1 ANALISIS VALUE AT RISK PADA SAHAM TELEKOMUNIKASI INDONESIA MAKALAH Dibuat Untuk Melengkapi Tugas Besar 2 Pelatihan Statistical Analytic Software (SA...
ANALISIS VALUE AT RISK PADA SAHAM TELEKOMUNIKASI INDONESIA MAKALAH Dibuat Untuk Melengkapi Tugas Besar 2 Pelatihan Statistical Analytic Software (SAS) Programming 2
oleh Nicholas Leo 10111051
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI MATEMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2014
DAFTAR ISI
BAB I.
PENDAHULUAN .................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ………………………………………………. ..1 1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 2 1.3. Tujuan ........................................................................................ 2
BAB II.
TEORI DASAR .......................................................................... 3
BAB III.
PEMBAHASAN ........................................................................ 9 3.1. Pengolahan Data Awal ............................................................... 9 3.2. Pengolahan Data Legalitas Software ....................................... 12 3.3. Pengolahan Data Cloud Service ................................................ 17
BAB IV.
SIMPULAN dan SARAN ..................................................... 20 4.1. Simpulan .................................................................................. 20
LAMPIRAN A ............................................................................................... 22 LAMPIRAN B ............................................................................................... 22 LAMPIRAN C ................................................................................................ 28 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 34
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Saham adalah satuan nilai pembukuan dalam instrument finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan suatu perusahaan. Dengan kata lain, saham dapat dikatakan sebagai tanda kepemilikian atas (sebagian) perusahaan. Saat ini, saham sudah mulai umum dikenal oleh masyarakat luas sebagai salah satu instrument finansial untuk berinvestasi. Hal ini diakibatkan oleh karakteristik investasi saham yang relative mempunyai return lebih besar dibandingkan dengan deposito, tabungan, maupun reksa dana. Meskipun demikian, sesuai dengan konsep dasar finansial yaitu high risk high return, saham juga mempunyai resiko yang cukup tinggi dibanding instrument investasi yang lain. Karena resikonya yang cukup tinggi, para pemain saham, atau dikenal juga sebagai trader, berusaha untuk mengkuantifikasi resiko yang ada pada suatu saham dan berusaha mengurangi resiko tersebut. Oleh karena itu, muncullah profesi risk management sebagai salah satu penopang dunia investasi saham. Pada umumnya, cara yang paling sederhana untuk mengetahui secara statistika resiko kerugian pada saham tertentu menggunakan pendekatan Value at Risk (VaR). Value at Risk dari sebuah saham dapat memberi informasi kepada trader tentang potential loss, probabilitas tentang potential loss, and time frame yang digunakan. Umumnya, terdapat beberapa metode untuk menentukan Value at Risk dari sebuah saham. Akan tetapi, dalam makalah ini hanya akan digunakan 2 (dua) buah metode saja untuk menentukan nilai Value at Risk dari sebuah saham yang akan menjadi bahan analisis yaitu PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM.JK).
2
PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM.JK) merupakan salah satu perusahaan BUMN terbesar dalam bidang telekomunikasi dan penyedia layanan internet (network service provider). TLKM.JK mencatatkan diri di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 14 November 1995 dan dikenal sebagai salah satu index berkategori LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Saham ini juga dikenal luas mempunyai korelasi yang kuat dengan IHSG, dengan kata lain, pergerakan saham ini dipercaya hampir sama dengan pergerakan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Pada makalah ini, akan dianalisis Value at Risk pada saham TLKM.JK menggunakan data history price sejak tahun 2009. Akan dilihat distribusi keuntungan dengan penggunaan waktu trading yang berbeda – beda serta korelasinya dengan IHSG.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat rumusan masalah, yaitu 1.2.1 Bagaimana distribusi keuntungan dari saham TLKM.JK menggunakan waktu trading harian dan bulanan? 1.2.2 Bagaimana Value at Risk keuntungan saham TLKM.JK dalam jangka waktu trading yang berbeda – beda dan perbandingan VaR dari metode yang berbeda? 1.2.3 Bagaimana pergerakan harga saham TLKM?
1.3 Tujuan Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah: 1.3.1 Menjelaskan persebaran return dalam trading saham TLKM.JK 1.3.2 Mengetahui Value at Risk TLMK.JK menggunakan horizon waktu yang berbeda. 1.3.3 Menganalisis pergerakan harga TLKM.JK.
3
BAB 2 TEORI DASAR
Pada Bab ini, akan dijelaskan secara singkat teori dasar tentang Value at Risk dalam saham dan general syntax – syntax umum yang digunakan pada pengambilan data, procedure yang dipakai dalam pengolahan dan analisis VaR dari saham TLKM.JK.
Value at Risk Seperti yang pernah disinggung pada bagian Latar Belakang, Value at Risk merupakan teknik statistic yang digunakan untuk mengukur dan mengkuantifikasi tingkat resiko dari sebuah perusahaan atau portfolio investasi dalam jangka waktu tertentu. Investopedia sendiri, sebagai salah satu web yang menyediakan informasi tentang investasi mendefinisikan VaR sebagai demikian: A statistical technique used to measure and quantify the level of financial risk within a firm or investment portfolio over a specific time frame. Value at risk is used by risk managers in order to measure and control the level of risk which the firm undertakes. The risk manager's job is to ensure that risks are not taken beyond the level at which the firm can absorb the losses of a probable worst outcome. Value at Risk is measured in three variables: the amount of potential loss, the probability of that amount of loss, and the time frame. For example, a financial firm may determine that it has a 5% one month value at risk of $100 million. This means that there is a 5% chance that the firm could lose more than $100 million in any given month. Therefore, a $100 million loss should be expected to occur once every 20 months.1
Dapat disimpulkan bahwa VaR adalah ukuran resiko sebuah portfolio dalam jangka waktu tertentu. VaR memberikan informasi seberapa parah kerugian yang akan dialami oleh investor dengan tingkat kepercayaan dan modal yang dikeluarkan. Terdapat beberapa cara untuk menghitung VaR dari sebuah portfolio, tetapi hanya akan dibahas 2 (dua) yaitu Metode Data Historis (Historical Method) dan Variance Covariance Method. 1
http://www.investopedia.com/terms/v/var.asp (diakses pada Maret 2014)
4
Perhitungan VaR dengan kedua metode tersebut memilki kesamaan yaitu melihat volatilitas saham yang menjadi objek penelitian sehingga dapat ditarik kesimpulkan tentang persen kerugian terparah yang mungkin dapat dialami oleh investor. Metode historis menggunakan data – data harga yang historis dengan melihat persentase return dan mengurutkan persentase return dari yang paling buruk ke yang paling baik. Asumsi yang digunakan dalam perhitungan VaR menggunakan metode ini adalah perulangan sejarah tentang rate of return di masa depan. Misalkan saja terdapat saham ABC yang telah dihitung rate of return per harinya dengan cara melihat perbandingan selisih harga saham pada pembukaan bursa dan penutupan bursa terhadap harga pada saat bursa dibuka, maka rate of return dari beberapa tahun kebelakang akan diplot dalam suatu histogram untuk melihat frekuensi dari setiap rate of return yang telah terjadi dalam beberapa waktu kebelakang. Nilai VaR dari cara ini adalah dengan melihat persentile dari bagian kiri histogram atau bagian dengan rate of return paling rendah. Misalkan saja digunakan persentil 1% dihitung dari bagian kiri histogram dan ditemukan ROR -6%, maka dapat disimpulkan adalah dengan metode daily trading, seorang investor dapat yakin sebesar 99% bahwa investasinya tidak akan merugi lebih dari 6% modal. Dapat dilihat dengan jelas bahwa tingkat kepercayaan VaR ditentukan oleh persentil yang diambil oleh investor. Selain itu, dapat juga digunakan data historis lainnya misalkan data historis harga bulanan untuk melihat ROR dan VaR jika seseorang melakukan monthly trading. Metode kedua yang akan digunakan ada metode variance-covariance. Dalam metode ini tetap diperlukan data historis daily return dari saham. Perbedaan dari metode sebelumnya adalah asumsi bahwa daily return yang didapat adalah berdistribusi normal dan dapat dicari variansi serta standard deviasinya. Hasil kali antara standard deviasi yang didapat dari data yang ada dengan tingkat kepercayaan (menggunakan inverse dari
5
distribusi normal baku) adalah nilai Value at Risk dari trading harian yang dilakukan investor. Misalkan saja terdapat data daily return saham ABC selama 10 tahun dan diketahui bahwa standard deviasinya adalah 2.56%, maka dengan tingkat kepercayaan 99% seseorang dapat mengatakan bahwa kerugian maksimal yang mungkin dari investasi saham ABC secara harian sebesar 6.81% yaitu hasil kali antara nilai inverse normal distribusi persentil 1% (1 – 0.99) dengan standard deviasi return saham. Metode ini juga dapat mengukur VaR dalam trading dengan jangka waktu yang berbeda yaitu dengan mengkalian VaR harian terhadap akar dari jumlah hari dalam jangka waktu yang baru. Dapat dilihat bahwa metode variance-covariance menggunakan asumsi human error dimana seseorang dapat saham membeli saham di harga yang paling tinggi dan mendapat kerugian karena menjual di harga yang paling rendah. Hal ini cukup berbeda dengan metode historis yang mengasumsikan bahwa investor akan membeli saham di harga pembukaan dan menjual di harga penutupan.
Penggunaan Syntax dalam SAS Untuk menganalisis VaR dari TLKM.JK sebenarnya tidak diperlukan syntax – syntax yang cukup rumit dikarenakan VaR pada dasarnya hanya melihat volatilitas pergerakan harga saham dan return-nya. Tercatat penggunaan yang paling besar hanya pada syntax univariate dan sejenisnya. Dalam analisis VaR tetap digunakan library permanen sebagai tempat penyimpanan data set yang akan dibuat. Library adalah semacam folder khusus yang dibaca oleh SAS dimana terdapat Data Set didalamnya. Secara otomastis, data yang dibuat akan disimpin di temporary library yaitu work. Untuk library permanen, dapat digunakan syntax LIBNAME ;
6
Dengan catatan bahwa namalibrary maksimal 8 karakter dimulai dengan huruf / underscore Selain itu digunakan juga syntax IMPORT untuk mengambil dataset dari file external SAS dengan general syntax yaitu PROC IMPORT DATAFILE= OUT=