Dewi Taurusyanti dan Feri Anggara Putra
E-ISSN 2502-5678
ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MRP PADA PT BOGOR MITRADAYA MANDIRI Dewi Taurusyanti*) dan Feri Anggara Putra**) ABSTRAK Perencanaan kebutuhan bahan baku merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi biaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik yang tepat untuk efisiensi biaya. Penelitian di PT Bogor Mitradaya Mandiri yang menghadapi masalah kekurangan atau kelebihan bahan baku di gudang atau stock out sehingga mengganggu kelancaran proses produksi. Penelitian bersifat deskriptif komparatif dengan metode studi kasus. Analisis dilakukan dengan metode MRP (Material Requirement Planning). Hasil menunjukan perencanaan kebutuhan bahan baku pada PT Bogor Mitradaya Mandiri cukup baik. Namun dalam kegiatannya, terkadang perusahaan mengalami kelebihan atau kekurangan bahan baku digudang sehingga menimbulkan biaya yang tidak efisien pada tanggal 17 feb-23 feb 2015. Dengan perhitungan metode MRP teknik Lot For Lot terbukti dapat meningkatkan efisiensi biaya. Dengan demikian maka penulis merekomendasikan teknik Lot For Lot untuk dijadikan bahan pertimbangan terutama dalam pengambilan keputusan. Kata Kunci : Perencanaan Bahan Baku, Efisiensi Biaya, Jumlah Persediaan, Jumlah Pemesanan
ABSTRACT Raw material requirements planning is one way to increase cost efficiency. The purpose of this study was to determine the proper technique for cost efficiency. The Research in Bogor Mitradaya PT Mandiri facing problems of shortage or excess raw materials in the warehouse or stock outs so disrupt the smooth production process. Comparative descriptive research with case study method. The analysis was conducted using MRP (Material Requirement Planning). The Results showed that raw material requirements planning at PT Mandiri Bogor Mitradaya pretty good. But in its activities, sometimes companies have excess or shortage of raw materials warehouse, causing inefficient costs on 17th feb-23 feb 2015. The calculation methods Lot For Lot MRP techniques proven to increase cost efficiency. Thus, the authors recommend techniques Lot For Lot to be considered, especially in decision making. Keywords: Raw Material Planning, Cost Efficiency, Total Inventories, Number Booking
*)
Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan
**)
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 22-29 22
Dewi Taurusyanti dan Feri Anggara Putra
I.
Pendahuluan Perkembangan dunia usaha yang semakin maju dewasa ini disertai dengan persaingan yang makin ketat antara perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang yang sama, menuntut adanya kemampuan prima dari perusahaan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat serta untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan, Oleh karena itu perusahaan harus memiliki daya saing yang tinggi untuk mendapat keuntungan yang maksimal. Perusahaan jasa manufaktur merupakan perusahaan yang menghasilkan produk barang melalui proses produksi dari sejumlah input berupa bahan baku. Untuk memenuhi proses produksi yang efisien perusahaan harus memiliki perencanaan yang baik agar dapat menekan biaya produksi dan menghasilkan laba yang maksimal. Salah satunya adalah Persediaan material merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah proyek konstruksi. Hal ini disebabkan karena persediaan material berperan dalam menunjang kelancaran seluruh aktifitas pelaksanaan proyek selain itu biaya-biaya yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan persediaan merupakan komponen pembentuk biaya pelaksanaan proyek konstruksi yang terbesar sehingga membutuhkan dana atau investasi yang cukup besar pula. Sedangkan usaha untuk menjaga agar jumlah dana yang diperlukan berada pada tingkat seekonomis mungkin adalah hal yang tidak mudah tergantung pada perencanaan dan pengendalian persediaan material tersebut. Pada kenyataannya, masalah-masalah persediaan material masih sering terjadi pada pelaksanaan suatu proyek. Permasalahan yang timbul terutama menyangkut kuantitas, waktu pemesanan dan biaya yang ditimbulkan. Masalah yang sering muncul antara lain:
E-ISSN 2502-5678
1.
Terjadi kehabisan persediaan material menyebabkan penyelesaian pekerjaan tertunda sehingga membuat waktu pelaksanaan proyek bertambah dan biaya total proyek meningkat. 2. Terjadinya penumpukan sehingga biaya penyimpanan dan pemeliharaan meningkat. 3. Material mengalami kerusakan atau penurunan kualitas karena penyimpanan yang lama. Berdasarkan hal tersebut di atas maka diperlukan suatu perencanaan persediaan material yang tepat guna menjaga kontinuitas pelaksanaan proyek dengan menerapkan metode Material Requirement Planning (MRP). Metode ini digunakan untuk kebutuhan yang sifatnya saling bergantung (dependent) dengan empat tahapan mendasar yang dimiliki. Pada salah satu tahapan metode MRP yaitu tahapan penentuan ukuran pemesanan (lotting) digunakan beberapa teknik lot size diantaranya teknik Lot for Lot yang dapat menghasilkan jumlah pesanan yang optimal dan memberikan total biaya persediaan minimum, tergantung kondisi dari perusahaan. Perlu diselidiki untuk perusahaan ini apakah terknik lot for lot tersebut dapat memberikan total biaya minimum. Dalam mendapatkan data informasi yang memadai maka penulis melakukan penelitian terhadap tersebut pada sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi yaitu PT Bogor Mitradaya Mandiri yang alamatnya di Bogor Nirwana Residence, Blok L No.17 (Tahap 1) Bogor, Jawa Barat. Dimana perusahaan ini menghasilkan produk konstuksi berupa bangunan-bangunan sesuai permintaan atau pesanan konsumen yang bersangkutan.
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 22-29 23
Dewi Taurusyanti dan Feri Anggara Putra
No
E-ISSN 2502-5678
Tabel 1 Data Persediaan Bahan Baku Digudang Material Satuan Waktu (Februari) Tanggal 17 18 19 20 21 22
1 Balok Kayu Meranti 6/12 Batang 155 2 Balok Kayu Meranti 8/12 Batang 125 3 Besi Beton 10 Mm Lonjor 145 4 Besi Beton 12 Mm Lonjor 100 5 Besi Beton 13 Mm Lonjor 55 6 Besi Beton 16 Mm Lonjor 65 7 Besi Beton 19 Mm Lonjor 75 8 Besi Beton 22 Mm Lonjor 50 9 Besi Beton 25 Mm Lonjor 50 10 Multipek 9 Mm Lembar 250 11 Multipek 12 Mm Lembar 175 Sumber : Data Gudang Tanggal 17-23 Feb 2015 Berdasarkan tabel 1 tersebut terlihat persediaan kurang terkendali untuk itu, diperlukan metode MRP dengan teknik lot for lot agar dapat membantu pengendalian persediaan lebih efesien dan efektif sehingga dapat menekan biaya operasional sekecil mungkin. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengendalian persediaan bahan baku pada PT Bogor Mitradaya Mandiri; 2) Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan metode MRP dengan teknik Lot For Lot dapat menghasilkan ukuran pemesanan yang tepat dalam membentuk total biaya persediaan minimum; dan 3) Untuk mengetahui seberapa besar konstribusi yang diberikan teknik terpilih dalam menghitung total biaya persediaan. II. Landasan Teori 2.1. Perencanaan Bahan Baku Perencanaan merupakan kegiatan mendefinisikan apa yang dibutuhkan untuk dilakukan, bagaimana bisa dilakukan dan siapa yang melaksanakannya. (Robbins and Coulter, 2007 : 39)
155 125 95 100 30 65 75 50 50 250 175
135 125 95 100 30 65 75 50 50 100 120
135 100 95 100 10 35 75 50 50 100 120
125 100 95 100 10 35 75 50 50 150 150
175 100 150 100 60 35 75 50 50 150 150
23 150 100 100 100 60 35 75 50 50 150 150
Suatu persediaan adalah penyimpanan bahan baku yang digunakan untuk memfasilitasi kegiatan produksi atau memenuhi permintaan pelanggan. Persediaan secara khusus meliputi bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi. (Schroeder, 2000 : 304) 2.2. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan bahan baku 1. Volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalannya perusahaan terhadap gangguan kehabisan persediaan yang akan menghambat atau mengganggu jalannya produksi. 2. Volume produksi yang direncanakan. 3. Besar pembelian bahan mentah setiap kali pembelian untuk mendapatkan biaya pembelian yang minimum. 4. Peraturan-peraturan pemerintah yang menyangkut persediaan material. 5. Harga pembelian bahan mentah. 6. Biaya penyimpanan dan resiko penyimpanan di gudang.
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 22-29 24
Dewi Taurusyanti dan Feri Anggara Putra
7.
E-ISSN 2502-5678
Tingkat kecepatan material menjadi rusak atau turun kualitasnya. (Riyanto, 2001 : 74)
2.3. Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu sistem perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material untuk produksi yang memerlukan beberapa tahapan proses atau fase. MRP merupakan suatu rencana produksi untuk sejumlah produk jadi yang diterjemahkan ke dalam masing-masing komponen yang dibutuhkan dengan waktu tenggang, sehingga ditentukan kapan dan berapa banyak bahanbaku yang dipesan untuk masing-masing komponen produk yang di buat. (Rangkuti, 2004 : 144).
III. Metode Penelitian Metode analisis yang digunakan adalah metode MRP (Material requirement Planning) yaitu suatu sistem perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material untuk produksi yang memerlukan beberapa proses/fase atau dengan kata lain adalah suatu rencana produksi untuk sejumlah produk jadi yang diterjemahkan ke bahan mentah yang dibutuhkan dengan menggunakan waktu tenggang sehingga dapat ditentukan kapan dan berapa banyak yang dipesan untuk masing-masing komponen suatu produk yang akan dibuat. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Menentukan jadwal induk Jadwal induk produksi (Master Production Schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode perencanaan dari suatu permintaan. 2. Daftar Material Definisi yang lengkap tentang suatu produk akhir meliputi barang atau material yang diperlukan bagi
3.
perakitan, pencampuran, atau pembuatan produk akhir itu. Setiap komponen sendiri dapat terdiri atas sebuah barang (item) atau berbagai jenis barang. Daftar dari produk dan komponennya yang diperlukan disebut sebagai daftar material (Bill Of material (BOM) ) Data Persediaan Merupakan data persediaan yang menyediakan informasi yang menyediakan informasi yang akurat tentang ketersedian komponen serta seluruh transaksi persediaan, baik yang sudah terjadi maupun yang sedang dalam proses.
3.1. Lot For Lot Teknik penetapan ukuran lot dengan ini dilakukan atas dasar pesanan diskrit, disamping itu teknik ini merupakan teknik yang bertujuan untuk meminimumkan ongkos simpan, sehingga dengan teknik ini ongkos simpan menjadi nol. 3.2. Efisiensi Total Biaya Efisiensi adalah sebagai kemampuan suatu unit usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan cara membandingkan antara input (masukan) dan output (hasil). Dan juga antara keuntungan dengan biaya, dan memilih yang terbaik agar hasil dapat dicapai secara optimal. IV. Hasil dan Pembahasan 4.1. Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada PT Bogor Mitradaya Mandiri Besarnya kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan perusahaan, ditentukan berdasarkan pada rencana produksi atau penjualan, karena perusahaan ini dalam menyusun rencana produksi menyesuaikan pada unit yang sedang di produksi, tapi dalam prakteknya penentuan persediaan terkadang tidak
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 22-29 25
Dewi Taurusyanti dan Feri Anggara Putra
E-ISSN 2502-5678
berdasarkan jumlah kebutuhan yang diperlukan, sehingga sering terjadi kekurangan stock barang/unit yang dibutuhkan yang mengakibatkan operasional proyek terganggu dan memperpanjang waktu penyelesaiannya sehingga timbul penambahan biaya yang tak terduga.atau kelebihan stock sehingga terjadi penumpukan persediaan barang digudang yang mengakibatkan timbul biaya tambahan yang tak diharapkan seperti biaya penyimpanan, biaya
No
penyusutan dan biaya keamanan. Biayabiaya diatas menunjukan bahwa kurang efisiennya pengendalian yang selama ini dilakukan oleh perusahaan. Dalam peniltian ini peneliti observasi langsung ke gudang demi mendapat data persediaan material yang ada di gudang, dan periode waktu yamg digunakan adalah hari, dimana peneliti melakukan dalam seminggu atau 7 hari. Berikut data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 2:
Tabel 2 Daftar Persediaan Material Di Gudang Material Satuan Waktu (Februari) Tanggal 17 18 19 20 21 22 135 125 95 100 30 65 75 50 50 100 120
135 100 95 100 10 35 75 50 50 100 120
125 100 95 100 10 35 75 50 50 150 150
175 100 150 100 60 35 75 50 50 150 150
23
1 Balok Kayu Meranti 6/12 Batang 155 2 Balok Kayu Meranti 8/12 Batang 125 3 Besi Beton 10 Mm Lonjor 145 4 Besi Beton 12 Mm Lonjor 100 5 Besi Beton 13 Mm Lonjor 55 6 Besi Beton 16 Mm Lonjor 65 7 Besi Beton 19 Mm Lonjor 75 8 Besi Beton 22 Mm Lonjor 50 9 Besi Beton 25 Mm Lonjor 50 10 Multipek 9 Mm Lembar 250 11 Multipek 12 Mm Lembar 175 Sumber : Data Gudang Tanggal 17-23 Feb 2015
155 125 95 100 30 65 75 50 50 250 175
150 100 100 100 60 35 75 50 50 150 150
4.2. Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku yang Tepat dalam Membentuk Total Biaya Persediaan Minimum 1. Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan adalah semua pengeluaran atau biaya yang timbul akibat menyimpan barang maupun bahan. Biaya penyimpanan
yang diperhitungkan berupa biaya karena memiliki persediaan (biaya modal) dan biaya kerusakan atau penyusutan. Perhitungan biaya penyimpanan untuk masing-masing perhitungan material disajikan dalam bentuk tabel 3 berikut ini:
Tabel 3 Biaya Penyimpanan No
Material
a 1
b Balok kayu meranti 6/12
Biaya Biaya Harga Simpan/Unit/Tahun Simpan/Unit/Hari Satuan (Rp) (Rp) (Rp) c D e=c*d f=e/365 9.50% 150,000 14250 39.04 %
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 22-29 26
Dewi Taurusyanti dan Feri Anggara Putra
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Balok kayu meranti 8/12 9.50% Besi beton 10 mm 8% Besi beton 12 mm 8% Besi beton 13 mm 8% Besi beton 16 mm 8% Besi beton 19 mm 8% Besi beton 22 mm 8% Besi beton 25 mm 8% Multipek 9 mm 9.50% Multipek 12 mm 9.50% Sumber : Data Diolah, 2015
E-ISSN 2502-5678
220,000 60,250 66,750 101,750 155,780 218,500 292,500 411,750 28,000 106,000
2.
Biaya Persediaan Material Biaya persediaan material merupakan biaya yang terdiri dari biaya pembelian, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan material. Dari hasil
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
20900 4820 5340 8140 12462.4 17480 23400 32940 2660 10070
perhitungan untuk masing-masing biaya diatas maka rekapitulasi biaya persediaan material dapat dilihat dalam tabel 4 berikut ini:
Tabel 4 Biaya Persediaan Material Biaya Biaya Satuan Pembelian Material Pemesanan Perunit Perunit (Rp) (Rp) Balok kayu meranti 6/12 batang 150,000.00 3,750.00 Balok kayu meranti 8/12 Besi beton 10 mm Besi beton 12 mm Besi beton 13 mm Besi beton 16 mm Besi beton 19 mm Besi beton 22 mm Besi beton 25 mm Multipek 9 mm Multipek 12 mm Sumber: Data Diolah, 2015
3.
batang lonjor lonjor lonjor lonjor lonjor lonjor lonjor lembar lembar
220,000.00 60,250.00 66,750.00 101,750.00 155,780.00 218,500.00 292,500.00 411,750.00 28,000.00 106,000.00
Efisiensi Total Biaya yang Didapat dengan Menggunakan Teknik Terpilih Efisiensi adalah sebagai kemampuan suatu unit usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan cara membandingkan antara input
57.26 13.21 14.63 22.30 34.14 47.89 64.11 90.25 7.29 27.59
3,750.00 3,750.00 3,750.00 3,750.00 3,750.00 3,750.00 3,750.00 3,750.00 3,750.00 3,750.00
Biaya Penyimpanan/Unit/Hari (Rp) 39.04 57.26 13.21 14.63 22.30 34.14 47.89 64.11 90.25 7.29 27.59
(masukan) dan output (hasil). Dan juga antara keuntungan dengan biaya, dan memilih yang terbaik agar hasil dapat dicapai secara optimal. Berikut ini adalah prosentase selisish total biaya minimum teknik lot for lot dengan
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 22-29 27
Dewi Taurusyanti dan Feri Anggara Putra
E-ISSN 2502-5678
teknik yang digunakan oleh perusahaan
yang disajikan dalam tabel 5 :
Tabel 5 Efisiensi Total Biaya Teknik Lot For Lot Teknik Perusahaan No Material A B 1 Balok kayu meranti 6/12 Rp 8,261,250.00 Rp 8,295,606.17 2 Balok kayu meranti 8/12 Rp 5,503,750.00 Rp 5,548,126.71 3 Besi beton 10 mm Rp 6,032,500.00 Rp 6,042,734.25 4 Besi beton 12 mm Rp - Rp 8,778.08 5 Besi beton 13 mm Rp 4,586,250.00 Rp 4,591,936.85 6 Besi beton 16 mm Rp 4,677,150.00 Rp 4,688,588.09 7 Besi beton 19 mm Rp - Rp 25,142.47 8 Besi beton 22 mm Rp - Rp 22,438.36 9 Besi beton 25 mm Rp - Rp 31,586.30 10 Multipek 9 mm Rp 4,203,750.00 Rp 4,212,130.82 11 Multipek 12 mm Rp 5,833,750.00 Rp 5,865,201.51 Sumber : Data Diolah, 2015 Meskipun efisiensi yang diperoleh terhitung kecil, tetap memberikan Konstribusi. V.
Penutup Berdasarkan hasil analisa metode MRP dengan membandingkan perhitungan yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan teknik lot size yaitu teknik Lot for Lot dengan perhitungan yang dilakukan perusahaan dengan menggunakan teknik yang selama ini dipakai oleh perusahaan pada gudang di PT. Bogor Mitradaya Mandiri tanggal 17 sampai 23 Februari 2015 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Teknik lot sizing yang selama ini digunakan oleh perusahaan kurang efisien karena memiliki kelemahan sering terjadinya kekurangan atau kelebihan bahan baku digudang sehingga menimbulkan terjadinya penambhan biaya yang tak diharapkan. 2. Teknik lot sizing menghasilkan jumlah pemesanan yang optimal dan dengan biaya persediaan minimal untuk setiap jenis material
Efisiensi C=B-C Rp 34,356.17 Rp 44,376.71 Rp 10,234.25 Rp 8,778.08 Rp 5,686.85 Rp 11,438.09 Rp 25,142.47 Rp 22,438.36 Rp 31,586.30 Rp 8,380.82 Rp 31,451.51
3.
Total efisiensi biaya persediaan yang didapat perusahaan dengan menggunakan metode MRP dengan teknik lot for lot untuk setiap material yang diperhitungkan adalah :Balok kayu meranti 6/12 : Rp 34,356.17, Balok kayu meranti 8/12:Rp 44,376.71, Besi beton 10 mm :Rp 10,234.25, Besi beton 12 mm : Rp 8,778.08, Besi beton 13 mm: Rp 5,686.85, Besi beton 16 mm :Rp 11,438.09, Besi beton 19 mm :Rp 25,142.47, Besi beton 22 mm :Rp 22,438.36, Besi beton 25 mm :Rp 31,586.30, Multipek 9 mm :Rp 8,380.82, Multipek 12 mm :Rp 31,451.51 Meskipun efisiensi yang diperoleh terhitung kecil, namun tetap memberikan konstribusi. VI. Daftar Pustaka Aulia Ishak. (2010). “Manajemen Operasi”. Graha Ilmu. Yogyakarta. Chuck Williams. (2008). “Management”. SOUTHWESTERN: USA.
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 22-29 28
Dewi Taurusyanti dan Feri Anggara Putra
Daft Richard L. (2006). “Management”. Salemba Empat. Jakarta. Dearden, A. (2008). “Sistem Pengendalian Manajemen”. Edisi 6. Karisma. Dilworth, James B. (1996). “Operation Management”. Second Edition, The Mc Graw-Hill Companies.Inc. Eddy Herjanto., (2004). “Manajemen Operasi Jilid 2”. Jakarta: Grasindo. Eddy Herjanto. (2007). “Manajemen Operasi”. Edisiketiga. Grasindo. Jakarta. Edward M Knod. (1994). “Operations Management”. IRWIN: USA. Freddy Rangkuti, (2004). “Measuring Costumer Statisfaction”, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gaspersz, Vincent, (2005), “Production Planning and Inventory Control”, Cetakan Kelima, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. George R. Terry dan Leslie W. Rue (Penerjemah: G. A. Ticoalu). (2005). “Dasar – dasar Manajemen”. Bumi Aksara. Jakarta. Haiser, Jay, (2005), “Operations Management”, Edisi 7, Salemba Empat, Yogyakarta. Herlanto, Eddy, (2004), “Manajemen Operasi”, jilid 2, Grasindo, Jakarta. Jay Heizer dan Barry Render (penerjemah: Chriswan Sungkono). (2011).” Operations Management (Manajemen Operasi)”. Salemba Empat. Jakarta. JR,E. A., & Elbert, R.J. (1992). “Production and Operations Management.” Fifth Edition. New Jersey. Kumalaningrum, Maria Pumpa, Heni Kusumawati, dan Rahmat
E-ISSN 2502-5678
Purbondo Handani, (2011), “Manajemen Operasi”, Cetakan Kedua, UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Scroeder, Roger G. (2000). “Operations Management : Contemporary Concept and Cases”. McGrawHill : New York Riyanto, Bambang. (2001). “Dasardasar Pembelajaran Perusahaan, Edisi 4”. BPFE: Yogjakarta. Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter.(2007).“Management.Ni nth Edition”. Pearson Prentice Hall: New Jersey.
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 22-29 29