1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang PT. Inti Abadi Kemasindo (PT. IAK) merupakan produsen penghasil karung plastik, yang antara lain digunakan untuk tepung terigu dan semen. Konsumen utama dari PT. IAK adalah PT. Bogasari Flour Mills dan PT. Indocement. Produk berkualitas dengan harga bersaing dan pengiriman tepat waktu merupakan tuntutan dari setiap konsumen. Untuk menghasilkan produk yang memenuhi tuntutan tersebut, perusahaan perlu memfokuskan perhatiannya pada bagian produksi, terutama mesin dan operator, yang merupakan pendukung utama dalam suatu proses produksi. Operator memiliki peranan penting dalam menjalankan mesin dan pencapaian target produksi. Kecepatan operator dalam bekerja dapat ditingkatkan dengan mengamati langkah dan cara kerja operator, sehingga nantinya didapatkan cara kerja yang cepat dan efisien. Operator yang dapat bekerja dengan cepat dan tepat tentunya memiliki produktivitas tinggi, sehingga target produksi lebih cepat dicapai. Dengan demikian, operator telah membantu perusahaan dalam memenuhi
2
tuntutan konsumen akan pengiriman tepat waktu. Meski demikian, secepat apapun operator bekerja, target produksi tidak akan tercapai jika mesin yang digunakan sering rusak, tidak berjalan dengan optimal, atau bahkan tidak dapat beroperasi sama sekali. Untuk itu, sistem perawatan mesin dan peralatan produksi harus terus dikembangkan, sehingga mesin selalu dapat berjalan optimal kapanpun dibutuhkan untuk berproduksi. Kombinasi antara operator dan mesin handal akan membantu perusahaan dalam memenuhi tuntutan konsumen, yakni produk berkualitas dengan harga bersaing dan pengiriman tepat waktu.
1.2
Identifikasi dan Perumusan Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1.
Rendahnya rata – rata pencapaian target produksi harian di mesin SBY 150 untuk tipe karung AKU 60-11.11-800 yang hanya 491.84 m / shift. Sedangkan target produksi 561 m / shift.
2.
Tingginya frekuensi minor stoppages di tiap mesin, dengan rata – rata 29 kali minor stoppages / shift / mesin. Standar yang ditetapkan perusahaan 15 kali minor stoppages / shift / mesin.
3.
Karena 1 operator menangani empat mesin, maka ketika terjadi minor stoppages pada beberapa mesin pada saat yang sama, mesin mengalami idle (menunggu). Waktu tunggu rata – rata tiap mesin cukup tinggi, yaitu 41 detik / mesin / kejadian minor stoppages.
3
Perusahaan menginginkan rata – rata waktu tunggu per mesin 10 detik / mesin / kejadian minor stoppages. 4.
Rusaknya komponen tertentu akan berakibat pada meningkatnya frekuensi minor stoppages (putus lusi).
Dengan demikian, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.
Bagaimana cara mengefisienkan gerakan kerja operator dalam menangani minor stoppages, sehingga waktu pengerjaannya dapat berkurang (diminimalkan).
2.
Bagaimana cara memprediksi waktu yang tepat dalam menentukan jadwal perawatan dan penggantian komponen mesin, agar jumlah kerusakan dan lama downtime mesin dapat diminimalkan.
1.3
Ruang Lingkup Mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu yang dimiliki, serta agar
pembahasan skripsi ini dapat lebih terarah, maka penulis
memberikan ruang lingkup masalah sebgai berikut : 1.
Observasi hanya dilakukan pada mesin – mesin di divisi mesin circular. Tetapi untuk pembahasan dibatasi pada mesin dengan pencapaian target produksi terrendah serta memiliki frekuensi kemunculan minor stoppages yang tinggi.
4
2.
Perhitungan frekuensi minor stoppages hanya dilakukan pada mesin dengan pencapaian target produksi terrendah serta dilakukan pada shift A (pagi) saja.
3.
Kualitas dari benang yang digunakan dalam observasi diasumsikan selalu sama.
4.
Pengamatan dan pembahasan dalam penanganan minor stoppages hanya dilakukan pada dua jenis minor stoppages dengan frekuensi dan waktu pengerjaan tertinggi. Operator yang diamati hanya satu dengan kemampuan rata – rata.
5.
Data downtime dihitung pada saat terjadi kerusakan mekanik. Berhentinya mesin yang disebabkan rusak elektrik, checklist, dan penggantian
konstruksi
diperhitungkan.
(mengubah
diameter
karung)
tidak
5
1.4
Tujuan dan Manfaat Beberapa tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui jenis mesin dengan pencapaian target produksi terrendah dan frekuensi minor stoppages tertinggi.
2.
Mengurangi waktu pengerjaan minor stoppages dan menentukan waktu baku pengerjaannya.
3.
Mengetahui komponen mesin yang akan mempengaruhi frekuensi kemunculan minor stoppages tertentu, jika komponen tersebut rusak secara tiba – tiba ketika mesin sedang beroperasi.
4.
Menentukan selang waktu penggantian komponen kritis.
5.
Menentukan selang waktu pemeriksaan optimal pada komponen kritis.
Sedangkan manfaaat dari penelitian skripsi ini adalah : 1.
Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi PT. IAK, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengembangan sistem produksi dan pembuatan kebijakan – kebijakan di masa mendatang.
2.
Bagi Universitas Hasil penelitian ini dapat menambah daftar pustaka bagi Universitas Bina Nusantara, khususnya jurusan Teknik Industri.
6
3.
Bagi Penulis Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman penulis dalam menerapkan ilmu dan teori yang diperoleh selama perkuliahan ke sistem kerja yang sesungguhnya.
1.5
Gambaran Umum Perusahaan
1.5.1
Lokasi Perusahaan PT. Inti Abadi Kemasindo (IAK) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pengolahan biji plastik menjadi karung plastik.
Perusahaan ini berada di kawasan industri Citeureup Jl. Muhara, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat,dengan luas keseluruhan pabrik • 82.054 m2.
1.5.2
Sejarah Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur (ISM) Bogasari Flour Mills Divisi Packaging didirikan pada tanggal 2 januari 1977 dengan nama PT. ISM Bogasari Flour Mills Textile Division, dengan tujuan memenuhi kebutuhan akan kemasan berupa kantong. PT. ISM Bogasari Flour Mills Divisi Packaging berbentuk perseroan dan bersifat penanaman modal dalam negeri (PMDN). Letak perusahaan di desa Muhara, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.
7
Semenjak berdirinya pabrik tepung terigu pada bulan November 1971 di Tanjung Priok dan tahun 1974 di Surabaya, kebutuhan akan kantong terigu yang berbahan baku kain blacu masih dipasok dari pabrik tekstil yang terdapat di sekitar Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tepung terigu merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok, maka menjelang hari raya lebaran, Natal dan Tahun Baru, permintaan akan tepung terigu meningkat, berarti kebutuhan akan kantong terigu juga meningkat. Di lain pihak, kebutuhan akan sandang juga mengalami peningkatan.
Pada
saat
itu,
memproduksi
bahan
sandang
lebih
menguntungkan daripada memproduksi kain blacu untuk kantong terigu, sehingga
pabrik – pabrik pemasok kantong terigu untuk Bogasari
mengurangi produksi kain blacunya. Akibatnya, stock blacu berkurang dan harga blacu menjadi tidak stabil. Karena alasan tersebut maka didirikan pabrik kain blacu PT. Bogasari Flour Mills Textile Division di Citeureup dengan jumlah mesin 1.000 unit. Pada bulan Agustus 1992, PT. Bogasari Flour Mills Textile Division diakuisi masuk dalam PT. Indocement Tunggal Prakarsa sehingga menjadi PT. Indocement Tunggal
Prakarsa (ITP) Bogasari Flour Mills Textile
Division. Juni 1995, PT. ITP Bogasari Flour Mills Textile Division diakuisi masuk dalam PT. Indofood Makmur sehingga menjadi PT. Indofood Sukses Makmur (ISM) Bogasari Flour Mills Textile Division.
8
Pada tahun 1999, PT. ISM Bogasari Flour Mills Divisi Packaging selain memproduksi kantong blacu juga menghasilkan karung plastik. Pada tanggal 1 Januari 2003 kegiatan usaha PT. ISM Bogasari Flour Mills Divisi Packaging dialihkan menjadi PT. Inti Abadi Kemasindo (IAK) sampai saat ini.
1.5.3
Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Perusahaan 1. Visi Perusahaan Menjadi
5
besar
produsen
kemasan
dengan
bahan
baku
Polyprophylene/Polyethylene (PP / PE) terbaik untuk Industrial Product di ndonesia pada tahun 2009.
2. Misi Perusahaan
Menghasilkan kemasan dengan bahan baku PP / PE / kain untuk industrial product dengan harga bersaing, mutu terjamin, dan pengiriman tepat waktu.
Memperkuat daya saing dengan menggunakan teknologi tepat guna, pengembangan produk baru dan meningkatkan sumber daya manusia seutuhnya.
9
3. Nilai Perusahaan a. Integritas Setiap insan IAK melaksanakan pekerjaanya dengan itikad baik, jujur,
bertanggung jawab,
dan penuh pengabdian kepada
pelanggan, mitra usaha, masyarakat, sesama karyawan, dan para pemegang saham. b. Keunggulan Setiap insan IAK memberikan yang terbaik kepada pelanggan, mitra usaha, masyarakat, sesama karyawan, dan para pemegang saham. c. Kepedulian Perusahaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat banyak. Oleh karena itu setiap insan IAK senantiasa memperhatikan kepentingan pelanggan, mitra usaha, masyarakat, sesama karyawan, dan para pemegang saham, serta lingkungan hidup. d. Kebersamaan Manusia saling membutuhkan untuk dapat hidup dan tumbuh bersama. Dalam berinteraksi terhadap sesama,
setiap insan IAK
menjunjung tinggi harkat, martabat, kesetiakawanan, dan gotong royong.
10
e. Keterbukaan Setiap insan IAK senantiasa berupaya membangun komunikasi dua arah dan selalu berpikir positif dalam memberi dan menerima informasi, saran, kritik demi kebaikan dan kemajuan bersama.
1.5.4
Struktur Organisasi Organisasi merupakan kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan (Stephen P. Robbins, 1994). Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti. Struktur organisasi yang digunakan PT. IAK adalah sistem organisasi garis dan staff dimana dalam kegiatan operasionalnya bawahan bertanggung jawab langsung kepada atasan dan manajer mendapat bantuan dari staff dalam menjalankan tugas. Disusunnya struktur organisasi yang terdapat didalam PT. IAK bertujuan untuk menjalin suatu koordinasi yang baik dalam pelaksanaan tugas pada setiap bagian fungsional, sehingga setiap anggota organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu, penetapan struktur organisasi memegang peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan
11
perusahaan, yaitu untuk menjaga kelancaran dan untuk mencapai sasaran serta tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. PT. IAK merupakan Strategic Bussines Unit (SBU) packaging yang dipimpin oleh Operating Profit Unit (OPU) Head yang membawahi enam departemen, yaitu Sales and Marketing, Manufacturing, Product Planning and Development, Human Resources, Finance and IT, dan Procurement. Setiap departemen dipimpin oleh seorang manajer. Struktur organisasi PT. IAK dapat dilihat pada Diagram berikut :
Gambar 1.1
Struktur Organisasi PT. Inti Abadi Kemasindo (PT. IAK)
(Sumber : Arsip Perusahaan)
Peranan dari masing-masing pimpinan dijelaskan sebagai berikut : 1. OPU ( Operating Profit Unit ) Head Tujuan dan Peran : Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi perencanaan strategi dan pelaksanaan keseluruhan operasi OPU (Operating Profit Unit) serta untuk memastikan kelancaran dan
12
perkembangan usaha sesuai perencanaan secara konsisten, efisien, dan tepat waktu. 2. Manager of Sales and Marketing Tujuan dan Peran : Merancanakan, mengorganisasikan, mengawasi, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi pengembangan, pemasaran, penetapan harga jual, dan jaringan pemasaran, serta untuk menjamin tercapainya target penjualan. 3. Manager of Manufacturing Tujuan dan Peran : Merancanakan, mengorganisasikan, melakukan koordinasi dengan bagian-bagian lain yang terkait, mengawasi, mengendalikan, dan mengevaluasi
pelaksanaan
keseluruhan
proses
produksi,
serta
memastikan tercapainya target produksi yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan secara konsisten, efisien, dan tepat waktu. 4. Manager of Product Planning and Development Tujuan dan Peran : Merencanakan,
membuat,
mengorganisasikan,
memonitor,
mengendalikan, dan mengevaluasi pengembangan produk. Mengontrol kualitas produk, sistem mutu, perencanaan produksi, dan penyimpanan barang
serta
menjamin
terlaksananya
proses
perencanaan
dan
pengembangan produk secara akurat sesuai dengan perencanaan marketing serta menjaga efisiensi.
13
5. Manager of Human Resources Tujuan dan Peran : Merencanakan, mengelola, mengawasi, dan mengevaluasi kegiatan pengembangan dan konseling karyawan dengan mengakomodasi kepentingan perusahaan, tantangan bisnis eksternal, serta kebutuhan karyawan, merancang sistem pelaksanaan penilaian dan compensation and
benefit
yang
adil
bagi
karyawan,
merencanakan
serta
mengendalikan upaya sosialisasi dan implementasi visi, misi, dan peraturan perusahaan serta untuk menjamin tercapainya kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM) yang kompeten dan mampu menjawab tantangan perkembangan bisnis perusahaan. 6. Manager of Finance and IT Tujuan dan Peran : Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi pelaksanaan sistem dan kegiatan keuangan seluruh departemen untuk menjamin sistem keuangan dan penggunaan dana dilakukan secara efisien dan efektif serta penyediaan sistem aplikasi IT dan untuk menjamin sistem aplikasi IT yang tepat guna dan handal. 7. Manager of Procurement Tujuan dan Peran : Merencanakan,
mengorganisasikan,
dan
mengendalikan
kegiatan
pengadaan barang dan jasa serta untuk memastikan terpenuhinya
14
kebutuhan barang dan jasa secara efisien dan tepat waktu dengan mengikuti standar dan prosedur yang berlaku.
1.5.5
Proses Pengolahan Produksi PT. IAK memproduksi beberapa jenis produk, diantaranya : 1. Polyprophylene (PP), mulai tahun 1999 2. PP Laminating / Sandwich industri semen, mulai tahun 2000 3. Caligo Bags, mulai tahun 1977 jenis produk ini sudah tidak diproduksi lagi, mengingat harga bahan baku untuk membuat jenis karung ini lebih mahal dan sulit didapat dari bahan baku plastik. PT. IAK merupakan sebuah perusahaan pembuat kantong karung plastik dengan bahan baku utama berupa biji plastik polyprophylene 34605 dan campuran bahan yang disebut haipet 60 p. Dari campuran tersebut dapat dibuat bermacam – macam jenis karung, yaitu : ST 8.900, BSF 12.950, IDC 9.900, EXPO 12.900.
15
Tabel 1.1
Jenis karung yang dihasilkan serta target dan satuanya
(Sumber : Arsip Perusahaan)
JENIS KARUNG
LEBAR BENANG
MESH/DINIER
DINIER
(mm) ST 8.900
3.2
BSF 12.950
2.3
IDC 9.900
2.8
EXPO 12.900
2.3
TARGET TEBAL PRODUKSI BENANG 100%
8x8/900
STD 900
199kg/jam
(mm) 1
1,595 kg/shift 12x12/950
BSF 950
302 kg/jam
1
2,418 kg/shift 9x9/900
IDC 900
233 kg/jam
1
1,861 kg/shift 12x12/900
EXPO 900
307 kg/jam 2,457 kg/shift
1
Spesifikasi penggunaan bahan baku dan jenis karung yang akan digunakan yaitu : High plastic strength dengan menggunakan ST 8.900 digunakan untuk bahan karung Bogasari. High plastic strength dengan menggunakan BSF 12.950 digunakan untuk bahan karung Bogasari. High plastic strength dengan menggunakan IDC 9.900 digunakan untuk bahan karung Polos. High plastic strength dengan menggunakan EXPO 12.900 digunakan untuk bahan karung mijo (karung plastik untuk diekspor).
16
PT. IAK dalam kegiatan proses produksinya menggunakan sistem continuous process (proses pemesinan yang terus menerus) untuk dapat memenuhi banyaknya kebutuhan customer akan kantung karung terigu.
Diagram 1.1
Aliran Proses Produksi
17
1.5.5.1 Proses di Mesin Extruder
Gambar 1.2
Mesin Extruder
Pada mesin extruder, biji plastik diolah menjadi gulungan benang plastik (bobin), yang berupa (bobin) benang pakan dan (bobin) benang lusi. Proses pada mesin ini dibagi ke dalam beberapa tahapan, yang akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Proses Pemompaan
Gambar 1.3
Proses Pemompaan pada Mesin Extruder
18
Dalam proses ini, dua bagian bahan yaitu berupa bahan polypropylyne dan bahan Haipet 60 p, yang berada di dalam bak yang terpisah, dipompa untuk dilakukan pencampuran kedua bahan tersebut sesuai dengan komposisi dari masing - masing campuran tersebut. Proses pencampuran menggunakan motor listrik (Auto louders.) dengan daya 1900W, dengan voltage 380 V, dan frekuensi 50-60 Hz.
(Sumber : Arsip Perusahaan) Gambar 1.4
Biji Plastik (Pelet)
Berikut langkah – langkah yang dilakukan pada proses pemompaan : Kedua bahan tersebut dipompa masuk ke dalam hopper kemudian dihaluskan dengan pisau mixer. Setelah bahan setengah halus langsung turun ke timbangan (Dosing)
19
Setelah takaran sesuai kemudian bahan tersebut masuk ke dalam barrel, yang terdapat scru di dalamnya dengan temperatur maksimal 280 0 C. Setelah itu bahan tersebut disaring dengan plat baja dengan panjang yang telah ditentukan. Setelah disaring, masuk ke dalam mulut dies, dengan temperatur 270 0 C. Setelah masuk ke dalam mulut dies dengan temperatur 270 0 C bahan tersebut turun ke dalam bak air, dengan tujuan pendinginan dan pembentukan lembaran plastik yang disebut film.
Gambar 1.5 (Sumber : Arsip Perusahaan)
Tahapan Proses Pemompaan di Mesin Extruder
20
2. Proses Pengepresan Pada menggunakan
proses
ini,
pengepresan
bahan
dilakukan dengan
roll karet dan roll besi, yang merupakan bagian dari
traction unit, tujuannya adalah supaya permukaan bahan rata. Film yang sudah terendam air kemudian dilanjutkan dengan pengerolan melalui roll penyangga. Setelah masuk ke dalam roll penyangga kemudian masuk ke dalam roll take up berupa roll karet dan besi. Kemudian dihubungkan dengan roll penghubung yang terpasang silet pada roll, guna memotong lembaran film menjadi helaian benang.
Gambar 1.6 (Sumber : Arsip Perusahaan)
Traction Unit
21
Kemudian masuk ke dalam roll besi dan roll karet untuk mengepres bagian film yang telah terpotong tersebut. Semuanya digerakkan menggunakan motor listrik yang mempunyai daya 13,500 Watt dengan kecepatan 40 m/menit.
3. Hot Streching Oven Proses kerja mesin hot stretching oven adalah dengan cara memanaskan benda kerja, panas di dalam mesin hot stretching oven di usahakan merata ke seluruh permukaan film. Film tersebut disimpan diatas oven agar mendapatkan pemanasan yang optimal, film yang sudah terpotong masuk ke dalam boiler daya yang dibutuhkan harus mencukupi yaitu 15,000 Watt dengan temperatur 275 0 C semuanya itu digerakan dengan motor listrik yang mempunyai 79,200 Watt dan mempunyai berat 2.5 ton.
Gambar 1.7 (Sumber : Arsip Perusahaan)
Hot Streching Oven
22
4. Streching Fixing Unit Proses dengan menggunakan Streching Fixing Unit bertujuan untuk proses pengolahan benang dari elastis menjadi plastis dan getas dengan cara penarikan melalui roll-roll yang dilalui benang, dengan tujuan supaya benang tersebut kuat dan tidak lentur (getas).
Gambar 1.8
Streching Fixing Unit
5. Tafe Winder Proses dengan menggunakan mesin Tafe Winder bertujuan untuk proses penggulungan benang plastik pada poros yang terpasang pada motor listrik spindle. Daya yang dibutuhkan untuk memutarkan poros dengan kekuatan 180 Watt. Kecepatan tafe winder yang berputar dengan jarak 280 m/menit, Diameter maksimal 160 mm. Waktu yang dibutuhkan untuk menggulung benang selama 50 menit.
23
Gambar 1.9
Tafe Winder
Gambar 1.10 Gulungan Benang (Bobbin) yang Direject
1.5.5.2 Proses di Mesin Circular Pemrosesan dengan menggunakan mesin circular bertujuan untuk merajut
helaian-helaian
benang
plastik
menjadi
karung
dengan
menggunakan motor listrik melalui V-belt yang dihubungkan pada pully utama atau roda gila yang berputar menggerakan konekting, ring, bot konekting bergerak, dan tiang gun. Benang pakan yang akan digunakan
24
harus disiapkan terlebih dahulu, lusi yang terpasang harus memenuhi syarat (bobin lusi besar dipasang di rak bobin lusi besar, bobin lusi kecil dipasang di rak bobin lusi kecil), motor listrik harus stabil, dan peralatan mesin harus diperiksa terlebih dahulu.
Gambar 1.11 Proses pada Mesin Circular (Sumber : Arsip Perusahaan)
25
Gambar 1.12 Mesin Circular (Sumber : Arsip Perusahaan)
Faktor – faktor yang perlu diperhatikan pada mesin Circular: Lebar karung Pengaturan lebar karung berdasarkan ring circular yang digunakan, lebar karung merupakan setengah keliling ring circular. Pelumas Pelumas digunakan adalah white oil yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara benang dengan bagian mesin, dan antar benang, standar pemakaian 8 – 12 tetes/menit.
26
1.5.5.3 Proses Printing di Mesin Roll to Roll Proses dengan menggunakan mesin roll to roll bertujuan untuk mencetak bahan dari karung polos (berupa gulungan karung polos yang belum dicutting) dengan roll print. Terdapat dua fungsi penyetelan, yaitu penyetelan manual dan penyetelan electrical. Penyetelan manual dilakukan dengan bantuan operator, dimana peletakan gulungan karung dan pengaturan posisi karung dilakukan oleh operator. Penyetelan electrical, mulai dari meletakan gulungan karung dibantu oleh mesin pengangkat (mesin Tracle) mengatur kecepatan dan posisi dengan control panel. Selain proses printing seperti di atas, ada pula proses printing manual yang dilakukan secara satu persatu oleh operator, dengan bahan baku berupa karung yang telah melalui proses cutting.
Gambar 1.13 Printing Manual (Sumber : Arsip Perusahaan)
27
Gambar 1.14 Mesin Printing Roll to Roll (Sumber : Arsip Perusahaan)
1.5.5.4 Proses di Mesin Cutting Sewing Proses dengan menggunakan mesin cutting sewing bertujuan untuk memotong dan menjahit karung, baik gulungan karung yang telah selesai diprint oleh mesin roll to roll, maupun gulungan karung polos dari mesin circular.
28
Gambar 1.15 Mesin Cuting Sewing (Sumber : Arsip Perusahaan)
1.5.5.5 Proses di Mesin Segel Suatu prooses dengan menggunakan mesin segel bertujuan untuk menyegel karung yang sudah jadi supaya produk dari perusahaan tidak dapat ditiru oleh pihak lain, juga sebagai tanda (identitas) bahwa produk tersebut betul – betul diproduksi oleh PT. IAK.
29
Gambar 1.16
Mesin Segel
(Sumber : Arsip Perusahaan)
1.5.5.6 Proses di Mesin Ball Press Proses dengan menggunakan mesin ball press bertujuan untuk mengepres produk yang sudah jadi untuk disetorkan ke gudang dan kemudian dikirim ke pelanggan, setelah itu karung yang telah dipress diikat dan dirapikan oleh operator untuk disetorkan ke bagian pengepakan.
30
Gambar 1.17 Mesin Press
Diagram 1.2
Flowchart Proses Produksi PP Bags
Diagram 1.3
Flowchart Proses Lamination