ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA KONVENSIONAL DAN REKSADANA SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN TREYNOR INDEKS PADA PT DANAREKSA INVESMENT MANAGEMENT”.
itu tingkat signifikansi yang lebih besar dari pada 0,05 maka Ho diterima yang berarti bahwa antara kinerja reksadana konvensional dengan reksadana Syariah terdapat perbedaan yang tidak signifikan. Hal ini terjadi karena cukup kuatnya pengaruh resiko yang ditimbulkan pasar, yang mempengruhi kinerja pasar modal Indonesia. Kata Kunci : Investasi, Reksadana, Treynor Indeks
Oleh : Deden Ramdhan, Lc*) *) Dosen Tetap STIESA ABSTRAK Reksadana merupakan alternatif investasi bagi pemodal kecil dan besar yang tidak memiliki banyak keahlian untuk menghitung resiko atas investasi yang dilakukannya, dewasa ini ada dua macam reksadana yaitu reksadana Konvensional dan Syariah. Yang mana perbedaan antara keduanya adalah terdapat pada pengelolaan dan kebijakan investasi. Reksadana syariah yang hadir sejak tahun 1997 dewasa ini menjadi pilihan bagi investor atau pemodal muslim. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuhi perbandingan kinerja reksadana konvensional dan syariah dengan menggunakan treynor index pada PT. Danareksa Investment Management. Dalam penelitian ini digunkan suatu metode penelitian yang bessifat Ex Post Facto, dengann menggunakan alat bantu uji Statistik yaitu program SPSS for Windows Versi 10.0 dan Microsoft Excel. Untuk melakukan pengujian hipotesis digunakan Paired Samples T Test pada program SPSS. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nilai Aktiva bersih per unit Harian untuk reksadana Anggrek dan Syariah Berimbang, Indeks Harga Saham Gabungan dan Jakarta Islamic Indeks harian dan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia. Berdasrkan tujuan dari penelitian ini, maka telah dilakukan perhitungan yang hasilnya adalah bahwa kinerja reksadana konvensional yang dihitung dengan menggunakan treynor indeks sebesar –0,121621747 lebih besar dari pada kinerja reksadana syariah yaitu sebesar – 0,139070371. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja reksadana konvensional lebih baik dari pada kinerja reksadana syariah. Untuk mengetahui perbedaan diantara keduanya dapat di ketahui dengan menggunakan dengan Paired Samples T Test pada SPSS yang menghasilkan T hitung sebesar 0,119 dengan derajat kebebasan (df) sebesar 23 yang mana tingkat signifikansinya sebesar 0,906. Oleh karena
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
105
1.1
Latar Belakang Di berbagai negara di dunia ini pada umumnya ingin
negaranya maju, untuk mendapatkan pengakuan negara maju tersebut maka negara itu harus terus mengalami peningkatan dalam hal membangun negaranya, di dalam membangun negara banyak hal yang menjadi tolok ukur, salah satunya adalah dengan meningkatkan perekonomian negara tersebut. Penanaman modal dalam hal ini dapat berupa PMA (Penanaman Modal Asing) ataupun PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), dengan adanya investasi tersebut maka berbagai peluang usaha akan muncul dan akan dapat memperoleh berbagai
keuntungan
diantaranya
;
memperluas
lapangan
pekerjaan, lapangan usaha serta memperlancar kegiatan ekonomi. Investasi dalam hal ini tidak hanya dalam bentuk sejumlah dana, investasi juga bisa berbentuk sumber daya lainnya seperti dikemukakan oleh Tandelilin (2001:3) bahwa “Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
106
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di
bertentangan dengan Syariat Islam. Seperti pabrik makanan dan
masa yang akan datang.”
minuman yang mengandung alkohol, rokok dan tembakau,
Reksa dana berasal dari kata dana dan reksa, dana berarti
daging babi, jasa keuangan konvensional, pertahanan dan
sejumlah sumber daya atau uang sedangkan reksa berarti
persenjataan, serta hiburan yang berbau maksiat. (Sudarsono,
menjaga memelihara, sehingga dana reksa adalah kumpulan atau
2004:201). Namun secara fundamental kesamaan antara keduanya
sejumlah
suatu
adalah bahwa keduanya mempunyai basis peraturan yang
kepentingan). Reksadana merupakan alternatif investasi bagi
bersumber dari Undang-undang Pasar Modal No 8 1995
pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu
(Pratomo dan
dan keahlian untuk menghitung resiko atas investasi yang mereka
investasinya, reksadana dapat dibedakan menjadi empat macam
lakukan.
yaitu reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap,
uang
yang
dipelihara
(bersama
untuk
Nugraha, 2004:33). Dilihat dari
portofolio
Reksadana di Indonesia mulai dikenal pada tahun 1995,
reksadana saham dan reksadana campuran dari ketiga jenis
hal ini ditandai dengan dikeluarkannya Undang-undang Pasar
reksadana tersebut. Para pemodal individu dapat memilih salah
Modal no 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27 yang mendefinisikan
satu jenis reksadana sesuai dengan return dan resiko yang akan
tentang reksadana yang menurut UU tersebut “reksadana adalah
ditanggungnya.
wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun
dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan
Reksadana biasa/ konvensional yang lahir pada tahun
dalam
1995 yang muncul pada waktu itu hanya satu reksadana yaitu
portofolio efek oleh manajer investasi (Tjiptono dan Fakhruddin,
reksadana BDNI yang merupakan reksadana tertutup, yang mana
2001:47).
para pemegang sahamnya tidak dapat menjual kembali sahamnya
Dewasa ini di Indonesia ada dua macam reksadana yaitu
kepada manajer investasi. Sedangkan reksadana syariah pertama
Reksadana Konvensional dan Syariah, yang mana perbedaan
kali muncul pada tahun 1997 yang diluncurkan oleh PT. Danareksa
antara keduanya adalah terdapat pada pengelolaan dan kebijakan
Invesment
investasi yang mana reksadana syariah mengacu pada Syariah
Reksadana ini dimunculkan untuk memberikan kesempatan
Islam dengan tidak menginvestasikan pada saham-saham atau
investasi yang maksimal dalam jangka panjang kepada pemodal
obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya
yang hendak mengikuti syariat islam sehingga dapat berinvestasi
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
107
108
Management
dalam
bentuk
reksadana
saham.
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
secara nyaman dengan hasil investasi yang bersih dari segala riba
(PPS) yang dikeluarkanoleh para Associatioon For Invesment
namun dalam perkembangannya reksadana ini belum sesuai
Management And Research (AIMR). Adapun yang dimaksud
dengan harapan, akan tetapi PT. Danareksa terus berupaya
dengan kinerja adalah istilah yang dipergunakan dalam tampilan
menarik Investor muslim potensial untuk ikut dalam penyertaan
grafik dan untuk memudahkan perbandingan, suatu kinerja
dengan minimum investasi dalam dana reksadana syariah.
reksadana ditampilkan beda terhadap indikator indeks dimulai
Investasi
dalam
reksadana
adalah
membeli
unit
penyertaan yang dikeluarkan, dan harga per unit, penyertaan ini
dari suatu tanggal/ periode tertentu. Indikator utama untuk menilai kinerja reksadana adalah nilai aktiva bersih.
disebut sebagai nilai aktiva bersih (NAB) per unit yang diumumkan
Indikator ini merupakan hasil perhitungan dari nilai
di media masa setiap hari tetapi walaupun tujuan investasi dalam
investasi dan kas yang tidak diinvestasikan dikurangi dengan
reksadana seperti itu sebaiknya para pemodal tetap harus
biaya-biaya serta utang dari kegiatan operasional, selanjutnya
mengerti tentang tingkat resiko yang dihadapinya maka dari itu
untuk menilai kinerja dari reksadana (Idris, 2002:209), selain
diperlukan kemampuan membaca dan memahami berbagai
berpatokan pada nilai aktiva bersih per unit juga juga diperlukan
analisis yang disusun para analis reksadana. Oleh karena itu
suatu acuan seperti layaknya reksadana biasa/ konvesional yang
berdasarkan
standarisasi
mengacu pada kinerja IHSG, sehingga acuan yang diperlukan
pengukuran kinerja suatu reksadana dengan reksadana yang
reksadan asyariat sudah tentu haruslah juaga berprinsip pada
lainya yang sejenis. Biasanya pertimbangan utama dari para
syariat islam yaitu indeks harga syariah atau yang disebut dengan
investor pada umumnya adalah kinerja historis dan untuk menilai
Jakarta Islamic Indeks (JII), karena saham-saham yang ada dalam
kinerja reksadana. Investor dapat mempelajari prospektus yang
kelompok JII adalah saham-saham yang sesuai dengan syariat
menjelaskan
Pada
Islam (Bebas dari riba/ halal). Kinerja reksadana umumnya akan
kenyataanya kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan patokan untuk
merefleksikan kinerja pasar saham secara keseluruhan karena
menilai kinerja masa yang akan datang. Namun sebenarya itu bisa
menggunakan tolok ukur IHSG maupun JII
menunjukkan seberapa baik record reksadana tersebut selama ini.
dan Nugraha (2004:152). Sementara ini penggunaan tolok ukur
hal
tersebut
maka
masing-masing
perlu
produk
adanya
masa
lalunya.
menurut Protomo
Cara pengukuran kinerja reksadana tersebut adalah
yang baru ditetapkan pada reksadana saham, membandingkann
berdasarkan pada pengukuran Performance Presentation Standard
kinerja dengan tolok ukur (Bench Mark) atau dengan reksadana
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
109
110
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
sejenis akan memudahkan investor dalam menentukan pilihan
1.2
adanya tolok ukur IHSG dan JII sebagai pembanding dalam
Rumusan Masalah Dari uraian yang telah disebutkan pada latar belakang
pengukuran kinerja reksadana yang berorientasi saham juga
penelitian,
memberikan tambahan berupa resiko.
permasalahannya sebagai berikut :
Metode
pengukuran
kinerja
reksadana
dengan
a.
memasukan unsur resiko yang sering dan biasa digunakan yaitu metode Treynor Indeks. Penghitungan Treynor Indeks didasarkan
Bagaimana
penulis
kinerja
akan
reksadana
mencoba
merumuskan
konvensional
dengan
menggunakan metode Treynor Indeks ? b.
pada pembagian antara premium risk dengan beta yang menghitung resiko sistematik (Tandelilin, 2001:324). Berdasarkan
maka
Bagaimana Kinerja reksadana syariah dengan menggunakan metode Treynor Indeks ?
c.
Bagaimana perbandingan kinerja reksadana konvensional
uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dan reksadana syariah
mengenai perbandingan kinerja antara dua reksadana yaitu
Treynor Indeks ?
dengan menggunakan metode
reksadana konvensional dan reksadana syariah, hal ini dikarenakan mulai maraknya reksadana yang diterbitkan sebagai alternatif
1.3
Tujuan Penelitian
investasi baru dan pentingnya informasi kinerja reksadana bagi
Sejalan dengan permasalahan yang telah dirumuskan di
investor untuk mengambil keputusan, jenis reksadana yang
atas, maka tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
dibandingkan adalah jenis reksadana saham yang di terbitkan
untuk mengetahui :
oleh PT. Danareksa Invesment Management melalui informasi
a.
harian NAB per unit selama dua tahun dari periode Januari 2003 sampai dengan Desember 2004, oleh karena itu penulis berusaha
reksadana
konvensional
dengan
menggunakan
metode Treynor Indeks. b.
menjabarkan dalam suatu usulan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Konvensional dan
Kinerja
Kinerja reksadana syariah dengan menggunakan metode Treynor Indeks.
c.
Reksadana Syariah dengan Menggunakan Treynor Indeks
Perbandingan kinerja reksadana konvensional dan reksadana syariah dengan menggunakan metode Treynor Indeks.
Pada PT Danareksa Invesment Management”.
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
111
112
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
1.4. Manfaat Penelitian
Istilah investasi menurut Ade dalam seminar tentang
Dari hasil penelitian ini dapat diperoleh manfaat bagi
reksadananya (2005:1) bahwa investasi dapat dibagi menjadi
semua pihak yang berkepentingan, khususnya :
berbagai macam aktivitas diantaranya adalah : Investasi Riil (Real
a.
Bagi Penulis, dengan penelitian ini dapat menambah
Investment), Investasi Keuangan (Financial Investment), dan
wawasan mengenai investasi melalui reksadana terutama
Investasi Komoditas (Comodity Investment). Investasi pada sektor
dalam mengetahui kinerja reksadana.
riil adalah investasi yang diwujudkan misalnya dalam pendirian
Bagi Investor, dengan penelitian ini diharapkan dapat
pabrik atau pembukaan perkebunan, pertambangan dan lain-lain.
menjadi masukan pengambilan keputusan alternatif investasi
Investasi keuangan adalah investasi yang objek investasinya
melalui reksadana.
adalah uang, biasanya valuta asing dan surat-surat berharga yang
Bagi Peneliti lain, dengan penelitian ini diharapkan dapat
diterbitkan oleh industri perbankan, seperti sertifikat deposito,
menjadi masukan bagi peneliti lain yang membutuhkan
comercial paper, SBPU (surat berharga pasar uang). Investasi
informasi mengenai kinerja reksadana untuk dijadikan
Komoditas sering juga disebut juga perdagangan berjangka
pengembangan selanjutnya.
(Future Trading).
b.
c.
Dengan investasi keuangan di pasar modal secara 1.5
Kerangka Pemikiran
langsung dapat diartikan adanya nilai investasi yang besar dan
Investasi merupakan langkah awal dari proses Investasi.
kesiapan menanggung resiko besar sejalan dengan besarnya
Dengan berinvestasi kita telah melakukan perencanaan dan
potensi hasil investasi yang tersedia. Untuk dapat memperoleh
mempersiapkan masa depan sedini mungkin dengan kemampuan
keuntungan maksimal di pasar modal, investor harus meluangkan
saat ini. Menurut Tandelilin (2001:3) bahwa investasi adalah
waktu terus menerus memantau pasar, karena perubahan harga
komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
saham yang cepat dan berubah-ubah (fluktuasi).
dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah
Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi
keuntungan dimasa yang akan datang. Berinvestasi pada dasarnya
para pemodal baik pemodal besar, pemodal kecil bahkan
adalah ‘membeli’ suatu aset yang diharapkan di masa datang
pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk
dapat di ‘jual’ kembali dengan nilai yang lebih tinggi
menghitung resiko atas investasi yang mereka lakukan. Menurut
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
113
114
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Undang-Undang Pasar Modal No 8 Tahun 1995 tentang definisi
mengandung arti bahwa instrumen investasi tersebut tidak
reksadana adalah sebagai “wadah yang dipergunakan untuk
melakukan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip atau
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
syariat Islam, seperti pabrik makanan dan minuman yang
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer invstasi”.
mengandung alkohol, daging babi serta hiburan yang berbau
Sedangkan reksadana syariah diartikan sebagai “reksadana yang
maksiat maupun jasa keuangan konvensional. (Sudarsono,
pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat
2004:201)
Islam” (Sudarsono, 2004:201). Khusus untuk reksadana syariah,
Kinerja
reksadana
dapat
diukur
dengan
hanya
dalam reksadana ini tidak melakukan investasi pada saham-saham
menghitung berdasarkan laba total saja (Total Return) tetapi yang
atau
lebih baik adalah dengan melibatkan pengukuran resiko.
obligasi
dari
perusahaan
yang
pengelolaannya
atau
produknya tidak bertentangan dengan syariah islam.
Untuk mengukur kinerja reksadana yang memasukkan
Pada dasarnya reksadana syariah sama dengan reksadana konvensional
atau
biasa
yang
mana
keduanya
unsur resiko (Risk Adjusted Performance), metode yang akan
bertujuan
digunakan adalah Treynor Index. Seperti yang dikemukakan oleh
mengumpulkan dana dari masyarakat yaitu pemodal untuk
Tandelilin (2001:327) bahwa indeks treynor merupakan ukuran
selanjutnya di kelola oleh manajer investasi untuk kemudian
portofolio yang dikembangkan oleh Jack Treynor, indeks ini
diinvestasikan pada instrumen-instrumen di pasar modal dan
sering juga disebut dengan Reward to Volatility Ratio. Pada indeks
pasar uang. Namun kalau di lihat dari bidang investasinya
ini kinerja portofolio dilihat dengan cara menghubungkan tingkat
terdapat perbedaan yang sangat prinsipil diantara keduanya.
return portofolio dengan risiko portofolio tersebut, dengan
Perbedaan itu adalah bahwa reksadana konvensional atau biasa
asumsi bahwa portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik
instrumen investasinya adalah semua portofolio yang terdapat di
sehingga risiko yang di anggap relevan adalah risiko sistematis (di
pasar modal yang tidak terbatas. Akan tetapi reksadana syariah
ukur dengan beta).
mengandung pengertian sebagai reksadana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada prinsip-prinsip atau syariat Islam dan jenis instrumen investasinya adalah portofolio yang harus dan telah dikategorikan halal. Halal dalam hal ini Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
115
116
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Treynor indeks dapat dirumuskan sebagai berikut :
membedakan pengukuran kinerja reksadana konvensional dan syariah.
[ Rp – RF ]
RVOL =
Yang menjadi tolok ukur dari reksadana konvesional
βp βp adalah
IHSG
(Indeks
Harga
Saham
Gabungan)
yang
mencerminkan perkembangna harga saham-saham yang tercatat didalam bursa secara keseluruhan dan yang menjadi tolok ukur dari reksadana syariah adalah JII (Jakarta Islamic Index) yang Dimana :
merupakan saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam
RVOL
= Indeks Treynor suatu Reksadana atau Portofolio
syariat Islam (Pratomo dan Nugraha, 2004:152). Sebagai
Rp
= Rata-rata Return Suatu reksadana atau Portofolio
pembanding dari kinerja reksadana yang berorientasi saham juga
Rf
= Rata-rata tingkat return reksadana bebas risiko (diukur
memberikan tambahan berupa resiko tersebut adalah resiko relatif
dengan tingkat suku bunga)
terhadap harga pasar
βp
Penggunaan tolok ukur dalam pengukuran kinerja reksadana
= Beta suatu portofolio Reksadana
yang sering disebut dengan beta.
dimaksudkan untuk membandingkan kedua reksadana yang di Menurut Pratomo dan Nugraha (2004:153) bahwa pada
kelola oleh manajer investasi.
rasio Treynor indeks pada dasarnya membagi kinerja (return) dengan risiko, sehingga menurut Treynor, makin besar return dan makin kecil risiko yang dihasilkan maka makin tinggi rasionya, inilah yang menunjukkan makin baik kinerja suatu reksadana. Untuk treynor indeks akan lebih tepat jika diterapkan pada reksadana yang merupakan suplemen dari investasi portofolio pemodal yang membutuhkan pengukuran resiko relatif terhadap suatu tolok ukur. Tolok ukur inilah yang nantinya akan
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
117
118
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang penulis ajukan adalah terdapat perbedaan yang signifikan
Investasi
antara kinerja reksadana konvensional dengan reksadana syariah.
Investasi Riil
Investasi Keuangan
Investasi Komoditas
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Reksadana
deskriptif dengan studi komparatif. Metode ini bersifat Ex Post Resiko dan Informasi Return
Facto, artinya data yang dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung sehingga dapat di analisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya
Pengukuran Kinerja dengan Treynor Indeks
Reksadana Konvensional
suatu fenomena tertentu.
Populasi dan Sampel penelitian
Reksadana Syariah
Populasi dalam penelitian ini adalah reksadana yang diterbitkan Indeks Harga Saham Gabungan
Jakarta Islamic Index
Reksadana Konvensional
Reksadana Syariah
oleh
PT.
Danareksa
Management
Investment
berdasarkan tanggal efektif Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) sampai dengan Desember 2004. Penarikan
sampel
yang
digunakan
adalah
dengan
purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun sampel dari penelitian ini adalah reksadana dengan kriteria sebagai berikut.
Perbandingan Kinerja Reksadana
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
a.
Reksadana dengan tujuan investasi konvensional.
b. Reksadana dengan tujuan investasi syariah.
119
120
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
c.
Reksadana dengan jenis portofolio yang sama dan
primer yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data
mempunyai tolok ukur pengukuran kinerja yang
primer tersebut adalah sebagai berikut :
sudah
ditetapkan,
dalam
hal
ini
adalah
jenis
1.
reksadana campuran.
31 Desember 2002 – Desember 2004 yang
d. Reksadana tersebut aktif diperjualbelikan periode
diperoleh
yang diamati, yaitu dari Desember 2002 sampai 2.
Dari data yang diperoleh terdapat satu reksadana dengan
Investment
Data harian Indeks Harga Saham Gabungan
dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa
reksadana yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah :
Efek Jakarta. 3.
Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian
Konvensional
Danareksa
Desember 2002 – Desember 2004 yang diperoleh
reksadana konvensional dengan portofolio sejenis. Daftar nama
Syariah Berimbang
PT.
(IHSG) dan Jakarta Islamaic Index (JII) dari 31
prinsip syariah dalam bentuk reksadana Campuran dan satu
Portofolio Reksadana Campuran Reksadana Campuran
dari
Management.
dengan Desember 2004.
Tujuan Investasi
Data harian Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit dari
Data tingkat suku bunga bulanan Sertifikat Bank Indonesia
(SBI)
yang
diperoleh
dari
Bank
Indonesia.
Nama Reksadana Danareksa Syariah
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku
Danareksa Konvensional
referensi, literatur-literatur dan hasil penelitian pihak lain yang
Sumber : PT. Danareksa, Data yang telah diolah
berhubungan dengan penelitian ini. Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian ini, teknik pengumpulan data
Operasionalisasi Variabel
yang digunakan adalah : a.
Terdapat suatu jenis variabel dalam penelitian ini, yaitu
Penelitian Lapangan (Field Research)
variabel independen atau variabel bebas yang tidak dipengaruhi
Penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan peninjauan
oleh variabel lain dalam kaitan masalah yang diteliti, maka yang
pada perusahaan yang bersangkutan untuk memperoleh data Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
121
122
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
merupakan variabel independen adalah kinerja reksadana yang
Teknik Analisis Data
terdiri dari : 1.
2.
Kinerja
Data yang telah dikumpulkan selama penelitian diolah Reksadana
Konvensional
dengan
menggunakan
terlebih dahulu sehingga dapat menyajikan informasi yang lebih
Treynor Index (X1).
mudah untuk di interpretasikan dan di analisis lebih lanjut, seperti
Kinerja Reksadana Syariah dengan menggunakan Treynor
misalnya dalam bentuk tabel-tabel, grafik-grafik dan nilai-nilai
Index (X2).
statistik.
Tabel 1.1
Return Reksadana Menurut Alwi (2003:149) untuk menghitung return
Operasionalisasi Variabel
reksadana digunakan rumus yaitu : Variabel Kinerja Reksadana Konvesional dengan menggunakan Treynor Index (X1) Kinerja reksadana Syariah dengan menggunakan Treynor Index (X2)
Konsep Variabel Selisih antara rata-rata return dengan risk free di bagi dengan beta Selisih antara rata-rata return dengan risk free di bagi dengan beta
Indikator
Skala
NAB akhir per unit – NAB awal per Unit Rp – Rf RVOL k = βp
Rasio
Rp – Rf RVOL s =
Rasio βp
R= NAB awal per Unit
Keterangan : Rp
= Tingkat pengembalian
(Return)
reksadana.
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
123
124
NAB awal Per unit
= Nilai asset awal periode.
NAB akhir per unit
= Nilai asset akhir Periode.
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
RF
1.2.3.2. Perhitungan Beta Reksadana Untuk menghitung beta dari rata-rata return reksadana
= Rata-rata tingkat pengembalian bebas resiko selama periode tertentu TR – RF = Selisih premi resiko (Exces Return / Premium Risk)
diperlukan Return indeks harga pasar sebagai tolok ukur yang menggunakan rumus perhitungan beta menurut Tandelilin (2001:97) :
Penetapan Hipotesis Ho
= Terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara kinerja reksadana konvesional dengan reksadana syariah.
σi,M Ha
βi =
≠ Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
2
σ
M
reksadana konvesional dengan reksadana syariah. Tingkat signifikan yang dipilih adalah 1- α dengan α =
Keterangan : βi
= Beta reksadana I
0,05 yaitu dengan tingkat kepercayaan 95% dan derajat
σi,M
= Kovarian antara portofolio i dan pasar m
kebebasan (df) = n - 1. Penarikan kesimpulan harus diperoleh
= Varian dari return pasar m
dengan berdasarkan nilai probabilitas atau signifikansi sebagai
σ
2 M
berikut : Jika tingkat signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Treynor Performance Measure Treynor indeks dihitung dengan menggunakan rumus
Jika tingkat signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
menurut Tandelilin (2001:327) : Pengujian Hipotesis [ Rp – RF ]
RVOL =
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji dua pihak untuk
βp βp
menguji perbandingan data rasio dengan menggunakan Paired Samples T Test pada program Software SPSS for Windows 10.0,
Dimana : RVOL βp TR
dengan mengacu pada penetapan hipotesis untuk mengambil
= Reward – to – Volatility Ratio = Beta atau resiko reksadana selama periode tertentu = Rata-rata pengembalian reksadana selama periode tertentu
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
125
kepputusan. Apabila dengan rumus dapat dihitung dengan menggunakan teknik statistik parametrik t-test untuk dua sampel. Dengan rumus Sugiyono (1999 : 197) adalah :
126
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Dalam paparan ini akan dijelaskan hasil penelitian yang X1 – X2
mana akan menghitung kinerja reksadana dengan treynor indeks,
t= 2
2
√[S1 /n1] + [S2 /n2]
maka sebelum menghitung kinerja reksadana dan melakukan evaluasi kinerja dari reksadana tersebut, maka hal yang harus
Keterangan :
diperhatikan adalah dengan mencari dahulu angka-angka yang
t X1 X2 2 S1 2 S2 n1 n2
dibutuhkan dalam perhitungan ini.
= nilai t-test = rata-rata sampel 1 = rata-rata sampel 2 = varians sampel 1 = varians sampel 2 = Jumlah Sampel 1 = Jumlah Sampel 2
Angka-angka yang dibutuhkan tersebut diantaranya adalah harus menghitung terlebih dahulu rata-rata Rate of Return dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit untuk setiap bulannya selama dua tahun yaitu pada Januari 2003 – Desember 2004. NAB tersebut diambil dari Reksadana Anggrek yang notabene merupakan
Penilaian Hasil Pengukuran Kinerja
reksadana Konvensional. Selain itu dibutuhkan data Tingkat suku
Dari hasil pengujian hipotesis kemudian dilihat kinerja reksadana mana yang lebih baik dibanding dengan reksadana
bunga SBI untuk bulan – bulan tersebut sebagai patokan untuk tingkat pengembalian bebas risiko (Risk Free Rate of Return).
yang lain menurut Pratomo dan Nugraha (2004:153) menyatakan bahwa kinerja suatu reksadana dianggap baik jika : a.
perhitungan ini adalah Beta. Dengan beta kita dapat mengetahui
Jika makin besar return dan makin kecil risiko yang di hasilkan maka semakin tinggi RVOL semakin baik kinerja reksadana.
b. Perbedaan peringkat pada ukuran kinerja menunjukkan perbedaan baik buruknya diversifikasi portofolio relatif terhadap portofolio atau reksadana sejenis.
risiko investasi yang kita lakukan semakin kecil beta maka semakin kecil pula risiko investasinya. Dalam menghitung beta diperlukan pula NAB harian per unit dari sampel yang diteliti yaitu NAB dari Reksadana Anggrek selama tahun 2003 - 2004. Dari NAB harian maka akan diperoleh Beta dalam periode bulanan dengan
4.1 Kinerja Reksadana Konvensional dengan menggunakan Metode Treynor Indeks
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
Satu lagi data yang memang sangat diperlukan dalam
menggunakan tolok ukur yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
127
128
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
4.1.1 Perhitungan Rata-rata Rate of Return Reksadana Konvensional Setiap Bulan.
pengembalian dari reksadana Anggrek yang terbesar selama
Dalam perhitungan rata – rata rate of return untuk setiap bulan maka perlu dihitung pula rate of return setiap hari dengan menggunakan rumus yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Untuk perhitungan rate of return dapat dilihat pada halaman lampiran tentang perhitungan rate of return. Sedangkan hasil dari rata-rata rate of returnnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Rata-rata Rate of Return Reksadana Konvensional Periode tahu 2003 – 2004 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa rata-rata tingkat
Sedangkan untuk tingkat pengembalian yang terkecil terjadi pada bulan Juni yaitu sebesar -0.002798728. Akan tetapi pada tahun 2004 rata-rata tingkat pengembalian yan terbesar terjadi pada bulan
Nopember yaitu sebesar 0.005068995 sedangkan yang
terkecil terjadi pada bulan Mei sebesar -0.003011448. Dengan rata-rata tingkat pengembalian yang negatif hal ini dapat dikatakan bahwa si Investor bukannya untung ataupun BEP, namun malah merugi yang mana pada tahun 2003 merugi
Tahun 2003 -0.000256177 0.00362033 0.000495773 -0.002468805 0.009491621 -0.002798728 0.003525368 0.000617998 0.002115274 -0.00112542 0.002194232 -0.00175901
tahun 2003 terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 0.00362033.
sebesar 0.2798728%. Seedangkan pada tahun 2004 merugi
2004 0.000429987 0.000597726 -0.000146664 0.002237304 -0.003011448 0.003070045 0.000597151 0.002793295 -0.002590358 0.002416276 0.005068995 0.000999488
sebesar 0.3011448%.
4.1.2 Perhitungan Risk Free Rate of Return (Pengembalian Bebas Risiko) Dalam perhitungan ini data yang digunakan adalah data
Sumber : Annual Report NAB Reksadana Anggrek PT Danareksa Tahun 2003-2004 Data yang telah diolah
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
129
dari tingkat suku bunga SBI bulanan selama tahun 2003 – 2004, yang mana data tersebut diperoleh dari Bank Indonesia. Data tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
130
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Tabel 4.2 Rata-rata Risk Free rate of Return Periode 2003 – 2004 Tahun Bulan 2003 2004 Januari 0.12795 0.08053333 Februari 0.12495 0.076366667 Maret 0.115775 0.0742 April 0.11242 0.07335 Mei 0.107075 0.0732 Juni 0.09895 0.07335 Juli 0.09202 0.07365 Agustus 0.089975 0.0737 September 0.087375 0.07385 Oktober 0.08528 0.07405 Nopember 0.0847333 0.07415 Desember 0.083925 0.0743 Sumber : Annual Report Tingkat Suku Bunga Bulanan Bank Indonesia, Data yang sudah di olah.
tahun 2003 – Desember 2004 dari PT. Danareksa Investment Management dengan menggunakana tolok ukurnya yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian selama periode tahun yang sama. Kedua data tersebut dihitung untuk memperoleh Varian Rm dan Covarian (Ri, Rm) yang dibutuhkan untuk menghitung Beta. Untuk perhitungan Covarian dan Varian tersebut dapat dilihat pada
Perhitungan
Beta
Reksadana
Konvensional
tentang
Perhitungan
Beta
Reksadana
Konvensional PT. Danareksa. Setelah diperoleh data Covarian dan Varian maka dapat dihitung Beta untuk setiap bulannya. Beta untuk setiap bulan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Perhitungan Beta Reksadana Konvensional PT. Danareksa Periode Tahun 2003 – 2004 Tahun
4.1.3
lampiran
PT.
Bulan Januari
Covarian (Ri, Rm)
Varian Rm
Beta
0.002148236
0.004700918
0.456982232
-0.0232387
0.067224576
-0.345687565
Maret
0.000987764
0.002820439
0.350216402
April
0.001210726
0.005191294
0.233222391
Mei
-0.00069566
0.003137444
-0.22172826
Juni
-0.001030624
0.003287474
-0.313500274
resiko dari kinerja suatu Reksadana dengan menggunakan
Juli
0.000795386
0.002272846
0.349951559
metode
Agustus
0.000598828
0.002499957
0.23953532
Septembe r Oktober
0.003555028
0.005711438
0.622440093
-0.000372382
0.002331477
-0.159719354
Februari
Danareksa Dalam perhitungan ini sebagaimana telah dipaparkan bahwa beta merupakan resiko dari suatu investasi, dalam hal ini invetasi melalui Reksadana. Beta digunakan untuk mengukur
Treynor
Indeks.
Data
yang
digunakan
2003
dalam
perhitungan ini adalah data NAB Harian dari reksadana Anggrek salah satu dari reksadana Konvensional dari Januari Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
131
132
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Tahun
Bulan
2004
2004
Sumber :
Covarian (Ri, Rm)
Varian Rm
bulan Maret tahun 2004 memiliki tingkat risiko yang paling besar
Beta
Nopember
0.000833058
0.001440562
0.578286808
Desember
0.003246444
0.012738413
0.254854667
Januari
-0.086931413
0.622961299
-0.139545447
Februari
0.001665526
0.003208702
0.519065342
Maret
0.002986166
0.003769227
0.792248915
April
0.002339712
0.003885509
0.602163578
Mei
0.009950657
0.021473422
0.463394097
Juni
0.001318802
0.002697246
0.488943908
Juli
0.000209553
0.002291751
0.091437944
Agustus
-0.001944508
0.006311321
-0.308098416
Septembe r Oktober
-0.000792431
0.001500836
-0.527993065
0.001620307
0.003000526
0.540007652
Nopember
0.00231216
0.026658901
0.086731257
Desember
0.000241089
0.002585674
0.093240292
selama dua tahun yang diteliti dalam penelitian ini atau dengan kata lain bahwa pada bulan tersebut reksadana Anggrek lebih sensitif
pada
perubahan
pasar
dibandingkan
pada
bulan
September tahun 2004 yang notabene risiko yang terkecil selama periode penelitian.
4.1.4 Perhitungan Kinerja Reksadana Konvensional dengan Metode Treynor Indeks Setelah variabel-variabel yang dibutuhkan diperoleh, maka
Annual Report NAB Anggrek PT. Danareksa dan IHSG Tahun 2003 – 2004, Data yang telah diolah
dapat
dihitung
setiap bulannya risiko suatu investasi reksadana berfluktuasi.
dari
reksadana
tersebut
adalah Rata-rata Rate of return (Tabel 4.1), Rata-rata Risk Free Rate of Return (Tabel 4.2) dan Beta (Tabel 4.3) dari reksadana dengan
tolok
ukurnya
adalah
IHSG.
pada tabel di bawah berikut ini.
pada bulan Februari yaitu sebesar –0.345687565 dan risiko investasi yang paling besar terjadi pada bulan September sebesar 0.622440093. Akan tetapi pada tahun 2004 risiko yang terbesar terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 0.792248915 sedangkan risiko investasi yang paling kecil terjadi pada bulan September sebesar -0.527993065. Data tersebut menunjukkan bahwa pada
133
Untuk
perhitungan kinerja dari reksadana konvensional ini dapat dilihat
Untuk beta atau risiko yang paling kecil pada tahun 2003 terjadi
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
yang
menggunakan metode Treynor Indeks. Variabel-variabel tersebut
Konvensional Dilihat dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa untuk
kinerja
134
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Tabel 4.4 Kinerja Reksadana Konvensional PT. Danareksa Periode tahun 2003 –2004 Tahu Bulan n Januari
2004
Free Beta
reksadana konvensional khususnya reksadana Anggrek pada tahun 2003 mencapai tingkat tertinggi terjadi pada bulan Oktober
RVOL
yaitu sebesar 0.540982779 dengan risiko sebesar -15,9719354%,
-0.000256177
0.127975
0.456982232
-0.280604295
0.00362033
0.12495
-0.345687565
0.350980719
sedangkan tingkat terkecil terjadi pada bulan April yaitu sebesar -
Maret
0.000495773
0.115775
0.350216402
-0.3291657
0.492614815 dengan tingkat risiko 23.3222391%. Akan tetapi
April
-0.002468805
0.11242
0.233222391
-0.492614815
selama tahun 2004 kinerja reksadana mencapai tingkat tertinggi
Mei
0.009491621
0.107075
-0.22172826
0.440103481
Juni
-0.002798728
0.09897
-0.313500274
0.324620858
Juli
0.003525368
0.09202
0.349951559
-0.252876805
Agustus
0.000617998
0.089975
0.23953532
-0.373043115
dengan tingkat terkecil terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar
Sep
0.002115274
0.087375
0.622440093
-0.136976597
-0.79833635 dengan tingkat risiko sebesar 9.1437944%.
Oktober
-0.00112542
0.08528
-0.159719354
0.540982779
Nop
0.002194232
0.0847333
0.578286808
-0.142730332
Des
-0.00175901
0.083925
0.254854667
-0.336207341
Januari
0.000429987 0.08053333
-0.139545447
0.574030502
Februari
0.000597726 0.076366667
0.519065342
-0.145971875
Februari
2003
Rata-rata RoR Risk RoR
Berdasarkan pada tabel di atas terlihat bahwa kinerja
terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 0.574030502 dengan tingkat risiko sebesar -1.6271531%. Untuk kinerja reksadana
4.2
Kinerja
reksadana
Syariah
dengan
menggunakan
Metode Treynor Indeks Pada dasarnya dalam menghitung kinerja reksadana
Maret
-0.000146664
0.0742
0.792248915
-0.093842557
April
0.002237304
0.07335
0.602163578
-0.118095313
Syariah sama dengan pada waktu menghitung Kinerja Reksadana
Mei
-0.003011448
0.0732
0.463394097
-0.16446357
Konvensional. Perbedaannya adalah terletak pada data yang
Juni
0.003070045
0.07335
0.488943908
-0.143738277
dihitungnya kalau dalam perhitungan ini ini diperlukan data dari
Juli
0.000597151
0.07365
0.091437944
-0.798933635
Agustus
0.002793295
0.0737
-0.308098416
0.230143037
-0.002590358
0.07385
-0.527993065
0.144775307
Oktober
0.002416276
0.07405
0.540007652
-0.132653165
Jakarta Islamic Indeks (JII). Kedua data tersebut digunakan untuk
Nop
0.005068995
0.07415
0.086731257
-0.796494913
menghitung Rata-rata Rate of Return dan Beta sebagai risiko dari
Des
0.000999488
0.0743
0.093240292
-0.786146315
investasi yang dilakukan.
Sep
NAB harian per unit dari Reksadana Syariah Berimbang mulai Januari 2003 – Desember 2004 dengan menggunakan tolok ukur
Sumber : Data yang telah diolah Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
135
136
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
4.2.1 Perhitungan Rata- rata Rate of Return NAB Syariah PT.
pada bulan Juni sebesar -0.002749068. Sedangkan pada tahun
Danareksa
2004 titik terbesar terjadi pada bulan Juli sebesar 0.00332293, dan
Dalam perhitungan ini data yang digunakan adalah NAB
titik terkecil terjadi pada bulan Februari sebesar -0.001906096.
harian dari Reksadana Syariah selama tahun 2003 – 2004. Untuk
Berdasarkan pada periode penelitian bahwa pada bulan
perhitungan Rata-rata Rate of Return setiap bulannya dapat dilihat
Juli 2004 mencapai titik tertinggi rata-rata tingkat pengembalian
pada lampiran tentang Rata-rata Rate of Return Reksadana Syariah
dan sebaliknya yang terjadi pada bulan Juni 2003.
PT. Danareksa. Sedangkan secara ringkas untuk Rata-rata Rate of Return setiap bulannya dapat dilihat pada tabel berikut ini. 4.2.2 Perhitungan Beta Reksadana Syariah PT. Danareksa Tabel 4.5 Rata-rata Rate of Return Reksadana Syariah PT. Danareksa Periode Tahun 2003 – 2004 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
2003 0.00104991 -0.0000791769 0.0000646011 0.006137221 0.0000760701 -0.002749068 0.00336207 0.000672112 0.00108916 0.00440668 -0.000887302 -0.000939652
Seperti
yang
telah
dilakukan
sebelumnya
perhitungan beta untuk Reksadana Konvensional bahwa dalam menghitung beta untuk reksadana inipun perlu dihitung dulu
Tahun 2004 0.002913997 -0.001906096 0.000903391 0.001719366 -0.001186368 0.001125857 0.00332293 0.001351984 -0.001811005 0.001562064 0.002621389 0.00593502
Covarian dan Variannya agar dapat menghitung beta dari reksadana ini. Untuk perhitungan Covarian dan Varian Reksadana Syariah ini dapat dilihat pada lampiran tentang Perhitungan Beta Reksadana Syariah PT. Danareksa. Sedangkan untuk perhitungan Beta Reksadana Syariah dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Sumber : Data yang telah diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa untuk tahun 2003 rata-rata tingkat pengembalian mencapai titik terbesar terjadi pada bulan April yaitu sebesar 0.00137221, dan titik terkecil terjadi Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
dalam
137
138
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Tabel 4.6 Perhitungan Beta Reksadana Syariah PT. Danareksa Periode Tahun 2003 – 2004 Tahun
2003
Bulan
(Ri,
untuk tahuh 2003 yang mencapai tingkat terbesar pada bulan Nopember sebesar 0.199307135 sedangkan tingkat terkecil
Beta Varian Rm
dicapai pada bulan Juni yaitu sebesar -0.356154359. Namun pada
Januari
0.001537246
0.005550717
0.276945483
Februari
0.000258051
0.001317646
0.195842434
Maret
0.000617466
0.004788579
0.12894556
April
-0.001884469
0.008538597
-0.220700075
Mei
0.00204749
0.011349427
0.180404702
Juni
-0.002390684
0.006712494
-0.356154359
Juli
0.000195564
0.002001267
0.097720094
-0.001937085
0.009896154
-0.195741194
Sep
0.000892434
0.009046011
0.098654976
Setelah semua variabel dihitung dan dapat diketahui
Oktober
-0.00044365
0.00353469
-0.125513128
maka kinerja dari reksadana Syariah dapat dihitung. Variabel
Nop
0.000499429
0.002505826
0.199307135
tersebut adalah rata-rata tingkat pengembalian, rata-rata tingkat
-0.002584246
0.020180708
-0.128055269
Januari
0.003569684
0.00750032
0.47593756
Februari
-0.000285005
0.003507159
-0.081263781
Maret
0.001876598
0.006671224
0.281297405
April
0.022169433
0.27870558
0.079544274
Mei
0.012146973
0.131538103
0.09234566
Juni
0.001653026
0.004353183
0.379728121
Juli
-0.00179491
0.0038563
-0.465448746
Agustus
-0.002877121
0.002237032
-1.286133144
Sep
-0.017145669
0.192141159
-0.089234754
0.00052917
0.00472597
0.111970664
0.000421989
0.002157323
0.195607705
-0.000817277
0.002928769
-0.279051369
Agustus
Desember
2004
Covarian Rm)
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa risiko atau beta
Oktober Nop Desember
tahun 2004 tingkat terbesar terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 0.47593756, dan tingkat terkecil dicapai pada bulan Agustus sebesar
-1.286133144.
4.2.3 Perhitungan Kinerja Reksadana Syariah PT. Danareksa
pengembalian bebas resiko dan beta dari reksadana syariah. Untuk perhitungan kinerja dari Reksadana Syariah dapat dilihat pada tabel berikut.
Sumber : Data yang telah diolah Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
139
140
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Tabel 4.7 Perhitungan Kinerja Reksadana Syariah PT. Danareksa Periode 2003-2004 Tahun
Bulan Januari
Kinerja reksadana pada tahun 2003 mencapai titik tertinggi terjadi
RVOL
0.127975
0.276945483
-0.458303521
-7.91769E-05
0.12495
0.195842434
-0.638417193
Maret
6.46011E-05
0.115775
0.12894556
-0.897358536
April
0.006137221
0.11242
-0.220700075
0.481571105
Mei
7.60701E-05
0.107075
0.180404702
-0.593104995
Juni
-0.002749068
0.09897
-0.356154359
0.285603883
0.00336207
0.09202
0.097720094
-0.907264068
0.000672112
0.089975
-0.195741194
0.456229402
Sep
0.00108916
0.087375
0.098654976
-0.87462228
4.3 Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Konvensional
Oktober
0.00440668
0.08528
-0.125513128
0.644341523
dan Reksadana Syariah dengan Menggunakan Metode
Nop
-0.000887302
0.0847333
0.199307135
-0.429591254
Des
-0.000939652
0.083925
-0.128055269
0.662718939
Januari
0.002913997
0.08053333
0.47593756
-0.163087219
Untuk melakukan perbandingan antara kedua kinerja
Februari
-0.001906096
0.076366667
-0.081263662
0.963195124
reksadana maka berikut tampilan dari kedua kinerja reksadana
Maret
0.000903391
0.0742
0.281297405
-0.260566247
April
0.001719366
0.07335
0.079544274
-0.900512763
Mei
-0.001186368
0.0732
0.092348121
-0.805499529
Juni
0.001125857
0.07335
0.379728121
-0.190199617
Juli
0.00332293
0.07365
-0.465448746
0.151095197
0.001351984
0.0737
-1.286133144
0.056252353
Sep
-0.001811005
0.07385
-0.089234754
0.847887192
Okt
0.001562064
0.07405
0.111970664
-0.647383282
Nop
0.002621389
0.07415
0.195607705
-0.365673791
Des
0.00593502
0.0743
-0.279051369
0.244990663
Juli Agustus
2004
Beta
dihitung dengan metode Treynor Indeks untuk sangat fluktuatif.
0.00104991
Februari
2003
Rata-rata RoR Risk Free RoR
Berdasarkan tabel di atas kinerja reksadana syariah yang
Agustus
pada bulan Desember yaitu sebesar 0.662718939 sedangkan titik terkecil terjadi pada bulan Juli sebesar
0.907264068. Namun pada tahun 2004 titk tertinggi dicapai pada bulan Februari sebesar 0.963195124, dan untuk titik terkecil terjadi pada bulan Oktober
-0.647383282.
Treynor Indeks
yang telah dihitung sebelumnya. Berikut data kinerja reksadana konvensional dan syariah yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Sumber: Data yang diolah Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
141
-
142
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Tabel 4.8 Data Kinerja Reksadana Konvensional dan Syariah PT. Danareksa Tahun 2003 - 2004
for Windows yang menghasilkan out put (dapat dilihat dalam lampiran tentang hasil T test output SPSS).
RVOL Bulan
Januari ‘03 Februari ‘03 Maret ‘03 April ‘03 Mei ‘03 Juni ‘03 Juli ‘03 Agustus ‘03 Septemb ‘03 Oktober ‘03 Nopemb ‘03 Desemb ‘03 Januari ‘04 Februari ‘04 Maret ‘04 April ‘04 Mei ‘04 Juni ‘04 Juli ‘04 Agustus ‘04 Septemb ‘04 Oktober ‘04 Nopemb ‘04 Desemb ‘04
Reksadana Konvensional
Dari output uji dua pihak (2 tailed Test) dengan Reksadana Syariah
-0.280604295
-0.458303521
0.350980719 -0.3291657 -0.492614815 0.440103481 0.324620858 -0.252876805 -0.373043115 -0.136976597 0.540982779 -0.142730332 -0.336207341 0.574030502 -0.145971875 -0.093842557 -0.118095313 -0.16446357 -0.143738277 -0.798933635 0.230143037 0.144775307 -0.132653165 -0.796494913 -0.786146315
-0.638417193 -0.897358536 0.481571105 -0.593104995 0.285603883 -0.907264068 0.456229402 -0.87462228 0.644341523 -0.429591254 0.662718939 -0.163087219 0.963195124 -0.260566247 -0.900512763 -0.805499529 -0.190199617 0.151095197 0.056252353 0.847887192 -0.647383282 -0.365673791 0.244990663
menggunakan Paired Samples T Test dilampiran terlihat bahwa t hitung untuk Terynor Indeks adalah sebesar 0.119 dengan derajat kebebasan (df) sebesar 23 dengan tingkat signifikansi (dalam tabel output SPSS dilampiran ) sebesar 0,906, oleh karena tingkat signifikansi > 0,05 maka, Ho diterima atau terdapat perrbedaan yang tidak signifikan antara kinerja reksadana konvensional dengan reksadana syariah.
4.3.1
Penilaian
Hasil
Pengukuran
Kinerja
Reksadana
Konvensional Dengan Reksadana Syariah Untuk penilaian Treynor Indeks dalam bab sebelumnya telah dipaparkan bahwa semakin tinggi RVOL maka akan semakin baik pula kinerja reksadana. Untuk dapat melihat lebih jelas perrbedaan kineja reksadana dapat dilihat pada grafik kinerja reksadana konvensional dengan syariah PT Danareksa Tahun 2003-2004. Apabila dilihat dari rata-rata sampel pada output Paired Samples Statistik dilampiran maka terdapat perbandingan
Sumber : Data yang telah diolah Hasil uji beda rata-rata statistik untuk membandingkan kedua kinerja reksadana tersebut menggunakan program SPSS
rata-rata RVOL konvensional yaitu sebesar -0.121621747 > RVOL syariah sebesar -0.139070371. Dalam penilaian ini bahwa RVOL Konvensional lebih besar dari pada RVOL Syariah.
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
143
144
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Secara umum perubahan kinerja reksadana yang terdapat
semakin kacau. Dampak dari semua itu dapat terlihat pada bulan
pada grafik kinerja reksadana konvensional den syariah PT
Februari sampai Juli 2004 atau mulai dari persiapan sampai digelar
Danareksa tahun 2003-2004 dilampiran dipengaruhi oleh banyak
pemilu putaran kedua, kinerja reksadana semakin menurun
faktor terutama faktor ekonomi khususnya kondisi ekonomi
khususnya reksadana konvensional.
Indonesia. Yang memang masih sangat rentan dengan isu-isu politik dan gejolak sosial sejak awal tahun 2003.
Berdasarkan uraian di atas dan hasil perbandingan yang dilakukan dengan menggunakan parameter Treynor Indeks dapat
Apalagi pada tahun tersebut banyak terjadi teror-teror
dikatakan nilai rasio dari reksadana konvesional lebh baik dari
bom sampai mengahncurkan hotel JW. Marriot yang notabene
reksadana syariah yang dapat terlihat dari periode 2003 – 2004,
dimiliki oleh pihak asing. Menyusul aksi teroris yang telah
dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja reksadana
meledakkan bom di Legian Bali. Hal ini yang mengakibatkan
konvensional lebih baik dari kinerja reksadana syariah.
kurangnya jaminan keamanan bagi investor baik lokal apalagi asing yang memang sangat dipermasalahkan bahkan sampai 5.1
direkomendasikan kepada presiden baru yang sekarang ini.
Kesimpulan Dari berbagai hasil dan pembahasan penelitian yang telah
Maka dari itu dengan kurangnya jaminan keamanan bagi para investor untuk berinvestasi di Indonesia mengakibatkan pengaruh buruk pada kinerja pasar modal Indonesia yang dapat
dikemukakan penulis dalam bab sebelumnya, maka dalam bab ini penulis akan menyimpulkan tentang apa yang telah dikemukakan berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu :
mengakibatkan kinerja reksadanapun menurun karena aksi kehati1.
hatian dari investor.
Berdasarkan perhitungan kinerja Reksadana Konvensional dalam hal ini Reksadana Anggrek yang telah dilakukan
Aksi tersebut merupakan bentuk trauma dari para investor agar tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan seperti pada tahun-tahuhn sebelumnya. Kenudian pada tahun 2004 situasi politik tambah memanas dengan digelarnya pesta demokrasi yaitu pemilihan umum ditambah lagi dengan situasi keamanan yang Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
145
dengan menggunakan metode Treynor Indeks pada salah satu Manajer
Investasi
yaitu
PT.
Danareksa
Investment
Management untuk tahun 2003 – 2004 dapat dikatakan bahwa, untuk tahun tersebut kinerja yang dihasilkan sangat fluktuatif dalam artian bahwa kenaikan dan penurunannya
146
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
terlihat jelas pada setiap bulannya. Kalau diperhatikan, pada
dengan digelarnya Pemilu tahap I yang memilih calon
RVOL Reksadana Konvensional ini untuk tiap bulannya banyak
legislatif yang berlangsung secara aman. Meskipun pada
memiliki nilai negatif dengan kata lain kinerja Reksadana ini
bulan tersebut tingkat suku bunga terus meningkat dan risiko
buruk. Dalam dua tahun saja terjadi dua kali yang mana dalam
pasarpun terus tinggi, namun para investor mencoba
3 bulan berturut-turut yaitu Juni – Agustus 2003 dan
berspekulasi
September – Nopember 2004 kinerjanya terus turun maka
pemerintahan yang akan dibentuk. Akan tetapi kalau dilihat
dari itu dapat dikatakan bahwa kinerja reksadana tersebut
secara keseluruhan kinerja reksadana Syariah-pun tidak jauh
kurang baik. Hal ini dikarenakan semakin besarnya risiko pasar
lebih baik dari kinerja reksadana konvensional.
(beta) yang timbul pada bulan-bulan tersebut, meskipun
2.
3.
dengan
mengandalkan
kepercayaan
pada
Dari hasil pengujian hipotesis untuk melakukan perbandingan
pemerintah selama bulan tersebut pemerintah menurunkan
kinerja reksadana konvensional dan Reksadana Syariah dapat
tingkat suku bunga SBI. Untuk titik terendah kinerja reksadana
disimpulkan bahwa antara kedua Reksadana tersebut memiliki
terjadi pada bulan Juli 2004 dan titik tertinggi terjadi pada
peerbedaan yang tidak signifikan. Hal itu terjadi karena
bulan Januari 2004.
pengaruh pasar yang cukup mempengaruhi kinerja pasar
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dalam bab
modal. Apabila dilihat dari rata-rata sampel pada output
sebelumnya mengenai kinerja reksadana syariah PT Danareksa
Paired Samples Statistics, maka terdapat perbandingan rata-
selama tahun 2003 – 2004 mengalami fluktuasi yang memang
rata RVOL Konvensional (-0.121621747) > RVOL Syariah (-
bervariasi untuk tiap bulannya. Dengan keadaan tersebut
0.139070371).
dapat disimpulkan bahwa RVOL Reksadana Syariah ini buruk,
Konvensional
sama halnya dengan Konvensional. Namun ada salah satu
Reksadana Syariah.
Dengan lebih
baik
demikian
kinerja
dibandingkan
Reksadana
dengan
yang menarik bahwa pada bulan Mei – Juli 2004 untuk tiga bulan berturut-turut terjadi kenaikan kinerja reksadana namun untuk dua bulan kinerjanya masih negatif dan kenaikannya hanya sampai 15 % saja. Hal ini disebabkan karena para investor sudah mulai belajar untuk mempercayai pemerintah Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
147
148
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
kinerja
5.2 Saran 1.
DAFTAR PUSTAKA
Bagi Investor Penulis menganjurkan kepada para investor agar tidak berspekulasi
dalam
memilih
investasi
pada
reksadana
meskipun bekal pengetahuuan tentang penilaian kinerja reksadana bagi investor dirasa tidak perlu, namun untuk menghasilkan return yangoptimal maka investor dianggap perlu untuk mengatahui kinerja reksadana dan perhitungan yang sekiranya dipakai oleh manajer investasi. 2.
Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian analisis membandingkan
Alwi. Z. Iskandar, 2003, Panduan Praktis Pasdar Modal: Teori dan aplikasi, Yayasan Pancur Siwah, Jakarta. Annual Report composite Index Daily 2003-2004, Jakarta Stock Excnhange. Annual Report Jakarta Islamic Index Daily 2003-2004, Jakarta Stock Exchange. Annual Report Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, 2003-2004.
Bagi Peneliti
dalam
Ade, 2005, Reksadana Sebagai Alternatif Investasi di Pasar Modal, Seminar UNISBA, Bandung
kinerja
reksadana
Syariah
dan
Konvensional, sebaiknya dilakukan pada manajer investasi yang berbeda untuk masing-masing portofolio reksadana. Selain itu pula perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara manajer investasi dengan kinerja reksadana, untuk mengetahui besar pengaruh dan tingkat
Annual Report Net Asset Value Reksadana Anggrek Daily 20032004 PT. Danasreksa Investment Management. Darmadji, Tjiptono, dan Fakhruddin, M. Hendy, 2001, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab, Salemba Rempat, Jakarta. Fabozzi, J. Frank, 1999, Manajemen Investasi, Jilid 2, Salemba Empat, Simon dan Schuster (Asia) Pte. Ltd. Prentice Hall. http://bi.go.id http://danareksa.com
signifikansi hubungan antara keduanya.
Pratomo, eko, Priyo dan Nugraha, Ubaidillah, 2004, Reksadana: Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern, PT. Gramedia Pusaka Utama, Jakarta Ahardjo, Sapto, 2004, Panduan Investasi Reksadana: Pilihan Bijak Berinvestasi dan Mengembangkan Dana, Elex Media Komputindo, Jakarta. Santoso, Singgih, 2002, SPSS Versi 10.0: Mengolah Data Statistik Secara Perhitungan Profesional, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
149
150
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Sharpe, William, Alexander, Gordon, dan Bailey, Jeffery, 1997, Investasi, Jilid II, Alih Bahasa: Henry Njooliangtik dan Agustiono, PT. Prenhalindo, Jakarta. Sudarsono, Heri, 2004, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Illustrasi, Edisi 2, Ekonisia FEUI, Yogyakarta. Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung. Sunariyah, 1997, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Salemba Empat, Jakarta. Tandelilin, Eduardus, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi I, BPFE, Yogyakarta. Trjoajadi, Michael, T, 2001, Reksadana Konvensional dengan Reksadana Syariah, http://www.detik.com/bisnis/konsultasi/reksadana/20 01/II/06/20011106120024.shtml.
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R)
151
152
Analisis Kinerja Perbandingan Reksadana (Deden R) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008