1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan era globalisasi modern saat ini, keberadaan sebuah perusahaan dalam peta persaingan perekonomian tengah mengalami persaingan yang sangat tinggi. Baik menghadapi pesaing perusahaan yang berasal dari dalam negeri maupun perusahaan-perusahaan asing yang memiliki modal yang melimpah. Sehingga akan semakin tinggi kompetisi yang akan dihadapi oleh sebuah perusahaan dalam melakukan pengembangan dan perluasan pasar mereka, dengan demikian diperlukan suatu kebijakan yang tepat untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan agar tetap eksis dan berkembang di masa mendatang (Supeno, 2009:93). Hal terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan agar tujuan tersebut dapat tercapai adalah aspek pendanaan atau permodalan. Aspek modal sangat erat kaitannya dengan kegiatan perusahaan. Hal tersebut dikarenakan perusahaan akan dapat berjalan dan berkembang dengan baik apabila didukung dengan dana yang cukup sesuai kebutuhan yang diperlukan. Perusahaan yang baik dalam bidang permodalan apabila sebagian besar modal yang digunakan untuk investasi maupun operasional (modal kerja) berasal dari dana internal. Namun dengan keterbatasan sumber dana internal yang dimiliki maka perusahaan dalam melakukan ekspansi untuk dapat lebih berkembang harus mencari elternatif pendanaan yang berasal dari dana eksternal perusahaan (Supeno,2009:93).
1
2
Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang memaksimumkan nilai perusahaan dan meminimumkan biaya modalnya. Struktur modal memaksimumkan nilai perusahaan yang dicerminkan dari harga saham perusahaan apabila perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Kebijakan struktur modal dipengaruhi baik dari luar perusahaan, seperti kondisi pasar modal, tingkat bunga, stabilitas politik maupun faktor internal seperti profitabilitas perusahaan, ukuran perusahaan dan stabilitas dividen. Pengelolaan struktur modal untuk meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham dan tidak terlepas dari pandangan investor mengenai saham perusahaan. Faktor yang berpengaruh terhadap keputusan struktur modal perusahaan adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, profitabilitas, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, pengendalian pajak, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan agen pemberi peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan (Brigham dan Houston, 2006:122). Rasio Likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Semakin besar rasio kemampuan
likuiditas
suatu
perusahaan
maka
semakin
besar
perusahaan tersebut membayar kewajiban dan begitu juga
sebaliknya. Perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang. Menurut Ozkan (2008:125), perusahaan dengan asset likuid yang besar dapat menggunakan asset ini untuk berinvestasi. Kebijakan utang yang akan diambil perusahan juga berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam
3
mengembalikan
utangnya.
Kemampuan
perusahaan
dapat
meningkatkan
kepercayaan para kreditur untuk meminjamkan dana kepada perusahaan. Kemampuan tersebut sering disebut likuiditas perusahaan. Perusahaan dengan likuiditas tinggi berarti memiliki aktiva lancar yang cukup untuk mengembalikan utang lancarnya sehingga memberikan peluang untuk mendapatkan kemudahan dalam memperoleh utang dari investor. Pertumbuhan aktiva (asset) menunjukkan besarnya dana yang di alokasikan oleh perusahaan ke dalam aktivanya. Asset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi, kemungkinan akan kekurangan pendapatan untuk mendanai pertumbuhan yang tinggi tersebut secara internal, sedangkan untuk menerbitkan saham baru memerlukan biaya yang tinggi, maka perusahaan lebih menyukai hutang sebagai sumber
pembiayaan.
Pertumbuhan
aktiva
menuntut
perusahaan
untuk
menyediakan dana yang memadai. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan lebih tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang. Struktur aktiva diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yang pertama aktiva lancar (meliputi kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang, persediaan, piutang penghasilan serta perskot). Kedua aktiva tidak lancar (meliputi investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud. Kebanyakan dari perusahaan manufaktur yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap biasanya mengutamakan pemenuhan untuk modalnya diambil dari modal sendiri, sedangkan modal asing hanya digunakan sebagai pelengkap.
4
Ukuran
perusahaan
merupakan
gambaran
kemampuan
finansial
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Kemampuan finansial dilihat dari beberapa sisi yaitu dilihat dari penjualan bersih atau jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan yang besar dianggap sebagai suatu indikator yang menggambarkan tingkat risiko bagi investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut, karena jika perusahaan memiliki kemampuan finansial yang baik, maka diyakini bahwa perusahaan tersebut juga mampu memenuhi segala kewajibannya serta memberikan tingkat pengembalian yang memadai bagi investor. Sejak kehadiran era informasi, kesadaran masyarakat akan pentingnya informasi terus meningkat dan mendorong fungsi jasa telekomunikasi berubah menjadi sarana untuk mendapatkan informasi. Bentuk-bentuk informasi yang ingin diperoleh semakin beragam, mulai dari informasi bisnis, pendidikan, komersial, hingga hiburan. Sejumlah kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan secara manual, tatap muka, mulai beralih untuk dilakukan melalui jasa telekmunikasi seperti transaksi bisnis, proses pelajaran jarak jauh, belanja jarak jauh, dan beberapa proses perkantoran yang sudah beralih dengan memanfaatkan jasa telekomunikasi. Maka belakangan ini sering kita dengar istilah: e-commerce, teleshopping, distance learning, e-banking, e-bussines, EDI, video cnference, video on demand, multimedia dan e-gverment. Bisnis seluler merupakan industri yang menarik saat ini. Banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk masuk ke industri ini. Dari pengakuan para operator di Indonesia, diperkirakan sekitar 40 juta nomor yang telah terjual. Dari angka
5
tersebut diperkirakan 10-20% merupakan calling card alias kartu perdana yang dibeli kemudian dibuang. Sisa kartu tersebut diperkirakan 10% merupakan kartu kedua atau dengan kata lain satu pengguna memiliki dua telepon seluler. Dengan begitu dapat diperkirakan pengguna kartu seluler di Indnesia berkisar 25-28 juta pelanggan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari lembaga riset Research and Markets data US Cencus Bureau pada Januari 2014 yang menyebutkan Indonesia memiliki sekitar 251 juta penduduk jumlah itu kalah dengan pengguna ponsel yang bekisar 281 juta. Berdasarkan pendapat diatas dan hasil penelitian terdahulu mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal menunjukkan hasil yang berbeda antara hasil penelitian yang satu dengan yang lainnya. Hal ini yang membuat penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasar latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal pada Perusahaan Telekomunikasi? 2. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal pada Perusahaan Telekomunikasi?
6
3. Apakah struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal pada Perusahaan Telekomunikasi? 4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal pada Perusahaan Telekomunikasi?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh Ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada Perusahaan Telekomunikasi 2. Untuk menganalisis pengaruh Likuiditas terhadap struktur modal pada Perusahaan Telekomunikasi 3. Untuk menganalisis pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal pada Perusahaan Telekomunikasi 4. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal pada Perusahaan telekomunikasi
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu: 1. Kontribusi Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan dan sebagai wacana maupun referensi mengenai penggunaan modal sendiri atau modal pinjaman serta mengetahui kemampuan perusahaan untuk memenuhi
7
kewajibannya, setelah itu manajer keuangan dapat mengambil kebijakan yang dianggap perlu guna menyeimbangkan penggunaan modal. 2. Kontribusi Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu investor sebagai gambaran dan bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi. 3. Bagi Pihak Lain Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam membuat penelitian yang berkaitan dengan struktur modal perusahaan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu mencakup Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20102014 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Laporan Keuangan yang digunakan adalah laporan tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan periode selama periode 2010 sampai dengan 2014. .