BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Melahirkan merupakan fungsi yang bersifat fisiologis. Wajar apabila para ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka pertimbangkan paling tepat. Anggapan individu sebelum hamil, media dan latar belakang sosial serta kultural merupakan hal-hal yang turut berperan terhadap harapan ibu mengenai persalinan. Keselamatan ibu dan janin atau bayi baru lahir harus menjadi tujuan utama (David, 2008). Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi dengan sempurna. Persalinan bisa saja berjalan secara normal, namun tidak jarang proses persalinan mengalami hambatan dan harus dilakukan dengan operasi. Artinya janin dan ibu dalam keadaan gawat darurat dan hanya dapat diselamatkan jika persalinan dilakukan dengan jalan operasi (Kasdu, 2003). Pada masa lalu melahirkan dengan cara operasi merupakan hal yang menakutkan
karena
dapat
menyebabkan
kematian.
Namun
dengan
berkembangnya kecanggihan bidang ilmu kedokteran kebidanan pandangan tersebut mulai bergeser. Kini sectio caesarea kadang menjadi alternatif pilihan persalinan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan suatu badan di Washington DC tahun 1994 menunjukkan bahwa setengah dari jumlah kelahiran sectio caesarea yang tercatat, secara medis sebenarnya tidak diperlukan. Hasil laporan Departemen Kesehatan Amerika, sebanyak 25%
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
angka kelahiran yang tercatat pada tahun itu di seluruh Amerika merupakan permintaan sectio yang dilakukan oleh ibu-ibu yang tidak memiliki resiko tinggi maupun komplikasi persalinan lain (Kasdu, 2003). Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus (Oxorn, 2010). Pertolongan operasi persalinan dengan sectio caesarea mempunyai sejarah yang panjang. Bahaya infeksi merupakan ancaman serius sehingga banyak terjadi kematian. Perkembangan teknologi sectio caesarea demikian majunya sehingga bahayanya makin dapat ditekan. Oleh karenanya pertolongan persalinan dengan sectio caesarea makin banyak dilakukan dengan pertimbangan "well born baby and well health mother". Pertolongan persalinan melalui vagina yang berat lebih baik dengan sectio caesarea yang lebih aman bagi keduanya (Ayu, 2009). Indikasi sectio caesarea bisa indikasi absolut atau relatif. Setiap keadaan yang membuat kelahiran lewat jalan lahir tidak mungkin terlaksana merupakan indikasi absolut untuk sectio abdominal. Diantaranya adalah kesempitan panggul yang sangat berat dan neoplasma yang menyumbat jalan lahir. Pada indikasi relatif, kelahiran lewat vagina bisa terlaksana tetapi keadaan adalah sedemikian rupa sehingga kelahiran lewat sectio caesarea akan aman bagi ibu, anak, ataupun keduanya (Oxorn, 2010). Sectio caesarea sebaiknya dilakukan karena pertimbangan medis, bukan keinginan pasien yang tidak mau menanggung rasa sakit. Hal ini karena resiko operasi Caesar lebih besar dari persalinan alami. Dalam kondisi ibu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dan bayi yang sehat dan tidak ada kesulitan, sectio caesarea memiliki resiko. Persalinan dengan operasi memiliki kemungkinan resiko lima kali lebih besar terjadi komplikasi dibandingkan persalinan normal. Faktor resiko paling banyak dari sectio caesarea adalah akibat tindakan anestesi, jumlah darah yang dikeluarkan oleh ibu selama operasi berlangsung, komplikasi penyulit, endometritis (radang endometrium), tromboplebilitis (pembekuan darah pembuluh balik), embolisme (penyumbatan pembuluh darah), dan pemulihan bentuk serta letak rahim menjadi tidak sempurna. Komplikasi lain yang bisa bersifat ringan adalah kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari dalam masa nifas (Kasdu, 2003). Dalam menghadapi persalinan dengan bedah Caesar penting dilakukan
perencanaan
karena
menyangkut
kesehatan
ibu
dalam
menghadapinya. Perencanaan ini juga menyangkut perencanaan ekonomi karena biaya yang dikeluarkan jika melahirkan dengan persalinan Caesar tidak sedikit. Persalinan dengan Caesar akan menghabiskan biaya 3-5 kali lebih besar dari persalinan normal. Perencanaan kehamilan kembali juga membutuhkan waktu yang cukup lama. Pemulihan persalinan yang berlangsung lama sehingga ibu akan lebih lama tinggal di rumah sakit, dan otomatis biayannya semakin mahal. Selain itu, karena pemulihannya lebih lama akibat sayatan yang belum kering dan masih sakit, ibu akan menunda aktivitas lebih lama dibandingkan ibu yang melahirkan alami, termasuk hubungan seksual dan olahraga sehingga penurunan berat badan berlangsung lebih lama. Selain itu seorang ibu yang mengalami sectio caesarea hanya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dibatasi memiliki tiga anak saja. (Kasdu, 2003). Angka sectio caesarea terus meningkat dari insiden 3 dari 4% 15 tahun yang lampau sampai insidensi 10 hingga 15% sekarang ini. Angka terakhir mungkin bisa diterima dan benar. Bukan saja pembedahan menjadi lebih aman bagi ibu, tetapi jumlah bayi yang cedera akibat partus lama dan pembedahan traumatic vagina menjadi berkurang. Di samping itu, perhatian terhadap kualitas kehidupan dan pengembangan intelektual pada bayi telah memperluas indikasi sectio caesarea (Oxorn, 2010). Di Indonesia angka kejadian sectio caesarea juga terus meningkat baik di rumah sakit pendidikan maupun di rumah sakit swasta. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Basalamah dan Galuardi, terhadap 64 rumah sakit di Jakarta tercatat 17.665 kelahiran, dari angka kelahiran tersebut sebanyak 35,7- 55,3% melahirkan dengan bedah Caesar. Sementara data lain dari RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta menyebutkan bahwa dari persalinan sebanyak 404 perbulan didapati 30% persalinan dengan sectio caesarea. Dan dari persalinan sectio caesarea tersebut sekitar 13,9% merupakan permintaan sectio caesarea yang dilakukan tanpa pertimbangan medis (Kasdu 2003). Kecenderungan untuk melakukan sectio caesarea tanpa dasar yang cukup kuat terus meningkat yang salah satunya adalah permintaan ibu bersalin itu sendiri. Pada tahun 1997 sebuah jurnal obstetrik melaporkan suatu survey bahwa 31 % ibu akan memilih sectio caesarea apabila mengalami kehamilan (American Journal dalam Sarmana, 2004).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penelitian Basalamah dan Galuardi beberapa alasan yang mendasari permintaan sectio caesarea adalah karena para ibu yang bekerja sangat terikat dengan waktu dan sudah memiliki jadwal tertentu. Alasan lainnya adalah masalah kepercayaan yang mengaitkan waktu kelahiran dengan peruntungan nasib dengan harapan apabila anak dilahirkan pada tanggal atau jam sekian maka rezeki dan kehidupannya kelak lebih baik, keyakinan bayi yang dilahirkan dengan bedah caesarea akan lebih terjamin kesehatannya. Namun alasan yang paling banyak adalah anggapan yang salah bahwa dengan operasi, ibu tidak akan mengalami rasa sakit seperti halnya pada persalinan alami. Hal ini terjadi karena kekhawatir dan kecemasan menghadapi rasa sakit yang akan terjadi pada persalinan alami (Kasdu, 2003). Dari survey awal yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan didapatkan persalinan sectio caesarea pada tahun 2010 sebesar 78,97% dan sebesar 21,03% dilakukan tanpa indikasi medis. Dan pada tahun 2011 pada bulan Januari - September didapatkan persalinan sectio caesarea sebesar 73,26% dan sebesar 32,17% dilakukan tanpa indikasi medis. Disini terlihat adanya peningkatan permintaan persalinan sectio caesarea tanpa indikasi medis di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memilih persalinan sectio caesarea tanpa indikasi medis di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian ini yaitu "Bagaimana gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memilih persalinan sectio caesarea tanpa indikasi medis di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan." 3. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi ibu memilih persalinan sectio caesarea tanpa indikasi medis di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan. 2. Tujuan Khusus Mengidentifikaasi karakteristik ibu memilih persalinan sectio caesarea tanpa indikasi medis di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan 4. Manfaat Penelitian 1. Praktek Keperawatan Dengan terlaksananya penelitian ini diharapkan hasilnya dapat sebagai bahan pertimbangan bagi tenaga kesehatan khususnya keperawatan untuk penanganan ibu bersalin dengan permintaan tindakan sectio caesarea. 2. Pendidikan Keperawatan Dengan terlaksananya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi ilmu keperawatan maternitas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memilih persalinan sectio caesarea tanpa indikasi medis.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Penelitian keperawatan Dengan terlaksananya penelitian ini dapat menambah informasi bagi penelitian keperawatan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memilih
persalinan
sectio
caesarea
tanpa
indikasi
medis.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA