BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan yang terbesar bagi lansia adalah tingkatkan kesehatan. Salah satu aspek utama dari peningkatan kesehatan untuk lansia adalah pemeliharaan tidur untuk memastikan pemulihan fungsi tubuh sampai tingkat fungsional yang optimal dan untuk memastikan keterjagaan disiang hari untuk menyelesaikan tugas-tugas dan menikmati kualitas hidup. Seiring perubahan usia, tanpa disadari pada orang lanjut usia akan mengalami perubahan-perubahan fisik, psikososial dan spiritual. Salah satu perubahan tersebut adalah perubahan pola tidur (insomnia), selama penuaan pola tidur akan mengalami perubahan yang khas yang membedakan dari orang yang lebih muda, perubahan-perubahan tersebut mencakup fase laten tidur, terbangun pada dini hari, peningkatan jumlah tidur siang dan kesulitan untuk tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur pada saat terbangun (Stanley, 2007).
Menurut data yang di peroleh dari National Sleep Foundation sekitar 67% dari 1.508 lansia di Amerika usia 65 tahun keatas melaporkan mengalami gangguan tidur dan sebanyak 7,3 % lansia mengeluhkan gangguan memulai dan mempertahankan tidur atau insomnia. Prevalensi insomnia dilaporkan dalam daerah dari Amerika Serikat dan di Negara lain adalah serupa dan berkisar antara
1
30% dan 60% Prevalensi insomnia di Indonesia sekitar 10%. Artinya, kurang lebih 28 juta dari total 238 juta penduduk Indonesia menderita insomnia (Anonymous, 2003). Berdasarkan dari data yang peneliti peroleh di Posyandu Lansia Dusun Belut, Pada bulan Maret 2013 sebanyak 89 lansia dan ditemukan 43,6% lansia yang menderita insomnia.
Kebanyakan lansia beresiko mengalami
gangguan
tidur
disebabkan oleh
berbagai faktor seperti pensiunan, kematian pasangan atau teman dekat, peningkatan
obat-obatan
dan penyakit
yang dialami, hal ini dapat
menyebabkan masalah kesehatan yang serius diantaranya kondisi – kondisi seperti: depresi, stress, gangguan psikologis, kesedihan, masalah fisik seperti artritis, asma, kelelahan kronis, hipoglisemia, hipertiroid, serta kekurangan nutrisi seperti kalsium dan magnesium (Amrita, 2009).
Insomnia sedikit banyak memberi dampak pada kualitas tidur, sehingga menyebabkan tidur tidak berkualitas. Akibat yang dapat dirasakan adalah menurunya
kualitas
hidup,
produktivitas
dan
keselamatan
serta
dapat
mempengaruhi kualitas kerja (Amirta, 2009). Kurang tidur, dapat pula mengakibatkan masalah dalam keluarga dan perkawinan, karena kurang tidur dapat membuat orang cepat marah dan lebih sulit dalam bergaul. Bila tidur kurang lelap, maka tubuh akan merasa letih, lemah, dan lesu pada saat bangun (Lacks & Morin,1992)
2
Penanganan insomnia yang dapat dilakukan dari segi farmakologi dapat berupa pemberian penanganan hipnotik, antidepresan, dan anti histamine. Penanganan non farmakologi meliputi stimulus control terapi, sleep restriction, teknik relaksasi, intervensi kognitif, sleep hygiene. Pada penelitian ini peneliti lebih tertarik
menggunakan pendekatan secara non farmakologi, salah satunya dengan terapi bekam. Prinsip dari terapi ini adalah bahwa pembekaman akan merangsang syaraf di permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktusspinothalamicus kearah thalamus yang akan menghasilkan endorphin. Apabila endorpin meningkat akan menghasilkan perasaan rileks dan insomnia akan menurun.
Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik mengambil judul “Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan Insomnia pada Lansia di Posyandu Lansia Dusun Belut Desa Ngumpul Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut, “Apakah Ada Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan Insomnia pada Lansia di Posyandu Lansia Dusun Belut Desa Ngumpul Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang?”
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
3
Menjelaskan Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan Insomnia pada Lansia di Posyandu Lansia Dusun Belut Desa Ngumpul Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi insomnia sebelum dilakukan terapi bekam pada lansia di Posyandu Lansia Dusun Belut Desa Ngumpul Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang. 2. Menganalisis adanya Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan Insomnia pada Lansia di Posyandu Lansia Dusun Belut Desa Ngumpul Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan sumber kepustakaan dibidang ilmu keperawatan jiwa dan gerontik
khususnya insomnia, perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya peran perawat sebagai pendidik, serta dapat memberikan gambaran atau informasi ilmu pengetahuan untuk penelitian selanjutnya terutama di bidang kesehatan 1.4.2
Aplikasi
Digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menanggulangi insomnia dan dapat memberi masukan kepada masyarakat dalam pemberian penanganan yang lebih efektif untuk mengatasi insomnia secara nonfarmakologi yang cukup efektif dan efisien. 1.5 Target Luaran Publikasi ilmiah dalam Edu Health Fakultas Ilmu Kesehatan Unipdu Jombang.
4
5