Daftar Gambar Gambar 2-1 Perilaku Altruism............................................................................................. 87 Gambar 2-2 Model Switching Motivation Transfers ............................................................ 88 Gambar 3-1 Konsumsi Seumur Hidup ............................................................................... 143 Gambar 4-1 Fungsi Utilitas Model Social Pressure ........................................................... 191
xii
BAB 1 Pendahuluan
Transfer antar rumah tangga (atau juga dikenal sebagai transfer privat) merupakan fitur yang biasa ditemukan di negara berkembang, termasuk Indonesia. Transfer privat sejauh ini telah memainkan peran sebagai jaring pengaman sosial saat terjadi krisis ekonomi (Kang dan Sawada 2003), penyedia investasi modal manusia (Raut dan Tran 2005) serta layanan usia lanjut (Bonsang 2007). Peran transfer privat dalam menyediakan kebutuhan rumah tangga tentu tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan transfer publik yang sifatnya formal. Program pemerintah seperti pemberian uang tunai (Bantuan Langsung Tunai) dan bantuan beras untuk rumah tangga miskin (Raskin) adalah bentuk transfer publik yang dikenal luas di Indonesia. Kehadiran transfer privat dan transfer publik sebagai penyedia kebutuhan rumah tangga memiliki implikasi yang tidak sederhana. Secara lebih spesifik, Cox et al. (2004) menyebut adanya potensi efek crowding out transfer publik terhadap transfer privat. Dengan kata lain, transfer publik akan menyebabkan berkurangnya alokasi transfer privat. Jika efek ini cukup signifikan, maka program pemerintah dalam bentuk pemberian uang tunai tidak akan efektif karena hanya berperan sebagai substitusi dari transfer privat. Dalam konteks transfer antar generasi, transfer publik sangat dibutuhkan mengingat peran anak sebagai penyedia layanan usia lanjut tidak cukup optimal (Cameron dan Cobb-Clark 2008). Transfer publik juga ditenggarai memiliki implikasi terhadap modal sosial (Ressler 2008). Dalam kasus yang esktrim, mekanisme penyaluran transfer publik yang tidak sempurna (seperti adanya kasus kebocoran) berpotensi merusak ikatan sosial dalam bentuk kriminalitas (Cameron dan Shah 2012). Studi mengenai interaksi antara transfer privat dengan transfer publik masih relatif jarang ditemukan. Potensi crowding out dalam studi terdahulu tidak menggunakan variabel 1
kebijakan sebagai penjelas. Pada sisi lain, studi dampak sosial transfer publik sejauh ini masih menggunakan variabel modal sosial yang terbatas. Padahal, kajian terhadap topik ini memiliki implikasi kebijakan yang cukup penting. Disertasi ini secara spesifik mengkaji interaksi transfer publik dengan transfer privat ke dalam tiga esai. Esai pertama dengan judul “Efek Crowding out Transfer Publik terhadap Transfer Privat” mengangkat diskusi mengenai dampak transfer publik (Bantuan Langsung Tunai) terhadap transfer privat. Sejauh ini timbul dugaan yang cukup kuat bahwa kehadiran transfer publik justru akan mendesak transfer privat. Jika dugaan ini memang betul didukung oleh bukti empiris, maka efektivitas kebijakan pembagian uang tunai perlu dievaluasi secara mendalam. Jika yang terjadi sebaliknya, maka kebijakan semacam ini tentu dapat diimplementasikan secara lebih sistematis. Esai kedua dengan judul “Transfer Antar Generasi di Indonesia: Efek Substitusi Transfer Finansial dan Waktu Anak Terhadap Orang Tua”, mempertajam analisis transfer privat dengan fokus pada transfer antar generasi (dari anak kepada orang tua). Pertanyaan penelitian yang ingin dijawab dalam esai kedua berkaitan dengan kecukupan penyediaan layanan usia lanjut yang disediakan oleh anak. Penelitian ini menguji hipotesis hubungan substitutif antara transfer finansial yang diberikan anak dengan transfer waktu yang disediakan oleh sang anak. Anak yang memberikan uang lebih banyak pada orang tua, ternyata lebih sedikit menyediakan waktu untuk merawat orang tuanya. Kaitannya dengan sistem layanan usia lanjut, maka peran rumah tangga dalam penyediaan kebutuhan orang tua di usia lanjut menjadi kurang optimal. Untuk itu maka kehadiran institusi lain seperti negara harus lebih berperan dalam penyediaan old-age security secara formal. Ditinjau dari persepsi orang tua, transfer finansial anak ternyata masih diharapkan oleh orang tua meskipun orang tua sudah mendapatkan uang pensiun.
2
Esai ketiga dengan topik “Dampak Sosial Transfer Publik” mengupas dampak tidak langsung transfer publik terhadap modal sosial dalam bentuk partisipasi masyarakat. Hasil uji empiris menunjukkan bahwa transfer publik ternyata memberikan memiliki dampak positif terhadap beberapa kegiatan partisipasi masyarakat. Hasil positif ini masih dapat dilacak meskipun setting penelitian sedikit dimodifikasi dengan memasukkan unsur kebocoran dari adanya transfer publik. Kebocoran dalam transfer publik tidak serta merta menstimulasi perilaku kriminal sebagaimana diduga oleh sebagian peneliti (Cameron dan Shah 2012). Bentuk kegiatan sosial yang terdampak langsung oleh kegiatan transfer publik adalah kegiatan arisan. Arisan bisa dikatakan sebagai bentuk transfer uang antar individu dalam rangka memperkuat ikatan sosial antar anggota masyarakat. Dengan penggunaan data panel yang memuat informasi perilaku individu, rumah tangga dan komunitas secara lengkap maka memungkinkan dilakukan berbagai macam pendekatan yang relevan untuk mengisolasi dampak variabel utama terhadap variabel tergantung. Disertasi ini menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) dalam dua gelombang terakhir (2000 dan 2007). Kajian mengenai dampak program pemerintah dapat dilakukan secara lebih komprehensif mengingat informasi tentang transfer publik tersedia secara memadai. Dari sisi studi empiris, penelitian memiliki kontribusi memperkaya kajian interaksi transfer privat dengan transfer publik di negara berkembang, khususnya di Indonesia. Dampak transfer publik terhadap transfer privat dievaluasi secara berbeda menurut jenis transfer privat itu sendiri. Dalam esai pertama, transfer privat dinyatakan dalam bentuk pemberian uang tunai antar anggota rumah tangga. Dalam esai kedua, transfer privat dinyatakan juga dalam bentuk transfer non-finansial (transfer waktu). Sementara itu, dalam esai ketiga transfer privat dinyatakan dalam bentuk aktivitas anggota rumah tangga dalam kegiatan arisan.
3
Kontribusi lain yang juga dihasilkan melalui riset ini adalah berupa implikasi kebijakan. Dengan semakin kompleksnya dinamika perekonomian lokal maupun global, maka peran individu rumah tangga (privat) tidak lagi cukup untuk memenuhi segala macam kebutuhan hidup rumah tangga secara mandiri. Peran negara dalam bentuk pelaksanaan program pemerintah sangat diperlukan untuk membentuk sistem jaminan sosial yang bersifat formal. Meski terdapat indikasi adanya crowding out, namun efek ini sifatnya hanya bersifat partikular dan bukan fenomena umum. Temuan ini berbeda dengan hasil kajian Cox et al. (2004) di Filipina yang menyimpulkan bahwa potensi efek crowding out ini cukup signifikan terutama di kalangan rumah tangga pedesaan. Program pemerintah dalam bentuk pemberian uang tunai kepada rumah tangga miskin tidak mengurangi alokasi pemberian uang tunai oleh rumah tangga yang lebih mampu. Peran pemerintah dalam penyelenggaraan layanan usia lanjut (old-age security) juga perlu segera direalisasikan dengan membentuk sistem pelayanan yang bersifat formal. Hasil studi menunjukkan bahwa kemampuan anak dalam penenuhan kebutuhan orang tua lebih banyak dalam bentuk dukungan finansial. Sementara itu kebutuhan akan perhatian yang memerlukan kehadiran fisik semakin sulit diperoleh oleh orang tua. Transfer uang bersifat substitutif dengan transfer waktu. Bentuk layanan publik yang bisa disediakan oleh pemerintah adalah bisa dalam bentuk tenaga perawat profesional yang secara khusus terlatih dalam pelayanan untuk usia lanjut. Transfer publik juga berimplikasi positif terhadap penguatan modal sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah tangga yang memperoleh transfer publik akan lebih aktif dalam kegiatan arisan. Sebagaimana dimaklumi bahwa kegiatan arisan merupakan bentuk aktivitas sosial yang bersifat sukarela dengan intensitas pertemuan antar warga secara reguler. Terlepas dari motivasi dibalik keikutsertaan anggota rumah tangga dalam kegiatan arisan, kegiatan ini sedikit banyak akan mempererat ikatan sosial yang ada dalam masyarakat.
4
Dalam hal ini, transfer publik ternyata berimplikasi positif terhadap penguatan modal sosial. Sebagai salah satu elemen penting dalam pembangunan, penguatan modal sosial tentunya harus mendapat perhatian yang lebih serius dari pemerintah.
5