BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kesehatan
adalah
modal
utama
bagi
manusia,
kesehatan
merupakan bagian yang terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup seseorang. Jika seseorang sedang tidak dalam kondisi prima, maka segala aktivitasnya terganggu seperti makan, minum, aktivitas yang biasa dilakukan sendiri tetapi saat sakit semua menjadi tidak dapat dilakukan sendiri. Kesehatan merupakan masalah berharga dan sangat penting dalam berbagai tatanan kehidupan manusia. Perhatian masyarakat terhadap kesehatan saat ini semakin besar, sehingga meningkatkan tuntunan masyarakat terhadap perawatan yang berkualitas. Maka sebagai perawat dituntut memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai agar dapat memberikan pelayanan dengan baik.(www.artikel.infokesehatan.com). Perkembangan ilmu pengetahuan tentang ilmu bedah saat ini sangat pesat hal ini juga harus didukung dengan peningkatan pemberian perawatan pada klien penderita penyakit bedah, tetapi masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dengan adanya benjolan di lipat paha itu suatu keadaan yang patologis, mereka hanya tahu bahwa benjolan yang mula-mula kecil dan makin lama makin besar itu sebuah tedun, bila suatu saat benjolan lebih menonjol/besar dan timbul nyeri maka mereka hanya mencari ahli pijat (Jong, 2004).
1
Tanda dan gejala lebih dini/awal biasanya tidak mereka sadari, namun keadaan tersebut akan mereka sadari apabila sudah menimbulkan rasa sakit. Seperti juga dengan tanda dan gejala dari penyakit hernia inguinalis, yang pada umumnya adanya benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengejan, dan menghilang setelah berbaring. Karena keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan didaerah epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri visceral. Maka
seseorang
biasanya
akan
membiarkan
saja
karena
tidak
menimbulkan sakit, bila terasa sakit baru mereka berobat ke dokter atau tenaga kesehatan yang lain (Wim de Jong 2004). Keadaan ini timbul biasanya pada golongan menengah kebawah, dimana gizi yang buruk dapat mempengaruhi perkembangan otot perut. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur, mungkin karena meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan berkurangnya kekuatan jaringan penunjang. Oleh karena itu perlu kiranya mengetahui bagaimana penyakit tersebut sehingga dapat diputuskan tindakan secara tepat, apalagi insiden yang terjadi pada anak-anak, maka sangat diperlukan suatu tindakan secara dini dan tepat. Insiden hernia inguinalis pada bayi dan anak antara 1 dan 2%. Kemungkinan terjadi hernia pada sisi kanan 60%, sisi kiri 20-25% dan bilateral 15%. Insiden hernia inguinalis pada orang dewasa kira-kira 2%. Kemungkinan kejadian bilateral dari insiden tersebut mendekati 10% (Sjamsuhidajat 2004).
2
Untuk menghindari hal tersebut diatas maka harus dilakukan penanganan yang adekuat, karena kalau tidak, dapat menimbulkan komplikasi. Potensial komplikasi yaitu terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin hernia semakin sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian terjadi nekrosis. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan konstipasi. Bila inkarserata dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis, juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan karena ususnya berputar. Bila isi perut terjepit dapat terjdi shock, demam, asidosis metabolik dan abses. Kemungkinan terjadinya komplikasi pada umumnya terjadi pada usia produktif maka dalam memberikan asuhan keperawatan mestinya secara optimal dan menyeluruh dengan memandang manusia dari berbagai segi, baik secara biopsikososio-kultural dan spiritual. Diharapkan pasien dapat sembuh dengan baik tanpa terjadi komplikasi (Jong, 2004). Melihat dari insiden yang ditemukan, penulis tertarik menerapkan judul “Askep Hernia” dan penulis juga memperhatikan kasus-kasus yang ada oleh karena itu, melalui askep ini akan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik pada pasien dengan penyakit hernia, penulis akan
3
berusaha memberikan penyuluhan dan terapi hernia dengan berbagai referensi dan literatur yang selengkap mungkin dan informasi yang terbaru.
B. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami konsep tentang hernia dan melakukan asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi pada pasien dengan Post Operasi Hernioraphy. 2. Tujuan Khusus Memperoleh pengalaman nyata tentang tahap proses keperawatan dengan askep hernia yang meliputi: a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Tn. S dengan post operasi Hernioraphy. b. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan pada Tn. S dengan post operasi Hernioraphy. c. Mahasiswa mampu membuat perencanaan yang disesuaikan dengan diagnosa keperawatan pada Tn. S dengan post operasi Hernioraphy. d. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan pada Tn.S dengan post operasi Hernioraphy.
4
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan.
C. Metode dan Teknik Penulisan Dalam penyusunan karya tulis ini menggunakan metode deskriptif yaitu memberikan gambaran kegiatan asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien post hernioraphy. Guna menunjang kelengkapan karya tulis ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara memberikan observasi secara langsung kepada responden yang dilakukan penelitian untuk mencari hal-hal yang akan diteliti, digunakan apabila obyek penelitian bersifat perilaku manusia, proses kerja atau responden kecil. (A.Aziz Alimul,2003). 2. Wawancara Interview adalah metode pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengadakan tanya jawab dengan klien, keluarga klien untuk mendapatkan keterangan. (A.Aziz Alimul,2003). 3. Pemeriksaan fisik Data diambil dari pemeriksaan fisik pasien dari rambut kepala sampai ujung kaki, yang meliputi empat cara:
5
a. Pemeriksaan dengan cara Inspeksi/pandang, yaitu melakukan pemeriksaan melihat, mengamati kondisi fisik yang tampak dari luar tubuh kita.(Robert, 2006). b. Pemeriksaan
dengan
cara
Palpasi/meraba,
yaitu
tindakan
merasakan dengan tangan.(Robert, 2006). c. Pemeriksaan
dengan
cara
Auskultasi/mendengarkan,
yaitu
melakukan pemeriksaan dengan cara mendengarkan bunyi/suara, seperti suara peristaltic usus, bunyi nafas dengan bantuan alat stetoskop.(Robert, 2006). d. Pemeriksaan dengan cara Perkusi/ketukan, yaitu melakukan pemeriksaan dengan cara mengetuk suatu bagian tubuh yang mau diperiksa
dengan
menggunakan
jari-jari
tangan,
seperti
pemeriksaan daerah perut (Robert, 2006). 4. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumen asli, yang dapat berupa catatan medis dan laporan keperawatan.(A.Aziz Alimul, 2007). 5. Studi Kepustakaan Yaitu mencari data-data dalam buku-buku literatur yang membahas tentang penyakit hernia, sehingga diperoleh gejala awal atau tandatanda penyakit, cara memberikan pelayanan asuhan keperawatan, dan tindak lanjutnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko tingkat kesalahan baik ketika menemukan tanda dan gejala penyakit hernia,
6
cara melakukan penanganan, dan tindakan selanjutnya sehingga dapat dipertanggungjawabkan,
dan
bukan
berdasarkan
asumsi
atau
perkiraan-perkiraan.
D. Sistematika Penulisan Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang: Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan. BAB II KONSEP DASAR Berisi tentang: Pengertian, Anatomi Fisiologi, Klasifikasi, Etiologi, Patofisiologi, Manifestasi klinis, Penatalaksanaan, Komplikasi, Pengkajian Fokus, Pathways, Fokus Intervensi. BAB III TINJAUAN KASUS Berisi tentang : Pengkajian, Analisa Data, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi. BAB IV PEMBAHASAN Berisi tentang: Kesenjangan antara teori dan kasus yang meliputi: Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi. BAB V KESIMPULAN dan SARAN Berisi tentang: Kesimpulan dan Saran.
7