9
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori-teori sebagai pendukung yang diperlukan dalam penyelesain skripsi ini, diantaranya adalah pengenalan jaringan komputer, model-model referensi jaringan, arsitektur jaringan, peralatan jaringan, serta penjelasan mengenai Internet Protocol Virtual Private Network dan semua hal-hal yang berkaitan dengannya.
2.1
Pengertian Jaringan Menurut Norton (1995,p5) jaringan adalah kumpulan dua atau lebih komputer berserta perangkat-perangkat lain yang dihubungkan agar dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi, sehingga membantu menciptakan efisien dan optimasi dalam kerja. Dan menurut Turban (2003,p178) jaringan komputer adalah rangkaian yang terdiri dari media komunikasi, peralatan dan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk menghubungkan dua atau lebih sistem komputer. Pada dasarnya tujuan daripada pembuatan jaringan adalah untuk : 1.
Dapat menghemat hardware seperti berbagi pemakaian printer dan CPU.
2.
Melakukan komunikasi, contohnya surat elektronik, instant messaging, chatting.
3.
Mendapatkan akses informasi dengan cepat, contohnya web browsing.
4.
Melakukan sharing data.
10 Berdasarkan wilayah geografis yang dapat dijangkau, jaringan dibagi menjadi 3 jenis yaitu : 2.1.1
Local Area Network (LAN) Lokal Area Network (LAN) merupakan jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup area kecil seperti jaringan komputer gedung, kantor, rumah, kampus, sekolah atau yang lebih kecil dan merupakan tipe jaringan berkecepatan tinggi dan memiliki tingkat error yang rendah. Menurut Downes et al (1998,p38), LAN merupakan jaringan yang berkecepatan tinggi dan memiliki tingkat toleransi kesalahan, serta mencakup luas area geografis yang kecil. Biasanya LAN menggunakan tipe IEEE 802.3 yang kecepatan transfer 10, 100, 1000 Mbit/s. Tingkat kesalahan dalam pengiriman data rendah karena hanya dalam area yang kecil. Beberapa teknologi LAN yang biasa digunakan adalah Ethernet, Token Ring, dan FDDI
Gambar 2.1 Topologi Local Area Network (Sumber : www.networkelements.co.uk/media/lan.jpg Akses : 08-03-2008)
11 2.1.2
Metropolitan Area Network (MAN) Metropolitan Area Network (MAN) adalah jaringan komputer yang merupakan gabungan LAN di satu wilayah geografis atau jaringan yang melayani area metropolitan, biasanya area yang ada lebih besar dari LAN dan lebih kecil dari WAN atau suatu jaringan komputer yang saling terkoneksi dalam satu kawasan kota yang jaraknya bisa lebih dari 1 km. Penggunaan device dan protocol-nya hampir sama dengan WAN.
Gambar 2.2 Topologi Metropolitan Area Network (Sumber : http://www.edrawsoft.com/Wide-Area-Network.php Akses : 08-03-2008)
12 2.1.3
Wide Area Network (WAN) Wide Area Network (WAN) adalah jaringan komputer yang merupakan gabungan beberapa LAN. Wide Area Network merupakan tipe jaringan yang beroperasi dalam wilayah geografis yang cukup luas, membuat user dapat melakukan komunikasi dengan user yang lain tanpa mengenal jarak, mendukung email, internet, file transfer, dan service ecommerce. Menurut Downes et al (1998,p38), WAN adalah jaringan data komunikasi yang mencakup area geografis yang luas dan sering menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh pihak yang umum seperti perusahaan telepon. WAN bekerja pada Physical layer, data link layer dan network layer dari model OSI. Untuk merancang sebuah Wide Area Network diperlukan beberapa protocol maupun device. Jenis-jenis protocol yang biasa digunakan dalam Wide Area Network antara lain : 1.
Frame Relay
2.
Digital Subscriber Line (DSL)
3.
Integrated Service Digital Network (ISDN)
4.
Multi Protocol Label Switching (MPLS)
5.
IP VPN (Internet Protocol Virtual Private Network)
Dan device yang biasa digunakan antara lain router, communication server, frame relay switch, dan modem CSU/DSU.
13
Gambar 2.3 Topologi Wide Area Network (Sumber : http://www.fmmc.or.jp../images/network/network_wan.gif Akses : 08-03-2008)
2.2
Media Transmisi Data Data-data pada jaringan dapat ditransmisikan melalui 3 media.
2.2.1
Copper media (media tembaga) Copper media merupakan sebuah media transmisi data yang terbuat dari bahan tembaga yang dikenal dengan sebutan kabel. Data yang dikirim melalui kabel, bentuknya adalah sinyal-sinyal listrik (tegangan atau arus) digital. Contoh spesifikasi kabel : ● 10BASE-2 (Thin Ethernet) ● 10BASE-5 (Thick Ethernet) ● 10BASE-T ● 100BASE-TX
14 Jenis-jenis kabel yang dipakai sebagai transmisi data pada jaringan a. Coaxial Keuntungan menggunakan kabel coaxial adalah murah dan jarak jangkauannya cukup jauh. Kekurangannya adalah susah pada saat instalasi
Gambar 2.4 kabel Coaxial (Sumber : http://sukarno.fisika.ui.edu/materi/jarkom/file/Modul4.pdf Akses : 08-03-2008)
Gambar 2.5 Thin Ethernet (kiri) dan Thick Ethernet (kanan) (Sumber : http://sukarno.fisika.ui.edu/materi/jarkom/file/Modul4.pdf Akses : 08-03-2008) b. STP Keuntungan menggunakan kabel STP (Shielded Twisted Pair) adalah lebih tahan terhadap interferensi gelombang elektromagnetik
15 baik dari dalam maupun dari luar. Kekurangannya adalah mahal, susah pada saat instalasi (terutama masalah grounding), dan jarak jangkauannya hanya 100m
Gambar 2.6 Kabel STP (Shielded Twisted Pair) (Sumber : http://sukarno.fisika.ui.edu/materi/jarkom/file/Modul4.pdf Akses : 08-03-2008) c. ScTP ScTP (Screened Twisted Pair) merupakan kabel twisted pair yang seimbang dan dilingkupi oleh anyaman logam, lapisan timah (yang disebut layar), atau keduanya, dan dijadikan satu dalam sarung kabel tunggal. Kabel ini memiliki kekebalan terhadap noise tapi harganya lebih mahal bila dibandingkan dengan UTP (Unshielded Twisted Pair).
Gambar 2.7 Kabel ScTP (Screened Twisted Pair) (Sumber : http://sukarno.fisika.ui.edu/materi/jarkom/file/Modul4.pdf Akses : 08-03-2008)
16 d. UTP •
UTP (Unshielded Twisted Pair) merupakan jenis media kabel yang tidak memiliki lapisan pelindung (shield) dan hanya dilindungi oleh lapisan paling luar (outer jacket). Keuntungan menggunakan kabel UTP adalah murah dan mudah diinstalasi. Kekurangannya adalah rentan terhadap interferensi gelombang elektromagnetik, dan jarak jangkauannya hanya 100m.
Gambar 2.8 Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) (Sumber : http://sukarno.fisika.ui.edu/materi/jarkom/file/Modul4.pdf Akses : 08-03-2008)
2.2.2
Optical Media (media optik) Bahan dasar dari optical media adalah kaca dengan ukuran yang sangat kecil (skala mikron). Biasanya dikenal dengan nama fibre optic (serat optik). Data yang dilewatkan pada medium ini dalam bentuk cahaya (laser atau infrared) dengan kecepatan pengiriman data yang cukup tinggi. Media jenis ini juga memiliki jangkauan lebih dari 3 km.
17
Gambar 2.9 fibre optic (Sumber : http://sukarno.fisika.ui.edu/materi/jarkom/file/Modul4.pdf Akses : 08-03-2008) 2.2.3
Wireless Media (media tanpa kabel) Media transmisi wireless menggunakan gelombang radio frekuensi tinggi. Biasanya gelombang elektromagnetik dengan frekuensi 2.4 Ghz dan 5 Ghz. Data-data digital yang dikirim melalui wireless ini akan dimodulasikan ke dalam gelombang elektromagnetik ini. Macam-macam jaringan wireless atau jaringan nirkabel yaitu: a. Wireless Personal Area Network (WPAN)
Wireless Personal Area Network merupakan jaringan komputer yang digunakan untuk melakukan komunikasi antara perangkat komputer (termasuk telepon dan Personal Digital Assistants (PDA)) ke satu orang. Jangkauan untuk Personal Area Network hanya beberapa meter saja. Teknologi yang menggunakan WPAN misalnya adalah bluetooth dan infrared. b. Wireless Local Area Network (WLAN) Wireless Local Area Network menggunakan gelombang radio untuk melakukan pengiriman data antar komputer pada jaringan LAN.
18 Jenis – jenis WLAN adalah : i.
Wi-Fi, biasanya menggunakan jaringan wireless dalam sistem komputer yang dapat menghubungkan internet atau mesin lainnya yang memiliki fungsi Wi-Fi.
ii.
Fixed Wireless Data, merupakan tipe jaringan nirkabel data yang dapat digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih gedung secara bersamaan untuk memperluas atau membagi bandwidth jaringan tanpa menggunakan kabel (secara fisik) pada gedung.
c. Wireless Metropolitan Area Network (WMAN) Koneksi ini dapat mencakup jangkauan yang sangat luas seperti pada sebuah kota atau negara, melalui beberapa antena atau sistem satelit yang digunakan oleh penyelenggara jasa telekomunikasi. Teknologi WMANs ini dikenal dengan sistem 2G (second generation). Inti dari sistem 2G ini termasuk di dalamnya Global System for Mobile Communications (GSM), Celluler Digital Packet Data (CDPD) dan Code Divition Multiple Access (CDMA). Untuk selanjutnya sedang dilakukan transisi dari 2G ke teknologi 3G (third generation) yang akan menjadi standar global dan memiliki fitur roaming yang global juga. 2.3
Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan. Terdapat dua macam topologi yaitu: 1. Physical Topology – menggambarkan kondisi yang sebenarnya dari jaringan yang ada.
19 2. Logical Topology – menggambarkan bagaimana sebuah host berkomunikasi melalui medium. 2.3.1
Physical Topology Topologi Fisik secara umum terdapat 5 model, yakni Bus, Ring, Star, Extended Star dan Mesh. 1. Bus Topologi ini memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Merupakan satu kabel yang kedua ujung nya ditutup, dimana sepanjang kabel terdapat nodes 2. Umum digunakan karena sederhana dalam instalasi dan biaya pembangunan jaringan relatif lebih murah. 3. Sinyal melewati kabel dalam dua arah dan mungkin terjadi collision. 4. Problem terbesar pada saat kabel putus. Jika salah satu segmen kabel putus, maka seluruh jaringan akan terhenti.
Gambar 2.10 Topologi Bus (Sumber : http://www.geocities.com/fadelku/network/net.jpg Akses : 08-03-2008)
20 2. Ring Topologi ini mempuyai karakteristik sebagai berikut: 1. Lingkaran tertutup yang berisi nodes 2. Sederhana dalam layout. 3. Signal mengalir dalam satu arah, sehingga dapat menghindarkan terjadinya collision (dua paket data bercampur), sehingga memungkinkan pergerakan data yang cepat dan collision detection yang lebih sederhana. 4. Biasanya topologi ring tidak dibuat secara fisik melainkan direalisasikan dengan sebuah konsentrator dan kelihatan seperti topologi star
Gambar 2.11Topologi Ring (Sumber : www.oreilly.com/.../chapter/dlsl_0302.gif Akses : 0803-2008)
21 3. Star Topologi ini mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Setiap node berkomunikasi langsung dengan central node, traffic data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi. 2. Mudah dikembangkan, karena setiap node hanya memiliki kabel yang langsung terhubung ke central node. 3. Keunggulannya adalah jika satu kabel node terputus yang lainnya tidak terganggu. 4. Dapat digunakan kabel yang “lower grade” karena hanya menghandel satu traffic node, biasanya digunakan kabel UTP.
Gambar 2.12 Topologi Star (Sumber : http://darto82.files.wordpress.com/2007/12/star.gif Akses : 08-03-2008) 4. Extended Star Topologi Extended Star merupakan perkembangan lanjutan dari topologi star dimana karakteristiknya tidak jauh berbeda dengan topologi star yaitu :
22 1. Setiap node berkomunikasi langsung dengan sub node, mengalir dari node ke sub node lalu diteruskan ke central node dan kembali lagi. 2. Digunakan pada jaringan yang besar dan membutuhkan penghubung yang banyak atau melebihi dari kapasitas maksimal penghubung. 3. Keunggulan : jika satu kabel sub node terputus maka sub node yang lainnya tidak terganggu, tetapi apabila central node terputus maka semua node disetiap sub node akan terputus 4. Tidak dapat digunakan kabel yang “lower grade” karena hanya
menghandel
berkomunikasi
satu
antara
traffic
satu
node
node, ke
karena node
untuk lainnya
membutuhkan beberapa kali hops.
Gambar 2.13 Topologi Extended Star (Sumber : http://ict.pontianak.go.id/ebook/suse/suse2.pdf Akses : 0803-2008)
23 5. Mesh Pada model topologi ini, masing-masing komputer terhubung secara langsung antara komputer yang satu dengan komputer lainnya. Biasanya topologi ini digunakan untuk membangun suatu jaringan yang redundant. Keuntungan model topologi ini adalah reliabilitasnya dapat diandalkan. Kelemahan model topologi ini adalah biaya pembangunannya cukup mahal dan kurang efisien jika terdapat penambahan komputer baru dalam jaringan.
Gambar 2.14 Topologi Mesh (Sumber : bp2.blogger.com/.../z6WCgcrs8ik/s400/b1.GIF Akses : 08-032008)
24 2.3.2
Logical Topology Logical topology menggambarkan bagaimana sebuah host mengakses media jaringan ketika akan mengirim data. Ada 2 metode untuk mengakses media ini yakni broadcast (undeterministic) dan token passing (deterministic) 1. Broadcast Broadcast adalah metode untuk mengakses data, dimana ketika satu host mengirim data, maka semua host akan mendapatkan data tersebut. Kelemahan dari metode ini adalah jika ada satu host yang sedang mengirim data maka host yang lain tidak dapat mengirim data. Apabila ada 2 host yang mengirim data secara bersamaan akan menyebakan collision (tabrakan data). Sehingga untuk mengirim data maka berlaku hukum siapa cepat dia dapat (first come first serve) Teknologi LAN yang menggunakan metode broadcast adalah Ethernet 2. Token Passing Pada model ini, jaringan komputer dikendalikan oleh sebuah token elektronik. Token ini dimiliki secara bergantian dari komputer yang satu ke komputer berikutnya secara berurutan. Hanya komputer yang memiliki token yang dapat mengirim data ke jaringan. Jika komputer yang memiliki token tidak memiliki data untuk dikirim, maka komputer tersebut akan memberikan token ke komputer berikutnya. Dua teknologi Jaringan yang menggunakan sistem token adalah FDDI dan Token Ring.
25 2.4
Arsitektur Jaringan 2.4.1
OSI Model Arsitektur jaringan menurut Open Systems Interconnection (OSI) dibagi menjadi 7 layer, yaitu : 1. Layer 1 - Physical Layer ini berhubungan dengan kabel dan media fisik lainnya yang menghubungkan satu peralatan jaringan komputer dengan peralatan jaringan komputer lainnya. Layer ini juga berhubungan dengan sinyal-sinyal listrik, sinar maupun gelombang radio yang digunakan untuk mengirimkan data. Pada layer ini juga dijelaskan mengenai jarak terjauh yang mungkin digunakan oleh sebuah media fisik. Pada lapisan ini juga diatur bagaimana cara melakukan collision control. 2. Layer 2 – Data link Layer ini berfungsi untuk menyediakan layanan pengiriman informasi yang handal melewati link fisik dan mengenkapsulasi data ke dalam bentuk frame dengan sinkronasi yang diperlukan serta error control untuk mengecek apakah data yang diterima mengalami error atau kesalahan. 3. Layer 3 - Network Network layer bertanggung jawab terhadap koneksi dari pengirim sampai dengan penerima. Lapisan ini akan menterjemahkan alamat logik sebuah host menjadi sebuah alamat fisik. Lapisan ini juga bertanggung jawab untuk mengatur rute yang akan dilalui sebuah paket yang dikirim agar dapat sampai pada tujuan. Jika dibutuhkan
26 penentuan jalur yang akan dilalui sebuah paket, maka sebuah router akan menentukan jalur 'terbaik' yang akan dilalui paket tersebut. Pemilihan jalur atau rute ini dapat ditentukan secara statik maupun secara dinamis. 4. Layer 4 - Transport Layer ini bertanggung jawab untuk menyediakan koneksi yang bebas dari gangguan. Ada dua jenis komunikasi data jaringan komputer, yaitu Connection Oriented dan Connectionless. Pada jenis komunikasi Connection Oriented data dipastikan sampai tanpa ada gangguan sedikitpun juga. Apabila ada gangguan, maka data akan dikirimkan kembali. Sedangkan jenis komunikasi Connectionless, tidak ada mekanisme untuk memastikan apabila data yang dikirim telah diterima dengan baik oleh penerima. 5. Layer 5 - Session Layer ini bertanggung jawab untuk membangun, memelihara dan memutuskan
koneksi
antar
aplikasi,
dan
berfungsi
untuk
menyediakan struktur kontrol untuk komunikasi diantara aplikasiaplikasi, menentukan, menyusun, mengatur, dan mengakhiri koneksi sesi diantara aplikasi-aplikasi yang sedang beroperasi. 6. Layer 6 - Presentation Agar berbagai aplikasi jaringan komputer yang ada di dunia dapat saling terhubung, seluruh aplikasi tersebut harus mempergunakan format data yang sama. Layer ini bertanggung jawab atas bentuk format data yang akan digunakan dalam melakukan komunikasi.
27 Layer ini juga berfungsi menyediakan keleluasaan terhadap proses aplikasi untuk bermacam-macam representasi data (sintaks). 7. Layer 7 - Application Layer ini berfungsi menyediakan akses ke lingkungan OSI bagi pengguna dilakukan. Pada layer inilah semua jenis program jaringan komputer
seperti
browser
dan
email
client
berjalan.
2.4.2 TCP/IP Model Ciri dari model ini adalah semua paket mendapat tanda terima, paket error maka akan dikirim ulang, setelah sampai paket akan diurut kembali. Arsitektur jaringan TCP/IP dibagi menjadi 4 layer, yaitu: 1. Layer 1 - Network access Network access layer berkaitan dengan pertukaran data antara dua end system, dan jaringan yang menghubungkannya. Protokolnya ethernet, Token ring dan FDDI. 2. Layer 2 - Internet Internet layer bertujuan memilih jalur terbaik pada jaringan yang dapat dilewati oleh paket. Protokol utama yang berfungsi pada layer ini adalah Internet Protocol (IP). 3. Layer 3 – Transport Transport layer menyediakan koneksi logikal antara host sumber dan tujuan. Ada dua macam protokol yang bekerja pada layer ini, yaitu :
28 •
Transmission Control Protocol (TCP) adalah protokol pada transport layer yang menyediakan layanan connection-oriented atau handal, yang menjamin data sampai dalam keadaan bebas kesalahan, dengan urutan yang benar, dan tanpa duplikasi, dengan menggunakan : a. Acknowledgement (ACK) : Jika data sudah tiba pada suatu alamat tujuan, maka komputer tujuan akan memberitahu ACK bahwa data telah tiba. b. Sequence Number : Penomoran yang di berikan kepada setiap paket data yang dikirimkan, sehingga bisa diketahui data mana yang tidak sampai ke tujuan. c. Windowing : ukuran window yang mempengaruhi berapa besar paket data yang bisa dikirimkan dalam satu kali pengiriman paket sebelum menerima ACK.
•
User Datagram Protocol (UDP) adalah protokol pada transport layer yang bersifat : -
connectionless Dalam pengiriman data dari tempat asal ke tempat tujuan, masing-masing tidak mengadakan handshake terlebih dahulu.
-
unreliable Protokol tidak menjamin datagram yang dikirim sampai ke tempat tujuan tetapi berusaha sebaik-baiknya agar paket yang dikirim sampai ke tempat tujuan
29 4. Layer 4 - Application Application layer menyediakan dukungan terhadap program aplikasi. Layer ini terjadi encoding dan juga dialog control. Application layer bertugas agar data-data yang dikomunikasikan melalui jaringan dapat ditampilkan kepada user. Beberapa programprogram yang berhubungan dengan protokol ini meliputi HTTP (The World Wide Web), FTP, TFTP (File Transport), SMTP (Email), Telnet, SSH (Secure remote login), DNS (Name Management).
TCP/IP menggabungkan layer application, presentation dan session dari OSI Model ke dalam layer application. Dan menggabungkan layer data link dan physical dari OSI Model ke dalam layer network access.
Gambar 2.15 OSI Model (kiri) dan TCP/IP Model(kanan) (Sumber : http://haidarahmad.wordpress.com/2008/02/28/tcpip-model-dan-osimodel/ Akses : 08-03-2008)
30 2.5
Perangkat Jaringan Perangkat yang terhubung langsung ke jaringan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu perangkat end-user (host) dan perangkat jaringan. Contoh perangkat end-user antara lain: komputer, printer, scanner dan perangkat lainnya yang menghasilkan layanan secara langsung kepada user. Perangkat jaringan merupakan perangkat yang terhubung dengan perangkat lainnya sehingga membentuk suatu jaringan komputer dimana pada perangkat tersebut mendukung fungsi – fungsi jaringan. Adapun beberapa perangkat jaringan yang umum digunakan, yaitu : 1. Repeater Repeater adalah perangkat jaringan yang melakukan regenerasi sinyal yang telah melemah, dan meneruskannya ke jaringan, sehingga dapat mencapai jarak yang jauh. Repeater membangkitkan ulang sinyal analog maupun sinyal digital yang mengalami distorsi sehingga menghindari kesalahan transmisi. Perangkat ini tidak melaksanakan routing seperti halnya router. Repeater bekerja pada physical layer pada model OSI 2. Network Interface Card (NIC) NIC merupakan suatu papan sirkuit yang dirancang untuk dipakai didalam slot ekspansi suatu PC. NIC biasa disebut juga network adapter. Baik PC ataupun laptop, harus menggunakan perangkat ini untuk bisa terhubung ke jaringan. Setiap NIC memiliki nama atau kode yang unik, yang biasa disebut Media Access Control (MAC). Alamat inilah yang digunakan untuk mengontrol komunikasi data pada host di dalam satu jaringan.
31 3. Hub Prinsip kerja hub adalah mengkoneksikan sejumlah host kemudian membuat host-host tersebut terlihat seperti satu unit dalam jaringan. Proses ini dilakukan secara pasif, tanpa efek-efek lain pada transmisi data. Sedangkan hub aktif tidak hanya mengkonsentrasikan host, tetapi juga membangkitkan ulang sinyal. Data yang tiba pada satu port hub akan diteruskan ke semua port lain yang terhubung dengannya. Sama seperti repeater, hub bekerja pada physical layer. 4. Bridge Bridge adalah perangkat jaringan yang berfungsi untuk melakukan segmentasi terhadap LAN. Bridge mengubah format data jaringan, dan melakukan manajemen transmisi data sederhana. Bahkan bridge juga melakukan pengecekan data untuk menentukan apakah data itu harus melalui bridge atau tidak. Dengan fungsi ini, jaringan akan lebih efisien. Bridge bekerja pada data link layer pada model OSI. 5. Access Point Access Point, adalah perangkat jaringan yang berfungsi seperti hub dalam jaringan kabel, yaitu menghubungkan antara jaringan nirkabel dengan internet. Access point juga dapat berfungsi sebagai penyaringan, firewall, router, yaitu melakukan identifikasi terhadap jaringan dengan memberikan WEP (Wireless Equivalent Privacy) atau WPA (WiFi Protected Access) untuk proteksi keamanan jaringan nirkabel.
32 6. Switch Switch terkadang disebut juga ‘intelligent hub’ dalam mengatur transfer data. Tidak hanya menentukan arah data dalam LAN, tetapi switch dapat mentransfer data hanya kepada koneksi yang memerlukan data. Switch merupakan perangkat data link layer. 7. Router Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada layer 3 (network layer) dari OSI model.
2.6
Teknologi - Teknologi WAN (Wide Area Network) Jenis-Jenis Koneksi WAN
2.6.1
Leased Line Leased line disebut sebagai koneksi titik-ke-titik (point-to-point) atau koneksi yang dedicated (artinya koneksi yang disediakan khusus untuk pelanggan, dimana bandwidth-nya khusus untuk pelanggan itu saja). Jika biaya tidak menjadi masalah, leased line adalah pilihan yang terbaik. Ia menggunakan sambungan serial yang synchronous yang dapat mencapai 45 Mbps. Enkapsulasi HDLC dan PPP sering digunakan di leased line.
33 2.6.2
Circuit Switching Circuit switching membuat suatu koneksi fisik untuk data dan suara antara pengirim dan penerima. Circuit switching memungkinkan hubungan data yang dapat di-inisialisasi ketika dibutuhkan dan berakhir ketika komunikasi selesai. Saat kedua jaringan terhubung dan sudah diautentikasi, mereka dapat mengirim data. Circuit switching memastikan adanya kapasitas koneksi yang tetap tersedia untuk pelanggan. Jika sirkuit ini membawa data komputer, pemakaian kapasitas yang sudah ditetapkan ini menjadi tidak efisien, karena adanya variasi dalam pemakaian. Circuit switching menggunakan modem dial-up atau ISDN, dan digunakan untuk transfer data dengan bandwidth kecil.
2.6.3
Packet Switching Packet switching dibuat untuk menyediakan teknologi WAN yang lebih efektif dibandingkan jaringan circuit switched yang pemakaian kapasitasnya sudah ditetapkan. Dalam pengaturan packet switching, jaringan memiliki hubungan ke dalam jaringan pembawa, dan banyak pelanggan berbagi jaringan pembawa tersebut. Bagian dari jaringan pembawa yang dipakai bersama sering mengarah sebagai cloud. Hubungan virtual antara tempat-tempat pelanggan sering mengarah sebagai virtual circuit. Switch di jaringan paket switching menentukan link mana yang akan dikirimkan paket. Ada dua pendekatan untuk penentuan link ini, connectionless atau connection oriented. Connectionless, seperti Internet,
34 membawa informasi pengalamatan penuh di tiap paket. Tiap switch harus mengevaluasi alamatnya untuk menentukan akan dikirim ke mana paketnya. Connection oriented menentukan terlebih dahulu rute paketnya, dan tiap paket hanya perlu membawa identifier MPLS dan X.25 adalah teknologi packet-switching. Kecepatan bervariasi antara 56 Kbps dan T3 (45 Mbps).
2.7
V-SAT (Very Small Aperture Terminal) V-SAT (Very Small Aperture Terminal) merupakan teknologi komunikasi satelit dengan antena kecil, yang mampu menghubungkan point-to-multipoint atau sebaliknya multipoint-to-point. V-SAT terdiri dari dua bagian, sebuah transceiver yang ditempatkan di luar (out doors) yang dapat langsung terjangkau oleh satelit dan sebuah alat yang di tempatkan di dalam ruangan yang menghubungkan transceiver dengan alat komunikasi para pengguna, misalnya PC. Transceiver menerima dan mengirim sinyal ke transponder satelit di langit. Satelit mengirim dan menerima sinyal dari sebuah ground station komputer yang berfungsi sebagai hub untuk sistem tersebut. Masing-masing komputer pengguna terhubungkan oleh hub ke satelit, membentuk sebuah topologi bintang (star topology). Hub tersebut mengatur keseluruhan operasional network. Agar sebuah komputer pengguna dapat melakukan komunikasi dengan lainnya, transmisinya harus terhubung dengan hub yang kemudian mentransmisikan kembali ke satelit, setelah itu baru dikomunikasikan dengan komputer pengguna V-SAT yang lain. Piringan V-SAT menghadap ke sebuah satelit geostasioner. Satelit geostasioner
35 berarti satelit yang selalu berada di tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya. Satelit geostasioner mengorbit selalu pada titik yang sama di atas permukaan bumi. Secara umum, sistem ini bekerja pada frekuensi Ku-band (12-14 GHz) dan C-band (4-6GHz). Ku-band digunakan di Eropa and Amerika Utara menggunakan antena VSAT ukuran kecil. C-band banyak digunakan di Asia, Afrika dan Amerika Latin, membutuhkan antena yang lebih besar. V-SAT masuk pertama ke Indonesia tahun 1989 seiring dengan bermunculnya bank-bank swasta yang sangat membutuhkan sistem komunikasi online seperti ATM (Automated Teller Machine). Pemanfaatan V-SAT di Indonesia termasuk yang pertama di Asia Tenggara, yang dipelopori oleh perusahaan swasta nasional PT. Citra Sari Makmur (CSM) dengan lisensi PT. TELKOM. CSM mulai beroperasi awal 1990 dengan memanfaatkan satelit PALAPA. Saat ini selain CSM ada 3 operator V-SAT swasta yaitu Lintasarta, Elektrindo Nusantara dan Rintis Sejahtera (Primacom). Pangsa pasar terbesar masih dikuasai CSM. Di luar itu masih ada 2 operator yang hanya melayani kalangan sendiri, Dwi Mitra (kelompok Garuda Indonesia) dan BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika)
36
Gambar 2.16 transceiver atau antena kecil V-SAT (Sumber : http://www.satkomindo.com/home.asp?pilih=14 Akses : 0405-2008
2.7.1
Bentuk – Bentuk Konfigurasi V-SAT 1. V-SAT Point to Point V-SAT point to point menggunakan teknologi SCPC (Single Channel per Carrier). V-SAT ini umumnya digunakan untuk aplikasi yang menggunakan saluran yang besar, biasa digunakan pada komunikasi antar kantor pusat dan pabrik atau kantor cabang besar. 2. V-SAT Point to Multipoint V-SAT point to multipoint menggunakan teknologi TDM (Time Division Multiplexing)/TDMA (Time Division Multiple Access), teknologi ini digunakan umumnya pada korporasi yang mempunyai data center terpusat, dengan karakteristik aplikasi mempunyai outbound data yang besar (dari Kantor Pusat) dan inbound data yang kecil. Pengiriman data harus melalui Hub atau stasiun pusat pengendali.
37
Gambar 2.17 konfigurasi V-SAT Point to Point (kiri) dan konfigurasi V-SAT Point to Multipoint (kanan) (Sumber : http://www.satkomindo.com/home.asp?pilih=15 Akses : 04-05-2008) 3. V-SAT on Demand (DAMA) Sistem mesh secara umum lebih kecil ukurannya dibandingkan sistem star, sekitar 5 hingga 30 lokasi sehingga merupakan solusi yang bagus bagi kebutuhan private dan independent.
Gambar 2.18 Konfigurasi Mesh (kiri) dan Konfigurasi Star (kanan) (Sumber : http://www.satkomindo.com/home.asp?pilih=16 Akses : 04-05-2008)
38 2.7.2
Keuntungan dan Kerugian V-SAT V-SAT mempunyai keuntungan dan kerugian dibawah ini:
2.7.2.1 Keuntungan V-SAT 1. Dapat koneksi dimana saja, tidak memerlukan LOS dan tidak ada masalah dengan jarak. 2. Jangkauan V-SAT cukup luas, baik secara nasional, regional maupun global. 3. Pembangunan infrastrukturnya relatif cepat untuk daerah yang luas dibandingkan dengan teresterial. 4. Komunikasi dapat dilakukan baik dari satu titik ke titik (broadcasting) maupun dari satu titik ke banyak titik (multicasting). 5. kecepatan bit akses tinggi dan bandwidth lebar. V-SAT bisa dipasang dimana saja selama masuk dalam jangkauan satelit. 6. Bisa digunakan untuk koneksi voice, video dan data dengan menyediakan bandwidth yang lebar. 7. Jika ke internet akses langsung ke ISP router dengan keandalannya mendekati 100%. 8. sangat baik untuk daerah yang kepadatan penduduknya jarang dan belum mempunyai infrastruktur telekomunikasi.
39 2.7.2.2 Kerugian V-SAT 1. Harga relatif mahal karena menyewa dengan sebuah provider 2. untuk melewatkan sinyal TCP/IP, besarnya throughput akan terbatasi karena delay propagasi satelit geostasioner. Untuk mengatasi hal tersebut dapat menggunakan forward error correction
yang
menjamin
kecilnya
kemungkinan
pengiriman ulang. 3. waktu yang dibutuhkan dari satu titik diatas bumi ke titik lainnya melalui satelit sekitar 700 milisecond, sementara leased line hanya butuh waktu sekitar 40 milisecond. 4. Rawan akan bahaya petir 5. Adanya sun outage yaitu kondisi yang terjadi pada saat bumi-satelit-matahari berada dalam satu garis lurus. Satelit yang mengorbit bumi secara geostasioner pada garis orbit geosynchronouss berada di garis equator atau khatulistiwa. Energi thermal yang dipancarkan matahari pada saat sun outage mengakibatkan interferensi sesaat pada semua sinyal satelit, sehingga satelit mengalami kehilangan komunikasi dengan stasiun bumi.
40 2.8
Bandwidth dan Throughput Bandwidth didefinisikan sebagai lebar jalur media pada komunikasi data. Satuan ukuran bandwidth adalah bits per seconds (bps). Bandwidth merupakan faktor yang penting dalam menganalisa kemampuan jaringan. Seiring bertambahnya besarnya infrastruktur jaringan maka penggunaan bandwidth akan semakin besar. Bandwidth diukur dari besarnya pengiriman data di dalam sebuah jaringan. Biasanya proses pengiriman sebuah data tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Banyaknya penghambat dapat menyebabkan penggunaan bandwidth tidak optimal. Throughput merupakan ukuran sebenarnya bandwitdh setelah diukur dari beberapa faktor yang menghambatnya. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain : topologi jaringan, jumlah komputer, jumlah user dalam jaringan, komputer server, kondisi listrik, jenis data yang dikirim.
2.9
IP Addressing Menurut Wijaya (2004,p27) IP address adalah alamat logika yang diberikan ke peralatan jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP. IP address terdiri dari 32 bit angka binary, yang ditulis dalam empat kelompok terdiri dari 8 bit (oktat) yang dipisah oleh tanda titik. Contohnya: 11000000.00010000.00001010.00000001 Atau dapat ditulis dalam bentuk empat kelompok format desimal (0-255) misalnya : 192.16.10.1
41 Baik bilangan binary dan desimal merepresentasikan nilai yang sama. Namun IP address lebih mudah dimengerti dalam notasi bilangan desimal. Salah satu masalah dengan penggunaan bilangan binary adalah pengulangan bilangan 0 dan 1 yang panjang akan membuat kesempatan terjadi kesalahan semakin besar. IP address yang terdiri atas 32 bit angka dikenal sebagai IP versi 4 (IPv4). IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana network ID menentukan alamat jaringan sedangkan host ID menentukan alamat host atau komputer. Oleh sebab itu, IP address memberikan alamat lengkap suatu komputer berupa gabungan alamat jaringan dan alamat host. Berapa jumlah kelompok angka yang termasuk network ID dan berapa yang termasuk host ID adalah bergantung pada kelas IP address yang dipakai
2.9.1
Pembagian Class IP Addressing IP address dapat dibedakan menjadi lima kelas, yaitu A, B, C, D, dan E (Mansfield,2002,p134). Dalam hal ini kelas A, B, dan C digunakan untuk address biasa. Sedangkan kelas D untuk multicasting (224.0.0.0239.255.255.255)
dan
kelas
E
(240.0.0.0
–
247.255.255.255)
dicadangkan dan belum digunakan. •
Class A address Class A didesain untuk men-support network yang besar, dengan jumlah lebih dari 16 juta host address yang tersedia. IP address Class A hanya menggunakan oktet yang pertama untuk menunjukkan network address, dan tiga oktet sisanya tersedia untuk host address.
42 Bit pertama dari Class A address adalah 0. Dengan bit pertama adalah 0 maka angka terendah yang dapat direpresentasikan adalah 00000000 dalam bilangan biner sedangkan dalam bilangan desimal adalah 0. Dan angka tertinggi yang dapat direpresentasikan adalah 01111111 dalam bilangan biner dan dalam bilangan desimal adalah 127. Angka 0 dan 127 tidak dapat digunakan, serta IP address 127.0.0.0 tidak dapat digunakan karena dipakai untuk loopback testing, maka alamat IP address yang oktet pertamanya yang dimulai dengan angka antara 1 sampai 126 di dalam oktet pertama adalah alamat Class A •
Class B address Class B address didesain untuk men-support kebutuhan jaringan dengan ukuran menengah sampai dengan ukutan besar. Sebuah IP address Class B menggunakan dua oktet pertama dari empat oktet untuk menunjukkan network address, dan sisanya menunjukkan host address. Dua bit pertama dari oktet pertama Class B selalu 10. Sisa dari enam bit berikutnya diisi baik oleh 0 dan 1, oleh karena itu angka terendah yang dapat direpresentasikan dalam bilangan biner adalah 10000000 dan dalam bilangan desimal adalah 128, sedangkan angka tertinggi yang dapat direpresentasikan dalam bilangan biner adalah 10111111 dan dalam bilangan desimal adalah 191. Address IP yang oktet pertamanya dimulai dengan angka 128-191 adalah alamat Class B.
43 •
Class C address Class C address adalah kebanyakan yang dipakai untuk alamat address yang sebenarnya. Alamat ini dimaksudkan untuk mensupport jaringan kecil dengan jumlah maksimum 254 host. Class C address dimulai dengan bilangan binary 110. Oleh karena itu, angka terendah yang dapat direpresentasikan adalah 11000000 dalam bilangan binary dan dalam bilangan desimal adalah 192 sedangkan angka tertinggi yang dapat direpresentasikan adalah 11011111 dalam bilangan binary dan dalam bilangan desimal adalah 223. Address IP yang oktet pertamanya dimulai dengan angka 192 – 223 adalah alamat Class C.
•
Class D address Class D address diciptakan untuk memungkinkan multicasting di dalam suatu IP address. Multicast address adalah network address unik yang menunjukkan paket dengan address tujuan ke group predefined dari sebuah IP address, oleh karena itu single unit dapat mentransmit aliran tunggal dari data secara simultan ke penerima lebih dari satu. Class D address dimulai dengan bilangan binary 1110. Oleh karena itu, angka terendah yang dapat direpresentasikan adalah 11100000 dalam bilangan binary dan dalam bilangan desimal adalah 224 sedangkan angkat tertinggi yang dapat direpresentasikan adalah 11101111 dalam bilangan binary dan dalam bilangan desimal adalah
44 239. Address IP yang oktet pertamanya dimulai dengan angka 224 – 239 adalah alamat Class D. •
Class E address Class E address telah ditetapkan, namun Internet Engineering Task Force (IETF) menetapkan address ini untuk keperluan riset, oleh karena itu tidak ada IP di Class E address yang dikeluarkan untuk digunakan dalam internet. Empat bit pertama dari Class E address selalu diset menjadi 1111. Oleh karena itu, range oktet pertama untuk Class E address adalah 11110000 sampai 11111111 atau 240 sampai 255. Agar peralatan dapat mengetahui kelas suatu IP address, maka setiap IP harus memiliki subnet mask. Dengan memperhatikan default subnet mask yang diberikan, kelas suatu IP address dapat diketahui. Berikut tabel 2.1 dijelaskan mengenai pengelompokkan kelas-kelas IP address beserta dengan jumlah jaringan dan jumlah host per jaringan dapat digunakan beserta default subnet mask-nya. Table 2.1 Kelas – Kelas IP Address
Kelas ip address A
Kelompok Network oktat ID pertama 1-126 w.
Host ID
Jumlah jaringan
x.y.z
127
Jumlah Default host subnet mask perjaringan 16.777.216 255.0.0.0
B
128-191
w.x
y.z
16.384
65.536
C
192-223
w.x.y
Z
2.097.152 256
255.255.0.0 255.255.255.0
Dalam penggunaan IP address ada peraturan tambahan yang harus diketahui, yaitu:
45 •
angka 127 pada oktat pertama digunakan untuk loopback
•
Network ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1
•
Host ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1
Jika host ID berupa angka binary 0, IP address ini merupakan network ID jaringan. Jika host ID semuanya berupa angka binary 1, IP address ini biasanya digunakan untuk broadcast ke semua host dalam jaringan lokal.
2.9.2
Public and Private IP Addressing Internet assigned number Authority (IANA) yang merupakan badan internasional, yang mengatur masalah pemberian IP address untuk digunakan dalam internet, menyediakan kelompok-kelompok IP address yang dapat dipakai tanpa pendaftaran yang disebut private IP address. Private address atau non- routable ini dialokasikan untuk digunakan pada jaringan yang tidak terkoneksi ke internet. Berikut ini pada tabel 2.2 merupakan kelompok IP address yang termasuk ke dalam kelompok private address. Table 2.2 Private and Public Ip Address
Class private IP address
Kelompok private IP address
A
10.0.0.1 – 10.255.255.254
B
172.16.0.1 – 172. 31.255.254
C
192.168.0.1- 192.168.255.254
Sedangkan untuk public IP address, alamat yang digunakan diluar dari private IP address tersebut. Setiap komputer yang terhubung dengan
46 internet menggunakan public IP address sebagai alamatnya, oleh karena itu tidak boleh ada public IP address yang sama dalam internet. Pembagian public IP address juga dilakukan oleh IANA. Public IP address bisa didapatkan dengan membeli pada Internet Service Provider (ISP) terdekat.
2.10
OPNET (Optimum Network Performance) Opnet modeler merupakan network simulator yang sering dipergunakan oleh para designer jaringan untuk mensimulasikan berbagai macam jaringan. Software
ini
memiliki
kelebihan-kelebihan
untuk
mendesign
jaringan
berdasarkan perangkat yang ada di pasaran, protokol, layanan dan teknologi yang uptodate di dunia telekomunikasi. Hasil simulasi dapat dibuat dalam beberapa skenario sehingga dapat dijadikan dasar di dalam perencanaan suatu jaringan komunikasi (networking).
Layanan-layanan yang dimiliki OPNET antara lain sebagai berikut : 1.
Application Performance Management Memastikan bahwa aplikasi yang berjalan dalam jaringan dapat bekerja dengan optimal dan jaringan yang mengantarkan fungsionalitas aplikasi tersebut dapat berada pada tingkat serviceobjectives.
2.
Network Operations Solusi OPNET untuk operasi jaringan dengan menyediakan fasilitas untuk analisa jaringan secara real-time dengan dukungan dari banyak vendor jaringan, multi teknologi, termasuk visualisasi, situational awareness dan
47 configuration assurance. Banyak organisasi-organisasi terkemuka yang menggunakan advanced anallytics OPNET untuk meningkatkan efektifitas operasional mereka. 3.
Capacity Management Solusi Capacity Management merupakan lingkungan jaringan virtual OPNET yang unik, yang menyediakan tempat yang ideal untuk perencanaan infrastruktur jaringan. Setiap model virtual dalam OPNET memiliki behaviour jaringan, aplikasi, dan server yang berbeda-beda yang memungkinkan organisasi untuk membangun infrastruktur jaringan yang sesuai dengan kebutuhan untuk aplikasi dan layanan yang mereka gunakan.
4.
Network R&D Solusi Network R&D merupakan aplikasi OPNET yang terkemuka untuk
network modeling dan simulasi. Network R&D telah digunakan secara luas oleh banyak network engineer di seluruh dunia untuk merancang jaringanjaringan komunikasi, produk-produk, teknologi, dan protokol-protokol untuk fleksibilitas dan skalabilitas yang bervariasi.
2.10.1 Icon – Icon IP VPN Yang Digunakan Pada OPNET Jenis - jenis kabel yang digunakan
Gambar 2.19 Kabel Jenis UTP
48 Kabel jenis TCP ini digunakan dalam membentuk suatu jaringan dalam perusahaan
Gambar 2.20 Kabel Jenis Fiber Optic Kabel jenis fiber optic yang digunakan untuk menghubungkan router dengan ISP dan router lainnya.
Object – object dalam opnet yang dipergunakan .
Gambar 2.21 Icon Application
Gambar 2.22 Icon Definition Profile
Gambar 2.23 Icon IP Attribute Config
49
Gambar 2.24 Icon IP VPN Config
Gambar 2.25 Icon Host LAN
Gambar 2.26 Icon Router
Gambar 2.27 Icon Server
Gambar 2.28 Icon Switch
2.11
VPN (Virtual Private Network) Secara umum, VPN (Virtual Private Network) adalah sebuah proses dimana jaringan umum (public network / internet) diamankan untuk mengfungsikannya
sebagaimana
private
network.
Sebuah
VPN
tidak
didefinisikan oleh rangkaian khusus atau rute. Yaitu didefinisikan oleh mekanisme keamanan dan prosedur-prosedur yang hanya mengizinkan
50 pengguna-pengguna yang ditunjuk akses ke VPN dan informasi yang mengalir melaluinya. Dan menurut Mason (2002,p12) Virtual Private Network (VPN) adalah sebuah jaringan private yang dibuat di jaringan public dengan menggunakan internet sebagai media komunikasinya. VPN menggunakan proses tunneling yang meliputi authentication, encapsulation, dan encryption yang sangat berperan penting dalam terbentuknya solusi komunikasi VPN yang aman. Virtual private network (VPN), menurut Bruce Perlmutter (2000,p10), merupakan suatu jaringan komunikasi, yang dibangun untuk private use dari suatu perusahaan, melalui infrastruktur umum yang digunakan bersama-sama (shared public infrastructure). Dengan kata lain VPN merupakan suatu jaringan data private yang menggunakan jaringan public (biasanya internet) atau layanan jaringan lainnya untuk menghubungkan remote sites atau mobile user dengan menjaga privacy melalui penggunaan tunneling protocol dan prosedur keamanan. Didalam suatu VPN, koneksi dial up ke remote users dan koneksi leased line atau frame relay ke remote sites digantikan dengan koneksi lokal ke suatu internet service provider (ISP) atau point of presence (POP) service provider lainnya. VPN membuat private intranet menjadi secure ketika melewati internet atau layanan jaringan lainnya, memfasilitasikan koneksi e-commerce dan extranet yang aman dengan partner business, suppliers dan customers.
51
Gambar 2.29 Koneksi secara VPN ( Sumber : Andrew G. Mason ,Cisco Secure Virtual Private Network)
2.11.1 Tipe-Tipe VPN Tujuan utama dari membangan VPN adalah untuk memenuhi kebutuhan seperti kemampuan mengakses sumberdaya yang ada diperusahaan kapan saja dan dimana saja, dan juga kemampuan untuk saling berhubungan antara kantor pusat dan kantor cabang. Dengan melihat dan untuk memenuhi kebutuhan diatas, VPN dibagai menjadi 3 tipe dan menurut Mason (2002,p5), VPN terdiri dari 3 tipe yaitu :
1. Access VPN, tipe ini menyediakan suatu remote akses kepada suatu pengguna intranet ataupun extranet yang saling berbagi dalam suatu infrastruktur. Access VPN digunakan secara analog, dial, ISDN, digital subscriber line (DSL), mobile IP, dan teknologi kabel yang melakukan koneksi dengan aman ke mobile users,
telecommuters,
memberikan
dan
kemampuaan
branch pada
offices. individual
Access
VPN
user
yang
menggunakan dial-up untuk terhubung ke central site melalui
52 internet atau layanan public network lainnya dengan cara terjamin aman, kapan saja, dimana saja dan ketika diperlukan. Keuntungan dari Access VPN adalah sebagai berikut: •
Meningkatkan mobilitas user dalam bekerja
•
Biaya koneksi yang murah karena hanya menggunakan dial-up yang digunakan pada saat dibutuhkan.
•
Menghemat bandwidth
Kerugian dari Access VPN adalah sebagai berikut: •
Pengiriman
data
berupa
animasi,
suara
dan
video
mengakibatkan koneksi pada dial-up user menjadi lambat. •
Kemungkinan
untuk
kehilangan
data
sangat
tinggi,
dikarenakan kesalahan dalam penyusunan fragmentasi sehingga data yang diterima tidak sesuai urutan.
Gambar 2.30 Access VPN ( Sumber : Andrew G. Mason ,Cisco Secure Virtual Private Network )
53 2. Intranet VPN, dimana tipe ini menghubungkan enterprise customer headquarters, remote offices dan branch offices terhadap suatu jaringan internal dengan membagi secara infrastructure dengan menggunakan koneksi secara dedicated. Intranet VPN berbeda dengan extranet VPN sebab tipe ini hanya mengijinkan hak akses kepada pegawai dalam (inside) dari suatu customers enterprise . Keuntungan dari penggunaan intranet VPN adalah sebagai berikut: •
Kemudahan untuk menambah peer-to-peer link jika ada pembangunan cabang baru, hal ini dikarenakan penggunaan internet sebagai media pengiriman data.
•
Dapat dengan mudah membangun sebuah backup facility dengan mengasosiasikan teknologi VPN dengan teknologi fast switching seperti frame relay.
Kerugian dari penggunaan intranet VPN adalah sebagai berikut: •
Karena data dikirim melalui internet maka kemungkinan untuk terjadinya serangan terhadap server-server VPN sangat besar
•
Kemungkinan terjadinya tabrakan data pada saat pengiriman sangat tinggi
•
Kualitas dari bandwidth dan throughput tidak dapat dijamin
54 3. Extranet VPN, dimana tipe ini menghubungkan pihak luar (outside) yaitu: customers, suppliers, partners, terhadap suatu jaringan enterprise customer’s network dengan membagi secara infrastruktur dengan menggunakan koneksi secara dedicated. Extranet VPN berbeda dengan intranet VPN sebab tipe ini mengijinkan pihak luar untuk dapat mengakses dari luar enterprise. Extranet VPN adalah perluasan dari intranet VPN dengan penambahan firewall untuk proteksi internal network. Perbedaan extranet VPN dengan intranet VPN adalah pada intranet VPN hanya menghubungkan dua point, misal kantor pusat dengan salah satu kantor cabang. Sedangkan pada extranet VPN menghubungkan multipoint. Keuntungan dari penggunaan extranet VPN sebagai berikut: •
Karena konektivitas internet dilakukan oleh ISP maka kebutuhan tenaga kerja pada bagian ISP akan berkurang.
Kerugian dari penggunaan extranet VPN sebagai berikut: •
Ancaman dari sisi keamanan tetap ada.
55
Gambar 2.31 Extranet VPN ( Sumber : Andrew G. Mason ,Cisco Secure Virtual Private Network )
2.11.2 Metode Pengamanan VPN VPN memiliki fasilitas sekuriti-sekuriti yang di gunakan dalam proses pengiriman data : 1. Authentication Authentication adalah suatu proses dimana proses tersebut memastikan koneksi yang terjadi berasal dari sumber yang tepat. Proses authentication biasanya disertai dengan username dan password untuk proses verifikasinya. Proses verifikasi bisa juga berupa smart card, retina scan, voice recognition, atau fingerprints: -
Extensible Authentication Protocol (EAP)
-
Challenge Handshake Authentication (CHAP)
-
MS-CHAP
-
Password Authentication Protocol (PAP)
-
Shiva-PAP
56 2. Encapsulation Encapsulation secara umum merupakan sebuah proses yang membuat satu jenis paket data jaringan menjadi jenis data lainnya. Encapsulation terjadi ketika sebuah protocol yang berada pada lapisan yang lebih rendah menerima data dari protocol yang berada pada lapisan yang lebih tinggi dan meletakkan data ke format data yang dipahami oleh protocol tersebut. Metode ini menentukan apa yang boleh dan yang tidak boleh diakses seorang user.
3. Encryption Encryption merupakan suatu teknik untuk mengacak dan menyusun kembali suatu informasi. Dengan encryption, kita mengubah isi dari data yang kira kirim sehingga data tersebut tidak dapat dibaca oleh orang yang tidak berhak mendapatkannya.
Gambar 2.32 Jalannya Proses Enkripsi (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Enkripsi Akses : 04-05-2008)
57 2.11.3 Tunneling Tunneling merupakan enkapsulasi paket- paket atau frame-frame didalam paket-paket atau frame-frame lainnya, seperti halnya meletakkan suatu amplop ke dalam amplop lainnya
(Perlmutter, 2002,p104).
Tunneling merupakan metode untuk transfer data dari satu jaringan ke jaringan lainnya dengan memanfaatkan jaringan internet secara terselubung. Disebut tunnel atau saluran karena aplikasi yang memanfaatkannya hanya melihat dua end point atau ujung, sehingga paket data yang lewat pada tunnel hanya akan melakukan satu kali lompatan atau hop. Ketika akan mengirim frame data, protocol tunneling akan mengenkapsulasi frame tersebut dengan header tambahan. Header tambahan tersebut berisi informasi routing sehingga data dan frame yang dikirim dapat melewati jaringan internet. Jalur yang dilewati data dalam internet disebut tunnel. Saat data tiba pada jaringan tujuan, proses yang terjadi selanjutnya adalah dekapsulasi, kemudian data original akan dikirim ke penerima akhir. Tunneling mencakup keseluruhan proses mulai dari enkapsulasi, transmisi dan dekapsulasi. Jenis – jenis Tunneling Protocols : 2.11.3.1
Point-to-Point Tunneling Protocol (PPTP) Dikembangkan oleh Microsoft Corp dari PPP yang dipergunakan untuk remote access. PPTP secara logika adalah protocol hasil dari modifikasi PPP, yang mendefinisikan cara pengiriman data PPP melalui internet, melalui :
58 a. PPTP mengenkripsi frame yang bisa berisi IP, IPX atau NetBEUI dan dienkapsulasikan dalam sebuah header Generic Routing Encapsulation (GRE). Tetapi PPTP membungkus GRE dalam paket IP. Jadi PPTP membutuhkan IP untuk membuat tunnel-nya, tetapi isinya bisa apa saja. b. Data aslinya dienkripsi dengan MPPE (Microsoft Point to Point encryption). Keuntungan dari penggunaan PPTP: •
PPTP merupakan built-in solution yang tersedia dalam produk Microsoft yang sudah digunakan secara luas.
•
PPTP didukung oleh berbagai macam platform seperti Unix. Linux, Apple, dan Platform
2.11.3.2
Layer 2 Forwading (L2F) L2F
dibuat
menggunakan
oleh ATM
Cisco dan
tahun Frame
1996.
L2F
dapat
Relay,
dan
tidak
membutuhkan IP. L2F juga bisa menyediakan authentication untuk tunnel endpoints. Tunnel L2F dapat mendukung lebih dari satu session secara simultan dengan tunnel yang sama. Dengan kata lain, lebih dari satu remote user dapat mengakses private network dengan menggunakan koneksi dial-up. L2F melakukan ini dengan cara mendefinisikan koneksi yang multiple
dengan
tunnel
merepresentasikan sebuah
dimana
setiap
koneksi
jalur single PPP. Dan sebagai
59 tambahan, jalur ini dapat juga berasal dari single atau multiple remote user.
2.11.3.3
Layer 2 Tunneling Protocol (L2TP) L2TP dikembangkan oleh Microsoft dan Cisco. L2TP dapat mengencapsulate data dalam IP, ATM, Frame Relay dan X.25. Keunggulan L2TP dibandingkan PPTP adalah: •
multiple tunnels antara endpoints, sehingga bisa ada beberapa jalur yang memiliki perbedaan Quality of Service (QoS).
•
Mendukung kompresi.
•
Bisa melakukan tunnel authentication.
•
Bisa bekerja pada jaringan non-IP seperti ATM dan Frame Relay
2.11.3.4
IPSec Dalam tunneling mode, IPSec bisa dipergunakan untuk mengencapsulate paket. IPSec juga bisa dipergunakan untuk encryption dalam protocol tunneling lainnya. Menurut R.Davis (2001, p.185), IPSec menggunakan dua protocol : •
Authentication Header (AH) AH mengverifikasi identitas pengirim dengan
memungkinkan pemeriksaan integritas dari pesan.
60 •
Encapsulating Security Payload (ESP) ESP memungkinkan encryption informasi sehingga
tetap rahasia. IP original dibungkus, dan outer IP header biasanya berisi gateway tujuan. Tetapi ESP tidak menjamin integrity dari outer IP header, oleh karena itu dipergunakan berbarengan dengan AH. IPSec menyediakan dua jenis mode encryption, yaitu mode transport dan mode tunnel. Mode transport akan mengencrypt bagian data (payload) masing-masing paket tanpa mengubah header paket tersebut. Algoritma yang digunakan
untuk
mengencrypt
data
adalah
algoritma
kriptografi simetris. IPSec mode ini menggunakan subprotocol yang disebut sebagai Encapsulated Security Payload (ESP). Pada mode tunnel, data dan header paket yang akan dikirim dilakukan komputasi menggunakan teknik checksum kriptografi
dan
mengubah
bagian
header
paket
IP
menggunakan fungsi hashing yang aman. Paket ini akan ditambahkan header baru yang mengandung nilai hash agar informasi yang ada pada paket biasa diauthenticated di bagian penerima. Mode ini seolah-olah membuat jalur khusus pada jaringan public yang hanya dapat diakses oleh orang-orang tertentu.
61 2.12
IP VPN (Internet Protocol Virtual Private Network) IP VPN merupakan tipe khusus dari layanan VPN yang mengirimkan layanan Internet Protocol (IP) private melalui infrastruktur public IP atau internet. Yang menjadi kunci patokan IP VPN adalah pengiriman layanan IP kepada end user. Dengan IP VPN dimungkinkan networking data secara private dan aman melalui jaringan internet public atau jaringan IP private untuk komunikasi pengguna remote access, site-to-site, atau corporate-to-corporate. Dirancang untuk perusahaan dan institusi yang membutuhkan komunikasi data yang aman dan ekonomis bagi kantor pusat dan cabang di berbagai lokasi yang tersebar, baik domestik maupun internasional. Beberapa kelebihan yang dapat disediakan oleh IP VPN sebagai berikut: 1. Multiservices Offering (Data, Voice dan Video, support banyak aplikasi bisnis seperti ERP maupun CRM). 2. Provisioning Scalability (Fleksibel, pengembangan jaringan bertahap, mudah dan cepat melakukan rekonfigurasi atau tidak diperlukan konfigurasi any to any , lingkup nasional POP). 3. Manageability (End to End Manageable, NMS untuk monitoring, user friendly, berbasis web (real time) reporting). 4. Cost Saving Opportunity (price tidak tergantung jarak, CPE terintegrasi, tidak diperlukan banyak pegawai terlatih). Koneksi dalam IP VPN bukan merupakan sirkit-sirkit yang dibangun dari suatu titik ke titik lain, sehingga tidak distance sensitive, melainkan berupa keanggotaan dalam suatu cloud network, sehingga setiap titik yang dibangun secara default akan terhubung ke semua titik dalam cloud tersebut.
62 Tingginya persaingan bisnis sekarang ini, menyebabkan banyak perusahaan mulai melirik ke teknologi IP VPN. Hal ini dapat dilihat dari study terhadap peluang potensi pasar terhadap VPN dari tahun 1998 hingga tahun 2003. Dari tabel dibawah ini dapat dilihat terjadi peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun, terutama di tahun 2003. Faktor-faktor yang memicu perusahaan-perusahaan beralih ke IP VPN, adalah sebagai berikut : 1. Ekonomi •
Dapat mengurangi kebutuhan yang cukup mahal akan saluran sewa (leased line) dan panggilan jarak jauh/ biaya interlokal.
•
Efisiensi terhadap kebutuhan saluran telepon perusahaan.
•
Mengurangi biaya operasional. Karena menggunakan infrastruktur publik maka biaya jaringan lebih murah, dapat menghemat 20-47% biaya WAN dan 60-80% untuk biaya dial-up akses remote (Penelitian dari Infonetics).
2. Keleluasaan dalam berkomunikasi/ mudah •
Jaringan perusahaan dan sumberdaya bisa di akses kapanpun dan dimana saja diinginkan, karena akses internet yang sudah tersedia diseluruh dunia.
•
Keleluasaan dalam berkomunikasi/ mudah.
•
Peningkatan fleksibilitas dan pengoperasian yang mudah.
63
3. Akses Kontrol •
Akses ke jaringan perusahaan bisa dilakukan oleh pengguna yang mobile, partner bisnis, customer dan supplier.
4. Keamanan •
Jika dibutuhkan, data yang dilewatkan dapat diacak (encrypted).
•
Menjamin pihak ketiga yang tidak berwenang tidak dapat menggunakan jaringan virtual.
5. Penempatan peralatan yang virtual •
Dengan adanya ISP, tidak mengurus pembangunan dan pengurusan terhadap pool modem.
•
Host pada jaringan tidak memerlukan co-located.
Gambar 2.33 Perkembangan Peluang dan Layanan VPN di Dunia (Sumber : http://www.vpncon.com/ Akses : 08-05-2008)
64 Untuk menjamin koneksi yang aman antara kedua segmen, yaitu : server perusahaan dan remote client ISP melalui jaringan publik (internet), maka teknologi tunneling dan encription dilakukan pada VPN. Dengan tunneling, antara kedua segmen VPN dapat berkomunikasi satu dengan yang lain menggunakan protokol tunneling yang sama, dan sebuah tunnel dibuat khusus sehingga paket data dapat dikirim melalui internet. Penerapan enkripsi pada VPN, membuat data-data rahasia perusahaan tidak terlihat transparan oleh sniffer.
Gambar 2.34 Contoh dari VPN ( Sumber : Andrew G. Mason ,Cisco Secure Virtual Private Network)
Berikut ini adalah komponen-komponen yang di tawarkan dalam Cisco Vpn menurut Mason (2002, p6)dalam bukunya yang berjudul Cisco Secure
65 Virtual Private Networks : 1. Cisco VPN Routers –menggunakan software dari Cisco IOS Ipsec support untuk memperbolehkan suatu koneksi vpn yang terjamin 2. Cisco Secure PIX Firewall – menawarkan suatu gateway alternative dalam vpn untuk menjamin tingkat keamanan dalam suatu grup dalam VPN 3. Cisco VPN Concentrator series – menawarkan suatu system remote acess yang sangat kuat dan kemampuan VPN secara site to site, interface maintenance yang sangat mudah digunakan, dan suatu VPN client. 4. Cisco Secure VPN Client – memperbolehkan suatu remote access yang sudah aman (secure) menuju ke Cisco routers dan PIX Firewall, serta dapat berjalan dengan baik dalam windows operating system. 5. Cisco Secure Intrusion Detection System (CSIDS) and Cisco Secure Scanner digunakan untuk memonitoring dan mengubah tingkat keamanan dalam suatu VPN. 6. Cisco Secure Policy Manager and Cisco Works 2000 – Menyediakan VPNwide system management Komponen –komponen diatas dapat di lihat pada gambar 2.34.