PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 26 September 2012
ANALISIS SISTEM PERTUKARAN UDARA CLEAN ROOM DI PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA-BATAN Muhammad Subhan, Wayan Widiana, dan Mulyono PRR- BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Salah satu syarat pada laboratorium farmasi yaitu memiliki sistem pertukaran udara yang baik. Karena sistem pertukaran udara akan sangat mempengaruhi hasil produk yang diproses di laboratorium. Pusat Radioisotop Radiofarmaka (PRR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memiliki laboratorium farmasi yang digunakan untuk produksi kit Radiofarmaka yang disebut dengan clean room (ruang bersih). Kualifikasi sistem pertukaran udara clean room di PRR harus sesuai dengan persyaratan CPOB:2006. Oleh karena itu dibutuhkan suatu analisis mengenai sistem pertukaran udara clean room agar didapatkan data teknis maupun data non teknis sehingga diharapkan data-data tersebut dapat digunakan untuk membantu kualifikasi clean room. Dari hasil analisis diperoleh nilai pertukaran udara dan jumlah partikel kelas A, kelas B, dan kelas C telah sesuai dengan persyaratan CPOB:2006. Kata kunci: pertukaran udara, clean room, HEPA filter
ABSTRACT
One of the requirements in the pharmaceutical laboratory that has good air exchange system. Because the air exchange system will greatly affect the outcome of laboratory processed products. Radioisotope Center radiopharmaceutical (PRR) of the National Nuclear Energy Agency (BATAN) having the pharmaceutical laboratory that is used for the production of radiopharmaceutical kits called a clean room (clean room). Qualification system in clean room air exchanges must comply with the requirements of PRR GMP: 2006. Therefore required an analysis of the clean room air exchange system for technical data and non technical data so hopefully these data can be used to assist qualified clean room. Values obtained from analysis of air exchange and particle number of class A, class B and class C in accordance with the requirements of GMP: 2006. Key words: Air exchange, clean room, HEPA filter
PENDAHULUAN
P
usat Radioisotop dan Radiofarmaka Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah menjalin kerjasama dengan industri farmasi seperti PT. KIMIA FARMA untuk memproduksi kit radiofarmaka yang digunakan dalam bidang kesehatan. Untuk menjamin mutu produk radiofarmaka tersebut Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka memiliki laboratorium khusus yang disebut clean room (ruang bersih) sebagai fasilitas Muhamad Subhan, dkk.
ruang yang digunakan untuk proses[1]. Clean room adalah suatu ruangan yang digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan yang memiliki tingkat rendah lingkungan polutan seperti debu, udara mikroba, aerosol partikel dan uap kimia. Lebih jelasnya, clean room memiliki tingkatan pengawasan kontaminasi yang ditentukan oleh jumlah partikel per meter kubik pada ukuran partikel tertentu. Clean room dirancang sebagai ruang aseptik yang harus memenuhi persyaratan kualifikasi standar CPOB:2006 [2]. Ruang aseptik
ISSN 1410 – 8178
Buku II hal. 367
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 26 September 2012
tersebut sangat dipengaruhi oleh sistem pertukaran udara. Kualifikasi sistem pertukaran udara clean room di PRR harus sesuai dengan persyaratan CPOB:2006. Oleh karena itu dibutuhkan suatu analisis mengenai sistem pertukaran udara clean room agar didapatkan data teknis maupun data non teknis sehingga diharapkan data-data tersebut dapat digunakan untuk membantu kualifikasi clean room. Pada Gambar 1 ditampilkan clean room yang dimiliki oleh PRR.
Cara Kerja Pengukuran Kecepatan aliran udara Dilakukan 3 kali pengukuran pada 3 titik permukaan setiap HEPA filter. Titik yang diukur kecepatannya pada HEPA filter ditampilkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Titik pengukuran kecepatan aliran udara pada HEPA filter Perhitungan Debit Aliran Udara Perhitungan debit aliran dilakukan dengan menggunakan rumus :
Gambar 1. Clean room yang dimiliki PRR Secara umum clean room dibagi menjadi 4 klasifikasi yaitu: Kelas A Zona untuk kegiatan yang beresiko tinggi, misal zona pengisian, wadah katup tutup karet, ampul dan vial terbuka, penyambungan secara aseptis. Dengan jumlah pertukaran udara minimal adalah 120 kali setiap jamnya. Kelas B Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptis, kelas ini adalah lingkungan latar belakang untuk zona kelas A dengan jumlah pertukaran udara minimal adalah 20 kali setiap jamnya. Kelas C dan D Area bersih untuk melakukan tahap pembuatan produk steril dengan tingkat resiko lebih rendah. Sedangkan jumlah pertukaran udara yang di izinkan minimal adalah 20 kali setiap jamnya [3]. TATA KERJA Peralatan Alat yang digunakan adalah Flow meter tipe LCA 6000 digunakan untuk mengukur laju aliran udara. Meteran tipe XP tool digunakan untuk mengukur dimensi setiap ruangan dan dimensi peralatan. Particle counter tipe GEO Handheld Laser digunakan untuk mengukur jumlah partikel udara. Buku II hal. 368
Q=Ax Q adalah debit aliran udara [m3/h] A adalah luasan HEPA filter [m2] adalah kecepatan aliran udara [m/s] Perhitungan Jumlah Pertukaran Udara Dilakukan pengukuran volume benda dan volume ruangan. Hasil pengukuran dimasukan ke dalam rumus: Volume balok = PxLxT
Untuk perhitungan jumlah pertukaran udara menggunakan rumus [4] :
dengan Q adalah debit aliran udara [m3/h] , Volume ruang kelas B adalah volume total ruang dikurangi volume benda [m3]. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan jumlah pertukaran udara kelas A Hasil pengukuran laju aliran udara ditampilkan pada Tabel 1 sedangkan titik-titik pengukuran kecepatan aliran udara ditampilkan pada Gambar 3
ISSN 1410 – 8178
Muhamad Subhan, dkk
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 26 September 2012
A minimal adalah 120 kali setiap jamnya, maka data yang didapatkan dari perhitungan ini telah sesuai dengan kualifikasi CPOB:2006. Perhitungan jumlah pertukaran udara kelas B Hasil pengukuran laju aliran udara ditampilkan pada Tabel 4. sedangkan titik-titik pengukuran kecepatan aliran udara ditampilkan pada Gambar 5. Gambar 3. Titik pengukuran Tabel 1. Hasil pengukuran kecepatan udara pada setiap titik di HEPA filter v1
v2
0,28 0,28
v3
v4
v5
v6
V rerata
0,32
0,29
0,3 0,31
0,303
Tabel 2. Perhitungan debit aliran udara pada ruang kelas A Q [m3/h] 775,8
V [m3]
Jumlah Pertukaran udara [m3/h]
2,594
300
Volume ruang pada kelas A yang akan diukur jumlah pertukaran udaranya ditampilkan pada Gambar 4 :
Gambar 6. Ukuran volume ruang kelas B yang akan diukur jumlah pertukaran udaranya Perhitungan setiap volume benda pada ruang kelas B ditampilkan pada Tabel 6 dan dari Tabel 6 dapat diperoleh volume ruang yang akan diukur pertukaran udaranya dengan mengurangi volume total kelas B dengan volume total benda kelas B. Sedangkan pada Tabel 7 ditampilkan hasil dari pengurangannya.
Gambar 4. Volume ruang kelas A Tabel 3. Jumlah pertukaran udara kelas A A [m2]
v [m/s]
Q [m3/h]
0,743
0,303
775,8
Gambar 5. Tititk-titik pengukuran pada setiap HEPA filter pada ruang kelas B Ukuran volume ruang kelas B yang akan diukur jumlah pertukaran udaranya di tampilkan pada Gambar 6.
Dari Tabel 3. diperoleh jumlah pertukaran udara kelas A sebesar 300 kali setiap jamnya. Jika dibandingkan dengan persyaratan CPOB:2006 yang mensyaratkan bahwa jumlah pertukaran udara kelas Muhamad Subhan, dkk.
ISSN 1410 – 8178
Buku II hal. 369
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 26 September 2012
Tabel 4. Hasil Pengukuran kecepatan aliran udara di ruang kelas B Nama
Kecepatan aliran udara [m/s]
HEPA 1
0,55
Nama
Kecepatan aliran udara [m/s]
HEPA 4
0,63
0,6
0,77
0.69
0,4
rerata
0,613
rerata
0,6
HEPA 2
0,84
HEPA 5
0,86
1,05
0,99
1,13
0,72
rerata
1,006
rerata
0,86
HEPA 3
0,39
HEPA 6
0,5
rerata
0,49
0,4
0,63
0,54
0,503
rerata
0,48
Tabel 5. Hasil perhitungan debit aliran udara diruang kelas B Luasan HEPA, A [m2]
Kecepatan aliran udara, v [m/s]
Debit, Q [m3/s]
HEPA 1
0,3716
0,613
0,2341
HEPA 2
0,3716
1,006
0,3965
HEPA 3
0,3716
0,503
0,1869
HEPA 4
0,3716
0,6
0,2229
HEPA 5
0,3716
0,86
0,3196
HEPA 6
0,3716
0,48
0,718
Nama
Total debit perdetik
1,5384 [m3/s]
Total debit perjam
5538,3264 [m3/h] Tabel 6. Ukuran volume benda pada kelas B Lebar [cm] Tinggi [cm] Volume [cm3]
Volume, [m3]
NAMA
Panjang [cm]
V1
476
170
109
8820280
8,8203
V2
170
155
109
2872150
2,87215
V5
34
29
108
106488
2,3795
V6
387
90
93
3239190
3,2392
V7
218
89
93
1804386
1,8044
VHAF
135
93
110
1381050
1,38105
VLAF
140
96
71
954240
0,9542
V3 = V4
2379456
2,3795
V benda
23828
23,8303
50170400
50,1704
V total kelas B Buku II hal. 370
ISSN 1410 – 8178
Muhamad Subhan, dkk
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 26 September 2012
Tabel 7. Hasil pengurangan volume total kelas B dengan volume total benda kelas B Volume total kelas B
Volume total benda kelas B
Volume ruang kelas B
50,1704 [m3]
23,8303 [m3]
26,17 [m3]
Tabel 8. Jumlah pertukaran udara kelas B Q [m3/h]
Volume ruang [m3]
Jumlah pertukaran udara [m3/h]
5538,3264
26,17
212
Tabel 9. Hasil pengukuran laju aliran udara kelas C Nama
Kecepatan aliran udara, [m/s]
Nama
Kecepatan aliran udara, [m/s]
1,15 HEPA 1
0,91
0,94
HEPA 2
0,91
0,86 rerata
0,61
0,983
rerata
0,81
Tabel 10. Hasil perhitungan debit ruang kelas C Nama
Luasan HEPA, A [m2]
Kecepatan aliran udara, v [m/s]
Debit Q [m3/s]
0,3716 0,3716
0,983 0,81
0,3653 0,3 0,6663 [m3/s]
HEPA 1 HEPA 2 rerata debit
2398,68 [m3/h] Dari Tabel 8 terlihat jumlah pertukaran udara kelas B sebesar 212 kali setiap jamnya. Jika dibandingkan dari persyaratan CPOB:2006 yang mensyaratkan bahwa jumlah pertukaran udara kelas B minimal adalah 20 kali setiap jamnya, maka data yang didapatkan dari perhitungan ini telah sesuai dengan kualifikasi CPOB:2006. Perhitungan jumlah pertukaran udara standar kelas C Hasil pengukuran laju aliran udara ditampilkan pada Tabel 9, sedangkan titik-titik pengukuran kecepatan aliran udara ditampilkan pada Gambar 7.
Gambar 8. Ruang kelas C Ukuran volume ruang kelas C yang akan diukur jumlah pertukaran udaranya di tampilkan pada Gambar 8. Perhitungan setiap volume benda pada ruang kelas C ditampilkan pada Tabel 11 dan dari Tabel 11 dapat diperoleh volume ruang yang akan diukur pertukaran udaranya dengan mengurangi volume total kelas C dengan volume total benda kelas C, sedangkan pada Tabel 12 ditampilkan hasil dari pengurangannya
Gambar 7. Tititk-titik pengukuran pada setiap HEPA filter ruang kelas C
Muhamad Subhan, dkk.
ISSN 1410 – 8178
Buku II hal. 371
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 26 September 2012
Tabel 11. Ukuran volume benda pada kelas C V [cm3]
V [m3]
774456 132660 303800 477400 4030000 296946
0,7744 0,1326 0,3038 0,4774 4,03 0,2969
Total volume benda
6015262
6,0151
Volume total ruangan
34720000
34,72
NAMA
P [cm] L [cm] T [cm]
Volume lemari Volume pass box Volume tembok sekat1 Volume tembok sekat1 Volume air shower Volume kulkas
92 67 14 110 130 54
46 33 70 14 100 47
183 60 310 310 310 117
Tabel 12. Hasil pengurangan volume total kelas C dengan volume total benda kelas C Volume total kelas C
Volume total benda kelas B
Volume ruang kelas B
34,72 [m3]
6,0151 [m3]
28,6569 [m3]
Tabel 13. Jumlah pertukaran udara kelas C 3
Q [m /h]
Vruang [m3]
Jumlah Pertukaran udara [m3/h]
2398,68
28,6569
84
Tabel 14. Hasil pengukuran jumlah partikel kelas A, kelas B dan kelas C
Dari Tabel 13 terlihat jumlah pertukaran udara kelas C sebesar 84 kali setiap jamnya. Jika dibandingkan dari persyaratan CPOB:2006 yang mensyaratkan bahwa jumlah pertukaran udara kelas C minimal adalah 20 kali setiap jamnya, maka data yang didapatkan dari perhitungan ini telah sesuai dengan kualifikasi CPOB:2006.
Gambar 9. Denah pengukuran jumlah partikel Buku II hal. 372
Hasil Pengukuran Pengukuran hasil jumlah partikel ukuran 0,5 µm dan ukuran 5 µm kelas A, kelas B dan kelas
ISSN 1410 – 8178
Muhamad Subhan, dkk
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 26 September 2012
C ditampilkan pada Tabel 14. Sedangkan denah pengukurannya ditampilkan pada Gambar 9. Dari Tabel 14 terlihat ruang kelas A, kelas B dan kelas C jumlah partikelnya masih jauh dibawah standar yang di izinkan, dengan kata lain clean room telah memenuhi persyaratan KESIMPULAN Dari hasil perolehan pengukuran jumlah partikel setiap ruangan dan hasil perhitungan jumlah pertukaran udara, kedua hasil tersebut telah sesuai dengan persyaratan CPOB:2006. Maka persyaratan clean room di PRR telah sesuai dengan kualifikasi persyaratan CPOB:2006. DAFTAR PUSTAKA
1. Tim
Jaminan Mutu. (2008). Manajemen Mutu Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka, Tanggerang Selatan: BATAN 2. Tim Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2006). Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik 2006, Jakarta: BPOM. 3. Tim Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2009). Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik 2006 (Suplemen 2009), Jakarta: BPOM. 4. F. STOECKER, WILBERT., JEROLD W. JONES. (1992). Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, Jakarta: Penerbit Erlangga.
TANYA JAWAB Agung nugroho Mengapa pengukuran aliran udara dilakukan pada supply udara dan apakah bisa ditempat lain misalnya pengeluaaran/exhaust ?
Muhamad Subhan, dkk.
Bagaimana cara memastikan agar hasil pengukuran yang dilakukan akurat ? Muhamad Subhan Pengukuran aliran udara dilakukan pada supply udara karena ruangan bersifat positif yang berarti tekanan di dalam ruangan lebih besar dari pada di luar ruangan, jadi untuk ruangan yang bertekanan positif biasanya dilakukan pada supply udara. Bisa saja di lakukan di tempat lain seperti di exhaust tetapi laju aliran udara pada exhaust biasanya dilakukan untuk ruangan yang bersifat negatip. Prosedur pengukuran harus sesuai dengan persyaratan CPUB seperti alat-alat yang digunakan harus teraklibrasi dan cara penggunaan alat harus dilakukan dengan besar dan tepat. Agus Nur R Klasifikasi clean room-nya apa ? Apakah 3 titik pengukuran saja sudah cukup ? Muhamad Subhan Klaisfikasi clean room di PRR terbagi menjadi 3 besar, yaitu kelas A, keas B, dan kelas C. Dimana setiap kelasnya mempunyai syarat dan fungsinya masing-masing. Untuk kelas A itu persyaratannya minimum adalah 100 partikel/m2 fungsinya sebagai tempat utama dalam proses pembuatan kit radiofarmaka. Kelas B ini latar belakang kelas A minimal 10.000 partikel/m2. Kelas C jumlah partikel yang diinginkan adalah 100.000 partikel/m2 dan biasanya digunakan untuk meletakkan benda/peralatan pendukung. Dalam mengambil titik pengukuran minimal dilakukan 3 kali tempat titik pengukuran sehingga untuk 3 titik pengukuran saja sudah cukup tetapi lebih dari 3 titik pengukuran akan lebih baik.
ISSN 1410 – 8178
Buku II hal. 373