Audit Komunikasi Program CSR PT PLN (Persero) “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) pada Konsentrasi Ilmu Humas Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Oleh : Mutia Anggraini Noviagustin NIM 6662110625 Konsentrasi : Ilmu Hubungan Masyarakat
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2015
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertandatangan di bawah ini : Nama
: Mutia Anggraini Noviagustin
NIM
: 6662110625
Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 01 November 1993 Program Studi
: Ilmu Komunikasi
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Audit Komunikasi Program CSR PT PLN (Persero) “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.
Serang, 28 Mei 2015
Mutia Anggraini Noviagustin
"Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah." (Abu Bakar Sibli)
“Barangsiapa bertakwa pada Allah, maka Allah memberikan jalan keluar kepadanya dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.. Barangsiapa yang bertaqwa pada Allah, maka Allah jadikan urusannya menjadi mudah.. barangsiapa yang bertaqwa pada Allah akan dihapuskan dosa2nya dan mendapatkan pahala yang agung” (QS. Ath-Thalaq: 2, 3, 4)
Skripsi ini kupersembahkan untuk Bapak dan Ibu yang tak pernah lelah untuk membimbing dan mendoakan anaknya untuk menjadi seseorang yang sukses dan membanggakan, serta Untuk Adek dan Dede yang tidak pernah lelah untuk memberikan dukungan terbaiknya
ABSTRAK Mutia Anggraini Noviagustin. NIM. 6662110625. Skripsi. Audit Komunikasi Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
Peraturan Menteri Negara BUMN : Per-05/MBU/2007 pasal 1 ayat (6) , mengharuskan perusahaan terutama perusahaan pemerintahan dan Badan Usaha Milik Negara untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Namun di dalam pelaksanaan kegiatan CSR atau biasa disebut Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dalam BUMN masih banyak hal yang perlu untuk di evaluasi, mengingat masih adanya ketidak sesuaian antara hal-hal yang telah dirancang tahap awal sebagai proses perencanaan, maupun ketika proses pelaksanaan program di lapangan dan juga hasil akhir yang diharapkan. Untuk mengetahui apakah aktifitas PKBL berjalan sesuai perencanaan atau tidak, diperlukan audit komunikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” ditinjau dari perencanaan program, pelaksanaan program dan hasil akhir program. Penelitian ini juga bertolak dari model audit komunikasi linking a public relations planning model with an evaluation model yang dikembangkan oleh Jim Prichitt dan Bill Sherman. Model ini terdiri dari tiga tahapan dalam melaksanakan evaluasi, yang pertama adalah perencanaan yang menghasilkan input, pelaksanaan yang menghasilkan output, dan yang ketiga adalah hasil akhir menghasilkan outcome. Metode penelitian yang digunakan adalah metode evaluatif dengan pendekatan kualitatif, dan teknik penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa audit komunikasi Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada tahap input konsep kegiatan terencana dengan baik, namun pemahaman pelaksana program belum sejalan dengan data dokumentasi yang sudah direncanakan sebelumnya; dalam tahap output pelaksanaan lancar terlihat dari tujuan program yang tercapai walaupun masih ditemukan beberapa kendala dalam pelaksanaan; dan pada tahap outcome ditemukan bahwa tujuan besar program yang diharapkan tercapai, walaupun masih ada yang belum bisa merasakan manfaat dari program ini. Kata Kunci : Audit Komunikasi, CSR, Teori Weick dalam Pengorganisasian
ABSTRACT Mutia Anggraini Noviagustin. NIM. 6662110625. Thesis. Communication Audit Corporate Social Responsibility of PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
Ministrial Regulation for State-Owned Enterprise : Per-05/MBU/2007 article 1 clause (6) requires companies mainly corporate government and State-Owned Enterprises to implement corporate social responsibility. In fact, the implementation of CSR activity or PKBL in State-Owned Enterprises need to be evaluated. Because, there is miss between preparation, implementation and the impact of the program. The objective of this research was to investigate the implementation CSR of PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”. This research is departed from the lingking a public relations planning model with an evaluation model that is developed by Jim Prichitt and Bill Sherman. It explains that three stage on communication audit, first is planning generate to input, implementation generate to output, and the final results is generate to outcomes. The research method in this research is evaluative method with qualitative approach and this technique used purposive sampling. The technique of collecting data in this research are interview, observation and documentations. Result and conclusion this research about communication audit corporate social responsibility of PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”, on input stage have a good preparations, however there is a misscomunication between practitioner and documentation; output stage, implementation of the program was running good showed by the expectations of this program was reached, however there are some problem be discovered; and the outcome stages the expectations of this program was reached, although there are people who can’t feel the benefits of program.
Keywords : Communication Audit, Corporate Social Responsibility, Weick’s Theory of Organizing
KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang berjudul Audit Komunikasi Program CSR PT PLN (Persero) “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”. Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada sang teladan manusia Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat dan kepada seluruh umatnya, hingga akhir zaman, amin Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan strata satu (S1) pada program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Peneliti menyadari bahwasanya Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saran dan kritik yang dapat membantu perbaikan skripsi ini sangat diharapkan oleh penulis. Keberhasilan penyusunan penelitian ini tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik bantuan berupa doa, motivasi, maupun bimbingan. Untuk itu, Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan terhadap penulis, yaitu: 1.
Allah SWT karena hanya Rahmat dan Karunia-Nya lah, maka skripsi ini dapat terselesaikan
i
2.
Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
3.
Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
4.
Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
5.
Mia Dwianna, S.Sos., M.Si selaku dosen pembimbing I skripsi yang selalu membantu memberikan arahan serta masukkan untuk menyelesaikan skripsi ini
6.
Husnan Nurjuman, S.Ag., M.Si selaku dosen pembimbing II skripsi yang selalu membantu memberikan arahan serta masukkan untuk menyelesaikan skripsi ini
7.
Bapak / Ibu Dosen beserta staf Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Peneliti mengucapkan terima kasih atas ilmu yang telah dibagikan selama perkuliahan di Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
8.
Mochammad Rodjulun Qohar, Purwanto, Yuwanita dan seluruh jajaran pegawai PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
yang
telah
menuntun
dan
mengarahkan
dalam
pengumpulan data penelitian. 9.
Supardi, Haryono, Suratmi Suaiman, Mamy Dharmi, Suharti, Yuli Purwadi, Endang Tias selaku warga RW 05 Jalan Batukramat II
ii
Kecamatan Kramat Jati, peneliti ucapkan terimakasih atas waktunya yang telah memberikan masukan dan bantuannya dalam pengumpulan data di lapangan 10. Kedua orang tua, Bapak Agus Winarno, SE dan Ibu Sri Pratiwi Listyani, SE serta keluarga besar yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang dan motivasi yang begitu berharga untuk penulis, serta bantuan secara moril maupun materil yang tak terhitung. 11. Kedua Adikku, Nadila Septyani Putriagustin dan Raissa Ramadhina Agustin yang telah memberikan dukungan dalam penelitian ini. 12. Putri Febriana, sebagai sahabat yang selalu mengerti dan selalu memberikan dukungan dan motivasi baik kepada penulis 13. Riezky Siam Rachman, Ade Putri Wahyuningsih, Fatimah Azzahra, Okeu Yudi Pratomo, Fairuz Baiquni, K.A Helmy Habibi, Endi Sutrisno, Aditya Suryakusuma sebagai teman yang terus memberikan motivasi dan dukungannya, teman terbaik selama perkuliahan, sukses selalu. 14. Seluruh teman-teman mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi angkatan 2011, atas segala rasa kebersamaan selama menempuh pendidikan di bangku perkuliahan. 15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan dukungan dan bantuan.
iii
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan penelitian ini. Semoga karya kecil ini dapat menjadi langkah yang positif dikemudian hari, dan bisa bermanfaat bagi semua pihak.
Serang, 28 Mei 2015 Penulis
Mutia Anggraini Noviagustin
iv
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR .................................................................................. .................i DAFTAR ISI........... ..................................................................................... .................i DAFTAR TABEL.. ...................................................................................... .................i DAFTAR GAMBAR ................................................................................... .................i DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... .................i BAB I
PENDAHULUAN .............................................................. ............... 1 1.1 Latar Belakang Permasalahan .................................... ............... 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................... ............... 9 1.3 Identifikasi Masalah ................................................... ............... 9 1.4 Tujuan Penelitian ....................................................... ............... 10 1.5 Manfaat Penelitian ..................................................... ............... 10
BAB II
LANDASAN TEORI ......................................................... ............... 12 2.1 Definisi Konsep ......................................................... ............... 12 2.1.1 Komunikasi Sebagai Penentu Kelangsungan Hidup
v
Setiap Organisasi.............................................................12 2.2 Perusahaan Persero .................................................... ............... 14 2.3 Badan Usaha Milik Negara......................................... ............... 14 2.4 Teori Weick Mengenai Pengorganisasian .................. ............... 15 2.5 Konsep POAC ............................................................ ............... 18 2.6 Audit Komunikasi....................................................... ............... 22 2.6.1 Pengertian Audit Komunikasi............................ ............... 22 2.6.2 Tujuan Audit Komunikasi ................................. ............... 24 2.6.3 Prosedur Audit Komunikasi .............................. ............... 25 2.6.4 Lingking a Public Relations Planning With an Evaluation Model .............................................. ............... 27 2.7 Perencanaan Program Public Relations ...................... ............... 34 2.8 Corporate Social Responsibility (CSR) ...................... ............... 38 2.8.1 Definisi CSR ...................................................... ............... 38 2.8.2 Jenis-Jenis CSR ................................................. ............... 40 2.9 Kerangka Berpikir ...................................................... ............... 43 2.10 Penelitian Sebelumnya ............................................... ............... 46 BAB III
METODE PENELITIAN ................................................. ............... 53 3.1 Pendekatan Penelitian ................................................. ............... 53 3.2 Paradigma Penelitian .................................................. ............... 55 3.3 Sifat Penelitian ............................................................ ............... 56
vi
3.4 Teknik Penelitian ........................................................ ............... 57 3.4.1 Pengumpulan Data ............................................. ............... 57 3.5 Informan Penelitian .................................................... ............... 61 3.5.1 Subjek Penelitian ............................................... ............... 61 3.5.2 Objek Penelitian................................................. ............... 63 3.5.3 Jenis Data Penelitian .......................................... ............... 63 3.6 Teknik Analisis Data .................................................. ............... 64 3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian ..................................... ............... 67 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............... ............... 68 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian ........................................ ............... 68 4.1.1 Profil PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang ................................................... ............... 68 4.1.1.1 Sejarah PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang .................. ............... 70 4.1.1.2 Visi dan Misi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang . ............... 72 4.1.1.3 Struktur Perusahaan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang . ............... 73 4.1.2 Gambaran Umum Mengenai CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang............ 74 4.1.2.1 Latar Belakang CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang . ............... 74
vii
4.1.2.2 Tujuan CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang .................. ............... 74 4.1.2.3 Kriteria CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang .................. ............... 75 4.1.3 Profil Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku" .................... ............... 75 4.1.3.1 Latar Belakang Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” ............................................... ............... 75 4.1.3.2 Tujuan Program CSR ”Sahabat PLN PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” ............................................... ............... 76 4.1.3.3 Rancangan Kegiatan Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” .............................. ............... 76 4.1.3.4 Rancangan Biaya Pelaksanaan Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” ........ ............... 77 4.1.3.5 Rancangan Publikasi Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” .............................. ............... 78 4.1.4 Deskripsi Informan Penelitian ........................... ............... 78 4.1.4.1 Informan Kunci (Informan Key) ........... ............... 78 4.1.4.2 Informan Pendukung ............................. ............... 81 4.2 Hasil Penelitian ........................................................... ............... 84
viii
4.2.1 Ketercapaian Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada Proses Input Kegiatan ................................................... ............... 84 4.2.1.1 Latar Belakang Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” ............................................... ............... 85 4.2.1.2 Tujuan Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” ............................................... ............... 93 4.2.1.3 Rancangan Kegiatan Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” .............................................. ............... 97 4.2.2 Ketercapaian Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada Proses Output Kegiatan ............................................... ............... 110 4.2.2.1 Pelaksanaan Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” .............................................. ............... 111 4.2.3 Ketercapaian Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada Proses Outcome Kegiatan ............................................ ............... 130 4.3 Pembahasan ............................................................... ............... 141
ix
4.3.1 Peranan Audit Komunikasi Terhadap CSR dalam Perspektif Teori Weick dalam Pengorganisasian dan Dalam Konsep POAC ...................................... ............... 145 4.3.1.1 Evaluasi Ketercapaian Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada Proses Input Kegiatan ................. ............... 145 4.3.1.2 Evaluasi Ketercapaian Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada Proses Output Kegiatan............... ............... 152 4.3.1.3 Evaluasi Ketercapaian Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada Proses Outcome Kegiatan ........... ............... 156 4.3.2 Peranan Audit Komunikasi dalam Program CSR BUMN .............................................................. ............... 158 BAB V
PENUTUP ......................................................................... ............... 161 5.1 Kesimpulan ................................................................ ............... 161 5.2 Saran .......................................................................... ............... 162
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Sebelumnya ................................ ............... 50 Tabel 3.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian ............................................. ............... 67 Tabel 4.1 Latar Belakang Program CSR Sahabat PLN ................... ............... 92 Tabel 4.2 Tujuan Program CSR Sahabat PLN ................................. ............... 97 Tabel 4.3 Rancangan Kegiatan Program CSR Sahabat PLN ......... ............... 108 Tabel 4.4 Pelaksanaan Program CSR Sahabat PLN ........................ ............... 127 Tabel 4.5 Perbandingan Outcome Program CSR Sahabat PLN ..... ............... 139
xi
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Hubungan Fungsi Manajemen ....................................... ............... 19 Gambar 2.2 Lingking a Public Relations Planning With an Evaluation Model ............................................................. ............... 28 Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir............................................... ............... 45 Gambar 4.1 Struktur Perusahaan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang ......................................... ............... 73 Gambar 4.2 Foto Kebun Milik PKK RW 05 ..................................... ............... 113 Gambar 4.3 Foto Tim Sedang Melakukan Penilaian ....................... ............... 115 Gambar 4.4 Foto Pemberian Bantuan Oleh Asmen Area Kramat Jati .................................................................................. ............... 116 Gambar 4.5 Foto Saat Diadakan Temu Pelanggan Di Rumah Warga........... 118 Gambar 4.6 Foto Bantuan Alat Kebersihan Dari PLN Untuk Warga........... 120 Gambar 4.7 Foto Salah Satu Warga Mengajukan Pertanyaan ....... ............... 122 Gambar 4.8 Foto Penerangan Jalan Umum ...................................... ............... 132 Gambar 4.9 Foto Lingkungan Yang Rapi Dan Asri ......................... ............... 135
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Lampiran 2 Surat Pernyataan Kesediaan Informan Lampiran 3 Pedoman Wawancara Lampiran 4 Hasil Wawancara Lampiran 5 Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran 6 Lembar Sit In Sidang Skripsi Lampiran 7 Form Penilaian Kampung Binaan Area Kramat Jati Lampiran 8 Foto-Foto Penelitian Lampiran 9 Daftar Riwayat Informan
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Permasalahan Perusahaan atau organisasi terdiri dari beberapa orang yang memiliki
kepentingan berbeda ditiap masing-masing orang tersebut. Mereka bekerja sama melakukan kegiatan organisasional untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut seperti kegiatan perencanaan, penetapan tujuan, menyusun dan melaksanakan program organisasional yang semua kegiatan tersebut mereka lakukan dengan cara berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain. Bahkan lebih dari 70% hari kerja para eksekutif dan staf perusahaan atau organisasi dipergunakan untuk melakukan kegiatan komunikasi. Sehingga komunikasi yang efektif menjadi faktor yang penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi baik organisasi
bisnis maupun non bisnis. Bahkan komunikasi organisasi disebut
sebagai darah bagi kehidupan organisasi (Goldhaber,1993:5). Sehingga menurut Andre Hardjana, ”penyelenggaraan sistem komunikasi yang efektif merupakan keharusan bagi suatu organisasi”. Namun, hingga kini dalam realitasnya, belum banyak eksekutif perusahaan atau organisasi yang menyadari pentingnya dilakukan audit komunikasi secara berkala. Mereka juga belum memahami apa dan bagaimana cara melakukan audit komunikasi dan bagaimana hubungannya dengan efektivitas kegiatan komunikasi yang dilakukan.
1
Menurut Myron Emmanuel, (1985: 46-47) menyebutkan bahwa audit komunikasi tidak popular untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan audit komunikasi bersifat
kompleks,
memakan
waktu
lama
dan
menuntut
keahlian
mengkomunikasi. Lagipula, Myron Emmanuel menambahkan bahwa dampak audit komunikasi sangatlah mengerikan bagi semua pihak serta memakan biaya yang sangat banyak. Sehingga tak jarang perusahaan memiliki keseganan untuk melaksanakan audit komunikasi karena belum memahami makna penting dari pengukuran atau audit komunikasi itu sendiri. Sebenarnya, public relations officer bisa menekan biaya untuk melaksanakan audit komunikasi yang sederhana, bisa menggunakan call center untuk mengetahui feedback mengenai suatu program yang dibuat atau jika memiliki dana yang cukup public relations officer bisa meminta bantuan konsultan humas. Pengertian audit humas menurut Andre Hardjana dalam bukunya Audit Komunikasi, Audit Humas adalah “alat evaluasi terbaik untuk program jangka panjang, dengan menunjukkan kekuatan atau kelemahan yang ada, audit komunikasi menyikapi berbagai kebutuhan dan menggaris bawahi validitas untuk meningkatkan kegiatan.” 1 Dikalangan
ahli
disebutkan
bahwa
audit
kehumasan
merupakan
pemeriksaan secara menyeluruh mengenai perusahaan tentang system komunikasi keorganisasian dengan tujuan dapat meningkatkan evektivitas komunikasi. Komunikasi efektif sangat menentukan kelangsungan hidup dari kesehatan setiap organisasi. Secara umum, tujuan audit humas adalah untuk mengetahui posisi 1
Hardjana, Andre. 2000. Audit Komunikasi. Jakarta: PT Grasindo: 162 2
humas dalam suatu organisasi secara komprehensif, sehingga dapat di rancang kegiatan-kegiatan humas selanjutnya. Pada dasarnya, kegiatan humas itu membutuhkan dana yang besar maka posisi humas merupakan peranan yang penting serta keberadaannya harus diakui dan jelas, itulah salah satu mengapa audit komunikasi itu perlu dilakukan. Selain itu, audit komunikasi juga memperbaiki apa yang dilakukan sebelumnya. Dengan kata lain, dengan melakukan audit komunikasi kita bisa mencari tau kesalahan-kesalahan yang terjadi di program atau kegiatan sebelumnya, sehingga di program atau kegiatan selanjutnya kita bisa meminimalisir bahkan menghindari kesalahan yang terjadi di program ssebelumnya.
Hasil
dari
audit
komunikasi
ini
juga
bertujuan
untuk
mendemonstrasikan nilai atau sebagai tolak ukur, yang berarti seorang public relations harus mensosialisasikan program-program sebelumnya yang berhasil, agar kedepannya seorang public relations dalam merencakan dan mengajukan program bisa lebih mudah untuk diterima. Kegiatan-kegiatan komunikasi dapat diaudit atau dievaluasi, sehingga kualitas dan kinerja para eksekutif, pejabat dan staf komunikasi dapat diketahui dan bila diperlukan dapat diperbaiki secara sistematik, sehingga efektivitas maupun efisiensi komunikasi dapat meningkat. Audit komunikasi dinilai dapat menunjukkan standar profesionalisasi jasa konsultasi dan kajian komunikasi dalam dunia perusahaan dan bisnis.
3
Saat ini, banyak peraturan yang mengharuskan perusahaannya terutama perusahaan pemerintahan dan Badan Usaha Milik Negara untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Salah satunya adalah Peraturan Menteri Negara BUMN : Per-05/MBU/2007 pasal 1 ayat (6) yang menjelaskan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) wajib melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) seperti yang dijelaskan dalam peraturan tersebut bahwa Program Kemitraan BUMN dengan usaha kecil, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan, adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Sedangkan pasal 1 ayat (7) dijelaskan bahwa Program Bina Lingkungan, yang selanjutnya disebut Program BL, adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Program Bina Lingkungan, meliputi: bantuan korban bencana alam, bantuan pendidikan dan/atau pelatihan; bantuan peningkatan kesehatan; bantuan pengembangan prasarana dan/atau sarana umum; bantuan sarana ibadah; dan bantuan pelestarian alam 2 Setelah terbit peraturan menteri yang mengatur tentang kewajiban bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sehingga menjadikan banyak perusahaan, khususnya BUMN berlomba-lomba untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) guna untuk mematuhi peraturan pemerintah maupun untuk mendongkrak citra baik di mata masyarakat. 2 Per-05/MBU/2007 pasal 1 ayat 6-7
4
Seperti yang dilansir oleh bumn.go.id/berita/csr menyebutkan bahwa beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) 3 , antara lain PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dengan pola Program Kemitraan dan Bina Lingkungan telah menyalurkan dana sebesar Rp 1.578 miliar untuk 63 mitra binaan di sector industry, perdagangan, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan bidang jasa di berbagai wilayah di Indonesia. Ada lagi PT Telkom Tbk.yang menyerahkan dana bantuan untuk pembangunan Masjid Quwwatul Islam Yogyakarta yang merupakan Duta Banjar di Jawa (Yogyakarta) sebesar Rp 150 juta. Lalu ada juga PT Pertamina (Persero) yang salah satunya melaksanakan CSR di bidang pendidikan yaitu berupa Pertamina Youth Program yang dilaksanakan pada tahun 2009, program ini merupakan program edukasi dan pengenalan bisnis migas sekaligus motivasi generasi muda untuk meningkatkan awareness yang baik terhadap energy, cinta produk dan asset bangsa serta bisnis akrab lingkungan yang berkelanjutan. BUMN di bidang perlistrikkan yaitu PT PLN (Persero) juga melaksanakan kegiatan CSR dibawah tanggung jawab divisi PKBL. PT PLN (Persero) belum lama ini melaksanakan kegiatan Bank Sampah Anyelir di wilayah Kramat Jati Jakarta Timur dengan turut menyumbang Gerobak Motor untuk mempermudah program Bank Sampah yang dibinanya dibantu dengan PKK Anyelir Kelurahan Batu Ampar Kramat Jati Jakarta Timur. 4
3 bumn.go.id/berita/csr dilansir pada 26 September 2014 pukul 20.40 WIB 4 Hasil wawancara dengan Mohammad Rodjulun Qohar selaku Spv. Komunikasi Bina Lingkungan. Pada tanggal 31 Oktober 2014
5
PT PLN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang ketenagalistrikkan di Indonesia yang dimulai pada akhir abad ke-19 dan diresmikan pada tanggal 27 Oktober 1945. Tugas pokok PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang meliputi distribusi, penjualan tenaga listrik dan pelayanan pelanggan. Operasionalisasi tugas pokok tersebut dikendalikan melalui unsur pelaksanaan yang terdiri dari 35 unit pelayanan yang tersebar di penjuru Jakarta dan Tangerang, didukung oleh 4 unit Pengelolaan Jaringan dan 1 unit pengatur Distribusi Sebagai BUMN yang memiliki slogan “Listrik Untuk Kehidupan yang lebih Baik” ini, PLN tentu saja juga dituntut untuk memberikan kontribusi yang positif untuk lingkungan sosial di sekitar perusahaannya dengan peduli dengan masyarakat yang ada disekitar perusahaan. Program PKBL yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang diberi nama Sahabat PLN. Hal ini juga sejalan dengan diwajibkannya BUMN untuk melaksanakan PKBL seperti yang dijelaskan oleh Peraturan Menteri Negara BUMN : Per-05/MBU/2007 Salah satu program yang mencerminkan bentuk kepedulian PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang kepada masyarakat yang juga masuk dalam program Sahabat PLN adalah Sahabat PLN “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”. Program PLN Sahabat PLN Lingkungan Binaan ini melibatkan semua area yang tercakup dalam Area Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, masing-masing area melakukan survey mengenai daerah mana yang patut dijadikan Lingkungan binaan dengan pemilihan yang dijadikan dasar adalah 6
daerah atau lingkungan yang merupakan lingkungan dengan kasus penunggakan listrik terbanyak atau pencurian listrik terbanyak, dan setelah itu didaftarkan ke Kantor Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang untuk di data. Program ini bertujuan untuk terbentuknya lingkungan yang bersih, indah dan rapi serta untuk mengurangi cantolan liar dengan alasan apapun, mengurangi penunggakan dan mengarahkan dan mempersuasi warga untuk beralih menggunakan listrik pintar, yang juga sejalan dengan nama programnya yaitu “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”. 5 Pada dasarnya, dalam menjalankan kegiatan PKBL perlu peran public relations yang mumpuni untuk bisa merumuskan perencanaan yang baik dengan komunikasi yang efektif agar kedepannya aktifitas CSR ini bukanlah hanya semata untuk mematuhi peraturan pemerintah atau mengikuti tren, tetapi juga harus bermanfaat bagi masyarakat dan tentunya bagi perusahaan itu sendiri, serta kegiatan CSR yang dilakukan pun juga harus sejalan dengan tujuan awal dari program CSR tersebut agar tidak adanya pemborosan dana atau terbuangnya anggaran untuk hal yang seharusnya tidak dilakukan. Segala kegiatan, interaksi, dan saling ketergantungan antar anggota organisasi dapat berlangsung berkat komunikasi, karena “’hanya dengan komunikasi pengaruh atas perilaku individu dapat terjadi (Herbert A. Simon, 1950: 154). Jadi semua kegiatan, termasuk pelaksanaan kegiatan PKBL berupa CSR sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan serta dapat menciptakan good corporate image (citra yang baik di mata perusahaan) tergantung dari 5 Dokumen milik PKBL PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
7
komunikasi yang efektif, karena sebagaimana yang ditulis oleh Daniel Katz dan Robert Kahn, (1966:428) bahwa “Komunikasi memang merupakan inti dari sistem sosial atau organisasi itu sendiri.” Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dengan terbitnya Peraturan Menteri Negara BUMN : Per-05/MBU/2007 mengenai kewajiban melaksanakan aktifitas CSR di kalangan BUMN, justru menimbulkan segelintir pertanyaan apakah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang dilakukan itu benar-benar efektif atau hanya sekedar ajang untuk mematuhi peraturan pemerintah atau sekedar mengikuti tren yang berkembang di masa ini? Akan tetapi, bagaimana perusahaan mengetahui apakah komunikasi yang dibangunnya efektif? Apakah kegiatan atau program Corporate Social Responsibility yang dilaksanakan sudah berjalan sesuai target dan tujuan utama? Atau hanya sekedar dijalankan saja untuk menghabiskan anggaran yang sudah terserdia? Oleh karena itu, maka program-program CSR pada sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini penting untuk dievaluasi, agar CSR yang dilakukan oleh perusahaan akan menjadi benar-benar efektif juga bermanfaat bagi masyarakat dan tentunya perusahaan, sehingga tercapainya hubungan yang baik dengan masyarakat juga good corporate image (citra yang baik) dan tidak perlu adanya dana yang terbuang sia-sia. Namun di dalam pelaksanaan kegiatan CSR masih banyak hal yang perlu untuk di evaluasi, mengingat masih adanya ketidak sesuaian antara hal-hal yang telah dirancang tahap awal sebagai proses perencanaan, maupun ketika proses
8
pelaksanaan program di lapangan dan juga hasil akhir yang diharapkan. Untuk mengetahui apakah aktifitas PKBL berjalan efektif atau tidak, diperlukan audit komunikasi atau audit kehumasan. Sejumlah model telah dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana dan kapan riset serta evaluasi dalam Public Relations atau komunikasi perusahaan dapat diterapkan, salah satunya adalah model linking a public relations planning model with an evaluation model. Dengan dibantu dengan model audit komunikasi yang dirumuskan oleh Jim Prichitt/Bill Sherman ini, peneliti akan mencoba mengevaluasi apakah pelaksanaan program CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang sudah terlaksana dengan efektif sesuai dengan tujuan awal program? 1.2
Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas maka masalahnya, maka peneliti
merumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : “Bagaimana Hasil Audit Komunikasi Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku?” 1.3
Identifikasi Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas, penyusun mengidentifikasikan
masalahnya dalam penelitian yang diajukan ini adalah sebagai berikut :
9
1. Bagaimana ketercapaian Program CSR “Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku” pada proses input kegiatan? 2. Bagaimana ketercapaian Program CSR “Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku” pada proses output kegiatan? 3. Bagaimana ketercapaian dari Program CSR “Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku” pada proses outcome kegiatan?
1.4
Tujuan Penelitian Berdasarkan dari latar belakang penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini
sebagai berikut : 1. Mengevaluasi ketercapaian Program CSR “Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku” pada proses input kegiatan 2. Mengevaluasi ketercapaian Program CSR “Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku” pada proses output kegiatan 3. Mengevaluasi ketercapaian dari Program CSR “Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku” pada proses outcome kegiatan
1.5
Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian dari diadakannya penelitian ini adalah : 1.5.1 Manfaat Teoritis 1. Menjadi salah satu rekomendasi kajian ilmiah mengenai proses evaluasi dalam ilmu komunikasi, khususnya bidang evaluasi Public Relations, dimana kasus yang diteliti adalah suatu program CSR
10
2. Memberikan sumbangan pemikiran kepada mahasiswa program studi humas mengenai metode evaluasi yang digunakan secara professional dan internasional 3. Menambah rekomendasi bagi para akademisi tentang upaya yang dilakukan suatu organisasi/perusahaan dengan tujuan untuk menjalankan
tanggung
jawab
sosial
mereka
terhadap
stakeholdernya, yang juga sekaligus bermanfaat bagi perusahaan itu sendiri, sesuai dengan tujuan awal perusahaan. 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Hasil temuan evaluasi ini bisa menjadi masukan untuk mencapai perbaikan serta peningkatan kualitas Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang di tahun mendatang 2. Evaluasi ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dalam melakukan perencanaan program-program PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang lain, yang menggunakan strategi komunikasi public relations, terutama program-program PKBL PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang.
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Konsep 2.1
Komunikasi Sebagai Penentu Kelangsungan Hidup Setiap Organisasi Komunikasi yang efektif sangat menentukan kelangsungan hidup dan
kesehatan setiap organisasi. Begitulah keyakinan yang berkembang dikalangan eksekutif badan usaha, praktisi, dan akademisi komunikasi sejak sekitar enam dekade yang lalu. Sebagaimana dalam ilmu sosial lainnya, batasan akan pengertian komunikasi masih belum juga terdapat kesepakatan diantara para sarjana. Bahkan, hampir boleh dikatakan antara sarjana satu dengan sarjana lainnya selalu berbeda dalam mengatakan definisi komunikasi. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan definisi yang menjelaskan mengenai pengertian komunikasi pun, akan tetap pada batasan-batasan yang sama. Sehingga, masih memberikan kemungkinan pada kita untuk bisa menarik kesimpulan atau menarik garis besar dari berbagai definisi. Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Sedangkan communis, yang bermakna umum atau bersama-sama. Sedangkan istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicare, yang berarti berbicara, menyampaikan pesan, informasi, pikiran, perasaan, gagasan dan
12
pendapat yang dilakukan oleh seorang kepada yang lain dengan mengharapkan jawaban, tanggapan atau arus balik (feedback) dari orang yang diajak berbicara tersebut. 6 Onong Uchjana Effendy mendefinisikan pengertian komunikasi dalam bukunya
“Ilmu
Komunikasi
Teori
dan
Praktek”,
yaitu
“proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media)”. Menurut Berger dan Chaffe (1938:17) dalam buku Wiryanto Pengantar Ilmu Komunikasi menerangkan bahwa ilmu komunikasi adalah “Communication Science seeks to understand the production, processing anda effect of symbol and signal system by developing testable theories containing lawful generalization, that explain phenomena associated with production, processing and effect.” (Ilmu komunikasi itu mencari untuk memahami mengenai produksi, pemrosesan dan efek dari symbol serta system signal, dengan mengembangkan pengujian teori-teori menurut hukum generalisasi guna menjelaskan fenomena yang berhubungan dengan produksi, pemrosesan dan efeknya).” Definisi Komunikasi yang dikatakan oleh Carl L. Hovland dalam buku karangan Dedy Mulyana (2005:62) yang berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, mengatakan bahwa “Komunikasi adalah proses yang 6 Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Grasindo.2004:5
13
memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan). 7 Dari definisi-definisi yang dipaparkan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang dimana di dalamnya terdapat seseorang (komunikator) memiliki pesan atau informasi untuk disampaikan, lalu disampaikan kepada orang lain atau yang kita sebut dengan komunikan untuk mengetahui efek dari komunikan tersebut setelah menerima informasi dari komunikator. 2.2
Perusahaan Persero Definisi dari perusahaan persero adalah suatu unit kegiatan produksi yang
mengolah sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat memuaskan kebutuuhan masyarakat. 8 Jadi, perusahaan selain mencari keuntungan juga harus memenuhi kebutuhan masyarakat sebgai customer perusahaan tersebut. PT PLN (Persero), termasuk ke dalam perusahaan persero, jadi selain untuk mengerup keuntungan, PT PLN (Persero), juga harus memenuhi kebutuhan masyarakat, dalam bidang pelayanan kelistrikan. 2.3
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Menurut keputusan menteri keuangan RI No. 740/KMK 00/1989 yang
dimaksud badan usaha milik Negara/BUMN adalah badan usaha yang seluruh 7 Mulyana, Dedi. 2005, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung PT. Remaja. Rosdakarya: 62 8
Murti Sumarni, John Soeprihanto. 2003. Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan). Edisi V. Yogyakarta:Liberty:23
14
modalnya dimiliki Negara (Pasal 1 ayat 2a). atau badan usaha yang tidak seluruh sahamnya dimiliki Negara tetapi statusnya disamakan dengan BUMN yaitu (Pasal 1 ayat 2b) : 9 1.
BUMN yang merupakan patungan antara pemerintah dengan pemerintah daerah.
2.
BUMN yang merupakan patungan antara pemerintah dengan BUMN lainnya.
3.
BUMN yang merupakan badan-badan usaha patungan dengan swasta nasional/asing di mana Negara memiliki saham mayoritas minimal 51%.
2.4
Teori Weick Mengenai Pengorganisasian Dalam teori ini, mendeskripsikan tentang konsep organisasi, ciri-ciri
pengorganisasian, proses pengorganisasian, dan sifat organisasi atau manusia dalam organisasi. Dalam kaitannya dengan organisasi dengan konsep organisasi, Weick menyatakan bahwa “kata organisasi adalah kata benda, kata ini juga merupakan suatu mitos. Jika kita mencari organisasi, kita tidak akan menemukannya. Yang akan kita temukan adalah sejumlah peristiwa yang terjalin bersama-sama, yang berlangsung dalam kawasan nyata; urutan-urutan peristiwa tersebut, jalur-jalurnya, dan pengaturan temponya, merupakan bentuk-bentuk yang seringkali kita nyatakan secara tidak tepat bila kita membicarakan organisasi. Proses pengorganisasian menghasilkan apa yang dinamakan
9 Keputusan Menteri Keuangan RI No. 740/KMK 00/1989 Pasal 1 ayat 2a-2b
15
organisasi. Penekanannya terletak pada aktivitas dan proses. Apakah suatu organisasi memiliki struktur? Jawabnya ya, organisasi memiliki struktur.10 Ciri Ciri Penting Pengorganisasian, menurut Weick adalah : 1.
Weick memandang struktur sebagai aktivitas yang lebih spesifik, sebagai aktifitas komunikasi. Struktur organisasi ditentukan oleh perilaku yang saling bertautan.
2.
Perilaku dibedakan dari struktur, Weick menyatakan bahwa struktur ditandai oleh perilaku pengorganisasian. Komunikasi tidak mencerminkan
proses-proses
penting,
karena
komunikasi
merupakan proses penting karena komunikasi menghasilkan struktur 3.
Menurut Weick, sistem bersifat manusiawi oleh karena manusia tidak
hanya
menjalankan
organisasi,
manusia
merupakan
organisasi. 4.
Weick tidak memisahkan secara spesifik antara organisasi dan lingkungan. Anggota organisasi tidak hanya beraksi terhadap lingkungan mereka tetapi berkreasi atau menciptakan lingkungan bagi mereka
5.
Pengorganisasian membantu mengurangi ketidakpastian.
10 Masmuh, Drs. Abdullah. 2013 Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori Dan Praktek. Malang: UMM Press: 179
16
Tahapan dalam pengorganisasian disebutkan Weick menjadi 3 bagian penting: 11 1.
Tahap
pemeranan
(enactment), para
anggota
organisasi
menciptakan ulang lingkungan mereka dengan menentukan dan merundingkan sebuah peristiwa. 2.
Tahap seleksi, aturan-aturan dan siklus komunikasi digunakan untuk menentukan pengurangan yang sesuai dalam ketidakjelasan.
3.
Tahap retensi, memungkinkan organisasi menyimpan informasi mengenai cara organisasi memberikan respons terhadap suatu situasi.
Setelah dilakukan penyimpanan, para anggota organisasi menghadapi sebuah masalah pemilihan. Yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan kebijakan organisasi. Misal, ”haruskah kami mengambil tindakan berbeda dari apa yang telah kami lakukan sebelumnya?” Organisasi bergerak dari proses pengorganisasian ke proses lain dengan cara yang sudah tertentu: penentuan; seleksi; penyimpanan; dan pemilihan. Subkelompok individual dalam organisasi terus menerus melakukan kegiatan di dalam proses-proses ini untuk menemukan aspek-aspek lainnya dari lingkungan. Meskipun segmen-segmen tertentu dari organisasi mungkin mengkhususkan pada satu atau lebih dari proses-proses organisasi, hampir semua orang terlibat dalam setiap bagian setiap saat. Pendek kata di dalam organisasi terdapat siklus perilaku. 11 Masmuh, Drs. Abdullah. 2013 Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori Dan Praktek. Malang: UMM Press: 179
17
Siklus
perilaku adalah
kumpulan-kumpulan
perilaku
yang
saling
bersambungan yang memungkinkan kelompok untuk mencapai pemahaman tentang pengertian-pengertian apa yang harus dimasukkan dan apa yang ditolak. Di dalam siklus perilaku, tindakan-tindakan anggota dikendalikan oleh aturanaturan berkumpul yang memandu pilihan-pilihan rutinitas yang digunakan untuk menyelesaikan proses yang tengah dilaksanakan (penentuan, seleksi, atau penyimpanan). Dari konsep dasar dari teori Weick, dapat peneliti kaitkan dengan penelitian yang peneliti kaji adalah bahwa konsep dasar dari teori ini sejalan dengan tujuan audit komunikasi, yaitu mencari tau dan menghilangkan ketidakjelasan dari informasi awal yang nantinya hasil ini akan menentukan apakah tindakan ini akan kita lakukan kembali atau tidak menggunakannya kembali, dan mekanisme ini dilakukan secara berulang-ulang. 2.5
Konsep POAC Manajemen diartikan sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. 12 Perencanaan sendiri merupakan kajian dasar dalam ilmu manajemen. Dalam manajemen dikenal beberapa konsep fungsi, diantaranya konsep POAC, yang
12 James A.F Stoner. 2006. Manajemen Jilid 1 Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat
18
artinya Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan), dan Controlling (Pengendalian). 13
Gambar 2.1 Hubungan Fungsi Manajemen Pencapaian Tujuan
Perencanaan: Mengidentifikasi sasaran dan tujuan
Pengendalian atau Pengawasan:
Menetapkan premis dan asumsi
Mengukur pencapaian dari tujuan
Membangun rencana yang spesifik dan detil
Mengoreksi penyimpangan dari tujuan Pengorganisasian:
Membuat mekanisme umpan balik
Menetapkan komponen kerja Pelaksanaan & Pemotivasian
Mengelompokkan aktivitas kerja yang sejenis
Mengomunikasikan dan menggerakkan anggota ke tujuan
Membuat bagan organisasi Membuat deskripsi posisi/ jobdesk
Pelatihan dan penyupervisian Mengintegrasikan anggota ke organisa
Sumber : Liebler dalam Soedarsono, 2009:16
Strategi dalam manajemen POAC bisa dikatakan berhasil jika keempat fungsi tersebut bisa dijalankan dengan baik. Kelemahan pada salah satu fungsi akan mempengaruhi manajemen secara keseluruhan dan mengakibatkan tidak tercapainya proses yang efektif dan efisien. Adapun tahapan-tahapan yang terdapat dalam strategi manajemen POAC adalah sebagai berikut 14 : 1. Planning Adalah proses menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa akan datang an penentuan strategi dan taktik 13 Widjajanto, Kenmada. 2013. Perencanaan Komunikasi. Bandung. CV Ultimus: 2 14 George. R. Terry. 2003. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara
19
yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Kegiatan dalam planning antara lain: a.
Menetapkan sasaran
b.
Merumuskan strategi untuk mencapai target sasaran
c.
Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
d.
Menetapkan standar atau indicator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target sasaran
2. Organizing Adalah proses menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, system dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam oranisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan dalam organizing antara lain : a. Mengalokasikan sumber daya atau sarana, merumuskan dan menetapkan tugas serta menetapkan prosedur yang diperlukan. b. Adanya struktur organisasi menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab, sehingga setiap pekerja bergerak dan bertindak sesuai dengan job description dan kewenangannya dan memiliki tanggung jawab dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah dilaksanakan c. Kegiatan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia atau tenaga kerja
20
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat atau dengan kata lain strategi yang telah ditetapkan harus dilaksanakan oleh pekerja yang dinilai mampu dan layak dan memiliki pengetahuan yang cukup di bidangnya. 3. Actuating Adalah proses implementasi program agar dapat dijalnkan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi. Kegiatan dalam tahap actuating antara lain : a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan dan menjelaskan kebijakan yang ditetapkan 4. Controlling Adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan
yang
telah
direncanakan,
diorganisasikan
dan
diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun terjadi berbagai perubahan dalam keadaan nyata yang dihadapi. Kegiatan dalam controlling antara lain : a. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target sesuai dengan indicator yang telah ditetapkan. Hal ini harus sesuai
21
dengan indicator yang telah ditetapkan. Hal ini harus secara rutin dilakukan supaya terlihat pada poin mana target yang telah tercapai dan target yang belum tercapai agar dapat diambil langkah penyelesaian. b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan. Langkah ini harus selalu dilakukan agar setiap kesalahan yang ada dapat segera diperbaiki c. Melakukan berbagai alternated solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep POAC untuk menganalisis temuan-temuan di lapangan mengenai program CSR Sahabat PLN “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada tahun 2012 bagi pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan hasil akhir dari program apakah dalam pengorganisasiannya sudah sesuai dengan Konsep POAC atau belum. 2.6
Audit Komunikasi 2.6.1 Pengertian Audit Komunikasi Mengetahui hasil dari kegiatan komunikasi sangatlah penting. Hanya saja, kualitas dan kuantitas, aliran, arah dan pemilihan waktu komunikasi dianggap sebagai asset yang tidak kasat mata, sehingga seringkali menyebabkan nilainya lebih sulit diukur dan dilihat dalam konteks yang lebih luas. Audit PR adalah studi komprehensif untuk mengetahui posisi dan kondisi PR dalam organisasi, baik secara internal maupun eksternal,
22
mencakup tentang pandangan publik terhadap PR. Audit PR ini biasa digunakan untuk mendeskripsikan dan mengukur kegiatan PR dan menyediakan pedoman untuk program PR di masa depan.15 Pengertian audit humas menurut Andre Hardjana dalam bukunya Audit Komunikasi, Audit Humas adalah “alat evaluasi terbaik untuk program jangka panjang, dengan menunjukkan kekuatan atau kelemahan yang ada, audit komunikasi menyikapi berbagai kebutuhan dan menggaris bawahi validitas untuk meningkatkan kegiatan.” 16 Dalam bukunya, Organizational Communication, Gerald Goldhaber menjelaskan bahwa audit komunikasi ialah pemeriksaan diagnosis yang dapat memberikan informasi dini untuk mencegah kehancuran kesehatan organisasi yang lebih besar. 17 Seperti yang sudah dijelaskan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa audit komunikasi merupakan analisis menyeluruh mengenai organisasi atau pelaksanaan komunikasi yang sedang dijalani untuk mencari tahu mengenai kefektifitasan suatu pelaksanaan sistem komunikasi, serta untuk mencegah kerusakan yang lebih fatal. Dalam melakukan evaluasi, peneliti menggunakan audit komunikasi untuk mengetahui sejauh mana kefektivitasan program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Indahnya Kampungku,
15 Kriyantono,Rachmat .2012 Teknik Praktis Riset Komunikasi.Jakarta: Kencana Prenada Media: 301 16 17
Andre Hardjana, 2000:162 Andre Hardjana, 2000: 9-10
23
Tertibnya Listrikku” apakah berjalan sesuai dengan tujuan awal perencanaan program yang dibuat. 2.6.2 Tujuan Audit Komunikasi Secara umum tujuan audit komunikasi adalah untuk mengetahui posisi humas dalam suatu organisasi secara komprehensif, sehingga dapat dirancang kegiatan-kegiatan humas selanjutnya. Artinya, posisi humas disuatu perusahaan harus diakui dan harus jelas, karena tugas humas membutuhkan
dana
yang
besar,
maka
jika
humas
tidak
diakui
keberadaannya otomatis kinerja humas akan terhambat. Tujuan pokok dari audit komunikasi adalah untuk meningkatkan efektifitas system komunikasi organisasi. Delapan tujuan pokok audit komunikasi menurut Andre Hardjana : 18 1.
Menentukan lokasi di mana kelebihan muatan ataupun kekurangan muatan terjadi berkaitan dengan topik-topik, sumber-sumber, dan saluran-saluran komunikasi tertentu.
2.
Menilai kualitas informasi yang dikomunikasikan oleh dan atau kepada sumber-sumber informasi.
3.
Mengukur kualitas hubungan-hubungan komunikasi, secara khusus mengukur sejauh mana kepercayaan antar pribadi, dukungan, keramahan, dan kepuasan kerja karyawan secara keseluruhan dilaksanakan.
18 Andre Hardjana, 2000:16
24
4.
Mengenali jaringan-jaringan yang aktif operasionaluntuk desas-desus, pesan-pesan
sosial,
dan
pesan-pesan
kedinasan
kemudian
dibandingkan dengan jaringan komunikasi resmi atau jariingan yang dibentuk sesuai dengan bagan organisasi 5.
Mengenali sumber-sumber kemacetan arus informasi dan para penyaring informasi dengan membandingkan peran-peran komunikasi dalam praktek, seperti penyendiri, penghubung, anggota-anggota kelompok
dengan
peran-peran
yang
seharusnya
sebagaimana
diharapkan oleh bagan organisasi dan uraian tugas. 6.
Mengenali kategori-kategori dan contoh-contoh tentang pengalamanpengalaman dan peristiwa-peristiwa komunikasi yang tergolong positif ataupun yang tergolong negative.
7.
Menggambarkan pola-pola komunikasi yang terjadi pada tingkat pribadi, kelompol, dan organisasi dalam berkaitannya dengan topik, sumber, saluran, frekuensi, jangka waktu, dan kualitas interaksi.
8.
Memberikan rekomendasi-rekomendasi tentang perubahan ataupun perbaikan yan gperlu dilakukan berkaitan dengan sikap, perilaku, praktek-praktek kebiasaan, dan keterampilan yang didasarkan atas hasil analisis audit komunikasi
2.6.3 Prosedur Audit Komunikasi Seperti pada metode-metode penelitian lainnya, metode audit komunikasi juga memiliki prosedur yang harus dilalui peneliti sehingga
25
persyaratan ilmiah dapat dipenuhi. Prosedur atau tahapan yang perlu diuraikan dan dilakukan dalam audit komunikasi. Berkaitan dengan tahap-tahap penelitian audit komunikasi, Moore (1989) Jones (Pavlik, 1987) membaginya menjadi empat tahap: 19 1.
Menyelidiki apa yang “kita” pikirkan
2.
Menyelidiki apa yang “mereka” pikirkan
3.
Mengevaluasi perbedaan antara dua sudut pandang
4.
Menganjurkan atau merekomendasikan program komunikasi yang komprehensif dengan tujuan untuk mengakhiri kesenjangan tersebut.
Dalam hal ini, yang dimaksud Apa yang kita pikirkan, berkaitan dengan sesuatu yang ideal yang ingin dicapai oleh suatu lembaga, dengan kata lain adalah tujuan yang hendak dicapai oleh lembaga. Kedua, menyelidiki apa yang kita pikirkan. Maksudnya “mereka” di sini adalah semua internal public dan external public dari suatu perusahaan atau lembaga yang akan diaudit. Ketiga,
mengevaluasi
perbedaan
antara
dua
sudut
pandang
dimaksudkan untuk melihat keberhasilan kegiatan yang sudah dilaksanakan. Caranya dengan membandingkan apa yang perusahaan pikirkan dengan apa yang “mereka” pikirkan, kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau lembaga dapat dikatakan berhasil.
19 Ritonga,Jamiludin. 2004: Riset Kehumasan, Jakarta. PT Grasindo Anggota Ikapi: 121
26
2.6.4 Lingking a Public Relations Planning Model with an Evaluation Model Sejumlah model telah dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana dan kapan riset atau evaluasi harus dilakukan dalam suatu program dalam ranah humas yang diterapkan. Salah satu contohnya adalah program CSR. Terdapat 5 model yang sudah diindentifikasikan dan dievaluasi oleh UK Academia : Paul Noble dan Tom Watson. Kelima model itu adalah model PII, model makro evaluasi PR atau The Macro Model of PR Evaluation,
The
PR
“Effectiveness
Yardstick”,
model
evaluasi
berkesinambungan atau continuing model of evaluation, dan model evaluasi terpadau atau the unified. Selain kelima model di atas, Jim Pritchitt dan Bill Sherman mencantumkan model riset dalam Gold Paper no 11 dimana digambarkan bahwa proses evaluasi itu menjadi bagian yang sangat menyatu dengan kegiatan atau program yang akan dievaluasi. 20 Seperti yang telah kita ketahui bahwa dalam melakukan evaluasi pada suatu program public relations tidak dapat dilakukan secara sepotongsepotong. Evaluasi sudah harus dimulai dari awal program itu dibentuk, yakni ketika manajemen baru mulai menyusun tujuan awal program. Tahap ini disebut sebagai tahap persiapan/preparation/ input. 20 Jim R. Macnamara, PR Metrics-Research for planning &evaluation of PR & Corporate Communincations, 2002:15
27
Model del Evaluasi Lingking a Public Relations with an Evaluation Model PHASE 1
Input (Preparation)
Management sets general goals
The Planning and Production phase PHASE 2
PHASE 4
Target Audience Defined
Results evaluated
Current Opinions Established PHASE 3
Measurable Objectives Agreed
Agreed plan implemented
Activies Planned Budget And Plan Agreed
Outcome (Impact) The phase wherethe success of the program is assessed against objectives These objectives are ussualy set in one or more of the following areas which demonstrate the results of implementing the program: ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
Actions is taken by target groups Behavioral change is achieved Opinions and attitudes are changed Knowledge is acquired and applied Problems are solved
Output (Implementation) The Phase where the objectives of program components are met. These objectives generally relate to Guantity (number of people in target group affected by communication) ‐ Performance (were the planned activities undertaken in a satisfactory way?) ‐ Number of messages sent (brochures distributed, releases sent and where published – quality/appropriateness/circula tion ‐ Number of messages received ‐ Number who responded to that message and how. Gambar 2.2. Jim Prichit/Bill Sherman
28
In this phase, objectives can be set for ‐ Quality (is the production release. Brochure, video – a good one?) ‐ Cost )how much will it cost to produce a particular brochure? Is this reasonable? ‐ Time (frequency of production) ‐ Establishment of benchmarks for objective setting ‐ Selection of best medium/activities ‐ Establishment of message content
Model riset ini memiliki empat tahap, fase pertama yaitu menentukkan tujuan dari suatu kegiatan, fase kedua yaitu mulai menentukan target audiens, mulai membuat rangkaian acara, serta mulai membuat perencanaan keuangan. Lalu di fase ketiga adalah pengaplikasian atau mulai melaksanakan program yang telah direncanakan tadi. Dan yang terakhir adalah fase empat yaitu dengan menganalisa hasil yang diperoleh dari implementasi program. Di dalam fase kedua yaitu mulai menentukan target audiens, mulai membuat rundown acara, serta mulai membuat perencanaan keuangan. Hasil dari perencanaan itu akan menghasilkan suatu bahan yang kita sebut input. Di fase ketiga, dimana program yang sudah direncanakan sebelumnya sudah mulai dilaksanakan atau diimplementasi. Dimana pada tahap ini kita akan mendapatkan suatu output, atau sesuatu yang nyata misalnya audiens yang hadir. Dan yang terakhir fase keempat yaitu menganalisa hasil akan menghasilkan apa yang disebut outcome, yaitu suatu perubahan yang terjadi atau suatu feedback seperti perubahan perilaku dari target audiens, atau perubahan pengetahuan. Dalam mengevaluasi tahap input ini dapat digunakan beberapa tekhnik yaitu : 21 21 Jim R. Macnamara, PR Metrics-Research for planning &evaluation of PR & Corporate Communincations, 2002:15
29
Analysis of existing data, Benchmark research, Wawancara kelompoks, Pilot questionnaire, Communication audit, Review of case studies, Readability test, Expert review, Survey of publics, Network analysis Selesai mengevaluasi program tahap input, maka masuklah pada tahap pelaksanaan program itu sendiri. Dalam tahap ini proses evaluasi tentu harus dilakukan, yakni mengevaluasi jalannya program itu sendiri, atau biasa disebut dengan tahap evaluasi output. Untuk mengevaluasi tahap output dapat digunakan beberapa teknik, yaitu : Statistic on distribution, Media monitoring, Media content analysis, Audience analysis, Statistical analysis, Response rates, Coding material, Attitude and image studies, Communication audit, Organizational culture study, Analysis off complaints Setelah program selesai dilaksanakan bukan berarti proses evaluasi berhenti di situ, evaluasi tetap dilakukan, bahkan untuk mengetahui hasil yang utama yang ingin dilihat dari sebuah pelaksanaan program komunikasi. Karena sebuah program komunikasi tidak hanya terlihat pada saat selesai program saja, atau biasa disebut cut&go, namun lebih ingin melihat hasil secara berkesinambungan atau continuity sebagai hasil outcome-nya. Seperti untuk melihat perubahan sikap (behaviour) yang terjadi setelah beberapa waktu mengikuti sebuah program komunikasi. Dalam mengevaluasi tahap outcomes, teknik-teknik yang dapat digunakan adalah :
30
Wawancara kelompoks, In-depth interviews, Surveys, Pre&post test, Unobtrusive data collection, Quasi-experimental study, Activity outcome Pada penelitian ini yaitu audit komunikasi program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” peneliti menggunakan model audit komunikasi milik Jim Pritchitt/Bill Sherman Yaitu Lingking Public Relation Planning Model With An Evaluation Model yang melalui empat fase seperti yang disebutkan di atas. Peneliti menggunakan Linking A Public Relations Planning Model With An Evaluation Model untuk mengevaluasi program “Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku” karena : 1.
Dalam Model Lingking a Public Relations with an Evaluation Model ini, menjelaskan proses evaluasi dari tahap awal sampai akhir serta menjelaskan teknik-teknik apa saja yang bisa digunakan dalam evaluasi baik evaluasi
pada tahap input,
output, outcome. Sehingga model ini paling sesuai dengan tujuan peneliti. 2.
Dalam model ini juga menampilkan kegiatan manajemen dari awal sampai akhir dalam beberapa fase, sehingga bisa dijadikan sebagai acuan secara lengkap dan detail, bila dibandingkan dengan model lain yang hanya menampilkan pada proses evaluasi saja.
31
3.
Berdasarkan data-data yang diperoleh peneliti, baik berupa data dokumen maupun wawancara di lapangan, sesuai dengan datadata yang dibutuhkan dengan model evaluasi ini.
Dengan menggunakan model ini maka data akan dikelompokan ke dalam input, output dan outcome : 1.
Tahap evaluasi input Peneliti menganalisis data dokumen baik itu primer maupun sekunder dari data-base perusahaan yang berupa rancanganrancangan, tujuan, juga latar belakang program sebagai tahap perencanaan program “Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku”. Data dokumen ini juga didukung oleh data wawancara mengenai tahap perencanaan dari program “Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku” dari pihak perusahaan. Peneliti menggunakan satu dari sepuluh teknik yang disarankan yaitu teknik analysis of existing data. Teknik ini bertujuan untuk melihat dakta-fakta yang telah diketahui dan benar. Mereview semua materi yang memungkinkan untuk diperiksa faktafaktanya yang telah diketahui pada program tersebut. Materi yang dievaluasi mencakup : a.
Latar belakang program
b.
Tujuan program
c.
Rancangan kegiatan program
32
2.
Tahap evaluasi output Dalam tahap output peneliti mengevaluasi efektifitas semua data-data yang menyangkut pada tahap pelaksanaan program. Yang termasuk tahap pelaksanaan program tersebut dimulai ketika program sudah mulai dipublikasikan baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada target audience sampai program tersebut dilaksanakan. Pada tahap ini peneliti menggunakan teknik Audience analysis, attitude and image studies, communication audit dan analysis of complaints. Teknik audience analysis memiliki tujuan untuk mengukur efek program terhadap peserta. Teknik attitude and image studies bertujuan untuk menemukan sikap dari stakeholder, dalam hal ini target audience, terhadap organisasi dan program. Image studies ini untuk melihat citra organisasi dan program di mata target audiens. Teknik selanjutnya adalah communication audit, tujuannya penliti ingin melihat bagaimana program yang dijalankan dapat disebarluaskan pada target audience. Teknik terakhir adalah analysis of complaints dimana tujuannya adalah untuk mengidentifikasi masalah yang ada, maupun masalah potensial yang dapat terjadi dikemudian waktu dalam
33
program. Materi yang dievaluasi mencakup pelaksanaan program di lapangan. 3.
Tahap evaluasi outcome Seperti yang dikatakan oleh cutlip dan broom (1994), outcome adalah dampak yang diharapkan timbul pada target group yang merupakan tujuan utama dari keseluruhan program yang telah dilaksanakan yang mewakili tujuan dari perusahaan. Dampak tersebut berupa perubahan dari sikap dan perilaku target audience ke arah yang seperti diharapkan oleh perusahaan. Satu-satunya
teknik
yang
digunakan
peneliti
untuk
mengevaluasi outcome ini adalah teknik in-depth interview. Teknik ini juga merupakan salah satu teknik yang disarankan dalam linking a public relations planning with an evaluation model.
2.7
Perencanaan Program Public Relations Perencanaan program PR melibatkan serangkaian aktivitas, diantaranya
menetapkan tujuan yang jernih untuk mencapai tujuan organisasi, menetapkan strategi yang tepat, membuat taktik untuk menjalankan program, dan alat ukur yang bisa melihat secara nyata hasil program. 22
22 Widjajanto, Kenmada. 2013. Perencanaan Komunikasi Konsep Dan Aplikasi. Bandung. Ultimus: 39
34
Menurut Fraser P. Seitel mengenai Tahapan perencanaan program PR, adalah sebagai berikut : 23 a.
Mengidentifikasi latar belakang persoalan Tahap ini disebut sebagai analisis situasi atau analisis latar belakang atau pernyataan persoalan yang terjadi
b.
Menyiapkan proposal Ini adalah tahap dimana para praktisi PR menggambarkan pendekatan yang digunakan untuk memecahkan persoalan, menggarisbawahi panduan
tentang
“bagaimana
menjalankannya”
dan
bagaimana
menggunakan alat PR untuk mencapai tujuan . Proposal perencanaan kampanye program PR biasanya berisi: a.
Analisis situasional yang mendeskripsikan hal yang terjadi saat ini, termasuk latar belakangnya
b.
Cakupan penugasan yang menggambarkan penugasan yang harus dilakukan staf PR untuk mencapai tujuan.
c.
Target khalayak, yaitu menggambarkan dan mengidentidikasi target khalayak yang spesifik dan memilahnya secara proposional menjadi kelompok yang mudah dikelola.
d.
Metode riset di sini adalah menetapkan pendekatan atau teknik riset apa yang digunakan
e.
Pesan kunci di sini maksudnya adalah pesan yang bagaimana yang akan dibuat kepada khalayak sasaran. Apa yang akan dikatakan
23 Widjajanto, Kenmada. 2013: 40
35
dalam pesan tersebut? Perasaan seperti apa yang diharapkan setelah membaca pesan? Dan sikap apa yang diharapkan muncul pada khalayak? f.
Saluran komunikasi, di sini maksudnya adalah memilih saluran komunikasi yang akan digunakan untuk kampanye program PR
g.
Tim proyek di sini adalah memilih atau menentukan pemain kunci yang akan berpartisipasi dalam program.
h.
Waktu dan biaya, di sini maksudnya adalah menetapkan batas waktu kampanye program disertai dengan pengajuan usulan biaya.
c.
Mengaktifkan perencanaan Ini adalah tahap menghidupkan rencana dengan melakukan serangkaian aktivitas, diantaranya mendetailkan taktik operasionalisasi, perencanaan kampanye program PR, termasuk membuat schedule, menggambarkan kapan rencanan akan dilakukan, pembuatan jobdesc, penugasan dan batas akhir kampanye.
d.
Evaluasi kampanye Dalam proses perencanaan kampanye program PR, evaluasi merupakan tahapan akhir, tetapi bukan yang terakhir. Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah perencanaan berjalan dengan semestinya. Pada tahap ini metode evaluasi harus ditampilkan dalam bentuk data hasil pre-test dan post-test, baik hasil kualitatif maupun kuantitatif seperti data perilaku
36
khalayak, analisis isi media, data hasil survey, laporan penjualan, laporan staf, maupun umpan balik dari pihak lain. Berikut ini adalah sebuah ilustrasi bagaimana membuat perencanaan program PR dari sebuah perusahaan yang bermaksud meningkatkan penjualan produk di pasar lokal : 24 a.
Analisis Lingkungan Perusahaan ingin meningkatkan penjualan produk di pasar lokal. Saat ini produk tersebut berada di posisi ketiga dan sangat dekat dengan produk di posisi kedua, tetapi cukup jauh dibandingkan pemimpin pasar.
b.
Menetapkan Tujuan Bisnis Tujuan perusahaan adalah menciptakan market share untuk produk perusahaan di pasar lokal. Perusahaan berkeinginan melewati produk di posisi kedua, dan mendekati angka penjualan produk nomor satu.
c.
Menetapkan Tujuan Program PR Memastikan komitmen perusahaan yang solid terhadap pelanggan lokal; meyakinkan pelanggan yang potensial bahwa perusahaan mempekerjakan staf yang ahli, membuat produk yang berkualitas yang sesuaidengan kebutuhan mereka; dan memastikan posisi perusahaan dalam keadaan siap bersaing dengan dua pesaing lainnya.
24 Widjajanto, Kenmada. 2013: 41
37
d.
Menetapkan Strategi PR a) membuat positioning perusahaan sebagai “ahlinya” di pasaran melalui survey perusahaan dan penelitian terhadap para pelanggan potensial yang memiliki kemampuan memutuskan; b) menyebarkan tulisan atau artikel tentang perusahaan ke berbagai media;dan c) menyelenggarakan rangkaian seminar untuk mendemonstrasikan keunggulan produk perusahaan.
e.
Menjalankan Teknik dalam Program PR a)memilih media lokal yang tepat untuk menampilkan pembicaraan produk; b) menampilkan publikasi di media yang berpengaruh
f.
Melakukan Evaluasi Evaluasi strategi program PR dilakukan untuk melihat apakah program yang dijalankan berhasil atau sebaliknya, dan selanjutnya hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai bahan riset untuk memperbaiki program yang dijalankan.
2.8
Corporate Social Responsibility (CSR) 2.8.1 Definisi CSR Berdasarkan pada Trinidad dan Tobaco Bureau of Standars (TTBS) menyatakan bahwa CSR diartikan sebagai komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan
38
keluarganya, komuniti lokal dan masyarakat secara lebih luas (Sankat, Clement K, 2002). 25 Menjalin hubungan baik dengan lingkungan sekitar dapat melalui kegiatan pengembangan masyarakat. Pengembangan masyarakat merupakan upaya pemberdayaan masyarakat melalui kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat itu. Masyarakat adalah partisipan sekaligus pemetik manfaat dari pembangunan. 26 Menurut Busyra Azheri dalam bukunya yang berjudul Corporate Social Responsibility menjelaskan bahwa CSR adalah sebagai komitmen perusahaan untuk melaksanakan kewajiban yang didasarkan atas keputusan untuk
mengambil
kebijakan
dan
tindakan
dengan
memerhatikan
kepentingan para stakeholders dan lingkungan di mana perusahaan melakukan aktivitasnya yang berlandaskan pada ketentuan hokum yang berlaku. 27 Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli yang menjelaskan mengenai definisi CSR, bahwa peneliti menyimpulkan bahwa CSR merupakan suatu rasa tanggung jawab perusahaan untuk upaya dalam pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat yang tetap berlandaskan pada hukum yang berlaku guna terciptanya kesejahteraan masyarakat. 25 Budimanta, A., Prasetijo, A. & Rudito, B. 2007, Corporate Social Responsibility:Jawaban Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini (Edisi Kedua),ICSD, Jakarta: 72-73 26 Iriantara, Yosal. 2004. Community Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media: 173 27 Azheri, Busyra. 2011. Corporate Social Responsibility dari Voluntary menjadi Mandatory. Jakarta: Rajagrafindo Persada: 24
39
2.8.2 Jenis-Jenis CSR Dalam CSR ada beberapa tipe kegiatan sosial yang dijalankan, Philip Kotler dan Nancy Lee dalam bukunya CSR : Doing The Most Good for Your Company and Your Caused menyatakan ada enam tipe kegiatan sosial yang dapat dilakukan perusahaan dalam menjalankan program CSR,antara lain : 28 1.
Cause Promotions Perusahaan menyediakan dana, sumbangan barang atau donasi serat sumbangan lainnya yang dapat menunjukkan tingkat kepedulian perhatian perusahaan terhadap isu-isu sosial, mendukung pengumpulan dana dan partisipasi atau perekrutan sukarelawan.
Perusahaan
merencanakan
dan
mengatur
promosinya sendiri. 2.
Cause Related Marketing Perusahaan berkomitmen untuk menyisihkan sebagian dari keuntungan penjualan produk untuk disumbangkan kepada suatu isu sosial . pada umumnya penawaran ini terbatas pada waktu dan produk tertentu saya. Biasanya perusahaan bekerjasama dengan lembaga sosial tertentu, menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan. Lenaikan omzet penjualan bagi si perusahaan dan terkumpulnya dana sosial bagi si lembaga sosial.
28
Azheri, Busyra. 2011: 25
40
3.
Corporate Social Marketing Perusahaan mendukung kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan masyarakat, keselamatan atau keamanan masyarakat, tentang lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat. Focus kegiatan ini adalah pada perubahan sikap atau perilaku dari masyarakat. Perusahaan bisa mengadakan kampanye kegiatan ini secara independen. Tapi yang sering terjadi, perusahaan melibatkan mitra dari organisasi public atau organisasi sosial.
4.
Corporate Philanthropy Perusahaan memberikan kontribusi atau sumbangan secara langsung untuk tujuan amal atau suatu isu sosial, biasanya dalam bentuk uang tunai, atau bantuan langsung berupa barangbarang yang diperlukan. Cara ini adalah cara yang paling tradisional dan yang paling sering dilakukan oleh perusahaanperusahaan selama ini. Seperti yang sudah diseebutkan di awal, perusahaan
kini
dihadapkan
pada
tuntunan
bagaimana
menciptakan strategi dan program yang selain memberikan keuntungan
bagi
masyarakat
juga
sekaligus
mendorong
tercapainya tujuan serta visi misi dari perusahaan. 5.
Community Volunteering Perusahaan menggerakan para karyawan dan orang-orang yang mempunyai kerjasama dengan perusahaan untuk menyediakan
41
waktu mereka untuk menjadi sukarelawan dalam organisasi sosial. Misalnya karyawan dari perusahaan IT mengajarkan kepada anak-anak seekolah cara mengoperasikan computer. Kegiatan ini bisa diatur oleh perusahaan atau bisa juga karyawan atau sukarelawan memilih sendiri kegiatan sosial apa yang ingin mereka lakukan. 6.
Socially Responsible Business Practices Perusahaan melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejateraan masyarakat serta melestarikan lingkungan hidup. Kegiatan ini bisa dilakukan perusahaan bekerjasama dengan lembaga atau organisasi sosial yang berkaitan dengan isu sosial tersebut. Misalnya Starbucks bekerjasama dengan lembaga konservasi
untuk
mendukung
para
petani
supaya
meminimalisasi efek negative pada lingkungan mereka. (Kotler. 2004:21-24)
Dari keenam jenis CSR yang ada, dapat ditarik kesimpulan bahwa Program CSR yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang berupa Lingkungan Binaan masuk kedalam jenis CSR Corporate Philantrhopy. Karena, Program Sahabat PLN “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” tahun 2012 berjalan dengan tujuan untuk mengurangi cantolan-cantolan listrik liar dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kelistrikkan dan mewujudkan lingkungan yang bersih, rapi dan asri
42
dengan cara memberikan bantuan-bantuan seperti pot beserta tanamannya, tempat sampah, gerobak sampah serta memberikan sosialisasi berupa temu pelanggan di lingkungan binaan tersebut. 2.9
Kerangka Berpikir Dalam penelitian ini, masalah yang diangkat ialah mengenai evaluasi
program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang yaitu “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”. Kegiatan ini, bertujuan untuk terbentuknya lingkungan yang bersih, indah dan rapi sesuai dengan tema kegiatannya yaitu “Indahnya Kampungku”. Kemudian tujuan lain dari kegiatan ini adalah Tidak ada cantolan liar untuk keperluan apapun, seperti fasilitas sosial, fasilitas umum, maupun penerangan jalan, kemudian Tidak adanya tunggakan rekening listrik , serta Mendorong warga untuk beralih ke pemakaian Listrik Pintar.. Penelitian ini lebih terfokus pada lingkungan binaan di Area Kramat Jati, tepatnya di Kelurahan Batu Ampar Kramat Jati Jakarta Timur. Lingkungan binaan Area Kramat Jati ini, merupakan juara pertama dari 23 lingkungan binaan yang diperlombakan oleh Kantor Distribusi PLN. Penelitian ini mencoba mengungkapkan tahapan-tahapan dari audit komunikasi suatu program CSR milik PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. PT PLN (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang ketenagalistrikkan. Menerapkan teori system milik Fisher, humas PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang merencanakan
43
program
PKBL
“Indahnya
Kampungku,
Tertibnya
Listrikku”
berupa
pembentukkan lingkungan binaan yang ditunjuk dari 23 area yang tercakup dalam Kantor Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. Kegiatan ini, bertujuan untuk terbentuknya lingkungan yang bersih, indah dan rapi sesuai dengan tema kegiatannya yaitu “Indahnya Kampungku”. Kemudian tujuan lain dari kegiatan ini adalah Tidak ada cantolan liar untuk keperluan apapun, seperti fasilitas sosial, fasilitas umum, maupun penerangan jalan, kemudian Tidak adanya tunggakan rekening listrik , serta Mendorong warga untuk beralih ke pemakaian Listrik Pintar.. setelah merencanakan Program CSR dan melaksanakannya, kegiatan tersebut perlu dievaluasi guna mengetahui keefektifitasannya, mengetahui hambatan-hambatan apa saja serta untuk mencegah terbuangnya dana yang terbilang sia-sia Dalam melakukan evaluasi ini, peneliti Menggunakan Model Lingking A Public Relations With An Evaluation Model Milik Jim Prichit/Bill Sherman. Model ini terdiri dari 4 fase. Yaitu fase pertama adalah manajemen mulai menentukan tujuan dari suatu kegiatan, fase kedua mulai menentukan target audiens, membuat rundown acara, membuat anggaran pembiayaan. Fase ketiga adalah program yang sudah direncanakan tadi sudah dilaksanakan atau sudah diimplementasikan dan di fase keempat kita menganalisa hasil dari implementasi program tersebut. Dengan demikian peneliti berharap proses dari pelaksanaan program CSR ini berjalan dengan baik dan efektif, sehingga hasil dan temuan dari evaluasi ini bisa berdampak baik bagi PT PLN (persero) itu sendiri. 44
Berdasarkan kajian teoritis, peneliti mencoba menggambarkan alur penelitian sehingga peneliti dapat menggambarkan sebuah kerangka pemikiran, sebagai berikut: Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
Humas PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang merencanakan Program CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
INPUT
OUTPUT
- Penentuan sasaran, yaitu lingkungan dengan 100 pelanggan PLN atau lebih / 2 RT - Perencanaan anggaran, sebesar Rp 1.352.830.000
Warga menghadiri Temu Pelanggan mengenai pembinaan lingkungan dan turut menjaga lingkungannya
OUTCOME - Warga tidak lagi melakukan cantolan liar untuk keperluan apapun - Warga tidak lagi menunggak rekening listrik - Warga beralih ke listrik pintar
Sejalan dengan Konsep Dasar Teori Weick Pengorganisasian, untuk mengetahui apakah langkah yang diambil sudah tepat apa belum maka program PR di Evaluasi dengan bantuan Model Lingking A Public Relations With An Evaluation Model
Temuan hasil pada bagian dari INPUT
Temuan hasil pada bagian dari OUTPUT
Temuan hasil pada bagian dari OUTCOME
Sumber : Oleh Peneliti Berdasarkan Sistematika Latar Belakang
45
2.10 Penelitian Sebelumnya Terdapat penelitian lain yang dianggap berkaitan dan relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Penelitian dengan judul “Audit Kinerja Komunikasi Organisasi Biro Humas Sekretariat Negara RI” yang dilakukan oleh Endira Paramita, dari Universitas Diponegoro. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah pimpinan Sekretariat Negara dan pegawai Biro Humas Sekneg. Dengan jumlah informan sebanyak 7 orang. Teknik pengumpulan data penelitian yaitu dengan wawancara mendalam. Endira Paramita melihat bahwa kurang berperannya Biro Humas Sekretariat Negara RI dalam melakukan fungsi kehumasan terhadap lembaganya sendiri. Selama ini humas Sekneg telah melakukan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 1 Tahun 2005. Namun pekerjaan yang telah dikerjakan belum diimbangi dengan kepuasan kerja pada Biro Humas Sekretariat Negara RI terutama dari segi posisi dan kedudukan Biro Humas. Akibat posisi yang tidak strategis tersebut menyebabkan berbagai macam kendala dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Penelitian yang dilakukan oleh Endira Paramita menyimpulkan bahwa kinerja komunikasi organisasi pada Biro Humas terbilang kurang efektif. Berdasarkan audit komunikasi yang telah dilakukan terhadap 6 aspek penelitian yaitu komunikasi, peran-peran dan fungsi masing-masing anggota kelompok, pemecahan masalah dan pembuatan keputusan kelompok, norma-norma kelompok, kepemimpinan dan kewenangan serta kerjasama kelompok terdapat
46
beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Komunikasi antara Biro Humas dengan Sekretariat Negara sebagai lembaganya sendiri belum berjalan dengan semestinya, hal ini diakibatkan karena posisi pada Biro Humas Sekretariat Negara tidak berada dekat pimpinan sehingga mempengaruhi komunikasi atasan bawahan, aliran informasi yang sering terlambat serta kepuasan organisasi diantara pegawai. Peran dan fungsi masing-masing pegawai pada Biro Humas telah dilaksanakan dengan baik, sejauh ini masing-masing staf bagian humas menjalankan tugasnya sesuai dengan peran dan fungsi yang sudah ditetapkan. Pemecahan masalah dan pembuatan keputusan belum sepenuhnya menjadi tanggung jawab Biro Humas karena kewenangan yang terbatas. Norma-norma kelompok sudah dilakukan dengan baik ditengah kondisi yang memang kurang menguntungkan seperti pegawai diberikan kebebasan dalam mengerjakan tugas sejauh menjadi tanggung jawabnya jika pimpinan humas sedang tidak ada. Pimpinan humas sangat mengayomi staf dan menciptakan suasana yang kondusif dalam lingkungan kerja namun akibat posisi yang tidak dekat dengan pimpinan dan bukan sebagai frontliner menyebabkan kewenangan pimpinan humas menjadi berkurang. Penelitian selanjutnya dengan judul “Audit Komunikasi Kampanye Program Stop Buang Air Besar Sembarangan Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Serang” yang dilakukan oleh Gagah Kharisma Purbaya mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2013. Penelitian ini dilatar belakangi oleh instansi pemerintahan melakukan audit komunikasi karena ingin mengetahui bagaimana system komunikasi yang sudah
47
ditetapkan bagi organisasinya, apakah dampak kegiatan-kegiatan komunikasi dikalangan anggota organisasi atau intansi cukup besar dalam upaya pencapaian sasaran dan tujuan organisasi serta bagaimana cara yang cocok untuk meningkatkan dampak komunikasi tersebut. Namun ternyata masih banyak anggota intansi atau organisasi yang belum melakukan audit komunikasi pada sebuah program yang sudah berjalan dalam instansi atau organisasinya. Penelitian ini menggunakan metode evaluative dengan pendekatan kualitatif. Gagah Kharisma Purbaya menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara bertahap, foto, kepustakaan dan literatur. Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak sebelas orang, dengan cara menentukkannya menggunakan sampel purposive. Gagah Kharisma Purbaya menggunakan model dalam penelitian ini yaitu menggunakan model Kampanye Ostergaard yang dikembangkan oleh Leon Ostergaard. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Serang belum melakukan audit komunikasi secara khusus terhadap kegiatan kampanye program stop buang air sembarangan di Desa Curug Goong kelurahan Padarincang Kabupaten Serang Banten. Dalam hasil yang dicapai dinas kesehatan kabupaten serang telah mencapai hasil yang baik sebagaimana dengan yang telah ditargetkan. Dinas kesehatan kabupaten serang pun mampu mengenali sumbersumber kemacetan komunikasi dan sekaligus mampu untuk mengatasi kemacetan tersebut sebelum menjadi masalah besar. Penelitian selanjutnya berjudul “Audit Kehumasan Program Quality Assurance (Studi evaluasi pada fakultas ilmu sosial dan humaniora UIN Sunan
48
Kalijaga Yogyakarta)”. Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu sendiri yang bernama M. Fikri AR. M. Fikri AR berasumsi bahwa realitas dilapangan terdapat kesenjangan terhadap implementasi program Quality Assurance yang menyebar pada stakeholders (dosen, karyawan, dan mahasiswa), ini yang dijadikan oleh M. Fikri AR sebagai latar belakang dalam penelitiannya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosees implementasi program QA dari tahap mendefinisikan problem (Tahap 1), perencanaan dan pemrograman (tahap 2), tindakan/aksi dan komunikasi (tahap 3) hingga tahap evaluasi program (tahap 4) yang telah berjalan dengan menggunakan metode audit kehumasan. Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian evaluative yang mengkaji efektivitas atau keberhasilan suatu program. Pendekatannya bersifat deskriptif evaluate. Subyek penelitian ini ditentukan berdasarkan purposive sampling, subyek penelitiannya adalah fakultas ilmu sosial dan humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sedangkan obyek penelitiannya adalah implementasi program QA. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara metode wawancara, dokumentasi, metode observasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ternyata implementasi program QA di Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora belum efektif, terlalu dassolen, ada kesenjangan dengan dassain (realitas) yang semestinya bisa dicapai lebih baik, terutama pada budaya komunikasi manajemen yang masi belum terbuka, oleh karena itu aspek komunikasi dan koordinasi internal para pengelolanya perlu lebih terbuka sehingga lebih efektif.
49
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Sebelumnya Nama
Endira Paramita
M. Fikri AR
Gagah Kharisma Purbaya
Peneliti Audit Kinerja
Judul Penelitian
Audit Kehumasan
Audit Komunikasi
Komunikasi Organisasi
Program Quality Assurance
Kampanye Program Stop
Biro Humas Sekretariat
(Studi evaluasi pada fakultas
Buang Air Besar Sembarangan
Negara RI
ilmu sosial dan humaniora
Pada Dinas Kesehatan
UIN Sunan Kalijaga
Kabupaten Serang
Yogyakarta) Tahun
2010
2009
2013
Teori
Teori Birokrasi Max
Menggunakan Metode
Teori Two Step flow
Weber, Teori Weick
Audit Kehumasan
Mengenai Pengorganisasian, Serta Teori Sistem Metode
Kualitatif
Kualitatif, Evaluatif
Kualitatif, Evaluatif
Kinerja komunikasi
Implementasi program
bahwa Dinas Kesehatan
Penelitian Kesimpulan
organisasi pada Biro
QA di Fakultas Ilmu Sosial
Kabupaten Serang belum
Humas terbilang kurang
dan Humaniora belum efektif,
melakukan audit komunikasi
efektif. Berdasarkan audit
terlalu dassolen, ada
secara khusus terhadap
komunikasi yang telah
kesenjangan dengan dassain
kegiatan kampanye program
50
dilakukan terhadap 6
(realitas) yang semestinya
stop buang air sembarangan di
aspek penelitian yaitu
bisa dicapai lebih baik,
Desa Curug Goong kelurahan
komunikasi, peran-peran
terutama pada budaya
Padarincang Kabupaten Serang
dan fungsi masing-masing
komunikasi manajemen yang
Banten. Dalam hasil yang
anggota kelompok,
masi belum terbuka, oleh
dicapai dinas kesehatan
pemecahan masalah dan
karena itu aspek komunikasi
kabupaten serang telah
pembuatan keputusan
dan koordinasi internal para
mencapai hasil yang baik
kelompok, norma-norma
pengelolanya perlu lebih
sebagaimana dengan yang
kelompok, kepemimpinan
terbuka sehingga lebih
telah ditargetkan. Dinas
dan kewenangan serta
efektif.
kesehatan kabupaten serang
kerjasama kelompok
pun mampu mengenali
terdapat beberapa
sumber-sumber kemacetan
kekurangan yang perlu
komunikasi dan sekaligus
diperbaiki. Komunikasi
mampu untuk mengatasi
antara Biro Humas dengan
kemacetan tersebut sebelum
Sekretariat Negara sebagai
menjadi masalah besar.
lembaganya sendiri belum berjalan dengan semestinya, hal ini diakibatkan karena posisi pada Biro Humas Sekretariat Negara tidak berada dekat pimpinan
51
sehingga mempengaruhi komunikasi atasan bawahan, aliran informasi yang sering terlambat serta kepuasan organisasi diantara pegawai. Mengevaluasi
Perbedaan
Mengevaluasi program
Mengevaluasi kampanye
kinerja biro humas Sekneg
QA UIN Yogyakarta
Program Stop Buang Air Besar
RI menggunakana model
menggunakan empat factor
Sembarangan Pada Dinas
profil komunikasi
peninjauan audit kehumasan
Kesehatan Kabupaten Serang
keorganisasian
menurut Andre Hardjana
menggunakan model kampanye ostergaard
Meneliti tentang
Persamaan
Mengevaluasi program
audit komunikasi suatu
Quality Assurance UIN
Program Stop Buang Air Besar
kinerja komunikasi
Yogyakarta
Sembarangan Pada Dinas
organisasi http://eprints.undip.a
Sumber
c.id/23907/
Kesehatan Kabupaten Serang http://digilib.uinsuka.ac.id/3714
52
Mengevaluasi kampanye
Skripsi (Perpustakaan Fisip Untirta)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian, misalnya periilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan metode ilmiah. 29 Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigma, strategi, dan model yang dikembangkan sangat beragam. 30 Kirk dan Miller (1986:9) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. 31 Penelitian kualitatif dimanfaatkan untuk keperluan konsultatif, memahami isu-isu rumit sesuatu proses, memahami isu-isu yang sensitive, untuk keperluan evaluasi, untuk meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti melalui kuantitatif. 32 Seperti yang sudah disebutkan tadi, maka peneliti memilih kualitatif 29 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001: 6 30 Sugiyono 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta: 20 31 32
Sugiyono,2012: 21 Moleong, 2001:7
53
sebagai pendekatan penelitian, karena penelitian ini meneliti tentang evaluasi suatu kegiatan. Alasan lain dari pemilihan kualitatif sebagai pendekatan penelitian, yaitu karena pendekatan ini digunakan untuk menggali informasi yang lebih rinci dan lengkap melalui wawancara mendalam yang dilakukan untuk mengungkap hal-hal yang belum terlihat jika hanya melalui pengamatan. Berdasarkan hal tersebut, hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang kemudian akan dilanjutkan dengan wawancara mendalam sebagai konfirmasi serta pengungkapan hal-hal yang belum terlihat saat peneliti melakukan observasi. Dengan menggunakan metode kualtitatif peneliti dapat melakukan evaluasi pada Program CSR “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku.” berdasarkan elemen-elemen evaluasi program melalui kata-kata dan bahasa yang diberikan oleh subjek penelitian mengenai program. Evaluasi dengan metode kualitatif ini dapat mencakup seluaruh aspek evaluasi yang meliputi input, output, outcome. Dengan digunakan pendekatan kualitatif, maka data yang didapat akan lebih lengkap serta lebih mendalam sehingga tujuan penelitian ini dapat tercapai, dan dapat ditemukan data yang bersifat proses kerja, perkembangan suatu kegiatan, deskripsi yang luas dan mendalam, perasaan, norma, keyakinan, sikap mental,
54
etos kerja dan budaya yang dianut seorang maupun sekelompok orang dalam lingkungan kerjanya. 33 Tujuan menggunakan sifat penelitian kualitatif adalah untuk memaparkan fakta secara factual dan cermat berdasarkan apa yang peneliti temukan di lapangan. Sehingga data yang diperlukan pun akurat dan jelas. Menggunakan metode penelitian kualitatif ini juga untuk mencari jawaban dengan mengamati berbagai tatanan sosial dan indiviadu yang berada pada lingkup tatanan tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menjelaskan bagaimana hasil dari evaluasi program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang yang dijelaskan melalui kata-kata bukan berupa angka-angka. Sehingga pendekatan kualitatif dianggap tepat dalam melakukan penelitian ini. 3.2
Paradigma Penelitian Adapun paradigm yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigm
kontruktivis. Paradigma konstruktivistis menempatkan ilmu komunikasi sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action atau pengamatan langsung yang dilakukan secara alamiah. Paradigma ini bersifat ilmiah, yakni menempatkan peneliti pada posisi objek yang ditelitinya atau dengan kata lain peneliti berusaha memahami cara berfikir objek yang ditelitinya. Realitas sosial tergantung pada bagaimana seseorang memahami dunia, bagaimana seseorang menafsirkannya. Karena itu, peristiwa dan realitas yang sama, bisa saja menghasilkan konstruksi realitas yang berbeda-beda dari orang 33 Sugiyono, 2012:181
55
yang berbeda pula. Karena, setiap orang mempunyai pengalaman, persepsi, pendidikan tertentu dan lingkungan pergaulan atau sosial tertentu, dimana kesemua itu suatu saat akan digunakan untuk menafsirkan realitas sosial yang ada disekelilingnya
dengan konstruksinya masing-masing. Karena itu, pertanyaan
kunci dalam penelitian konstruktivis adalah bagaimana seseorang memandang realitas? Bagaimana mereka menciptakan dan membagi makna sehingga mempunyai pemaknaan semacam itu. Dalam kaitannya dengan penelitian ini paradigma konstruktivis berfungsi untuk mengetahui kesesuaian tujuan awal dari program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” dengan pelaksanaan di lapangan, yaitu di Kelurahan Batu Ampar, Kramat Jati, kemudian dari hasil penemuan di lapangan bisa ditarik kesimpulan apakah pelaksanaan CSR ini sudah berjalan sesuai tujuan awal atau belum. Dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda pada setiap individu, maka akan menghasilkan pemaknaan yang berbeda pula. 3.3
Sifat Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian evaluatif, yaitu penelitian yang
mengkaji efektivitas atau keberhasilan suatu program. 34 Riset evaluative, menurut Rosady Ruslan adalah Riset untuk menentukan apakah program humas tersebut memiliki pengetahuan mengenai sasaran yang dicapai (goals), dan tujuan (objective) tertentu secara jelas dan efektif. Pengembangan format riset tersebut dapat ditingkatkan melalui hasil evaluasi (penilaian) dan diterapkan pada progress 34 Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. 2006: 29
56
program, yaitu untuk tujuan memonitoring kemajuan apa yang telah dicapai?, dan termasuk kemungkinan untuk memodifikasi riset tersebut. 35 Pada penelitian ini menggunakan studi evaluative, maka peneliti menjabarkan hasil penelitian menggunakan kata-kata bukan angka-angka mengenai apakah program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Sahabat PLN “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” tahun 2013 mencapai sasaran dan tujuan konsep program CSR atau tidak, dengan dibantu model Lingking a Public Relations with an Evaluation Model yang terdiri dari empat fase yaitu manajemen menetapkan tujuan program, fase kedua manajemen sudah mulai menentukan sasaran, menetapkan anggaran dan membuat rundown acara dan di fase ini akan menghasilkan apa yang disebut input. Lalu di fase ketiga, program sudah mulai diimplementasikan dan ditahap ini akan menghasilkan apa yang disebut suatu output dan fase terakhir yaitu evaluasi hasil yang akan menghasilkan suatu outcome. 3.4
Teknik Penelitian 3.4.1 Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi dan wawancara. 1.
Observasi Observasi merupakan salah satu kegiatan yang kita lakukan untuk
memahami
lingkungan,
selain
membaca
koran,
mendengarkan radio dan televisi atau berbicara dengan orang 35 Ruslan, Rosady, 2000 Kampanye Public Relations (Kiat Dan Strategi) Jakarta: Rajawali Pers: 53
57
lain. Observasi dapat diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut. Observasi
merupakan
metode
pengumpulan
data
yang
digunakan pada riset kualitatif. Keunggulan metode ini adalah data yang dikumpulkan dalam dua bentuk interaksi dan percakapan (conversation). Artinya selain perilaku nonverbal juga mencakup perilaku verbal dari orang-orang yang diamati.. 36
Dalam penelitian kualitatif, ada dua jenis observasi yaitu observasi participant dan non participant. Observasi participant yaitu peneliti terlibat langsung dalam kehidupan sehari-hari informan yang diteliti. Sedangkan observasi non participant, peneliti tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independen. Penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non participant yaitu peneliti hanya memerankan diri sebagai pengamat. Peneliti mengamati, memeriksa dan mencatat semua kegiatan atau hal yang berhubungan dengan pelayanan public. Observasi itu sendiri sebagai suatu alat pengumpulan data, data yang relevan, dan mampu membedakan “kategori” dari setiap
36
Kriyantono,2012:110-111
58
objek pengamatannya. 37 oleh karena itu, dibutuhkan suatu pedoman atau panduan observasi yang digunakan untuk mendapatkan data hasil pengamatan. Selama melakukan observasi, peneliti mengamati masyarakat lingkungan binaan, khususnya warga kelurahan Batu Ampar, Kramat Jati untuk mengetahui sikap dan perilaku pada saat setelah kegiatan CSR berlangsung dan meneliti bagaimana keadaan lingkungan binaan setelah program berlangsung Adapun pedoman observasi terlampir. 2.
Wawancara Wawancara adalah percakapan antara periset atau seseorang yang berharap mendapatkan informasi dan informan atau seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek (Berger, 2000: 111). Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. 38 Wawancara sendiri terbagi menjadi dua yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur (mendalam). Dalam penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur dan wawancara mendalam untuk memperoleh informasi dan gambaran mengenai pelaksanaan Program CSR PT PLN
37 Faisal, Sanapiah. 1989. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada: 137 38
Kriyantono, 2012:100
59
(Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”. Adapun pedoman wawancara terlampir. Wawancara juga dibedakan menjadi wawancara individual dan wawancara kelompok. Wawancara individual
adalah
wawancara
yang
dilakukan
dengan
memberikan sederetan pertanyaan sistematis kepada individu responden. Sedangkan wawancara kelompok adalah wawancara dengan seederetan pertanyaan sistematis kepada beberapa individu atau kelompok secara serentak, baik dalam setting formal maupun informal. 39 3.
Dokumentasi Menurut Djam’an Satori dalam bukunya Metode Penelitian Kualitatif menjelaskan bahwa studi dokumentasi adalah mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Dokumentasi adalah instrument pengumpulan data yang sering digunakan dalam berbagai metode pengumpulan data. Metode observasi, kuesioner atau wawancara sering dilengkapi dengan kegiatan
penelusuran
dokumentasi.
Tujuannya
untuk
39 Denzin, Norman K. & Yvona S. Lincoln. 2009. Handbook of Qualitative Research Terjemahan oleh Dariyanto dkk. Yogyakarta. Pustaka Pelajar: 505
60
mendapatkan
informasi
yang
mendukung
analisis
dan
interpretasi data. Dalam penelitian ini, studi dokumentasi yang digunakan sebagai data tambahan berupa dokumen tertulis dari PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang yang berhubungan dengan masalah penelitian, Serta dokumentasi berupa foto. Adapun pedoman Format Dokumentasi, terlampir.
3.5
Informan Penelitian 3.5.1 Subjek Penelitian Pemilihan informan dilakukan menggunakan teknik sampling purposive
yaitu
teknik
penentuan
sampel
dengan
pertimbangan
tertentu.sehingga dalam penelitian ini subjek yang tepat untuk dijadikan informan adalah Humas PT PLN (Persero) bidang Bina Lingkungan, karena dirasa ahli dan merupakan bidangnya. 40 Informan adalah seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek 41 Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini ada 3 (tiga) macam informa yaitu : a.
key informan yaitu informan yang dianggap tahu banyak mengenai informasi dan jawaban yang dibutuhkan atas pertanyaan-pertanyaan atau masalah penelitian dan yang
40 41
Sugiyono,2012:68 Kriyantono, 2012: 296
61
mendukung penelitian yang dipilih untuk memberikan informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian ini, kriteria informaninforman kunci pada penelitian ini, adalah : 1.
Laki-laki atau perempuan
2.
Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
3.
Masuk dalam kepegawaian bidang humas atau PKBL PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
4.
Berkompeten dan paham mengenai perencanaan program CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
Untuk Tahap Output, kriteria yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: 1.
Laki-laki atau perempuan
2.
Karyawan PT PLN (Persero) Area Kramat Jati
3.
Terlibat dalam pelaksanaan program CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
b.
Informan pendukung yaitu informan yang dianggap tahu atau memberi bantuan dan dapat memberi jawaban atas pertanyaanpertanyaan penelitian tetapi tidak lebih dari informan kunci. kriteria informan pendukung dalam penelitian ini adalah : Untuk Tahap Output dan Outcome, kriteria yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: 1.
laki-laki atau perempuan
62
2.
warga kelurahan Batu Ampar, Kramat Jati Jakarta Timur
3.
turut serta dalam pelaksanaan program CSR “Indahnya
Kampungku, Tertibnya Listrikku” 3.5.2 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah audit kehumasan Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” 3.5.3 Jenis Data Penelitian Penelitian ini mengguakan jenis data kualitatif yang datanya diperoleh dari hasil observasi dan wawancara secara langsung dengan sumber disekitar lingkungan tempat penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis data yaitu : 1.
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari narasumber yang mengetahui dan berkompeten terhadap bidang penlitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara, observasi dengan humas bagian bina lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dan melakukan wawancara dengan warga kelurahan Batu Ampar, Kramat Jati Jakarta Timur sebagai triangulasi data untuk melihat bagaimana outcome dari CSR ini
2.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dengan mengutip atau mengumpulkan keterangan dari sumber informasi lain dengan tujuan untuk melengkapi data-data primer. Data
63
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari arsip dan dokumentasi terkait program CSR PT PLN (Persero) “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” 3.6
Teknik Analisis Data Moleong
(2001:103)
mendefinisikan
analisis
data
sebagai
proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema and dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Sehingga interpretasi data adalah memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian. Analisis data kualitatif digunakan bila data-data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif. Data kualitatif dapat berupa kata-kata, kalimat-kalimat atau narasi-narasi, baik yang diperoleh dari wawancara medalam maupun observasi. 42 Tahap analisis data memegang peran penting dalam riset kualitatif, yaitu sebagai factor utama penilaian kualitas tidaknya riset. Artinya, kemampuan periset memberi makna kepada data merupakan kunci apakah data yang diperolehnya memenuhi unsure reliabilitas dan validitas atau tidak. Riset kualitatif adalah riset yang menggunakan cara berpikir induktif, yaitu cara berpikir yang berangkat dari hal-hal yang khusus (fakta empiris) menuju halhal yang umum (tataran konsep). Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. 42 Kriyantono, 2012:196
64
Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai, bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu diperoleh data yang dianggap kredibel. Menurut Sugiyono, tahap analisis data menurut model Milles and Huberman adalah 1.
Reduksi data Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan meberikan gambaran yang lebih jelas.
2.
Penyajian data, dalam kegiatan ini peneliti menyusun kembali data berdasarkan
klasifikasi
dan
masing-masing
topik
dipisahkan,
kemudian topik yang sama disimpan dalam satu tempat, masingmasing tempat diberi kode, hal ini dikarenakan agar tidak terjadi ketimpangan data yang telah dijaring. Pada tahap ini data disajikan dalam kesatuan tema yang terkhusus pada permasalahan yang dituangkan dalam pertanyaan penelitian 3.
Data yang dikelompokkan yang sesuai dengan topik-topik, kemudian diteliti kembali dengan cermat, mana data yang sudah lengkap dan mana data yang belum lengkap yang masih memerlukan data tambahan, dan kegiatan ini dilakukan selama penelitian berlangsung.
65
4.
Setelah data dianggap cukup dan dianggap telah memperoleh kesesuaian, maka kegiatan selanjutnya adalah menyusun laporan hingga pada akhirnya pembuatan kesimpulan.
Peneliti dalam penelitian ini menguji keabsahan data dengan cara uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data yang dilakukan dengan triangulasi. Peneliti menguji kredibilitas data dengan melakukan triangulasi sumber. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber dengan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam. Pada penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara kelompok di warga untuk bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan sejauh mana pelaksanaan program csr “indahnya kampungku, tertibnya listrikku” ini dilakukan. Alasan menggunakan triangulasi sumber, karena teknik tersebut tepat untuk menguji keabsahan data yang diperoleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil wawancara yang peneliti dapat mengenai kegiatan program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” di Kelurahan Batuampar Kramat Jati tahun 2012 diperoleh dari informan kemudian di kroscek lagi menggunakan hasil observasi. Apabila hasil dari ketiga teknik tersebut berbeda karena sudut pandang setiap sumber berbeda maka peneliti mendiskusikannya lagi kepada sumber data untuk mencaritahu mana yang dianggap benar atau memang semuanya benar
66
3.7
Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi
Jakarta Raya dan Tangerang. Yang beralamatkan di M. Ridwan Rais No 1 Jakarta Pusat 10110 dan di Kelurahan Batu Ampar, Kramat Jati Jakarta Timur Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No Kegiatan . 1. Pra Riset 2. Pengajuan judul 3. Bab I, II, dan III 4. Sidang Outline 5. Riset Lapangan 6. Bab IV 7. Bab V 8. Acc Bab IV dan V 9. Sidang
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
67
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1
Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Profil PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Jakarta sebagai ibukota Negara, pusat pemerintahan dan barometer perekonomian nasional memerlukan dukungan energy listrik yang besar, bermutu dan andal. PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang merupakan salah satu ujung tombak PLN dalam melayani pelanggan di wilayah DKI Jakarta, Kotamadya Tangerang, Kabupaten Tangerang, serta sebagian Kabupaten Bogor, Kabupaten Depok dan Kabupaten Bekasi. Total luas wilayah operasi adalah 2.067 km2. Tugas pokok PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang meliputi distribusi, penjualan tenaga listrik dan pelayan pelanggan. Operasionalisasi tugas pokok tersebut dikendalikan melalui unsure pelaksana yang terdiri dari 35 unit Pelayanan yang tersebar di penjuru Jakarta dan Tangerang, didukung oleh 4 unit pengelola jaringan dan 1 unit pengatur distribusi. Pengembangan bisnis dilakukan dengan berpedoman pada konsep retail dan wire, dimana retail menekankan pada aktivitas bisnis berorientasi pelanggan dan wire memfokuskan pada pengembangan jaringan fisik untuk mendukung layanan bagi pelanggan.
68
Dari sisi retail kegiatan dilaksanakan oleh unit pelayanan dengan tujuan peningkatan kualitas dan kecepatan layanan melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi proses bisnis yang saling berkaitan. Model pelayanan yang akan dibangun adalah one stop service. Dari sisi wire kegiatan dilaksanakan oleh unit pengelola jaringan dengan tujuan menjaga mutu dan keandalan pasokan tenaga listrik. Dengan didukung oleh aplikasi system informasi yang berbasis teknologi mutakhir, menjadikan system pelayanan elanggan PLN Disjaya & Tangerang menjadi lebih mudah, sehingga pelanggan dapat menikmati kemudahan-kemudahan proses pelayanannya. Sesuai dengan visinya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kelas dunia yang dapat berkembang dan terpercaya. PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang terus berusaha meningkatkan kualitas manajemen mutu dalam memberikan pelalayanan terbaik kepada seluruh pelanggannya. Berkat keseriusan menjalankan proses bisnisnya, PT PLN (Persero) Disjaya dan
Tangerang
berhasil
dalam
meningkatkan
prestasi
kerja
dan
mendapatkan beberapa penghargaan, diantaranya saat ini seluruh unit PLN Disjaya telah mendapatkan sertifikat ISO 9001: 2000 dari Badan Sertifikasi SAI Global Indonesia (SAI Global) dan PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi. Pemberian sertifikat ISO 9001:2000 diberikan sehubungan dengan prestasi yang telah dicapai oleh unit Area Pelayanan di bidang pelayanan pelanggan, pembacaan meter, pembuat rekening, pembukuan pelanggan, penagihan dan pengawasan kredit.
69
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Quadrant Positioning and Branding, Call Center 123 PLN Distribusi Jakarta dan Tengerang juga pernah memperoleh penghargaan sebagai call center terbaik pada kategori perusahaan public service oleh Majalah Marketing dan Center of Customer Satisfaction & Loyalty. 4.1.1.1 Sejarah PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri. Antara tahun 1942 – 1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II. Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas dibawah Departemen
70
Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157.5 MW. Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU – PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan Negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik Negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan. Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status
Perusahaan
Listrik
Negara
(PLN)
ditetapkan
sebagai
Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sector swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang. Sejarah kelistrikan di Jakarta bermula saat perusahaan listrik milik Belanda (NV NIGM) mendirikan pusat pembangkit listriknya di daerah Gambir pada tahun 1897. Perusahaan tersebut kemudian
71
diambil alih pemerintah Jepang di masa pendudukan dan kemudian dialihkan ke perusahaan Djawa Denki Jogyosha Shisha. Peristiwa ini menjadi titik awal perjalanan sejarah PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. Saat kekuasaan Jepang berakhir dibentuklah Djawatan Listrik dan Gas tjabang Djakarta dan selanjutnya pada tahun 1947 pengelolaan listrik diserahkan kembali kepada NV NIGM yang kemudian berubah nama menjadi NV OGEM. Pengelolaan perusahaan listrik ini diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Indonesia pada tanggal 1 Januari 1954, setelah pemerintah melakukan nasionalisasi sesuai Keputusan Menteri PU dan Tenaga No. U 16/9/1 tanggal 30 Desember 1953. Seiring waktu, perubahan terus bergulir sejak periode 1960 sampai 2002. Perubahan dan perkembangan terakhir bermula dari buku utih Mentamben Agustus 1998 yang mengarahkan serangkaian kebijakan dan kemudian bermuara pada penetapan arah perkembangan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. 4.1.1.2 Visi dan Misi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Visi Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insane.
72
M Misi • Menjalannkan bisniss kelistrikaan dan biddang lain yang terkait, berorientasi b i pada keppuasan pelaanggan, anggota perusahaaan dan pem megang sahaam. • Menjadikkan
tenag ga
listrik
sebagai
media
untuk u
meningkkatkan kualittas kehiduppan masyaraakat. • Mengupaayakan agaar
tenaga listrik mennjadi pendo orong
kegiatan ekonomi. • Menjalannkan
keg giatan
usaha
yangg
berwaw wasan
lingkunggan. 4.1.1.3 Struktur S Perusahaa an PT PL LN (Perseero) Distrribusi J Jakarta Raaya dan Tan ngerang Gambar 4.1 Strukttur Perusah haan
73
4.1.2
Gambaran Umum Mengenai CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang 4.1.2.1 Latar belakang CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Sesuai dengan visi Perusahaan yaitu diakui sebagai perusahaan kelas dunia. tanggung
jawab
sosial
PT PLN (Persero) dalam mewujudkan kepada
masyarakat
luas
berusaha
meningkatkan kualitas kehidupan serta kemandirian masyarakat dengan harapan dapat diterima masyarakat dalam melakukan bisnis kelistrikannya. 4.1.2.2 Tujuan CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Sebagai bentuk kepedulian dan untuk meningkatkan citra PLN serta dukungan keberadaan PLN, dimana masyarakat merasa memiliki dengan cara memberikan bantuan yang mengutamakan pemberdayaan berkelanjutan kepada masyarakat sekitar Instalasi PLN,
untuk
penyuluhan
meningkatkan agar
masyarakat
kesejahteraan sekitar
serta
Instalasi
mengamankan dan merasa memiliki Instalasi tersebut.
74
melakukan PLN
ikut
4.1.2.3 Kriteria CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Pada Tahun 1991 s/d 2011, CSR PT PLN (Persero) memberikan bantuan berdasarkan proposal yang diterima dari pemohon, seperti : Yayasan, LSM, Masjid, Pura, dll. Sejak Tahun 2012 sampai dengan sekarang, CSR PT PLN (Persero) memfokuskan dalam pemberian bantuan dengan konsep proposal yang ditetapkan oleh CSR PT PLN (Persero) Pusat dan tidak menerima proposal yang diterima dari Yayasan, LSM, Masjid, Pura, dll lagi. Setiap Unit PLN diwajibkan untuk membuat suatu Program CSR di wilayah Unit Areanya yang lebih fokus dan terindikasi akan lebih berhasil untuk tujuan CSR Perusahaan itu sendiri. 4.1.3
Profil Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” tahun 2012 4.1.3.1 Latar Belakang Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” Tahun 2012 a. Masyarakat Jakarta yang heterogen, bermacam-macam karakter, ingin serba cepat sehingga suka mengambil jalan pintas dengan melakukan cantolan liar (pencurian listrik)
75
yang memicu kebakaran karena arus pendek listrik yang dicuri dengan sembarangan. b. Tingginya tunggakan rekening listrik. c. Mendukung program penghijauan dengan mewujudkan kebersihan, keindahan dan kerapihan lingkungan. d. Memberikan kesempatan pegawai-pegawai muda PLN untuk terjun langsung ke masyarakat sehingga tercipta pemimpin masa depan PLN yang tangguh. 4.1.3.2 Tujuan Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”Tahun 2012 a. Tidak ada cantolan liar untuk keperluan apapun seperti fasilitas sosial, fasilitas umum, maupun penerangan jalan. b. Tidak ada tunggakan rekening listrik c. Mendorong pemakaian listrik Pintar (Prabayar) d. Terbentuknya lingkungan yang bersih, indah dan rapi 4.1.3.3 Rancangan Kegiatan Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” Tahun 2012 a. PT PLN (Persero) Disjaya mempunyai 23 Unit Area, setiap Unit menentukan dan membentuk 1 (satu) lingkungan binaan (minimal ada 100 Kepala Keluarga /
76
pelanggan PLN), dimana lingkungan binaan yang dipilih sangat tinggi pencurian listrik, tunggakan rekening listrik b. Melakukan wawancara Ketua RT/RW/Lurah mengenai pemahaman tertib listrik diwilayahnya. c. Melakukan kegiatan-kegiatan bersama warga seperti senam pagi, lomba nyanyi lagu jingle bell, lomba masak dan gotong royong kebersihan lingkungan.
Dan
memberikan hadiah2 untuk pemenangnya. d. Memberikan sosialisasi Tertib Listrik dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan pemberian door price. e. Pegawai-pegawai muda PLN melaksanakan survey lokasi lingkungan binaan bersama warga untuk memantau cantolan-cantolan listrik dan memberikan sosialisasi untuk tertib listrik dengan solusi yang terbaik. f. Penilaian 23 lingkungan binaan yang telah ditertibkan, tidakada tunggakan dan dirapihkan lingkungannya. g. Memberikan hadiah pemenang lingkungan binaan pada hari listrik nasional, 27 Oktober. 4.1.3.4 Rancangan biaya pelaksanaan Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat
PLN
Indahnya
Listrikku” Tahun 2012
77
Kampungku,
Tertibnya
a. Biaya workshop pegawai muda PLN b. Pengadaan bak sampah, gerobak sampah dan pot beserta tanaman keras c. Biaya konsumsi tim survey dan tim inti dalam penilaian lingkungan binaan d. Biaya juara 1, 2 dan 3 lingkungan binaan terbaik. 4.1.3.5 Rancangan publikasi Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” Tahun 2012 a. Mengundang wartawan untuk peliputan kegiatan bersama warga b. Dokumentasi kegiatan dari awal sampai akhir program “Indahnya kampungku Tertibnya Listrikku” 43 4.1.4 Deskripsi Informan Penelitian Dalam penelitian ini ada dua jenis informan, yang pertama informan kunci (key informant), dan informan pendukung. 4.1.4.1 Informan Kunci (Key Informant) Key informan adalah informan yang dianggap tahu banyak memberikan
informasi
dan
jawaban
yang
dibutuhkan
atas
pertanyaan-pertanyaan atau masalah penelitian dan yang mendukung penelitian (memberi informasi paling besar).
43
Data Dokumentasi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang 78
Dalam penelitian ini, peneliti memilih key informant yaitu Mohammad Rodjulun Qohar selaku Supervisor Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, Purwanto selaku Supervisor Sumber Daya Manusia PLN Area Kramat Jati dan Yuwanita Dwi Wuryani selaku Junior Analysist Keuangan PLN Area Kramat Jati karena memenuhi kriteria yang telah dijelaskan pada bab 3. Data yang diambil oleh peneliti lebih banyak dari wawancara dengan key informant, karena informasi yang didapat dari key informant cukup mendalam dan menjawab semua identifikasi masalah penelitian. Dokumentasi kegiatan dan wawancara dengan informan tambahan digunakan sebagai penguatan data yang didapat dari informan kunci, untuk memperoleh gambaran yang utuh serta relevansi antara keseluruhan yang pada akhirnya dapat mengungkap, mengecek kebenaran yang terjadi antara hasil wawancara dengan realita yang terjadi di lapangan. a.
Mohammad Rodjulun Qohar (Informan Kunci 1) Pria yang bertempat tinggal di Pasar Minggu Jakarta Selatan ini, telah mengabdikan diri di PLN sejak tahun 1994. Beliau mengawali karirnya di bidang keuangan, hingga akhrinya saat ini ia menjabat sebagai Supervisor Bidang Komunikasi Bina Lingkungan. No Telepon : 0816987981 Email
:
[email protected]
79
b. Purwanto (Informan Kunci 2) Lelaki kelahiran 3 Juli, 51 tahun silam ini sudah 28 tahun mengabdikan diri di PT PLN Persero. Pria yang karir awalnya di bagian pembacaan meter dari tahun 1987 hingga 2000 lalu dari tahun 2000 sampai dengan 2012 beliau di bidang niaga dan sudah 3 tahun belakangan ini beliau menjabat sebagai Supervisor bidang keuangan SDM & Administrasi SDM di Area Kramat Jati. Pada saat kegiatan Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku ini, beliau sebagai pelaksana di area Kramat Jati. Adapun Kontak yang dapat dihubungi, adalah sebagai berikut : No Telepon Email c.
: 08119937725 :
[email protected]
Yuwanita Dwi Wuryani (Informan Kunci 3) Wanita lulusan Manajemen Pemasaran Universitas Pancasila yang akrab dipanggil Mbak Nita ini, baru 8 tahun mengabdikan diri di PT PLN (Persero). Di awal karirnya, tahun 2008 hingga sekarang beliau masih berada di bagian keuangan bidang administrasi keuangan KSA Sub Bidang Keuangan. Wanita kelahiran Jakarta 26 Juli 1986 ini paham mengenai program Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku area Kramat jati karena pada saat program berlangsung beliau sebagai pegawai muda yang turun ke lapangan.
80
Adapun Kontak yang dapat dihubungi, adalah sebagai berikut : No Telepon Email
: 08516755100 :
[email protected]
4.1.4.2 Informan Pendukung Informan pendukung yaitu informan yang dianggap tahu atau memberi bantuan dan dapat memberi jawaban atas pertanyaanpertanyaan penelitian tetapi tidak lebih dari informan kunci. dan untuk mengecek kebenaran yang terjadi di lapangan apakah sesuai dengan hasil wawancara dari informan-informan kunci. g.
Suharti Bu RW biasa ia dipanggil, merupakan kelahiran Jakarta 5 Agustus 1950. Beliau menjabat sebagai ibu RW 05 yang juga merupakan anggota PKK Anyelir. Wanita pensiunan Dinas Pariwisata ini aktif mengikuti kegiatan PKK. Adapun Kontak yang dapat dihubungi, adalah sebagai berikut : No Telepon
: 021-8009272
h. Suratmi Suaiman Wanita kelahiran 11 April 65 tahun silam ini merupakan warga RT 10 RW 05. Bu Suaiman, beliau biasa dipanggil, merupakan warga asli Jakarta yang sudah sejak tahun 1972 tinggal di kelurahan Batuampar yang sebelumnya tinggal di Cililitan.
81
Nenek yang saat ini memiliki 5 cucu ini, aktif di kegiatan Bank Sampah Anyelir bersama ibu-ibu PKK Anyelir lainnya. Adapun Kontak yang dapat dihubungi, adalah sebagai berikut : No Telepon i.
: 085890046180
Mamy Dharmi Riani Bu Mamy, kelahiran 5 November 1946 ini merupakan lulusan Universitas Padjajaran jurusan Sastra. Saat ini ia sebagai ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di jalan batu kramat 1 no 46 RT 10 RW 05. Hari-harinya disibukkan dengan menjadi teller Bank Sampah Anyelir bersama dengan ibu-ibu PKK Anyelir. Adapun Kontak yang dapat dihubungi, adalah sebagai berikut : No Telepon
j.
: 082123365465 / 021-8096390
Endang Tias Ibu rumah tangga kelahiran 6 Oktober 1958 yang sudah tinggal di kelurahan Batuampar sejak tahun 1992 ini merupakan warga RT 18 RW 05. Beliau merupakan anggota PKK yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan ibu-ibu PKK, salah satunya kegiatan Bank Sampah yang rutin dilakukan setiap Selasa dan Jumat. Adapun Kontak yang dapat dihubungi, adalah sebagai berikut : No Telepon
: 085888462184
82
k. Yuli Purwadi Wanita kelahiran Semarang, 31 Juli 1957 ini merupakan wakil ketua kelompok PKK RW 05 Kelurahan Batuampar. Beliau yang tinggal di jalan Batu kramat II no 22 RT 17 Rw 05 ini merupakan sarjana ekonomi lulusan universitas Indonesia. Saat ini ia menjabat sebagai ibu rumah tangga yang sudah sejak tahun 1981 tinggal di kelurahan Batuampar ini. Adapun Kontak yang dapat dihubungi, adalah sebagai berikut : No Telepon l.
: 08119937725
Supardi, SE Beliau saat ini menjabat sebagai ketua Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) RW 05 Kelurahan Batuampar yang lokasinya dijadikan objek penelitian bagi peneliti. Pak Pardi, biasa ia dipanggil ini merupakan pensiunan dari PT PLN (Persero) yang juga peduli dengan lingkungan sekitarnya. Saat program berlangsung pada tahun 2012 lalu, beliau belum menjadi sebagai ketua LMK RW 05 melainkan ia menjabat sebagai ketua RT 10 yang merupakan public utama dari kegiatan ini. Adapun Kontak yang dapat dihubungi, adalah sebagai berikut : No Telepon
: 081386854360
83
m. Haryono Bapak Haryono, warga RT 10 RW 05 Kelurahan Batuampar ini merupakan warga asli kelurahan Batuampar. Saat ini ia bekerja di Krakatau Steel Cilegon. Adapun Kontak yang dapat dihubungi, adalah sebagai berikut : No Telepon 4.2
: 081385582405
Hasil Penelitian Dalam bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian, yaitu mengenai
Audit Komunikasi Program CSR “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”. Adapun hasil penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, wawancara kelompok dan observasi. Peneliti menguraikan hasil penelitian dengan mengacu pada identifikasi masalah yang peneliti buat yaitu Perencanaan program CSR sebagai proses input kegiatan, Pelaksanaan Program CSR sebagai proses output kegiatan, Hasil akhir Program CSR sebagai proses Outcome kegiatan. 4.2.1
Ketercapaian
Program
CSR
“Sahabat
PLN
Indahnya
Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada Proses Input Kegiatan Pengertian tahapan input dalam pengukuran komunikasi menurut Dodi M. Gozali dalam bukunya Communication Measurement, adalah “komponen-komponen fisik dan strategis dari program-program atau
84
proyek-proyek komunikasi seperti pilihan media (misalnya event, publikasi, web, dan sebagainya.), konten (misalnya teks dan foto), dan format.” 44 Dengan kata lain, tahapan input ini merupakan rancangan suatu kegiatan atau program komunikasi yang nantinya akan dijadikan acuan atau pedoman dalam tahap pelaksanaan program komunikasi. Berdasarkan penggunaan Analysis of Existing data yang menjadi salah satu teknik dalam model Lingking a Public Relations Planning Model With an Evaluation Model, maka evaluasi tahap input ini akan dikelompokkan berdasarkan bentuk data yang diperoleh yakni data dokumentasi dan data in-depth interview, dengan materi pembahasannya yaitu: a.
Latar Belakang Program
b.
Tujuan Program
c.
Rancangan Kegiatan
4.2.1.1 Latar Belakang Program Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku Tahun 2012 Kondisi masyarakat wilayah Jakarta saat ini sungguh heterogen dan berasal dari bermacam-macam karakter serta manusia yang ingin hidup dengan cara yang serba cepat dan mudah sehingga suka mengambil jalan pintas untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. 44 Dodi M. Gozali. 2005. Communication Measurement. Bandung. Simbiosa Rekatama Media.: 27
85
Salah satu contohnya adalah warga yang tidak mau repot mengurus pemasangan listrik ke PLN, sehingga warga mengambil jalan pintas dengan melakukan cantolan liar atau pencurian listrik, yang sebenarnya perilaku mereka itu sendiri dapat mengakibatkan masalah yang mengancam mereka sekeluarga. Kegiatan pencurian listrik atau pencantolan liar ini bisa memicu kebakaran karena arus pendek listrik yang dicuri dengan sembarangan. Selain aksi pencurian listrik tersebut dapat membahayakan jiwa warga itu sendiri, fenomena tersebut juga menimbulkan kerugian yang harus ditanggung oleh PLN. Saat ini PLN menanggung kerugian yang tidak sedikit, salah satunya berasal dari tindakan yang tidak bertanggung jawab dari warga yang mencuri listrik secara illegal. Belum lagi masih banyaknya tunggakan listrik yang belum dibayarkan oleh pelanggan, entah karena alasan lupa maupun alasan ekonomi dan beribu-ribu alasan lain yang diterima oleh PLN dan yang hingga saat ini masih coba diatasi oleh PLN. 45 Berbagai permasalahan yang telah diungkapkan diatas adalah salah satu dari berbagai macam masalah yang dihadapi oleh PLN. Masalah-masalah tersebut dijadikan oleh PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang sebagai latar belakang dalam membuat program. 45 Wawancara melalui E-mail dengan Mochmmad Rodjulun Qohar pada Tanggal 5 Maret 2015
86
Sesuai dengan data dokumentasi milik PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku adalah salah satu program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dibawah sub divisi Komunikasi Bina lingkungan. Masalah-masalah seperti pencantolan liar, pencurian listrik, tingginya tunggakan listrik seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya merupakan latar belakang pembentukan
program
Sahabat
PLN
Indahnya
Kampungku
Tertibnya Listrikku adalah salah satu program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. Informan 1 memberikan jawaban yang relevan dengan data dokumentasi milik PLN poin 1 latar belakang program Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku tahun 2012, yang menyebutkan bahwa banyaknya warga yang melakukan pencurian listrik yang memicu kebakaran karena arus pendek listrik yang dicuri dengan sembarangan. “…..kan banyak denger kejadian kan, kadangkadang pada saat hujan banyak yang kesetrum karena pada senderan di tiang besi, kan gitu yah? Nah itu menghindari hal itu. Artinya kan kalo dengan PJU kan udah resmi kan, tanpa harus ada tombol saklar dan pake pengaman sendiri”. 46 Informan 1 mengungkapkan, bahwa akhir-akhir ini, banyak peristiwa yang merugikan akibat kelalaian pemakaian listrik, salah satunya adalah kebakaran. Kerugian ini tidak hanya dirasakan oleh 46 Wawancara dengan Purwanto pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 11.00 WIB
87
pihak PLN yang kehilangan listrik akibat pencurian listrik, namun warga pun juga turut merasakan dampak akibat dari penggunaan listrik yang tidak bertanggung jawab ini, mulai dari kehilangan harta benda bahkan bisa mengancam nyawa warga itu sendiri. Informan 2 juga menjelaskan hal yang senada dengan informan 1, bahwa saat ini banyak warga yang melakukan pencurian listrik dan melakukan pencantolan liar, sehingga lingkungan yang seperti itulah yang tepat untuk dilakukan kegiatan CSR “setelah itu pegawai muda PLN melakukan kegiatan memantau cantolan-cantolan listrik untuk data awal, bahwa benar di sana ada cantolan-cantolan listrik yang liar. Dengan data foto-foto itu adalah untuk mendukung bahwa lokasi itu adalah tepat untuk dilakukan kegiatan CSR.” 47 Poin 2 dalam latar belakang program Sahabat PLN tahun 2012 adalah tingginya tunggakan rekening listrik. Saat ini, banyak warga yang telat melakukan pembayaran listrik dengan berbagai macam alasan, mulai dari faktor ekonomi hingga karena masalah keterbatasan waktu si pelanggan untuk membayarkan rekening tagihan listriknya. Informan
1
mengungkapkan,
bahwa
saat
ini
warga
menggunakan listrik secara illegal baik itu untuk keperluan pribadi maupun untuk fasilitas umum. Banyak warga yang mencuri listrik 47 Wawancara dengan Mochmmad Rodjulun Qohar pada Tanggal 11 Maret 2015 pukul 10.00 WIB
88
untuk fasilitas umum Penerangan Jalan Umum (PJU) dengan cara menggunakan neon yang listriknya diambil dengan cara menarik listrik dari tiang listrik. Padahal fasilitas PJU sudah ada anggaran tersendiri dari dinas terkait, dan banyak pula warga yang masih menunggak rekening listrik. Hal ini diungkapkan oleh informan ke-2 “….memenuhi kriteria lingkungan sehat lah. Seperti itu. Dari mulai kebersihan, jalan, penghijauan, listriknya bebas dari tunggakan. Lokasinya bersih dari pencantolan liar, gitu kan? Artinya bersih, terus PJU-nya resmi nggak? Kan ada tuh yang lingkungan pake neon, nariknya itu ga boleh, nah itu kita usahakan masuk yang resmi.” 48 Ungkapan informan ke-1 barusan juga mendukung data dokumentasi PLN mengenai latar belakang program Sahabat PLN poin
ke-3,
yaitu
mendukung
program
penghijauan
dengan
mewujudkan kebersihan, keindahan dan kerapihan lingkungan. Informan ke-1 juga menambahkan bahwa PLN juga turut mensupport program pemerintah untuk ikut peduli dengan lingkungan sekitar, seperti yang dikatakan berikut: “oh, enggak. Jadi karena kita mensupport juga kan, karena itu kan juga programnya pemerintah juga kan, salah satu pegangan lingkungannya ada, nah kita mensupport dari situ juga dari segi PLNnya.” 49 Informan ke-3 mengungkapakan bahwa program Sahabat PLN tahun 2012 ini merupakan salah satu kewajiban PLN sebagai BUMN 48 Wawancara dengan Purwanto pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 11.00 WIB 49 Wawancara dengan Purwanto pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 11.00 WIB
89
untuk melaksanakan kegiatan CSR, seperti yang telah informan ke-3 katakan: “rancangannya itu dari KD, CSR itu kan wajib ya. Nah salah satunnya itu program ini, akhirnya KD menginstruksikan area-area dibawahnya untuk menentukan satu lingkungan di areanya itu”. 50 Selain dikarenakan suatu kewajiban dalam pelaksanaan CSR, informan ke-3 juga menambahkan bahwa program ini hadir dikarenakan banyaknya warga yang minim akan informasi mengenai PLN. Selama ini warga hanya tau bahwa PLN hanya perusahaan yang menjual pasokan listrik, dengan adanya program ini PLN ingin warga mengetahui bahwa PLN juga peduli dengan lingkungan sekitarnya, seperti yang dijelaskan oleh informan ke-3: “…ada satu sisi mereka gaktau kalo PLN ga Cuma sekedar jual listrik, mereka perlu ada sisi lain, kita ada program lingkungan.” 51 Selain permasalahan di atas program Sahabat PLN ini dilatarbelakangi untuk memberikan kesempatan pegawai-pegawai muda PLN untuk dapat terjun langsung ke masyarakat, sehingga tercipta pemimpin masa depan PLN, seperti yang tercantum pada poin ke-4 latar belakang program Sahabat PLN tahun 2012 Hasil data wawancara mendalam dengan pelaksana Program CSR Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku 2012 50 Wawancara dengan Yuwanita pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 12.00 WIB 51 Wawancara dengan Yuwanita pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 12.00 WIB
90
menunjukkan bahwa setiap pribadi mempunyai pendapatnya masingmasing namun tetap memiliki acuan sesuai dengan rancangan yang dijelaskan di data dokumentasi Program CSR Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku 2012. Tetapi peneliti menemukan bahwa terdapat perbedaan persepsi yang tertulis pada dokumentasi PLN dengan persepsi masing-masing pelaksana. Contohnya dikatakan didalam rancangan awal program disebutkan bahwa latar belakang Latar belakang Program CSR Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku 2012 “Memberikan kesempatan pegawai-pegawai muda PLN untuk terjun langsung ke masyarakat sehingga tercipta pemimpin masa depan PLN yang tangguh”. Tetapi dari hasil wawancara dengan pelaksana tidak didapatkan jawaban yang mengarah ke pernyataan tersebut, tetapi pelaksana menyatakan bahwa program ini dilatar belakangi oleh minimnya pengetahuan warga mengenai informasi yang berhubungan dengan PLN dan program ini merupakan salah satu pemenuhan kewajiban pelaksanaan CSR bagi BUMN.
91
Tabel 4.1 Latar Belakang Program CSR Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku 2012 Rancangan (Data Dokumentasi)
Pandangan Pelaksana Sahabat PLN
Sahabat PLN 2012
2012
Latar Belakang
Latar Belakang
1. Masyarakat Jakarta yang heterogen,
1. Banyaknya
kecelakaan
dan
bermacam-macam karakter, ingin
kerugian, yang ditimbulkan oleh
serba
kelalaian pemakaian listrik.
cepat
mengambil
sehingga
jalan
pintas
suka dengan
2. Turut
mensupport
program
melakukan cantolan liar (pencurian
pemerintah dalam peduli dengan
listrik) yang memicu kebakaran
lingkungan
karena arus pendek listrik yang 3. Kewajiban pelaksanaan CSR bagi dicuri dengan sembarangan. 2. Tingginya
tunggakan
BUMN rekening
4. Minimnya pengetahuan warga
listrik.
mengenai
3. Mendukung program penghijauan dengan
mewujudkan
keindahan
dan
kebersihan,
yang
berhubungan dengan PLN 5. Banyaknya cantolan listrik liar,
kerapihan
lingkungan. 4. Memberikan kesempatan pegawaipegawai muda PLN untuk terjun
92
informasi
tunggakan pembayaran listrik
langsung ke masyarakat sehingga tercipta pemimpin masa depan PLN yang tangguh.
4.2.1.2 Tujuan Program Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku Tahun 2012 Dalam pembuatan program tertentu, pasti memiliki tujuan yang diharapkan melalui pelaksanaan program tersebut. Kecil kemungkinannya apabila dalam pembentukan program tidak tersirat maksud dan tujuan yang diinginkan, pasti ada tujuan positif baik bagi pelaksana maupun publik sasaran dari program tersebut. Dalam hal ini, program Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku pada tahun 2012 pun juga memiliki tujuan besar dari pelaksanaan program ini. Dalam hal ini, peneliti mencoba merumuskan tujuan program Sahabat PLN tahun 2012, dari ketiga informan-informan kunci. Dari hasil wawancara dengan informan ke-2 mengatakan, bahwa tujuan dari program Sahabat PLN tahun 2012 ini adalah menciptakan lingkungan binaan yang asri, rapi, bersih dan tertib listrik. Tertib listrik di sini berarti bahwa lingkungan dibawah binaan area PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang ini minim akan tunggakan listrik bahkan bisa tidak ada tunggakan sama sekali, lalu
93
berkurangnya bahkan berhentinya masyarakat yang mencuri atau mencantol listrik. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi pegawai muda Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang untuk berinteraksi kepada masyarakat sekitar” “program sahabat PLN merupakan program unggulan dari PLN disjaya, program itu ditujukan untuk memberi kesempatan bagi pegawai muda disjaya untuk berinteraksi kepada masyarakat sekitar. untuk itu harus memenuhi kriteria rapih, bersih, indah dan tentu tertib listrik.” 52 Menambahkan pendapat informan ke-2, informan ke-1 pun turut mengatakan bahwa program Sahabat PLN adalah untuk merapihkan hal-hal yang berhubungan dengan kelistrikkan : “…nah itu kita usahakan masuk yang resmi, permohonan ke pemda menggantikan PJU artinya yang tidak sembarangan, tertata dengan rapih, karena kan bahaya lisrik.” 53 Selain bertujuan untuk menciptakan lingkungan binaan yang rapi, asri dan tertib listrik, serta memberikan kesempatan bagi pegawai muda disjaya untuk berinteraksi kepada masyarakat sekitar, informan ke-3 menambahkan bahwa program Sahabat PLN ini bertujuan untuk mensosialisasikan program PLN dan melancarkan urusan pembayaran tagihan listrik : “…jadi tujuannya ada dua, sosialisasi pelanggan sama kita tau PLN punya program seekaligus pelanggan lancar pembayarannya, saling berbagi 52 Wawancara dengan Mochammad Rodjulun Qohar pada Tanggal 11 Maret 2015 pukul 10.00 WIB 53 Wawancara dengan Purwanto pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 11.00 WIB
94
informasi dan keluhan, dengan adanya program ini akan terakomodir.” 54 Senada dengan pendapat informan ke-3 yang mengatakan bahwa salah satu tujuan dari program Sahabat PLN tahun 2012 adalah mensosialisasikan program PLN, informan ke-1 pun juga mengutarakan pendapatnya bahwa program ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi mengenai kelistrikan dan juga lingkungan : “…ada wilayah yang perlu kita beri informasi, sosialisasi temu pelanggan yang banyak tunggakannya, yang penataan lingkungannya juga masih semrawut, terus jaringan instalasi PJU-nya masih yang belum resmi, nah itu kita coba masuk kesana, biasanya seperti itu.” 55 Pada data dokumentasi PLN mengenai tujuan program Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku tahun 2007 dijelaskan bahwa program ini bertujuan untuk menghilangkan cantolan liar untuk keperluan apapun baik untuk fasilitas sosial, fasilitas umum, maupun penerangan jalan. Lalu tidak adanya tuggakan rekening listrik, mendorong warga untuk beralih ke pemakaian listrik pintar (prabayar) agar menghindari adanya tunggakan listrik. Karena system kerja listrik prabayar adalah apabila warga ingin menggunakan listrik, kita harus membayar terlebih dahulu, sehingga tidak ada kemungkinan untuk warga menunggak tagihan listrik, karena jika warga tersebut belum membeli token 54 Wawancara dengan Yuwanita pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 12.00 WIB 55 Wawancara dengan Purwanto pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 11.00 WIB
95
listrik prabayar, berarti warga tersebut belum bisa menggunakan fasilitas listrik.(pak oka) Serta tujuan yang terakhir menurut data dokumentasi PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang adalah terbentuknya lingkungan yang bersih, indah dan rapi. Melihat hasil wawancara dari ke-3 informan selaku pelaksana program Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku pada tahun 2007 dan melihat dari data dokumentasi milik PLN mengenai program tersebut, peneliti menemukan terdapat perbedaan persepsi dari pandangan pelaksana dengan data dokumentasi PLN. Pada poin tujuan dalam dokumentasi rancangan awal program Program CSR Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku 2012 menyebutkan “Mendorong pemakaian listrik Pintar (Prabayar)” tetapi pandangan pelaksana tidak mengarah pada tujuan tersebut, tetapi menyatakan bahwa program sahabat PLN ini bertujuan untuk “Memberikan kesempatan bagi pegawai muda Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang untuk berinteraksi kepada masyarakat sekitar serta Mensosialisasikan program PLN dan melancarkan urusan pembayaran tagihan”.
96
Tabel 4.2 Tujuan Program CSR Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku 2012 Rancangan (Data Dokumentasi)
Pandangan Pelaksana Sahabat PLN
Sahabat PLN 2012
2012
Tujuan 1. Tidak
Tujuan ada
cantolan
liar
untuk 1. Terciptanya lingkungan binaan yang
keperluan apapun seperti fasilitas sosial,
fasilitas
umum,
asri, rapi, bersih dan tertib listrik
maupun 2. Memberikan
penerangan jalan.
pegawai
muda
2. Tidak ada tunggakan rekening listrik
Raya
3. Mendorong pemakaian listrik Pintar
berinteraksi
(Prabayar) 4. Terbentuknya
dan
kesempatan
bagi
Distribusi
Jakarta
Tangerang
untuk
kepada
masyarakat
sekitar lingkungan
yang 3. Mensosialisasikan program PLN dan
bersih, indah dan rapi
melancarkan
urusan
pembayaran
tagihan
4.2.1.3 Rancangan Kegiatan Program Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku Tahun 2012 Suatu program yang telah dibuat, tentu ingin berjalan dengan lancar dan sesuai rencana. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu rancangan kegiatan atau to do list sebagai acuan apa saja yang perlu dilakukan saat pelaksanaan program. Dengan melaksanakan kegiatan 97
sesuai dengan rencana awal, besar kemungkinan semua tujuan dari program tersebut akan lebih mudah tercapai. Dalam hal ini, dalam program Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku tahun 2012 juga memiliki rancangan kegiatan seperti yang dituangkan dalam data dokumentasi PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. Poin pertama yang menjadi rancangan kegiatan program Sahabat PLN tahun 2012 adalah membentuk 1 (satu) lingkungan binaan. Mekanismenya seperti ini, PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang memiliki 23 unit Area yang tesebar diseluruh Jakarta dan Tangerang. Masing-masing unit Area menentukan dan membentuk 1 lingkungan binaan dengan kriteria di lingkungan tersebut minimal terdapat 100 kepala keluarga atau pelanggan PLN yang dimana llingkungan binaan yang telah dipilih tersebut sangat tinggi pencurian listrik dan tinggi akan tunggakan rekening listrik Dari hasil wawancara dengan informan ke-2, didapat pernyataan bahwa program Sahabat PLN memiliki rancangan kegiatan berupa membentuk satu area binaan : “untuk itu, para pegawai muda itu diberikan tugas untuk membentuk satu area binaan. Area binaan itu harus memenuhi kriteria rapih, bersih, indah dan tentunya tertib lisrik.” 56 56 Wawancara dengan Mochammad Rodjulun Qohar pada Tanggal 11 Maret 2015 pukul 10.00 WIB
98
Informan ke-3 juga mengatakan hal yang serupa mengenai rancangan kegiatan program Sahabat PLN tahun 2012 ini, yaitu Area membentuk 1 lingkungan binaan : “rancangannya itu dari KD, CSR itu kan wajib ya. Nah salah satunya itu program ini. Akhirnya KD menginstruksikan area-area dibawahnya untuk menentukan 1 lingkungan di areanya itu. Disitu ketentuannya itu boleh berapa RT tapi minimal 100 KK. Karena waktu itu kebetulan saya kerjasamanya sama bidang niaga, karena kan dia yang tau tunggakanannya, tertib pemakaian PJU, bersih dan tertib. Sebenernya temen-temen niaga yang cari waktu itu, jadi kalo itu kan tujuannya manajemn KD itu mintanya pegawai muda yang jalan, kita akhirnya dapet yang batuampar itu. Kebetulan temen-temen di niaga, karena mereka yang lebih cenderung ke pelanggan, nah mereka mantau dari sisi piutangnya itu, nah di sini tuh kecil, nah makanya dipilih.” 57 Menambahkan pendapat informan ke-3 yang mencari lingkungan binaan berdasarkan kerapihan lingkungan, informan ke-1 juga mengatakan hal yang sama. Bahwa dalam menentukan lingkungan binaan, pihak PLN Area Kramat Jati mencari lingkungan binaan yang memang dasarnya sudah rapi : “iya, kita kordinasi dulu dengan kelurahan. Keluahan menyarankan karena kan mereka juga punya kan perlombaan lingkungan, yang seperti itu yang kita cari. Dari mulai kebersihannya, penghijauannya, penataannya.” 58
57 Wawancara dengan Yuwanita pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 12.00 WIB 58 Wawancara dengan Purwanto pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 11.00 WIB
99
Dari hasil wawancara dengan informan ke-1 dan ke-3 peneliti menemukan perbedaan persepsi dari pihak PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dengan pihak PLN Area Kramat Jati. Dari pihak PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, informan ke-2 mengatakan bahwa pemilihan lingkungan binaan berdasarkan yang memenuhi kriteria berupa banyaknya pelanggaran listrik yang juga diperkuat dengan data dokumentasi. Tetapi dari pihak Area Kramat Jati, informan ke-1 dan Ke-3 dalam menentukan lingkungan binaan tidak mengacu pada kriteria yang telah dibuat oleh PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. Perbedaan persepsi ini, bisa menyebabkan tidak tercapainya tujuan awal dari program Sahabat PLN ini. Informan ke-2 mengatakan untuk menyamakan persepsi antara pihak PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dengan pihak Unit Area, telah dilakukan suatu workshop dengan tujuan persamaan persepsi antara pihak PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dengan pihak Unit Area : “workshop itu adalah persamaan persepsi tentang kegiatan program CSR ini, karena tidak semua pegawai area mengetahui tujuan dan maksud program ini, dan tata cara kerjanya mungkin belum tau makanya kita samakan persepsinya.” 59
59 Wawancara dengan Mochammad Rodjulun Qohar pada Tanggal 11 Maret 2015 pukul 10.00 WIB
100
Walaupun sudah dilaksanakan workshop untuk menyamakan persepsi dari kedua pihak, namun kenyataannya dalam lapangan tetap saja berbeda dengan apa yang sudah direncanakan. Peneliti juga menemukan jawaban yang berbeda dari informan ke-1 dengan informan ke-3 pada pernyataan mengenai siapa yang mencari lingkungan binaan. Walaupun informan ke-1 dan informan ke-3 sama-sama berasal dari PLN Area Kramat Jati, tapi masing-masing mengatakan hal yang berbeda, yaitu informan ke-1 mengatakan bahwa untuk menentukan lingkungan binaan, PLN berkordinasi dengan kelurahan untuk mencari tau di mana lingkungan yang memang dasarnya sudah rapih dan sering memenangkan perlombaan kategori lingkungan. Sedangkan informan ke-3 menyebutkan, bahwa dalam menentukan lingkungan binaan, informan ke-3 bekerja sama dengan bidang
niaga
untuk
mengecek
sisi
piutang
masing-masing
lingkungan, dan dipilihlah wilayah Batuampar untuk dijadikan lingkungan binaan dengan alasan jumlah piutang yang lebih kecil dari lingkungan lain. Poin kedua rancangan kegiatan program Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku tahun 2012 menurut data dokumentasi PLN adalah melakukan wawancara dengan ketua RT/RW/Lurah mengenai pemahaman listrik di wilayahnya.
101
Informan ke-2 mengatakan, bahwa pihak Humas PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang melakukan wawancara kepada RT/RW di lingkungan yang telah ditunjuk oleh unit area mengenai kelistrikkan, jadi tujuan dari pihak humas PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang melakukan wawancara adalah untuk mengecek apakah lingkungan yang sudah ditunjuk oleh unit area adalah lingkungan yang tepat untuk dijadikan lingkungan binaan yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan : “kalo pertama unit menentukan, lalu kita melakukan wawancara ke RT. Unit itu menentukannya karena kriterianya harus banyak cantolan, harus banyak tunggakan yang tau datadata itu orang unit. Setelah unit menetapkan lingkungan baru tim humasnya melakukan waawncara RT RW sebagai minta izin lakukan kegiatan. Setelah itu pegawai muda PLN melakukan kegiatan memantau cantolan-cantolan listrik untuk data awal bahwa benar di sana ada cantolan-cantolan listrik yang liar, dengan data foto-foto itu adalah untuk mendukung bahwa lokasi itu adalah tepat untuk dilakukan kegiatan CSR.” 60 Dari pernyataan informan ke-2 tadi, peneliti menemukan adanya kejanggalan pada pelaksanaan program Sahabat PLN tahun 2012. Dari pernyataan sebelumnya yang dikatakan informan ke-1 dan ke-3 yang mengatakan bahwa unit Area Kramat Jati menentukan lingkungan binaan yang awalnya sudah rapi dan tertib listrik. Dari segi data dokumentasi dan diperkuat dengan pendapat informan ke-2 60 Wawancara dengan Mochammad Rodjulun Qohar pada Tanggal 11 Maret 2015 pukul 11.00 WIB
102
yang mengatakan bahwa setelah unit menentukan lingkungan binaan akan dikroscek kembali oleh tim humas PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang apakah memang lingkungan yang dipilih oleh Unit adalah layak atau tidak untuk dilaksanakan kegiatan CSR berdasarkan kriteria lingkungan yang banyak pelanggaran listrik. Namun pada kenyataannya, unit memilih lingkungan binaan yang sudah rapi dan kemudian di cek oleh tim Humas PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang mengenai kelayakannya untuk dijadikan lingkungan binaan, menunjukkan bahwa tim Humas membiarkan wilayah Batuampar yang pada dasarnya lingkungan tersebut sudah rapi dan tertib listrik untuk dijadikan lingkungan binaan yang tujuan awalnya adalah merapihkan lingkungan binaan yang semrawut menjadi rapi. Berarti dapat dikatakan, belum adanya persamaan persepsi dari pihak PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dengan pihak unit Area Kramat Jati. Poin ketiga mengenai rancangan kegiatan program Sahabat PLN ini adalah melakukan kegiatan-kegiatan bersama warga seperti senam pagi, lomba nyanyi lagu jingle bell, lomba masak dan gotong royong kebersihan lingkungan. Informan ke-2 mengatakan bahwa untuk mendukung berlangsungnya acara, PLN memberikan bantuanbantuan yang berhubungan dengan lingkungan :
103
“untuk kerapihan, kita berikan kita bantu dengan peralatan kebersihan juga untuk keindahan kita berikan dengan bantuan tanaman-tanaman ringan.” 61 Poin keempat rancangan kegiatan program Sahabat PLN tahun 2012 ini adalah memberikan sosialisasi tertib listrik dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan pemberian door price. Informan
ke-2
mengatakan
bahwa
pegawai
muda
memberikan sosialisasi mengenai kelistrikkan : “dan untuk tertib listrik mereka harus wajib untuk memberikan sosialisasi-sosialisasi kepada masyarakat bagaimana tentang gardu-gardu yang baik, bagaimana tentang cara penggunaan listrik yang baik dan bagaimana mereka membayar listrik yang tepat waktu. Untuk itu para pegawai PLN muda itu, Sahabat PLN ini, setiap periode turun ke lapangan mereka memberikan sosialisasi dan memberikan arahan bagaimana menggunakan listrik yang baik dan sekaligus menyerap aspirasi dari masyarakat bawah.” 62 Informan ke-1 juga mengatakan hal yang sama bahwa di lingkungan
binaan,
dilaksanakan
sosialisasi
sekaligus
temu
pelanggan : “..berarti kan kita hanya tinggal berkordinasi dengan juga kita mengadakan sosialisasi, temu pelanggan.” 63 Informan ke-3 juga mengatakan hal yang senada yaitu melakukan sosialisasi di lingkungan binaan : 61 Wawancara dengan Mochammad Rodjulun Qohar pada Tanggal 11 Maret 2015 pukul 10.00 WIB 62 Wawancara dengan Mochammad Rodjulun Qohar pada Tanggal 11 Maret 2015 pukul 10.00 WIB 63 Wawancara dengan Purwanto pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 11.00 WIB
104
“iya, temu pelanggan domainnya di bidang niaga. kita punya usul, kan kita punya kampung binaan, yang kita pantau selama setahun, ga ada salahnya juga kita ngadain temu pelanggan di situ juga.” 64 Dari hasil wawancara dengan informan ke-3, peneliti menemukan bahwa di wilayah Batuampar dilakukan sosialisasi atau temu pelanggan bukanlah semata karena dari rancangan kegiatan yang sudah diberikan oleh pihak PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, tapi pelaksanaan sosialisasi ini berdasarkan ide dari pegawai muda untuk melakukan sosialisasi di lingkungan binaan mereka. Poin kelima, pegawai-pegawai muda PLN melaksanakan survey lokasi lingkungan binaan bersama warga untuk memantau cantolan-cantolan listrik dan memberikan sosialisasi untuk tertib listrik dengan solusi yang terbaik. Poin keenam, mengatakan bahwa dilakukan penilaian 23 lingkungan binaan yang telah ditertibkan, tidak ada tunggakan dan dirapihkan lingkungannya. Informan ke-2 mengatakan bahwa masing-masing lingkungan binaan diberi penilaian untuk mendapatkan lingkungan terbaik dari ke-23 lingkungan binaan yang sudah ditunjuk oleh unit : “kriterianya itu tunggakannya nol, cantolan listriknya sudah tidak ada, yang tadinya kotor jadi bersih, itu dasarnya.” 65 64 Wawancara dengan Yuwanita pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 12.00 WIB 65 Wawancara dengan Mochammad Rodjulun Qohar pada Tanggal 11 Maret 2015 pukul 10.00 WIB
105
Sama dengan informan ke-2, informan ke-3 mengatakan bahwa masing-masing lingkungan binaan area, diperlombakan untuk mendapatkan juara : “selama setahunan, dan kebetulan mau HLN jadi langsung ada penilaian karena tujuannya sekalian dilombakan, perbulan kita kasih progressnya ke KD, dari tunggakan, apa yang kita kasih, dananya.” 66 Poin ke-tujuh, memberikan hadiah pemenang lingkungan binaan pada hari listrik nasional, 27 Oktober. Hasil data wawancara mendalam dengan pelaksana Program CSR Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku 2012 menunjukkan bahwa setiap pribadi mempunyai pendapatnya masingmasing namun tetap mempunyai benang merah yang cukup jelas, antara yang tertulis dalam data dokumentasi dan dengan pandangan pelaksana program Sahabat PLN. Namun, dari hasil wawancara dari pihak KD dan dari pihak Area Kramat Jati terdapat perbedaan persepsi dalam menentukan kriteria lingkungan binaan. Pihak KD membuat kriteria untuk penentuan lingkungan binaan adalah lingkungan yang semrawut yang banyak kecurangan dalam hal kelistrikkan terutama, dengan tujuan program ini bisa merubah lingkungan yang tadinya semrawut menjadi tertib listrik, seperti pernyataan informan ke-2 dari pihak PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang seperti berikut : 66 Wawancara dengan Yuwanita pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 12.00 WIB
106
“kriterianya itu tunggakannya nol, cantolan listriknya sudah tidak ada, yang tadinya kotor jadi bersih, itu dasarnya untuk penilaian”. 67 Tetapi dari pihak Area Kramat Jati, mempunyai anggapan, bahwa dalam penentuan lingkungan binaan tidak ada kriteria khusus yang ditentukan oleh KD, seperti yang telah disampaikan oleh informan ke-3 : “sebenernya dari KD itu ga ada kriteria harus rapi atau dipertahankan. Tapi ketika realitanya di area terutama di kramat jati kebetulan dapet yang udah rapi, makanya tinggal kita poles lagi”. 68 Dari perbedaan pernyataan tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa belum adanya penyamaan persepsi antara pihak KD dan dengan Area Kramat Jati. Sebelumnya, dari hasil wawancara mendalam dengan informan ke-2 mengatakan bahwa anggaran program ini salah satunya dialokasikan untuk melakukan workshop pegawai muda PLN yang tujuannya adalah untuk menyamakan persepsi antara PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dengan PLN Area Kramat Jati. Namun, pada kenyataannya tujuan pengadaan workshop itu belum tercapai, karena pada saat pelaksanaannya masih terdapat perbedaan persepsi dalam penentuan kriteria lingkungan binaan.
67 Wawancara dengan Mochammad Rodjulun Qohar pada Tanggal 11 Maret 2015 pukul 10.00 WIB 68 Wawancara dengan Yuwanita pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 12.00 WIB
107
Tabel 4.3 Rancangan Kegiatan Program CSR Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku 2012 Rancangan (Data Dokumentasi)
Pandangan Pelaksana Sahabat PLN
Sahabat PLN 2012
2012
Rancangan Kegiatan
Rancangan Kegiatan
1. PT PLN (Persero) Disjaya
1.Membentuk satu area binaan
mempunyai 23 Unit Area,
2.Memberikan bantuan-bantuan yang berhubungan dengan lingkungan
setiap Unit menentukan dan membentuk 1 (satu)
3.Memberikan
lingkungan binaan (minimal ada 100 Kepala Keluarga /
4.Melakukan lingkungan
lingkungan binaan yang dipilih
mendapatkan
sangat tinggi pencurian listrik,
terbaik 5.Berkordinasi
penilaian
pada
binaan
untuk
lingkungan
binaan
dengan
kelurahan
setempat untuk mencari lingkungan
2. Melakukan wawancara Ketua RT/RW/Lurah mengenai
yang sudah rapi dan bersih
pemahaman tertib listrik
6.Menjalin
diwilayahnya.
komunikasi
dengan
lingkungan sekitar
3. Melakukan kegiatan-kegiatan
7.Pemberian hadiah pemenang saat
bersama warga seperti senam
hari listrik nasional 27 Oktober
108
mengenai
kelistrikkan
pelanggan PLN), dimana
tunggakan rekening listrik
sosialisasi
pagi, lomba nyanyi lagu jingle bell, lomba masak dan gotong royong kebersihan lingkungan. Dan memberikan hadiah2 untuk pemenangnya. 4. Memberikan sosialisasi Tertib Listrik dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan pemberian door price. 5. Pegawai-pegawai muda PLN melaksanakan survey lokasi lingkungan binaan bersama warga untuk memantau cantolan-cantolan listrik dan memberikan sosialisasi untuk tertib listrik dengan solusi yang terbaik. 6. Penilaian 23 lingkungan binaan yang telah ditertibkan, tidakada tunggakan dan dirapihkan lingkungannya. 7. Memberikan hadiah pemenang lingkungan binaan pada hari listrik nasional, 27 Oktober.
109
4.2.2 Ketercapaian
Program
CSR
“Sahabat
Kampungku,
Tertibnya
Listrikku”
pada
PLN Proses
Indahnya Output
Kegiatan Pengertian tahapan output dalam pengukuran komunikasi menurut Dodi M. Gozali dalam bukunya Communication Measurement, adalah “materi-materi fisik dan kegiatan-kegiatan yang diproduksi (misalnya publisitas media, event, publikasi, intranet dan sebagainya), serta untuk menghasilkannya (tulisan, rancangan, dan sebagainya).69 Selesai pada program tahap input, maka masuklah pada tahap pelaksanaan program itu sendiri. Dalam tahap ini proses evaluasi tentu harus dilakukan, yakni mengevaluasi jalannya program itu sendiri, atau biasa disebut dengan tahap evaluasi output. Evaluasi tahap output ini merupakan fase evaluasi semua hal yang menyangkut tahap pelaksanaan program. Seperti yang tertera dalam Lingking a Public Relations Planning Model with an Evaluation Model, bahwa dalam mengevaluasi sebuah kegiatan ataupun program PR prosesnya harus dilakukan secara menyeluruh dan saling berkaitan antara proses evaluasi yang dilakukan. Dalam hal ini evaluasi tahap input, output, dan outcome-nya. Dalam tahap output peneliti mengevaluasi efektifitas semua datadata yang menyangkut pada tahap pelaksanaan program. Yang termasuk tahap pelaksanaan program tersebut dimulai ketika program sudah mulai 69 Dodi M. Gozali. 2005. Communication Measurement. Bandung. Simbiosa Rekatama Media.: 27
110
dipublikasikan baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada target audience sampai program tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu dalam mengevaluasi tahap output ini, tidak menutup kemungkinan pembahasannya dikaitkan baik pada proses, maupun temuan yang ada dalam evaluasi tahap input. Karena pada dasarnya evaluasi tahap output ini merupakan kelanjutan dari evaluasi tahap input yang sebelumnya telah dilakukan. Maka proses evaluasi output ini akan dikelompokkan berdasarkan materi yang dievaluasi, yaitu Pelaksanaan program di lapangan. 4.2.2.1 Pelaksanaan
Program
Sahabat
PLN
Indahnya
Kampungku, Tertibnya Listrikku Tahun 2012 Program Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku merupakan program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang yang dilaksanakan tahun 2012. Program ini serentak dilaksanakan di 23 Kampung Binaan yang sebelumnya telah ditentukan oleh ke 23 unit Area Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. Peneliti,
meneliti
program
Sahabat
PLN
Indahnya
Kampungku, Tertibnya Listrikku di lingkungan binaan Area Kramat Jati, tepatnya di Jalan Batukramat II RT 10 dan RT 17 RW 05, yang merupakan publik utama dari program Sahabat PLN di lingkungan binaan Area Kramat Jati.
111
Mekanisme
dari
Program
Sahabat
PLN
Indahnya
Kampungku Tertibnya Listtrikku pada tahun 2007 adalah Kantor Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang yang berlokasi di Gambir menunjuk ke 23 unit Area Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang untuk memilih 1 lingkungan binaan dengan kriteria lingkungan yang ditunjuk haruslah memiliki minimal 100 kepala keluarga dengan keadaan lingkungan yang kurang rapi baik dari segi lingkungannya, maupun belum rapi dari segi kelistrikkannya. 70 Dari ke 23 unit Area, salah satunya Area Kramat Jati memilih lingkungan binaan di Jalan Batukramat II RT 10 dan 17 RW 05 seperti yang telah disebutkan di atas, dengan alasan lingkungan tersebut memiliki sisi piutang yang kecil setelah ditinjau oleh bidang niaga Area Kramat Jati, serta lingkungan tersebut merupakan lingkungan yang sudah asri dengan banyaknya tanaman-tanaman yang tersebar di lingkungan tersebut, dan lingkungan tersebut memiliki kebun warga yang ditanami oleh tanaman-tanaman produktif dan juga terdapat kolam penangkaran lele. 71 Peneliti melihat, bahwa Area Kramat Jati kurang tepat dalam pemilihan lingkungan untuk dijadikan sebagai lingkungan binaan. Karena tujuan dari program ini adalah membuat lingkungan yang awalnya semrawut baik dari lingkungan maupun kelistrikkannya 70 Wawancara dengan Mochmmad Rodjulun Qohar pada Tanggal 11 Maret 2015 pukul 10.00 WIB 71 Wawancara dengan Yuwanita pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 12.00 WIB
112
menjadi lingkungan yang bebas dari tunggakan listrik, cantolan liar dan menjadi lingkungan yang rapi, asri dan bersih. 72 Gambar 4.2 Foto Kebun Milik PKK RW 05
Sumber : Dokumentasi Humas PT PLN (Persero) Foto diatas menggambarkan bahwa kebun yang berada di lingkungan tersebut merupakan kebun milik warga RW 05 dan atas dasar inisiatif warga RW 05 sendiri. Sebelum diadakannya Program Sahabat PLN tahun 2012, warga RW 05 sudah memiliki kebun warga sendiri. Informan ke-3 juga menilai, sesungguhnya memilih wilayah Batukramat II menjadi lingkungan binaan Sahabat PLN adalah kurang tepat dan disangsikan oleh unit area lain, terlebih lingkungan binaan Area Kramat Jati pun berhasil menjuarai juara 1 dari ke-23 lingkungan binaan lainnya. Karena memang pada dasarnya, 72 Wawancara dengan Mochmmad Rodjulun Qohar pada Tanggal 11 Maret 2015 pukul 10.00 WIB
113
lingkungan Batukramat II sudah asri dan rapi, sedangkan di area lain memilih dari yang awalnya lingkungannya semrawut dan berhasil unit area ubah menjadi lebih baik dari sebelumnya : “Alhamdulillah lingkungan kita dapet juara 1, nah komentarnya itu katanya kan emang dasarnya udah bagus lingkungannya, harusnya sih yang dinilai yang tunggakanannya besar jadi kecil. Sebenernya dari KD itu ga ada kriteria harus rapi atau dipertahankan, tapi ketika realitanya di area terutama di Kramat Jati kebetulan daper yang udah rapi makanya tinggal kita poles lagi, kalo Area Bintaro dari lumayan jadi tertib.” 73 Komentar serupa juga datang dari informan pendukung 1 yang merupakan ketua LMK RW 05. Informan pendukung 1 mengungkapkan perasaan senangnya telah dibantu oleh pihak PLN, tetapi beliau menginginkan program yang disampaikan oleh PLN bisa berlangsung merata dan dirasakan oleh seluruh warga RW 05 bukan hanya pada RT RT tertentu. Masih banyak RT lain yang terlihat lebih membutuhkan bantuan dari PLN : “sebetulnya ingin berlanjut saya, kelanjutannya apa CSR PLN itu di wilaya kita, kan baru 2 RT yang kena, dulu bisa dibilang dari masih belum rapi belum ada pot kaya sekarang, dan RT RT lain belum, kaya RT 1, 2, 3 itu kan padet di kampung, terus kelasnya ekonomi ke bawah, beda sama yang di sini. Harusnya sih PLN megang 1 RW yaitu RW 05.” 74 Dari hasil wawancara kelompok dengan ibu-ibu PKK Anyelir RW 05 terutama yang bertempat tinggal di RT 10 dan RT 17 pun 73 Wawancara dengan Yuwanita pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 12.00 WIB 74 Wawancara dengan Supardi pada Tanggal 22 Maret 2015 pukul 11.00 WIB
114
turut memberikan pernyataan, bahwa memang sebelum PLN datang dengan program Sahabat PLN ke wilayah mereka, di Jalan Batukramat II khususnya RT 10 dan RT 17 memang sudah rapi dan tidak pernah ada yang telat pembayaran rekening listrik maupun mencuri listrik. Gambar 4.3 Foto Tim sedang melakukan penilaian
Sumber : Dokumentasi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Foto diatas menggambarkan suasana tim Humas disjaya sedang melakukan penilaian lingkungan binaan Area Kramat Jati. Setelah terpilihnya lingkungan mana yang akan dijadikan menjadi lingkungan binaan Area, selama setahun lingkungan tersebut dipantau dari segi kebersihan dan kerapihan kelistrikkannya. Dari hasil penilaian selama setahun tersebut, setiap bulannya
115
progress dari lingkungan binaan tersebut disampaikan ke Kantor Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang ; “kita disuruh lebih ke komunikasi lingkungan sekitar, dikasihlah bentuknya dalam program CSR kita kasih tempat sampah dll kalo ga salah. Selama setahunan dan kebetulan pas mau menang, mau HLN jadi langsung ada penilaian karena tujuannya sekalian dilombakan, perbulan kita kasih progressnya ke KD, dari tunggakan, apa yang kita kasih, dananya.” 75 Untuk
mendukung
tujuan
program
yaitu
terciptanya
lingkungan yang rapi, bersih dan asri PLN memberikan bantuan berupa tempat sampah, pot beserta tanaman-tanamannya, gerobak sampah. Selain pemberian alat-alat kebersihan, di lingkungan area Kramat Jati pun turut memberikan bantuan berupa pengecatan tiang listrik sesuai permintaan dari warga setempat. 76 Gambar 4.4 Foto pemberian bantuan oleh Asman Kramat Jati
Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
75 Wawancara dengan Yuwanita pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 12.00 WIB 76 Wawancara dengan Supardi pada Tanggal 22 Maret 2015 pukul 11.00 WIB
116
Foto diatas adalah saat assistant manager Area Kramat Jati, memberikan simbolik bantuan CSR berupa alat-alat kebersihan dan tanaman-tanaman. Pelaksanaan Program Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku tahun 2012 di Area Kramat Jati berlangsung baik dan lancar. Seperti yang dikatakan oleh informan ke-2 : “tingkat keberhasilannya ya 100% karena tunggakannya nol, cantolannya nol. Hampir 98% udah ngga ada tunggakan. Cuma ada beberapa yang masih ada tunggakan, mungkin karena rumahnya kosong.” 77 Informan ke-1 pun turut mengiyakan pendapat informan ke-2 jika pelaksanaan program Sahabat PLN di Area Kramat Jati berhasil dan berlangsung baik dan lancar : “…itu berjalan dengan baik, apalagi kalo ngga salah mereka juga sudah muali berkembang dengan kaya bank sampah dan terus berkembang melengkapi mengenai kebutuhan lingkungannya. ….kayaknya untuk pelanggaran kayaknya udah ngga ada sih, karena bener-bener sudah mapan dan dipantau ya.” 78
77 Wawancara dengan Mochammad Rodjulun Qohar pada Tanggal 11 Maret 2015 pukul 10.00 WIB 78 Wawancara dengan Purwanto pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 11.00 WIB
117
Gambar 4.5 : Foto saat diadakan temu pelanggan di rumah warga
Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Foto diatas, diambil saat diadakan temu pelanggan di salah satu rumah warga. Di sana terlihat, antusiasme warga yang hadir untuk mengikuti temu pelanggan yang diadakan oleh PLN. Hal serupa turut disampaikan oleh informan ke-3, bahwa pelaksanaan Program CSR Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku tahun 2012 berhasil, karena informasi warga mengenai PLN telah bertambah serta dilihat dari antusiasme warga yang sangat mendukung Program CSR Sahabat PLN tersebut : “mereka ngedukung banget, karena kebetulan lingkungan mereka pernah dapet adipura, dari Bank Mandiri juga di situ udah pernah, pas kita dapet lingkungan situ, jadi kayaknya mereka udah biasa dan antusias. …keberhasilannya 85%, untuk 15% sisanya kan kita walau tetep komunikasi setahun itu kesininya kita gatau tapi untuk lingkungan tetep kejaga.” 79 79 Wawancara dengan Yuwanita pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 12.00 WIB
118
Informan pendukung 1, turut memberikan pendapat mengenai pelaksanaan program Sahabat PLN tahun 2012 yang berlangsung di wilayahnya. Beliau mengatakan, bahwa senang dan puas karena merasa aspirasinya mengenai kelistrikkan bisa tersalurkan dengan adanya program Sahabat PLN ini. Selain aspirasinya tersampaikan dengan adanya program ini, Informan
pendukung
1
juga
senang
bahwa
lingkungannya
mendapatkan bantuan alat kebersihan untuk menunjang kerapihan dan keasrian lingkungannya, beliau merasa dibantu dengan adanya program Sahabat PLN untuk proses pemasangan listrik di poskamling lingkungannya. beliau juga menginginkan, bahwa program seperti ini bisa berkelanjutan dilaksanakan di wilayahnya. “kalo intinya warga tidak semuanya tau, jadi cuman kalo kita pengurus, program PLN ini tuh sebenernya gini, kita merasa dibantu, warga ya bahkan saya dibantu pemasangan instalasi listrik di poskamling, nah itu saya juga dikasih bukan hadiah ya, jadi kita pasang ya kita masang untuk kita sendiri, nah diantaranya itu…. Hmmm gimana ya? Kita emang warganya seneng ngumpul, saya jadi RT jujur aja semua terserah ibu-ibu. Untuk puas sih sebetulnya ingin berlanjut saya.” 80
80 Wawancara dengan Supardi pada Tanggal 22 Maret 2015 pukul 11.00 WIB
119
Gambar 4.6 : Bantuan alat kebersihan dari PLN untuk warga
Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
Informan pendukung ke-2 pun juga memberikan pernyataan yang senada, mengatakan bahwa program Sahabat PLN telah berhasil dilaksanakan terutama untuk membuat warga di lingkungan binaan beralih menggunakan listrik prabayar. Beliau mengatakan program Sahabat PLN ini sangat bagus karena membuat PLN menjadi lebih dekat dengan warga disekitarnya dan warga jadi lebih mengenal bagaimana PLN sebenarnya. Informan pendukung ke-2 mengatakan, meskipun program Sahabat PLN di lingkungannya berjalan dengan bagus dan berhasil, namun tidak semua aspirasinya dapat tersampaikan. Hal ini
120
dikarenakan program Sahabat PLN tidak dilaksanakan secara berkelanjutan : “saya sebagai warga sangat bagus, jadi PLN jadi mendekat pada warga. Jadi warga jadi ngerti apa sih program-program PLN itu sendiri, untuk itu warga antusias juga. Jadi PLN juga ngejelasin kalo ada ini itu kita harus kemana sama PLN. …berhasil menurut saya, termasuk yang peralihan ke listrik prabayar ya berhasil lah. …. Aspirasinya belum tersampaikan, ya karena belum ada pertemuan lagi.” 81 Peneliti, juga melakukan wawancara kelompok di wilayah lingkungan binaan tersebut, untuk mendapatkan pendapat serta pernyataan mengenai pelaksanaan Program Sahabat PLN tahun 2012. Peneliti mendapatkan jawaban berupa pelaksanaan program Sahabat PLN di lingkungan tersebut sangatlah menarik, walaupun tidak semua warga merasa senang dengan keberadaan program Sahabat PLN ini dilingkungannya. 82 Peneliti juga menerima pernyataan bahwa program Sahabat PLN berlangsung dengan berhasil serta aspirasi warga pun tersalurkan melalui temu pelanggan yang diadakan di rumah informan ke-1. Aspirasi warga sedikit demi sedikit terjawabkan walaupun realisasi dari pertanyaan tersebut tergolong berlangsung lambat.
81 Wawancara dengan Haryono pada Tanggal 22 Maret 2015 pukul 12.00 WIB 82 Hasil wawancara kelompok dengan Ibu-Ibu PKK Anyelir RW 05
121
Gambar 4.7 : Salah satu warga mengajukan pertanyaan
Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
Namun, informan pendukung ke-3 tidak sependapat dengan informan pendukung ke-1 dan pendukung ke-2. Beliau mengatakan, bahwa ia tidak bisa merasakan efek serta manfaat dari program Sahabat PLN ini. Beliau merasa tidak dilibatkan dan merasa tidak tau menau mengenai program Sahabat PLN ini : “RT 17 yang diikutkan bapak-bapak aja, saya ga tau apa-apa, hanya foto kebon aja tapi ga dikasih tau, kita ga dilibatkan kita ngga ngerti. Cuma di foto-foto aja kebonnya, saya taunya yang tahun 2014, kalo 2012 ga tau sama sekali, suruh dating aja tapi kita gatau. 2012 ga kerasa, kami gatau. Pada tahun 2012 saya ga tau ada temu pelanggan, kalo 2014 iya emang ada, kalo 2012 ga ada yang diundang pas temu pelanggan. Hanya diundang, tapi banyak ga datang dan ga dilibatkan. Kebanyakan bapak-bapak tapi hanya segelintir. Saya ga tau kalo ada sumbangan pot dll, tapi pernah liat ada tempat sampah, efeknya ga kerasa kurang sosialisasi. Tapi saya tau sih kita juara lomba lingkungan, tapi taunya pas tahun 2014
122
bukan 2012. Saya ga tau dapet 25 juta, hanya Pak Pardi yang tau. Tapi katanya sih dibeliin organ sih, tapi ga tau juga. Kalo yang 2014 lengkap filenya. Bapak-bapak juga tau capeknya aja, padahal kebon juga inisiatif warga, bukan PLN atau Pak Pardi, 2012 ga terbuka kaya 2014.” 83 Peneliti melihat, bahwa di sini PLN belum maksimal dalam melakukan sosialisasi perihal program yang dimilikinya, sehingga masih ada warga yang tidak merasakan manfaatnya, bahkan tidak tau menau mengenai program Sahabat PLN di lingkungannya. Dalam setiap pelaksanaan program, pasti ditemukan adanya suatu kendala atau hambatan yang berarti, baik itu hambatan kecil yang tidak terlalu berpengaruh, maupun kendala yang bisa menghambat kinerja suatu program. Dalam hal ini, informan ke-2 mengatakan tidak adanya hambatan yang berarti karena pada dasarnya warga senang dibantu : “untuk saat ini, hambatannya sih belum ada. Karena mayoritas lingkungan seneng dibantu PLN, dari sisi keasrian lingkungan, walaupun PLN itu intinya mau merapihkan listrik. Jadi kita kasih hadiah pot, gerobak, mereka seneng-seneng aja, karena diberi sesuatu ya seneng-seneng aja.” 84 Informan
ke-3
menambahkan
mengenai
hambatan-
hambatannya saat turun ke lapangan melaksanakan program Sahabat PLN di lingkungan binaan. Beliau mengatakan kendala yang berarti 83 Wawancara dengan Yuli Purwadi pada Tanggal 7 April 2015 pukul 10.00 WIB 84 Wawancara dengan Mochammad Rodjulun Qohar pada Tanggal 11 Maret 2015 pukul 10.00 WIB
123
saat pelaksanaan kurang tepat sasaran pemilihan lingkungan binaan, serta banyaknya barang-barang pemberian dari PLN yang hilang dan tidak terurus karena warga di lingkungan binaan tersebut, rata-rata adalah seorang pensiunan : “untuk kesulitannya, tiap sabtu ada kerja bakti, nah kemaren pas kita mau bagiin tanaman ga ada yang bantu, karena warga sana rata-rata pensiunan, jadi kalaupun kegiatan kerja bakti ya yang ringan-ringan aja, selain itu kesulitannya apa yang dikomunikasikan ke kita itu buat ngatur apa ya? Kaya menugaskan ke orang lain tuh ga ada, sebenernya pas dikasih tanaman itu ya sebenernya udah asri ya, jadi kayaknya kurang tepat sasaran, terus pas kita kesana kerua LMK nya ngeluh karena ngga ada yang ngurusnya, jadi banyak yang mati. Ada 100 pohon yang dikasih. Kesulitan mengatur penyebaran lokasinya juga, banyak yang ngambil juga kan, karena lokasinya dekat dengan perkampungan, tong sampahnya juga banyak yang ilang.” 85 Walaupun pendapat para informan pendukung berbeda-beda, tetapi semua informan pendukung mempunyai harapan yang sama mengenai pelaksanaan program Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku pada tahun 2012. Kesemua informan pendukung menginginkan keberlanjutan dari Program Sahabat PLN di wilayah mereka. Kesemua informan pendukung meinginkan semua warga RW 05 bisa merasakan manfaatnya, bukan hanya terpusat di salah satu RT.
85 Wawancara dengan Yuwanita pada Tanggal 24 Maret 2015 pukul 12.00 WIB
124
Hasil data wawancara mendalam dengan pelaksana Program CSR Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku 2012 dan dengan warga RT 10 dan 17, menunjukkan bahwa sebagian besar warga merasa puas dengan Program CSR Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku tahun 2012. Warga beranggapan bahwa pelaksanaan Program CSR Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku tahun 2012 telah berjalan dengan baik dan lancar, serta aspirasi warga sudah tersalurkan dan sedikit demi sedikit terjawab dan sudah mulai terlihat progresnya walaupun dalam kurun waktu yang bisa dibilang lambat. Meskipun begitu, masih ada aspirasi warga yang belum sempat tersalurkan karena tidak adanya keberlanjutan dari program ini, warga sama-sama menginginkan keberlanjutan dari program PLN. Bila dilihat secara mendalam, terdapat satu informan yang memiliki persepsi berbeda dengan informan lainnya, karena dirinya merasa tidak dilibatkan dan diikutsertakan dalam program tersebut dan mengatakan bahwa program itu kurang sosialisasi, dirinya tidak bisa merasakan manfaatnya yang signifikan, beliau baru menyadari bahwa ada Program CSR Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku, adalah saat Program CSR PLN Tahun 2014.
125
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Program CSR Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku tahun 2012 ini berjalan dengan baik sesuai dengan rancangan yang telah diformatkan dahulu. Namun ada beberapa kelemahan dan kendala yang ditemukan dalam
pelaksanaan
Program
CSR
Sahabat
PLN
Indahnya
Kampungku, Tertibnya Listrikku tahun 2012, yaitu tidak tepat sasarannya dalam pemilihan lingkungan binaan sehingga manfaat dari program ini kurang terasa bagi warga dan masih ada lingkungan yang lebih berhak dan pantas untuk menjadi lingkungan binaan, tidak adanya keberlanjutan program guna menjalin komunikasi dengan warga sekitar yang juga sesuai dengan tujuan awal program sehingga warga mengeluhkan kurangnya sarana untuk bisa menyalurkan aspirasi mereka karena jarangnya dilaksanakan program setipe maupun temu pelanggan, kurangnya sosialisasi terhadap warga mengenai program sehingga masih ada warga yang mengeluh dirinya tidak tahu menahu dan merasa tidak dilibatkan dalam program ini meskipun dirinya merupakan warga RT 17 yang merupakan sasaran utama dari program ini, serta yang terakhir kurangnya kordinasi baik dari PLN maupun dari warga dalam pembagian tugas sehingga banyak fasilitas-fasilitas yang diberikan (tanaman, tempat sampah dll) yang tidak terurus bahkan hilang.
126
Tabel 4.4 Perbandingan Pandangan PLN Disjaya dan Pandangan Warga Terhadap Pelaksanaan Program CSR Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku tahun 2012
Pandangan PLN Disjaya a. Pelaksanaan Sahabat
Program PLN
Pandangan Warga CSR Informan 1 (Pak Supardi)
Indahnya
a. Dengan adanya Program CSR Sahabat
Kampungku, Tertibnya Listrikku
PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya
2012 berhasil 100% bisa dilihat
Listrikku
dari antusiasme warga yang turut
tersalurkan terutama saat acara temu
serta
pelanggan yang dilaksanakan setelah
b. Program Program CSR Sahabat PLN
Indahnya
Kampungku,
Tertibnya Listrikku 2012, sudah
tahun
2012,
aspirasinya
program Program CSR Sahabat PLN Indahnya
Kampungku,
Tertibnya
Listrikku berlangsung
mewakili tujuan umum CSR PT b. Senang dengan Program CSR Sahabat PLN (Persero) Distribusi Jakarta
PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya
Raya dan Tangerang
Listrikku tahun 2012
c. Pelaksanaan Sahabat
Program PLN
CSR
Indahnya
c. Secara
merasa
puas
dengan Program CSR Sahabat PLN
Kampungku, Tertibnya Listrikku
Indahnya
2012, tidak ada hambatan yang
Listrikku tahun 2012, tetapi ingin
berarti
program
karena
pada
dasarnya
127
keseluruhan
Kampungku,
seperti
ini
Tertibnya
tidak
hanya
berhenti sampai di sini, tapi berlanjut
warga senang dibantu d. Pelaksanaan
Program
CSR
dengan program-program lainnya
Indahnya
d. Menilai bahwa Program CSR Sahabat
Kampungku, Tertibnya Listrikku
PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya
2012 berjalan dengan baik dan
Listrikku tahun 2012 ini kurang tepat
lancar,
sasaran, karena sebelum program ini
Sahabat
PLN
bahkan
sudah
tidak
dilaksanakan di lingkungan mereka,
terlihat pelanggaran listrik e. Pelaksanaan Sahabat
CSR
nyatanya di lingkungan tersebut sudah
Indahnya
asri, jadi tidak terlihat ada perubahan
Program PLN
Kampungku, Tertibnya Listrikku
yang signifikan
2012 berhasil karena informasi Informan 2 (Pak Haryono) warga mengenai PLN menjadi bertambah
PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya
f. Antusiasme mendukung Sahabat
warga
sangat
Listrikku tahun 2012 ini sangat bagus,
CSR
karena PLN jadi lebih dekat dengan
Indahnya
warganya dan warga jadi lebih tau
Program PLN
Kampungku, Tertibnya Listrikku 2012 g. Kendala
mengenai PLN f. Aspirasi warga masih ada yang belum
yang
berarti
saat
pelaksanaan adalah kurang tepat sasaran
e. Pelaksanaan Program CSR Sahabat
pemilihan
tersampaikan, karena programnya tidak berkelanjutan
lingkungan
g. Pelaksanaan program Program CSR
binaan, serta banyaknya barang-
Sahabat PLN Indahnya Kampungku,
barang pemberian PLN yang
Tertibnya Listrikku tahun 2012 ini
128
hilang dan tidak terurus karena
sudah
warga
peralihan ke listrik prabayar
yang
rata-rata
sudah
berhasil,
terutama
untuk
pensiunan Informan
3
(Hasil
wawancara
kelompok Ibu-Ibu PKK) h.
Program CSR Sahabat PLN Indahnya Kampungku,
Tertibnya
Listrikku
tahun 2012 ini menarik dan dinilai sudah berhasil, walaupun ada warga yang senang ada juga warga yang tidak senang. i.
Aspirasi terjawab walaupun
warga sedikit
tersalurkan
dan
demi
sedikit,
realisasinya
masih
tergolong lambat j.
Senang dengan adanya Program CSR Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku tahun 2012 ini, dan ingin programnya lebih baik lagi dan berkelanjutan
Informan 4 (Ibu Yuli) k.
Secara keseluruhan Ibu Yuli merasa Program CSR Sahabat PLN Indahnya
129
Kampungku,
Tertibnya
Listrikku
tahun 2012 ini kurang sosialisasi karena Ibu Yuli merasa tidak tahu menahu mengenai program ini. l.
Ibu Yuli merasa tidak dilibatkan dalam Program CSR Sahabat PLN Indahnya
Kampungku,
Tertibnya
Listrikku tahun 2012 ini dan program ini tidak terasa manfaatnya ketimbang dengan program CSR PLN lainnya yang di tahun 2014
4.2.3
Ketercapaian
Program
CSR
“Sahabat
PLN
Indahnya
Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada Proses Outcome Kegiatan Seperti yang dikatakan oleh Cutlip dan Broom (1994), outcome adalah dampak yang diharapkan timbul pada target group yang merupakan tujuan utama dari keseluruhan program yang telah dilaksanakan yang mewakili tujuan dari perusahaan. Dampak tersebut berupa perubahan dari sikap dan perilaku target audience ke arah yang seperti diharapkan oleh perusahaan.
130
Pengertian tahapan outcome dalam pengukuran komunikasi menurut Dodi M. Gozali dalam bukunya Communication Measurement, adalah dampak-dampak komunikasi, baik terhadap sikap maupun perilaku. 86 Mengevaluasi tahap outcome dari sebuah program, berarti mengevaluasi tujuan besar dari program itu sendiri apakah tercapai atau tidak. Khususnya program CSR seperti Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku 2012 yang memiliki tujuan yang jauh lebih besar dan jangka panjang. Untuk mengevaluasi tahap outcome ini model audit komunikasi Lingking a Public Relation Planning Model with an Evaluation Model menawarkan beberapa teknik yang dapat digunakan salah satunya teknik indepth interview, yang dipilih peneliti dengan tujuannya untuk dapat mengerti alasan dibalik kepercayaan, sikap, dan tingkah laku dari narasumber yang dilakukan setelah dilaksanakannya program. Sejalan dengan tujuan itu maka tujuan besar yang menjadi misi dilaksanakannya program Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku 2012 ini dapat terlihat pencapaiannya. Tujuan besar sebuah program adalah tujuan jangka panjang program, yang tidak dapat dilihat hasilnya secara langsung seketika program selesai dilakukan. Tujuan program ini menyangkut perubahan kepercayaan, sikap dan tingkah laku warga lingkungan binaan ke arah yang diharapkan dari pihak penyelenggara program. 86 Dodi M. Gozali: 27
131
Dalam kasus ini, yang diukur adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan tingkah laku warga lingkungan binaan program Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku tahun 2012 ke arah yang diharapkan oleh PLN Disjaya selaku penyelenggara program. Program Sahabat PLN memiliki tujuan besar, yang diharapkan bisa dirasakan baik bagi PLN sendiri maupun warga yang menjadi sasaran dari program Sahabat PLN. Tujuan besar yang diharapkan bisa tercapai yaitu tidak adanya cantolan liar untuk keperluan apapun seperti fasilitas sosial, fasilitas umum, maupun penerangan jalan. Dalam hal ini, peneliti melihat bahwa tujuan PLN untuk merapihkan hal-hal kelistrikan di lingkungan binaan terlihat sudah berhasil. Karena peneliti melihat tidak adanya cantolan-cantolan liar listrik, serta terlihat penerangan jalan umum di lingkungan binaan tersebut sudah memakai penerangan jalan umum yang resmi, bukan menggunakan neon biasa. Gambar 4.8 Foto Penerangan Jalan Umum
Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
132
Hal ini juga didukung dengan pernyataan informan pendukung ke-1, bahwa pihak warga sudah dibantu untuk memasang instalasi listrik penerangan jalan umum yang resmi : “kalo penertiban listrik istilahnya pengurus itu bawel, kan kalo nyantol-nyantol itu awalnya sebetulnya kalo nyantol-nyantol itu dulu kan banyak warga itu mau penerangan jalan makanya nyantol. Tapi itu kan resikonya tinggi, waktu itu saya mengusulkan, aku dibantu juga untuk PJU, kebetulan di wilayah RT 10 ini termasuk yang awal diprogramkan untuk PJU, malah RT lain iri.” 87 Tujuan besar lainnya dari program Sahabat PLN tahun 2012 yaitu, tidak adanya tunggakan rekening listrik. Peneliti juga melihat bahwa harapan PLN untuk memberantas tunggakan rekening listrik pun sudah berhasil, karena memang sebelum diadakan program Sahabat PLN di lingkungan binaan tersebut, warga di lingkungan tersebut sudah tertib membayar listrik, kecuali rumah-rumah yang ditinggal oleh penghuninuya. Hal ini bisa dibuktikan dengan pernyataan informan pendukung ke-1 yang mengatakan, bahwa dirinya selalu antusias untuk terus mengingatkan warga jika memang ada warga yang terlambat untuk membayar tagihan listrik agar terhindar dari pembongkaran oleh pihak PLN : “juga dari pihak PLN kita bantu kalo ada tagihan yang nunggak, khususnya di RT 10 dan RT 17 ini, biasanya dari Pak Tatang CS ini paling tidak SMS “Pak Pardi warga RT 10 ini ini ini yang belum bayar”. Jadi kita juga memberikan bantuan PLN membantu memberitau warga informasi 87 Wawancara dengan Supardi pada Tanggal 22 Maret 2015 pukul 11.00 WIB
133
“Bapak, Ibu ini listriknya belum bayar tak kasih informasi kalo nanti tiba-tiba dari PLN mengadakan pemutusan jangan nyalain saya RT” saya bilang gitu. Nah dengan komunikasi yang baik itu akhirnya PLN merasa dibantu juga, karena tagihan-tagihan paling telat ya sampe sebulan palingan hanya karena lupa atau sibuk.” 88
Masih mengenai tunggakan tagihan listrik, hasil dari wawancara kelompok dengan ibu-ibu PKK turut mengatakan bahwa warga lingkungan RW 05 tidak ada yang telat membayar tagihan listrik, warga di RW 05 tertib listrik, itu sebabnya lingkungan mereka terpilih menjadi lingkungan binaan PLN dan meraih Juara 1, jelasnya. Tujuan selanjutnya dari Program Sahabat PLN di tahun 2012, adalah mendorong untuk pemakaian listrik pintar (prabayar). Peneliti juga melihat, bahwa harapan PLN untuk membuat warga beralih ke listrik prabayar juga sudah cukup berhasil. Menurut pengakuan warga, banyak warga yang beralih ke listrik prabayar dengan alasan lebih praktis dan lebih murah tergantung dengan keuangan masing-masing pelanggan. Informan pendukung ke-2 mengatakan, bahwa program Sahabat PLN sukses membuat warga beralih ke listrik prabayar, termasuk dirinya : “berhasil menurut saya, termasuk yang peralihan ke listrik prabayar ya berhasil lah. Banyak di sini karena sudah banyak beralih.” 89
88 Wawancara dengan Supardi pada Tanggal 22 Maret 2015 pukul 11.00 WIB 89 Wawancara dengan Haryono pada Tanggal 22 Maret 2015 pukul 12.00 WIB
134
Hasil wawancara kelompok juga mengatakan bahwa kurang lebih 70% warga telah beralih menggunakan listrik prabayar, dan merasakan lebih praktis dan lebih bisa dikontrol apabila menggunakan listrik prabayar. Tujuan besar program Sahabat PLN tahun 2012 yang terakhir adalah menciptakan lingkungan yang bersih, indah dan rapi. Walaupun sebelum adanya program Sahabat PLN di lingkungan binaan tersebut sudahlah rapi dan asri. Bahkan warga di lingkungan tersebut memiliki inisiatif untuk membuat kebun sendiri dan bank sampah atas inisiatif sendiri. 90 Gambar 4.9 Foto Lingkungan yang rapi dan asri
Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Foto diatas menunjukkan, bahwa kondisi lingkungan binaan terlihat rapi, asri dan indah dengan pot-pot bunga pemberian PLN yang yakin menambah keindahan dan keasrian lingkungan. 90 Hasil wawancara kelompok dengan ibu-ibu PKK Anyelir RW 05
135
Perubahan kepercayaan, sikap, dan tingkah laku warga lingkungan binaan program Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku tahun 2012 pun bisa terlihat. Seperti yang dikatakan oleh informan pendukung ke-1, bahwa sampai peneliti datang untuk mewawancarai beliau, beliau masih menjalin komunikasi dengan pihak PLN Area Kramat Jati dalam hal pembayaran tagihan listrik tiap bulannya. Selain masih menjalin komunikasi dengan pihak PLN, informan pendukung ke-1 secara pribadi juga berhenti mencantol listrik yang tadinya digunakan
untuk
digunakan
sebagai
penerangan
jalan,
saat
ini
lingkungannya sudah menggunakan fasilitas penerangan jalan umum yang resmi berkat bantuan PLN, dan warga berhenti mencantol listrik akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab. “juga dari pihak PLN kita bantu kalo ada tagihan yang nunggak, khususnya di RT 10 dan RT 17 ini, biasanya dari Pak Tatang CS ini paling tidak SMS “Pak Pardi warga RT 10 ini ini ini yang belum bayar”. Jadi kita juga memberikan bantuan PLN membantu memberitau warga informasi “Bapak, Ibu ini listriknya belum bayar tak kasih informasi kalo nanti tiba-tiba dari PLN mengadakan pemutusan jangan nyalain saya RT” saya bilang gitu. Nah dengan komunikasi yang baik itu akhirnya PLN merasa dibantu juga, karena tagihan-tagihan paling telat ya sampe sebulan palingan hanya karena lupa atau sibuk. Kita juga apa kebutuhan kita, juga diakomodasi, keluhan, kadang kan warga itu gatau aturannya gimana, kalo missal aku ga bayar terus tiba-tiba diputus mereka gatau kenapa, padahal karena telat 3 bulan, kemudian ada warga yang merasa listriknya turun terus, mereka tidak sengaja ditawari oleh oknum. 136
Kalo penertiban listrik istilahnya pengurus itu bawel, kan kalo nyantol-nyantol itu dulu kan banyak warga itu mau penerangan jalan makanya nyantol, tapi itu kan resikonya tinggi, waktu itu saya mengusulkan, aku dibantu juga untuk PJU, kebetulan di wilayah RT 10 ini termasuk yang awal diprogramkan untuk PJU, malah RT lain iri.” 91 Informan pendukung ke-2 pun turut mengatakan, bahwa semenjak adanya program Sahabat PLN tahun 2012 di lingkungannya, beliau merasa bahwa pandangan beliau mengenai PLN berubah dari yang tadinya merasa tidak jelas akan keberadaan PLN sekarang lebih mengerti dengan apa saja program-program PLN, kemudian beliau juga tertarik untuk beralih ke listrik prabayar semenjak diadakan temu pelanggan di lingkungan tersebut. Tetapi beliau merasakan, bahwa komunikasi yang dijalin oleh PLN masih sebatas secara pribadi, belum bermasyarakat. “saya sebagai warga sangat bagus, jadi PLN jadi mendekat pada warga. Jadi warga jadi ngerti apa sih program-program PLN itu sendiri, untuk itu warga antusias juga. Jadi PLN juga ngejelasin kalo ada ini itu kita harus kemana sama PLN. Sebelumnya gimana ya, kurang mendekat dengan warga, sekarang lebih bagus dan tanggap. Berhasil menurut saya, termasuk yang peralihan ke listrik prabayar, di sini sudah banyak yang beralih. Iya kebetulan ada Pak Pardi yang aktif ke PLN, jadi kalo ada apa-apa warga tinggal ke Pak Pardi jadi beres, nanti kalo ngga ada Pak Pardi terus gimana gitu kan? Harusnya lebih bermasyarakat.” 92 91 Wawancara dengan Supardi pada Tanggal 22 Maret 2015 pukul 11.00 WIB 92 Wawancara dengan Haryono pada Tanggal 22 Maret 2015 pukul 11.00 WIB
137
Informan pendukung ke-3 juga merasakan bahwa komunikasinya dengan PLN pun menjadi lebih baik, namun keadaan ini bukan dikarenakan dari program Sahabat PLN tahun 2012, melainkan dikarenakan Program PLN lainnya di tahun 2014 mengenai Bank Sampah, dan informan pendukung ke-3 tidak bisa merasakan manfaat dari program Sahabat PLN tahun 2012 ini, karena merasa PLN kurang bersosialisasi. “kebanyakan bapak-bapak tapi hanya segelintir. Saya gatau ada sumbangan pot dll, tapi pernah liat ada tempat sampah, efeknya ga kerasa, kurang sosialisasi. komunikasi juga sering, sering telepon mengenai keadaan Bank Sampah program 2014”. 93 Secara garis besar, tujuan yang ditetapkan PLN Disjaya melalui program ini sudah tercapai. Warga sudah tidak ada lagi yang mencantol listrik, baik untuk keperluan pribadi maupun fasilitas umum seperti PJU, mulai berkurang warga yang menunggak tagihan listrik, warga pun banyak yang sudah beralih ke listrik prabayar. Untuk tujuan yang berupa “Terbentuknya lingkungan yang bersih, indah dan rapi” PLN pun sudah bisa mencapai tujuan tersebut, karena memang pada dasarnya lingkungan binaan yang ditunjuk oleh Area Kramat Jati yaitu Jl. Batukramat sudah tertata rapi bersih dan asri, namun ditemukan kendala untuk mempertahankan keasrian dan kerapihan lingkungan binaan tersebut, dikarenakan rata-rata warga di lingkungan binaan tersebut adalah
93 Wawancara dengan Yuli Purwadi pada Tanggal 7 April 2015 pukul 10.00 WIB
138
pensiunan, jadi terkendala oleh tenaga untuk mengurus dan merawat lingkungan binaan tersebut. Tabel 4.5 Perbandingan outcome program Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku tahun 2012, outcome harapan PLN dan outcome pada warga lingkungan binaan program Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku 2012 Outcome harapan PLN a.
b.
c.
Tidak ada cantolan liar untuk
Informan 1 (Pak Supardi)
keperluan
seperti
a. Masih menjalin komunikasi dengan
fasilitas sosial, fasilitas umum,
PLN dalam hal pembayaran tagihan
maupun penerangan jalan.
listrik tiap bulannya
apapun
Tidak ada tunggakan rekening
b. Berhenti mencantol listrik, karena dulu
listrik
banyak
Mendorong pemakaian listrik
oknum untuk mencantol listrik
Pintar (Prabayar) d.
Outcome Warga
Terbentuknya lingkungan yang
yang
termakan
omongan
c. Sekarang menggunakan PJU yang resmi
bersih, indah dan rapi Informan 2 (Pak Haryono) d. Lebih mengerti program-program PLN e. Merasa
PLN
masih
kurang
bermasyarakat, hanya berkomunikasi
139
secara pribadi dengan satu orang f. Sudah beralih ke listrik prabayar g. Memiliki pandangan yang berbeda setelah
adanya
program
program
Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku tahun 2012 ini
Informan 3 (Ibu-Ibu PKK Anyelir) h. Warga banyak yang beralih ke listrik prabayar i. Jarang berkomunikasi dengan PLN, sekalinya berkomunikasi hanya sebatas program saja j. Warga disini tidak pernah telat bayar tagihan listrik
Informan 4 (Ibu Yuli) k. Sering komunikasi dengan PLN, tetapi semenjak program CSR 2014 bukan CSR 2012 l. Tidak dapat manfaat dari program ini, karena kurangnya sosialisasi
140
4.3
Pembahasan Dalam pembahasan ini, peneliti akan menguraikan hasil penelitian
mengenai bagaimana hasil audit komunikasi program CSR PT PLN (Persero) “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” dengan mengacu pada rumusan masalah dan fokus penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya. Keadaan Ibukota kita kota Jakarta kini semakin heterogen dengan dipenuhi dengan bermacam-macam karakter masyarakat yang menghuni Ibukota Jakarta. Kondisi seperti ini tentu banyak membuat warga Jakarta ingin melakukan sesuatu dengan serba cepat dan senang mengambil jalan pintas untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satunya adalah dengan melakukan cantolan liar untuk memenuhi kebutuhan listrik mereka. Hal ini merupakan hal yang illegal dan merugikan pihak PLN selaku pemasok listrik Negara. Selain merugikan PLN perbuatan illegal tersebut tentu juga mengancam warga itu sendiri karena memicu arus pendek listrik yang bisa mengakibatkan kebakaran. Selain masalah pencurian listrik yang makin marak di Ibukota Jakarta, tingginya tunggakan rekening listrik pun juga tidak luput dari pandangan pihak PLN. Banyak warga yang masih menunggak tagihan listrik dengan berbagai macam alasan yang diterima PLN, mulai dari masalah ekonomi, tidak adanya penghuni di rumah tersebut, ataupun alasan-alasan lainnya yang sering dijumpai oleh pihak PLN. Selain peduli dengan kelistrikkan yang memang merupakan kewajiban bagi pihak PLN, PLN juga peduli dengan kebersihan dan keindahan lingkungan. PLN
141
mendukung program penghijauan dengan mewujudkan kebersihan, keindahan, dan kerapihan lingkungan di sekitarnya. PLN tentu juga menginginkan memiliki pemimpin masa depan PLN yang tangguh, yang bisa nantinya diandalkan untuk memajukan Negara, minimal memajukan perusahaan tempat mereka bekerja. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, PLN memeberikan kesempatan kepada pegawai-pegawai muda PLN untuk terjun langsung ke masyarakat untuk menciptakan pemimpin masa depan PLN yang tangguh. Untuk itu PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang membuat sebuah program pelayanan masyarakat yang diharapkan bisa untuk memerangi masalah yang beredar di masyarakat Jakarta, khususnya masalah mengenai kelistrikkan dan masalah lingkungan. PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang menjadikan program tersebut sebagai Program CSR atau biasa disebut Program Bina Lingkungan untuk Program tahun 2012. Tentu disaat program tersebut berjalan dam kurun waktu setahun, banyak hal yang ditemui pihak PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang sebagai bentuk pelajaran, guna dijadikan sebagai acuan perbaikan menjadi lebih baik untuk program-program berikutnya Program Bina Lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang tahun 2012, masuk ke dalam jenis CSR Corporate Philanthropy. Corporate Philanthropy menurut Philip Kotler dan Nancy Lee dalam bukunya CSR : Doing The Most Good for Your Company and Your Caused, adalah : 94 94 Azheri, Busyra. 2011: 25
142
Corporate Philantropy adalah Perusahaan memberikan kontribusi atau sumbangan secara langsung untuk tujuan amal atau suatu isu sosial, biasanya dalam bentuk uang tunai, atau bantuan langsung berupa barang-barang yang diperlukan. Cara ini adalah cara yang paling tradisional dan yang paling sering dilakukan oleh perusahaan-perusahaan selama ini. Seperti yang sudah diseebutkan di awal, perusahaan kini dihadapkan pada tuntunan bagaimana menciptakan strategi dan program yang selain memberikan keuntungan bagi masyarakat juga sekaligus mendorong tercapainya tujuan serta visi misi dari perusahaan. Effendy, Onong Uchjana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengatakan mejelaskan pengertian komunikasi, sebagai berikut : Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) maupun tidak langsung (melalui media). 95 Dari penjelasan di atas, komunikasi dikatakan berhasil, jika seseorang mampu mengubah sikap, pendapat atau perilaku orang lain, melalui pesan yang ia sampaikan. Dalam penyampaian komunikasi tentu ditemukan hambatan-hambatan yang bisa membuat tujaun komunikasi tersebut tidak tercapai. Untuk mengetahui sumber kemacetan tersebut, perlu dilakukan audit komunikasi, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Andre Hardjana dalam bukunya Audit Komunikasi mengenai tujuan Audit Komunikasi, salah satu tujuan dari Audit Komunikasi adalah : Menentukan lokasi di mana kelebihan muatan ataupun kekurangan muatan terjadi berkaitan dengan topik-topik, sumber-sumber, dan saluran-saluran komunikasi tertentu 96 Hal ini juga sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Weick mengenai Tahapan dalam pengorganisasian, bahwa : 95 Effendy. Onong Uchjana.1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung PT Remaja Rosda Karya: 9 96 Andre Hardjana. 2000: 16
143
Setelah dilakukan penyimpanan (tahap retensi, memungkinkan organisasi menyimpan informasi mengenai cara organisasi memberikan respons terhadap suatu situasi), para anggota organisasi menghadapi sebuah masa pemilihan. Yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan kebijakan organisasi. Missal “haruskah kami mengambil tindakan berbeda dari apa yang telah kami lakukan sebelumnya?” 97 Untuk memahami hal tersebut, peneliti terjun langsung dan mengamati bagaimana audit komunikasi Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Sahabat PLN “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”, guna mengetahui bagaimana proses perencanaan program, pelaksanaan program dan hasil akhir dari program tersebut. Sesuai dengan model audit komunikasi Linking a Public Relations Planing Model with an Evaluation Model, dikatakan bahwa dalam melakukan audit komunikasi atau evaluasi kehumasan memiliki empat tahap. 98 Fase pertama yaitu menentukkan tujuan dari suatu kegiatan, fase kedua yaitu mulai menentukan target audiens, mulai membuat rundown acara, serta mulai membuat perencanaan keuangan. Lalu di fase ketiga adalah pengaplikasian atau mulai melaksanakan program yang telah direncanakan tadi. Dan yang terakhir adalah fase empat yaitu dengan menganalisa hasil yang diperoleh dari implementasi program. Di dalam fase kedua yaitu mulai menentukan target audiens, mulai membuat rundown acara, serta mulai membuat perencanaan keuangan. Hasil dari perencanaan itu akan menghasilkan suatu bahan yang kita sebut input. Di fase ketiga, dimana program yang telah kita rencanakan tadi sudah mulai dilaksanakan atau 97 Masmuh. Drs. Abdullah. 2013: 179 98 Jim R. Macnamara. 2002: 15
144
diimplementasi. Dimana pada tahap ini kita akan mendapatkan suatu output, atau sesuatu yang nyata misalnya audiens yang hadir. Dan yang terakhir fase keempat yaitu menganalisa hasil akan menghasilkan apa yang disebut outcomes, yaitu suatu perubahan yang terjadi atau suatu feedback seperti perubahan perilaku dari target audiens, atau perubahan pengetahuan. 4.3.1
Peranan Audit Komunikasi Terhadap CSR dalam Perspektif Teori Weick dalam Pengorganisasian dan dalam Konsep POAC Di dalam model audit komunikasi Linking a Public Relations
Planning Model with an Evaluation Model terdapat empat tahap untuk melakukan evaluasi. Ke-empat tahapan untuk melakukan audit komunikasi sesuai dengan model Linking a Public Relations Planning Model with an Evaluation Model, peneliti menjabarkannya sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu perencanaan sebagai tahapan input, pelaksanaan sebagai tahapan output, dan hasil akhir sebagai tahapan outcome dalam segi perspektif teori weick dalam pengorganisasian dan dalam konsep POAC. 4.3.1.1 Evaluasi Ketercapaian Program CSR “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada Proses Input Kegiatan Evaluasi sangat penting dilakukan pada setiap akhir program atau kegiatan untuk mengetahui efektivitas suatu program. Berdasarkan hasil dari evaluasi tersebut bisa dijadikan patokan apakah program tersebut bisa dilanjutkan, dihentikan atau mungkin
145
tetap dilanjutkan dengan mencari strategi-strategi baru guna mendapatkan hasil yang terbaik dari suatu program yang dijalani. Pengertian evaluasi menurut Yosal Iriantara dan A. Yani Surachman dalam bukunya Public Relations Writing adalah “Evaluasi adalah proses penilaian berdasarkan standar dan tujuan. Standar disini adalah hasil yang diinginkan atau peristiwa yang diharapkan terjadi, yang digunakan untuk melihat tujuan dengan cara membandingkannya dengan hasil. 99 Sebuah tujuan harus memiliki arah yang jelas, dan untuk membangun arah yang jelas diperlukan sebuah rencana yang juga terarah. Tanpa rencana yang terarah, maka tujuan bisa melenceng dan tidak sesuai harapan. Demikian pula dengan komunikasi. Komunikasi, sebagai sebuah tindakan yang memiliki tujuan harus direncanakan dengan baik. Jika tidak maka tujuan komunikasi tersebut tidak akan sesuai dengan harapan pelakunya. Menurut Fraser P. Seitel, Tahapan Perencanaan Program PR Strategis diantaranya : 100 1.
Mengidentifikasi latar belakang persoalan
2.
Menyiapkan proposal
3.
Mengaktifkan perencanaan
4.
Evaluasi kampanye
99 Iriantara, Yosal dan Surachman A. Yani. 2006. Public Relations Writing. Bandung. Simbiosa Rekatama Media: 53 100 Widjajanto. Kenmada.2013: 40
146
Dengan menggunakan keempat hal tersebut di atas, maka peneliti dapat mengetahui bagaimana perencanaan Program Sahabat PLN “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” : 1. Mengidentifikasi latar belakang persoalan Tahap ini disebut sebagai analisis situasi atau analisis latar belakang atau pernyataan persoalan yang terjadi. Dari hasil wawancara, PLN merumuskan latar belakang persoalan
dari
Kampungku,
Program
Tertibnya
Sahabat Listrikku
PLN
Indahnya
adalah
Kondisi
masyarakat wilayah Jakarta yang saat ini sungguh heterogen dan berasal dari bermacam-macam karakter serta manusia yang ingin hidup dengan cara yang serba cepat dan mudah sehingga suka mengambil jalan pintas seperti melakukan cantolan listrik liar untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Belum lagi masih banyaknya tunggakan listrik yang belum dibayarkan oleh pelanggan, entah karena alasan lupa maupun alasan ekonomi dan beribu-ribu alasan lain yang diterima oleh PLN dan yang hingga saat ini masih coba diatasi oleh PLN. PLN juga mendukung program penghijauan dengan mewujudkan kebersihan dan kerapihan lingkungan. Selain permasalahan di atas program Sahabat PLN ini dilatarbelakangi untuk memberikan kesempatan pegawai-
147
pegawai muda PLN untuk dapat terjun langsung ke masyarakat, sehingga tercipta pemimpin masa depan PLN, seperti yang tercantum pada poin ke-4 latar belakang program Sahabat PLN tahun 2012 Dalam
menyusun
suatu
program,
melalui
tahap
identifikasi latar belakang atau analisis lingkungan, hal ini sesuai dengan teori Weick mengenai pengorganisasian yang menyatakan bahwa tahapan dalam pengorganisasian melalui 3 bagian penting, salah satunya yaitu tahap pemeranan menciptakan
(Enactment), ulang
para
anggota
lingkungan
organisasi
mereka
dengan
menentukan dan merundingkan sebuah peristiwa. 101 2. Menyiapkan proposal Ini adalah tahap dimana para praktisi PR menggambarkan pendekatan yang digunakan untuk memecahkan persoalan, menggarisbawahi
panduan
tentang
“bagaimana
menjalankannya” dan “bagaimana menggunakan alat PR untuk mencapai tujuan.” Dalam penelitian ini, tahapan menyiapkan proposal yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dalam tahap perencanaan adalah PLN menentukan khalayak dari program ini yaitu warga 101 Masmuh, Drs. Abdullah.2013: 179
148
lingkungan binaan yang sudah ditunjuk oleh 23 unit Area. Pemain kunci dalam program Sahabat PLN ini adalah Pegawai Muda PLN di area. Pemain kunci yang dimaksud adalah orang yang terjun ke lapangan untuk melaksanakan program ini. Pegawai muda dituntut untuk melakukan sosialisasi mengenai hal-hal kelistrikkan yang baik dan benar kepada masyarakat. Program ini direncanakan berlangsung selama setahun dan setiap bulan pegawai muda menyampaikan progresnya baik itu progress dalam hal
kebersihan
lingkungan
maupun
dalam
hal
kelistrikkannya ke kantor distribusi untuk dilakukan penilaian dan dilombakan pada tanggal 27 Oktober 2012 bersamaan dengan hari listrik nasional. 3. Mengaktifkan perencanaan Ini
adalah
melakukan
tahap
menghidupkan
serangkaian
mendetailkan
taktik
rencana
dengan
aktivitas,
diantaranya
operasionalisasi
perencanaan
kampanye program PR, termasuk membuat schedule, menggambarkan
kapan
rencana
akan
dilakukan,
pembuatan jobdesc, penugasan dan batas akhir kampanye. Dalam penelitian ini, tahapan mengaktifkan perencanaan dalam program Sahabat PLN adalah dengan menentukan siapa yang menjadi pelaku utama dalam program ini yaitu
149
pegawai muda PLN, dan program ini berlangsung selama setahun pada tahun 2012 dan berakhir pada tanggal 27 Oktober 2012 bersamaan dengan hari listrik nasional. Program Sahabat PLN ini memiliki system kerja yaitu unit menentukan lingkungan binaan dengan kriteria lingkungan tersebut memiliki banyak cantolan, dan banyak tunggakan. Lalu kantor distribusi melakukan wawancara ke RT RW setempat untuk meminta izin mengadakan program CSR di lingkungan tersebut seraya memantau apakah benar lokasi yang ditunjuk unit tersebut tepat untuk dijadikan lingkungan binaan yang sesuai dengan kriteria awal 4. Evaluasi kampanye Dalam proses perencanaan kampanye program PR, evaluasi merupakan tahapan akhir, tetapi bukan yang terakhir. Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah perencanaan berjalan dengan semestinya. Pada tahap ini metode evaluasi harus ditampilkan dalam bentuk data hasil pre-test dan post-test, baik hasil kualitatif maupun kuantitatif seperti data perilaku khalayak, analisis isi media, data hasil survey, laporan penjualan, laporan staf, maupun umpan balik dari pihak lain. Dalam penelitian ini, peneliti melihat bahwa sebelum memulai program di lingkungan binaan, pihak Area
150
Kramat Jati melakukan survey untuk mencari lingkungan yang tepat untuk dijadikan lingkungan binaan area. Area Kramat Jati bekerjasama dengan bidang niaga untuk mencari lingkungan dengan sisi piutang yang rendah. Peneliti melihat, perencanaan yang dijalankan oleh PLN ini sudah sesuai dengan kegiatan Planning dalam konsep POAC, yaitu : 102 a. Menetapkan sasaran Pada hal ini, PLN khususnya kantor distribusi menentukan sasaran untuk program Sahabat PLN tahun 2012, yaitu warga di lingkungan binaan yang terdiri dari minimal 100 kepala keluarga dan di lingkungan tersebut memiliki kecurangan terhadap kelistrikkan, contohnya cantolancantolan liar dan tingginya tunggakan tagihan listrik. b. Merumuskan strategi untuk mencapai target sasaran Strategi yang dipakai oleh PLN adalah dengan menjadikan warga di lingkungan binaan tersebut sebagai sahabat PLN untuk bisa lebih mendekatkan diri kepada masyarakat, dan memberikan bantuan-bantuan yang dibutuhkan warga dalam hal keasrian lingkungan seperti pot beserta tanamannya, tempat sampah, gerobak sampah. Serta diadakannya temu pelanggan di lokasi lingkungan binaan 102 George. R. Terry. 2003. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara
151
untuk
memberikan
sosialisasi
mengenai
bagaimana
menggunakan listrik yang baik dan benar. c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan PLN menunjuk pegawai muda PLN yang berperan dalam program Sahabat PLN tahun 2012 sehingga tercipta pemimpin masa depan PLN yang tangguh. d. Menetapkan standar atau indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target sasaran PLN menetukan target 10% untuk memerangi cantolan liar dan masalah tunggakan listrik, sedangkan untuk indikator keberhasilan dalam fasilitas umum yang resmi dan kebersihan lingkungan, PLN menargetkan 100%. Pada dasarnya perencanaan yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) dalam merangcang program “Sahabat PLN Indahhnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” tahun 2012 dapat dikatakan sudah tepat sesuai dengan teori dan konsep perencanaan komunikasi. 4.3.1.2 Evaluasi Ketercapaian Program CSR “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada Proses Output Kegiatan Perencanaan yang baik tidak akan berarti bila tidak diimbangi dengan pelaksanaan kerja organisasi yang baik dan bertanggung jawab. Untuk itu maka sumber daya manusia (SDM) yang ada harus bekerja secara optimal untuk mencapai tujuan-tujuan dari program
152
kerja yang sudah direncanakan pada tahap sebelumnya. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun dalam tahap perencanaan. Setiap pelaku organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masingmasing SDM untuk mencapai tujuan program kerja organisasi yang telah ditetapkan. Adapun pelaksanaan dalam penelitian meliputi : a. PT PLN (Persero) Disjaya mempunyai 23 Unit Area, setiap Unit menentukan dan membentuk 1 (satu) lingkungan binaan (minimal ada 100 Kepala Keluarga / pelanggan PLN), dimana lingkungan binaan yang dipilih sangat tinggi pencurian listrik, tunggakan rekening listrik b. Melakukan wawancara Ketua RT/RW/Lurah mengenai pemahaman tertib listrik diwilayahnya. c. Melakukan kegiatan-kegiatan bersama warga seperti senam pagi, lomba nyanyi lagu jingle bell, lomba masak dan gotong royong kebersihan lingkungan.
Dan
memberikan hadiah2 untuk pemenangnya. d. Memberikan sosialisasi Tertib Listrik dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan pemberian door price. e. Pegawai-pegawai muda PLN melaksanakan survey lokasi lingkungan binaan bersama warga untuk memantau
153
cantolan-cantolan listrik dan memberikan sosialisasi untuk tertib listrik dengan solusi yang terbaik. f. Penilaian 23 lingkungan binaan yang telah ditertibkan, tidakada tunggakan dan dirapihkan lingkungannya. g. Memberikan hadiah pemenang lingkungan binaan pada hari listrik nasional, 27 Oktober. Dalam pelaksanaannya PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang melakukan ketujuh rancangan kegiatan yang telah disusun sebelumnya di tahapan perencanaan program. Namun pada realisasinya, peneliti menemukan bahwa pelaksanaan program tidak berjalan sesuai dengan rencana yang sudah disusun. Salah satunya adalah saat pemilihan lingkungan binaan di area kramat jati tempat peneliti melakukan penelitian. Peneliti menemukan bahwa Area Kramat Jati memilih lingkungan binaan yang memang dari awal sudah memiliki kelistrikkan yang baik. Dari pihak Area dan Warga di lingkungan binaan tersebut mengakui, bahwa memang dari awal lingkungan di Kramat Jati tersebut sudah tertib listrik bahkan sebelum adanya program Sahabat PLN di lingkungan mereka. Hal Ini berarti, tidak terjadinya sinkronisasi antara pihak Kantor Distribusi dengan pihak Area Kramat Jati pada saat pelaksanaan program di lapangan, secara teori seharusnya setiap
154
struktur saling berkordinasi satu sama lain, seperti halnya yang dikatakan Weick dalam Ciri-ciri penting Pengorganisasian, menurut Weick yang mengatakan : 103 “Weick memandang struktur sebagai aktivitas yang lebih spesifik, sebagai aktifitas komunikasi. Struktur organisasi ditentukan oleh perilaku yang saling bertautan. Secara konsep POAC, antara Kantor Distribusi dengan Area Kramat Jati sudah melakukan apa yang dikatakan oleh Liebler dalam Soedarsono yang mengatakan “dalam pelaksanaan dan pemotivasian dilakukan pelatihan dan penyupervisian.” 104 Dalam hal ini, Kantor Distribusi telah melakukan workshop dengan ke-23 unit Area termasuk Area Kramat jati untuk penyamaan visi misi untuk bergerak pada satu tujuan yang sama. Tetapi dalam pelaksanaannya, peneliti menemukan bahwa tujuan dari diadakannya workshop antara Kantor Distribusi dengan pihak Area Kramat Jati untuk menyamakan persepsi dan tujuan dari program tidak berjalan dengan apa yang diharapkan sebelumnya. Karena pada pelaksanaannya, pihak Area Kramat Jati memilih lingkungan binaan berdasarkan sisi piutang kelistrikkan yang kecil dan lingkungan yang sudah berkembang mengenai lingkungan. Padahal kantor distribusi menghendaki unit area untuk mencari lingkungan binaan yang semrawut dibidang kelistrikkan dan 103 Masmuh, Drs. Abdullah.2013: 179 104 Widjajanto. Kenmada.2013: 3
155
lingkungan, untuk bisa membuat lingkungan tersebut menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dari program tersebut. Sebenarnya, di lingkungan binaan tersebut tepatnya RT 1, 2, dan 3 lebih tepat untuk dijadikan sasaran utama dari program Sahabat PLN ini, dengan hal yang dipertimbangkan bahwa RT 1, 2, maupun 3 memiliki ekonomi sosial menengah kebawah, berbeda dengan ekonomi sosial di RT 10 dan RT 17. Di RT 1, 2 dan 3 masih banyak ditemukan cantolancantolan liar dan tunggakan tagihan rekening listrik dengan alasan factor ekonomi. 4.3.1.3 Evaluasi Ketercapaian Program CSR “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada Proses Outcome Kegiatan Cutlip dan Broom (1994) mengatakan, outcome adalah dampak yang diharapkan timbul pada target group yang merupakan tujuan utama dari keseluruhan program yang telah dilaksanakan yang mewakili tujuan dari perusahaan. Dampak tersebut berupa perubahan dari sikap dan perilaku target audience ke arah yang seperti diharapkan oleh perusahaan. Dalam konsep POAC menurut Liebler dalam Soedarsono, mengukur pencapaian tujuan dari tujuan masuk kedalam tahap controlling atau pengendalian. 105 Controlling adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah 105 Widjajanto. Kenmada.2013: 3
156
direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun terjadi berbagai perubahan dalam keadaan nyata yang dihadapi. 106 Dalam penelitian ini, tujuan besar dari program Sahabat PLN tahun 2012 adalah : 1.
Tidak ada cantolan liar untuk keperluan apapun seperti fasilitas sosial, fasilitas umum, maupun penerangan jalan.
2.
Tidak ada tunggakan rekening listrik
3.
Mendorong pemakaian listrik Pintar (Prabayar)
4.
Terbentuknya lingkungan yang bersih, indah dan rapi Pada penelitian ini, hasil akhir dari program ini adalah tidak
adanya cantolan listrik liar dan tidak adanya tunggakan rekening listrik di lingkungan binaan Area Kramat Jati. Banyak juga warga yang beralih ke listrik pintar (prabayar) dan terciptanya lingkungan yang bersih dan rapi. Pada dasarnya, tujuan besar dari program Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku tahun 2012 sudah tercapai sepenuhnya oleh warga di lingkungan binaan khususnya di Area Kramat Jati.
106 George. R. Terry. 2003. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara
157
4.3.2
Peranan Audit Komunikasi Dalam Program CSR BUMN Audit komunikasi adalah kajian mendalam dan menyeluruh tentang
pelaksanaan sistem komunikasi keorganisasian yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Audit menunjukkan bahwa proses komunikasi bagaimanapun dapat diperiksa, dievaluasi, dan diukur secara cermat serta sistemastis sebagaimana catatan keuangan. Kegiatan-kegiatan komunikasi sebagai pelaksanaan dari system komunikasi ataupun program komunikasi khusus dapat diukur, sehingga kualitas dan kinerja komunikasi dalam organisasi dapat diperbaiki secara sistematik sehingga efektivitas maupun efisiensi komunikasi dapat meningkat. Dengan hasil dari audit komunikasi, sistem komunikasi dapat diperbaharui sesuai dengan kebutuhan dan kondisi internal maupun eksternal organisasi, sehingga tingkat efektivitas kerja organisasi dapat meningkat. Sama halnya dengan audit komunikasi pada program CSR pada BUMN PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. Menurut peneliti, audit komunikasi yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) belum dilakukan sesuai dengan teori mengenaik audit. PT PLN (Persero) hanya melakukan audit atau evaluasi secara sederhana untuk melihat bagaimana hasil akhir dari suatu program dan melakukan evaluasi atau audit komunikasi belum sesuai dengan prosedur audit komunikasi atau model audit komunikasi yang ada melainkan hanya mengecek apakah program sudah berjalan sesuai target atau belum.
158
Pelaksanaan CSR PT PLN (Persero) pada tahun 2012 ini yang bernama “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” dapat dilihat kelemahan dan kekurangannya melalui audit komunikasi dengan menggunakan prosedur Lesson Learned dan Best Practice. Pengertian Lesson Learned secara sederhana dapat diartikan sebagai pelajaran yang bisa diambil dari suatu yang sudah terjadi di masa lampau. dalam penelitian ini, jika melihat temuan-temuan yang peneliti temukan di lapangan peneliti bisa mendapatkan Lesson Learned, antara lain : 1.
Kedepannya, PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang terutama unit Area agar lebih tepat dalam memilih sasaran, agar manfaat dari program CSR bisa dirasakan oleh publik sasarannya.
2.
Untuk pemilihan media guna mensosialisasikan program, sebaiknya kedepan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang untuk bisa menggunakan media yang bervariatif contohnya saja spanduk atau sosialisasi awal kepada publik sasarannya. Bukan hanya menggunakan metode mulut ke mulut. Karena dengan metode mulut ke mulut masih ditemukan warga yang tidak mengetahui adanya program CSR dilaksanakan dilingkungannya.
Best Practice, dapat diartikan sebagai menemukan keunggulan dari proses yang sudah dilaksanakan. Jadi selain menemukan kelemahan dari
159
setiap proses pelaksanaan, bisa juga ditemukan keunggulan dari metode yang sudah dipilih. Pelaksanaan Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada tahun 2012 peneliti bisa menemukan keunggulan dari metode yang sudah dipilih, bahkan bisa melebihi target yang sudah ditetapkan sebelumnya, antara lain : 1.
Pengetahuan warga mengenai PT PLN (Persero) bertambah, sehingga warga bisa merubah persepsi-persepsi awal yang sebelumnya sudah dipikirkan oleh warga, namun dengan adanya sosialisasi atau temu pelanggan dalam rangkaian acara Program CSR PLN tahun 2012 ini, telah mengubah pandangan warga mengenai PT PLN (Persero) ke arah yang lebih baik.
2.
Banyak aspirasi warga khususnya publik sasaran program CSR yang bisa tersalurkan dan diserap oleh PT PLN (Persero). Aspirasi warga ini kedepannya bisa dijadikan pedoman untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya.
3.
Hubungan antara PT PLN (Persero) dengan warga berlangsung baik. Dengan hubungan yang sudah baik lagi, memudahkan PT PLN (Persero) untuk bisa mensosialisasikan programnya atau info perusahaan dan bisa lebih diterima di masyarakat mengenai keberadaannya, mengingat banyaknya aspirasi-aspirasi negative yang saat ini beredar akibat pemadaman bergilir.
160
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan Berdasarkan analisis kualitatif yang telah dilakukan pada PT PLN (Persero)
Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1.
Tahapan Input Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” secara garis besar belum mencapai ketercapaian, karena adanya perbedaan persepsi antara rancangan data dokumentasi awal mengenai program dengan pandangan pelaksana program. Padahal, sebelum program CSR ini dilaksanakan, telah dilaksanakan workshop yang gunanya untuk menyamakan persepsi dan tujuan dari program CSR, namun kenyataannya masih ditemukan perbedaan persepsi antara data dokumentasi dengan pandangan pelaksana, yang berarti workshop yang dilakukan masih belum maksimal.
2.
Tahapan output Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” menunjukkan bahwa pelaksanaan program CSR ini belum tepat sasaran, karena diadakan di lingkungan yang tingkat pelanggaran listriknya sedikit. Karena data dokumentasi awal menyatakan bahwa kriteria pemilihan lingkungan binaan adalah lingkungan dengan tingkat pelanggaran listrik yang besar untuk kemudian dibina menjadi
161
lebih sedikit kuantitas pelanggarannya. Belum lagi, banyak kegiatan yang sudah dirancang sebelumnya di awal yang tidak terlaksana seperti lomba-lomba dan kegiatan dengan warga. 3.
Tahapan outcome Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” menunjukkan bahwa tujuan besar dari program ini sudah tercapai sepenuhnya, bahkan banyak kelebihan-kelebihan dari program ini yang tidak diharapkan sebelumnya, seperti pengetahuan warga mengenai PLN bertambah, aspirasi warga tentang PLN tersalurkan, dan terjalinnya hubungan antara warga dengan pihak PLN yang tentunya akan memudahkan program-program PLN kedepannya.
5.2
Saran Setelah peneliti menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan identifikasi
masalah. Selanjutnya peneliti memiliki beberapa saran yang diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dalam meningkatkan program Corporate Social Responsibility PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya berikutnya, antara lain : 5.2.1
Saran Teoritis Penelitian mengenai audit komunikasi terhadap suatu kegiatan
menjadi hal terpenting guna memberikan bahan penilaian apakah kegiatan dari suatu program berhasil atau tidak, dan dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki
kinerja
sebuah
organisasi
atau
perusahaan
serta
memaksimalkan kinerja dalam melaksanakan sebuah program untuk publiknya. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan atau 162
referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian mengenai audit komunikasi selanjutnya. Khususnya penelitian mengenai audit komunikasi dan program CSR. 5.2.2
Saran Praktis 1.
Perusahaan berskala besar seperti PT PLN (Persero) harus melakukan audit komunikasi yang mengacu pada teori audit komunikasi yang ada. Agar ketika saat melaksanakan program dan ditemukan hambatan-hambatan yang berarti bisa segera diatasi untuk mencegah meluasnya hambatan yang tidak diinginkan
2.
PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dalam melaksanakan program harus bisa berkordinasi dengan pihak yang diajak bekerjasama, contohnya dalam program ini adalah dengan pihak unit Area, agar tidak terjadinya perbedaan persepsi sehingga tujuan dari program bisa tercapai.
3.
Dalam pelaksanaan program, apalagi yang mengikutsertakan masyarakat luar seperti program CSR, PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang baiknya melakukan publikasi dan sosialisasi yang baik. Agar masyarakat khususnya khalayak sasaran yang dituju bisa mengetahui dan paham mengenai program yang diadakan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang sehingga tujuan besar yang diharapkan, bisa tercapai dan tersampaikan.
163
DAFTAR PUSTAKA Azheri, Busyra. 2011. Corporate Social Responsibility dari Voluntary menjadi Mandatory. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Budimanta, A., Prasetijo, A. & Rudito, B. 2007, Corporate Social Responsibility:Jawaban Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini (Edisi Kedua),ICSD, Jakarta Denzin, Norman K. & Yvona S. Lincoln. 2009. Handbook of Qualitative Research Terjemahan oleh Dariyanto dkk. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Effendy,Onong Uchjana . 1984. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Faisal, Sanapiah. 1989. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada George. R. Terry. 2003. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara Gozali, Dodi M. 2005. Communication Measurement (Konsep & Aplikasi Kinerja PR). Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Hardjana, Andre. 2000. Audit Komunikasi. Jakarta: PT Grasindo Iriantara, Yosal. A. Yani Surachman 2006. Public Relations Writing. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. , Yosal. 2004. Community Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
James A.F Stoner. 2006. Manajemen Jilid 1 Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat Kriyantono,Rachmat .2012 Teknik Praktis Riset Komunikasi.Jakarta: Kencana Prenada Media. Lexy J. Moleong. 2001 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Masmuh, Drs. Abdullah. 2013 Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori Dan Praktek. Malang: UMM Press Mulyana, Dedi. 2005, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung PT. Remaja. Rosdakarya, Murti Sumarni, John Soeprihanto. 2003. Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan). Edisi V. Yogyakarta:Liberty. Ritonga,Jamiludin. 2004: Riset Kehumasan, Jakarta. PT Grasindo Anggota Ikapi
Rumanti, Sr.Maria Assumpta , 2002. Dasar-Dasar Public Relations:Teori Dan Praktik, Jakarta: Grasindo Ruslan, Rosady, 2000 Kampanye Public Relations (Kiat Dan Strategi) Jakarta: Rajawali Pers, Sugiyono 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Widjajanto, Kenmada. 2013. Perencanaan Komunikasi. Bandung. CV Ultimus
Wiryanto .2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo, Hal 5)
Sumber lain : Website : http://bumn.go.id/halaman/situs , diakses pada tanggal 26 September 2014 pukul 20:40 WIB Jim R. Macnamara, PR Metrics-Research for planning &evaluation of PR & Corporate Communincations, 2002:15 , diakses pada tanggal 18 Oktober 2014 pukul 14:27 WIB
Undang-Undang : Keputusan Menteri Keuangan RI No. 740/KMK 00/1989 Pasal 1 ayat 2a-2b Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN Dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan pasal 1 ayat (6-7)
Skripsi : Paramita, Endira. 2010. Audit Kinerja Komunikasi Organisasi Biro Humas Sekretariat Negara RI. Skripsi. Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro. Semarang AR, M. Fikri. 2009. Audit Kehumasan Program Quality Assurance (Studi Evaluasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skripsi. Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta Purbaya, Gagah Kharisma. 2013. Audit Komunikasi Kampanye Program Stop Buang Air Besar Sembarangan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Serang. Skripsi. Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Serang
PEDOMAN WAWANCARA Dalam penelitian ini, peneliti telah menyusun beberapa daftar pertanyaan yang dijadikan sebagai acuan da;am melakukan proses wawancara. Hal ini dilakukan agar wawancara lebih terarah dan jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun pedoman wawancaranya, sebagai berikut : Bagi Supervisor bagian Bina Lingkungan TAHAP INPUT 1. PT PLN (Persero) sebagai BUMN bidang ketenagalistrikkan : -
Visi dan misi perusahaan
-
Sejarah perusahaan
-
Susunan divisi dalam perusahaan
2. CSR di PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dan peran Humas dan Bina Lingkungan di dalamnya : -
Latar belakang CSR perusahaan
-
Tujuan CSR perusahaan
-
Criteria CSR yang sudah dilakukan perusahaan
3. “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”, sebagai salah satu program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang : -
Latar belakang CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
-
Tujuan “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
4. Rancangan “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” -
Rancangan kegiatan “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
-
Rancangan biaya pelaksanaan “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
-
Rancangan publikasi “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
TAHAP OUTPUT 1. Pelaksanaan CSR di PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang : -
Implementasi program CSR perusahaan
2. Pelaksanaan CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” : -
Publikasi pelaksanaan CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
-
Jalannya
pelaksanaan
CSR
“Indahnya
Kampungku,
Tertibnya
Listrikku” di lapangan -
Survey pelaksanaan CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
Bagi penanggung jawab dan panitia pelaksana CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” TAHAP INPUT 1. CSR di PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dan peran Humas Bina Lingkungan di dalamnya : -
Latar belakang CSR Perusahaan
-
Tujuan CSR perusahaan
-
Kriteria CSR yang sudah dilakukan perusahaan
2. “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”, sebagai salah satu program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang : -
Latar belakang CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
-
Tujuan “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
3. Rancangan “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” -
Rancangan kegiatan “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
-
Rancangan biaya pelaksanaan “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
-
Rancangan publikasi “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
TAHAP OUTPUT 1. Pelaksanaan CSR di PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang : -
Implementasi program CSR perusahaan
2. Pelaksanaan CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” : -
Publikasi pelaksanaan CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
-
Jalannya
pelaksanaan
CSR
“Indahnya
Kampungku,
Tertibnya
Listrikku” di lapangan -
Survey pelaksanaan CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
TAHAP OUTCOME 1. Pandangan
perusahaan
mengenai
Kampungku, Tertibnya Listrikku”
pelaksanaan
CSR
“Indahnya
-
Keberhasilan kegiatan CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
-
Pengaruh CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” terhadap perusahaan
-
Pengaruh CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” terhadap peserta
Bagi Masyarakat Kelurahan Batuampar, Kramat Jati TAHAP OUTPUT 1. Pelaksanaan CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” -
Materi yang didapat
-
System pelaksanaan
-
Fasilitas atau keuntungan yang didapat
2. Reception -
Tujuan peserta tercapi
TAHAP OUTCOME 1. Awareness, knowledge, information increased 2. Behaviour, attitude changed
PEDOMAN OBSERVASI Pedoman observasi dibuat sebagai rancangan atau panduan dalam melakukan penelitian. Pedoman ini dapat dijadikan sebagai patokan peneliti saat melakukan penelitian. Sehingga penelitian akan berjalan sesuai arah dan tujuan. Adapun hal-hal yang akan menjadi fokus observasi adalah : -
Respon dan dukungan dari warga Kelurahan Batuampar, Kramat Jati setelah pelaksanaan CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
-
Kondisi atau keadaan lingkungan binaan setelah program berjalan
PEDOMAN DOKUMENTASI Peneliti melakukan pengumpulan data dengan dokumentasi yaitu berupa kegiatan mengumpulkan dokumen tertulis dari pihak perusahaan yang berhubungan dengan masalah penelitian, seperti : -
Profil perusahaan
-
Program CSR PT PLN (Persero) Disjaya Tangerang “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
-
Foto-foto atau video mengenai CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”
Wawancara Mochammad Rodjulun Qohar pada tanggal 11 Maret 2015 pukul 10.00 WIB Lokasi : di ruang kerja Pak Oka Situasi : waktu pagi hari menjelang siang, ketika Pak Oka sedang tidak sibuk dengan pekerjaannya
T : permisi pak oka, saya mau tanya tanya tentang CSRPLN yang kampung binaan yang lokasinya kramat jati, bisa pak? J
: iya bisa, mau tanya apa?
T
: bisa certain ngga pak, program CSR ini tuh seperti apa?
J : program sahabat PLN merupakan salah satu program unggulan dari PLN disjaya. Program itu adalah ditujukan untuk memberikan kesempatan bagi pegawai muda disjaya untuk berinteraksi kepada masyarakat sekitar.untuk itu, para pegawai muda itu diberikan tugas untuk membentuk satu area binaan. Area binaan itu harus memenuhi kriteria rapih, bersih, indah dan juga keindahan kita berikan kita bantu dengan peralatan kebersihan juga untuk keindahan kita berikan dengan bantuan tanaman-tanaman ringan, dan untuk tertib listrik mereka harus wajib memberikan sosialisasi-sosialisasi kepada masyarakat. Bagaimana tentang cara gardu-gardu yang baik, bagaimana tentang cara penggunaan listrik yang baik dan bagaimana mereka membayar listrik yang tepat waktu. Untuk itu para pegawai PLN muda itu, sahabat PLN ini setiap periode turun ke lapangan mereka memberikan sosialisasi dan memberikan arahan-arahan bagaimana menggunakan listrik yang baik dan seekaligus menyerap aspirasi dari masyarakat bawah. T
: itu alamatnya di mana aja pak?
J : alamatnya? Oh saya lupa, mesti liat data dulu. Saya nunjuknya per area sih ya, arenanya yang milih.Area memilih satu lingkungan binaan di areanya dia. T
: programnya udah berapa lama pak?
J : sahabat PLN itu namanya program CSR, tapi aksinya itu macem-macem bisa dalam kegiatan itu bisa kaya membantu sekolahan. Indah dan tertibnya listrikku.Itu targetnya keindahan asrinya lingkugann binaan tapi intinya dari semua sahabat PLN itu adalah dengan target turunnya tunggakan, cantolan liar yang ada, lingkungannya asri, tertib listriknya intinya seperti itu.Aksi-aksi kegiatannya macem-macem.
T
: jadi ini lanjutannya dari yang sekolah binaan itu pak?
J : tiap tahun beda-beda, 2012 kita dengan rt rw (lalu mengangkat telephone). Semua sih pada dasarnya kita ke lingkungan rt rw kita minta saran dulu. Kalo sekolah kita ke kepala sekolah. Tahun 2012 kita ke lingkungan dengan rt rw. T
: yang indahnya kampungku?
J : iya, 2013 kita ke sekolah ke kepala sekolah 2014 kita buat bank sampah, 2015 kita pos keamanan. T
: kalo yang lingkungan binaan init uh tepatnya di tahun 2012 itu?
J : kalo 2012 itu unit menunjuk lingkungan binaan, kalo 2013 unit memilih sekolah lalu sekolah memilih lingkungan binaan jadi seolah-seolah sekolah itu duta PLN yang membentuk lingkungan PLN. 2014 hanya PLN aja, khususnya kantor distribusi membuat bank sampah. T
: kaya yg kramat jati ini pilihan sekolah, apa gimana?
J
: kramat jati tahun?
T
: yang kemaren 2014 yang bikin bank sampah itu?
J : 2014 itu dapat masukkan dari area kramat jati, bahwa ada bank sampah di areanya, baru kita bantu, ini tambahan T
: jadi yang dibikin bank sampah itu baru kramat jati?
J : yang kantor distribusi bikin ada bank sampah pangadegan, tahun 2014 kramat jari mendengar bahwa distribusi CSRnya adalah bank sampah, lalu area kramat jati mengajukan proposal untuk diberikan bantuan ke bank sampah yang ada di area kramat jati. T : kalo yang sekarang pos keamana ya pak, itu tempatnya disitu juga apa gimana? J : system kerjanya, kd meminta ke setiap unit mencari dan menentukan lingkungan binaan yang bersedia pos keamanannya menjadi base tempat untuk keamanan dari sisi tertib listrik, keamanan sebagai menolong jika ada kebakaran. Dasarnya dua itu.Kriteria lingkungan yang diminta daerah yang sering kebakaran, padat penduduk, cantolan listriknya banyak, tunggakan listriknya banyak dan lingkungannya belum rapi.
T
:CSRPLN itu tujuannya untuk memerangi cantolan listrik ya berarti pak?
J
: iya, targetnya itu
T
: bapak itu kemaren sebagai penanggung jawab apa gimana?
J : kalo penanggung jawab itu, ketua pkbl yaitu mb kha kalo dari susunan struktual saya hanya secretariat pkbl yang intinya menjalankan kegiatan seharihari T : kemaren dibilang ada wawancara dulu ya pak? Kaya survey dulu? Yang didapet apa aja? J : wawancara itu bagian humas yang wawancara. Mbak cacan intinya kita melakukan soan gitu ya, pertemuan untuk minta ijin melakukan program CSR di lingkungannya. T
: acara ini berlangsung berapa lama?
J
: jangka waktu kegiatan program CSR atau jangka waktu kegiatan itu?
T
: kegiatan itu? Di kramat jati khususnya.
J
: oh acaranya dari pagi sampe jam 3
T
: oh jadi Cuma sehari aja? Sekalian sama sosialisasinya?
J : iya, kalo program CSR itu setiap tahun dilaksanakan dalam waktu setahun T
: sosialisasi yang disampaikan apa saja?
J : iya, tertib listrik, penggunanaan listrik prabayar, lomba-lomba masak kita kerja sama dengan sponsor waktu itu dengan kompor kirin, lomba masak, lomba nyanyi, lomba joget, macem-macemlah. T
: antusiasme warganya gimana?
J
: oiya banyak sampe 500 eh sampe 50-100an orang
T : wawancara itu kan kaya survey sekalian ya pak atau gimana? Kemaren kan dibilang wawancara dengan ketua rt, lalu pegawai muda melakukan survey, bedanya apa dengan ketua rt? J : kalo pertama unit menentukan, lalu kita melakukan wawancara ke rt unit itu menentukannya karena kriterianya harus banyak cantolan, harus banyak
tunggakan, yang tau data-data itu orang unit. Setelah unit menetapkan lingkungan baru tim humasnya melakukan wawancara rt rw sebagai minta izin lakukan kegiatan, setelah itu pegawai muda PLN melakukan kegiatan memantau cantolancantolan listrk untuk data awal bahwa benar di sana ada cantolan-cantolan listrik liar. Dengan data foto-foto itu adalah untuk mendukung bahwa lokasi itu adalah tepat untuk dilakukan kegiatan CSR T : jadi yang wawancara di sini tuh maksudnya dari unit dulu baru kita kasih ke kd baru nanti… J
: wawancara tetep orang kd, yang menentukan lokasi baru unit area
T
: jadi unit kasih rekomendasi tempat baru, dari sini terjun ke lapangan?
J
: iya, memastikan bahwa lokasi itu memang layak untuk kegiatan CSR?
T : sama katanya ada penilaian lingkungan terbaik? Itu kriterianya gimana?Dari 23 itu gimana pemilihan pemenangnya? J : kriterianya itu tunggakannya nol, cantolan listriknya sudah tidak ada, yang tadi kotor jadi bersih, itu dasarnya T
: kemaren juara 1 itu kramat jati ya pak?
J
: hmmmm iyaaa
T : kalo dari rancangan biayanya pak? Yang dimaksud workshop pegawai muda itu apa? J : workshop itu adalah persamaan perseepsi tentang kegiatan program CSR ini. Karena tidak semua pegawai area mengetahui tujuan dan maksud program ini. Dan tata cara kerjanya mungkin belum tau makanya kita samakan persepsinya pada saat turun lapangan nanti T
: pengadaan bak sampah, pot, dll itu jumlahnya berapa pak?
J : (sambil buka file) potnya itu 100 beserta tanaman, tempat sampahnya 25, gerobak 1 T
: rancangan dana awalnya berapa?
J : (sambil membuka file) kita buat sesuai dengan kebutuhan yang kita buat dengan rincian untuk bantuan tempat sampah, gerobak, pot, memberikan hadiah berupa tropi dan uang, biaya operasional, biaya k-sharing pada pegawai muda, itu acuannya.
T
: boleh tau besarnya pak?
J
: totalnya 1,3 milyar
T
: dana ini dari keuntungan PLN atau ada anggaran sendiri?
J : kalo CSR itu diwajibkan dilakukan oleh setiap perusahaan, kalo bina lingkungan menetapkan dari keuntungan perusahaan. Kalo perusahaannya ngga untung mungkin bina lingkungannya ngga ada uang. Tapi kalo namanya CSR perusahaan untung ngga untung harus melakukan CSR T
: jadi CSRsama bina lingkungan itu beda ya pak?
J
: bedanya secara dasar hukumnya aja
T
: kalo di PLN nerapinnya? Bina lingkungan?
J : jadi di PLN itu ada program kemitraan anggarannya sendiri, bina lingkungan rekeningnya sendiri, CSR sendiri. Jadi dasar itu terbagilah kegiatan. Jadi intinya sama, tapi orang taunya CSR. Jadi sebelum ada CSR itu dulu itu namanya apa sih? Dari perubahan nama itu, jadi dasar anggarannya sama. Tapi kebanyakan dari keuntungan perusahaan T
: program ini tingkat keberhasilannya gimana menurut bapak?
J : tingkat keberhasilannya ya 100% karena tunggakannya nol, cantolannya nol, hampir 98% udah ngga ada tunggakan, Cuma ada beebrapa yang masih nunggak, mungkin karena rumahnya kosong. T
: terus langsung beralih ke prabayar pak?
J : kita programnya tidak membuat supaya ke prabayar, kita hanya menyarankan tapi ada yang beralih ke prabayar. T
: keuntungan untuk PLN kalo prabayar itu apa sih pak?
J : kalo prabayar PLN dapet uangnya dulu baru pelanggan memakai listriknya, supaya ngga ada yang nunggak juga. T
: kegiatan ini cukup mewakili tujuan umum CSRPLN ngga?
J : menurut saya sih mewakili, karena area-area itu sekarang lebbih dekat dengan pelanggannya. Lebih gampang melakukan kegiatan-kegiatan tertib listrik di daerah itu dan membuat masyarakat sadar bahwa pentingnya tertib listrik itu buat mereka juga supaya tidak ada kebakaran
T
: masih suka berkomunikasi dengan warga?
J : kalo kd tidak, Cuma area masih suka memantau karena mereka harus menjalin hubungan dengan lingkungannya terhdap tunggakan kalo kita udah deket kan ngomongnya sekarang enak, kalo belum deket kan kadang marah duluan. Kalo udah deket kan ga ada perlawanan. (Menjawab telephone) T
: rancangan awalnya kan tadi 1,3 milyar. Ini kurang lebih apa nombok?
J : lebih malah, realisasinya… hmmmmm RABnya 1.3.52 milyar realisasinya 1.320 m sisanya dikembalikan ke CSR pusat. T
: publikasinya kan ngundang wartawan pak, waktu itu wartawan mana aja
J : oh itu mah kalo wartawan yang bawa humas, jadi kebanyakan humas yang tau kita fokus ke kegiatannya T
: tanggal berapa pak pelaksanaan program ini?
J
: saya lupa tanggal berapanya.
T
: selama pelaksanaan program, ada hambatan yang ditemui pak?
J : untuk saat ini hambatannya sih belum ada karena mayoritas lingkungan binaan senang dibantu PLN. Dari sisi keasrian lingkungan, walaupun PLN itu intinya mau merapihkan listrik, jadi kita kasih hadiah pot, gerobak, mereka seneng-seneng aja, karena diberi sesuatu ya seneng-seneng aja. T
: hmmm begitu, oke baik pak terimakasih untuk waktunya
Wawancara Purwanto pada tanggal 24 Maret 2015 pukul 11.00 WIB Lokasi : di ruang kerja Pak Purwanto Situasi : waktu pagi hari menjelang siang, ketika Pak Oka sedang tidak sibuk dengan pekerjaannya
T : iya pak, mau tanya tentang CSRPLN yang tahun 2012 yang di batukramat pak. J : dari segi mulai jalan, kebersihan kaya gitu kan, terus penghijauan, nah itu. Nah terus untuk kepentingan di kita adalah listriknya, bagaimana dengan ketertiban listriknya yak an? Misalnya wilayah itu sangat minimal tungggakannya atau sama sekali tidak punya tunggakan daerah situ. Makanya kategori itu akan lebih detail salah satunya seperti itu. Terus mungkn fasilitas pju-nya.Itu kankordinasi juga dengan pemda.Seeksi pju nya ada.Kita kordinasi kalo lingkungan situ sudah pernah mengajukan belum, umpamanya permohonan mengenai pjunya karena listrik itu bukan PLN buat pju. Khusus punya seksinyapemda, gitu kan karena kan situ di rekening tagihan, ada kan 3% uang pju, nah itu PLN membayarkan kembali ke pju. T
: oooh malah PLN yang bayar ya pak kalo gitu?
J : iya karena kan uangnya masuk PLN, PLN bayarkan lagi ke pju. Nah itu, nak haknya itu sudah terpenhi belum?Untuk pemanfaatan pju di lingkungan seempat, salah satunya terus sampe artinya memenuhi kriterian lingkungan sehat lah.Seperti itu, dari mulai kebersihan, jalan, penghijauan, listriknya bebas dari tunggakan, lokasinya bersih dari pencantolan liar, gitukan?Artinya bersih terus pju nya resmi ngga, ka nada tuh yan glingkungan pake neon nariknya.Itu ga boleh.Nah itu kita usahakan masuk yang resmi, permohonan ke pemda menggantikan lampu pju.Artinya yang tidak sembarangan. Tertata dengan rapih, karena kan bahaya listrik kalo ini kan neon dia punya saklar sendiri, takutnya ada tiang besi, saklarnya nempel di situ. Kan banayak denger kejadian kan kadangkadang pada saat hunan banyak yang kesetrum pada senderandi tiang besi, kan gitu kan yah. Nah itu, menghindari hal itu. Artinya kan kalo engan pju kan udah resmi kan tanpa harus ada tombol saklar dan pake pengaman sendiri. T
: berarti emang nyari lingkungan yang udah rapid an bersih ya pak?
J : iya, kita kordinasi dulu dengan kelurahan, menyarankan, karena kan mereka juga punya kan perlombaan lingkungan yang seperti itu yang kita cari dari mulai kebersihannya, penghijauannya, penataannya
T : tapi memungkinkan ngga sih pak yang dari kramat jati sendiri, memilih yang belum bagus? J : itu sedang kita cari lagi, tapi minimalpaling tidak dari lingkungan itu sendiri udah tertata, minimal itu. Karena artinya memang kita ada kerja sama dengan kelurahan itu sendiri tadi. Dengan lingkungan setempat. Jadi artinya memang benar-benar sudah didikkan lingkungan dan kita hanya bisa memenuhi penambahan itu tadi, melengkapi lah T
: jadi bukan membangun dari yang berantakan misalnya?
J : oh, engga. Jadi karena kita mensupport juga kan. Karena kan kita juga ada mengenai kegiatan sosialisasinya yak an salah satunya itu. Artinya selain kita juga mengarahkan mengharapkan dari lingkungan itu bersih dari tidak banyaknya cantolah listrik karena kan juga merugikan buat kita, terus pembayaran bulanannya bagus itu tidak punya tunggakan kaya gitu. Itu yang kita haarpkan seperti itu.Itu berjalan dengan baik, apalagi kalo ngga salah mereka juga sudah mulai berkembang dengan kaya bank sampahdan terus berkembang melengkapi mengenai kebutuhan lingkungannya. Jadi kan otomatis lebih komplit. Nah kita coba lagi nanti karena kita kan di sini skup areanya juga ngga banyak ngga luas. Karena kepotong Cuma berapa ini ya?Batasannya kalo ke selatan tuh dengan tb simatupang, jorr, kampung rambutan.Uranya Cuma sampe uki cawing, baratnya ciliwung.Keci lskupnya ngga luas.Kesempatan ini memang kita ambil. Karena memang kebetulan lingkupnya cukup padat ngga berkembang kan, berarti kan kita hanya tinggal berkordinasi dengan pemda setempat, kaya rt rw kelurahan selalu kita kerjasama dan di situ juga kita mengadakan sosialisasi, temu pelanggan J
: itu biasa diadakan berapa sekali?
T : setahun, kita minimal 2. Jadi artinya kita juga ada semester 1 dan 2.Nah ini kita cari kesempatan tadi. Salah satunya kalo kita ada pembinaan kaya gini kan gampang. Artinya tinggal mantau nah biasanya kalo mantau kaya gini supportnya adalah dana sosial itu kita berikan contoh gerobak motor. Dulu ada hmmmm apalagi ya, pokoknya kebutuhan lingkungan.Itu yang sudah berjalan, terus kalo kita ga ada temu pelanggan gitu.Kita coba kaya itu tadi ada wilayah yang perlu kita beri informasi, sosialisasi temu pelanggan yang banyak tunggakannya yang penataan lingkungannya juga masih semrawut, terus jaringan instalasinya, pju-nya masih yang belum resmi.Nah itu kita coba masuk kesana.Biasanya seperti itu. T
: kalo yang di batukramat ini, sering ngga ngadain temu pelanggan?
J : hmmm… sekarang kordinasinya setiap ada acara mereka ngundang dari kita. Dari dia tergantung ininya, kadangkala kalo mereka ada acara kita suka tukar informasi T
: mengenai apa?
J : biasanya perkembangan PLN. Missal ada perubahan apa nih. Program apa yang terbaru di PLN. Info apa yang perlu diketahui pelanggan. Nah itu kita sampaikan T
: hanya berupa lisan aja atau pamphlet?
J
: oh ada. Ada lisan
T
: untuk kordinasi ke rt rwnya berapa lama?
J : cepet kok karena sudah ada surveynya. Sudah siap.Karena kita mintanya dari tingkat kelurahan jadi artinya ada semacam lmk, kita ambil dari situ pengarahannya. Karena mereka mantau lingkungan kan biasanya dari situlah kita bisa bergerak. Mana nih lingkungan yang sudah mapan dari kelurahan pemantauannya. Terus itu kita coba tinjau kembali. T
: dari kd minta kriterianya seperti itu?
J : ngga juga sih, yang penting lingkingannya bersih dari cantolan kelistrikkannya. Punya pju resmi, tunggakanannya minim.Pasti ada pastinya, tapi tidak sebanyak lingkungan lainnya.Bersih dari, listriknya ngga nyantol, kita cek door to door. T
: dalam persen di lapangan berapa yang masih ngelanggar?
J : kayaknya untuk pelanggaran udah ngga ada sih. Karena bener bener sudah mapan dan dipantau ya.Sudah tanggung jawab kelurahan untuk pembinaan lingkungan.Dan kita disini mantaunya tunggakan rekening ya. Pantau perkembangan rutin, pengecekan kita punya tim pengecekan.Pengelola piutang namanya.Terus ada penertibannya untuk teknisnya, rutin kita control. T
: mekanisme kalo ada warga nunggak gimana?
J : untuk saat ini kita info ya, kita kasih surat 601 pemberitahuan yang berkordinasi dengan vendor pembacaan meter, kita sebar tuh. Batasnya tanggal 20.Tanggal 21 udah mulai kita infokan ada tunggakan tidak terbayar. Namanya manusia lah ya, lupa atau ada kebutuhan lain terus kita lepas. Nah bulan berikutnya ada tim khusus turun buat gembok mcbnya. Setelah tidak juga bulan ketiga kita bongkar.
T : pandangan bapak tentang program ini gimana pak? Terus pengaruhnya buat PLNapa? J : buat saya pribadi sih bagus ya, artinya membuat kedisiplinan saya. Secara tidak langsung artinya tidak pada lingkungan saja, tapi pada lingkup keluarga juga karena kan lingkungan berpengaruh pada keluarga. Awalnya kan dari keluarga jadi dengan adanya lingkungan binaan kita litany skup 1 rw diambil. Otomatis akan berkembang liat lingkungan, yang baik pasti akan ditiru. Jadi baik sekali ya. Kepedulian lingkungan ada, penataan penghijauan, kepedulian satu sama lainnya. Dasarnya dari situ.Yang lainnya pasti termotivasi. T
: kalo untuk harapan kedepannya gimana pak?
J : justru kita mencoba untuk world class. 1 jalur penyulang. Jadi dari GI induk cawing keujungnya itu pasar induk kramat jari. Flyover pasar rebo itu kita usahakan jalur itu bersih dalam segi hal pencurian pemasangan liar.Apalagi di sini terkenal pasar malam kramat jati.Banyak yang menggampangkan listrik. Jadi skupnya bukan 1 rt tapi 1 wilayah. Agar lebih tertib lagi.Sekarang kita lagi coba menata diri kita sendiri dulu.Jadi pelanggan tertib kita pun meningkatkan pelayanan. Ya memang tidak terlepas dari campur tangan rt rw kelurahan. Ingin memperbaiki image PLN melalui PLN bersih karena dulu PLN terkenal dengan orang-orang ngga jelas.Padahal sekarang sudah online ya. T
: nah apa program ini bisa merubah image PLN pak?
J : iya makanya tadi setiap ada perkembangan kita infokan supaya ngga miris. Udah jarang ada keluhan untuk saat ini karena kita sudah mengantisipasi peningkatan tadi sih dan ada targetnya juga. J : oh oke pak, untuk saat ini si cukup ya pak. Nanti kalo missal ada yang kurang nanti saya kesini lagi, terimakasih pak
Wawancara Yuwanita pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 12.00 WIB Lokasi : di ruang kerja Mba Nita Situasi : saat mba nita sedang mengerjakan pekerjaannya, mba nita menyempatkan diri untuk menjawab pertanyaan peneliti
T : hmmm mbak nita, rancangan awal dari program indahnya kampungku yang tahun 2012 itu gimana ya mbak? J : rancangannya itu dari KD. CSR itu kan wajib ya. Nah salah satunya itu program ini, akhirnya kd menginstruksikan area-area dibawahnya untuk menentukan satu lingkungan di areanya itu. Di situ ketentuannya itu boleh berapa rt tapi minimal 100 kepala keluarga. Karena waktu itu kebetulan saya kerjasamanya sama bidang biaga, karena kan di ayang tau tunggakannya. Dan tertib pemakaian pju, bersih dan tertib sebenernya temen-temen niaga yang cari waktu itu. Jadi kalo itu kan tujuannya manajemen kd itu mintanya pegawai muda yang jalan. Kita akhirnya dapat yang batuampar itu T
: nyari yang udah rapi ya mbak?
J : iya, kebetulan temen-temen di niaga, karena mereka yang lebih cenderung ke pelanggan. Nah mereka mantau dari sisi piutangnya itu.Nah di sini tuh kecil, makanya dipilih.Nah kita dapet link di batuampar itu karena banyak nilai plusnya.Emang lingkungannya udah bagus dan rapi, tunggakannya juga sedikit. Nah dari situ kita tinggal poles kita terusin lagi dari kd, kita disuruh lebih komunikasi ke lingkungan sekitar. dikasihlah bentuknya dalam program CSR kita kasih tempat sampah dll kalo ga salah. Selama setahunan dan kebetulan pas mau menang mau hln jadi langsung ada penilaian karena tujuannya sekalian dilombakan. Perbulan kita kasih progressnya ke kd, dari tunggakan, apa yang kita kasih dananya.Alhamdulillah lingkungan kita dapet juara satu. Nah komentarnya itu katanya kan emang dasarnya udah bagus lingkungannya. Harusnya sih yang dinilai yang tunggakannya besar jadi kecil. Jadi tujuannya ada dua sosialisasi pelanggan sama kita tau PLN punya program sekaligus pelanggan lancar pembayarannya. T : jadi tujuan awalnya itu dari yang belom rapi. Yang sudah rapi kita sempurnain. Sebenernya dari kd itu ga ada kriteria harus rapi, dipertahankan. Tapi ketika realitanya di area terutama di kramat jati kebetulan dapet yang udah rapi makanya tinggal kita poles lagi. Kalo bintaro dari lumayan jadi tertib.
T : jadi dari kd ngga ada kriteria khusus untuk penentuan lingkungannya mbak? J
: ga ada
T
: waktu itu ada jobdesknya ga mbak?
J : ga ada, karena kita pegawai muda yang didelegasikan jadi kadang ada moment yang hanya jalan hanya bertigalah jadi ga ada kaya ketentuan tiap bulan harus pantau itu ga ada. T
: kalo dari kd ada persamaan persepsi dulu ngga sih mba?
J : ada! Jadi ketika mau mommentnya itu karena ini CSR dari PLN pusat didelegasikan ke disjaya, nah itu pas momen tiu sekaligus kd yang nyamperin ke kampung binaannya itu. Jadi penilaian sekaligus mereka sampaikan tujuan mereka T : rancangan kegiatannya gimana mbak? Mekanismenya itu full setahun apa gimana? J
:full setahun
T
: sempet sosialisasi mbak?
J : iya, temu pelanggan itu memang domainnya di bidang niaga. Kita punya usul kan kita punya kampung binaan yang kita pantau setahu, ga ada salahnya juga kita ngadai temu pelangga di situ juga. Sosialisasi masalah pasang baru, pokoknya kelistrikkan keluhan-keluhan atau pertanyaan warga T
: keluhannya apa aja mbak?
J : ketika moment itu biasanya ya proses pasang baru mereka pingin tau. Mereka pingin tau berapa lama pasang baru.terus tdl kan naik ya banyak sih pertanyaan seperti tunggakan, turun daya T
: karena udah tertib dang a ada yang nunggak ya?
J : he’eh… kalo ga ada sama sekalipun ya engga. Kalo saya bilang paling 13 kepala keluarga yang itupun saya selalu kordinasi pada ketua rw jadi kita pantau minta tolong “ pak tolong dong warganya atas nama ini udah mau bulan kedua,jangan sampe masuk bulan ketiga karena kalo udah masuk bakal diputus” T
: pandangan mbak mengenai program ini gimana?
J : hmmm… bagus ya soalnya masyarakat atau pelanggan ada satu sisi mereka gatau kalo PLN ga Cuma sekedar jual listril. Mereka tau ada sisi lain, kita
ada program lingkungan .saling berbagi informasi keluhan dengan adanya program ini terakomodir T
: kalo antusiasnya warga sendiri gimana mbak?
J : mereka ngedukung banget karena kebetulan lingkungan mereka pernah dapet penghargaan adipura, dari bank mandiri juga di situ udah pernah pas kita dapet lingkungan situ. Jadi kaya mereka udah biasa dan antusias T
: di sana ada lomba masak ya mbak waktu itu?
J : lomba masak? Kayaknya ngga ada.Aku lupa deh.Bank ini kelanjutan dari program ini. Jadi dipilihlah area yang kemaren juara hmmm… apa sih …. Role modelnya dulu nih. Karena kita yang menang sekalian mendukung program jokowi. T
: berapa persen mbak tingkat keberhasilannya?
J : 85%, 15% nya kan kita walau tetep komunikasi setahun itu kesininya kita gatau. Tapi untuk lingkungannya tetep kejaga sih. T
: masih suka dipantau ya berarti?
J : masih, kemaren 2014 pas bank sampah. Iya kemaren sempet lama ga dipantau setelah lomba selesai.Nah pas 2014 kita dateng masih bagus sih. T
: ada hambatan ngga mbak dalam pelaksanaannya?
J : hmmm hambatannya apa ya? Hmmm cenderung ngga ada.Sejauh kita ngelaksanainnya lancar aja karena udah rapi.Tiap sabtu ada kerja bakti. Nah kemaren pas kita mau bagiin tanaman ga ada yang bantu karena warga sana ratarata pensiunan jadi kalopun kegiatan kerja baktinya yang ringan-ringan aja. Selain itu kesulitannya apa yang dikomunikasikan ke kita itu buat ngatur apa ya kaya menugaskan ke orang lain tuh ga ada. Sebenernya pas dikasih tanaman itu ya sebenernya di sana udah asri ya, jadi kayaknya kurang tepat sasaran terus pas kita kesana ketua lmknya ngeluh karena ga ada yang ngurusnya jadi banyak yang mati. Ada seratus pohon yang dikasih, kesulitan ngatur penyebaran lokasinya juga. Banyak yang ngambil juga kan karena lokasinya deket sama perkampungan. Tong sampahnya juga banyak yang ilang. T
: terus penanganannya gimana tuh mbak?
J : kemaren kita antisipasinya ya kita akalin potnya kita ikat pake kawat. Terus bawah potnya itu kita semen buat dudukannya, terus ada yg kita bagiin di dalam rumahnya warga biar warga yang ngurus.
T
: tadi di sebut masih komunikasi sebatas apa?
J : paling hanya sekedar nanya gimana warganya. Jadi disana ada satu kordinator ketua lmk, beliau aktif komunikasi pada kita. T
: temu pelanggan terakhir kapan mbak di batuampar?
J
: kalo di sana terakhir 2013
T
: kalo penilaian lingkungan, kriterianya gimana?]
J
: kebersihannya, ketertiban listrik, pju liar dipantau selama setahun.
T
: nah kalo harapannya gimana mbak?
J : harapannya sih gak Cuma program itu aja sih. Jadi pelanggan, menumbuhkan image di masyarakat bahwa PLN punya program lingkungan nah di situ kita bisa saling tukar info.
Wawancara Supardi, SE pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 10.00 WIB Lokasi : di rumah salah satu warga yang dijadikan sebagai tempat berkumpul bapak-bapak Situasi : waktu pagi hari menjelang siang, ketika Pak Supardi sedang bersantai depan rumah menikmati udara segar sambil menikmati hasil panen kebun milik warga.
T : permisi, pagi Pak Pardi, saya mau tanya tentang program csr pln yang tahun 2012 yang lingkungan binaan, bisa certain pak awalnya bagaimana? J : awalnya tuh kita kan memang wilayah kita beberapa kali suka ikut lomba-lomba terutama lomba mengenai pola hidup sehat itu ya, kebetulan waktu itu kita juara 1 se-DKI tahun 2006 T
: yang ngadain lomba pola hidup sehat itu siapa pak?
J
: itu dari tingkat gubernur
T
: oh dari tingkat gubernur
J : iya kan mewakili jaktim, Alhamdulillah dapet juara 1, nah dari kelanjutan itu kita ini, masyarakat kita ini emang awalnya kita ada istilahnya hobbi termasuk hobbi bertanam, yang bisa dibilang untuk masalah kebersihan lingkungan masih lah dari wilayah lain. Kemudian PLN melihatnya sebetulnya tadinya mau binaan, cuman kata pak tatang asmennya itu jangan binaan, kita ga perlu membina kita sahabat aja, nah dalam sahabat PLN itu ada timbale balik, artinya itu kalo saya bilang sih memang saya dibina kemudian dari pihak PLN juga apa yang kita butuhkan kita terutama lingkungan, bahkan waktu itu saya dikasih taneman taneman produktif kaya duren, jambu, rambutan, sirsak, Cuma ya kita lanhannya kan. T
: itu dari PLN semua itu?
J : itu ada di sebelah rumah saya, nah kita tadinya ga mau menonjolkan diri jadi juara, monggo ajalah. Terus ya itu kondisi wilayah kita, warga kita kompak, nah akhir-akhir ini yang jadi kendala yang hobi taneman tinggal saya, pak hartono struk, yang hobi-hobi gini mbak, kita kan ga harus mesti nunggu orang perintah, liat taneman mati yam au kita bawa ember sendiri, tiap pagi kita sudah bawa gerobak nyiramin, terus waktu itu PLN berlanjut, kebetulan tadinya kita mau 1 RT cuman saya bilang saya mau mengembangkan ke RT lain, kita kerjasama dengan
RT 10 dan RT 17. Alhamdulillah waktu itu terlalu mesti jadi juara ya engga. Kebetulan tapi yak ok kita yang kepilih jadi juara 1, juara 2 bintaro kayaknya. Nah itu manfaat daripada apa namanya… hmmmmm… kerjasama begitu, nah kita juga dari pihak PLN kita bantu kalo missal ada tagihan yang nunggak khususnya di RT 10 dan RT 17 ini biasanya dari pak tatang cs ini paling tidak sms “pak pardi warga rt 10 ini ini ini yang belum bayar” jadi kita juga memberikan bantuan PLN membantu memberitahu warga informasi “bapak ibu ini listriknya belum bayar tak kasih informasi kalo nanti tibatiba dari PLN mengadakan pemutusan jangan nyalahin saya RT” saya bilang gitu. Nah dengan komunikasi yang baik itu akhirnya PLNmerasa dibantu juga, karena tagihan-tagihan paling telat ya sampe sebulan palingan hanya karena lupa atau sibuk T
: bapak kenal sama pak tatang itu dari sebelum atau sesudah acara
J
: pak tatang itu mulai dari acara lomba itu
T : berarti dulu sebelum kenal pak tatang itu kalo ada yang nunggak apa langsung diputus? J : jelas ga ada komunikasi, dulu langsung kalo sekarang itu komunikasinya undah enak, malah pak tatang jadi ga enak kalo mau putus. Nah biasanya yang rajin sms itu mba nita assistannya. T
: berarti sekarang masih komunikasi ya?
J
: masih
T : waktu kegiatan itu ada kegiatan apa aja sih pak? Katanya ada kegiatan lomba atau apalah? J : itu waktu sahabat pln ada lomba-lomba itu ga ada, nah bank sampah juga kelanjutan dari sahabat pln T
: tapi katanya waktu itu ada lomba masak ada ga?
J : lomba masak hmmmm ga ada kayaknya. Itu sendiri itu tingkat karyawan… hmmmm oh iya ada iya T
: ada sosialisasinya ga sih pak?
J : oh ada, kebetulan di rumah saya. Ya kita bukan menyombongkan kita juara itu ga. Dulu kita ngundang camat, lurah, rt, lmk, kelurahan rw sekelurahan lebih dari 100 oarng yang ikut. Di situ banyak talkshow tanya jawab, itulah mulai dari komunikasi dengan pln. Itu jadi warga juga jangan segan tanya pada pln. Cuma kan kadang-kadang gini, pln sendiri pingin menimbulkan image kalo pln
tidak semena-mena mereka juga bersahabat dengan kita. Kita juga apa kebutuhan kita, juga diakomodasi, keluhan, kadang kan warga itu gatau aturannya gimana, kalo missal aku ga bayar tiba-tiba diputus mereka gatau kenapa. Padahal karena telat 3 bulan, kemudian ada warga yang merasa listrik turun terus mereka tidak sengaja ditawarin oknum “ bu supaya ga putus diganti aja amperenya” T
: disini juga ada oknum kaya gitu?
J : ada oknum, cuman gaktau kita apa orang pln atau orang luar kita gatau. Akhirnya mereka ikut, begitu saya opal kebetulan saya ikut keliling banyak yang kena. Nah sebetulnya kan itu pinalti tuh tapi dikasih pengertian dulu “pak tolong ini dikasih waktu sekian hari, ini harus diganti sesuai dengan kemampuan itu, kalo amperenya 4 jangan diipake 6 atau 9 T
: warganya nurut?
J : ikutin, kalo ga ikutin ya terpaksa saya tutup. Nah saya selaku ya katakanlah yang dituakan atau tokoh masyarakat saya menghimbau kepada semua warga tolonglah karena itu resikonya nanti akan kena bapak-bapak sendiri. Kalo amperenya tinggi, ga sesuai dengan standar bisa timbul kebakaran, nah itu diantaranya himbauan dari saya, Alhamdulillah selama saya jadi lmk ya nyambung. T : berarti pas temu pelanggan waktu itu, aspirasi warga pun ikut tersampaikan ya? J : iya, waktu itu saya kebetulan masih jadi ketua rt kemudian jadi ketua lmk, jadi nyambung gitu. Nah makanya saya juga bilang ke pak tatang kalo mau ada program lagi ayo pak tatang mau di mana mau dir w mana T
: berarti warga disini antusias ya pak sama acara ini?
J : sebetulnya care warga kita ini dengan program-program kaya gitu, nah kebetulan kalo warga kita ini kan rata-rata menengah lah ya, artinya untuk yang menengah kebawah itu kalo diajak bicara suka kebawa latar belakang pendidikan segala macem, makanya rt 10 ini bisa dibilang rte lit dan masyarakatnya mau, minimal membersihkan lingkungan depan rumah. T : awalnya gimana sih pas pln dating kesini pas mau sosialisasi mengenai program? J : gini kita ka nada pengurus rt kemudian dari pengurus rt terus kumpul ke warga bahwa kita mau ada lomba ini, warga nanti untuk berpartisipasi paling tidak membersihkan lingkungan depan masing-masing nah itu
T
: tujuan dari program ini warga pada tau ngga sih?
J : kalo intinya warga tidak semuanya tau, jadi cuman kalo kita pengurus, program pln ini tuh sebenernya gini, kita merasa dibantu warga ya baik itu bahkan saya dibantu pemasangan instalasi listrik di poskamling, nah itu saya juga dikasih bukan hadiah ya. Jadi kita pasang ya kita masang untuk kita sendiri. Nah diantaranya itu. Walaupun sekarang kita mengarahlan h,,,, sekarang kan pake program prabayar. Nah tujuan pln kaya memberikan sosialisasi supaya beralih dari dulu meteran biasa jadi pulsa. Sebetulnya ada plus minusnya. Plusnya kan bagi pln itu yang jelas mengurangi… apa ya? Tenaga. Kan dulu kan outsourcing itu mereka kan dikurangin dari situ segi pln. Dari segi kita sendiri kalo kita punya kontrakan itu tidak akan memikirkan kalo si pengontrak itu akan nunggak listrik, karena apa? Kalo dia mau pake listrik isi dulu. Diantaranya itu. T
: paling gatau ya kalo tujuannya itu mau penertiban listrik?
J : kal penertiban listrik istilahnya pengurus itu bawel. Kan kalo nyantolnyantol itu, awalnya sebetulnya kalo nyantol-nyantol itu dulu kan banyak warga itu mau penerangan jalan makanya nyantol, tapi itu kan resikonya tinggi. Waktu itu saya mengusulkan, aku dibantu juga untuk pju, kebetulan di wilayah RT 10 ini termasuk yang awal diprogramkan untuk pju. Malah rt lain iri. T
: berarti emang inisiatif warganya sendiri ya? Emang kesadarannya tinggi
J : hmmm… berjalan seiring, artinya dari oln juga menghimbau seperti itu. Warganya juga menerima karena tau bahaya-bahayanya, nanti kan yang rugi kan bapak-bapak juga. Makanya rakyat nerima T
: kalo yang masalah lomba itu, penilaiannya bapak tau kriterianya?
J : yang dinilai adalah tidak ada tunggakan, cantolan, kebersihan lingkungan, penghijauan, asri toga. Kebetulan dulu kita disina ada kebunnya, karena ibu-ibunya sungkan kesini makanya dipindah di deket masjid. T
: terus disini ada pengecetan tiang ya pak?
J
: dulu iya, sempet ada yaitu pas lomba
T
: itu inisiatif pln atau dari warga?
J : kita yang minta, kemudian disambut baik sama pln, kita dibeliin cat terus kita sama-sama ngecat kita kerja sama dengan pln T
: ini acaranya Cuma sehari atau berapa lama pak?
J
: oh lama itu hampir 3 bulan
T
: ngapain aja pak?
J : dinilainya itu selama 3 bulan, kalo sosialisasinya sehari aja. Setelah kita jadi juara. T
: sebelum ada keputusan pemenang belum ada sosialisasi?
J
: belum, karena itu akan diprogramkan waktu itu nunggu biaya dari pln
T
: warga seneng ya?
J : hmmmmm gimana ya, kita emang warganya seneng ngumpul. Saya jadi rt juju raja semua terserah ibu-ibu. Kalo ibu-ibu contoh tahun baruan, halal bi halal ibu-ibu mau apa, nah dulu kita dapet 25 juta kita bagi 2 buat rt 10 dan rt 17. Kebetulan rt 10 kita ngobrolngobrol minta dibelikan organ keinginan ibu-ibu T
: puas ga pak sama programnya atau emang masih pingin ini ini ini?
J : sebetulnya ingin berlanjut saya, kelanjutannya apa csrnya pln di wilayah kita. Kan baru 2 rt yang kena, dulu bisa dibilang dulu masih belum rapi belum ada pot kaya sekarang, dan rt lain belum, kaya rt 1, 2, 3 itu kan padet di kampong terus kelasnya ekonomi ke bawah beda sama yang di sini. T
: harusnya sih yang tepat dir t 1, 2, 3?
J
: harusnya sih pln megang 1 rw yaitu rw 05
T
: ada perubahan citra tentang pln?
J : iya ada. Jadi gini pemahan tentang pln oleh warga oh ternyata ini ya kalo sama nyolong resikonya ini yang bisa kebakaran, amperenya turun, akhirnya mereka sadari itu. T
: yang dikasih pln itu apa aja pak?
J : tanaman, potnya, ngecat tiang, gerobak sampah diantaranya tempat sampah.
Wawancara Haryono pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 12.00 WIB Lokasi : di rumah salah satu warga yang dijadikan sebagai tempat berkumpul bapak-bapak Situasi : waktu pagi hari menjelang siang, ketika Pak Haryono sedang bersantai depan rumah.
T
: tentang program pln tahun 2012 kemaren menurut bapak gimana?
J : saya sebagai warga sangat bagus, jadi pln jadi mendekat pada warga. Jadi warga jadi ngerti apa sih program-program pln itu sendiri untuk itu jadi warga antusias juga jadi pln juga ngejelasin kalo ada ini itu kita harus kemana sama pln T
: jadi lebih jelas ya?
J
: iya jadi lebih jelas, warga juga jadi ngerti
T
: harapan dari program ini apa pak?
J : ya harapannya ya semakin kesini program pln lebih diketahui masyarakat dan lebih mengenakkan masyarakat. T
: mengenakan? Maksudnya gimana?
Maksudnya gini., contoh tidak terlalu ada program-program lain yg tidak hanya sekedar seremoni aja gitu. Program nyata yang lebih nyata lagi supaya masyarakat lebih ngerti lagi tentang pln gimana. Yang jelas warga, pln nya jangan naik terus, udah itu aja J
: hehehe contohnya gimana kegiatan yang dipinginin itu?
J : ya kaya mengadakan temu pelanggan lagi, jadi jangan Cuma setahun sekali atau 2 tahun sekali. Jadi kan kalo ada temu pelanggan kalo ada info dari pln kan jelas. Kaya tentang penggantian ke prabayar, warga pun kadang warga yang awam ga ngerti tentang beli pulsanya T
: berarti temu pelanggan itu Cuma pas tahun 2012 itu aja?
J
: iya itu aja
T
: kalo pendapat bapak tentang pln sebelum dan sesudah acara ini
J : sebelumnya gimana ya? Kurang mendekat dengan warga sekarang lebih bagus dan tanggap T
: menurut bapak berhasil ga acaranya?
J : berhasil menurut saya, termasuk yang peralihan ke listrik prabayar ya berhasil lah T
: oh berarti udah banyak yang beralih ya?
J
: banyak disini karena sudah banyak beralih
T
: kalo aspirasi bapak sendiri?
J : gimana ya? Kan kita bayar jalan, kemana masih banyak jalan yang gelap. Penerangan di jalan diperbanyak, apalagi sekarang lagi marak masalah keamana ya, kalo penerangannya banyak kan amannya lebih banyak lagi T
: tersalurkan ngga aspirasinya?
J
: yak arena belum ada pertemua lagi ya belum
T
: komunikasinya hanya ke pak pardi aja berarti?
J : iya, kebetulan ada pak pardi yang aktif ke pln, jadi kalo ada pa apa warga tinggal ke pak pardi, jadi beres. Nanti kalo ngga ada pak pardi terus gimana gitu kan? T
: berarti harusnya lebih ke masyarakat ya?
J
: nah iya kaya gitu.
Wawancara Yuli Purwadi pada tanggal 7 April 2015 pukul 10.00 WIB Lokasi : di kebun warga PKK Anyelir RW 05 Situasi : saat anggota PKK Anyelir berkumpul rutin mengenai bank sampah, Bu Yuli sedang duduk mengamati keadaan.
T : pagi ibu, bisa minta waktunya sebentar bu? Saya dari untirta ingin tanyatanya tentang csr PLN yang tahun 2012 yang lingkungan binaan itu bu, kan kebetulan dilaksanain di RT 10 sama RT 17 kan ya bu. J : ooh iya ini RT 17, tapi RT 17 yang diikutkan bapak-bapak aja, jadi kalo ditanya yang 2012 kami gak bisa nerangin, karena gak diikutsertain. T
: jadi ga diikutsertain ya bu?
J
: Cuma kebonnya aja di foto.
T
: kebonnya yang ini?
J
: he’eh yang ini
T
: tapi pak pardi udah kordinasi? Kalo kebonnya mau di foto?
J
: Cuma bilang mau di foto aja kebonnya
T
: tapi ga dikasih tau, mau buat apa apanya?
J : ngga ngerti, kita Cuma difoto aja kebonnya. Nah kalo tentang yang 2014 kita bisa nerangin. T
: berarti yang 2012 ga kerasa sama sekali ya bu?
J
: makanya kalo ditanya, kami gak tau. Bener deh
T
: berarti, katanya ada temu pelanggan di rumah pak pardi itu dating bu?
J : kalo pada waktu di pak pardi ga tau ya, tapi pada waktu penyuluhan mengenai kebersihan lingkungan yang tahun 2014 yang temu pelanggan dari pln sama sudin kebersihan itu kami merasakan ya, jadi kami bisa cerita T
: sosialisasi yang tahun 2012 yg tentang tertib listrik diundang?
J : kalo saya sih ngga diundang, hanya RT 10. Kalo di 2014 itu semua dilibatkan jadi panitia, kalo yg 2012 mah ga kerasa, jadi kalo 2014 kita bisa cerita panjang lebar. T
: berarti tahun 2012 itu Cuma bapak-bapak ya yg dilibatkan?
J : keliatannya sih Cuma bapak-bapak, tapi itu juga Cuma segelintir ya beda sama yg 2014 T tau?
: katanya PLN nyumbang bak sampah, tempat sampah, pohon-pohon ibu
J : wallahualam ya, kami gatau. Kami taunya karena kami liat sendiri sih di setiap lingkungan ada setelah dipasang T
: jadi efeknya ga bisa dirasain sama ibu ya?
J
: bukan ke ibu, tapi ke warga ya
T
: mungkin karena kurang sosialisasi juga ya dari PLN nya ya
J
: seebenernya kalo dari PLN nya sih apa ya, PLN tinggal dateng aja.
T
: kalo yg juara lingkungan binaan ibu tau?
J
: pokoknya 2 RT deh itu tapi kebanyakan di RT 10 sih
T
: tapi tau ya bu, kalo PLN ngadain lingkungan binaan yang dilombakan?
J : gatau, kita taunya waktu yang 2014 penyuluhan, kepala area kramat jati bilang. Kami taunya 2 tahun kemudian T
: iya kan katanya menang, terus dapet hadih 25 juta itu?
J : wallahualam, pokoknya hanya pak pardi sih yang tau. Kalo kami sih dapet apa apa dikasih tau. Katanya sih dibeliin organ, tapi katanya sih, itu urusannya pak pardi. Kalo tahun 2014 administrasinya rapih di kita. T
: jadi ga inget ya bu kalo mau certain yang tahun 2012?
J : ya Cuma bapak-bapak yang tau, iya pak pardi itu yg sana. Paling pak pardi melibatkan rt 17, kaya pak sumyono ya Cuma ngerasain capeknya aja. Kebon ya Cuma difoto aja, kebon juga inisiatif warga bukan pak pardi. T
: kalo menurut ibu image ibu tentang pln gimana bu?
J : image kita mengenai pln ya, selama ini sih baik ya. Kita merasakan bantuan csr nya ya yg tahun 2014. Kalo ada complain mereka cepet ya. Kalo ada gangguan mereka cepet datengnya. T
: masih suka komunikasi bu sama PLN nya?
J : iya, masih suka komunikasi sama PLN perihal bank sampah, kaya bikin laporan perbulannya tentang bank sampah kita. Kaya berapa pendapat kita tiap bulan, per semester berapa. T
: kalo harapan ibu terhadap PLN gimana bu?
J : kalo harapan kita ke PLN ya tetap mempermudah warga untuk mendapatkan pemasangan listrik dengan mudah dan juga kalo memang ada tunggakana tolong diingatkan, jadi mereka ngabarinnya setelah 3 bulan kadang kan kita lupa lagi keluar kota. Lewat sms lah atau gimana, intinya jangan ngedadak. T
: kalo harapan ibu terhadap CSR PLN?
J : ya tetap diadakan, ditingkatkanlah. Kalo bisa bantuan selanjutnya untuk operasional bank sampah, kami masih butuh timbangan duduk buat yg berat-berat. Dan Alhamdulillah sih baik ya, selalu telpon untuk masalah bank sampah gimana.
saya gak tau apa-apa. Hanya foto kebon aja tapi gak dikasih tau kita gak dilibatkan kita gak ngerti Cuma di foto-foto aja kebonnya, saya taunya yang tahun 2014 kalo 2012 gatau sama sekali, suruh dating aja tapi kita gatau.
Wawancara kelompok dengan ibu-ibu PKK Anyelir pada tanggal 24 Maret 2015 pukul 08.00 WIB Lokasi : di kebun warga RW 05 Situasi : waktu pagi hari saat ibu-ibu sedang berkumpul yang rutin diadakan tiap selasa untuk mengumpulkan sampah-sampah ke bank sampah. Pertanyaan peneliti dijawab secara bergantian oleh ibu-ibu tergantung pengetahuan dan pengalamannya masing-masing
T : Assalamualaikum, permisi ibu saya mau tanya-tanya mengenai CSR PLN yang tahun 2012 ibu, yang mengenai kampung binaan J
: oh iya boleh
T : iya ibu, jadi awalnya gimana bu kegiatan CSR nya yang dilakukan di lingkungan ini? J : yaaa sama aja kaya kegiatan ini, kumpul-kumpul. Eh engga deng, kalo kegiatan yang 2012 itu ya tanya jawab mengenai PLN. Tapi kalo kegiatannya dari tahun 2012 sampe sekarang ini kita itu ya kaya gini, kaya daur ulang ya pokoknya kegiatan bank sampah T
: waktu itu dilaksanainnya di mana bu?
J
: oh itu dilaksanain se RW 05 fokusnya itu di RT 10 sama RT 17
T
: banyak bu yang dateng?
J : ada yang ikut, banyak yang dateng. Yang dibicarain itu ya cara masang listrik, pembayaran bisa lewat ini lewat ini, masalah pemasangan serta dananya, peralihan ke prabayar caranya gimana gimana, dan ternyata mudah. Saya sendiri juga beralih ke listrik prabayar. Dan dipermudah juga sama PLN, gak perlu nungguin berbulan-bulan pokoknya setelah daftar langsung diurus sama PLN T
: kegiatannya waktu itu ada lomba bu di sini?
J : lomba? Gak ada, Cuma sosialisasi aja waktu itu. Ada lomba masak dari PKK bukan dari PLN T : bu, mekanismenya waktu itu gimana bu? PLN ada omongan dulu ngga kalo mau ngadain kegiatan di sini? J
: iyaaa, izin dulu ke kita.
T
: tertarik ngga bu, sama kegiatan yang diadakan PLN ini?
J : iya tertarik, wong yang datang banyak dan penuh. Ya walaupun ada yang seneng ada yang engga. Waktu itu juga ada yang lapor tiang listrik deket rumahnya udah miring mau roboh, ya bisa dibilang aspirasinya tersalurkan semua di situ T : berapa lama bu, jangka waktunya setelah penyampaian aspirasi ke realisasinya? J : ya beberapa minggu kemudian baru dikerjain, mungkin disesuaikan sama anggarannya dulu kali ya. Itu kan gak bisa langsung brek dikerjain T : ibu-ibu disini pada tau kenapa lingkungan ini yang dipilih untuk jadi lingkungan binaan? Karena apa sih bu? J : disini itu dipilih karena rapih, bersih , dan nggak nunggak. Jadi sebelum PLN datang sudah tertib juga kok. Di sini juga ga ada cantolan liar dan gak ada calo juga kok T
: dari kegiatan itu, apa aja bu yang didapat?
J : banyak hadiah, ada pot gerobak sampah tempat samah tanaman. Tanamannya itu ada belimbing, ya pokoknya buah-buahan gitu. T
: masih komunikasi ngga bu setelah acara itu?
J : iya masih, kita juga dibantu gerobak motor dari PLN. Ya komunikasinya sebatas program aja. Kaya tahun 2014 masalah bank sampah. Terus tanya jawab tentang listrik. Mengenai masalah mau pasang listrik harus punya imb sekarang juga diberi keringanan. Kan karena di sini condet gak ada imb. Sekarang dipermudah oleh pln dengan syaratnya untuk pasang baru itu cukup kasih surat rekomendasi dari kelurahan. Ya sebetulnya komunikasinya itu ya saat acara temu pelanggan itu aja. T : seneng ngga bu sama kegiatan kaya gini? Ada harapan untuk kedepannya? J : ya seneng seneng aja. Harapannya sih lebih baik lagi ya untuk kedepannya. Pinginnya sih 1 tahun berapa kali gitu jangan Cuma sekali aja. Masyarakat itu pingin dilayani dengan baik. Tariff listrik naik gapapa deh, asalkan kita juga dapat pelayanan yang baik dari pln dan jangan dipersulit, dulu gampang ga sesulit sekarang. Istilahnya nyantol ga boleh, tapi kita mau ke resmi itu dipersulit sama plnnya, jadinya kan serba salah. Mungkin ya dari pl nada
maksudnya kenapa dipersulit, kaya contohnya bahaya kebakaran, tapi ya tolong carikan solusi terbaik jangan sampe banyak kebakaran. Jadi harus banyak sosialisasi biar warga tau dan tertib, ya minimal 6 bulan sekali lah. T
: di mata ibu-ibu citra pln itu seperti apa sih?
J
: listrik mahal, tdl naik terus. Ya pokoknya semoga jangan naik lagi deh.
T
: tanggapan ibu mengenai kegiatan csr tahun 2012?
J
: ya cukup berhasil lah tapi pasti ada kekurangannya, presentasenya 75%
I I IKritena Perulaian
Llngl<:ungaq
Binaan
I \Program I
J
Sahabat
IpT PLN (Persero} I"I ...· ....·.T .'.1\'G ·"V· .. r ,,""'-
····'{·f",'"
NO.
".~
PLN "iNDAHNYA Distribusi
, '
I
KA.MPUNGl-
lISTRiKKU"
Raya & Tangerang
Jakarta
:.',',·.;",~:~.r Q1,',:"'r'.· v
I
KRlTERIA PENILAIAN
KERAPIHAN
DAN KEBERSIHAN
(BOBOT
NILAI MAKS=100
25 'Yo),
0~ rellAl
.
NIL-~:
c;,~O
I
CATAlAN:
JAK.A.R1A,
,~~O~ I 2012
IIKnterta
Penilaian
Llngkungan
Ipmgcom Sahabat PLN "'NOAHNVA
KAMPUNGKU TERTIONV
ljPT PLN (Persero) Distribusi Jakarta
lLtlMnOt
:AHEA:
I .....:..".i...,'
r... V
I
A LlSTR'KKU"
I
Raya & Tangerang
r
ccd~
\1
rl·,-,->-·-"-.T--·'-"-C:--,-·-,r-'-'-'--'-~.-.f~-~ ..~-.-"-.r-.-~.)-I·.-,.-·.·-· •.....•
I
Binaan
l''-~.''''·' .. "
..
-
-
·-.:-------------------------------------------------1
.- •
I
I
I
KRlTERIA PENILAIAN
NO,
KERAPIHAN
1.\
IKERll,PiHAN!KFP.FR<;:H;~'.
DAN KEBERSIHAN
NILAIMAKS=100
(BOBOT 25 %).
05
SALL'RAN 2.ih
H\SO)jFASur,';j
~-+-i--------------------------------------t--------.-------------1
IB
IKERAPIH.t\N/KEBEHSIHAr-J
.
I
Ic
~-I
,EMPAT
5.l'MP/'H fGER03iIK
T" 'A;~-N~'~NGH"'U"N
Kc::~:~::.:.
-------_._--_ 1tRTIB
IA
I
ITUNGG.\KAN
R["E"lI'\JG
I
..
I
SM,1PAH
{BOBOT_2_5 __%_ol__•
0s
__ _-- --------------..
LlSTRIK
(BOBOT 50
%),
I
.; '·fl\'j·;,;.:··,
1e,0------1 '1;,/"
'
I I'
::: z :..- ):"~J tJl.;
\
j
3
...
I
---_._--_
..
_._--(
I
8 1
:
j
----------0-,
LiSTRiK ,,)~"lAl:
i,
gs
----------------~----------------~
iKERAPIHAN/KEBi:RSIHAN
A :"'NOAHA'
I
Hk~AMAN RUt.·',\'-! WARGt,,
1 (1. ~J1J\1
=
1 - 4 llUAHiTITIK.
lce NItA' ~ 80
I I i
!e
I CATATAN:
S~aang t!JfUI\
::: 7i) 40
I
I
JAKARTA.
J~.~
I 2012
NAMA PENILAI,
(....f(\f\. ...~n.e::u
.1
I !Kriteria
Peni!aian
Llngkungaq
Binaan
I
iProgram
Sahabat
•
I
'PT PLN (Persero)
1'
'.,-'
' ..
t"I'''~''''f'T'I~lG
r\·':.,1 •.....i
PLN "\NDAHNYA
Oistrlbusl
•.··1>,•.•
••••..;.-.
•
KAMPUNGKU TERTIBNYA LlSTKiKKU"
.Jakarta Raya
t .'~.•..•~;"""__••• .:
~
!"'I_.>I··.• ':....~·,
KRliERIA
NO.
& Tangerang
••
KERAPIHAN
;A
lKERLl,p'H'\N!:<ERFR~!H'~"
IB
IKERADIHf\N!K~BE'~S"·\At.J
Ie
IKERAPIHAN;i<EB~RSiHAN;
I
PENILAIAN
DAN KEBERSIHAN
f il<;()'>IFASur,~i SALl'R;t,
(BOBOT
<-Ih.
NILAI MAKS=lOO
25 %). I'.
',-t-,' -------------------------r-·
1f--r--.
I
... ·.. ·.... ·-·.-·-··--------i
i
Hi--..At\'lAN Rl.Hvl';', \'Jd\Gi\ ErAPAT SAIvlPAH fGER03,\K
S.;t vl?AH
_
lERTIB lISTRIK (BOBOr
\A
lTUNGGAKAN
r. "' ; -f
C.A.TATAN·
so %).
REKENI\JG Li5TR: •.
!
I
r
':'C,"}
L4i:':.
I ~,' ; ~ .:
'.
" I_",!
:;
I JAK.l;R1A.
18. !~t·2012
NAMA PU'ILAi.
(
A-UI.
N.
i
LAMPIRAN 8
KEBUN WARGA RW 05
TEMU PELANGGAN PLN
PENERANGAN JALAN UMUM
TEMU PELANGGAN PLN
KONDISI LINGKUNGAN BINAAN
TIANG LISTRIK DI RW 05
WARGA DAN PLN BERFOTO BERSAMA
PLN MEMANTAU LINGKUNGAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SPANDUK PROGRAM
PLN PENYAMPAIAN MAKSUD DAN TUJUAN
PEMBERIAN BANTUAN LINGKUNGAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Curriculum Vitae
Data Pribadi / Personal Details Nama / Name Nomor Induk Mahasiswa Alamat / Address Kode Post / Postal Code Nomor Telepon / Phone Email Jenis Kelamin / Gender Tempat Tanggal Lahir / Date of Birth Status Perkawinan / Marital Status Warga Negara / Nationality Agama / Religion
: Mutia Anggraini Noviagustin : 6662110625 : Komp. P&K Cipondoh Indah Jl. Utama Ujung No 272 Rt 006 Rw 05 Kota Tangerang : 15148 : 087780317099 :
[email protected] : Perempuan : 1 November 1993 : Belum Menikah : Indonesia : Islam
Riwayat Pendidikan dan Pelatihan Educational and Professional Qualification Jenjang Pendidikan : Education Information Periode Sekolah / Institusi / Universitas 1999 - 2005 SDN PONDOK KELAPA 10 Pg 2005 - 2008 SMPN 139 JAKARTA 2008 - 2011 SMAN 103 JAKARTA 2011 - sekarang UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jurusan IPA S1 - ILMU KOMUNIKASI (Humas)
IPK 3,75
Pendidikan Non Formal / Training – Seminar - Organisasi 1. Pendidikan Dokter Kecil (2003) 2. Oceanorium Central Education – Kementrian Kelautan dan Perikanan (2010) 3. Seminar Nasional dan Workshop Film dengan tema “Find Your Soul” (2011) 4. Paskibra Tingkat Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur (2011) 5. Himakom ( Himpunan Mahasiswa Komunikasi ) (2012,2013) 6. IMIKI ( Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia ) (2012) 7. Liaison Officer Trans7 club OVJ Roadshow Serang (2012) 8. Seminar Nasional Kontribusi Daerah (2012) 9. POM FISIP (Futsal Putri) (2012) 10. Seminar Nasional Broadcasting (2012) 11. Seminar Nasional Peran Media dalam Komunikasi Politik (2013) 12. Seminar Film Komunikasi Politik Untirta (2013) 13. Festival Film Pendek Untirta (2013) 14. Transmania Kopdar Batch 5 (2014) 15. Kelas Penyiar Indonesia Batch 8 (2014) 16. PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (Internship bidang humas tahun 2014) 17. Fakta Bahasa Tangerang (2015)
Demikian CV ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan dapat dipertanggung jawabkan.
Mutia Anggraini Noviagustin