AwAs NArkobA!
Awas Narkoba!
1
2
Awas Narkoba!
Awas Narkoba!
3
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Ketentuan pidana pasal 72 UU No. 19 tahun 2002 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberikan izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000, 00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000, 00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000, 00 (lima ratus juta rupiah).
AWAS NARKOBA! Penyusun Editor Design Sampul Lay Out Cetakan Pertama Cetakan Kedua
: : : : : :
Putranto Jokohadikusumo, S.Sos. Rissa Yanuar, S. S. Muhammad Sopandi Bayi Nurhelis Tahun 2009 Tahun 2013
Penerbit: PT. SARANA ILMU PUSTAKA Jl. Aria Barat I No. 5 Bandung 40295 - INDONESIA Telp. 022-7531519 Fax. 022-7321271 E-mail:
[email protected]
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Jokohadikusumo, Putranto Awas Narkoba! / Putranto Jokohadikusumo, S.Sos. Cet. 2 - Bandung: Sarana Ilmu Pustaka, 2013. x + 132 hlm.; ilus; 21 cm Bibliografi: hlm. 141 ISBN 978-602-8714-32-7 1. Awas Narkoba!
4
I. Judul
Awas Narkoba!
Kata Pengantar NAPZA (Narkoba, Psikotropika, dan Zat Adiktif) atau biasa disebut Narkoba, satu kata yang selalu kita dengar dari berbagai media massa dan mampu membuat gelisah para orangtua. Apalagi yang terkena narkoba tersebut pada siswa yang akan mempengaruhi belajarnya, bahkan merusak moral dan mentalnya. Pengaruh narkoba sangat luar biasa buruknya, selain merusak moral dan mental, juga merusak kesehatan dan menghancurkan ekonomi keluarga. Hal yang lebih memprihatinkan lagi adalah bahwa di Indonesia bukan hanya menjadi daerah pemasaran gelap narkoba, melainkan juga sebagai daerah produsen narkoba. Sebagian besar korban penyalahgunaan narkoba berusia 15 –25 tahun, usia yang seharusnya sedang giat-giatnya melakukan aktivitas yang membangun, usia yang sangat produktif. Saat ini, semakin banyak remaja yang memulai perkenalannya dengan narkoba pada usia semakin dini, yaitu 10 tahun. Masa yang boleh dibilang masih sangat dekat dengan dunia anak-anak, saat di mana keceriaan dalam usia bermain harus terenggut keindahannya oleh jerat narkoba yang mematikan. Penyalahgunaan umumnya dimulai dengan kebiasaan merokok. Kemudian, mulai madat, ganja, dan lain sebagainya. Selain menimbulkan ketergantungan yang sangat menyakitkan Awas Narkoba!
5
dan berbahaya bagi nyawa pengguna, penyalahgunaan narkoba melalui jarum suntik juga dapat menyebabkan penularan HIV/ AIDS. Bahkan, narkoba merupakan media penularan terbesar kedua penyakit menular seksual, terutama HIV/AIDS setelah perilaku seksual yang menyimpang. Siapa pun sebenarnya pasti tak mengharapkan menjadi korban kejahatan narkoba ini. Namun, terkadang ketidaktahuanlah yang seringkali membuat para remaja menjadi terjerumus ke dalam lembah penyalahgunaan narkoba tersebut. Untuk itu, pemahaman mengenai seluk-beluk narkoba dan bahayanya sangatlah penting bagi remaja maupun dewasa. Penulis menyadari, bahwa buku ini masih jauh daripada sempurna dan lengkap. Tetapi diharapkan, sudah dapat memberi bantuan seperlunya bagi para pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. Oleh karena itu, segala saran dan kritik dari para pakar dan praktisi guna perbaikan dan penyempurnaannya dalam penerbitan dikemudian hari, akan penulis terima dengan segala senang hati. Semoga buku ini bermanfaat bagi pemakai. Amin.
Penulis
6
Awas Narkoba!
Daftar Isi Kata Pengantar ................................................................. Daftar Isi ...........................................................................
5 7
BAB SATU Penyebaran dan sebab-sebab terjadinya transaksi narkoba ............................................................................. Pendahuluan .............................................................. Penyebaran obat terlarang ....................................... Sebab–sebab terjadinya transaksi obat terlarang .... Faktor risiko ...............................................................
11 11 12 15 18
BAB DUA Psikotropika ..................................................................... Pendahuluan .............................................................. Efek pemakaian psikotropika .................................... Golongan psikotropika ............................................... Golongan psikotomimetika ........................................
19 19 19 20 26
BAB TIGA Mengapa kita mewaspadai bahaya narkoba? ............ Pendahuluan .............................................................. Perangkat pemeriksaan pendahuluan narkotikapsikotropika ................................................................ Awas Narkoba!
35 35 38
7
Pereaksi Ekstasi ........................................................ Jenis narkotika dan efek yang ditimbulkannya ......... Bagaimana Mengetahui bahwa Anak Anda telah Menjadi Pengguna Narkoba? ................................... Tips untuk Berkomunikasi dengan Anak Anda ......... Berbagai istilah seputar narkoba ..............................
65 68 71
BAB EMPAT Waspadai narkotika di sekolah ...................................... Pendahuluan .............................................................. Sejak di bangku sekolah ........................................... Mengapa anak sekolah ............................................. Hal yang telah dilakukan sekolah .............................. Anak dan narkoba cegah sekarang juga! ................. Tindak lanjut ............................................................... Mitos dan fakta ..........................................................
73 73 74 75 76 77 79 80
BAB LIMA Kebijakan pemerintah ..................................................... Pendahuluan .............................................................. Prevensi represi ......................................................... Prevensi promosi ....................................................... Kurasi ......................................................................... Rehabilitasi sosial ...................................................... Beberapa pusat rehabilitasi narkoba ........................
87 87 88 88 89 91 92
BAB ENAM Upaya pencegahan bahaya narkoba ............................. Pandangan agama islam ......................................... Pandangan agama kristen ........................................ Pandangan agama hindu .......................................... Pandangan agama budha .........................................
94 94 97 100 101
8
42 43
Awas Narkoba!
BAB TUJUH Dasar-dasar hukum narkoba ......................................... Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika ................ Dasar hukum penyalahgunaan psikotropika ............ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika ............................. BAB DELAPAN Bahan berbahaya lain ...................................................... Volatile solvent ........................................................... Inhalensia................................................................... Kecanduan yang paling nikmat: Kafen ..................... Gangguan berhubungan dengan penyalahgunaan tembakau (nikotin) ..................................................... Daftar Pustaka ..................................................................
Awas Narkoba!
106 106 122 123
127 127 127 132 135 141
9
10
Awas Narkoba!
BAB SATU
Penyebaran dan Sebab-Sebab Terjadinya Transaksi Narkoba Pendahuluan Penggunaan zat atau obat-obatan seperti alkohol, tembakau, heroin, dan lain-lain di kalangan remaja sering terjadi, baik di negara sedang berkembang maupun di negara yang sudah maju. Bahkan, di beberapa negara penggunaan alkohol sering dikaitkan dengan kebudayaan setempat. Sebagai konsekuensinya adalah timbulnya penyalahgunaan bahan atau obat-obat tersebut yang berakibat buruk terhadap diri pengguna maupun orang lain. Di Amerika Serikat, hampir 90 persen remajanya menggunakan zat atau obat-obatan, mulai dari alkohol, tembakau, marijuana sampai heroin. Di Indonesia, penyalahgunaan zat atau obat-obatan cukup banyak, tercatat 622 kasus pada tahun 1997 meningkat menjadi 1833 kasus pada tahun 1999. Dari Rumah Sakit Ketergantungan Obat tahun 1999, 80 persen pasien berusia antara 16-24 tahun (usia remaja dan dewasa muda). Awas Narkoba!
11
Berhubung penyalahgunaan zat atau obat bertentangan dengan hukum dan berdampak buruk terhadap diri pengguna maupun orang lain, maka perlu diambil langkah-langkah untuk menanggulanginya.
Penyebaran Obat Terlarang Data statistik menunjukkan, bahwa peningkatan jumlah para penikmat NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) di seluruh penjuru dunia, termasuk di dalamnya negara–negara ketiga, yakni negara–negara Islam. Di seluruh dunia, terdapat lebih dari dua puluh juta penikmat NAPZA. Separuh dari mereka, memulai transaksi sebelum mencapai usia balig (remaja), yakni pada usia kanak–kanak? Hal ini terjadi saat dunia mulai bergerak memerangi arus penyebaran obat terlarang, saat sejumlah besar obat–obatan yang sangat mengkhawatirkan tersebut mulai tertahan oleh berbagai macam pemeriksaan atau tertahan melalui petugas Pengendalian Obat terlarang di negara–negara yang bersangkutan.
12
Awas Narkoba!
Pada tahun 1985, para petugas Bea dan Cukai di beberapa negara, berhasil menahan lebih tiga puluh juta obat terlarang buatan (yang diteguk), sebagaimana telah berhasil menahan lebih dari delapan puluh kemasan rahasia yang akan diselundupkan melalui bandara udara Heathrow, Inggris. Kendatipun negara–negara di berbagai belahan dunia telah melakukan upaya terus–menerus dan terang–terangan dalam memerangi NAPZA, namun jumlah yang berhasil ditahan tersebut belum mencapai sepuluh persen dari seluruh jumlah NAPZA yang terdata dan digunakan di seluruh dunia. Pengaruh NAPZA yang dapat menghancurkan masa depan, begitu jelas tampak di balik terjadinya berbagai kejahatan dan bencana. Di dalam catatan Badan Kesehatan Dunia (WHO) disebutkan, bahwa sekitar 86% dari kejahatan pembunuhan yang terjadi, 50% dari kejahatan perampokan dan kekerasan, serta 50% dari seluruh peristiwa yang terjadi secara berkesinambungan, dilakukan di bawah pengaruh NAPZA yang berbahaya. Sedangkan, jika dikorelasikan pada penyebaran obat terlarang di dalam dunia Islam, tentunya perlu dikembalikan pada negara – negara kafir yang merupakan musuh – musuh Islam yang secara sembunyi – sembunyi beroperasi menyebarkannya di kalangan kaum muslimin. Sebagian negara – negara Islam telah berhasil menyita obat bius dan menyelidikinya, seperti negara Iran, Mesir, Pakistan, Afganistan, dan Turki. Tidak dapat diragukan lagi, bahwa negara – negara Islam adalah negara – negara yang berada dalam posisi sulit dalam menghadapi persoalan dan krisis obat terlarang ini. Kalaupun Mesir menyelidiki obat bius yang mematikan ini, tidak lain hanya karena adanya sejumlah besar obat terlarang yang masuk ke negaranya dari luar negeri. Pada tahun 1977, negara ini menyita sekitar 24.197 kg ganja, 980 kg opium dan 3.203 kg obat–obatan dan pil terlarang. Kendatipun penyitaan sejumlah besar obat–obatan ini sempat membahagiakan dan menentramkan hati, namun jumlah ini belum mencapai dua puluh Awas Narkoba!
13
persen dari jumlah keseluruhan yang telah masuk ke negara ini dan menghancurkan (para generasi)-nya. Fakta menunjukkan, hal tersebut adalah sebuah penelitian yang menyatakan, bahwa sepertiga dari mahasiswa universitas – universitas di Mesir adalah pecandu obat terlarang. Dan yang mengkhawatirkan, anak – anak yang berusia empat belas tahun dan dibawahnya mulai mencoba obat–obatan ini antara satu sampai tiga butir. Kemudian, meningkat menjadi satu sampai sembilan butir. Hal ini menunjukkan, betapa besarnya bahaya dan tipu daya yang dihadapi oleh negara muslim ini. Barangkali, salah satu penyebab penyebaran obat terlarang dalam fenomenanya yang sangat mengkhawatirkan di Mesir– khususnya pada tahun–tahun terakhir–adalah politik keterbukaan dengan karekteristik Zionis dan hubungan bilateral yang terjalin antara keduanya yang melempangkan arus masuknya obat terlarang dari kaum Yahudi ke negara tersebut dalam jumlah yang lebih besar. Dan seperti yang telah diketahui, biasanya yang berdiri di balik seluruh peristiwa yang buruk dan mungkar adalah kaum Yahudi. Pada tahun 1986, sekitar 83 kali penyelundupan obat terlarang milik orang Israel telah berhasil digagalkan dan ditangkap. Perkara ini menunjukkan, betapa besarnya tipu daya yang dilakukan oleh kaum Yahudi dalam menyebarkan dan memperdagangkan obat terlarang di seluruh dunia. Data statistik yang mengkhawatirkan telah menunjukkan besarnya persoalan yang terjadi di negara Mesir, dianggap sebagai petunjuk dari peringatan pada besarnya persoalan yang dihadapi oleh negara – negara Islam secara keseluruhan. Negara mesir bukanlah satu – satunya negara yang terperdaya dalam persoalan obat terlarang ini. Tetapi, masih banyak sekali negara Islam, yang penjagaan lebih ketat telah termasuki obat terlarang dengan berbagai macam persoalannya yang semakin memuncak. Data statistik khusus di Departemen Dalam Negeri
14
Awas Narkoba!
Kerajaan Saudi Arabia mencatat, sekitar enam juta kapsul obat telah disita pada tahun 1978, pada tahun 1984 sekitar 1.111 kg ganja, opium, dan obat–obatan sejenisnya. Dan pada tahun yang sama, sekitar 4.898 kg masih dalam bentuk tumbuhan. Pada tahun 1403 hijriah, di Kerajaan Saudi Arabia telah diungkap adanya berbagai macam obat–obatan yang lebih berbahaya, seperti heroin, kokain, dan morfin. Obat–obat bius ini disebarkan di kalangan orang–orang dewasa, remaja, dan anak–anak oleh para triper (pecandu obat terlarang) yang keji. Salah satu penelitian yang dilakukan di wilayah Teluk menunjukkan, bahwa sejumlah anak yang meninggalkan kegiatannya di dalam wilayah kerajaan, sejak Juni 1981 sampai Juni 1982. Hal itu disebabkan oleh pengaruh obat terlarang dan minuman keras, yakni dalam kurun waktu satu tahun saja, jumlahnya telah mencapai sekitar 334 anak laki – laki. Jika persoalan sebesar ini telah terjadi di suatu negara seperti Kerajaan Saudi Arabia, tentunya negara – negara Islam lainnya juga menghadapi persoalan yang lebih pelik dan lebih besar lagi. Sebagai contoh adalah negara Kuwait yang merupakan negara kecil yang sedikit warganya. Berbagai data satatistik telah menunjukkan, bahwa 1,2% penduduknya telah menjadi pecandu obat terlarang. Data tersebut menunjukkan, betapa negara ini berada dalam posisi yang sangat sulit, juga menghadapai persoalan yang sangat pelik dan serius.
Sebab–Sebab Terjadinya Transaksi Obat Terlarang Data berbagai statistik menunjukkan, kebanyakan para pecandu obat terlarang (triper) di seluruh dunia adalah anak–anak yang pertimbangannya sekitar tujuh puluh persen. Sedangkan, sebab– sebab penyimpangan yang mereka lakukan, antara lain : Awas Narkoba!
15
kehancuran keluarga (broker home), semakin jauhnya seorang ayah dari tanggung jawab yang harus dipikulnya, baik karena meninggal dunia atau perilaku, sikap, dan metode pendidikan yang diterapkannya terhadap anak sangat buruk. Sedangkan faktor yang dapat mendorong para pemuda melakukan transaksi obat terlarang, antara lain : kegagalan yang dialaminya dalam hidup, tidak memiliki rasa percaya diri, tidak mendapat kasih sayang, hingga sampai pada sisi tidak memiliki berbagai macam keterkaitan social yang kuat. Sebagaimana berbagai penelitian menunjukkan, bahwa sebab paling pokok yang mengiring pada terjadinya transaksi obat bius ini, antara lain: kerap membosankan dan bergaul dengan kawan yang berakhlak tidak terpuji. Salah satu dari penelitian ini menggunakan seorang narasumber dari kaum triper sebagai objek penelitiannya. Kemudian, tampaklah bahwa kebanyakan dari mereka tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang berpendidikan rendah, serta kemampuan kemasyarakatan dan perekonomiannya juga rendah. Atau dengan kata lain, kebanyakan para pecandu obat bius (triper) ini adalah dari kalangan orang–orang fakir yang membutuhkan uang. Kefakiran dan kebutuhan mereka inilah yang dimanfaatkan oleh para pengedar guna mewujudkan kebutuhan mereka yang bejat dalam menyebarkan obat terlarang. Lewat orang–orang fakir inilah, mereka menjual obat terlarang tersebut dengan cara menipunya, bahwa obat–obat ini mampu meringankan beban penderitaan, kemelaratan dan kebutuhan mereka. Akhirnya, mereka pun terpedaya. Penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan di wilayah bagian timur Kerajaan Saudi Arabia yang menghasilkan data sama. Dari dua kelompok pecandu yang dipilih untuk diteliti didapatkan data bahwa mereka memang tumbuh dan berkembang di lingkungan yang taraf ekonominya sangat rendah. Dengan demikian, tidak diragukan lagi bahwa memanfaatkan
16
Awas Narkoba!
kebutuhan orang–orang fakir untuk pekerjaan semacam ini merupakan cara yang paling hina, keji, serta tidak manusiawi. Kondisi semacam itu juga menunjukkan, bahwa para pengedar tersebut adalah orang yang berjiwa keji, penipu, dan maker. Berdasarkan peristiwa itu, maka negara–negara Islam harus menjamin kehidupan orang– orang fakir, khususnya bila menyangkut berbagai peristiwa yang mereka timbulkan, baik dengan cara memberikan pertolongan berupa uang, tempat tinggal, pendidikan, dan berbagai macam kebutuhan hidup lainnya yang bersifat primer. Itu semua perlu dilakukan guna menjaga akhlak mereka dari berbagai macam penyimpangan. Barangkali bukan suatu tindakan tolo,l jika negara memberikan tunjangan yang terus – menerus kepada anak – anak yang diambilkan dari perbendaharaan negara. Karena, pada masa pemerintahan Umar Ibnul Khaththab R.A, dia memberikan sekitar seratus dirham kepada anak–anak, dimulai sejak mereka baru lahir. Jumlah ini akan terus ditambah sesuai dengan kebutuhan. Uluran tangan ini terus diberikan hingga kepada anak–anak terlantar (anak–anak yang dibuang oleh orang tuanya). Dengan cara semacam ini, sangat memungkinkan bagi negara untuk melindungi anak–anak kaum muslimin yang masih membutuhkan uluran tangan. Hal itu dimaksudkan, agar kebutuhan dan kefakiran mereka tidak dirasuki oleh kehancuran seperti yang telah dijelaskan. Adapun sarana informasi secara tidak langsung memiliki peran yang sangat penting dan mengkhawatirkan dalam melariskan penjualan obat terlarang. Hal ini dikatakan oleh salah seorang dokter spesialis pengobatan para pecandu, Telah tampak dengan jelas bagi kita, bahwa faktor paling dominan yang dapat menjadikan para pemuda sebagai pecandu obat terlarang.
Awas Narkoba!
17
Faktor Resiko Semua remaja mempunyai resiko untuk menyalahgunakan obatobatan. Namun, ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan penyalahgunaan obat di kalangan para remaja meningkat, seperti faktor genetik, lingkungan keluarga, pergaulan dan karakteristik individu. Resiko faktor genetik didukung oleh hasil penelitian, bahwa remaja dari orangtua kandung alkaholik mempunyai risiko 3-4 kali sebagai peminum alkohol, dibandingkan remaja dari orangtua angkat alkoholik. Penelitian lain membuktikan, remaja kembar monozigot, mempunyai resiko alkaholik lebih besar dibandingkan remaja kembar dizigot. Pola asuh dalam keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap penyalahgunaan obat pada remaja. Pola asuh orangtua yang demokratis dan terbuka mempunyai resiko penyalahgunaan obat pada remaja lebih rendah, dibandingkan dengan pola asuh orangtua dengan disiplin yang ketat. Disamping itu, keluarga yang antisosial dan kriminal mempunyai resiko penyalahgunaan obat pada remaja lebih besar pula. Dalam pergaulan sehari-hari, pengaruh oleh teman dekat untuk menyalahgunakan obat lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak dikenal. Remaja-remaja yang mempunyai riwayat kejahatan, bolos sekolah, gagal di sekolah, atau perilaku seks bebas mempunyai resiko menyalahgunakan obat lebih besar. Penyalahgunaan obat oleh remaja pada usia dini (di bawah 15 tahun) atau usia lebih lanjut (di atas 24 tahun), cenderung disadari oleh gangguan psikiatri, seperti depresi atau gangguan kecemasan dan mempunyai resiko penyalahgunaan obat dua kali lebih besar dibandingkan dengan remaja yang tidak mempunyai riwayat depresi atau gangguan kecemasan.
18
Awas Narkoba!
BAB DUA
Psikotropika Pendahuluan Psikotropika merupakan suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Efek Pemakaian Psikotropika Zat atau obat psikotropika ini dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya. Pemakaian psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan pembatasan pejabat kesehatan, dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk. Tidak saja menyebabkan Awas Narkoba!
19
ketergantungan, bahkan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan kematian.
Golongan Psikotropika Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika, yaitu yang dimaksud dengan psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Berdasarkan definisi tersebut dan potensinya yang dapat mengakibatkan sindroma ketergantungan, psikotropika terbagi dalam empat golongan.
Psikotropika Golongan I Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. No.
Nama Lazim
Nama Lain
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Brolampetamin Etisiklidina Etriptamina Katinona (+) 0Lisergida
DOB DOT DMA DMPH DMT DOET PCE LSD, LSD-25
20
Awas Narkoba!
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Ekstasi Metkatinona Psilobina Rolisiklidina Tenamfetamina Tenosiklodina -
MDMA Meskalina 4-METILAMINOREKS MMDA N-Eti MDA N-Hidroksi MDA Paraheksil PMA Psilosina, Psilotsin PHP, PCPY STP, DOM MDA TCP TMA
Psikotropika Golongan II Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi untuk tujuan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. No.
Nama Lazim
Nama Lain
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Amfetamin Deksamfetamin Fenetilina Fenmertrazina Fensiklidina Levamfetamina Meklokualon
PCP Levometamfetamina -
Awas Narkoba!
21
9. 10. 11. 12. 13. 14.
Metamfetamina Metamfetamina rasement Metakualon Metolfenidat Sekobarbital Ziperprol
-
Psikotropika Golongan III Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi untuk tujuan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. No.
Nama Lazim
Nama Lain
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Amobarbital Buprenorfin Butalbital Flunitrazepam Glutetimida Katina Pentazosina Pentobarbital Siklobarbital
(+)-norpseudoefedrina -
Psikotropika Golongan IV Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi untuk tujuan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.
22
Awas Narkoba!
No.
Nama Lazim
Nama Lain
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
Allobarbital Alprozolam Amfrepramona Aminorex Barbital Benzfetamina Bromazepam Brotizolam Delorazepam Diazepam Estazolam Etil ampetamin Etil loflazepate Etinamat Etklorvinol Fencamfamina Fendimetrazina Fenobarbital Fenproporek Fentemina Fludiazepam Flurazepam Halazepam Haloksazolam Kamaazepam Ketazolam Klobazam Kloksazolam Klonazepam Klorazepat
Dietilpropion Butobarbital N-etilamfetamina -
Awas Narkoba!
23
32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60.
Klordiazepoksida Klotiazepam Lefetamina Loprazolam Lorazepam Lormetazepam Mazindol Medazepam Mefenoreks Meprobamat Mesokarb Metilfenobarbital Metiprilon Midazolam Nimeatzepam Nitrazepam Nordazepam Oksazepam Oksazolam Pemolina Pinazepam Pipradol Pirovalerona Prazepam Sekbutabarbital Temazepam Tetrazepam Triazolam Vinibital
SPA -
Di Amerika Serikat, kira-kira 50 persen dari penderita keracunan obat yang dibawa ke rumah sakit disebabkan oleh keracunan obat golongan psikotropika. Dalam bidang
24
Awas Narkoba!
farmakologi, ada istilah yang dimaksud dengan obat golongan psikotropika, seperti obat yang mempunyai afinitas atau efek khusus pada psikis atau jiwa. Berdasarkan pengertian tersebut dan kegunaannya, psikotropika dapat dibagi dua, yaitu yang digunakan dalam terapi dan yang tidak digunakan dalam terapi, tapi banyak disalahgunakan, khususnya golongan psikotomimetika. Psikotropika yang digunakan dalam terapi dibagi dalam empat golongan, yaitu golongan hipnotika dan sedativa, golongan anti ankietas, golongan antipsikotika, dan golongan antidepresi. Sedangkan golongan psikotomimetika yang banyak disalahgunakan, antara lain : 1. LSD (Lysergic Acid Diethylamide) merupakan senyawa semisintetik dari ergot. 2. DMT (Dimethyltryptamine), dibuat secara sintetik atau dari tanaman Piptadenia Pregrine. 3. DET (Diethyltryptamine), suatu senyawa sintetik 4. STP, DOM (2,3-dimethoxy-4-methylamphetamine), suatu senyawa sintetik. 5. MDA (Methylene Dioxyamphetamine), suatu senyawa sintetik. 6. MDMA, Ecstasy (3,4-methylene dioxymethamphetamine), suatu senyawa sintetik. 7. Psilocybine dan Psilocine (merupakan turunan 4-hydroxytryptamine), suatu senyawa sintetik atau dapat diperoleh dari jamur Psilocybe Mexicana. 8. Bufotenine atau Dimethyl Serotinin, suatu senyawa sintetik atau dapat diperoleh dari tanaman Piptadenia Peregrine, cendawan Amanita Muscaria, atau kulit katak Bufo Marinus. 9. Ibogaine, didapat dari tanaman Tabernanthe Iboga. 10. Harmine dan Harmaline, didapat dari tanaman Paganum Harmala atau Banisteria Caapi. 11. Ditran, suatu senyawa sintetik.
Awas Narkoba!
25
12. Mariyuana atau Ganja, dari tanaman Cannabis Indica atau Cannabis Sativa. 13. Mescale atau Peyote, dari tanaman Lophopora Williamsii yang mengandung mescaline. Tapi juga dapat dibuat secara sintetik. Keracunan psikotropika, umumnya disebabkan oleh overdosis obat golongan spikotropika yang digunakan untuk terapi atau penyalahgunaan bahan atau senyawa dari golongan psikotomimetika.
Golongan Psikotomimetika Psikotomimetika atau disebut juga psikodisleptika, psikotogen, psikodelik, atau halusinogen, adalah bahan atau senyawa kimia yang mempunyai kemampuan merubah persepsi, keadaan atau suasana hati, atau pikiran. Hal yang paling menonjol ialah perubahan persepsi penglihatan, selain juga dapat terjadi perubahan personalitas.
Gejala Klinis Jika terjadi keracunan yang disebabkan oleh bahan atau senyawa psikotomimetika, gejala klinis yang memerlukan tindakan penanggulangan secara medis, antara lain hipereksitabilitas, lepas kendali, ataksia, hipertensi atau hipotensi, konvulsi, koma, dan keadaan psikotik yang berkepanjangan. Selain itu, LSD dapat menyebabkan midriasis, tremor, refleks yang berlebihan, demam, gangguan psikotik, resiko peningkatan usaha bunuh diri dan terjadi pembunuhan, serta disosiasi mental yang berkepanjangan.
26
Awas Narkoba!
Tindakan Penanggulangannya Atasi konvulsi dan ekstasi dengan diberi diazepam 0,1 mg per kg secara oral. Jika terjadi koma, atasi seperti keracunan obat golongan barbital.
Amfetamin Ketika berupaya mendapatkan obat untuk asma, Chen, seorang farmakolog etnis Cina Amerika, meneliti catatan tentang obatobat Cina kuno. Ia mene-mukan suatu semak gurun yang disebut mahuang yang berulang-ulang disebutkan sebagai obat yang efektif. Setelah melakukan suatu upaya sistematis, Chen dapat mengisolasi suatu alkaloid dari tanaman tersebut yang merupakan anggota genus Efedra. Dan efedrin memang terbukti sangat berhasil mengatasi asma. Namun, keter-gantungan pada tanaman semak tersebut sebagai bahan obat dianggap tidak efisien, sehingga mulai dilakukan berbagai upaya untuk mengembangkan suatu pengganti sintetis. Amfetamin adalah hasil dari berbagai upaya tersebut. Amfetamin yang pertama, Benzedrin, ditemukan tahun 1927. Dengan cepat menjadi tersedia secara komersial pada awal 1930 sebagai inhalar untuk melegakan hidung tersumbat dan juga diketahui masyarakat karena efek rangsangannya. Dokter-dokter kemudian meresepkannya dan dengan segera amfetamin lain dibuat untuk mengendalikan depresi ringan dan nafsu makan. Selama PD II, para tentara kedua belah pihak diberikan persediaan obat-obatan untuk menghapus lelah (fotigue). Sekarang ini, amfetamin sering digunakan untuk menangani anak hiper-aktif. Amfetamin, seperti Benzedrin, Deksedrin, dan Methedrin, menghasilkan efeknya dengan menyebabkan pelepasan norepinefrin dan dopamin dan menghambat pengembalian kedua neurotransmiter tersebut. Obat-obatan tersebut dapat
Awas Narkoba!
27
ditelan atau disuntikkan dan dapat menyebabkan kecanduan. Keterjagaan meningkat, fungsi-fungsi pencernaan dihambat, dan nafsu makan berkurang. Oleh karena itu, obat ini digunakan untuk diet. Denyut jantung semakin cepat, dan pembuluh darah di kulit, serta selaput lendir mengalami penyempitan. Individu yang bersangkutan menjadi terjaga, euforik, dan bersemangat serta dirasuki oleh energi yang seolah tanpa batas dan rasa percaya diri. Dosis yang lebih besar dapat membuat pengguna menjadi gugup, mudah terpancing, dan bingung sehingga ia dapat mengalami gemetar, sakit kepala, pusing, dan tidak dapat tidur. Kadang para pengguna berat menjadi sangat dipenuhi rasa curiga dan bersikap bermusuhan, sehingga ia dapat membahayakan orang lain. Dosis tinggi yang digunakan dalam satu kurun waktu tertentu dapat menimbulkan kondisi yang cukup mirip dengan skizofrenia paranoid, termasuk delusinya. Toleransi terhadap amfetamin berkembang dengan sangat cepat, sehingga semakin besar dosis yang dibutuhkan untuk menghasilkan efek perangsangan. Satu studi menunjukkan terjadinya berbagai efek toleransi hanya dalam waktu enam hari setelah penggunaan obat tersebut secara berulang kali. Seiring meningkatnya toleransi pengguna dapat berhenti minum pil dan menyuntikkan Methedrin, jenis amfetamin terkuat, langsung ke dalam pembuluh darah. Mereka yang dijuluki pecandu speed menyuntik diri mereka berulang kali dengan obat tersebut dan mempertahankan aktivitas intens dan euforik selama beberapa hari, tanpa makan dan tidur (terus-menerus), dan setelah itu, dalam keadaan sangat lelah dan depresi, tidur, atau jatuh tertidur selama beberapa hari. Kemudian, siklus tersebut berulang kembali. Setelah pola tersebut berulang beberapa kali, fungsi fisik dan sosial individu yang bersangkutan mengalami kemunduran jelas. Perilakunya berubah-ubah dan bermusuhan, dan si pecandu speed tersebut dapat membahayakan dirinya sendiri serta orang lain.
28
Awas Narkoba!
Penggunaan amfetamin di tempat kerja meningkat. Di bawah tekanan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan istilah tahun 90-an adalah “melakukan lebih banyak pekerjaan dengan waktu yang lebih sedikit” banyak pekerja kerah putih beralih ke speed untuk tetap terjaga, lebih produktif, dan secara umum merasa lebih berenergi, bahkan euforik. Dalam beberapa kasus, para atasan mendorong penggunaan, bahkan menyediakan, obat bagi karyawan yang sudah termotivasi. Meskipun hal itu dapat berhasil dalam jangka pendek, namun semakin lama akan timbul perasaan Amfetamin mudah tersinggung yang ekstrem dan orang yang bersangkutan dapat semakin banyak menggunakan zat yang menimbulkan kecanduan tersebut untuk mengatasi perasaan marahnya. Kadang individu yang bersangkutan meminum alkohol pada petang harinya untuk menenangkan diri. Kerugian emosional dan fisik semakin besar seiring mulai memburuknya hubungan pribadi dan performa kerja si pecandu.
Gejala Klinis Keracunan yang disebabkan oleh amfetamin ditandai dengan peningkatan kewaspadaan dan percaya diri, euforia, perilaku ekstrovert, banyak bicara, berbicara cepat, kehilangan keinginan makan dan tidur, tremor, dilatasi pupil, takikardia, dan hipertensi. Pada keracunan berat juga, menyebabkan eksitabilitas, agitasi, delusi paranoid, halusinasi dengan perilaku bengis, hipertonia, Awas Narkoba!
29
dan hiperrefleksia. Konvulsi, rhabdomiolisis, hiperthermia, dan aritmia jantung, tidak biasa terjadi, tapi dihubung-hubungkan dengan peningkatan mortalitas.
Tindakan Penanggulangannya 1.
2.
Pengurasan lambung dapat dilakukan dalam jam pertama setelah keracunan karena overdosis, meskipun belum tentu efektif. Sebagai alternatif, dapat diberi karbon aktif 50-100 g. Sebagai tindakan suportif, dapat diberi obat sedative seperti klorpromazin 50-100 mg secara IM, atau diazepam 5-10 mg secara IV.
Metamfetamin Penyalahgunaan derivat amfetamin yang disebut metamfetamin meningkat tajam pada tahun 1990-an. Beberapa estimasi mengindikasikan, bahwa sebanyak 4,7 juta orang di Amerika Serikat pernah mencoba metamfetamin dalam dosis tertentu. Sebagai tambahan, kematian yang berhubungan dengan metamfetamin hampir meningkat tiga kali lipat antara tahun 1991 dan 1994. Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit karena intoksikasi metamfetamin juga meningkat secara dramatis. Dari tahun 1992 hingga 1993, angka rawat inap di rumah sakit karena penggunaan metamfetamin di 42 negara bagian meningkat 43 persen. Pada tahun 1994 dan 1995, 35 persen dari jumlah orang yang dirawat di pusat-pusat penanganan ketergantungan obat di Kalifornia adalah para penyalahguna metamfetamin, sedangkan 27 persen adalah para penyalahguna heroin dan 24 persen penyalahguna kokain. Pada waktu itu, hingga belum lama berselang, masalah tersebut lebih serius di California diban-ding
30
Awas Narkoba!
di semua wilayah lain di Amerika Serikat karena tingginya jumlah laboratorium ilegal di negara bagian itu yang memproduksi obat yang mudah dibuat dan tidak mahal tersebut. Meskipun demikian, penyalahgunaannya dewasa ini meluas di wilayah barat tengah dan barat daya Amerika Serikat. Kaum laki-laki cenderung lebih sering menyalahgunakan metamfetamin diban-ding perempuan kontras dengan penggunaan berbagai jenis amfetamin lain yang mana tidak terdapat banyak perbedaan gender. Meskipun begitu, penyalahgunaan di kalangan remaja laki-laki dan perempuan meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 1992. Meskipun kaum laki-laki kulit putih merupakan penyalahguna umum metamfetamin, data mutakhir menunjukkan bahwa penggunaan di kalangan Hispanik dan penduduk asli Amerika meningkat. Sebagaimana jenis amfetamin lain, metamfetamin dapat ditelan atau disuntikkan. Juga dapat digunakan melalui hidung (dihirup). Dalam bentuk kristal jernih, obat tersebut sering dijuluki “meth crystal” atau “es”. Keinginan akan metamfetamin sangat kuat, sering kali berlangsung hingga beberapa tahun setelah penggunaannya dihentikan. Ketagihan juga merupakan prediktor yang handal terhadap penggunaan di kemudian hari. Beberapa studi terhadap hewan mengindikasikan, bahwa penggunaan metam-fetamin yang kronis menyebabkan kerusakan otak, mempengaruhi sistem dopamin dan serotonin. Berbagai studi pencitraan saraf pada manusia belum lama berselang juga menemukan berbagai efek yang sama pada otak, terutama pada sistem dopamin. Volkow dan para koleganya (2001) menuturkan, bahwa para penyalahguna metamfetamin yang saat ini bersih dari zat, beberapa di antaranya sudah selama sebelas bulan, mengalami pengurangan signifikan suatu transporter dopamin. Kenyataannya, pada tiga orang di antara para pasien yang diteliti, berku-rangnya pengembalian dopamin sama dengan yang terjadi pada penyakit Parkinson dalam tahap yang belum terlalu parah. Terlebih lagi, para penyalahguna Awas Narkoba!
31
metam-fetamin tampil lambat pada beberapa tugas motorik dibanding kelompok pembanding, suatu temuan yang sama dengan yang diperoleh pada para pasien yang menderita Parkinson. Berbagai studi lain mendokumentasikan terjadinya berbagai kelemahan kognitif yang juga dihubungkan dengan penggunaan metamfetamin yang kronis. Tidak mengherankan bila penggunaan metamfetamin oleh ibu hamil dapat memiliki konsekuensi berat bagi perkembangan janin. Secara ringkas, metamfetamin memiliki banyak efek yang membahayakan dan serius. Bahan-bahan kimia untuk memproduksi metamfetamin dapat diperoleh dengan mudah meskipun beberapa undangundang mutakhir, seperti Methamphetamine Control Act yang diberlakukan pada tahun 1996, telah diundangkan sebagai upaya untuk menghentikan pasokannya. Ketika pasokan efedrin dibatasi, pseudoefedrin, zat yang umum terdapat dalam banyak dekongestan yang dijual bebas, menjadi penggantinya. Namun zat-zat tersebut, dewasa ini juga telah diatur dengan lebih baik. Beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pembuat-an metamfetamin sangat tidak stabil dan berbahaya bila terhirup. Berbagai bahan kimia berbahaya tersebut menyebabkan kerusakan mulai dari iritasi mata dan mual-mual hingga koma dan kematian. Bahan-bahan tersebut juga beresiko menimbulkan kebakaran dan ledakan.
Ekstasi Ekstasi atau 3,4-metilen-dioksimetamfetamin karena efek neurotoksisitas dan potensial disalahgunakan, di Inggris telah dimasukkan dalam golongan A dari “Misuse of Drug Act” pada tahun 1971, dan di Amerika Serikat dilarang sejak tahun 1985. Di Inggris, tablet atau kapsul ekstasi digunakan pada pesta
32
Awas Narkoba!
dengan gerakan dansa yang cepat dan lama, sehingga efek farmakologinya bercampur dengan penggunaan tenaga yang berlebihan dan dehidrasi berat.
Gejala Klinis Pada penyalahgunaan yang ringan, gejala yang timbul, antara lain agitasi, takikardia, hipertensi, dilatasi pupil yang kelihatan jelas, trismus, dan berkeringat. Pada kasus yang berat dapat terjadi hiperthermia, koagulasi intravaskuler yang menyebar, rhabdomiolisis, dan gagal ginjal akut. Kematian mungkin terjadi, dan jika sembuh dapat terjadi kerusakan hati dengan mekanisme yang belum diketahui.
Tindakan Penanggulangannya 1. 2.
Cairan tubuh yang hilang diganti dengan cairan infus. Untuk mengatasi hiperthermia, dapat diberi dantrolen 1 mg per kg secara IV yang dapat diulang jika diperlukan.
Jamur Psilocybe Jamur Psilocybe dimakan mentah, dimasak, atau digunakan dalam bentuk tablet. Kandungan yang utama psilobin dengan efek psikomimetik yang menimbulkan halusinasi dan mengubah realitas.
Gejala Klinis Jika terjadi keracunan, gejala yang dapat timbul, antara lain euforia, bertindak agresif dan tidak kooperatif, hiperkinetik, dan mungkin tidak komunikatif. Gejala lain termasuk halusinasi dan
Awas Narkoba!
33
efek fisik (seperti mual, muntah, sakit perut, takikardia sinus, hipertensi diastolik, dan dilatasi pupil).
Tindakan Penanggulangannya Pada umumnya, tidak memerlukan tindakan penanggulangan, selain obat sedativa bagi penderita dengan perilaku yang mengganggu orang lain.
34
Awas Narkoba!
BAB TIGA
Mengapa Kita Mewaspadai Bahaya Narkoba? Pendahuluan Penggunaan obat anti cemas dan obat tidur secara terus-menerus sesuai dosis terapeutik dapat disebut adiksi? Menurut Dr. Danardi Sosrosumihardjo, Sp. JK, staf Departemen Psikiatri FKUI-RSCM, perlu dibedakan antara adiksi dan dependen. Adiksi adalah gejala ketergantungan zat yang dapat menyebabkan gangguan perilaku. Sementara dependen terjadi ketergantungan zat tetapi tidak menyebabkan perubahan perilaku, justru meningkatkan kualitas hidup selama zat yang digunakan masih dalam dosis terapeutik.
Awas Narkoba!
35
Zat psikoaktif bila digunakan dapat menimbulkan perubahan perilaku, pikiran, perasaan, persepsi, dan kesadaran. Zat psikoaktif bisa digunakan untuk terapi atau disalah gunakan. Termasuk legal adalah psikofarmaka, sedangkan yang ilegal adalah NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif); merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. NAPZA kerap disebut juga dengan istilah narkoba yang merupakan kependekan dari Narkotika, Psikotropika, dan Bahan berbahaya lain. “Zat adiktif dengan psikofarmaka cenderung tumpang tindih,” kata Danardi. Sebab, zat adiktif sebagian ada yang termasuk ke dalam psikofarmaka. Padahal, saat ini banyak sekali psikofarmaka yang lazim digunakan di kedokteran dan disalahgunakan. Zat adiktif, kata Danardi, misalnya morfin, petidin, kodein, heroin; amfetamin, kanabis, alkohol, kokain, halusinogen, sedative-hipnotik seperti solven-inhalansia, nikotin dan kafein, contohnya cola. Sedangkan psikofarmaka misalnya antipsikotik, antimanik, antidepresan, ansiolitik seperti benzodiazepine, nonbenzodiazepine, hipnotika seperti benzodiazepine, stimulansia seperti amfetamin. Ketika adiksi, lanjut Danardi, terjadi kompulsi, yakni penghentian yang sulit serta seluruh waktu sehari-hari habis karena memikirkan zat tersebut. Adiksi juga dapat disertai dengan gejala putus obat. Putus obat biasanya berlangsung singkat, 210 hari, disertai gejala fisik dan gejala psikis tergantung dari jenis zat yang dikonsumsi. Untuk menentukan tingkatan dari gejala adiksi dapat diketahui melalui Skala Mimmelsbach : Tingkat 0. Ketagihan dan ansietas. Tingkat 1. Lakrimasi (mata berair), rhinore (hidung berair), berkeringat dan menguap. Tingkat 2. Anoreksia (tidak nafsu makan), midriasis (pupil
36
Awas Narkoba!
melebar), piloereksi, tremor (gemetaran), panas-dingin, nyeri otot dan tulang. Tingkat 3. Peningkatan keluhan dan gejala seperi suhu, tekanan darah dan nadi mmeningkat, napas cepat dan dalam, hemokonsentrasi, ejakulasi (orgasme spontan). Sebenarnya, narkoba adalah senyawa-senyawa yang cukup banyak diperlukan di dalam dunia kesehatan (kedokteran), industri, dan rumah tangga. Sebagian besar senyawa narkoba bersifat mempengaruhi kerja sistem otak. Oleh karena itu, penggunaannya harus memenuhi aturan-aturan tertentu sebagaimana telah ditetapkan di dalam Undang-Undang Kesehatan. Sebagaimana obat yang berbahaya pada sistem saraf, pemakaian narkoba dapat menimbulkan berbagai macam pengaruh, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Pengaruh yang ringan, misalnya rasa mengantuk dan rasa santai. Pengaruh yang berat, misalnya pingsan, mabuk, dan bahkan mati. Oleh karena itu, narkoba tidak bisa dikonsumsi sembarangan tanpa sepengetahuan tenaga medis atau tenaga kesehatan. Banyak penyebab seorang anak muda menyalahgunakan obat-obatan terlarang atau narkoba. Mereka mungkin ditawari oleh teman mereka. Biasanya, mereka hanya sebatas ingin mengetahui saja, terutama bila mereka berteman yang memakai obat tersebut. Atau, seringkali pada anak muda mencoba obatobatan tersebut hanya karena tekanan dari teman yang bersifat negatif. Mereka juga dapat lari ke penyalahgunaan obatan-obatan, guna melupakan masalah mereka. Karena itu, penting sekali untuk mereka tahu persoalan apa yang sedang dihindari oleh si anak. Seringkali, masalah-masalah perkawanan antara orangtua, diabaikan oleh orangtua, tekanan keluarga, atau kegagalan dalam hidup menjadi penyebab utama.
Awas Narkoba!
37
Secara singkat, faktor-faktor penyalahgunaan narkoba adalah sebagai berikut. 1. Keingintahuan yang besar tanpa sadar akibatnya. 2. Keinginan untuk mencoba-mencoba karena penasaran. 3. Keinginan untuk bersenang-senang (just for fun). 4. Keinginan untuk mengikuti tren atau kekinian (fashionable). 5. Keinginan untuk diterima oleh lingkungannya. 6. Lari dari kebosanan atau kepahitan hidup. 7. Pengertian yang salah bahwa penggunaan yang sekali-kali tidak menimbulkan ketagihan. 8. Semakin mudahnya untuk mendapatkan narkoba dimanamana dengan harga relatif murah. 9. Tidak siap mental untuk menghadapi tekanan pergaulan, sehingga tidak mampu menolak narkoba secara tegas.
Perangkat Pemeriksaan Pendahuluan Narkotika-Psikotropika Persyaratan Penggunaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
38
Petugas pemeriksaan telah mempelajari petunjuk yang ada dengan seksama. Perangkat pemeriksaan telah disiapkan. Petugas harus tidak buta warna. Sediakan batang korek api, tusuk gigi atau pisau lipat. Tersedia barang bukti yang akan diperiksa. Barang bukti yang akan diperiksa harus disesuaikan dengan pereaksi yang akan dipergunakan. Sebaiknya menggunakan sarung tangan.
Awas Narkoba!
Keterangan Penggunaan 1.
2.
3.
Semua pereaksi yang akan digunakan tersedia dalam ampul yang mudah dipatahkan dan dikemas dalam wadah plastik tahan asam, serta dilengkapi dengan penjepit plastik sebagai alat penutup. Jumlah ampul akan berbeda untuk masing-masing pereaksi, yaitu: a. Pereaksi Markuis (1 ampul). b. Pereaksi Kanabis (3 ampul). c. Pereaksi Kokain (12 ampul). d. Pereaksi Barbituirat (2 ampul). e. Pereaksi Amfetamin (1 ampul). f. Pereaksi Ekstasi (1 ampul). Semua pereaksi mengandung asam-asam pekat, hindari kontak dengan mata dan kulit maupun pakaian.
Cara Pengambilan Bahan Tablet atau Pil Patahkan sedikit, masukkan dalam wadah plastik, hancurkan dari luar sampai menjadi serbuk. Serbuk Masukkan bahan sebanyak yang dapat diambil dengan ujung batang korek api, tusuk gigi, pisau lipat.
Cara Penggunaan Pereaksi Markuis Digunakan untuk pemeriksaan morfin, heroin, kodein, dan pethidin. a. Barang bukti: Serbuk putih, abu-abu, kuning cokelat atau cokelat.
Awas Narkoba!
39
b. c.
Cairan: Tidak dapat menggunakan pereaksi ini, kirim ke Labkrim. Candu: Kirim ke Labkrim
Caranya: a. Buka penjepit plastik, masukkan sedikit barang bukti, tutup kembali, ketuk-ketuk hingga bahan jatuh ke dasar wadah. b. Patahkan ampul dan lihat perubahan warna yang terjadi. 1) Lembayung: morfin, kodein, dan heroinpositif. 2) Kuning: pethidin positif. Pereaksi Kanabis Digunakan untuk pemeriksaan ganja dan damar ganja (hashish). a. Barang bukti. Daun, zat padat warna cokelat hitam. b. Cairan. Kental cokelat, hitam biji-bijian. Caranya: a. Hadapkan tulisan ke arah kita, buka penjepit plastik, masukkan sedikit barang bukti, tutup kembali, ketuk-ketuk hingga bahan jatuh ke dasar wadah. b. Patahkan ampul pertama dari kiri, kocok kuat selama 1 menit. c. Patahkan ampul kedua dari kiri, kocok, jika terjadi warna biru lembayung, reaksi positif. d. Patahkan ampul ketiga kocok perlahan warna biru lembayung akan berpindah ke lapisan bawah dari cairan. Gejala putus obat nyang ditimbulkan, yaitu gelisah, bingung, sensitif, ansietas, depresi, fotofobia (takut cahaya), halusinasi visual, demam berkeringat, insomnia, tremor, mialgia, diare. Gejala ini biasanya berlangsung 1-2 hari. Terapi untuk kanabis hanya bersifat simptomatis dengan golongan antipsikotik seperti haloperidol, risperiodone,
40
Awas Narkoba!
olanzapine, clozapine dan golongan ansiolitik seperti diazepam, clordiasepoksid, klobazam dan alprazolam. Pereaksi Kokain Digunakan untuk pemeriksaan kokain. a. Barang bukti: serbuk putih, tablet atau injeksi. b. Daun: kirim langsung ke Laboratorium Forensik Polri. Caranya: a. Buka penjepit plastik, masukkan sedikit barang bukti, tutup kembali, ketuk-ketuk hingga bahan jatuh ke dasar wadah. b. Patahkan ampul dan lihat perubahan warna. Biru: kokain positif. Pereaksi Barbiturat Digunakan untuk pemeriksaan barbiturat. Barang bukti: serbuk putih atau tablet. Caranya: a. Hadapkan tulisan ke arah kita, buka penjepit plastik, masukkan sedikit barang bukti, tutup kembali, ketuk-ketuk hingga bahan jatuh ke dasar wadah. b. Patahkan ampul pertama dari kiri, kocok 1 menit. c. Patahkan ampul kedua kocok. d. Reaksi positif jika terbentuk warna lembayung. Pereaksi Amfetamin Digunakan untuk pemeriksaan amfetamin. a. Barang bukti: serbuk putih atau kekuningan. b. Cairan: tidak dapat menggunakan pereaksi ini, kirim ke Laboratorium Forensik Polri.
Awas Narkoba!
41
Caranya: a. Buka penjepit plastik, masukkan sedikit barang bukti, tutup kembali, ketuk-ketuk hingga bahan jatuh ke dasar wadah. b. Patahkan ampul dan lihat perubahan warna. Jingga: amfetamin positif. Gejala putus obat amfetamin adalah lelah, insomnia, depresi, anhedonia, isolasi diri, impotensia, ansietas, panik-fobia, ide paranoid, halusinasi, dan agitasi yang biasanya terjadi 1-3 hari. Terapi simptomatis dilakukan dengan pemberian golongan ansiolitik (anti cemas), seperti alprazolam 2-6 mg per hari, lorazepam 2-6 mg per hari, klordiazepoksid 5-15 mg per hari, clozapine 50-600 mg per hari, quetiapine 50-600 mg per hari, risperidone 4-6 mg per hari, olanzapine 5-15 mg per hari. Golongan antidepresan (antidepresi), seperti Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI) dan tetrasiklik juga dapat digunakan disini.
Pereaksi Ekstasi Digunakan untuk pemeriksaan ekstasi. Barang bukti : berupa tablet dan dapat pula berupa serbuk, kapsul, atau bentuk sediaan lain.
Caranya: a. b.
42
Buka penjepit plastik, masukkan sedikit barang bukti, tutup kembali, ketuk-ketuk hingga bahan jatuh ke dasar wadah. Patahkan ampul dan lihat perubahan warna. Jingga atau ungu: ekstasi positif.
Awas Narkoba!
Hal-hal yang harus diperhatikan 1.
2. a.
b. 3. 4.
5.
Perubahan warna, pada umumnya terjadi dalam waktu 20 detik. Warna yang timbul setelah 20 detik tidak dapat dipakai sebagai pedoman, kecuali ada petunjuk lain. Apabila terjadi kecelakaan, di mana zat kimia tersebut mengenai anggota tubuh : Tangan atau anggota tubuh lainnya, segera bersihkan atau cuci dengan air yang mengalir, kemudian bilas setelah dicuci dengan sabun. Atau, lakukan dengan cara seperti di atas, bila perlu bawa ke dokter mata. Setelah selesai melakukan pemeriksaan, alat-alat bekas pemeriksaan harus dibuang di keranjang sampah khusus. Perangkat ini harus disimpan dalam lemari khusus, pada temperatur kamar (jatuhkan dari tempat yang terkena sinar matahari langsung) dan jangan memindah-mindahkan ampul dari tempatnya. Perangkat ini tidak dapat dipergunakan lagi bila pereaksi di dalam ampul berubah menjadi keruh, terjadi perubahan warna yang menyolok atau terjadi endapan.
Catatan: Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan awal, kepastiannya harus dikirim ke Laboratorium Forensik Polri.
Jenis Narkotika dan Efek yang Ditimbulkannya Tahun ini, berjuta-juta remaja di Asia menyalahgunakan narkoba. Menurut data dari Nations Drug Control Program, lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia telah menyalahgunakan narkoba. Awas Narkoba!
43
Mulai dari penyalahgunaan dengan cara penghirupan bahanbahan kimia (dikenal dengan ingalen) oleh anak-anak jalanan, lalu penggunaan ekstasi di kalangan anak remaja dan sampai kepada pecandu berat heroin (dikenal sebagai putauw). Kesengsaraan yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba tidak dapat dihitung. Pemakaian narkoba dalam masyarakatlah yang menyebabkan hilangnya harta, meningkatnya biaya kesehatan, kekerasan yang terjadi di hjalan-jalan, meningkatnya kriminalitas dan hancurnya sebuah masyarakat. Belum lagi akibat fatal yang ditimbulkan narkoba di dalam keluarga yang menyebabkan kematian anak, ayah, atau ibu. Salah satu alasan meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan anak-anak adalah kurangnya pendidikan dasar tentang narkoba baik di kalangan para orangtua dan anak-anak. Terutama banyak orangtua yang tidak menyadari pengaruh narkoba yang ada di masyarakat dan bahaya yang dihadapi anak-anak setiap harinya. Penelitian menunjukkan, bahwa banyak kepercayaan atau pengetahuan anak-anak dibentuk dari apa yang diajarkan mereka pertama kalinya di rumah. Selanjutnya, pengetahuan inilah yang membekali mereka untuk “melawan” arus masyarakat lingkungan sekitarnya (seperti : teman, film, bintang-bintang olahraga atau kehidupan kaum selebriti. Jika pedoman atau “bekal” dari orangtua gagal memperlengkapi anaknya, maka akan sulit anak-anak menghadapi tantangan yang ditawrakan oleh para pengedar atau pecandu narkoba yang pada akhirnya menyebabkan kesusahan dan keterikatan seumur hidup. Narkotika merupakan zat atau obat, baik yang berasal dari tanaman, sintetis, maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Secara umum, narkotika mempunyai kemampuan menurunkan dan mengubah kesadaran (anestetik) dan mengurangi, bahkan menghilangkan rasa nyeri
44
Awas Narkoba!
(analgetik). Di dunia pengobatan, senyawa ini biasa digunakan sebagai obat bius (anestetika) yang dipakai untuk membius orang yang akan dioperasi, sehingga tidak merasakan sakit sewaktu operasi berlangsung. Selain itu, narkotika juga digunakan untuk obat penekan batuk (antitusiva) dan obat penekan rasa nyeri (analgetika).
Narkotika Golongan Pertama Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan, narkotika yang Narkotika golongan pertama masuk dalam kategori golongan pertama ini adalah kokain, ganja, berbagai jenis opium dari heroin (putaw). Usaha pengendalian hama dan penyakit tanaman padi memang harus dilakukan kalau tidak ingin kehilangan sebagian hasil panen. Berbagai macam cara telah dilakukan manusia untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman padi. Usahausaha tersebut ada yang berhasil dan ada juga yang gagal. Sampai akhirnya ditemukan berbagai jenis insektisida.
Narkotik Golongan Kedua Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagi pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, Narkotik golongan kedua serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Narkotika yang termasuk dalam golongan kedua ini adalah morfin dan opium. Awas Narkoba!
45
Narkotika Golongan Ketiga Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Narkotika yang termasuk dalam golongan ketiga adalah jenis turunan opium tertentu.
Opium (Opiat) Opiat adalah kelompok sedatif yang menimbulkan kecanduan yang dalam dosis sedang, menghilangkan rasa sakit dan menyebabkan tidur. Paling terkenal di antaranya adalah opium, yang aslinya merupakan obat utama dalam lalu lintas perdagangan ilegal internasional dan telah dikenal oleh orangorang dalam peradaban Sumeria di masa 7000 tahun sebelum masehi. Mereka memberi nama tanaman poppy yang menghasilkan obat tersebut dengan nama yang masih dikenal hingga saat ini yang berarti “tanaman kebahagiaan.” Pada tahun 1806 alkaloid morfin yang diambil dari nama dewa mimpi Yunani Morpheus, berhasil dipisahkan dari opium kasar. Bubuk yang rasanya pahit tersebut terbukti sebagai sedatif dan penghilang rasa sakit yang kuat. Sebelum diketahui menimbulkan kecanduan, bubuk tersebut umum digunakan dalam obat-obat paten. Pada pertengahan abad ke-19, ketika jarum suntik hipodermik diperkenalkan di Amerika Serikat, morfin mulai disuntikkan secara langsung ke dalam pembuluh darah untuk menghilang-kan rasa sakit. Banyak tentara yang terluka dalam pertempuran dan yang menderita disentri selama Perang Sipil ditangani dengan morfin dan kembali ke rumah dengan mengalami kecanduan obat tersebut. Khawatir dengan penggunaan suatu obat yang di kemudian hari dapat merusak kehidupan pasien, para ilmuwan mulai meneliti morfin. Pada tahun 1874, mereka menemukan bahwa
46
Awas Narkoba!
morfin dapat diubah menjadi obat lain yang sangat kuat untuk menghilangkan rasa sakit yang mereka beri nama heroin. Pada awalnya. digunakan untuk mengobati kecanduan morfin. Heroin digunakan sebagai pengganti morfin dalam sirup obat batuk dan berbagai obat paten lain. Sangat banyak penyakit yang diobati dengan heroin, sehingga heroin kemudian disebut sebagai GOM atau “God’s Own Medicine” (Brecher, 1972). Meskipun demikian, heroin terbukti lebih menye-babkan kecanduan dan lebih kuat dibanding morfin, lebih berpengaruh, bekerja lebih cepat dan dengan intensitas yang lebih besar. Pada tahun 1909, Presiden Theodore Roosevelt menyerukan diadakannya suatu penyelidikan internasional terhadap opium dan berbagai opiat lain. Dewasa ini, heroin paling sering digunakan dengan cara disuntikkan, meskipun juga dapat digunakan sebagai rokok, dihirup, atau ditelan. Belum lama berselang, obat-obat penghilang rasa sakit yang diresepkan, termasuk hidrokodon dan oksikodon, telah menjadi opiat yang disalahgunakan.
Prevalensi Penyalahgunaan Opiat Dewasa ini heroin merupakan jenis opiat yang paling banyak disalahgunakan. Terlepas dari sangat banyaknya kesulitan dalam pengumpulan data, berdasarkan pendapat yang telah dipertimbangkan dengan hati-hati, terdapat lebih dari satu juta pecandu heroin di Amerika Serikat. Selama bertahun-tahun, angka ketergantungan jauh lebih besar di kalangan dokter dan perawat dibanding dalam berbagai kelompok lain dengan latar belakang pendidikan yang setingkat. Masalah ini diyakini disebabkan oleh kombinasi antara relatif tersedia-nya opiat di berbagai lokasi medis dan stres kerja yang sering dialami orang-orang di lingkungan tersebut. Penggunaan heroin sebelumnya terbatas di pemukiman miskin dan wilayah kumuh kota. Pada awal tahun 1990-an, heroin Awas Narkoba!
47
menjadi obat yang berkelas bagi mahasiswa dari kalangan kelas menengah dan menengah atas dan para profesional muda, dan mulai bersaing dengan kokain dalam popularitasnya di kalangan kelompok tersebut. Jumlah pengguna baru heroin terus meningkat secara stabil sejak tahun 1992. Di kalangan siswa senior SMU, prevalensinya meningkat dari 1 persen ke 1,6 persen pada tahun 2000. Lebih jauh lagi, jumlah orang yang dirawat di ruang gawat darurat setelah menyuntikkan atau menghirup heroin meningkat lebih dari dua kali, dari 35.898 orang pada tahun 1991 menjadi 73.846 orang pada tahun 1998. Pusat-pusat rehabilitasi narkoba juga menemukan peningkatan pengguna heroin yang sama besarnya. Beberapa peningkatan kefatalan obat tersebut disebabkan oleh karakteristik heroin yang dewasa ini telah diketahui. Sebagai contoh, pada awal tahun 1980-an heroin yang dijual di California bagian selatan berbentuk bubuk yang kemurniannya kurang dari 5 persen. Pada pertengahan tahun 1990-an, kemurnian heroin berkisar antara 25 hingga 50 persen dan dijual dalam bentuk seperti permen karet yang sulit dilarutkan, atau diturunkan kadarnya, sehingga membuat para pengguna lebih mungkin mengalami overdosis, terutama yang kurang berpengalaman. Berbagai bentuk baru heroin yang tidak perlu disuntikkan, diyakini bertanggung jawab atas meningkatnya penggunaan di kalangan siswa SMU. Dari tahun 1990 hingga 1997, laporan penyalahgunaan hidrokodon meningkat hingga 173 persen di Amerika Serikat, dan laporan penyalahgunaan oksikodon meningkat 43 persen hanya dalam setahun, yaitu dari tahun 1997 hingga tahun 1998. Berbagai nama dagang oksikodon mencakup Percodan, Tylox, dan OxyContin. Pemberian resep OxyContin melonjak hingga 1.800 persen antara tahun 1996 dan 2000, dan pasokan ilegal tampaknya sebagian besar berasal dari resep yang dipalsukan, dicuri, atau dialihkan ke berbagai penyalur di pasar gelap. Sebagai obat resep, OxyContin berbentuk pil berlapis polimer.
48
Awas Narkoba!
Sayang-nya, pil tersebut dapat dengan mudah dilelehkan menjadi bentuk yang dapat disuntikkan atau dihirup oleh para penyalahguna. Harga resmi 40 miligram pil OxyContin berkisar antara 0,50 dolar hingga 1 dolar, namun dijual di jalanan seharga 25 dolar hingga 40 dolar per butir. Penyalahgunaan OxyContin tampaknya lebih banyak terjadi di daerah pinggiran, namun saat ini dengan cepat menyebar ke berbagai wilayah metropolitan yang lebih besar. Karena efek OxyContin sangat mirip dengan efek heroin, para profesional kesehatan khawatir, bahwa para individu yang kecanduan OxyContin tidak mampu lagi membeli dengan harga jalanan akan beralih ke heroin yang harga-nya lebih murah.
Efek Psikologis dan Fisiologis Opium dan derivatnya berupa morfin dan heroin menimbulkan euforia, rasa kantuk, kerasukan, dan kadang kurangnya koordinasi. Heroin dan OxyContin memiliki efek awal tambahan suatu rasa hangat yang men-jalar, kenikmatan yang menyeluruh segera setelah disuntikkan ke dalam pembuluh darah. Semua kekhawatiran dan ketakutan pengguna hilang dan ia memiliki rasa percaya diri yang besar selama 4 hingga 6 jam ke depan, namun kemudian meng-alami kemerosotan kondisi yang berakhir dengan stupor. Efek opiat dihasilkan dengan merangsang berbagai reseptor neural pada sistem opioid tubuh. Contohnya, heroin diubah menjadi morfin dalam otak dan kemudian diikatkan ke reseptor opioid. Tubuh menghasilkan opioid yang disebut endorfin dan enkefalin, dan opium serta berbagai derivatnya cocok dengan reseptor-reseptor opioid tersebut dan merangsangnya. Reseptor opioid terdapat di seluruh otak, dan beberapa bukti menunjukkan bahwa keterkaitan antara reseptor-reseptor tersebut dan sistem dopamin berperan dalam efek menyenangkan yang dihasilkan opiat. Meskipun demikian, bukti yang diperoleh dalam studi Awas Narkoba!
49
terhadap hewan menunjukkan, bahwa efek opiat yang menyenangkan dapat dihasilkan melalui pengaruhnya pada daerah otak yang disebut nukleus akumbens yang mungkin terpisah dari sistem dopamin. Opiat jelas menimbulkan kecanduan fisiologis, karena para pengguna mengalami toleransi yang semakin meningkat terhadap obat-obatan tersebut dan simptom-simptom putus zat bila mereka belum menggunakannya. Reaksi karena belum menggunakan heroin dapat terjadi dalam delapan jam setelah penyuntikan sebelumnya, setidak-tidaknya setelah terjadi toleransi yang tinggi. Selama beberapa jam berikutnya, indi-vidu umumnya mengalami rasa sakit pada otot, bersin-bersin, berkeringat, berurai air mata, dan berulang kali menguap. simptom-simptom tersebut mirip dengan simptom-simptom influenza. Dalam 36 jam, simptom-simptom putus zat tersebut akan semakin parah. Dapat terjadi kejatan otot yang tidak terkendali, kram, menggigil atau wajah memerah dan berkeringat secara berlebihan, dan meningkatnya denyut jantung serta tekanan darah. Orang yang kecanduan tidak dapat tidur, muntah-muntah, dan mengalami diare. simptom-simptom tersebut umumnya berlangsung selama sekitar 72 jam, kemudian berkurang secara bertahap dalam kurun waktu 5 hingga 10 hari. Opiat menimbulkan serangkaian masalah serius bagi orang yang menyalahguna-kannya. Dalam studi pemantauan selama 24 tahun terhadap 500 pecandu heroin, sekitar 28 persen tewas di usia 40 tahun; separuh dari jumlah kematian tersebut adalah karena dibunuh, bunuh diri, atau kecelakaan, dan sepertiganya karena overdosis. Juga terdapat laporan beberapa kematian yang disebabkan overdosis OxyContin. Contohnya, 19 kematian yang berhubungan dengan OxyContin terjadi di Pike County, Kentucky selama tahun 2000. Sama seriusnya adalah berbagai konsekuensi sosial dari penggunaan obat terlarang. Obat dan cara mendapatkannya menjadi pusat eksistensi si
50
Awas Narkoba!
penyalahguna, mengendalikan semua aktivitas dan hubungan sosialnya. Biaya yang sangat tinggi untuk membeli obat para pecandu sering kali harus mengeluarkan uang lebih dari 200 dolar per hari untuk membeli obat-obat opiatnya berarti mereka harus sangat kaya atau mendapatkan uang melalui berbagai tindakan me-langgar hukum, seperti mencuri, melacurkan diri, atau menjual obat-obatan. Oleh karena itu, korelasi antara kecanduan opiat dan berbagai tindakan kriminal cukup tinggi, dan tidak diragukan berkontribusi terhadap pendapat populer, bahwa kecanduan obat itu sendiri menyebabkan kriminalitas. Satu masalah tambahan yang saat ini dihubungkan dengan penggunaan obat-obatan suntik adalah keterpaparan pada Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan AIDS melalui penggunaan jarum suntik secara bersama-sama. Perlu dicatat, terdapat konsensus di kalangan ilmuwan, bahwa berbagai program penggantian jarum suntik dan pemberian jarum suntik serta alat suntik gratis mengurangi tingkat penggunaan jarum suntik secara bersama-sama dan berbagai penyakit infeksi yang dihubungkan dengan penggunaan obat-obatan suntik. Berlawanan dengan retorika populer, program-program semacam itu dikombinasi-kan dengan penanganan metadon tidak men-dorong naiknya penggunaan obat-obatan untuk pertama kalinya maupun penggunaan obat-obatan yang berkelanjutan. Opiat alami lain atau opiate yang disintesis dari opiate alami adalah heroin (diacethylmorphine), kodein (3-methoxymorphine), dan hydromorphone (dilaudid). Bahan-bahan opiat yang sering disalahgunakan adalah sebagai berikut.
Candu Getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan menyadap (menggores) buah yang hendak masak. Getah yang keluar berwarna putih dan dinamakan “Lates”. Getah ini dibiarkan Awas Narkoba!
51
mengering pada permukaan buah sehingga berwarna cokelat kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai aspal lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau candu kasar. Candu kasar mengandung bermacam-macam zat-zat adiktif yang sering disalahgunakan. Candu masak warnanya cokelat tua atau cokelat kehitaman. Diperjual-belikan dalam kemasan kotak kaleng dengan berbagai macam cap, antara lain: ular, tengkorak, burung elang, bola dunia, cap 999, cap anjing, dan sebagainya. Pemakaiannya dengan cara dihisap.
Morfin Morfin adalah hasil olahan dari opium atau candu mentah. Morfin merupakan alkaloida utama dari opium (C 17H19NO 3). Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan cara dihisap dan disuntikkan.
Heroin (Putauw, Putih, Bedak, PT, Etep) Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir-akhir ini. Heroin yang secara farmakologis mirip dengan morfin, menyebabkan orang menjadi mengantuk dan perubahan mood yang tidak menentukan. Walaupun pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah illegal, tetapi diusahakan heroin tetap tersedia bagi pasien dengan penyakit kanker terminal karena efek analgesic dan euforiknya yang baik. Penghilang rasa nyeri yang sangat kuat. Jenis yang popular di Indonesia adalah putauw (heroin kelas 5 atau 6).
52
Awas Narkoba!
Dibuat dalam bentuk serbuk atau larutan. Jika kamu mencoba, heroin akan sangat cepat “mengikat” dirimu secara fisik dan mental. Heroin membuat dirimu jadi jodoh dan lamban, serta merusak konsentrasi. Zat ini yang paling sering menimbulkan kematian akibat overdosis. Tanda-tanda orang ketagihan adalah sebagai berikut. a. Kesakitan dan kejang-kejang. b. Gemetar dan muntah-muntah. c. Mata berair. d. Kehilangan nafsu makan. e. Keram perut dan menggelepar. f. Hidung berlendir. g. Kekurangan cairan tubuh.
Kodein Kodein termasuk garam atau turunan dari opium (candu). Efek kodein lebih lemah daripada heroin, dan potensinya umumnya menimbulkan ketergantungan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan.
Demerol Nama lain dari Demerol adalah Pethidina. Pemnakaiannya dapat ditelan atau dengan suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak berwarna.
Methadon Saat ini methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan opioid. Antagonis op[ioid telah dibuat untuk Awas Narkoba!
53
mengobati dosis opioid dan ketergantungan opioid. Sejumlah besar narkotik sintetik (opioid) telah dibuat, termasuk meperindine (Demerol), methadone (dolphine), oentazocine (talwin), dan propocyphene (darvon). Saat ini, methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan opioid. Kelas obat tersebut adalah apomorphine. Sejumlah senyawa dengan aktivitas campuran agonis dan antagonis telah disintesis, dan senyawa dengan pentazocine, butorphanol (stadol), dan buprenorphine (buprenex). Beberapa penelitian telah menemukan, bahwa buprenorphine adalah suatu pengobatan yang efektif untuk ketergantungan opioid. Nama popular jenis opioid, putauw, etep, PT, putih. 1.
Efek yang ditimbulkan Mengalami pelambatan dari kekacauan pada saat berbicara, kerusakan penglihatan pada malam hari, mengalami kerusakan pada liver dan ginjal, peningkatan risiko terkena virus HIV dan hepatitis dan penyakit infeksi lainnya melalui jarum suntik dan penurunan hasrat dalam hubungan seks, kebingungan dalam identitas seksual, kematian karena overdosis.
2.
Gejala intoksikasi (keracunan) opiat Kontraksi pupil (atau dilatasi pupil karena anoksia akibat overdosis berat) dari satu atau lebih tanda berikut yang berkembang selama, atau segera setelah pemakaian opioid, yaitu mengntuk atau koma bicara cadel, gangguan atensi atau daya ingat. Perilaku maladaptik atau perubahan psikologis yang bermakna secara klinis, misalnya: euphoria awal diikuti oleh apatis, disforia, agitasi atau retardasi psikomotor, gangguan pertimbangan, atau gangguan fungsi social atau pekerjaan yang berkembang selama, atau segera setelah pemakaian opioid.
54
Awas Narkoba!
3.
Gejala Putus Obat Gejala putus obat dimulai dalam enam sampai delapan jam setelah dosis terakhir. Biasanya, setelah suatu periode satu sampai dua minggu pemakaian kontinu atau pemberian antagonis narkotik. Sindroma putus obat mencapai puncak intensitasnya selama hari kedua atau ketiga dan menghilang selama 7 sampai 10 hari setelahnya. Tetapi, beberapa gejala mungkin menetap selama enam bulan atau lebih lama.
4.
Gejala putus obat dari ketergantungan opiat adalah sebagai berikut Gejala putus obat pada seseorang yang menggunakan opiat adalah batuk, pilek, menguap, lakrimasi (mata berair), pupil dilatasi, mual, muntah, diare, takikardi (denyut jantung cepat), tekanan darah meningkat, napas cepat, nafsu makan menurun, insomnia, ansietas, gelisah, lesu-lemas, mialgia (sakit otot), artralgia, tremor, kram perut, kejang, suhu tubuh meningkat, vasodilatasi umum, panas-dingin, keringat banyak, dan piloereksi.
Kokain Kokain adalah zat yang adiktif yang sering disalahgunakan dan merupakan zat yang sangat berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon Coca yang berasal dari Amerika Selatan, di mana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan. Kokain, sebagaimana disebutkan sebelumnya, berasal dari tanaman koka. Penduduk asli dataran tinggi Andean yang merupakan tempat asli tumbuhnya tanam-an koka, mengunyah daunnya. Orang-orang Eropa yang diperkenalkan pada tanaman koka oleh para penjelajah Spanyol, memilih untuk menyeduh
Awas Narkoba!
55
daunnya dalam berbagai minuman. Alkaloid kokain diekstrak dari daun tanaman koka pada pertengahan tahun 1800-an dan telah digunakan sejak saat itu sebagai anestesi lokal. Pada tahun 1884, semasa masih menjadi seorang neurolog muda, Sigmund Freud mulai menggunakan kokain untuk mengatasi depresi yang dialaminya. Yakin dengan efeknya yang ajaib, ia meresepkannya untuk seorang teman yang menderita penyakit yang sangat menimbulkan rasa sakit. Freud menulis salah satu dari beberapa artikel pertama mengenai obat tersebut, yaitu “Lagu Pujian” yang merupakan penegasan antusiastik atas berbagai efek luar biasa yang dialaminya. Namun, Freud kehilangan antusiasmenya terhadap kokain setelah merawat seorang temannya yang juga berprofesi dokter yang mengalami kondisi psikotik semalam penuh karena mengkonsumsi obat yang telah direkomendasikannya tersebut. Mungkin pecandu kokain dalam fiksi yang paling terkenal adalah Sherlock Holmes. Selain mengurangi rasa sakit, kokain memiliki beberapa efek lain. Ia bekerja dengan cepat pada otak, menghambat pengembalian dopamin di berbagai daerah mesolimbik yang dianggap menghasilkan kondisi yang menyenangkan; hasilnya adalah dopamin tetap berada di dalam sinaps sehingga memfasilitasi transmisi neural dan menghasilkan berbagai perasaan positif. Penuturan diri mengenai kenikmatan yang dihasilkan oleh kokain sangat berhubungan dengan sejauh mana kokain meng-hambat pengembalian dopamin. Kokain meningkatkan hasrat seksual dan menimbulkan rasa percaya diri, rasa sejahtera, dan tidak akan pernah lelah. Overdosis dapat menyebabkan yang bersangkutan menggigil, mual, dan meng-alami insomnia, serta serangan paranoid dan halusinasi yang mengerikan mengenai serangga yang merambat di bawah kulit. Penggunaan kronis dapat memicu perubahan kepribadian, termasuk sangat mudah tersinggung, terganggunya hubungan sosial, pemikiran paranoid, dan gangguan pola makan serta
56
Awas Narkoba!
tidur. Penghentian penggunaan kokain tampaknya menyebabkan terjadinya sindrom putus zat yang parah. Kokain dapat mencengkeram seseorang dengan sangat kuat seperti halnya berbagai obat lain yang menimbulkan kecanduan. Seperti pada alkohol, janin yang sedang berkembang di dalam rahim sangat terkena pengaruh negatif penggunaan kokain oleh sang ibu selama kehamilan, dan banyak bayi yang dilahirkan dengan mengalami kecanduan pada obat tersebut. Kokain adalah vasokonstriktor yang menyebabkan pembuluh darah menyempit. Seiring semakin besarnya dosis kokain yang lebih murni yang dewasa ini mudah diperoleh yang digunakan para pengguna, mereka menjadi lebih sering dilarikan ke ruang gawat darurat dan dapat tewas karena overdosis, sering kali karena serangan jantung. Kokain juga meningkatkan risiko seseorang terhadap stroke dan menyebabkan berbagai kelemahan kognitif, seperti sulit memu-satkan perhatian dan sulit untuk mengingat. Karena memiliki kemampuan besar untuk menyempitkan pembuluh darah, kokain memberikan bahaya tersendiri dalam kehamilan karena pasokan darah ke janin dapat berkurang. Kokain dapat dihirup, diisap dengan menggunakan pipa atau rokok, ditelan, atau bahkan disuntikkan ke pembuluh darah; beberapa pecandu heroin mencampurkan kedua obat tersebut. Pada tahun 1970-an, para pengguna kokain di Amerika Serikat mulai memisahkan atau melepaskan komponen kokain dengan memanaskannya dengan menggunakan eter. Bila dimurnikan dengan proses kimiawi tersebut, kokain dasar atau murni menghasilkan efek yang sangat kuat, karena diserap dengan sangat cepat. Kokain murni tersebut biasanya diisap dengan sedotan atau ditaburkan di rokok tembakau atau mariyuana. Kokain diserap dengan sangat cepat ke dalam paru-paru dan sampai ke otak dalam beberapa detik, kemudian menimbulkan kondisi melayang yang intens selama dua menit, diikuti oleh
Awas Narkoba!
57
kegelisahan dan ketidaknyamanan. Beberapa perokok kokain murni mengisapnya berlebihan secara maraton, hingga selama empat hari. Meskipun demikian, proses pemurnian tersebut sangat berbahaya karena eter mudah terbakar. Pelawak Richard Pryor hampir tewas karena luka bakar yang dideritanya ketika eter yang diguna-kannya terbakar. Pada pertengahan tahun 1980-an, suatu bentuk baru kokain murni yang disebut crack, muncul di jalanan. Kemunculan crack memicu peningkatan penggunaan kokain murni dan bertambahnya korban. Karena tersedia dalam dosis kecil yang relatif murah (10 dolar untuk sekitar 100 miligram versus 100 dolar per gram yang biasanya harus dibayarkan pengguna untuk membeli kokain), para pembeli berusia muda dan tidak memiliki banyak uang mulai bereksperimen dengan obat tersebut dan mulai ketagihan. Penggunaan kokain secara umum meningkat tajam pada tahun 1970-an dan 1980-an, naik lebih dari 260 persen antara tahun 1974 dan 1985. Kaum laki-laki lebih banyak menggunakan kokain dan crack daripada kaum perempuan. Meskipun penggunaan kokain berkurang secara dramatis pada akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an, namun kembali meningkat pada pertengahan tahun 1990-an, terutama di kalangan siswa SMU dan mahasiswa serta orang-orang dewasa muda pada umumnya. Sejak itu, frekuensi penggunaan crack tidak menunjukkan banyak penurunan di kalangan para mahasiswa dan dewasa muda, namun peng-gunaan di kalangan siswa SMU akhirnya mulai menurun pada akhir tahun 1990-an. Tampaknya, berbagai upaya edukasi intensif mengenai efek crack yang berbahaya mulai menunjukkan hasilnya, karena tingkat penggunaan crack tidak mengalami kenaikan di sebagian besar kota-kota besar di Amerika Serikat sejak tahun 1996.
58
Awas Narkoba!
Kriteria diagnosis keracunan kokain: 1. Segera setelah memakai kokain. 2. Gamngguan tingkah laku dan perubahan psikologis, seperti: euporia, afek tumpul, selalu waspada, gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan. 3. Dua atau lebih gejala sebagai berikut. a. Takikardia (bradikardia) b. Pupil diilatasi c. Tekanan darah meninggi atau menurun d. Perspirasi dan demam e. Mual, muntah f. Berat badan menurun g. Psikomotor agitasi atau retardasi. 4. Gejala di atas bukan karena gangguan medios umum Kriteria diagnosis untuk withdrawal kokain: 1. Segera setelah memakai kokain. 2. Mood disporik. Dua atau lebih gejala berikut. a. Kelelahan b. Mimpi buruk c. Insomnia dan hipersomnia d. Nafsu makan bertambah e. Psikomotor meningkat, menurun 3. Gejala-gejala pada kriteria (b) dapat menimbulkan hambatan pada fungsi sosial dan pekerjaan 4. Gejala-gejala bukan disebabkan oleh gangguan kondisi medis umum. Terapi untuk penderita dengan ketergantungan kokain hampir sama dengan penderita kecanduan heroin.
Awas Narkoba!
59
Kanabis (Ganja) Mariyuana terdiri dari daun dan bagian atas yang berbunga dari sejenis tanaman rami yang dikeringkan dan dihancurkan, yaitu Cannabis Sativa. Mariyuana paling sering diisap, namun dapat dikunyah, digunakan sebagai teh, atau dimakan dalam makanan yang dipanggang. Hashish jauh lebih kuat dari mariyuana, dihasilkan dengan memotong dan mengeringkan damar yang menjulur di bagian atas tanaman kanabis berkualitas tinggi. Pada awalnya, tanaman rami ditanam secara besarbesaran di Amerika Serikat bukan untuk kebutuhan merokok, namun diambil seratnya yang digunakan dalam pembuatan kain dan tali. Pada abad ke-19, kandungan obat damar kanabis telah diketahui, dan pada masa itu dipasarkan oleh beberapa perusahaan obat sebagai obat untuk rematik, encok, depresi, kolera, dan neuralgia. Tanaman tersebut juga diisap untuk memperoleh kenikmatan meskipun jarang terlihat di Amerika Serikat hingga tahun 1920. Pada masa itu, disahkannya Amandemen ke-18 yang melarang penjualan alkohol mendorong beberapa orang untuk mulai merokok mariyuana yang dibawa melintasi perbatasan dari Meksiko. Berbagai laporan negatif di media massa yang mengatribusikan kriminalitas pada penggunaan mariyuana mendorong diberlakukannya undang-undang federal yang melarang penjualan zat tersebut pada tahun 1937. Dewasa ini, penggunaan mariyuana dilarang Ganja – Cannabis sativa L. secara hukum di sebagian besar negara-negara di dunia yang banyak di antaranya terikat dalam kesepakatan bersama PBB untuk melarang penjualannya (Goodwin & Guze, 1984).
60
Awas Narkoba!
Penggunaan mariyuana memuncak pada tahun 1979, kemudian menurun selama dekade berikutnya, meningkat antara tahun 1991 dan 1997, dan sejak itu hanya menunjukkan sedikit perubahan. Sekitar 6 persen siswa SMU tahun akhir menuturkan merokok mariyuana setiap hari pada tahun 2000. Meskipun angka prevalensi lebih tinggi pada laki-laki dibanding pada perempuan, data menunjukkan bahwa penggunaan oleh kaum perempuan meningkat lebih cepat pada tahun 1990-an. Bentuk yang paling paten berasal dari tanaman yang berbunga atau dari eksuda resin yang dikeringkan dan berwarna cokelat hitam yang berasal dari daun yang disebut hashish atau hash. 1.
Nama popular kanabis Nama yang umum untuk kanabis adalah mariyuana, grass (rumput), pot, weed, tea, cimeng, dan Ma Jane. Nama lain untuk menggambarkan tipe kanabis dalam berbagai kekuatan adalah hemp, chasra, bhang, gaga, dissemilla, ganja.
2.
Efek yang ditimbulkan Efek yang dapat ditimbulkan dari penyalahgunaan ganja ini adalah hilangnya konsentrasi, peningkatan denyut jantung, kehilangan keseimbangan, rasa gelisah dan panik, sering mengantuk, cepat marah, perasaan tidak tenang dan tidak bergairah, dan kecurigaan berlebihan (paranoid). Efek euphoria dari kanabis telah dikenali. Efek medis yang potensial adalah sebagai analgesik, antikonvulsan dan hipnotik. Belakangan ini juga telah berhasil digunakan untuk mengobati mual sekunder yang disebabkan terapi kanker dan untuk menstimulasi nafsu makan pada pasien dengan sindroma imunodefisiensi sindrom (AIDS). Kanabis juga digunakan untuk pengobatan glaucoma. Kanabis mem-
Awas Narkoba!
61
punyai efek aditif dengan efek alkohol, yang seringkali digunakan dalam kombinasi dengan kanabis. Ganja (Kanabis, Mariyuana, Cimeng, Hashish, Rumput (Grass) 1. Dapat membuat ketagihan secara mental. 2. Pikiran menjadi lamban dan akan nampak bodoh. 3. Mempengaruhi konsentrasi dan ingatanmu. 4. Kemampuan belajar menjadi menurun. 5. Seringkali pengguna mencari obat-obatan lebih keras dan lebih mematikan. 6. Mengandung bahan kimia delta-9-(tetrahydrocannabinol (THC) yang dapat mempengaruhi pemakai dalam cara melihat dan mendengar hal-hal sekitarnya. 7. Survei membuktikan, bahwa pemakaian ganja dalam waktu panjang dapat menyebabkan schizophrenia atau kegilaan.
Ganja (Kanabis, Mariyuana, Cimeng, Hashish, Rumput (Grass)
a. b. c. d. e.
62
Akibat menggunakan ganja adalah sebagai berikut. Meningkatnya denyut nadi, keseimbangan dan koordinasi tubuh yang buruk. Ketakutan dan rasa panik. Depresi. Kebingungan. Halusinasi. Awas Narkoba!
Apa yang Dapat Dilakukan Oleh Para Orangtua Guna Menjauhkan Anaknya Dari Narkoba dan Bantu Mereka Untuk Berpikir Positif Tentang Dirinya Anak-anak sering menggunakan obat agar merasa “tinggi” dan hebat tentang dirinya. Mereka mengalami rasa enak dan percaya diri. Akan tetapi, hal ini hanya bersifat sementara dan sering berakibat penyalahgunaan jangka waktu panjang, bahkan dapat membawa kematian. Untuk meningkatkan kepercayaan dirinya, cobalah hal-hal berikut ini: a. Berilah pujian dan dorongan, ungkapan penghargaan dengan kata-kata seperti “Terima kasih atas bantuannya!”, “Kamu telah mencoba”, dan seterusnya. b. Tunjukkan rasa sayang dengan mendekap, memeluk, dan dengan menyentuhnya. Jangan mengganggu bahwa anak Anda mengetahui besar cinta Anda padanya. Oleh sebab itu, anda perlu menyatakan cinta Anda dengan tindakan. Cintailah anak Anda sepenuhnya. Ciptakan lingkungan dimana dia merasa diterima. Jika perlu mengkritik tingkah lakunya, tapi jangan pernah membentaknya di depan umum. c. Lewatkan waktu bersama anak Anda. Ajaklah dia bicara, membaca dan melakukan aktivitas bersama. Hindarilah penggunaan TV sebagai penjaga anak Anda. d. Berikan tanggung jawab kepada anak Anda. Buat dia terlibat dalam pekerjaan rumah tangga. Hal ini akan membuat dia merasa dihargai dan berguna. Seringkali penyalahgunaan obat disebabkan oleh kurangnya komunikasi antara orangtua dan anak. Anak merasa diabaikan dan tidak dicintai oleh orangtuanya.
Ajari mereka fakta-fakta tentang narkoba Anak-anak sering mencoba narkoba dikarenakan oleh keingintahuan dan penolakan. Tetapi dengan mengetahui bahaya Awas Narkoba!
63
dan akibat dari penyalahgunaan obat terlarang, maka diharapkan mereka tidak akan pernah mencobanya. Apa yang bisa anda perbuat? a. Manfaatkan informasi yang ada di masyarakat untuk lebih mengetahui tentang penyalahgunaan narkoba. Dengan mengetahuinya lebih baik, Anda dapat membantu mereka memahaminya dan memerangi. Ini akan memberi pengetahuan bagi Anda saat mendiskusikan masalahmasalah dengan anak Anda. b. Gunakan saat yang tepat untuk mengajar putra-putri Anda mengenai narkoba. Sebagai contoh, saat televisi menyiarkan penggunaan narkoba, memanfaatkan waktu ini untuk mendiskusikan permasalahan tersebut dengan anak Anda. c. Gunakan istilah-istilah yang gampang dimengerti oleh anak Anda. Sebagai contoh, “Narkoba dapat membuat kamu pusing” atau “Narkoba akan membuat kamu sakit dan dapat membuat penampilan kamu tidak menarik”, dan seterusnya. d. Ajari putra-putri Anda untuk berkata “Tidak Terhadap Narkoba”. Sebagai contoh, katakan “Tidak, Terimakasih”, bila ditawari atau dengan alasan seperti “Saya ingin hidup sehat” atau ubah topik pembicaraan bilamana tertekan, seperti “Sepertinya teman saya sedang menunggu saya. Saya terlambat dan perlu buru-buru”. Bila semuanya tidak berjalan baik, pergi dan tinggalkan saja. Berikut beberapa langkah yang dapat Anda praktikkan dengan anak Anda, agar mereka dapat mengatakan “TIDAK”: a. Ketahuilah fakta-fakta yang ada. Dukunglah pandangan Anda dengan informasi terkini. Anak Anda menghormati sumber-sumber yang dapat dipercaya. Bicaralah dengan tenang dan terbuka. Diskusikan fakta tentang obat terlarang secara jujur dan tanpa rasa marah. Jangan melebihlebihkan fakta, karena hal itu akan menambah ketakutan.
64
Awas Narkoba!
b.
c.
d.
Dengan anak yang lebih tua, sampaikan ide, perasaan, dan nilai-nilai yang Anda miliki. Anak-anak lebih tua cenderung mengutarakan pemikiran mereka dan mengekspresikan apa yang mereka pikirkan dan ketahui. Mereka lebih cenderung melawan kepercayaan tradisional dan kekuasaan. Mereka ingin berargumen dan bereaksi. Terangkan pemikiran Anda mengenai obat terlarang, namun lakukan tanpa menggurui. Ikuti dengan memberi contohcontoh yang bisa dipertanggungjawabkan. Jangan tergantung pada obat apapun bila tidak diresepkan oleh seorang dokter dalam membantu Anda rileks, mengatasi stres, tidur, atau menurunkan berat badan. Buat peraturan dengan konsekuensi yang jelas. Jangan lindungi anak Anda dari konsekuensi akibat tidak mematuhi aturan. Disiplin yang konsisten disegala tindakan akan memberi kesan, bahwa penyalahgunaan obat bukanlah hal yang bisa dibenarkan. Anjurkan pilihan yang lebih sehat ketimbang pemakaian obat terlarang. Sarankan untuk berolahraga, kerajinan tangan, hobi, dan bentuk rekreasi lainnya.
Bagaimana Mengetahui Bahwa Anak Anda Telah Menjadi Pengguna Narkoba? Ada beberapa tanda-tanda yang akan memberi petunjuk kepada Anda, bahwa anak anda telah terlibat pemakaia obat terlarang. Anda harus jeli terhadap perubahan-perubahan yang tiba-tiba dalam tingkah laku si anak. Perhatikan tanda terlihat berikut. 1. Perubahan tingkah laku yang tiba-tiba belakangan ini terhadap kegiatan sekolah, keluarga, dan teman-teman. Menjadi kasar, tidak sopan, dan penuh rahasia, serta jadi mudah curiga terhadap orang lain. Awas Narkoba!
65
2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9. 10. 11. 12.
13.
Marah yang tidak terkontrol yang tidak biasanya dan perubahan suasana hati yang tiba-tiba. Pembangkangan terhadap disiplin yang tiba-tiba di rumah maupun di sekolah. Meminjam atau mencuri uang dari rumah, sekolah atau toko guna “membiayai” kebiasaannya. Barang-barang berharga pemberian Anda banyak yang hilang karena mungkin digadai. Mengenakan kacamata gelap pada saat yang tidak tepat untuk menyembunyikan mata bengkak dan merah. Bersembunyi di kamar mandi atau tempat-tempat yang janggal seperti gedung, di bawah tangga dalam waktu lama dan berkali-kali. Penurunan kehadiran di kelas dan prestasi belajar di sekolah secara tiba-tiba. Lebih banyak menyendiri dan biasanya sering bengong dan berhalusinasi. Menjadi manipulatif dan sering kehabisan uang jajan. Berat badannya turun karena nafsu makan yang tidak menentu. Cara berpakaian yang menjadi sembarangan dan tiba-tiba menjadi penggemar baju dengan lengan panjang dan menyembunyikan bekas suntikan di tangan. Sering didatangi oleh orang-orang yang belum dikenal keluarga atau teman-temannya.
Bila terjadi banyak perubahan drastik dan perubahanperubahan tersebut bertahan selama lebih dari beberapa hari bisa merupakan pertanda pemakaian narkoba. Tidak ada cara yang cepat dan tepat untuk mengetahui apakah anak Anda sedang memakai narkoba. Beberapa cara yang telah disebutkan di atas mungkin juga mencerminkan perubahan-perubahan seorang remaja yang sedang tumbuh.
66
Awas Narkoba!
Bila Anda ragu-ragu, carilah bantuan. Mintalah dokter keluarga atau klinik terdekat memeriksa anak Anda guna memastikan penyakit atau masalah fisik yang ada. Jika perlu, ajaklah anak Anda mengikuti tes urin untuk pembuktian keadaannya. Mulailah dengan mengambil langkah proaktif dalam mencegah penyalahgunaan narkoba. Tujuan yang pokok adalah agar anak Anda dapat tahan terhadap tawaran untuk memakai narkoba, sehingga ia tidak akan pernah memulainya. Carilah tanda-tanda obat atau pernik-pernik narkoba. Benda-benda yang umumnya dipakai seperti pipa, kertas botol obat berukuran kecil, obat tetes mata atau korek api gas, jepitan, kertas timah, sendok kecil dapat menandai, bahwa anak Anda sedang menyalahgunakan obat terlarang. Jika Anda mencurigai bahwa anak Anda sedang memakai obat terlarang, jangan raguragu untuk meminta bantuan. Bersikap tegas, namun tetap mendukung dalam memahami karena anak Anda akan membutuhkan pertolongan yang terus-menerus dari Anda guna keluar dari permasalahannya.
Apa yang Harus Dilakukan Bila Anak Anda Kedapatan Telah Terlibat Narkoba 1. 2. 3. 4.
5.
Bersikaplah tenang. Bersikaplah objektif. Bertindaklah secara sportif dan sabar dan memahami pada saat Anda menjelaskan bahaya penyalahgunaan narkoba. Biasanya, penyalahgunaan obat merupakan gejala dari masalah yang sudah berakar yang perlu diatasi secara kekeluargaan. Tapi yang lebih penting lagi, Anda harus mencari bantuan seorang professional dari dokter keluarga Anda atau seorang konselor yang terlatih.
Awas Narkoba!
67
Tips Untuk Berkomunikasi dengan Anak Anda Komunikasi yang efektif antara orangtua dan anak tidaklah selalu mudah. Kedua belah pihak memiliki gaya komunikasi dan respons yang berbeda dalam percakapan. Saat yang tepat dan suasana turut menentukan keberhasilan komunikasi. Sayangnya, saat yang tepat dan suasana hati terkadang tidak muncul secara bersamaan. Para orangtua harus memilih saat untuk berbicara pada putra-putri mereka dengan cara yang berlahan dan tidak tergesa-gesa. Berikut mungkin dapat membantu : Mendengarkan 1. Memperhatikan seksama apa yang sedang diceritakannya. 2. Jangan memotong pembicaraannya. 3. Jangan mempersiapkan apa yang hendak dikatakan kemudian pada saat anak Anda bicara. 4. Tunda memberi penilaian hingga anak Anda selesai bicara dan meminta respons Anda. Memandang 1. Perhatikan ekspresi wajah anak Anda dan bahasa tubuhnya. Apakah anak Anda gugup atau gelisah, dahi bergerut, mengetuk-ngetuk dengan jari, membuat bunyi dengan menghentakkan kaki atau melihat pada jam dinding? Ataukah anak Anda terlihat rileks, senyum, menatap mata Anda? Dengan membaca tanda-tanda akan membantu orangtua mengetahui bagaimana perasaan si Anak. 2. Selama percakapan, pahami apa yang sedang dikatakan oleh anak, geser tubuh Anda ke depan bila Anda dalam posisi duduk, sentuh bahunya bila sedang berjalan, atau beri anggukan dan lakukan kontak mata.
68
Awas Narkoba!
Merespon 1. “Saya sangat prihatin tentang ….” Atau “Saya mengerti bahwa terkadang sulit ….” merupakan cara merespon. 2. Walaupun anak Anda mengatakan sesuatu yang Anda tidak suka dengar, jangan abaikan ucapannya. 3. Jangan berikan nasehat untuk setiap pernyataan yang ia buat. Lebih baik mendengar dengan cermat apa yang sedang diutarakan dan berusaha memahami perasaan yang sesungguhnya dibalik kata-kata itu. 4. Pastikan bahwa Anda memahami apa yang anak Anda maksudkan. Ulangi ucapannyanya demi kepastian.
Ajarkan Anak Anda Untuk Berkata “Tidak” Di bawah ini adalah beberapa langkah yang Anda dapat ajarkan kepada anak Anda supaya mereka dapat lebih mudah untuk menolak apabila ada yang menawarkan narkoba. Beritahu anak Anda untuk :
Bertanya Jika ada yang menawarkan sesuatu zat yang tidak dikenal, Tanya, “Apa ini?” dan “Dari mana kamu mendapatkannya?” Jika ada satu pihak atau kelompok yang menawarkan “Ngumpul bersama”, tanya, “Siapa saja yang akan hadir?”, “Dimana akan diadakan?’ atau “ Apakah ada orangtua yang akan hadir?”
Menjawab Tidak Jangan bertengkar, jangan berdiskusi. Bilang saja “TIDAK” dan tunjukkan bahwa Anda bersungguh-sungguh dengan perkataan Anda tersebut.
Awas Narkoba!
69
Memberi Alasan “Saya ada kerjaan nanti malam”, “Pelatih saya bilang bahwa narkoba akan mengacaukan permainan saya”. Atau “Saya tahu apa akibat narkoba bagi saya. Tidak, terima kasih”. Di atas adalah beberapa contoh alasan yang dapat digunakan oleh para remaja. Juga, jangan lupa dengan alasan klasik seperti: “Orang tidak akan membunuh saya”.
Memberikan Ide untuk Mengerjakan Sesuatu yang Lain Jika ada teman yang menawarkan narkoba, menjawab “tidak” adalah sesuatu yang berat. Beri ide kepada mereka untuk mengerjakan sesuatu yang lain, seperti ke bioskop, olahraga, atau kerja bersama dalam suatu “proyek-tunjukkan” bahwa narkoba yang tidak diterima, berapa orangnya (sahabatnya).
Pergi Jika semua cara sudah dicoba dan tawaran tetap datang, keluarlah dari situasi tersebut secepatnya. Pulang ke rumah, pergi ke sekolah, bergabung dengan kelompok teman yang lain, atau bicara dengan orang lain.
Menghindar dari Kelompok Teman yang adalah Pengguna Narkoba Ajar anak Anda untuk pandai-pandai memilih kelompok teman yang “bersih”. Tekankan kepada mereka, bahwa teman sejati tidak akan menawarkan narkoba dan akan menghargainya jika ia bertindak tegas menolak narkoba.
70
Awas Narkoba!
Berbagai istilah seputar narkoba Sakaw : Sakit karena lagi “nagih” BD : Sebutan untuk Bandar narkoba Parno : Paranoid karena ngedrugs Junkies : Sebutan untuk pecandu Relaps : Kembali lagi ngedrugs karena “rindu” Bong : Alat pengisap shabu O-de : Over dosis PT : Sebuatan lain putauw (heroin) Ngubas atau nyabu: pakai shabu-shabu Wakas : Ketagihan Pakauw : Pakai putauw Kipe, cucauw, nyipet, atau ngecam: Nyuntik, memasukkan obat ke tubuh Pedauw atau badai: Teler atau mabok Ubas : Shabu Kertim : Kertas timah Afo : Aluminium foil Bhironk : Orang Nigeria (pesuruh) Insul atau spidol : Alat suntik Paket atau pahe : Pembelian heroin atau putauw dalam jumlah terkecil Gauw : Gram Sperempi : ¼ gram Setangki : ½ gram Giber, giting, atau gonjes : Mabok atau teler Hawai, cimeng, rasta, ulah, gele, buda stik: Ganja Selinting : Satu batang rokok janja Inex : Ekstasi Amphet : Amphetamin Snip : Pakai putau lewat hidung (dihisap) Ngedrag : Bakar putau di atas timah Bokul : Beli barang Awas Narkoba!
71
Gepang Gitber Spirdu Betrik Koncian BB Coke Jokul Bokauw Kurus Gantung BT atau Snuk Boat atau boti Abses KW Mupeng Pyur BT Teken
72
: : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Punyai putauw atau heroin Giting berat atau mabok berat Sepaket berdua Dicolong atau nyolong Simpanan barang Barang bukti Kokain Jual Bau Kurang terus Setengah mabuk Pusing atau buntu Obat Salah tusuk urat atau bengkak Kualitas Muka pengen Murni Bad Trip (halusinasi yang serem) Minum obat, pil, atau kapsul
Awas Narkoba!
BAB EMPAT
Waspadai Narkotika di Sekolah Pendahuluan Dalam beberapa tahun belakangan ini, berita tentang narkotika tidak pernah ada habisnya. Penggerebekan, penangkapan, mereka yang harus menderita HIV/AIDS dan seterusnya. Peredarannya semakin marak dan meluas dari kota besar ke daerah sekitarnya, dari kalangan menengah ke kelompok paling bawah, dan dari kelompok remaja ke anak-anak. Penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya itu tentu membawa dampak yang luas dan kompleks. Dari sekian banyak permasalahan yang ditimbulkan sebagai dampak penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif, antara lain adalah perubahan perilaku menjadi perilaku antisosial, gangguan kesehatan, menurunkan produktivitas kerja secara drastis, mempertinggi jumlah kecelakaan lalu lintas, kriminalitas, dan tindak kekerasan lainnya. Hal ini lebih diperburuk lagi dengan mudahnya terjadi komplikasi medik berupa kelainan paru, gangguan fungsi liver, hepatitis, dan penularan HIV/AIDS karena pemakaian jarum suntik secara bergantian. Jumlah korban yang tewas setiap harinya akibat mengkonsumsi narkoba mencapai 41 orang atau setahun sekitar 15.000 orang Indonesia tewas karena penyalahgunaan narkotika. Dalam kata lain, penyalahgunaan narkotika membawa pada kematian yang mengenaskan dan sia-sia.
Awas Narkoba!
73
Secara ekonomi, angka dari Badan Narkotika Nasional membuat orang terperangah. Kerugian keuangan masyarakat mencapai Rp 23,6 triliun, Rp 11,36 triliun di antaranya untuk belanja narkoba. Kalau tak ada pencegahan serius, dalam lima tahun ke depan masyarakat dirugikan Rp 207 triliun per tahun, demikian laporan Ketua Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional (BNN).
Angka finansial itu dari segi faktor kerusakan kurang “bunyi”. Kerusakan otak yang diakibatkan tidak bisa diperbandingkan dengan kerugian finansial. Kerusakan penyalahgunaan narkoba dari hari ke hari semakin mengerikan, menyangkut gradasi kerusakan maupun tingkat keluasannya. Daya rusak dan akibatnya tidak kalah mengerikan dibanding korupsi.
Sejak di Bangku Sekolah Mengkhawatirkannya, target utama pasar narkotika ini adalah para remaja. Sekretaris Pelaksanan Harian Badan Narkotika
74
Awas Narkoba!
Nasional (BNN), Pranowo Dahlan, dalam acara temu pakar dan penyuluhan narkotik bagi artis komedi di Jakarta menyatakan, bahwa pelajar yang mengunakan narkotik atau nge-drug justru mendominasi. Data hasil penelitian Dadang Hawari juga menunjukkan, bahwa 90 persen korban penyalahgunaan narkotika adalah remaja usia sekolah atau mulai terlibat dengan masalah narkotika pada usia sekolah. Sementara itu, dokter Agus Muharam menemukan fakta, bahwa 84 persen para pencandu ternyata berusia antara 16 hingga 23 tahun. “Bahkan, pemakai sebanyak 68 persennya berusia antara 16 hingga 20 tahun. Yang lebih menyedihkan, pemakai pemula ternyata berusia antara 12 hingga 13 tahun atau pada usia SD,” jelasnya. Untuk tingkat Jawa Tengah, data yang paling mengejutkan adalah hasil penelitian Badan Narkotika Propinsi (BNP) Jateng terhadap para siswa sekolah dengan sampel tiga kota, yakni Semarang, Surakarta, dan Purwokerto. Untuk Kota Semarang, ditemukan angka penyalahgunaan narkotika di kalangan siswa mencapai 3,57 persen, Surakarta 2,29 persen dan di Purwokerto mencapai 1,86 persen.
Mengapa Anak Sekolah ? Masa sekolah yang berada pada masa remaja adalah suatu fase perkembangan antara masa kanak dan dewasa. Dalam periode tersebut, terjadi perubahan fisiologis, psikologis, dan nilai-nilai sosial. Karena pesatnya perubahan tersebut, masa remaja merupakan masa yang rawan yang sering menimbulkan ketegangan, keresahan, kebingungan, dan rasa tidak aman.
Awas Narkoba!
75
Untuk mengatasi keadaan ini, mereka mencari-cari jawaban. Apabila tidak menemukan sumber jawaban yang benar, mereka akan mendapatkan informasi yang menyesatkan. Pada sisi lain, kelompok teman sebaya juga sangat berpengaruh karena dapat menimbulkan tekanan kelompok. Apabila remaja atau siswa mendapatkan teman kelompok yang menggunakan narkotika, maka kemungkinan besar dia akan terbawa ke dunia narkotika juga. Tekanan kelompok dialami oleh semua orang bukan hanya remaja, karena pada kenyataannya semua orang ingin disukai dan tidak ada yang mau dikucilkan oleh kelompoknya.
Hal yang Telah Dilakukan Sekolah Sekolah tentu tahu masalah penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja, boleh jadi dilakukan oleh beberapa di antara para siswa mereka. Oleh karena itu, sekolah melakukan program-program antisipatif untuk mencegahnya. Di antara program-program pencegahan adalah mengembangkan proses belajar-mengajar yang menjurus pada terbentuknya remaja yang mandiri. Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi anak (ekstrakurikuler), sehingga mereka tidak terjerumus kepada kegiatan yang negatif. Sekolah juga memberikan penyuluhan kepada para siswa tentang bahaya dan akibat dari penyalahgunaan narkotika melalui guru BP, diskusi maupun talkshow juga melibatkan siswa dalam perencanaan untuk intervensi dan pencegahan penyalahgunaan narkotika di sekolah. Program lain yang cukup penting adalah program waspada narkotika dengan cara mengenali benar ciri-ciri siswa pengguna narkotika, mewaspadai adanya tamu tak diundang yang sok akrab dengan para siswa (pengedar).
76
Awas Narkoba!
Program waspada dilanjutkan dengan razia mendadak. Razia tidak hanya untuk mencegah narkotika tapi juga untuk mencegah siswa membawa apa saja yang tidak sepatutnya dibawa ke sekolah. Hal yang tidak kalah penting adalah usaha sadar untuk menciptakan suasana lingkungan yang sehat, serta membina hubungan yang harmonis antara semua warga sekolah dan menciptakan suasana belajar-mengajar yang baik dan kondusif untuk perkembangan siswa. Biasanya, para pengedar maupun pemakai di sekolah (jika memang ada) telah paham betul program-program sekolah sebagai mana tersebut di muka. Mereka tentu saja mengantisipasinya dengan sebaik yang mereka bisa. Ada usaha di kalangan mereka untuk menghindari kecurigaan dengan cara tetap terlihat segar bugar tidak pucat di sekolah, prestasi bertahan, tidak membuat keributan, rutin membayar SPP, juga memiliki kiat-kiat khusus bagaimana berkelit jika ada razia. Oleh karena itu, tidak mudah untuk menangkap basah mereka di sekolah.
Anak dan Narkoba Cegah Sekarang Juga! Survei yang dilakukan oleh National Institute on Drug Abuse (NIDA) di Amerika Serikat menyebutkan, mayoritas anak kelas 4 dan 5 SD berharap mendapatkan informasi seputar narkoba, minuman keras, dan seks dari orangtua. Karena itu, daripada mereka mendapatkan informasi dari sumber yang tidak jelas kebenarannya. Andalah yang perlu membekali mereka dengan informasi. Berikut 20 pertanyaan yang paling sering dilontarkan orangtua.
Awas Narkoba!
77
“Putra saya (5), bertanya tentang bentuk narkoba. Bagaimana menjawabnya? “ Anda cukup memberi jawaban “ringan” bahwa narkoba merupakan benda berbahaya yang harus dihindari. Mengingat usia dan tingkat pemahamannya masih rendah, tunda dulu memberi penjelasan detail ataupun menunjukkan contoh gambar narkoba. Cara jelaskan bahaya narkoba sesuai usia? Untuk usia TK, beri pemahaman bahwa di dunia ini ada benda bermanfaat ada benda yang berbahaya bagi tubuh. Untuk anak kelas 1-4 SD, ajari mereka menghargai apa yang ia miliki, misalnya badan sehat atau panca indera yang normal. Untuk anak 4-6 SD, berikan pengetahuan tentang bahaya rokok, minuman keras, dan narkoba. Bekali diri Anda dengan berbagai informasi menyangkut narkoba, agar bisa memberi penjelasan dengan baik dan benar. “Apa pentingnya mengomunikasikan bahaya narkoba pada anak? “ Selain untuk menjalin komunikasi yang baik, anak bisa memperoleh informasi yang benar. Bila salah mendapat informasi, sulit bagi orangtua untuk mengontrol apa yang telah dipelajari anak. “Apa yang bisa dilakukan orangtua untuk menjauhkan anak dari narkoba? “ Bangun hubungan yang baik dengan anak agar ia mau selalu terbuka, terlibat aktif dalam hidup anak, membuat peraturan di rumah yang wajib ditaati anak, mengajarkan life-skills, serta mewaspadai media.
78
Awas Narkoba!
Anak keluarga broken home lebih rentan? Tidak selalu. Dari penelitian YCAB (Yayasan Cinta Anak Bangsa), lebih dari 500 pecandu yang diwawancarai, mayoritas justru berasal dari keluarga utuh. Fakta membuktikan, enam dari sepuluh pecandu biasa menggunakan narkoba di rumah. Padahal, mereka memiliki ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga. “Putra saya berusia pra-remaja. Tiba-tiba ia jadi senang menyendiri, mungkinkah ia mulai mencicipi narkoba?” Senang menyendiri, perubahan aktivitas atau hobi, perubahan pergaulan dan cara berpakaian, penurunan prestasi belajar, perubahan pola makan, dan senang keluar malam, memang ciri dari anak yang mulai mencicipi narkoba. Namun, tidak mutlak. Anda perlu mengajaknya berbicara untuk menggali informasi dan mencari alasan logis di balik perubahan itu. Karena ini terjadi pada anak laki-laki, akan lebih baik jika pihak ayah lebih berinisiatif untuk melakukannya. “Dulu saya pernah menggunakan narkoba. Perlukah saya ceritakan kepada anak? “ Jika anak bertanya.
Tindak Lanjut Secanggih apa pun kiat mereka, ibarat sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya toh jatuh juga. Jurus-jurus jitu menghindari deteksi sekolah memang mereka kuasai, tapi mengingat sifat narkotik yang adiktif dan menuntut dosis yang lebih tinggi (toleransi), maka disiplin cari aman itu akhirnya akan terkuak juga.
Awas Narkoba!
79
Sebagai contoh, semula mereka bisa tetap terlihat segar bugar di sekolah, tapi ketika racun narkotika itu telah menguasai pikiran mereka, maka disiplin itu mau tidak akan terlanggar dengan sendirinya. Begitu juga dengan membayar SPP, pada akhirnya akan mereka pakai juga untuk membeli barang haram tersebut. Betapapun cepat atau lambat para penyalahguna itu akan tertangkap juga, akan tetapi ini tidak berarti bahwa sekolah tak perlu waspada. Jika muncul indikasi adanya penggunaan narkotika, sekecil apa pun, tindak lanjut pengusutan tetap harus dilakukan untuk benar-benar membebaskan seolah dari narkotika.
Mitos dan fakta Orang Bilang …. Penggunaan ganja sekali-kali tidak akan menyebabkan ketagihan. Ganja adalah “drug” (narkoba yang aman) karena berasal dari dari tanaman atau herbal disbanding dengan Putauw dan Shabu.
Faktanya …. Kebanyakan pecandu berat narkoba memulai dengan mencoba ganja. “Jika anak saya memakai narkoba, saya akan mengetahuinya”.
Faktanya …. Banyak narkoba murah yang terdapat dipasaran sekarang ini. Anak muda tidak perlu mencuri meminta kepada orangtua
80
Awas Narkoba!
mereka sejumlah uang yang besar untuk dapat membelinya. Kenyataannya, harga dari ekstasi hampir menyamai dengan nonton film dengan popcorn atau fast food. Seringkali, orangtua adalah orang terakhir yang mengetahui tentang masalah narkoba anak mereka. “Pengedar narkoba tidak dapat mempengaruhi saya”
Faktanya …. Bahkan orang yang tidak menggunakan narkoba dapat terpengaruh! Organisasi bersangkutan yang terlibat dengan pengedaran narkoba melibatkan uang dalam jumlah yang sangat besar, yang digunakan untuk korupsi, intimidasi, dan dibeberapa kasus, destabilisasi pemerintahan. Akibat dalam negeri dari peredaran narkoba dapat dilihat dalam bentuk kejahatan di jalan, pembakaran, pemerasan, pembunuhan, dan kehancuran kehidupan individu, keluarga dan masyarakat. Penyalahgunaan narkoba adalah masalah dunia yang mempengaruhi kita semua. “Sekedar mencoba-coba menggunakan narkoba itu tidaklah berbahaya”.
Faktanya …. Semua jenis narkoba berbahaya! Narkoba dapat menyebabkan kerusakan fisik dan perubahan psikologi bagi pemakainya. Penggunaan narkoba berkepanjangan dapat mengarah kepada kecanduan. Tidak ada cara yang teraman untuk menggunakan narkoba. “Ganja adalah jenis karkoba yang aman”
Faktanya…. Ganja dapat menyebabkan ingatan menjadi tumpul dan lambat dalam belajar. Itu juga dapat mempengaruhi fungsi jantung, daya Awas Narkoba!
81
persepsi dan penampilan. Ganja di dalam rokok mengandung lebih banyak penyebab penyakit kanker dibanding dengan rokok atau tembakau yang paling kuat sekalipun. Dan tidak seperti alkohol yang biasanya hanya menetap di dalam tubuh dalam waktu 24 jam, ganja baru bisa dideteksi setelah 3 pemakaian. Kebanyakan anak muda pengguna narkoba lainnya memulainya dengan mencoba-coba ganja terlebih dahulu. Dan kebanyakan pecandu berat narkoba mulai bereksperimen dengan ganja. “Hanya individu yang lemah yang dapat menjadi pecandu”
Faktanya …. Seorang pecandu menjadi individu yang lemah melalui kecanduan mereka. Orang yang berbeda tidak tidak pernah ada seseorang yang menggunakan narkoba untuk menjadi seorang pecandu. “Penyalahgunaan narkoba adalah kejahatan yang tidak menyangkut orang lain (victimless crime) itu hanya mereka pemakai saja”
Faktanya …. Keluarga pengguna menderita karena menyaksikan orang yang dicintai mengalami kehancuran. Juga perusahaan dimana ia bekerja akan terpengaruh dengan hilangnya produktivitas, pekerjaan terbengkalai, tidak masuk kerja, meningkatnya biaya kesehatan. Jadi, banyak pihak sebenarnya menjadi penyalahgunaan narkoba dan bukan si pemakai saja! Biarlah hidupmu melambung tinggi dengan prestasi, bukan dengan narkoba. Carilah aktivitas yang bermanfaat untuk kamu.
82
Awas Narkoba!
1. 2. 3. 4. 5.
Pilihlah kegiatan yang dapat menolong kamu untuk : Lebih mandiri. Lebih dapat mengembangkan jati dirimu. Belajar mampu mengambil keputusan sendiri mengatasi stres, dan berkomunikasi dengan orang lain. Mempertahankan keinginanmu dalam berprestasi. Membuat hidupmu lebih menarik dan berbahagia.
Kenapa kamu tidak memilih untuk melibatkan diri dalam kegiatan olahraga, dalam kelompok bermain, atau pergi berkemah dengan kelompok pecinta alam? Narkoba nggak membuat kamu jadi lebih “keren”
Ingatlah pernyataan ini: “Teman sejati tidak akan menawarkan Narkoba kepadamu!” Kami memberikan beberapa tips agar kamu dapat mengatakan TIDAK terhadap godaan narkoba: Siapkan dirimu untuk menghadapi berbagai tekanan yang tiwarkan tman-temanmu: 1. Kalau tawaran tersebut disampaikan dalam suasana bersahabat dan sekedar bercanda, katakanlah sesuatu yang lucu untuk keluar dari situasi itu. 2. Kalau tekanan dari teman-temanmu makin kuat dan mengancam kamu, sebaiknya kamu jangan meladeni mereka lagi. Langsung saja tinggalkan mereka dan mulai cari teman baru! Siapkan beberapa alasan untuk mengatakan TIDAK. Hal yang penting alasan tersebut harus jujur dan sederhana. Kamu tidak perlu menjelaskan dengan panjang lebar kepada mereka, cukup katakana :
Awas Narkoba!
83
1. 2. 3. 4.
Maaf, gue nggak mau. Sorry, gue nggak mau narkoba. Maaf, gue memilih untuk tidak memakai narkoba. Sorry, gue khan nggak pernah nyuruh kalian pake narkoba, jadi jangan suruh gue pake dong!
Mungkin kamu harus berulang-ulang memberitahu temantemanmu tentang pendirianmu. Dan mungkin teman-temanmu tidak suka jika kamu mengatakan “TIDAK” terhadap tawaran mereka. Tetapi, kamu harus tetap mengatakan “TIDAK” dan terus mengingatkan mereka pendirianmu. Carilah kegiatan lain dengan mengatakan: “Nggak, gua mau nonton aja!” Gantilah topik pembicaraan seperti: “Gua musti jalan sekarang, ada janji nih!”
Mungkin ada yang berkata: Kan nggak semua jenis narkoba berbahaya! Semua jenis narkoba merusak pikiranmu, kerja otak dan organ-organ tubuhmu, seperti: jantung, lever, ginjal, dan paruparu!
Kenyataan membuktikan : Menurut riset medis, merokok saja membahayakan, apalagi memakai narkoba. (Merokok sangat membahayakan kesehatan karena pada waktu merokok kamu mengisap kira-kira 4000 bahan kimia termasuk racun-racun yang merusak organ tubuh kita) (Sumber: Health Department of Western Australia) Jadi jelas bukan kalau ternyata tidak ada jenis narkoba yang “aman” atau “tidak keras”?
84
Awas Narkoba!
Beberapa Kenyataan Hal yang perlu kamu ketahui! Menghilangkan kebiasaan ketagihan adalah perjuangan seumur hidup bagi para mantan pemakai narkoba. Kemungkinan kambuhnya mantan pecandu narkoba menjadi pecandu lagi sangat tinggi, dan biasanya ditandai dengan kembalinya dia untuk dirawat pada pusat rehabilitasi. Banyak korban narkoba yang menjadi penjahat atau pencuri untuk dapat membiayai kebiasaan mereka menggunakan narkoba. Korban narkoba bukan saja membuat dirinya sendiri menderita, tapi juga dapat membuat keluarganya, temantemannya, bahkan semua orang yang dicintainya menderita. Miliki gaya hidup yang bebas “NARKOBA” dan jadilah pemenang! Hidup harus memilih karena itu pilihlah untuk jadi “PEMENANG”. Hindari kelompok temanmu yang kamu tahu adalah kelompok pengguna narkoba. Ini berarti, kamu harus tetap main dengan orang-orang tertentu dan di tempat-tempat tertentu pula. Pilihlah teman-teman yang bijak. Mainlah dengan temanteman yang bersih dari narkoba. 1. Hati-hatilah, kadang-kadang ada di antara teman-temanmu yang akhirnya gagal dan memutuskan untuk mencoba narkoba. 2. Ingatlah, kalau temanmu adalah teman sejati, maka mereka akan tetap berteman denganmu, apapun keputusanmu mengenai narkoba. 3. Mungkin dengan kamu tetap tegar berkata “TIDAK” terhadap narkoba, maka mereka juga akan berpikir dua kali untuk mencoba narkoba. Keputusanmu yang tegar bisa Awas Narkoba!
85
memberikan pengaruh yang positif pada teman-temanmu yang ragu-ragu. Cobalah mempraktikkan keputusanmu untuk mengatakan TIDAK kepada narkoba. 1. Bayangkanlah situasi-situasi yang berbeda, dimana kamu pernah mendengar atau berada, untuk kamu belajar mengatakan “TIDAK” terhadap orang atau kelompok yang berbeda yang menawarkan kamu narkoba. 2. Carilah cara terbaik untuk mengatakan “TIDAK” pada godaan narkoba.
86
Awas Narkoba!
BAB LIMA
Kebijakan Pemerintah Pendahuluan Walaupun upaya penanggulangan masalah narkoba telah dilakukan oleh berbagai pihak seperti sektor kesehatan, keamanan (hukum) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM), tampaknya belum terpadu dengan baik. Karena itu, Badan Koordinasi Penanggulangan Narkoba Daerah (BKND) di setiap provinsi diharapkan akan dapat menggalang keterpaduan upaya tersebut. Seperti dimaklumi, penanggulangan masalah narkoba ini memerlukan pendekatan yang menyeluruh, multidisiplin, multisektor dengan mengikutsertakan peran aktif semua pihak termasuk masyarakat secara berkesinambungan. Penangulangan terpadu masalah narkoba, memerlukan pendekatan formal maupun informal kepada para penentu kebijakan di tingkat provinsi, kabupaten atau kota maupun kecamatan, baik oleh pemerintah daerah (Pemda) sendiri dan oleh pihak lain yang terkait. Selanjutnya, disarankan langkahlangkah seperti : Awas Narkoba!
87
1.
2.
3. 4.
Melaksanakan pertemuan berkala BKND untuk merencanakan dan mengevaluasi penanggulangan terpadu masalah narkoba. Mengusulkan rancangan Peraturan Daerah (Perda) tentang regulasi standar mutu, perizinan dan pengawasan sarana pelayanan rehabilitasi sosial kasus narkoba. Mendorong dan mengamankan pelaksanaan Perda pelayanan narkoba tersebut. Mengusulkan pembangunan sarana dan prasarana penangulangan narkoba di Rumah Sakit Jiwa Kabupaten dan Kota yang lengkap, sehingga dapat menjadi pusat rujukan di tiap provinsi.
Prevensi Represi Upaya preventif represif meliputi pengawasan, penyidikan dan penindakan sesuai dengan Undang-Undang Narkoba dan Undang-Undang Psikotropika, khususnya terhadap mereka yang terlibat dalam penyediaan dan peredaran narkoba. Upaya ini perlu dilaksanakan secara terpadu oleh pihak-pihak terkait seperti Polri, kejaksaan, kesehatan dalam koordinasi BKND.
Prevensi Promosi Upaya preventif promotif dimaksudkan untuk meningkatkan daya tangkal populasi yang beresiko kecil dan mengurangi risiko populasi yang rawan misalnya melalui pemantapan kepribadian dan pengurangan pengaruh negatif lingkungan. Upaya ini dikenal sebagai upaya Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) yang dapat dilaksanakan oleh kjalangan kesehatan maupun LSM. Beberapa bentuk upaya preventif promotif ini adalah :
88
Awas Narkoba!
1.
2. 3.
Penyampaian informasi yang benar dan obyektif secara hati-hati, tanpa kesan menakutkan atau malah mendorong penerima informasi untuk justru mencoba narkoba. Program teman sebahaya di mana dilakukan pelatihan kemampuan menolak ajakan penggunaan narkoba. Program pilihan lain di mana ditawarkan beberapa macam kegiatan remaja sebagai alternatif yang sehat kepada pengguna narkoba.
Kurasi Upaya kuratif meliputi pengobatan terhadap akibat langsung penyalahgunaan narkoba dan terhadap komplikasi medis yang mungkin terjadi. Tahahapan pengobatan dan rehabilitasi seorang penyalahguna narkoba terdiri atas : 1. Tahap inisial (awal) selama 1-3 hari, diperlukan untuk memastikan adanya penyalahgunaan narkoba, derajat ketergantungannya, menentukan jenis bahan yang dipakai, caranya, lamanya dan bagaimana asalnya. Dilakukan pula pemeriksaan fisik, laboratorium, psikiatrik dan kemungkinan adanya masalah hukum. Berdasarkan hasil pemeriksaan ini, baru dibuat rencana pengobatan dan rehabilitasi individual. 2. Tahap terapi lepas obat (detoksifikasi) dan terapi terhadap komplikasi medis dilakukan selama 1-3 minggu. Dalam tahap ini, secara bertahap penderita dilepaskan dari penyalahgunaan dan ketergantungan kepada narkoba, sambil dilakukan pengobatan terhadap kelainan fisik dan gangguan mental yang disebabkan oleh narkoba atau bukan. Upaya kuratif yang meliputi detiksifikasi, terapi keracunan dan komplikasi fisik atau psikis dan persiapan untuk rehabilitasi Awas Narkoba!
89
social sedapat mungkin dilakukan oleh tenaga medis di rumah sakit. Upaya kuratif terhadap kasus tertentu hanya dapat dilakukan oleh tenaga LSM yang telah diberi penataran medik. Khusus tindakan detoksifikasi dapat dilakukan dengan metode tertentu sesuai dengan keunikan suatu LSM, tetapi penanganan kompilkasinya baik fisik maupun psikis tetap harus dilakukan oleh tenaga medis di rumah sakit.
Rehabilitasi Sosial Mengetahui ada salah satu seorang anggota keluarga yang kecanduan narkoba tentu saja menjadi kejutan yang sangat menyedihkan bagi keluarga itu. Apalagi jika sebelumnya anggota itu tidak menunjukkan tanda-tanda telah mengkonsumsi narkoba. Tahap terkejut dan sedih pasti akan dialami oleh siapa pun juga, namun jangan berhenti sampai begitu saja. Semua keluarga harus bergerak cepat agar korban narkoba ini segera tertolong. Jika keluarga hanya bersedih tanpa melakukan apa pun, sudah pasti korban ini akan semakin terjerumus dan semakin sulit untuk menyembuhkannya. Namun, untuk menyembuhkannya pecandu narkoba bukan hal mudah. Selain keluarga harus segera menyadarkan diri sendiri agar tidak terjebak dengan kesedihan dan rasa bersalah, keluarga juga harus berhadapan dengan korban yang sulit lepas dari lingkungan narkobanya. Banyak keluarga yang tahu, untuk melepaskan korban dari lingkungan yang buruk, mereka harus mencari tempat rehabilitasi. Namun, ini pun tidak mudah mengingat tempattempat penyembuhan dan rehabilitasi narkoba belum banyak tersedia, dan informasi mengenai tempat-tempat ini pun relatif belum tersebar luas di masyarakat.
90
Awas Narkoba!
Banyak cara dan obat yang tersedia untuk menyembuhkan pecandu narkoba. Namun, semua cara itu sangat tergantung dengan kondisi setiap pecandu, baik itu tingkat ketergantungan, lingkungan, tekad ingin sembuh, maupun kondisi finansial. Pusat-pusat detoksikasi (penghilang racun narkoba) dan rehabilitasi bagi pecandu narkoba juga sangat beragam. Ada yang hanya menyediakan detoksikasi sehingga pasien tidak perlu menginap. Contohnya, rumah sakit, klinik, dan puskesmas. Puskesmas Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat adalah salah satu puskesmas yang melayani detoksikasi tanpa rawat inap. Ada juga tempat-tempat rehabilitasi yang menyediakan penginapan seperti asrama dengan fasilitas yang lengkap, udara segar, dan pemandangan alam bagus. Tempat-tempat ini berbeda satu sama lain, tergantung filosofi, tujuan dari tempat tersebut, dan pasien yang disasar. Ada pusat rehabilitasi yang berdasarkan agama, sehingga memasukkan ajaran-ajaran agama di dalam program mereka. Lamanya program rehabilitasi sangat bervariasi, ada yang hanya tiga-empat minggu, namun ada yang mencapai lebih dari 18 bulan. Hal ini tergantung kebutuhan dan kemampuan masingmasing pasien. Program yang diberikan juga beragam. Tidak hanya detoksifikasi, tetapi juga diberikan konseling dengan psikolog atau psikiater, olahraga, dan sebagainya. Ada juga tempat yang menyediakan grup pendukung (support groups), seperti teman sebaya atau mantan pecandu yang sudah bisa bebas dari pengaruh narkona. Sebaiknya sebelum memilih sebuah tempat rehabilitasi, carilah informasi mengenai tempat itu sebanyak-banyaknya. Jika mungkin, datangi tempat tersebut untuk melihat langsung apa saja program yang dijalankan dan fasilitas yang tersedia. Sebaiknya aktivitas yang diselenggarakan harus mempunyai target agar terlihat jelas tahap kemajuan dari setiap pasien.
Awas Narkoba!
91
Aktivatas ini harus di bawah pengawasan orang yang komponen, seperti dokter, psikiater, dan psikolog. “Sebaiknya setiap pusat rehabilitasi memiliki tenaga ahli yang siap 24 jam. Mereka akan memantau setiap kemajuan yang dicapai oleh pasien. Pasien narkoba itu tidak hanya fisik yang harus diobati, tetapi juga mental. Bahkan penyembuhan mental ini yang membutuhkan waktu lama. Pengobatan mental ini bisa dilakukan dengan memberikan pembekalan seperti pelatihan self esteem (kepercayaan diri). Pasien harus siap secara mental jika dia pulang ke rumah. Dia harus bisa berkata tidak kepada narkoba dan siap jika ditolak oleh masyarakat. Oleh karena itu, ada baiknya pasien diberikan keterampilan seperti bahasa, musik, atau kerajinan tangan agar memiliki sesuatu ketika keluar nanti. “Pengobatan mental ini paling penting karena keinginan untuk mengkonsumsi narkoba akan selalu timbul, walau terlah berlalu bertahun-tahun. Ibarat makanan kegemaran, setiap orang pasti mempunyai dorongan untuk mengkonsumsinya lagi. Apalagi jika dia berada di lingkungan yang mendorongnya untuk mengkonsumsi narkoba lagi. Jadi, kejadian kambuh lagi pada pasien narkoba sangat mungkin. Tingkat kekambuhan itu sampai 90 persen. Dimanapun tempat rehabilitasi yang dipilih, sebaiknya pasien harus tetap sadar bahwa dia adalah konsumen. Jadi, pasien berhak mendapatkan semua informasi tentang pengobatan dan program yang dijalankan. Dia juga harus tetap diperlakukan dengan baik, walau dia sedang dalam keadaan tidak sadar.
Beberapa Pusat Rehabilitasi Narkoba Drop In Centre (Yayasan Insan Pengasih) Jalan Daksa IV Nomor 69, Jakarta Selatan. Telp: (021) 7208216
92
Awas Narkoba!
Sistem Terpadu Terapi dan Rehabilitasi Pasien Napza Perum Tebet Mas Indah Blok E Nomor 5, Tebet Barat, Jakarta Selatan. Telp: (021) 8298885 Yayasan Tulus Hati Jalan Wanasari, Selabintana, Sukabumi. Telp: (021) 316.1612 Fan Campus Jalan Panarukan 21, Menteng, Jakarta Pusat. Telp: (021) 3156002, (021) 31930989 Yayasan Surya Indonesia Jalan Teuku Umar Nomor 11, Bekasi Timur. Telp: (021) 8816959, (021) 88350434 Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jalan RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Telp: (021) 7695461, (021) 7698240 Klinik Remaja (Yayasan Pelita Ilmu) Jalan Peruk Nomor 6, RT 07 RW 03 Bukit Duri, Jakarta Selatan. Telp: (021) 8296163, (021) 9237125 Griya Asih Asah Asuh Jalan Argopuro 40A, PO Box 116, Lawang, Malang. Telp: (0341) 426314, 425952 Yayasan Cinta Kasih Bangsa Jalan Kolonel Soegiono Nomor 65, Susukan, Ngemplak, Ungaran, Jawa Tengah. Telp: (024) 6929901, (024) 922675 Pesantren Al Ihya Jalan Batu Tapak, Pasir Jaya, Ciomas, Bogor. Telp: (0251) 311963, (0251) 312272, (0251) 312055
Awas Narkoba!
93
BAB ENAM
Upaya Pencegahan Bahaya Narkoba Pandangan Agama Islam Dalam menanggulangi bahaya narkoba yang semakin rawan dan rentan dalam masyarakat, Islam mengajarkan untuk melakukan langkah–langkah preventif. Langkah–langkah pencegahan ini, misalnya dengan adanya seruan agar kita selalu berdakwah. Sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya masing–masing. Kita diharuskan untuk peduli kepada sesama. Bentuk kepedulian ini diwujudkan dengan turut mengajak rekan– rekan kita kepada hal–hal yang positif, serta mencegah agar mereka tidak terjerumus pada hal–hal yang negatif. Keharusan umat Islam untuk peduli terhadap sesamanya dalam ayat berikut. “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, yang menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari kejahatan” (QS. Ali Imran, 110). Ayat di atas tidak dikhususkan kepada kalangan muslim tertentu saja. Siapa pun umat Islam yang telah membaca ayat
94
Awas Narkoba!
ini, maka kepadanya sudah terpikul tanggung jawab untuk turut menjaga keselamatan sesamanya, termasuk turut mencegahnya dari bahaya narkoba. Keharusan untuk berdakwah mengenai ancaman bahaya narkoba ini harus disesuaikan dengan kemampuan masing– masing. Jika kita baru mampu mencegah teman–teman dekat kita saja, maka itulah yang harus kita lakukan. Namun demikian, Islam memandang perlu agar upaya dakwah ini terorganisir. Perintah ini dijelaskan dalam ayat berikut. “Dan hendaknya di antaramu ada umat yang menyeru kepada kebaikan, dan menyuruh kepada perbuatan baik (ma’ruf) dan mencegah dari perbuatan jahat (almunkar). Mereka itulah orang – orang yang beruntung,” (QS. Ali Imran, ayat 104). Berdasarkan ayat tersebut di atas, di antara kita harus ada semacam organisasi yang bergerak khusus untuk penanganan masalah narkoba. Dengan demikian, alangkah baiknya jika kita pun ikiut bergabung dalam organisasi tersebut. Hal itu sebagai wujud tanggung jawab kita selaku generasi dan remaja muslim. Namun harus diingat pula, bahwa berdakwah seputar pencegahan narkoba ini tidak boleh dilakukan secara kekerasan. Sebagaimana firman Allah : “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan ajaklah bertukar pikiran,” (QS. An – Nahl, ayat 125). Ayat di atas menunjukkan betapa pentingnya kepedulian setiap orang, kelompok, atau golongan untuk senantiasa mengingatkan dan mengajak kepada setiap orang agar berbuat baik dan mencegah mereka dari perbuatan tidak baik dan melanggar hukum, termasuk di dalamnya penyalahgunaan narkoba. Dalam melaksanakan misi tersebut, hendaklah dilakukan dengan cara–cara, metode atau pendekatan yang baik Awas Narkoba!
95
pula. Hal ini perlu diperhatikan, agar dakwah kita dapat menarik simpati dan membawa keberhasilan. Langkah awal yang dapat kita tempuh, misalnya dengan memberitahu sesama tentang bahaya narkoba. Berkaitan dengan hal ini Allah berfirman : “Mereka menanyakan kepadamu tentang khamar dan judi, katakanlah pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya,” (QS. Al – Baqarah, 219). Ayat tersebut di atas menjelaskan kepada manusia, bahwa khamar mempunyai manfaat tetapi hanya sedikit, sedangkan mudaratnya justru lebih banyak. Adapun aspek mudarat dari narkoba itu, antara lain : 1. Menurunnya kemampuan belajar. 2. Hilangnya kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. 3. Berubahnya perilaku menjadi anti sosial. 4. Merosotnya produktivitas kerja. 5. Terganggunya kesehatan. 6. Meningkatnya grafik kriminalitas dan tindak kekerasan, sampai masalah hilangnya rasa aman lingkungan masyarakat, baik dirasakan oleh masyarakat banyak. Untuk mencegah agar seseorang tidak terjerumus menjadi budak narkoba adalah dengan dua hal, yaitu : a. Mengenali bahaya narkoba beserta pengaruh–pengaruh negatif akibat penyalahgunaannya. b. Membentengi diri dengan iman dan takwa.
96
Awas Narkoba!
Pandangan Agama Kristen Dalam pandangan agama Kristen Katolik dan Protestan, pencegahan bahaya narkoba itu selain sebagai tanggung jawab keluarga Kristiani, pemerintah dan masyarakat, tetapi juga Gereja. Selaku pembina dan pembimbing umat, gereja harus ikut bertanggung jawab terhadap ancaman bahaya narkoba ini. Dalam Alkitab (Injil) Allah berfirman : 1. Mazmur 62 : 2 (mendekatkan diri pada Allah) Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada–Nya keselamatanku. 2. Yohanes 15 : 1 – 8 Pada mulanya adalah Firman : Firman itu bersama–sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama – sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada satu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan itu tidak menguasainya. Dan tenanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes, ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. 3. Amsal 14 : 30 (hati yang terang menyegarkan tubuh) Hati yang terang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang. 4. Matius 14 : 27 (Yesus memberi ketenangan) Yesus berkata kepada mereka : Tenanglah! Aku ini, jangan takut!. 5. Markus 6 : 50 Mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera ia berkata kepada mereka : Tenanglah! Aku ini, jangan takut!
Awas Narkoba!
97
6.
Mat 25 : 14 - 25 Hal Talenta (karunia dari Tuhan) Tuhan memberikan tiap orang talenta yang berbeda. Ada orang yang diberi lima talenta, dua talenta, dan satu talenta. Masing–masing wajib mengembangkan talenta kitu dengan bekerja.
Firman–firman di atas memang tidak berbicara secara langsung tentang upaya pencegahan narkoba. Namun apabila kita resapi maknanya, maka dari firman–firman tersebut dapat disarikan langkah–angkah pencegahan berkaitan dengan ancaman bahaya penyalahgunaan narkoba ini. Berdasarkan firman – firman di atas, umat Kristiani diharuskan untuk melakukan pencegahan dengan cara selalu dekat dengan Allah. Sebab, hanya dekat dengan Allah saja yang dapat membuat hati ini merasa tenang dan tenteram. Apabila hati kita merasa tenang dan tenteram, maka tidak akan terbesit sedikit pun untuk iseng atau mencoba–coba mencicipi narkoba. Itulah upaya pencegahan menurut pandangan Kristen Katolitk dan Kristen Protestan. Kalau kita renungkan, memang kebanyakan dari mereka yang terbuai dengan narkoba pada mulanya adalah sekadar iseng. Keisengan itu timbul umumnya karena sedang dirundung masalah. Dalam benak mereka, narkoba adalah sebagai kompensasi atau pelarian dari aneka masalah yang menghimpitnya. Padahal dengan mengkonsumsi narkoba masalah tidak akan hilang, justru narkoba itu hanya akan mendatangkan masalah baru yang jauh lebih buruk. Adapun upaya lain untuk mencegah ancaman narkoba adalah dengan bekerja keras atau giat belajar. Dalam ajaran Kristen Katolik dan Kristen Protestan, terdapat firman–firman tentang keharusan bekerja agar berhenti memakai narkoba, di antaranya : Tuhan memperhatikan Sara dan memperlakukannya seperti yang dijanjikan – Nya (Kejadian 21 : 2).
98
Awas Narkoba!
Bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapatkan cinta Rahel, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel (Kejadian 29 : 20). Yesus telah menyembuhkan seorang perempuan dari penyakitnya, tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkannya pada hari Sabat. Ada enam hari untuk bekerja (Lukas 13 : 14).
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Firman – firman Tuhan yang lainnya, antara lain : Pengkhotbah 5 : 11 (Yang bekerja tidak enak) “Dan akhirnya engkau akan mengeluh, kalau daging dan tubuhmu habis binas”. Kisah 20 : 35 (bekerja membantu orang yang lemah) “Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepadamu bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang– orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus”. Roma 8 : 28 (Allah telah bekerja dalam segala sesuatu) “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai rencana Allah”. Tesalonika II 1 3 : 10 (yang tak mau bekerja jangan makan) “Sekarang kami hidup kembali, asal saja kamu teguh berdiri di dalam Tuhan”. Tesalonika II 2 : 6 (yang bekerja berat, menikmati hasil) “Allah telah menyerahkan diri–Nya sebagai tebusan bagi semua manusia : itu kesaksian pada waktu yang telah ditemukan”. Kejadian 3 : 7 “Firman Tuhan kepada manusia: Karena engkau mendengarkan perkataan istrimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu:
Awas Narkoba!
99
Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau, dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu”. Berdasarkan Firman–firman di atas, umat Kristiani dituntut untuk bekerja keras guna menyongsong hari depan yang lebih baik. Bukan malah menjerumuskan diri dengan cara menyelahgunakan narkoba.
Pandangan Agama Hindu Dalam ajaran agama Hindu, manusia itu diperintahkan agar selalu menjaga keseimbangan dalam hidup ini. Sesuai dengan tujuan agama Hindu itu sendiri, yaitu : “Moksarttam jagathha ya ca iti dharma”. Ini mengandung suatu maksud yang sangat dalam dan luas, bahwa tujuan hidup ini adalah untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani. Untuk mencapai keseimbangan jasmani dan rohani ini, sudah tentu harus didahului dengan memperhatikan keseimbangan jasmani pula. Mengapa kita harus memerhatikan jasmani? Menurut agama Hindu, tubuh manusia itu terdiri dari lima unsur (Panca Hama Buta), yaitu : 1. Unsur Apah (zat cair) 2. Unsur Teja (unsur panas/api) 3. Unsur Bayu (pernapasan) 4. Pertiwi (pori – pori) 5. Akasa (segala yang kosong dalam tubuh, rongga dada, pori – pori atau seluruh jenis lubang) Karena itu, agama Hindu melarang manusia untuk mengkonsumsi apapun yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan, contohnya adalah narkoba. Jadi, dalam pandangan
100
Awas Narkoba!
agama Hindu, narkoba itu akan dapat merusak keseimbangan dari kelima unsur yang ada dalam tubuh manusia. Dalam kitab suci agama Hindu (Sarajamus Caya Sloka 256) dijelaskan pula “Janganlah hendalta mengambil barang orang lain, janganlah meminum minuman keras dan oba –obatan terlarang, melakukan pembunuhan, berdusta, karena itu akan menghalangimu untuk menyatu dengan Tuhan”. Oleh karena itu, agama Hindu telah mengajarkan kepada umatnya untuk menjauhi segala bentuk yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Dengan demikian, maka akan terciptalah kebahagiaan lahir dan batin. Jadi, sebagai tindakan pencegahan diri dari ancaman narkoba adalah dengan selalu berusaha agar diri kita menyatu dengan Tuhan, keinginan untuk menyatu dengan Tuhan ini dengan sendirinya akan mencegah kita dari tindakan–tindakan yang dapat menghambat penyatuan dan tidak mengkonsumsi narkoba. Selain itu, agama Hindu juga mengajarkan agar kita senantiasa menjaga keseimbangan antara jasmani dan rohani kita. Pada saat yang bersamaan, kita pula harus memerhatikan keseimbangan antar–unsur dalam tubuh jasmani kita. Dengan selalu memperhatikan keseimbangan ini, niscaya kita tidak akan tergoda dengan “surga” narkoba yang justru akan merusak tatanan keseimbangan tersebut.
Pandangan Agama Budha Budha mengajarkan, “Segala sesuatu timbul karena faktor– faktor lain yang menjadi penyebabnya”. Penyebab adanya kemerosotan moral akibat penyalahgunaan narkoba dan miras terdiri dari tiga hal. Awas Narkoba!
101
Pertama, adanya narkoba dan miras yang bisa diperoleh dengan mudah. Karena itu, umat beragama dalam kegiatan mata pencaharian hendaknya tidak melakukan jual beli narkoba dan miras. Kedua, adanya contoh buruk atau pengaruh dari orang lain atau pengaruh lingkungan. Ketiga, adanya kelemahan pada pribadi itu sendiri, baik dari segi kepribadian maupun motivasinya. Peranan pertama seorang pemuka agama dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba adalah menangani cara hidup remaja yang baru mulai mencoba narkoba dan miras. Organisasi agama khususnya kelompok remaja hendaknnya mempunyai kepedulian terhadap masalah bahaya narkoba ini. Sebab secara jujur harus kita akui, kehidupan beragama yang semakin marak dewasa ini tidak tidak dengan sendirinya akan melenyapkan perbuatan yang dilarang agama. Para rohaniawan selalu dihadapkan pada tantangan bagaimana memelihara kehidupan individu, keluarga dan masyarakat yang sejalan dengan ajaran agama. Para remaja harus diikutsertakan dalam aktivitas organisasi pemuda dan kegiatan lain yang bersifat membangun dan positif. Pemuka atau pemuka agama memberikan bimbingan Dhamma kepada mereka, agar mengerti dan menghayati nilai–nilai prinsip moral dan etika yang diajarkan oleh agama Budha, sehingga mereka dapat hidup lebih tenang dan mampu menyesuaikan diri untuk dapat mengangkat derajat hidupnya. Remaja umumnya membicarakan masalah hidupnya dengan rekan–rekan sebayanya. Tidak jarang masukan dari rekan–rekannya. Tidak jarang masukan dari rekan– rekannya itu bersifat negatif. Organisasi agama, khususnya kelompok remaja, jangan tidak tahu dengan masalah ini, khususnya menyangkut masalah narkoba. Mereka dapat berperan merangkul sesamanya yang menghadapi kesulitan. Dengan demikian, kaum remaja akan belajar bertanggung jawab.
102
Awas Narkoba!
Beberapa nilai yang dewasa ini dikembangkan dalam penegakkan disiplin di sekolah Budhis adalah sebagai berikut : 1. Rasa malu berbuat jahat (Hiri) dan takut pada akibat perbuatan yang keliru. 2. Menghargai kerja keras secara efektif dan efisien. 3. Menjauhi pergaulan yang kurang baik. 4. Memiliki kesabaran (Khanti) dan pantang melakukan (ahimsa). Menurut agama Budha, upaya untuk mencegah bahaya narkoba adalah dengan melakukan langkah–langkah berikut. a. Informasi, yaitu dengan menempuh langkah–langkah berikut: 1. Menyampaikan pembicaraan secara terbuka tentang bahaya. 2. Menjelaskan mengapa narkoba berbahaya, sehingga harus dijauhi dan dihindari. b. Pendidikan efektif, yaitu dengan melibatkan diri pada kegiatan – kegiatan berikut : 1. Melalui pengembangan kepribadian 2. Tingkatkan rasa percaya diri 3. Tingkatkan kemampuan komunikasi c. Menyediakan pilihan atau alternatif supaya terpenuhinya kebutuhan/kepuasan fisik dan psikologis, baik terbentuknya identitas diri maupun penghargaan, kepercayaan dan lingkungan. Selain itu, dalam rangka pencegahan dari bahaya penyalahgunaan narkoba ini agama Budha juga mengajarkan langkah–langkah berikut. a. Pengenalan dan intervensi dini dengan cara : 1. Mengenal ciri dan tingginya risiko penyalahgunaan narkoba. 2. Memberikan dukungan moril kepada setiap orang soal bahaya penyalahgunaan narkoba. Awas Narkoba!
103
3.
b.
Luangkan waktu lebih lama dengan masalah–masalah dalam pencegahan dan penanggulangan bahaya narkoba. 4. Selami jiwa melalui meditasi dan pahami masalah– masalah narkoba supaya tidak mudah terpengaruh, menggunakan atau memakai narkotika dan obat– obatan terlarang lainnya Membentengi diri dengan keterampilan psikososial, misalnya latihan menentang tekanan dari lingkungan atau pergaulan untuk merokok atau mampu menolak suatu ajakan.
Dari pandangan ajaran agama–agama di atas, guna mewujudkan upaya pencegahan bahaya narkoba tersebut kita harus bersikap keras dan tegas, baik terhadap si pemakai, pengedar/sindikat maupun produsen, dengan cara, antara lain: 1. Perlu penanaman sejak dini kepada remaja dan generasi muda kita, bahwa narkoba adalah haram hukumnya dan dilarang baik menurut hukum agama maupun hukum negara. 2. Pengalaman kehidupan beragama di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat luas perlu ditingkatkan. 3. Sebaiknya tradisi anti lima M (madat, main judi, minum– minuman keras, main perempuan dan maling) yang sudah ada dalam budaya Indonesia harus dimasyarakatkan. 4. Perlu adanya kepedulian dan tanggung jawab, serta kesadaran dan kewaspadaan dari semua unsur lapisan masyarakat, baik dari pihak orang tua, guru, tokoh masyarakat maupun ulama, pengusaha dan aparat pemerintah baik sipil maupun militer untuk mengawasi dan koordinasi dalam pencegahan bahaya narkoba. Dari pandangan agama–agama tadi, maka kewajiban kita selaku remaja yang taat beragama adalah turut mencegah dan
104
Awas Narkoba!
membentengi diri agar kita, keluarga dan lingkungan di sekitar kita terbebas dari penyalahgunaan narkoba. Sebab, memang para pengedar itu tidak henti–hentinya mempengaruhi siapa saja yang lengah. Untuk itu, tindakan–tindakan pencegahan yang dapat dilakukan berdasarkan tinjauan agama dalam menanggulangi narkoba, antara lain : 1. Sudah seharusnya masalah narkoba harus dianggap sebagai masalah moral, bukan hanya penyakit secara medis. Sebab, efek negatifnya sangat terkait dengan mental spiritual dan perilaku seseorang. 2. Harus memandang bahwa perbuatan yang berkaitan dengan narkoba sebagai suatu kejahatan yang dikutuk oleh Allah. 3. Kita hendaknya bersikap keras dan tegas, serta tidak mau mengikuti ajakan maupun tawaran untuk mencoba menggunakan narkoba. 4. Mengadakan atau mengikuti ceramah, seminar, atau diskusi yang memungkinkan baik bagi penikmat maupun bukan, untuk mengerti dan memahami tentang apa itu narkoba dan bahayanya serta contoh–contohnya secara nyata. 5. Membentengi diri dengan iman, sesuai dengan agamanya masing – masing.
Awas Narkoba!
105
BAB TUJUH
Dasar-dasar Hukum Narkoba Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika Pengertian Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam undangundang ini atau yang kemudian ditetapkan di Keputusan Menteri Kesehatan. Produksi adalah kegiatan atau proses menyiapkan, mengolah, membuat, menghasilkan, mengemas dan atau mengubah bentuk narkotik termasuk mengekstraksi, mengkonsumsi atau merakit narkotika untuk memproduksi obat. Impor adalah kegiatan memasukkan narkotika ke dalam Daerah Pabean.
106
Awas Narkoba!
Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan narkotika dari Daerah Pabean. Peredaran gelap narkotika adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara tanpa hak dan melawan hukum yang ditetapkan sebagai tindak pidana narkotika. Surat persetujuan impor adalah surat persetujuan Menteri Kesehatan untuk mengimpor narkotika. Surat persetujuan ekspor adalah surat persetujuan Menteri kesehatan untuk narkotika. Pengangkutan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan memindahkan narkoba dari satu tempat ketempat lain, dengan cara modal atau sarana angkutan apapun. Pedagang besar farmasi adalah perusahaan berbentuk badan humum yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan penyaluran sediaan farmasi termasuk narkotika dan alat kesehatan. Pabrik obat adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memikirkan izin dari enteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan produksi, serta penyaluran obat dan bahan obat termasuk narkotika. Transito narkotika adalah pengangkutan narkotika dari suatu negara ke negara lain dengan melalui dan singgah di wilayah negara Republik Indonesia yang terdapat daerah pabean dengan atau berganti sarana angkutan. Pecandu adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada narkotika baik secara fisik maupun psikis. Ketergantungan narkotika adalah gejala dorongan untuk untuk menggunakan narkotika secara terus menerus, toleransi dan gejala putus narkotika apabila penggunaan dihentikan. Awas Narkoba!
107
Penyalahgunaan adalah orang yang menggunakan narkotika tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter. Rehabilitasi media adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika. Rehabilitasi sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu baik fisik, mental maupun sosial agar bebas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan kegiatan sosial dalam kehidupan masyarakat. Permufakatan jahat adalah perbuatan dua orang atau lebih dengan maksud bersepakat untuk melakukan tindak pidana narkotika. Penyadapan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan penyelidikan dan atau penyidik yang dilakukan oleh Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia dengan cara melakukan penyadapan pembicaraan melalui telepon dan atau alat komunikasi elektronika lainnya. Korporasi adalah kumpulan terorganisasi dari orang dan atau kekayaan, baik merupakan badan hukum maupun bukan. Penggunaan narkotika diatur di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika. Berdasarkan undang-undang tersebut, penyalahgunaan narkotika diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebagai berikut. Pengguna Pengguna narkotika dapat dikenakan sanksi pidana berdasarkan pasal 85 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 dengan ancaman hukuman paling lama 4 tahun.
108
Awas Narkoba!
Pengedar Pengedar yang memperjualbelikan narkotika dapat dikenakan sanksi pidana berdasarkan pasal 81 dan 82 UndangUndang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun, seumur hidup, mati, atau denda. Produsen Produsen (pembuat) narkotika dapat dikenakan sanksi pidana berdasarkan pasal 80 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun, seumur hidup, mati, atau denda. Adapun isi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 mengenai ketentuan pidana narkotika sebagai berikut. Dalam Bab XII Ketentuan Pidana, disebutkan siapa-siapa yang akan terkena pidana, yaitu : (1)
Pasal 78 Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum : a. menanam, memelihara, mempunyai dalam persediaan, memiliki, menyimpan, atau menguasai narkotika Golongan 1 dalam bentuk tanaman; atau b. memiliki, menyimpan untuk dimiliki atau untuk persediaan, atau menguasai narkotika Golongan 1 bukan tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (1) Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didahului dengan permufakatan jahat, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan denda paling sedikit Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
Awas Narkoba!
109
(2)
(3)
(1)
(2)
Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara terorganisasi, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah). Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh korporasi, dipidana denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Pasal 79 Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum : a. memiliki, menyimpan untuk dimiliki atau untuk persediaan atau menguasai narkotika Golongan II, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan denda paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah); b. memiliki, menyimpan untuk dimiliki atau untuk persediaan atau menguasai narkotika Golongan III, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam : a. ayat (1) huruf a didahului dengan permufatakan jahat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah); b. ayat (1) huruf b didahului dengan permufakatan jahat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan denda paling banyak Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
110
Awas Narkoba!
(3)
(4)
(1)
Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam : a. ayat (1) huruf a dilakukan secara terorganisasi, dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua be;las) tahun denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah); b. ayat (1) huruf b dilakukan secara terorganisasi, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah)’ Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam : a. ayat (1) huruf a dilakukan oleh korporasi, dipidana denda paling banyak Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah); b. ayat (1) huruf b dilakukan oleh korporasi, dipidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Pasal 80 Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum : a. memproduksi, mengolah, mengekstraksi, mengkonversi, merakit, atau menyediakan narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana mati atau pidana seumur hidup, atau pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); b. memproduksi, mengolah, mengkonversi, merakit, atau menyediakan narkotika Golongan II, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah); c. memproduksi, mengolah, mengkonversi, merakit, atau menyediakan narkotika Golongan III, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Awas Narkoba!
111
(2)
(3)
(4)
Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam : a. ayat (1) huruf a didahului dengan permufatan jahat, dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lima 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah); b. ayat (1) huruf b didahulu dengan permufakatan jahat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 18 (delapan belas) tahun, dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); c. ayat (1) huruf c didahului dengan permufakatan jahat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun, dan denda paling banyak Rp 400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah); Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam : a. ayat (1) huruf a dilakukan secara terorganisasi, dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah); dan laing banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); b. ayat (1) huruf b dilakukan secara terorganisasi, dipidana dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah); c. ayat (1) huruf c dilakukan secara terorganisasi, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam: a. ayat (1) huruf a dilakukan oleh korporasi, dipidana
112
Awas Narkoba!
b.
c.
(1)
(2)
denda paling banyak Rp 7.000.000.000,00 (tujuh miliar rupiah); ayat (1) huruf b dilakukan oleh korporasi, dipidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah); ayat (1) huruf c dilakukan oleh korporasi, dipidana denda paling banyak Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
Pasal 81 Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum: a. membawa, mengirim, mengangkut, atau mentranssito narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah); b. membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito narkotika Golongan II, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah); c. membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito narkotika Golongan III, dipidana dengan pida penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didahului dengan permufakatan jahat, maka terhadap tindak pida sebagaimana dimaksud dalam : a. ayat (1) huruf a, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 18 (delapan belas) tahun dan denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah); b. ayat (1) huruf b, dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah);
Awas Narkoba!
113
c.
(3)
(4)
(1)
ayat (1) huruf c, dipidana dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam : a. ayat (1) huruf a dilakukan secara terorganisasi, dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah); b. ayat (1) huruf b dilakukan secara terorganisasi, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah); c. ayat (1) huruf c dilakukan secara terorganisasi, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam : a. ayat (1) huruf a dilakukan oleh korporasi, dipidana denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); b. ayat (1) huruf b dilakukan oleh korporasi, dipidana denda paling banyak Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah); c. ayat (1) huruf c dilakukan oleh korporasi, dipidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Pasal 82 Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum : a. mengimpor, mengekspor, menawarkan untuk dijual, menyalurkan, menjual, membeli, menyerahkan,
114
Awas Narkoba!
(2)
menerima, menjadi perantara dalam jual beli, atau tukar menukar narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); b. mengimpor, mengekspor, menawarkan untuk dijual, menyalurkan, menjual, membeli, menyerahkan, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, atau tukar menukar narkotika Golongan II, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda sebanyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah); c. mengimpor, mengekspor, menawarkan untuk dijual, menyalurkan, menjual, membeli, menyerahkan, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, atau tukar menukar narkotika Golongan III, dipidana pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda sebanyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didahului dengan permufakatan jahat, maka terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam : a. ayat (1) huruf a, dipidana dengan pidana mati atau pidana seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denbda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah); b. ayat (1) huruf b, dipidana dengan pidana penjara paling lama 18 (delapan belas) tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); c. ayat (1) huruf c, dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan denda paling banyak
Awas Narkoba!
115
(3)
(4)
Rp 750.000.000,00 (tujuah ratus lima puluh juta rupiah). Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam : a. ayat (1) huruf a dilakukan secara terorganisasi, dipidana dengan pidana mati, atau pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). b. Ayat (1) huruf b dilakukan secara terorganisir, dipidana dengan pidana paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) ; c. Ayat (1) huruf c dilakukan secara terorganisasi, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam : a. ayat (1) huruf a dilakukan oleh korporasi, dipidana denda paling banyak Rp 7.000.000.000,00 (tujuh miliar rupiah); b. ayat (1) huruf b dilakukan oleh korporasi, dipidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 Iempat miliar rupiah); c. ayat (1) huruf c dilakukan oleh korporasi, dipidana dengan paling banyak Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
Pasal 84 Percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana narkotika, sebagaimana diatur dalam Pasal 78, Pasal 79, Pasal 80, Pasal 81, dan Pasal 82, diancam dengan pidana yang sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dapam PasalPasal tersebut.
116
Awas Narkoba!
a.
b.
c.
a.
b. c.
(1)
Pasal 84 Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum : menggunakan narkotika terhadap orang lain dan memberikan narkotika Golongan I untuk digunakan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah); menggunakan narkotika terhadap orang lain atau memberikan narkotika Golongan II untuk digunakan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah); menggunakan narkotika terhadap orang lain atau memberikan narkotika Golongan III untuk digunakan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah). Pasal 85 Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum : menggunakan narkotika Golongan I bagi diri sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun; menggunakan narkotika Golongan II bagi diri sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun; menggunakan narkotika Golongan II bagi diri sendiri, dippidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun. Pasal 86 Orangtua atau wali pecandu yang belum cukup umur sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1) yang sengaja tidak melapor, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda sebanyak Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Awas Narkoba!
117
(2)
Pecandu narkotika yang belum cukup umur dan telah dilaporkan orangtua atau walinya sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1) tidak dituntut pidana.
Pasal 87 Barang siapa menyuruh, memberi atau menjanjikan sesuatu, memberikan kesempatan, menganjurkan, memberikan kemudahan, memaksa, memaksa dengan ancaman, memaksa dengan kekerasan, melakukan tipu muslihat, atau membujuk anak yang belum cukup umur untuk melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78, Pasal 79, Pasal 80, Pasal 81, Pasal 82, Pasal 83, dan Pasal 84, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
(1)
(2)
Pasal 88 Pecandu narkotika yang telah cukup umur dan dengan sengaja tidak melaporkan diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah). Keluarga pecandu narkotika sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang dengan sengaja tidak melaporkan pecandu narkotika tersebut dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Pasal 89 Pengurus pabrik obat yang tidak melaksankan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dan Pasal 42, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan denda paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
118
Awas Narkoba!
Pasal 90 Narkotika dan hasil-hasil yang diperoleh dari tindak pidana narkotika serta barang-barang atau peralatan yang digunakan untuk melakukan tindak pidana narkotika, dirampas untuk negara. Pasal 91 Penjatuhan pidana terhadap segala tindak pidana narkotika dalam undang-undang ini kecuali yang dijatuhi pidana kurungan atau pidana denda tidak lebih dari Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) dapat pula dipidana dengan pidana tambahan berupa pencabutan hak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 92 Barang siapa tanpa hak dan melawan hokum menghalanghalangi atau mempersulit penyidikan, penuntutan, atau pemeriksaan perkara tindak pidana narkotika di muka sidang pengadilan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah). Pasal 93 Nahkota atau kapten penerbang yang tanpa hak dan melawan hukum tidak melaksankan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 atau Pasal 25, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 150.000.000,00 (seratus limah puluh juta rupiah).
(1)
Pasal 94 Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil yang secara melawan hukum tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 dan Pasal 71 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Awas Narkoba!
119
(2)
Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil yang secara melawan hukum tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 dan Pasal 71 dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Pasal 95 Sanksi yang memberi keterangan tidakbenar dalam pemeriksaan perkara tindak pidana narkotika di muka siding pemngadilan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Pasal 96 Barang siapa dalam waktu 5 (lima) tahun melakukan pengulangan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78, Pasal 79, Pasal 80, Pasal 81, Pasal 83, Pasal 83, Pasal 84, Pasal 85, dan Pasal 87 pidanya dapat ditambah dengan sepertiga dari pidana pokok, kecuali yang dipidana dengan pidana mati, seumur hidup atau pidana penjara 20 (dua puluh) tahun. Pasal 97 Barang siapa melakukan tindak pidana narkotika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78, Pasal 79, Pasal 80, Pasal 81, Pasal 82, Pasal 83, Pasal 84, Pasal 85, dan Pasal 87, di luar wilayah Negara Republik Indonesia diberlakukan pula ketentuan undang-undang ini.
(1)
Pasal 98 Terhadap warga negara asing yang melakukan tindak pidana narkotika dan telah menjalani pidanya sebagaimana diatur dalam undang-undang ini, dilakukan pengusiran keluar wilayah Negara Republik Indonesia.
120
Awas Narkoba!
(2)
(3)
Warga negara asing yang telah diusir sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilarang masuk kembali ke wilayah Negara Republik Indonesia. Warga negara asing yang pernah melakukan tindak pidana narkotika di luar negeri, dilarang memasuki wilayah Negara Republik Indonesia.
Pasal 99 Dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), bagi : a. pimpinan rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, sarana penyimpanan sediaan farmasi milik pemerintah, apotik, dan dokter yang mengedarkan narkotika Golongan II dan Golongan III bukan untuk kepentingan pelayanan kesehatan; b. pimpinan lembaga ilmu pengetahuan yang menanam, membeli, menyimpan, atau menguasai tanaman narkotika bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan; c. pimpinan pabrik obat tertentu yang memproduksi narkotika Golongan I bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan; atau d. pimpinan pedagang besar farmasi yang mengedarkan narkotika Golongan I yang bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan atau mengedarkan narkotika Golongan II dan Golongan III bukan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan. Pasal 100 Apabila putusan pidana denda sebagaimana diatur dalam undang-undang ini tidak dapat dibayar oleh pelaku tindak pidana narkotika, dijatuhkan pidana kurungan pengganti denda
Awas Narkoba!
121
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dasar Hukum Penyalahgunaan Psikotropika Penggunaan zat psikotropika diatur di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika. Penyalahgunaan psikotropika juga diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebagai berikut. Pengguna Pengguna psikotropika dapat dikenakan sanksi pidana berdasarkan Pasal 59 dan Pasal 62 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Tahun 1997, dengan ancaman hukuman minimal 4 tahun dan maksimal 15 tahun ditambah denda. Pengedar Pengedar psikotropika dapat dikenakan sanksi pidana berdasarkan Pasal 59 dan Pasal 60 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997, dengan ancaman hukuman paling lama 15 tahun ditambah denda. Produsen Produsen psikotropika dapat dikenakan sanksi pidana berdasarkan Pasal 80 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997, dengan ancaman hukuman paling lama 15 tahun ditambah denda. Adapun penyalahgunaan terhadap zat adiktif dan bahan berbahaya lainnya telah diatur pula di dalam berbagai peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dan Peraturan Pemerintah lainnya. a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.
122
Awas Narkoba!
b.
c.
d.
e.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 3591 MPP/KEP/10/1997 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Produksi, Impor, dan Penjualan Minuman Beralkohol. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2821/Menkes/SK/111/1998 Tentang Standar Mutu Produksi Minuman Beralkohol. Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4/4/ 1997 Tentang Lingkungan Sekolah Bebas Asap Rokok.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Dalam undang-undang yang dimaksud dengan : Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Pabrik obat adalah peruisahaan berbadan hukum yang memiliki izin dari menteri untuk melakukan kegiatan produksi, serta penyaluran obat dan bahan obat, termasuk psikotropika. Produksi adalah kegiatan atau proses menyiapkan, mengolah, membuat, menghasilkan, mengemas, dan atau mengubah bentuk psikotropika.
Awas Narkoba!
123
Kemasan psikotropika adalah bahan yang digunakan untuk memadahi dan atau membungkus prikotropika, baik yang bersentuhan langsung maupun tidak. Peredaran adalah setiap kegiatan atau serangkaian. Kegiatan penyaluran atau penyerahan psikotropika, baik dalam rangka perdagangan, bukan perdagangan maupun pemindahtanganan. Perdagangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka pembelian dan atau penjualan, termasuk penawaran untuk menjual psikotropika, dan kegiatan lain berkenaan dengan pemindahtanganan psikotropika dengan memperoleh imbalan. Pedagang besar farmasi adalah perusahaan berbadan hukum yang memiliki izin dari menteri untuk melakukan kegiatan penyaluran sediaan farmasi, termasuk psikotropika dan alat kesehatan. Pengangkutan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka memindahkan psikotropika dari satu tempat ke tempat lain, dengan cara modal, atau sarana angkutan apa pun, dalam rangka produksi dan peredaran. Dokumen pengangkutan adalah surat jalan dan atau faktur yang memuat, keterangan tentang identitas pengirim, dan penerima, bentuk, jenis dan jumlah psikotropika yang diangkut. Transito adalah pengangkutan psikotropika di wilayah Republik Indonesia dengan atau tanpa berganti sarana angkutan antara dua negara lintas. Penyerahan adalah setiap kegiatan memberikan psikotropika, baik antar penyerah maupun kepada pengguna dalam rangka pelayanan kesehatan. Lembaga penelitian atau lembaga pendidikan adalah lembaga yang secara khusus atau yang salah satu fungsinya melakukan kegiatan penelitian dan atau menggunakan psikotropika dalam penelitian, pengembangan, pendidikan,
124
Awas Narkoba!
atau pengajaran dan telah mendapat persetujuan dari menteri dalam rangka kepentingan ilmu pengetahuan. Korporasi adalah kumpulan terorganisasi dari orang atau kekayaan, baik merupakan badan hukum maupun bukan. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang kesehatan.
(1)
(2)
Bab II Ruang Lingkup dan Tujuan Pasal 2 Ruang lingkup pengaturan di bidang psikotropika dalam undang-undang ini adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan. Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digolongkan menjadi : spikotropika golongan I, spikotropika golongan II, spikotropika golongan III, dan spikotropika golongan IV. Jenis-jenis spikotropika golongan I, spikotropika golongan II, psikotropika golongan II, spikotropika golongan IV sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk pertama kali ditetapkan dan dilampirkan dalam undang-undang ini yang merupakan bagian yang tak terpisahkan. Ketentuan lebih lanjut untuk penetapan dan perubahan jenis-jenis psikotropika sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur oleh menteri.
Pasal 3 Tujuan pengaturan di bidang psikotropika adalah : (1) menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan; Awas Narkoba!
125
(2) (3)
mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika; memberantas peredaran gelap psikotropika.
Pasal 4 Psikotropika hanya adapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan atau ilmu pengetahuan. Psikotropika golongan I hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan. (1) Selain penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), psikotropika golongan I dinyatakan sebagai barang terlarang.
126
Awas Narkoba!
BAB DELAPAN
Bahan berbahaya lain Volatile Solvent Volatile solvent adalah zat adiktif dalam bentuk cair. Zat ini mudah menguap. Penyalahgunaannya adalah dengan cara dihirup melalui hidung. Cara penggunaan seperti ini disebut inhalasi. Zat adiktif ini antara lain sebagai berikut. · Lem UHU · Cairan pencampur Tip-Ex (thinner) · Aseton untuk pembersih warna kuku, cat tembok · Aica aibon, Castol · Premix
Inhalensia Jenis ini adalah berbagai zat kimia yang dapat larut dalam lemak dan dengan cepat dapat memengaruhi kerja otak (menembus hambatan darah otak). Efeknya pada otak digolongkan kepada golongan depresan. Cara kerja di otak dengan memengaruhi Awas Narkoba!
127
berbagai neurotransmitter di selsel saraf otak. Gejala yang terjadi (high) cepat sekali, yaitu hanya dalam hitungan menit hingga seperempat jam. Jenis ini sangat potensial menimbulkan berbagai gejala kerusakan otak (organic brain syndrome). Gejala yang biasa timbul pada keracunan inhalan dapat dilihat pada tabel Gejala Keracunan Inhalen. Zat inhalen tersedia secara legal, tidak mahal dan mudah didapatkan. Oleh sebab itu, banyak ditemukan dan digunakan oleh kalangan sosial ekonomi rendah. Contoh spesifik dari inhalen adalah bensin, vernis, cairan pemantik api, lem, permen karet, cairan pembersih, cat semprot, semir sepatu, cairan koreksi mesin tik (Tip-Ex), perekat kayu, bahan pembakaran aerosol, pengencer cat. Inhalen biasanya dilepaskan ke dalam paru-paru dengan menggunakan suatu tabung. 1. Zat yang terdapat pada lem pengencer cat (tinner). 2. Penggunaannya dengan cara dihirup yang dapat mengakibatkan kematian mendadak seperti tercekik (Sudden Sniffing Death Syndrome). 3. Dapat merusak pertumbuhan dan perkembangan otot, saraf, dan organ tubuh lain. 4. Menghirup sambil menggunakan obat anti depresi seperti obat penenang, obat tidur, alkohol, akan mengakibatkan risiko overdosis dan dapat mematikan. 5. Pengguna jika melakukan aktivitas normal seperti berlari atau berteriak dapat mengakibatkan kematian karena gagal jantung.
128
Awas Narkoba!
Zat inhalen.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Akibat menggunakan inhalen adalah sebagai berikut. Kehilangan ingatan. Tidak dapat berpikir. Mudah berdarah dan memar. Kerusakan sistem saraf utama. Kerusakan hati dan ginjal. Sakit maag. Sakit pada waktu buang air kecil. Kejang-kejang otot. Batuk-batuk
Gambaran Klinis Dalam dosis awal yang kecil inhalen dapat menginhibisi dan menyebabkan perasaan euphoria, kegembiraan, dan sensasi mengambang yang menyenangkan. Gejala psikologis lain pada Awas Narkoba!
129
dosis tinggi dapat berupa rasa ketakutan, ilusi sensorik, halusinasi auditoris dan visual, dan distorsi ukuran tubuh. Gejala neurologist dapat termasuk bicara yang tidak jelas (menggumam, penurunan kecepatan bicara, dan ataksia). Penggunaan dalam waktu lama dapat menyebabkan iritabilitas, labilitas emosi, dan gangguan ingatan. Sindroma putus inhalen tidak sering terjadi. Kalaupun ada, muncul dalam bentuk susah tidur, iritabilitas, kegugupan, berkeringat, mual, muntah, takikardia, dan kadang-kadang disertai waham dan halusinasi.
Efek yang Merugikan Efek merugikan yang paling serius adalah kematian yang disebabkan karena depresi pernafasan, aritmia jantung, asfiksiasi, aspirasi muntah atau kecelakaan (cedera). Penggunaan inhalen dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal yang ireversibel dan kerusakan otot yang permanen.
Zat Desainer Zat desainer adalah zat yang dibuat oleh ahli obat jalanan. Mereka membuat obat-obatan itu secara rahasia, karena dilarang oleh pemerintah. Obat-obatan itu dibuat tanpa memperhatikan kesehatan. Mereka hanya memikirkan uang dan secara sengaja membiarkan para pembelinya kecanduan dan menderita. Zat-zat ini banyak yang sudah beredar dengan nama speed ball, peace pills, crystal, angel dust, rocket fuel, dan lainlain. Berdasarkan pada penjelasan mengenai jenis dan efek yang ditimbulkan dari penbyalahgunaan narkoba dan napza tersebut, maka diperlukan kejernihan berpikir untuk tidak sekalikali mencoba mengkonsumsi jenis narkoba atau napza tersebut, karena selain akan merusak kesehatan juga akan dapat
130
Awas Narkoba!
berakibat fatal, yakni dapat menyebabkan kematian. Selain itu, narkoba atau napza memiliki sifat psikoaktif, yakni mampu menimbulkan gejala ketagihan atau kecanduan (adiksi) dan ketergantungan bagi si pemakaianya. Ketagihan dimaksudkan sebagai gejala untuk meminta terus menerus untuk memakai atau menggunakan narkoba. Gejala ketagihan ini akan selalu muncul pada pengguna, karena memang ‘sangat memerlukan” untuk mengkonsumsi narkoba. Ketagihan merupakan gejala fisik sekaligus sejala mental, yakni fisik dan mentalnya sama-sama terkena dan dalam keadaan “putus zat’. Putus zat dimaksudkan dengan keadaan “sakaw’ yang muncul akibat tidak memakai narkoba pada saat penghentian pemberian zat psikoaktif. Sementara yang dimaksud dengan ketergantungan adalah suatu sindroma atau kumpulan fenomena fisiologis (lahiriah), perilaku dan kognitif dan berkesulitan mengendalikan perilakunya serta munculnya gejala ‘toleransi” atau keinginan yang kuat untuk mengkonsumsi dosis narkoba yang lebih besar sampai overdosis (melebihi takaran normal). Jika hal ini terjadi, maka akan dapat berakibat fatal bagi si pengguna, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Awas Narkoba!
131
Jika tingkat ketagihan dan ketergantungan pemakai, utamanya remaja sudah demikian parah, maka ia akan merasa tersiksa bila sampai terlambat menggunakan narkona atau napza. Semakin ia terlambat mengkonsumsi narkoba atau napza, maka akan semakin lama juga ia kehilangan kesadarannya. Umumnya, para pemakai (penyalahguna) yang sudah parah atau sudah memasuki fase ketagihan dan ketergantungan, akan berbuat apa saja, seperti menjerit-jerit histeris, menggigit jari atau tangannya sendiri, merobek bantal, menangis bahkan ada pula yang makan kotorannya sendiri.
Kecanduan yang Paling Nikmat : Kafein Obat yang mungkin terpopuler di dunia hampir tidak dianggap sebagai obat sama sekali, padahal obat ter-sebut memiliki berbagai efek yang kuat, menimbulkan toleransi, dan bahkan dapat menyebabkan pengguna tetapnya mengalami ketagihan. Hal yang kami maksudkan tentu saja kafein, suatu zat yang terkandung dalam kopi, teh, coklat, cola dan minuman ringan lain, beberapa obat pilek, dan beberapa pil diet. Dua cangkir kopi, mengandung sekitar 150 dan 300 miligram kafein, akan menimbulkan pengaruh pada sebagian besar orang dalam waktu setengah jam. Metabolisme, suhu tubuh, dan tekanan darah mening-kat; produksi urin meningkat, dan hal ini akan dibenarkan oleh sebagian besar di antara kita; dapat terjadi tremor pada tangan, nafsu makan dapat berkurang, dan yang paling banyak diketahui, rasa kantuk menjadi hilang. Gangguan panik dapat diperparah oleh kafein, tidak mengherankan mengingat obat tersebut dapat meningkatkan pe-rangsangan sistem saraf simpatis. Dosis kafein yang sangat tinggi dapat menyebabkan sakit kepala, diare, kegugupan, kekhawatiran berat, bahkan kejang-kejang dan kematian. Meskipun kematian
132
Awas Narkoba!
hampir tidak mungkin terjadi, kecuali jika individu yang bersangkutan meminum sejumlah besar tablet yang mengandung kafein karena obat tersebut diekskresikan oleh ginjal tanpa terjadi akumulasi signifikan. Meskipun telah lama diketahui bahwa orang-orang yang meminum kopi dalam jumlah besar secara rutin setiap hari dapat mengalami simptom-simptom putus zat bila konsumsinya dihentikan, namun orang-orang yang meminum tidak lebih dari dua cangkir kopi sehari pun dapat menderita sakit kepala yang cukup berat, kelelahan yang amat sangat, dan kecemasan jika kafein ditarik dari menu harian mereka, dan simptom-simptom ini dapat sangat mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan. Berbagai temuan tersebut memprihatinkan karena lebih dari 3/ 4 penduduk Amerika mengonsumsi sedikit lebih banyak dari dua cangkir kopi setiap hari. Dan meskipun para orangtua biasanya tidak meng-izinkan anak-anaknya minum kopi dan teh, mereka sering mengizinkan anak-anak untuk minum minuman cola yang mengandung kafein, cokelat panas, dan kokoa, dan makan per-men cokelat dan coklat serta es krim kopi. Dengan demikian, kecanduan kita pada kafein dapat dimulai sejak usia enam bulan, bentuk kecanduan tersebut berubah seiring perpindahan kita dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Gangguan Berhubungan Dengan Penyalahgunaan Kafein Kafein adalah salah satu dari tiga zat psikoaktif yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk dunia selain nikotin dan alkohol. Kopi (kafein) pertama kali dikonsumsi 1000 tahun yang lalu di negara Arab. Kafein adalah stimulan sistem saraf pusat dengan meningkatkan norepineprin, dopamine, asetilkolin dan serotin. Apabila seseorang secara rutin minum kopi kemudian dihentikan, maka antara 30-50 persen akan mengalami sindrom putus kafein yang terjadi berkisar 18-24 jam kemudian.
Awas Narkoba!
133
Kafein meningkatkan produksi norepineprin dan menghambat enzyme phosphodiesterase, serta dapat menghancurkan c-AMP (cyclic-Adenosin Monophosphate) pada dosis kafein yang tinggi, meningkatkan kadar dopamin dan serotonin serta produksi kortisol, proses ini terjadi di hipotalamus otak.
Kriteria Diagnostik Untuk Keracunan Kafein 1. 2.
3. 4.
1. 2.
Segera setelah mengkonsumsi kafein sebanyak 250 mg atau lebih 2-3 cangkir kopi. Lima atau lebih dan gejala-gejala berikut. a. Gelisah b. Cemas c. Mengamuk d. Insomnia e. Muka merah f. Diuresis g. Twiching h. Takikardi i. Psikomotor agitasi j. Bicara ngelantur k. Kelelahan l. Gangguan perut Gejala-gejala tersebut mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan. Gejala tersebut di atas tidak disebabkan oleh kondisi medis lainnya. Kriteria Diagnostik Withdrawal Zat Kafein Sudah lama minum kopi (kafein) Mengkonsumsi kopi dihentikan tiba-tiba timbul sakit kepala dan satu atau lebih gejala berikut. a. Perasaan lemah, mengantuk
134
Awas Narkoba!
3. 4.
b. Perasaan lemah dan depresi c. Mual dan muntah Gejala pada (b) menimbulkan gangguan pada fungsi sosial dan pekerjaan. Gejala tersebut tidak disebabkan oleh kondisi medis lainnya (migrain, penyakit virus).
Tidak ada terapi khusus untuk mengatasi gangguan ini yang terpenting adalah secara sadar mengurangi kemudian menghentikan kebiasaan minum kopi tersebut. Obat anti cemas atau obat lainnya tidak banyak berguna. Janin (fetus), anak-anak, remaja kurang toleran terhadap kafein.
Gangguan Berhubungan Dengan Penyalahgunaan Tembakau (Nikotin) Bahan penting di dalam rokok adalah tembakau. Merokok adalah suatu kebiasaan hampir sebagian besar penduduk di dunia. Zat yang terkandung dalam tembakau adalah nikotin. Setiap batang rokok mengandung 6-11 mg nikotin, dan 1-3 mg akan diserap oleh setiap perokok. Apabila seorang perokok mengisap 1 bungkus rokok per hari, maka jumlah nikotin yang dihisap sekitar 20-40 mg per hari. Penurunan konsentrasi nikotin di dalam plasma terjadi secara bifasik, yaitu pada menit ke 2-3 dan menit ke 30-120. Nikotin dimetabolisme di hati menjadi kotinin dan nikotin-1-oksida. Waktu paruh kotinin bervariasi antara 10-40 jam. Nikotin dan metabolitnya dikeluarkan melalui ginjal dan sekitar 10-20 persen nikotin yang utuh ditemukan pada urin. Mekanisme kerja nikotin melalui reseptor nicotinic acetylcholine pada mesocorticolimbic dopamine pathway, sehingga terjadi peningkatan neurotransmitter seperti: dopamin, epinefrin, norepinefrin, dan serotonin. Mekanisme ini berhubungan dengan pengendalian stres. Awas Narkoba!
135
Selain nikotin masih banyak jenis kandungan zat pada rokok yang bersifat toksik dan karsinogenik seperti tar, amonia, kadmium, karbon monoksida, sianida, formaldehid, nitrosamin, dan hidrokarbon polinuklear aromatik.
Pengaruh Tembakau dan Produknya Pada Organ Tubuh Sistem kardiovaskuler Meningkatkan angka kejadian penyakit jantung iskemik, penyakit pembuluh darah otak dan penyakit pembuluh darah perifer. Kanker Beberapa jenis kanker kejadiannya meningkat pada perokok seperti kanker paru, kepala, leher, esofagus, lambung, usus besar, ginjal, prostat dan kanker leher rahim. Sekitar 85 persen kematian kanker paru dan 30 persen kematian jenis kanker lainnya berhubungan dengan merokok. Sistem endokrin Kelainan hormonal akibat efek antik-strogen dari nikotin meningkat seperti gangguan menstruasi, menopause dini, dan penurunan densitas tulang. Pada kaum lelaki terjadi disfungsi ereksi. Paru-paru Kejadian Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM) meningkat pada perokok dan 80-90 persen kematian PPOM terjadi pada perokok. Saluran pencernaan Kejadian refluks gastroesofageal dan ulkus peptikum meningkat pada perokok.
136
Awas Narkoba!
Kulit Proses penuaan pada perokok meningkat. Mata Peningkatan kejadian degenerasi makular bahkan terjadi pada usia muda. Sistem kekebalan tubuh Terjadi gangguan pada sistem sel kiler dan sistem modulasi kekebalan tubuh. Kehamilan Pada ibu hamil yang perokok, terjadi peningkatan kasus bayi lahir rendah, prematuritas, bayi kecil masa kehamilan, abortus spontan, kehamilan ektopik, dan ketuban pecah dini. Perokok pasif adalah suatu istilah untuk seseorang yang bukan perokok namun terpapar asap rokok yang ada di sekitarnya. Efek kesehatan pada perokok juga bisa timbul pada perokok pasif seperti bayi berat lahir rendah, infeksi saluran pernapasan, asma, iritasi mata dan hidung, infeksi telinga tengah, kanker paru, kanker sinus, dan penyakit jantung koroner.
Tips Berhenti Merokok Rokok merupakan penyebab berbagai penyakit serius. Sebut saja Penyakit Jantung Koroner (PJK), stroke, tekanan darah tinggi, hingga impotensi. Meskipun sudah banyak kalangan yang mengetahui dampak buruk rokok, masih banyak perokok aktif yang tidak peduli tentang hal itu. Bagaimana agar kita bias berhenti merokok? Ada beberapa tips yang dapat dilakukan di antaranya: 1. Persiapkan mental. Anda tidak sendiri, banyak orang yang berusaha berhenti. Butuh keinginan sangat kuat.
Awas Narkoba!
137
2.
3.
4.
5.
6.
Cari bantuan ahli. Cobalah pergi ke rumah sakit atau pusat pelayanan kesehatan yang memberikan informasi bahaya rokok dan cara menghentikannya. Salah satu tempat yang menyediakan konsultasi adalah Bagian Kedokteran Respirasi Rumah Sakit di mana Anda tinggal. Pahami apa yang aka dirasakan pada tahap awal berhenti merokok dan bertahanlah. Bagi sebagian orang, pada saat awal terasa sulit bertahan tanpa rokok dan sebagian merasa putus asa. Ketagihan nikotin dapat mengakibatkan mudah tersinggung, kurang tidur, dan sedikit tertekan. Selanjutnya, dalam beberapa hari, kondisi akan membaik. Hilangkan mitos merokok. Setelah merokok, tubuh dan otak mulai membutuhkan nikotin dan banyak orang merasa kurang nyaman sampai menghisap rokok kembali. Rokok memberikan kesenangan, namun kesenangan itu hanyalah efek ketagihan. Camkan bahwa rokok bukan sahabat, melainkan parasit yang menyedot perhatian terusmenerus. Pertimbangkan dana yang sudah dikeluarkan. Setidaknya, harga satu bungkus rokok saat ini Rp 7.000,00 sampai Rp 10.000,00. Dalam jangka waktu pendek, jumlah tersebut sangat kecil. Namun cobalah hitung, jika satu hari Anda habiskan satu bungkus, setidaknya dalam setahun uang yang terbuang percuma lebih dari Rp 3.000.000,00 (satu bungkus x 360 hari = Rp 3.000.000,00). Buatlah daftar alasan berhenti merokok. Tiap orang memiliki alasan berbeda. Setidaknya, Anda tahu apa yang diharapkan jika berhasil berhenti merokok. Ada beberapa alasan yang dapat anda buat : a. Secara umum tubuh lebih sehat, kulit menjadi lebih sehat dan tidak keriput. b. Resiko serangan jantung turun sekitar 50 persen dalam kurun waktu setahun setelah berhenti merokok.
138
Awas Narkoba!
c.
Resiko terkena kanker turun, perlu diketahui, bahwa rokok mengakibatkan kanker paru dan berbagai kanker lain. d. Usia bertambah dan lebih nyaman menjalani hidup. e. Napas menjadi sehat dan aktivitas berjalan lancar. Setidaknya, Anda tidak tersengal-sengal saat naik tangga atau saat berlari. Nafas juga menjadi segar, pakaian dan perlengkapan bebas bau rokok. f. Resiko memiliki keturunan cacat berkurang. g. Setidaknya, Anda tidak memberi contoh buruk bagi anak. h. Makan dan minum terasa lebih enak. 7. Buat hari khusus untuk memulai hidup bebas rokok. Beberapa orang membuat patokan awal tahun memulai kehidupan baru tanpa rokok. Beberapa orang memulai tepat saat berulang tahun. 8. Berusaha menahan gejala ketagihan nikotin. Senyawa ini sangat adiktif, sehingga dapat dipertimbangkan penggunaan nicotine replacement semisal permen, inhaler atau zat lain. Dengan pemberian nikotin dosis rendah, diharapkan efek ketagihan akan berkurang secara perlahan. 9. Ikut sertakan teman atau keluarga. Jika memiliki niat dan menjalani bersama-sama, hal ini terasa lebih mudah. Jika tidak, orang yang berada dekat Anda bisa membuat keinginan muncul kembali saat dia merokok. 10. Hindari godaan pada hari-hari awal. Godaan muncul begitu kuat. Salah satu cara adalah mengubah jadual yang dapat menjadi awal kembali merokok. Misalnya, Anda tidak pergi ke kafe di malam minggu, saat Anda memulai program berhenti merokok. 11. Cobalah kebiasaan pengganti. Kebiasaan itu bisa diganti dengan mengunyah permen karet, banyak minum air putih, atau panganan kecil dapat digunakan.
Awas Narkoba!
139
12. Tidak perlu khawatir terjadi kenaikan berat badan. Saat berhenti, berat badan bisa saja bertambah. Nikotin mengubah nafsu makan dan energi yang digunakan tubuh dalam metabolisme. Berhenti mengkonsumsi makanan berlemak dan berolahraga secara teratur merupakan strategi jitu menurunkan berat badan. 13. Pertimbangkan terapi lain. Misalnya akupunktur, atau terapi hipnosis, namun belum ada bukti ilmiah keberhasilan terapi tersebut. 14. Jika tidak dapat berhenti dalam waktu singkat, pertimbangkan penggunaan zat nikotin kadar rendah. Terburu-buru dalam berhenti merokok, tanpa merencanakan target ke depan tahapan yang akan dilakukan, biasanya akan gagal. Penelitian menunjukkan, bahwa perokok yang menggunakan nicotine replacement products, misalnya permen karet, meningkatkan keberhasilan berhenti merokok. 15. Waspada munculnya kembali keinginan merokok. Dalam beberapa hari atau minggu, godaan merokok sangat tinggi. Dapat saja muncul alasan “satu batang tidak berbahaya”, padahal pikiran tersebut merupakan langkah awal ketagihan. Jika berada dalam kondisi tertekan atau marah dan anda sebelumnya merokok sebagai pelarian, lawan keinginan tersebut sebisa mungkin. Jika Anda kembali menghisap rokok, Anda akan kehilangan semua yang sudah dilakukan hanya dalam waktu sesaat.
140
Awas Narkoba!
Daftar pustaka Anonim, 1998. Kebijaksanaan dan Strategi Penanggulangan dan Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Anonim, 2001. Perkembangan Narkotika Di Indonesia. Jakarta : Badan Narkotika Nasional. Bailey, P.1989. The Histology and Physiology of Brain. Oxford : J. Comp. Neurophysiology. Conn, Howard F. 1979. Current Therapy. Philadelphia, London, Toronto : WB Saunders Company. Daugraard, J. 1978. Symptoms and Signs in Occupational Disease. Copenhagen : Munksgaards. Girdwood, Ronald, H. 1977. Clinical Pharmacology. London : Baillier Tindall. Goldfrank MD, Lewis R. 1982. Toxicologic Emergencies, A Comprehensive Handbook in Problem Solving. New York : Applenton Century-Croft.
Awas Narkoba!
141
Hawari, Dadang.1993. Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif. Jakarta : Artikel Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Joewana, Satya, 2001. Narkoba: Petunjuk Praktis Bagi Keluarga untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta : DPP WKRI. Osol-Hoover. 1975. Remington’s Pharmaceutical Sciences. Easton Pennylvania : Mack Publishing Company. Richard Harkness R. Ph. 1976. Interaksi Obat. Bandung : Penerbit ITB. Sartono. 2001. Racun dan Keracunan. Jakarta : Penerbit Widya Medika. Suparmono, Gatot. 2004. Hukum Narkoba Indonesia. Jakarta : Djambatan. Watt MD, H.D. 1983. Handbook of Medical Treatment. Greenbrae California : Jones Medical Publication. Yanny, Dwi. 2003. Narkoba: Pencegahan dan Penanganannya. Jakarta : Elex Media Komputindo.
142
Awas Narkoba!