ANALISIS WACANA TENTANG SARAF PADA BUKU PAKET BIOLOGI 2 UNTUK SLTP DAN SMU Oleh : Jajat Sudrajat ABSTRACT This discourse analysis is a study to determine the suitability progression and elaboration of the book with the demands GBPP packages applicable curriculum, and the application of a spiral approach. Analysis of the research done on materials that are considered abstract discourse by students and teachers are nervous. The process starts analyzing the original text by changing the basic text by refining the text, the process is placed on the table analysis. Each paragraph of text placed on the basic columns of numbers in adjusting the number of paragraphs. The whole proposition is issued stored in appropriate fields of macro-level propositions ranging from micro to macro propositions of the most abstract. The formation of macro-propositions using rules consisting of deletion, generalization and construction. The results of the analysis of neural junior basic text, there are 119 propositions which consists of 22 propositions macro I, II, 7 proposition macro, macro-III proposition 1 and proposition 90 as a micro. While the results of the analysis are 118 high-school nerves of Proposition 29 Proposition macro I, II, 10 macro, three 4 macro, macro 1 IV and 74 which form the micro propositions. These propositions form the macro structure of the text representation of a vertical dimension (progression) and the horizontal dimension (elaboration). At the macro-structure differences progression and elaboration, which showed 71%. Spiralisasi or continuation and deepening of the book materiditemukan junior package to package the book high school biology 2. In this study analyzes the results obtained showed a picture of the book more complete package than junior high school. Concerning the global structure and function of nervous system coordination in the package of books obtained Biology 2 junior progression rate compared with more nerves in the book 2 SMU Biblogi package. Both books Biology package for junior and high school have to follow the text representation of the model diagram, because the analyzed material depth and flexibility of macro sruktur tracked in full with a similar proposition authors outline a very detailed so that before the writers poured his ideas in written form is more detailed, have can edit the parts that will be written so that it can happen correspondence between the results GBPP writing (book package). In addition the model occurred despite spiralpun author junior and high school packages are not the same team. The results of this analysis is recommended to the faculty of Biology, author of Biology packages, and package the book manufacturer. Kata Kunci : Analisis Wacana Saraf
A. Pendahuluan Untuk bisa memperhatikan kedalaman materi suatu buku paket misalnya paket Biologi harus dilakukan analisis wacana seperti yang pernah dilakukan oleh Imam Tafsir dalam tesisnya. Beliau telah menganalisis buku paket SMU jilid 3 dengan topik Sel.
Berdasar kepada pengalaman dan temuan dilapangan pada mata pelajaran Biologi sebetulnya bukan hanya Sel saja yang diangap sulit, saraf juga merupakan topik/konsep yang juga sulit dipahami oleh siswa-siswi baik yang ada di SLTP maupun SMU. Bahkan guru-pun sedikit mengalami kesulitan untuk mengajarkannya karena pada umumnya jenis konsep-
46 Jurnal Edukasi
konsep saraf bersifat abstrak dan sulit praktikum. Menganalisis wacana dengan satu topik pada satu buku banyak dilakukan oleh para peneliti yang lain tapi kalau menganalisis topik yang sama dengan dua buku yang berbeda jenjangnya untuk melihat kesesuaian acuan kurikulum dan spiralisasi materi subyek jarang dilakukan. Ini disebabkan pekerjaan yang dua kali lipat dari penganalisaan dengan satu topik pada satu jenjang pendidikan. Selama ini para guru yang ada di SMU jarang membandingkan materi yang ada di SLTP dengan yang ada di SMU. Mereka sibuk dengan tugasnya sendiri, padahal dengan sedikit meluangkan waktu untuk membandingkan materi subyeknya, para pengajar di SMU bisa mengawali materinya disesuaikan dengan dasar pengetahuan yang dimilikinya khususnya tentang saraf ini. Guru SLTP-pun tidak akan rugi mengetahui bahan yang akan diberikan di SMU sehingga, para pengajar di SLTP memberikan dasar yang tepat sebagai bekal untuk mendalami materi di SMU nanti. Demikian juga bagi para penulis buku paket, apalagi tim penulisnya berbeda antara jenjang SLTP dengan SMU. Hal ini bisa mengetahui ada atau tidak kesesuaian dan kesinambungan materi yang ditulis sehingga menjadi bahan revisi di kemudaian hari. Analisis kesesuaian antar buku teks masih terbatas, salah satunya pernah filakukan oleh Llyod (1990 dalam Finley et.,al, 1992) meneliti bagaimana elaborasi tiga buku teks dengan target pembaca yang berbeda tentang fotosintesis.
Menurut Rustaman (2001), dalam penulisan buku pelajaran GBPP atau garisgaris program pengajaran perlu dikaji. Penjabaran konsep dan subkonsep harus bersesuaian dari jenjang pendidikan yang lebih rendah (SD) sampai yang lebih tinggi (SMU) dengan memperhatikan progresi dan elaborasi . Memperhatikan latar belakang permasalahan tersebut diatas, wacana tentang syaraf pada buku paket Biologi 2 untuk SLTP dan SMU perlu dianalisis berdasarkan pandangan pedagogi materi subyek. B. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif, bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik bidang tertentu secara faktual dan cermat. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi tetapi hanyalah memaparkan yang ditemukan. Analisis diawali dengan membuat teks dasar dari teks asli yang terdapat pada buku paket SLTP dan SMU. Materi yang akan dianalisis dibaca, kemudian teksnya diperhalus dengan tiga langkah. Pertama menghapus kata, frase, atau kalimat yang salah. Konten yang dihapus dimasukkan ke dalam kurung. Kedua, menyisipkan kata/kalimat yang diperlukan, sisipan ditulis dengan bentuk huruf italic. Ketiga, memindahkan kalimat yang yang benar dengan tujuan menata ketepatan dan kesinambungan teks. Teks dasar yang sudah terbentuk dianalisis dengan mengeluarkan proposisinya sehingga membentuk proposisi mikro, proposisi 47
Jurnal Edukasi
makro I yang terbentuk dari proposisiproposisi mikro, proposisi makro II yang terbentuk dari proposisi-proposisi makro I, proposisi makro III yang terbentuk dari proposisi-proposisi makro II dan seterusnya sehingga tidak terbentuk lagi proposisi makro yang lebih tinggi. Dalam upaya mempermudah penganalisisan, propsisi mikro diletakkan pada kolom yang diberi nama proposisi makro I, proposisi makro II, proposisi makro III dan proposisi makro IV. Setiap proposisi diberi nomor untuk memudahkan dalam menganalisis pada tahapan berikutnya. Selain penganalisaan untuk mengetahui, bagaimana progresi dan elaborasi antara buku paket SLTP dengan buku paket SMU ? Dianalisis juga gambar yang di tampilkan. Untuk melengkapi penelitian ini dianalisis juga GBPP SLTP dan SMU dengan membandingkan struktur global GBPP Biologi SLTP, GBPP Biologi SMU dengan struktur global buku paket SLTP dan SMU mengenai pokok bahasan saraf. 1. Pembuatan Teks Dasar Teks dasar dibuat dari teks asli yang diambil dari buku paket Biologi kelas II tentang pokok bahasan saraf baik untuk SLTP maupun SMU, dengan mengalami tahap penghalusan. Penghalusan dilakukan dengan cara menghapuskan dan menyisipkan kata, frase atau kalimat. Penghapusan dilakukan pada kata yang memiliki makna sama dengan yang sebelumnya yang dapat menjadikan pemborosan kalimat sehingga tidak menutup kemungkinan menjadi sulit dipahami oleh para pembaca. Konten yang dihapus dalam proses pembuatan teks dasar dimasukkan ke dalam kurung.
Contoh penghapusan sebagai berikut : Bila [terjadi perubahan] di sekitar tubuh mahluk, [perubahan] informasi itu dapat dideteksi oleh sel-sel tertentu. Kata yang berlebih dihapus menjadi : Bila ada informasi akibat terjadi perubahan di sekitar tubuh mahluk, informasi itu dapat dideteksi oleh sel-sel tertentu Penyisipan dilakukan supaya proposisi-proposisi yang ada lebih tajam lagi dengan tidak keluar dari acuan kalimat sebelumnya. Selain itu penyisipan juga dimaksudkan untuk mengganti peranan kata atau frase yang dihapus. Sisipan dalam proses pembuatan teks dasar ditulis dengan bentuk huruf italic. Contoh Penyisipan sebagai berikut : Bila [terjadi perubahan] di sekitar tubuh mahluk, [perubahan] informasi itu dapat dideteksi oleh sel-sel tertentu. Hasil penyisipan menjadi: Bila ada informasi akibat terjadi perubahan di sekitar tubuh mahluk, informasi itu dapat dideteksi oleh sel-sel tertentu Penyisipan kata ada informasi akibat terjadi perubahan lebih memberi makna terhadap tulisan tersebut. 2. Penurunan Proposisi Penurunan proposisi merupakan kegiatan utama dalam analisis materi subyek. Penurunan ini dilakukan dengan mengorganisasi unit terkecil yang disebut proposisi mikro 48
Jurnal Edukasi
menjadi unit yang lebih besar, yaitu proposisi makro. Penggabungan proposisi makro yang satu dengan proposisi makro lainnya pada berbagai tingkat abstraksi disebut Proposisi global. Keseluruhan organisasi proposisi yang di hasilkan disebut struktur makro. Dalam proses penurunan proposisi dari teks dasar menjadi proposisi mikro dan proposisi mikro menjadi proposisi makro dilakukan kecermatan, ketekunan serta pemahaman terhadap materi subyek yang dianalisis. Pada prosesnya bisa berulang-ulang dalam penetapan prosisi makro sehingga memerlukan waktu yang cukup lumayan lama. Setiap proposisi didentifikasi dengan model argumentasi Toulmin dan mengikuti aturan makro berdasar kepda kriteria Siregar dkk, (1995) yaitu dengan penghapusan, Generalisasi dan Kontruksi. . Dalam argumentasi Toulmin terdapat Data (D) adalah apa yang kita perlukan untuk dapat memulai membangun Eksplanasi, penjamin (W, warant) yang merupakan data ke kesimpulan (K, Klaim) Pada aturan makro penghapusan dilakukan apabila terdapat proposisi yang tidak diperlukan dalam menginterpretasi teks sehingga terdapat beberapa proposisi mikro yang tidak dilibatkan dalam pembentukan proposisi makro.
4 Pengamatan gambar Penempatan gambar diamati sesuai dengan tingkat progresi apakah mendukung terhadap wacana yang dibicarakan atau tidak. Diperhatikan juga perbandingan gambar dari kedua buku paket tersebut apakah gambargambar yang terdapat pada paket SMU merupakan hasil perkembangan dari buku paket SLTP. Proses pengamatan antara gambar untuk SLTP dan untuk SMU dilakukan dengan penyimpanan gambar secara berdampingan dalam suatu bentuk tabel gambar, setelah itu diamati sederhana atau tidak, serta sesuai atau tidak dengan redaksi yang ada dekat gambar.
5. Pembuatan Struktur Global dan Outline GBPP Dari Struktur makro dapat dibentuk struktur global dengan memperhatikan keterpaduan hubungan antar unit tema. Dimensi progresi digambarkan dengan memperhatikan pengembangan wacana dan dimensi elaborasi dialurkan dengan memperhatikan keutuhan hubungan materi antarunit materi subjek.Outline GBPP yang terbentuk dari GBPP Biologi SLTP dibandingkan dengan struktur global Biologi SMU tentang saraf. Struktur global tentang saraf yang terdapat pada kedua buku paket tersebut juga dibandingkan dengan Outline GBPP untuk melihat 3. Pembuatan Struktur Makro Teks kesesuaian dan ketidaksesuaian antara Pembuatan Struktur makro diturunkan GBPP beberapa dengan kali mulai paketnya, dari proposisi Selain mako itu kemudian dib Pada gambar 3.1. tergambarkkan dimensi progresi dibandingkan yang diarahkan juga antara dari atas struktur ke bawah, hal ini memu mempunyai hubungan subordinat global buku paket SLTP dengan paket terhadap proposisi yang di tempatkan SMU. Dari tahap kegiatan tersebut lebih awal . diharapkan bisa menjawab permasalahan yang telah diajukan pada masalah penelitian.
49 Jurnal Edukasi
C. Temuan dan Pembahasan 1. Penurunan Proposisi a. Hasil Penurunan Proposisi Buku Paket 2 SLTP tentang Saraf Proposisi tentang saraf pada buku paket 2 SLTP sebagai hasil penurunan berjumlah 120 proposisi. Dari 120 proposisi tersebut yang menjadi proposisi makro I berjumlah 22 proposisi, proposisi makro II berjumlah 7 proposisi dan proposisi makro yang ke tiga berjumlah satu proposisi. Pembentukan proposisi makro pada buku paket 2 SLTP tentang Saraf diturunkan sampai 3 kali yakni dari proposisi mikro ke proposisi makro I, dari makro I ke proposisi makro II dan dari proposisi makro II ke proposisi makro III. b. Hasil Penurunan Proposisi Buku Paket 2 SMU tentang Saraf Hasil penurunan proposisi tentang saraf pada buku paket 2 SMU diketemukan 118 proposisi. Dari 118 proposisi tersebut yang menjadi proposisi makro I berjumlah 29 proposisi, proposisi makro II berjumlah 10 proposisi, proposisi makro III berjumlah empat proposisi dan terkahir proposisi makro IV berjumlah satu. Pembentukan proposisi makro pada buku paket 2 SMU tentang Saraf diturunkan sampai empat kali yakni dari proposisi mikro ke proposisi makro I, dari proposisi makro I ke proposisi makro II, dari proposisi makro II ke proposisi makro III dan terakhir dari proposisi makro III ke proposisi mikro IV. Materi Saraf pada buku paket 2 SMU memiliki proposisi yang lebih sedikit dibanding SLTP dengan empat tahap proses pembentukan makro. Hal itu disesuaikan dengan GBPP.
2. Kesesuaian Struktur Makro Materi Subyek Saraf pada Buku Paket Biologi 2 SLTP dan SMU Hasil analisis masing-masing struktur makro materi saraf baik yang terdapat pada buku paket Biologi 2 SLTP ataupun SMU mengandung perbedaan dalam pembahasannnya, pada buku paket SLTP saraf hanya dibahas sampai tingkat makro tiga sedangkan pada buku paket SMU saraf di bahas hingga tingkat makro empat. Peningkatan tingkat makro diharapkan karena hal tersebut menunjukan adanya spiral yang melebar dari tingkat SLTP ke tingkat SMU. Pada struktur makro Buku Paket 2 SLTP pembahasan Saraf dibahas secara umum mulai sistem koordinasi dalam tubuh organisme tingkat tinggi. Ini tercermin dengan terdapatnya pembahasan saraf dan hormon dalam strukturnya pada makro pertama. Pada tingkat SMU pembahasan tentang koordinasi ini terdapat pada tingkat makro keempat. Dalam tahap progresi yang pertama ini terdapat perbedaan sistem penulisan kalau pada paket SLTP dimulai dari hal yang bersipat umum ke khusus tsedangkan dalam buku paket SMU sebaliknya. Pada tahap progresi yang kedua untuk paket SLTP pada makro kedua membicarakan fungsi saraf yang dibentuk oleh dua makro yang pertama. Di paket SMU hal tersebut terdapat pada tahap progresi ketiga. Bagian-bagian saraf di paket SLTP terbentuk pada tahapan progresi yang ketiga dan tingkat elaborasi pada makro kedua. Hal tersebut bersesuaian dengan paket SMU tetapi terbentuk pada tingkat progresi yang pertama pada tingkat elaborasi makrro yang pertama. Hal ini menunjukan adanya elaborasi yang berbentuk spiral, 50
Jurnal Edukasi
menunjukan tingkat kedalaman materi meningkat dari buku paket SLTP ke buku paket SMU. Tingkat progresi yang keempat dari buku paket SLTP membicarakan saraf pusat pada bagian ini elaborasi mancapai ingkat makro ke dua. Materi yang sama di paket SMU terdapat pada tingkat progresi yang kedua dengan pengembangan materi mencapai tingkat makro yang ketiga. Sistem saraf tepi merupakan tingkat progresi yang kelima pada paket SLTP yang dikembangkan sampai tingkat makro yang kedua. Pada paket SMU terdapat pada tingkat progresi yang ketiga dengan pengembagan materi sampai tingkat makro yang ketiga. Pada tahapan progresi selanjutnya 2 tahapan progresi tidak bersesuaian karena materi dibicarakan berbeda. Pada paket SLTP tingkat progresi yang keenam dibicarakan susunan saraf dalam berbagai tubuh organisma dikembangkan. sampai tingkat makro yang kedua. Pada progresi ketujuh dibicarakan penggunaan anggota badan kiri dan kanan yang penulisannya dikembangkan hingga makro yang kedua. Ketidaksesuaian terjadi karna dua hal pertama berdasarkan pada GBPP yang menginginkan hal tersebut tidak sama. Kedua di paket SMU lebih dikhususkan pada pembahasan saraf pada manusia. Dari hasil analisis dan temuantemuan diatas terdapat struktur makro dari 7 tingkat progresi hanya 2 yang tidak bersesuaian sehingga kita bisa mengatakan 71 % paket SLTP bersesuaian dengan paket SMU dengan elaborasi rata-rata beda satutahap tingkatan makro. Dari kesesuaian tersebut kita masih belum bisa
mengatakan apakah spiralisasi terjadi sebelum kita membahas hasil analisis gambar, dan struktur global kedua paket tersebut dengan struktur global yang terdapat pada GBPP masingmasing. 3. Kesesuaian Gambar Sebagai Pendukung Materi Subyek Pada Kedua Buku Paket Untuk membantu materi yang ditulis pada kedua buku paket lebih mudah diajarkan dan diterima oleh siswa. Gambar gambar tersebut dianalisis kesesuaiannya dengan tingkat makro yang dibahas dan kesesuaiannya dalam penempatan. Dalam buku paket SLTP, pada tingkat progresi yang pertama dipasang gambar sistem saraf manusia untuk menjelaskan fungsi koordinasi yang terdiri dari sistem saraf dan hormon. Buku paket SMU memasang gambar pada tingkat progresi yang pertama dengan gambar Sel neuron. Kalau kita perhatikan hasil analisis gambar-gambar dalam buku paket SLTP, kaya dengan gambargambar yang lengkap yang diperkirakan akan sangat mebantu siswa mempelajari materi saraf. Paket SMU gambarnya masih kurang lengkap dan masih sederhana kalau dibanding dengan materi yang dibicarakan. Kelengkapan buku paket SLTP mengimbangi kepadatan proposisi yang perlu konsentrasi tinggi untuk memahaminya. Pada buku paket SMU proposisiya sedikit sehingga lebih banyak penjelasan melalui tulisan. Dari gambar yang ditampilkan berdasar pada tingkat progresinya sepertinya banyak yang tidak bersesuaian ketimbang yang bersesuaiannya namun kalau oleh kita 51
Jurnal Edukasi
susun lagi berdasarkan materi pembahasan pada prinsipnya sama. Walaupun nampak gambar di buku paket SMU tidak semua menggambarkan hasil perkembangan dari buku paket SLTP. 4. Kesesuaian Struktur Global GBPP SLTP dan SMU tentang Saraf dengan Struktur Global Materi Subyek pada Buku Paket Biologi 2 SLTP dan SMU a. Kesesuaian Sruktur Global GBPP Biologi dan Paket BIologi 2 SLTP tentang Saraf. Struktur Global pada GBPP SLTP diawali dengan tingkat abstraksi yang paling tinggi (makro III) yaitu Sistem Saraf yang terbentuk dari tingkat abstraksi yang ada di bawahnya (makro II) yaitu Sistem saraf pada manusia dan Sistem saraf pada hewan.. Sistem saraf pada manusia terbentuk dari makro I yaitu sel saraf, gerak reflek dan impuls. Sedangkan untuk Sistem saraf pada hewan (makro II) terbentuk dari Sistem saraf cacing tanah, serangga dan vertebrata lainnya juga dari Bagian otak vertebrata. (makro I) Struktur global pada buku paket Biologi 2 SLTP saraf diberi judul Sistem Saraf dan Fungsi Koordinasi dan menduduki tingkat abstraksi yang paling tinggi (makro III) yang terbentuk dari sel saraf,. Sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, kerja sistem saraf, serta hubungan aktivitas badan kiri dan kanan dengan perkembangan otak. Kalau pada struktur global GBPP anak dari Sistem saraf adalah Sistem saraf pada manusia dan Sistem saraf pada hewan, sedangkan pada sruktur global Sistem saraf dan Fungsi Koordinasi pada buku paket Biologi 2 SLTP tertulis pada tingkat abstraksi
dibawah kerja sistem saraf. Perbedaan tersebut merupakan perbedaan dalam penempatan bahasan pada tingkat abstraksi yang tidak bersesuaian dengan GBPP. b. Kesesuaian Sruktur Global GBPP Biologi SMU dan Paket Biologi 2 SMU tentang Saraf Struktur global GBPP Biologi tentang saraf terbentuk dari struktur global dengan Koordinasi sebagai bahasan yang menempati tingkat abstraksi yang paling tinggi (makro ke III). Bahasan ini terbentuk dari empat anak dengan tingkat abstraksi yang kedua (makro II) yaitu, Sistem saraf, lengkung reflek, Saraf otonom dan obat-obataan . Makro II Sistem saraf memiliki 2 anak yaitu saraf pusat dan saraf tepi. Makro II untuk lengkung reflek memiliki 2 anak dibawahnya yaitu hubungan saraf pusat dan saraf tepi juga impuls. Sedangkan untuk saraf otonom dan obat-obatan terbentuk dari makro yang sama dengan mikronya. Sruktur Global sistem saraf pada buku paket Sistem Saraf merupakan makro tertinggi (makro IV) yang terbentuk dari empat makro dengan tingkat abstraksi yang lebih rendah dengan susunannya mirip dengan struktur global pada GBPP yaitu : Sruktur saraf pusat dan saraf tepi , lenkung reflek, sistem saraf otonom dan obat-obatan. Perbedaan yang dapat kita lihat disini kalau pada struktur global GBPP SMU sistem saraf terdapat pada makro kedua sedang pada buku paket terdapat pada makro ke empat . Hal tersebut menunjukan adanya peningkatan elaborasi dibanding dengan GBPP SMU. Pada struktur global buku paket SMU tentang Saraf, makro ketiga 52
Jurnal Edukasi
untuk Struktur Saraf Pusat dan Saraf Tepi terbentuk dari sistem Saraf pusat dan Tepi. Makro ketiga untuk lengkung refleks tidak tampak seperti pada struktur global GBPP yang terbentuk dari hubungan saraf pusat dan impuls tetapi sama dengan saraf otonom yang terbentuk dari tingkat abstraksi yang sama dengan proposisi-proposisi mikro. Untuk obat-obatan pada struktur global buku paket terlihat pembentukannya oleh makro keduanya yakni; alkohol, golongan narkotika, barbitura, valium dan amfetamin. D. Kesimpulan Berdasar kepada hasil penurunan proposisi tentang saraf pada buku paket 2 SLTP berjumlah 119 proposisi.. Pembentukan proposisinya diturunkan sampai 3 kali. Sedangkan Pada buku paket SMU ditemukan 118 proposisi dengan penurunan proposisi sebanyak 4 kali. Perbedaan jumlah proposi terjadi sesuai dengan tuntutan GBPP kurikulum yang berlaku, dimana untuk SLTP dituntut untuk lebih banyak menurunkan proposisi karena yang dibahas mengenai saraf secara mendasar mulai dari hewan tingkat rendah sampai manusia. Untuk SMU sudah terfokus membahas saraf manusia saja sehingga tingkat progresi lebih sedikit dibanding SLTP tetapi untuk level elaborasi lebih banyak untuk SMU sesuai dengan struktur materi yang harus lebih banyak dibanding SLTP. Sehingga pendekatan spiral terlacak. Dari hasil temuan dan penurunan tingkatan progresi yang dihasilkan pada materi Saraf pada buku paket SLTP sebanyak 7 sedangkan pada paket SMU dengan materi yang sama hanya 5. Sedangkan dari tingkat elaborasi bahasan Saraf paket SLTP hanya
sampai 3 tahap sedangkan pada paket SMU sampai 4 tahapan. Pada hasil penurunan proposisi makro (elaborasi) terdapat perbedaan.. Buku paket SMU lebih banyak dibanding SLTP, Ini menunjukan adanya spiralisasi atau kesinambungan dan pendalaman materi dari buku paket SLTP kepada pada buku paket Biologi 2 SMU dalam materi yang sama yaitu Saraf. Perbedaan tingkat progresi yang terjadi antara kedua buku paket SLTP dan SMU hanya sekitar 29 %, sehingga 71 % menunjukan adanya spiralisasi atau kesinambungan dan pendalaman materi terjadi pada buku paket SLTP ke buku paket SMU. Hasil analisis gambar paket SLTP kaya akan gambar-gambar yang lengkap yang diperkirakan akan sangat membantu siswa mempelajari materi saraf tersebut sedang pada paket SMU gambarnya masih kurang lengkap dan masih sederhana kalau dibanding dengan materi yang dibicarakan. Gambar di buku paket SMU tidak semua menggambarkan hasil perkembangan dari buku paket SLTP. Antara Outline GBPP dengan buku paket Biologi 2 SLTP dan SMU tentang saraf lebih banyak kesesuaian dari ketidak sesuaian. Ketidak sesuaian yang dimaksud adalah adanya penataan yang berbeda antara GBPP dengan yang terdapat pada buku paket. Struktur global kedua paket tersebut memiliki 4 tahapan progresi dan 2 level elaborasi untuk paket SLTP dan 3 level elaborasi untuk paket SMU, sehingga Tabel perbandingan struktur global kedua buku paket tersebut memperlihatkan lebih panjang untuk struktur global buku paket SMU. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap kedalaman struktur wacana (progresi) 53
Jurnal Edukasi
dan struktur materi (elaborasi) yang lebih dalam dari SLTP. Dari simpulan-simpulan diatas kedua buku paket Biologi untuk SLTP dan SMU sudah mengikuti diagram model representasi teks, karena setelah dianalisis kesesuaian dan kesinambungan materi terlacak dalam sruktur makro lengkap dengan proposisi yang mirip dengan outline penulis yang sangat rinci sehingga sebelum penulis menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan yang lebih rinci, sudah bisa menyunting bagian-bagian yang akan ditulisnya sehingga bisa terjadi kesesuaian antara GBPP dengan hasil tulisan (buku paket). Selain itu model spiralpun terjadi walaupun penulis buku paket SLTP dan SMU bukan tim yang sama. Dengan sudah diketahui bahwa Sistem Saraf pada kedua buku paket mengikuti diagram model representasi teks, bisa disimpulkan materi tersebut akan lebih baik dari buku yang tidak mengikuti model representasi teks sehingga pemenuhan kriteria accessible (mudah dijangkau) dan krteria teachable (mudah diajarkan).
PBM, Bandung; Pasca Sarjana UPI Bandung. Harosid, H (2000) Analisis Topik Dinamika Gerak Linier Pada Buku Paket Fisika I Sekolah Menengah Umum Ditinjau dari Keterbacaan dan Representasi Teksnya, Bandung; Program Pasca Sarjana UPI. Hopkins, D (1993) A Teacher’s Guide to Clasroom Research, Philadhelpia, Open University Press. Isaac, S & Michael B., W (1982) Handbook In Reasearch And Evaluation, California, Edits publisher. Joyce, B (1980). Models of Teaching, Boston; Prentice Hall. Keraf, G.,(1989). Komposisi, Jakarta; Nusa Indah. Lubis, H. H, 1991 Analisis Wacana Paragdimatik, Bandung; Angkasa. Rustaman, N., & Hidayat, O (1994). Biologi 2 Untuk SLTP Kelas 2, Jakarta; Balai Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA Abdulah (2000). Analisis Tentang Topik Arus Searah Dalam Buku Paket Fisiska 2 Sekolah Menengah Umum, Bandung; Program Pascasarjana UPI. Amien, M (1994). Biologi 2 untuk SMU Kelas 2, Jakarta; Balai Pustaka. Brown, G., & Yule, G (1996). Analisis Wacana, Jakarta; Gramedia Pustaka utama. Dahar, R. W, (1996) Teori-teori Belajar, Bandung; Erlangga. Dahar, R. W.,& Siregar, N (2000) Pedagogi Materi Subyek: Dasar-Dasar Pengembangan 54 Jurnal Edukasi