???
Penanggung Jawab Drs. Hardjono, M.Si. Koordinator : Titis Sekti Wijayanti Pemimpin Umum : Ines Larasati Pemimpin Redaksi : Diah Wahyuningsih Tim Redaksi:; Auliya Nur Rahmani K Intan Putri Maghfiroh Marashadi Nur Hasanah Khusnun Puspane Subagja Yasinta Nareswari ZF Metika Ida Tri Oktanto M. Hizrian Laventya Sekar Andiani Zein Noer Zakiyah Fadhilah Khairunnisa Thank To Nugraha Arif Karyanta S.Psi, M.Psi Suprapto, Titis Sekti Wijayanti Alamat Redaksi Kampus Psikologi FK UNS Jalan Urip Sumoharjo no.110 Telp/Fax. (0271) 645252 Homepage: himapsi.fk.uns.ac.id Email:
[email protected]
Halo! Halo! Apa kabar? Rasanya sudah lama ya, tidak berjumpa dengan pembaca setia Psikomagz, majalah luar biasa dari Psikologi UNS. Untuk itu kami menghadirkan sesuatu yang special dalam majalah ini sebagai wujud cinta kami (redaksi). Sebelumnya, kami selaku redaksi mohon maaf tidak bisa menerbitkan Psikomagz dalam bentuk majalah print out karena keinginan kami untuk menerapkan digitalisasi informasi sehingga kam menerbitkannya dalam bentuk bacaan online. Psikomagz kali ini menghadirkan “Permainan Tradisional” sebagai temanya. Selain membahas menganai kondisi permainan tradisional pada artikel utamanya, kami juga menghadirkan menu special seperti artikel yang memuat komunitas anak bawang, profil mengenai ibu dewi (psikolog pemerhati permainan tradisional), dan kolom psikologi populer yang pastinya kalian tunggutunggu.Demikian sekilas gambaran menu-menu yang kami suguhkan dalam Psikomagz ini. Untuk lebih lengkapnya silahkan menikmati artikelnya satu-persatu. Kami menyadari bahwa majalah online ini belum sebaik majalah professional, maka dari itu kami mohon kritik dan saran dari pembaca langsung kepada Kominfo Himapsi UNS. Atas perhatian dari pembaca kami ucapkan terima kasih.(redaksi)
Q:
Suara Mahasiswa
Apakah permainan tradisional perlu dilestarikan?
“ Perlu, karena permainan tradisional lebih melatih otak anak bukan hanya untuk hiburan. Anak-anak jaman sekarang lebih banyak bermain gadget, dari gadget tersebut lebih banyak dampak negatifnya seperti kena radiasi, mata minus, hubungan dengan orang lain buruk.” –Puspa Fitria (2011)“ Menurut aku perlu sih, bahkan merujuk ke perlu banget. Karena anak-anak jaman sekarang baiknya diperkenalkan dengan permainan tradisional, mungkin jiwa mereka modern tapi mereka juga harus mengenalbudaya nenek moyang.” - Firdausy Az Zahrah (2012) “Perlu, aku termasuk anak yang hidup di jaman permainan tradisional, karena lebih asik dibandingkan game jaman sekarang yang merusak mata. Selain sederhana permainan tradisional juga lebih memiliki asensi lebih banyak dibanding permainan jaman sekarang.” –Adly Rendrahady Wahyudi (2012)“ Perlu, permainan tradisional lebih kepada sosial. Permainan jaman sekarang lebih individualis. Permainan tradisional lebih memliki asensi, melatih rasa solidaritas, dan kepekaan.” – Putri Dianita (2013) – “ Tidak perlu, karena kalau ada yang lebih baik dan lebih gampang kenapa tidak. Lebih memaksakan diri apabila bermain permainan tradisional. “ - Muhammad Nur Irfan(2013)-
Pojok Riset
MEMBANGUN KARAKTER ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL Oleh: Laventya
Menurut jurnal tentang Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Anak Tradisional oleh Haerani Nur dari Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makasar, kemajuan teknologi juga berpengaruh pada pola permainan anak. Mereka lebih senang bermain video games, PS, dan games online. Pemainan ini dapat dikatakan sebagai permainan modern karena menggunakan peralatancanggih yang berbeda dengan yang digunakan dalam permainan traisional. Permainan traisonal tidakmembutuhkan peralatan dalam memainkannya. Kalaupun menggunakan peralatan maka alatnyadapat ditemukan di sekitar kita sepertiranting, batu atau daun-daunan kering. Tempat bermain permainan tradisional sangat mendukung anak menjadi betah bermain karena dilengkapi AC seperti di timezone atau warnet. Sehingga mereka dapat berjam-jam bermain tanpa kenal waktu. Hal ini akanmembuat anak kehilangan jam belajar dan bersosialisasinya. Berbeda dengan permainan tradisional yang pada umumnya dilakukan di lapangan terbuka sehingga cuaca panas akanmengganggu kenyamanan bermain anak. Tingkat kecanduan anak pada games online saat ini berada pada level tinggi dibandingkan dengan permainan tradisional, khususnya
Indonesia. Dampak yang ditimbulkan dari permainan modern itu juga sangat berbahaya karena berdampak pada prestasi belajar anak dan membuat anak menjadi lebih agresif. Pada dasarnya dari berbagai teori perkembangan dapat disimpulkan bahwa masa anak adalah masa yang identik dengan bermain. Dalam bermain pada umumnya anak terlibat dalam suatu permainan.Misbach (2006:5) menyimpulkan bahwa permainan adalah situasi bermain yang terkait dengan beberapa aturan atau tujuan tertentu, yang menghasilkan kegiatan dalam bentuk tindakan bertujuan.Dengan demikian, dapat dipahami bahwa dalam bermain terdapat aktivitas yang diikat dengan aturan. Permainan seharusnya dapat membuat hal positif bagi anak. Karena itu apabila permainan membuat dampak negatif seperti dalam permainan modern yang marak terjadi, maka seharusnya segera mengambil tindakan pencegahan dengan berbagai pihak yang terkait. Misbach (2006:7) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa permainan tradisional dapat menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak yang dapat meliputi halhal sebagai berikut. 1. Aspek motorik dengan melatih daya tahan, daya lentur, sensorimotorik, motoric kasar,
dan motorik halus. 2. Aspek kognitif dengan mengembangkan imaginasi, kreativitas, problem solving, strategi, kemampuan antisipatif, dan pemahaman kontekstual. 3. Aspek emosi dengan menjadi media katarsis emosional, dapat mengasah empati dan pengendalian diri. 4.Aspek bahasa berupa pemahaman konsep- konsep nilai. 5. Aspek sosial dengan mengkondisikan anak agar dapat menjalin relasi, bekerjasama, melatih kematangan sosial dengan teman sebaya dan meletakkan pondasi untuk melatih keterampilan sosialisasi dengan berlatih peran dengan orang yang lebih dewasa dan masyarakat secara umum. 6. Aspek spiritual, permainan tradisonal dapat membawa anak untuk menyadari keterhubungan dengan sesuatu yang bersifat Agung (transcendental). 7. Aspek ekologis dengan memfasilitasi anak untuk dapat memahami pemanfaatan elemen-elemen alam
sekitar secara bijaksana. Aspek nilainilai/moral dengan memfasilitasi anak untuk dapat menghayati nilai-nilai moral yang diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi selanjutnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional memang berbeda dengan permainan digital. Tidak hanya dari kesan yang ditimbulkannya, tetapi juga dari makna dan pengaruhnya pada anak-anak Indonesia. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa pemilihan permainan dalam hal ini apakah permainan digital yang kesannya modern dan canggih, tetapi berdampak buruk atau permainan tradisional yang kesannya kampungan dan ketinggalan zaman, tetapi berdampak baik akan menentukan karakter yang tercipta pada anak-anak Indonesia, generasi penerus dan harapan bangsa. Sumber: Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 1, Februari 2013. Haerani Nur. Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Anak Tradisional.
Liputan Khusus
Figur
Dewi Retno Suminar Oleh: Marashadi
Pada kesempatan kali ini, psychomagz mengajak teman – teman berkenalan dengan salah satu tokoh yang memperhatikan dunia bermain anak. Siapa beliau, yuk kita kenalan! Dr. Dewi Retno Suminar, M.Si ., Psi , merupakan nama lengkap beliau. Ada yang sudah mengenal Bu Dewi? Bu Dewi pernah menjadi salah satu pembicara di Seminar Nasional Permainan Tradisional yang diselenggarakan oleh Psikologi UNS. Bu Dewi merupakan dosen pengajar Fakultas Psikologi Universitas Airlangga dan menjadi Instruktur Pengembangan Pribadi di Jhon Robert Power Indonesia (sekolah Kepribadian), trainer dan juga menjadi motivator. Ibu dari 3 orang anak ini lahir di Pacitan, 13 Maret 1967. Beliau memperoleh gelar doktoralnya dengan judul desertasi "Theory of Mind, Jenis Kelamin, Usia dan Status Sosial Ekonomi-Suatu Model Teoritis Pada Bermain Simbolis dan Khayal.” Menurut beliau, dalam bermain simbolis dan khayal, anak akan memaknai alat-alat yang digunakan sehingga dapat dimanfaatkan untuk bermain (aspek kognisi). Anak akan mulai terlibat dalam bermain dan mulai berpindah dari satu peran ke peran yang lain dan bagaimana dalam bermain mereka dapat membuatnya mengerti dan memahami apa yang dirasakan ketika menjalankan peran (aspek afeksi). Sementara pada saat bermain simbolis dan khayal secara berkelompok anak akan melakukan interaksi dengan anak yang lain (aspek interpersonal). Selama melakukan bermain simbolis dan
khayal, anak dapat saja mengalami ketegangan dan konflik dengan anak lain yang pada akhirnya akan memunculkan cara-cara mengatasinya agar proses bermain tetap berlangsung (aspek pemecahan masalah). Beberapa penghargaan yang pernah Bu Dewi raih, menjadi peserta terbaik Psikodoagnostik dalam rangka memperoleh surat rekomendasi ijin praktek Psikolog oleh HIMPSI Jawa Timur tahun 1998, dan The Best Facilitator 2008 John Robert Power Surabaya. Menurut Bu Dewi, permainan tradisional adalah permainan milik bangsa kita , mengakar turun temurun dan banyak aspek pengembangan yang dirangsang. Dalam permainan tradisional, permainan banyak dilakukan secara berkelompok, memiliki karakter kerjasama, komunikasi, negosiasi, jujur, respek dan tanggungjawab. Hal-hal tersebut tidak ditemukan dalam permaian modern, seperti play station dan game online.
Prinsip yang harus diingat “Jangan jadikan generasi berikutnya sebagai ROBOT yang tidak mampu menalar dan hanya bereaksi spontan.” Bagi yang ingin berkenalan lebih lanjut dengan beliau dapat melalui dewi.suminar@psi kologi.unair.ac.id
Komunitas Anak Bawang : Masih Pantaskah Permainan Tradisional Bersanding di Masa Modern? Oleh: Khusnun Puspane S.
Bermula pada kepedulian dan keprihatinan terhadap permainan tradisional. Melihat kenyataan bahwa sekarang ini, sedikit sekali anak-anak yang memainkan permainan tersebut. Anak-anak lebih sering bermain gadget di tangan mereka atau berhadapan dengan layar kaca televisi daripada bermain kotor-kotoran di luar rumah bersama teman-teman sebayanya. Atas dasar itulah, Hidayat Burhanuddin bersama penggiatpenggiat lainnya yang berjumlah 15 orang mendirikan komunitas Anak Bawang pada 10 November 2012. “Kami lebih senang menyebut hari lahir kami dengan 10 11 12,” kata Suprapto, salah satu penggiat komunitas Anak Bawang. Filosofi nama 'anak bawang' sendiri sesuai dengan bagian dalam salah satu permainan tradisional. Di dalamnya terdapat anak yang selalu menjadi 'anak bawang' dan tidak memiliki potensi apa-apa. Anak bawang ini bersifat hanya mengikuti anak yang lain dan tidak terlalu dihiraukan keberadaannya. Analogi 'anak bawang' tersebut sama halnya dengan permainan tradisional masa kini. Padahal dari permainan-permainan tradisional tersebut bisa diambil hikmah hidup. Walaupun hikmahnya hanya bisa mereka rasakan ketika dewasa. Volunteer, Car Free Day (CFD), Seminar Permainan Tradisional, dan Olimpiade
Permainan Tradisional merupakan kegiatankegiatan yang sudah sukses dilaksanakan oleh komunitas ini. “Kegiatan yang akan mendatang yaitu Tour de Sekolah untuk sosialisasi dan mengenalkan kembali tentang permainan tradisional itu sendiri,” ujar Suprapto. Anggota yang telah bergabung dalam komunitas ini kurang lebih telah mencapai 500 orang. Bagi yang menginginkan untuk bergabung pada komunitas ini, cukup dengan me-join-kan diri di grup fb komunitas Anak Bawang dan secara otomatis setelahnya menjadi bagian dari komunitas Anak Bawang ini. Harapan di masa mendatang sendiri sebenarnya lebih menitikberatkan kepada nasib permainan tradisional bukan terletak pada komunitas Anak Bawangnya. Oleh karenanya, dibutuhkan juga dukungan dari orang tua untuk mengarahkan anaknya pada permainan tardisional. Walaupun, semuanya kembali kepada masing-masing individu lagi. Kondisi anak-anak masa kini akhirnya membuat sebuah pertanyaan baru. “Masih pantaskah di zaman modern ini, permainan tradisional tetap ada dan bersanding dengan permainan-permainan modern?” tanya Suprapto.
Fokus Utama Fokus Utama
Fokus Utama Fokus Utama
PERMAINAN TRADISIONAL Berbicara mengenai permainan tradisional, sebenarnya tidaklah se-tradisional yang kita perkirakan. Hal tersebut dikarenakan jika berbicara mengenai tradisional, kita ingat mengenai tradisi sehingga kita ingat mengenai budayabudaya di masa yang lalu. Sebenarnya permainan tradisional antar daerah di Indonesia tidak jauh berbeda, permainan yang digunakan oleh anak-anak di Jawa Tengah itu tidak jauh berbeda dari permainan tradisional yang digunakan oleh anak-anak di Jawa Barat, Jawa Timur, atau mungkin permainan tradisional di luar negri. Hanya saja, nama dan variasi dari permainan tradisional di tiap daerah itu berbeda. Sejauh ini kondisi permainan tradisional yang ada di Indonesia tidak mengalami masalah. Hanya saja jika dibandingkan dengan permainan-permainan yang berbentuk teknologi seperti nintendo atau internet game, permainan tradisional kurang digemari. Sebenarnya permainan yang menggunakan teknologi semacam itu tidak masalah. Tetapi yang menjadi masalah sekarang adalah ada banyak hal yang kemudian mendorong anak-anak menjadi terlalu sering bermain dengan permainan teknologi tersebut karena beberapa hal, seperti: 1. Situasi Di daerah kota, lahan seperti lapangan yang diperlukan sebagai sarana permainan tradisional sangat minim tersedia. Rumah juga semakin sempit karena penghuni yang mendiami semakin banyak. Oleh sebab itu, arena bermain anak otomatis menjadi berkurang. Artinya ada banyak hal yang kemudian mendorong permainan tradisional dalam bentuk tertentu yang memang tersingkir karena situasi. 2. Orang tua/pembimbing Kesibukan dari orangtua di perkotaan membuat waktu yang dialokasikan untuk bermain bersama anak itu berkurang. Padahal, orangtua sebagai pembimbing-lah yang sebenarnya lebih mengenal dan dapat mengenalkan
permainan tradisional itu. Orangtua tidak memiliki banyak waktu untuk mengawasi anaknya sehingga lebih memilih memberikan permainan popular seperti video games dan menonton TV kepada anak agar mereka duduk diam dan tidak berkeliaran keluar rumah. 3. Perkembangan permainan modern Permainan moderen berkembang semakin inovatif. Namun kita tidak bisa mengatakan bahwa permainan tradisional itu tidak berkembang. Anak-anak juga mengembangkan
permainan mereka sendiri-sendiri, terbukti dengan berbedanya versi permainan di tiap daerah. Beberapa kendala seperti yang telah disebutkan di atas memang membuat permainan tradisional itu menjadi sedikit tercecer. Namun yang menjadi ketakutan besar itu bukan perkara permainan tradisional itu punah tetapi mengenai fungsi yang semula diemban oleh permainan tradisional itu digantikan oleh permainan modern yang fungsinya tidak menutupi fungsi permainan tradisional. Misalnya, di dalam permainan enggrang terdapat anak belajar mengenai keseimbangan vestibula, kemampuan motorik kasar dan motorik halus, serta mengenai team mate. Hal seperti itu tidak bisa digantikan oleh
permainan teknologi. Selain itu dalam dunia, permainan tradisional juga memiliki fungsi terapeutik tersendiri dalam perkembangan anak dan dalam melakukan intervensi psikologi tertentu. Permainan tradisional bisa memberi stimulasi sosial bagi anak dan itulah yang bisa membedakan kepribadian anak yang bermain permainan tradisional dan anak yang bermain permainan berbasis teknologi. Seorang anak yang tidak punya kenalan di luar dengan tetangga-tetangganya dan hanya bermain dengan teknologi, wujud kematangan sosialnya tidak akan sama dengan anak yang bebas bermain di luar. Usaha melestarikan Melihat pentingnya fungsi permainan tradisional bagi perkembangan anak, harus dilakukan upaya agar anak-anak tetap mengenal permainan tradisional. Dalam situasi masyarakat yang sanagat sibuk dan kompleks seperti sekarang ini, cara yang dapat dilakukan adalah mengingatkan kembali, menimbulkan kembali mengenai fungsi-fungsi dari permainan tradsional itu kepada orang tua. Sekarang ini perkembangan terhadap budaya, kultur yang menjadi milik sendiri itu berkembang di seluruh dunia terutama di Indonesia dan Asia. Usaha pengembangan dan pelestarian permainan tradisional juga berkembang sangat sangat pesat. Dimana-mana banyak orang yang mengembangkan permainan tradisional dengan
cara dan gaya mereka sendiri. Pemerintah juga memberikan perhatian yang bagus terhadap usaha tersebut. Hal yang masih membutuhkan perhatian adalah SDM yang betul betul mendalami dan menggeluti upaya pelestarian tersebut. [Yasinta]
Sosok
Sosok mendapatkan sebuah kursi di Psikologi UNS. Meski terdengar sedikit lebay , tapi begitulah hidup. “Kesulitan dan kesenangan itu sepaket”, tuturnya. Ibarat menyukai sejuknya malam pun harus menyukai panas terik matahari. Menjadi ketua Himapsi Symphony bukanlah hal yang mudah, baginya yang terbiasa bergerak dibelakang layar, harus berubah haluan mengambil posisi di garda terdepan. Sedih saat menerima keputusan itu, ucapnya. Sedih karena amanah yang dibawanya nanti terlalu berat baginya. Mengabil keputusan untuk mengemban amanah yang begitu besar sekaligus melepas posisi di BEM UNS dan komunitas yang telah ditelateninya terlebih dahulu menjadi dilemma tersendiri. Waktu itu
Titis Sekti Wijayanti: Selalu ada Kesempatan Bagi Mereka yang mau Mencoba Oleh: Fadillah
Di suatu sore yang menyejukkan, setelah hujan yang cukup lebat menyapu kampus dua UNS, didepan lapangan parkir dengan akrab perempuan kelahiran Klaten itu menyalami kami. Sembari mengamati kegiatan mahasiswa lain di kampus Mesen, Titis Sekti Wijayanti berbagi kisah tentang perjuangannya dalam menggapai mimpimimpinya. Titis Sekti Wijayanti, mahasiswa psikologi angkatan 2010 yang juga kerap disapa Titis ini kini sedang menunggu untuk skripsi. Seperti halnya rumus matematika , 1ditambah 1 sama dengan 2, berbicara mengenai himapsi symphony, komunikator yang hebat, sama dengan berbicara tentang Titis. Mahasiswi yang mengaku sangat suka membaca dan melakukan pendakian ini pernah aktif di BEM UNS selama dua periode kepengurusan sebelum menjadi ketua Himapsi Symphony. Ilustrasi oleh: Metika
Baginya, menjadi bagian dari keluarga Psikologi UNS adalah suatu takdir luar biasa yang Allah SWT berikan. Bermula dari ketidak sengajaannya melihat brosur UNS, Ia kemudian memilih psikologi sebagai tempatnya memperoleh gelar S1. Saat itu tekad dan optimisme yang tinggi menjadi senjata utama. Berbekal nomor ujian milik salah seorang teman yang mengundurkan diri, ia coba mendaftarkan diri. Meski persaingan begitu berat dan kondisi ekonomi kelurga sedang tidak baik, ia tetap berkeyakinan positif. Malam hari disekitar bulan Februari seorang teman
memberitahu bahwa ia lolos seleksi dan masuk prodi psikologi. “Saya sendiri mengetahui pengumunan itu bingung. Harus sedih ataukah senang. Saat itu Ibu adalah satusatunya tulang punggung keluarga, ayah sedang sakit”. Biaya untuk masuk kuliah saat itu akan ia kembalikan. Ia bertekad untuk mendapat beasiswa dibangku kuliah nantinya. Segala administrasi ia urus sendiri, bahkan sampai menginap ditempat kakak tingkat saat itu. “Allah memberikan tempat terbaik bagi saya di Psikologi, kalau diingat-ingat dulu waktu SMA saya sudah suka membaca buku-buku tentang kepribadian dan tak jarang dijadikan tempat pertimbangan juga oleh teman-
“
Ibarat menyukai sejuknya malam pun harus menyukai panas terik matahari adik-adik bilang ''Kak Titis yang maju didepan, kita yang membantu dibelakang'', ''karena itu saya menjadi termotivasi dan berani. Adik-adiklah yang membuat saya kuat disini''. Layaknya seorang pemimpin, ia mengatakan bahwa ada suatu kepuasan jika mampu melihat adik-adiknya menjadi orang yang lebih hebat darinya, melihat mereka tumbuh. ''Tunai sudah'' ucapnya. Menjadi salah satu penerima manfaat Beasiswa Bahkti Nusa adalah sebuah momen yang membuatnya tak mampu berkata-kata. Berawal dari tekad yang kuat untk memperoleh beasiswa setelah ditolak berkali-
kali, naskah sebagai persyaratan yang saat itu dikirim menjelang batas waktu sempat membuatnya pasrah. ''Waktu itu saya yakin saja, apapun yang terjadi nanti setidaktidaknya naskah ini terbaca'', dengan kemurahan-Nya ternyata panitia pusat memperpanjang batas waktu pengumpulan naskah. Setelah melewati berbagai tahapan seleksi, Titis terpilih menjadi salah satu dari mahasiwa peroleh manfaat dari Dompet Dhuafa. “Saya senang sekali bisa mendapatkan Beasiswa Bhakti Nusa ini, bisa berkumpul dengan para mahasiswa hebat dari berbagai universitas. Mungkin inilah jawaban dari Allah atas ikhtiar selama ini”. Kini impian yang tadinya sebatas catatan kecil di dinding dapat terwujud. Prestasinya ini tentunya tak lepas dari doa dari kedua orangtunya. Organisasi oke, prestasi juga oke, tidak membuat perempuan yang bercita-cita menjadi seorang ibu dan pendidik ini menjadi sombong. Saya adalah saya, dan selamanya akan seperti ini. Sebuah pesan inspiratif darinya. Lakukan hal dengan tulus dan senang. Berusahalah dengan sebaikbaiknya. Gunakan waktu untuk mencapai tujuan utama dengan sebaik-baiknya. ''Galau boleh aja kok, tapi galaunya mahasiswa itu bukanlah menggalau tentang pacaran, tapi galau jika dia tidak bermanfaat, galau yang produktif. Orang yang hebat adalah orang yang mengehebatkan oranglain, sedikit apapun ilmu yang kau punya berbagilah dengan yang lain ''. Terimaksaih untuk kisah ispiratifnya dan mari menghebat!
Cerpen
Cerpen
Ku Memilih Setia
Sreeetttt..... Hal yang selalu kualami setiap pagi. Aku terbangun oleh suara desit gorden yang terbuka. 'Ibu, pasti itu ibu' gumanku dalam hati ketika teringat akan sesosok wanita kuat, tegar, nan lemah lembut yang selalu memaksaku untuk meninggalkan dunia mimpi yang begitu indah. Suara itu, suara yang menyapaku dengan penuh kesejukan, menyapaku dengan penuh kasih sayang, suara paling merdu yang pernah aku dengar . Ya, suara siapalagi kalau bukan suara milik perempuan yang paling hebat dihidupku. Siapa yang tak mengenali suara ibuku? Seorang penyanyi terkenal yang selalu membuat orang tenang ketika mendengarkan suaranya. Berbagai penghargaan membanjirinya berkat suara emas yang ia miliki, bahkan aku yang berstatus anak kandung dari Nyonya Grason sering kali merasa iri mengapa aku tak dikarunia suara semerdu itu. Ketika kusampaikan rasa iri ku pada ibu, ia selalu menjawab, “setiap manusia didunia ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sayang”. Belaian tangannya yang halus serta pelukannya yang hangat membuatku mampu menerima jawaban itu dan sedikit membuatku yakin bahwa ada hal yang membuatku istimewa sedangkan orang lain tak memiliki itu. Yah namaku Gina Donita Fatma yang akrab dipanggil Gina. Banyak orang bilang aku adalah seorang gadis dengan perawakan yang tinggi, langsing, putih dan ya bisa dibilang cantik bahkan ibuku kalah cantik denganku. Mungkin itu kelebihanku yang berharap hal tersebutlah yang akan
membuat ku nampak istimewa seistimewa suara ibuku. “Rin, lo ngapain disini?” suara itu sekonyongkonyong terdengar dari balik badanku. Pundakku ditepuknya bersamaan dengan dilantunkannya kalimat itu. Aku pun terjerembab kaget dan berhenti menulis cerita pendekku tadi ketika tiba-tiba berdiri sesosok lakilaki yang sangat aku kenal. Kenji Hutama, sahabat paling setia yang pernah aku miliki. Ia selalu menemaniku disaat orang-orang menjauhiku. Ya dia adalah satu-satunya orang yang mengerti dan selalu mendengar cerita-ceritaku meskipun terdengar cerita yang basi. Ia tak pernah sekalipun menunjukkan sikap seakan-akan 'aku muak dengan cerita membosankanmu itu' ataupun 'aku bosan memiliki teman cacat sepertimu'. Oh iya lupa, namaku Arin seorang siswi SMA yang kini duduk dibangku kelas 2 IPA tepatnya di XI IPA 2. Aku tergolong siswa yang berprestasi di sekolah, semua guru membanggakanku. Mereka selalu mengatakan bahwa aku beruntung dikaruniai otak yang encer, bahkan sangat beruntung. Ya memang benar perkataan guru-guruku itu, aku emang sudah sepantasnya merasa bahagia dikaruniai hal yang luar biasa ini. Namun ada hal lain pula yang sering membuatku ragu apakah aku mampu bertahan disini ataukah tidak. Aku satu-satunya siswi yang tak memiliki tubuh yang sempurna disekolah nan megah dan elit ini. Coba kalian rasakan bagaimana seandainya kalian merasakan rasanya berada diposisiku, yah mungkin akan banyak yang berkata 'itu bukanlah masalah, bukanlah halangan untuk terus bersekolah'. Apakah kalian juga akan seperti itu? Aku berpikiran demikian pula. Aku selalu bisa bertahan, karena itulah aku patut berbangga. Bukan karena otakku yang encer tapi karena aku kuat. Disini aku aku memiliki temanteman yang sangat menyayangiku, terlebih aku memiliki sahabat seperti Kenji. Dia selalu membelaku ketika aku dijahili oleh Syeila, orang yang selalu menganggapku sebagai pesaingnya dibidang akademis. Entah mengapa ia selalu bersikap dingin dan sinis padaku. Aku tak mau balik membenci dan balik membalas apa yang telah ia lakukan padaku. Bukannya sok baik atau apalah, namun bagiku ia hanyalah terbawa emosi sesaat dan aku yakin suatu saat kami bisa menjadi teman baik. “Lo mau balik nggak, ayo gue anter”, tawaran yang selalu diberikan oleh Kenji ketika jam sekolah usai. Diriku tak selalu mengiyakan tawaran itu karena aku tahu rumah kami tak sedekat dulu. Ketika masih duduk dibangku SD dan SMP rumah kami hanya terpaut 2 rumah, namun sekarang rumah kami sangat jauh bahwa tidak searah dari sekolah. Namun karena sore itu hujan jadi kuputuskan untuk menerima tawarannya itu. Bukan bermaksud memanfaatkan, namun untuk meminimalisir bahaya kan? Hehe. Aku pun mengeluarkan payung dari dalam ranselku dan menggunakannya bersama Kenji menuju parkiran. Kenji membukakan pintu mobil depannya untukku dan ia pun meyusul masuk kedalam. Mobil Kenji pun melaju menerobos hujan lebat dengan
lihainya. “Ah nggak asik ni lo nya cuma diem. Kenapa sih ada masalah ya?”, Kenji mengawali pembicaraan. Sepertinya ia bisa menangkap suasana hatiku saat itu. “ Nggak kok, nggak papa. Ya biasa dari siang belum makan, gimana kalau nanti kamu ikut makan dirumah aku? Tadi aku sms bunda katanya beliau masak makanan kesukaan kamu lho. Giimana, mau?” Ucapku membalas mencoba mengalihkan pembicaraan. “Ehm oke, boleh juga. Tp gratis ya?” canda Kenji sambil menoleh ke arahku. “ Hush nyetir kedepan kucrut”, jawabku sembari memalingkan muka Kenji kedepan. “ehm gratis nggak ya?” Lanjutku mengajaknya bergurau. Kami pun terbawa suasana dan bercanda hingga tiba dirumah. Ketika sampai dirumah angin bertiup sangat kencang, bahkan ia telah berhasil menerbangkan beberapa genting milik tetanggaku. Dengan gagahnya ia memorak porandakan halaman rumahku, monumbangkan pohon disudut jalan. Bunda menyambut kami dengan sangat khawatir, beliau takut kami kenapakenapa akibat angin nakal itu. Usai masuk rumah kami pun membersihkan diri masing-masing. Seperti biasanya Kenji membawa baju ganti, jadi aku dan keluarga tak perlu susah-susah mencarikan baju untuknya. “Kenji, Arin, sini nak ayo makan. Ayah sudah pulang nih”. Teriak bundaku dengan penuh kelembutan dari ruang makan. Karena sangking laparnya akupun langsung nyelonong ke ruang makan. Dan karena tidak sabar tongkat yang selalu membantuku untuk bejalan pun jatuh, ya alhasil aku ikut jatuh pula. Kaki kiriku memar, dan aku menangis disitu. Kenji meledekku dan tertawa puas melihatku menderita. Selalu saja seperti itu. Entah mengapa melihat Kenji tertawa sebahagia itu rasa sakit dikakiku berkurang. 'Ih apa sih Arin, ingat Kenji itu sahabat kamu dan nggak mungkin juga dia suka sama kamu. Sadar dong kamu itu bukanlah perempuan sempurna yang selama ini Kenji idam-idamkan' gerutu ku sedih dalam hati. Bunda pun menolongku dan kami pun menyantap makan malam dengan lahap. Nampak sekali disitu aku dan Kenji seperti orang 3 hari tidak makan. Karena angin diluar sangat menyeramkan ayah tak mengizinkan Kenji untuk pulang, ayah menyuruhnya untuk menginap dirumah kami. Karena memang sudah kebiasaan menginap, Kenji pun iya-iya saja. Ia menelfon mama nya dan meminta izin untuk menginap dirumah malam itu. Semalaman kami hanya bercanda, saling meledek dan saling sharing satu sama lain. Suasana yang sangat indah malam itu, andai saja memang Kenji yang ditakdirkan sebagai pengisi relung hati yang kosong ini. Yah tapi aku tak berani berharap banyak, takutnya ketika mendapat kenyataan bahwa ia telah menyukai orang lain itu akan sangat menyakitkanku. Pukul 22.30 kami pun memutuskan untuk beristirahat dan go to the dream world. Aku pun masuk ke surga rumahku, apalagi kalau bukan kamarku. Seperti hari-hari biasa sebelum tidur selalu aku cek hp. Akhir-akhir ini aku merasa ada tingkah yang aneh dari Rikho, teman satu kelasku. Ia selalu
mengirimiku sms 'good night. Don't forget to pray before and have a nice dream Arin'. Awalnya aku hanya menganggap ini sebagai hal yang biasa. Namun malam ini tepat 2 minggu sudah ia selalu mengirimiku ucapan seperti itu. Tingkah nya di kelas pun sangat aneh padaku. Aku pun tersadar akan kiriman bunga yang sering aku terima beberapa minggu ini. Jangan-jangan itu........ pikiranku pun mula terbang kemana-mana. Aku yang selalu beranggapan itu dari Kenji pun mulai ragu. Aku mencoba untuk membalas smsnya. 'kamu kenapa sih akhir-akhir ini aneh banget. Apa ada yang salah sama aku ya? Kalau iya aku minta maaf ya'. Balasan yang teramat sangat nggak jelas dan nggak nyambung. Mulai malam itu akupun menjadi dekat dengan Rikho. Sudah beberapa kali aku pulang bersama Rikho bukan Kenji. Kenji bersikap acuh dan biasa saja, itu membuatku kesal dan semakin meyakinkanku memang Kenji hanya menganggapku sebagai teman. Sial kenapa juga aku harus memikirkan hal itu. Disini ada Rikho, orang yang jelas-jelas peduli dan menyayangiku lebih dari seorang teman. Ia tak pernah memperdulikan kakiku yang cacat, ia tak pernah malu ketika ia jalan denganku. Sama persis seperti Kenji, tapi Rikho nampak jauh lebih baik. Kenji sangat jail, tapi Rikho begitu halus dan penyayang. Ia tampak sekali tulus padaku. Entah angin apa yang menyapuku, tibatiba saja bayangan Rikho selau hadir. Sampai suatu saat... “Rin, ke perpus yuk” ajak Rikho seperti biasanya. Aku seperti mulai terhipnotis olehnya, setiap ajakannya entah ke perpustakaan, kantin, pulang bareng, dan lain lain selalu saja aku mengiyakan. Ketika Kenji mengajakku pulang bersama dan tiba-tiba Rikho datang, entah mengapa aku selalu lebih memilih bareng Rikho. 'Apa aku mulai..... oh no no no jangan sampai Tuhan aku mohon' pintaku dalam hati dan mulai khawatir. Jangan jangan aku mulai berpaling ke Rikho. Pikiranku sudah dipenuhi dengan pikiran negatif. Sangking penuhnya pikiran-pikiran negatif itu, ketika pelajaranpun aku tak bisa konsentrasi dan pikiran itu terus saja menghantui. Kamipun tiba di perpus. Disana aku hanya duduk, membaca buku dan menunggu Rikho mendapatkan buku yang ia cari. Tiba-tiba... “Nih baca deh” ucap Rikho sambil menyodorkan sebuat buku padaku. 'Buku kimia? Ngapain dia ngasih buku kimia ini ke aku? Aneh', gumanku dalam hati. Yah karena merasa tak enak padanya untuk menolak akupun menerima buku itu dan membuka-buka buku itu. Tetapi dihalaman terakhir terselip kertas berbentuk hati, berwarna biru, bertuliskan.... Wahai hati yang bening, entah mengapa gadis cantik itu selalu singgah dibenakmu. Entah mengapa rasa itu semakin menguat dan semakin menjadi. Aku bingung apakah ini hanya perasaan sesaat? Atau hanyalah ambisi sesaat? Satu tahun aku menyakinkan perasaan ini dan kini pun aku yakin, rasa ini suci. Rasa ini bening sebening embun di pagi hari. Rasa ini menyejukkan seperti angin yang menyejukkan ragaku,
Cerpen
Cerpen rasa ini menyejukkan relungku. Dan tahukah kamu yang sedang membaca tulisan ini, wahai gadis cantik yang ada didalam hatiku aku mencintaimu. Mencintaimu dengan penuh kelembutan dan kehangatan. Aku tak dapat memberimu materi, aku hanya mampu berusaha memberimu kebahagiaan yang abadi. Mau kah kau mengizinkanku menyimpan perasaan ini dan memadunya dengan perasaan yang kau miliki? Aku sangat terharu dan terkejut membaca tulisan ini. Tak kusangka lelaki kutu buku seperti Rikho menulis tulisan seindah ini. Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Di satu sisi aku sadar hatiku mulai tersisih untuk Rikho, namun disisi lain Kenji tetaplah Kenji yang aku suka. Siapa sebenarnya yang aku suka? Kenji? Atau Rikho? Oh Tuhan, mengapa serumit ini? Aku bingung sehingga tak menyadari aku telah memasang muka orang bodoh didepan Kenji. Kenji yang tanggap akan kegalauan ku langsung menenangkanku. “Sudah, aku nggak meminta kamu untuk menjawabnya sekarang. Hari esok masih panjang. Tulislah ketika kamu benar-benar siap untuk menulis. Aku percaya apapun yang akan kamu tulis tak kan membuat kita menjadi musuh. Kita akan selamanya bersama. Sudah masuk ayok ke kelas”. Tiba-tiba terdengar bunyi bel tanda istirahat berakhir. Kami pun memasuki kelas. 'Kalimat itu, kalimat yang baru saja dilontarkan, benarkah itu Rikho? Benarkah itu orang yang selama ini kami kenal sebagai lelaki pendiam, pandai dan kutu buku? Beruntung nya aku memiliki seorang teman seperti dia. Teman? Apa teman? Aku menyukainya? Lantas Kenji?'... Aku tersadar dari lamunanku ketika ada seseorang yang memanggil namaku. Citra, teman sebangku ku. Rupanya ia menyadari bahwa aku sedang melamun. Ingin rasanya aku bercerita padanya, tapi dia menyukai Kenji. Aku tak ingin ia tahu bahwa aku memiliki perasaan lebih terhadap Kenji. Aku tak mau ia menjauhi ku. Ia adalah wanita yang sangat baik dan polos, tak akan kubiarkan diriku menyakiti hatinya. Lantas apa yang harus aku lakukan? Seminggu telah berlalu. Aku pun memutuskan untuk menjawab pertanyaan yang Rikho berikan. Kuberikan selembar kertas hati yang ia berikan. “Apa kamu yakin atas jawaban yang kamu berikan padaku ini?” Tanyanya padaku seperti tampak ragu akan apa yang telah aku putuskan. Aku hanya diam. Rikho yang tak mau memperburuk suasana langsung spontan menggenggam tanganku dan mengusam rambutku. “Aku bercanda. Aku yakin bahwa kamu bukan main-main. Aku akan berusaha membahagiakanmu .... kekasihku...”. yah kekasih. Kutulis jawaban bahwa aku juga menyayanginya. Aku sendiri ragu akan keputusan itu, aku sendiri masih sangat menyayangi Kenji. Tapi Kenji, akhir-akhir ini ia selalu jalan berdua dengan Citra. Mereka nampak bersemangat dan sangat bahagia. Kemanapun Kenji pergi disitu pasti ada Citra. Bahkan ketika ia berkunjung ke rumahku Citra turut serta dengannya. Aku harus belajar melupakan Kenji. Kemaren, sekarang, besok, dan sampai kapanpun Kenji tetaplah Kenji yang selalu setia menjadi sahabatku. Tak akan kubiarkan diriku menyakiti Rikho ataupun Citra. Cukup
diriku yang sakit. Tanpa sadar air mata menetes dari lubang mataku. Aku pun langsung mengusapnya tak akan kubiarkan Rikho melihatku menangis karena aku yakin ia akan khawatir padaku. Sudah satu minggu aku berpacaran dengan Rikho. Ia laki-laki yang baik, pengertian dan sangat sabar. Ia tak pernah memarahi ku ketika aku memarahinya. Ia selalu bisa membaikkan suasana ketika kita sedang berantem. Ia tak pernah memperdulikan kakiku yang cacat. Ia selalu memanjakanku dan selalu ada disaat aku membutuhkannya. Hingga suatu saat ia mengajakku kerumahnya. Awalnya ku tak yakin dengan kakiku yang tak sempurna, aku takut keluarganya memandangku sebelah mata. Aku terkaget ketika melihat sesosok wanita tua yang sangat santun menghampiriku dan menjabat tanganku. “Oh ini yang namanya Arin. Pasti cantik dan baik, iya kan Rikh?” ucap seorang wanita tua itu. “Iya bu, ini Arin. Dia cantik seperti ibu.” Jawab Rikho pada perempuan tua itu yang ternyata adalah ibunya. Ibu Rikho tuna netra. Tak bisa melihat akibat kecelakaan mobil yang menewaskan kakak kandung dan ayahnya. Mereka bercerita tentang tragedi maut yang melenyapkan orang-orang yang mereka sayang. Hatiku terketuk ketika mendengarnya, mulai saat itu aku bertekad untuk terus menampinginya dan aan terus berusaha mencintainya dengan sepenuh hati. Kenji... Aku akan berusaha menjadikan Kenji sebagai masa lalu yang harus dilupakan dan sahabat yang harus selalu disayang. Ibunya sangat baik, lembut dan sangat menyayangi binatang. 'Aku nyaman di keluarga ini, dan aku akan menjadi bagian dari keluarg ini', janjiku dalam hati, “Kamu sudah mengetahui keadaan keluarga ku yang sebenarnya. Jujur aku sangat takut ketika hendak mengenalkanmu ke orangtua ku, tapi aku nggak mau kamu tahu dari orang lain. Aku mau tak ada hal sedikitpun tentangku yang nggak kamu tahu. Karena aku benar-benar mencintaimu dan berharap kaulah yang akan ada dihati ku selamanya. Aku ak.........” Akupun meletakkan jari telujuk kanan ku di mulutnya. “Sssst. Udah ya. Buat aku kamu dan ibumu itu luar biasa. Aku beruntung sekali memiliki seorang kekasih sepertimu. Bagiku ibumu adalah wanita yang sangat sempurna. Dengan keadaan beliau yang seperti itu, beliau bisa membesarkanmu sendirian hingga pada akhirnya kau tumbuh menjadi lelaki yang hebat. Bahkan lelaki yang sangat hebat. Aku sayang sama kamu, dan aku akan berusaha nggak akan pernah nglepasin kamu”. Ucapku sembari memeluk tangan Rikho dengan penuh kehangatan. Kami berdua terbalut dalam suasana haru yang sangat mendalam. Pikiran tentang Kenji saat itu tiba-tiba buyar dan hilang begitu saja. “Aku mau ngajak ibu kamu kerumah besok ya. Besok kan hari istimewa aku, aku ingin kamu dan ibu kamu memakai pakaian biru. Warna kesukaan aku. Jangan lupa hadonya. Hahahhahaha” aku pun mencoba bercanda agar suasana kembali santai.
Keesokan harinya ... Hari ini adalah hari minggu, 27 April 2009 tepat di hari ulang tahunku. Bunda dan ayah menghadiahikku sebuah pesta sederhana untuk teman-teman dekatku. Semalam usai dari rumah Rikho aku menceritakan semua tentang keluarganya kepada orang tuaku. Orang tua ku tak sabar pula bertemu dengan wanita sehebat ibu Rikho. “Selamat ulang tahun sayang. Semoga menajdi orang yang lebih baik lagi.” Ucap bunda dan ayah ku sambil memeluk dan mencium pipiku. “uhm, makasih ayah bunda. Kalian luar biasa. Arin sayang kalian. Suasana pun kembali santai ketika Kenji berdatangan. Seperti yang telah aku duga ia datang bersama Citra, teman sebangku ku. Sedikit sakit, tapi ketika Rikho datang bersama ibunya hatku kembali tenang dan sangat bahagia. Rikho terlihat sangat tampan dan berwibawa mengenakan jas biru berpadu dengan celana jeans warna abu. “Selamat ulang tahun Arin, ini kado dari ibu buat Arin. Maaf ya ibu bukan orang kaya jadi nggak bisa kasih Arin kado bagus” ucap ibu Rikho sembari meneteskan air mata. Aku terharu melihat ibu Rikho yang begitu menawan dengan keadaannya yang tak mampu melihat. Hatiku sedih namun aku tak ingin memperlihatkan bahwa aku iba. Aku bukan iba, tapi ini adalah perasaan tulus, aku menyayangi ibu Rikho. Ingin rasanya aku menjaga beliau selamanya. Pesta pun dimulai dan aku memberikan first cake untuk ibu, yang kedua untuk ayah dan yang ketiga untuk ibu Rikho dan Rikho. Kenji tampak sangat marah saat itu ia berkata “Kenapa sih lo Rin? Kenapa?” ia tampak sangat kesal dan berlari menuju halaman belakang. Ya itu memang tempat favoritnya ketika ia dirumahku. Aku binggung kenapa Kenji? Apa yang salah dari aku? “ibu, Kenji kenapa? Apa Arin salah sama Kenji?” tanyaku pada ibu dengan air mata bercucuran. Hatiku sangat sakit ketika ia marah padaku. Aku tak bisa melihatnya sedih, karena aku menyayanginya dari aku SD. Aku rela menyakiti hatiku sendiri asalkan dia bahagia. Lalu apa yang harus aku lakukan? Citra menarik tanganku sembari berucap, “Ada hal yang harus kamu tahu Rin. Semua yang kamu lihat dan kamu pikirkan selama ini itu salah. Bisa kita bicara?” pintanya padaku. Citrapun mengajakku kedapur dan membicarakan semuanya. Ia bercerita semuanya padaku. Tanpa berpikir panjang akupun mencari Kenji, ketika ku lihat dia sednag terduduk lesu menatap kolam ikan kesukaannya aku langsung memeluknya. “ Kenapa nji, kenapa kamu nggak pernah bilang ini ke aku? Kenapa kamu nyiksa perasaan aku selama ini? Kenapa kamu nggak pernah bilang?” ucapku bercucuran air mata yang begitu banyak. Aku sedih mendengar kenyataan bahwa Kenji juga memiliki perasaan yang sama denganku sejak kecil. Tapi kenapa aku harus mengetahui ini setelah ada Rikho? Setelah aku punya perasaan sama Rikho? Hidup ini nggak adil buat aku. “Maafin aku, aku nggak tahu gimana caranya ngomong sama kamu. Aku pikir kamu benci sama aku, kamu Cuma nganggep
aku seorang sahabat. Aku memang banci nggak berani ngomong ini dari dulu. Aku menyesal Rin, aku menyesal nyia-nyiain kamu selama ini. Maafin aku Rin. Maafin aku”, ucapnya dan iapun juga menangis. Aku memeluknya semakin erat. Aku pun menyalahkan keadaan, 'kenapa semuanya harus terlambat? Kenapa semuanya harus terjadi sekaraang? Kenapa nggak dari dulu. Kenji susah payah mempersiapkan pesta ini bersama Citra dan orang tua ku, tapi apa? Aku malah berpikiran ia sengaja memanas-manasiku dengan berpacaran dengan Citra. Aku bodoh. Aku memang sangat bodoh. Tuhan kenapa semuanya harus terlambat?' sesalku dalam hati. Kami berdua saling mencurahkan isi perasaan yang telah lama kami pendam selama ini. “Aku rela jika harus melepasmu asal kamu bahagia bersama Kenji. Aku yakin ibuku juga akan melakukan hal yang sama” suara Rikho mengagetkan ku dan refleks kami melepaskan pelukan kami. Suasana haru dan sedih berubah menjadi tegang. Tatapan Mata Rikho. Aku pun menjelaskan dan memutuskan itu. Usai kami membicarakan semuanya kamipun kembali ke halamann depan untuk mengembalikan suasana yang tadinya tegang menjadi senang kembali. “Rikho, Arin, apa yang terjadi nak? Kalian baik-baik saja kan?” tanya ibu Rikho dengan sangat sedih. Bunda langsung menghampiri ibu Rikho dan memeluk seakan ingin menenangkan beliau. “Arin kan udah janji bakal selalu jagain ibu. Arin sayang sama ibu, dan Arin sangat menyayangi Rikho bu. Arin nggak akan nyia-nyiain laki-laki sebaik Rikho yang nggak akan pernah Arin bisa nemuin gantinya.” Ucapku sambil mengganggam tangan dan menatap mata Rikho tajam. Aku sadar bahwa apa yang aku punya saat ini itulah yang harus aku jaga. Rikho laki-laki yang sangat baik dan lembut, kasih sayang yang selama ini ia berikan padaku membuatku ingin selalu bersama nya dan tak ingin meninggalkannya. Mungkin memang Kenji mencintaiku, aku mencintainya itu dulu. Sekarang aku yakin dan sangat yakin bahwa Rikholah yang bisa dan mampu menjagaku dan melindungiku. “Aku sayang sama kamu Rikh..” ucapku lirih. “Aku juga sangat menyayangimu Rin.” Ucapnya sambil memelukku erat. 'Rikho, sesosok lelaki yang selama ini diam dan tak menunjukkan hal apapun padaku, dan dengan tiba-tiba ia hadir dan membawa cinta. Aku yakin ia adalah cinta sejati yang Tuhan kirim untukku. Terimakasih Tuhan telah memberiku malaikat sepertinya. Dan terimakasih memberikan aku keyakinan untuk MEMILIH SETIA. Sesuai dengan keyakinanku, kemaren, sekarang, besok dan selamanya Kenji tetaplah sahabatku. Dan aku yakin ia akan menemukan penggantiku dengan secepatnya.' Pikirku dengan penuh ketenangan . *SELESAI
Area Kampus Area Kampus
Psikomik
Foto: Dokumentasi Panitia
MUBES HIMAPSI 2 0 1 3
Acara mubes kali ini diselenggarakan oleh peserta magang HIMAPSI 2013, dengan ketua Muhammad Fikri. Berlangsungnya sidang dipimpin oleh Hasan Fahrur Rozi sebagai pemimpin sidang I dan Zike Adi Pranoto sebagai pemimpin sidang II. Acara dimulai sekitar pukul 09.00, kegiatan pertama dalam musyawarah besar ini adalah pembacaan laporan pertanggungjawaban ketua HIMAPSI 2013, Titis Sekti Wijayanti. Selanjutnya adalah pembahasan AD/ART, GBHO dan GBHK HIMAPSI FK UNS 2013. Sekitar pukul 15.30 diselenggarakan pemilihan ketua HIMAPSI 2014. Tahap pertama dilakukan dengan voting. Adapun perolehan suara yang didapatkan masing-masing kandidat adalah Marashadi Nur Hasanah meraih 78 suara, Ahmad Shofwan Muis meraih 17 suara, dan Ilbana Betaningtyah meraih 6 suara. Pada sesi selanjutnya, para kandidat memaparkan visi dan misi kedepannya untuk HIMAPSI 20014.
Setalah melalui musyawarah yang panjang dan dengan berbagai pertimbangan, akhirnya terpilihlah Ahmad Shofwan Muis sebagai ketua HIMAPSI 20014. Sebuah kata yang dilontarkan Titis Sekti Wijayanti sebelum melakukan penyerahan jabatan secara simbolik dengan mengalungkan slempang “Hanya satu doa yang saya haturkan, semoga keputusan ini membawa berkah dan Allah senantiasa meridhoi hasil keputusan ini” “Terimakasih untuk teman-teman yang telah mempercayakan keberlangsungan organisasi di pundak kecil ini. Dan saya harap kerjasama teman-teman untuk memajukan psikologi,” uangkap sang ketua HIMAPSI 20014 terpilih di akhir acara. Seluruh agenda acara selesai pada pukul 20:05. Semoga HIMAPSI FK UNS 2014 menjadi lebih baik dan dapat bersinergi bersama untuk memajukan kampus kita tercinta, psikologi UNS
Ilustrasi oleh: Metika
Sabtu, 23 November 2013 kembali digelar acara Mubes (musyawarah besar) HIMAPSI (Himpunan Mahasiswa Psikologi) Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Mainkan permainan tradisional “kita”