BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk menentukan keandalan tanggung jawaban keuangan yang disajikan oleh manajemen dalam laporan keuangan. Profesi ini merupakan profesi kepercayaan masyarakat, dari profesi akuntan publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). A Statement Of Basic Auditing Concepts (ASOBAC) mendefinisikan Audit sebagai suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan (Abdul, 1997). Jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik digolongkan ke dalam dua Kelompok : jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan, pengambil keputusan yang
memerlukan berbagai informasi yang
andal dan relevan sebagai basis untuk mengambil keputusan. Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang didalamnya tidak
1
2
memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan serta bentuk lain kenyakinan (Mulyadi, 2002). Proses audit merupakan bagian dari assurance services, pengauditan ini melibatkan usaha untuk meningkatkan kualitas informasi bagi pengambilan keputusan dan independensi serta kompetensi dari berbagai pihak yang melakukan audit, sehingga kesalahan yang terjadi dalam proses pengauditan akan berakibat berkurangnya kualitas informasi yang diterima oleh pengambil keputusan (Suryanita et al, 2007). Meskipun dalam hal ini proses mengaudit merupakan bagian dari assurance service, AICPA mendefinisikan assurance service sebagai “jasa professional independen yang dapat meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambilan keputusan”. Dalam definisi tersebut mencakup salah satunya adalah informasi dimana assurance service dapat meningkatkan kepercayaan dan reliabilitas serta relevansi informasi. Pengauditan merupakan salah satu dari assurance service maka pengauditan melibatkan kualitas informasi untuk mengambil keputusan, independensi, dan kompentensi bagi pihak auditor. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik Per 1 Januari 2001, (2001) PSA 02 (SA 110) secara umum pengertian di atas dapat diartikan bahwa audit adalah proses sistematis yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti dan bertujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum.
3
Penghentian premature atas prosedur audit merupakan salah satu perilaku pengurangan kualiatas audit (Malone dan Roberts, 1996; Coram,et al., 2004). Berkaitan dengan penghentian terhadap prosedur audit yang dapat digambarkan sebagai tindakan tidak melakukan pekerjaan secara lengkap dan mengabaikan prosedur audit yang berarti di sisi lain seorang auditor tidak melakukan pekerjaan secara lengkap dan mengabaikan prosedur audit tetapi auditor berani mengungkan opini atas laporan keuangan yang mereka audit. Hal ini dianggap tidak dapat diterima dan paling berat hukuman berujung pada pemecatan. Dari penelitian Cohen Commision (1978), Rhoden (1978), Alderman dan Deitrick (1982), serta Raghunathan (1991) terdeteksi alasan-alasan mengapa auditor melakukan prosedur penghentian prematur prosedur audit, yaitu terbatasnya jangka waktu pengauditan yang ditetapkan, adanya anggapan prosedur audit yang dilakukan tidak penting (risiko kecil), prosedur audit tidak material, prosedur audit yang kurang dimengerti, adanya batas waktu penyampaian laporan audit, serta adanya pengaruh faktor kebosanan dari auditor. Dari alasan-alasan diatas Suryanita, et al (2006) menyimpulkan bahwa proses penghentian prematur atas prosedur audit tersebut dapat disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor karakteristik personal dari auditor (faktor internal) dan faktor situasional saat melakukan audit (faktor eksternal). Menurut Jansen dan Glinow dalam Malone dan Roberts (1996) dalam Suryanita et al (2006), perilaku individu merupakan refleksi dari sisi personalitas. Locus of control mencerminkan faktor personalitas seseorang yang mempengaruhi perilaku
disfungsional
audit
secara
aktual,
kepuasan
kerja,
komitmen
4
organisasional dan tuenover intention (Reed et al; 1994 dalam Puji, 2005; Donellyet al, 2003) dalam (Kartika et al, 2007).Locus of control didefinisikan sebagai persepsi seseorang tentang sumber nasibnya (Robbins, 2003). Locus of control adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia merasa dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi padanya (Rotter, 1966). Konsep locus of control memiliki latar belakang teoritis dalam teori pembelajaran sosial. Prosedur review merupakan proses memeriksa / meninjau ulang suatu pekerjaan untuk mengatasi terjadinya indikasi ketika staf auditor telah menyelesaikan tugasnya, padahal tugas yang disyaratkan tersebut gagal untuk dilakukan. Prosedur ini berperan dalam memastikan bahwa bukti pendukung telah lengkap dan juga melibatkan pertimbangan ketika terdapat sugesti bahwa penghentian prematur telah terjadi. Sugesti bisa muncul, misalnya jika ada auditor yang selalu memenuhi target (baik waktu maupun anggaran) dan tampak memiliki banyak waktu luang. Heriyanto (2002) dalam Suryanita et al (2007) mendefinisikan prosedur review sebagai “pemeriksaan terhadap kertas kerja yang dilakukan oleh auditor pada level tertentu”. Fokus dari prosedur review ini terutama pada permasalahan yang terkait dengan pemberian opini. Yang terjadi pada saat itu yang mendorong seseorang untuk membuat suatu keputusan. Review
melibatkan
tidak
secara
nyata
prosedur
keyakinan
yang
dipersyaratkan pada keseluruhan pemeriksaan sebagai suatu audit penilaian struktur pengendalian internal, pengujian catatan akuntansi, observasi dan
5
konfirmasi serta pengumpulan bukti melalui inspeksi. Oleh karena itu lingkungan, waktu dan perluasan prosedur ditunjukan dalam suatu kewajiban review yang biasanya tidak menyediakan kecukupan bukti audit untuk memberikan suatu pendapat yang positif. Pada kesempatan ini penulis tertarik untuk meneliti pengaruh karakteristik personal Locus of control dan prosedur review terhadap suatu perusahaan kantor akuntan publik Karena merupakan profesi kepercayaan masyarakat dari profesi akuntan publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas serta tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan kantor akuntan publik. Bertitik tolak dari uraian dan hasil penelitian diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul :“Pengaruh Locus of Control Dan Prosedur Review Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Surabaya”
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah karakteristik personal locus of control berpengaruh terhadap terjadinya penghentian premature atas prosedur audit ? 2. Apakah prosedur review berpengaruh terhadap terjadinya penghentian premature atas prosedur audit ?
6
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memberikan bukti empiris mengenai ada tidaknya pengaruh karakteristik personal terhadap perilaku penghentian prematur atas prosedur audit. 2. Untuk memberikan bukti empiris mengenai ada tidaknya pengaruh prosedur review terhadap perilaku penghentian prematur atas prosedur audit.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Kontribusi Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu maupun wawasan tentang penghentian prematur atas prosedur audit. b. Semoga bermanfaat sebagai bahan dokumentasi guna melengkapi bahan yang dibutuhkan dalam penyediaan bahan-bahan studi bagi yang membutuhkan informasi mengenai penelitian ini kelak. 2. Kontribusi Praktis a. Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan yang bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan untuk memberikan gambaran mengenai penghentian prematur atas prosedur audit sebagai untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum.bagi perusahaaan dalam menjalankan perusahaannya.
7
b. Penelitian ini dapat menjadi bahan pelengkap data dan informasi bagi penelitian lanjutan. Serta bagi pihak yang berkepentingan diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan bukti empiris tentang pengaruh karakteristik personal dan prosedur review terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Suatu perusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan. Pertumbuhan dan perkembangan suatu perusahaan menuntut kemampuan dan kecakapan dari berbagai pengelola dalam menjalankan perusahaannya, agar dapat tercapai tujuan dari perusahaan. Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan tersebut, manajemen akan mengalami kesulitan untuk memantau seluruh aktivitas operasi perusahaan yang akan menjadi tanggung jawabnya. Manajemen memerlukan suatu alat yang dapat mendeteksi setiap penyimpangan yang terjadi dalam perusahaan. Karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis, serta untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan tidak terarah pada tujuan penelitian, maka ruang lingkup dalam penelitian ini difokuskan pada “Pengaruh Locus of Control Dan Prosedur Review Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”