BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar belakang dan Rumusan Masalah Dalam kesehariannya manusia melakukan berbagai aktivitas yang berbeda- beda, hal ini merupakan hal yang lumrah dan menjadi bagian dari rutinitas bagi manusia pada umumnya. Aktivitas yang dilakukan sebagian besar berada di lingkungan terdekat, yaitu lingkungan tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan, dan lingkungan lainnya yang berhubungan dengan kebiasaan dan kebutuhan manusia itu sendiri.
Aktivitas tersebut banyak dilakukan dengan cara berpindah dari satu tempat ke tempat lain, baik dari tempat tidur ke kamar mandi di dalam rumah, atau dari rumah menuju tempat belajar atau bekerja yang berada di luar rumah.
Aktivitas tersebut tentu
membutuhkan energi, sarana, dan prasarana pendukung yang dibuat untuk mempermudah dan membantu manusia agar segala aktivitas yang dilakukan menjadi lebih efektif dan efisien. Dapat kita bayangkan apabila tidak tersedia sarana dan pra-sarana yang dibuat untuk mendukung aktivitas ini, manusia akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari- hari. Sebagai contoh, sarana transportasi membantu manusia untuk menjangkau tempat yang jauh dengan cepat dan mudah.
Saat ini banyak terdapat sarana dan pra-sarana yang dibuat untuk membantu aktivitas keseharian manusia yang mempermudah berbagai macam aktivitasnya. Hal ini tentu saja mendorong peradaban bagi manusia menjadi semakin maju dan canggih. Begitu banyaknya aktivitas manusia dan segala perlengkapannya, misalnya alat transportasi sederhana seperti sepeda atau alat transportasi bermesin seperti mobil, motor, kereta api, kapal laut, pesawat terbang, dan sarana transportasi lainnya. Bangunan pun saat ini ini banyak dilengkapi dengan sarana yang dapat mempermudah penggunanya dengan penggunaan lift, tangga berjalan, dan lain- lain. Begitu banyak sarana dan pra-sarana yang dibuat, namun tidak semua bagian masyarakat bisa mengaksesnya, yang dalam hal ini adalah para penyandang cacat. Hal ini bisa disebabkan karena masyarakatnya yang menciptakan batasan, atau datang dari segala macam infra-struktur yang memang tidak
1
memperhatikan para penyandang cacat sebagai bagian dari pertimbangan dalam hal pembangunan. Batasan dan kurangnya akses bagi para penyandang cacat tersebut menyebabkan semakin menunjukan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki oleh mereka sehingga hal ini dapat menyebabkan kemunduran yang berakibat pada buruknya perkembangan mental dan fisik. Kekurangan ini membuat mereka merasa malu, dan akhirnya mengalahkan rasa ingin maju bersama-sama dengan orang lain. Mereka juga Manusia, yang sama seperti manusia lainnya. Mempunyai pikiran dan perasaan, mempunyai keinginan yang sama, mempunyai mimpi dan tekad yang sama untuk hidup dan berkembang sesuai dirinya.
Jenis kecacatan fisik sangat beragam, dari yang mengalami cacat yang ringan hingga yang mengalami kecacatan yang berat. Hal ini tentu sangat menyuliykan bagi mereka karena selain harus berjuang keras untuk dapat melakukan aktifitasnya hingga hambatanhambatan yang diakibatkan oleh orang lain dan lingkungan di sekitarnya, namun kita harusnya merasa bangga bahwa dibalik keadaan mereka ada keinginan dan semangat yang begitu kuat dari jiwa mereka bahwa mereka ingin diakui dan memiliki hak yang sama dengan manusia normal lainnya dalam segala aspek kehidupan. Dan inilah tugas kita sebagai manusia yang sama sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, oleh karena itu penulis menjadikan tugas akhir ini sebagai proses untuk mencoba melakukan sesuatu yang berguna dalam proses pendesainan produk bagi mereka untuk sedikit meringankan permasalahan yang mereka hadapi.
1.2 Tujuan Penulisan
Kehidupan sehari-hari tidak lepas dari segala macam aktifitas yang dapat menimbulkan berbagai persoalan yang datang dari lingkungan sekitar, dan hal ini tentu dihadapi oleh mereka yang mengalami keterbatasan fisik. Masalah ini bisa berasal dari kondisi fisik yang dialami dan kondisi mental mereka yang mungkin lebih banyak mengalami tekanan dibanding masyarakat lainnya yang normal. Keterbatasan ini membuat mereka merasa asing berada di lingkungannya dan membuat mereka semakin mengucilkan diri.
2
Satu hal yang harus dilakukan adalah bagaimana menempatkan mereka dalam beraktifitas dilingkungannya yaitu dengan menyediakan fasilitas yang dapat dengan mudah diakses oleh mereka.diharapkan dengan tersedianya sarana-sarana tersebut akan membantu mereka untuk dapat beraktifitas dan berbaur dengan masyarakat lainnya.
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah bahwa keterbatasan fisik bukanlah suatu alasan bagi mereka yang mengalami keterbatasan fisik untuk dapat maju dan menunjukan segala potensi yang mereka miliki sehingga mereka dapat secara aktif berjuang bahu-membahu untuk membangun bangsa ini tanpa ada pengecualian terhadap kondisi masyarakat yang berbeda-beda sehingga dapat tercipta sebuah lingkungan yang hangat dan bersahabat.
1.3 Ruang Lingkup Kajian
Penulis membatasi Ruang lingkup dari kajian ini adalah orang-orang dengan keterbatasan fisik atau cacat tubuh beserta penjelasannya, permasalahan yang dialaminya, dan hubungannya dengan aktivitas sehari-hari di masyarakat . Daerah yang dikaji adalah daerah kota Bandung dan kota Subang yang merupakan daerah asal penulis yang memiliki anggota masyarakat yang menderita cacat tubuh, hal ini untuk melihat kesamaan dan perbedaan yang ada di kedua tempat tersebut baik secara umum dan khusus.
Dalam Tugas kali ini, yang difokuskan adalah permasalahan bergerak, yang merupakan permasalahan yang dialami oleh hampir semua diffabled people.. Bergerak adalah hal dasar yang sangat penting bagi semua orang. Oleh sebab itu permasalahan pergerakan atau mobilitas, menjadi permasalahan yang sangat penting untuk diangkat.
Di kedua kota ini, kasus kecacatan yang banyak dialami oleh masyarakatnya, adalah yang disebabkan oleh virus PV, atau Polio Virus. Hal ini membuat keadaan fisik penderitanya menjadi berbeda. POLIO menyerang tulang dan saraf-saraf motorik, sehingga otomatis pergerakan orang yang terserang polio pun menjadi terganggu. Karena jenis polio itu bermacam-macam dan dampak yang disebabkannya pun bervariasi, maka batasan
3
masalah yang akan diangkat adalah masalah mobilitas bagi penderita yang menyerang bagian kakai dimana kasus ini banyak menyerang sebagian besar penderita yang terinfeksi Polio.
1.4 Metode penelitian Metode Penelitian yang digunakan adalah : a. Pencarian data literatur melalui buku-buku tentang penyandang cacat, dan sumbersumber lainnya. b. Melakukan survey dan wawancara langsung dengan YPAC di kota Bandung, Dinas Sosial, dan para penderita polio yang ada di kota bandung dan kota Subang. c. Mengamati aktifitas kehidupan dan sarana-sarana yang digunakan oleh penderita polio. d. Melakukan penelitian langsung dengan penderita polio sehingga produk yang didesain sesuai dengan kebutuhan mereka.
1.5 Sistematika penulisan Sistematika penulisan yang dilakukan dalam pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut :
Bab 2 Aktifitas kehidupan sehari-hari penderita polio. Pada bab ini akan dibahas mengenai aktifitas dan mobilitas para penderita polio yang berada di kota bandung dan kota subang.
Bab 3 Analisis Masalah Adalah kesimpulan- kesimpulan dan hasil analisis dari hasil studi yang dapat berguna sebagai penyusunan konsep desain.
Bab 4 Proses desain Merupakan paparan proses desain yang dilakukan untuk membuat sebuah produk yang didasari atas kebutuhan bagi mobilitas para penderita polio.
4
Bab 5 Kesimpulan dan saran Pada bab terakhir ini akan dikemukakan kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil studi penulis, mengenai permasalahan polio, serta permasalahan yang ditemui di lapangan yang mempengaruhi desain akhir dari produk yang dibuat.
5