BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar Citra Digital
Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa foto, bersifat analog berupa sinyal-sinyal video seperti gambar pada monitor televisi, atau bersifat digital yang dapat disimpan pada suatu media peyimpanan [1]
Citra dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu citra diam (still images) dan citra bergerak (animated images). Citra diam adalah citra tunggal yang tidak bergerak. Sedang citra bergerak adalah rangkaian citra diam yang ditampilkan secara beruntun (sekuensial) sehingga memberi kesan pada mata sebagai
gambar yang
bergerak. Setiap citra didalam rangkaian itu disebut frame. Gambar-gambar yang tampak pada film layar lebar atau televisi pada hakekatnya terdiri dari ratusan sampai ribuan frame.
Citra digital adalah gambar dua dimensi yang dapat ditampilkan pada layar monitor komputer sebagai himpunan berhingga (diskrit) nilai digital yang disebut pixel (picture elements). Pixel adalah elemen citra yang memiliki nilai yang menunjukkan intensitas warna.
Citra digital dapat didefinisikan sebagai fungsi dua variabel, f(x,y), dimana x dan y adalah koordinat spasial dan nilai f(x,y) adalah intensitas citra pada koordinat tersebut, hal tersebut diilustrasikan pada Gambar dibawah ini . Teknologi dasar untuk menciptakan dan menampilkan warna pada citra digital berdasarkan pada penelitian
Universitas Sumatera Utara
8
bahwa sebuah warna merupakan kombinasi dari tiga warna dasar, yaitu merah, hijau, dan biru (Red, Green, Blue - RGB). [1]
Gambar 2.1 Contoh Citra Digital RGB adalah suatu model warna yang terdiri dari merah, hijau, dan biru, digabungkan dalam membentuk suatu susunan warna yang luas. Setiap warna dasar, misalnya merah, dapat diberi rentang-nilai. Untuk monitor komputer, nilai rentangnya paling kecil = 0 dan paling besar = 255. Pilihan skala 256 ini didasarkan pada cara mengungkap 8 digit bilangan biner yang digunakan oleh mesin komputer. Dengan cara ini, akan diperoleh warna campuran sebanyak 256 x 256 x 256 = 1677726 jenis warna. Sebuah jenis warna, dapat dibayangkan sebagai sebuah vektor di ruang 3 dimensi yang biasanya dipakai dalam matematika, koordinatnya dinyatakan dalam bentuk tiga bilangan, yaitu komponen-x, komponen-y dan komponen-z. Misalkan sebuah vektor dituliskan sebagai r = (x,y,z). Untuk warna, komponen-komponen tersebut digantikan oleh komponen R(ed), G(reen), B(lue). Jadi, sebuah jenis warna dapat dituliskan sebagai berikut: warna = RGB(30, 75, 255). Putih = RGB (255,255,255), sedangkan untuk hitam= RGB(0,0,0).
Gambar 2.2 Representasi Warna RGB Pada Citra Digital
Universitas Sumatera Utara
9
Berdasarkan cara penyimpanan atau pembentukannya, citra digital dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama adalah citra digital yang dibentuk oleh kumpulan pixel dalam array dua dimensi. Citra jenis ini disebut citra bitmap (bitmap image) atau citra raster (raster image). Jenis citra yang kedua adalah citra yang dibentuk oleh fungsi-fungsi geometri dan matematika. Jenis citra ini disebut grafik vektor (vector graphics). Dalam pembahasan skripsi ini, yang dimaksud citra digital adalah citra bitmap.
Citra digital (diskrit) dihasilkan dari citra analog (kontinu) melalui digitalisasi Digitalisasi citra analog terdiri atas penerokan (sampling) dan kuantisasi (quantization) Penerokan adalah pembagian citra ke dalam elemen-elemen diskrit (pixel), sedangkan kuantisasi adalah pemberian nilai intensitas warna pada setiap pixel dengan nilai yang berupa bilangan bulat [3]
Banyaknya nilai yang dapat digunakan dalam kuantisasi citra bergantung kepada
kedalaman
pixel,
yaitu
banyaknya
bit
yang
digunakan
untuk
merepresentasikan intensitas warna pixel. Kedalaman pixel sering disebut juga kedalaman warna. Citra digital yang memiliki kedalaman pixel n bit disebut juga citra n-bit. Bit kepanjangan dari binary digit. Satu bit merupakan unit informasi terkecil yang dapat ditangani komputer. Dalam sistem komputer, biasanya beberapa bit dikelompokkan menjadi satu Byte, yaitu setiap 8 bit di kelompokkan menjadi satu Byte.
Berdasarkan warna-warna penyusunnya, citra digital dapat dibagi menjadi tiga macam [4] yaitu: a. Citra biner, yaitu citra yang hanya terdiri atas dua warna, yaitu hitam dan putih. Oleh karena itu, setiap pixel pada citra biner cukup direpresentasikan dengan 1 bit.
Universitas Sumatera Utara
10
Gambar 2.3 citra biner
Gambar 2.4 representasi citra biner
Meskipun saat ini citra berwarna lebih disukai karena memberi kesan yang lebih kaya dari citra biner, namun tidak membuat citra biner mati. Pada beberapa aplikasi citra biner masih tetap di butuhkan, misalkan citra logo instansi ( yang hanya terdiri dari warna hitam dan putih), citra kode barang (bar code) yang tertera pada label barang, citra hasil pemindahan dokumen teks, dan sebagainya. Seperti yang sudah disebutkan diatas, citra biner hanya mempunyai dua nilai derajat keabuan : hitam dan putih. Pixel – pixel objek bernilai 1 dan pixel – pixel latar belakang bernilai 0. pada waktu menampilkan gambar, adalah putih dan 1 adalah hitam. Jadi pada citra biner, latar belakang berwarna putih sedangkan objek berwarna hitam seperti tampak pada gambar 2.3 diatas. Meskipun komputer saat ini dapat memproses citra hitam-putih (grayscale) maupun citra berwarna, namun citra biner masih tetap di pertahankan keberadaannya.
Universitas Sumatera Utara
11
Alasan penggunaan citra biner adalah karena citra biner memiliki sejumlah keuntungan sebagai berikut: a. Kebutuhan memori kecil karena nilai derajat keabuan hanya membutuhkan representasi 1 bit. b. Waktu pemrosesan lebih cepat di bandingkan dengan citra hitam putih ataupun warna. b. Citra grayscale, yaitu citra yang nilai pixel-nya merepresentasikan derajat keabuan atau intensitas warna putih.
Gambar 2.5 representasi citra Grayscale Pada Color Dialog seperti yang terlihat pada gambar di atas, jika memilih warna solid hitam, putih, atau abu – abu, maka akan berada dalam pita warna Grayscale. Apabila tanda panah digeser ke atas menuju putih atau ke bawah menuju ke hitam maka red, green dan blue akan memberikan nilai yang sama. Untuk pengubahan warna image menjadi grayscale, cara yang umumnya dilakukan adalah dengan memberikan bobot untuk masing – masing warna dasar red, green, dan blue. Tetapi cara yang cukup mudah adalah dengan membuat nilai rata – rata dari ketiga warna dasar tersebut dan kemudian mengisikannya untuk warna dasar tersebut dengan nilai yang sama ( seperti pada contoh color dialog di atas )
Nilai intensitas paling rendah merepresentasikan warna hitam dan nilai intensitas paling tinggi merepresentasikan warna putih. Pada umumnya citra grayscale memiliki kedalaman pixel 8 bit (256 derajat keabuan), tetapi ada juga citra grayscale yang kedalaman pixel-nya bukan 8 bit, misalnya 16 bit untuk penggunaan yang memerlukan ketelitian tinggi.
Universitas Sumatera Utara
12
Citra grayscale merupakan citra satu kanal, dimana citra f(x,y) merupakan fungsi tingkat keabuan dari hitam keputih, x menyatakan variable kolom atau posisi pixel di garis jelajah dan y menyatakan variable kolom atau posisi pixel di garis jelajah. Intensitas f dari gambar hitam putih pada titik (x,y) disebut derajat keabuan (grey level), yang dalam hal ini derajat keabuannya bergerak dari hitam keputih. Derajat keabuan memiliki rentang nilai dari Imin sampai Imax, atau Imin < f < Imax, selang (Imin, Imax) disebut skala keabuan. Biasanya selang (Imin, Imax) sering digeser untuk alasan-alasan praktis menjadi selang [0,L], yang dalam hal ini nilai intensitas 0 menyatakan hitam, nilai intensitas L meyatakan putih, sedangkan nilai intensitas antara 0 sampai L bergeser dari hitam ke putih. Sebagai contoh citra grayscale dengan 256 level artinya mempunyai skala abu dari 0 sampai 255 atau [0,255], yang dalam hal ini intensitas 0 menyatakan hitam, intensitas 255 menyatakan putih, dan nilai antara 0 sampai 255 menyatakan warna keabuan yang terletak antara hitam dan putih. c. Citra berwarna, yaitu citra yang nilai pixel-nya merepresentasikan warna tertentu Banyaknya warna yang mungkin digunakan bergantung kepada kedalaman pixel citra yang bersangkutan. Citra berwarna direpresentasikan dalam beberapa kanal (channel) yang menyatakan komponen-komponen warna penyusunnya. Banyaknya kanal yang digunakan bergantung pada model warna yang digunakan pada citra tersebut.
Setiap piksel pada citra warna mewakili warna yang merupakan kombinasi dari tiga warna dasar (RGB = Red Green Blue). Setiap warna dasar menggunakan penyimpanan 8 bit =1 byte, yang berarti setiap warna mempunyai gradiasi sebanyak 255 warna. Berarti setiap piksel mempunyai kombinasi warna sebanyak 28 . 28 . 28 = 216=16 juta warna lebih. itulah sebabnya format ini dinamakan true color karena mempunyai jumlah warna yang cukup besar sehingga bias dikatakan hampir mencangkup semua warna di alam. [1]
Universitas Sumatera Utara
13
1 byte
1 byte
1 byte
Blue
Green
Red
Gambar 2.6 Format Penyimpanan Warna RGB
Gambar 2.7 Contoh Kombinasi Warna RGB sehingga Menghasilkan Warna Kuning Penyimpanan citra true color di dalam memori berbeda dengan citra grayscale. Setiap piksel dari citra grayscale 256 gradasi warna diwakili oleh 1 byte. Sedangkan 1 piksel citra true color diwakili oleh 3 byte, dimana masingmasing byte mempresentasikan warna merah (Red), hijau (Green), dan Biru (Blue). [1]
2.2 Format Citra Digital
Citra digital dapat disimpan dalam berbagai macam format. Beberapa format citra digital dapat memanfaatkan metode kompresi dalam penyimpanan data citra. Kompresi yang dilakukan dapat bersifat lossy maupun lossless, bergantung kepada jenis format yang digunakan. Kompresi yang bersifat lossy menyebabkan penurunan kualitas citra, meskipun dalam beberapa kasus penurunan kualitas tersebut tidak dapat dikenali oleh mata manusia. Beberapa format citra digital yang banyak ditemui adalah BMP, JPEG, GIF, PNG, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
14
2.2.1 Citra Bitmap
Citra Bitmap sering disebut juga dengan citra raster. Citra bitmap menyimpan kode citra secara digital dan lengkap (cara penyimpanannya adalah per piksel). Citra bitmap dipresentasikan dalam bentuk matriks atau dipetakan dengan menggunakan bilangan biner atau sistem bilangan lain. Citra ini memiliki kelebihan untuk memanipulasi warna, tetapi untuk mengubah objek lebih sulit. Tampilan bitmap mampu menunjukkan kehalusan gradiasi bayangan dan warna dari sebuah gambar. Oleh karena itu, bitmap merupakan media elektronik yang paling tepat untuk gambar – gambar dengan perpaduan gradiasi warna yang rumit, seperti foto, Kamera Digital, video capture, dan lain-lain.
Kriteria yang paling penting dari citra ini adalah kedalaman warna yaitu berapa banyak bit per pixel yang didefinisikan dari sebuah warna (Rinaldi Munir, 2005). Bitmap dengan mengikuti kriteria tadi maka dapat dilihat: a. 8 bit = 256 warna (256 gray scales). b. 24 bit = 16.777.216 warna
Secara umum dapat dikatakan semakin banyaknya warna, maka akan diperlukan keamanan yang ketat atau tinggi dikarenakan bitmap memiliki area yang sangat luas dalam sebuah warna yang seharusnya dihindarkan. Dilihat dari kedalaman atau kejelasan dari sebuah warna, bitmap dapat mengambil sejumlah data tersembunyi dengan perbandingan sebagai berikut (ukuran ratio dari bitmap dalam byte = ukuran dari data yang disembunyikan) : 1. 8 bit = 256 warna : 8 : 1 2. 24 bit = 16.777.216 warna : 8 : 1
Perbandingan tersebut diperoleh dari penentuan LSB dalam suatu byte, untuk citra 8 bit letak LSB adalah pada bit terakhir sedangkan untuk citra 24 bit letak LSB adalah pada bit ke-8, bit ke-16 dan bit ke 24 dimana masing-masing byte mewakili warna merah (red), warna hijau (green) dan warna biru (blue). Manipulasi pada bitmap tidak dapat dikonvert atau diubah ke dalam bentuk format grafik yang lain
Universitas Sumatera Utara
15
karena data tersembunyi dalam file tersebut akan hilang. Format menggunakan metode komperesi yang lain (seperti JPEG) tidak di gunakan dalam skripsi ini. Mengurangi ukuran dari carrier file sangatlah penting untuk melakukan transmisi online, yaitu dengan menggunakan utilitas kompresi (seperti : ARZ, LZH, PKZIP, WinZip), dikarenakan kerja mereka tidak terlalu berat. [1]
2.2.2 GIF
Graphic Interchange Format (GIF, dibaca jiff ,tetapi kebanyakan orang menyebutnya dengan giff ) yang dibuat oleh Compuserve pada tahun 1987 untuk menyimpan berbagai gambar dengan format bitmap menjadi sebuah file yang mudah untuk diubah pada jaringan komputer. GIF adalah file format graphic yang paling tua pada Web, dan begitu dekatnya file format ini dengan web pad saat itu sehingga para Browser menggunakan format ini. File GIF dapat disimpan dalam dua jalan yaitu secara berurutan (Dari atas ke bawah) dan pembagian dengan baris ( 8 baris, 4 baris dan 2 baris). Pembagian baris pada gambar dengan resolusi gambar yang rendah dengan cepat dimana secara gradual datangnya untuk menjadikan lebih focus , dengan expense dari penambahan kapasitas file. [2] Format file ini hanya mampu menyimpan dalam 8 bit (hanya mendukung mode warna Grayscale, Bitmap dan Indexed Color). Format file ini merupakan format standar untuk publikasi elektronik dan internet. Format file mampu menyimpan animasi dua dimensi yang akan dipublikasikan pada internet, desain halaman web dan publikasi elektronik. Format file GIF yang umum dan banyak digunakan antara lain: [2]
GIF87a: mendukung interlacing dan mampu manyimpan beberapa image alam 1 file, ditemukan tahun 1987 dan menjadi standar.
GIF89a: kelanjutan dari 87a dan ditambahkan dengan dukungan transparency, mendukung text, dan animasi.
Universitas Sumatera Utara
16
Format GIF (Graphic Interchange Format) merupakan format file yang paling banyak disarankan dan digunakan. Kelebihan Format ini antara lain adalah :
ukuran file yang dihasilkan relatif kecil
mampu menggabungkan beberapa gambar menjadi satu kesatuan dan menampilkannya secara bergantian (animasi).
warna latar belakang dapat dibuat transparan dan adanya teknologi interlacing yang akan membuat sebuah file di load secara utuh dengan kualitas yang ditampilkan secara bertahap.
2.2.3 JPEG
Joint Photograpic Experts (JPEG , dibaca jay-peg) di rancang untuk kompresi beberapa full-color atau gray-scale dari suatu gambar yang asli, seperti pemandangan asli di dunia ini. JPEGs bekerja dengan baik pada continous tone images seperi photographs tetapi tidak terlalu bagus pada ketajaman gambar dan seni pewarnaan seperti penulisan, kartun yang sederhana atau gambar yang mengunakan banyak garis. JPEG sudah mendukung untuk 24-bit color depth atau sama dengan 16,7 juta warna (224 = 16.777.216 warna), progressive JPEGs (p- JPEGs) adalah tipe dari beberapa persen lebih kecil dibandingkan baseline JPEGs: Tetapi keuntungan dari JPEG dan tipe-tipenya telihat pada langkah-langkahnya sama seperti interlaced GIFs. JPEG adalah algoritma kompresi secara lossy. JPEG bekerja dengan merubah gambar spasial dan merepresentasikan kedalam pemetaan frekueunsi. Discrete Cosine Transform (DCT) dengan memisahkan antara informasi frekuensi yang rendah dan tinggi dari sebuah gambar.
Informasi frekuensi yang tinggi akan diseleksi untuk dihilangkan yang terikat pada pengaturan kualitas yang digunakan. Kompresi dengan tingkatan yang lebih baik, tingkatan yang lebih baik dari informasi yang dihilangkan. Waktu Kompresi dan dekompresi dilaksanakan dengan simetris. JPEG Group‟s (IJG) decoder lebih ditingkatkan kemampuannya dibandingkan dengan encodernya. Manakala, ketika
Universitas Sumatera Utara
17
diperlihatkan 8 bit, mengurangi kuantisasi warna yang lambat. Banyak para penjual JPEG menawarkan untuk mempercepat hasil dari JPEG, kuantisasi warna dan kualitas dengan mengimplementasikan IJG. JPEG dirancang untuk mengeksploitasi tingkatan dari mata kita yakni bahwa mata kita tidak akan dapat mebedakan perubahan yang lambat terang dan warna dibandingkan dengan perbedaan suatu jarak apakah jauh atau dekat. Untuk itu JPEG sangat baik digunkan pada fotografi dan monitor 80-bit. JPEG sebenarnya hanyalah algoritma kompresi, bukan merupakan nama format file. File yang biasa disebut JPEG pada jaringan sebenarnya adalah JFIF (JPEG File Interchange Format). [2]
2.3 STEGANOGRAFI
2.3.1
Sejarah dan Definisi Steganografi
Steganografi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang bagaimana menyembunyikan suatu informasi “rahasia” di dalam suatu informasi lainnya, Steganografi merupakan seni penyembunyian pesan ke dalam pesan lainnya sedemikian rupa sehingga orang lain tidak menyadari ada sesuatu di dalam pesan tersebut. Kata steganografi (steganography) berasal dari bahasa Yunani yaitu steganos yang artinya tersembunyi atau terselubung dan graphein, yang artinya menulis, sehingga kurang lebih artinya adalah “menulis tulisan yang tersembunyi atau terselubung” Teknik ini meliputi banyak sekali metode komunikasi untuk menyembunyikan pesan rahasia. Meliputi penggunaan tinta yang tidak tampak, microdots, pengaturan kata, tanda tangan digital, jalur tersembunyi dan komunikasi spektrum lebar.
Catatan pertama tentang steganografi ditulis oleh seorang sejarawan Yunani, Herodotus, yaitu ketika Histaeus seorang raja kejam Yunani dipenjarakan oleh Raja Darius di Susa pada abad 5 Sebelum Masehi. Histaeus harus mengirim pesan rahasia kepada anak laki-lakinya, Aristagoras, di Militus. Histaeus menulis pesan dengan cara mentato pesan pada kulit kepala seorang budak dan ketika rambut budak itu mulai
Universitas Sumatera Utara
18
tumbuh, Histaeus mengutus budak itu ke Militus untuk mengirim pesan di kulit kepalanya tersebut kepada Aristagoras.
Cerita lain tentang steganografi datang juga dari sejarawan Yunani, Herodotus, yaitu dengan cara menulis pesan pada papan kayu yang ditutup dengan lilin. Demeratus, seorang Yunani yang akan mengabarkan berita kepada Sparta bahwa Xerxes bermaksud menyerbu Yunani. Agar tidak diketahui pihak Xerxes, Demaratus menulis pesan dengan cara mengisi tabung kayu dengan lilin dan menulis pesan dengan cara mengukirnya pada bagian bawah kayu, lalu papan kayu tersebut dimasukkan ke dalam tabung kayu, kemudian tabung kayu ditutup kembali dengan lilin.
Pada abad 20, steganografi benar-benar mengalami perkembangan. Selama berlangsung perang Boer, Lord Boden Powell (pendiri gerakan kepanduan) yang bertugas untuk membuat tanda posisi sasaran dari basis artileri tentara Boer, untuk alasan keamanan, Boden Powell menggambar peta-peta posisi musuh pada sayap kupu-kupu agar gambar - gambar peta sasaran tersebut terkamuflase.
Perang Dunia II adalah periode pengembangan teknik-teknik baru steganografi. Pada awal Perang Dunia II walaupun masih digunakan teknik tinta yang tak terlihat, namun teknik-teknik baru mulai dikembangkan seperti menulis pesan rahasia ke dalam kalimat lain yang tidak berhubungan langsung dengan isi pesan rahasia tersebut, kemudian teknik menulis pesan rahasia ke dalam pita koreksi karbon mesin ketik, dan juga teknik menggunakan pin berlubang untuk menandai kalimat terpilih yang digunakan dalam pesan, teknik terakhir adalah microdots yang dikembangkan oleh tentara Jerman pada akhir Perang Dunia II.
Dari contoh contoh steganografi konvensional tersebut dapat dilihat bahwa semua teknik steganografi konvensional berusaha merahasiakan komunikasi dengan cara menyembunyikan pesan ataupun mengkamuflase pesan. Maka sesungguhnya prinsip
dasar
dalam
steganografi
lebih
dikonsentrasikan
pada
kerahasian
komunikasinya bukan pada datanya
Universitas Sumatera Utara
19
Seiring dengan perkembangan teknologi terutama teknologi komputasi, steganografi merambah juga ke media digital, walaupun steganografi dapat dikatakan mempunyai hubungan erat dengan kriptografi, tetapi kedua metode ini sangat berbeda. [1]
Steganografi membutuhkan dua property, yaitu wadah penampung dan data rahasia yang akan disembunyikan. Stegangrafi digital menggunakan media digital sebagai wadah penampung, misalnya citra, audio, teks, dan video. Data rahasia yang disembunyikan juga dapat berupa citra audio, teks, atau video.Gambar 2.6 adalah ilustrasi untuk menggambarkan proses penyimpanan (penyisipan) pesan ke dalam media digital dengan teknik steganografi. Wadah Penampung
+
Data Rahasia
=
Stego
2.8 Proses penyimpanan data rahasia ke dalam media digital dengan teknik steganografi Penampung
2.3.2
Manfaat Steganografi
Sebagai tools keamanan, steganografi dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Beberapa hal baik termasuk untuk pemberian watermark sebagai perlindungan hak cipta. Steganografi juga biasa digunakan sebagai generator hash satu arah (memilih input dengan panjang variabel dan membuat output panjang statis untuk mengecek apakah input tidak pernah diubah). Steganografi juga bisa digunakan untuk menyisipkan catatan pada gambar-gambar di internet. Lalu, ia bisa menjaga kerahasiaan data-data berharga, melindungi dari kemungkinan sabotase, pencurian, atau akses terlarang dan steganografi juga bisa digunakan untuk hal-hal yang tidak baik. Misalnya jika ada orang yang ingin mencuri data, dia bisa menyisipkannya ke file lain dan mengirimkannya lewat email biasa.
Steganografi digunakan dalam komunikasi elektronik sebagai kode dalam transport layer, misal UDP dan untuk mp3. Pesan steganografi (plaintext) biasanya
Universitas Sumatera Utara
20
dienkripsi lalu file pembawa (covertext) dimodifikasi untuk menampung pesan tersebut, menjadi stegotext. Pihak penerima harus mengetahui metode yang digunakan untuk memperoleh kembali isi pesannya dengan cara mendekripsikannya.
2.3.3 Konsep dan terminologi
Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan steganografi: 1. Hiddentext atau embedded message, yaitu pesan yang disembunyikan. 2. Covertext atau cover-object, yaitu pesan yang digunakan untuk menyembunyikan embedded message. 3. Stegotext atau stego-object, yaitu pesan yang sudah berisi embedded message.
Di dalam steganografi digital, baik hiddentext maupun covertext dapat berupa teks, citra, audio maupun video. [8]
Gambar 2.9 Contoh Covertext, Hiddentext, dan Stegotext
Universitas Sumatera Utara
21
Sebenarnya citra stegotext dan covertext tidak sama, citra tersebut mengalami sedikit perubahan akibat steganografi, namun mata manusia mempunyai sifat kurang peka terhadap perubahan kecil ini, sehingga manusia sukar membedakan mana gambar yang asli dan mana gambar yang sudah disisipkan. [8]
2.4 Metode Steganografi Least Significant Bit (LSB) Penyembunyian data dilakukan dengan mengganti bit-bit data yang tidak terlalu berpengaruh di dalam segmen citra dengan bit-bit data rahasia [5], Pada susunan bit di dalam sebuah byte (1 byte = 8 bit), ada bit yang paling berarti (most significant bit atau MSB) dan bit yang paling kurang berarti (least significant bit atau LSB). Berikut contoh sebuah susunan bit pada sebuah byte:
11010010 MSB = Most Siginificant Bit
LSB = Least Significant Bit
Bit yang cocok untuk diganti adalah bit LSB, sebab perubahan tersebut hanya mengubah nilai byte satu lebih tinggi atau satu lebih rendah dari nilai sebelumnya. Misalkan byte tersebut menyatakan warna merah, maka perubahan satu bit LSB tidak mengubah warna merah tersebut secara berarti. Lagi pula, mata manusia tidak dapat membedakan perubahan yang kecil.
Misalkan segmen data citra sebelum perubahan: 00110011
10100010
11100010
10101011
00100110
10010110
11001001
11111001
10001000
10100011
Segmen data citra setelah pesan „1110010111„ disembunyikan: 00110011
10100011
11100011
10101010
00100110
10010111
11001000
11111001
10001001
10100011
Universitas Sumatera Utara
22
Penyisipan pesan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penyisipan secara sekuensial dan secara acak. Penyisipan secara sekuensial pesan tersebut disisipkan dengan utuh sehingga timbul pola teratur disisipkan dengan utuh sehingga timbul pola teratur pada bagian gambar yang telah disisipkan. Penyisipan secara acak pesan tersebut disisipkan dengan menyebarkan bit-bit karakter ke seluruh gambar.
2.5 Steganalisis
Pengertian steganalisis mengacu pada seni dan ilmu pengetahuan dalam mendeteksi ada-tidaknya pesan tersembunyi dalam suatu objek. Steganalisis untuk metode LSB terdiri dari metode subjektif dan metode statistik. Metode subjektif melibatkan indera penglihatan manusia untuk mengamati bagian gambar yang dicurigai, sehingga disebut juga visual attack. Salah satu teknik steganalisis secara visual adalah metode enhanced LSB. Metode ini menampilkan bit-bit terakhir dari sebuah citra dan mengandalkan penglihatan manusia untuk menentukan ada tidaknya pesan rahasia dalam citra.
Sedangkan metode statistik melibatkan analisis matematis terhadap sebuah gambar untuk menemukan perbedaan antara gambar asli dengan gambar yang telah disisipi pesan. Meskipun stego-image identik dengan cover-image-nya bila ditangkap dengan indera penglihatan, stego-image seringkali menunjukkan statistik yang tidak biasa yang membedakan stegoimage dari cover-image-nya. Tujuan dari steganalisis statistik memperlihatkan ketidakbiasaan ini adalah untuk menunjukkan perbedaan yang kuat antara stegoimage dengan cover-image-nya. Metode statistik yang akan dibahas adalah metode uji chi-square dan metode RS-analysis. Uji chi-square terbukti handal dalam mendeteksi pesan rahasia yang disisipkan secara sekuensial. Metode lainnya adalah RS-analysis yang terbukti handal dan akurat dalam mendeteksi pesan rahasia yang disisipkan secara acak. [6]
Universitas Sumatera Utara
23
2.6 Metode enhanced LSB
Algoritma ini dikemukan oleh Andreas Westfeld. Proses utama dari metode enhanced LSB akan dijelaskan sebagai berikut: setiap pixel memiliki tiga buah komponen yaitu red, green, blue. Setiap komponen direpresentasikan oleh satu byte, setiap byte memiliki sebuah bit LSB. Apabila bit LSB tersebut adalah 1, maka semua bit pada byte tersebut diganti dengan bit 1 sehingga nilai byte tersebut adalah 11111111 (biner) atau 255 (desimal). Sedangkan, apabila bit LSB tersebut adalah 0, maka semua bit pada byte tersebut diganti dengan bit 0 sehingga nilai byte tersebut adalah 00000000 (biner) atau 0 (desimal). Misalnya terdapat sebuah pixel dengan komposisi byte sebagai berikut :
BLUE
GREEN
10100101 10011100
RED 11100111
Maka setelah mengalami enhanced LSB byte-byte diatas akan menjadi :
BLUE
GREEN
11111111 00000000
RED 11111111
Setelah melalui proses penyaringan, maka citra pada bagian gambar yang tidak disisipi pesan akan mendekati bagian gambar semula. Sedangkan bagian gambar yang mengandung pesan rahasia akan menjadi”rusak” setelah disaring. Dengan demikian, dari gambar yang dihasilkan setelah penyaringan, mata manusia dapat dengan mudah membedakan apakah pada gambar tersebut terdapat pesan rahasia. [6]
Universitas Sumatera Utara
24
2.7 MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 Microsoft Visal Basic 6.0 merupakan bahasa pemrograman yang cukup populer dan mudah untuk dipelajari saat ini. Dengan Visual Basic dapat dibuat program dengan aplikasi GUI (Graphical User Interface) atau program yang memungkinkan pengguna komputer berkomunikasi dengan menggunakan modus grafik atau gambar. Microsoft Visual Basic 6.0 menyediakan fasilitas yang memungkinkan seorang programmer untuk menyusun sebuah program dengan menempatkan objek-objek grafis dalam sebuah lembar kerja (form). Berawal dari bahasa pemrograman BASIC (Beginners All-purpose Symbolic Instruction Code). Karena bahasa BASIC cukup mudah dipelajari dan populer, maka hampir setiap programmer menguasai bahasa ini.
Pada tahun 1980-an sistem operasi DOS cukup populer di kalangan pemakai PC, karena didalamnya disertakan bahasa BASIC yang dikenal dengan QBASIC (Quick Basic). Sistem tersebut sekarang sudah jarang digunakan. Di Windows, Microsoft menciptakan Visual Basic yang terus mengalami penyempurnaan hingga Visual Basic 6.0 dan Visual Basic.Net, dimana fungsi yang dimiliki tiap-tiap versi semakin berkembang dan semakin memudahkan para usernya mengembangkan sebuah program. [7] Adapun fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam Visual Basic adalah:
1.
Jendela Utama Jendela utama terdiri dari baris menu, dengan delapan menu drop-down. Yaitu File, Edit, View, Run, Debug, Option, Window dan Help. Jendela utama juga berisi Toolbar yang merupakan jalan pintas untuk perintah-perintah yang sering dipakai.
2.
Jendela Form Form merupakan jendela desain dari sebuah program aplikasi. User dapat mendesain
sebuah program aplikasi dengan menempatkan kontrol-kontrol
yang ada di bagian toolbox pada area form. 3.
Jendela Toolbox Toolbox merupakan kumpulan dari kontrol-kontrol yang digunakan untuk mendesain penampilan dari aplikasi yang dibuat. Untuk mendesain
Universitas Sumatera Utara
25
penampilan dari program yang dibuat, hanya dengan memilih kontrol-kontrol dari toolbox dan menempatkannya pada form. Kontrol-kontrol standar yang ada pada toolbox adalah: a. Pointer Sebuah tombol yang digunakan untuk memilih, mengatur ukuran dan memindah posisi kontrol yang terletak pada bagian form. b. Label Label merupakan suatu area dimana programmer dapat menyajikan informasi teks. c. Textbox Textbox merupakan sebuah kotak yang dapat dijadikan sebagai inputan. User ataupun programmer dapat memasukkan teks pada bidang layar textbox. d. Frame Frame digunakan untuk membagi grup obyek lain pada layar. Pada frame ini dapat dicantumkan beberapa tombol yang diperlukan dalam pembuatan program. e. Command Button Tombol ini merupakan suatu tombol perintah (perintah eksekusi) sesuai dengan kejadian (event) yang diplih. f. Checkbox Tombol ini menunjukkan status dan memungkinkan user mengubah status yang disediakan. Tombol ini digunakan untuk memperlihatkan atau menyediakan beberapa pilihan, sehingga user dapat memilih lebih dari satu pilihan. g.
Option Button Option button hampir sama dengan Checkbox. Perbedaannya adalah kalau tombol option, user hanya boleh memilih satu pilihan saja.
h.
Combo Box Combo box dapat mengkombinasikan textbox dan listbox dalam satu control. Berbeda dengan listbox, combobox tidak mendukung banyak kolom.
Universitas Sumatera Utara
26
i.
List Box List box memungkinkan seorang user memberikan pilihan opsi kepada pemakai. Kotak ini menampilkan opsi-opsi yang tersedia, dan user tinggal memilih item atau entri daftar dengan mengklik pilihan yang diinginkan. Visual Basic akan menambahkan baris-baris gulung ke list box bila keseluruhan daftar terlalu panjang untuk ditampilkan.
j. Horizontal Scroll Bar dan Vertical Scroll Bar Obyek ini hanya melaporkan posisi kotak gulung dalam baris gulung. Kalau horizontal
scroll bar posisinya melebar dari kiri ke kanan,
sedangkan vertical scroll bar posisinya dari atas ke bawah. k. Timer Timer adalah obyek yang dapat menyebabkan event dipicu pada interval yang teratur. Untuk memprogram sebuah timer yaitu dengan mengatur property intervalnya ke angka milidetik (1/1000 detik). l. Drive List Box, File List Box dan File List Box Tool ini memungkinkan seorang user membuat kotak dialog custom yang berinteraksi dengan sistem file. Drive list box merupakan listbox yang berisi nama-nama semua disk drive pada sistem. Direktori list box menampilkan semua subdirektori dalam direktori yang sedang aktif dan file list box memunculkan beberapa atau semua file dalam direktori yang sedang aktif. m. Shape dan Line Shape dan Line ini digunakan untuk memperindah penampilan form dalam pembuatan aplikasi. Line menciptakan segmen garis lurus yang sederhana. Shape selalu menciptakan segi empat pada layar, tetapi dengan mengatur property shape dari obyek, dapat dibuat lingkaran, oval dan segi empat yang dibulatkan. n.
Image Box Image box ini digunakan untuk menempatkan sebuah gambar/informasi grafis pada sebuah form. Bitmap ataupun icon yang ditempatkan pada layar akan dimodifikasi.
Universitas Sumatera Utara
27
o. Data Tool data adalah sebuah kontrol dimana seorang user dapat berinteraksi dengan berbagai macam tipe DBMS (Database Manajemen System). 4.
Jendela Properties Properties window mendaftar semua properties (kepemilikan) dari object yang baru dipilih dan memberi kesempatan untuk memodifikasi objek yang dibuat. Jendela property ini merupakan window untuk memodifikasi obyek yang dipilih.
5.
Jendela Project Jendela Project berisi daftar semua file yang dibutuhkan untuk menjalankan program Visual Basic yang dibuat. Jendela ini juga berisi dua tombol, yaitu View Form dan View Code. Secara default, Visual Basic menampilkan form yang terhubung ketika memilih sebuah file dalam jendela project.
Selain fasilitas ataupun tool-tool yang telah disebutkan, masih banyak fasilitas lainnya yang bisa digunakan untuk membuat aplikasi yang dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara