JURNAL TEKNOLOGI Fakultas Teknologi Industri, Volume 4, No. 2, Desember 2014
ISSN : 2301-4474
APLIKASI SISTEM PAKAR BONGKAR MUAT KAPAL DENGAN METODE BACKWARD CHAINING Yonky Pernando, S.Kom, M.Kom , Fakultas Ilmu Komputer Uni versi t as P ut ra Indonesi a “YP TK ” P adang e-mail:
[email protected] Abstrak - Aplikasi ini dapat menjadi alternatif pilihan utama bagi para user karena dapat menghemat waktu, dan tenaga. Sistem aplikasi ini ,menjadi informasi yang sangat membantu untuk user,disini aplikasi ini di lakukan dalam melakukan prosedur bongkar muat, mulai kapal tiba sampai kapal melakukan proses bongkar muat hingga kapal tersebut berlayar ke tujuan selanjutnya,sistem ini dilakukan dengan metode backward chaining yaitu runut ke belakang. Penerapan metode Backward Chaining dalam sistem pakar,yang mana semua informasi yang dibutuhkan oleh user telah permasalahannya maka secara otomatis program komputer akan menampilkan hasil prosedur izin dalam proses bongkar muat kapal. Dengan tersimpan dalam program komputer. Kata Kunci : Backward Chaining, Visual Basic 6.0, Aplikasi Sistem Pakar Bongkar Muat Kapal 1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sistem pakar merupakan program komputer yang mensimulasikan pemikiran dari para ahli dengan tujuan untuk memecahkan masalah dan membantu dalam pengambilan keputusan terhadap masalah tertentu. Hal itulah yang membedakan antara sistem pakar dengan program yang bersifat konvensional ataupun tradisional (Swati dan Singhal, 2011). Penerapan metode Backward Chaining dalam sistem pakar, yang mana semua informasi yang dibutuhkan oleh user telah tersimpan dalam program komputer.Karena tujuannya sudah ditentukan user tinggal mengentrikan permasalahannya maka secara otomatis program komputer akan menampilkan hasil prosedur izin dalam proses bongkar muat kapal. Dengan adanya sistem pakar dengan metode Backward Chaining, diharapkan dapat membantu permasalahan yang sering terjadi. Backward Chaining adalah strategi proses inferensi yang berseberang dengan Forward Chaining . Strategi Backward Chaining dimulai dari tujuan dan berakhir dengan fakta yang jelas. Metode backward chaining juga disebut sebagai tujuan strategi mesin penggerak yang inferensi. Dalam literatur lain, Backward Chaining adalah proses yang diawali dengan Unsur terakhir dalam rantai dan hasil untuk elemen pertama. Ini sering merupakan cara yang sangat efektif untuk mengembangkan kompleks urutan perilaku( Yuliadi Erdani, 2012). Program ini bertindak sebagai konsultan yang cerdas atau penasihat dalam suatu lingkungan keahlian tertentu, sebagai hasil Aplikasi Sistem Pakar Bongkar Muat . . .
himpunan pengetahuan yang telah dikumpulkan dari beberapa orang pakar. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis membuat penelitian dengan judul “APLIKASI SISTEM PAKAR BONGKAR MUAT KAPAL DENGAN METODE BACKWARD CHAINING”. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, didapatkan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana menentukan rule based Backward Chaining dalam sistem pakar untuk mendapatkan izin masuk kapal dalam proses bongkar muat di PT Hambus? 2. Bagaimana menentukan prosedur izin agar tidak terjadi kesalahan dalam menyiapkan dokumen-dokumen untuk mendapatkan izin masuk dalam proses bongkar muat di pelabuhan dengan melalui agen bongkar muat? 1.3. Batasan Masalah Ruang lingkup masalah yang akan diteliti adalah hanya mengidentifikasi mendapatkan izin masuk kapal untuk proses bongkar muat sampai kapal berlayar kembali. 1.4. Tujuan Penelitian Sistem pakar dalam prosedur untuk bongkar muat kapal bertujuan untuk: 1. Memahami sejauh mana sistem ini dapat menganalisa permasalahan yang ada. 2. Merancang aplikasi sistem pakar yang memberikan pengetahuan kepada pengguna pemula dalam melakukan sistem prosedur izin masuk bongkar muat kapal. 1
JURNAL TEKNOLOGI Fakultas Teknologi Industri, Volume 4, No. 2, Desember 2014
3.
Menganalisa sejauh mana pemahaman pengguna pemula sistem prosedur izin masuk bongkar muat kapal di dalam perusahaan tersebut.
g.
h. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Agar hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang sistem prosedur bongkar muat kapal di perusahaan tersebut. 2. Dapat mempermudah pengguna dalam menyiapkan dokumen prosedur bongkar muat kapal. 3. Agar sistem pakar ini dapat dilakukan diinstansi perusahaan sebagai pelengkap atau alat bantu dalam menyiapkan dokumen prosedur bongkar muat. 2.
LANDASAN TEORI
2.1. Bongkar Muat Kapal Kapal Niaga dalam pelayaran kemudian singgah di pelabuhan akan memuat dan membongkar muatannya. Dalam kegiatan tersebut memerlukan jasa bongkar muat di pelabuhan dilaksanakan oleh Bongkar Muat (PBM). Dalam melaksanakan usaha operasinya perusahaan bongkar muat diatur oleh peraturan pemerintah berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.88/AL.305/85, yang dimaksud dengan perusahaan bongkar muat (PBM) adalah perusahaan yang secara khusus berusaha di bidang bongkar muat dari dan ke kapal, baik dari dan ke gudang maupun langsung ke alat angkutan. Perusahaan Bongkar Muat ( PBM ) dalam melaksanakan kegiatan bongkar muat diwajibkan : a. Menyediakan tenaga supervisi dan peralatan bongkar muat b. Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat menyediakan jumlah Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) c. Melaksanakan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam ijin usaha, dan kebijaksanaan umum pemerintah di bidang penyelenggaraan kegiatan bongkar muat dari dan ke kapal, d. Memenuhi batas minimal kecepatan bongkar muat barang yang telah diterapkan pada setiap pelabuhan, e. Memberlakukan tarif yang berlaku sesuai peraturan f. Meningkatkan ketrampilan kerja Aplikasi Sistem Pakar Bongkar Muat . . .
i.
ISSN : 2301-4474
Bertanggung jawab kepada kerusakan alat bongkar muat di kapal yang disebabkan oleh kesalahan, kelalaian orang-orang yang bekerja di bawah pengawasannya, Menyampaikan laporan kegiatan usahanya secara berkala kepada Administrator pelabuhan setempat berupa laporan harian, bulanan dan tahunan, kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut. Mentaati segala peraturan perundangundangan yang berlaku
Di pelabuhan Teluk Bayur misalnya dimana kegiatan bongkar muat dari dan ke kapal dilakukan di tiga jenis terminal dan juga gudang / lapangan, yakni : a. Terminal Konvensional : Terminal Konvensional adalah terminal untuk melayani kegiatan bongkar cargo umum, barang curah cair. Di terminal konvensional juga bisa dilakukan bongkar muat petikemas terutama muatan antar pulau dengan menggunakan peralatan bongkar muat dari kapal atau dari pihak lain. Disini kegiatan bongkar muat sebagian besar dilakukan oleh perusahaan bongkar muat swasta. b. Terminal Petikemas : Terminal Petikemas dilengkapi dengan peralatan seperti container crane (gantry crane), peralatan untuk penanganan dan transportasi dari petikemas seperti transtainer, sideloader, forklif, crane, toploader dll. c. Terminal Penumpang : Di terminal ini tidak ada kegiatan bongkar muat barang, tetapi hanya melayani debarkasi atau embarkasi penumpang dari dalam maupun luar negeri. d. Gudang / Lapangan ( Terminal Serba Guna ) : Gudang penampungan biasanya terletak tidak jauh dari terminal konvensional. Berikut adalah istilah-istilah proses bongkar muat kapal : a.
b.
c.
dalam
PORT DUES: Biaya pelabuhan yang dikenakan untuk penggunaan fasilitasfasilitas pelabuhan dan tidak berhubungan dengan suatu pelayanan khusus pada pelabuhan yang disinggahi. PORT CHARGES: Pungutan Pelabuhan yang dikenakan untuk suatu pelayanan khusus pada Pelabuhan yang disinggahi. OVERBRENGAN: (pindah lokasi) memindahkan barang dari gudang/ tempat penumpukan yang satu ke gudang/ tempat penumpukan yang lain dalam daerah 2
JURNAL TEKNOLOGI Fakultas Teknologi Industri, Volume 4, No. 2, Desember 2014
pelabuhan atau dari ship side ke gudang khusus untuk itu d. GILIR KERJA:(shift) adalah jam kerja selama 8 jam termasuk istirahat 1 jam kecuali hari jum’at siang istirahat 2 jam, untuk kegiatan bongkar muat dengan penggantian tenaga kerja bongkar muat pada setiap gilir kerja e. GANG TKBM : jumlah tenaga tkbm dalam satu regu kerja f. STEVEDORE : pelaksana penyusun rencana dan pengendalian kegiatan bongkar muat di atas kapal g. QUAY SUPERVISOR : petugas pengendali kegiatan operasional b/m di dermaga dan mengawasi kondisi barang sampai ke tempat penimbunan atau sebaliknya. h. CHIEF TALLY : penyusun rencana pelaksanaan dan pengendalian perhitungan fisik, pencatatan dan survey kondisi barang pada setiap pergerakan b/m dan dokumentasi serta membuat laporan periodik. i. TELLY CLERK : pelaksana yang melakukan perhitungan pencatatan jumlah, merk dan kondisi setiap gerakan barang berdasarkan dokumen serta membuat laporan. j. FOREMAN : pelaksana dan pengendali kegiatan operasional b/m dari dan ke kapal sampai ke tempat penumpukan barang atau sebaliknya, dan membuat laporan periodik hasil kegiatan bongkar muat. k. MISTRY : pelaksana perbaikan kemasan barang dalam kegiatan stevedoring, cargodoring dan receiving/ delivery l. WATCHMAN : pelaksana keamanan barang pada kegiatan stevedoring, cargodoring dan receiving/ delivery. m. SLACK : adalah perbandingan antara kinerja yang mungkin dicapai dengan kinerja yang terealisasi n. PERALATAN BONGKAR MUAT NON MEKANIK : adalah alat pokok penunjang pekerjaan b/m yang meliputi jala-jala lambung kapal (shipside net), tali baja (wire sling), tali rami manila (rope sling), jala-jala baja (wire net), jala-jala tali manila (rope net), gerobak dorong, palet. o. B/M DI REDE : pekerjaan b/m dari kapal yang sandar di dermaga ke tongkang di lambung kapal dan selanjutnya mengeluarkan dari tali/ jala-jala (eks tackle) dan menyusun di tongkang serta membongkar dari tongkang ke dermaga dan sebaliknya. p. COMMANDING HATCH :palka yang menentukan dimana palka tersebut
Aplikasi Sistem Pakar Bongkar Muat . . .
q.
r.
s.
ISSN : 2301-4474
memiliki isi kerja yang paling banyak dan paling mungkin mempengaruhi waktu awal atas waktu kerja yang menyeluruh. LIFO TERM : liner in free out, merupakan kombinasi, memuat dengan menggunakan liner term dan membongkar dengan menggunakan fios term. FILO TERM : free in liner out, juga merupakan kombinasi, memuat dengan menggunakan fios term dan membongkar dengan menggunakan liner term. SAGGING : muatan terkosentrasi di tengah kapal
2.2. Sistem Pakar Sistem pakar adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar.pakar disini adalah orang yang memiliki keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh orang awam (Kusrini , 2008). Sistem pakar adalah suatu program komputer yang berusaha menampilkan pengetahuan manusia yang ahli ke dalam bentuk heuristic.( McLeon , 2008) Sistem pakar adalah program AI (Artificial Intelligence) dengan basis pengetahuan (knowledge base) yang diperoleh dari pengetahuan beberapa pakar atau ahli dalam memecahkan persoalan pada bidang tertentu dan didukung mesin inferensi (inference engine) yang melakukan penalaran atau pelacakan terhadap sesuatu atau faktafakta yang diberikan oleh user lalu dicocokan (matching) dengan fakta-fakta dan aturan atau kaidah yang ada di basis pengetahuan setelah dilakukan pencarian, sehingga tercapai kesimpulan.(Siswanto , 2010 ) Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, secara umum Expert System (Sistem Pakar) dapat dikatakan sebagai sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke dalam program komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli. Sistem Pakar tidak untuk menggantikan kedudukan seorang pakar tetapi untuk memasyaratkan pengetahuan dan pengalaman pakar tersebut. 2.2.1.
Komponen Sistem Pakar Menurut Kusrini (2008), sistem pakar memiliki 2 komponen utama yaitu basis pengetahuan dan mesin inferensi. Basis pengetahuan merupakan tempat penyimpanan pengetahuan dalam memori komputer, dimana pengetahuan ini diambil dari pengetahuan pakar.
3
JURNAL TEKNOLOGI Fakultas Teknologi Industri, Volume 4, No. 2, Desember 2014
Menurut Arhami (2005), komponenkomponen sistem pakar adalah seperti dibawah ini :
Observasi 1
a.
Observasi 2
b.
Antarmuka(User Interface) adalah merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya kedalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Basis Pengetahuan adalah mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar,yaitu fakta dan aturan.
2.2.2.
Struktur Sistem Pakar Menurut Arhami (2005), sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu : 1. Lingkungan pengembangan (development environment), digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar. 2. Lingkungan konsultasi (consultation environment), digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar. 2.3. Backward Chaining Suatu rantai yang dilintasi dari suatu hipotesa kembali ke fakta yang mendukung hipotesa tersebut, dan dalam hal tujuan yang dapat dipenuhi dengan pemenuhan sub tujuannya serta merupakan strategi pencarian yang arahnya kebalikan dari runut maju (forward chaning).Proses pencarian dimulai dari tujuan, yaitu kesimpulan yang menjadi solusi permasalahan yang dihadapi. Mesin inferensi mencari kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan yang kesimpulannya merupakan solusi yang ingin dicapai, kemudian dari kaidah-kaidah yang diperoleh, masing-masing kesimpulan dirunut balik jalur yang mengarah ke kesimpulan tersebut. Jika informasi - informasi atau nilai dari atribut atribut yang mengarah ke kesimpulan tersebut sesuai dengan data yang diberikan maka kesimpulan tersebut merupakan solusi
Aplikasi Sistem Pakar Bongkar Muat . . .
Kaidah A
Fakta 1
Kaidah B
Fakta 2
Kaidah C
Fakta 3
ISSN : 2301-4474
Kaidah D Tujuan
Observasi 3 Kaidah E Observasi 4
Gambar 2.1 : Diagram Pelacakan Kebelakang (Backward Chaining) Perancangan rule pada sisitem ini menggunakan metode backward chaining, metode ini memulai inferensi goal (tujuan). Fakta tentang aturan kategori,jenis dan cirri kerusakan komputer diperoleh dari database dan pengguna sistem memilih komponenkomputer yang bermaslah dengan memasukkan jenis dan ciri kerusakan pada interface (antarmuka) pengguna. Sebagai sampel dari komponenkomponen dari computer yaitu monitor yang akan dilakukan perbaikan dan perawatan dapat dilihat pada Tabel 1. Sistem pakar berbasis aturan ( rule based expert system) adalah system pakar yang menggunakan kaidah atau aturan ( rule ) untuk mempresentasikan pengetahuan di dalam basis npengetahuannya. Suatu Rule terdiri atas 2 bagian, yaitu : 1. Antecedent, yaitu bagian yang mengekspresikan situasi atau premise (Pernyataan berawalan IF). 2. Qonsequen, yaitu bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu atau konklusi yang diterapkan jika situasi atau premise bernilai benar (Pernyataan berawalan THEN). Misalnya : IF hari mendung THEN akan turun hujan. Konsekuensi atau konklusi pada bagian THEN akan dinyatkan benar jika bagian IF pada sisitem tersebut juga benar.(Jurnal Muhammad Dahria,2012) Menurut Giarrartano dan Riley , 2005 Backward Chaining merupakan penalaran yang dimulai dari sebuah hipotesis kemudian merunut mundur ke fakta-fakta yang mendukung hipotesis.serta bentuk penalaran mulai dari goal menuju subgoalnya oleh karena itu sering disebut juga dengan top down reasoning.(Jurnal Wisha Alviliani 2010)
4
JURNAL TEKNOLOGI Fakultas Teknologi Industri, Volume 4, No. 2, Desember 2014
H Initial Hypotesisi (Goal) H1
H2
H4
A
B
H3
H5
C
Intermediate hypotesis (Subgoal)
H6
D
Evidence (Facts)
E
Miss False Elicied AND True
Gambar 2.2 : Contoh Penerapan Backward Chaining 2.4. Sejarah Pelabuhan Teluk Bayur Dulu nama pelabuhan Teluk Bayur adalah Emmahaven (Pelabuhan Emma), merujuk ke Ratu Emma. Orang Padang sendiri kini mungkin tak banyak tahu. Ada jalur kereta ke pelabuhan tersebut, yang letaknya 5km di selatan pusat Kota Padang. Di sebelah pelabuhan ada pulau kecil tak jauh dari pantai. Orang Belanda menyebutnya Apenberg (Gunung Monyet), karena banyak monyet di sana. Nama Gunung Monyet ini masih dikenal sampai sekarang, meskipun monyet-monyet penghuninya sudah tidak ada lagi. Bagi generasi muda Padang, fakta ini bisa menjawab mengapa pulau itu dinamakan demikian. Perlu juga diketahui bahwa Gunung Monyet itu dulu dipakai untuk pemakaman Tionghoa. Di 1890 Pelabuhan Ratu Emma itu direnovasi dan baru selesai di 1895 alias pengerjaannya memakan waktu 5 tahun. Ini sekaligus menunjukkan bahwa Belanda dalam mengerjakan proyek-proyek infrastruktur sangat ketat, tidak boleh melenceng dari bestek. Hasilnya, peninggalan-peninggalan infrastruktur dan bangunan Belanda masih kuat sampai sekarang, seolah tak lapuk dimakan zaman. Renovasi dan pelebaran pelabuhan ini diharapkan dapat meningkatkan perdagangan. Sebelumnya dibutuhkan waktu sampai berpuluh tahun untuk meyakinkan pemerintah pusat Belanda mengenai pentingnya renovasi dan pelebaran Pelabuhan Ratu Emma itu. Den Haag saat itu menganggap letak pelabuhan ini terlalu jauh dan kalah penting dibandingkan Batavia (Tanjung Priok). Sebelumnya mulai 1850 sudah dirintis pelayaran langsung Batavia-Padang dengan kapal uap. Padang terbukti kemudian mempunyai cukup potensi untuk berkembang.
Aplikasi Sistem Pakar Bongkar Muat . . .
ISSN : 2301-4474
Untuk mendorong perkebunan dan perdagangan sektor kopi, pemerintah Belanda saat itu menurunkan pajak di ranah Minang untuk komoditas kopi. Sebagai syaratnya, penduduk Minang harus menjual panen kopinya hanya kepada gouvernement (pemerintah).(www.bumn.go.id/pelindo2) 3.
METODOLOGI PENELITIAN Dalam kerangka penelitian ini akan digambarkan urutan langkah-langkah yang dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan dalam proses pengerjaan dan penyelesaian masalah. Berikut adalah gambar kerangka penelitian. Gambar 3.1 Kerangka Penelitian Agar kerangka penelitian ini dapat dipahami, maka akan dirincikan penjelasan tahap demi tahap yang dilakukan : 3.1.1
Mengidentifikasi Masalah Masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah tanda-tanda yang berkaitan dengan gangguan autis pada anak sedini mungkin, sedangkan metode perbandingan eksponensial digunakan untuk mengambil keputusan berdasarkan beberapa gejala-gejala yang terdeteksi. 3.1.2
Menganalisa Permasalahan Analisis masalah pada tesis ini dilakukan dengan dua metode, yaitu metode deskriptif dan metode komparatif. a.
b.
Metode Deskriptif Pada metode ini data yang ada dikumpulkan, disusun, dikelompokkan, dan dianalisis sehingga diperoleh beberapa gambaran yang jelas pada masalah yang di bahas. Metode Komperatif Pada metode ini analisis dilakukan dengan cara membandingkan teori dan praktek, sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang persamaan dan perbedaan di antara keduanya.
3.1.3
Menentukan Tujuan Berdasarkan uraian diatas, tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah : a. Memahami sejauh mana sistem ini dapat menganalisa permasalahan yang ada. b. Merancang aplikasi sistem pakar yang memberikan pengetahuan kepada pengguna dalam melakukan sistem antrian bongkar muat kapal. c. Menganalisa sejauh mana pemahaman pengguna sistem antrian bongkar muat kapal di dermaga.
5
JURNAL TEKNOLOGI Fakultas Teknologi Industri, Volume 4, No. 2, Desember 2014
d.
e.
Mengimplementasikan sistem pakar yang menggunakan metode backward chaining bagi pengguna. Menguji sistem yang telah di bangun dan memperbaiki jika ada kesalahan pada sistem yang telah di bangun.
3.1.7
Pengujian System Pengujian sistem dilakukan dalam konsep dari rancangan sistem pakar dalam bongkar muat kapal di PT. Hambus Putera. 4.
Mempelajari Literatur Mempelajari literatur bertujuan untuk lebih mengetahui pengetahuan-pengetahuan atau knowledge yang akan diterapkan dalam sistem pakar ini. Literatus yang akan dipelajari ini ada bersumber dari buku-buku yang dikarang pakar yang ahli di bidangnya, jurnaljurnal ilmiah yang dipublikasikan di internet, majalah dan surat kabar.
ISSN : 2301-4474
GAMBARAN UMUM
3.1.4
3.1.5
Mengumpulkan Data Data dikumpulkan dari berbagai sumber yang ada. Pengumpulan data pada tesis ini dilakukan dengan tiga metode, yaitu studi pustaka, metode observasi dan wawancara. a.
b.
Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari teori-teori atau literatur dari buku-buku ilmiah dan referensi-referensi yang berhubungan dengan objek tesis sebagai domain masalah dalam tesis ini. Literatur yang dipelajari di sini adalah literatur yang berhubungan dengan konsep dasar sistem pakar, aplikasi sistem pakar dan buku-buku yang berhubungan dengan autis.
Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi maka sebelumnya harus dilakukan analisa masalah sebagai proses awal yang harus dilaksanakan untuk menentukan permasalahan sebagai obyek penelitian.tahap ini sangat penting karena proses analisa yang kurang akurat akan meneyebabakan hasil dari pengembangan sauati perangkat lunak (Sistem Pakar) akan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Solusi untuk meneyelesaikan permasalahan tersebut dapat diuraikan dengan pendekatan-pendekatan sebagai berikut : 1. Memahami komponen-komponen yang ada pada prosedur bongkar muat kapal. 2. Mempelajari kasus – kasus yang menghambat pada saat prosedur bongkar muat kapal yang terjadi. Merancang sistem pakar untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada prosedur bongkar muat agar lebih efektif. 4.1. Analisa Kebutuhan Sistem Tahap analisis sistem merupakan tahap yang paling kritis dan sangat penting,dalam
Observasi Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana kondisi di saat kapal antri untuk melakukan proses bongkar muar di Pelindo Teluk Bayur.
3.1.6
Desain Sistem Pada tahap ini akan dilakukan proses desain sistem dimulai dari perancangan basis data untuk menampung data-data statistical yang didapatkan dari Sistem antrian kapal dalam melakukan bongkar muat dengan perancangan antar muka (interface) untuk menampilkan pertanyaan dan alternatif jawaban, penulisan kode-kode program, serta perancangan antar muka (Interface) untuk keluaran proses. Pada perancangan sistem akan dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut : a. Membuat rule – rule yang dibutuhkan b. Membuat aturan inferensi ( kesimpulan ) c. Representasi pengetahuan, dan kegiatankegiatan lain yang mendukung terbentuknya rancangan dari sistem.
Aplikasi Sistem Pakar Bongkar Muat . . .
menggambarkan sistem yang telah dipelajari dan diketahui bentuk permasalahan serta rancangan sistem baru yang akan dibuat atau dikembangkan. Pada sistem pakar untuk analisa istilahistilah melakukan proses bongkar muat dimulai dengan pembuatan sebuah basis pengetahuan. Pengetahuan yang berasal dari 6
JURNAL TEKNOLOGI Fakultas Teknologi Industri, Volume 4, No. 2, Desember 2014
pakar tersebut dipresentasikan ke dalam bentuk-bentuk suatu pengetahuan. Proses inferensiyang digunakan pada sistem ini adalah pelacakan runut mundur (backward chaining). Proses pencarian dimulai dari tujuan, yaitu kesimpulan yang menjadi solusi permasalahan yang dihadapi. Penalaran mundur dimulai dengan user menentukan hasil masalah-masalah yang ditemukan. Hasil analisa yang diperoleh dari penjabaran atas permasalahan dalam identifikasi masalah,maka dapat di peroleh kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut : 1. Perlu adanya pengembangan sistem pakar untuk membantu melakukan prosedur bongkar muat yang lebih efektif dari sebelumnya. 2. Sistem pakar yang akan dikembangkan harus ada refrensi tentang bagaimana prosedur bongkar muat yang lebih efektif. 3. Dalam mengambil suatu kesimpulan, sistem pakar harus mendapat beberapa pertanyaan yang kemudian pengguna sistem memberikan jawaban dari pertanyaan tersebut. Dari hasil jawaban tersebut dapat diindentifikasi solusi apa yang harus dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam melakukan prosedur bongkar muat kapal agar lebih efektif. 4. Setelah ditemukan permasalahan nya,maka sistem pakar akan memberikan solusi bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut agar lebih efektif. Kemudian dapat menemukan kesimpulan, solusi atau saran dari permasalahan yang dihadapi seseorang pada Analisa prosedur bongkar muat kapal akan tiba sampai kapal akan pergi 4.2. Desain Arsitektur Desain sistem pada program sistem pakar dalam prosedur bongkar muat dapat di tentukan ke verifikasi, perencanaan pelayanan, penetapan pelayanan, dan pelayanan teknis kapal sampai kapal selesai melakukan pelaksanaan bongkar muat di dermaga pelabuhan agar lebih efektif. Perancangan perangkat lunak sistem pakar dalam prosedur pelaksana bongkar muat kapal bagi user mempunyai lima komponen utama. Knowledge berisi aturan–aturan dalam prosedur pelaksanaan bongkar muat user. Sedangkan Basis data sistem pakar dibutuhkan untuk memahami, meluruskan dan menyelesaikan masalah, basis data mempunyai tabel input data user, tabel uraian prosedur pelaksana bongkar muat,tabel kapal pelaksana bongkar muat.
Aplikasi Sistem Pakar Bongkar Muat . . .
ISSN : 2301-4474
Inference engine merupakan perangkat lunak yang melakukan penalaran dengan menggunakan pengetahuan yang ada seperti prosedur-prosedur untuk mencocokkan fakta berupa verifikasi, perencanaan pelayanan, penetapan pelayanan, pelayanan teknis dan menu prosedur pelaksanan bongkar muat kapal di dermaga, yaitu kode kapal pelaksana bongkar muat, kode untuk prosedur Izin masuk kapal bongkar muat. interface adalah perangkat lunak yang menyediakan media komunikasi antar pengguna dengan sistem, seperti prosedur untuk membaca masukan fakta dari pengguna yaitu kode kapal pelaksana bongkar muat, kode untuk prosedur Izin masuk kapal bongkar muat di dermaga pelabuhan. Gambar 4.1. Desain Arsitektur Sistem Pakar Explanation facilities/fasilitas penjelas merupakan komponen tambahan yang dibuat agar pemakai dapat memanfaatkan sistem dengan benar.User adalah pemakai yang menggunakan program sistem pakar ini untuk mengetahui prosedur – prosedur untuk melakukan bongkar muat di dermaga pelabuhan menurut jenis kapal pelaksana bongkar muat. Tabel 4.1.Rule Yang Digunakan Dalam Bongkar Muat
4.3 Perancangan Model Data Sistem pakar untuk prosedur izin bongkar muat menggunakan metode inferensei mundur (Backward Chaining). Pemilihan metode ini didasari karena metode ini cocok diterapkan untuk memperoleh hasil keputusan untuk prosedur bongkar muat yang tepat. Dalam memprediksi prosedur bongkar muat kapal untuk memenuhi prosedur bongkar muat yang tepat di pelabuhan, ada beberapa faktor secara umum yang mempengaruhi , yaitu : nama kapal,nama agen,nama pelayaran jenis prosedur dapat dilihat di gambar 4.2 sebagai berikut
7
JURNAL TEKNOLOGI Fakultas Teknologi Industri, Volume 4, No. 2, Desember 2014
ISSN : 2301-4474
Tabel Prosedur BM, Untuk keterangan fieldfield
Gambar 4.2 Faktor Yang mempengaruhi Gambar 4.3 Entity Relationship Diagram
Tabel 4.2. Database Tabel Name Primary Key
Kapal : kapal.mdb : Tabel Kapal : Id_Kapal
prediksi bongkar muat di pelabuhan. Berdasarkan gambar 4.2 diatas dijelaskan bahwa, nama kapal dibagi atas KM Bahagia Lestari, KM Isa Mandiri, KM Langgeng 1 dan MV Paus 1,Nama Agen Hambus, Nama Pelayaran PT SAL serta macam – macam prosedur bongkar muat yang akan masuk dan melakukan proses bongkar muat di pelabuhan teluk bayur sumatera barat. 4.3.1 Database Proses perancangan sistem membutuhkan suatu database yang digunakan untuk menyimpan data dan informasi yang diperlukan dalam sistem. Database berisi tentang fakta-fakta yang dibutuhkan pemakai yaitu berupa data-data variabel dari : tabel data Kapal, Agen PBM, Agen Pelayaran dan
Aplikasi Sistem Pakar Bongkar Muat . . .
Tabel 4.3. Prosedur Database : Kapal.mdb Tabel Name : Tabel Prosedur Kapal Primary Key
: Id_PK
Tabel 4.4. Agen BM Kapal Database : Kapal.mdb Tabel Name : Tabel Agen Primary Key : Id_Agen 8
JURNAL TEKNOLOGI Fakultas Teknologi Industri, Volume 4, No. 2, Desember 2014
Tabel 4.5. Database Tabel Name Pelayaran Primary Key
ISSN : 2301-4474
Kapal : Kapal.mdb : Perusahaan : Id_Pelayaran
4.3.2 Inference Engine Inference Engine adalah berisi keahlian yang dibutuhkan disimpan kedalam knowledge base, dan diprogram ke dalam komputer sehingga menghasilkan solusi. Inference Engine merupakan otak dari permasalahan sistem pakar yang mengandung mekanisme fungsi berfikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar.mekanisme ini yang menganalisa suatu masalah tertentu dan kemudian mencari solusi atau kesimpulan yang terbaik.teknik yang digunakan dalam proses penelusuran data yaitu Depth First Search.
Tabel 4.6. Penjelasan Pohon Keputusan Prosedur Izin Masuk Kapal
Penelusuran Depth First Search adalah teknik penelusuran data pada node-node secara vertikal dan sudah terdefinisikan, misalnya dari kiri ke kanan. Keuntungan pencarian dengan teknik ini adalah bahwa penelusuran masalah dapat digali secara mendalam sampai diketemukannya kepastian suatu solusi yang optimal. Dalam menelusuran Depth Firsh Searchterlebih dahulu dibuat tabel keputusan terlihat pada gambar. Gambar 4.4. Penalaran Pohon Keputusan Bongkar Muat Kapal.
4.3.3 User Interface Untuk memudahkan pengoperasian sistem ini maka, dirancang organisasi program sebagai berikut:
Untuk mendukung penalaran dalam memprediksi prosedur bongkar muat yang tepat maka pengetahuan yang diperoleh dari pakar dapat dipresentasikan dalam bentuk pohon keputusan sebagaimana terlihat. Berdasarkan teknik inferensi yang digunakan adalah pelacakan mundur ke belakang atau backward chaining dengan aturan If – Then menggunakan Penelusuran Depth First Search (DFS).Adapun Rule yang digunakan untuk menentukan yaitu R01 dan R02 Aplikasi Sistem Pakar Bongkar Muat . . .
Gambar 4.5. Organisasi Program 9
JURNAL TEKNOLOGI Fakultas Teknologi Industri, Volume 4, No. 2, Desember 2014
ISSN : 2301-4474
Gambar 4.8. Form Input Kapal Pada gambar 4.5 organisasi program sistem pakar untuk prosedur bongkar muat kapal di pelabuhan 2 menu utama, yang pertama menu utama administrator, ada submenu yaitu halaman depan, daftar rule, metode rule, input agen bongkar muat, input kapal, input agen pelayaran. Pada menu utama yang ke dua file, menu utama yang ke 2 sistem pakar untuk prosedur izin bongkar muat. Rancangan antar muka layanan (interface) sistem pakar prosedur bongkar muat kapal terdiri dari halaman : 1. 2. 3. 4.
4.3.3.4 Form Input Agen Form ini menampilkan tabel input yang terdapat beberapa input yang ada di form table input Agen BM ini di keterangan program dapat dilihat pada gambar 4.9 di bawah ini
Halaman Sistem Pakar Halaman Admin / user Halaman Data prosedur bongkar muat Halaman Data kapal
Pada saat user login sebagai user hanya dapat mengakses menu sistem pakar dan langsung dihadapkan pada daftar pertanyaan, ,user tidak bisa menggunakan menu file untuk menginput data,mengedit ataupun menghapus, hal ini dilakukan untuk lebih meningkatkan keamanan dari sistem pakar ini. 4.3.3.1 Form Login Form ini merupakan tampilan awal program yang sekaligus berfungsi sebagai izin masuk untuk pengguna dan pakar. Untuk pengguna tidak perlu mengentrikan username dan password, sedangkan pakar harus mengentrikan nama dan password.
Gambar 4.9 Form Input Agen 4.3.3.5 Form Input Pelayaran Form ini menampilkan tabel input yang terdapat beberapa input yang ada di form table input Pelayaran ini di keterangan program dapat dilihat pada gambar 4.10 di bawah ini
Gambar 4.6 Form Login Gambar 4.10 Form Input Pelayaran 4.3.3.2 Form Menu Utama Form ini menampilkan menu utama dan berisi menu pakar, pengguna dan bantuan. Pada masing masing menu diisi dengan sub menu untuk penelusuran lebih lanjut, dan mendapatkan hasil yang diinginkan serta keterangan program. Gambar 4.7. form Menu Utama
4.3.3.6 Form Pertanyaan Pada form ini untuk menampilkan data dokumen prosedur untuk mendapatkan izin masuk maka user akan memenuhi syarat agar bisa melakukan bongkar dan muat kapal dari sistem. Form daftar prosedur dapat dilihat pada gambar 4.11 di bawah ini
4.3.3.3 Form Input Kapal Form ini menampilkan tabel input yang terdapat beberapa input yang ada di form table input kapal ini di keterangan program.
Aplikasi Sistem Pakar Bongkar Muat . . .
10
JURNAL TEKNOLOGI Fakultas Teknologi Industri, Volume 4, No. 2, Desember 2014
ISSN : 2301-4474
Untuk memudahkan pengoperasian sistem ini, maka rancangan antar muka dibagi atas beberapa jenis, yang disesuaikan dengan fungsinya masing-masing yaitu: Gambar 4.11 Form Pertanyaan 4.3.3.7 Desain Form Output Pada form ini untuk menampilkan hasil dari pertanyaan boleh melakukan bongkar dan muat di pelabuhan melalui perusahaan BM dan Pelayaran berdasarkan pertanyaan. Form output dapat dilihat pada gambar 4.12 di bawah ini.
5.1.1.
Form Login Form ini merupakan tampilan awal program yang sekaligus berfungsi sebagai pengamanan sistem, karena pada form ini hak akses pemakai dibedakan antara, pemakai tingkat admin dan pemakai tingkat user. Tampilan dari form login adminisrator seperti
pada Gambar 5.1.
Gambar 4.12 Form Output 4.4 Explaining Facilities (Fasilitas Penjelasan) Sistem pakar dirancang dengan tujuan untuk memberikan penjelasan user bagaimana sistem pakar ini dijalankan. Menu prosedur Izin melakukan bongkar dan muat. Setelah user masuk ke sistem pakar, pemakai bisa menjalankan menu penelusuran. Penelusuran prosedur ini diawali dengan penelusuran pertanyaan-pertanyaan dan user bisa menjawab dengan jawaban “ya” setelah semua pertanyaan dijawab maka sistem akan memberikan kesimpulan apakah kapal dapat izin masuk dan bongkar muat kapal. Bagi user ini memudahkan untuk mengetahui mana prosedur yang tepat untuk melakukan bongkar muat di pelabuhan untuk memasuki ke pelabuhan. Namun jika penelusuran pertanyaan user jawaban “tidak” maka kapal tidak dapat izin masuk dan melakukan bongkar muat dan harus melengkapi dokumen-dokumen yang sudah diberitahukan oleh pihak pelabuhan. Sebelum masuk pihak kapal akan memilih pihak agen bongkar muat,memilih agen pelayaran untuk melakukan sandar dan dokumen-dokumen dari pusat pelabuhan.
Gambar 5.1 Form Login Admin atau User 5.1.2.
Form Menu Utama Pakar Form menu utama pakar terdapat beberapa menu yaitu Menu Pakar file, Menu User,Contac dan menu keluar. Jika login sebagai administrator semua menu akan aktif pada menu file berisi input data Kapal dan input Prosedur. Jika login sebagai user menu yang aktif hanya menu sistem pakar dan keluar, pada menu sistem pakar user akan dihadapikan dengan pertanyaan-pertanyaan dan jawaban yang tersedia ”ya” dan ”tidak”, sehingga setelah menjawab pertanyaan terakhir akan didapatkan hasil Konsultasi untuk melakukan bongkar dan muat di pelabuhan.Gambar menu utama dapat dilihat pada gambar 5.2.
Gambar 5.2 Menu Utama Sistem untuk Pakar 5.
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Desain Antarmuka (Interface)
Aplikasi Sistem Pakar Bongkar Muat . . .
5.1.3
Form Input Agen Kapal
11
JURNAL TEKNOLOGI Fakultas Teknologi Industri, Volume 4, No. 2, Desember 2014
Form ini digunakan oleh user agen untuk meng-entry-kan, data-data yang dibutukan untuk melihat Agen kapal agar kapal bisa melakukan bongkar dan muat di pelabuhan. Adapun bentuk form entry data.Untuk menyimpan data cukup mengetikan data pada field yang sudah disediakan dan untuk menyimpan data tersebut ke dalam tabel yang telah dirancang di dalam database yaitu dengan cara menekan tombol simpan dilihat pada gambar 5.3.
ISSN : 2301-4474
mengetikan data pada field yang sudah disediakan dan untuk menyimpan data tersebut ke dalam tabel yang telah dirancang di dalam database yaitu dengan cara menekan tombol simpan dilihat pada gambar 5.5.
Gambar 5.5 orm Input Data Perusahaan Pelayaran 5.1.6
Gambar 5.3 Form Input Data Agen Kapal 5.1.4
Form Input Kapal Form ini digunakan oleh user Pakar untuk meng-entry-kan, data-data yang dibutukan user untuk melihat nama kapal agar kapal bisa melakukan bongkar dan muat di pelabuhan. Adapun bentuk form entry data.Untuk menyimpan data cukup mengetikan data pada field yang sudah disediakan dan untuk menyimpan data tersebut ke dalam tabel yang telah dirancang di dalam database yaitu dengan cara menekan tombol simpan dilihat pada gambar 5.4.
Form Prosedur Form pertanyaan ini terdiri dari beberapa pertanyaan yang ditampilkan, user dapat menjawab pertanyaan dengan jawaban ”Tidak” Form ini delengkapai dengan tombol Tidak, keluar, setelah semua pertanyaan di jawab akan di tampilkan hasil konsultasi prosedur untuk sandar dan bongkar muat di pelabuhan. Maka akan keluar form penjelasan prosedur bongkar muat kapal boleh sandar dan melakukan bongkar muat di pelabuhan,Gambar form pertanyaan dapat dilihat pada gambar 5.6
Gambar 5.6. Form Prosedur Gambar 5.4 Form Input Data Kapal 5.1.5
Form Input Perusahaan Pelayaran Form ini digunakan oleh user Pakar untuk meng-entry-kan, data-data yang dibutukan user untuk melihat Perusahaan Pelayaran agar kapal bisa melakukan bongkar dan muat di pelabuhan. Adapun bentuk form entry data.Untuk menyimpan data cukup Aplikasi Sistem Pakar Bongkar Muat . . .
6. 6.1.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
12
JURNAL TEKNOLOGI Fakultas Teknologi Industri, Volume 4, No. 2, Desember 2014
ISSN : 2301-4474
Bedasarkan analisa dan pembahasan pada penelitian ini, maka didapat kesimpulan bahwa : 1.
2.
Menentukan sistem pakar bongkar muat di PT Hambus Putera Samudera yang dikumpulkan semua dokumendokumen prosedur Izin Masuk mulai data kapal datang,data agen , data izin pelabuhan melalui agen, data izin dari perusahaan pelayaran,melakukan proses bongkar muat,hingga kapal keluar,agar tidak ada terjadi kesalahan dalam menyiapkan dokumen-dokumen ini. Menentukan izin bongkar muat kapal nya dengan menyiapkan prosedur – prosedur yang telah di informasikan ke pada pihak kapal yang akan melakukan bongkar muat di pelabuhan melalui agen yang di tunjuk oleh pihak kapal, setelah kapal dan agen memenuhi prosedur tersebut maka kapal boleh melakukan proses bongkar dan muat hingga kapal itu berlayar kembali.
DAFTAR REFERENSI [1] Kapal Cargo , Kapal Cargo.Blogspot.Com.2011. Pengantar Teknologi Perkapalan dan Embel-Embel nya. [2] WWW.Bumn.go.id,Pelindo. Sejarah Teluk Bayur.
2013.
[3] Montolalu, Chriestie. 2011. Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Ginjal. Program studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi.Jakarta. [4] Hestiningsih, Idhawati. Pengantar Kecerdasan Buatan. Jakarta. [5] Eliyani. 2009. Decision Support Sistem Untuk Pembelian Mobil Menggunakan Fuzzy Database Model Tahani. Jurusan Teknik Informatika Muhammadiyah. Gresik. [6] Winjarsih, Kharolin Alqorni dkk.2012. Meningkatkan Laju Pembongkaran Pada Dermaga Bongkar Untuk Mengurangi Masalah Antrian Kapal Dengan Metode Simulasi. Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).Surabaya. [7] Erdani, Yuliadi. Developing Backward ChainingAlgorithm of Inference Engine in Ternary Grid Expert System. Politik Manufaktur Bandung.Bandung Aplikasi Sistem Pakar Bongkar Muat . . .
13