Didaktis, Vol. 15, No. 1, Hal 1 - 116, Oktober 2015, ISSN 1412-5889
PENERAPAN VARIASI KEGIATAN APERSEPSI DAN PEMBELAJARAN INTERACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN PRONUNCIATION MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PRONUNCIATION PRACTICE Armeria Wijaya UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran mata kuliah Pronunciation Practice. Melalui Lesson Study dosen dapat mengujikan rencana pembelajaran yang diterapkan dalam mata kuliah Pronunciation Practice. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa strategi interactive learning dengan metode inkuiri dan diskusi kelompok adalah strategi dan metode yang paling tepat digunakan dalam mata kuliah Pronunciation Practice dimana mahasiswa mendapat lebih banyak kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuan individu secara berkelompok. Selain itu, peningkatan kegiatan apersepsi di awal pembelajaran memungkinkan mahasiswa membangun kesadaran dan kesiapan diri pada materi pembelajaran. Kata-kata kunci:Lesson Study, Pronunciation, Interactive Learning, apersepsi
46
PENDAHULUAN
penutur asli dengan pengucapan yang diterima
Lesson study diartikan sebagai suatu
(received-pronunciation). Disamping itu,
model pembinaan profesi pendidik melalui
kemampuan ini juga akan mendukung karir
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif
mereka dimasa depan. Khususnya,
dan berkelanjutan, berdasarkan prinsip-
mahasiswa diharapkan mampu berbicara
prinsip kolegalitas untuk membangun
dalam bahasa Inggris dengan received-pro-
komunitas belajar (Herawati: 2012). Dosen
nunciation secara akurat dan alami.
senior bisa bekerjasama dengan dosen jun-
Berdasarkan silabus yang sudah dinuat oleh
ior dalam upaya untuk meningkatkan kualitas
dosen pengampu, yang dalam hal ini juga
pengajaran dan pembelajaran. Terlebih lagi
bertindak sebagai dosen model, mahasiswa
kolegalitas yang berwujud bisa menjembatani
ditargetkan mampu menguasai dan
dosen senior dan junior dalam regenerasi
mengaplikasikan pengucapan (pronunciation)
dosen bidang keahlian yang mumpuni.
bunyi baik bunyi vocal, diftong, dan konsonan
Pelaksanaan Lesson Study (LS) dapat
pada kata; tiga aspek dalam bicara cepat
diringkas tiga thap yaitu plan, do, see.
(linking, elision, dan assimilation); penekanan
Dampak pelaksnaan LS yang sudah dialami
pada kata, phrasa, dan kalimat; serta intonasi
dosen adalah terbentuknya sikap dosen yang
yang tepat pada membaca dan percakapan.
mengkui kesalahan; mau memakai ide orang
Proses perkuuliahan yang selama ini
lain, dan mau memberi masukan yang jujur
dilaksanakan adalah berpusat pada dosen.
dan penuh respek (ibid). dalam penerapan
Dosen menjadi pusat latih (drill)/model yang
tahapan ini diperlukan komitmen dosen dalam
dibantu dengan video tutorial oleh penutur asli
tim KBK selalu memberikan kritik dan saran
pada tiap pertemuan kuliah. Mahasiswa
yang membangun untuk perbaikan proses
senantiasa diminta menirukan apa yang telah
pengajaran dan pembelajaran.
dicontohkan oleh dosen. Kegiatan mahasiswa
Mata kuliah Pronunciation Practice di
dikelas terasa monoton dan tidak atraktif.
Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP,
Pada awal kegiatan pembelajaran jarang
UMSurabaya merupakan mata kuliah yang
diterapkan kegiatan apersepsi (pengantar
didesain untuk mahasiswa tahun pertama,
untuk mempermudah pemahaman materi
semester II dengan tidak ada mata kuliah
dengan mengaitkan pengalaman atau
prasyarat. Setelah menjalani mata kuliah ini,
koseptual yang telah dimiliki mahasiswa).
diharapkan
mampu
Kegiatan pembelajaran hanya berpusat pada
berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan
buku pegangan mahasiswa dan video penutur
mahasiswa
47
Didaktis, Vol. 15, No. 1, Hal 1 - 116, Oktober 2015, ISSN 1412-5889
asli. Mahasiswa hanya diminta menirukan
secara kolaboratif dan berkelanjutan
dosen secara individu setelah menemukan/
berlandaskan asas-asas kolegalitas dan mu-
menulis cara pengucapan yang benar melalui
tual learning untuk membangun learning com-
kamus. Sehingga assessment hanya di lakukan
munity (Lewis, 2002). Lesson study bukan
dengan metode paper-based assessment,
suatu metode pembelajaran atau suatu strategi
yaitu mahasiswa mengerjakan soal pada
pembelajaran, tetapi dalam kegiatan Lesson
lembar kerja. Sebagai akibatnya, pada
Study dapat memilih dan menerapkan
praktiknya mahasiswa masih malu-malu untuk
berbagai metode/strategi pembelajaran yang
mengaplikasikan pengucapan (pronunciation)
sesuai dengan situasi, kondisi, dan
yang benar, seperti penutur asli, dalam
permasalahan yang dihadapi pendidik. Les-
percakapan berbahasa Inggris. Pengucapan
son study dapat merupakan suatu kegiatan
(pronunciation) yang benar memang akan
pembelajaran dari sejumlah guru dan pakar
terasa aneh dan terdengar lucu ketika
pembelajaran yang mencakup 3 (tiga) tahap
dipraktikkan oleh mahasiswa yang enggan
kegiatan, yaitu perencanaan (planning),
mengaplikasikan aspek pengucapan yang
implementasi (action) pembelajaran dan
benar. Hal inilah yang menghambat
observasi serta refleksi (reflection) terhadap
peningkatan kemampuan mahasiswa dalam
perencanaan dan implementasi pembelajaran
berbahasa Inggris.
tersebut, dalam rangka meningkatkan kualitas
Berdasarkan latar belakang masalah yang
pembelajaran. Selain itu, menurut Hendayana
telah diuraikan, diharapkan lesson study dapat
(2007: 10) Lesson Study dilaksanakan melalui
menemukan solusi permasalahan metode
tiga tahapan, yaitu Plan (Perencanaan), dan
pembelajaran yang tepat diterapkan dalam
See (Refleksi) yang berkelanjutan.
mata kuliah Pronunciation Practice dalam
Interactive Learning
rangka meningkatkan kemampuan pronuncia-
Pembelajaran, menurut Usman ( 2000 :
tion mahasiswa.
4 ) “ … proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Lesson Study
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
Lesson Study merupakan salah satu
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu”.
model pembelajaran yang mempunyai arti
Pembelajaran Interaktif merupakan salah satu
“belajar dari pembelajaran”. Lesson Study
strategi pembelajaran yang menekankan pada
merupakan model pembinaan profesi
diskusi dan sharing diantara mahasiswa,
pendidik melalui pengkajian pembelajaran 48
diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau
korelasi, dan evaluasi yang teratur. Pada
proyek, atau kerja berpasangan. Dalam
kesempatan ini, dosen model meningkatkan
strategi ini, dosen berperan utama untuk
kegiatan apersepsi yang dilakukan disetiap
menciptakan situasi interaktif yang edukatif
awal pertemuan. Chatib (2011: 77)
saat menyajikan materi pembelajaran. Situasi
menyatakan bahwa menit-menit pertama
interaktif yang dimaksud adalah situasi yang
dalam proses belajar adalah waktu yang
memberikan peluang interaksi antara dosen
terpenting untuk satu jam pembelajaran
dengan mahasiswa, mahasiswa dengan
selanjutnya. Pada menit-menit pertama itulah
mahasiswa dan dengan sumber pembelajaran
apersepsi bisa dilaksanakan.
dalam menunjang tercapainya tujuan belajar. Menurut Syah (1998) pada Tugino (2013),
Pronunciation
proses belajar mengajar keterlibatan siswa
Menurut Nordquist (2014), pronuncia-
harus secara totalitas, artinya melibatkan
tion adalah tatacara pengucapan kata. Pada
pikiran, penglihatan, pendengaran dan
saat berbicara dalam bahasa Inggris, pronun-
psikomotor (keterampilan, salah satunya
ciation mahasiswa Indonesia kental
sambil menulis). Dalam proses pembelajaran,
dipengaruhi oleh pelafalan bahasa ibu mereka,
dosen mengajak mahasiswa mendengarkan,
yaitu bahasa Indonesia. Tidak mengherankan
menyimak menyajikan media yang dapat
bila pengaruh bahasa ibu (L1) ini
dilihat, memberi kesempatan untuk menulis
mempengaruhi dalam penguasaan bahasa
dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan
asing atau bahasa kedua (L2). Sebagai calon
sehingga terjadi dialog kreatif yang
generasi pendidik bahasa Inggris, mahasiswa
menunjukan proses belajar mengajar yang
diharapkan mampu berbahasa Inggris dengan
interaktif.
tepat seperti penutur asli bahasa Inggris. Oleh karena itu pengajaran dan pembelajaran pro-
Kegiatan Apersepsi Proses pembelajaran agar dapat berjalan
nunciation sangat diperlukan. Fase Pertama: Plan (Perencanaan)
dengan lancar memerlukan keahlian dalam
Pada fase ini dilakukan identifikasi
mengelola pembelajaran. Sukarman (2003:
masalah yang ada di kelas yang akan
11) menyatakan bahwa guru dalam mengelola
diigunakan untuk kegiatan Lesson Study dan
pembelajaran harus memenuhi azas-azas
perencanaan alternative pemecahannya.
dedaktik, yaitu azas apersepsi, peragaan,
Identifikasi masalah dalam rangka
motivasi, belajar aktif, kerjasama, mandiri,
perencanaan masalah tersebut berkaitan
49
Didaktis, Vol. 15, No. 1, Hal 1 - 116, Oktober 2015, ISSN 1412-5889
dengan pokok bahasan (materi pelajaran)
kejadian khusus (pada guru atau mahasiswa)
yang relevan dengan kelas dan jadwal
selama pelaksanaan pembelajaran. Hasil
pelajaran, karakteristik siswa dan suasana
rekaman ini berguna nantinya sebagai bukti
kelas, metode/pendekatan pembelajaran,
autentik kejadian-kejadian yang perlu
media, alat peraga, dan evaluasi proses dan
didiskusikan dalam tahap refleksi atau pada
hasil belajar. Berdasarkan hasil identifikasi
seminar hasil Lesson Study, disamping itu
masalah dan diskusi perencanaan
dapat digunakan sebagai bahan diseminasi
pemecahannya, selanjutnya disusun dan
kepada khalayak yang lebih luas.
dikemas dalam suatu perangkat pembelajaran yang terdiri atas: Rencana Pelaksanaan
Fase Ketiga: See (Refleksi)
Pembelajaran (RPP), Petunjuk Pelaksanaan
Setelah praktik pembelajaran selesai
Pembelajaran (Teaching Guide), Lembar
dilaksanakan, kegiatan refleksi dilakukan.
Kerja Siswa (LKS), media atau alat peraga
Pada tahap ini, dosen yang tampil dan para
pembelajaran, instrument penilaian proses dan
observer serta pakar mengadakan diskusi
hasil pembelajaran, dan lembar observasi
tentang pembelajaran yang baru saja
pembelajaran. Penyusunan pertimbangan-
dilakukan. Diskusi ini dipimpin oleh
pertimbangan ini digunakan untuk perbaikan
Koordinator kelompok atau dosen yang telah
rencana pembelajaran selanjutnya.
ditunjuk oleh kelompok. Pertama dosen yang melakukan
implement asi
rencana
pembelajaran diberi kesempatan untuk
Fase Kedua: Do (Pelaksanaan) Pada fase ini seorang dosen yang telah
menyat akan kesan-kesannya selama
ditunjuk (disepakati) oleh kelompoknya,
melakukan implementasi pembelajaran, baik
melakukan
rencana
terhadap dirinya maupun terhadap siswa yang
pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Pakar
dihadapi. Selanjutnya observer (dosen lain
dan guru lain melakukan observasi yang telah
dan pakar) menyampaikan hasil analisis data
dipersiapkan dan perangkat lain yang
observasinya, terutama yang menyangkut
diperlukan. Para observer ini mencatat hal-
kegiatan mahasiswa selama pembelajaran
hal positif dan negative dalam proses
berlangsung yang disertai dengan pemutaran
pembelajaran, terutama dilihat dari segi
video hasil rekaman pembelajaran.
tingkah laku mahasiswa. Selain itu (jika
Selanjutnya, dosen yang melakukan
memungkinkan), dilakukan rekaman video
implementasi tersebut akan memberikan
(audio visual) yang mengclose-up kejadian-
tanggapan balik atas komentar para observer.
50
implement asi
Hal yang penting pula dalam tahap refleksi ini
Selama pelaksanaan tiga tahap lesson
adalah mempertimbangkan kembali rencana
study (plan, do, see) empat siklus, data
pembelajaran yang telah disusun sebagai
penelitian diambil melalui observasi dan
dasar untuk perbaikan rencana pembelajaran
perekaman secara digital (audio visual).
berikutnya. Apakah rencana pembelajaran tersebut telah sesuai dan dapat meningkatkan performance keaktifan belajar mahasiswa. Jika belum ada kesesuaian, hal-hal apa saja yang belum sesuai, metode pembelajarannya, materi dalam LKM, media atau alat peraga, atau lainnya.
Instrumen Penelitian Instrument penelitian meliputi: a. Lembar observasi (plan, do, see) b. Rekaman pelaksanaan c. Angket mahasiswa Teknik Analisa Data Data yang terkumpul dianalisa secara
METODOLOGI Subyek Penelitian Mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris yang mengambil mata kuliah Pronunciation Practice di semester II kelas sore Tahun Akademik 2013/2014 dan satu orang dosen model.
deskriptif. HASIL PENELITIAN Penerapan Lesson Study Dalam Empat Siklus Siklus I Sebelum melakukan perencanaan pembelajaran seluruh anggota dan ketua tim
Tempat dan Waktu Penelitian
mendiskusikan kondisi siswa, ketersediaan
Penelitian dilaksanakan di Program Studi
sarana pendukung, karakteristik materi ajar
Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP,
dan lain-lain. Setelah melakukan analisis
UMSurabaya. Waktu pelaksanaan penelitian
terhadap kondidi dan situasi tersebut, tim
ini ditentukan pada semester genap tahun
menyusun rancangan pembelajaran (RPP),
akademik 2013/2014.
mulai dari menetapkan kompetensi, indikator
Prosedur Penelitian
dan tujuan pembelajaran, memilih pendekatan
Met ode pengembangan system
metode, dan strategi yang sesuai, menyusun
pembelajaran yang diterapkan dalam
scenario atau langkah-langkah pembelajaran
penelitian ini adalah Lesson Study melalui tiga
dengan mempertimbangkan berbagai
tahap yaitu plan, do, dan see.
kemungkinan respon mahasiswa serta alternative bantuan yang diberikan dosen,
Teknik Pengumpulan Data
menyiapkan peralatan dan media 51
Didaktis, Vol. 15, No. 1, Hal 1 - 116, Oktober 2015, ISSN 1412-5889
pembelajaran yang diperlukan, sampai pada
“song” sudah bagus. (2) ketidakefektifan
cara penilaian.
proses pembelajaran terletak pada model
Pada tahap pelaksanaan Do dalam siklus
pembelajaran yang masih bersifat TCL
satu, dosen mengawali proses pembelajaran
sehingga mahasiswa kurang mendapatkan
dengan kegiatan apersepsi berupa bernyanyi
kesempatan untuk berlatih.
bersama. Dosen menampilkan video music dengan lirik pada layar. Selanjutnya, proses
Siklus II
pembelajaran inti dilaksanakan namun masih
Melihat pengalaman pada siklus
bersifat Teacher Centered Learning (TCL)
sebelumnya, tim KBK menyusun RPP yang
atau pembelajaran masih berpusat pada
lebih baik lagi dengan materi Elision and As-
dosen. Dosen lebih banyak menjelaskan
similation. Perencanaan pembelajjaran kali ini
materi yang di tampilkan menggunakan power
dititik beratkan pada model pembelajaran
point presentation. Pada drill atau latihan
Student Centered Learning (SCL) yang
dosen memberi kesempatan pada masing-
memungkinkan
masing mahasiswa untuk berlatih (dengan
mengeksplorasi kemampuan individu dalam
ditanyai satu persatu). Pada proses
kelompok.
mahasiswa
dapat
pembelajaran, latihan, dan evaluasi mahasiswa
Pada kegiatan Do, dosen menerapkan
bekerja secara individu. Pada kegiatan akhir
apa yang telah direncanakan pada RPP. Pada
pembelajaran, pengambilan kesimpulan
kegiatan apersepsi, mahasiswa menyimak
banyak dilakukan oleh mahasiswa.
video penutur asli bahasa Inggris dalam
Setelah pelaksanaan implementasi
pengucapan bahasa Inggris Amerika dan
rencana perkuliahan dan observasi selasai
bahasa Inggris British. Kegiatan ini
dilakukan, kegiatan refleksi segera
memungkinkan mahasiswa menerapkan
dilaksanakan. Para observer diberikan
pengetahuan yang didapat dari video kedalam
kesempatan untuk memberikan tanggapan
praktik pada kegiatan pembelajaran inti. Pada
dan saran untuk perbaikan yang perlu
kegiatan inti, mahasiswa dibagi menjadi 3
dilakukan dalam siklus berikutnya. Halyang
kelompok beranggotakan 2 orang.
disampaikan observer adalah berdasarkan
Mahasiswa diberi lembar kerja berupa dia-
hasil pengamatan-nya selama proses
log percakapan dan mentranskripsinya
pembelajaran. Dari hasil refleksi siklus pertama
kedalam phonetic transcription. Selanjutnya
diambil kesimpulan bahwa: (1) pelaksanaan
setiap kelompok membaca dan menampilkan
apersepsi dan pembelajaran dengan media
hasil transkripsi kelompok lain. Pada kegiatan
52
ini dosen melakukan assessment pada tiap
diberikan diawal tadi. Setelah menganalisa
mahasiswa.
letak stress atau penekanan pada kata dan
Setelah kegiatan Do, kegiatan refleksi
phrasa pada dialog, mahasiswa menampilkan
segara dilakukan. Dari hasil refleksi diperoleh
hasil diskusi. Dosen bertindak memperbaiki
kesimpulan bahwa proses pembelajaran
kesalahan mahasiswa. Evaluasi dilaksanakan
dirasa mulai berjalan efektif dilihat dari
dengan menilai perkembangan mahasiswa
kegiatan apersepsi, keaktifan mahasiswa,
dalam menerapkan stress atau penekanan
evaluasi. Hal yang dirasa janggal adalah set-
pada kata dan phrasa pada praktik.
ting tempat duduk mahasiswa saat bekerja dalam kelompok yang tidak face to face.
Setelah memperoleh data pada kegiatan Do, refleksi segera dilaksanakan. Pada kegiatan refleksi diketahui bahwa kegiatan
Siklus III Pada Plan siklus ketiga ini tim KBK merencanakan menggunakan metode yang
pembelajaran keseluruhan telah berjalan efektif. Beberapa saran untuk peningkatan aktifitas pada siklus selanjutnya diberikan.
sama yang diterapkan pada siklus II. Pada implementasi RPP dengan materi Word and
Siklus IV
Phrase Stress, kegiatan apersepsi tidak
Topic perkuliahan pada siklus IV ini
menggunakan media video tetapi dosen
adalah Sentence Stress and Intonation. Pada
menyediakan lembar kerja yang berisi dialog
Plan RPP didapat banyak saran dan masukan
percakapan. Pada tahap ini, dosen memberi
dari tim KBK tentang bentuk penulisan RPP
contoh berbicara seperti robot dan mahasiswa
maupun untuk kegiatan pembelajaran. Pada
diminta mempraktikkan dialog dengan
implementasi dengan metode yang sama,
menirukan suara robot. Kegiatan ini
kegiatan apersepsi ditingkatkan dengan
dimaksudkan untuk membangun kesadaran
mahasiswa mendengarkan dan menyimak
mahasiswa akan pentingnya stress atau
video lagu dengan lirik sembari menunggu
penekanan pada kata dan phrasa.
mahasiswa lengkap. Kegiat an ini
Selanjutnya, mahasiswa menyimak video tu-
dimaksudkan untuk membangun kesadaran
torial tentang penggunaan stress atau
mahasiswa terhadap ritme dan intonasi.
penekanan pada kata dan phrasa. Kegiatan
Setelah mahsiswa lengkap, kegiatan apersepsi
ini dilanjutkan dengan mahasiswa berdiskusi
lanjutan dilaksanakan. Mahasiswa mendengar
dalam kelompok menganalisa letak stress atau
rekaman suara penutur asli mengekspresikan
penekanan pada lembar kerja dialog yang
berbagai macam emosi dengan berbagai
53
Didaktis, Vol. 15, No. 1, Hal 1 - 116, Oktober 2015, ISSN 1412-5889
intonasi. Mahasiswa menebak ekspresi
Practice dimana mahasiswa mendapat lebih
penutur asli. Mahasiswa memilih ekspresi dan
banyak kesempatan untuk mengeksplorasi
mempraktikkan mencontoh penutur asli.
kemampuan individu secara berkelompok.
Kemudian pada kegiatan penyajian
Selain itu, peningkatan kegiatan apersepsi di
Mahasiswa menyimak dosen membaca berita
awal pembelajaran memungkinkan
dengan intonasi. Mahasiswa berkelompok
mahasiswa membangun kesadaran dan
menyimak dan mandiskusikan struktur ritme
kesiapan diri pada materi pembelajaran.
dan int onasi yang digunakan dalam percakapan dan berita. Mahasiswa berlatih mempraktikkan percakapan dan membaca
REFERENSI Nordquist, Richard. 2014. Pronunciation.
berita dalam kelompok. Selanjutnya mahasiswa mendapat pengarahan/perbaikan dari dosen. Selanjutnya kegiatan akhir dilakukan dengan mahasiswa menyimak symbol intonasi pada layar dan membunyikan
http://grammar. about. com/od/pq/g/ pronunciaterm. htm Susilowati, Herawati. 2012. Peningkatan Mutu Perkuliahan di Perguruan
symbol tersebut. Mahasiswa menyimpulkan dan mereview materi intonasi. Mahasiswa malaksanakan tes individu dengan lembar
Tinggi Melalui Lesson Study. Makalah disajikan dalam lokakarya LS di UMSurabaya, 9 Februari 2012
evaluasi dan melalui recording. SIMPULAN Setelah melalui empat siklus kegiatan lesson study memberi kesempatan pada dosen
Tugino. 2013. Model-model Pembelajaran Interaktif. http://mastugino. blogspot. com diunduh pada 11/6/2014
untuk menelitidan mengobservasi proses pembelajaran di kelas. Kegiatan ini juga memberi manfaat pada mahasiswa dalam hal peningkatan mutu layanan pendidikan di kelas. Dari hasil Lesson Study kali ini ditemukan bahwa strategi interactive learning dengan metode inkuiri dan diskusi kelompok adalah strategi dan metode yang paling tepat digunakan dalam mata kuliah Pronunciation 54
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda karya.