14
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing [2, h. I-1] Keseimbangan lini produksi bermula dari lini produksi massal, dimana dalam proses produksinya harus dibagi pada seluruh operator sehingga beban kerja operator merata. Jadi dalam line balancing dipelajari bagaimana kita merancang suatu lintasan produksi agar tercapai keseimbangan beban yang dialokasikan pada setiap stasiun kerja dalam menghasikan produk. Istilah
Line
Balancing/Keseimbangan
Lini/Assembly
Line
Balancing
merupakan suatu metode penugasan pekerjaan ke dalam stasiun kerja-stasiun kerja yang saling berkaitan dalam satu lini produksi sehingga setiap stasiun kerja memiliki waktu yang tidak melebihi waktu siklus stasiun kerja tersebut. Keterkaitan sejumlah pekerjaan dalam suatu lini produksi harus dipertimbangkan dalam menentukan pembagian pekerjaan ke dalam masing-masing stasiun kerja. Hubungan atau saling keterkaitan antara pekerjaan dengan pekerjaan lainnya digambarkan dalam suatu precedence diagram atau diagram pendahuluan, sedangkan hubungan itu disebut precedence job atau precedence network (Bedworth, David D, 361;Elsayed, A 259).
15
2.1.2 Permasalahan Keseimbangan Lintasan Produksi [2, h. I-1 s/d I-4] Dalam suatu perusahaan yang mempunyai tipe produksi masal, yang melibatkan sejumlah besar komponen yang harus dirakit, perencanaan produksi memegang peranan yang penting dalam membuat pendjadwalan produksi, terutama dalam pengaturan operasi-operasi atau penugasan kerja yang harus dilakukan. Bila pengaturan dan perencanaannya tidak tepat, maka setiap stasiun kerja di lintas perakitan mempunyai kecepatan produksi yang berbeda. Hal ini akan mengakibatkan lintas perakitan tersebut menjadi tidak efisien karena terjadi penumpukan material atau produk setengah jadi diantara stasiun kerja yang tidak berimbang kecepatan produksinya. Akibat sampingan lainnya adalah kompensasi ongkos-ongkos yang hilang serta akibat psikologis yang negatif bagi pekerja. Persoalan keseimbangan lintas perakitan bermula dari adanya kombinasi penugasan kerja kepada operator atau grup operator yang menempati tempat kerja tertentu. Karena penugasan elemen kerja yang berbeda akan menyebabkan perbedaan dalam sejumlah waktu yang tidak produktif dan variasi jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan output produksi tertentu di dalam suatu lintas perakitan.
16
Masalah utama yang dihadapi dalam lintasan produksi adalah : 1.
Kendala sistem, yang erat kaitannya dengan maintenance (perawatan).
2.
Menyeimbangkan beban kerja pada beberapa stasiun kerja yang khususnya pada kinerja operator dengan tujuan : •
Mencapai efisiensi yang tinggi
•
Memenuhi rencana produksi yang dibuat
Gejala Ketidakseimbangan Lini Produksi ialah : •
adanya stasiun kerja yang sibuk dan idle yang mecolok
•
adanya work-in-process pada beberapa stasiun kerja.
Rancangan lintasan produksi yang seimbang bertujuan : 1. Untuk menyeimbangkan beban kerja yang dialokasi pada setiap stasiun kerja sehingga pekerjaan dapat selesai dalam waktu yang seimbang dan mencegah terjadinya bottle-neck 2. Menjaga lini perakitan agar tetap lancar dan kontinyu berlangsung [ElSayed, 1985].
17
Pada usaha pencapaian keseimbangan lini, terdapat beberapa cara yang dikenal,antara lain; 1. Penumpukan material : Caranya dengan membuat tumpukan material pada stasiun kerja yang lambat, kemudian pada stasiun kerja ini harus melakukan kerja lembur atau menambah tenaga kerja. Cara ini merupakan cara yang paling mudah, tetapi tidak menjadikan lebih baik karena dengan adanya penumpukan material akan mengakibatkan pemborosan waktu pada stasiun kerja yang lain dan pemborosan ruangan yang dipakai. 2. Pergerakan Operator : Caranya adalah apabila seorang operator mempunyai waktu operasi yang lebih cepat dari operator lainnya, ia dapat bergerak sepanjang lini produksi tersebut untuk membantu operator lainnya yang waktu operasinya lebih lama. 3. Pemecahan Elemen Pekerjaan Cara ini dilakukan jika suatu operasi membutuhkan waktu yang lebih singkat daripada stasiun kerja lainnya. Operator tersebut dapat menangani lebih dari satu operasi, menyusun sub-rakitan jika operasi ini dilakukan diluar lininya atau membantu operasi lainnya, maupun bekerja pada lini yang lain.
18
4. Perbaikan Operasi Cara ini harus ditempuh melalui perbaikan metode kerja khususnya jika terdapat operasi yang lebih lama dibandingkan yang lainnya dan memerlukan waktu set-up yang lama. Studi gerakan akan selalu menghasilkan cara yang lebih baik untuk melakukan pekerjaan dan akan mengurangi waktu kerja yang dibutuhkan. 5. Perbaikan Peformansi operator Pada umumnya operasi yang mengalami kemacetan (bottle-neck) dapat diseimbangkan melalui penambahan latihan pada operator yang bersangkutan atau pergantian operator dengan operator yang bekerja lebih cepat atau lebih baik. Performansi keseimbangan lini produksi yang baik dapat diketahui melalui efisiensi lini dan efisiensi stasiun kerja. Semakin tinggi efisiensinya berarti performansi keseimbangan lini produksinya juga semakin baik. 6. Pengelompokan Operasi Cara ini berusaha untuk mengelompokan beberapa operasi atau elemen kerja hasil pembagian ke dalam grup-grup atau stasiun-stasiun kerja secara seimbang, sehingga setiap grup memiliki waktu kerja yang sama panjang. Pada umumnya, merencanakan suatu keseimbangan di dalam sebuah lintas perakitan meliputi usaha yang bertujuan untuk mencapai suatu kapasitas optimal, dimana tidak terjadi penghamburan fasilitas.
19
Tujuan tersebut dapat tercapai bila : 1. Lintas perakitan bersifat seimbang, setiap stasiun kerja mendapat tugas yang sama nilainya diukur dengan waktu. 2. Stasiun-stasiun kerja berjumlah minimum. 3. Jumlah waktu menganggur di setiap stasiun kerja sepanjang lintasan perakitan minimum. Dengan demikian kriteria yang umum digunakan dalam keseimbangan lintas perakitan adalah; •
Minimum waktu menganggur
•
Minimum keseimbangan waktu senggang
Juga ada pula yang menggunakan maksimum efisiensi, tetapi prinsipnya ketiga hal tersebut sama. Waktu menganggur biasanya digunakan untuk menyatakan ukuran ketidakseimbangan suatu lintasan produksi. Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keseimbangan lintasan perakitan tersebut didasarkan pada hubungan antara : 1.
Kecepatan produksi
2.
Operasi-operasi yang diperlukan dan urut-urutan kebergantungan (Sequence).
3.
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap operasi (Work Elemen Time).
4.
Jumlah operator atau pekerja yang melakukan operasi tersebut.
20
2.1.3 Metode Keseimbangan Lintasan Produksi [2, h. I-10] Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyeimbangkan lintasan produksi. Secara umum terdapat 2 metode dasar yaitu : A. Metode Analitik Merupakan metode yang dapat menghasilkan solusi optimal, contoh : Branch and Bound Analisis PERT (Kajian Penelitian Operasional). B. Metode Heuristic Heuristic berasal dari bahasa yunani yang berarti “menemukan”, metode heuristik ini pertama kali digunakan oleh Simon and Newll untuk menggambarkan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan. Model heuristik menggunakan aturan-aturan logis dalam memecahkan masalah. Inti dari pendekatan secara heuristik adalah untuk mengaplikasikan rutin secara selektif yang mengurangi bentuk permasalahan. Sebagai contoh, masalah produksi yaitu line balancing, dapat dipecahkan dengan mengurangi keseluruhan sistem menjadi rangkaian line balancing sederhana yang dapat dipelajari secara analitis. Bentuk lain dari pengurangan adalah digunakan pada aturan yang relatif sederhana yaitu diterapkan secara berulang sampai semua hasil keputusan telah dibuat.
21
Metode heuristik tidak menjamin hasil yang optimal, tetapi model ini dirancang untuk menghasilkan strategi yang relatif lebih baik dengan mengacu pada pembatas-pembatas tertentu. Model heuristik ini banyak dipakai dalam masalah line balancing. Kriteria pokok pendekatan metode ini ialah : •
pemecahan yang lebih baik dan lebih cepat
•
lebih murah daripada metode lainnya
•
usaha yang dikeluarkan relatif kecil
2.1.4 Analisis PERT dan CPM Metode PERT( Preview evaluation and review technique ) adalah metode yang paling terkenal dan digunakan secara meluas dalam perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan complex, khususnya berhubungan erat pada permasalahan keseimbangan lini produksi ( line balancing ) dalam manufacturing maupun proyek – proyek yang lebih complex yang memerlukan kegiatan
tertentu yang harus
dijalankan dalam urutan – urutan tertentu dan kegiatan – kegiatan itu mungkin tergantung pada kegiatan – kegiatan lain. Analisa jaringan kerja (network) dalam PERT ini sangat menolong dalam : •
Perencanaan suatu proyek yang kompleks
•
Schedulling pekerjaan – pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang praktis dan efisien.
22
•
Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia.
•
Scheduling ulangan untuk mengatasi hambatan – hambatan dan keterlambatan
•
Menentukan probabilitas penyelesaian suatu proyek tertentu.[ T. Hani handoko, 1985]
Gambar 2.1 Gambar skema langkah pembuatan PERT dan CPM
23
Berikut enam langkah pada PERT dan CPM: •
Temukan proyek dan semua aktivitas(task) yang signifikan
•
Kembangkanlah hubungan – hubungan selama aktivitas berlangsung dan tentukanlah aktivitas – aktivitas mana yang bergantung pada aktivitas – aktivitas lainnya.
•
Gambarkanlah jaringan yang menghubungkan semua aktivitas.
•
Hitunglah jalur waktu terpanjang melalui jaringan tersebut dan ini disebut sebagai jalur kritis.
•
Gunakan jaringan tersebut untuk menolong perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan untuk proyek. (Bary Render; h.520)
Metodologi dan komponen – komponen PERT mempunyai pengertian – pengertian standar, yang dapat diuraikan sbb; a. Kegiatan(activity),
yaitu
bagian
dari
keseluruhan
pekerjaan
yang
dilaksanakan, kegiatan tersebut mengkonsumsi waktu dan sumber daya serta mempunyai waktu mulai dan waktu berakhirnya. b. Peristiwa(event), menandai permulaan dan akhir suatu kegiatan.Biasanya peristiwa digambarkan dengan suatu lingkaran atau “nodes” dan juga diberi nomor dengan urutan nomor – nomor lebih kecil bagi peristiwa peristiwa yang mendahuluinya. c. Waktu kegiatan(activity time), PERT menggunakan tiga estimasi waktu penyelesaian suatu kegiatan..Estimasi ini diperoleh dari orang orang yang
24
mempunyai kemampuan tentang pekerjaannnya, dalam hal ini baik operator dan supervisor sendiri. Ketiga estimasi waktu
tersebut didasarkan pada
distribusi probabilitas, dimana estimasi waktu aktivitas tersebut adalah :
•
Waktu optimistic (a) : waktu kegiatan bila semuanya berjalan dengan baik tanpa hambatan – hambatan atau penundaan – penundaan.
•
Waktu realistic (m) : waktu kegiatan yang akan terjadi bila suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal, dengan penundaan penundaan tertentu yang dapat diterima.
•
Waktu pesimistik (b) : waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau penundaan lebih dari semestinya.(Bary Render ; h.524)
PERT sering mengasumsikan ketiga estimasi tersebut melalui distribusi probabilitas beta, distribusi continuos ini memberikan perkiraan untuk mendapatkan waktu kegiatan yang diharapkan ( expected time ) dengan rumus :
t=
a + 4m + b 6
Penentuan jalur kritis dengan metode algoritma
Jalur krtis merupakan waktu terpanjang yang digambarkan melalui rute jaringan yang disebut predeceessor. Untuk menemukan jalur kritis, kita membutuhkan gambaran kuantitas untuk masing – masing aktivitas didalam sebuah jaringan.Jalur kritis dapat ditentukan melalui identifikasi peristiwa – peristiwa yang dihubungkan oleh kegiatan – kegiatan dengan waktu longgar nol dimana kegiatan –
25
kegiatan dan peristiwa – peristiwa ini dihubungkan secra berurutan untuk membentuk jalur kritis.Ada dua metode dalam menentukan jalur kritis yaitu metode algprithma EF dan metode algorithma LF : •
Earliest start time (ES) : adalah waktu paling awal (tercepat) suatu kegiatan dapat dimulai, dengan memperhatikan waktu kegiatan yang diharapkan dan persyaratan urutan pengerjaan.
•
Latest start time (LS) : adalah waktu paling lambat untuk dapat memulai suatu kegiatan tanpa penundaan keseluruhan proyek.
•
Earliest finsh time : Adalah waktu paling awal suatu kegiatan dapat diselesaikan, atau sama dengan ES + waktu kegiatan yang diharapkan.
•
Latest finish time : Adalah waktu paling lambat untuk dapat menyelesaikan suatu kegiatan tanpa penundaan penyelesaian proyek secara keseluruhan, atau sama dengan LS + waktu kegiatan yang diharapkan.
Didalam gambar sebuah jaringan, kami menggambarkan waktu aktifitas (t) didalam sebuah tanda, yang dapat dilihat dibawah ini : Metode algorithma EF
Merupakan metode didalam menentukan waktu siklus terpanjang didalam suatu proses produksi( jalur kritis ) dimana metode algorithma EF ini bergerak maju sesuai dengan predecessor diagram, dimana dapat dirumuskan sebagai berikut ; Earliest finish time = earliest start time + expected activity time EF = ES + t
26
Langkah pertama kita mencari EF setiap aktivitas, sebagai berikut : •
Kita anggap bahwa proyek dimulai pada waktu 0, dan dengan peristiwa 1 memakan waktu 0, maka EF peristiwa 1 adalah 0
Gamabar 2.2 Contoh perhitungan metode algoritma EF •
Kegiatan 2 bisa dimulai setelah kegiatan 1 selesai, maka EF peristiwa 2 adalah EF peristiwa 1 ditambah waktu kegiatan 2 (4 + 5 = 9), Bila kita sampai pada peristiwa yang didahului oleh dua kegiatan atau lebih, seperti misalnya peristiwa 7, maka kita ambil
waktu paling lama (terpanjang) diantara
kegiatan kegiatan yang mendahului, contoh perhitunga EF peristiwa 7 ada dua alternative yaitu EF kegiatan 5 ditambah waktu kegiatan 7(14.5 + 4 = 18.5) atau EF kegiatan 6 ditambah waktu kegiatan 7(15+4 = 19), dan kita memilih EF peristiwa 7 adalah 19 •
Kita lakukan proses serupa untuk semua peristiwa sampai EF peristiwa terakhir.
27
Algorithma LF
Proses algorithma LF pada pokoknya sama dengan proses algorithma EF, hanya kita akan bergerak mundur sesuai dengan predecessor diagramnya( atau kebalikan dari algorithma EF ).Pertama kita tentukan dulu waktu penyelesaian proyek yang paling lama(LF).
Gambar 2.3 Contoh perhitungan dengan metode algoritma LF Penentuan LF setiap peristiwa dilakukan dengan proses yang sama seperti algorithma EF pada contoh diatas, tetapi bergerak mundur.Sebagai contoh LF peristiwa 1 adalah LF peristiwa 2 dikurangi waktu kegiatan 2 (9,.5 – 5 = 4,5), dan seterusnya untuk peristiwa – peristiwa lain.Bila suatu peristiwa mendahului dua kegiatan atau lebih, LF dipilih dari waktu yang paling pendek atau awal diantara waktu kegiatan – kegiatan yang didahuluinya dal;am contoh LF peristiwa 7, kita pilih waktu paling pendek yaitu 19 Latest start time = latest finish ime – activity time LS = LF – t
28
Slack (waktu longgar )
“ Slack “ merupakan panjang waktu suatu kegiatan dapat ditunda mulainya tanpa menunda proyek secara keseluruhan. Slack merupakan perbedaan waktu antara “latest” dan “earliest”, atau selisih antara LS dan ES, atau antara EF dan LF. Total slack untuk kegiatan – kegiatan pada jalur kritis biasanya selalu nol bila waktu penyelesaian yang diinginkan sama dengan waktu penyelesaian paling awal yang diharapkan. Slack = LS-ES atau Slack = LF-EF
Gambar 2.4 Contoh perhitungan “slack”
29
Contohnya; aktivitas 4,6,7,9 and 10 tidak mempunyai waktu slack, ini berarti waktu kegiatan mereka dapat ditunda tanpa mengakibatkan penundaan EF kegiatan berikutnya didalam suatu proyek.Karena, aktivitas – aktivitas tersebut disebut aktivitas kritis dan termasuk dalam jalur kritis. Penentuan jalur kritis memungkinkan kita dapat mengetahui kegiatan – kegiatan mana yang mempunyai slack, dan mengetahui slack untuk setiap kegiatan kita dapat melakukan realokasi tenaga kerja atau dana yang optimal diantara macam – macam kegiatan tersebut.
PERT/ Biaya [h.XIII-534 s/d h.XIII-541]
Meskipun PERT biasanya digunakan sebagai suatu peralatan untuk scheduling waktu kegiatan – kegiatan yang diperlukan dalam proyek kompleks, PERT juga memberikan kerangka dasar perencanaan dan pengendalian biaya.Bila suatu perusahaan membuat rencana dan skedul kegiatan, maka harus juga memperkirakan biaya untuk setiap kegiatan – kegiatan dari proyek agar berjalan secara bersama dan hal ini biasanya disebut sebagai proses budgeting.
30
4 langkah dalam menentukan proses budgeting ; •
Temukan semua biaya yang berhubungan dengan semua aktivitas, kemudian tambahkan biaya – biaya ini bersama untuk mendapatkan estimasi biaya atau budget dari masing – masing aktivitas.
•
Jika kau menyesuaikan dengan sebuah proyek besar, beberapa aktivitas dapat digabungkan masuk ke dalam paket pekerjaan yang lebih besar, ini merupakan sebuah pengumpulan logis yang sederhana dari aktivitas.
•
Rubahlah budget biaya per aktivitas menjadi biaya per periode waktu yang dipakai, dengan mengasumsikan bahwa biaya lembur telah ternasuk kedalam biaya aktivitas tersebut.
•
Gunakan earliest dan latest start time , temukan biaya – biaya yang akan dihabuskan selama masing –masing minggu atau bula untuk menyelesaikan suatu proyek berdasarkan tanggal yang ditentukan.(Bary Render;1995)
PERT biaya dibangun atas dasar konsep CPM dan dikembangkan dalam tahun 1962.Tidak seperti PERT waktu, yang memusatkan pada pengukuran ketidakpastian estimasi waktu kegiatan, PERT biaya menekankan usaha minimasi biaya proyek. PERT biaya akan selalu dihadapkan pada “trade off” antara waktu dan biaya (sumber daya),dimana dalam mengerjakan proyek lebih cepat dari waktu “normal” biasanya memerlukan biaya yang lebih semakin besar dan semakin banyak waktu yang ingin kita “hemat”, semakin besar pula biaya tambahan yang harus dibayar.
31
Jadi masalah kita adalah mengintegrasikan waktu – waktu kegiatan dan biaya – biaya dalam network dan menentukan “trade offs” yang optimal. Dalam analisis PERT biaya , kita memerlukan informasi dari dua program yang berbeda yaitu program, normal dan program percepatan(crash program) Waktu yang dibutuhkan dalam untuk penyelesaian proyek dibawah program normal disebut waktu normal, dan biaya yang terjadi disebut biaya normal. Sedangkan waktu minimum yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan disebut waktu percepatan ( crash time ) dan biaya yangberhubungan dengan waktu percepatan disebut biaya percepatan ( crash cost ), untuk itu kita memerlukan tambahan informasi tentang hubungan waktu dan biaya ( sumber daya) untuk menentukan “ trade off “ optimal antara waktu dan biaya. 4 langkah dalam menentukan percepatan proyek : •
Temukan jalur kritis normal dan identifikasi semua aktivitas kritis
•
Hitunglah biaya percepatan per minggu( atau periode waktu lainnya) untuk semua aktivitas didalam sebuah jaringan. Proses ini menggunakan rumus : Biaya percepatan / periode waktu =
•
biayapercepa tan − biayanormal waktunormal − biayaprcepa tan
Pilihlah aktivitas pada jalur kritis dengan biaya percepatan terkecil per minggu atau periode waktu lainnya. Percepatan aktivitas ini untuk menemukan tingkat optimum yang mungkin berdasarkan deadline yang telah dicapai.
32
•
Pastikanlah dengan pasti percepatan jalur kritis yang kau pilh masih berada pada jalur kritis.Seringkali, sebuah pengurangan aktivitas waktu selama jalur kritis dapat menyebabkan menjadi jalur non kritis atau ada jalur kritis lainnya.Jika jalur kritis ini masih jalur terpanjang didalam sebuah jaringan, kembali kelangkah 3.Jika tidak, temukan jalur kritis yang baru dan kembali ke langkah 3.(Bary Render, h.540)
Analisis biaya total
Perhitungan
untuk
mencari
modified
crash
program
diatas
hanya
mempertimbangkan biaya langsung (direct cost). Ada dua jenis biaya lainnya yang harus diperhitungkan dalam pembuatan keputusan suatu masalah dengan PERT biaya oleh manajer proyek yang rasional.Kedua jenis biaya tersebut adalah : •
Biaya tidak langsung ( indirect cost ) yaitu biaya- biaya overhead proyek, termasuk biaya – biaya tetap yang naik dengan mundurnya waktu penyelesaian proyek seperti sewa peralatan, gaji manajer, asuransi kekayaan, biaya bunga, dan sebagainya.
•
Biaya kegunaan(utility cost) atau “ opportunity cost “, yaitu biaya – biaya yang berhubungan dengan waktu penyelesaian proyek yang berupa laba atau keuntungan potensial yang bisa diperoleh seandainya proyek bisa diselesaikan lebih cepat dan kerugian potensial seandainya terjadi penundaan.
33
Contoh : bila proyek berupa pembangunan pabrik, biaya ini merupakan laba potensial yang bisa diperoleh dengan pabrik dapat mulai berproduksi lebih awal. •
Biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya kegunaan kesemuanya merupakan biaya total yang menentukan waktu penyelesaian proyek optimal. (T.Hani Handoko ;1985)
Estimasi probabilitas waktu penyelesaian yang dijadwalkan [2.h XIII-530 – h XIII-532]
Dalam keseluruhan proyek menggunakan metode PERT, analisa jalur kritis dapat menolong kita dalam menentukan tingkat probabilitas waktu penyelesaian suatu proyek.PERT menggunakan varians aktivitas jalur krtiis untuk menentukan total varians didalam keseluruhan proyek. Jika waktu aktivitas berdistribusi bebas, varians proyek dapat dihitung berdasarkan penjumlahan varian aktivitas kritis, dengan rumus sebagai berikut : Varians proyek = ∑ varians akivitas yang berada pada jalur kritis Dimana varians aktivitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut ; ⎛b−a⎞ Varians = ⎜ ⎟ ⎝ 6 ⎠
2
Seperti kita ketahui bahwa standar deviasi adalah akar kuadrat dari variance, sehingga Standar deviasi proyek = σ T = var ians proyek Jadi besarnya probabilitas melalui penggunaan rumusan variasi standar normal (Z) adalah sebagai berikut :
34
Z=
TD − TE
σT
Dimana ; TD = Waktu penyelesaian yang dijadwalkan atau ditargetkan TE = Waktu penyelesaian yang diharapkan untuk keseluruhanb proyek
σ T = standar deviasi untuk TE 2.1.5 Analisis PERT Dengan Bantuan Software Microsoft project untuk pemecahan masalah keseimbangan lini produksi[Microsoft.Corp ; 20003]
Microsoft project adalah salah satu software tentang project management yang berjalan di atas platform Windows yang digunakan untuk perencanaan(plan), penjadwalan(schedule), dan pengawasan proyek – proyek yang lebih kompleks yang dalam hal ini terkait pada ketidakseimbangan lini produksi kasur pegas yang ada pada PT.Dinamika Indonusa Prima dan menganalisa sistem produksi dari seluruh tipe sistem yang ada pada lini perakitan tersebut. Microsoft project menyediakan kombinasi yang sempurna yaitu kemudahan pemakaian, fleksibilitas dan kemampuan yang baik untuk menggambarkan berbagai waktu siklus pengerjaan dari masing – masing operasi yang terdapat pada lini perakitan yang digambarkan secara jelas pada sebuah peta yang biasa disebut sebagai “Gant chart”.Selain itu Microsoft project juga memusatkan pada permasalahan utilitas sumber daya (resources) baik itu material maupun pekerja, kapasitas produksi,tingkat produktivitas dan tingkat persediaan. Namun tidak tertutup kemungkinan penggunaan Microsoft project dapat
35
juga digunakan pada industri jasa dengan melakukan penyesuaian terhadap elemenelemen yang tersedia dalam microsoft project ini. Dengan memodelkan suatu elemen yang penting dari suatu sistem produksi seperti utilitas sumber daya, kapasitas produksi, dan penjadwalan produksi, kita dapat menghasilkan solusi baik itu dari segi waktu dan biaya
terhadap permasalahan
keseimbangan lini produksi.serta permasalahan – permasalahan proyek yang lebih complex.Microsoft
project
ini
dilengkapi
dengan
menu
–menu
seperti
file,edit,view,insert,tools,format,project,dan sebagainya. Menu ini terdiri dari beberapa menu lagi yang dipilih melalui menu – menu tersebutAdapun fungsi dari menu – menu yang umum digunakan dalam pembuatan analisis PERT pada Microsoft project ini sebagai berikut:
•
File Menu file ini sering digunakan untuk membuka lembar kerja yang baru pada Microsoft project(new),dapat membuka file-file yang telah kita buat sebelunya pada micrrosoft project(open)menyimpan file(save), dan melihat file – file yang telah kita buat sebelum kita mencetak hasil tersebut melalui printer(preview).
•
Edit Menu edit disini sering digunakan ketika kita ingin memotong(cut cell) dan mengcopy (copy cell) task – task yang ada pada lini perakitan tersebut.
36
•
View Menu view ini paling banyak digunakan didalam analisis PERT pada Microsoft project.Menu ini digunakan pada saat kita ingin memilih tampilan hasil proses yang kita kerjakan, misalnya calendar kerja, gant
chart, resource sheet(lembar kerja),resource graph(graphic),table yang berisi (pekerja ,material,jadwal(schedule),biaya(cost),variance,dll.),dan
toolbar yang didalamnya terdapat tools – tools yang mendukung penggunaan Microsoft project secara keseluruhan.
•
Format Menu ini digunakan dalam hal pengaturan tulisan (font) maupun
properties garis yang akan digunakan(bar),pengaturan skala waktu(time scale),pengaturan “gant chart”(gant chart wizard), dan layout untuk menentukan bentuk link yang digunakan dalam menghubungkan operasi – operasi yang ada pada “gant chart”.
•
Insert Menu ini berfungsi untuk memasukkan operasi baru,kolom,project baru,dan object yang berupa gambar tetapi menu ini jarang sekali digunakan dalam penggunaan Microsoft project sendiri khususnya untuk analisis PERT.
37
•
Tools Menu ini juga banyak digunakan dalam penggunaan Microsoft project dan berfungsi dalam pengaturan (option) pada saat kita menggunakan Microsoft
project
time),penentuan
ini,serta
level
perubahan
resource(sumber
waktu
kerja(change
work
daya),customize,penentuan
tracking seperti penambahan update task,dll. •
Project Menu ini digunakan dalam penentuan task- task yang akan diperlihatkan dalam bentuk (critical task,milestone,completed task,task range, maupun
all task), pengelompokkan group dalam bentuk (critical,milestone, completed and incompleted task,constrain type, priority,dll) serta menghubungkan (link) terhadap project – project lainya.
•
Help Menu ini digunakan pada saat kita ingin mengetahui technical support serta petunjuk – petunjuk dalam penggunaan Microsoft project ini sendiri.
38
2.2 Kerangka Pemikiran Permasalahan keseimbangan lini produksi (Line balancing) memang sering terjadi hampir disetiap pabrik, mulai dari pabrik berskala kecil maupun pabrik yang sudah berskala besar(mass production) baik itu yang bergerak dibidang jasa maupun manufaktur(assembling). Permasalahan keseimbangan lini produksi memang tidak dapat dihindari pada setiap proses produksi khususnya pada bidang manufaktur
(assembling) dan terlihat sekilas hanya berupa jadwal (schedule) dari bagian – bagian proses operasi produksi, padahal permasalahan inilah yang sangat menentukan kelangsungan pabrik itu untuk masa yang akan datang. Keseimbangan lini produksi suatu pabrik tentu akan memberikan peran serta kontribusi besar didalam menjalankan suatu roda ekonomi suatu pabrik, dalam hal ini PT. Dinamika Indonusa Prima, karena bila keseimbangan salah satu lini produksi suatu pabrik terganggu tentunya sangat berhubungan dan mempengaruhi produktifitas lini – lini produksi yang lainnya dan akan menimbulkan ketidakefisienan dari proses produksi serta hasil (output) yang akan dihasilkan oleh pabrik tersebut. Untuk itu permasalahan keseimbangan lini produksi ini harus ditanggapi dengan serius oleh pihak perusahaan dalam menemukan penyelesaian permasalahan dari keseimbangan lini ( line balancing ), mulai dari perencanaan (plan),jadwal
(schedule),sampai pada pengawasan serta pengontrolan yang lebih kompleks terhadap proses operasi(kegiatan) produksi didalam suatu lini perakitan produksi tersebut serta factor – factor (variable) yang menimbulkan permasalahan tersebut.
39
Semua itu dilakukan mengingat tingginya total biaya produksi(cost
production) yang akan ditimbulkannya yang berpengaruh sangat besar bagi keuntungan pabrik tersebut dimasa sekarang beserta perkembangannya untuk masa yang akan datang didalam melakukan sistem optimalisasi serta peningkatan produktivitas (kinerja) dalam proses produksi PT. Dinamika Indonusa Prima.