BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan salah satu jurusan ekonomi yang banyak diminati oleh mahasiswa saat ini. Alasan mereka memilih jurusan akuntansi salah satunya disebabkan karena mereka ingin menjadi seorang akuntan yang profesional, minimal ahli dalam bidang akuntansi. Karena masa depan seorang akuntan sangat terjamin dan sangat dibutuhkan oleh organisasi dan perusahaan. Dalam memilih karirnya sebagai seorang akuntan, sarjana akuntansi pun memiliki faktor pertimbangan yang akan mempengaruhi mereka dalam memilih karir. Sehingga mereka akan dengan tepat memilih karir sesuai yang diinginkan dan bagi kurikulum education, harus dapat menyediakan kurikulum yang relevan dengan dunia bisnis sekarang sehingga mahasiswa akuntansi dapat siap terjun dalam dunia bisnis yang semakin hari akan menghadapi tantangan yang semakin berat sehingga mereka bisa bekerja secara profesional. Untuk itu perlu kesiapan profesionalisme profesi mutlak diperlukan. Profesionalime berarti bahwa setiap akuntan harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Menurut Machfoedz, 1992 (dalam Ekayani dan Putra, 2003) profesionalisme suatu profesi mensyaratkan tiga hal utama yang harus dimiliki oleh setiap anggota profesi tersebut, yaitu keahlian (skill), karakter
1
2
(character),
dan
pengetahuan
(knowledge).
Karakter
menunjukkan
kepribadian seorang profesionalisme, yang di antaranya diwujudkan dalam sikap dan pemakai jasa profesionalnya. Prinsip profesionalisme seorang akuntan akan terwujud dengan baik apabila akuntan tersebut merasa bahwa karir dan profesinya sebagai akuntan adalah penting dan memiliki tanggung jawab yang besar dalam masyarakat. Sehingga akuntan tersebut berusaha menjalankan tugas dengan sebaikbaiknya dan menjaga nama baik profesinya. Karena itulah, salah satu hal penting yang perlu ditekankan dalam pendidikan akuntansi adalah bagaimana membentuk nilai-nilai dan persepsi positif mahasiswa terhadap ilmu sebagai dasar pengetahuan dan profesi akuntansi. Menurut Gaa dan Thorne, 2004 (dalam Fitriany dan Yulianti, 2007) pada dasarnya seorang akuntan memiliki tindakan berdasarkan nilai yang ada dalam pikiran mereka. Nilai-nilai ini juga dipengaruhi oleh karakteristik sosial dan pengalaman masa lalunya. Walaupun demikian, pada saat seorang mahasiswa akan memilih jalur karirnya untuk menjadi seorang akuntan, mahasiswa tersebut telah memiliki pandangan mengenai akuntan sebagai sebuah profesi, layaknya seperti dokter dan advokat. Penelitian mengenai persepsi mahasiswa terhadap profesi akuntansi memang masih jarang dilakukan. Penelitian oleh Nelson, 1991 (dalam Fitriany dan Yulianti, 2007) mengukur persepsi umum mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntansi dengan menggunakan kuesioner yang dinamakan Accounting Attitude Scale (AAS). Penelitian ini dilakukan di Universitas yang berlokasi di Amerika Serikat dan menemukan bahwa sikap para
3
mahasiswa akuntansi berubah menjadi negatif selama masa pembelajaran mereka. Hal ini dikarenakan mungkin pendidikan yang mereka terima tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Marriot dan Marriot (2003) menggunakan kuesioner sebagaimana digunakan oleh Nelson untuk melakukan pengujian yang sama pada Universitas di Inggris dan menemukan bahwa pada awal perkuliahan, mahasiswa memiliki sikap positif terhadap profesi akuntansi. Semakin lama mereka mengikuti pendidikan akuntansi, semakin mereka merasa prospek akuntan kurang menyenangkan dan akuntansi kurang menarik. Dengan kata lain, menurut Marriot dan Marriot (2003), pendidikan akuntansi justru menyebabkan menurunnya persepsi positif mahasiswa terhadap profesi akuntan. Fitriany dan Yulianti (2007) juga melakukan penelitian mengenai perbedaan persepsi antara mahasiswa senior dan junior mengenai profesi akuntan pada program S-1 Reguler, Ekstensi, D-3, dan mahasiswa PPAk (Pendidikan Profesi Akuntan) di salah satu universitas negeri di Indonesia. Dalam penelitian Fitriany dan Yulianti (2007) ditemukan bahwa pada program S-1 Reguler, persepsi mahasiswa senior terhadap “akuntan sebagai profesi” lebih rendah dibandingkan dengan persepsi mahasiswa junior. Begitu pula pada program S-1 Ekstensi, persepsi mahasiswa senior terhadap “akuntan sebagai karir” lebih rendah dibandingkan persepsi mahasiswa junior. Namun pada program Diploma 3, tidak ada perbedaan antara junior dan senior.
4
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti persepsi mahasiswa akuntansi tingkat awal dan mahasiswa tingkat akhir mengenai ilmu dan profesi akuntansi. Karena berdasarkan penelitian sebelumnya hasil menunjukkan bahwa semakin lama mereka mengikuti pendidikan akuntansi, semakin mereka tidak menyukai akuntansi dan tidak ingin berkarir dan berprofesi sebagai akuntan. Berdasarkan uraian di atas, penulis pun tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Ilmu dan Profesi Akuntansi”.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Kristen Duta Wacana tingkat awal dan mahasiswa tingkat akhir mengenai ilmu dan profesi akuntansi?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi UKDW tingkat awal dengan mahasiswa akuntansi tingkat akhir mengenai ilmu dan profesi akuntansi.
5
1.4. Kontribusi Penelitian a.
Bagi Universitas Mampu
memberikan
kontribusi
mengenai
persepsi
mahasiswa
akuntansi mengenai ilmu dan profesi akuntansi, serta dapat dijadikan dasar dalam penyusunan kurikulum akuntansi. b.
Bagi Penulis Dapat menambah wawasan dan pengalaman berdasarkan ilmu yang telah dipakai.
c.
Bagi Pihak Lain Dapat menambah wawasan dan menjadi bahan referensi bagi pembaca yang berkepentingan dengan penelitian ini.
1.5. Batasan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis membatasi penelitian dalam beberapa hal yaitu: 1.
Responden yang dijadikan sampel diambil dari lingkungan Universitas Kristen Duta Wacana.
2.
Kuesioner disebarkan ke seluruh mahasiswa akuntansi tingkat awal dan mahasiswa akuntansi tingkat akhir yang masih aktif.
3.
Cakupan pembahasan materi hanya pada akuntansi sebagai karir, akuntan sebagai bidang ilmu, akuntan sebagai profesi, dan akuntansi sebagai aktivitas kelompok.