BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Tinjauan Umum Dalam perancangan sebuah pusat kebudayaan, perlu diketahui apa saja
sebenarnya yang ada di dalam sebuah pusat kebudayaan. Fasilitas dan kegiatan yang minimum harus dimiliki berdasarkan ketentuan dari peraturan pemerintah daerah, serta organisasi lain yang bersangkutan dengan warisan budaya. Dalam sub bab ini akan dijelaskan secara umum apa arti dan semua pengertian umum mengenai pusat kebudayaan. 2.1.1
Definisi Sebelum mendefinisikan secara lebih lanjut mengenai apa arti dari
pusat kebudayaan, lebih dahulu akan dijelaskan mengenai definisi dari kata kebudayaan atau budaya itu sendiri. Kebudayaan : a. Dari bahasa Sansekerta, kebudayaan berasal dari kata ‘buddhayah’ (merupakan bentuk jamak dari buddhi), yang artinya akal. Maka kebudayaan dapat diartikan sebagai hal – hal yang bersangkutan dengan budi dan akal b. Kebudayaan merupakan perkembangan dari kata majemuk ‘budidaya’, yang artinya bersangkutan dengan budi dan akal c. Culture, berasal dari kata latin ‘colere’, yang berarti mengolah atau mengerjakan. Akhirnya kemudian kata ini berkembang menjadi culture yang memiliki arti segala daya dan usaha manusia dalam merubah alam. Poin – poin diatas kemudian berkembang menjadi definisi yang lebih luas.
Berikut adalah pengertiaan kebudayaan yang dilontarkan oleh para
cendikiawan : a. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W. J. S. Poerwadarminta merumuskan, “Kebudayaan adalah hasil kegiatan atau penciptaan batin dan akal budi manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat dan sebagainya.” 8
9 b. Menurut
Parsudi
Suparlan,
“Kebudayaan
adalah
keseluruhan
pengetahuan manusia yang dipunyai sebagai makhluk sosial, digunakan untuk memakai dan menafsirkan lingkungan yang dihadapinya.” (Maryono, dkk, 1982 : 7) c. Dalam penjelasan UUD 44 Pasal 32, “Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesia seluruhnya.” d. Menurut Koentjaraningrat, “Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan hasil karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu” (1985 : 9)
Dari pernyataan – pernyataan diatas, dapat dilihat bahwa kebudayaan meliputi hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Karena itu kebudayaan bersifat sangat luas.
Sedangkan dalam wujudnya sendiri, kebudayaan terbagi menjadi 3 macam, yaitu; a. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide – ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan hal lainnya yang bersifat abstrak yang tidak dapat diraba b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, biasanya disebut sistem sosial, bersifat konkret c. Wujud kebudayaan sebagai benda – benda hasil karya manusia sifatnya
paling
konkret,
dapat
dilihat,
diraba,
maupun
didokumentasikan
Akhirnya dapat dikatakan bahwa sebuah kebudayaan adalah kesuluruhan gagasan dari hasil karya manusia yang terbentuk dari kebudayaan, yang akhirnya memberikan ciri khas tersendiri bagi etnis tersebut.
Pusat Kebudayaan menurut (Poerwodarminta, W. J. S., 1991 : 845) merupakan tempat membina dan mengembangkan kebudayaan.
10 Berikut adalah perbedaan arti dan fungsi dari sebuah Pusat Kebudayaan, Museum, dan Galeri : a. Pusat Kebudayaan Sebuah wadah yang memiliki berbagai macam kegiatan sebagai sarana untuk memperkenalkan sebuah kebudayaan kepada masyarakat b. Museum Sebuah tempat yang menampung berbagai macam hasil kebudayaan dan karya manusia yang bersifat sangat edukatif c. Galeri Sebuah tempat untuk memamerkan budaya dan hasil karya manusia yang bersifat lebih komersial daripada sebuah museum
Menurut Koentjaraningrat, unsur – unsur pasti yang ada dalam sebuah kebudayaan antara lain; 1. Sistem religi, Adat dan upacara 2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan 3. Sistem teknologi dan peralatan 4. Bahasa 5. Kesenian 6. Sistem pencaharian
Minangkabau lebih sering dikenal sebagai sebuah bentuk kebudayaan yang ada di tanah Padang. Maka didasari atas unsur – unsur dalam sebuah kebudayaan menurut Koentjaraningrat dapat dipaparkan lebih dalam mengenai kebudayaan Minangkabau.
1. Sistem Religi, Adat dan Upacara Budaya Minangkabau memiliki Tambo. Tambo sendiri adalah salah satu warisan penting kebudayaan Minangkabau. Tambo merupakan kisah yang disampaikan secara lisan oleh seorang tukang kaba. Tambo dibagi menjadi dua jenis. Tambo alam yang mengisahkan asal – usul nenek moyang serta bangunnya kerajaan Minangkabau, dan Tambo Adat yang mengisahkan adat dan sistem pemerintahan Minangkabau.
11 Sistem religi yang dianut Minangkabau adalah sistem hukum Islam. Kedatangan reformis Islam dari Timur Tengah pada akhir abad ke 18 menyebabkan dihapuskannya setiap adat yang tidak sesuai dengan hukum Islam di Minangkabau. Contohnya adalah mengadu kerbau, berjudi, menyabung ayam, dan yang lainnya. Minangkabau memiliki sebuah falsafah alam. Falsafah alam ini adalah sebuah kepercayaan dan cara hidup yang dipercayai dan dianut oleh masyarakat Minangkabau. Berikut adalah cara pandang hidup orang Minangkabau berdasarkan buku A.A. Navis Alam Takambang Jadi Guru (1984): a. Manusia dan Individu Menyamakan seorang manusia dengan tanah, rumah, suku, dan nagari. Bahwa setiap manusia memiliki derajat yang sama apapun perbedaan profesinya. Mengatakan bahwa masyarakat Minangkabau harus menjadi yang terbaik dalam hal apapun yang dilakukannya. Bila anda adalah seorang tukang sapu, maka jadilah seorang tukang sapu terbaik yang pernah ada.
b. Harga Diri Setiap individu sebaiknya memiliki pengetahuan akan kemampuan dirinya sendiri atau disebut juga dengan istilah tahu diri
c. Malu yang Tidak Dapat Dibagi Setiap masyarakat Minangkabau harus bisa mempertahankan harga dirinya. Karena apabila satu orang membuat malu, maka satu keluarganya akan dicemooh oleh orang lain. Selain itu masyarakat Minangkabau selalu mementingkan harga diri dibandingkan dengan harta.
d. Pola Awak Sama Awak Mengajarkan masyarakat Minangkabau membentuk masyarakat komunalistik bahwa meskipun berbeda mereka disatukan oleh suatu ikatan kebudayaan dan falsafah yang sama.
12 e. Rasa dan Periksa Keseimbangan dalam hak dan tanggung jawab.
f. Kesamaan dan Kebersamaan Persatuan diatas perbedaan yang ada di dalam masing – masing komunitas suku Minangkabau
g. Seiya Sekata Dalam pengertian sosiologis berarti makna homogenitas masyarakat yang berlandaskan kehidupan komunal. Sedangkan dalam pengertian ketatanegaraan mengandung makna demokrasi
h. Pola Penyesuaian yang Serasi Perubahan akan terus datang pada sebuah kebudayaan baik yang disengaja maupun yang tidak tetapi hal ini tidak akan mengubah kehidupan orang – orang dan nilai yang ada di dalamnya
i. Hidup Bertahan dan Mempertahankan Hidup Kehidupan yang dinamikanya akan terus berubah mengharuskan masyarakat Minangkabau untuk dapat terus menyesuaikan diri dan terus bertahan serta tidak pantang menyerah
Adat bagi orang Minangkabau adalah kebudayaan secara utuh yang dapat berubah. Tetapi ada adat yang tidak dapat berubah. Karena itulah orang Minangkabau membagi adat menjadi empat kategori : a. Adat yang Sebenarnya Adat asli yang tidak dapat berubah meskipun dipaksa dengan keras b. Adat – Istiadat Kebiasaan yang berlaku ditengah masyarakat umum atau setempat c. Adat yang diadatkan Apa yang dinamakan sebagai undang – undang dan hukum yang berlaku d. Adat yang Teradat Peraturan yang dilahirkan oleh mufakat
13 Di dalam kebudayaan Minangkabau juga terdapat upacara – upacara dan festival yang diselenggarakan. Berikut adalah beberapa diantaranya : a. Upacara Sepanjang Kehidupan Manusia b. Upacara berkaitan dengan Perekonomian c. Upacara Kematian
2. Sistem dan Organisasi Kemasyarakatan Berdasarkan wilayahnya yaitu Luhak dan Rantau terdapat perbedaan mengenai siapa yang mengatur masyarakatnya. Pada daerah Luhak yang menjadi pengatur adalah penghulu. Sedangkan pada daerah Rantau yang mengatur adalah seorang Raja. Budaya Minangkabau menganut sistem matrilineal. Dimana disini masyarakat Minangkabau mengikuti keturunan ibu. Bahkan hingga harta dan warisan, semuanya akan jatuh kepada keturunan perempuan. Tetapi hal ini agak sedikit memiliki kontradiksi dengan hukum Islam. Oleh karena itu harta pusaka dibagi menjadi dua. Harta pusaka tinggi adalah harta yang diwariskan secara turun temurun berdasarkan keturunan ibu, serta harta pusaka rendah yang merupakan harta hasil bekerja.
3. Sistem Teknologi dan Peralatan Masyarakat Minangkabau dikenal sebagai masyarakat yang lebih dulu mengenal dan membuat sebuah surat kabar. Selain itu masyarakat Minangkabau terkenal dengan home industry baik dari surat kabar, senjata hingga mesiu. Peralatan atau senjata tradisional orang Minangkabau adalah keris. Keris umumnya dipakai oleh penghulu, atau kaum lelaki yang biasanya diletakkan di depan pada acara – acara seperti pengukuhan gelar, hingga pernikahan.
4. Bahasa Orang Minangkabau menggunakan bahasa Minangkabau dalam kehidupannya sehari – hari. Terdapat berbagai macam pendapat mengenai bahasa Minangkabau ini sendiri. Ada yang mengatakan bahwa bahasa Minangkabau merupakan bahasa Melayu karena banyaknya persamaan
14 diantara kosakata dan tuturnya. Tetapi Tetap ada juga yang mengatakan bahwa bahasa Minangkabau berdiri sendiri dan tidak sama dengan dengan bahasa Melayu. Adaa pula yang mengatakan mengatakan bahwa bahasa Melayu terdiri dari berbagai macam jenis dan bahasa Minangkabau adalah salah satu diantaranya. Bahasa Minangkabau termasuk bahasa yang aman dari kepunahan. Hal ini dikarenakan masyarakat Minangkabau Minangkabau masih terus menggunakan bahasa ini dalam kehidupan mereka sehari – hari. Dan meskipun banyak dari orang Minang yang merantau, tetapi mereka tetap menggunakan bahasa ini dengan sesama orang Minang.
5. Kesenian Bentuk kesenian sebuah budaya terbagi menjadi menjadi beberapa kelompok : a. Arsitektur Rumah Gadang Salah satu bangunan yang terkenal di Minangkabau adalah Rumah Gadang. Rumah Gadang diberikan nama seperti itu bukan karena bentuknya yang besar, tetapi berdasarkan fungsinya. Rumah gadang adalah tempat kediaman keluarga, lambang kehadiran suatu kaum, pusat kehidupan dan kerukunan, tempat bermufakat, tempat melaksanakan berbagai upacara, hingga sebagai tempat merawat anggota keluarga yang sakit. Terdapat berbagai macam bentuk rumah gadang. gadang. Berikut iini akan dipaparkan mengenai aneka ragam bangunan rumah gadang : 1. Rumah Gadang Bagonjong Dua
Gambar 2.1 Rumah Gadang Bagonjong 2 (Source Source : Ragam Rumah Adat Minangkabau)
15 Rumah adat bagonjong dua adalah milik keluarga. Bukan milik kaum. Rumah adat ini terdiri dari kamar tidur dan dapur. Dua gonjong melambangkan kejadian manusia dari bapak dan ibu.
2. Rumah Gadang Bagonjong Empat Jumlah gonjong empat melambangkan kejadian bumi seperti air, tanah, api, dan angin. Letak tangga di bagian pangkal bangunan menandakan bangunan milik keluarga dari Koto-Piliang. Piliang. Apabila terletak di bagian tengah maka keluarga berasal dari Bodi-Caniago. Bodi
Gambar 2.2 Rumah Gadang Bagonjong Empat (Source Source : Ragam Rumah Adat Minangkabau)
3. Rumah Gadang Bagonjong Lima Jumlah gonjong sebanyak lima buah melambangkan bahwa martabat penghulu adatnya lebih tinggi setingkat diatas penghulu adat pemilik rumah gadang bagonjong empat. Letak tangganya hanya berada berada di bagian pangkal bangunan. Bangunan ini berfungsi sebagai rumah tinggal dan tempat melakukan acara adat seperti pernikahan hingga pengangkatan penghulu.
16
Gambar 2.3 Rumah Gadang Bagonjong Lima (Source Source : Ragam Rumah Adat Minangkabau)
4. Rumah Gadang Bagonjong Enam Jumlah gonjong sebanyak 6 buah melambangkan martabat penghulu adatnya lebih tinggi daripada penghulu adat si si pemilik rumah gadang bagonjong lima.
Gambar 2.4 Rumah Gadang Bagonjong Enam (Source Source : Ragam Rumah Adat Minangkabau)
17 5. Rumah Gadang Bagonjong Delapan Jumlah
gonjong
sebanyak
delapan
melambangkan
martabat
bangsawan pemilik rumah sama dengan pemilik rumah bagonjong enam. Tetapi kelebihan dua gonjong melambangkan bahwa pemiliknya memiliki tugas atau kekuasaan khusus sampai ke daerah rantau dan pesisir.
Gambar 2.5 Rumah Bagonjong Delapan (Source Source : Ragam Rumah Adat Minangkabau)
6. Rumah Panjang Rumah Panjang dihuni oleh lebih dari satu kaum dan tiap kaum dikepalai oleh seorang penghulu. Jumlah Jumlah tangga menggambarkan jumlah penghulu yang ada di dalam rumah tersebut. Tangga bagian ujung adalah milik kaum penghulu yang lebih tinggi martabatnya.
Gambar 2.6 Rumah Panjang (Source Source : Ragam Rumah Adat Minangkabau)
18 7. Istana Bangunan istana bergonjong enam ditambah dua buah gonjong paranginan, memiliki anjuang di bagian ujung serta pangkal dan anjuang paranginan dibagian atas bangunan. Ini menandakan bahwa bangunan adalah milik Raja. Anjuang paranginan adalah tempat anak – anak perempuan raja bersantai. Apabila ada anak laki – laki terlihat disana, maka istana akan segera dibakar.
Gambar 2.7 Istana (Source Source : Ragam Rumah Adat Minangkabau)
b. Ukir Budaya Minangkabau memiliki banyak sekali ukiran – ukiran yang dipakai baik pada Rumah Gadang maupun pada kerajinan Pandai Sikek. Ada pendapat bahwa motif ukiran Minangkabau mengundang pengertian yang sesuai dengan ajaran falsafahnya. Maka penempatannya harus sesuai dengan tempat yang tepat. Pada dinding contohny contohnya, dipakai ukiran yang mendukung atau menggambarkan keramah tamahan yang dilambangkan dengan ukiran si kembang manis. Dinding bagian atas diberikan ukiran yang melambangkan kekerabatan. Namun tidak ada uraian tentang pengertian fungsi dari setiap bidang bidang yang diberikan ukiran. Ada pula pendapat lain yang mengatakan bahwa ukiran itu tidak bermakna selain berfungsi sebagai dekorasi saja. Ukiran – ukiran itu dibuat berdasarkan apa yang dilihat sehari – hari oleh para pengrajinnya. Dan
19 tampaknya pendapat tentang penempatan motif ukiran yang mengandung simbolis ternyata tidak tahan uji. Penstilasian sebuah ukiran juga dapat dilakukan. Tetapi penstilasian secara besar – besaran dapat menimbulkan kontra dari masyarakat sekitar. Contoh kasus pertama adalah mengenai tenun Pandai Sikek. Tenun Pandai Sikek motifnya selalu penuh kini didistilasi menjadi pinggirannya saja yang bersifat penuh, sedangkan bagian tengahnya sudah dimodifikasi menjadi modern.
Berdasarkan
mengatakan bahwa
wawancara
yang
dilakukan
penulis,
penjual
hal ini membuat marah masyarakat sekitar karena
dianggap telah menurunkan nilai dari tenun Pandai Sikek itu sendiri. Contoh kedua adalah sebuah masjid yang berada di kota Padang. Masjid ini memiliki ukiran yang dicampur dengan kaligrafi pada atapnya. Berdasarkan wawancara penulis mendapati bahwa masyarakat terlihat tidak senang dengan adanya penstilasian yang dianggap berlebihan dan menghilangkan ciri khas ukiran Minangkabau. Motif utama dari ukiran Minangkabau adalah akar. Kemudian motif utama ini dibuat dengan berbagai variasi dengan : 1. Mengkombinasikannya dengan motif segi empat 2. Menyusun dalam kombinasi rangkap 3. Memperbesar atau mempertebal bagian – bagian hingga lebih menonjol dari yang lain 4. Memutar atau membalikkan komposisi. Biasanya pada papan – papan yang bersifat vertikal akan diletakkan ukiran berupa akar. Sedangkan pada bidang horizontal biasanya digunakan ukiran geometris. Pada ukiran Minangkabau terdapat dua pola : 1. Gelung / Relung : Lingakaran yang sambung menyambung sehingga disebut relung 2. Ragam : Relung yang ditambahkan unsur lain seperti pola geometris (terdapat bunga, daun, serpih) Masing – masing ukiran ini setelah disebutkan diatas memiliki filosofi tersendiri. Berikut adalah contoh ukiran – ukiran Minangkabau dan arti dari ukirannya :
20 1. Itiak Pulang Patang Kekompakan dan persatuan yang kokoh
Gambar 2.8 Itiak Pulang Patang ( (Source : Alam Takambang Jadi Guru)
2. Pucuak Rabuang Anjuran untuk dapat berguna seumur hidup. Yang muda untuk meraih cita – cita yang tinggi
Gambar 2.9 Pucuak Rabuang ( (Source : Alam Takambang Jadi Guru)
3. Si Kambang Manih Ramah tamah dan senang menerima tamu
Gambar 2.10 Si Kambang Manih ( (Source : Alam Takambang Jadi Guru)
21 4. Ramo – Ramo si Kumbang Jati Adat Minangkabau itu tetap dan juga berubah. Penerapan sesuai dengan situasi dan kondisi
Gambar 2.11 Ramo – Ramo si Kumbang Jati (Source : Alam Takambang Jadi Guru)
5. Jalo Taserak Melambangkan garis pemisah antara yang baik dan buruk
Gambar 2.12 Jalo Taserak (Source : Alam Takambang Jadi Guru)
6. Jarek Takambang Melambangkan hukum di tengah masyarakat
Gambar 2.13 Jarek Takambang (Source : Alam Takambang Jadi Guru)
22 7. Kaluak Paku Anak dipangku dan kemenakan dibimbing
Gambar 2.14 Kaluak Paku (Source : Alam Takambang Jadi Guru)
8. Lumuik Hanyuik Melambangkan orang yang pandai menguasai diri dengan keadaan sekitarnya
Gambar 2.15 Lumuik Hanyuik (Source : Alam Takambang Jadi Guru)
9. Tangguak Lamah Melambangkan sikap rendah hati dan sopan santun
Gambar 2.16 Tangguak Lamah (Source : Alam Takambang Jadi Guru)
23 c. Tarian Dalam adat Minangkabau tarian biasanya dilakukan dalam pesta adat atau pernikahan. Tarian ini mengartikan bahwa orang Minangkabau memberikan persembahan dan hormat kepada tamunya. Ciri khas dari tarian Minangkabau adalah keras, menghentak, cepat dan dinamis. Berikut adalah tarian – tarian yang terdapat di Minangkabau : 1. Tari Piring Merupakan tari yang menggambarkan rasa gembira dan syukur akan hasil tanaman para petani.
Gambar 2.17 Tari Piring (Source : tari-piring.blogspot.com)
2. Tari Pasambahan Tarian ini ditampilkan dalam acara penyambutan tamu sebagai ucapan selamat datang dan penghormatan terhadap tamu yang datang. Biasanya tarian ini juga ditampilkan saat kedatangan pengantin pria ke rumah mempelai wanita
Gambar 2.18 Tari Pasambahan (Source : alfernado.wordpress.com)
24 3. Tari Payung Memiliki makna kegembiraan muda mudi yang memperlihatkan perhatian seorang lelaki terhadap kekasihnya. Payung melambangkan satu tujuan yaitu membina rumah tangga yang baik
Gambar 2.19 Tari Payung (Source : syafiraelrin.blogspot.com)
4. Tari Rantak Tarian yang diiringi dengan nyanyian yang berisi pantun – pantun. Tarian ini memiliki gerakan yang khas yaitu gerakan silat langkah tigo. Tarian ini digunakan untuk merayakan panen. Selain itu apabila terjadi kemarau, tarian ini juga diadakan untuk menarik hujan agar turun
Gambar 2.20 Tari Rantak (Source : lokerseni.web.id)
25 d. Alat Musik Alat musik tradisional Minang terdiri dari beberapa instrumen : 1. Saluang 2. Bansi (Suling Minang) 3. Pupuik Batang Padi 4. Sarunai (Klarinet Minang) 5. Pupuik Tanduak 6. Talempong (Bonang Minang) 7. Rabab (Rebab Minang) 8. Aguang (Gong Minang) 9. Gandang (Gendang Minang) 10. Biola Minang
6. Sistem Pencaharian Orang
Minangkabau
sangat
terkenal
akan
kemampuannya
berdagang. Biasanya mereka akan merantau untuk melaksanakan kegiatan perniagaan.
2.1.2
Fungsi dan Tujuan Pusat kebudayaan dapat diartikan sebagai tempat dan wadah yang
dapat menampung segala fungsi kegiatan yang berhubungan dengan budaya yang ada di dalamnya. Berikut adalah fungsi dan tujuan dari sebuah pusat kebudayaan berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.106/HK.501/MKP/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesenian ;
Fungsi 1. Fungsi Administratif / Perkantoran Dimana pusat kebudayaan menjalankan fungsi dan kegiatan administratif dalam pusat kebudayaan 2. Fungsi Edukatif / Pendidikan Disini pusat kebudayaan bertindak sebagai wadah meliputi seluruh kegiatan pendidikan, seperti kegiatan perpustakaan,
26 penyelenggaraan seminar, kursus, peragaan budaya interaktif, dan yang lainnya 3. Fungsi Rekreatif / Hiburan Pusat kebudayaan berperan sebagai wadah seluruh kegiatan seni seperti pementasan, pemutaran film, dan yang lainnya 4. Fungsi Informatif / Penerangan Disini pusat kebudayaan melakukan seluruh kegiatan yang bersifat informatif melalui media cetak, radio, televisi, dan lainnya
Terkait dengan fungsi dari sebuah pusat kebudayaan yang sangat kompleks, maka kebutuhan dan kegiatan dari budaya satu dengan budaya yang lain akan berbeda. Hal ini berhubungan dengan adanya perbedaan keadaan ekonomi, politik, sosial, dan budaya dari etnis itu sendiri.
Tujuan Tujuan dari sebuah pusat kebudayaan itu sendiri adalah untuk menunjukkan kebudayaan sebuah etnis secara lengkap dimulai dari norma, adat istiadat, hingga karya – karya kebudayaan suatu etnis. Pusat kebudayaan berperan sebagai sebuah wadah untuk menampung segala jenis dan macam kebudayaan. Selain itu pusat budaya juga berperan sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan etnis yang bersangkutan. Hal ini dilakukan untuk memperkenalkan sebuah budaya secara lebih luas kepada masyarakat dengan tujuan untuk melestarikannya. Sebuah pusat kebudayaan dapat menghilangkan kesalahpahaman yang mungkin terjadi apabila dua budaya bertemu, dengan memberikan informasi mengenai kebiasaaan dan adat budaya yang bersangkutan. Masyarakatpun diberikan wadah untuk mendapatkan pengalaman dan pengertian mengenai suatu budaya secara lebih jelas. Pusat kebudayaan juga bertujuan untuk memberikan sarana hiburan yang bersifat edukasional dan bermanfaat bagi masyarakat.
27 2.1.3
Klasifikasi Jenis Kegiatan Sebuah pusat kebudayaan adalah sebuah wadah yang menampung
suatu
kebudayaan.
Berbagai jenis aktifitas dilakukan
untuk dapat
memperkenalkan masyarakat kepada kebudayaan yang bersangkutan. Berikut adalah jenis – jenis kegiatan yang ada di dalam sebuah pusat kebudayaan berdasarkan Indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesenian Peraturan
Menteri
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Nomor:
PM.106/HK.501/MKP/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesenian : 1. Bidang Pendidikan a. Dialog Antar Budaya Pusat Kebudayaan menyediakan sebuah kegiatan penghubung dimana setiap orang dengan masing – masing budayanya dapat berbagi pemahaman antar budaya dan saling mengembangkan pendekatan b. Kelas Bahasa Pada sebuah pusat kebudayaan biasanya dapat ditemukan kelas bahasa yang dapat diikuti oleh masyarakat, untuk mengenal bahasa suatu budaya secara lebih jauh. Kegiatan atau program ini biasanya dapat diikuti melalui sebuah pendaftaran. Untuk mengikuti jenis kelas bahasa biasanya dibutuhkan biaya. Selain mempelajari bahasa, terdapat pula pembelajaran mengenai percakapan sehari – hari, bahasa tradisional, puisi, hingga bahasa musik c. Seminar Untuk meningkatkan pemahaman mengenai sebuah budaya, bisanya diadakan seminar mengenai sejarah, kesenian, kebudayaan umum dan lainnya
d. Kunjungan Pendidikan / Open House Untuk memperkenalkan sebuah kebudayaan secara lebih luas dan menyeluruh, biasanya sebuah pusat kebudayaan menyediakan kegiatan seperti Program Kunjungan Pendidikan ataupun Open House. Kegiatan ini dapat dilaksanakan sebagai
28 salah satu kegiatan promosi dimana di dalamnya para peserta dapat mengetahui seluk beluk dari sebuah pusat kebudayaan dan kegiatan yang ada di dalamnya. Biasanya akan dilakukan pratinjau mengenai semua fasilitas dan kegiatan yang dapat dinikmati di dalam sebuah pusat kebudayaan
2. Bidang Kesenian dan Budaya a. Pameran Di dalam sebuah pusat kebudayaan tidak jarang diadakan sebuah pameran. Pameran ini dapat memamerkan berbagai macam warisan budaya hingga hasil karya kerjasama dengan seniman dari budaya yang bersangkutan b. Pementasan Tari dan Musik Untuk lebih memperkenalkan satu budaya, biasanya sebuah pusat kebudayaan melakukan berbagai macam pementasan seperti tarian tradisonal hingga musiknya secara langsung, agar masyarakat mendapatkan pengalaman untuk melihatnya secara langsung. c. Pemutaran Film Pemutaran film juga sering digelar di sebuah pusat kebudayaan. Biasanya film yang diputar dapat berupa film – film bersejarah, film dokumenter mengenai kegiatan adat hingga film – film fiksi dengan berbagai macam genre yang diproduksi bertahun – tahun yang lalu hingga yang terbaru. d. Kelas Kesenian Kelas – kelas kesenian juga diadakan yang sifatnya terbuka dan dapat diikuti masyarakat dengan terlebih dahulu melakukan pendaftaran di tempat. Kegiatan ini dibuat untuk memberikan masyarakat pengalaman secara langsung mengenai hal – hal yang menyangkut bidang kesenian dari sebuah kebudayaan secara langsung. Beberapa contoh dari kelas ini adalah kelas tarian traisional, seni lukis dan yang lainnya
29 e. Kelas Kerajinan Tangan / Workshop Kelas kerajinan tangan diadakan dengan tujuan untuk memberikan masyarakat kesempatan untuk turut berkarya secara personal dengan mengetahui proses dari sebuah kerajinan tangan dibuat dan dibentuk. Terdapat beberapa pusat kebudayaan yang kemudian mengadakan pameran hasil karya kelas kerajinan tangan secara kecil – kecilan
2.1.4
Klasifikasi Jenis Aktifitas Dengan banyaknya kegiatan yang ada di dalam sebuah pusat
kebudayaan, tentu di dalamnya terdapat aktifitas – aktifitas yang dilakukan baik oleh pengelola, pengunjung, hingga barang – barang yang terdapat di dalamnya. Jenis – jenis aktifitas yang ada di dalam kegiatan dan program yang terdapat dalam sebuah pusat kebudayaan berdasarkan Indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesenian Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.106/HK.501/MKP/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesenian Aktifitas Pengelola : a. Mengadakan kegiatan yang bersifat kajian seperti seminar sarasehan, dan diskusi b. Menyediakan bengkel seni c. Studi kepustakaan d. Eksperimentasi e. Rekonstruksi f. Revitalisasi g. Konservasi h. Studi Banding i. Inventarisasi j. Dokumentasi
Aktifitas Pengunjung (Rombongan) : a. Pencarian Informasi b. Briefing pada lokasi
30 c. Melihat fasilitas d. Melihat pameran e. Melihat pertunjukkan / film f. Makan dan minum serta istirahat g. Membeli barang h. Membaca buku i. Melihat tempat kursus
Aktifitas Pengunjung (Personal) : a. Langsung menuju tempat yang dituju b. Pencarian informasi c. Melihat fasilitas d. Melihat pameran e. Melihat pertunjukkan / film f. Makan dan minum serta istirahat g. Membeli barang h. Membaca buku
2.1.5
Klasifikasi Fasilitas Dari berbagai macam kegiatan serta aktifitas yang terdapat dalam
sebuah pusat kebudayaan, maka diperlukan sebuah fasilitas yang dapat menampung segala macam jenis aktifitas. Jenis pelayanan dasar berupa sarana dan prasarana dari sebuah pusat kebudayaan berdasarkan Indikator Standar
Pelayanan
Minimal
Bidang
Kesenian
Peraturan
Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.106/HK.501/MKP/2010
Menteri Tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesenian yang kemudian dipaparkan secara lebih terperinci secara kebutuhan interior adalah sebagai berikut :
Fasilitas Utama : 1. Teater a. Open Theatre Untuk mengadakan sebuah pertunjukkan di ruang terbuka yang sifatnya kurang formil dan memungkinkan terjadinya hubungan antara penonton
31 dan pemain sehingga dapat menciptakan suasana yang lebih akrab b. Close Theatre Untuk mengadakan pertunjukkan yang lebih formal dan membutuhkan konsentrasi. Memerlukan pengaturan cahaya dan suara yang baik c. Mini Theatre Digunakan untuk pemutaran film yang secara rutin diadakan oleh pusat kebudayaan
2. Galeri a. Permanent Gallery Untuk sebuah ruang pameran yang bersifat tetap tetapi tetap mengikuti perkembangan jaman. Diisi oleh warisan – warisan budaya dari kebudayaan yang bersangkutan b. Temporary Gallery Disewakan untuk pameran yang sifatnya sementara. Dapat digunakan untuk mengadakan pameran hasil dari seniman dari budaya yang bersangkutan baik berupa lukisan, keramik, grafik desain, kerajinan tangan, hingga fotografi
3. Pendidikan a. Ruang Seminar Disediakan untuk memberikan informasi mengenai budaya yang bersangkutan atau seminar hasil perkembangan budaya maupun teknologi b. Ruang Kursus Disediakan kelas untuk menampung berbagai macam kegiatan ataupun kelas – kelas yang mengajarkan budaya mengenai kebudayaan yang bersangkutan c. Perpustakaan Untuk memperkenalkan budaya melalui literatur.
32 4. Area Workshop Digunakan untuk memperkenalkan budaya yang bersifat kerajinan tangan. Disini masyarakat dapat turut bergabung dalam pembuatan kerajinan tangan
Fasilitas Penunjang : 1. Toko Souvenir Tempat dimana pengunjung bisa membeli dan mendapatkan souvenir dari kebudayaan yang bersangkutan 2. Coffee Shop Tempat bagi pengunjung untuk beristirahat sambil menikmati makanan kecil maupun teh yang difasilitasi dengan internet
2.1.6
Persyaratan Umum Dalam pelaksanaan dan pengembangannya, setiap pusat kebudayaan
memiliki beberapa persyaratan umum yang wajib untuk diperhatikan. Berikut adalah beberapa jenis persyaratan umum mengenai pengadaan sebuah pusat kebudayaan : ASEAN ASEAN menetapkan bahwa pada setiap pusat kebudayaan terdapat setidaknya 4 jenis kegiatan berikut : a. Visual Arts Adanya kegiatan pameran. Seperti pameran foto, lukisan, dan yang lainnya b. Performing Arts Adanya kegiatan pertunjukkan kesenian seperti seni tari, musik, maupun teater c. Literary Works Adanya pengadaan studi literatur dengan disediakannya perpustakaan d. Communication Media Kegiatan melalui media cetak, radio ataupun televisi
33 UNESCO Dalam memfasilitasi budaya dan hubungannya dengan upaya untuk melestarikannya dalam penyelenggaraan sebuah pusat kebudayaan, UNESCO memberikan persyaratannya : a. Secara reguler terus memperbaharui kebudayaan dan melakukan inventoris secara menyeluruh terhadap warisan budaya yang ada di dalamnya b. Wajib terbuka untuk umum
Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Menimbang bahwa Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: KM.43/PW.501/MKP/03 tentang Kewenangan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal Bidang kesenian sudah tidak sesuai dengan perkembangan tuntutan, dan kebutuhaan masyarakat, maka perlu dibuat penyesuaian. Berikut adalah Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.106/HK.501/MKP/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesenian : BAB II mengenai Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesenian Pasal 2 ayat 2 “SPM Bidang Kesenian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi jenis pelayanan dasar beserta indikator kinerja dan target tahun 20102014 yang terdiri dari : a. Perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan bidang kesenian : 1. Cakupan kajian seni sebesar 50% sampai tahun 2014 2. Cakupan fasilitasi seni sebesar 30% sampai tahun 2014 3. Cakupan gelar seni sebesar 75% sampai tahun 2014 4. Cakupan misi kesenian sebesar 100% sampai tahun 2014 b. Sarana dan Prasarana : 1. Cakupan sumber daya manusia kesenian sebesar 25% sampai tahun 2014 2. Cakupan tempat sebesar 100% sampai tahun 2014 3. Cakupan organisasi sebesar 34% sampai tahun 2014”
34 2.1.7
Persyaratan Fasilitas Sebuah pusat kebudayaan yang notabene berfungsi sebagai wadah
untuk memperkenalkan sebuah kebudayaan kepada masyarakat serta berfungsi untuk melestarikan warisan budaya, tentunya harus memiliki fasilitas yang memadai, mampu menampung seluruh aktivitas dan kegiatan yang ada didalamnya serta bersifat maju dan memanfaatkan teknologi. Pada tanggal 23 Desember 2010 ditetapkan sebuah Indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesenian Nomor: PM.106/HK.501/MKP/2010. Berikut adalah persyaratan fasilitas sebuah pusat kebudayaan berdasarkan Indikator diatas : 1. Memiliki pelayanan dasar perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan bidang kesenian: a. Cakupan Kajian Seni Memiliki kegiatan yang bersifat kajian literatur seni b. Cakupan Fasilitas Seni Memiliki fasilitas untuk melaksanakan kritik seni, gelar seni, serta seluruh fasilitas sesuai dengan kemampuan yang tersedia untuk kegiatan – kegiatan kesenian, serta program dan kegiatan edukasi yang bersifat memperkenalkan budaya kepada masyarakat c. Cakupan Gelar Seni Mengadakan kegiatan seni, sajian artistik, dan gelar seni lainnya yang berwujud pergelaran, pameran, festival dan lomba sebagai upaya untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat. Selain itu hal ini juga merupakan salah satu program yang dapat melibatkan masyarakat langsung ke dalam proses kebudayaan
d. Misi Kesenian Kegiatan untuk melaksanakan penyajian budaya dan seni untuk kepentingan penyebarluasan suatu atau beberapa bentuk seni dan budaya untuk pengenalan suatu jati diri
35 2. Memiliki pelayanan dasar sarana dan prasarana: a. Cakupan Sumber Daya Manusia Kesenian Memiliki dan menjalin kerja sama dengan sumber daya manusia kesenian dan budaya untuk dapat memberikan pengetahuan langsung kepada masyarakat mengenai budaya yang bersangkutan b. Cakupan Tempat Wajib untuk menyediakan minimal; tempat untuk menggelar seni pertunjukkan dan pameran serta tempat untuk memasarkan dan mengembangkan industri budaya. Industri budaya meliputi kegiatan pemasaran dalam bentuk penataan, penyantunan, perekaman, maupun penyajian langsung c. Cakupan Organisasi Wajib membentuk organisasi struktural yang menangani budaya dan kesenian, lembaga/dewan budaya, khusus pemerintahan provinsi membentuk Taman Budaya sebagai UPT yang menangani Kesenian
2.2
Tinjauan Khusus 2.2.1
Pusat Kebudayaan Korea (KCC) a. Sejarah Dibentuk dibawah naungan KOCIS (Pelayanan Informasi dan Kebudayaan Korea: Korean Culture and Information Centre) Dibantu oleh Kementrian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea dengan afiliasi Kedutaan Besar Republik Korea untuk Indonesia
36 b. Logo
Gambar 2.21 Logo KCC (Source : id.korean-culture.org)
c. Lokasi dan Jam Operasional Lokasi : Gedung Equity Tower lantai 17, Jl.Jenderal Sudirman, SCBD, Lot. 9, Jakarta 12190. Tel : 021-2903-5650, Fax : 021-2903-5649. Jam Operasional : Senin – Jumat (09.00-17.00), Sabtu (9.0013.00)
Gambar 2.22 Peta Pusat Kebudayaan Korea (Source : id.korean-culture.org)
37 d. Visi Misi 1. Memperkenalkan dan menyebarkan kebudayaan Korea di Indonesia 2. Meningkatkan persahabatan antara Korea dan Indonesia melalui pertukaran budaya dan sumber daya manusia 3. Meningkatkan pemahaman diantara dua negara
e. Strategi Pemasaran & Metode Promosi Berikut adalah beberapa kegiatan promosi dan strategi pemasaran yang digunakan oleh KCC : 1. Pengadaan Lomba yang dapat diikuti seluruh masyarakat 2. Menggelar kuis yang dapat diikuti melalui situs sosial 3. Bekerja sama dengan media tv dan radio dalam promosi kegiatan 4. Mengadakan festival yang terbuka untuk umum 5. Pengadaan program Kunjungan Pendidikan
f. Deskripsi Kegiatan 1. Acara bertema Pergelaran acara yang memiliki tema seperti valentine, hanbok spesial, serta festival – festival yang ada di Korea 2. Pameran Acara pameran mengenai berbagai macam kebudayaan Korea seperti pameran bunga, pameran rangkaian bunga, new artist project, dan lainnya 3. Kelas Umum Kelas yang berhubungan dengan kebudayaan Korea seperti kelas belajar alat musik tradisional Korea, kelas merangkai bunga, kelas kerajinan tangan Korea, kelas menari K-POP 4. Seminar Mengadakan seminar yang berhubungan dengan kebudayaan Korea seperti seminar pemahaman puisi Korea, seminar wisata budaya untuk keabadian, seminar kebudayaan In-shik, dan lainnya
38 5. Kelas Bahasa Korea Kelas bahasa yang dimulai dari Level Dasar 1, 2, 3, Level Menengah 1, 2, 3, Level Percakapan, Level Musik. Jadwal kelas dapat dilihat pada situs online dari pusat kebudayaan Korea 6. Pemutaran Film Korea Memutar film – film Korea dari masa lalu, hingga K-Drama 7. Kontes Menyelenggarakan kontes yang berhubungan dengan kebudayaan Korea seperti kontes foto Hanbok, kontes foto Tteokguk, dan lainnya
g. Fasilitas 1. Reception
Gambar 2.23 Entrance Area KCC (Source : id.korean-culture.org)
Area masuk memiliki gawangan yang dilapisi oleh hpl. Dinding kaca disekitarnya dilapisi dengan stiker sandblast bermotif garis. Lantai menggunakan vinyl dengan warna white oak dan treatment dinding dibelakang meja resepsionis
39 dilapisi dengan hpl motif kayu warna tua, sedangkan bagian dinding yang lain menggunakan cat biasa. Terdapat drop ceiling yang terdiri dari potongan – potongan kayu yang dilapisi hpl motif kayu. Furnitur yang digunakan dilapisi dengan hpl motif kayu yang dipadukan dengan hpl warna putih dan lis alumunium
2. Multifunction Hall (Han In Sil) Digunakan untuk mengadakan acara kebudayaan dan penyelenggaran kelas menari. Dengan luas 200 meter persegi dan kapasitas duduk sebanyak 180 kursi. Area ini menggunakan karpet berwarna abu – abu sebagai material lantai. Tidak ada permainan pada ceiling selain dipenuhi dengan lampu – lampu spot, terdapat panggung yang dilapisi dengan vinyl bermotif kayu. Dan dibagian belakang terdapat screen khas Korea. Ruangan ini difasilitasi dengan peredam suara.
Gambar 2.24 Multifunction Hall KCC (Source : id.korean-culture.org)
3. IT Show Room Ruangan untuk merasakan kecanggihan teknologi Korea. Dimana disana kita dapat melihat siaran langsung dari stasiun
40 tv Korea, dan terdapat tv 3 dimensi dimana kita dapat menonton aksi bintang – bintang Korea. Ruangan ini menggunakan cat dinding putih biasa tetapi dengan permainan kemajuan dinding yang seolah – olah menjadi frame dari layar – layar tv LCD. Terbuat dari kayu yang kemudian diberikan finishing cat glossy. Pada lantai diberikan treatment berupa karpet.
Gambar 2.25 IT Show Room KCC (Source : id.korean-culture.org)
4. Ruang Kelas (Sejong Sil, Hunmin Sil, Jeongeum Sil, Hag I Sil)
Gambar 2.26 Ruang Kelas KCC (Source : id.korean-culture.org)
41 Terdapat 4 ruang kelas yang digunakan untuk kursus bahasa korea. Kelas ini terdiri dari furnitur meja yang dilapisi hpl motif kayu, dan dilengkapi dengan kursi – kursi yang dilapisi fabric berwarna hitam dan orange. Dinding kelas dilapisi dengan cat dinding berwarna putih. Dinding bagian depan diberikan cat hitam dengan finishing glossy. Dan lantainya diberikan treatment karpet
5. Perpustakaan Berisi koleksi buku berbahasa Korea maupun Inggris mengenai budaya Korea. Terdapat pula peminjaman CD dan DVD. Perpustakaan termasuk kecil dengan dinding yang dilapisi cat dinding berwarna putih. Lantai diberikan treatment karpet. Furnitur dan rak – rak buku dilapisi veneer glossy berwarna coklat tua. Pada ceiling terdapat drop ceiling berwarna yang berbentuk seperti logo Korea
Gambar 2.27 Perpustakaan KCC (Source : id.korean-culture.org)
6. Ruang Istirahat Tempat mengobrol dengan fasilitas wifi dan komputer berbasis internet. Warna cat warna kopi menghiasi
42 dindingnya. Lantai diberikan treatment perpaduan antara vinyl dan karpet. Terdapat drop ceiling berupa potongan – potongan kayu yang dilapisi hpl motif kayu
Gambar 2.28 Ruang Istirahat KCC (Source : id.korean-culture.org)
h. Program Ruang
Diagram 2.1 Diagram Program Ruang KCC
43 2.2.2
Pusat Kebudayaan Belanda (Erasmus Huis) a. Sejarah Kerja sama budaya dengan Indonesia menjadi prioritas utama dalam kebijakan budaya Belanda. Hal ini dapat dimaklumi mengingat ikatan sejarah yang dimiliki antara Indonesia dan Belanda serta komitmen antara kedua negara sehubungan dengan pelestarian warisan budaya bersama. Di samping itu, Indonesia menjadi sumber inspirasi bagi sejumlah besar seniman muda dan kelompok di Belanda, sehingga menghasilkan sebuah program pertukaran seniman dan kelompok.
Itu menjadikan latar belakang didirikannya
Erasmus Huis pada tahun 1970. Awalnya pusat kebudayaan ini, yang dibuka oleh Pangeran Bernhard, berlokasi di Jalan Menteng Raya 25 Jakarta Pusat. Namun kemudian jelas tampak bahwa dibutuhkan gedung yang lebih besar untuk menampung segala kegiatan. Pada tahun 1981, Erasmus Huis pindah ke Jalan Rasuna Said di Kuningan. Di lingkungan baru ini suatu konsep baru untuk acara dibuat – yang hingga kini masih digunakan – bekerja sama erat dengan sejumlah lembaga budaya di Jakarta dan menjadikan Erasmus Huis sebuah pusat penting bagi iklim budaya di Jakarta dan sekitarnya.
b. Logo
Gambar 2.29 Logo Erasmus Huis (Source : erasmushuis.nlmission.org)
44 c. Lokasi dan Jam Operasional -
Lokasi : Jl. H. R. Rasuna Said Kav. S-3, Jakarta 12950, Indonesia
-
Tel : 021-524-1069, Fax : 021-527-5978
-
Jam Operasional : Senin – Kamis (09.00-16.00), Jumat (09.0014.00), Sabtu (10.00-13.00)
Gambar 2.30 Peta Erasmus Huis (Source : erasmushuis.nlmission.org)
d. Visi Misi Membangun reputasi sebagai pusat kebudayaan yang aktif dan mudah diakses dengan fokus pada program musik dan pameran
e. Strategi Pemasaran & Metode Promosi Berikut adalah beberapa strategi pemasaran dan metode promosi dari pusat kebudayaan Belanda Erasmus Huis : 1. Mengadakan program yang melibatkan masyarakat secara langsung 2. Menggunakan situs sosial untuk mempromosikan program kegiatan
45 3. Dengan target market anak muda menggelar acara – acara musik dengan mendatangkan band dari luar negri yang dapat ditonton secara gratis
f. Deskripsi Kegiatan 1. Menari Kegiatan yang menampilkan penari – penari dari Belanda dan Indonesia. Selain itu terdapat pula workshop yang dibantu oleh organisasi menari di Indonesia 2. Pameran Bekerjasama dengan museum Belanda dan Indonesia, sekitar sepuluh pameran diselenggarakan setiap tahunnya. Pameran ini mencakup berbagai macam bidang budaya mulai dari kontemporer, desain dan arsitektur, hingga tema sejarah 3. Film Berbagai macam film yang penting dan dokumenter ditampilkan secara reguler di Erasmus Huis 4. Musik Penyelenggaraan konser – konser musik dan berbagai macam penampilan musik modern maupun tradisional 5. Seminar Bekerja sama dengan berbagai macam narasumber mengadakan seminar mengenai kebudayaan dan kesenian 6. Kelas Bahasa Untuk kelas bahasa, diadakan di dalam organisasi yang berbeda yaitu Erasmus Taalcentrum
g. Fasilitas 1. Auditorium Ruang auditorium yang dapat menampung 350 kursi dengan luasan 350 meter persegi dengan luas panggung 54 meter persegi. Terdapat fasilitas ruang ganti untuk pria dan wanita. Dinding disertai dengan padded wall. Lantai di berikan treatment karpet, sedangkan untuk panggung finishingnya
46 berupa kayu. Ceiling dihiasi dengan 23 lampu spot dengan dimmer, dan voltase sebesar 220 Volt. Ceiling sendiri diberi finishing cat berwarna putih. Dinding stage diberikan finishing cat berwarna abu – abu muda, dengan tirai berwarna senada.
Gambar 2.31 Auditorium Erasmus Huis (Source : erasmushuis.nlmission.org)
2. Perpustakaan Berbagai macam literatur terdapat di dalam perpustakaan Erasmus Haus. Perpustakaan ini memiliki koleksi sekitar 20.00 judul buku, koran, dan majalah dari Belanda dan Indonesia. Selain itu terdapat pula DVD, CD, buku anak – anak, dan buku juridikal. Perpustakaan ini terdiri dari rak buku yang dilapisi oleh hpl bermotif kayu. Untuk dinding diberikan finishing berupa cat berwarna putih. Lantai dari perpustakaan berupa vinyl motif kayu dengan warna yang senada dengan rak buku. Furniture berupa meja dan kursi untuk membaca. Meja dilapisi dengan hpl dove berwarna putih, dan kursi diberikan fabric berwarna biru
47
Gambar 2.32 Perpustakaan Erasmus Huis (Source : erasmushuis.nlmission.org)
3. Ruang Eksibisi Ruang eksibisi dengan luasan 200 meter persegi dengan foyer sebesar 120 meter persegi pada lantai satu yang dapat digunakan sebagai area pameran tambahan. Dinding pameran memiliki tinggi 3 meter untuk tinggi yang terendah dan 4 meter untuk ketinggian tertinggi. Lebar dari dinding pameran sepanjang 49 meter dengan pengaplikasian sistem gantung untuk hasil karya seni. Dinding diberikan finishing cat dinding berwarna putih begitu pula dengan ceiling yang dihiasi dengan lampu spot. Untuk lemari kaca terdapat dua jenis. 14 lemari kaca dengan dengan ukuran 98 cm x 48 cm x 26 cm dengan tinggi 70 cm. dan 10 lemari kaca dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 100 cm dengan ketinggian 100 cm.
48
Gambar 2.33 Ruang Eksibisi Erasmus Huis (Source : erasmushuis.nlmission.org)
h. Program Ruang
Diagram 2.2 Diagram Program Ruang Erasmus Huis (Source : erasmushuis.nlmission.org)
49 2.2.3
Pusat Kebudayaan Rusia a. Logo
Gambar 2.34 Logo Pusat Kebudayaan Rusia (Source : Anak PKR – facebook.com)
b. Lokasi dan Jam Operasional -
Lokasi : Jl. Diponegoro No.12 Menteng Jakarta Pusat, Indonesia
-
Tel : 021-3193-5290
-
Jam Operasional : Senin – Kamis (09.00-16.00), Jumat (09.0014.00)
c. Visi Misi Menjadi organisasi yang dapat mempromosikan hubungan baik antara Indonesia dan Rusia dalam bidang budaya, edukasi, dan teknologi, dengan membuat berbagai macam kegiatan dan menyediakan informasi mengenai Rusia
d. Strategi Pemasaran dan Metode Promosi 1. Memberikan beasiswa SI dan S2 2. Mengadakan pementasan dan pameran 3. Menggunakan presentasi multimedia 4. Bekerja sama dengan media dalam bidang promosi
50 e. Deskripsi Kegiatan Berikut adalah beberapa kegiatan yang terdapat di dalam pusat kebudayaan Rusia : 1. Photo Exhibition Mengadakan pameran foto bekerja sama dengan berbagai artis Indonesia dan Rusia, serta murid – murid dari organisasi murid yang disebut Anak PKR 2. Art Exhibition Mengadakan pameran kesenian dari budaya Rusia 3. Multimedia Presentation Berbagai macam jenis presentasi melalui recording 4. Paper Quilling Kelas yang mengajarkan mengenai kerajinan tangan Rusia mengenai cara melipat kertas sehingga berbentuk menjadi boneka. Untuk mengikuti kelas ini harus mendaftar dengan biaya pendaftaran sebesar Rp. 200.000,5. Workshop Memberikan workshop mengenai kebudayaan dan kesenian Rusia 6. Seminar Mendatangkan pembicara dari Rusia untuk memberikan seminar yang bersangkutan dengan Rusia baik dalam bidang sosial, budaya, dan teknologi 7. Kursus Bahasa Memberikan kursus bahasa Rusia 8. Menonton Film Mengadakan kegiatan nonton film Rusia secara reguler setiap hari Rabu
51 f. Fasilitas 1. Ruang Kelas Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan teknologi. Terdapat setiap alat seperti ipad pada setiap mejanya, dilengkapi dengan headphone. Dinding kelas ini berlapiskan cat berwarna kuning gading. Ceiling dicat berwarna putih. Lantai diberikan treatment keramik tile ukuran 40 cm x 40 cm.
Gambar 2.35 Ruang Kelas PKR (Source : gogirlmagz.com)
2. Auditorium Terdapat auditorium yang digunakan untuk tempat seminar, pergelaran acara seni dan budaya. Terdapat drop ceiling di sisi kanan dan kiri ruangan yang memanjang dari depan ke belakang. Lampu downlight lebih banyak digunakan, dan didukung dengan lampu spot yang diletakkan di depan panggung. Lantai diberikan treatment keramik tile. Ceiling diberikan cat warna putih. Dan drop ceiling disamakan dengan warna dinding yaitu kuning gading. Padded wall dilapisi dengan hpl motif kayu.
52
Gambar 2.36 Auditorium PKR (Source : gogirlmagz.com)
3. Perpustakaan Perpustakaan menyediakan buku – buku pelajaran dan sastra. Dinding diberikan finishing cat berwarna kuning gading. Kolom – kolom yang ada dilapisi dengan hpl motif kayu, yang menyerupai dengan lemari – lemari buku yang ada di dalamnya. Lantai diberikan treatment keramik dengan warna terracotta muda. Terdapat 2 pasang tempat membaca yang masing – masing terdiri dari 4 meja dan 4 kursi. Meja dilapisi dengan hpl berwarna putih dengan pinggiran bermotif kayu.
53
Gambar 2.37 Perpustakaan PKR (Source : gogirlmagz.com)
g. Program Ruang
Diagram 2.3 Diagram Program Ruang PKR