ANALISIS SEMIOTIKA TOLERANSI ANTAR UMAT BERBEDA KEYAKINAN DALAM FILM ASSALAMUALAIKUM BEIJING Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun Oleh : Kiki Dwi Hikmayanti NIM: 1111051000120
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
1
Analisis Semiotika Toleransi Beragama dalam X'ilm As s al amualaik um B etj ing
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Kiki Dwi Hikmayanti NIM: 1111051000120
NIP: 19750606200710
I
001
JURUS$I KOMT]IIIKASI DAN PEIIYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMTINIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi ini berjudul ANALISIS SEMIOTIKA TOLERANSI ANTAR UMAT BERBEDA KEYAKINAN DALAM FILM ASSALAMUALAIKUM BEIJING
telah diujikan dalam sidang munaqsyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 30 September 2015,
skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada program studi Komunikasi penyiaran Islam. J
akarta, 30 September 20 1 5
Sidang Munaqasyah
Sekretaris
Anggota Penguji
I
NIP. 19700903 199603
NIP. 19750606 200710 I 001
I
001
LEMBAR PERI\IYATAAN
Dengan
ini
saya menyatakan bahwa:
l. skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar sarjana strata satu
(Sl) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
)
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan
ini
saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di universitas Islam Negeri (urN)
Syarif Hidayatullah Jakarta. a J.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli karya saya atau merupakan tiruan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 Septemb er 2015
Kiki Dwi Hikmayanti
ABSTRAK Kiki Dwi Hikmayanti 1111051000120 Analisis Semiotika Toleransi Antar Umat Berbeda Keyakinan Dalam Film Assalamualaikum Beijing Film dapat dikatakan sebagai media komunikasi yang unik, karena sifatnya yang bergerak secara bebas dan tetap, penerjemahannya langsung melalui gambar-gambar visual dan suara yang nyata, juga memiliki kesanggupan untuk menangani berbagai subjek yang tidak terbatas ragamnya. Fungsi film diantaranya adalah sebagai media informasi dan media sosial, karena melalui film masyarakat dapat melihat secara nyata apa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat tertentu pada masa tertentu. Assalamualaikum Beijing merupakan film bergenre drama religi. Film yang disutradarai oleh Guntur Soeharjanto ini memberikan gambaran mengenai toleransi beragama antar umat berbeda keyakinan yang dilakukan oleh tokoh Asma dan Zhong Wen. Rumusan masalah penelitian ini yaitu Bagaimana cara bersikap toleransi terhadap umat berkeyakinan lain dalam film Assalamualaikum Beijing dilihat dari makna denotasi? Bagaimana cara bersikap toleransi terhadap umat berkeyakinan lain dalam film Assalamualaikum Beijing dilihat dari makna konotasi? Bagaimana cara bersikap toleransi terhadap umat berkeyakinan lain dalam film Assalamualaikum Beijing dilihat dari makna mitos? Melihat konteks penelitian ini, tinjauan teoritis yang digunakan adalah teori analisis semiotik dengan menggunakan model Roland Barthes. Teknik pengumpulan data dengan meneliti scene-scene yang ditampilkan dalam film Assalamualaikum Beijing. Peneliti juga melakukan document research sebagai teknik pengumpulan data, menelaah dan mengkaji buku, majalah, internet, dan literature-literature lainnya yang memiliki relevansi dengan materi dalam penelitian ini. Serta dilakukan wawancara dan dokumentasi dengan Asisten Sutradara Film Assalamualaikum Beijing oleh Bapak Tebe Reviadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis semiotik yang bersifat kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma kontstruktivis yang berasumsi bahwa apa yang nyata (reality) merupakan konstruksi dalam fikiran individu. Objek penelitian terfokus pada delapan adegan dalam film Assalamualaikum Beijing, dimana adegan-adegan tersebut berkaitan dengan rumusan masalah dan menggambarkan sikap toleransi umat berbeda keyakinan. Setelah melihat dan mengamati delapan adegan film yang diteliti, maka kesimpulannya adalah toleransi antar umat berbeda keyakinan dalam film Assalamualaikum Beijing digambarkan melalui sikap Asma yang menghargai informasi yang diberikan Zhong Wen mengenai sejarah masjid Xi’an di China, dan sikap Zhong Wen yang berkeyakinan Agnostik yang menghormati Asma untuk melakukan ibadah. Keyword: Film, Assalamualaikum Beijing, Toleransi beragama.
i
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Dialah tempat bersandar, dan sumber kenikmatan hidup yang tanpa batas, Rahman dan Rahim tetap menghiasi asma-Nya, sehingga penulis diberikan kekuatan fisik dan psikis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Analisis Semiotika Toleransi Beragama Dalam Film Assalamualaikum Beijing. Shalawat beserta salam tetap tercurahkan atas penghulu umat manusia Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan para pengikutnya yang telah membuka pintu keimanan yang bertauhidkan kebenaran, kearifan hidup manusia dan pencerahan atas kegelapan manusia serta uswatun hasanah yang dijadikan sebuah pelajaran bagi muslim dan muslimah hingga akhir zaman. Pada kesempatan yang baik ini, izinkan penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih pada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan
bantuan
dan
dorongan
semangat
kepada
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada. 1. Dr. Arief Subhan M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, beserta wakil-wakil Dekan. 2. Masran, DRS, MA, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). 3. Fita Faturokhmah, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). 4. Drs. Jumroni, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
ii
5. Ade Masturi, MA, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan serta inspirasi yang sangat berharga untuk penulis. 6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan. Semoga ilmu yang diberika bermanfaat. 7. Segenap
pemimpin
dan
karyawan
Perpustakaan
Utama
dan
Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melayani penulis dalam mempergunakan buku-buku dan literatur yang penulis butuhkan selama penyusunan skripsi ini. 8. Kedua orangtua tercinta bapak Hikmat Maulana, S.Pd., M.Si., dan Ibu Sudarsih Mimin, S.Pd., atas segala kasih sayang, perhatian, nasehat, dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. 9. Kakak-kakak tercinta yaitu Chandra Kurniawan dan Sarlita Trisna Tika, yang telah memberi semangat dan masukan-masukan agar penulis tetap bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Amriyanto Palulu, ST yang telah memberi semangat dan dukungan kepada penulis agar tetap bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Sahabat seperjuangan, KPI D 2011, Leli, Rya, Tria, Dita, Nay, Ita, Syifa, Azizah, Rani, Nadliroh, Fitri, Rina, Uus, Hasna, Faisal, Luqman, Faiz, Ganjar, Zahid, Ican, Alwan, Diva, Wawi, Mamik, Azat, Anhar, Fauzan, Kahfi yang telah bersama-sama berjuang dari masuk
iii
Universitas, dan selalu menjadi tempat untuk bertukar pikiran serta berbagi pengalaman yang berharga selama berada dibangku kuliah. 12. Sahabat dari SMA yaitu Sheila yang selalu memberikan semangat dan masukan agar dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. 13. Teman-teman KKN Pelita, Lulu, Laili, Ilma, Ahda, Dini, Danti, Ajo, Adam, Naufan, Medi yang saat ini tengah berjuang juga menyusun skripsi di fakultas masing-masing. Harapan peneliti semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pengantar dalam penelitian ini, akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya. Jakarta, September 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ....................................................................................................... i KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 3 C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................................... 4 D. Metodologi Penelitian ................................................................... 5 E. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 8 F. Sistematika Penulisan.................................................................... 10
BAB 2 LANDASAN TEORI ........................................................................... 11 A. Tinjauan Mengenai Semiotika ...................................................... 11 1. Pengertian Semiotika ................................................................ 11 2. Tanda dan Makna Semiotika .................................................... 12 3. Teori Semiotika Menurut Roland Barthes ................................ 16 B. Tinjauan Umum Tentang Film ...................................................... 20 1. Definisi Film ............................................................................. 20 2. Unsur-Unsur dalam Film .......................................................... 23 3. Unsur-Unsur Pembentuk Film .................................................. 26 4. Struktur Film ............................................................................ 28 C. Definisi Toleransi Agama ............................................................. 30 1. Pengertian Toleransi ................................................................. 30 2. Makna Agama .......................................................................... 35 3. Pengertian Toleransi Beragama ................................................ 38
BAB 3 GAMBARAN UMUM ........................................................................ 41 A. Latar Belakang Pembuatan Film Assalamualaikum Beijing......... 41
v
B. Sinopsis Film Assalamualaikum Beijing ...................................... 43 C. Profil Sutradara Film Assalamualaikum Beijing .......................... 49 D. Profil Maxima Pictures.................................................................. 50 E. Profil Tim Produksi Film Assalamualaikum Beijing .................... 51 F. Profil Pemain Film Assalamualaikum Beijing .............................. 52 G. Keunggulan Film Assalamualaikum Beijing ................................ 58
BAB 4 TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN .............................................. 60 A. Semiotika dalam Film Assalamualaikum Beijing ......................... 60
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 100 A. Kesimpulan.................................................................................... 100 B. Saran .............................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 103 LAMPIRAN ..................................................................................................... 107
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Scene 1 ............................................................................................. 62 Tabel 4.2 Scene 2 ............................................................................................. 66 Tabel 4.3 Scene 3 ............................................................................................. 72 Tabel 4.4 Scene 4 ............................................................................................. 76 Tabel 4.5 Scene 5 ............................................................................................. 80 Tabel 4.6 Scene 6 ............................................................................................. 85 Tabel 4.7 Scene 7 ............................................................................................. 90 Tabel 4.8 Scene 8 ............................................................................................. 97
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Signifikansi Dua Tahap .............................................................. 17 Gambar 3.1 Cover Novel Assalamualaikum Beijing ..................................... 41 Gambar 3.2 Poster Film Assalamualaikum Beijing ....................................... 43 Gambar 3.3 Cuplikan Adegan Film Assalamualaikum Beijing ..................... 44 Gambar 3.4 Cuplikan Adegan Film Assalamualaikum Beijing ..................... 45 Gambar 3.5 Cuplikan Adegan Film Assalamualaikum Beijing ..................... 47 Gambar 3.6 Guntur Soeharjanto .................................................................... 49 Gambar 3.7 Revalina S. Temat ...................................................................... 52 Gambar 3.8 Morgan Oey................................................................................ 53 Gambar 3.9 Laudya Cynthia Bella ................................................................. 55 Gambar 3.10 Deddy Mahendra Desta .............................................................. 56 Gambar 3.11 Cynthia Ramlan .......................................................................... 57 Gambar 3.12 Ibnu Jamil ................................................................................... 58
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Film dapat dikatakan sebagai media komunikasi yang unik dibanding dengan media lainnya, karena sifatnya yang bergerak secara bebas dan tetap, penerjemahannya langsung melalui gambar-gambar visual dan suara yang nyata, juga memiliki kesanggupan untuk menangani berbagai subjek yang tidak terbatas ragamnya.1 Film dalam arti sempit adalah penyajian gambar lewat layar lebar, tetapi dalam pengertian yang lebih luas bisa juga termasuk yang disiarkan di TV.2 Film adalah sebuah proses sejarah atau proses budaya suatu masyarakat yang disajikan dalam bentuk gambar hidup. Film juga merupakan karya cipta manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Fungsi film diantaranya adalah sebagai media informasi dan media sosial, karena melalui film masyarakat dapat melihat secara nyata apa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat tertentu pada masa tertentu.3 Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang paling digemari oleh kebanyakan orang. Dalam pembuatan film tidaklah mudah dan tidak sesingkat seperti kita menonton film. Proses pembuatan film memerlukan waktu yang lama, biaya yang tidak sedikit, dan diperlukannya proses pemikiran
1
Adi Pranajaya, Film dan Masyarakat Sebuah Pengantar (Jakarta: BPSDM Citra Pusat Perfilman H. Usman Ismail, 2000), h. 6. 2 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 136. 3 Kalarensi Naibaho, Film; Pelestarian; Karya; Akses; Seni; Masyarakat (Visi Pustaka Vol.10 No.2, 2008), h. 1-2.
1
2
dan proses teknik dalam pembuatannya. Proses pemikiran yaitu berupa pencarian ide-ide, gagasan dan cerita yang kemudian digarap menjadi bentuk film. Salah satunya film yang menarik, diangkat kisahnya dari sebuah novel National Best Seller karya penulis ternama yaitu Asma Nadia yang kemudian dibuat menjadi sebuah film yang berjudul Assalamualaikum Beijing. Film yang disutradarai oleh Guntur Soeharjanto yang tayang pada tanggal 30 Desember 2014 ini dibintangi oleh sederet aktor dan aktris yang sudah tidak asing lagi di dunia perfilman, seperti Revalina S. Temat sebagai tokoh utama film Assalamualaikum Beijing yang sudah tidak diragukan lagi bakat aktingnya dan dia sudah berhasil mendapatkan nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 2009 dan 2014.4 Film Assalamualaikum Beijing menurut Asisten Sutradara Tebe Reviadi mengandung makna toleransi dimana film ini ditonjolkan mengenai toleransi antara dua orang berbeda keyakinan yang dilakukan oleh tokoh Asma dan Zhong Wen.5 Film Assalamualaikum Beijing merupakan film yang bergenre drama religi yang mengisahkan tentang tokoh Asma dan Zhong Wen yang mana keduanya memiliki perbedaan keyakinan dalam sisi agama. Asma yang beragama Islam suatu hari ketika berada di Beijing dan hendak pergi kesuatu tempat, namun kemudian ia tidak mengetahui halte dimana ia harus berhenti. Kemudian ia bertemu dengan Zhong Wen, seorang laki-laki asal China yang berbeda keyakinan dengan Asma dan kemudian memberitahu Asma di halte 4
“Revalina S. Temat” artikel diakses pada 11 Mei 2015 dari http://www.festivalfilmbandung.com/2015/02/assalammualaikum-beijing-cenat-cenut-.html?m=1, 5 Wawancara Pribadi dengan Tebe Reviadi, Jakarta 6 Agustus 2015.
3
mana ia harus turun dan berujung dengan perkenalan. Kemudian hubungan mereka berlanjut sampai ketika mereka bertemu kembali disebuah masjid tua di China yaitu masjid Xi’an. Zhong Wen menceritakan mengenai sejarah masjid tersebut kepada Asma. Semakin lama mereka pun semakin akrab tanpa menghiraukan adanya perbedaan antara mereka, baik perbedaan agama, suku, budaya, ras, dan lain-lain. Penulis ingin melihat sisi film Assalamualaikum Beijing terutama dari segi toleransi antar umat yang memiliki perbedaan dalam keyakinan yaitu antara seseorang yang beragama Islam dengan seseorang yang berkeyakinan Agnostik. Keunikan film Assalamualaikum Beijing terletak pada bahasa komunikasi yang digunakan yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Asing (Inggris dan Mandarin). Dari apa yang telah dipaparkan diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian sekaligus dijadikan judul skripsi yaitu: “Analisis Semiotika Toleransi Antar Umat Berbeda Keyakinan Dalam Film Assalamualaikum Beijing”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Penulisan skripsi ini membatasi pada pengambilan adegan-adegan film Assalamualaikum Beijing. Dari sekian banyak adegan, hanya delapan adegan yang memiliki kesesuaian dengan judul yang diangkat oleh penulis, dalam tujuh adegan tersebut dianggap memiliki simbol yang
4
mewakili bagaimana makna denotasi, konotasi dan mitos yang berhubungan dengan adanya toleransi antar umat berbeda keyakinan. Dan ada satu
adegan
yang memperlihatkan bagaimana
Zhong Wen
memutuskan untuk menjadi seorang mualaf. 2. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana cara bersikap toleransi terhadap umat berkeyakinan lain dalam film Assalamualaikum Beijing dilihat dari makna denotasi? b. Bagaimana cara bersikap toleransi terhadap umat berkeyakinan lain dalam film Assalamualaikum Beijing dilihat dari makna konotasi? c. Bagaimana cara bersikap toleransi terhadap umat berkeyakinan lain dalam film Assalamualaikum Beijing dilihat dari makna mitos?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, secara spesifik penelitian ini bertujuan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui bagaimana cara bersikap toleransi terhadap umat berkeyakinan lain dalam film Assalamualaikum Beijing dilihat dari makna denotasi. b. Untuk mengetahui bagaimana cara bersikap toleransi terhadap umat berkeyakinan lain dalam film Assalamualaikum Beijing dilihat dari makna konotasi.
5
c. Untuk mengetahui bagaimana cara bersikap toleransi terhadap umat berkeyakinan lain dalam film Assalamualaikum Beijing dilihat dari makna mitos. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dihasilkan dengan adanya penelitian ini adalah: a. Manfaat Akademisi Penelitian ini diharapkan bisa memperkaya khasanah ilmu komunikasi melalui film untuk fakultas Ilmu Komunikasi khususnya Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat membuka cakrawala audiens untuk memaknai pesan dalam film, dapat menghargai sinema Indonesia dan lebih kritis dalam memilih film yang bermutu.
D. Metodelogi Penelitian 1. Paradigma Penelitian Peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme, hal ini dikarenakan paham yang menempatkan pentingnya pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atas ilmu pengetahuan. Secara ontologis, aliran ini menyatakan bahwa realitas itu ada dalam beragam bentuk konstruksi mental yang didasarkan pada pengalaman sosial, bersifat lokal dan spesifik, serta bergantung pada pihak yang melakukannya. Karena itu, realitas yang diamati oleh seseorang tidak bisa digeneralisasikan kepada semua orang sebagaimana yang biasa dilakukan dikalangan positivis atau
6
post-positivis. Aliran ini menyatakan bahwa hubungan epistimologis antara pengamat dan objek merupakan satu kesatuan, subjektif, dan merupakan hasil perpaduan interaksi antara keduanya. Secara metodologis, aliran ini menerapkan metode hermeneutika dan dialektika dalam proses mencapai kebenaran. Metode pertama dilakukan melalui identifikasi kebenaran atau konstruksi pendapat orang per orang, sedangkan
metode
kedua
mencoba
untuk
membandingkan
dan
menyilangkan, untuk memperoleh suatu konsensus kebenaran yang disepakati bersama. Dengan demikian, hasil akhir dari suatu kebenaran merupakan perpaduan pendapat yang bersifat relatif, subjektif, dan spesifik mengenai hal-hal tertentu.6 Manusia dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak diluar batas kontrol struktur dan pranata sosialnya dimana individu berasal. Manusia secara aktif dan kreatif mengambangkan dirinya melalui respon terhadap stimulus dalam dunia kognitifnya. Karena itu, paradigma definisi sosial lebih tertarik terhadap apa yang ada dalam pemikiran manusia tentang proses sosial, terutama para pengikut interaksi simbolis. Dikutip dari buku Konstruksi Sosial Media Massa menurut Hidayat, dalam penjelasan ontologi paradigma konstruktivis, realitas merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Namun, kebenaran suatu realitas sosial bersifat nisbi, yang berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial.7
6
Agus Salim, Teori & Paradigma Penelitian Sosial (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), h.
7
Burhan Bungin, Komunikasi Sosial Media Massa (Jakarta: Prenada Media Group, 2008),
71-72. h. 11.
7
Peneliti menggunakan paradigma konstruktivis karena peneliti ingin menggali bagaimana sikap toleransi terhadap umat yang berbeda keyakinan dalam film Assalamualaikum Beijing. 2. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analisis, yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara objektif, dengan menggambarkan pesan-pesan dalam film Assalamualaikum Beijing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotik dengan menggunakan model Roland Barthes, yang berfokus pada gagasan tentang signifikasi dua tahap (two order of signification). Yang mana signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier (penanda) dan signified (petanda) di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna paling nyata dari tanda. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukan signifikasi tahap kedua. Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth). Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.8 3. Subjek dan Objek Penelitian Adapun subjek penelitian ini adalah film Assalamualaikum Beijing. Sedangkan objeknya adalah potongan gambar atau visual yang terdapat dalam film Assalamualaikum Beijing yang memiliki makna 8
Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 127-128.
8
denotasi, konotasi dan mitos berkaitan dengan rumusan masalah penelitian. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data-data dikumpulkan melalui cara observasi, yaitu mengamati langsung secara mendalam data-data yang sesuai dengan pertanyaan penelitian yakni peneliti hanya meneliti scene-scene yang ditampilkan dalam film Assalamualaikum Beijing. Selain itu peneliti juga melakukan document research sebagai teknik pengumpulan data, yakni dengan menelaah dan mengkaji buku, majalah, internet, dan literaturliteratur lainnya yang memiliki relevansi dengan materi dalam penelitian ini. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti juga berupa wawancara dan dokumentasi dengan Asisten Sutradara Film Assalamualaikum Beijing yaitu dengan Bapak Tebe Reviadi. 5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dengan mengklasifikasikan adegan-adegan dalam film Assalamualaikum Beijing yang sesuai dengan rumusan masalah penelitian. Kemudian, data dianalisis dengan model semiotik Roland Barthes yaitu dengan cara mencari makna denotasi, konotasi dan mitos dalam setiap masing-masing adegan yang menghasilkan tanda secara objektif untuk memahami makna yang tersirat dalam film Assalamualaikum Beijing.
9
E. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang menginspirasi peneliti dari skripsi-skripsi terdahulu diantaranya adalah: a. “Analisis Semiotik Terhadap Film In The Name Of God”, oleh Hani Taqiyya, tahun 2011, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Konsentrasi Jurnalistik. Objek yang diteliti tentang makna denotasi, konotasi dan mitos yang mempresentasikan konsep-konsep jihad Islam yang mengacu pada model semiotik Roland Barthes. b. “Analisis Semiotika Film Dokumenter Kiri Hijau Kanan Merah”, oleh Ima Rahmawati, tahun 2014, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Konsentrasi Jurnalistik. Objek yang diteliti tentang kiprah Munir sebagai pejuang HAM dengan menggunakan model semiotik Roland Barthes. c. “Analisis Narasi terhadap Film Cinta tapi Beda dalam Perspektif Komunikasi Antaragama dan Budaya”, oleh Sri Hayati, tahun 2013, mahasiswa Fakultas Dakwan dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Konsentrasi Jurnalistik. Objek yang diteliti adalah percintaan beda agama dengan menggunakan model analisis narasi Tvzetan Todorov. Dari beberapa skripsi tersebut maka penulis mengambil kesimpulan bahwa belum ada mahasiswa/i yang meneliti tentang Analisis Semiotika
10
Toleransi Antar Umat Berbeda Keyakinan Dalam Film Assalamualaikum Beijing di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembaca dalam melihat gambaran dan uraian mengenai pembahasan-pembahasan tertentu di dalam skripsi ini, maka dari itu, peneliti menyusun sistematika penulisan ini ke dalam lima bab. Dalam bab-bab tersebut mengandung beberapa sub bab yang akan dipaparkan secara terperinci, adapun sistematika penulisan dapat dilihat sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN : Terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodelogi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan. BAB II LANDASAN TEORI : Dalam bab ini berisikan tentang pengertian Tinjauan Mengenai Semiotika, Tinjauan Umum Tentang Film, Definisi Toleransi Agama. BAB III GAMBARAN UMUM FILM ASSALAMUALAIKUM BEIJING : Dalam bab ini berisi gambaran film Assalamualaikum Beijing, latar belakang pembuatan film Assalamualaikum Beijing, sinopsis film, profil sutradara, profil Maxima Pictures, profil tim produksi, profil pemain, dan keunggulan film. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN : Dalam bab ini menjabarkan temuan dan analisis semiotika film Assalamualaikum Beijing, narasi adegan yang diteliti, makna konotasi, denotasi dan mitos. BAB V PENUTUP : Dalam bab terakhir ini berisi penutup mengenai kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Mengenai Semiotika 1. Pengertian Semiotika Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari bahasa Yunani yaitu semion yang artinya adalah “tanda”. Tanda didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap yang mewakili sesuatu yang lain. Secara terminologis, semiotik adalah ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Van Zoest mendefinisikan semiotik sebagai “ilmu tanda (sign) dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya antara lain cara berfungsinya,
hubungannya
dengan
kata
lain,
pengiriman
dan
penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya”. Preminger mengatakan bahwa semiotik adalah ilmu tentang tandatanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari sistemsistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.1 Semiotika sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut “tanda” dengan demikian semiotika mempelajari hakekat tentang keberadaan tanda, baik itu dikonstruksikan oleh simbol dan kata-kata yang 1
Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 96.
11
12
digunakan dalam konteks sosial.2 Semiotika dipakai sebagai pendekatan untuk menganalisa sesuatu baik itu berupa teks gambar ataupun simbol di dalam media cetak ataupun elektronik. Dengan asumsi media itu sendiri dikomunikasikan dengan simbol dan kata. 2. Tanda dan Makna dalam Semiotika a. Tanda Semua model makna memiliki bentuk yang secara luas serupa atau mirip. Masing-masing memperhatikan tiga unsur yang mesti ada dalam setiap studi tentang makna. Ketiga unsur tersebut adalah tanda, acuan tanda, dan pengguna tanda. Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsi indra kita, tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri, dan bergantung pada pengamatan oleh penggunanya sehingga bisa disebut tanda. Suprapto
mengatakan:
“Tanda
dalam
acuannya
dan
penggunaannya sebagai tiga titik dalam segitiga. Masing-masing terkait erat pada dua yang lainnya, dan dapat dipahami dalam artian pihak lain”.3 Lebih lanjut Suprapto mengatakan : “Tanda terdiri atas bentuk fisik plus konsep mental yang terkait, dan konsep ini merupakan pemahaman atas realitas eksternal”.4
2 3
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 87. Suprapto, Tommy, Pengantar Teori Komunikasi (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006), h.
114. 4
114.
Suprapto, Tommy, Pengantar Teori Komunikasi (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006), h.
13
Berdasarkan
beberapa
pernyataan
di
atas,
maka
dapat
disimpulkan bahwa tanda terdiri pada realitas hanya melalui konsep orang yang menggunakannya. b. Kategori-Kategori Tanda Suprapto menjelaskan berbagai cara dalam meyampaikan makna dengan membuat tiga kategori tanda yang masing-masing menunjukkan hubungan berbeda di antara tanda dan objeknya atau apa yang diacunya. (1) Ikon adalah tanda yang memunculkan kembali benda atau realitas yang ditandainya, misalnya foto atau peta. (2) Indeks ada hubungan langsung antara tanda dan objeknya. Ia merupakan tanda yang hubungan eksistensionalnya langsung dengan objeknya. (3) Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan dengan objeknya berdasarkan
konvensi,
kesepakatan
atau
aturan
kata-kata
umumnya adalah simbol.5 Tommy Suprapto dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Teori Komunikasi”, mengemukakan beberapa pokok pikiran tentang makna dan tanda dalam proses komunikasi, diantaranya adalah sebagai berikut: (1) Dalam proses komunikasi, seperangkat tanda merupakan hal yang penting karena ini merupakan pesan yang harus dipahami oleh 5
120.
Suprapto, Tommy, Pengantar Teori Komunikasi (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006), h.
14
komunikan. Komunikan harus menciptakan makna yang terkait dengan makna yang dibuat oleh komunikator. Semakin banyak kita berbagi kode yang sama, makin banyak kita menggunakan sistem tanda yang semakin sama. (2) Tanda-tanda (sign) adalah basis dari seluruh kegiatan komunikasi. Manusia dengan perantara tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Kajian tentang tanda dalam proses komunikasi tersebut sering disebut semiotika komunikasi. (3) Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda, yang salah satu diantaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi, yaitu: pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran komunikasi, dan acuan hal yang dibicarakan. (4) Semiotika mempunyai 3 bidang, yaitu : a) Tanda itu sendiri. Hal ini terdiri atas aturan tentang berbagai tanda yang berbeda, cara tanda-tanda yang berbeda itu dalam menyampaikan makna, dan cara tanda-tanda itu terkait dengan manusia yang menggunakannya. b) Kode atau sistem yang mengorganisasikan tanda. Studi ini mencakup cara berbagai kode dikembangkan guna memenuhi kebutuhan suatu masyarakat atau budaya atau untuk mengeksploitasi mentransmisinya.
selama
komunikasi
yang
tersedia
15
c) Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja. Ini pada gilirannya bergantung pada penggunaan kode-kode dan tandatanda itu untuk keberadaan dan bentuknya sendiri.6 c. Makna Semiotik berusaha menggali hakikat sistem tanda yang beranjak keluar kaidah tata bahasa dan sintaksis dan yang mengatur arti teks yang rumit, tersembunyi, dan bergantung pada kebudayaan. Hal ini kemudian menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti penunjukan (dennotative), kaitan dan kesan yang ditimbulkan dan diungkapkan melalui penggunaan dan kombinasi tanda. Menurut Alex Sobur,7 makna sebuah tanda sangat dipengaruhi oleh tanda yang lain. “Makna dianggap sebagai fenomena yang bisa dilihat sebagai kombinasi beberapa unsur dengan setiap unsur itu. Secara sendiri-sendiri,
unsur
tersebut
tidak
mempunyai
makna
sepenuhnya”.
Menurut Aminuddin mengatakan : “Makna adalah hubungan antara bahasa dan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti”.8
6
Suprapto, Tommy, Pengantar Teori Komunikasi (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006),
h.123 7
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h. 126. Aminuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra (Bandung: PT Sinar Baru Algesindo, 2000), h.153. 8
16
Dalam pandangan Sumadiria, makna dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni 9: (1) Makna menjadi isi abstraksi dalam kegiatan bernalar secara logis sehingga membuahkan proposisi kebahasaan. (2) Makna menjadi isi dari suatu bentuk kebahasaan. (3) Makna menjadi isi komunikasi yang mampu membuahkan informasi tertentu. Sebuah makna berasal dari petanda-petanda yang dibuat manusia, ditentukan oleh kultur atau subkultur yang dimilikinya yang merupakan konsep
mental
yang
digunakan
dalam
membagi
realitas
dan
mengkategorikannya sehingga manusia dapat memahami realitas tersebut. 3. Teori Semiotik Menurut Roland Barthes Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure, Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat menentukan makna, akan tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa menyampaikan makna yang berbeda pada orang yang berbeda situasinya. Roland Barthes meneruskan pemikiran tersebut dengan menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami diharapkan oleh penggunanya. Gagasan barthes ini dikenal dengan “order of signification” (signifikansi dua tahap), mencakup denotasi (makna sebenarnya sesuai kamus) dan konotasi (makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural dan personal). Di 9
Sumadiria, AS Haris, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), h. 26.
17
sinilah titik perbedaan Saussure dan Barthes meskipun Barthes tetap mempergunakan istilah signifier-signified yang diusung Saussure.10 Salah satu teori Sausurre yang dikembangkan Barthes adalah signifikansi. Teori tersebut membicarakan dikotomi signifier (penanda) dan signified (pertanda), menurut Sausurre, bahasa sebagai sebuah sistem tanda terdiri atas dua aspek yang tidak terpisahkan. Signifier adalah aspek formal atau bunyi, sedangkan signfied adalah aspek makna atau konsep. Kesatuan diantara keduanya disebut tanda. Relasi tersebut menunjukkan bahwa jika citra akustis berubah, berubah pula konsepnya, demikian juga sebaliknya.11
First Order
Reality
Second Order
Signs
Culture Form
Denotati on
Connota tion
Signifie
Myth
Content Gambar 2.1 Signifikansi Dua Tahap 12
10
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1999), h. 15. 11 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 32. 12 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 127.
18
Roland Barthes membuat sebuah model sistematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus perhatian Barthes lebih tertuju kepada gagasan tentang signifikansi dua tahap. Pada gambar diatas, Barthes seperti yang dikutip Fiske menjelaskan signifikansi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Pada signifikansi tahap kedua yang berkaitan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos. Dalam teori Barthes semiotika menjadi dua tingkatan pertandaan, yaitu: a. Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda pada realitas, menghasilkan makna yang eksplisit, langsung dan pasti. b. Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda yang didalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti.13 Teori Roland Barthes (1915-1980), dalam teorinya Barthes mengembangkan semiotika menjadi dua tingkatan pertandaan, yaitu tingkat denotasi dan konotasi. Kata konotasi berasal dari bahasa latin connotare, “menjadi makna” dan mengarah pada tanda-tanda kultural yang 13
Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 127.
19
terpisah atau berbeda dengan kata (dan bentuk-bentuk lain dari komunikasi). Kata melibatkan simbol-simbol, historis dan hal-hal yang berhubungan dengan emosional. Roland Barthes, semiotikus terkemuka dari Prancis dalam bukunya Mythologies (1972) memaparkan konotasi dari berbagai aspek kehidupan keseharian orang Prancis, seperti steak dan frites, deterjen, mobil ciotron dan gulat. Menurutnya, tujuannya untuk membawakan dunia tentang “apa-yang terjadi tanpa-mengatakan” dan menunjukan konotasi dunia tersebut dan secara lebih luas basis ideologinya. Sedangkan denotasi, dipihak lain menunjukan arti literatur atau yang eksplisit dari kata-kata dan fenomena yang lain. Sebagai contoh boneka barbie menunjukan boneka mainan, yang dipasarkan pertama kali pada tahun 1959, dengan tinggi 11,5 inci, dengan ukuran dada 5,25 inci, tinggi pinggang 3 inci dan pinggul 4,25 inci. Sementara konotasi dari boneka barbie, secara kontras penuh kontroversi.14 Menurut sebagian orang bahwa boneka barbie tersebut adalah lambang atau simbol dari emansipasi wanita. Bagi Barthes, mitos adalah sistem semiologis urutan kedua atau metabahasa. Mitos adalah bahasa kedua yang berbicara tentang bahasa tingkat pertama (penanda dan petanda) yang membentuk makna denotatif menjadi penanda pada urutan kedua pada makna mitologis konotatif.15 Produksi
mitos
dalam
teks
membantu
pembaca
untuk
menggambarkan situasi sosial budaya, mungkin juga politik yang ada 14
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1999), h. 15. 15 Tommy Christomy, Semiotika Budaya (Depok: PPKB Universitas Indonesia, 2004), h. 94.
20
disekelilingnya. Bagaimanapun mitos juga mempunyai dimensi tambahan yang disebut naturalisasi. Melaluinya sistem makna menjadi masuk akal dan diterima apa adanya pada suatu masa, dan mungkin tidak untuk masa yang lain. Pemikiran Barthes tentang mitos nampaknya masih melanjutkan apa yang diandaikan Saussure tentang hubungan bahasa dan makna atau antara penanda dan petanda. Tetapi yang dilakukan Barthes sesungguhnya melampaui apa yang lakukan Saussure. Bagi Barthes, mitos bermain pada wilayah pertandaan tingkat kedua atau pada tingkat konotasi bahasa. Barthes menambah pengertian ini menjadi makna pada tingkat konotasi. Konotasi bagi Barthes justru mendenotasikan sesuatu hal yang ia nyatakan sebagai mitos, dan mitos ini mempunyai konotasi terhadap ideologi tertentu.16 B. Tinjauan Umum Tentang Film 1. Definisi Film Menurut Undang-Undang Perfilman No. 6 tahun 1992, Bab 1, Pasal 1, film adalah karya cipta seni dan budaya dan merupakan media komunikasi massa pandang dan dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan cara di rekam pada pita selluloid, pita video, piringan hitam atau bahan hasil penemuan lainnya dalam bentuk, jenis, ukuran, melalui proses kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya yang dapat ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan lainnya.
16
Tedi Permadi, “Mitos” artikel diakses pada 8 Agustus 2015 dari http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/197006242 006041-TEDI_PERMADI/Mendekontruksi_Mitos_Mitos_Masa_Kini_sebuah_Resume.pdf
21
Film sebagai media komunikasi massa yang dipertunjukan di bioskop dengan jenis cerita yang terdiri dari film drama, komedi, musik, action, horror anak-anak, dan science fiction. Film berkembang menjadi sebuah media ekspresi dan mempunyai nilai komersial yang tinggi.17 Secara etimologis film adalah gambar hidup atau cerita hidup.18 Sebagai industri (an industry), film adalah sesuatu yang merupakan bagian dari produksi ekonomi suatu masyarakat dan ia mesti dipandang dalam hubungannya
dengan
produk-produk
lainnya.
Sebagai
komunikasi
(communication), film merupakan bagian penting dari sistem yang digunakan oleh para individu dan kelompok untuk mengirim dan menerima pesan (send and receive messages).19 Film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan (message) dibaliknya, tanpa pernah berlaku sebaliknya. Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan kemudian memproyeksikannya ke atas layar.20 Film telah menjadi media komunikasi audio visual yang akrab dinikmati oleh segenap masyarakat dari berbagai rentang usia dan latar belakang sosial. Kekuatan dan kemampuan film dalam menjangkau banyak segmen sosial, lantas membuat para ahli bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya.21
17
Askurifai Baksin, Membuat Film Indie Itu Gampang (Bandung: Katarsis, 2003), h. 6. Gatot Prakoso, Film Pinggiran-Antalogi Film Pendek, Eksperimental & Dokumenter (Jakarta: Fatma Press, FFTV-IKJ dengan YLP, 1997), h. 22. 19 Idy Subandy Ibrahim, Budaya Populer sebagai Komunikasi; Dinamika Popscape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h. 190. 20 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 127. 21 Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 127. 18
22
Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Fungsi edukasi dapat tercapai bila film nasional memproduksi film-film sejarah yang objektif, atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang.22 Film memberi dampak pada setiap penontonnya, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Melalui pesan yang terkandung di dalamnya, film mampu memberi pengaruh bahkan mengubah dan membentuk karakter penontonnya. Dalam
menyampaikan
pesan
kepada
khalayak,
sutradara
menggunakan imajinasinya untuk mempresentasikan suatu pesan melalui film dengan mengikuti unsur-unsur yang menyangkut eksposisi (penyajian secara langsung atau tidak langsung). Tidak sedikit film yang mengangkat cerita nyata atau sungguh-sungguh terjadi dalam masyarakat. Banyak muatan-muatan pesan ideologis di dalamnya, sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi pola pikir para penontonnya. Sebagai gambar yang bergerak, film adalah reproduksi dari kenyataan seperti apa adanya. Pada hakikatnya, semua film adalah dokumen sosial dan budaya yang membantu mengkomunikasikan zaman ketika film itu dibuat bahkan sekalipun ia tak pernah dimaksudkan untuk itu.23
22
Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), h. 136. 23 Idy Subandy Ibrahim, Budaya Populer sebagai Komunikasi; Dinamika Popscape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h. 191.
23
2. Unsur-unsur Dalam Film Sebagai alat komunikasi massa untuk bercerita, film memiliki unsur yang tidak dimiliki media massa lainnya. Adapun unsur-unsur yang berkaitan dengan film adalah: a. Skenario Skenario adalah rencana untuk pelakonan film berupa naskah. Skenario berisi sinopsis, deskripsi treatment (deskripsi peran), break down, rencana shot, dan dialog.24 Skenario film adalah naskah cerita film yang ditulis dengan berpegang pada standar atau aturan-aturan tertentu. Skenario ditulis dengan tekanan yang lebih mengutamakan visualisasi dari sebuah situasi atau peristiwa melalui adegan demi adegan yang jelas pengungkapannya. Penulis skenario film adalah seseorang yang menulis naskah cerita yang akan difilmkan. Naskah skenario yang ditulis penulis skenario itulah yang kemudian digarap atau diwujudkan sutradara menjadi sebuah karya film.25 b. Produser Unsur paling utama (tertinggi) dalam suatu tim kerja produksi atau pembuatan film adalah produser. Karena produserlah yang menyandang atau mempersiapkan dana yang dipergunakan untuk pembiayaan produksi film. Produser merupakan pihak yang bertanggungjawab terhadap berbagai hal yang diperlukan dalam proses pembuatan film. Selain dana, ide atau gagasan, produser juga harus menyediakan naskah
24
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h. 11. “Pengertian Sejarah dan Unsur-Unsur Film diakses pada tanggal 8 Juni 2015 dari http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-sejarah-dan-unsur-unsur-film.html 25
24
yang akan difilmkan, serta sejumlah hal lainnya yang diperlukan dalam kaitan proses produksi film. c. Sutradara Sutradara adalah orang yang paling bertanggungjawab terhadap proses pembuatan film di luar hal-hal yang berkaitan dengan dana dan properti lainnya. Karena itu biasanya sutradara menempati posisi sebagai orang penting kedua di dalam suatu tim kerja produksi film. Di dalam proses pembuatan film, sutradara bertugas mengarahkan seluruh alur dan proses pemindahan suatu cerita atau informasi dari naskah skenario kedalam aktivitas produksi. d. Penata Kamera (Kameramen) Penata kamera atau yang dikenal dengan sebutan kameramen adalah seseorang
yang
bertanggungjawab
dalam
proses
perekaman
(pengambilan) gambar di dalam kerja pembuatan film. Karena itu, seorang penata kamera atau kameramen dituntut untuk mampu menghadirkan cerita yang menarik, mempesona dan menyentuh emosi penonton melalui gambar demi gambar yang direkamnya di dalam kamera. Di dalam tim kerja produksi film, penata kamera memimpin departemen kamera. e.
Penata Artistik Penata artistik (art director) adalah seseorang yang bertugas untuk menampilkan cita rasa artistik pada sebuah film yang diproduksi. Sebelum suatu cerita divisualisasikan ke dalam film, penata artistik setelah terlebih dulu mendapat penjelasan dari sutradara untuk membuat
25
gambaran kasar adegan demi adegan di dalam sketsa, baik secara hitam putih maupun berwarna. Tugas seorang penata artistik di antaranya menyediakan sejumlah sarana seperti lingkungan kejadian, tata rias, tata pakaian, perlengkapan-perlengkapan yang akan digunakan para pelaku (pemeran) film dan lainnya. f. Penata Musik Penata
musik
adalah
seseorang
yang
bertugas
atau
bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pengisian suara musik tersebut. Seorang penata musik dituntut tidak hanya sekadar menguasai musik, tetapi juga harus memiliki kemampuan atau kepekaan dalam mencerna cerita atau pesan yang disampaikan oleh film. g. Editor Baik atau tidaknya sebuah film yang diproduksi akhirnya akan ditentukan pula oleh seorang editor yang bertugas mengedit gambar demi gambar dalam film tersebut. Jadi, editor adalah seseorang yang bertugas atau bertanggungjawab dalam proses pengeditan gambar. h. Pengisi dan Penata Suara Pengisi suara adalah seseorang yang bertugas mengisi suara pemeran atau pemain film. Jadi, tidak semua pemeran film menggunakan suaranya sendiri dalam berdialog di film. Penata suara adalah seseorang atau pihak yang bertanggungjawab dalam menentukan baik atau tidaknya hasil suara yang terekam dalam sebuah film. Di dalam tim kerja produksi film, penata suara bertanggungjawab memimpin departemen suara.
26
i.
Bintang Film (Pemeran) Bintang film atau pemeran film dan biasa juga disebut aktor dan aktris adalah mereka yang memerankan atau membintangi sebuah film yang diproduksi dengan memerankan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita film tersebut sesuai skenario yang ada. Keberhasilan sebuah film tidak bisa lepas dari keberhasilan para aktor dan aktris dalam memerankan tokoh-tokoh yang diperankan sesuai dengan tuntutan skenario (cerita film), terutama dalam menampilkan watak dan karakter tokoh-tokohnya. Pemeran dalam sebuah film terbagi atas dua, yaitu pemeran utama (tokoh utama) dan pemeran pembantu (piguran).26
3. Unsur-Unsur Pembentuk Film Secara umum film dapat dibagi atas dua unsur pembentuk, yakni unsur naratif dan unsur semantik, dua unsur tersebut saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain. (1) Unsur Naratif Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Dalam hal ini unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu adalah elemen-elemennya. Mereka saling berinteraksi satu sama lain untuk membuat sebuah jalinan peristiwa yang memiliki maksud dan tujuan, serta terikat dengan sebuah aturan yaitu hokum kausalitas (logika sebab akibat).27
26
“Pengertian Sejarah dan Unsur-Unsur Film” diakses pada tanggal 8 Juni 2015 dari http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-sejarah-dan-unsur-unsur-film.html 27 Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustka, 2009), h. 1-2.
27
(2) Unsur Sinematik Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam produksi sebuah film. Dalam unsur sinematik terdapat empat elemen pokok, yaitu: a. Mise-en-scene, yaitu segala sesuatu yang terdapat didepan kamera seperti komposisi gambar, setting tempat, alat peraga (property), actor (gerakan actor di dalam set), kostum (wardrobe) dan pencahayaan (lighting). b. Sinematografi, yaitu segala bentuk aktifitas kamera dan filmnya serta kaitan aktifitas kamera tersebut dengan objek yang akan diambil. Sinematografi merupakan sebuah bentuk seni yang sangat unik untuk gambar bergerak.28 Dalam sinematografi ini juga terdapat beberapa teknis sudut pengambilan gambar dan juga ukuran gambar dalam sebuah frame, berikut ini adalah penjelasannya: 1) Bird Eye View adalah suatu teknik pengambilan gambar yang dilakukan juru kamera dengan posisi kamera di atas ketinggian objek yang direkam.29 Sudut pengambilan ini misalnya dilakukan dari helikopter atau dari gedung bertingkat tinggi. 2) High angle
adalah sudut pengambilan gambar dengan posisi
kamera tepat berada di atas objek, teknik pengambilan gambar seperti ini memiliki arti dramatik yaitu kecil atau terpuruk. 3) Low Angle adalah sudut pengambilan gambar dengan posisi kamera berada dari bawah objek, sudut pengambilan gambar
28
Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2009), h.17. Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 121. 29
28
dengan posisi
kamera berada dari bawah objek, sudut
pengambilan gambar ini adalah kebalikan dari high angle. 4) Eye Level adalah sudut pengambilan gambar yang sejajar dengan posisi objek. Posisi kamera dan objek sejajar sehingga gambar yang diperoleh tidak ke atas atau ke bawah. Teknik pengambilan gambar eye level ini tidak menghasilkan efek dramatik tertentu. 5) Frog Eye adalah sudut pengambilan gambar yang dilakukan juru kamera dengan posisi sudut pengambilan gambar yang dilakukan juru kamera dengan ketinggian kamera sejajar dengan dasar (alas) kedudukan objek atau dengan ketinggian yang lebih rendah dari dasar (alas) kedudukan objek.30 4. Struktur Film Film merupakan suatu kesatuan gambar yang dibangun melalui kumpulan dari shot-shot, scene, sequence, dan totalitas sehingga inilah yang disebut struktur dari sebuah film. a. Shot Shot adalah suatu peristiwa yang direkam oleh kamera. Shot merupakan proses perekaman gambar (satu kali take) sejak kamera diaktifkan (on) hingga dimatikan (off). Sekumpulan shot biasanya dapat dikelompokan menjadi sebuah adegan. Satu adegan bisa berjumlah belasan hingga puluhan shot. Satu shot dapat berdurasi satu detik, beberapa menit bahkan beberapa jam.
30
Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 121-124.
29
Dalam dunia simatografi kode shot dinamakan dengan basic shot, basic shot adalah shot dasar yang dibangun untuk menampilkan seseorang pada ukuran-ukuran (size) tertentu. Berikut adalah bentukbentuk tampilan dari setiap shot : 1) Close Up (CU), sebuah shot yang menampilkan wajah seseorang dengan ukuran penuh. 2) Medium Close Up (MCU), menampilkan seseorang dengan ukuran dada keatas. 3) Medium Shot (MS), memperlihatkan tampilan seseorang dari batas pinggang keatas. 4) Medium Long Shot (MLS), menampilkan ukuran seseorang sebatas atas lutut atau bawah lutut. 5) Long Shot (LS), menampilkan seseorang secara utuh mulai dari kepala hingga kaki. 6) Big Close Up (BCU), bagian dari close Up, ukuranya lebih kecil daripada close up. 7) Extrim Close Up (ECU), gambar yang dihasilkan hanya fokus pada satu bagian saja. 8) Very Long Shot (VLS), latar subjek lebih dominan daripada subjek sendiri. 9) Extrim Long Shot (ELS), tidak menonjolkan subjek, penekanan pada latar dimana subjek berada.31
31
Joni Arman Hamid, Dasar-Dasar Fotografi dan Kamera Televisi (2014), h. 12-21.
30
b. Scene (adegan) Scene adalah gabungan dari beberapa shot yang menimbulkan satu pengertian yang utuh. Membangun satu scene sama dengan membangun sebuah kalimat yang terdiri dari awal, pengembangan atau pemaknaan, dan terakhir bagian penutup. Satu segmen pendek dari keseluruhan cerita yang memperlihatkan satu aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu, isi (cerita), tema, karakter atau motif. c. Sequence Sequence adalah satu segmen besar yang memperlihatkan satu peristiwa yang utuh. Satu sequence umumnya terdiri dari beberapa adegan yang saling berhubungan.32 Dalam karya literature, sequence bisa diibaratkan babak atau sekumpulan bab. C. Definisi Toleransi Agama 1. Pengertian Toleransi Toleransi dalam bahasa Arab yaitu tasamuh yang berarti memberikan kebebasan terhadap orang dan kelompok lain untuk beribadah, dan mengatur kehidupan mereka selama tidak bertentangan dengan kondisi stabilitas masyarakat.33 Toleransi adalah kesediaan menerima kenyataan pendapat yang berbeda-beda tentang kebenaran yang dianut. Dapat menghargai keyakinan
32
Heru Effendy, Mari membuat film, panduan menjadi produser (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1986), h. 35. 33 Dawam Rahardjo, Mujiburrahman, Andreas A. Yewangoe, Franz Magnis Suseno, Martin, Merayakan kebebasan beragama: bunga rampai menyambut 70 tahun Djohan Effendi (Jakarta: ICRP & Buku Kompas, 2009), h. 328.
31
orang lain terhadap agama yang dipeluknya, serta memberikan kebebasan untuk menjalankan perintah agama yang dianutnya dengan tidak bersikap mencela atau memusuhinya. Toleransi dalam hidup beragama bukan berarti meninggalkan prinsip agama masing-masing.34 Toleransi juga mengindikasikan adanya kesediaan untuk menerima keyakinan orang lain yang dianut. Adapun toleransi beragama dipahami sebagai
sikap
terbuka
dan
mau
mengakui
adanya
berbagai
macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa, adat istiadat, budaya, serta agama, atau yang lebih populer dengan sebutan inklusivisme, pluralism, dan multikulturalisme.35 Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT Q.S. Al-Hujurat:13 :
َّ َبٰوقَبَبئِ َلٰلِتَ َعب َرفُىاٰإِنَّ ٰأَ ْك َر َم ُٰك ْمٰ ِِ ْى َ َّبسٰإِو ََِٰٰلل ُ ٰىٰو َج َع ْلىَب ُك ْم ُ َّيٰبَٰيُّ َهبٰالى َ ًش ُعىب َ َٰوأُ ْوث َ بٰخلَ ْقىَب ُك ْمٰ ِمهْ ٰ َذ َك ٍر َّ َّأَ ْتقَب ُك ْمٰإِن َ َٰللَٰ َِلِي ٌم ٰٰخبِي ٌر Artinya : “Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsabangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Alllah maha mengetahui dan maha pengenal.” (Q.S. Al-Hujurat:13)
Toleransi beragama tidak terbatas antar pemeluk-pemeluk agama lainnya, tidak bersikap reaktif dan menentang, perlu adanya pendekatan secara musyawarah untuk saling memberikan informasi dan argumentasi agar tidak menimbulkan ketegangan-ketegangan.
34
Thoyib I.M dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 180. 35 “Definisi Toleransi” diakses pada 27 Agustus 2015 dari www.academia.edu
32
Dalam Islam dinyatakan agar menghormati dan menghargai penganut agama yang berbeda, dan mengajarkan amar ma’ruf nahi munkar yang artinya melakukan kebaikan dan tidak melakukan kejahatan, mengarahkan supaya hidup rukun, hidup sejahtera material dan spiritual. Seperti yang telah di jelaskan dalam Q.S. Al Mumtahanah ayat 8-9:
َّ الَٰيَ ْى َهب ُك ُم ٰٰولَ ْمٰيُ ْر ِر ُجى ُكمٰ نيمهٰ ِييَب ِر ُك ْم َ نييه ِ ََهٰالَّ ِييهَ ٰلَ ْمٰيُقَبتِلُى ُك ْمٰفِاٰال ِ َُِٰٰٰلل َّ َّسطُىاٰإِلَ ْي ِه ْمٰإِن )۸(َٰس ِطيه ِ أَنٰتَبَ ُّرو ُه ْمٰ َوتُ ْق ِ َٰللَٰيُ ِح ُّبٰا ْل ُم ْق َّ إِوَّ َمبٰيَ ْى َهب ُك ُم ٰٰوأَ ْخ َر ُجى ُكمٰ نيمهٰ ِييَب ِر ُك ْم َ نييه ِ ََهٰالَّ ِييهَ ٰقَبتَلُى ُك ْمٰفِاٰال ِ َُِٰٰلل (٩)َٰٰو َمهٰيَت ََىلَّ ُه ْمٰفَأ ُ ْولَئِكَ ٰ ُه ُمٰالظَّبلِ ُمىن َ اج ُك ْمٰأَنٰت ََىلَّ ْى ُه ْم ِ َوظَب َه ُرواٰ َِلَىٰإِ ْخ َر Artinya: “Allah tidak melarangmu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang berlaku adil (8). Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang yang zalim (9).” (Q.S. Al Mumtahanah ayat 8-9)
Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada halangan bagi umat muslim untuk berlaku baik, berbuat adil terhadap non muslim selama tidak membahayakan agama dan umat Islam. Akan tetapi Allah juga mengingatkan umat Islam bahwa hubungan dengan non muslim itu ada batasnya, yakni bilamana golongan lain memusuhi agama dan umat Islam, maka Allah melarang untuk bersahabat dengan mereka. Bahkan dalam situasi dan kondisi demikian umat Islam diwajibkan berjihad dengan jiwa
33
dan raga serta harta dan bendanya untuk mempertahankan Islam. Dalam Islam, Al-Qur’an telah memberi petunjuk bagaimana berdialog yang baik, sehingga bisa menghasilkan sikap saling pengertian, bukan saling berselisih dan kemudian terlibat konflik. Dalam hidup beragama dan bermasyarakat, umat manusia harus bersifat lapang dada, berjiwa besar dan tidak melakukan perbuatan tercela, tidak mengucapkan kata-kata yang menyinggung perasaan orang lain dan tidak melakukan tindakan yang dapat menimbulkan keresahan hati orang lain serta tidak mengganggu ketenangan beribadat. Menerima adanya perbedaan agama yang ada merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia dalam hidup beragama dan bermasyarakat. Kesediaan menerima kenyataan kemajemukan dalam pendapat dan agama, bersedia menerima kemajemukan masyarakat dengan tindakan tidak bersikap reaksi dan menentang, dihargai dan dihormati. Setiap ajaran agama mengandung ajaran keimanan atau kaidah-kaidah asasi yang dipercayai kebenarannya secara mutlak, yang bersumber kepada wahyu Ilahi yang diturunkan untuk umat manusia, dijadikan nilai dan norma hidup kemasyarakatan dan Negara.36 Adapun kaitannya dengan agama, toleransi beragama adalah toleransi yang mencakup masalah-masalah keyakinan pada diri manusia yang berhubungan dengan akidah atau yang berhubungan dengan ke-Tuhanan yang diyakininya. Seseorang harus diberikan kebebasan untuk menyakini dan memeluk agama (mempunyai akidah) masing-masing yang dipilih serta 36
Thoyib I.M dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 180-181.
34
memberikan penghormatan atas pelaksanaan ajaran-ajaran yang dianut atau yang diyakininya. Toleransi mengandung maksud supaya membolehkan terbentuknya sistem yang menjamin terjaminnya pribadi, harta benda dan unsur-unsur minoritas yang terdapat pada masyarakat dengan menghormati agama, moralitas dan lembaga-lembaga mereka serta menghargai pendapat orang lain serta perbedaan-perbedaan yang ada di lingkungannya tanpa harus berselisih dengan sesamanya karena hanya berbeda keyakinan atau agama. Toleransi beragama mempunyai arti sikap lapang dada seseorang untuk menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah mereka menurut ajaran dan ketentuan agama masing-masing yang diyakini tanpa ada yang mengganggu atau memaksakan baik dari orang lain maupun dari keluarganya sekalipun.37 Toleransi tidak hanya dilakukan antar kesesama pemeluk agama, tapi dengan yang tidak memiliki agama sekalipun. Toleransi dibedakan menjadi dua, yaitu toleransi pasif dan toleransi aktif. Toleransi pasif adalah sikap menerima perbedaan sebagai sesuatu yang nyata dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, tidak ada cara lain kecuali menerima perbedaan itu sebagai suatu fakta. Sedangkan toleransi aktif adalah toleransi yang tidak hanya sekadar berhenti pada sikap penerimaan terhadap kenyataan dari keragaman yang ada, akan tetapi toleransi yang diwujudkan dalam sikap membangun ko-eksistensi aktif dengan terlibat aktif dalam keragaman tersebut. Toleransi semacam ini 37
H.M. Ali dkk, Islam untuk Disiplin Ilmu Hukum Sosial dan Politik (Jakarta: Bulan Bintang, 1989), h. 83.
35
memungkinkan penganut agama yang berbeda untuk berdialog secara aktif dan bekerja sama dalam berbagai bidang.38 Dari apa yang telah dipaparkan diatas dapat diartikan bahwa toleransi merupakan sikap menenggang, membiarkan, membolehkan, baik berupa pendirian, kepercayaan, dan kelakuan yang dimiliki seseorang atas yang lainnya. Dengan kata lain toleransi adalah sikap lapang dada terhadap prinsip orang lain. Toleransi bukan berarti seseorang harus mengorbankan kepercayaan atau prinsip yang dianutnya. Dalam toleransi sebaliknya tercermin sikap yang kuat atau istiqamah untuk memegangi keyakinan atau pendapatnya sendiri. 2. Makna Agama Kata “Agama” dalam bahasa Indonesia sama artinya dengan kata “religien” dalam bahasa Inggris, sedangkan dalam bahasa Belanda disebut dengan “Religie”, yang kemudian diambil katanya dalam bahasa Indonesia menjadi Religi. Kata religi berasal dari bahasa Latin “Religere” yang berarti “to gather to gether” (berkumpul bersama-sama) atau “Religare” yang berarti “faster” (mengikat, ikatan atau pengikatan diri).39 Agama sebagai suatu keyakinan yang dianut oleh suatu kelompok atau masyarakat menjadi norma dan nilai yang diyakini, dipercayai, diimani sebagai suatu referensi, karena norma dan nilai mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Fungsi-fungsi tersebut yang dirumuskan dalam tugas dan fungsi
38
“Toleransi Pasif dan Toleransi Aktif” artikel diakses pada 14 September 2015 dari http://www.uin-alauddin.ac.id/download-01%20Sabara.pdf 39 Thoyib I.M dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 2.
36
agama. Fungsi agama dan lembaga keagamaan berfungsi sebagai lembaga pendidikan, pengawasan, pemupukan persaudaraan, dan lain-lain.40 Menurut Harun Nasution agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi oleh manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap dengan pancaindera, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari.41 Agama merupakan suatu hal yang dapat dijadikan sandaran bagi penganutnya jika terjadi hal-hal yang berada diluar jangkauan dan kemampuannya karena sifatnya yang supra-natural sehingga diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang non-empiris.42 Adapun fungsi agama yaitu peran agama dalam mengatasi persoalanpersoalan yang timbul dimasyarakat yang tidak dapat dipecahkan secara empiris, oleh karena itu diharapkan agama menjalankan fungsinya sehingga masyarakat merasa sejahtera, aman, stabil, dan sebagainya.43 Selain agama seperti Islam, Kristen, Budha, Hindu, dan lainnya ada pula sebuah keyakinan yang dianut oleh manusia misalnya paham Ateis dan Agnostik. Seperti dalam film Assalamualaikum Beijing seperti yang telah di paparkan oleh asisten sutradara bahwa tokoh Zhong Wen tidak memiliki agama dan bisa dibilang Ateis44, namun dalam salah satu adegan diperlihatkan bahwa tokoh Zhong Wen bukanlah menganut keyakinan 40
Dr. Aloliliweri, M.S., Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2011), h. 254. 41 Dr. Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: PT RajaGrafindo, 1997), h. 12. 42 Dr. H. Dadang Kahmad, M. Si., Sosiologi Agama (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 129-130. 43 Dr. H. Dadang Kahmad, M. Si., Sosiologi Agama (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 130. 44 Wawancara Pribadi dengan Tebe Reviadi, 6 Agustus 2015.
37
Ateis akan tetapi Agnostik. Dalam salah satu adegan diperlihatkan ketika Zhong Wen ditanya agamanya oleh Dewa mantan Asma, Zhong Wen menjawab bahwa ia percaya adanya Tuhan namun hanya ragu dengan agamanya. Sesungguhnya Ateis dan Agnostik memiliki definisi yang berbeda. Ateis merupakan keyakinan seseorang mengenai tidak mempercayai adanya
keberadaan Tuhan dan dewa-dewi atau penolakan terhadap
teisme. Mereka inilah para dewa atau Tuhan yang tidak diyakini atau ditolak oleh seorang Ateis. 45 Sedangkan definisi Agnostik secara luas adalah keraguan kepada eksistensi Tuhan dan keraguan akan kebenaran agama, dan tak berhenti mencari kebenaran, tanpa langsung menerima pendapat seseorang, dan apabila ada bukti yang kuat, maka individu itu akan percaya dengan sendirinya.46 Berkenaan dengan pandangannya tentang Tuhan, Bertrand Russell menyatakan bahwa dia adalah seorang Agnostik. Baginya, Agnostik adalah orang yang berfikir bahwa tidak mungkin mengetahui kebenaran dalam masalah-masalah seperti tentang Tuhan dan kehidupan akhirat. Jika hal ini tidak mungkin untuk selamanya, setidaknya untuk masa sekarang. Agnostik berbeda dengan Ateis. Seorang beragama meyakini bahwa Tuhan itu ada, sebaliknya Ateis meyakini secara pasti bahwa Tuhan itu tidak ada. Sementara Agnostik menunda pengambilan keputusan, dengan menyatakan bahwa tidak cukup bukti untuk
45
“Pengertian Atheis” artikel diakses pada 12 Agustus 2015 dari http://www.ejurnal.com/2013/11/pengertian-atheisme.html 46 “Definisi Agnostik” artikel diakses pada 14 September 2015 dari https://agnostikindonesia.wordpress.com/2013/02/23/apa-itu-agnostik/
38
menegaskan atau menolak adanya Tuhan. Berbeda dengan seorang Ateis yang meyakini secara pasti ketiadaan eksistensi Tuhan, bagi seorang agnostik sekalipun menganggap bahwa eksistensi Tuhan sangat kecil kemungkinan adanya, namun ia tetap dalam posisi, sekecil apapun, bahwa eksistensi Tuhan tidaklah mustahil. Dalam pandangan Russel, eksistensi Tuhan sama tidak pastinya dengan eksistensi dewa-dewa Olimpia, seperti Zeus, Poseidon, maupun Hera. Demikian juga dengan eksistensi Odin maupun Brahma.47 Jadi jelas bahwa terdapat perbedaan antara Ateis dan Agnostik. Kalau Ateis adalah seseorang yang tidak mempercayai adanya keberadaan Tuhan dan dewa-dewi. Sedangkan Agnostik adalah seseorang yang masih memiliki kepercayaan adanya Tuhan, namun memiliki keraguan terhadap agama-agama yang ada.
3. Pengertian Toleransi Beragama Toleransi beragama dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup bersama masyarakat yang menganut agama lain dengan memiliki kebebasan untuk menjalankan prinsip-prinsip keagamaan (ibadah) masing-masing, tanpa adanya paksaan dan tekanan baik untuk beribadah maupun untuk tidak beribadah dari satu pihak ke pihak lain. Sebagai implementasinya dalam praktik kehidupan sosial dapat dimulai dari sikap kebersamaan antara penganut keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.48
47
“Agnostik menurut Bertrand Russell” artikel diakses pada 14 September 2015 dari http://www.academia.edu/3418084/Tuhan_dalam_Perspektif_Bertrand_Russell 48 “Toleransi beragama” artikel diakses pada 1 September 2015 dari https://www.academia.edu/7522137/Makalah_toleransi_beragama
39
Toleransi beragama harus dipahami sebagai bentuk sistem dan tata cara peribadatannya serta memberikan kebebasan untuk menjalankan keyakinan agama masing-masing. Toleransi antar umat beragama dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup bersama masyarakat yang memiliki agama dan keyakinan lain dengan memberikan kebebasan dalam menjalankan prinsipprinsip keagamaan (ibadah) masing-masing, tanpa adanya paksaan dan tekanan batin untuk beribadah maupun tidak beribadah dari satu pihak ke pihak lain.49 Pengertian toleransi beragama yaitu meyakini bahwa agamaku adalah agamaku, agamamu adalah agamamu.50 Seperti yang telah dijelaskan dalam Surat Al-Kafirun ayat 1-6 yang berbunyi :
َ ٰ﴾ٰو َالٰٓأَوَ ۠ب٣﴿ُٰ َُ﴾ٰو َالٰٓأَوتُ ْمٰ َِبَُِونَ ٰ َمبٰٓأَ ِْب٢﴿ٰ َ﴾ٰالٰٓأَ ِْبَُُٰ َمبٰتَ ْعبَُُون١﴿ٰ َٰقُ ْلٰيَٓأَيُّ َهبٰٱ ْل َكفِ ُرون َ َ ۶﴿ٰيه َِببٌَِٰ َّمبٰ َِبََتُّٰ ْم َ َ ﴾ٰلَ ُك ْمٰ ِييىُ ُك ْم٥﴿َُُٰ﴾ٰو َالٰٓأَوتُ ْمٰ َِبَُِونَ ٰ َمبٰٓأَ ِْب٤﴿ٰ ِ ٰولِ َىٰ ِي Artinya : “Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” Sikap toleransi beragama dapat dilakukan dengan cara saling menghormati, saling memuliakan, dan saling tolong menolong. Manfaat dari adanya sikap toleransi beragama yaitu: a. Menghindari terjadinya perpecahan Bersikap toleran merupakan solusi untuk menghindari terjadinya perpecahan dalam mengamalkan ajaran agama atau keyakinan umat beragama lainnya. 49
“Definisi Toleransi Antar Umat Beragama” diakses pada 27 Agustus 2015 dari https://www.academia.edu 50 “Definisi Toleransi” diakses pada 27 Agustus 2015 dari http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-toleransi/
40
b. Memperkokoh tali silaturahmi Memperkokoh tali silaturahmi dan menjaga hubungan baik dengan umat beragama atau berkeyakinan lainnya dapat menciptakan hubungan yang damai
dan
saling menghargai
antar
penganut
agama
lainnya.
Mengembangkan sikap toleran bahwa penganut agama dan keyakinan lainnya boleh menjalankan ajaran dan ritual agamanya dengan bebas dan tanpa tekanan. 51
51
“Definisi Toleransi Antar Umat Beragama” diakses pada 27 Agustus 2015 dari https://www.academia.edu
BAB III GAMBARAN UMUM A. Latar Belakang Pembuatan Film Assalamualaikum Beijing Film Assalamualaikum Beijing adalah film yang diangkat kisahnya dari sebuah novel karya Asma Nadia.1 Novel Assalamualaikum Beijing mendapatkan kategori sebagai novel National Best Seller.
Gambar 3.1 Cover Novel Assalamualaikum Beijing Kemudian kisah inspiratif dari novel Assalamualaikum Beijing dibuat menjadi
sebuah
film
oleh
Sutradara
Guntur
Soeharjanto.
Film
Assalamualaikum Beijing berdurasi 90 menit. Film Assalamualaikum Beijing yang dikategorikan masuk ke dalam genre drama religi. Informasi yang telah didapat peneliti dari hasil wawancara oleh asisten sutradara Tebe Reviadi, film Assalamualaikum Beijing merupakan film toleransi dimana film ini ditonjolkan mengenai toleransi antara dua orang
1
“Film Assalamualaikum Beijing” artikel diakses pada 31 Agustus 2015 dari http://www.festivalfilmbandung.com/2015/02/assalamualaikum-beijing-cenat-cenut.html
41
42
berbeda keyakinan yang dilakukan oleh tokoh Asma dan Zhong Wen, bagaimana sikap saling menghargai, menghormati dalam kehidupan sehari-hari dengan penganut agama dan keyakinan orang lain. Film Assalamualaikum Beijing dibintangi oleh sederet aktor dan aktris yang sudah tidak diragukan lagi bakat aktingnya di dunia hiburan perfilman Indonesia seperti Revalina S. Temat, Morgan Oey, Ibnu Jamil, Laudya Cynthia Bella, Deddy Mahendra Desta.2 Alur maju yang dihadirkan menjadikan film ini ringan dan mudah diikuti jalan ceritanya. Dialog-dialog yang digunakan sederhana dan tidak rumit. Lokasi yang dihadirkan dalam film ini yaitu suasana kota Beijing. Nilai lebih dari film ini adalah bukan hanya latar cerita yang menarik, tetapi juga informasi yang disampaikan tentang lokasi tersebut memberi wawasan baru pula kepada penonton. Lagu latar yang mengiringi sepanjang cerita pun sesuai dengan alur cerita film Assalamualaikum Beijing. Menurut beberapa komentar penonton yang sudah menonton film Assalamualaikum Beijing salah satunya dari kalangan selebritis Oki Setiana Dewi "Film Assalamualaikum Beijing kalau mau dikasih nilai dalam skala 1100 ini nilainya 99,9999. Ini film bagus banget, mulai dari actingnya luar biasa, alurnya, ceritanya luar biasa. Semuanya nyaris sempurna. Alhamdulillah. Ini bukan promo, tapi ini dari lubuk hati yang paling dalam. Sangat bagus dan sangat direkomendasi untuk ditonton." Dan komentar dari Ibu Elly Risman seorang Psikolog dan pakar parenting menulis: Film apik sangat layak tonton
2
“Cast Film Assalamualaikum Beijing” artikel diakses pada 31 Agustus 2015 dari http://www.film21bioskop.com/2014/11/film-assalamualaikum-beijing-2014.html
43
bagi anak praremaja Anda. Asma Nadia mengemas indah dalam AB keteguhan iman, kisah cinta yang unik dan menyentuh dengan sejarah Islam di China.3
B. Sinopsis Film Assalamualaikum Beijing
Gambar 3.2 Poster Film Assalamualaikum Beijing Di dalam film diceritakan seorang wanita solehah dan baik hati yang bernama Asmara. Wanita yang biasa dipanggil dengan panggilan Asma atau Ra itu mendapatkan kenyataan pahit sehari sebelum pernikahannya dilangsungkan, ia mendapat kabar bahwa kekasihnya Dewa telah berselingkuh dengan rekan sekantornya yaitu Anita. Dewa memohon kepada Asma untuk tidak membatalkan rencana pernikahannya, namun sayangnya Asma sudah terlanjur patah hati, karena Dewa sudah menghamili Anita. Asma meminta Dewa untuk bertanggungjawab kepada Anita.
3
“Komentar mengenai film AB” artikel diakses pada 31 Agustus 2015 dari https://idid.facebook.com/AsmaNadia.Penulis/posts/10155053051155422
44
Gambar 3.3 Cuplikan Adegan Film Assalamualaikum Beijing4 Tiga bulan kemudian Asma pun mendapatkan tawaran bekerja di Beijing, peluang yang didapatkan lewat bantuan sahabatnya yaitu Sekar dan Ridwan, suaminya Sekar. Asma bekerja di Kantor Koresponden Berita Indonesia di Beijing. Dalam salah satu perjalanannya di Beijing, Asma kemudian bertemu dengan seorang lelaki tampan yang bernama Zhong Wen di dalam bus. Saat Zhong Wen berkenalan dengan Asma, Zhong Wen teringat akan legenda Ashima dan ia menceritakan tentang legenda Ashima kepada Asma namun tidak dilanjutkan karena Zhong Wen sudah tiba ditempat tujuannya. Setibanya di apartemen, Asma pun menceritakan pertemuannya dengan Zhong Wen kepada sahabatnya Sekar dan Ridwan. Sekar begitu senang ketika mendengar Asma bertemu dan berkenalan dengan seorang laki-laki di Beijing, karena Sekar ingin agar Asma tidak bersedih lagi dengan pernikahannya yang gagal bersama Dewa.
4
Sumber dari film Assalamualaikum Beijing.
45
Asma mengira bahwa ketika ia berada di Beijing, ia adalah seseorang yang berkerudung ditengah-tengah masyarakat negeri tirai bambu tersebut. Ternyata Islam bukan sesuatu yang asing di Beijing, mereka menyebut Islam adalah agama yang murni dan menyebut Mekkah sebagai tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Perempuan muslimah di Beijing pun memakai kerudung juga.
Gambar 3.4 Cuplikan Adegan Film Assalamualaikum Beijing5 Asma melanjutkan perjalanannya menelusuri tempat-tempat wisata di Beijing bersama tour guidenya yang bernama Sunny. Ketika ditengah-tengah perjalanannya besama Sunny, Asma melihat ada sebuah toko milik seorang penduduk muslim di Beijing dan Asma ingin mewawancarainya. Di abad ke-7 ajaran Islam menyebar dari Timur Tengah masuk ke China tengah melalui jalur sutra yang legendaris, oleh karena itu Islam memiliki sejarah yang kaya di China. Islam diakui sebagai satu dari lima agama resmi di China, namun hanya pengikutnya yang paling kecil hanya 20 juta umat muslim.
5
Sumber dari film Assalamualaikum Beijing.
46
Suatu hari ketika Asma sedang melanjutkan perjalanan wisatanya, ia bertemu kembali dengan Zhong Wen. Zhong Wen menggantikan Sunny sebagai tour guidenya Asma. Asma dan Zhong Wen mengunjungi sebuah masjid tertua di China yaitu masjid Niujie yang dibangun pada tahun 996. Masjid tua yang memiliki bentuk seperti kuil tersebut terdapat banyak tulisantulisan arab dan lambang-lambang Islam. Disekitar bangunan masjid terdapat sebuah bangunan yang disebut dengan watching moon tower yaitu menara yang digunakan oleh para imam untuk melihat posisi bulan saat menentukan puasa dan menara tersebut bisa juga digunakan untuk tempat adzan. Masjid di China mengarah ke Mekkah sama dengan masjid-masjid yang lainnya yang arah kiblatnya ke Mekkah. Ada juga jam matahari, jam ini digunakan untuk menentukan waktu shalat. Setelah Asma dan Zhong Wen mengelilingi bangunan masjid, Asma mengajak Zhong Wen untuk masuk ke dalam masjid. Namun Zhong Wen yang beragama non muslim tidak diperbolehkan masuk ke dalam masjid dan terdapat pula sebuah papan diluar area masjid yang bertuliskan tidak boleh masuk untuk orang non muslim. Kemudian Asma pun masuk ke dalam masjid untuk melaksanakan shalat. Seusai shalat, Asma dan Zhong Wen pergi ke sebuah toko yang menjual berbagai macam benda salah satunya adalah kopiah. Asma memberikan sebuah kopiah kepada Zhong Wen untuk disimpan. Asma dan Zhong Wen kemudian melanjutkan perjalanannya. Ditengahtengah perjalanan, Zhong Wen menanyakan beberapa hal kepada Asma, seperti apakah wanita muslim di Indonesia tidak boleh bersalaman dengan cara bersentuhan tangan dengan laki-laki yang bukan mahromnya, Asma pun
47
menjawab iya, apalagi wanita yang menggunakan jilbab kecuali dengan mahrom atau suaminya. Asma dan Zhong Wen pergi ke suatu tempat untuk minum teh bersama. Zhong Wen menceritakan bahwa di China terdapat tradisi minum teh, tradisi ini sudah berlangsung sekitar 4000 tahun yang lalu. Minum teh di China banyak seninya seperti cara menuang, cara menyajikan, cara menyeduh. Menawarkan teh merupakan bentuk rasa hormat, bagi orang China teh diyakini dapat menjaga keseimbangan Yin dan Yang tubuh manusia. Menuangkan teh kepada orang lain merupakan wujud permintaan maaf. Zhong Wen dan Asma melanjutkan perjalanannya ke tembok besar China, disanalah Zhong Wen kemudian membacakan buku tentang legenda Ashima kepada Asma. Di suatu malam ketika Asma sedang bersama Sekar di apartemen, tiba-tiba Dewa datang untuk menemui Asma. Namun Asma berusaha untuk menghargai usahanya Dewa yang sudah datang jauh-jauh ke Beijing.
Gambar 3.5 Cuplikan Adegan Film Assalamualaikum Beijing6
6
Sumber dari film Assalamualaikum Beijing.
48
Suatu hari ketika Zhong Wen dan Asma berencana ke Yunan untuk melihat patung Ashima, Asma mendapatkan kenyataan pahit kembali yaitu Asma terserang penyakit APS (Antiphospholipid Syndrome), penyakit ini adalah sindrom darah kental. Asma pun kembali ke Indonesia untuk berobat karena Asma menderita stroke. Di Beijing, ketika Zhong Wen merindukan Asma, ia pergi mengunjungi masjid Niujie. Di masjid Niujie, Zhong Wen dihampiri oleh seorang imam yang mengenalkan tentang sahabat-sahabat Rasulullah, salah satunya Mush’ab bin Umair yang meninggalkan semua kekayaan dan kemewahan hidupnya karena rasa cintanya terhadap Allah. Di rumah sakit selain berjuang melawan penyakitnya, Asma pun berupaya untuk menghibur pasien di rumah sakit khususnya anak-anak dengan menceritakan legenda patung Ashima kepada mereka. Hidayah Allah yang diberikan kepada Zhong Wen melalui Asma membuat Zhong Wen kemudian memutuskan menjadi seorang mualaf. Suatu hari ketika Zhong Wen datang ke Indonesia untuk menenui Asma, namun disaat itu Asma sedang terserang penyakitnya dan terkena dibagian mata hingga menyebabkan Asma menderita kebutaan untuk sementara. Asma pun dibawa ke rumah sakit untuk dirawat karena Asma tidak sadarkan diri. Disaat Asma terbaring di rumah sakit, Zhong Wen menemui ibunya Asma untuk meminta restu bahwa ia ingin menikahi putrinya Asma karena Asma telah menuntunnya ke dalam cahaya hidayah Allah. Akhirnya Zhong Wen dan Asma menikah dan mereka hidup bahagia di Beijing.
49
C. Profil Sutradara Film Assalamualaikum Beijing
Gambar 3.6 Guntur Soeharjanto Guntur Soeharjanto sutradara asal Temanggung, Jawa Tengah mengawali karir didunia perfilman dengan menjadi asisten sutradara untuk film Biarkan Bintang Menari (2003). Debutnya sebagai sutradara lewat film Otomatis Romantis (2008).7 Karyanya beberapa kali muncul di 10 besar daftar film Indonesia terlaris tahunan. Seperti Film komedi Cinlok (2008) dan Purple Love (2011) yang sukses menjual lebih dari 500 ribu tiket bioskop, dan puncaknya adalah film 99 Cahaya di Langit Eropa (2013) yang menembus satu juta tiket bioskop. Kelarisan yang sama juga tentu diharapkan pada film terbarunya yaitu Runaway, yang memasang sosok Al Ghazali sebagai bintang utamanya. Selain itu
Guntur
juga
pernah
menghasilkan
film-film
seperti Tampan
Tailor (2013), Brandal-Brandal Ciliwung (2012) atau Ngebut Kawin (2010) Sutradara Guntur Soeharjanto pernah mendapatkan Piala Vidia di Festival Film Indonesia berkat FTV Juli di Bulan Juni (2005) dan Pahlawan Terlupakan (2013).8
7
“Guntur Soeharjanto” artikel diakses pada 6 Juli 2015 dari http://www.indonesianfilmcenter.com/cc/guntur-soeharjanto.html 8 “Guntur Soeharjanto” artikel diakses pada 6 Juli 2015 dari http://www.muvila.com/movies/spotlight/guntur-soeharjanto-bikin-film-pasti-laris-itu-mustahil140803k-page1.html
50
D. Profil Maxima Pictures Maxima Pictures didirikan oleh Yoen K pada tahun 2004. Sebelum Yoen K mengejar mimpinya sebagai produser dalam industri hiburan, ia memulai karirnya secara tertulis, bekerja sebagai wartawan dan penulis salin sebelum membangun dirinya dalam dunia bisnis sebagai kepala pemasaran di sebuah bank dan direktur komersial untuk sebuah perusahaan penerbangan. Bergabung dengan co-pendiri Ody Mulya dan Sudiadi, Maxima Pictures merilis film pertama yaitu Cinta Pertama pada tahun 2006. Sejak itu, kami telah menghasilkan lebih dari 40 film dan menghitung. Banyak film kami telah menerima banyak pengakuan dan pujian kritis seperti Kupu-kupu, dirilis pada tahun 2007, yang memenangkan Best Soundtrack pada Festival Film Internasional Bali. Film kami juga telah diakui secara Internasional dengan salah satu judul kami yaitu Air Terjun Pengantin, perdana di International Film Festival London. Setiap tahun, kami telah menghasilkan film-film yang telah berhasil masuk ke 10 besar tahun ini. Pada tahun 2010, lima dari sepuluh film yang diproduksi oleh Maxima Pictures. Efisiensi adalah kekuatan kunci dari departemen produksi kami yang memiliki peralatan shooting eksklusif termasuk offline dan online kemampuan pasca produksi. Proyek-proyek kami juga didukung oleh rumah departemen pemasaran, diakui oleh kualitas kunci seni, trailer, dan metode periklanan yang inovatif.9
9
“Maxima Pictures” artikel diakses http://www.maximapictures.com/index.php/aboutus
pada
6
Juli
2015
dari
51
E. Profil Tim Produksi Film Assalamualaikum Beijing Sebuah film tidak akan terbentuk tanpa adanya tim produksi yang bekerja. Tim produksi didalam film Assalamualaikum Beijing yaitu: 1. Departemen Produksi Sutradara
: Guntur Soeharjanto
Cerita
: Asma Nadia
Produser
: Ody Mulya Hidayat
Produser Eksekutif
: Yoen K
Penata skrip
: Alim Sudio
Line Producer
: Sudiadi
Casting Director
: Bhutet Erlina
Pimpinan Pasca Produksi
: Askan Larepand
2. Pemeran Revalina S Temat
: Asma
Morgan Oey
: Zhong Wen
Ibnu Jamil
: Dewa
Laudya Cynthia Bella
: Sekar
Deddy Mahendra Desta
: Ridwan
Cynthia Ramlan
: Anita
3. Departemen Kamera Penata Kamera
: Enggar Budiono
4. Departemen Artistik Disain Produksi
: Yoen K
Disain Produksi
: Guntur Soeharjanto
52
Disain Produksi
: Alim Sudio
Penata Busana
: Aldie Harra
Penata Rias
: Dian Anggraini Puspitasari
Penata Artistik
: Fransischus Dede V
5. Departemen Suara dan Musik Penata Musik
: Joseph S Djafar
Penata Suara
: Adityawan Susanto
Perekam Suara
: Enrico
6. Departemen Penyuntingan Penata Gambar
: Ryan Purwoko
Produksi
: Maxima Pictures
F. Profil Pemain Film Assalamualaikum Beijing 1. Revalina S. Temat : pemeran utama sebagai Asmara
Gambar 3.7 Revalina S. Temat Pemeran utama film Assalamualaikum Beijing diperankan oleh Revalina Sayuthi Temat. Wanita kelahiran 26 November 1985 ini banyak membintangi sejumlah film dan sinetron.10 Reva memulai kariernya sebagai juara favorit lomba pemilihan GADIS Sampul tahun 1999, kemudian melebar ke model dan sinetron serta film layar lebar. Beberapa
10
“Revalina S. Temat” diakses pada tanggal 6 Juni 2015 http://www.portalpengetahuan13.com/2015/03/profil-dan-biodata-lengkap-revalina-s.html
dari
53
sinetron
yang
pernah
dibintanginya
antara
lain
Percikan (2001), Sangkuriang (2003), Cintaku di Kampus Biru 2 (20032004), Bawang Merah Bawang Putih, Dicintai, Hikmah 2, Kembang Surga, dan Rahasia Perkawinan. Pada tahun 2006, Reva ikut bermain film layar lebar dengan membintangi film Pocong 2. Pada tahun 2009 lewat film Perempuan Berkalung Sorban Reva mendapat nominasi Penghargaan FFI untuk pemeran utama wanita terbaik di Festival Film Indonesia 2009 dan 2014. Pada tahun 2014 Reva kembali menjadi pemeran utama dalam sebuah film yang berjudul Assalamualaikum Beijing. Sebagai pemeran utama dalam film Assalamualaikum Beijing ini Reva yang memerankan sebagai tokoh Asma gadis berhijab memiliki karakter baik hati, sholehah, ramah, penyabar, dan pantang menyerah. Di Beijing, Asma bekerja disebuah kantor koresponden berita Indonesia. Asma sebagai seorang jurnalis muda yang menjadi reporter sekaligus penulis kolom untuk meliput kehidupan Islam di Tiongkok. 2. Morgan Oey : Zhong Wen
Gambar 3.8 Morgan Oey Handi Morgan Winata atau yang dikenal dengan Morgan Oey. Pria kelahiran 25 Mei 1990 adalah seorang actor dan penyanyi Indonesia yang
54
tergabung dalam sebuah grup boyband yaitu SM*SH sejak tahun 2010. Pada tanggal 25 September 2013, Morgan Oey telah secara resmi keluar dari SM*SH. Morgan banyak membintangi sejumlah drama televisi seperti Cinta Cenat Cenut (Serial TV) tahun 2011-2012, Putih Abu-Abu (Sinetron) tahun 2012, Surat Kecil Untuk Tuhan: The Series (Sinetron) tahun 2013, My Lovely Brother (TVM) tahun 2013, Merpati Tak Pernah Ingkar Janji (TVM) tahun 2013, Kau Yang Berasal Dari Bintang (Sinetron) tahun 2014. Di tahun 2014, Morgan Oey untuk pertama kalinya membintangi film layar lebar. Morgan menjadi pemeran pembantu dalam film Assalamualaikum Bejing. Morgan berperan sebagai Zhong Wen, laki-laki asal Tiongkok berkeyakinan Agnostik yang berprofesi sebagai tour guide.11 Zhong Wen kemudian bertemu dengan Asma, wanita berkerudung asal Indonesia. Zhong Wen tertarik kepada Asma karena sifat Asma yang begitu shalehah, cerdas, dan baik hati. Zhong Wen menjadi pemandu tour bagi Asma, menunjukkan dan menceritakan berbagai bangunan bersejarah di Beijing. Selama Zhong Wen bersama Asma, ia mendapatkan cahaya hidayah melalui Asma yang kemudian membuka hati Zhong Wen untuk menjadi seorang mualaf.
11
“Morgan Oey” artikel diakses pada tanggal 26 Juni 2015 http://www.indopos.co.id/2015/01/morgan-oey-dan-perannya-sebagai-zhongwen.html
dari
55
3. Laudya Cynthia Bella : Sekar
Gambar 3.9 Laudya Cynthia Bella Laudya Cynthia Bella yang biasa dipanggil Bella. Wanita yang lahir di Bandung, 24 Februari 1988 ini juga banyak membintangi sejumlah film dan sinetron.12 Awal karir Bella sebagai seorang model, bintang iklan, dan pernah terpilih sebagai finalis majalah Kawanku pada tahun 2002. Bella pernah membintangi banyak
sinetron diantaranya adalah Senandung Masa
Puber, Juragan Jengkol, Cinta Bunga dan masih banyak lagi. Ia juga mulai merambah dunia tarik suara bersama group vocal asuhan Melly Goeslaw yang dibentuk tahun 2006 yaitu Bukan Bintang Biasa bersama Raffi Ahmad, Chelsea Olivia Wijaya, Dimas Beck, dan Ayushita. Prestasi yang pernah diraih oleh Bella diantaranya adalah : 1. Tahun 2005 Festival Film Bandung nominasi Pemeran Utama Wanita Terpuji, 2. Tahun 2005 MTV Indonesia Movie Awards nominasi Most Rising Star Film The Virgin, 3. Tahun 2005 ParFi Awards nominasi Aktris Film Muda Terpilih, 4. Tahun 2005 SCTV Awards nominasi Aktris Muda Terpilih,
12
“Laudya Chintya Bella” artikel diakses pada tanggal http://profilseleb.blogspot.com/2008/12/laudya-chintya-bella.html
26
Juni
2015
dari
56
5. Tahun 2010 Insert Awards nominasi Aktris Paling Ngetop, 6. Tahun 2012 e-Guardian Awards nominasi Best Leading Actress Film Di Bawah Lindungan Ka’bah, 7. Tahun 2013 Indonesia Movie Awards nominasi Pemeran Utama Wanita Terfavorit Film Belenggu, dan masih banyak lagi. Tahun 2014 Bella kembali bermain di film layar lebar dan memerankan sebagai tokoh Sekar dalam film Assalamualaikum Beijing. Sekar adalah seorang wanita yang sudah memiliki suami yang merupakan sahabat Asma tokoh utama dalam film Assalamualaikum Beijing. Sekar adalah orang yang menggemari drama-drama korea. 4. Deddy Mahendra Desta : Ridwan (Suami Sekar)
Gambar 3.10 Deddy Mahendra Desta Deddy Mahendra Desta atau yang biasa dikenal dengan panggilan Desta. Desta mengawali kariernya pada penghujung era 1990-an sebagai penyiar radio dan kemudian menjadi drummer di grup musik Clubeighties. Setelah lepas dari Clubeighties, ia kemudian merambah ke dunia akting dengan membintangi beberapa judul film seperti Get Married dan Jagad X Code, Si Jago Merah, dan masih banyak lagi.
57
Pada
tahun
2014,
Desta
kembali
bermain
dalam
film
Assalamualaikum Beijing yang berperan sebagai Ridwan suaminya Sekar.13 5. Cynthia Ramlan : Anita
Gambar 3.11 Cynthia Ramlan Cynthia Ramlan lahir di Banjarmasin, 19 September 1987. Cynthia Ramlan baru dua kali membintangi film layar lebar di tahun 2014 yaitu Film Duel: The Last Choice, dan Assalamualaikum Beijing. Cynthia Ramlan dalam film Assalamualaikum Beijing berperan sebagai Anita. Anita adalah perempuan yang dihamili oleh mantan pacarnya Asma yaitu Dewa. Dalam film Assalamualaikum Beijing, Anita berusaha untuk merebut perhatian dan kasih sayangnya Dewa dari Asma karena Anita telah menjadi istri sah dari Dewa dan sedang mengandung anak kandung dari Dewa.14
13
“Deddy Mahendra Desta” artikel diakses pada tanggal 26 Juni 2015 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Desta 14 “Cynthia Ramlan” artikel diakses pada tanggal 26 Juni 2015 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Cynthia_Ramlan
58
6. Ibnu Jamil : Dewa
Gambar 3.12 Ibnu Jamil Ibnu Jamil adalah seorang aktor dan presenter. Ibnu Jamil membintangi sejumlah sinetron dan beberapa film. Sinetron perdananya yang berjudul Seandainya yang di produksi Multivision Plus bersama Ari Wibowo dan Desy Ratnasari. Prestasi yang pernah diraih Ibnu di Panasonic Gobel Awards 2015 kategori Presenter Olahraga. Di tahun 2014 Ibnu Jamil bermain dalam film Assalamualaikum Beijing. Ibnu memerankan tokoh sebagai Dewa mantan kekasih Ra. Karakter Dewa yang pantang menyerah untuk mendapatkan Ra kembali sebagai kekasihnya. Dewa berusaha mengabaikan istrinya yaitu Anita hanya untuk kembali kepada Ra. Namun usahanya sia-sia karena Ra sudah tidak ingin kembali kepada Dewa.15
G. Keunggulan Film Assalamualaikum Beijing Keunggulan dari film Assalamualaikum Beijing yaitu jalan cerita yang diangkat kisahnya dari sebuah novel karya penulis ternama yaitu Asma Nadia dan mendapatkan nominasi sebagai novel National Best Seller.
15
“Ibnu Jamil” artikel diakses pada tanggal 26 Juni 2015 dari https://id.wikipedia. org/ wiki/Ibnu_Jamil
59
Berkat penampilan terbaiknya, Reva berhasil memerankan peran sebagai wanita muslimah dan mengenakan kerudung yang sukses membawa Reva masuk kedalam nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 2014.16 Selain itu, saat ini film Assalamualaikum akan dibuat menjadi sinetron the series di salah satu televisi swasta.
16
“Revalina S. Temat” diakses pada tanggal 4 Agustus 2015 http://www.festivalfilmbandung.com/2015/02/assalamualaikum-beijing-cenat-cenut.html
dari
BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Semiotika dalam Film Assalamualaikum Beijing Film merupakan salah satu ide cerdas insan perfilman untuk meraih keuntungan, kepuasan dan ke-intelektualan membangun pesan. Saling berlomba-lomba membuat dunia terperangah adalah cita-cita yang sengaja mereka buat. Bisa terlihat dari penyuguhan gambar, ide cerita, sekenario, audio-visual dan bujet uang yang besar, yang mereka kumpulkan untuk menyulap sebuah cerita menjadi film yang dapat dinikmati. Maka dari hal tersebut, dalam kesempatan ini penulis mencoba
menganalisis film
Assalamualaikum Beijing dengan menggunakan model semiotika Roland Barthes, yaitu mencari makna denotasi, konotasi, dan mitos yang terdapat dalam film Assalamualaikum Beijing. Film Assalamualaikum Beijing mengisahkan tentang seorang perempuan bernama Asmara (Revalina S. Temat) yang harus menelan kenyataan pahit menjelang hari pernikahannya. Laki-laki yang menjadi calon suaminya, yaitu Dewa (Ibnu Jamil) justru mengaku selingkuh dan menghamili teman sekantornya, Anita (Cynthia Ramlan). Hal itu sontak membuat Asmara sangat terpukul dan kecewa. Ia pun memutuskan untuk membatalkan pernikahannya dan meminta Dewa untuk bertanggung jawab. Beberapa bulan berselang, Asmara memutuskan untuk move on dan menjalani kehidupannya yang baru di Beijing. Di sana ia bergabung bersama temannya, Sekar (Laudya Cynthia Bella) menjadi koresponden untuk sebuah media bagi masyarakat Indonesia. Dalam menjalani kesehariannya di Beijing,
60
61
Asmara juga dibantu oleh Ridwan (Deddy Mahendra Desta) yang tidak lain adalah suami dari Sekar. Di tengah kesibukannya di Beijing, Asmara bertemu dengan seorang pria asli Tiongkok bernama Zhong Wen (Morgan Oey). Mereka pun akhirnya berkenalan dan saling berbagi cerita. Keduanya tampak serasi dan selalu memiliki kebahagiaan disetiap pertemuannya. Asmara adalah seorang muslimah berhijab dan taat, sementara Zhong Wen tidak beragama. Dalam jalan cerita film ini di gambarkan bagaimana sikap toleransi dari dua orang tokoh yang berbeda keyakinan dan dari Negara yang berbeda. Itulah beberapa rangkaian kisah yang terjadi dalam film terbaru produksi Maxima Pictures berjudul Assalamualaikum Beijing. Film yang disutradarai oleh Guntur Soeharjanto ini mengangkat kisah kehidupan seorang muslimah di Beijing. Film ini juga merupakan adaptasi dari sebuah novel dengan judul yang sama dari penulis bernama Asma Nadia.
1. Scene 1 (10.57-11.23) Pada scene ini, adegan yang diperlihatkan adalah pertama kali Asma mendapatkan tugas pertama dari kantornya yaitu untuk mencari bahan untuk dimuat pada kolom berita. Kemudian Asma pergi ke suatu tempat tujuan dengan menaiki sebuah bus. Ketika sedang didalam bus Asma tidak tahu dimana halte tempat ia berhenti. Kemudian ia bertanya kepada salah seorang ibu-ibu penumpang bus namun ia tidak mengerti dengan bahasa yang digunakan Asma saat berkomunikasi. Lalu, tiba-tiba ada seorang laki-laki asal Beijing yang mengerti dengan bahasa Asma dan kemudian memberitahu Asma dimana ia harus
62
turun. Setelah itu mereka berkenalan dan Zhong Wen terkejut karena ia berkenalan dengan seorang wanita muslim tanpa bersentuhan tangan secara langsung. Tabel 4.1 Visual/ Gambar
Audio/ Suara
Type Of Shot
Zhong Wen : My name is Zhong Wen. (Nama saya Zhong Wen) (sambil mengulurkan tangannya)
Close Up Memperlihatkan wajah seseorang dengan ukuran penuh, dan memperlihatkan ekspresi Asma terkejut ketika melihat tangan Zhong Wen pada saat ingin berkenalan.
Asma : Asma. (berkenalan sambil menyedekapkan kedua tangannya)
Medium Close Up Memperlihatkan bagian dada ke atas dari subjek, terlihat bahwa kedua subjek sedang berkenalan tanpa berpegangan tangan langsung.
Medium Close Up Memperlihatkan bagian dada ke atas dari subjek, terlihat ekspresi Zhong Wen yang memandang tangannya ketika Asma tidak
63
membalas perkenalan dengan bersentuhan tangan secara langsung.
Denotasi : Pada adegan pertama terlihat Zhong Wen mengulurkan tangannya kepada Asma bermaksud untuk berkenalan, dan terlihat raut wajah Asma yang keheranan sambil melihat ke arah tangan Zhong Wen. Pada gambar kedua, terlihat Asma seorang wanita muslim yang dibalutkan kepalanya dengan hijab kembali memperkenalkan dirinya dengan menyedekapkan tangan sambil
menunduk
kemudian menyebutkan namanya. Pada adegan ketiga terlihat Zhong Wen melihat tangannya dan merasa keheranan dengan cara berkenalan Asma, namun Zhong Wen menghargai akan hal itu. Konotasi : Asma dan Zhong Wen sedang berada di Beijing yang terletak di Negara China. Pada gambar terlihat latar belakang tempat berada di dalam sebuah bus. Konotasi yang ingin disampaikan oleh gambar ini adalah ketika Zhong Wen mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Asma, namun Asma membalas perkenalan tersebut dengan menyedekapkan tangannya dan menunduk sambil memperkenalkan namanya sebagai bentuk sikap menghargai terhadap Zhong Wen yang berniat baik berkenalan padanya. Dan pada adegan selanjutnya terlihat Zhong Wen menatap tangannya sambil merasa keheranan karena cara berkenalan yang berbeda dengan Asma, akan tetapi Zhong Wen bersikap toleran atau menerima adanya perbedaan tersebut.
64
Mitos : Dalam potongan adegan diatas diperlihatkan bagaimana Zhong Wen ingin berkenalan dengan Asma, kemudian Asma pun memperkenalkan namanya kepada Zhong Wen. Dalam agama Islam, berkenalan dengan umat beragama atau berkeyakinan lain yang berasal dari Negara yang berbeda diperbolehkan. Seperti yang telah di jelaskan dalam surat Al-Hujurat ayat 13:
ارفُىا إِ َّن أَ ْك َر َم ُُ ْم َ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَ لَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوأُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُىبًا َوقَبَائِ َل لِتَ َع َّ َّللاِ أَ ْتقَا ُك ْم إِ َّن َّ ِع ْن َد َّللاَ َعلِي ٌم خَ بِي ٌر Artinya: “Wahai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha teliti.” (Q.S. Al-Hujurat: 13) Maksud dari ayat diatas dalam Tafsir Ibnu Katsier, Allah swt berfirman sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia dari seorang laki-laki, ialah Adam dan seorang perempuan ialah Hawa, kemudian menjadikan umat manusia berpecah-pecah menjadi bangsa-bangsa dan dari bangsa berpecah menjadi sukusuku, dengan demikian supaya mereka saling mengenal. Dan sesungguhnya umat manusia itu adalah sama di hadapan Allah, tiada suatu bangsa mempunyai kelebihan dengan yang lain, semuanya adalah sama-sama anak cucu Adam. Dan yang paling mulia di sisi Tuhan adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Pengenal.1 Sekedar berkenalan dengan umat beragama dan berkeyakinan lainnya termasuk bentuk toleransi pasif yaitu sikap menerima perbedaan sebagai sesuatu 1
H. Salim Bahreisy & H. Said Bahreisy, Tafsir Ibnu Katsier (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2005), h. 361.
65
yang nyata dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, tidak ada cara lain kecuali menerima perbedaan itu sebagai suatu fakta.2 Asma yang terlihat mengenakan jilbab menerangkan bahwa wanita yang berhijab atau berjilbab dijadikan lambang status seorang wanita muslimah. Sehingga dalam cara bersalaman dalam berkenalan pun untuk wanita muslim tidak boleh bersentuhan secara langsung dengan laki-laki yang bukan muhrimnya. Oleh Amr Bin Abdul Mun‟in di jelaskan bahwa seorang wanita tidak boleh bersalaman dengan laki-laki yang bukan muhrimnya, karena sentuhan merupakan langkah pendahuluan dari perzinaan. Hal itu dibenarkan oleh Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam, dimana beliau bersabda yang artinya : “Telah ditetapkan bagi anak cucu Adam bagian-bagiannya dari zina, yang dia pasti mengetahuinya. Zina kedua mata adalah berupa pandangan, zina kedua telinga berupa pendengaran, zina lisan berupa ucapan, zina kaki berupa langkah, sedangkan hati mengharap dan menginginkan, dan kemaluan yang membenarkan dan mendustainya”.3 2. Scene 2 (29.45-30.35) Pada scene ini, di perlihatkan adegan di suatu hari ketika Asma akan pergi bersama tour guidenya yaitu Sunny, tiba-tiba Asma bertemu dengan Zhong Wen, lalu Zhong Wen berkata bahwa ia akan menggantikan tugas Sunny karena Sunny berhalangan datang. Setelah berbincang-bincang, kemudian Asma dan Zhong Wen melanjutkan perjalanannya untuk mengelilingi sebuah masjid tertua di China yaitu masjid Niujie di kota Xi‟an. 2
“Toleransi Pasif dan Toleransi Aktif” artikel diakses pada 14 September 2015 dari http://www.uin-alauddin.ac.id/download-01%20Sabara.pdf 3 “Larangan wanita muslim bersalaman dengan yang bukan mahramnya” artikel diakses pada 8 September 2015 dari http://beritaislamimasakini.com/larangan-bersalaman-dengan-lakilaki-yang-bukan-muhrim.htm
66
Tabel 4.2 Visual/ Gambar
Audio/ Suara
Type of Shot
Asma: Umur masjid ini berapa? 100 tahun? (sambil menunjuk kearah bangunan)
Medium Close Up Memperlihatkan bagian dada ke atas dari subjek, terlihat bahwa kedua subjek sedang melihat kearah sebuah bangunan.
Zhong Wen : Lebih, dari itu. Masjid ini dibangun tahun 996. Asma : Wow 1000 tahun lebih?
Long Shot Digunakan untuk memperlihatkan tempat adegan ini berada, dan diperlihatkan sejumlah subjek yang sedang melakukan kegiatan ibadah.
Zhong Wen : Ya. Yang membedakan dengan bangunan khas China yang lainnya, disini terdapat tulisantulisan Arab dan lambang-lambang Islam, seperti itu. (sambil menunjuk ke atas).
Long Shot Menunjukan keseluruhan gambar fisik subjek serta memperlihatkan tempat adegan secara baik.
67
Zhong Wen : Ini watching moon tower, menara ini digunakan para imam untuk melihat posisi bulan saat menentukan puasa.
Long Shot Memperlihatkan secara jelas objek gambar yaitu tulisan Arab.
Asma : Ini bisa dipakai untuk adzan juga ya? Zhong Wen : Bisa. (Asma dan Zhong Wen memandangi salah satu bangunan masjid)
Long Shot Dalam adegan ini diperlihatkan subjek dan latar secara jelas. Terlihat kedua subjek sedang memandangi sebuah bangunan di area sekitar masjid.
Zhong Wen : Jika kuil Budha dibangung menghadap selatan, maka masjid ini dibangun langsung menghadap ke Mekkah, seperti masjid-masjid lainnya yang arah kiblatnya langsung ke Mekkah.
Long Shot Menunjukan keseluruhan gambar fisik subjek serta memperlihatkan tempat adegan secara baik.
68
Zhong Wen : Jam matahari. Asma : Ini untuk menentukan waktu shalat ya? Zhong Wen : Iya. (sambil menunjuk ke arah jam matahari)
Long Shot Dalam adegan ini yang ditonjolkan bukan pada subjeknya, melainkan pada objek atau latar tempatnya.
Denotasi : Asma adalah seorang turis dari Indonesia yang kemudian bertemu dengan Zhong Wen yang berprofesi sebagai tour guide yang dalam suatu kesempatan mengajak Asma menjelajahi suatu tempat. Asma begitu tertarik pada sebuah bangunan tua yaitu masjid Niujie. Pada gambar pertama terlihat Asma sedang menunjuk kearah bangunan masjid dan memulai pertanyaannya mengenai sejarah masjid tersebut kepada Zhong Wen. Sebagai seorang non muslim yang berprofesi sebagai seorang tour guide, Zhong Wen menjelaskan beberapa hal mengenai bangunan masjid tersebut. Seperti menunjukan adanya lambang Islam yaitu tulisan Arab yang terdapat pada sebuah bangunan di area masjid Niujie. Menjelaskan fungsi dari salah satu bangunan masjid yang struktur bangunannya seperti kuil. Zhong Wen menunjukan kepada Asma kesebuah benda yang berbentuk bulat dan ada jarum yang menancap ditengahnya dan menjelaskan fungsi dari benda tersebut.
Konotasi : Pada gambar terlihat latar belakang tempat berada didalam wilayah sebuah masjid. Masjid tua yang berada di kota Xi‟an, ibu kota Provinsi Shanxi di bagian
69
barat laut China.4 Masjid ini merupakan sebuah peninggalan umat Islam terdahulu. Konotasi yang ingin disampaikan oleh gambar ini adalah bagaimana Zhong Wen sebagai seorang tour guide yang beragama non muslim bertugas memberikan informasi yang jelas mengenai masjid Niujie ini kepada kliennya Asma tanpa memandang adanya perbedaan agama diantara mereka. Zhong Wen menjelaskan kepada Asma mengenai umur masjid Niujie dan strukrur bangunan masjid yang dapat dilihat dengan jelas bangunannya bukan seperti bangunan masjid pada umumnya melainkan seperti sebuah kuil, namun bedanya dengan kuil di dalam masjid ini terdapat beberapa tulisan-tulisan Arab seperti masjid-masjid pada umumnya, dan terlihat juga sejumlah orang yang sedang berkegiatan di dalam di masjid. Pada masjid Niujie terlihat bahwa Muslim di China pun sama dengan Muslim di Indonesia, wanita mengenakan jilbab dan laki-laki mengenakan kopiah. Zhong Wen kemudian mengajak Asma mengitari area masjid Niujie dan menjelaskan kembali beberapa sejarah dan fungsi beberapa bangunan penting seperti Watching Moon Tower yang digunakan oleh para imam untuk melihat posisi bulan saat menentukan puasa dan jam matahari yang berfungsi untuk menentukan waktu shalat. Zhong Wen juga menjelaskan perbedaan letak kuil Budha dan masjid kepada Asma, kuil Budha dibangung menghadap selatan, sedangkan masjid Niujie dibangun langsung menghadap ke Mekkah, seperti masjid-masjid pada umumnya.5
4
“Letak Masjid Xi‟an di China” artikel diaskes pada 13 Agustus 2015 dari http://www.kompasiana.com/arisheruutomo/blusukan-di-kampung-muslim-xi an_552a3d45f17e61b96ed62408 5 Sumber dari film Assalamualaikum Beijing.
70
Mitos : Xi‟an merupakan kota yang didirikan sekitar 300 tahun sebelum Masehi. Xi‟an telah menjadi 1 dari 13 kota megapolitan di China dengan berbagai peninggalan sejarah kota yang pernah menjadi ibu kota kerajaan China kuno yang sampai saat ini tetap dilestarikan dan dirawat dengan baik. Di Xi‟an, terdapat benteng kokoh yang mengelilingi kota, berdiri sejak zaman Dinasti Ming pada tahun 1370 Masehi seluas 14 km, lengkap dengan gerbang (gate) yang terdapat di beberapa titik. Di dalam kota Xi‟an terdapat perkampungan Muslim yang sudah ada sejak sekitar 1.400 tahun lalu yang disebut „Muslim Quarter‟ atau „Hui People’s Street‟, yaitu suatu kawasan yang mayoritas penduduknya adalah masyarakat suku Hui yang beragama Islam.6 Di kota Xi‟an terdapat masjid peninggalan sejarah yang sudah dibangun sejak tahun 996.7 Menurut Martin Frishman dalam buku Masjid-Masjid Bersejarah di Jakarta menerangkan bahwa masjid merupakan suatu bangunan yang berfungsi sebagai rumah atau tempat ibadah. Masjid adalah salah satu simbol dari agama Islam.8 Masjid merupakan sarana tempat kegiatan-kegiatan agama Islam dilakukan seperti shalat dan pengajian misalnya. Ciri khas dari bangunan masjid pada umumnya adalah kubah yang terdapat diatas bangunan masjid, namun bedanya masjid Niujie di China ini tidak memiliki kubah diatas bangunan masjidnya. Struktur bangunan masjid Niujie diadaptasi seperti bangunan kuil China. Masjid Niujie dengan masjid pada umumnya memiliki kesamaan yaitu terdapat tulisan dan lambang-lambang Islam pada bangunannya. Masjid Raya 6
“Sejarah Kota Xi‟an” artikel diakses pada 6 September 2015 dari http://www.kompasiana.com/arisheruutomo/blusukan-di-kampung-muslim-xian_552a3d45f17e61b96ed62408 7 Sumber dari film Assalamualaikum Beijing. 8 Kartum Setiawan, Masjid-Masjid Bersejarah di Jakarta (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 10.
71
Xi‟an adalah sebuah masjid yang terletak di kota Chang‟an yang saat ini dikenal dengan kota Xi‟an, masjid raya Xi‟an merupakan masjid yang pertama berdiri di Tiongkok.9 Dari tokoh Zhong Wen pada adegan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam hidup bermasyarakat memang sudah seharusnya kita sesama manusia hendaknya memberikan dan menyebarkan informasi yang penting mengenai bangunan-bangunan bersejarah seperti tempat beribadahnya umat muslim dan umat beragama lainnya kepada sesama manusia. Terlihat pula Asma yang beragama Muslim bersedia menerima informasi yang telah dijelaskan oleh Zhong Wen. Hal ini memiliki pesan bahwa setiap umat beragama dapat hidup saling berdampingan. Setiap orang seyogyanya dapat menerima informasi dari orang lain yang berbeda agama dengannya, selama informasi tersebut benar dan tidak menjelek-jelekan agama lain. Memberikan informasi kepada sesama umat muslim atau dengan yang non muslim serta dapat menghargai pendapat orang lain merupakan perwujudan sikap toleransi dalam beragama.10
3. Scene 3 (30.56-32.02) Pada scene ini, setelah Asma dan Zhong Wen mengelilingi area masjid dan berbincang-bincang mengenai sejarah masjid Niujie, Asma kagum akan pengetahuan Zhong Wen mengenai sejarah masjid tersebut, sampai-sampai Asma mengira Zhong Wen beragama Islam, namun kenyataannya Zhong Wen bukanlah seorang muslim. Setelah berkeliling mengitari area masjid, Asma dan Zhong Wen kembali ke masjid Niujie. Pada saat tiba di masjid, kemudian Asma pun hendak 9
“Masjid Xi‟an” artikel diakses pada 7 September 2015 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Raya_Xi%27an 10 H.M. Ali dkk, Islam untuk Disiplin Ilmu Hukum Sosial dan Politik (Jakarta: Bulan Bintang, 1989), h. 83.
72
melaksanakan ibadah shalat di masjid Niujie, sedangkan Zhong Wen menunggu diluar masjid.
Tabel 4.3 Visual/ Gambar
Audio/ Suara
Type of Shot
Asma : Masuk yuk. Zhong Wen : Maaf saya tidak boleh masuk. Asma : Kenapa? Zhong Wen : Saya bukan muslim.
Long Shot Menunjukan keseluruhan gambar fisik subjek serta memperlihatkan tempat adegan secara baik.
Medium Close Up Memperlihatkan bagian dada ke atas dari subjek, terlihat raut wajah Asma yang terkejut bercampur sedih.
Medium Close Up Menonjolkan objek, sebuah tulisan larangan masuk untuk orang yang tidak beragama muslim.
73
Long Shot Menunjukan keseluruhan gambar fisik subjek serta memperlihatkan tempat adegan secara baik.
Long Shot Menunjukan keseluruhan gambar fisik subjek, memperlihatkan Zhong Wen sedang berdiri diluar masjid.
Long Shot Menunjukan memperlihatkan tempat adegan secara baik dan memperlihatkan kegiatan yang dilakukan subjek
Denotasi : Asma mengajak Zhong Wen untuk masuk ke dalam masjid, namun Zhong Wen berkata tidak boleh masuk karena ia bukan seorang muslim. Kemudian terlihat raut wajah Asma yang terlihat begitu terkejut dan sedih. Asma masuk ke
74
dalam masjid. Zhong Wen yang bukan beragama Muslim mempersilahkan Asma untuk melaksanakan ibadah dan mematuhi aturan yang ada di masjid Niujie dengan melihat papan tanda yang terdapat di luar bangunan masjid.
Konotasi : Pada scene ini, terlihat Asma dan Zhong Wen masih berada di masjid Niujie. Asma awalnya tidak mengetahui jika Zhong Wen itu ternyata bukan beragama Islam, ia baru tahu ketika mengajak Zhong Wen untuk masuk ke dalam masjid Niujie. Asma terkejut karena ternyata Zhong Wen bukanlah seorang muslim namun begitu banyak mengetahui tentang sejarah masjid Niujie. Sebagai seorang wanita muslim, disela-sela kegiatannya ia tidak lupa akan kewajibannya sebagai seorang umat muslim yaitu melaksanakan ibadah shalat. Pada tokoh Zhong Wen diperlihatkan bahwa sebagai non muslim, ia memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain untuk mempersilahkan Asma melaksanakan ibadah serta mematuhi peraturan yang tertera pada sebuah tulisan di masjid Niujie yang bertuliskan dimohon untuk tidak masuk jika bukan seorang muslim.
Mitos : Toleransi antarumat beragama sudah tumbuh subur sejak abad ke-7, karena sejak itu ajaran Islam sudah menyebar dari Timur Tengah dan masuk ke China tengah melalui jalur sutera. Islam memiliki sejarah yang kaya di China, sehingga Islam diakui 1 dari 5 agama resmi di China.11 Toleransi beragama sudah tumbuh subur sejak dinasti Tang dan dinasti Song. Pedagang-pedagang dari Arab diizinkan pemerintah berdagang dan menyebarkan agama Islam, termasuk
11
Sumber dari film Assalamualaikum Beijing.
75
mendirikan masjid. Hubungan orang Arab dengan pemerintah dan rakyat setempat sangat baik.12 Dalam adegan diatas diperlihatkan toleransi beragama yang dilakukan oleh tokoh Zhong Wen yang tidak menghalangi Asma untuk beribadah bahkan ia mempersilahkan Asma untuk melaksanakan ibadah shalat dan menunggu Asma di luar masjid. Toleransi merupakan sikap lapang dada untuk menghormati dan membiarkan pemeluk agama lain untuk melaksanakan ibadah mereka menurut ajaran dan ketentuan agama masing-masing yang diyakini.13
4. Scene 4 (32:12-33:08) Seusai melaksanakan ibadah shalat, Asma dan Zhong Wen kembali melanjutkan perjalanannya. Kali ini Asma singgah sejenak di salah satu toko yang menjual beberapa cendramata dan perlengkapan shalat salah satunya yaitu kopiah. Kemudian Zhong Wen pun menghampiri Asma, dan Asma pun memanggil Zhong Wen untuk masuk ke dalam toko tersebut.
12
“Toleransi Beragama di China” artikel diakses pada 14 Agustus 2015 dari http://nasional.kompas.com/read/2008/05/28/18440319/toleransi.beragama.sudah.lama.tumbuh.su bur.di.china 13 Thoyib I.M dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 180.
76
Tabel 4.4 Visual/ Gambar
Audio/ Suara
Type of Shot Long Shot Digunakan untuk memperlihatkan tempat adegan ini berada, dan diperlihatkan gambar Asma yang sedang melihatlihat ke dalam toko.
Close Up Memperlihatkan benda secara jelas.
Asma : Zhong Wen. (Sambil melambaikan tangannya kepada Zhong Wen)
Long Shot Digunakan untuk memperlihatkan tempat adegan ini berada, dan diperlihatkan gambar Asma yang sedang melihat ke arah Zhong Wen, dan terlihat pula Zhong Wen sedang melihat ke arah Asma.
77
Asma : Ini buat Close Up kamu. (Sambil Memperlihatkan memberikan benda secara jelas. kopiah kepada Zhong Wen)
Zhong Wen : Buat Saya? Tapi saya kan bukan muslim.
Medium Close Up Gambar diambil hingga dada, sehingga terlihat ekspresi Zhong Wen yang sedang bertanya kepada Asma.
Asma : Ga apa- Medium Close Up apa, kamu simpen Gambar diambil aja. hingga dada, sehingga terlihat ekspresi Asma yang sedang berbicara kepada Zhong Wen.
Zhong Wen : Xiexie. (Terimakasih) Asma : Coba pake deh. (Kemudian Zhong Wen memakai kopiah tersebut dan di betulkan cara memakainya oleh Asma)
Medium Close Up Gambar diambil hingga dada, sehingga terlihat kegiatan yang sedang dilakukan oleh subjek.
78
Asma : Bagus.
Medium Close Up Gambar diambil hingga dada, sehingga terlihat ekspresi Asma yang sedang tersenyum melihat Zhong Wen memakai kopiah.
Zhong Wen Beneran?
: Medium Close Up Gambar diambil hingga dada, sehingga terlihat ekspresi Zhong Wen tersenyum ketika mengenakan kopiah pemberian Asma.
Denotasi : Pada gambar pertama terlihat Asma sedang memasuki sebuah toko. Pada gambar kedua diperlihatkan secara jelas Asma sedang memegang salah satu kopiah yang terdapat pada toko tersebut. Pada gambar ketiga Zhong Wen sedang berada di luar toko kemudian Asma memanggilnya dengan melambaikan tangan kepadanya. Pada gambar keempat Asma memberikan kopiah tersebut kepada Zhong Wen. Pada gambar kelima terlihat ekspresi Zhong Wen yang bertanya keheranan kepada Asma. Pada gambar keenam terlihat Asma sedang mengatakan sesuatu kepada Zhong Wen. Gambar ketujuh diperlihatkan Zhong Wen sedang menggunakan kopiah pemberian Asma dan kemudian Asma membantu memakaikan kopiah tersebut. Pada gambar kedelapan terlihat ekspresi Asma yang tersenyum ketika melihat Zhong Wen menggunakan kopiah tersebut. Pada gambar
79
terakhir terlihat ekspresi Zhong Wen yang tersenyum senang ketika diberikan kopiah oleh Asma serta menerima pemberian Asma walaupun Zhong Wen tahu bahwa ia dan Asma memiliki keyakinan yang berbeda.
Konotasi : Pada gambar terlihat latar belakang tempat berada didalam sebuah toko yang menjual beberapa cendramata dan perlengkapan shalat salah satunya yaitu kopiah. Zhong Wen yang bukan seorang muslim tidak segan untuk masuk ke toko tersebut ketika Asma mengajaknya. Di dalam toko terlihat Asma yang tertuju kepada salah satu benda yang terdapat pada toko tersebut yaitu sebuah kopiah yang kemudian ia berikan kopiah tersebut kepada Zhong Wen. Awalnya Zhong Wen ragu dan bertanya kepada Asma ketika ia diberi kopiah kalau ia bukan muslim. Namun Asma menjawab tidak apa-apa, disimpan saja. Kemudian Zhong Wen menggunakan kopiah tersebut, dan Asma pun membantunya untuk membetulkan kopiah tersebut sambil memuji Zhong Wen. Kemudian terlihat raut wajah Zhong Wen yang tersenyum gembira dan menghargai apa yang telah diberikan oleh Asma.
Mitos : Dalam Islam dinyatakan agar menghormati dan menghargai penganut agama yang berbeda, dan mengajarkan amar ma‟ruf nahi munkar yang artinya melakukan kebaikan dan tidak melakukan kejahatan, mengarahkan supaya hidup rukun, hidup sejahtera material dan spiritual.14 Seperti pada adegan yang dilakukan Asma yang memberikan kopiah kepada Zhong Wen hanya untuk 14
Thoyib I.M dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 180.
80
disimpan dan dijadikan kenang-kenangan merupakan bentuk sikap mempererat hubungan pertemanan yang terjalin diantara mereka. Kemudian sikap Zhong Wen menerima kopiah pemberian Asma merupakan bentuk perwujudan toleransi atau sikap menghargai dengan menerima pemberian yang diberikan oleh Asma yang beragama muslim.
5. Scene 5 (33:11-33.51) Pada scene ini, setelah Asma dan Zhong Wen keluar dari sebuah toko tempat penjualan kopiah, Asma dan Zhong Wen kembali melanjutkan perjalanannya. Di dalam perjalanan tersebut, Zhong Wen menanyakan beberapa hal kepada Asma. Tabel 4.5 Visual/ Gambar
Audio/ Suara
Type of Shot
Zhong Wen : Apa semua perempuan muslim di Indonesia bersalaman dengan cara seperti kamu? Asma : Iya, apa lagi kalau mereka memakai jilbab.
Long Shot Digunakan untuk memperlihatkan tempat adegan ini berada, dan diperlihatkan gambar Asma dan Zhong Wen sedang bercakap-cakap.
Zhong Wen : Jadi laki-laki dan perempuan tidak boleh bersentuhan sama sekali? Asma : Kecuali sama mahramnya.
Long Shot Digunakan untuk memperlihatkan tempat adegan ini berada, dan diperlihatkan Zhong Wen sedang berbicara dengan
81
Asma dengan memperlihatkan tangannya yang sedang disedekapkan.
Zhong Wen : Mahram? Asma : Mahram itu artinya lakilaki yang diharamkan atau tidak boleh dinikahi. Selain mahram, hanya sang suami yang boleh melihat muslimah tanpa jilbab atau menyentuh mereka.
Medium Close Up Gambar diambil hingga dada, sehingga terlihat kegiatan yang sedang dilakukan oleh subjek yaitu Asma sedang menjelaskan sesuatu kepada Zhong Wen.
Zhong Wen : Medium Close Up Memperlihatkan Kalau ciuman? wajah Asma : ga boleh. ekspresi dengan jelas dan fokus.
Zhong Wen : Medium Close Up Pelukan? Gambar diambil Asma : Ya ga hingga dada, boleh lah. sehingga terlihat kegiatan yang sedang dilakukan oleh subjek, Asma sedang berbincangbincang dengan
82
Zhong Wen sambil tersenyum. Denotasi : Terlihat pada gambar pertama Zhong Wen sedang bertanya kepada Asma mengenai cara bersalaman dengan perempuan muslim, sebagai seorang muslim yang berbeda agama dan keyakinan dengan Zhong Wen Asma pun bersedia menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Zhong Wen. Pada gambar kedua terlihat Zhong Wen kembali bertanya kepada Asma sambil memperagakan kedua tangannya yang disedekapkan. Pada gambar ketiga terlihat Asma sedang menjelaskan sesuatu kepada Zhong Wen. Pada gambar keempat terlihat ekspresi Zhong Wen dengan serius bertanya kembali kepada Asma. Pada gambar kelima terlihat Asma menjawab pertanyaan sambil tersenyum begitu juga dengan Zhong Wen yang memperlihatkan ekspresi tersenyum.
Konotasi : Konotasi yang terdapat pada adegan ini, Zhong Wen yang memiliki perbedaan agama dengan Asma, merasa ingin tahu tentang cara bersalaman yang dilakukan oleh semua perempuan muslim di Indonesia sama dengan apa yang dilakukan oleh Asma, dan bertanya jadi perempuan dan laki-laki tidak boleh bersentuhan sama sekali. Asma yang berkeyakinan Islam bersedia menjelaskan kepada Zhong Wen, bahwa perempuan dan laki-laki yang bukan mahramnya dilarang bersentuhan apalagi perempuan yang menggunakan jilbab. Lalu Zhong Wen terlihat bertanya kembali kepada Asma mengenai apa itu mahram, kemudian Asma menjelaskan mahram adalah laki-laki yang diharamkan atau tidak boleh dinikahi, selain mahram, hanya suamilah yang boleh melihat perempuan
83
muslimah tanpa jilbab atau menyentuh mereka. Saling tolong menolong dalam memberikan informasi kepada manusia yang sama maupun berbeda agama merupakan suatu sikap yang terpuji, selama tidak menyinggung atau memaksa seseorang tersebut yang berbeda agama agar masuk kedalam agama yang dianutnya.
Mitos : Umat Islam sangat menjunjung tinggi toleransi beragama, seperti yang tertuang dalam piagam Madinah yang mengatur hubungan antara komunitaskomunitas yang majemuk. Dalam piagam itu antara lain ditekankan pada hubungan tetangga yang baik, saling membantu dan menghadapi musuh bersama. Membela mereka yang teraniaya saling menasehati dan menghormati kebebasan beragama.15 Saling membantu dalam memberikan informasi atau pengetahuan tentang agama Islam terhadap umat beragama atau berkeyakinan lain juga merupakan bentuk perwujudan sikap toleransi dalam beragama. Seperti halnya Zhong Wen yang ingin mengetahui bagaimana cara bersalaman perempuan muslim dan menanyakannya kepada Asma. Asma menjelaskan dan memberitahu kepada Zhong Wen mengenai cara bersalamannya perempuan muslim, di dalam Islam wanita dengan lelaki yang bukan muhrimnya dilarang untuk bersentuhan.16 Rasulullah saw melarang berjabat tangan laki-laki dengan wanita yang bukan mahramnya. Beliau juga mengharamkan seorang laki-laki menyentuh wanita yang tidak halal baginya. Beliau bersabda: “Kepala salah seorang ditusuk 15
Dr. Soegeng Hardiyanti, Agama dalam Dialog: pencerahan, perdamaian masa depan (Jakarta: BPK gunung Mulia, 2003), h. 61. 16 Sumber dari film Assalamualaikum Beijing.
84
dengan jarum dari besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya”.17 Jadi, bersalaman, bersentuhan, apalagi berciuman adalah larangan agama bagi siapa saja tanpa pandang bulu. Jangankan menyentuh atau bersalaman, memandang agak lama saja sudah dilarang oleh agama. Hal ini menunjukkan betapa agama Islam sangat menghormati dan memuliakan kaum wanita dari tindakan-tindakan lelaki yang tidak bertanggung jawab.18 Memberitahu mengenai ajaran Islam kepada orang lain yang non muslim diperbolehkan selama tidak memaksanya untuk masuk dalam ajaran Islam. Seperti yang telah dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 256:
ْ ُالرشْـ ُد ِهنآ ا ْل آغ ِّي فآـ آونْ يَّـ ْكف ُّ آَلاِ ْك آراهآ فِى ال ِّد ْي ِن قآ ْد تَّبآيَّنآ ِت آويُ ْؤ ِهنْ ۢبِا هلل ِ ـر بِالطَّا ُغ ْى س ِو ْي ٌع آعلِ ْي ٌن ْ فآقآـ ِدا صا آم لآ آها آوهللاُ آ سكآ بِا ْل ُع ْر آو ِة ا ْل ُى ْثقى آَل ا ْنفِ آ ستآ ْو آ Artinya : Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut (apa saja yang disembah selain Allah SWT) dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Al-Baqarah: 256)
6. Scene 6 (33:56-34:30) Setelah berbincang-bincang mengenai cara bersalaman yang dilakukan oleh perempuan muslim. Kemudian Asma dan Zhong Wen kembali melanjutkan perjalanannya, dan kembali Zhong Wen dan Asma berbincangbincang seputar agama. Dalam obrolannya tersebut terdapat sikap memberikan argumentasi satu sama lain. 17
Mahmud asy-Syafrowi, Assalamu’alaikum Tebarkan Salam Damaikan Alam (Yogyakarta: Mutiara Media, 2009), h. 157. 18 “Larangan bersalaman, bersentuhan, dan berciuman” artikel diakses pada 7 September 2015 dari https://desaakhirat.wordpress.com/2013/03/18/larangan-bersalamanmenyentuh-wanitayg-bukan-muhrim-nya/
85
Tabel 4.6 Visual/ Gambar
Audio/ Suara
Type of Shot
Zhong Wen : Jika tidak ada agama, tidak akan ada saling bunuh, kekerasan, peperangan.
Long Shot Digunakan untuk memperlihatkan tempat adegan ini berada, dan diperlihatkan gambar Asma dan Zhong Wen sedang bercakap-cakap.
Asma : Kekerasan dan peperangan bukan terjadi hanya karena agama, tapi karena ambisi manusia yang ingin berkuasa dan serakah yang menjadi penyebab utama perang. Sesama penganut agama juga bisa perang, Negara yang ga percaya Tuhan aja perang.
Long Shot Digunakan untuk memperlihatkan tempat adegan ini berada, dan diperlihatkan gambar Asma dan Zhong Wen sedang bercakapcakap.
Zhong Wen : Tapi kenyataannya kan selalu mengatasnamakan agama.
Long Shot Digunakan untuk memperlihatkan tempat adegan ini berada, dan diperlihatkan gambar Asma dan Zhong Wen sedang bercakap-
86
cakap.
Asma : Itu Long Shot manusianya, Digunakan untuk bukan agamanya. memperlihatkan tempat adegan ini berada, dan diperlihatkan gambar Asma sedang menjelaskan sesuatu kepada Zhong Wen.
Asma : Kalau kamu membayangkan dunia akan damai tanpa agama, kamu justru salah besar Zhong Wen. Karena yang terjadi akan sebaliknya, perang akan jauh lebih dahsyat.
Medium Close Up Memperlihatkan bagian dada ke atas dari subjek, terlihat Asma sedang berbicara sambil membayangkan sesuatu.
Medium Close Up Memperlihatkan ekspresi Zhong Wen yang mengehela nafas sambil mengangguk.
87
Zhong Wen Cerdas.
: Medium Close Up Memperlihatkan ekspresi Zhong Wen yang memberikan dua jempol kepada Asma, dan ekspresi Asma ketika di beri dua jempol oleh Zhong Wen.
Denotasi : Pada gambar pertama terlihat Asma dan Zhong Wen sedang berjalan di tengah-tengah pepohonan rindang sambil bercakap-cakap. Di gambar kedua terlihat Asma sedang berbicara kepada Zhong Wen. Gambar ketiga terlihat ekspresi Zhong Wen yang serius saat berbicara dengan Asma. Gambar keempat terlihat Asma sedang menunjukkan tangannya kepada Zhong Wen. Gambar kelima terlihat raut wajah Asma dan Zhong Wen yang sedang membayangkan sesuatu. Gambar keenam terlihat ekspresi Zhong Wen yang sedang berfikir sambil mengangguk. Pada gambar yang ketujuh diperlihatkan adegan ketika Zhong Wen memberikan dua jempol kepada Asma, dan ekspresi Asma yang tersenyum melihat Zhong Wen memberikan dua jempol kepadanya. Dalam adegan ini terlihat Asma dan Zhong Wen saling berargumen satu sama lain, namun dari berargumen tersebut tidak menimbulkan tidak adanya sikap toleransi. Asma dan Zhong Wen dalam memberikan pendapatnya tetap menjaga sikap toleran saling mendengar argumen satu sama lain dan tidak menimbulkan perselisihan.
88
Konotasi : Konotasi yang terdapat pada adegan ini, Asma dan Zhong Wen berasal dari dua Negara yang berbeda dan memiliki perbedaan keyakinan ini saling bertukar informasi dan berargumen satu sama lain. Seperti yang terlihat pada adegan pertama ketika Zhong Wen membahas jika tidak ada agama, tidak akan ada saling bunuh, kekerasan, peperangan. Pada adegan kedua Asma menyanggah pendapat Zhong Wen secara halus, dengan menjelaskan kepada Zhong Wen bahwa kekerasan dan peperangan bukan terjadi hanya karena agama, tapi karena ambisi manusia yang ingin berkuasa dan serakah yang menjadi penyebab utama perang. Sesama penganut agama juga bisa perang, Negara yang ga percaya Tuhan aja perang. Kemudian pada adegan selanjutnya terlihat Zhong Wen kembali berargumen dengan halus dan berkata bahwa kenyataannya kan selalu mengatasnamakan agama. Lalu Asma menjelaskan kembali kepada Zhong Wen, itu manusianya, bukan agamanya. Kalau kamu membayangkan dunia akan damai tanpa agama, kamu justru salah besar Zhong Wen. Karena yang terjadi akan sebaliknya, perang akan jauh lebih dahsyat. Kemudian pada adegan selanjutnya terlihat Zhong Wen menerima pendapat Asma dan memuji Asma dengan berkata cerdas dan memberikan tanda dengan mengacungkan kedua jempolnya kepada Asma yang bisa diartikan bagus atau hebat. Asma dan Zhong Wen saling menghargai pendapatnya satu sama lain, hal ini merupakan wujud sikap toleransi diantara umat beragama.
Mitos : Dalam bahasa Arab toleransi disebut tasamuh yang artinya diantara mereka yang berbeda pendapat, hendaknya bisa saling memberikan tempat bagi pendapatnya.
Masing-masing
pendapat
berhak
untuk
mengembangkan
89
pendapatnya dan tidak saling menjatuhkan satu sama lain. Toleransi diartikan memberikan tempat kepada pendapat yang berbeda. Pada saat bersamaan sikap menghargai pendapat yang berbeda itu disertai dengan sikap menahan diri atau sabar. Oleh karena itu, diantara orang yang berbeda pendapat harus memperlihatkan sikap yang sama, yaitu saling menghargai dengan sikap yang sabar.19 Di dalam kehidupan sehari-hari, beradu pendapat dengan orang lain baik yang seagama maupun yang berbeda agama kerap kali terjadi. Namun dari sikap yang dicontohkan oleh tokoh Asma dan Zhong Wen diperlihatkan bagaimana sikap yang baik dalam menerima dan menyanggah pendapat orang lain. Sikap menyanggah pendapat orang lain harus dilakukan secara halus dan baik agar menghindari adanya perasaan tersinggung atau perdebatan hebat yang akhirnya menimbulkan perselisihan. Memberikan apresiasi baik kepada seseorang yang telah memberikan pendapat yang benar dan baik merupakan wujud dari sikap menghargai atau toleran.
7. Scene 7 (46:42-47:16) Pada scene ini diceritakan suatu ketika Asma dan Zhong Wen kembali bertemu, Zhong Wen memberikan sebuah tiket kereta kepada Asma untuk perjalanan menuju Yunan tempat patung Ashima berada. Di jalan Asma dan Zhong Wen kemudian bertemu dengan Dewa mantan kekasih Asma. Lalu mereka bertiga pergi menuju sebuah bangunan bersejarah di China yaitu Kuil bumi dan langit.
19
“Toleransi terhadap pendapat agama lain” artikel diakses pada 7 September 2015 dari httpstaff.uny.ac.id.
90
Tabel 4.7 Visual/ Gambar
Audio/ Suara
Type of Shot
Zhong Wen : Long Shot Inilah kuil bumi Digunakan untuk dan langit. memperlihatkan tempat adegan ini berada, dan diperlihatkan Zhong Wen sedang menunjuk ke suatu tempat.
Long Shot Digunakan untuk memperlihatkan tempat adegan ini berada.
Zhong Wen : Kuil bumi dan langit, kalau bumi diwakili dengan bangunan persegi empat, kalau langit diwakili oleh lingkaran.
Long Shot Digunakan untuk memperlihatkan tempat adegan ini berada, dan diperlihatkan Zhong Wen sedang menjelaskan bentuk bangunan kuil tersebut.
91
Zhong Wen : Nah, hal ini menyebabkan bahwa bumi dan langit bukan dua hal yang berbeda.
Medium Close Up Diperlihatkan objek gambar tembok yang berbentuk persegi empat.
Long Shot Digunakan untuk memperlihatkan tempat adegan ini berada, dan diperlihatkan Zhong Wen menjelaskan sejarah kuil kepada Asma.
Zhong Wen : Jadi salah kalau ada pepatah yang mengatakan bahwa ada perbedaan antara bumi dan langit. Karena pada akhirnya semua Long Shot perbedaan itu bisa Memperlihatkan dipersatukan. tempat adegan, dan terlihat Zhong Wen sedang mengepalkan kedua tangannya.
Dewa : Maaf, sorry instruksi sebentar. Agama kamu apa?
Long Shot Memperlihatkan tempat adegan, dan terlihat Dewa sedang bertanya kepada Zhong Wen.
92
Zhong Maaf?
Wen
: Close Up Memperlihatkan wajah seseorang dengan ukuran penuh, terlihat Zhong Wen memasang raut wajah kebingungan.
Dewa : Ya agama kamu, Hindu, Budha atau Kristen. Tapi yang jelas bukan Islam kan? Atheis?
Close Up Memperlihatkan wajah seseorang dengan ukuran penuh, terlihat ekspresi Dewa yang sedang berbicara serius kepada Zhong Wen.
Zhong Wen : Saya percaya dengan adanya Tuhan. Hanya ragu dengan agamanya.
Close Up Memperlihatkan wajah seseorang dengan ukuran penuh, terlihat Zhong Wen yang sedang berbicara kepada Dewa
Denotasi : Terlihat pada gambar pertama Zhong Wen sedang menunjukan tangannya kesuatu tempat. Pada gambar kedua terlihat secara jelas sebuah bangunan Kuil. Gambar ketiga terlihat Zhong Wen dan Asma menaiki tangga di area bangunan kuil sambil menjelaskan sesuatu. Gambar keempat terlihat sebuah objek tembok
93
yang berbentuk persegi empat. Pada gambar kelima terlihat Zhong Wen yang sedang menjelaskan sesuatu tentang bangunan Kuil dan mengacungkan dua jarinya, serta latar tempat yang terlihat adalah bangunan kuil yang berbentuk lingkaran. Gambar keenam terlihat Zhong Wen sedang menyatukan dan mengepalkan kedua tangannya sambil menjelaskan sesuatu kepada Asma. Asma dan Dewa yang berkeyakinan Islam tidak segan untuk memasuki kawasan Kuil dan melihat-lihat bangunan bersejarah tersebut. Asma pun tidak sungkan untuk menerima informasi mengenai sejarah Kuil tersebut yang telah dijelaskan Zhong Wen kepadanya. Kemudian adegan tambahan mengenai status agama yang dianut Zhong Wen, terlihat ketika Dewa berbicara kepada dengan Zhong dengan menunjukan jarinya kepada Zhong Wen. Adegan selanjutnya terlihat Zhong Wen yang begitu kebingungan dengan pertanyaan yang diberikan Dewa. Adegan selanjutnya diperlihat ekspresi Dewa ketika bertanya kepada Zhong Wen dengan wajah yang serius. Lalu terlihat ekspresi Zhong Wen yang menjawab pertanyaan Dewa dengan santai.
Konotasi : Konotasi yang terdapat pada adegan ini adalah ketika Zhong Wen mengajak Asma dan Dewa mengunjungi sebuah Kuil yang terdapat di China yang disebut dengan sebutan Kuil Bumi dan Langit. Pada gambar kedua terlihat dengan jelas tekstur bangunan Kuil yang berbentuk lingkaran dengan tiga tingkatan kubahnya. Pada gambar ketiga terlihat Zhong Wen sedang menjelaskan tentang tekstur dari bangunan Kuil tersebut yaitu kalau bumi diwakili dengan bangunan persegi empat, kalau langit diwakili oleh lingkaran dan diperjelas bangunan persegi empat yang terdapat pada ubin ditembok Kuil tersebut. Gambar
94
selanjutnya terlihat Zhong Wen mengangkat dua jarinya sambil menjelaskan kepada Asma bahwa bumi dan langit bukan dua hal yang berbeda. Gambar selanjutnya terlihat Zhong Wen menyatukan dan mengepalkan dua tangannya yang bermaksud bahwa salah jika ada pepatah yang mengatakan bahwa ada perbedaan antara bumi dan langit. Karena pada akhirnya semua perbedaan itu bisa dipersatukan. Dapat dilihat bahwa tidak hanya Zhong Wen yang mengetahui tentang sejarah Islam, Asma pun juga mendapatkan informasi dan pengetahuan tempat bersejarah baru yaitu Kuil bumi dan langit. Ini merupakan cerminan suatu sikap toleransi dalam beragama. Selain itu terdapat adegan dimana Dewa menanyakan agama yang dianut oleh Zhong Wen, kemudian Zhong Wen bertanya kembali sambil merasa keheranan. Pada adegan berikutnya terlihat Dewa memperjelas pertanyaannya kepada Zhong Wen mengenai agama apa yang di anut dengan menyebutkan beberapa agama, setelah itu terlihat Zhong Wen menjawab secara jelas bahwa ia mempercayai adanya Tuhan, hanya ragu dengan agamanya.
Mitos : Asma adalah seorang muslimah dari Indonesia yang membawa identitas muslimnya diamanapun ia berada dengan simbol yang selalu ia gunakan yaitu jilbab. Terlihat dalam adegan film ketika Asma di dalam kuil dengan menggunakan jilbab diantara orang-orang non muslim20, ini terbukti bahwa kaum muslim dan non muslim di China hidup saling berdampingan. Toleransi adalah kesediaan menerima kenyataan pendapat yang berbedabeda tentang kebenaran yang dianut. Dapat menghargai keyakinan orang lain 20
Sumber dari film Assalamualaikum Beijing.
95
terhadap agama yang dipeluknya.21 Toleransi beragama dipahami sebagai sikap terbuka dan mau mengakui adanya perbedaan baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa, adat istiadat, budaya, serta agama.22 Menerima adanya perbedaan agama yang ada merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia dalam hidup beragama dan bermasyarakat. Kesediaan menerima kenyataan kemajemukan dalam pendapat dan agama, dan bersedia menerima kemajemukan masyarakat dengan tindakan tidak bersikap reaksi dan menentang, dihargai dan dihormati. Setiap ajaran agama mengandung ajaran keimanan atau kaidah-kaidah asasi yang dipercayai kebenarannya secara mutlak, yang bersumber kepada wahyu Ilahi yang diturunkan untuk umat manusia, dijadikan nilai dan norma hidup kemasyarakatan dan Negara.23 Sekedar mengetahui sejarah atau pengetahuan tentang tempat ibadah agama lain dalam Islam diperbolehkan, selama tidak mengganggu keyakinan yang dianut. Sikap Asma menerima informasi yang telah dijelaskan oleh Zhong Wen mengenai Kuil tersebut merupakan salah satu sikap menghargai dan menerima atau bisa disebut dengan toleransi antar umat beragama. Pada adegan terakhir diatas juga dipelihatkan ketika Zhong Wen menjelaskan mengenai agama apa yang di anut dengan menjawab pertanyaan Dewa bahwasannya ia percaya adanya Tuhan, hanya ragu dengan agamanya. Sesuai dengan penjelasan diatas bahwasannya jika seseorang mempercayai adanya Tuhan namun ragu dengan agamanya disebut dengan orang yang berkeyakinan Agnostik. Agnostik adalah suatu keyakinan seseorang yang 21
Thoyib I.M dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 180. 22 “Definisi Toleransi” diakses pada 27 Agustus 2015 dari www.academia.edu. 23 Thoyib I.M dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 180-181.
96
menganggap bahwa eksistensi Tuhan tidaklah mustahil, sekalipun menganggap bahwa eksistensi Tuhan sangat kecil kemungkinan adanya, dan masih adanya keraguan akan kebenaran agama.24 Berbeda dengan Ateis mengenai keyakinan seseorang yang tidak mempercayai adanya keberadaan Tuhan dan dewa-dewi.25
8. Scene 8 (01:00:22-01:00:32) Setelah Asma dan Zhong Wen pergi ke Kuil Bumi dan Langit bersama Dewa mantan kekasih Asma, keesokan harinya ketika Asma dan Zhong Wen berencana untuk pergi ke Yunan melihat patung Ashima, tiba-tiba Asma jatuh sakit ketika ia berada di kantor dan harus dilarikan ke rumah sakit. Kemudian Asma pun kembali ke Indonesia untuk berobat, lalu Sekar memberikan surat kepada Zhong Wen yang ditulis oleh Asma. Setelah sekian lama Asma dan Zhong Wen tidak berjumpa bahkan tidak berkomunikasi. Zhong Wen merasa rindu dan kehilangan Asma. Hal yang Zhong Wen lakukan ketika rindu dengan Asma yaitu dengan mendatangi masjid Niujie dengan membawa kopiah yang pernah diberikan oleh Asma. Dari perkenalannya dengan Asma yang kemudian membuat Zhong Wen merasakan adanya hidayah masuk kedalam dirinya, sampai-sampai ia memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.
24
“Agnostik menurut Bertrand Russell” artikel diakses pada 14 September 2015 dari http://www.academia.edu/3418084/Tuhan_dalam_Perspektif_Bertrand_Russell 25 “Pengertian Atheis” artikel diakses pada 12 Agustus 2015 dari http://www.ejurnal.com/2013/11/pengertian-atheisme.html
97
Tabel 4.8 Visual/ Gambar
Audio/ Suara
Type Of Shot
Ustad : Asyhadu Alla Ilaha Illallah. Zhong Wen : Asyhadu Alla Ilaha Illallah.
Long Shot Digunakan untuk memperlihatkan tempat adegan ini berada, dan diperlihatkan bagaimana seorang Ustad sedang membimbing Zhong Wen untuk mengucapkan lafaz Allah.
Ustad : Wahdahu Laa Syarikalah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Abduhu Warasuluh. Zhong Wen : Wahdahu Laa Syarikalah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Abduhu Warasuluh.
Medium Close Up Memperlihatkan bagian dada ke atas dari subjek, terlihat Zhong Wen dan seorang Ustad sedang mengangkat satu sambil melafazkan lafaz Allah.
Denotasi : Pada gambar pertama diperlihatkan Zhong Wen dengan seorang ustad sedang berada di dalam sebuah masjid dan sedang duduk berhadapan. Pada gambar kedua terlihat secara jelas bagaimana Zhong Wen dan seorang Ustad tersebut mengangkat salah satu jarinya ke atas sambil mengucapkan lafaz Allah.
98
Konotasi : Konotasi yang terdapat pada adegan ini adalah ketika Zhong Wen dan seorang ustad berada di dalam masjid dan sedang duduk berhadapan. Zhong Wen dibimbing seorang Ustad untuk mengucapkan lafaz dua kalimat syahadat sebagai syarat menjadi seorang mualaf. Pada gambar kedua terlihat bagaimana Zhong Wen dan seorang Ustad mengangkat salah satu jarinya ke atas sebagai tanda bahwa Allah itu satu, tiada Tuhan selain Allah.
Mitos : Mualaf berasal dari bahasa Arab yang berarti tunduk, menyerah, dan pasrah. Sedangkan, dalam pengertian Islam, mualaf digunakan untuk menunjuk seseorang yang baru masuk agama Islam.26 Syarat menjadi seorang mualaf adalah mengucapkan dua kalimat syahadat Asyhadu an Laa Ilaaha Illa Allah wa Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Syahadat tersebut artinya adalah persaksian, bahwa dengan kalimat tersebut, seorang mualaf tersebut telah mengetahui secara ilmu dan bersaksi serta benar-benar meyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa hanya Allah swt satu-satunya Illah (Tuhan) yang pantas untuk disembah, begitu juga bahwa Baginda Nabi Muhammad saw adalah utusan dan Nabi terakhir yang diutus oleh Allah.27 Dari adegan diatas dapat disimpulkan bahwa Zhong Wen telah mendapatkan hidayah yang masuk atau yang ia dapatkan ketika ia bersama Asma. Karena percakapannya dengan Asma mengenai pertanyaan-pertanyaan bagaimana
26
“Definisi Mualaf” artikel diakses pada 7 Oktober 2015 dari http://www.mualafcenter. com/ tujuan/pengertian-mualaf/ 27 “Syarat Menjadi Seorang Mualaf” artikel diakses pada 7 Oktober 2015 dari http://www.solusiislam.com/2013/11/tanya-jawab-seputar-mualaf-yang-baru.html
99
ajaran agama Islam kepada Asma membuat hatinya terketuk dan akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang mualaf. Pada adegan diatas terlihat secara jelas bagaimana proses yang dilakukan oleh Zhong Wen bersama salah seorang Ustad untuk melakukan syarat menjadi seorang mualaf yaitu dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dalam kesimpulan ini, film Assalamualaikum Beijing cukup banyak menampilkan adegan toleransi antar umat yang berbeda keyakinan. Karakter pemeran utama yaitu Asma yang selalu menjunjung tinggi nilai keagamaan atau keyakinannya terhadap Islam dengan cara menjaga kesucian dan kehormatannya sebagai wanita muslim serta menjunjung tinggi sikap toleransi terhadap umat berkeyakinan lain. Sedangkan tokoh Zhong Wen, seorang lakilaki yang berkeyakinan Agnostik juga menjunjung sikap toleransi terhadap Asma yang sudah jelas memiliki keyakinan berbeda dengannya. Untuk menyimpulkan hasil penelitian pada skripsi ini, peneliti mengacu pada fokus perumusan masalah. Dengan melihat melalui pendekatan teori Roland Barthes, maka kesimpulan peneliti terhadap rumusan masalah sebagai berikut: 1. Makna Denotasi Analisis film Assalamualaikum Beijing dibagi dua bagian oleh peneliti, bagian pertama adalah cerita yang terdapat dalam pengantar cerita yang memiliki makna denotasi sebagai film yang menggambarkan bagaimana potret wanita Islam, khususnya wanita muslim Indonesia yang hidup ditengah-tengah Negara tirai bambu yaitu China. Asma sebagai pemeran utama dalam film ini menggambarkan bagaimana sikap toleransinya terhadap umat berkeyakinan lain.
100
101
Bagian kedua adalah kisah tentang seorang laki-laki asal Tiongkok bernama Zhong Wen yang hidup tanpa memiliki agama namun dalam film digambarkan bagaimana ia menjalin hubungan dan bersikap toleransi terhadap umat beragama lain. 2. Makna Konotasi Makna konotasi yang terdapat pada film ini bagaimana potret ajaran umat
muslim,
khususnya
wanita
muslim
menjaga
kesucian
dan
kehormatannya seperti yang digambarkan oleh tokoh Asma. Bersikap toleransi yang digambarkan tokoh Asma kepada Zhong Wen yang memiliki keyakinan berbeda dengan cara menghargai pendapatnya, menerima informasi yang disampaikan, dan menyanggah pendapat dengan cara yang baik agar menghindari timbulnya perselisihan. Selain itu tokoh Zhong Wen yang notabene tidak beragama pun digambarkan menghargai, dan memiliki sikap toleransi kepada umat beragama lain seperti mempersilahkan umat beragama lain untuk melakukan ibadah sesuai ajaran agamanya, dan lain-lain. 3. Makna Mitos Mitos yang terkandung dalam film ini yaitu bagaimana sikap toleransi antar umat yang berbeda berkeyakinan. Diperlihatkan bahwa Islam adalah agama yang menghargai perbedaan dan memiliki toleransi yang tinggi. Begitupun dengan umat berkeyakinan lain di China yang terlihat sudah menerima adanya ajaran Islam masuk ke China dan mereka saling hidup berdampingan dan memiliki rasa toleransi terhadap agama lain khususnya agama Islam.
102
Dengan ketiga makna diatas peneliti menyimpulkan bahwa makna toleransi beragama dalam film Assalamualaikum Beijing ini menerangkan bahwa setiap umat yang berbeda keyakinan memiliki sikap toleransi yang diajarkan sesuai dengan ajaran agama dan keyakinan yang dianutnya masing-masing.
Sikap
toleransi
yang
dikembangkan
dalam
hidup
bermasyarakat untuk menghindari adanya perselisihan antarumat beragama dan bernegara.
B. Saran Terkait dengan penelitian ini ada beberapa saran yang penulis dapat sampaikan: 1. Masyarakat khususnya untuk kaum remaja diharapkan untuk melihat atau menyaksikan film yang tidak hanya memiliki tayangan hiburan, akan tetapi film yang memiliki tayangan-tayangan yang bernilai edukasi agar menambah wawasan baru terutama dalam hal agama. 2. Bagi penulis, film ini sudah memenuhi kriteria yang baik untuk sebuah film. Terdapat unsur edukasi, informasi, dan juga sedikit hiburan. Tanpa harus menyudutkan satu pihak atau menyudutkan agama dan keyakinan tertentu. Film ini memberikan contoh yang baik kepada masyarakat mengenai bagaimana caranya bersikap yang baik dan bersikap toleransi terhadap umat beragama dan berkeyakinan lain. Film ini bisa dijadikan contoh bagi mereka yang ingin membuat film drama religi tanpa harus melupakan fungsi film sebagai sarana edukasi dan hiburan.
103
DAFTAR PUSTAKA
Ali. (1989). Islam untuk Disiplin Ilmu Hukum Sosial dan Politik. Jakarta: Bulan Bintang. Aloliliweri. (2011). Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Aminuddin. (2000). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: PT Sinar Baru Algesindo. Bahreisy, S., & Bahreisy, S. (2005). Tafsir Ibnu Katsier. Surabaya: PT Bina Ilmu. Baksin, A. (2003). Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung: Katarsis. ________. (2006). Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Berger, A. A. (1999). Media Analysis Techniques. Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Bungin, B. (2008). Komunikasi Sosial Media Massa. Jakarta: Prenada Media Group. Cangara, H. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo. Christomy, T. (2004). Semiotika Budaya. Depok: PPKB Universitas Indonesia. Effendy, H. (1986). Mari Membuat Film, Panduan Menjadi Produser. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya. Elvinaro, & Erdinaya, L. K. (2004). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hardiyanti, S. (2003). Agama dalam Dialog: Pencerahan, Perdamaian Masa Depan. Jakarta: BPK gunung Mulia. Himawan Pratista. (2009). Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka. Ibrahim, I. S. (2011). Budaya Populer Sebagai Komunikasi; Dinamika Popscape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Jalasutra. Jalaluddin. (1997). Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo. Joni Armand Hamid. (2014). Dasar-dasar Fotografi dan Kamera Televisi. Kahmad, D. (2002). Sosiologi Agama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
104
Naibaho, K. (2008). Film; Tarian; Karya; Akses; Seni; Masyarakat. Visi Pustaka. Prakoso, G. (1997). Film Pinggiran-Antalogi Film Pendek, Eksperimental & Dokumenter. Jakarta: Fatma Press, FFTV-IKJ. Pranajaya, A. (2000). Film dan Masyarakat Sebuah Pengantar. Jakarta: BPSDM Citra Pusat Perfilman H. Usman Ismail. Pratista, H. (2009). Pemahaman Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka. Rahardjo, D., Burrahman, M., Yewangoe, A. A., Suseno, F. M., & Martin. (2009). Merayakan Kebebasan Beragama: Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendy. Jakarta: ICRP & Buku Kompas. Salim, A. (2006). Teori & Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana. Setiawan, K. (2010). Masjid-Masjid Bersejarah di Jakarta. Jakarta: Erlangga. Sobur, A. (2006). Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. ________. (2006). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. ________. (2009). Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sumadiria, & Haris, A. (2006). Jurnalistik Indonesia, Penulis Berita dan Feature. Bandung: PT Refika Aditama. Suprapto, & Tommy. (2006). Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta: Media Pressindo. Syafrowi, M. a. (2009). Assalamu'Alaikum Tebarkan Salam Damaikan Alam. Yogyakarta: Mutiara Media. Thoyib, & Sugianto. (2002). Islam dan Pranata Sosial ke Masyarakatan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tinarbuko, S. (2009). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Sumber Lain Festival Film Bandung. “Revalina S. Temat” artikel diakses pada 11 Mei 2015 dari http://www.festivalfilmbandung.com/2015/02/assalammualaikumbeijing-cenat-cenut-.html?m=1,
105
Tedi
Permadi. “Mitos” artikel diakses pada 8 Agustus 2015 dari http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_I NDONESIA/197006242006041TEDI_PERMADI/Mendekontruksi_Mitos_Mitos_Masa_Kini_sebuah_Res ume.pdf
Kajian Pustaka. “Pengertian Sejarah dan Unsur-Unsur Film” diakses pada tanggal 8 Juni 2015 dari http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertiansejarah-dan-unsur-unsur-film.html Academia. “Definisi Toleransi” www.academia.edu
diakses
pada
27
Agustus
2015
dari
UIN Alauddin. “Toleransi Pasif dan Toleransi Aktif” artikel diakses pada 14 September 2015 dari http://www.uin-alauddin.ac.id/download01%20Sabara.pdf E-Jurnal. “Pengertian Atheis” artikel diakses pada 12 Agustus 2015 dari http://www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-atheisme.html Academia. “Agnostik menurut Bertrand Russell” artikel diakses pada 14 September 2015 dari http://www.academia.edu/3418084/Tuhan_dalam_Perspektif_Bertrand_Ru ssell Academia edu. “Toleransi beragama” artikel diakses pada 1 September 2015 dari https://www.academia.edu/7522137/Makalah_toleransi_beragama Academia. “Definisi Toleransi Antar Umat Beragama” diakses pada 27 Agustus 2015 dari https://www.academia.edu “Definisi Toleransi” diakses pada 27 Agustus 2015 http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-toleransi/
dari
“Film Assalamualaikum Beijing” artikel diakses pada 31 Agustus 2015 dari http://www.festivalfilmbandung.com/2015/02/assalamualaikum-beijingcenat-cenut.html Mualaf Center. “Definisi Mualaf” artikel diakses pada 7 Oktober 2015 dari http://www.mualafcenter.com/tujuan/pengertian-mualaf/ Solusi Islam. Syarat Menjadi Seorang Mualaf” artikel diakses pada 7 Oktober 2015 dari http://www.solusiislam.com/2013/11/tanya-jawab-seputarmualaf-yang-baru.html
Telepon/l-'ax . (021)
KEMENTERIAN AGAMA utrrvERSITAS ISLAM NEGERT (UIN) SYARIF TIIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI 7
432728 /
4703580
7
Ir.H.Juanc'laNo.95Ciputatl54l2 Indonesia
Nomor Lampiran Hal
: un.O1/F5 /PP.00.st :
website: wlrlrttilkuiniakarlan!:.rl,E-nrai.:dakrvatrtolilkuirirkrra.rclcl
Wffort
Jakarta,
Agustus 2015
Izin Penelitian (Skripsi)
I(epada Yth. Pimpinan Maxinra Productions di Tempal A
ss
al amu' al ai
kum
ltrrr. Wb.
Dekan Fakultas ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerangkan bahwa: Nama
Kiki Drvi Hikmayanti
Nomor Pokok
1111051000120 Tangerang, i5 Januari i993 IX lSembilan) Komtrnikasi dan Penyiaran Islam Cilenggang, RT 06/02 08961 433s748
Tempat/Tanggal Lahir Semester Jurusarr/Konsentrasi Alamat Telp.
adalah benar mahasiswa aktif pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UINI Syarif Hidayatullah Jakarla yang akan melaksanakan penelitian/mencari data dalam rangka penulisan skripsi berjudul Analisis Semiotika Toleransi Beragama dalam Film Assalctnttalaikunt Beij ing.
Sehubungan dengan
itu, dimohon kiranya Bapak/Ibu/Sdr.
dapat
menerima/mengizinkan mahasiswa kami tersebru dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud.
Demikian, atas kerjasama dan bantuannya karni mengucapkan terima kasih. W'as
s
al amu'
a I ai
kun: Wr. Wb. Dekan
,,:.: ,,
Tembusan: 1. Wakil Dekan Bidang Akademik 2. Ketua Jurusar/Prodi Komunikasi dan Penviaran Isram
f Subhan, MA"l 50t l0 199303 t'00i
LAMPIRAN I HASIL WAWANCARA Narasumber
: Tebe Reviadi
Jabatan
: Asisten Sutradara
Tanggal Wawancara : Kamis, 6 Agustus 2015 Tempat
: Production House Maxima Pictures, Cempaka Putih, Jl. Kayu Putih IV.
Pukul
: 09.00 WIB
1. Darimana ide membuat film Assalamualaikum Beijing? Ide membuat AB ini berawal dari diambil dari novel karya mba Asma Nadia, dilihat dari novelnya yang begitu menarik dilihat dari sisi dua tokoh yang berbeda agama yaitu Asma dan Zhong Wen. Asma yang beragama muslim sedangkan Zhong Wen non muslim. Ketika Asma ditugaskan dari kantornya untuk ke Beijing, Asma sekedar untuk bekerja dan bertemu dengan sahabat lamanya kemudian disuatu tempat Asma bertemu dengan Zhong Wen. Ketika Zhong Wen berkenalan dengan Asma, Zhong Wen ada ketertarikan dengan Asma sehingga Zhong Wen teringat akan kisah legenda Ashima. Ashima merupakan sebuah patung di Yunan. Zhong Wen kemudian tertarik untuk lebih dalam mengenal Islam sehingga ia memutuskan untuk menjadi seorang mualaf. Ketertarikannya untuk masuk Islam bukan hanya karena ia menyukai Asma
107
tetapi ketertarikan setelah ia mempelajari tentang Islam sehingga dari hatinya ia memutuskan untuk masuk Agama Islam. 2. Sebelum memutuskan untuk menjadi seorang mualaf, agama apa yang diyakini oleh Zhong Wen? Zhong Wen tidak beragama, dan bisa dibilang Atheis. 3. Bagaimana proses pemilihan pemain film Assalamualaikum Beijing? Pemilihan pemain ini sendiri kita melalui tahap casting, kita biasanya sih ga open casting tetapi lebih kearah memanggil pemain yang dirasa cocok dengan karakter tokoh-tokoh dalam film Assalamualaikum Beijing. Seperti pemeran Zhong Wen yang diperankan oleh Morgan, awalnya kita lihat dia punya basic pernah main sinetron walaupun ini film pertamanya dia, kita panggil lalu kita casting, kita suruh perankan seperti Zhong Wen dan kemudian kita rasa sih cocok dan kebetulan dia bisa bahasa mandarin. Untuk pemeran utama juga sama kita casting juga kita pilih dari beberapa nama yang cocok lalu kita putuskan Revalina yang menjadi pemeran utama dalam film Assalamualaikum Beijing. 4. Pesan dakwah apa yang ingin disampaikan pada film Assalamualaikum Beijing? Pesan dakwahnya lebih kepada toleransi umat beragama, saling menghargai, saling menghormati. Dan kita juga tidak mencoba untuk menggurui dalam arti lebih ke arah agamanya karena dalam proses shootingnya mba Asma pun ikut datang ke lokasi, ketika ada yang berhubungan dengan agama dalam film kita tanyakan kepada mba Asma untuk memberikan masukan.
108
5. Apa keunggulan dan kekurangan film ini AB? Sebelum kita shooting disana, kita kirim orang dulu untuk hunting lokasi ke Beijing dan ada beberapa tempat yang dirasa cocok, dan kekurangannya itu ketika kita sudah di lokasi ternyata tidak sesuai dan kita harus cari lokasi lain dan itu memakan waktu juga. Ketika ada lokasi yang cocok pun ternyata izinnya ga cocok, kita mesti sedikit umpet-umpetan juga sih walaupun kita sudah punya izin karena untuk perizinan disana cukup ketat. Ada beberapa scene yang kita ambil colong-colongan seperti daerah forbidden city yang tidak bisa dimasuki semua orang dan kamera pun ga diizinkan untuk masuk kesitu dan kita berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk dapat shooting disitu. Kelebihan filmnya untuk jalan cerita dan pemerannya itu cocok dan dapet banget actingnya. Selain itu kelebihan lainnya film ini pun mendidik, sehingga setelah menonton film ini penonton mendapatkan kesan positif. 6. Prestasi apa saja yang pernah diraih dari Film AB? Kebetulan film ini baru rilis akhir tahun 2014, untuk kita daftarin ke festival di Indonesia belum, mungkin ditahun FFI yang akan datang akan dimasukin. Untuk pemutaran filmnya selain di Indonesia di putar juga dibeberapa Negara Asia.
109
LAMPIRAN II
Foto Penulis dengan Narasumber di Kantor Maxima Pictures