BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Connolly dan Begg (2005, p282), sistem adalah suatu cara untuk mengumpulkan, mengatur, mengendalikan, dan menyebarkan informasi ke seluruh organisasi. Menurut McLeod dan Shell (2001, p9), sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud umum untuk mencapai suatu tujuan. Menurut O’Brien (2002, p8), sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi yang membentuk suatu kesatuan. Menurut Bodnar (2000, p1), sistem daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi, berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang mengatur, mengendalikan, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan dari sebuah organisasi.
7
8
2.1.2 Pengertian data Menurut Hoffer, Prescott dan McFadden (2005, p5), data adalah fakta-fakta yang telah diketahui dan dapat dikumpulkan serta dapat disimpan dalam media komputer yang secara relatif mempunyai arti bagi pengguna. Menurut James A. O’Brien (2002, p13), data adalah fakta-fakta atau observasi yang mentah, biasanya mengenai kejadian atau transaksi. Menurut Whitten, Bentley, Dittman (2004, p475), data adalah sumber yang mesti dikontrol dan ditangani. Menurut Turban (2003, p2), data adalah fakta-fakta yang belum diolah atau gambaran-gambaran yang transaksi-transaksi yang tertangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan, tetapi tidak disusun untuk menyampaikan arti khusus lainnya. Jadi, data adalah fakta-fakta mengenai kejadian atau transaksi yang berguna bagi pengguna.
2.1.3 Pengertian Basisdata Menurut Connoly dan Begg (2005, p15), basisdata adalah sekumpulan data yang terhubung secara logikal yang terpakai bersama dan deskripsi dari data ini dirancang untuk menemukan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Menurut Post (2005, p2), basisdata adalah sebuah kumpulan dari data yang disimpan dalam suatu format yang sudah distandarisasi, yang didesain agar dapat digunakan banyak pengguna (multiuser).
9
Menurut James A. O’Brien (2002, p145), basisdata adalah sebuah kumpulan yang terintegrasi dari elemen data yang terhubung secara logikal. Elemen data mendeskripsikan entitas-etitas dan hubungan antara entitas-entitas. Menurut Navathe dan Elmasri (2000, p4), basisdata adalah kumpulan file yang saling berhubungan, basisdata memiliki beberapa sumber dimana data tersebut diturunkan, beberapa berasal dari interaksi dengan dunia nyata, pengguna yang secara aktif tertarik pada isi dari basisdata itu sendiri. Jadi, basisdata adalah sekumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi.
2.1.4 Sistem Basisdata Menurut Connolly dan Begg (2005, p4), sistem basisdata pada dasarnya adalah sistem pemyimpanan record yang terkomputerisasi dimana tujuan sebenarnya adalah menyimpan informasi dan membuat informasi tersebut selalu tersedia selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Menurut Navathe dan Elmasri (2000, p5), sistem basisdata merupakan gabungan basisdata dengan sistem pengaturan basisdata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem basisdata merupakan kombinasi dari beberapa program aplikasi dengan basisdata yang telah berjalan sehingga keseluruhan sistem terkomputerisasi tersebut memperbolehkan pengguna menelusuri kembali dan mengubah informasi tersebut sesuai kebutuhan.
10
2.1.5 Database Management System (DBMS) Menurut Connolly dan Begg (2005, p16), Database Management System merupakan sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, mengatur, dan mengontrol pengaksesan ke basisdata. Menurut Gerald V.Post (2005, p2), DBMS adalah perangkat lunak yang mendefinisikan basisdata, penyimpan data, mendukung bahasa query, menghasilkan laporan, dan membuat layar untuk memasukan data.
2.1.5.1 Fasilitas-Fasilitas DBMS Sebuah DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas berikut: 1. DBMS memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan basisdata, dengan menggunakan Data Definition Language (DDL). DDL memungkinkan pemakai untuk menspesifikasi tipe-tipe dan struktur data dan constraint pada data untuk disimpan didalam basisdata. 2. DBMS
memungkinkan
pengguna
untuk
memasukkan,
mengubah,
menghapus, dan menggambil data dari basisdata, dengan menggunakan Data Manipulation Language (DML). 3. DBMS menyediakan pengontrolan akses ke basisdata. Contohnya, DBMS menyediakan : a. Security system, mencegah pengguna yang tidak memiliki hak dalam mengakses basisdata b. Integrity system, mengatur konsistensi dari data yang disimpan
11
c. Concurrency control system, memungkinkan pengaksesan basisdata secara bersama-sama d. Recovery control system, memperbaiki basisdata kembali ke bentuk semula sebelum terjadinya kerusakan perangkat keras atau kerusakan perangkat lunak e. User-accerssible catalog, berisi gambaran dari data yang terdapat di dalam basisdata
2.1.5.2 Komponen-Komponen DBMS Menurut Connoly dan Begg (2005, p18) ada lima komponen utama di dalam ruang lingkup DBMS yaitu: 1. Perangkat keras DBMS dan aplikasi membutuhkan perangkat keras agar dapat dijalankan. Perangkat keras dapat mencangkup single personal computer, single mainframe, hingga sebuah jaringan komputer. Perangkat keras tertentu tergantung pada kebutuhan organisasi dan DBMS yang digunakan. Beberapa DBMS hanya dapat dijalankan pada perangkat keras atau sistem operasi tertentu, sedangkan yang lain dijalankan pada bermacam-macam perangkat keras dan sistem operasi. 2. Perangkat lunak Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS itu sendiri dan program aplikasi bersama dengan sistem operasi, termasuk perangkat lunak jaringan jika DBMS digunakan dalam sebuah jaringan.
12
Khususnya program aplikasi ditulis dalam bahasa pemograman generasi ketiga (3GL), seperti C, C++, Java, Visual Basic, COBOL, Frotran, Ada, atau Pascal, atau menggunakan bahasa pemograman generasi keempat (4GL), seperti SQL, terdapat pada bahasa pemograman generasi ketiga. 3. Data Yang merupakan komponen yang paling penting didalam ruang lingkup DBMS, tentu saja dari sudut pandang pengguna terakhir, yaitu data. Data berperan sebagai penghubung antara komponen mesin dan manusia. Basisdata berisi data operasional dan metadata. Struktur dari basisdata disebut skema. 4. Prosedur Prosedur mencangkup instruksi dan aturan yang menentukan rancangan dan kegunaan basisdata. Pengguna sistem dan staf yang mengatur basisdata membutuhkan dokumentasi prosedur bagaimana menggunakan atau menjalankan sistem. Mencangkup instruksi-instruksi bagaimana : a. Log On ke DBMS b. Menggunakan fasilitas DBMS program aplikasi tertentu c. Memulai dan mengkahiri DBMS d. Membuat duplikat Backup basisdata e. Menangani kerusakan perangkat keras atau perangkat lunak
13
f. Mengubah struktur tabel, mengatur ulang basisdata antara banyak disk, meningkatkan kinerja, atau menyimpan arsip data pada secondary storage 5. Manusia Komponen terakhir adalah manusia yang terlibat dengan sistem. Ada empat tipe berbeda yang terlibat dalam ruang lingkup sistem. Ada empat tipe berbeda yang terlibat dalam ruang lingkup DBMS yaitu : a. Data dan database administrators Data administrator (DM) bertanggung jawab untuk mengatur sumber data meliputi perencanaan basisdata, standar pengaturan dan pengembangan, kebijakan dan prosedur, dan rancangan konseptual, logikal basisdata. Database administrator (DBA) bertanggung jawab dalam realisasi fisik basisdata dan implementasi, keamanan dan pengaturan integritas, menjaga sistem operasional, dan memastikan kinerja aplikasi untuk kepuasaan pengguna. b. Database designers Logical database designer berhubungan dengan identifikasi data (entitas dan atribut), hubungan antara data, dan batasan pada data untuk disimpan di basisdata. Phsycal database designer memutuskan bagaimana rancangan basisdata logikal dapat direalisasikan.
14
c. Application developers Bertanggung
jawab
untuk
mengimplementasikan
program
aplikasi yang menyediakan syarat-syarat fungsionalitas untuk pengguna terakhir. d. End users End users adalah client bagi basisdata, yang telah dirancang dan diimplementasikan dan dijaga untuk menyediakan kebutuhan informasi mereka.
2.1.5.3 Fungsi-Fungsi DBMS Menurut Rob dan Conorel (p21) DBMS memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Data dictionary management DBMS memerlukan definisi elemen-elemen data dan relationship yang tersimpan di dalam kamus data. DBMS menggunakan kamus data untuk mencari struktur komponen dan hubungan antara data yang dibutuhkan. Perubahan yang dibuat pada struktur basisdata secara otomatis akan dicabut pada kamus data. 2. Data storage management system Sistem DBMS modern tidak hanya menyediakan penyimpanan untuk data, tetapi juga untuk form data entry yang saling berhubungan atau defines layer, aturan validasi data, kode prosedural, struktur untuk menangani format video dan gambar.
15
3. Data transformation and presentation DBMS mengubah data yang dimasukkan untuk mengkonfirmasi ke dalam struktur data yang diperlukan agar dapat disimpan ke data, DBMS menyediakan program aplikasi dengan perangkat lunak yang independen dan abstraksi data. 4. Security management DBMS membuat sistem security yang menjaga keamanan pengguna dan data pribadi ke dalam basisdata. Security menentukan pengguna mana yang dapat mengakses basisdata, data mana yang dapat diakses pengguna, dan operasi data apa saja yang boleh dilakukan pengguna (baca, menambah, menghapus atau modifikasi data). 5. Multiuser access control DBMS membuat struktur yang kompleks yang memungkinkan banyak pengguna mengakses basisdata tanpa menganggu integritas basisdata. 6. Backup and recovery management DBMS menyediakan prosedur backup dan recovery data yang memastikan data aman dan terintegritas. 7. Data integrity management DBMS menyediakan aturan integritas untuk menghilangkan masalah integritas data, sehingga meminimalkan konsestensi data.
16
8. Database access languages and applicaation programming interfaces DBMS menyediakan pengaksesan data melalui query language. DBMS juga menyediakan pengaksesan data untuk programmer dengan prosedural language 3GL. 9. Database communication interfaces DBMS generasi sekarang menyediakan rancangan komunikasi yang memungkinkan basisdata dapat menerima permintaan pengguna dalam ruang lingkup jaringan komputer. Kemampuan komunikasi basisdata merupakan fitur penting pada DBMS modern.
2.1.5.4 Keuntungan dan Kerugian DBMS Menurut Connoly dan Begg (2005, p26), penerapan DBMS mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut : 1.
Pengendalian terhadap redundansi data
2.
Konsistensi data
3.
Lebih banyak informasi dari sejumlah data yang sama
4.
Data dapat digunakan bersama (sharing of data)
5.
Meningkatkan integritas data
6.
Meningkatkan keamanan
7.
Penetapan standardisasi
8.
Skala ekonomi (economy scale)
9.
Mengimbangkan konflik kebutuhan
10. Meningkatkan pengaksesan dan peresponan data
17
11. Meningkatkan produktifitas 12. Meningkatkan pemeliharaan melalui independensi data 13. Meningkatkan pengaksesan data secara bersama 14. Meningkatkan layanan backup dan recovery Sedangkan penerapan DBMS mempunyai kerugian-kerugian (Connoly, 2005, p29) sebagai berikut : 1.
Kompleksitas
2.
Ukuran
3.
Biaya DBMS
4.
Penambahan biaya hardware
5.
Penambahan biaya konversi
6.
Performance
7.
Dampak kerusakan lebih tinggi
2.1.6 Structured Query Language (SQL) SQL adalah sebuah contoh dari transform oriented language atau sebuah bahasa yang dirancang untuk menggunakan relasi untuk mengubah input menjadi output yang dibutuhkan (Connolly, 2005, p113). Standart SQL memiliki 2 komponen utama, yaitu : a. Data Definition Language (DDL) Menurut Connoly dan Begg (2005, p40), definisi Data Definition Language (DDL) adalah suatu bahasa dalam basisdata yang memungkinkan manusia untuk mendefinisikan dan memberi nama suatu entity, atribut dan relasi yang dibutuhkan dengan kesatuan integrasi dan batas security. DDL
18
memungkinkan pembuatan dan penghancuran objek-objek yang ada dalam basisdata seperti skema, domain, table, view dan indeks. DLL yang utama dalam SQL yaitu: - CREATE : digunakan untuk membuat objek dalam basisdata - ALTER : digunakan untuk mengubah objek dalam basisdata. ALTER hanya dapat digunakan pada domain dan tabel saja - DROP : digunakan untuk menghancurkan objek yang ada dalam basisdata b. Data Manipulation Language (DML) Menurut Connoly dan Begg (2005, p40), definisi Data Manipulation Language (DML) adalah suatu bahasa yang menyediakan sekumpulan operasi-operasi yang mendukung dasar operasi manipulasi data pada data yang disimpan dalam database. Operasi manipulasi data biasanya meliputi : a. Penyisipan (insertion) data baru ke dalam database b. Modifikasi (modification) data yang disimpan dalam database c. Pemulihan (retrieve) data yang ditampung dalam database d. Penghapusan (deletion) data dari database DML dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Procedural dan Non-prosedural. Menurut Connolly dan Begg (2005, p41), pengertian Prosedural DML adalah suatu bahasa yang memperbolehkan pengguna mengdeskripsikan ke sistem data apa yang dibutuhkan dan bagaimana mendapatkan data tesebut secara tepat, sedangkan Non-prosedural DML adalah sebuah bahasa yang mengizinkan pengguna untuk menentukan data apa yang dibutuhkan tanpa memperhatikan bagaimana data diperoleh.
19
2.1.7 Database application lifecycle
Gambar 2.1 Siklus Hidup Aplikasi Basisdata
20
Tahap-tahap pengembangan aplikasi database terdiri atas beberapa tingkat yang masing-masing mengandung beberapa kegiatan utama (Connoly, 2005, p285), yaitu : 1. Database Planning Kegiatan utamanya yaitu merencanakan bagaimana tahap-tahap siklus hidup (lifecycle) dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. Langkah pertama yang paling penting dalam perencanaan basis data adalah menggambarkan dengan jelas pernyataan misi dari proyek basis data, kemudian menentukan tujuan misi di mana tiap-tiap tujuan misi dapat mengidentifikasi tugas-tugas tertentu yang didukung oleh basis data. Terdapat tiga masalah pokok yang harus diperhatikan dalam merumuskan strategi sistem informasi (connoly, 2005, p285), yaitu : a. Mengidentifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan menentukan sistem informasi yang diperlukan b. Mengevaluasi sistem insformasi yang ada untuk menentukan kelebihan dan kekurangan c. Penilaian mengenai peluang teknologi informasi yang mungkin dapat menghasilkan keuntungan yang kompetitif Metodologi untuk mengatasi hal tersebut diatas, yaitu : a.
Menetapkan mission statement Mission statement untuk database project mendefinisikan tujuan utama dari aplikasi basisdata. Mission statement membantu menjelaskan kegunaan dari database project dan menyediakan alur yang lebih jelas
21
untuk mencapai efektifitas dan efisien penciptaan dari suatu aplikasi basisdata yang diinginkan. b. Menetapkan mission objectives Ketika mission statement telah didefinisikan, maka mission objectives
didefinisikan.
Setiap
objectives
(tujuan)
harus
mengidentifisikan tugas khusus yang harus didukung oleh basisdata. 2. System Definition Mendeskripsikan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi basisdata dan sudut pandang user yang utama (connoly, 2005, p286). Sebelum memulai rancangan suatu aplikasi basisdata, kita perlu mengidentifikasi batasan-batasan sistem yang ada dan bagaimana sistem tersebut berinteraksi dengan bagian sistem informasi yang lain dalam perusahaan tersebut. Penting juga untuk mengikutsertakan di dalam batasan-batasan sistem yang kita buat tidak hanya untuk aplikasi dan current user tetapi hal tersebut juga dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada user utama basis data yang terlupakan ketika dilakukan pengembangan aplikasi. 3. Reqirement Collection and Analysis Merupakan proses mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai bagian dari organisasi yang akan didukung oleh sistem basisdata, serta menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan untuk sistem yang baru. Terdapat banyak teknik untuk memperoleh informasi, yang disebut Fact-Finding techniques.
22
Informasi yang dikumpulkan mencangkup : a. Deskripsi tentang data yang digunakan atau di-generate b. Keterangan mengenai bagaimana data digunakan atau di-generate c. Kebutuhan tambahan lainnya untuk sistem basisdata yang baru 4. Database Design Merupakan suatu proses pembuatan rancangan basisdata yang akan mendukung operasi dan tujuan perusahaan (connoly, 2005, p291). Ada dua pendekatan utama dalam database design : a. Pendekatan bottom-up Pendekatan bottom-up dimulai dari analisis atribut-atribut (properti dari data entitiy dan relationship), relasi antara atribut, kemudian dikelompokan ke dalam suatu relasi yang merepresentasikan tipe dari entity-entity, lalu menganalisa relasi antara entity. Pendekatan ini lebih cocok untuk perancangan basisdata yang sederhana dengan jumlah atribut yang relatif kecil. b. Pendekatan top-down Pada pendekatan ini terlebih dahulu membangun model data tingkat tinggi, kemudian membangun model data yang lebih sederhana. Pendekatan ini diilustrasikan melalui konsep model entity relationship (ER). Perancangan basisdata dibagi kedalam tiga tahapan utama, yaitu Conceptual database design, Logical Database Design, dan Physical Database Design. Dimana ketiga tahap itu akan dibahas.
23
5. DBMS Selection (optional) Melakukan pemilihan basisdata yang tepat untuk mendukung sistem basisdata (connolly, 2005, p295). Pemilihan dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa langkah berikut ini : a.
Mengidentifikasi persyaratan studi referensi Cakupan penelitian mengenai pemilihan DBMS menyatakan tujuan, lingkup penelitiaan dan tugas-tugas yang harus dilakukan, dokumen ini juga meliputi deskripsi kriteria (berdasarkan spesifikasi kebutuhan pengguna) untuk mengevaluasi produk DBMS, daftar DBMS yang tersedia, batasan-batasan dan jadwal waktu untuk penelitian.
b.
Mendaftar sementara dua atau tiga produk Kriteria-kriteria dianggap kritis untuk keberhasilan implementasi dapat digunakan untuk evaluasi daftar produk DBMS yang tersedia. Sebagai contoh, pemilihan DBMS dapat tergantung pada anggaran yang tersedia, tingkat layanan Vendor, kompatibilitas dengan piranti lunak lainnya dan apakah dapat berjalan pada perangkat keras tertentu.
c.
Evaluasi produk Ada banyak fitur yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sebuah produk DBMS. Untuk tujuan evaluasi, fitur-fitur ini dapat dinilai secara berkelompok (contohnya definisi data) atau secara individual (contohnya tipe data yang tersedia). Akhirnya, semua bobot nilai dari fitur-fitur tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan nilai sebuah produk DBMS
24
tertentu yang akan dibandingkan dengan nilai produk DBMS lainnya. Produk DBMS yang dipilih adalah dengan nilai tertinggi. d.
Merekomendasikan pilihan dan menghasilkan laporan Tahap akhir dari pemilihan DBMS adalah untuk menyediakan laporan dan rekomendasi mengenai produk DBMS tertentu.
6. Application Design Merancang
antar
muka
pemakai
dan
program
aplikasi
yang
menggunakan dan memproses basisdata (Connolly, 2005, p299). Dalam banyak kasus tidak mungkin menyelesaikan application sampai desain database itu sendiri. Di lain pihak, basisdata untuk mendukung aplikasi dan harus terjadi aliran data informasi antara desain aplikasi dan desain basisdata. Kita harus memastikan semua fungsionalitas yang diutarakan dalam spesifikasi kebutuhan pengguna terdapat dalam desain aplikasi untuk apikasi basisdata. Hal ini termasuk mendesain program aplkasi yang mengakses basisdata dan desain transaksi (transaction design). Sebagai tambahan dalam mendesain agar fungsionalitas yang dibutuhkan tercapai, kita harus mendesain antar muka pemakai yang sesuai unutk aplikasi basisdata. Antar muka ini harus menyajikan informasi yang dibutuhkan secara user friendly. 7. Prototyping (Optional) Membangun suatu model kerja dari dari sistem basisdata (Connolly, 2005, p304). Tujuan utama dari pembuatan prototyping adalah : a. Memperbolehkan pengguna untuk mengidentifikasikan fitur – fitur dari sistem yang berjalan dengan baik atau tidak
25
b. Untuk memberikan perbaikan – perbaikan / penambahan fitur baru c. Untuk mengklarifikasi kebutuhan pengguna d. Untuk evaluasi fisibilitas dari desain sistem khusus 8. Implementation Merupakan realisasi fisik dari basisdata dan desain aplikasi (Connolly, 2005, p304). Implementasi dari basisdata dicapai dengan menggunakan : a. Data Definition Language (DDL) untuk membuat skema dan file basisdata yang kosong b. DDL untuk membuat user view yang diinginkan c. Bahasa 3GL dan 4GL untuk membuat program aplikasi. Termasuk transaksi basisdata disertakan dengan menggunakan Data Manipulation Language (DML), atau ditambahkan pada bahasa pemograman 9. Data Conversion and Loading Merupakan pemindahan data yang ada ke dalam basisdata baru dan merubah aplikasi yang ada untuk beroperasi pada basisdata yang baru. Langkah ini diperlukan hanya ketika suatu sistem basisdata baru menimpa sistem yang lama. 10. Testing Merupakan proses pengeksekusian program aplikasi dengan maksud pencarian kesalahan – kesalahan. Sebelum ditunjukan secara langsung, aplikasi basisdata yang baru dikembangkan seharusnya diuji sepenuhnya. Ini dicapai dengan menggunakan strategi uji yang direncanakan secara hati – hati dan data yang nyata sehingga keseluruhan proses uji diterima secara teliti dan metodis.
26
11. Operational Maintenance Merupakan proses pengawasan dan pertahanan system berikut instalasi. Pada langkah selanjutnya, aplikasi basisdata telah diimplementasikan dan diuji sepenuhnya. Sekarang sistem memasuki langkah perawatan, yang melibatkan aktivitas – aktivitas berikut : a. Mengawasi kinerja sistem. Jika kinerja jatuh di bawah level yang dapat diterima, perbaikan atau reorganisasi basisdata dibutuhkan b. Mempertahankan
dan
meng-upgrade
aplikasi
basisdata
(ketika
dibutuhkan). Kebutuhan baru digabungkan ke dalam aplikasi basisdata melalui langkah terdahulu dari siklus hidup
2.1.8 Tahapan- Tahapan Perancangan Basisdata Menurut connoly dan begg (2005, p438) metodologi perancangan adalah pendekatan terstruktur yang menggunakan bantuan aturan, teknik, alat-alat dan dokumentasi yang bertujuan untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan basisdata.metodologi perancangan basisdata atas tiga tahapan yaitu : perancangan konseptual, logical, dan fisikal.
2.1.8.1 Perancangan Basisdata Konseptual Perancangan basisdata secara konseptual merupakan proses pemodelan secara khusus, menurut connoly dan begg (2005, p439) dalam merancang konseptual basisdata terdapat tahap-tahap yang dimulai dengan pembuatan sebuah konseptual data dari sebuah perusahaan dimana semuanya tergantung dari detail-detail implementasi
27
termasuk dari target DBMS aplikasi program-program, bahasa-bahasa pemogramannya, perangkat keras yang digunakan , performance issues dan pertimbangan-perimnbangan yang lainnya. Ada 9 langkah dalam merancang basisdata konseptual, yaitu : 1. Menentukan tipe entitas Bertujuan untuk mengidentifikasi tipe entitas utama yang dibutuhkan oleh pengguna. Ketika mengidentifikasi jenis suatu entitas, maka entitas tersebut dapat diberi nama yang mengandung arti yang jelas bagi pengguna. Jika sebuah entitas dikenal dengan nama lain, maka nama tersebut dianggap sebagai sinonim atau alias. 2. Mengidentifikasi tipe relasi Bertujuan untuk mengidentifikasi relasi yang penting antara tipe entitas yang sudah diidentifikasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun relasi: a. Menggunakan diagram Entity-Relationship (ER) Diagram ER digunakan untuk menampilkan entitas dan memudahkan mereka berhubungan satu dengan yang lain. b. Menentukan batasan multiplicity dari tipe relasi Batasan multiplicity digunakan untuk mengecek dan memelihara kualitas data. Batasan ini adalah pengecekan perubahan entitas yang dilakukan ketika basisdata diubah untuk menentukan apakah perubahan yang dilakukan melanggar aturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
28
c. Mengecek apakah terjadi fan traps dan chasm traps Fan traps adalah suatu kejadian pada model ER dimana sebuah model menampilkan sebuah relasi antara tipe entitas, tetapi jalurnya ambigu. Chasm Traps adalah suatu kejadian pada model ER dimana sebuah model menyarankan adanya relasi antar tipe entitas, tetapi tidak ada jalur antara entitas tersebut. Chasm Traps dapat terjadi jika terdapat jalur pada entitas yang memiliki satu atau lebih relasi dengan jumlah minimum nol. d. Mengecek apakah setiap entitas termasuk dalam paling sedikit 1 relasi 3. Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan tipe entitas Bertujuan untuk menghubungkan atribut dengan tipe entitas atau relasi yang berhubungan. Beberapa point yang penting dalam mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan tipe entitas atau relasi: - Atribut simple/composite - Atribut dengan single/multi-valued - Derived Attribute - Atribut dokumen 4. Menentukan domain atribut Bertujuan untuk menentukan domain atribut dalam model lokal data konseptual. Contoh mendefinisikan domain atribut: a. Atribut domain untuk staff dokumen (staffNo) adalah 5 digit variabel string, dimana 2 digit pertama adalah huruf dan 3 digit terakhir adalah angka yang berkisar dari 1-999
29
b. Nilai yang memungkinkan untuk atribut jenis kelamin(sex) dari entitas karyawan(Staff) adalah antara “M” atau “F”. Domain atribut ini adalah karakter tunggal yang bernilai “M” atau “F” 5. Menentukan atribut primary key dan candidate key Bertujuan untuk mengidentifikasi candidate key untuk setiap entitas dan jika ada lebih dari satu candidate key, maka pilih satu untuk menjadi primary key. 6. Mempertimbangkan penggunaan konsep enhanced modeling (step pilihan) Bertujuan untuk mempertimbangkan penggunaan konsep enhanced modeling, seperti spesialisasi, generalisasi, agregasi, dan komposisi. 7. Mengecek perulangan pada model Bertujuan untuk mengecek apakah terdapat perulangan dalam model. Ada 2 aktivitas dalam langkah ini: a. Mengecek kembali relasi one to one (1:1) b. Menghilangkan relasi yang berulang 8. Memvalidasi model konseptual lokal dengan transaksi user Bertujuan untuk memastikan bahwa model konseptual lokal mendukung transaksi yang dibutuhkan user. Ada 2 pendekatan yang dapat digunakan untuk memastikan bahwa model konseptual lokal mendukung transaksi yang dibutuhkan: a. Menjelaskan transaksi Penulis menjelaskan bahwa semua informasi (entitas, relasi, dan atribut) yang dibutuhkan oleh setiap transaksi disediakan oleh model,
30
dengan mendokumentasikan sebuah deskripsi dari kebutuhan setiap transaksi. b. Menggunakan jalur transaksi Cara kedua untuk memvalidasi model data terhadap transaksi yang dibutuhkan adalah secara diagram menunjukkan jalur yang diambil oleh setiap transaksi secara langsung pada diagram ER. 9. Mengulang konseptual data model dengan user. Memeriksa model data konseptual lokal termasuk ER, jika terjadi ketidak cocokan (anomaly) maka dapat dilakukan perubahan.
2.1.8.2 Perancangan Basisdata Logikal Perancangan basisdata secara logikal merupakan proses pemodelan secara basisdata. Pada perancangan basisdata logikal, dilakukan proses untuk membuat model informasi yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan spesifik data model. Langkah-langkah dalam merancang basisdata logikal: 1. Membuat dan memvalidasi model data logikal untuk setiap tampilan a. Menghilangkan fitur yang tidak cocok dengan model relasi (langkah optional) -Menghilangkan relasi binary many to many (* : *) -Menghilangkan relasi tipe rekursif many to many (* : *) -Menghilangkan relasi tipe kompleks -Menghilangkan atribut multi-valued
31
b.
Mengelompokkan relasi untuk model data logikal lokal Menentukan relasi untuk model data logikal untuk menggambarkan entitas, relasi, dan atribut yang sudah diidentifikasikan.
c.
Memvalidasi hubungan dengan menggunakan normalisasi Tujuan dari langkah ini adalah untuk memvalidasi relasi dalam model data logikal lokal dengan menggunakan normalisasi. Tujuan dari normalisasi adalah: a. Menghilangkan kumpulan relasi dari inserting, updating, dan delete dependensi yang tidak diharapkan b. Mengurangi
kebutuhan
restrukturisasi
kumpulan
relasi
dan
meningkatkan life spam program aplikasi c. Membuat model relasional lebih informatif d. Memvalidasi relasi dengan transaksi pengguna Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa relasi di dalam model logikal data lokal mendukung transaksi yang dibutuhkan oleh pengguna. e. Mendefinisikan integrity constraints (batasan integritas) Integrity constraints adalah batasan yang digunakan untuk melindungi basisdata
dari
ketidaklengkapan,
ketidakakuratan,
konsistenan . Ada 6 tipe integrity constraints: - Required data (data atau nilai yang valid) - Batasan atribut domain - Multiplicity (batasan relasi antar data dalam basisdata)
atau
ketidak
32
- Entity integrity (primary key tidak boleh null) - Referential integrity ( foreign key pada suatu entitas dapat sesuai dengan candidate key pada entitas lain) - General constraints (update pada entitas) f. Mengulang model data logikal dengan user lokal Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat dokumentasi yang mendeskripsikan model logikal data lokal sebagai representasi yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. 2. Membuat dan memvalidasi model data logikal global a. Menggabungkan model data logikal lokal menjadi model global Beberapa tugas dari pendekatan ini adalah sebagai berikut: - Mengulang nama dan isi dari suatu entitas atau relasi dan candidate key - Menggabungkan entitas atau relasi dari model logikal data lokal - Memasukkan (tanpa menggabungkan) entitas atau relasi untuk setiap model lokal data - Memasukkan (tanpa menggabungkan) relasi atau foreign key untuk setiap model lokal data - Mengecek entitas, relasi, dan foreign key yang hilang b. Memvalidasi model data logikal global Tujuan dari langkah ini adalah untuk memvalidasi relasi yang dibuat dari model logikal data global dengan menggunakan teknik dari
33
normalisasi dan juga memastikan bahwa relasi yang dibuat mendukung transaksi. c. Mengecek perkembangan di masa depan Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan bagian mana yang mungkin akan berubah di masa mendatang dan juga memperhatikan supaya model logikal data global dapat mengakomodasi perubahan tersebut. d. Mengulang model data logikal global dengan pengguna Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa model logikal data global memang merepresentasikan enterprise yang ada. Hasil akhir dari perancangan basisdata logikal adalah merancang suatu model informasi berdasarkan spesifik model yang ada, tetapi tidak tergantung terhadap suatu DBMS dan perangkat keras lainnya.
2.1.8.3 Perancangan Basisdata Fisikal Perancangan basisdata secara konseptual merupakan proses pemodelan secara fisikal. Tujuan dari langkah ini untuk mendeskripsikan pengimplementasian dari suatu database pada media penyimpanan kedua, yang mendeskripsikan suatu relasi dasar, organisasi data, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses data yang efisien, dan batasan-batasan integritas dan ukuran keamanan. Langkah-langkah dalam merancang basisdata fisikal :
34
1.
Menterjemahkan model data logikal global untuk DBMS Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat suatu skema relasional basisdata dari model data logikal global yang dapat diimplementasikan ke DBMS yang dipakai. a. Merancang relasi antar basisdata Tujuan dari bagian ini adalah untuk memutuskan bagaimana mempresentasikan relasional dasar yang diidentifikasi dalam model logikal data lokal pada DBMS yang dipakai. Untuk setiap relasional yang diidentifikasikan pada model data logikal global, dapat diidentifikasikan menurut: - Nama dari relasional yang ada - Suatu list untuk atribut yang sederhana - Primary key, alternative key, dan foreign key - Suatu daftar dari atribut turunan dan cara pembuatannya - Batasan integrasi untuk setiap foreign key yang diidentifikasi
Sedangkan dari kamus data, untuk setiap atribut dapat diketahui: - Domain atribut tersebut yang terdiri dari tipe data, panjang dan berbagai keterangan atribut tersebut - Suatu default nilai optional untuk atribut - Apakah atribut dapat diisi dengan nilai NULL
35
b. Merancang representasi dari data yang sudah dikelompokkan Tujuan dari langkah ini adalah untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan suatu data turunan pada model data logikal global pada DBMS yang dipakai. c. Merancang batasan enterprise Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang batasan aplikasi untuk DBMS yang dipakai, tergantung. 2. Merancang representasi fisikal Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan organisasi file yang paling optimal untuk menyimpan relasional dasar dan indeks yang diminta untuk kinerja yang optimal dimana relasional dan data yang disimpan pada secondary storage. a. Menganalisa transaksi b. Memilih organisasi file Ada 5 tipe organisasi file : -Heap -Hash -Indexed Sequential Office Access Method (ISAM) -B - tree -Cluster c. Memilih indeks Biasanya pemilihan suatu atribut untuk indeks adalah sebagai berikut:
36
a. Suatu atribut yang digunakan paling sering untuk operasi penggabungan, yang akan membuat penggabungan lebih efektif b. Suatu atribut yang digunakan paling banyak untuk mengakses suatu record dalam relasi yang ada d. Mengestimasi kapasitas penyimpanan data yang dibutuhkan Tujuan dari langkah ini adalah untuk memperkirakan ukuran kapasitas disk yang dibutuhkan untuk basisdata. 3. Merancang tampilan layar untuk pengguna Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang tampilan pengguna yang diidentifikasi selama pengumpulan informasi dan analisis dari siklus hidup basisdata. 4. Merancang mekanisme keamanan Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang ukuran keamanan untuk basisdata yang telah dispesifikasikan pengguna. Beberapa masalah keamanan yang perlu diperhatikan: - Pencurian data (Theft and Fraud) - Kehilangan kerahasiaan suatu data (Loss of Confidentially) - Kehilangan hak pribadi (Loss of Privacy) - Kehilangan integritas (Loss of Integrity) - Kehilangan ketersediaan data (Loss of availability)
37
5. Pengenalan terhadap redundansi terkontrol Ada 2 tipe partitioning: a. Horizontal partitioning yaitu mendeskripsikan tuple dari relasi melewati sejumlah(lebih kecil) relasi b. Vertical partitioning yaitu mendidtribusikan relasi melewati sejumlah (lebih kecil) relasi (primary key diduplikasi untuk membiarkan relasi yang original untuk dibangun kembali) 6. Mengawasi dan mengatur sistem operasional Tujuan dari langkah ini adalah untuk memperbaiki keputusan rancangan yang tidak sesuai atau merefleksikan perubahan kebutuhan. Faktor-faktor untuk mengukur efisiensi : - Throughput transaksi - Response time - Disk storage
2.1.9 Normalisasi Menurut Thomas Connoly dan Carolyn Begg (2005, p387), normalisasi adalah pendekatan bottom-up untuk mendesain database yang dimulai dengan memeriksa hubungan antara atribut-atribut. Proses normalisasi pertama kali ditemukan oleh EF.Codd (1972). Normalisasi biasa dilakukan sebagai serangkaian tes pada relation untuk menentukan apakah itu sesuai atau melanggar kebutuhan pada normal form.
38
Menurut
Connoly dan Begg (2005, p387) ada beberapa tingkatan dalam
normalisasi adalah : 1. Unnormalized Form (UNF) Unnormalized Form (UNF) merupakan suatu tabel yang berisikan satu atau lebih groups yang berulang. Membuat tabel Unnormalized yaitu dengan memindahkan data dari sunber informasi kedalam format tabel dengan baris dan kolom. 2. First Normal Form (1NF) First Normal Form merupakan sebuah relasi dimana setiap bagian antara basis dan kolom berisikan satu dan hanya satu nilai. 3. Second Normal Form (2NF) Second Normal Form merupakan sebuah relasi dengan 1NF dan setiap atribut tergantung sepenuhnya pada primary key. 4. Third Normal Form (3NF) Third Normal Form merupakan sebuah relasi dalam 1NF dan 2NF, dimana tidak terdapat atribut non primary key yang bersifat ketergantungan transitive pada primary key. 5. Boyce Codd Normal Form (BCNF) Sebuah relasi dikatakan BCNF, jika dan hanya jika, setiap determinanya merupakan candidate key. 6. Fourth Normal Form (4NF) Fourth Normal Form merupakan sebuah revisi dalam BCNF dan tidak bersifat ketergantungan nontrivial multi-valued.
39
7. Fifth Normal Form (5NF) Fifth Normal Form merupakan senuah relasi yang tidak bersifat ketergantungan join.
2.1.10 Data Flow Diagram (DFD) Menurut Whitten, Benley, dan Dittman (2004, p344), Data Flow Diagram merupakan model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data yang melalui sistem dan perkerjaan atau proses – proses yang dilakukan oleh sistem. Data Flow Diagram juga disebut sebagai bubble chart, Transformation graph, dan process model. Komponen – komponen Data Flow Diagram adalah sebagai berikut : I.
Terminator / Entitas Luar Entitas Luar adalah entitas di luar sistem yang berkomunikasi atau berhubungan langsung dengan sistem. Terdapat dua jenis entitas luar : a) Terminator Sumber Merupakan terminator yang menjadi sumber. b) Terminator Tujuan Merupakan terminator yang menjadi tujuan data atau informasi sistem.
II. Proses Komponen proses menggambarkan transformasi input menjadi output. Penamaan proses disesuaikan dengan proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Ada beberapa hal yang diperhatikan tentang proses :
40
a) Proses harus memiliki input dan output. b) Proses dapat dihubungkan dengan komponen terminator, data store atau proses melalui alur data. c) Sistem / bagian / divisi / departemen yang sedang dianalisis oleh professional sistem digambarkan dengan komponen proses. III. Data Store / Penyimpanan data Komponen ini digunakan untuk membuat model sekumpulan paket data dan diberi nama dengan kata benda bersifat jamak. Data Store dapat berupa file / basisdata yang tersimpan dalam disket, harddisk atau bersifat manual seperti buku alamat, file folder. Yang perlu diperhatikan tentang data store : a) Alur data dari proses menuju data store, hal ini berarti data store berfungsi sebagai tujuan / tempat penyimpanan dari suatu proses (process write). b) Alur data dari data store ke proses, hal ii berarti data store berfungsi sebagai sumber / proses memerlukan data (process read). c) Alur data dari proses menuju data store dan sebaliknya berarti berfungsi sebagai sumber dan tujuan.
41
IV. Alur Data Alur data digunakan untuk menerangkan perpindahan data / paket data dari satu bagian ke bagian lainnya.
Terminator
Proses
Data Store
Alur Data
Gambar 2.2 Komponen DFD
2.1.11
State Transition Diagram (STD) Menurut Jeffrey et al (1996, p364), definisi State Transition Diagram (STD)
adalah suatu diagram yang menggambarkan bagaimana suatu proses dihubungkan satu sama lain dalam waktu yang bersamaan. State Transition Diagram (STD) digambarkan dengan sebuah state yang berupa komponen sistem yang menunjukkan bagaimana kejadian-kejadian tersebut dari satu state ke state lain. Untuk menggambarkan proses dalam State Transition Diagram (STD), biasanya mempunyai dua macam simbol, yaitu : 1. Gambar persegi panjang menunjukkan kondisi (state) dari sistem 2. Gambar panah menunjukkan transisi antar state. Tiap panah diberi label dengan ekspresi aturan. Label yang diatas menunjukkan kejadian yang menyebabkan transisi terjadi. Label yang dibawah menunjukkan aksi yang terjadi akibat dari kejadian tadi.
42
2.1.12 Diagram Aliran Dokumen (DAD) Menurut Mulyadi (2001,p60), proses-proses bisnis perusahaan dapat dijelaskan dengan menggunakan bagan alir dokumen. Berikut ini simbol-simbol standard DAD dengan maknanya masing-masing antara lain : Dokumen. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen, yang merupakan formulit yang digunakan untuk merekan data terjadinya suatu transaksi. Nama dokumen dicantumkan ditengah simbol. Bagian alir harus ke dalam sistem dan kemana dokumen keluar dari sistem. Dokumen dan tembusan. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan dokumen asli dan tembusannya. Nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan atas. Berbagai
dokumen.
menggambarkan
Simbol
berbagai
ini jenis
digunakan
untuk
dokumen
yang
digabungkan bersama dalam satu paket. Nama dokumen dituliskan di dalam masing-masing simbol dan nomor dokumen yang bersangkutan. Catatan. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan catatan data yang direkam sebelumnya dalam dokumen
atau formulir. Nama catatan dicantumkan di dalam simbol ini.
43
Penghubung
pada
halaman
yang
sama.
Dalam
menggambarkan bagan alir, arus dokumen dibuat mengalir
dari atas kebawah dan dari kiri ke kanan. Karena keterbatasan ruang halaman kertas untuk menggambarkan maka
diperlukan
simbol
penghubung
untuk
memungkinkan alir dokumen berhenti disuatu lokasi pada halaman tertentu dan kembali berjalan di lokasi lain pada halaman yang sama. Dengan memperhatikan nomor yang tercantum dalam simbol penghubung pada halaman yang sama, dapat diketahui aliran dokumen dalam sistem yang digambarkan dalam bagan alir. Akhir arus dokumen. Mengarahkan pembaca ke simbol penghubung halaman yang sama yang bernomor seperti
yang tercantum dalam simbol tersebut.
Awal
arus
dokumen.
Yang
berasal
dari
simbol
penghubung halaman yang sama, yang bernomor seperti
yang tercantum dalam simbol tersebut.
Kegiatan
manual.
Simbol
ini
digunakan
untuk
ini
digunakan
untuk
menggambarkan kegiatan manual. Arsip
sementara.
Simbol
menunjukan tempat penyimpanan dokumen, seperti almari
44
arsip dan kotak arsip. Terdapat dua tipe arsip dokumen : arsip sementara dan arsip permanen. Arsip sementara adalah tempat penyimpanan dokumen yang dokumennya akan diambil kembali dari arsip tersebut dimasa yang akan datang untuk keperluan penglolahan lebih lanjut terhadap dokumen tersebut. Unutk menunjukan urutan pengarsipan dokumen digunakan simbol berikut ini: A = menurut abjad N = Menurut nomor urut T = kronologis, menurut tanggal Arsip
permanen.
Simbol
ini
digunakan
untuk
menggambarkan arsip permanen yang merupakan tempat
penyimpanan dokumen yang tidak akan diproses lagi dalam sistem yang bersangkutan. Online computer proses. Simbol ini menggambarkan pengolahan data dengan komputer secara online. Nama
program ditulis didalam simbol Keputusan. Simbol ini menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data. Keputusan
yang dibuat ditulis di dalan simbol. Garis alir (flowline). Simbol ini menggambarkan arah proses penglohan data. Anak panah tidak digambarkan
jika arus dokumen mengarah ke bawah dan ke kanan. Jika
45
arus dokumen mengalir ke atas atau ke kiri, anak panah perlu digambarkan. Persimpangan
garis
alir.
Jika
dua
garis
alir
bersimpangan, untuk menunjukan arah masing-masing garis, salah satu garis dibuat sedikut melengkung tepat pada persimpangan dua garis tersebut. Pertemuan garis alir. Simbol ini digunakan jika dua garis alir bertemu dan salah satu garis mengikuti arus
garis lainnya. Mulai
/
berakhir
(terminal). Simbol ini untuk
menggambarkan awal dan akhir suatu sistem.
2.1.13 Hypertext Preprocessor (PHP) Menurut Wahana Komputer (2006, p11), definisi PHP adalah suatu bahasa pemrograman open source yang digunakan secara luas terutama untuk pengembangan web dan dapat disimpan dalam bentuk Hypertext Markup Language (HTML). Script PHP dapat digunakan dalam 3 hal (Wahana Komputer, 2006, p12), yaitu : a. Penulisan program server side. Hal ini adalah sasaran utama PHP. Diperlukan tiga hal agar script PHP dapat bekerja antara lain : 1) PHP Parser 2) Web server 3) Web browser
46
b. Penulisan program command line. Script PHP dapat berjalan tanpa server atau browser. Hanya diperlukan PHP Parser dalam bentuk command line. c. Penulisan program untuk aplikasi desktop.
Kelebihan-kelebihan PHP (Wahana Komputer, 2006, p13) meliputi : a. Script PHP sederhana, mudah dibuat, dan mempunyai kecepatan akses tinggi b. Dapat berjalan dalam server web yang berbeda dan dalam sistem operasi yang berbeda. PHP dapat berjalan pada sistem operasi Linux, Windows, dan Macintosh. c. Bersifat Open Source sehingga diterbitkan secara gratis. d. Dapat berjalan pada server web Microsoft Personal Web Server, Apache, IIS, Xitami dan sebagainya. e. Termasuk bahasa yang embedded.
2.1.14 Apache Server Merupakan web server yang digunakan oleh PHP, berfungsi menampilkan hasil proses script PHP ke komputer browser dalam bentuk tag HTML.
2.1.15 PHPMyAdmin Adalah tempat untuk pengelolaan basisdata yang berbasis web. Dibandingkan dengan tempat yang lain seperti MySQL Console (berbasis teks), dengan menggunakan
47
PHPMyAdmin, pengelolaan atau manipulasi basisdata menjadi lebih mudah. Aplikasi PHPMyAdmin hampir pasti disediakan bagi seluruh penyewa server yang bersifat virtual host.
2.1.16 MySQL Menurut Wahana Komputer (2006, p181), MySQL dapat didefinisikan sebagai : a. MySQL merupakan sistem manajemen database. Database merupakan struktur penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses, dan memproses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MySQL Server. b. MySQL merupakan sistem manajemen database terhubung. Database terhubung menyimpan data pada tabel-tabel terpisah. Hal tersebut akan menambah kecepatan dan fleksibilitasnya. Kata SQL pada MySQL merupakan singkatan dari “Structured Query Language”. SQL merupakan bahasa standar yang digunakan untuk mengakses database dan ditetapkan oleh ANSI/ISO SQL Standard. c. MySQL merupakan software Open Source. Open Source berarti semua orang diizinkan menggunakan dan memodifikasi software. Semua orang dapat mendownload software MYSQL dari internet dan menggunakannya tanpa membayar.
48
Fitur utama MySQL (Wahana Komputer, 2006, p182) adalah : a. Ditulis dalam bahasa C dan C++. b. Bekerja dalam berbagai platform c. Menyediakan mesin penyimpan transaksi dan non transaksi d. Server tersedia sebagai program yang terpisah, untuk digunakan pada lingkungan jaringan klien/server. e. MySQL mempunyai library yang dapat ditempelkan pada aplikasi yang berdiri sendiri sehingga aplikasi tersebut dapat digunakan pada komputer yang tidak mempunyai jaringan. f. Mempunyai sistem password yang fleksibel dan aman g. Dapat menangani basisdata dalam skala besar. Basisdata dalam server MySQL dapat berisi 50 juta record. h. Klien dapat terkoneksi ke MySQL Server menggunakan soket TCP/IP pada platform mana pun. i. Server dapat mengirim pesan kesalahan ke klien dalam berbagai bahasa.
2.2 Teori Khusus 2.2.1 Pengertian Organisasi Menurut Prof Dr. Sondang P. Siagian organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.
49
Menurut Drs. Malayu S.P Hasibuan organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja. Menurut
Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro organisasi adalah struktur
pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
2.2.2 Tujuan Organisasi Setiap organisasi harus memiliki tujuan. Tujuan dicerminkan oleh sasaransasaran yang dilakukan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Tiga bidang utama dalam tujuan organisasi yaitu profitability (keuntungan), growth (pertumbuhan), dan survive (bertahan hidup). Ketiganya harus berjalan berkesinambungan demi kemajuan organisasi.
2.2.3 Manfaat Organisasi Beberapa manfaat organisasi yaitu: 1. Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan akan lebih efektif dengan adanya organisasi yang baik. 2. Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat. Contoh dari manfaat ini ialah, jika organisasi bergerak di bidang kesehatan dapat membentuk masyarakat menjadi dan memiliki pola hidup sehat. Organisasi Kepramukaan, akan menciptakan generasi mudah yang tangguh dan ksatria.
50
3. Organisasi menawarkan karir. Karir berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan. Jika kita menginginkan karir untuk kemajuan hidup, berorganisasi dapat menjadi solusi. 4. Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan. Organisasi selalu berkembang seiring dengn munculnya fenomena-fenomena organisasi tertentu. Peran penelitian dan pengembangan sangat dibutuhkan sebagai dokumentasi yang nanti akan mengukir sejarah ilmu pengetahuan.
2.2.4 Pengertian Paroki Paroki menurut KHK 1983 dan ajaran Konsili Vatikan II berasal dari kata ‘paroikeo’ yang artinya tinggal berdekatan. Kata ini dipakai untuk menunjukkan suatu keadaandi mana orang hidup bersama saling berdekatan dalam suatu wilayah, lingkungan dan distrik tertentu. Kata ini digunakan juga untuk kelompok provinsi, yang dipimpin oleh seorang gubernur atau magister yang disebut dengan ‘parochus” atau “ copiarus”. Istilah ini juga berkembang pada abad IV dalam jabatan Gereja untuk wilayah yang lebih besar di bawah pimpinan seorang Uskup dengan nama “ dioses”. Kitab Hukum Kanonik 1983, kanon 515, §1 menjelaskan pengertian paroki sebagai berikut: Paroki adalah jemaat tertentu kaum beriman Kristiani yang dibentuk secara tetap dalam Gereja partikular dan yang reksa pastoralnya, di bawah otoritas Uskup diosesan dipercayakan kepada pastor paroki sebagai gembalanya sendiri.
51
2.2.5 Hirarki Gereja Katolik Striktur Hierarkis Gereja yang sekarang terdiri dari dewan para Uskup dengan Paus sebagai kepalanya, dan para imam serta diakon sebagai pembantu uskup 1. Para Rasul Sejarah awal perkembangan Hierarki adalah kelompok keduabelas rasul. Inilah kelompok yang sudah terbentuk waktu Yesus masih hidup. Struktur ini kemudian menjadi struktur Hierarkis yang terdiri dari uskup, imam dan diakon. 2. Dewan Para Uskup Pada akhir zaman Gereja perdana, sudah diterima cukup umum bahwa para uskup adalah pengganti para rasul, seperti juga dinyatakan dalam Konsili Vatikan II (LG 20). Tetapi hal itu tidak berarti bahwa hanya ada dua belas uskup (karena duabelas rasul). Disini dimaksud bukan rasul satu persatu diganti oleh orang lain, tetapi kalangan para rasul sebagai pemimpin Gereja diganti oleh kalangan pra uskup. hal tersebut juga di pertegas dalam Konsili Vatikan II (LG 20 dan LG 22). Tegasnya, dewan para uskup menggantikan dewan para rasul. Yang menjadi pimpinan Gereja adalah dewan para uskup. Seseorang diterima menjadi uskup karena diterima kedalam dewan itu. itulah Tahbisan uskup," Seorang menjadi anggota dewan para uskup dengan menerima tahbisan sakramental dan berdasarkan persekutuan hierarkis dengan kepada maupun para anggota dewan" (LG 22). Sebagai sifat kolegial ini, tahbisan uskup belalu dilakukan oleh paling sedikit tiga uskup, sebeb
52
tahbisan uskup berarti bahwa seorang anggota baru diterima ke dalam dewan para uskup (LG 21). 3. Paus Kristus mengangkat Petrus menjadi ketua para rasul lainnya untuk menggembalakan umat-Nya. Paus, pengganti Petrus adalah pemimpin para uskup. Menurut kesaksian tradisi, Petrus adalah uskup Roma pertama. Karena itu Roma selalu dipandang sebagai pusat dan pedoman seluruh Gereja. Maka menurut keyakinan tradisi, uskup roma itu pengganti petrus, bukan hanya sebagai uskup lokal melainkan terutama dalam fungsinya sebagai ketua dewan pimpinan Gereja. Paus adalah uskup Roma, dan sebagai uskup Roma ia adalah pengganti Petrus dengan tugas dan kuasa yang serupa dengan Petrus. 4. Uskup Paus adalah juga seorang uskup. kekhususannya sebagai Paus, bahwa dia ketua dewan para uskup. Tugas pokok uskup ditempatnya sendiri dan Paus bagi seluruh Gereja adalah pemersatu. Tugas hierarki yang pertama dan utama adalah mempersatukan dan mempertemukan umat. Tugas itu boleh disebut tugas kepemimpinan, dan para uskup "dalam arti sesungguhnya disebut pembesar umat yang mereka bimbing" (LG 27). Tugas pemersatu dibagi menjadi tiga tugas khusus menurut tiga bidang kehidupan Gereja. Komunikasi iman Gereja terjadi dalam pewartaan, perayaan dan pelayanan. Maka dalam tiga bidang itu para uskup, dan Paus untuk seluruh Gereja, menjalankan tugas kepemimpinannya."Diantara
tugas-tugas
utama
para
53
uskup pewartaan Injilah yang terpenting" (LG 25). Dalam ketiga bidang kehidupan Gereja uskup
bertindak
sebagai
pemersatu,
yang
mempertemukan orang dalam komunikasi iman. 5. Imam Pada zaman dahulu, sebuah keuskupan tidak lebih besar daripada sekarang yang disebut paroki. Seorang uskup dapat disebut "pastor kepala" pada zaman itu. dan imam-imam "pastor pembantu", lama kelamaan pastor pembantu mendapat daerahnya sendiri, khususnya di pedesaan. Makin lama daerah-daerah keuskupan makin besar. Dengan Demikian, para uskup semakin diserap oleh tugas oraganisasi dan administrasi. Tetapi itu sebetulnya tidak menyangkut tugasnya
sendiri
sebagai
uskup,
melainkan
cara
melaksanakannya. sehingga uskup sebagai pemimpin Gereja lokal, jarang kelihatan ditengah-tengah umat. Melihat perkembangan demikian, para imam menjadi wakil uskup. "Di masing- masing jemaat setempat dalam arti tertentu mereka menghadirkan uskup. Para imam dipanggil melayani umat Allah sebagai pembantu arif bagu badan para uskup, sebagai penolong dan organ mereka" (LG 28). 6. Diakon "Pada tingkat hiererki yang lebih rendah terdapat para diakon, yang ditumpangi tangan 'bukan untuk imamat, melainkan untuk pelayanan'" (LG29). Mereka pembantu uskup tetapi tidak mewakilinya. Para uskup mempunyai 2 macam pembantu, yaitu pembantu umum (disebut imam) dan pembantu khusus (disebut diakon). Bisa dikatakan juga diakon sebagai
54
"pembantu dengan tugas anggota hierarki.
terbatas". jadi diakon juga termasuk kedalam