BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Dewasa sekarang ini semakin banyak perusahaan manufacturing yang bermunculan di Indonesia sehingga menambah persaingan. Banyak perusahaan yang lebih mementingkan income dan penjualan dari pada kualitas produk yang dihasilkan. Sehingga banyak konsumen kurang puas akan produk tersebut. Diperkuat lagi dengan didukungnya perkembangan teknologi dan jaman membuat setiap perusahaan akan berlomba – lomba untuk berusaha menjadi yang terbaik dalam segala hal. Karena persaingan dalam dunia manufacturing tidak hanya mengandalkan departemen marketing yang handal tetapi yang terpenting adalah bagaimana kualitas dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Perusahaan yang unggul atau dapat bertahan dalam era persaingan ini adalah perusahaan yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen baik dari segi kualitas, waktu dan biaya. Kualitas produk yang baik merupakan persyaratan penting bagi perusahaan untuk memperoleh daya saing produknya di pasaran. Kemampuan bersaing yang tinggi merupakan kunci yang menentukan perusahaan dapat bertahan dan dapat memenangkan persaingan dalam perdagangan bebas. Mutu produk yang baik perlu diciptakan dan program pengawasan kualitas yang efektif dilakukan agar dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan dan memberikan pelayanan terbaik bagi kepuasan pelanggan. Dimana ukuran pemuasan konsumen tersebut dapat dicapai dengan
2
mengoptimalkan setiap proses bisnis yang ada, sehingga tidak terjadi pemborosan atau proses yang tidak memberi nilai tambah. Dalam suatu proses produksi dimana waktu menunggu, persediaan yang menumpuk, perpindahan dan waktu inspeksi merupakan contoh proses yang tidak memberikan nilai tambah. Akan lebih baiknya jika dalam proses produksi proses – proses tersebut bisa diminimalisir akan dapat memberikan penghematan waktu serta biaya dalam proses produksi. Pada proses inspeksi, dimana proses ini akan menjadi hambatan untuk meningkatkan nilai tambah proses produksi jika kurang bisa mengoptimalkan waktu yang ada selama proses tersebut. Waktu inspeksi yang tinggi sering disebabkan oleh banyaknya produk yang mengalami cacat/defect. Jumlah produk defect yang tinggi ini juga menandakan kurangnya optimalisasi dalam proses produksi sehingga menyebabkan biaya dalam produksi menjadi tinggi. Dalam penelitian ini penulis meneliti kualitas produk PT OneJect Indonesia, dimana perusahaan tersebut memproduksi berbagai macam jenis alat suntik berbagai ukuran mulai dari alat suntik 0.05 ml, 0.5 ml, 1 ml, 3 ml dan 5 ml serta alat suntik yang berdasarkan sesuai permintaan pelanggan. Oleh karena itu, sebagian besar produk dari OneJect berupa produk yang make to order, namun juga banyak produk yang make to stock yaitu produk – produk yang merupakan produk permintaan pelanggan tetap. Seringkali OneJect mempunyai kendala dalam memenuhi permintaan para pelanggannya dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Hal ini terjadi pada salah satu produk alat suntik jenis 0.5 ml khusunya bagian dari alat suntik
3
tersebut yaitu produk barrel, dimana produk ini merupakan produk yang banyak di pesan oleh pelanggan tetap dalam jumlah yang cukup banyak. Sedangkan dalam proses produksi, produk barrel ini menghasilkan defect yang cukup tinggi dibandingkan dengan produk assembly yang lain sehingga inspeksi akan produk ini cukup memakan waktu yang lama. Salah satu cara agat perusahaan dapat meningkatkan kualitas produk adalah dengan menerapkan suatu metode pengendalian kualitas yang cukup popular penggunaannya dewasa ini adalah Six Sigma melalui tahapan DMAIC. Konsep dasar Six Sigma adalah usaha terus menerus untuk mengurangi pemborosan serta menurunkan variasi untuk mencegah cacat/defect. Konsep ini pertama kali dikembangkan oleh Motorola dan mendapat hasil yang sangat memuaskan sehingga konsep inipun semakin berkembang dan banyak digunakan di berbagai perusahaan manufaktur maupun jasa. OneJect telah mempunyai sistem informasi sendiri yang berperan dalam mengelola bagian pengendalian kualitas. Tetapi ada beberapa fungsi dalam sistem informasi tersebut kurang membantu dalam meningkatkan perbaikan dalam kualitas produk tersebut dan dalam pengambilan keputusan manajemen. Oleh karena itu peneliti ingin membuat sistem informasi dengan metode – metode yang dapat membantu dalam perbaikan kualitas produk tersebut.
4
1.2.
Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah PT. OneJect ini, maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah :
Dimana OneJect merupakan produsen suntikan yang menangani pemesanan untuk rumah – rumah sakit pemerintah dan swasta, tetapi OneJect seringkali kewalahan dalam memenuhi permintaan pelanggan sesuai waktu yang telah ditentukan yang disebabkan oleh tingkat defect yang tinggi selama memproduksi produk barrel ini.
Dimana pendataan defect yang dilakukan oleh supervisor QC untuk data harian, hanya dicatat dalam buku besar berupa lembaran. Sehingga dalam pembuatan laporan, supervisor QC harus memasukan data kembali dalam Microsoft Word yang kemudian dicetak untuk pihak manajemen.
Dari segi sistem informasi, OneJect belum mempunyai sistem informasi yang menunjang pengambilan keputusan manajemen. Dimana dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen, hanya dengan melihat dari analisis data menggunakan statistic tools yang dicetak oleh supervisor QC.
5
1.3.
Perumusan Masalah 1. Pada level sigma manakah proses yang berjalan saat ini ? 2. Apakah tingkat produksi masih berada didalam batas kendali / control limit ? 3. Cacat apa saja yang ditemukan dan cacat apa yang sering terjadi selama proses produksi ? 4. Faktor apa saja yang menyebabkan produk yang dihasilkan mengalami penyimpangan kualitas (cacat) ? 5. Usulan perbaikan seperti apa yang dapat diberikan dalam mencegah dan mengurangi produk yang cacat agar dapat meningkatkan kapabilitas produksi ? 6. Sistem informasi seperti apa yang dapat membantu mengatasi permasalahan dalam penelitian ini ?
1.4.
Ruang Lingkup Penelitian ini dilakukan pada PT.Oneject Indonesia bertempat di jalan Olympic Raya blok B9 Kawasan Industri Sentul, dimana perusahaan ini memproduksi berbagai jenis suntikan dengan berbagai ukuran mulai dari 0.5 ml, 1.0 ml dan 3.0 ml. Dari berbagai jenis produk yang diproduksi Oneject akan dipilih satu produk yaitu produk suntikan 0.5 ml, dimana produk ini merupakan pesanan dari pelanggan tetap. Kemudian dihitung kapabilitas sigma tiap proses selama produksi produk ini, dan diidentifikasikan bahwa proses injection (mesin moulding) memiliki tingkat kapabilitas sigma paling rendah. Perhitungan untuk kapabilitas di proses injection dihitung kembali untuk plunger, barrel, hub dan
6
cap. Dari keempat produk ini, barrel mempunyai tingkat kapabilitas paling rendah dan barrel salah satu part dari suntikan yang melalui proses selanjutnya yaitu printing. Oleh karena itu harus dilakukan perbaikan agar dapar meningkatkan produktivitas dalam pemenuhan permintaan pelanggan. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sampel barrel 0.5 ml beserta presentase defect-nya masing – masing. Dimana pengambilan data ini dilakukan selama bulan Maret - April 2011 dengan jenis defect beserta presentasenya masing – masing. Serta juga melakukan wawancara langsung dengan pihak terkait, observasi langsung ke lantai produksi dan kuisioner. Penelitian ini hanya mencakup pemberian saran pada perbaikan proses untuk peningkatan dan pengendalian kualitas produk pada hasil produksi produk suntikan jenis 0.5 ml dengan menggunakan metode Six Sigma melalui tahapan DMAIC.
1.5.
Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari penelitian ini : 1.
Mengetahui pengendalian statistikal terhadap proses yang berjalan
2.
Perusahaan dapat mengetahui cacat apa yang paling banyak terjadi selama proses produksi sehingga dapat dilakukan pengendalian kualitas guna meningkatkan produktivitas dan waktu inspeksi dalam pemenuhan kepuasan konsumen
3.
Memperbaiki
proses
produksi
dengan
melakukan
pengendalian
pengendalian berdasarkan hasil análisis melalui statistic tools
–
7
4.
Mengembangkan
sistem
informasi
yang
dapat
membantu
dalam
mengendalikan kualitas dari produk yang dihasilkan
Manfaat dari penelitian ini membantu perusahaan dalam mengendalikan kualitas produksi unit produk. Dari analisa Six – Siqma dapat membantu perusahaan untuk mengetahui cacat yang sering terjadi selama proses produksi sehingga perusahaan mengendalikan unit produk yang diproduksi, sehingga memenuhi kepuasan pelanggan akan kualitas dari produk. Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan efesiensi dan performa dengan menggunakan sistem informasi yang akan diusulkan. Dan juga dapat menjadi refrensi bagi peneliti lain dalam meneliti dalam bidang yang sama tentang pengendalian kualitas.
8
1.6.
Gambaran Umum Perusahaan
1.6.1. Latar Belakang Berdirinya Pabrik
Gambar 1.1 PT OneJect Indonesia Pernyataan bersama WHO – UNICEF – UNFPA menyatakan bahwa penggunaan berulang disposable syringe ternyata telah mengakibatkan masyarakat mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit dan kematian. Penggunaan Auto Disable Syringe (ADS), karena tidak dapat digunakan berulang, akan membuat masyarakat menghadapi risiko yang paling rendah terhadap kemungkinan menderita penyakit yang dapat ditularkan melalui darah seperti HIV/AIDS dan hepatitis. Pemberian suntikan adalah suatu prosedur medis yang paling sering diberikan kepada pasien. Tercatat pemberian suntikan sekitar 16 milyar setahun diseluruh dunia. Pemberian suntikan yang tidak aman (unsafe injection) telah mengakibatkan terjadinya jutaan kasus hepatitis B dan hepatitis C serta ratusan ribu kasus HIV per tahun.
9
Sepertiga kasus baru hepatitis B (sekitar 21 juta kasus) setiap tahun di negara – negara berkembang disebabkan oleh penggunaan suntikan yang tidak aman. Dua juta kasus baru hepatitis C (sekitar 40% dari total kasus) di negara berkembang juga disebabkan penggunaan suntikan yang tidak aman. WHO juga memperkirajan 250.000 kasus HIV baru terjadi setiap tahun akibat penggunaan suntikan yang tidak aman. WHO memperkirakan 70% penggunaan suntikan di Indonesia sebenarnya tidak diperlukan. Data terakhir menunjukkan 46.5% penularan HIV di Indonesia disebabkan pemberian suntikan yang tidak aman. Menyadari kondisi dan situasi tersebut diatas PT OneJect Indonesia berkeinginan untuk memproduksi alat suntik yang aman, yang hanya dapat digunakan satu kali saja dan setelah itu secara otomatis tidak akan dipakai lagi. Dengan lisensi STAR Syringe United Kingdom sejak 2003 telah mulai dirilis pendirian pabrik dengan produk utama OneJect Auto Disable Syringe.
1.6.2. Visi dan Misi serta Nilai Dasar Perusahaan Visi Menjadi pelopor dalam proses mewujudkan kondisi Safety of Injection di Indonesia dalam kerangka upaya pencegahan peularan penyakit melalui penggunaan berulang disposable syringe
Misi Membuat produk Auto Disable Syringe (ADS) sebagai perwujudan peran aktif kami dalam proses pembangunan sektor kesehatan di Indonesia
10
Membuka lapangan kerja bagi tenaga kerja kita sebagai perwujudan kepedulian kami terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia Menggalakan produksi dalam negeri untuk menghadapi era persaingan global
Nilai Dasar Perusahaan Star Syringe Ltd. didirikan oleh Mr. Marc Kosca untuk lisensi dan mempromosikan auto – disable syringe. Star adalah suatu organisasi transfer teknologi. Dengan mengubah hadirnya pabrik – pabrik alat suntik menjadi AD (Auto – Disable) kita tidak hanya menyediakan alat suntik yang aman tetapi juga mengurangi banyaknya alat suntik yang tidak aman yang diproduksi. Memerangi masalah dengan menawarkan solusi. Auto Disable Syringe (ADS) Oneject dengan design yang sangat brilian dimana pada saat kita mencoba untuk menggunakan kedua kalinya, maka otomatis plunger/piston akan patah dan alat suntik tidak akan bisa digunakan lagi. Oneject adalah suatu alat suntik Auto Disable, ini berarti suatu alat suntik yang hanya dapat digunakan sekali sehingga dapat menghindari penularan penyakit seperti HIV/AIDS dan hepatitis melalui penggunaan ulang. Oneject dapat dibuat dengan mesin yang telah tersedia hanya dengan perubahan kecil dan tidak membutuhkan perluasan latihan untuk para pekerja yang berhubungan dengan peralatan kesehatan. Onject dalam batas harga yang sangat relatif sama dengan alat suntik normal (standard).
11
1.6.3. Struktur Organisasi Perusahaan BOARD OF MEMBER
PRESIDENT DIRECTOR
MARKETING & GA DIRECTOR
MARKETING DEPARTEMENT
HRD & GA DEPARTEMENT
ACCOUNTING & FINANCE DIRECTOR
PRODUCTION DEPARTEMENT
PDQA DEPARTEMENT
ACCOUNTING & FINANCE DEPARTEMENT
PPIC SECTION
QC/QA SECTION
PURCHASING SECTION
PRODUCTION SECTION
WAREHOUSE SECTION
MAINTANANCE SECTION
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Perusahaan menganut sistem Strategic Business Unit (SBU), dimana masing – masing fungsi bisnis perusahaan memiliki objektif masing – masing yang diturunkan dari visi dan misi perusahaan, kemudian tiap – tiap departemen dikepalai oleh masing – masing Head of Departement (Director), tetapi untuk Production Departement dan PDQA Departement bertanggung jawab langsung kepada President Director. Keputusan – keputusan perusahaan terdesentralisasi dimana setiap departemen berhak membuat keputusan untuk departemennya sendiri namun tetap mengacu pada visi dan misi serta kebijakan perusahaan. Namun begitu koordinasi dengan bagian lain terjalin dengan baik karena tiap departemen ini
12
tidak berdiri sendiri namun saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk mencapai hasil yang diiinginkan.
Tabel 1.1 Jabatan, Tugas dan Wewenang PT. Onject Jabatan
Tugas dan Wewenang -
Membuat dan melaksanakan visi dan misi perusahaan
-
Membuat dan melaksanakan peraturan dan tata tertib
untuk
memastikan
keamanan
dan
kenyamanan bagi lingkungan 1. President Director
-
Mengkoordinasikan
departemen
serta
mengawasi jalannya proses bisnis dan proses manajemen yang dilakukan di tiap departemen -
Mengadakan rapat rutin dengan division head beserta department yang dibawahnya
-
Memastikan terciptanya situasi kerja yang nyaman bagi seluruh karyawan
-
Melakukan penjualan produk – produk sesuai target dan strategi yang telah direncanakan,
2. Marketing Departement
melakukan pengawasan dan analisa penjualan -
Memenuhi penjualan
segala sesuai
keperluan dengan
kebijakan yang ditentukan
administrasi
prosedur
dan
13
Tabel 1.1 Jabatan, Tugas dan Wewenang PT. Onject (Lanjutan) Jabatan
Tugas dan Wewenang -
Melakukan pencarian tenaga kerja yang tepat, sesuai dengan kriteria perusahaan
3. HRD & GA
-
Melakukan
pengaturan
sistem
upah
dan
tunjangan Departement -
Melakukan pelatihan dan pengembangan karir
-
Mengurus masalah perijinan yang berkaitan dengan operasional perusahaan
-
Melaksanakan pengendalian
fungsin dan
perencanaan,
penetapan
anggaran
perusahaan, menghitung harga jual, menyusun laporan akutansi biaya dan analisa keuangan serta perhitungan harga standar bahan dan harga pokok produksi 4. Accounting and
-
Melaksanakan pengendalian
Finance Departement
fungsi dan
perencanaan,
pengurus
masalah
perpajakan, asuransi, penyelesaian penagihan
(Purchasing Section)
dan pelayanan bidang keuangan lain sesuai dengan penugasan -
Mengkoordinir pekerjaan/tugas di General Accounting
-
Melaksanakan
pekerjaan
akutansi
dalam
pembuatan laporan keuangan perusahaan baik bulanan maupun tahunan
14
Tabel 1.1 Jabatan, Tugas dan Wewenang PT. Onject (Lanjutan) Jabatan
Tugas dan Wewenang -
Melakukan
pengaturan
penerimaan,
penyimpanan, pengeluaran dan administrasi barang baik bahan baku, barang jadi maupun barang teknik -
Menjaga kondisi bahan baku dan barang jadi terhadap
5. Warehouse Section
kerusakan
karena
lingkungan
penyimpanan dan kehilangan -
Meneliti,
menganalisa
rekomendasi
perbaikan,
dan
membuat
perubahan
atau
penambahan sarana yang diperlukan untuk menanggulangi
hambatan di
gudang dan
kinerja
secara
meningkatkan berkesinambungan -
Melakukan
perencanaan
dan
penjadwalan
produksi dan serangkaian operasi produksi -
Membuat/memperbaharui
standar
kalkulasi
teknik produk 6. PPIC Section
Menganalisa proses produksi dan pemakaian bahan pengganti, serta membuat rancangan produk baru
-
Menganalisa hambatan – hambatan yang terjadi di bagian PPIC dan melakukan perbaikan, perubahan
dan
penambahan
untuk
meningkatkan kinerja secara terus - menerus
15
Tabel 1.1 Jabatan, Tugas dan Wewenang PT. Onject (Lanjutan) Jabatan
Tugas dan Wewenang -
Melaksanakan
kegiatan
produksi
dengan
memanfaatkan tenaga kerja yang ada -
Memberikan arahan dan training kerja untuk mencapai produktivitas kerja secara optimal dan meminimalkan seminimal mungkin tingkat
7. Production Section
resiko kecelakaan -
Menganalisa untuk mencari perbaikan yang dapat dilakukan dan menaggulangi hambatan produksi untuk mengingkatkan kinerja secara terus – menerus
-
Melakukan perencanaan dan pengendalian kegiatan pemeliharaan dan perbaikan yang kontinu
secara
optimal
terhadap
fasilitas
terpasang agar kondisinya dapat dipertahankan -
Menyediakan
sumber
daya
yang
handal
terutama untuk fasilitas seperti mesin, peralatan 8. Maintenance Section
selalu tersedia sehingga dapat dioperasikan dengan baik sesuai kebutuhan -
Melakukan penelitian, analisa dan rekomendasi perbaikan, perubahan atau penambahan saran yang
diperlukan
hambatan
dibagian
untuk
menanggulangi
Maintanance
dan
meningkatkan kinerja secara terus - menerus
16
Tabel 1.1 Jabatan, Tugas dan Wewenang PT. Onject (Lanjutan) Jabatan
Tugas dan Wewenang -
Melaksanakan
kegiatan
manajemen
pengendalian mutu dan Quality Assurance dalam pembuatan produk suntikan ini agar mencapai
standar mutu
yang dibutuhkan
perusahaan 9. QC/QA Section
Pengawasan terhadap proses inspeksi produk yang diproduksi dan pencatatan produk reject agar dipelajari lebih lanjut
-
Meneliti dan menganalisa untuk membuat rekomendasi perbaikan, perubahan saran yang dibutuhkan
agar
dapat
menanggulangi
hambatan di QA dan meningkatkan kinerja secara berkesinambungan
17
1.6.4. Produk yang Dihasilkan
Gambar 1.3 Auto Disable Syringe tipe 0.05ml SPECIFICATIONS Capacity
0.05 ml
Graduations
0.05 ml
Material of the syringe
Polypropylene Needle 26G x 3/8”
Prevented from re-use by Locked/broken plunger COMMENTS Quality System Standard applied
ISO 13485
Product standard applied
ISO 7886-3
Packaged in sterile blister packs
2007 PRICES (FOB) Shipping volume (case)
0.05 m3
Shipping weight (case)
6.5 kg
Number of syringes per outbox/case
1,600
Number of syringes per inbox
100
18
Minimum order
1,600 (1 case)
Price of 100 syringes Contact company for the latest prices
Gambar 1.4 Auto Disable Syringe tipe 0.5ml SPECIFICATIONS Vaccine capacity
0.5 ml
Graduations
0.5 ml
Material of the syringe
Polypropylene Fixed needle 23G x 25 mm
Prevented from re-use by locked/broken plunger This syringe is also available with other non-specification needle sizes COMMENTS Quality System Standard applied
ISO 13485
Product standard applied
ISO 7886-3
CE marked product CE 0044
Packaged in sterile blister packs
2005 PRICES (FOB)
19
Shipping volume (1 case)
0.06 m3
Shipping weight (1 case)
8 kg
Number of syringes per pack
100
Number of syringes per case
1,600
Minimum order
1,600 syringes (1 case)
Price per box of 100 syringes Contact company for latest prices
Gambar 1.5 Auto Disable Syringe tipe 1.0 ml SPECIFICATIONS Capacity
1 ml
Graduations
1 ml
Material of the syringe
Polypropylene Needle 23G x 1”
Prevented from re-use by Locked/broken plunger COMMENTS Quality System Standard applied
ISO 13485
Product standard applied
ISO 7886-3
20
Packaged in sterile blister packs
2007 PRICES (FOB) Shipping volume (case)
0.10 m3
Shipping weight (case)
13.5 kg
Number of syringes per outbox/case
1,800
Number of syringes per inbox
100
Minimum order
1,800 (1 case)
Price per box of 100 syringes Contact company for latest prices
Gambar 1.6 Auto Disable Syringe tipe 3.0 ml SPECIFICATIONS Vaccine capacity
3 ml
Graduations
0.1 ml
Material of the syringe
Polypropylene Fixed needle 23G x 1 ¼” (0.65 x 32mm)
Prevented from re-use by locked/broken plunger This syringe is also available with other non-specification needle sizes
21
COMMENTS Quality System Standard applied
ISO 13485
Product standard applied
ISO 7886-4 CE marked product
Packaged in sterile blister packs
2005 PRICES (FOB) Shipping volume (1 case)
0.10 m3
Shipping weight (1 case)
13.5 kg
Number of syringes per pack
100
Number of syringes per case
1,800
Minimum order
1,800 syringes (1 case)
Price per box of 100 syringes Contact company for latest prices
Gambar 1.7 Auto Disable Syringe tipe 5.0 ml SPECIFICATIONS Capacity
5 ml
Graduations
0.2 ml
22
Material of the syringe
Polypropylene Needle 21G x 1 ½ ”
Prevented from re-use by Locked/broken plunger COMMENTS Quality System Standard applied
ISO 13485
Product standard applied
ISO 7886-4
Packaged in sterile blister packs
2007 PRICES (FOB) Shipping volume (case)
0.09 m3
Shipping weight (case)
12 kg
Number of syringes per outbox/case
1,200
Number of syringes per inbox
100
Minimum order
1,200 (1 case)
Price per box of 100 syringes Contact company for the latest prices
23
1.6.5. Proses Produksi
Gambar 1.8 Mekanisme Mekanik Auto Disable Syringe
Polypropylene murni medical grade merupakan bahan baku pembuatan barrel dan plunger yang memiliki karakteristik sifat transparansi, daya tahan dan sifat alir tinggi. Hasil uji toksisitas dilaboratorium menunjukkan bahwa komponen dalam bahan baku ini tidak berbahaya. Sesuai persyaratan OSHA Hazard Comminication (29 CFR 1910, 1200).
24
Komponen ada 2 jenis yaitu : Gasket (rubber) dan Jarum (needle). Gasket yang digunakan adalah medical grade dan tahan terhadap cairan, nontoksik dan telah memiliki Certificate of Compliance for Bio – Compatibility USP cals VI. Jarum (needle) terbuat dari stainless – steel yang terbaik di dunia. Kemasan untuk individual packing terdiri dari paper dan film. Paper yang digunakan adalah jenis blister paper yang telah memenuhi standar EN 868 – 1 : 1997. Blister film yang digunakan adalah jenis tipe peeling, sehingga sangat mempermudah jika ingin membuka kemasan alat suntik. ADS Oneject, dengan desain yang khusus untuk alat suntik yang benar – benar untuk sekali pakai di proses dengan ketelitian dan ketepatan yang sangat tinggi mengacu kepada sistem manajemen mutu ISO 13485 : 2003 + MDD 94/42/EEC (persyaratan khusus untuk alat kesehatan medical device). Pengawasan mutu dilakukan sejak penerimaan bahan baku selama proses produksi dan terhadap produk jadi siap kirim. Validasi sterilisasi selain mengacu kepada sistem manajemen mutu ISO 13485:2003 dilaksanakan standar ISO 11135:1994 serta EN 550:1994.