L1
ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DIE MAKING PT ASTRA DAIHATSU MOTOR Dicky Fransdelly Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Abstrak Die Making merupakan salah satu seksi di PT Astra Daihatsu Motor dengan bidang bisnis pembuatan dies. Masalah utamanya adalah kapasitas produksi yang ada tidak dapat memenuhi target manajemen. Hal ini disebabkan ketidakseimbangan mesin produksi yang digunakan dan ini terlihat dari perbedaan ukuran meja mesin milling. Dengan adanya perbedaan tersebut, mengakibatkan terjadinya pengalihan loading dari mesin yang satu ke mesin yang lain, akibatnya satu mesin selalu full loading. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kelayakan investasi peningkatan kapasitas produksi Die Making. Metode analisisnya adalah Analisis Kelayakan Bisnis dengan aspek pasar, aspek teknik & teknologi dan aspek finansial. Aspek pasar untuk menganalisis kelayakan investasi dilihat dari proyeksi permintaan mendatang. Aspek teknik & teknologi untuk menganalsis kelayakan investasi dilihat dari kesiapan keempat komponen utama teknologi untuk mendukung upaya peningkatan kapasitas produksi. Sedangkan aspek finansial untuk menganalisis kelayakan investasi dilihat dari proyeksi laba/rugi, metode PP, NPV, PI, IRR & BEP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi peningkatan kapasitas produksi Die Making layak. Hal ini dilihat dari hasil analisis aspek pasar, permintaan mendatang akan terus naik dengan persentase rata-rata sebesar 16% (2012-2019). Dari aspek teknik dan teknologi menunjukkan kesiapan dari keempat komponen utama teknologi, yaitu technoware, humanware, infoware dan orgaware untuk mendukung rencana investasi peningkatan kapasitas produksi Die Making. Sedangkan dari aspek finansial, diperkirakan keuntungan yang diperoleh sampai dengan tahun 2019 sebesar Rp. 17.379.939.958, Payback Period 5 Tahun 10 Bulan, NPV positif sebesar Rp. 25.099.508.069, Profitability Index (PI) 2.93 kali, Internal Rate of Return (IRR) 31.683%, dan Break Even Point (BEP) pada volume produksi 25 C-Point. Kata Kunci: Investasi Peningkatan Kapasitas Produksi, Analisis Kelayakan Bisnis, Aspek Pasar, Aspek Teknik & Teknologi, Aspek Finansial.
L2
Abstract Die Making is a section at PT Astra Daihatsu Motor which produce dies as its core business. The main problem of Die Making is the production capacity can not achieve the management’s target. This low capacity cause by the un-balance of machine facility and it shows from the different of size machine’s table. This difference makes company need to transfer the loading from one machine to another, which will make one machine always full loading. The purpose of this research is to analyze the feasibility of production capacity up investment at Die Making. The method is the feasibility analysis of business with three aspects, such as market, technique & technology and financial. Market aspect used to analyze the feasibility of production capacity up investment from the demand in future. Technique & technology aspect used to analyze the readiness of fourth main technology components in order to support the production capacity up investment planning. And financial aspect used to analyze the feasibility of investment from benefit/loss projection, PP, NPV, PI, IRR & BEP method. The result of the research is the production capacity up investment planning feasible to be implement. This conclusion come from all analysis result; such as market aspect shows the demand projection in the future increase about 16% (2012-2019). Technique & technology aspect shows the readiness of fourth main technology component, such as technoware, humanware, infoware and orgaware in order to support the investment planning. And the financial aspect shows that the company can get benefit from this investment planning about IDR 17.379.939.958, Payback Period 5 years 10 months, NPV positive about IDR 25.099.508.069, Profitability Index (PI) 2.93 times, Internal Rate of Return (IRR) 31.683%, and Break Even Point (BEP) at 25 C-Point of production volume. Keywords:
Production Capacity Up Investment, Feasibility Analysis of Business, Market Aspect, Technique & Technology Aspect, Financial Aspect.
1. Pendahuluan PT. Astra Daihatsu Motor merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri otomotif yang didalamnya terdapat seksi Die Making yang bergerak dalam bisnis yang berbeda dengan bisnis utama perusahaan yaitu pembuatan Dies. Bisnis pembuatan Dies ini dibawah Departemen Dies Tool Making & Maintenance, Divisi
L3
Press Plant. Seksi Die Making ini berdiri dari tahun 2009 dan telah menghasilkan beberapa Dies. Dari tahun 2009 sampai sekarang, seksi Die Making mengalami beberapa masalah dalam menjalani operasional bisnisnya. Masalah utama yang dihadapi adalah kapasitas produksi yang ada tidak dapat memenuhi target manajemen. Hal ini disebabkan
adanya
ketidakseimbangan
mesin
produksi
yang
digunakan.
Ketidakseimbangan tersebut terlihat dari perbedaan ukuran meja mesin milling yang ada. Dengan adanya perbedaan ukuran meja tersebut, mengakibatkan terjadinya pengalihan loading dari mesin yang satu ke mesin yang lain, sehingga mengakibatkan salah satu mesin selalu full loading.
2. Metodologi Adapun perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana kelayakan investasi peningkatan kapasitas produksi dari aspek pasar, teknik & teknologi serta finansial? Adapun ruang lingkup pembahasan penelitiannya adalah sebagai berikut: •
Analisis dilakukan pada investasi penambahan mesin produksi untuk proses machining.
•
Analisis kelayakan bisnis dengan menggunakan aspek pasar, teknik & teknologi serta finansial (proyeksi laba/rugi, metode PP, NPV, PI, IRR dan BEP).
•
Data diperoleh dari seksi Die Making dengan interval waktu dari tahun 2009 – 2011.
L4
Mulai
Observasi
Studi Literatur
Perumusan Masalah
Penentuan Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Aspek Pasar
Analisis proyeksi permintaan mendatang
Aspek Teknik & Teknologi
Analisis kesiapan keempat komponen teknologi, yaitu technoware, humanware, infoware dan orgaware dalam mendukung rencana peningkatan kapasitas produksi
Layak?
Tidak
Ya Kesimpulan dan Saran
Selesai
Diagram alir penelitian
Aspek Finansial
Analisis Analisis Analisis Analisis Analisis Analisis
proyeksi laba/rugi, payback period, net present value, profitability index, internal rate of return break even point
L5
2.1 Analisis Aspek Pasar Permintaan dies dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 mengalami trent yang meningkat. Total C-Point 20 16 12 16.3
8 4
10.2 6.9
0 2009
2010
2011
Jumlah permintaan dies 2009-2011 (dalam satuan C-Point) Sumber: PT Astra Daihatsu Motor – Departemen Die Tool Making & Maintenance
Dari data permintaan diatas, proyeksi permintaan pada tahun mendatang dihitung dengan menggunakan metode deret waktu, yaitu metode regresi sederhana. Dari hasil perhitungan diperoleh perkiraan permintaan mendatang seperti terlihat pada tabel dibawah ini. Perkiraan permintaan pembuatan dies periode 2012 – 2019 (C-Point) Persentase Perkiraan Tahun Kenaikan Permintaan 26% 2012 20.5 23% 2013 25.2 19% 2014 29.9 16% 2015 34.6 14% 2016 39.3 12% 2017 44 11% 2018 48.7 10% 2019 53.4 16% Rata-rata Kenaikan Sumber: Hasil Pengolahan
L6
2.2 Analisis Aspek Teknik dan Teknologi a. Technoware Berdasarkan fasilitas-fasilitas yang telah ada saat ini, Die Making telah dinyatakan layak secara Technoware. Akan tetapi, kurangnya kapasitas produksi pada proses machining menjadi permasalahan yang harus diatasi untuk memenuhi target manajemen. Adapun kapasitas produksi dan beban mesin yang ada sekarang dapat dilihat pada gambar 2.3 dan 2.4 dibawah ini. Nama Dies
C-Point Dies
Dies 1 Part A
2
Dies 2
2
Dies 3
2
Dies 1
2
Dies B Dies 2
2
Dies 3
2
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
Design 1
Material Machining Finishing
Design 2
Material
Bulan 5
Bulan 6
Bulan 7
Bulan 8
Bulan 9
C/C1 Machining Finishing
C/C2 Design 1
Material
Machining Finishing
C/C1 Design 2
Material
Machining Finishing
C/C2 Design 1
Material
Machining Finishing
C/C1 Design 2
Material
Machining Finishing
C/C2
Kapasitas Produksi ADM Die Making sebelum investasi Sumber: PT Astra Daihatsu Motor – Departemen Die Tool Making & Maintenance Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
Bulan 5
Bulan 6
Bulan 7
Bulan 8
MC2 - Roughing Machine (3000X1800X700) MC1 - Finishing Machine (5000X3200X800)
Die Die Die Die Die Die Die Die Die Die Die Die A-1 A-1 A-2 A-2 A-3 A-3 B-1 B-1 B-2 B-2 B-3 B-3
Note : Roughing Process Finishing Process
Beban Mesin Produksi Sebelum Investasi Sumber: PT Astra Daihatsu Motor – Departemen Die Tool Making & Maintenance
Bulan 9
L7
Dari gambar diatas diatas terlihat bahwa MC1 full loading sedangkan MC2 kosong. Hal ini disebabkan oleh benda kerja melebihi ukuran meja MC2 sehingga semua dibebankan kepada MC1. Dengan permasalahan ini, perlu dilakukan investasi mesin baru dengan ukuran meja yang sama dengan MC1. Dengan penambahan mesin baru ini, kapasitas produksi yang baru dapat memenuhi target manajemen. Nama Dies
C-Point Dies
Dies 1 Part A
Dies B
2
Dies 2
2
Dies 3
2
Dies 1
2
Dies 2
2
Dies 3
2
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
Design 1
Material Machining Finishing
Design 2
Material
Bulan 5
Bulan 6
Bulan 7
Bulan 8
Bulan 9
C/C1 Machining Finishing
C/C2 Design 1
Material Machining Finishing
Design 2
Material
C/C1 Machining Finishing
C/C2 Design 1
Material Machining Finishing C/C1
Design 2
Material
Machining Finishing
C/C2
Kapasitas produksi ADM Die Making setelah penambahan mesin Sumber: Hasil pengolahan Bulan 1 New MC - Roughing Machine (5000X3200X800)
MC1 - Finishing Machine (5000X3200X800)
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
Bulan 5
Bulan 6
Die Die Die Die Die Die A-1 A-2 A-3 B-1 B-2 B-3 Di Die e A-1 A
Di Die e A-2 A
Di Die e A-3 A
Di Die e B-1 B
Di Die e B-2 B
Di Die e B-3 B
Note : Roughing Process Finishing Process
Beban Mesin Produksi Setelah Investasi Sumber: Hasil pengolahan
Bulan 7
Bulan 8
Bulan 9
L8
b. Humanware Dari segi sumber daya manusianya, operator dan staff Die Making telah di training ke Jepang untuk semua sub-seksi, yaitu Design, Cad Cam, Machining, Finishing, PPC dan Production Preparation. Untuk tingkat pengetahuan dan keterampilan operator dan staff ADM Die Making secara global seperti Gambar 2.7 dibawah ini. Design
Rata-rata Total 2.7
5.0 4.0 3.0 2.9
Production Preparation 2.8
Cad Cam
2.0 1.0
2.9
0.0 2.3 2.7
PPC
2.4
Machining
Finishing Current
Target
Matriks skill ADM Die Making tahun 2011 Sumber: PT Astra Daihatsu Motor – Departemen Die Tool Making & Maintenance
Berdasarkan gambar diatas, pada saat ini ADM Die Making berada pada posisi level 2,7 (Level 3) yaitu secara pengetahui sudah memahami dan secara teknikal skill sudah dapat melaksanakan tanpa bimbingan. c. Infoware Tahapan proses produksi dies di ADM Die Making antara lain Design, Process Planning, Pengadaan Material Dies dan Parts, Cad Cam, Machining, Finishing dan
L9
Production Preparation. Adapun ilustrasinya dapat dilihat pada gambar 2.8 dibawah ini. Start
Design
Pengadaan Material Dies dan Parts
Cad Cam
Process Planning
Machining
Finishing
Production Preparation
Finish
Urutan proses produksi dies di ADM Die Making Sumber: PT Astra Daihatsu Motor – Departemen Die Tool Making & Maintenance
Pada setiap sub-seksi memiliki prosedurnya masing-masing yang merupakan acuan kerja dalam proses pembuatan dies. d. Orgaware Adapun struktur organisasi ADM Die Making seperti tampak pada Gambar 2.9 dibawah ini.
L10
Kepala Departemen Die Tool Making & Maintenance
Kepala Seksi Die Making
Design Leader
PPC Leader
Machining Leader
Design Member (1MP)
PPC Member (1MP)
Machining Member (7MP)
Cad Cam Leader
Production Preparation Leader
Finishing Leader
Cad Cam Member (1MP)
Production Preparation Member (1MP)
Finishing Member (5MP)
Struktur Organisasi ADM Die Making Sumber: PT Astra Daihatsu Motor – Departemen Die Tool Making & Maintenance
Pada proses machining ada penambahan mesin baru dan hal tersebut tidak menjadi permasalahan secara organisasi. Ini disebabkan masih ada alokasi operator untuk mesin baru tersebut. Dan teknologi mesin baru sama dengan mesin yang sudah ada yaitu mesin 5 Axis OKUMA MCR-BII 30E, sehingga dengan skill operator yang ada saat ini sudah dapat mengopersikan mesin baru tesebut.
L11
2.3 Analisis Aspek Finansial a. Jumlah Dana Modal Investasi Jumlah Modal Investasi = Rp. 13.000.000.000 b. Proyeksi Laporan Laba/Rugi Adapun nilai keuntungan yang disajikan adalah keuntungan setelah pajak. Dan nilai pajak yang digunakan sesuai dengan Pasal 17 UU PPh Tahun 2000, yaitu untuk wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebagai berikut: -
Penghasilan sampai dengan Rp. 50.000.000
: 10%
-
Penghasilan diatas Rp. 50.000.000 sampai Rp. 100.000.000 : 15%
-
Penghasilan diatas Rp. 100.000.000
: 30%
Perbandingan Perkiraan Keuntungan Kondisi Sebelum dan Sesudah Investasi Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Sebelum Investasi 408,229,799 1,312,304,728 1,558,587,951 1,818,131,175 2,091,396,488 2,378,820,749 2,680,803,385 2,997,691,082
Setelah Investasi (1,041,816,585) 419,896,652 1,704,869,508 3,136,291,378 4,725,494,501 6,484,533,872 8,231,159,844 8,965,476,143 Total Rugi / Laba
Rugi / Laba (1,450,046,384) (892,408,076) 146,281,557 1,318,160,204 2,634,098,013 4,105,713,123 5,550,356,459 5,967,785,061 17,379,939,958
Sumber: Hasil pengolahan
Jadi perkiraan keuntungan yang bisa diperoleh sampai tahun 2019 dengan melakukan investasi peningkatan produksi adalah sebesar Rp. 17.379.939.958,-. c. Payback Period (PP) Dengan menggunakan nilai sekarang dari arus kas dan nilai investasi awal diperoleh Payback Period (PP) investasi peningkatan produksi selama 5 tahun 10
L12
bulan. Dikarenakan PP lebih kecil dari umur ekonomis yang ditentukan perusahaan yaitu 8 tahun, maka secara Payback Period (PP) dinyatakan layak. d. Net Present Value (NPV) Metode Net Present Value membutuhkan nilai suku bunga (K) dalam perhitungan. Dan nilai suku bunga (K) yang digunakan yaitu 12.3%. Nilai tersebut adalah nilai suku bunga tertinggi yang diperoleh dari data Bank Indonesia (Lampiran 6). Dengan data nilai sekarang dari arus kas dan investasi awal sebesar (I0) Rp. 13.000.000 diperoleh hasil NPV bernilai positif sebesar Rp. 25.099.508.069, maka secara NPV dinyatakan layak e. Profitability Index (PI) Profitability Index (PI) dihitung dengan menggunakan total nilai sekarang dari arus kas dan nilai investasi awal sebesar Rp. 13.000.000.000. Dari perhitungan diperoleh angka rasio Profitability Index (PI) sebesar 2.93 kali. Dikarenakan nilai PI lebih besar dari 1, maka dinyatakan layak secara Profitability Index (PI). f. Internal Rate of Return (IRR) Dengan menggunakan program komputer melakukan percobaan nilai IRR sehingga diperoleh
total nilai sekarang kas bersih sama dengan nilai investasi awal. Dari hasil perhitungan diperoleh tingkat IRR sebesar 31.683%. Dan investasi dinyatakan layak secara IRR karena nilai IRR lebih besar dari bunga kredit. g. Break Even Point (BEP) Pada rencana peningkatan kapasitas produksi ini, perusahaan akan mengalami titik impas pada volume produksi 25 C-Point.
L13
3. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: •
Investasi peningkatan kapasitas produksi Die Making dilihat dari aspek pasar, teknik & teknologi serta finansial layak untuk di implementasikan.
•
Aspek pasar dinyatakan layak dilihat dari proyeksi permintaan mendatang yang meningkat rata-rata sebesar 16% per tahun.
•
Aspek Teknik dan Teknologi dinyatakan layak dilihat dari kesiapan keempat komponen teknologi yaitu technoware, humanware, infoware dan orgaware dalam mendukung peningkatan kapasitas produksi.
•
Aspek Finansial dinyatakan layak dilihat dari perkiraan keuntungan yang bisa diperoleh dari investasi peningkatan kapasitas produksi sebesar Rp. 17.379.939.958, Payback Period lebih kecil dari umur ekonomis proyek, yaitu 5 Tahun 10 Bulan, NPV positif sebesar Rp. 25.099.508.069, Profitability Index (PI) lebih dari 1, yaitu sebesar 2.93 kali, Internal Rate of Return (IRR) lebih besar dari bunga kredit, yaitu sebesar 31.683%, dan Break Even Point (BEP) pada volume produksi 25 C-Point.
L14
Daftar Pustaka
[1] Ibrahim Y. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. (Edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta. [2] Johan S. (2011). Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu. [3] Kamaluddin. (2004). Studi Kelayakan Bisnis. Malang: Dioma. [4] Kasmir, & Jakfar. (2008). Studi Kelayakan Bisnis. (Edisi 2). Jakarta: Kencana. [5] Nazaruddin. (2008). Manajemen Teknologi. (Edisi 1). Yogyakarta: Graha Ilmu. [6] Pujawan I.N. (2009). Ekonomi Teknik. Surabaya: Guna Widya. [7] Umar H. (2005). Studi Kelayakan Bisnis. (Edisi 3). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. [8] Wignjosoebroto S. (2006). Pengantar Teknik & Manajemen Industri. (Edisi Pertama). Surabaya: Guna Widya.