BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang Masalah Dunia industri di Indonesia saat ini sarat dengan persaingan yang menuju ke arah persaingan global yang dikarenakan oleh perkembangan pasar dunia yang semakin global, terutama dalam menghadapi perdagangan bebas ASEAN yang dikenal dengan sebutan AFTA (ASEAN Free Trade Area) pada tahun 2008 mendatang, yang memacu munculnya pemain- pemain baru dalam dunia industri, menuntut setiap pelaku bisnis atau perusahaan- perusahaan untuk terus melakukan perbaikan yang berkesinambungan agar terus bertahan dan menjadi yang terbaik. Tantangan lain yang dihadapi oleh dunia industri adalah tuntutan pelanggan (customer), dimana setiap perusahaan akan melakukan apa saja untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Salah satu syarat utama untuk mencapai kepuasan pelanggan adalah kualitas dari produk yang dihasilkan. Kualitas disadari sebagai suatu alat yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap suatu produk dan kemudian akan berpengaruh pada kesetiaan pelanggan terhadap produk tersebut, serta berdampak pula terhadap kemajuan dan kelangsungan usaha bisnis yang bersangkutan. Kualitas tidak ditentukan oleh
2
pembuat, sebaliknya kualitas adalah karakteristik suatu produk dan jasa yang menunjang pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan tertentu. Peningkatan kualitas produk mempunyai tujuan meminimasi jumlah produk yang cacat atau defect. Dengan berkurangnya jumlah produk cacat, maka penanganan terhadap produk cacat pun dapat diminimasi serta dapat meningkatkan produktifitas dan pada akhirnya meningkatkan profit bagi perusahaan. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa pencapaian karakteristik kualitas produk sangatlah sulit dilakukan secara konstan. Karena itulah, peningkatan kualitas produk secara terus- menerus (continous improvement) perlu dilakukan oleh para pelaku bisnis yang berdinamika dalam dunia industri. Salah satu metode untuk peningkatan kualitas adalah TPM (Total Produktive Maintenance), dimana PT Dankos Farma mempunyai policy TPM yang berbunyi “PT Dankos Farma bertekad untuk berproduksi tanpa gangguan dengan melibatkan seluruh karyawan dalam kegiatan pemeliharaan fasilitas produksi guna mencapai tingkat produktivitas tertinggi, bermutu prima dan ekonomis.” Demikian pula halnya dengan PT Dankos Farma sebagai salah satu BO (Business Operation) dari PT Kalbe Fama Tbk yang bergerak di bidang farmasi. Produk- produk yang dihasilkan oleh Dankos termasuk dalam kategori produk obat di mana kualitas sangat penting bagi konsumen atau pengguna akhir selain bagi perusahaan. Visi perusahaan Dankos adalah senantiasa menjadi perusahaan farmasi yang berkomitmen kuat melalui penerapan ilmu dan teknologi untuk peningkatan
3
kesejahteraan masyarakat. Sehingga untuk mendukung visinya, perusahaan mempunyai misi untuk senantiasa berkomitmen melakukan perbaikan yang berkesinambungan untuk menghasilkan produk kesehatan yang berkualiats melalui perkembangan produk yang inovatif, mudah diperoleh dan terjangkau sehingga secara tidak langsung ikut berperan serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Lebih dari pada itu perusahaan membentuk motto untuk mendukung visi dan misinya dimana mottonya adalah “Mutu untuk kesehatan dan Hidup yang lebih baik”. Dengan demikian peningkatan kualitas merupakan kunci sukses dalam agenda penting bagi PT Dankos Farma. 1.2
Identifikasi dan Perumusan Masalah Dalam menghadapi persaingan di tingkat perusahaan-perusahaan farmasi yang mulai berkembang di Indonesia ini, PT. Dankos Farma selalu berpegang teguh dengan Best Practice-nya yaitu (Total Productive Maintenance (TPM), Customer Care, Internal Customer Satisfaction, Excellent Manufacturing, 5R, dan Continual Improvement). Continous Improvement atau yang biasa disebut dengan perbaikan yang berkesinambungan bertujuan untuk peningkatan produktivitas dan dijalankan dalam berbagai faktor baik produksi, sistem informasi, perkantoran maupun halhal teknis lainnya. Berbagai perbaikan telah dilakukan untuk menaikkan nilai produksi dengan cara mempercepat proses produksi, memperbaiki sistem informasi, mengurangi jam kerja, mengurangi tenaga kerja dan lain-lain dengan tanpa mengurangi kualitas produk itu sendiri. Peningkatan produktivitas yang
4
secara bertahap terus-menerus dilakukan diperlukan untuk
mempermudah
dalam hal prediksi lamanya proses suatu produksi. Hal ini akan berhubungan dalam hal pemenuhan target (Order Fullfilment) yang dikeluarkan oleh bagian PPIC (Production Planning In Control) untuk setiap produk dalam setiap bulannya. Apabila produktivitas meningkat, maka akan mempermudah dalam pemenuhan target oleh bagian produksi yang diberikan di awal bulan. Selanjutnya target akan dirubah sesuai dengan kemampuan produksi. Pada saat ini proses produksi sulit untuk diprediksi, dikarenakan waktu proses yang tidak stabil dan cenderung berubah-ubah dalam rentang waktu yang lebar. Sehingga terkadang target yang diberikan oleh PPIC sering tidak terpenuhi dikarenakan waktu yang diperlukan kurang atau target yang diberikan terlalu mudah dipenuhi sehingga proses produksi menjadi tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu perlu dilakukannya improvement untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan tanpa mengurangi kualitas dari produk itu sendiri. Karena produktivitas dan kualitas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dengan dilakukannya perbaikan tanpa mengurangi kualitas diharapkan akan terjadinya peningkatan target order fullfilment yang sekaligus akan dapat menambah profit sendiri bagi perusahaan ini. Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa proses produksi sulit sekali diprediksi, khususnya pada proses injeksi kering yang sulit dilakukan dalam hal
5
penentuan target produksi. Dari pengalaman dan hasil pengukuran yang telah didata, rentang variasi waktu proses produksi terlalu lebar sehingga hal ini akan menyulitkan bagian PPIC untuk penentuan target itu sendiri. Salah satunya yang akan diangkat dalam hal ini adalah pada langkah proses produksi injeksi kering di bagian produksi. Dalam proses injesi kering terdapat banyak faktor yang mempengaruhi akan keberhasilan proses produksi, seperti diketahui bahwa injeksi kering sangat rentan dengan kondisi lingkungan sekitar. Untuk mendapatkan hasil maksimum dalam hal ini sterilitas dan kejernihan vial diperlukan man and machine yang memenuhi kreteria CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Terdapat tiga langkah proses produksi di dalam memproses injeksi kering antara lain proses pencucian vial, proses sterilisasi kering vial dan proses pengisian serbuk injeksi kering ke dalam vial, tiap proses yang berlangsung memiliki kondisi yang berbeda dan pada akhirnya vial yang keluar harus dalam kondisi steril itu adalah syarat mutlak di dalam produksi injeksi kering. Selama ini proses produksi yang berlangsung dirasa masih kurang optimal dalam artian masih jauh dari target yang telah direncanakan, untuk mengetahui apa yang terjadi selama proses produksi maka dilakukanlah pengamatan selama beberapa hari untuk mengetahui faktor- faktor apa saja ynag menghambat proses produksi dengan demikian diharapkan dapat merubah sistem yang ada diganti sistem yang baru yang lebih efektif dan efisien.
6
Pada umunya konsep peningkatan produktivitas dimulai dari satu continous improvement dimana dari improvement ini secara langsung akan memperbaiki kualitas dari proses dan produk itu sendiri, yang pada akhirnya akan menghilangkan berbagai akar penyebab masalah yang ada dalam siklus produksi di perusahaan ini. Dengan hilangnya berbagai akar penyebab masalah tersebut maka akan terjadi peningkatan produktivitas perusahaan yang juga akan meningkatkan profitabilitas dari perusahaan itu sendiri. Untuk itu, disini peneliti akan mencoba untuk mengidentifikasikan permasalahan yang ada pada bagian produksi terutama line injeksi kering dengan menganalisa masalah-masalah berikut ini : 1. Apa yang menjadi faktor utama penyebab munculnya permasalahan tidak tercapainya target produksi untuk produk injeksi kering ? 2. Tahapan apa saja yang merupakan bottle neck pada proses produksi injeksi kering dan mengapa? 3. Bagaimana langkah perbaikan yang dilakukan pada produksi injeksi kering tersebut agar masalah bottle neck dapat diminimalkan? 4. Apakah target produksi yang telah ditetapkan dapat tercapai setelah dilakukan tindakan perbaikan dengan baik dan tepat. ? 1.3
Ruang Lingkup Di sini penulis ingin melakukan analisa dan penelitian secara TPM pada bagian produksi injeksi kering mulai dari proses pencucian vial, proses
7
sterilisasi kering vial dan proses pengisian serbuk injeksi kering ke dalam vial, hal ini dilakukan untuk mengetahui keefektivan tiap proses produksi. Untuk memperjelas arah pemecahan masalah yang akan dibahas di dalam skripsi nantinya, berikut adalah pembatasan terhadap masalah yang di bahas: 1. Penelitian akan dilakukan pada PT Dankos Farma yang bertempat di kawasan industri Pulogadung. 2. Pengukuran penelitian dilakukan pada operasional mesin dan hasil produk dari mesin pencucian vial, mesin sterilisasi kering vial dan mesin pengisian serbuk injeksi kering ke dalam vial. 3. Analisa dan pengukuran menggunakan metode TPM dimana dari perhitungan tersebut dapat diketahui time losses dan performance effeciencies dari tiap proses produksi. 4. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis sumber penyebab terjadinya permasalahan ini adalah metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis ). 5. Data yang digunakan untuk menentukan penyebab terjadinya bottle neck didapatkan dengan melakukan observasi, wawancara dan brainstorming dengan pihak perusahaan. 1.4
Tujuan dan Manfaat Berikut ini adalah beberapa tujuan yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan dalam hal peningkatan produktivitas dengan metode TPM antara lain:
8
1. Menurunkan ”Down Time Machine” produksi dalam hal ini ketersediaan change part yang diperlukan khususnya line injeksi kering. 2. Meningkatkan “Performance Efficiency” Mesin , dapat diketahui dari Time Losses yang terjadi dan Actual Yield dari masing- masing mesin. 3. Meningkatkan “Quality Ratio” Produk , dengan diketahuinya besarnya deffect product tiap batchnya maka dapat dicarikan solusi yang paling optimal yang dapat menekan tingkat defect. 4. Merencanaan target tingkat produktivitas mesin dimasa datang agar dapat terus dimodifikasi kembali berdasarkan informasi hasil dari improvement yang terus berkelanjutan Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain : 1. Mengefektifkan peralatan dan mesin khususnya peralatan atau part mesin yang mempunyai umur pakai yang singkat sehingga dapat disediakan cadangan/ spare part. 2. Dengan adanya perhitungan Time Losses dan Rate off Quality Product pada tiap proses maka dapat dikahui mutu produk yang dihasilkan. 3. Perawatan otonomi oleh operator yang dapat meningkatkan ketrampilan karyawan, sehingga mengenal betul akan kondisi mesinnya. 4. Penentuan target produksi dapat dilakukan lebih mudah, karena sudah dihasilkan suatu standart proses yang sudah mewakili siklus proses produksi.
9
5. Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan menjadi bahan penelitian bagi rekan-rekan mahasiswa/i untuk yang berminat meneliti dengan topik yang sama dengan penulis.
1.5
Gambaran Umum Perusahaan
1.5.1 Sejarah Perusahaan PT. Dankos Farma yang awalnya bernama PT. Dankos Laboratories Tbk. didirikan pada tanggal 25 Maret 1974 di Pulomas, Jakarta Timur yaitu sebuah perusahaan farmasi dan merupakan induk dari beberapa anak perusahaan yang bergerak dibidang farmasi, memulai kegiatan operasinya di bidang obat- obtan pada tahun 1978 dengan lahan seluas 500 m2. Setelah beroperasi selama empat tahun di Pulomas, Dankos memindahkan kegiatan operasionalnya di Kawasan Industri Pulogadung dengan luas lahan 12.800 m2 dan luas bangunan 3925 m2. Pada tahun 1986 Dankos mendapatkan lisesnsi produk dari Fujisawa (Jepang) dan Daiichi (Jepang). Produk- produk yang dihasilkan oleh Dankos saat ini adalah : a. Obat Bebas (OTC) •
Cream
: Trimadan
•
Granule
: X-ion
•
Liquid
: Mixagrip Syrup Stawberry & Orange
•
Tablet
: Fatigon, Mixagrip, Mixadin, Mixaflu
10
b. Obat Resep (Ethical) •
Cream
•
Injeksi Kering : Cefizox, Broadced, Foxim, Cefotaxime
•
Kapsul keras : Cefadroxil 500mg, Librocef 500mg, Longcef
•
Tablet
: Oxyzone
: Topcillin, Kalcef, Lizor, Cefspan
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka pada tanggal 13 November 1989, Dankos melakukan go publik dengan mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Pada tahun 1990 Dankos mulai melakukan eksport obat bebas (OTC) ke sepuluh negara (Asia dan Afrika). Pada tahun yang sama PT. Dankos memperoleh 100% saham PT Bintang Toejoe. Dankos memperoleh sertifikat GMP (Good Manufacturing Practice) pada tahun 1991. Dankos membangun gedung Penicillin dan gedung Cephalosporin pada tahun 1993 untuk perluasan dan peningkatan produksi. Pada tahun yang sama Dankos memperoleh seluruh asset PT.Hexpharm Jaya. Pada tahun 1995 Dankos memperluas pabriknya menggunakan bangunan Ex Helios yang letaknya bersebelahan dengan luas lahan 5.898 m2 dan luas bangunan 3.868 m2. Dankos selalu berkomitmen untuk meningkatkan mutu dan kualitas produk yang dihasilkan, hal uni dibuktikan dengan menjadi Industri Farmasi Indonesia yang pertama kali memperoleh sertifikat ISO 9001 pada tahun 1997, perbaikan yang berkesinambungan, 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat,
11
Rajin), DCC (Dankos Customer Care) di seluruh bagian. Selain itu Dankos menjadi Industri farmasi Indonesia yang mampu memproduksi obat soft capsule. Pada bulan Juli 2004 Dankos memperoleh sertifikat ISO 14001 mengenai mutu lingkungan dan pengolahan limbah cair. Kemudian pada bulan September 2004 Dankos memperoleh sertifikat OHSAS (sertifikat mengenai K3), untuk menjaga serta meningkatkan keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja.
1.5.2 Profil Perseroan PT.Dankos Laboratories Tbk merupakan perusahaan farmasi PMDN terkemuka di Indonesia, dan sebagai perusahaan Go Publik sejak tahun 1989, dimana secara konsisten menerapkan CPOB dan ISO 9001 dalam memproduksi obat- obatan (obat resep dan obat bebas), serta memiliki pemasaran di dalam dan luar negeri. Perseroan di tahun 2000 ini telah menguasai 6,59 % pasar farmasi Indonesia yang terdiri dari 13,36 % pasar obat bebas dan 2,12 % pasar obat resep, melalui perusahaan ini sendiri dan tiga anak perusahaan, yaitu : 1. PT. Bintang Toedjoe, dimana produk yang dihasilkan antara lain Extra Joss, Komix, Waisan. 2. PT. Hexpharm Jaya Laboratorios, dimana produk yang dihasilkan antara lain ATP Kyowa, Spasminal, dan Benacol.
12
3. PT. Saka Farma Laboratories, dimana produk yang dihasilkan antara lain Sakatonik ABC, Sakatonik Liver dan Mextril. Pada tahun 2005 PT. Dankos Laboratories Tbk melakukan merger dengan 2 perusahaan besar yaitu PT. Kalbe Farma Tbk dan PT. Enseval Tbk. PT. Dankos Laboratories Tbk berganti nama menjadi PT. Buana Inti Cermelang. Pada tanggal 1 January 2007, Perusahaan ini berganti nama lagi menjadi PT. Dankos Farma yang merupakan Bisnis Operasional dari PT. Kalbe Farma Tbk. Dengan merger ini perusahaan Kalbe Farma yang menjadi induk pasca merger merupakan perusahaan farmasai terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.
1.5.3 Kebijakan Mutu Kebijakan Mutu Perusahaan ini adalah " Kami, manajemen dan segenap karyawan
PT.
Dankos
Laboratories
mempunyai
komitmen
untuk
menghasilkan produk kesehatan yang bermutu melalui: Dedikasi yang tinggi untuk mencapai mutu dengan Aktif dan terus menerus memahami kebutuhan konsumen serta Niat yang kuat untuk menghasilkan produk dengan Kualitas yang Optimal melalui penerapan Sistem CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), ISO 9001 dan Perbaikan yang berkesinambungan". Untuk melengkapi CPOB dan ISO 9001 yang telah diperoleh, pada bulan Januari 2000 juga telah memperoleh sertifikat SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja) dari PT. Sucofindo. Perseroan dan anak
13
perusahaan Perseroan secara konsisten menerapkan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dan ISO 9001. Di samping itu sejak tahun 2000 juga telah secara terus menerus menerapkan sejumlah "Best Practice" yaitu perbaikan yang berkesinambungan, kepuasan pelanggan, 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin) dan pelatihan, sehingga akhirnya dapat menjadi budaya Perseroan. Hal ini sesuai dengan visi Perseroan yang senantiasa menjadi perusahaan farmasi yang mempunyai komitmen kuat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penerapan ilmu dan teknologi di tingkat nasional dan regional serta sebagai pemberi kerja terbaik di Indonesia. Disamping itu juga sejalan dengan misi Perseroan yaitu sebagai sebuah grup perusahaan yang senantiasa melakukan perbaikan yang berkesinambungan untuk
menghasilkan
produk
kesehatan
yang
berkualitas
melalui
pengembangan produk yang inovatif, mudah diperoleh dan terjangkau oleh masyarakat luas sehingga ikut berperan
serta dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Gb 1.1 Gambar Dankos Quality Excellence dengan Best Practice-nya
14
1.5.4 Pengaturan Jam Kerja PT. Dankos Farma mempunyai peraturan untuk jam kerja dengan menyesuaikan kebutuhan produksi itu sendiri. Untuk normalnya kegiatan produksi dilakukan secara 2 shift dan apabila permintaan produksi sangat banyak, kegiatan produksi bisa dilakukan secara long shift. Hari kerja di PT. Dankos Farma adalah Senin – Jumat dengan pembagian waktu kerja sebagai berikut : •
Karyawan Kantor Jam kerja
•
:
07.00 – 15.30 WIB
Karyawan Lantai Produksi dan Gudang Shift I
:
07.00 – 15.30 WIB
Shift II
:
15.30 – 22.50 WIB
Long Shift I :
07.00 – 19.30 WIB
Long Shift II :
19.30 – 07.00 WIB
Untuk jam kerja normal kegiatan produksi diatas dilakukan dengan istirahat selama 30 menit disetiap shiftnya. Dan untuk longshift dilakukan selama 2 kali. Beberapa kali juga diperlukan kegiatan produksi dilakukan pada waktu hari Sabtu dan Minggu secara overtime sesuai dengan permintaan produksi itu sendiri.
15
1.5.5 Produk-produk yang dihasilkan Produk yang dihasilkan oleh PT. Dankos farma dibagi berdasarkan kategori pemasaran. Yaitu produk obat bebas (Over The Counter) : Mixagrip, Fatigon, Fatigon Spirit, Fatigon Viro, Mixadin, Minigrip, Extra Joss, Komix, OSK, Irex, Joss Kid, Sakatonik, Mextril, Sakatonik ABC, Sakatonik Grenk, Sakatonik Kaplet dll. Berikutnya obat-obat resep (Ethical) : Neurotam, Cefizox, Brainact, Reskuin, Cefazol, Fixef, Mikasin, Spiradan, Foxim, Digest, Cefotaxime, Bintamox, Ceftriaxone, Sakaneuron, Dextromethorphan dll.
1.5.6 Jaringan Penjualan PT. Dankos Farma mempunyai jaringan penjualan untuk dalam negeri (domestic) dan juga penjualan yang dikhususkan untuk ekspor kebeberapa negara seperti Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Kamboja, Thailand, Sri Lanka, Mongolia, Hongkong, Afrika Selatan, Nigeria & Zimbabwe.
1.5.7 Fasilitas Perusahaan •
Sebagai salah satu perusahaan farmasi besar di Indonesia yang kemudian bergabung menjadi Kalbe Farma menjadi terbesar se-Asia Tenggara.
•
Investasi dalam fasilitas manufaktur dan pendukung yang terus dikembangkan.
•
Mempunyai dukungan fasilitas penunjang yang lengkap : penelitian dan pengembangan, pelatihan khusus dan fasilitas pengujian modern
16
•
Mempunyai gedung terpisah untuk produksi Obat kategori Penicillin, Cephalosporin dan Non Beta Laktam. Fungsi gedung terpisah ini sesuai dengan peraturan dari GMP (Good Manufaturing Product) Farmasi untuk menghindari kontaminasi antara jenis karakteristik obat yang berbeda. Untuk mendalaimi pabrik untuk obat- obatan golongan Beta Laktam dapat dilihat diuraian berikut : a. Pabrik untuk Obat- obatan golongan Beta Laktam Penicillin Pabrik ini dibangun hanya khusus untuk membuat obat- obatan golongan Penicillin. Obat- obat golongan Penicillin ini harus dibuat terpisah sama sekali dari obat- obat lain karena kalau tidak obat- obat lain dapat terkontaminasi oleh Penicillin. Obat- obat golongan ini sangat berbahaya bagi orang- orang yang alergi terhadap obat ini. Bentuk sediaan yang dibuat di pabrik ini, yaitu : o Tablet Inti (Plain Tablet) o Tablet Salut Selaput (Film Coated Tablet) o Sirup Kering (Dry Syrup) b. Pabrik untuk Obat- obatan golongan Beta Laktam Cephalosporin Pabrik ini dibangun khusus untuk membuat obat- obat golongan Beta Laktam Cephalosporin. Obat ini juga dapat menimbulkan alergi, meski efeknya tidak sedahsyat Penicilin karena obat
17
golongan ini terkadang diberikan untuk pasien yang tidak tahan terhadap penicillin. Bentuk sediaan yang dibuat di pabrik ini, yaitu : o Tablet Inti (Plain Tablet) o Tablet Salut Selaput (Film Coated Tablet) o Sirup Kering (Dry Syrup) o Kapsul Keras (Hard Capsule) o Injeksi Serbuk (Powder Injection)
18
1.5.8 Struktur Organisasi 1.5.8.1 Struktur Organisasi PT. Dankos Farma
1.5.8.2 Struktur Organisasi Plant PT. Dankos Farma
19
1.5.9 Proses Produksi 1.5.9.1 Proses Produksi Tablet/ Kaplet Inti Langkah- langkah cara pembuatan tablet/ kaplet inti adalah : •
Penimbangan Bahan obat dari gudang bahan baku ditimbang sesuai formula dan prosedur (bila perlu diayak dahulu).
•
Granulasi Pada proses granulasi basah dilakukan pembuatan bahan pengikat serbuk, kemudian dicampur dengan bahan obat sehingga terbentuk massa granul basah. Kemudian diayak dan keringkan sehingga mencapai kadar air tertentu dalam fluid belt dryer, lalu diayak lagi. Pada proses granulasi kering bahan- bahan obat di slugging, lalu diayak.
•
Lubrikasi Granul kering yang terbentuk pada proses granulasi basah atau gaanulasi kering, atau bahan obat untuk cetak langsung dimasukan ke dalam mixer dan dicampur dengan pelicin (lubricant).
•
Pencetakan Hasil lubrikasi dicetak dalam mesin cetak.
•
Penyetripan (Stripping)
20
Tablet/ kapsul dimasukkan ke dalam hopper mesin stripping untuk dilakukan penyetripan. •
Pengemasan Strip- strip diberi catch cover dengan mesin dan di kemas dalam individual box, lalu diberi kartu kontrol dan dimasukkan ke dalam master box yang disegel. Hasil pengemasan dikirim ke gudang obat jadi. Penimbangan
Granulasi
Lubrikasi
Pencetakan
Penyetripan
Pengemasan
Gb 1.2 Tahapan Proses Produksi Kaplet Inti 1.5.9.2 Proses Produksi Tablet Salut Langkah- langkah pembuatan Tablet Salut adalah : •
Penyalutan
21
Buat larutan penyalut sesuai dengan formula. Tablet yang akan disalut dimasukkan ke dalam mesin film coating/ coating pan, kemudian dilakukan penyalutan sesuai prosedur. •
Polishing Tablet yang akan disalut gula dimasukkan ke dalam polishing drum untuk selanjutnya dilapis dengan larutan polishing.
•
Penyetripan/ Stripping Sama seperti pada penyetripan tablet/ kaplet biasa.
•
Pengemasan Sama seperti pengemasan tablet/ kaplet. Penyalutan
Polishing
Penyetripan
Pengemasan
Gb 1.3 Tahapan Proses Produksi Kaplet Salut 1.5.9.3 Proses Produksi Kapsul Keras Langkah- langkah cara pembuatan kapsul keras : •
Penimbangan Bahan- bahan obat ditimbang sesuai formula prosedur yang ditetapkan.
22
•
Pencampuran Bahan- bahan obat dimasukkan ke dalam mixer kemudian dicampur sampai homogen.
•
Pengisian dan Penutupan Masukkan kapsul kosong ke dalam mesin pengisi kapsul. Bahan obat yang sudah dicampur dimasukkan ke dalam hopper mesin, kemudian dilakukan pengisian dan penutupan kapsul.
•
Penyetripan Kapsul- ckapsul yang telag terisi dimasukkan ke dalam hopper mesin strip un tuk dilakukan penyetripan.
•
Pengemasan Strip- strip dikemas dalam individual box, lalu diberi kartu kontrol dan dimasukkan ke dalam master box yang disegel. Hasil pengemasan dikirim ke gudang obat jadi. Penimbangan
Pencampuran
Pengisian & Penutupan
Penyetripan
Pengemasan
23
Gb 1.4 Tahapan Proses Produksi Kapsul Keras 1.5.9.4 Proses Produksi Sirup Kering Langkah- langkah cara pembuatan sirup kering : •
Penimbangan Bahan- bahan obat ditimbang sesuai formula prosedur yang ditetapkan.
•
Pencampuran Bahan- bahan obat dimasukkan ke dalam mixer kemudian dicampur sampai homogen.
•
Pengisian Bahan obat dimasukkan ke dalam hopperb mesin pengisi, lalu diisi ke dalam botol.
•
Pengmasan Botol yang telah berisi sirup kering di pasang etiket dan dimasukkan ke dalam doos kecil dan dilengkapi dengan brosur. Kemudian dimasukkan ke dalam individual box. Hasil pengemasan di kirim ke gudang obat jadi.
24
Penyalutan
Polishing
Penyetripan
Pengemasan
Gb 1.5 Tahapan Proses Produksi Sirup Kering 1.5.9.5 Proses Produksi Injeksi Kering Langkah- langkah proses pembuatan injeksi kering: •
Sterilisasi Sebelum proses produksi dimulai terlebih dahulu dilakukan sterilisasi ruangan, mesin, wadah dan perlengkapannya.
•
Pengisian Vial yang telah bersih dan steril diisi serbuk steril dengan menggunakan mesin pengisi lalu ditutup.
•
Pemeriksaan Visual Vial yang telah bwerisi serbuk diperiksa secara visual untuk melihat ada tidaknya partikel atau serat.
•
Pengemasan
25
Vial- vial dimasukkan ke dalam doos kecil dan dilengkapi dengan brosur. Kemudian dimasukkan ke dalam individula box, duberi kartu kontrol dan dimasukkan ke dalam master box, segel.
Sterilisasi
Pengisian
Pemeriksaan Visual
Pengemasan
Gb 1.6 Tahapan Proses Produksi Injeksi Kering