internal, merupakan sistem lain antarmuka dengan sistem eksternal, seperti pemasok atau rumah pelanggan. Dalam kasus lain, sistem baru perlu berkomunikasi dengan aplikasi bahwa organisasi telah dibeli dan
30
diinstall. Dalam setiap kasus hanya terdaftar, analisis harus memiliki informasi tentang setiap sistem yang akan menyentuh sistem baru. Sistem juga harus berinteraksi dengan pengguna baik didalam maupun diluar organisasi. User interface yang lebih dari sekedar layar, itu adalah merupakan pengguna yang datang ke dalam kontrak dengan saat menggunakan sistem, komseptual, dan fisik. 2.1.28 Storyboard Storyboard menurut Satzinger (2005, p.460), adalah sebuah teknik untuk menggambarkan serangkaian urutan tampilan layar dalam sebuah dialog atau skenario. Gambaran tidak harus sangat detail, gambaran hanya diperlukan untuk menjelaskan konsep dasar.
Gambar 2.21 Contoh Storyboard 2.1.29 Persistent Object Persistent object menurut Satzinger (2005, p.66), adalah obyek yang tersedia untuk dapat digunakan sepanjang waktu. Persistent object disebut juga relational database yang digunakan dalam bentuk tabel yang diisi atribut beserta dengan masing–masing nilai dari atribut tersebut. Di tiap tabel
31 tersebut memiliki primary key, dimana primary key tersebut merupakan sebuah atribut yang unik. 2.1.30 Software Architecture Menurut Satzinger et al. (2010, p.344), Software Architecture memiliki 2 bagian yaitu: 1. Client/ Server Architecture, merupakan model umum perangkat lunak organisasi dan dapat diimplementasikan dengan berbagai cara. Ada 2 jenis yaitu: a. Server: proses, modul, objek, atau komputer yang menyediakan layanan melalui jaringan. b. Client: Modul, proses, objek, atau komputer yang permintaan jasa dari satu atau lebih server. 2. Three layer architecture/ server architecture, merupakan arsitektur client/server yang membagi aplikasi ke dalam datalayer, business logic layer, dan view layer. 3. Data Layer: bagian dari tiga lapis arsitektur yang berinteraksi dengan database. 4. Business Logic: bagian dari tiga arsitektur layer yang berisi program-program yang mengimplementasikan aturan bisnis aplikasi. 5. View Layer: bagian dari tiga arsitektur layer yang berisi user interface.
2.1.31 Pengertian Navigation Diagram Satzinger Satzinger, Jackson dan Burd ( 2009, p504 ), navigation diagram adalah proses mengeluarkan sebuah objek pengenal dari satu objek dan menggunakannya untuk akses objek lain. Christian dan Azzahra ( 2011, p42 ), “Sistem Informasi Akutansi Pembelian Material Pada Perusahaan Kontraktor” Seminar Aplikasi Teknologi Informasi A 41-46, navigation diagram adalah jenis khusus dari statechart diagram yang berfokus pada dinamika keseluruhan tampilan layar.
32
Kesimpulan dari navigation diagram adalah proses yang berfokus pada dinamika keseluruhan tampilan layar yang mengeluarkan sebuah objek pengenal dari satu objek dan menggunakan untuk mengakses objek lain. 2.1.32 Pengertian Penjualan Elidjen,
Gandi
Cahyadi,
dan
Mario
Andika
(2011,
p.2),
mendefinisikan penjualan sebagai hubungan timbal balik antara pembeli potensial dan penjua yang memenuhi tiga tugas, yaitu mengidentifikasikan kebutuhan dari pembeli potensial, mencocokan kebutuhan dengan satu atau lebih barang atau layanan yang dimiliki perusahaan dan meyakinkan pembeli membayar produk atau layanan tersebut. Penjualan merupakan sasaran akhir dari kegiatan pemasaran karena pada bagian ini ada penetapan harga., diadakan perundingan dan perjanjian serah terima barang maupun cara pembayaran yang disepakati oelh kedua belah pihak, sehingga tercapai suatu titik kepuasan. Menurut Suhendra (2007, p.2), penjualan terbagi menjadi dua berdasarkan bentuknya yaitu: •
Penjualan Tunai Penjualan Tunai adalah penjualan atas barang dagangan atau
jasa yang dilakukan oleh penjual kepada konsumen atau pembeli yang pembayarannya dilakuan secara tunai/cash. •
Penjualan Kredit Penjualan Kredit adalah penjualan barang dagangan atau jasa
yang pembayarannya dilakukan dengan memakai jangka waktu atau batas waktu yang disepakati oleh pihak penjual dan pihak pembeli. 2.1.33 E – Commerce Menurut Wong (2010, p.33), e-commerce adalah pembelian, penjualan, dan pemasaran barang serta jasa melalui sistem elektronik. Ecommerce meliputi transfer dana secara elektronik, pertukaran dan pengumpulan data. Semua diatur dalam sistem manajemen inventori otomatis.
33 2.1.34 Jenis–jenis E- Commerce Menurut Turban et al (2008, p.168), transaksi e-commerce dapat dilakukan antara berbagai pihak. Jenis-jenis e-commerce yang umum dilakukan : a) Business-to-business (B2B), dalam transaksi B2B, kedua penjual dan pembeli adalah organisasi bisnis. b)
Collabirative
commerce
(C-commerce),
partner
bisnis
berkolaborasi secara elektronik (daripada membeli atau menjual). c) Business-to-consumer (B2C), dalam B2C penjual adalah organisasi bisnis dan pembelinya adalah individu. d) Consumer-to-consumer (C2C), individu menjual produk atau jasa kepada individu lain. e) Business-to-business-to-consumer (B2B2C), dalam hal ini business menjual produk atau jasa kepada business tapi mengirim jasa atau produk kepada individu. f) Consumers-to-business (C2B), pelanggan membuat kebutuhan akan produk atau jasa, dan supplier yang menyediakan kebutuhan tersebut. 2.2 TEORI KHUSUS 2.2.1 Metode Penelitian Menurut Sugiyono(2010, p.2), metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaean manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakuan itu dapat diamati oleh indera manusiam sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui caracara yang digunakan. (Bedakan cara yang tidak ilmiah misalnya, mencari barang yang ilang datang ke dukun, supaya usaha dagangnya sukses datang ke Gunung Kawi, dan sebagainya). Sistematis artinya, proses yang digunakan
34
dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. 2.2.2 Teknik Pengumpulan data Menurut Sugiyono (2010, p.193), pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan dengan setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dll. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber
data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya. 1. Interview (Wawancara) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribdadi. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.
a. Wawancara terstruktur Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan isntrumen
35 penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawncara terstruktur ini, setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya.
b. Wawancara tidak terstruktur Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau bahkan untuk penelitian yang lebih mendalam tentan responden.
2. Kuesioner (Angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataantertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.
3. Observasi (Pengamatan) Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting
adalah
proses-proses
pengamatan
dan
ingatan.
Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
36
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Observasi Berperanserta (participant Observation) Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
b. Observasi Non Participant Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Misalnya dalam suatu pusat belanja, peneliti dapat mengamati bagaimana perilaku pembeli terhadap barang-barang apa saja yang paling diminati pembeli saat itu.
c. Observasi terstruktur Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, dimana tempatnya. Jadi observasi terstrukur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati.
d. Observasi tidak terstruktur Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan di observasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.
37 2.2.3 Variabel Penelitian 2.2.3.1 Pengertian Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2010, p58), variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Selain itu, dapat dirumuskan juga bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. 2.2.3.2 Macam-macam Variabel Menurut Sugiyono (2010, p59), macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi: 1. Variabel Independen Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, dan antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhu atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependen (terikat)
2. Variabel Dependen Sering disebut sebagai variabel output, criteria, konsekuen, dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
3. Variabel Moderator Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat
dan
memperlemah)
hubungan
antara
independen dengan dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independen kedua.
variabel
38
4. Variabel Intervening Variabel Intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan
antara
variabel
independen
dengan
dependen tetapi tidak dapat diamati dan diukur.
5. Variabel Kontrol Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti. Variabel control sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimen.