ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK SYARIAH BERDASARKAN RGEC DAN ISLAMICITY PERFORMANCE INDEX (Studi Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
DEFRI DUANTIKA NIM 1111046100078
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M / 1437 H
ABSTRAK Defri Duantika, 1111046100078, Perbandingan Kinerja Bank Syariah Berdasarkan RGEC dan Islamicity Performance Index (Studi Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri). Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syaif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan kondisi kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri secara komprehensif meliputi kinerja keuangan dan syariah. Metode penelitian yang digunakan ialah analisis kuantitatif dan statistik. Pengukuran kinerja keuangan dilakukan dengan menggunakan metode RGEC berdasarkan PBI No.13/1/PBI/20011 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.10/SEOJK.03/2014. Pengukuran kinerja syariah dilakukan dengan menggunakan metode Islamicity Performance Index berdasarkan penelitian Hameed dkk (2004) dalam penelitiannya yang berjudul Alternative Disclosure & Performance Measures For Islamic Banks. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja keuangan yang ditinjau dari aspek REC pada periode 2010 -2014 yang meliputi NPF, FDR, ROA, NOM, dan CAR dapat diperoleh kesimpulan bahwa kinerja keuangan kedua bank dinilai baik. Pada anaslisis statistik yang digunakan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada NPF, FDR, ROA, dan CAR akan tetapi pada rasio NOM terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Muamalat Indonesia dengan Bank Syariah Mandiri. Pada pengukuran kinerja syariah dapat disimpulkan bahwa Bank Syariah Mandiri lebih baik dibandingkan Bank Muamalat Indonesia. Sedangkan pada analisis statistik yang digunakan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada ZPR, EDR, Islamic Investment vs Non-Islamic Investment Ratio, dan Islamic Income vs NonIslamic Income Ratio akan tetapi terdapat perbedaan yang signifikan pada PSR. Kata kunci : Kinerja Keuangan, Kinerja Syariah, Metode RGEC, Islamicity Performance Index Pembimbing : M. Nur Rianto al Arif, S.E, M.Si Daftar Pustaka : Tahun 2001 s.d 2014
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya meskipun terdapat banyak kekurangan. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah memberi petunjuk kepada umatnya menuju kehidupan yang bahagia fiddun yaa wall aakhirat. Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak tangan yang terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat yang setinggi-tingginya dan terima kasih yang setulus-tulusnya atas segala kepedulian mereka yang telah memberikan berbagai bentuk bantuan baik berupa sapaan moril, kritik, masukan, dorongan semangat, dukungan finansial, maupun sumbangan pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Unversitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. selaku Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukun dan Bapak Abdurrauf, Lc., M.A. selaku Sekretaris
vi
Program Studi Muamalat Fakutas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak M. Nur Rianto Al Arif, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis, yang sangat sabar dalam membimbing penulis dalam menulis skripsi sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Selain itu, berbagai motivasi, ilmu, dan pengalaman yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis mendapatkan pelajaran berharga yang bermanfaat untuk masa depan. Semoga Allah membalas kebaikan Bapak berupa limpahan rezeki dan keberkahan dunia dan akhirat. 4. Kepada Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan. 5. Bapak Dr. Hasanuddin, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan nasehat dan waktu luangnya untuk berkonsultasi mengenai masalah akademik selama penulis menjadi mahasiswa. 6. Kepada seluruh dosen dan karyawan akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di bangku kuliah. 7. Kepada kedua orang tuaku Bapak Yatimin dan Ibu Sukasmiyati, juga kakak dan adikku tercinta Febriana Felayati dan Rizky Nur Ikhsan, yang telah memberikan do’a, dukungan, semangat, dan rela mengorbankan waktu dan vii
keringatnya untuk membantu penulis dalam menjalani perkuliahan. Semoga kebaikan kalian dibalas berlipat ganda oleh Allah Swt berupa keberkahan dunia dan akhirat. 8. Kepada sahabat-sahabat semasa SMK Pipit, Putri, Puput, Dira, Eka, Riany, Anti, Erna, Khoirunnisa, Dian Firly, dan Chairunnisa yang telah meringankan beban penulis selama masa skripsi. Terimakasih untuk kalian. 9. Kepada Dina Fadhillah yang telah berjuang bersama penulis melewati masa sulit selama sidang semi proposal, ujian komprehensif, hingga masa bimbingan skripsi. Semoga kebaikan Dina dibalas sama Allah. 10. Kepada Akhawat-akhawat terhebat, Ni’matul Hidayah, Siti Yuhanah, Firda Istiani, Mutia Rahmah, Kartini, Siti Nurhotimah, Tia Fitriyani, Nidaul Hasanah, Kak Febriani Nancy, Kak Suci Aprilia Safitri, Ika Yulita, dan Elfi Handayani yang selama ini menjadi inspirasi penulis dan telah banyak membantu penulis. 11. Kepada Keluarga Besar Lingkar Studi Ekonomi Islam (LiSEnSi) yang telah menjadi keluarga kedua penulis di kampus dan telah memberikan banyak ilmu, pengalaman dan juga inspirasi. Semoga kebaikan kalian dibalas oleh keberkahan Alah Swt. 12. Kepada Seluruh Teman-teman Perbankan Syariah B Tahun 2011 yang telah membantu penulis selama proses skripsi, terutama kepada Halimatus Sa’diyah yang selalu memotivasi penulis.
viii
13. Kepada Keluarga KKN DOA, Pipit, Najmi, Risa, Rifkia, Lutfia, Silvana, Nurma, Sandria, Arif, Saedi, Badru Tamam, Abdullah, Kak Nu’im, dan Kak Ba’un yang selalu memberikan dukungan kepada penulis. 14. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dengan demikian, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaianskripsi ini. Semoga Allah Swt membalas yang terbaik dan semoga karya ini dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat dan menyumbangkan aspirasi bagi perkembangan industri keuangan syariah.
Jakarta, 22 September 2015
Defri Duantika
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................
iii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................
iv
ABSTRAK ...................................................................................................
v
KATA PENGANTAR .................................................................................
vi
DAFTAR ISI ................................................................................................
x
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..........................................................................
7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...............................................
7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................................
8
E. Metode Penelitian ..............................................................................
9
F. Sistematika Penulisan .......................................................................
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bank Syariah .....................................................................................
14
1. Pengertian Bank Syariah ............................................................
14
2. Tujuan Bank Umum Syariah ...................................................... x
15
3. Kegiatan Usaha Bank Umum Syariah ........................................
16
B. Kinerja Bank .....................................................................................
19
1. Pengukuran Kinerja ....................................................................
19
2. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank ..........................................
20
3. Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank .................................
21
C. Islamicity Performance Index (IPI) ...................................................
25
D. Review Studi Terdahulu ....................................................................
30
E. Kerangka Pemikiran ..........................................................................
37
F. Hipotesis ............................................................................................
39
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................
40
B. Objek Penelitian ................................................................................
41
C. Metode Pengumpulan Data ...............................................................
41
D. Teknik Analisis Data .........................................................................
42
E. Definisi Operasional Variabel ...........................................................
43
1. Pengukuran Berdasarkan RGEC ................................................
47
2. Pengukuran Berdasarkan IPI ......................................................
48
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode RGEC .
52
1. Risk Profile .................................................................................
52
xi
a. Non Performing Financing ....................................................
52
b. Financing to Debt Ratio .........................................................
53
2. Earnings .....................................................................................
58
a. Return On Assets ...................................................................
59
b. Net Operating Margin ...........................................................
61
3. Capital ........................................................................................
64
B. Perbandingan Kinerja Keuangan BMI dengan BSM ........................
68
C. Analisis Kinerja Syariah Dengan Menggunakan Metode IPI ...........
75
1. Profit Sharing Ratio ...................................................................
75
2. Zakat Performance Ratio ...........................................................
77
3. Equitable Distribution Ratio ......................................................
79
4. Islamic Investment vs Non-Islamic Investment Ratio .................
83
5. Islamic Income vs Non-Islamic Income Ratio ............................
84
D. Perbandingan Kinerja Syariah BMI dengan BSM ...........................
88
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................
96
B. Saran ..................................................................................................
98
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. LAMPIRAN
xii
101
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan RGEC
21
Tabel 2.2
Review Studi Terdahulu …………………………………………..
34
Tabel 3.1
Matriks Kriteria Penilaian Rasio NPF ……………………………
47
Tabel 3.2
Matriks Kriteria Penilaian Rasio ROA …………………………...
49
Tabel 3.3
Matriks Kriteria Penilaian Rasio NOM …………………………..
50
Tabel 3.4
Matriks Kriteria Penilaian Rasio CAR …………………………...
50
Tabel 4.1
Perhitungan Rasio NPF Bank Muamalat Indonesia ……………..
53
Tabel 4.2
Perhitungan Rasio NPF Bank Syariah Mandiri ………………….
54
Tabel 4.3
Perhitungan Rasio FDR Bank Muamalat Indonesia ……………..
56
Tabel 4.4
Perhitungan Rasio FDR Bank Syariah Mandiri ………………….
57
Tabel 4.5
Perhitungan Rasio ROA Bank Muamalat Indonesia ……………..
59
Tabel 4.6
Perhitungan Rasio ROA Bank Syariah Mandiri ............................
60
Tabel 4.7
Perhitungan Rasio NOM Bank Muamalat Indonesia .....................
62
Tabel 4.8
Perhitungan Rasio NOM Bank Syariah Mandiri .............................
63
Tabel 4.9
Perhitungan Rasio CAR Bank Muamalat Indonesia .......................
64
Tabel 4.10
Perhitungan Rasio CAR Bank Syariah Mandiri .............................
65
Tabel 4.11
Ringkasan Hasil Penilaian Kinerja BMI Berdasarkan RGEC ........
66
Tabel 4.12
Ringkasan Hasil Penilaian Kinerja BMI Berdasarkan RGEC ........
67
Tabel 4.13
Perbandingan Kinerja Rasio NPF BMI dan BSM ..........................
68
Tabel 4.14
Perbandingan Kinerja Rasio FDR BMI dan BSM ......................... xiii
69
Tabel 4.15
Perbandingan Kinerja Rasio ROA BMI dan BSM ...................
71
Tabel 4.16
Perbandingan Kinerja Rasio NOM BMI dan BSM ...................
72
Tabel 4.17
Perbandingan Kinerja Rasio CAR BMI dan BSM ....................
74
Tabel 4.18
Perhitungan Rasio PSR Bank Muamalat Indonesia ..................
77
Tabel 4.19
Perhitungan Rasio PSR Bank Syariah Mandiri .........................
76
Tabel 4.20
Perhitungan Rasio ZPR Bank Muamalat Indonesia .................
77
Tabel 4.21
Perhitungan Rasio ZPR Bank Syariah Mandiri .........................
78
Tabel 4.22
Perhitungan Rasio EDR Bank Muamalat Indonesia .................
79
Tabel 4.23
Perhitungan Rasio EDR Bank Syariah Mandiri ........................
80
Tabel 4.24
Perhitungan Rasio Investasi Halal dan Non-Halal Bank Muamalat
Indonesia ........................................................................................................... Tabel 4.25
Perhitungan Rasio Investasi Halal dan Non-Halal Bank Syariah Mandiri .......................................................................................
Tabel 4.26
Tabel 4.30
85
Ringkasan Hasil Penilaian Kinerja Syariah BMI Berdasarkan Islamicity Performance Index ....................................................
Tabel 4.29
85
Perhitungan Rasio Pendapatan Halal dan Non-Halal Bank Syariah Mandiri........................................................................................
Tabel 4.28
84
Perhitungan Rasio Pendapatan Halal dan Non-Halal Bank Muamalat Indonesia ...................................................................................
Tabel 4.27
83
87
Ringkasan Hasil Penilaian Kinerja Syariah BSM Berdasarkan Islamicity Performance Index ....................................................
87
Perbandingan Kinerja Rasio PSR BMI dan BSM ..................... xiv
88
Tabel 4.31
Perbandingan Kinerja Rasio ZPR BMI dan BSM ....................
89
Tabel 4.32
Perbandingan Kinerja Rasio EDR BMI dan BSM ....................
91
Tabel 4.33
Perbandingan Kinerja Rasio Pendapatan Halal dan Non-Halal BMI dan BSM ………………………………………………………..
Tabel 5.1
Rata-rata Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri Periode 2010 – 2014 …………………………
Tabel 5.2
96
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri Periode 2010 – 2014 ………………………….
Tabel 5.3
94
97
Rata-rata Kinerja Syariah Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri Periode 2010 – 2014 ........................................................ 97
Tabel 5.4
Perbandingan Kinerja Syariah Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri Periode 2010 – 2014 ........................................... 98
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran ...................................................................
38
Gambar 4.1
Persentase Perbandingan Rasio NPF BMI dengan BSM ..........
55
Gambar 4.2
Persentase Perbandingan Rasio FDR BMI dengan BSM ..........
58
Gambar 4.3
Persentase Perbandingan Rasio ROA BMI dengan BSM .........
61
Gambar 4.4
Persentase Perbandingan Rasio NOM BMI dengan BSM ........
63
Gambar 4.5
Persentase Perbandingan Rasio CAR BMI dengan BSM .........
66
Gambar 4.6
Persentase Perbandingan Kinerja Rasio PSR BMI dengan BSM
77
Gambar 4.7
Persentase Perbandingan Kinerja Rasio ZPR BMI dengan BSM
79
Gambar 4.8
Persentase Perbandingan Kinerja Rasio EDR Qardh dan Donasi BMI dengan BSM ..............................................................................
Gambar 4.9
81
Persentase Perbandingan Kinerja Rasio EDR Beban Gaji Pegawai BMI dengan BSM ......................................................................
82
Gambar 4.10 Persentase Perbandingan Kinerja Rasio EDR Laba Bersih BMI dengan BSM ...........................................................................................
83
Gambar 4.11 Persentase Perbandingan Kinerja Rasio Pendapatan Halal dan NonHalal BMI dengan BSM ..............................................................
xvi
86
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syariah dewasa ini tumbuh sangat pesat. Perbankan syariah menunjukkan ketangguhannya sebagai salah satu pilar penyokong stabilitas sistem keuangan nasional. Bank syariah mampu berkembang di tengah krisis yang pernah melanda Indonesia pada tahun 2008. Menurut Islamic Development Bank (IDB) aset finansial syariah global saat itu telah mencapai US$900 miliar dengan pertumbuhan 20% per tahun.
1
Perkembangan bank syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1991. Sampai bulan Maret 2015 jumlah bank yang melakukan kegiatan usaha syariah meningkat seiring dengan munculnya pemain-pemain baru baik dalam bentuk Bank Umum Syariah (BUS) maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Bank Umum Syariah yang pada akhir tahun 2009 berjumlah 6 BUS bertambah 5 BUS dimana 3 BUS merupakan hasil konversi Bank Umum Konvensional dan 2 BUS hasil spin off Unit Usaha Syariahnya (UUS) sehingga jumlah UUS di tahun 2010 terdapat 23 UUS, dan 11 BUS. Angka tersebut terus bertahan sampai pada bulan Juli 2014 jumlah BUS bertambah menjadi 12 BUS
1
Bisnis Indonesia, 6/6/2008
1
2
akibat 1 UUS spin off sehingga jumlah UUS di tahun 2014 terdapat 22 UUS, dan 12 BUS.2 Perkembangan bank syariah yang cukup pesat sebenarnya bukan tanpa masalah, sehingga perjalanan bank syariah di Indonesia pasti terdapat tantangantantangan. Salah satu tantangan utama bank syariah adalah bagaimana mewujudkan kepercayaan dari para pemangku kepentingan atau stakeholder. Dalam hal ini stakeholder yang dimaksud adalah seluruh stakeholder, baik stakeholder langsung yang merasakan dampak secara langsung (dewan komisaris, dewan direksi, karyawan) maupun stakeholder tidak langsung yang merasakan dampak secara tidak langsung (investor, pemerintah, dan masyarakat). Kepercayaan ini akan berguna bagi bank-bank syariah dalam upayanya untuk terus tumbuh, dan berkembang. Bank akan mampu memobilisasi simpanan, menyalurkan pembiayaan, menanamkan investasi, memperluas kesempatan kerja, serta membantu pemerintah membiayai defisit anggaran untuk pembangunan, dan mengakselerasi pembangunan ekonomi dengan baik. Hal ini terjadi karena semua institusi keuangan harus merespon realitas bahwa penyedia dana serta stakeholder yang lain memiliki harapan, dan mereka tidak akan
2
Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah Maret 2015, artikel diakses pada 17 Juni
2015 dari http://ojk.go.id
3
menanamkan dana atau berkontribusi dengan baik apabila ekspektasi mereka tidak terpenuhi. 3 Kepentingan dan harapan dari seluruh stakeholder bank syariah tentu harus diupayakan untuk dipenuhi oleh pengelola bank syariah dalam kerangka keadilan dan kewajaran. Berdasarkan seluruh kepentingan dan harapan stakeholder terhadap bank syariah tersebut dapat diakomodasi oleh sistem penilaian kinerja keuangan (financial performance) dan kinerja sosial (social performance) yang dikembangkan secara komprehensif. Kinerja keuangan bagi bank syariah diantaranya bisa diwakili dalam beberapa variabel dalam pengukuran kesehatan finansial bank syariah. Sedangkan untuk melihat kinerja sosial perlu dikembangkan sebuah model penilaian yang dikembangkan dari penelitian-penelitian sebelumnya yang sudah ada, yang diharapkan bisa mencover kepentingan dan harapan dari manajemen, pegawai, pemegang saham, pemegang rekening investasi mudharabah, pemegang rekening wadiah, pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan. 4 Bank Indonesia membuat Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 mengenai penilaian tingkat kesehatan Bank Umum dengan pendekatan Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital (RGEC) yang
3
Azis Budi Setyawan. Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariah di
Indonesia. Tesis. Universitas Paramadina. Jakarta 4
Prasetyo Adi Sulistiyo, dkk, Pengukuran Kesehatan Bank Syariah berdasarkan Islmacity
Performance Index (Studi Pada BMI dan BSM), Forum Riset Keuangan Syariah I, 2012, h. 3
4
merupakan metode baru pengukuran tingkat kesehatan bank. Pada tahun 2014 ada penyempurnaan terhadap Peraturan Bank Indonesia tersebut, ditandai dengan diedarkannya Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 10/SEOJK.03/2014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang masih menggunakan pendekatan yang sama. Tujuan dibuatnya Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan tersebut adalah agar bank dapat mengidentifikasi permasalahan lebih dini, melakukan tindak lanjut perbaikan yang sesuai dan lebih cepat, serta menerapkan prinsip Good Corporate Governance dan manajemen risiko yang lebih baik,5 sehingga diharapkan nantinya dapat menentukan solusi terbaik untuk membuat kebijakan yang lebih baik untuk bank syariah ke depannya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dan dapat menjalankan fungsi sosial. 6 Namun kenyataannya di Indonesia dengan keberadaan berbagai pengukuran kinerja yang ada saat ini (seperti RGEC, balance scorecard, Return On Investment (ROI)) tidak mampu mengungkapkan fungsi sosial suatu bank. 5
Otoritas Jasa Keuangan, Surat Edaran OJK No, 10/SEOJK.03/2014 Tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah, 2014, h. 2 6
Mellia Kusumawati, Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Bank Berdasarkan Metode
CAMELS dan RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, Universitas Negeri Surabaya, 2013, h. 1
5
Pengukuran kinerja saat ini hanya menampilkan financial performance saja, sehingga
diperlukan
mengungkapkan
pengukuran
nilai-nilai
kinerja
materialistiknya
yang
tidak
saja,
namun
hanya
mampu
juga
mampu
mengungkapkan nilai-nilai spiritual dan sosial yang terkandung dalam bank syariah. Nilai-nilai spiritual dan sosial yang dimaksud adalah nilai-nilai tentang keadilan, kehalalan dan kesucian.7 Kesadaran akan sasaran ini, kemudian menghasilkan alat ukur bagi bank syariah yang khas dan lebih komprehensif. Ada dua penelitan yang mencoba merepresentasikan hal tersebut. Penelitian Samad dan Hasan yang menggunakan pengukuran rasio keuangan yang umum digunakan ditambah alat ukur baru yaitu Long term loan ratio (LTA), Government Bond Investment Ratio (GBD), dan Mudaraba-Musharakah ratio (MM/L) kemudian penelitian yang dilakukan oleh Hameed yang berhasil menemukan alat ukur baru yang disebut Islamicity Performace Index. Terdapat tujuh rasio keuangan yang diukur dari Islamicity Performance Index, yaitu profit sharing ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio, directors-employee welfare ratio, islamic investment vs non islamic investment ratio, islamic income vs non islamic income, dan AAOIFI index.8 7
Prasetyo Adi Sulistiyo, dkk, Pengukuran Kesehatan Bank Syariah berdasarkan Islmacity
Performance Index (Studi Pada BMI dan BSM), Forum Riset Keuangan Syariah I, 2012, h. 3 8
Shahul Hameed bin Mohamed Ibrahim, dkk, Alternative Disclosure Performance
Measurement in Islamic Bank, 2nd International Conference on Administrative Sciences, King Fahd University of Proleum ang Minerals, 2004, h.6
6
Untuk menilai kinerja perbankan syariah di Indonesia, dibutuhkan sampel yang kuat yang secara relatif mampu merepresentasikan kinerja perbankan syariah di Indonesia secara umum. 9 Pada akhir tahun 2013, dua Bank Umum Syariah yang memiliki market share terbesar adalah Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia. Pada tahun 2013 dari empat Bank Syariah yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS), dan Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) yang dianalisis asetnya mencapai Rp 150,77 Triliun atau 62,23% dari total aset Bank Syariah. BSM menguasai 26,41% pangsa pasar perbankan syariah, sedangkan BMI menguasai 22,57% pangsa pasar perbankan syariah. 10 Adanya perkembangan perbankan syariah yang pesat dan tantangan bank syariah dalam meningkatkan kepercayaan dan loyalitas deposan, shareholder, dan stakeholder lainnya, membuat peneliti merasa perlu untuk menilai kinerja bank umum syariah di Indonesia melalui indeks pengukuran kinerja dengan mengevaluasi kinerja bank syariah tidak hanya dari segi keuangan tetapi juga mampu mengevaluasi prinsip keadilan, kehalalan dan penyucian (tazkiyah). Oleh karena itu, penelitian ini akan menggabungkan dua metode pengukuran yakni metode pengukuran kinerja keuangan BUS berdasarkan Surat Edaran OJK No. 10/SEOJK.03/2014 dan Islamicity Performance Index (IPI).
9
Prasetyo Adi Sulistiyo, dkk, Pengukuran Kesehatan Bank Syariah berdasarkan Islmacity
Performance Index (Studi Pada BMI dan BSM), Forum Riset Keuangan Syariah I, 2012, h. 4 10
SCP Bank Sharia, edisi 9 Oktober 2014, diakses pada 13 Juli 2015
7
Pengukuran terhadap kinerja keuangan menggunakan indikator Risk Profile, Good Corporte Governance, Earning, Capital (RGEC) dan pada kinerja syariah digunakan indikator profit-sharing ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio, slamic vs non-islamic investment ratio,dan islamic vs non islamic income ratio. Dengan demikian, penelitian ini mengambil judul : “Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Berdasarkan RGEC dan Islamicity Performance Index (Studi Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri)”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalahmasalah sebagai berikut : 1. Kepercayaan stakeholder masih menjadi tantangan utama bagi bank syariah di Indonesia. 2. Kurangnya sistem penilaian kinerja yang dapat mengakomodasi harapan dan kepentingan stakeholder terhadap bank syariah. 3. Pengukuran kinerja
Bank Syariah
sampai
sekarang
hanya
mampu
merepresentasikan financial performance saja. 4. Islamicity Performance Index sebagai pengukuran kinerja syariah yang ditemukan peneliti Malaysia untuk mengungkapkan social performance suatu bank belum memasuki tahap praktik di lapangan.
8
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan berbagai masalah yang telah disebutkan di atas, penulis membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu penulis hanya akan fokus untuk meneliti masalah pengukuran kinerja yang sampai saat ini hanya mengukur kinerja keuangan, sehingga pada penelitian ini penulis akan mengukur kinerja bank syariah dengan dua pengukuran, yaitu RGEC untuk pengukuran kinerja keuangan, dan Islamicity Performance Index untuk pengukuran kinerja syariah. 2. Perumusan Masalah Permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut: a. Bagaimana
kinerja
keuangan
Bank
Muamalat
Indonesia
bila
dibandingkan dengan Bank Syariah Mandiri berdasarkan RGEC periode 2010 - 2014? b. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia dengan Bank Syariah Mandiri Periode 2010 – 2014? c. Bagaimana kinerja syariah Bank Muamalat Indonesia bila dibandingkan dengan
Bank Syariah Mandiri berdasarkan pengukuran Islamicity
Performance Index periode 2010 - 2014? d. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja syariah Bank Muamalat Indonesia dengan Bank Syariah Mandiri Periode 2010 – 2014?
9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini ditujukan untuk : a. Membandingkan kondisi kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia bila dibandingkan dengan Bank Syariah Mandiri berdasarkan RGEC periode 2010 -2014. b. Membandingkan kondisi kinerja syariah Bank Muamalat Indonesia bila dibandingkan dengan Bank Syariah Mandiri berdasarkan pengukuran Islamicity Performance Index periode 2010 - 2014. 2. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penulis berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan manfaat, diantaranya adalah : a. Dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca maupun peneliti pribadi. b. Dapat menjadi referensi bagi penelitian sejenis dan dapat dijadikan sebgai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada maupun yang akan dilakukan. c. Dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang kinerja keuangan dan kinerja syariah Bank Umum Syariah. d. Menjadi evaluasi bagi pengelola bank, yakni Pemilik, Dewan Komisaris, dan Dewan Direksi untuk mengetahui kekurangan yang dihadapi bank
10
sehingga dapat diambil kebijakan yang dapat mempertahankan atau meningkatkan kinerjanya. e. Menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat dan juga investor untuk dapat menempatkan dananya pada Bank Muamalat Indonesia.
E. Metode Penelitian 1. Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu situasi kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berjenis kuantitatif. Data bersumber dari laporan keuangan audited dan Laporan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Muamalat Indonesia periode 2010 - 2014. Penelitian ini juga menggunakan laporan keuangan audited Bank Syariah Mandiri periode 2010 - 2014 sebagai pembanding atas kinerja syariah Bank Muamalat Indonesia. 2. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan dan membaca buku-buku dari beberapa literatur, jurnal ilmiah, dan bahan-bahan yang berhubungan atau mendukung skripsi ini.
11
b. Studi Dokumentasi Studi Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data laporan keuangan audited dan laporan Rapat Umum Pemegang Saham. 3. Objek Penelitian Bank yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. 4. Metode Analisis Data Proses analisa data yang dilakukan dalam penulisan ini terjadi secara bolak-balik dan berinteraktif, yang terdiri dari: a. Pengumpulan data (data collection) b. Reduksi data (data reduction) c. Penyajian data (data display) d. Pemaparan dan penegasan kesimpulan (conclution
drawing
and
verification) Pengukuran RGEC dalam penelitian ini hanya akan menghitung REC (Risk Profile, Earning, dan Capital) dikarenakan adanya kesulitan memperoleh data berupa governance structure dan governance process, sehingga variabel GCG tidak dihitung. Pengukuran REC menggunakan rasio Non Performing Financing (NPF), Financing to Debt Ratio (FDR), Return On Assets (ROA), Net Operating Margin (NOM), dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Rasio tersebut kemudian dihitung sesuai dengan rumus yang berlaku.
12
Sedangkan pengukuran IPI, penulis menggunakan lima indikator, yaitu profit-sharing ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio, islamic vs non islamic investment ratio, dan islamic vs non islamic income ratio. 5. Teknik Penulisan Teknis penulisan yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan buku panduan penelitian yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012. F. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar memudahkan penulisan skripsi maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka pemikiran teoritis, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN TEORITIS Bab ini membahas teori-teori yang berkaitan dengan topik tentang kinerja perbankan. Pembahasan mengenai teori tersebut meliputi definisi pengukuran kinerja, definisi tingkat kesehatan keuangan Bank Umum Syariah menurut Surat Edaran OJK No. 10/SEOJK.03/2014 dan definisi
13
setiap komponen yang ada di dalam Islamicity Performance Index berdasarkan penelitian yang dilakukan Hameed, dkk pada tahun 2004. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai jenis dan sumber data, objek penelitian, metode pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan metode analisis data yang akan digunakan. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini memuat hasil pengukuran kinerja keuangan dan kinerja syariah. Pengukuran kinerja keuangan Bank Umum Syariah dilakukan dengan metode REC (Risk Profile, Earnings, Capital) berdasarkan Surat Edaran OJK No. 10/SEOJK.03/2014. Pengukuran kinerja syariah dilakukan dengan metode Islamicity Performance Index. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah1 Bank Syariah menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS dapat berusaha sebagai bank devisa dan bank non-devisa. Bank devisa adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang sing secara keseluruhan seperti transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, pembukaan letter of credit, dan sebagainya. Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang
1
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2009), h. 61-62
14
15
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah bank syariah yang kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk hukum BPRS perseroan terbatas. BPRS hanya boleh dimiliki WNI dan/atau badan hukum Indonesia, pemerintah daerah, atau kemitraan antara WNI atau badan hukum Indonesia dengan pemerintah daerah. 2. Tujuan Bank Umum Syariah Tujuan Bank Syariah dapat dijabarkan dalam 6 point tujuan utama, yaitu : 2 1) Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara Islam, khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan. 2) Untuk menciptakan suatu keadilan, dibidang ekonomi dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi. 3) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat. 4) Untuk menanggulangi masalah kemiskinan. 5) Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter 6) Menyelamatkan
ketergantungan
umat
Islam
terhadap
bank
konvensional.
2
43
Hari Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta : EKONISIA, 2008) h.
16
3. Kegiatan Usaha Bank Umum Syariah 3 a.
Penghimpunan Dana 1) Prinsip Wadi’ah Prinsip wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad dhamanah yang diterapkan pada produk rekening giro. Wadi’ah dhamanah berbeda dengan wadi’ah amanah, pada prinsipnya harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi. Sementara itu, dalam dalam wadi’ah dhamanah, pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut. 2) Prinsip Mudharabah Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan atau deposit bertindak sebagai sahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola). Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan murabahah atau ijarah. Dapat pula dana tersebut digunakan bank untuk melakukan mudharabah kedua. Hasil usaha akan dibagihasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati. Dalam hal bank menggunakannya untuk melakukan mudharabah kedua, maka bank bertanggung jawab penuh atas kerugian yang terjadi.
3
Adiwarman A. Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada, 2010), h. 97-112
17
b. Penyaluran Dana Dalam menyalurkan dananya kepada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu : 1) Pembiayaan dengan prinsip jual-beli
Pembiayaan Murabahah Murabahah yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual-beli di mana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sedangkan nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (marjin).
Pembiayaan Salam Salam
adalah transaksi
jual
beli
di
mana
barang
yang
diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan secara tangguh sementara pembayaran dilakukan tunai.
Pembiayaan Istishna’ Produk istishna’ menyerupai produk salam, tapi dalam Istishna’ pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin) permbayaran. Skim Istishna’ dalam Bank Syariah umumnya kontruksi.
diaplikasikan
pada
pembiayaan
manufaktur
dan
18
2) Prinsip Sewa (Ijarah) Transaksi Ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual-beli objek transaksinya adalah barang, pada ijarah objek transaksinya adalah jasa. 3) Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)
Pembiayaan Musyarakah Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah (syirkah atau syarikah). Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak bekerja sama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara bersama-sama.
Pembiayaan Mudharabah Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua belah pihak atau lebih di mana pemilik modal (sahib al-maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan.
4) Akad Pelengkap Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya diperlukan juga akad pelengkap, diantaranya adalah :
Hiwalah (Alih Utang-Piutang)
19
c.
Rahn (Gadai)
Qardh (Pinjaman)
Wakalah (Perwakilan)
Kafalah (Garansi Bank)
Jasa
Sharf (Jual Beli Valuta Asing) Pada prinsip jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip sharf. Jual beli mata uang yang tidak sejenis ini, penyerahannya harus dilakukan pada waktu yang sama (spot).
Ijarah (Sewa) Jasa kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan (safe deposit box) dan jasa tata laksana administrasi dokumen (custodian). Bank mendapat imbalan sewa dari jasa tersebut.
B. Kinerja Bank 1. Pengukuran Kinerja Pengukuran
kinerja
adalah
suatu
tingkatan
keberhasilan
dalam
melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, kinerja itu sendiri dapat dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Pengukuran kinerja adalah penentuan
20
secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi dan karyawannya berdasarkan standar, dan kriteria yang telah ditetapkan. 4 Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja merupakan pengukuran atas aktivitas/tugas yang telah dilakukan secara periodik berdasarkan standar pengukuran kinerja yang digunakan. Hasil dari pengukuran tersebut digunakan sebagai alat, penentu kebijakan dan strategi organisasi tersebut ke depannya. 2. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja Bank.Bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara individual dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating), dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor sebagai berikut : a. Profil Risiko (Risk Profile) b. Good Corporate Governance (GCG) c. Rentabilitas (Earnings) d. Permodalan (Capital) Hasil akhir dari penilaian Tingkat Kesehatan Bank, bagi manajemen bank dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk menetapkan strategi dan
4
Mulyadi, Sistem Akuntansi Edisi Ketiga, (Jakarta : Salemba Empat, 2001), h. 419
21
kebijakan yang akan datang, sedangkan bagi Bank Indonesia digunakan sebagai sarana pengawasan terhadap pengelolaan bank oleh manajemen.5 3. Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan SE.OJK No. 10/SEOJK.03/2014 yang menjadi faktor penilaian tingkat kesehatan bank dijelaskan pada tabel di bawah ini : Tabel 2.1 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan RGEC Risk Profile Indikator
Keterangan Risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
Risiko Kredit
Risiko kredit dihitung dengan menggunakan rasio Non Performing Financing:
Risiko pada posisi neraca dan rekening administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau Risiko Pasar
disewakan. Risiko Pasar meliputi antara lain risiko benchmark suku bunga (benchmark interest rate risk), risiko nilai tukar, risiko ekuitas, dan risiko komoditas. Risiko pasar dapat dihitung dengan menghitung Volume Aset Portofolio (VAP). VAP dapat dirumuskan
5
Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, (Jakarta : Lembaga Penerbit
FEUI, 2004),.h. 169.
22
sebagai berikut :
Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank. Risiko likuiditas dihitung dengan menggunakan rasioRisiko Likuiditas
rasio sebagai berikut: 1. Financing to Deposit Ratio (FDR)
2. Cash Ratio
Risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses internal Risiko Operasional
yang kurang
memadai,
kegagalan proses
internal,
kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank.
Risiko Hukum
Risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan
Risiko Strategik
dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Risiko Kepatuhan
Risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak
23
melaksanakan
peraturan
perundang-undangan
dan
ketentuan yang berlaku, serta prinsip syariah. Risiko
akibat
menurunnya
tingkat
kepercayaan
stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Risiko Reputasi
bank. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam mengkategorikan sumber risiko reputasi bersifat tidak langsung (below the line) dan bersifat langsung (above the line). Risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan
Risiko Imbal Hasil
tingkat imbal hasil yang diterima bank dari penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga bank. Risiko akibat bank ikut menanggung kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan berbasis bagi
Risiko Investasi
hasil baik yang menggunakan metode net revenue sharing maupun yang menggunakan metode profit and loss sharing. Good Corporate Governance
Penilaian faktor Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen bank atas pelaksanaan 5 (lima) prinsip
Good
Corporate
Governance
yaitu
transparansi,
akuntabilitas,
pertanggungjawaban, profesional, dan kewajaran. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance tersebut berpedoman pada ketentuan Good Corporate Governance yang berlaku bagi Bank Umum Syariah dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank.
24
Earnings Penilaian faktor rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas, sumber-sumber
rentabilitas,
kesinambungan
(sustainability)
rentabilitas,
manajemen rentabilitas, dan pelaksanaan fungsi sosial. Penilaian terhadap faktor earnings didasarkan pada empat rasio yaitu: 1. Return on Assets (ROA)
2. Net Operation Margin (NOM)
3. Net Imbalan (NI)
4. Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Capital Penilaian faktor Permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan modal dan kecukupan pengelolaan Permodalan. Capital atau permodalan memiliki indikator antara lain rasio kecukupan modal dan kecukupan modal bank untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil risiko,yang disertai dengan pengelolaan permodalan yang sangat kuat sesuai dengan karakteristik, skala usaha dan kompleksitas usaha bank. Rasio kecukupan modal :
25
C. Islamicity Performance Index (IPI) Islamicity Performance Index (IPI) merupakan alat pengukuran kinerja yang mampu mengungkapkan nilai-nilai kesyariahan yang ada di dalam bank syariah. Dalam penerapannya, IPI hanya digunakan dalam tataran akademisi saja, yakni terbatas pada penelitian mengenai kinerja perbankan syariah. Penggunaan dalam ruang lingkup praktisi, IPI belum ditetapkan penggunaannya oleh regulator, baik di Malaysia, maupun di Indonesia. Dalam metode pengukuran kinerja bank syariah, rasio keuangan yang digunakan antara lain :6 a. Profit-sharing ratio Bagi hasil merupakan inti dari Bank Syariah. Rasio ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pembiayaan yang menggunakan skema bagi hasil, yakni mudharabah dan musyarakah yang disalurkan atas total pembiayaan. Komponen yang ada dalam rasio ini adalah mudharabah, musyarakah, dan total pembiayaan yang telah disalurkan. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (sahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal sedangkan pihak lainnya sebagai pengelola. 7 Dalam akad mudharabah, keuntungan usaha dibagi sesuai kesepakatan yang ada di dalam kontrak antara sahibul maal dengan pengelola dana. Musyarakah adalah 6
Shahul Hameed bin Mohamed Ibrahim, dkk, Alternative Disclosure Performance
Measurement in Islamic Bank, 2nd International Conference on Administrative Sciences, King Fahd University of Petroleum and Minerals, 2004, h. 7 7
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik (Jakarta : Gema Insani,
2001), h. 95
26
akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. 8 Dalam akad musyarakah, tidak hanya dana yang dapat dikontribusikan, kemampuan dan nama baik dapat juga dapat dikontribusikan sebagai objek akad. Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah, transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa dengan opsi perpindahan hak milik dalam bentuk Ijarah Muntahiya bit Tamlik (IMBT), transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna, dan transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh, transaksi multijasa dengan menggunakan akad ijarah atau kafalah. b. Zakat Performance Ratio Kinerja bank syariah harus didasarkan pada pembayaran zakat bank untuk menggantikan indikator kinerja konvensional, yakni Earning Per Share. Definisi zakat menurut syara’ : berarti hak yang wajib dikeluarkan dari harta. Apabila dikaitkan dengan Zakat Performance Ratio, kinerja zakat dapat diukur dari seberapa besar bank syariah menyalurkan zakat dari kekayaan bersih (net assets). Artinya, semakin besar kekayaan bersih, idealnya semakin besar bank syariah dalam menyalurkan zakat. Kekayaan bersih ialah aset bank
8
Ibid, h. 95
27
yang terbebas dari liabilitas (utang). Disini terlihat bahwa komponen di dalam ZPR mengikuti syarat zakat, yakni bahwa harta yang dizakati bukan merupakan harta hasil utang.9 Menurut madzab Hanafi, utang yang berkaitan dengan hak para hamba mencegah kewajiban zakat. Menurut madzab Hanbali, utang mencegah kewajiban zakat untuk harta-harta yang tidak terlihat (maksudnya emas, perak, uang, dan barang dagangan). Madzab Maliki mengatakan bahwa utang menggugurkan kewajiban zakat emas dan perak yang tidak diperdagangkan. 10 Menurut PSAK 101, aktivitas pengelolaan zakat disajikan dalam laporan dana zakat pada laporan keuangan syariah. Penyajian informasi pengelolaan dana zakat merupakan wujud kepedulian entitas syariah dalam memenuhi kewajiban sosialnya kepada masyarakat.11 Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah tidak hanya menjalankan aktivitas bisnisnya saja, tetapi juga menjalankan aktivitas syariah, yakni menyalurkan zakat kepada yang berhak menerimanya.
9
Shahul Hameed bin Mohamed Ibrahim, dkk, Alternative Disclosure Performance
Measurement in Islamic Bank, 2nd International Conference on Administrative Sciences, King Fahd University of Petroleum and Minerals, 2004, h. 7 10
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mahzab, (Bandung : Renaja Rosdakarya, 2005),
h. 111-112 11
Rifqi Muhammad, akuntansi Keuangan Syariah, (Yogyakarta : p3EI Press, 2008), h. 133
28
c. Equitable Performance Ratio Indikator ini pada dasarnya menjelaskan performa distribusi pendapatan yang diperoleh bank syariah kepada stakeholder-nya. Stakeholder yang dimaksud adalah penerima qardh & donasi, pegawai bank, pemegang saham, dan laba bersih untuk bank. Rasio ini mengungkapkan seberapa besar pendapatan yang didistribusikan kepada stakeholder. Pendapatan yang dihitung tentunya sudah dikurangi dengan zakat dan pajak. 12 Apabila merujuk kepada teori distribusi Islam, pada dasarnya Islam memiliki dua sistem distribusi utama, yakni distribusi secara komersial dan mengikuti mekanisme pasar serta sistem distribusi yang bertumpu pada aspek keadilan sosial masyarakat. Sistem distribusi pertama, bersifat komersial, berlangsung melalui proses ekonomi. 13 Menurut Qardhawi, ada empat aspek terkait keadilan distribusi, yaitu : 1) gaji yang setara bagi para pekerja; 2) profit atau keuntungan untuk pihak yang menjalankan usaha atau yang melakukan perdagangan melalui mekanisme bagi hasil; 3) biaya sewa tanah serta alat produksi lainnya; 4) tanggung jawab pemerintah terkait dengan peraturan dan kebijakannya. Adapun sistem yang kedua, yakni sistem yang berdimensi sosial, yakni mendistribusikan pendapatan kepada orang-orang 12
Shahul Hameed bin Mohamed Ibrahim, dkk, Alternative Disclosure Performance
Measurement in Islamic Bank, 2nd International Conference on Administrative Sciences, King Fahd University of Petroleum and Minerals, 2004, h. 5 13
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik (Jakarta : Gema Insani,
2001), h. 96
29
yang tidak mampu terlibat dalam proses ekonomi berupa zakat, infak, dan sedekah. 14 d.
Islamic Investment vs Non-Islamic Investment Ratio Indikator ini menjelaskan rasio yang membandingkan antara investasi halal dengan total investasi yang dilakukan bank syariah. Nilai yang dihasilkan merupakan ukuran aspek kehalalan dan keberhasilan pelaksanaan prinsip dasar bank syariah, yakni bebas dari unsur maysir, gharar, dan riba dalam berinvestasi. Di dalam industri perbankan, investasi dapat disebut juga aktiva produktif, yakni Sertifikat Wadiah Bank Indonesia, dan penempatan pada bank lain. Oleh karena itu, rasio ini dikembangkan untuk mempresentasikan seberapa besar investasi halal yang telah dilakukan bank syariah atas seluruh investasi yang dilakukannya. 15
e. Islamic Income vs Non-Islamic Income Ratio Indikator ini menjelaskan rasio yang membandingkan antara pendapatan halal dengan seluruh pendapatan yang diperoleh bank syariah (pendapatan halal dan non-halal). Nilai yang dihasilkan merupakan ukuran kehalalan dan keberhasilan pelaksanaan prinsip dasar bank syariah yaitu terbebas dari unsur riba dari segi pendapatan. Pendapatan merupakan hasil
14 15
Yusuf Qardhawi, Daual-Qiyam wa al-Akhlaq fi al-Iqtishadi al-Islam, 1995 Shahul Hameed bin Mohamed Ibrahim, dkk, Alternative Disclosure Performance
Measurement in Islamic Bank, 2nd International Conference on Administrative Sciences, King Fahd University of Petroleum and Minerals, 2004, h. 8
30
yang didapatkan oleh bank dari aktivitasnya dalam mengelola aktiva produktif. Namun, selain memperoleh pendapatan dari aktiva produktif, bank syariah juga mendapat pendapatan jasa atas giro pada bank konvensional. Giro pada bank konvensional inilah yang melahirkan pendapatan jasa nonhalal berupa bunga yang tercatat dalam laporan dana kebajikan pada laporan keuangan bank syariah. Pendapatan non-halal terjadi karena bank syariah masih membutuhkan hubungan dengan bank konvensional karena secara sistem keuangan belum bisa diselenggarakan oleh bank syariah sehingga statusnya ialah darurat.16 Jika dikemudian hari bank syariah sudah dapat melayani transaksi tersebut, maka disarankan agar hubungan dengan bank konvensional segera diberhentikan untuk menghindari transaksi ribawi. 17 D. Review Studi Terdahulu Tabel 2.2 Review Studi Terdahulu No. Peneliti
Isi
Perbedaan
1.
Penulis :
Tujuan :
Penulis menggunakan
Hameed, dkk
Mengevaluasi kinerja
dua metode
(International
Bank Islam Malaysia
pengukuran kinerja
Islamic University
Berhad (BIMB) dan
BUS, yakni kinerja
Malaysia)
Bahrain Islamic Bank
keuangan
(BIB)
berdasarkan Surat
Judul :
Edaran OJK No.
16
Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah, (Yogyakarta : P3EI Press, 2008), h. 137
17
Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah, (Yogyakarta : P3EI Press, 2008), h. 137
31
Alternative
Pendekatan teori :
10/SEOJK.03/2014,
Disclosure &
Hameed dkk
dan pengukuran
Performance
mengembangkan
kinerja syariah
Measures For
Islamicity Indices yang
dengan menggunakan
Islamic Banks
terdiri atas Islamcity
Islamicity
(Penelitian ini
Disclosure Index dan
Performance
telah diseminarkan
Islamicity Performance
Index berdasarkan
pada 2nd
Index (IPI). IPI
penelitian Hameed
International
mengukur
dkk
Conference on
kinerja syariah bank
(2004)
Administrative
syariah dengan tujuh
Sciences, King
indikator, yakni profit
Fahd University of
sharing ratio, zakat
Petroleum and
performance ratio,
Minerals)
equitable distribution ratio, director employee
Tahun : 2004
welfare ratio, islamic vs non islamic investment, dan islamic vs non islamic income, dan AAOIFI index.
Metode penelitian : Kuantitatif, IPI menggunakan analisis rasio pada tujuh indikator seperti yang telah disebutkan pada
32
pendekatan teori diatas.
Hasil : Bahrain Islamic Bank memiliki kinerja syariah yang lebih baik daripada Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB). 2.
Penulis :
Tujuan :
Penulis menggunakan
Samad dan Hasan
Membandingkan kinerja
dua metode
Judul :
Bank.
pengukuran kinerja
The Performance
BUS, yakni kinerja
of Malaysian
Pendekatan Teori :
keuangan
Islamic Bank
Menggunakan rasio
berdasarkan Surat
During 1984-1997
profitabilitas yang terdiri
Edaran OJK No.
: An Exploratory
atas ROA, ROE, dan
10/SEOJK.03/2014,
Study
PER. Lalu rasio
dan pengukuran
(International
likuiditas, yang terdiri
kinerja syariah
Journal of Islamic
atas CDR, LDR, CA, dan
dengan menggunakan
Financial Services
CAR. Rasio resiko dan
Islamicity
Vol. 1 No.3)
solvabilitas, dan
Performance
komitmen terhadap
Index berdasarkan
ekonomi dan komunitas
penelitian Hameed
muslim.
dkk (2004)
Tahun : 2000
Metodologi Penelitian : Kuantitatif, menggunakan uji t pada
33
ROA dan ROE Bank Islam Malaysia Berhad.
Hasil : ROA dan ROE BIMB pada akhir periode lebih baik (diuji dengan ttest). Tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan antara ROA dan ROE BIMB dan kelompok bank konvensional. Selain itu likuiditas BIMB lebih baik dibanding kelompok bank konvensional, dilihat dari DER, LDR dan CR. BIMB juga memiliki risiko lebih rendah dan solvensi yang lebih baik bila dilihat dari DER, DTAR, EM dan LDR dibanding kelompok bank konvensional.
34
3.
Penulis :
Tujuan :
Penulis menggunakan
Prasetyo Adi
Untuk mengetahui
dua metode
Sulistyono,
kinerja
pengukuran kinerja
Agustian Eko
Bank Syariah di
BUS, yakni kinerja
Hadianto, dan
Indonesia berdasarkan
keuangan
Fadli Iqomul Haq
Islamicity Performance
berdasarkan Surat
Index
Edaran OJK No. 10/SEOJK.03/2014,
Judul : Pengukuran
Pendekatan Teori :
dan pengukuran
Kesehatan Bank
Islamicity Performance
kinerja syariah
Syariah
Index berdasarkan
dengan menggunakan
Berdasarkan
penelitian Hameed
Islamicity
Islamicity
(2004) yang berjudul
Performance
Performance Index
Alternative Disclosure
Index berdasarkan
(Studi pada BMI
&Performance Measures
penelitian Hameed
dan BSM)
For Islamic Banks.
dkk (2004)
(Proceding Paper 28 Finalis Forum
Metode Penelitian :
Riset Ekonomi dan
Deskriptif-kuantitatif.
Keuangan Syariah
Menggunakan keenam
I, Tahun 2012)
indikator kinerja syariah yang terdiri atas Profit
Tahun :
Sharing Ratio, Zakat
2012
Performance Ratio, Equitable Distribution Ratio, Employee welfare vs Director welfare, Islamic Investment vs
35
non-Islamic Investment, dan Islamic income vs non- Islamic income. 4.
Penulis :
Tujuan :
Penulis menggunakan
Andi Dahlia
Meneliti perbedaan
dua metode
kinerja keuangan PT.
pengukuran kinerja
Judul :
Bank Syariah Mandiri
BUS, yakni kinerja
Analisis
dengan PT. Bank
keuangan
Perbandingan
Muamalat Indonesia
berdasarkan Surat
Kinerja Keuangan
periode 2005 – 2010
Edaran OJK No.
PT. Bank Syariah
10/SEOJK.03/2014,
Mandiri Dengan
Pendekatan Teori :
dan pengukuran
PT. Bank
Pendekatan CAMELS
kinerja syariah
Muamalat
(Capital, Assets,
dengan menggunakan
Indonesia (Skripsi,
Management, Earnings,
Islamicity
Universitas
Liabilities, Sensitivity
Performance
Hasanuddin,
Market)
Index berdasarkan
Makassar)
penelitian Hameed Metode Penelitian :
Tahun : 2012
Metode Independent Sample t-test
Hasil : Terdapat perbedaan yang signifikan untuk rasio NPM, BOPO, dan LDR. Sedangkan pada rasio ROA dan CAR tidak
dkk (2004)
36
terdapat perbedaan yang signifikan. 5.
Penulis :
Tujuan :
Penulis menggunakan
Nurul Shiyam
Mengetahui kinerja
dua metode
Aprilia
keuangan pada Bank
pengukuran kinerja
Muamalat Indonesia dan
BUS, yakni kinerja
Judul :
Bank Mega Syariah
keuangan
Analisis
Indonesia.
berdasarkan Surat
Perbandingan
Edaran OJK No.
Kinerja Bank
Pendekatan Teori :
10/SEOJK.03/2014,
Muamalat
Pendekatan RGEC (Risk
dan pengukuran
Indonesia dan Bank Profile, GCG, Earnings,
kinerja syariah
Syariah Mega
dengan menggunakan
Capital)
Indonesia Dengan
Islamicity
Metode RGEC
Metode Penelitian :
Performance
(Skripsi, UIN
Metode Independent
Index berdasarkan
Syahid Jakarta)
Sample t-test
penelitian Hameed dkk (2004)
Tahun : 2014
Hasil : Pada rasio NPF1, NPF2, PDN, ROA, dan CAR1 tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Sedangkan pada rasio FDR dan CAR2 terdapat perbedaan yang signifikan.
37
E. Kerangka Pemikiran Dalam mengukur kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia, penulis menganalisis faktor keuangan yang telah ditetapkan Bank Indonesia di dalam Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 10/SEOJK.03/2014. Faktor keuangan yang digunakan antara lain: profil risiko, Good Corporate Governance, rentabilitas, dan permodalan. Lalu, pengukuran kinerja syariah dilakukan dengan menggunakan kelima indikator dari Islamicity Performance Index yang dikembangkan oleh Hameed dkk (2004). Kelima indikator tersebut antara lain, Profit-sharing Ratio, Zakat Performance Ratio, Equitable Distribution Ratio, Islamic vs non-Islamic Investment Ratio, dan Islamic vs non-Islamic Income Ratio. Berdasarkan teori yang akan digunakan dan analisis yang akan dilakukan, maka penulis mencoba membangun kerangka berpikir seperti di bawah ini :
38
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Salah satu tantangan yang dihadapi bank syariah adalah kurangnya kepercayaan Stakeholder kepada bank syariah
Perlunya pengukuran kinerja yang dapat menunjukkan financial performance dan social performance
Pengukuran kinerja keuangan dengan RGEC
Pengukuran kinerja syariah dengan Islamicity Performance Index
Berdasarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 dan Surat Edaran OJK No. 10/SEOJK.03/201 dengan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) yang diwakilkan dengan perhitungan rasio NPF, FDR, ROA, NOM, dan CAR
Berdasarkan penelitian Hameed (2004) dengan menggunakan indikator : Profit-Sharing Ratio, Zakat Performance Ratio, Equitable Distribution Ratio, Islamic Investment vs non-Islamic Investment Ratio, dan Islamic Income vs non- Islamic Income Ratio.
Analisis deskriptif, dan analisis statistik dengan menggunakan Independent Sample t-test
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
39
F. Hipotesis Ho
: tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan dan
kinerja syariah BMI dengan BSM. H1
: terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan dan
kinerja syariah BMI dengan BSM.
Pengambilan Keputusan Jika Sig / Probabilitas > 0,05 Ho diterima Jika Sig / Probabilitas < 0,05 Ho ditolak
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu situasi kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Pengukuran yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan adalah metode RGEC. Namun, dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel REC yang diwakilkan oleh Non Performing Financing (NPF), Financing to Debt Ratio (FDR), Return On Assets (ROA), Net Operating Margin (NOM), dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Sedangkan pengukuran kinerja syariah menggunakan metode IPI yang diwakilkan oleh profit-sharing ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio, islamic vs non-islamic investment ratio, dan islamic vs non-islamic income ratio. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berjenis kuantitatif. Data bersumber dari Laporan keuangan audited dan Laporan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri periode 2010 – 2014.
40
41
B. Objek Penelitian Bank yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah (BUS) yaitu Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. C. Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara yang dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. 1 Peneliti memperoleh data-data penelitian yang bersumber dari: Penelitian pustaka (library research)
1.
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, artikel, jurnal, laporan penelitian, tesis, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan penelitian ini. 2.
Penelitian lapangan (field research) Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari laporan keuangan dari Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri periode tahun 2010-2014 yang bisa dilihat dari situs masing-masing bank.
1
Nur Indriantoro dan Babang Suporno, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen,” Edisi pertama, Lembaga Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2002, h. 147.
42
D. Teknik Analisis Data Langkah analisis yang akan dilakukan adalah dengan menghitung dan menganalisis laporan keuangan Bank Musmalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri menggunakan alat rasio yang rumusnya telah ditentukan oleh Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 10/SEOJK.03/2014. Selanjutnya melakukan analisis perbandingan kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri atas hasil dari pengolahan data tersebut, menggunakan teknik statistik yang berupa uji beda dua rata-rata (independent sampel t-test). Jika F hitung dengan Equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) memiliki nilai sig. > 0.05 maka dinyatakan bahwa kedua varian sama. Bila kedua varians sama, maka sebaiknya menggunakan dasar Equal variance assumed (diasumsi kedua varian sama) untuk t hitung. Jika t hitung sig. < 0.05, dikatakan kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri dengan Bank Muamalat Indonesia terdapat perbedaan yang signifikan, sebaliknya jika t hitung sig > 0.05 dinyatakan kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri dengan Bank Muamalat Indonesia tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Jika F hitung dengan Equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) memiliki nilai sig . < 0.05, maka dinyatakan bahwa kedua varians berbeda. Bila kedua varians berbeda, maka untuk membandingkan kedua Bank dengan ttest sebaiknya menggunakan dasar Equal variance not assumed (diasumsi kedua varian tidak sama) untuk t hitung. Jika t hitung dengan Equal variance not assumed memiliki sig. > 0.05, dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan Bank
43
Syariah Mandiri dengan Bank Muamalat Indonesia tidak terdapat perbedaan yang signifikan, namun jika sig. < 0.05, dapat dinyatakan bahwa kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri dengan Bank Muamalat Indonesia terdapat perbedaan yang signifikan.2 E. Definisi Operasional Variabel 1. Pengukuran Berdasarkan RGEC Komponen faktor kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Risk Profile, Earning dan Capital (REC). Faktor Good Corporate Goveranance dikarenakan sulitnya memperoleh data yang merupakan data intternal perusahaan yang bersifat rahasia. Sebagaimana telah disusun dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan SE.OJK No. 10/SEOJK.03/2014 yang mana faktor kinerja keuangan akan diwakilkan oleh variabel berikut ini : a. Risk Profile 1. Non Performing Financing NPF merupakan rasio yang mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh Bank Syariah. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan Bank Syariah yang semakin buruk. Bank Syariah dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi
2
www.statistikian.com/2014/04/independent-t-test diakses pada 19 Agustus 2015 pukul. 10.50
44
terhadap kerugian Bank.3 Semakin tinggi NPF, maka semakin tinggi debitur yang tidak memberikan kewajibannya dalam bentuk margin ataupun
bagi hasil kepada kreditur, sehingga berpotensi menurunkan
pendapatan bank serta menurunkan CAR. Rasio ini diukur dengan rumus :
Jumlah
pembiayaan
bermasalah
yang
dimasukkan
adalah
pembiayaan yang tergolong dalam kolektabilitas Kurang Lancar, Diagukan, dan Macet.4 Setelah dilakukan perhitungan, maka hasilnya dinilai berdasarkan kriteria penilaian peringkat : Tabel 3.1. Matriks Kriteria Penilaian Rasio NPF Sangat Baik < 2% Baik 2% - 5% Cukup Baik 5% - 8% Kurang Baik 8% - 12% Sangat Kurang ≥ 12% Sumber : Lampiran SE-BI No. 9/24/DPbs Tahun 2007 2. Financing to Debt Ratio Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, 3
Dwi Nur’aini Ihsan, “Analisa Laporan Keuangan Perbankan Syariah”, UIN Jakarta Press,
Jakarta, 2013, h. 96 4
Otoritas Jasa Keuangan, “Lampiran I.1 SE OJK No. 10/SEOJK.03/2014”, data diakses pada
30 juli 2015 dari www.ojk.go.id, h. 36
45
yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Oleh karena itu, semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai pembiayaan menjadi semakin besar, dengan rumusan sebagai berikut :
Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum, nilai maksimal FDR yang ditetapkan Bank Indonesia adalah sebesar 110%. b. Earnings 1. Return On Assets Return On Assets (ROA) adalah rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama. ROA menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan. Ukuran atau rumus yang digunakan adalah rasio perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total asset.5
5
Veitzal Rivai, Bank And Financial Institution Management Conventional & Sharia System,
(Jakarta: Rajawali, 2007), h. 710-711
46
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Rasio ini dirumuskan dengan:
Setelah
dilakukan
perhitungan,
maka
hasilnya
dinilai
berdasarkan kriteria penilaian peringkat : Tabel 3.2 Matriks Kriteria Penilaian Rasio ROA Sangat Baik > 2% Baik 2% - 1.25% Cukup Baik 1,25% - 0,5% Kurang Baik 0,5% - 0% Sangat Kurang ≤ 0% Sumber : SE BI No. 9/24/DPbs Tahun 2007 2. Net Operating Margin (NOM) Rasio utama yang digunakan untuk menilai profitabilitas bank syariah dengan menggunakan Net Operating Margin (NOM). NOM digunakan untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba. NOM dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Setelah dilakukan perhitungan, maka hasilnya dinilai berdasarkan kriteria penilaian peringkat :
47
Tabel 3.3 Matriks Kriteria Penilaian Rasio NOM Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Sumber : SE BI No. 9/24/DPbs Tahun 2007
> 3% 3% - 2% 2% - 1,5% 1,5% - 1% < 1%
c. Capital Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Berdasarkan SE BI No 26/2/BPPP mengatur bahwa kewajiban penyediaan modal minimum atau CAR diukur dari dari persentase tertentu terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) sebesar 8% dari ATMR. Rumus yang digunakan adalah :
Setelah dilakukan perhitungan, maka hasilnya dinilai berdasarkan kriteria penilaian peringkat : Tabel 3.4 Matriks Kriteria Penilaian Rasio CAR Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Sumber : SE BI No. 9/24/DPbs Tahun 2007
< 125 12% - 9% 9% - 8% 8% - 6% < 6%
48
2. Pengukuran Berdasarkan IPI Dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan lima indikator dari tujuh indikator IPI. Hal ini disebabkan keterbatasan memperoleh data gaji direktur-pegawai dan index AAOIFI. Meskipun tidak menggunakan seluruh indikator di dalam IPI, pengukuran kinerja syariah tidak akan terganggu karena tidak adanya sistem pembobotan pada IPI. Berikut rasio yang menjadi indikator pengukuran berdasarkan Islamicity Performance Index :6 a. Profit-sharing Ratio Profit sharing merpakan tujuan utama didirikannya bank syariah. Rasio ini mengukur seberapa besar bank syariah mencapai tujuannya tersebut, yakni menyalurkan dana ke sektor produktif dengan skema profit-sharing. Total pembiayaan mencakup transaksi bagi hasil, sewamenyewa, jual beli, pinjam-meminjam, dan multijasa. Formula perhitungan profit sharing ratio (PSR) adalah sebagai berikut :
Formula tersebut diterapkan dalam mengukur kinerja profitsharing Bank Muamalat Indonesia dan disertakan pula Bank Syariah Mandiri sebagai bank pembanding agar kita dapat melihat jelas bagaimana penerapan aktivitas profit-sharing dari kedua bank kemudian 6
Hameed, dkk. “Alternative Disclosure & Performance Measure for Islamic Banks”, 2nd
International Conference on Administrative Sciences, King Fahd University of Petroleum and Minerals, 19-21 April 2004, h.18 -20
49
membandingkannya. Setelah itu, kita dapat melihat kinerja profitsharing Bank Muamalat Indonesia terhadap Bank Syariah Mandiri. b. Zakat Performance Ratio Zakat merupakan salah satu kewajiban bagi umat Muslim, yakni menafkahkan sebagian harta berdasarkan ketentuan dari Al-Qur’an dan Hadits. Kinerja bank syariah seharusnya didasari oleh pembayaran zakat oleh bank syariah untuk menggantikan indikator kinerja konvensional yakni, Earning Per Share. Formula perhitungannya ialah sebagai berikut :
Kemakmuran suatu bank seharusnya didasari oleh aset bersih daripada laba bersih seperti yang ditekankan oleh metode konvensional, sehingga jika aset bersih bank lebih tinggi, tentunya bank akan membayar zakat lebih tinggi. c. Equitable Distribution Ratio Keadilan distribusi merupakan aspek yang dipandang penting dalam akuntansi syariah. Oleh karena itu, indikator ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pendapatan bank terdistribusi kepada stakeholdernya. Komponen dalam rasio ini antara lain qardh & donasi, beban pegawai, dividen, dan laba bersih. Setiap komponen
50
tersebut akan dibagi dengan pendapatan bank setelah dikurangi zakat dan pajak. Perhitungan dilakukan secara terpisah antar komponen di dalamnya. Formula perhitungan EDR ialah sebagai berikut : 1. Qardh dan Donasi
2. Beban Tenaga Kerja
3. Dividen
4. Laba Bersih
d. Islamic Investment vs Non-Islamic Investment Ratio Sesuai dengan prinsip syariah, bank syariah tentunya mendorong perdagangan dengan transaksi halal dan melarang adanya transaksi nonhalal. Sebab itu, bank syariah harus mengungkapkan secara tegas investasi yang dilakukannya, baik aliran dana ke sektor halal, maupun non-halal. Formula perhitungan rasio ini ialah sebagai berikut:
51
e. Islamic Income vs Non-Islamic Income Ratio Idealnya, bank syariah seharusnya hanya menerima pendapatan dari sumber yang halal. Namun, bunga yang dihasilkan dari giro pada bank konvensional membuat bank syariah mendapatkan pendapatan non-halal. Formula perhitungan rasio ini ialah sebagai berikut :
Jika bank syariah mendapatkan pendapatan dari transaksi tidak halal, seharusnya mengungkapkan informasi mengenai hal tersebut seperti jumlah dan sumber pemasukannya, bagaimana mengaturnya, dan pencegahan masuknya pendapatan nonhalal tersebut. Di dalam laporan keuangan bank syariah, pendapatan non-halal merupakan komponen yang ada di dalam laporan dana kebajikan.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode RGEC Berdasarkan
Surat
Edaran
Otoritas
Jasa
Keuangan
No.
10/SEOJK.03/2014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, tingkat kesehatan bank syariah dinilai dengan menggunakan metode RGEC (Risk Profile, Good Coorporate Governance, Earnings, dan Capital). Namun, dalam penelitian ini dalam menilai kinerja keuangan, penulis hanya menggunakan REC (Risk Profile, Earnings, dan Capital) yang diwakili dengan rasio NPF, FDR, ROA, NOM dan CAR. 1. Risk Profile Profil risiko pada penelitian ini diwakilkan oleh perhitungan risiko kredit dan perhitungan risiko likuiditas. Risiko kredit dengan menghitung rasio Non Performing Financing (NPF), sedangkan risiko likuiditas dengan menghitung Financing to Debt Ratio (FDR). a. Non Performing Financing Rasio ini untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah yang semakin buruk. Bank Syariah dengan NPF
52
53
yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian Bank.1 Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan. Berdasarkan rumus tersebut diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 Perhitungan Rasio NPF Bank Muamalat Indonesia (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Total Pembiayaan (Rp)
Pembiayaan Bermasalah (Rp)
2010 16.462.194 577.823 2011 21.651.586 385.398 2012 31.221.236 565.104 2013 41.415.135 323.038 2014 42.593.954 2.027.472 Sumber : Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia
NPF (%) 3.51 1.78 1.81 0.78 4.76
Berdasarkan perhitungan di atas, secara berturut-turut BMI memiliki nilai rasio NPF sebesar 3,51%, 1,78%, 1,81%, 0,78% dan 4,76%. Hal ini menunjukkan dari tahun 2010 hingga 2014 rasio NPF mengalami fluktuasi. Nilai rasio NPF tertinggi terdapat pada tahun 2014 yang mengalami peningkatan sebesar 3,98% dari tahun sebelumnya, sedangkan nilai terendah terdapat pada tahun 2013 yang mengalami penurunan sebesar 1,08%. Pada periode 2010 – 2014 posisi NPF Bank Muamalat Indonesia berada di bawah 1
Dwi Nur’aini Ihsan, “Analisa Laporan Keuangan Perbankan Syariah”, UIN Jakarta Press,
Jakarta, 2013, h. 96
54
ketentuan maksimal yang dipersyaratkan Bank Indonesia yaitu 5%. Hal ini menandakan bahwa BMI memiliki kinerja yang baik dari rasio NPFnya. Tabel 4.2 Perhitungan Rasio NPF Bank Syariah Mandiri (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Total Pembiayaan (Rp)
Pembiayaan Bermasalah (Rp)
2010 23.875.010 307.987 2011 35.546.489 337.691 2012 44.747.841 510.125 2013 48.771.461 1.116.866 2014 47.229.728 2.026.155 Sumber : Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
NPF (%) 1.29 0.95 1.14 2.29 4.29
Pada perhitungan BSM, nilai rasio NPF secara berturut-turut adalah 1,29%, 0,95%, 1,14%, 2,29%, dan 4,29%. Sama halnya dengan BMI, rasio NPF BSM juga mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. BSM memiliki nilai rasio NPF tertinggi pada tahun 2014 yang mengalami peningkatan sebesar 2% dari tahun sebelumnya, sedangkan nilai terendah terdapat pada tahun 2011 yang mengalami penurunan sebesar 0,34% dari tahun sebelumnya. Melihat rasio NPF BSM dari tahun 2010 hingga 2014 yang berada di bawah angka 5% menandakan bahwa BSM memiliki kinerja yang baik.
55
Gambar 4.1 Persentase Perbandingan Rasio NPF BMI dengan BSM 4.76 4.29
5 4
3.51
3 2
1.29
1
0.95
2.52
2.29
1.81
1.78
1.14
1.99
0.78
0 2010
2011
2012
Rasio NPF BMI
2013
2014
Rata-rata
Rasio NPF BSM
Sumber : Data diolah Posisi NPF yang dipersyaratkan Bank Indonesia yaitu di bawah 5%. NPF berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan. Semakin tinggi NPF maka semakin menurun kinerja perbankan. Hal ini sejalan dengan dimana adanya pembiayaan bermasalah yang semakin besar dibandingkan dengan aktiva produktifnya dapat mengakibatkan kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan, sehingga mengurangi laba dan berpengaruh buruk pada rentabilitas bank. Berdasarkan gambar didapatkan nilai rata-rata NPF BMI periode 2010 – 2014 sebesar 2,55% dan NPF BSM sebesar 1,99%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa NPF BMI dan NPF BSM dikatakan baik karena berada di bawah standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 5%. Dari data tersebut juga menunjukkan bahwa NPF BSM lebih baik dibandingkan dengan NPF BMI karena posisi NPF BSM lebih kecil dibandingkan dengan NPF BMI.
56
b. Financing to Debt Ratio Rasio ini mengukur perbandingan jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. FDR menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Oleh karena itu, semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 rasio likuiditas memiliki nilai maksimal yaitu 110% Rasio ini diukur dengan membagi jumlah pembiayaan yang diberikan dengan jumlah dana pihak ketiga. Berdasarkan rumus tersebut hasil yang diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.3 Perhitungan Rasio FDR Bank Muamalat Indonesia (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Jumlah Pemb. Yang diberikan (Rp)
Total Dana Pihak Ketiga (Rp)
2010 16.462.194 18.629.187 2011 21.651.586 18.174.341 2012 31.221.236 29.394.794 2013 41.415.135 41.410.993 2014 42.593.954 35.838.552 Sumber : Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia
FDR (%) 88.36 83.94 94.15 99.99 84.14
Berdasarkan perhitungan di atas, tahun 2010 BMI memiliki rasio FDR sebesar 88,36% yang selanjutnya mengalami penurunan sebesar 4,42%
57
menjadi 83,94% di tahun 2011. Pada tahun 2012 dan 2013 rasio FDR BMI mengalami peningkatan menjadi 94,15% pada tahun 2012 dan 99,99% pada tahun 2013 yang kemudian mengalami penurunan kembali pada tahun 2014 sebesar 15,85% menjadi 84,14%. Dari hasil perhitungan FDR tersebut, pada tahun 2010 hingga 2014 menunjukkan bahwa BMI memiliki kinerja yang baik, dikarenakan posisi FDR BMI lebih kecil dari yang ditentukan Bank Indonesia yaitu maksimal 110%. Tabel 4.4 Perhitungan Rasio FDR Bank Syariah Mandiri (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Jumlah Pemb. Yang diberikan (Rp)
Total Dana Pihak Ketiga (Rp)
2010 23.875.010 29.340.245 2011 35.546.489 30.580.644 2012 44.747.841 42.241.962 2013 48.771.461 43.587.054 2014 47.229.728 38.789.775 Sumber : Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
FDR (%) 81.37 86.03 94.4 89.37 82.13
Berdasarkan perhitungan di atas, pada tahun 2010 BSM memiliki rasio FDR sebesar 81,37%, selanjutnya pada tahun 2011 rasio FDR BSM mengalami peningkatan sebesar 4,66% menjadi 86,03% dan mengalami peningkatan kembali sebesar 8,37% pada tahun 2012 menjadi 94,4%. Tahun 2013 dan 2014 rasio FDR BSM mengalami penurunan menjadi 89,37% dan 82,13%. Dari hasil perhitungan FDR tersebut, pada tahun 2010 hingga 2014
58
menunjukkan bahwa BSM memiliki kinerja yang baik, dikarenakan posisi FDR BSM berada bawah batas yang ditentukan Bank Indonesia yaitu 110%. Gambar 4.2 Persentase Perbandingan Rasio FDR BMI dengan BSM 150 100
88.3681.37
83.9486.03
94.1594.4
99.9989.37
84.1482.13
90.1186.66
2010
2011
2012
2013
2014
Rata - rata
50 0 Rasio FDR BMI
Rasio FDR BSM
Sumber : Data diolah Berdasarkan gambar di atas, nilai rata-rata FDR BMI periode 2010 hingga 2014 sebesar 90,11% dan FDR BSM sebesar 86,66%. Data ini menunjukkan bahwa rata-rata FDR BMI dan BSM kurang dari nilai maksimal yang ditentukan Bank Indonesia 110%. Hal ini menunjukkan bahwa BMI dan BSM memiliki kinerja yang baik. Dari data tersebut juga menunjukkan bahwa FDR BSM lebih baik dibandingkan FDR BMI, karena FDR BMI lebih tinggi dibandingkan dengan FDR BSM. 2. Earnings Pada perhitungan faktor earnings atau rentabilitas, pada penelitian ini akan diwakilkan oleh perhitungan rasio Return On Assets (ROA) dan Net Operating Margin (NOM).
59
1. Return On Assets Return On Assets (ROA) adalah rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama.. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan
secara
keseluruhan.
Rumus
yang
digunakan
adalah
perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset.2 Menurut SE BI No. 9/24/DPbs tanggal 30 Oktober 2007 jumlah minimal ROA yang ditentukan berkisar antara 0,5% - 1,25%. Berdasarkan rumus tersebut diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.5 Perhitungan Rasio ROA Bank Muamalat Indonesia (dalam Jutaan Rupiah) Tahun
Laba Sebelum Pajak (Rp)
Total Aktiva (Rp)
2010 231.076 21.442.596 2011 371.670 32.479.506 2012 521.841 44.854.413 2013 239.351 53.723.979 2014 96.719 62.413.310 Sumber : Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia
ROA (%) 1.07 1.14 1.16 0.45 0.15
Pada periode 2010 hingga 2014, BMI memiliki rasio ROA secara berturut-turut sebesar 1,07%, 1,14%, 1,16%, 0,45%, dan 0,15%. Selama kurun waktu tersebut, nilai rasio ROA tertinggi terdapat pada tahun 2012 yang mengalami peningkatan sebesar 0,02% dari tahun sebelumnya, 2
Veitzal Rivai, Bank And Financial Institution Management Conventional & Sharia System,
(Jakarta: Rajawali, 2007), h. 710-711
60
sedangkan nilai rasio ROA terendah terdapat pada tahun 2014 yang mengalami penurunan sebesar 0,30% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 hingga 2012 ROA BMI menunjukkan kinerja yang baik karena memiliki ROA lebih besar dari 0,5%. Namun pada tahun 2013 dan 2014, BMI mengalami penurunan ROA yang artinya BMI kurang mampu mempertahankan kinerjanya karena memiliki ROA di bawah 0,5%. Tabel 4.6 Perhitungan Rasio ROA Bank Syariah Mandiri (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Laba Sebelum Pajak (Rp)
Total Aktiva (Rp)
2010 583.315 32.481.873 2011 949.103 48.671.950 2012 1.220.261 54.229.396 2013 883.836 63.965.361 2014 109.793 66.942.422 Sumber : Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
ROA (%) 1.80 1.95 2.25 1.38 0.16
Pada perhitungan rasio ROA BSM, BSM memiliki rasio ROA secara berturut-turut sebesar 1,80%, 1,95%, 2,25%, 1,38%, dan 0,16%. Selama kurun waktu tersebut, rasio ROA BSM terendah adalah pada tahun 2014 yang mengalami penurunan sebesar 1,22% dari tahun sebelumnya. Sedangkan angka tertinggi didapat pada tahun 2012 yaitu sebesar 2,25% yang mengalami peningkatan sebesar 0,30% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 hingga 2013, BSM menunjukkan kinerja yang baik, dikarenakan nilai ROA BSM lebih besar dari 0,5%. Namun pada tahun 2014, nilai ROA
61
BSM sebesar 0,16% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa BSM kurang mampu mempertahankan kinerjanya karena posisi ROA berada di bawah 0,5%. Gambar 4.3 Persentase Perbandingan Rasio ROA BMI dengan BSM 2.5 2 1.5 1 0.5 0
1.80 1.07
2.25
1.95
0.45
2010
2011
2012
Rasio ROA BMI
1.5
1.38
1.16
1.14
0.79 0.15 0.16
2013
2014
Rata - rata
Rasio ROA BSM
Sumber : Data diolah Berdasarkan gambar di atas, pada tahun 2010 hingga 2014 nilai ratarata rasio ROA BMI sebesar 0,79%, sedangkan nilai rata-rata ROA BSM sebesar 1,50%. Data ini menunjukkan bahwa BMI dan BSM memiliki kinerja yang baik karena nilai ROA masing-masing bank lebih besar dari batas minimal yang ditentukan Bank Indonesia yaitu 0,5%. Data tersebut juga menunjukkan bahwa ROA BSM lebih baik dibandingkan ROA BMI karena ROA BSM nilainya lebih besar dibandingkan ROA BMI. 2. Net Operating Margin Rasio ini untuk menilai profitabilitas bank syariah, NOM digunakan untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs Tahun 2007 batas
62
bawah rasio NOM yang dikatakan baik adalah 1,5%, apabila rasio NOM lebih kecil dari 1,5% kinerjanya dapat dikatakan kurang baik. Rasio ini dihitung dengan cara membagi penyaluran dana setelah bagi hasil yang dikurangi beban operasional dengan rata-rata aktiva produktif. Berdasarkan rumus tersebut hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 Perhitungan Rasio NOM Bank Muamalat Indonesia (dalam Jutaan Rupiah) Pend. Penyaluran Rata-Rata Beban Dana Aktiva Tahun Operasional Setelah Bagi Produktif (Rp) Hasil (Rp) (Rp) 2010 1.108.263 885.221 19.917.892 2011 1.371.724 1.006.652 31.074.543 2012 1.802.728 1.248.827 43.141.346 2013 2.612.380 1.655.769 20.616.616 2014 2.176.138 1.855.158 9.552.976 Sumber : Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia
NOM (%) 1.11 1.17 1.28 4.64 3.36
Berdasarkan perhitungan di atas, didapat nilai rasio NOM BMI secara berturut-turut yaitu sebesar 1,11%, 1,17%, 1,28%, 4,64%, dan 3,63%. Nilai tertinggi didapat pada tahun 2013 yang mengalami peningkatan sebesar 3,36% dari tahun sebelumnya, dan nilai terendah didapat pada tahum 2010, maka dapat disimpulkan jika pada tahun 2010 hingga 2012 kinerja BMI menurut rasio NOM dikatakan kurang baik, karena hasil rasio NOM lebih kecil dari 1,5% yang merupakan batas bawah yang dipersyaratkan Bank Indonesia. Sedangkan pada tahun 2013 dan 2014, BMI berhasil meningkatkan kinerjanya menjadi baik karena nilai rasio NOM lebih besar dari 1,5%.
63
Tabel 4.8 Perhitungan Rasio NOM Bank Syariah Mandiri (dalam Jutaan Rupiah) Pend. Penyaluran Rata-Rata Beban Dana Aktiva Tahun Operasional Setelah Bagi Produktif (Rp) Hasil (Rp) (Rp) 2010 2.768.071 1.593.254 17.881.537 2011 3.247.516 1.956.975 17.800.565 2012 4.088.120 2.388.613 22.720.681 2013 4.647.564 3.652.763 13.721.393 2014 4.348.988 3.998.876 5.656.090 Sumber : Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
NOM (%) 6.57 7.25 7.48 7.25 6.19
Berdasarkan perhitungan di atas, rasio NOM BSM secara berturutturut yaitu sebesar 6,57%, 7,25%, 7,48%, 7,25%, dan 6,19%. Nilai tertinggi didapat pada tahun 2012, dan nilai terendah didapat pada tahun 2014 yang mengalami penurunan sebesar 1,06% dari tahun sebelumnya. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan jika pada periode 2010 hingga 2014 BMI memiliki kinerja yang baik, dikarenakan nilai rasio NOM berada diatas 1,5% yang merupakan batas bawah yang dipersyaratkan Bank Indonesia. Gambar 4.4 Persentase Perbandingan Rasio NOM BMI dan BSM 8
7.25
6.57
7.48
6
7.25 4.64
4 2
1.11
3.36
1.28
1.17
6.94
6.19 2.31
0 2010
2011
2012
Rasio NOM BMI
Sumber : Data diolah
2013
2014
Rasio NOM BSM
Rata-rata
64
3. Capital Rasio untuk mengukur kecukupan modal yang digunakan adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Berdasarkan SE BI No 26/2/BPPP mengatur bahwa kewajiban penyediaan modal minimum atau CAR diukur dari dari persentase tertentu terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) sebesar 8% dari ATMR. Rasio ini dihitung dengan cara membagi modal dengan ATMR. Berdasarkan rumus tersebut diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.9 Perhitungan Rasio CAR Bank Muamalat Indonesia (dalam Jutaan Rupiah) Tahun
Total Modal (Rp)
ATMR (Rp)
2010 1.749.156 14.552.565 2011 2.393.598 20.159.315 2012 3.670.123 31.311.828 2013 5.149.463 36.370.724 2014 5.876.558 41.334.187 Sumber : Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia
CAR (%) 12.02 11.87 11.72 14.16 14.22
Pada tahun 2010, BMI memiliki rasio CAR sebesar 12,02% yang kemudian mengalami penurunan pada dua tahun selanjutnya yaitu sebesar 0,15% menjadi 11,87% pada tahun 2011 dan menurun sebesar 0,15% menjadi 11,72% pada tahun 2012. Tahun 2013 dan 2014 rasio CAR BMI mengalami peningkatan sebesar 2,44% pada tahun 2013 dan 0,06% pada tahun 2014. Meskipun mengalami fluktuasi nilai CAR, hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2010 hingga 2014 rasio CAR BMI menunjukkan kinerja yang baik
65
dikarenakan nilai CAR lebih besar dari batas minimal yang ditentukan Bank Indonesia yaitu 8%. Tabel 4.10 Perhitungan Rasio CAR Bank Syariah Mandiri (dalam Jutaan Rupiah) Tahun
Total Modal (Rp)
ATMR (Rp)
2010 2.020.615 18.972.937 2011 3.720.674 25.540.366 2012 4.567.310 33.039.066 2013 5.334.901 37.904.941 2014 5.571.760 37.746.024 Sumber : Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
CAR (%) 10.64 14.57 13.82 14.07 14.76
Pada perhitungan rasio CAR BSM, tahun 2010 BSM memiliki rasio CAR sebesar 10,64% yang kemudian meningkat pada tahun selanjutnya yaitu sebesar 3,93% menjadi 14,57%. Tahun 2012 BSM mengalami penurunan nilai rasio CAR menjadi 13,82% yang kemudian mengalami peningkatan hingga tahun 2014 yaitu meningkat sebesar 0,25% pada tahun 2013, dan 0,69% pada tahun 2014. Nilai rasio CAR tertinggi adalah sebesar 14,76% pada tahun 2014, sedangkan nilai rasio CAR terendah adalah sebesar 10,64% pada tahun 2010. Sama halnya dnegan BMI, meskipun BSM mengalami fluktuasi nilai rasio CAR kinerja BSM masih dinilai baik karena nilai CAR BSM lebih besar dari batas yang ditentukan Bank Indonesia yaitu 8%.
66
Gambar 4.5 Persentase Perbandingan Rasio CAR BMI dengan BSM 20 12.0210.64
14.57 11.87
13.82 11.72
14.1614.07
14.2214.76
12.7913.57
2010
2011
2012
2013
2014
Rata-rata
10 0 Rasio CAR BMI
Rasio CAR BSM
Sumber : Data diolah Berdasarkan gambar di atas, pada tahun 2010 hingga 2014 nilai rata-rata rasio CAR BMI sebesar 12,79%, sedangkan nilai rata-rata rasio CAR BSM sebesar 13,57%. Hal ini menunjukkan bahwa BMI dan BSM memiliki kinerja yang baik, karena nilai rata-rata rasio CAR kedua bank tersebut lebih besar dari 8%. Berdasarkan data tersebut juga menunjukkan bahwa BSM memiliki rasio CAR yang lebih baik, hal ini dikarenakan nilai rasio CAR BSM lebih besar dibandingkan nilai rasio CAR BMI. Sehingga berdasarkan penilaian keseluruhan faktor Risk Profile, Earnings, dan Capital didapat ringkasan hasil sebagai berikut : Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Penilaian Kinerja BMI Berdasarkan RGEC Faktor
Rasio
NPF Risk Profile FDR ROA Earnings NOM Capital CAR Sumber : Data yang diolah
2010 3,51% 88,36% 1,07% 1,11% 12,02%
2011 1,78% 83,94% 2,12% 1,17% 11,87%
Tahun 2012 1,81% 94,15% 1,92% 1,28% 11,72%
2013 0,78% 99,99% 0,45% 4,64% 14,16%
2014 4,76% 84,14% 0,15% 3,36% 14,22%
Rata-rata 2,52% 90,11% 0,79% 2,31% 12,79%
67
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan jika kinerja keuangan BMI adalah baik. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata rasio NPF kurang dari 5% yang merupakan nilai maksimal rasio NPF yang ditentukan, rata-rata rasio FDR adalah 90,11% berada diantara kisaran 78% - 100%, rata-rata rasio ROA 0,79% lebih besar dari nilai batas bawah rasio ROA yang telah ditentukan yaitu 0,5%, ratarata rasio NOM 2,31% lebih besar dari 1,5% yang merupakan nilai minimum rasio NOM yang ditentukan, dan rata-rata rasio CAR sebesar 12,79% yang lebih besar dari 8% yang merupakan batas minimum kecukupan modal yang ditentukan Bank Indonesia. Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Penilaian Kinerja BSM Berdasarkan RGEC Faktor
Rasio
2010 NPF 1,29% Risk Profile FDR 81,37% ROA 1,59% Earnings NOM 6,57% Capital CAR 10,64% Sumber : Data yang diolah
2011 0,95% 86,03% 1,95% 7,25% 14,56%
Tahun 2012 1,14% 94,40% 2,25% 7,48% 13,82%
2013 2,29% 89,37% 1,38% 7,25% 14,07%
2014 4,29% 82,13% 0,16% 6,19% 14,76%
Rata-rata 1,99% 86,66% 1,50% 6,94% 13,57%
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan jika kinerja keuangan BSM adalah baik. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata rasio NPF kurang dari 5% yang merupakan nilai maksimal rasio NPF yang ditentukan, rata-rata rasio FDR adalah 86,66% berada diantara kisaran 78% - 100%, rata-rata rasio ROA 1,50% lebih besar dari nilai batas bawah rasio ROA yang telah ditentukan yaitu 0,5%, ratarata rasio NOM 6,94% lebih besar dari 1,5% yang merupakan nilai minimum
68
rasio NOM yang ditentukan, dan rata-rata rasio CAR sebesar 13,57% yang lebih besar dari 8% yang merupakan batas minimum kecukupan modal yang ditentukan Bank Indonesia.
B. Perbandingan Kinerja Keuangan BMI dengan BSM Dalam membandingkan kinerja keuangan dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara rasio-rasio kedua bank syariah, peneliti menggunakan independent sample t-test sehingga dapat diketahui hasil sebagai berikut : Tabel 4.13 Perbandingan Kinerja Rasio NPF BMI dan BSM Levene's Test for Equality of Variances F NPF
Equal variances assumed
,298
Equal variances not assumed
Sig. ,600
t-test for Equality of Means t
Sig. (2tailed)
df
Mean Diff
Std. Error Diff
,569
8
,585
,53600
,00942
,569
7,856
,585
,53600
,00942
Sumber : Output SPSS 22 Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa F hitung untuk NPF dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 0,298 dengan probabilitas 0,600 maka probabilitas data di atas lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians pada data perbandingan kinerja keuangan BMI dengan BSM untuk rasio NPF.
69
Bila kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed. t hitung untuk NPF dengan menggunakan Equal Variances Assumed adalah 0,569 dengan signifikan sebesar 0,585. Oleh karena nilai sig. t hitung > t tabel (0,585 > 0,05), berdasarkan hipotesis penelitian dimana P = > 0,05, maka keputusan yang diambil adalah menerima Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Hasil ini sejalan dengan penelitian Nurul Shiyam Aprilia yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio NPF. Hal ini juga sesuai dengan teori yang menunjukkan bahwa terdapat prinsip kehati-hatian yang dilakukan bank syariah pada saat memberikan pembiayaan, sehingga nilai NPF kedua bank sama-sama berada di bawah angka 5% yang merupakan batas maksimal nilai NPF bank syariah.
Tabel 4.14 Perbandingan Kinerja FDR BMI dan BSM Levene's Test for Equality of Variances F FDR
Equal variances assumed
,593
Equal variances not assumed
Sumber : Output SPSS 22
Sig. ,464
t-test for Equality of Means t
Sig. (2tailed)
df
Mean Diff
Std. Error Diff
,882
8
,404
,34540
,03916
,882
7,553
,405
,34540
,03916
70
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa F hitung untuk FDR dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 0,593 dengan probabilitas 0,464 maka probabilitas data di atas lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians pada data perbandingan kinerja keuangan BMI dengan BSM untuk rasio FDR. Bila kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed. t hitung untuk FDR dengan menggunakan Equal Variances Assumed adalah 0,882 dengan signifikan sebesar 0,403. Oleh karena nilai sig. t hitung > t tabel (0,403 > 0,05), berdasarkan hipotesis penelitian dimana P = > 0,05, maka keputusan yang diambil adalah menerima Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Hasil ini sejalan dengan teori yang menunjukkan bahwa bank syariah mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Namun hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Andi Dahlia yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada FDR.
71
Tabel 4.15 Perbandingan Kinerja Rasio ROA BMI dan BSM
Levene's Test for Equality of Variances F ROA
Equal variances assumed Equal variances not assumed
,759
Sig.
t-test for Equality of Means t
Sig. (2tailed)
df
Mean Diff
Std. Error Diff
,409 -1,700
8
,128
-,07140
,04199
-1,700
6,345
,137
-,07140
,04199
Sumber : Output SPSS 22 Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa F hitung untuk ROA dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 0,759 dengan probabilitas 0,409 maka probabilitas data di atas lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians pada data perbandingan kinerja keuangan BMI dengan BSM untuk rasio ROA. Bila kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed. t hitung untuk ROA dengan menggunakan Equal Variances Assumed adalah 1,700 dengan signifikan sebesar 0,128. Oleh karena nilai sig. t hitung > t tabel (0,128 > 0,05), berdasarkan hipotesis penelitian dimana P = > 0,05, maka keputusan yang diambil adalah menerima Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Hasil ini sejalan dengan penelitian Nurul Shiyam Aprilia dan Andi Dahlia yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio
72
ROA. Hal ini juga sejalan dengan teori dimana manajemen pengelolaan aset yang baik akan menghasilkan perolehan keuntungan yang baik pula. Sehingga pada kedua bank ini nilai ROA sama-sama di atas 0,5% yang menunjukkan bahwa kinerja manajemen bank terhadap keuntungan yang diperoleh baik.
Tabel 4.16 Perbandingan Kinerja Rasio NOM BMI dan BSM
Levene's Test for Equality of Variances F NOM
Equal variances assumed
11,768
Equal variances not assumed
Sig.
t-test for Equality of Means t
Sig. (2tailed)
Df
Mean Diff
Std. Error Diff
,009 -6,110
8
,000
-,46360
,07587
-6,110
4,904
,002
-,46360
,07587
Sumber : Output SPSS 22 Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa F hitung untuk NOM dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 11,768 dengan probabilitas 0,009 maka probabilitas data di atas lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan varians pada data perbandingan kinerja keuangan BMI dengan BSM untuk rasio NOM. Bila kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Not Assumed. t hitung untuk FDR dengan menggunakan Equal Variances Not Assumed adalah 6,110 dengan signifikan sebesar 0,002. Oleh karena nilai sig. t hitung < t tabel (0,002 < 0,05), berdasarkan hipotesis penelitian dimana P = < 0,05, maka
73
keputusan yang diambil adalah menolak Ho, menerima H1 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Perbedaan ini terjadi dikarenakan pendapatan penyaluran dana setelah bagi hasil yang diperoleh BMI tidak sebanding dengan rata-rata aktiva produktif yang dimilikinya. Hal ini mengakibatkan kecilnya nilai rasio NOM. Jauh berbeda dengan rasio NOM yang dimiliki BSM, karena pada BSM nilai pendapatan penyaluran dana setelah bagi hasil meningkat seiiring dengan meningkatnya nilai rata-rata aktiva produktif yang dimiliki, sehingga pada rasio ini perbedaan yang terjadi menjadi signifikan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Andi Dahlia yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio NOM. Hal ini membuktikan bahwa salah satu bank yaitu BMI belum dapat mengelola asetnya dengan lebih baik dibanding BSM, sehingga nilainya cukup berbeda. Namun meskipun terdapat perbedaan yang cukup signifikan, nilai rasio NOM BMI masih dinilai baik, karena lebih besar dari 1,5% yang merupakan batas minimum nilai rasio NOM yang telah ditentukan.
74
Tabel 4.17 Perbandingan Kinerja Rasio CAR BMI dan BSM Levene's Test for Equality of Variances F CAR
Equal variances assumed Equal variances not assumed
,015
Sig. ,906
t-test for Equality of Means t
Sig. (2tailed)
df
Mean Diff
Std. Error Diff
-,820
8
,436
-,07740
,09439
-,820
7,457
,438
-,07740
,09439
Sumber : Output SPSS 22 Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa F hitung untuk CAR dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 0,015 dengan probabilitas 0,906 maka probabilitas data di atas lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians pada data perbandingan kinerja keuangan BMI dengan BSM untuk rasio CAR. Bila kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed. t hitung untuk CAR dengan menggunakan Equal Variances Assumed adalah 0,820 dengan signifikan sebesar 0,438. Oleh karena nilai sig. t hitung > t tabel (0,438 > 0,05), berdasarkan hipotesis penelitian dimana P = > 0,05, maka keputusan yang diambil adalah menerima Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Hasil ini sejalan dengan penelitian Andi Dahlia yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio CAR. Hal ini juga sejalan
75
dengan teori yang menyatakan bahwa bank harus menyediakan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) minimal 8% agar kinerja bank baik. Kedua bank ini yaitu BMI dan BSM sama-sama memiliki nilai CAR lebih dari 8%, sehingga kinerja kedua bank ini dikatakan baik.
C. Analisis Kinerja Syariah Dengan Menggunakan Metode IPI Dalam pengukuran kinerja syariah penulis menggunakan metode Islamicity Performance Index (IPI), dimana terdapat lima indikator yang digunakan di dalam penelitian ini. Indikator yang diukur ialah profit-sharing ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio, islamic investment vs non-islamic investment ratio, dan islamic income vs non-islamic income ratio.
1. Profit Sharing Ratio Tujuan utama dari didirikannya bank syariah adalah penerapan metode profit-sharing, sangat penting mengidentifikasi seberapa jauh kinerja bank syariah dalam mencapai tujuannya tersebut. Berdasarkan penelitian Hameed, maka didapat perhitungan sebagai berikut :
76
Tabel 4.18 Perhitungan Rasio PSR Bank Muamalat Indonesia (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Mudharabah (Rp)
Musyarakah (Rp)
Total Pembiayaan (Rp)
2010 1.364.534 5.979.043 16.462.194 2011 1.498.296 8.176.819 21.651.586 2012 1.275.669 12.819.798 31.221.236 2013 2.170.219 17.855.906 41.415.135 2014 1.723.618 19.549.525 42.593.954 Sumber : Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia
PSR (%) 44.61 44.69 45.15 48.35 49.94
Berdasarkan perhitungan di atas, rasio PSR BMI terus menunjukkan pertumbuhan positif. Tahun 2010 BMI memiliki rasio PSR sebesar 44,61%, yang kemudian meningkat sebesar 0,08% pada tahun 2011. Tahun 2012 rasio PSR BMI menjadi 45,15% setelah meningkat sebesar 0,46% dari tahun sebelumnya. Selanjutnya secara berturut-turut rasio PSR BMI yaitu sebesar 48,35% dan 49,94% pada tahun 2013 dan 2014. Tabel 4.19 Perhitungan Rasio PSR Bank Syariah Mandiri (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Mudharabah (Rp)
Musyarakah (Rp)
Total Pembiayaan (Rp)
2010 4.173.681 4.221.305 23.875.010 2011 4.590.780 5.112.172 35.546.489 2012 4.161.500 6.049.076 44.747.841 2013 3.703.697 7.487.707 48.771.461 2014 3.006.253 7.330.831 47.229.728 Sumber : Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
PSR (%) 35.03 27.30 22.82 22.05 21.89
77
Berbeda dengan BMI, rasio PSR BSM mengalami penurunan tiap tahunnya. Tahun 2010 BSM memiliki rasio PSR sebesar 35,03%, kemudian menurun sebesar 7,73% menjadi 27,30% pada tahun 2011. Selanjutnya secara berturutturut rasio PSR BSM yaitu sebesar 22,82%, 22,05%, dan 21,89% pada tahun 2012, 2013, dan 2014. Perbandingan kedua bank tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 4.6 Persentase Perbandingan Kinerja Rasio PSR BMI dan BSM 100.00 50.00
49.94 48.35 46.54 45.15 44.6135.03 44.69 27.30 25.81 22.82 22.05 21.89
0.00 2010
2011
2012
Rasio PSR BMI
2013
2014
Rata-rata
Rasio PSR BSM
Sumber : Data diolah 2. Zakat Performance Ratio Berdasarkan perhitungan Zakat Performance Ratio (ZPR) yang mengacu pada penelitian Hameed, diperoleh nilai ZPR sebagai berikut : Tabel 4.20 Perhitungan Rasio ZPR Bank Muamalat Indonesia (dalam Jutaan Rupiah) Zakat Total Aset (Rp) (Rp) 2010 1.293 21.442.596 2011 7.669 32.479.506 2012 10.535 44.854.413 2013 18.509 53.723.979 2014 22.723 62.413.310 Sumber : Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia Tahun
ZPR (%) 0.01 0.02 0.02 0.03 0.04
78
Berdasarkan perhitungan di atas, rasio ZPR BMI mengalami peningkatan tiap tahunnya kecuali pada tahun 2012 yang mengalami penurunan sebesar 0,0001%. Secara berturut-turut rasio ZPR BMI yaitu sebesar 0,01%, 0,02%, 0,02%, 0,03% dan 0,04% pada tahun 2010 – 2014. Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 0.0176%. Tabel 4.21 Perhitungan Rasio ZPR Bank Syariah Mandiri (dalam Jutaan Rupiah) Zakat Total Aset (Rp) (Rp) 2010 1.293 21.442.596 2011 5.433 32.479.506 2012 9.892 44.854.413 2013 18.509 53.723.979 2014 22.723 62.413.310 Sumber : Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri Tahun
ZPR (%) 0.01 0.02 0.02 0.03 0.04
Berbeda dengan BMI, BSM mengalami fluktuasi pada rasio ZPRnya. Pada tahun 2010 BSM memiliki rasio BSM sebesar 0,04% yang nilainya sama dengan pada tahun 2011. Pada tahun 2012 dan 2013, rasio ZPR BSM tidak mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 0,05%. Namun, pada tahun 2014 rasio ZPR BSM mengalami penurunan sebesar 0,03% menjadi 0,02%. Perbandingan kedua bank tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
79
Gambar 4.7 Persentase Perbandingan Kinerja Rasio ZPR BMI dan BSM 0.06 0.04 0.02
0.05
0.04 0.01
0.04
0.04
0.03
0.02
0.02
0.05
0.02
0.04 0.024
0.00 2010
2011
2012
2013
Rasio ZPR BMI
2014
Rata-rata
Rasio ZPR BSM
Sumber : Data diolah 3. Equitable Distribution Ratio Menurut Hameed, indikator Equitable Distribution Ratio menjelaskan bagimana pendapatan yang telah diterima bank syariah didistribusikan kepada bermacam-macam stakeholder-nya, yang mana direpresentasikan oleh jumlah yang dikeluarkan untuk qardh dan donasi, beban gaji pegawai, dividen, dan laba bersih. Namun pada penelitian ini dividen tidak dihitung dikarenakan baik BMI dan BSM tidak membagikan dividennya pada periode 2010 – 2014. Tabel 4.22 Perhitungan Rasio EDR Bank Muamalat Indonesia (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Qardh + Donasi (Rp)
Beban Gaji Pegawai (Rp)
Laba Bersih (Rp)
Pend (Zakat + Pajak) (Rp)
EDR Qardh + Donasi (%)
1.183.137 253.302 170.938 1.034.668 1.14 1.933.609 410.355 273.621 1.377.699 1.40 1.275.669 546.874 389.414 1.736.586 0.73 857.921 754.059 637.180 2.591.601 0.33 903.974 860.392 684.634 2.175.140 0.42 Sumber : Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia
EDR Beban Gaji Pegawai (%)
EDR Laba Bersih (%)
24.48 29.74 31.48 29.10 39.56
16.52 19.86 22.42 24.59 31.48
80
Tabel 4.23 Perhitungan Rasio EDR Bank Syariah Mandiri (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Qardh + Donasi (Rp)
Beban Gaji Pegawai (Rp)
Laba Bersih (Rp)
Pend (Zakat + Pajak) (Rp)
EDR Qardh + Donasi (%)
2.235.862 622.678 418.519 2.012.417 1.11 6.487.494 964.882 551.070 2.762.848 2.35 6.133.646 973.159 805.690 3.649.246 1.68 5.554.738 1.192.401 651.240 4.286.674 1.30 3.585.399 1.359.776 71.778 4.044.236 0.89 Sumber : Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
EDR Beban Gaji Pegawai (%)
EDR Laba Bersih (%)
30.94 34.92 26.67 27.82 33.62
20.80 19.95 22.08 15.19 1.77
a) Qardh dan Donasi Pada periode 2010-2014, BMI tidak berhasil mengungguli BSM dalam penyaluran qardh dan donasi. Hal ini ditunjukkan dengan rasio qardh dan donasi terhadap pendapatan BMI yang lebih kecil dibandingkan dengan BSM, kecuali pada tahun 2010. Pada tahun 2010 BMI memiliki rasio EDR sebesar 1,14% sedangkan BSM sebesar 1,11%. Pada tahun 2011 – 2014 rasio EDR BSM lebih besar dibandingkan BMI yaitu secara berturut-turut sebesar 2,35%, 1,68%, 1,30%, dan 0,89%. Sedangkan BMI secara berturutturut sebesar 1,40%, 0,73%, 0,33%, dan 0,42%. Perbandingan kedua bank tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
81
Gambar 4.8 Persentase Perbandingan Rasio EDR Qardh dan Donasi BMI dengan BSM 3.00 2.00
2.35 1.14 1.11
1.68
1.40 0.73
1.00
1.30 0.33
0.42
0.89
1.46 0.8
0.00 2010
2011
2012
EDR Qardh + Donasi BMI
2013
2014
Rata-rata
EDR Qardh + Donasi BSM
Sumber : Data diolah b) Beban Gaji Pegawai Pada tahun 2010 hingga 2012, BMI mengalami peningkatan pada rasio EDRnya yaitu sebesar 24,48%, 29,74%, dan 31,48. Sedangkan pada tahun 2013, BMI mengalami penurunan pada rasio EDRnya sebesar
2,38% yang
kemudian mengalami peningkatan kembali sebesar 10,46% pada tahun 2014 menjadi 39,56%. Pada perhitungan EDR beban gaji pegawai BSM, pada tahun 2010 rasio EDR BSM sebesar 30,94%. Pada tahun 2011 rasio EDR BSM mengalami peningkatan sebesar 3,98%, sedangkan pada tahun 2012 rasio EDR BSM mengalami penurunan sebesar 8,26% menjadi 26,67% yang kemudian pada tahun 2013 dan 2014 mengalami peningkatan kembali menjadi 27,82% dan 33,62%. Perbandingan kedua bank tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
82
Gambar 4.9 Persentase Perbandingan Rasio EDR Beban Gaji BMI dengan BSM 60.00 40.00
30.94 24.48
34.92 29.74
31.48 26.67
29.1027.82
2010
2011
2012
2013
39.56 33.62
30.8730.79
2014
Rata-rata
20.00
0.00
EDR Beban Gaji Pegawai…
EDR Beban Gaji Pegawai BSM
Sumber : Data diolah c) Laba Bersih Pada tahun 2010 rasio EDR laba bersih BMI adalah sebesar 16,52% yang kemudian terus mengalami peningkatan hingga tahun 2014. Kenaikan tertinggi adalah sebesar 6,89% pada tahun 2014 sehingga rasio EDR menjadi 31,48%. Sedangkan pada rasio EDR laba bersih BSM, tahun 2010 adalah sebesar 20,80% yang kemudian meningkat hingga tahun 2012 menjadi 22,08%. Pada tahun 2013 dan 2014, rasio EDR BSM mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dapat dilihat dari penurunan sebesar 13,42% yang menjadikan rasio EDR BSM pada tahun 2014 sebesar 1,77% yang merupakan rasio EDR BSM terendah atas laba bersih. Perbandingan kedua bank tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
83
Gambar 4.10 Persentase Perbandingan Rasio EDR Laba Bersih BMI dengan BSM 40.00 20.00
16.5220.80
19.8319.95 22.4222.08
24.59 15.19
31.48
22.97 15.95
1.77
0.00 2010
2011
2012
EDR Laba Bersih BMI
2013
2014
Rata-rata
EDR Laba Bersih BSM
Sumber : Data diolah 4. Islamic Investment vs Non-Islmaic Investment Ratio Islamic investment vs non Islamic investment ratio merupakan rasio yang membandingkan antara investasi halal dengan total investasi yang dilakukan oleh bank syariah secara keseluruhan (halal dan non halal). Dimana nilai yang dihasilkan merupakan ukuran aspek kehalalan dan keberhasilan pelaksanaan prinsip dasar bank syariah yaitu terbebas dari unsur riba. Tabel 4.24 Perhitungan Rasio Investasi Halal dan Non-Halal Bank Muamalat Indonesia (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Investasi Halal (Rp)
Investasi Non Halal (Rp)
2010 4.190.672 2011 1.241.081 2012 2.936.085 2013 3.044.988 2014 4.255.760 Sumber : Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia
Rasio (%) 100 100 100 100 100
84
Tabel 4.25 Perhitungan Rasio Investasi Halal dan Non-Halal Bank Syariah Mandiri (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Investasi Halal (Rp)
Investasi Non Halal (Rp)
2010 2.121.483 2011 2.116.817 2012 1.751.645 2013 1.371.649 2014 1.722.438 Sumber : Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
Rasio (%) 100 100 100 100 100
Berdasarkan perhitungan di atas, BMI dan BSM memiliki Investasi Halal dan Non-Halal Rasio sebesar 100% dari seluruh investasi yang dilakukan. Hal ini mengindikasikan bahwa kedua bank telah menginvestasikan asetnya pada sektor halal secara keseluruhan. 5. Islamic Income vs Non-Islamic Income Ratio Islamic income vs non-islamic income ratio merupakan rasio yang membandingkan antara pendapatan halal dengan seluruh pendapatan yang diperoleh bank syariah secara keseluruhan (halal dan non halal). Dimana nilai yang dihasilkan juga merupakan ukuran aspek kehalalan dan keberhasilan pelaksanaan prinsip dasar bank syariah yaitu terbebas dari unsur riba. Berdasarkan penelitian Hameed, maka didapat perhitungan rasio pendapatan halal dan non-halal sebagai berikut :
85
Tabel 4.26 Perhitungan Rasio Pendapatan Halal dan Non-Halal Bank Muamalat Indonesia (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Pendapatan Halal (Rp)
Pendapatan Non Halal (Rp)
2010 1.134.009 164.219 2011 1.517.794 2012 1.924.894 2013 2.684.317 1.048 2014 2.237.409 1.637 Sumber : Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia
Rasio (%) 87.35 100 100 99.96 99.93
Berdasarkan perhitungan di atas, tahun 2010 BMI memiliki rasio pendapatan halal dan non-halal sebesar 87,35%. Sedangkan pada tahun 2011 dan 2012 berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, BMI tidak memiliki pendapatan non-halal sehingga tahun 2011 dan 2012 BMI mendapatkan rasio pendapatan halal dan non-halal sebesar 100%. Pada tahun 2013 BMI mengalami penurunan sebesar 0,04% disusul pada tahun 2014 yang juga mengalami penurunan sebesar 0,03%. Tabel 4.27 Perhitungan Rasio Pendapatan Halal dan Non-Halal Bank Syariah Mandiri (dalam Jutaan Rupiah) Pendapatan Pendapatan Halal (Rp) Non Halal (Rp) 2010 2.177.211 561 2011 3.072.468 610 2012 3.909.973 454 2013 4.550.327 191 2014 4.097.811 441 Sumber : Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri Tahun
Rasio (%) 99.97 99.98 99.99 99.99 99.99
86
Pada perhitungan BSM, tahun 2010 BSM memiliki rasio pendapatan halal dan non-halal sebesar 99,97% yang kemudian meningkat hingga tahun 2013. Pada tahun 2014 rasio pendapatan halal dan non-halal BSM mengalami penurunan akibat turunnya pendapatan halal yang didapatkan oleh BSM. Perbandingan kedua bank tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 4.11 Persentase Perbandingan Kinerja Rasio Pendapatan Halal dan Non-Halal BMI dan BSM 105.00 100.00
99.97
100 99.98
100 99.99
99.9699.99
99.9399.99
99.98 97.44
2011
2012
2013
2014
Rata-rata
95.00 90.00
87.35
85.00 80.00 2010
Rasio Income BMI
Rasio Income BSM
Sumber : Data diolah
Berdasarkan perhitungan di atas, keseluruhan penilaian rasio yang dinilai dapat ditunjukkan oleh tabel di bawah ini :
87
Tabel 4.28 Ringkasan Hasil Penilaian Kinerja Syariah BMI Berdasarkan Islamicity Performance Index 2010
2011
Tahun 2012
Profit Sharing Ratio
44,61%
44,69%
45,15%
48,35%
49,94%
46,58%
Zakat Performance Ratio
0,01%
0,02%
0,02%
0,03%
0,04%
0,024%
Qardh dan Donation
1,14%
1,40%
0,73%
0,33%
0,42%
0,80%
Employees Expense
24,48%
29,74%
31,48%
29,10%
39,56%
30,87%
Net Profit
16,52%
19,86%
22,42%
24,59%
31,48%
22,97%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
87,35%
100%
100%
99,96%
99,93%
97,44%
Faktor
2013
2014
Ratarata
Equitable Distribution Ratio
Islamic Investment vs Non-Islamic Investment Ratio Islamic Income vs Non-Islamic Income Ratio Sumber : Data diolah
Tabel 4.29 Ringkasan Hasil Penilaian Kinerja Syariah BSM Berdasarkan Islamicity Performance Index 2010
2011
Tahun 2012
Profit Sharing Ratio
35,03%
27,30%
22,82%
22,05%
21,89%
25,81%
Zakat Performance Ratio
0,04%
0,04%
0,05%
0,05%
0,02%
0,04%
Qardh dan Donation
1,11%
2,35%
1,68%
1,30%
0,89%
1,46%
Employees Expense
30,94%
34,92%
26,67%
27,82%
33,62%
30,79%
Net Profit
20,80%
19,95%
22,08%
15,19%
1,77%
15,95%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
99,97%
99,98%
99,99%
99,99%
99,99%
99,98%
Faktor
2013
2014
Ratarata
Equitable Distribution Ratio
Islamic Investment vs Non-Islamic Investment Ratio Islamic Income vs Non-Islamic Income Ratio Sumber : Data diolah
88
D. Perbandingan Kinerja Syariah BMI dengan BSM Dalam membandingkan kinerja syariah dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara rasio-rasio kedua bank syariah, peneliti menggunakan independent t-test sehingga dapat diketahui hasil sebagai berikut :
Tabel 4.30 Perbandingan Kinerja Rasio PSR BMI dan BSM Levene's Test for Equality of Variances F PSR
Equal variances assumed Equal variances not assumed
2,977
Sig. ,123
t-test for Equality of Means T
Sig. (2tailed)
Df
Mean Diff
Std. Error Diff
4,118
8
,003
1,8730
,04548
4,118
4,489
,012
1,8730
,04548
Sumber : Output SPSS 22 Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa F hitung untuk PSR dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 2,977 dengan probabilitas 0,123 maka probabilitas data di atas lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians pada data perbandingan kinerja keuangan BMI dengan BSM untuk PSR. Bila kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed. t hitung untuk PSR dengan menggunakan Equal Variances Assumed adalah 4,118 dengan signifikan sebesar 0,000. Oleh karena nilai sig. t hitung < t tabel (0,003 < 0,05), berdasarkan hipotesis penelitian dimana P = < 0,05, maka keputusan yang
89
diambil adalah menolak Ho dan menerima H1 yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Perbedaan ini terjadi dikarenakan total pembiayaan BSM tiap tahunnya mengalami peningkatan tetapi tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah pembiayaan bagi hasil, sehingga rasio PSR BSM mengalami penurunan tiap tahunnya. Hasil ini sejalan dengan teori yang dinyatakan oleh Hameed bahwa tujuan utama bank syariah menjalankan kegiatannya adalah atas dasar bagi hasil (profitsharing). Namun, pada hasil penelitian ini BSM masih dinilai kurang dalam menjalankan tujuan utama tersebut, sehingga dapat dikatakan jika BMI lebih fokus pada pencapaian tujuan utama bank syariah yaitu bagi hasil dibandingkan dengan BSM. Hal inilah yang menjadi penyebab terjadinya perbedaan di kedua bank tersebut Tabel 4.31 Perbandingan Kinerja Rasio ZPR BMI dan BSM Levene's Test for Equality of Variances F ZPR
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sumber : Output SPSS 22
,031
Sig. ,865
t-test for Equality of Means t
Sig. (2tailed)
Df
Mean Diff
Std. Error Diff
-2,138
8
,065
-,01600
,00748
-2,138
7,959
,065
-,01600
,00748
90
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa F hitung untuk ZPR dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 0,031 dengan probabilitas 0,865 maka probabilitas data di atas lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians pada data perbandingan kinerja keuangan BMI dengan BSM untuk ZPR. Bila kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed. t hitung untuk ZPR dengan menggunakan Equal Variances Assumed adalah 2,138 dengan signifikan sebesar 0,065. Oleh karena nilai sig. t hitung > t tabel (0,0065 > 0,05), berdasarkan hipotesis penelitian dimana P = > 0,05, maka keputusan yang diambil adalah menerima Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Hasil ini sesuai dengan teori Hameed yang menyatakan bahwa kinerja bank islam harus berdasarkan pembayaran zakat untuk menggantikan indikator kinerja konvensional yaitu Earning Per Share. Semakin tinggi aset maka semakin tinggi pula bank itu mengeluarkan zakatnya.
91
Tabel 4.32 Perbandingan Kinerja Rasio EDR BMI dan BSM Levene's Test for Equality of Variances F
EDR1
Equal variances assumed
,176
Sig. ,685
Equal variances not assumed
EDR2
Equal variances assumed
,247
,633
Equal variances not assumed
EDR3
Equal variances assumed
,518
,492
Equal variances not assumed
t-test for Equality of Means t
Sig. (2tailed)
df
Mean Diff
Std. Error Diff
-2,015
8
,079
-,06620
,03285
-2,015
7,642
,080
-,06620
,03285
,027
8
,979
,07800
,02932
,027
6,857
,980
,07800
,02932
1,558
8
,158
,07016
,04502
1,558
7,012
,163
,07016
,04502
Sumber : Output SPSS 22
1) Qardh dan Donasi (EDR1) Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa F hitung untuk EDR Qardh dan Donasi dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 0,176 dengan probabilitas 0,625 maka probabilitas data di atas lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians pada data perbandingan kinerja keuangan BMI dengan BSM untuk EDR Qardh dan Donasi.
92
Bila kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed. t hitung untuk EDR Qardh dan Donasi dengan menggunakan Equal Variances Assumed adalah 2,015 dengan signifikan sebesar 0,158. Oleh karena nilai sig. t hitung > t tabel (0,158 > 0,05), berdasarkan hipotesis penelitian dimana P = > 0,05, maka keputusan yang diambil adalah menerima Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri.. 2) Beban Gaji Pegawai (EDR2) Nilai F hitung untuk EDR Beban Gaji Pegawai dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 0,518 dengan probabilitas 0,633 maka probabilitas data di atas lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians pada data perbandingan kinerja keuangan BMI dengan BSM untuk EDR Beban Gaji Pegawai. Bila kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed. t hitung untuk EDR Beban Gaji Pegawai dengan menggunakan Equal Variances Assumed adalah 0,027 dengan signifikan sebesar 0,979. Oleh karena nilai sig. t hitung > t tabel (0,979 > 0,05), berdasarkan hipotesis penelitian dimana P = > 0,05, maka keputusan yang diambil adalah menerima Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
93
signifikan antara kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri.. 3) Laba Bersih (EDR3) Nilai F hitung untuk EDR Laba Bersih dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 0,247 dengan probabilitas 0,492 maka probabilitas data di atas lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians pada data perbandingan kinerja keuangan BMI dengan BSM untuk EDR Laba Bersih. Bila kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed. t hitung untuk EDR Laba Bersih dengan menggunakan Equal Variances Assumed adalah 1,558 dengan signifikan sebesar 0,158. Oleh karena nilai sig. t hitung > t tabel (0,158 > 0,05), berdasarkan hipotesis penelitian dimana P = > 0,05, maka keputusan yang diambil adalah menerima Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri.
Hasil pada ketiga rasio ini sejalan dengan teori yang dinyatakan oleh Hameed bahwa bank syariah dilandasi ooleh keadilan. Rasio EDR yang didapat
menunjukkan
jika
bank
syariah
telah
mendistribusikan
pendapatannya kepada berbagai macam stakeholder menurut porsinya masing-masing, diantaranya didistribusikan kepada sosial masyarakat yang ditunjukkan dengan EDR Qardh dan Donasi, kepada pegawai yang
94
ditunjukkan dengan EDR Beban Gaji Pegawai, dan kepada perusahaan yang ditunjukkan dengan EDR Laba bersih.
Tabel 4.33 Perbandingan Kinerja Rasio Pendapatan Halal dan NonHalal BMI dan BSM Levene's Test for Equality of Variances F INC
Equal variances assumed Equal variances not assumed
7,080
Sig. ,029
t-test for Equality of Means t
Sig. (2tailed)
df
Mean Diff
Std. Error Diff
-1,005
8
,344
-,02538
,02524
-1,005
4,000
,372
-,02538
,02524
Sumber : Output SPSS 22 Nilai F hitung untuk rasio pendapatan halal dan non-halal dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 7,080 dengan probabilitas 0,029 maka probabilitas data di atas lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan varians pada data perbandingan kinerja keuangan BMI dengan BSM untuk rasio pendapatan halal dan non-halal. Bila kedua varians berbeda, maka digunakan Equal Variances
Not
Assumed. t hitung untuk rasio pendapatan halal dan non-halal dengan menggunakan Equal Variances Not Assumed adalah 1,005 dengan signifikan sebesar 0,372. Oleh karena nilai sig. t hitung > t tabel (1,005 > 0,05), berdasarkan hipotesis penelitian dimana P = > 0,05, maka keputusan yang diambil adalah
95
menerima Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Hasil ini sejalan dengan teori yang dinyatakan oleh Hameed bahwa bank syariah hanya menerima pendapatan dari sumber yang halal. Namun pendaptan non-halal tidak dapat dihindari sehingga yang dapat dilakukan bank syariah adalah meminimalisir pendapatan non-halal yang diterima.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan pengelolaan data dan hasil analisis pengujian data secara deskriptif dan statistik, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Secara keseluruhan kinerja keuangan kedua bank dari metode analisa rasio keuangan yang ditinjau dari aspek REC (Risk Profile, Earnings, dan Capital) pada periode 2010 – 2014 yang meliputi NPF, FDR, ROA, NOM, dan CAR dapat diperoleh kesimpulan bahwa secara deskripif kinerja Bank Syariah Mandiri lebih tinggi dibandingkan Bank Muamalat Indonesia. Tabel 5.1 Rata-Rata Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri Periode 2010 – 2014 Rasio NPF FDR ROA NOM CAR
BMI 2,52% 90,11% 0,79% 2,31% 12,79%
BSM 1,99% 86,66% 1,50% 6,94% 13,57%
2. Analisis statistik NPF, FDR, ROA, dan CAR yang digunakan dalam analisa rasio keuangan pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri pada periode 2010 – 2014 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri, akan tetapi 96
97
untuk rasio NOM membuktikan terdapat adanya perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Tabel 5.2 Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri Periode 2010 – 2014 Rasio NPF FDR ROA NOM CAR
Sig (2 -tailed) 0,599 0,464 0,408 0,008 0,906
Hasil Pengamatan P > 0,05 P > 0,05 P > 0,05 P < 0,05 P > 0,05
Keputusan Ho diterima Ho diterima Ho diterima Ho ditolak Ho diterima
3. Secara keseluruhan kinerja syariah kedua bank dari metode Islamicity Performance Index (IPI) pada periode 2010 – 2014 yang meliputi rasio PSR, rasio ZPR, rasio EDR, investasi halal dan non-halal rasio, dan pendapatan halal dan non-halal rasio dapat diperoleh kesimpulan bahwa secara deskriptif kinerja Bank Syariah Mandiri lebih tinggi dari Bank Muamalat Indonesia. Tabel 5.3 Rata-Rata Kinerja Syariah Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri Periode 2010 – 2014 Rasio PSR ZPR EDR Qardh dan Donasi EDR Beban Gaji Pegawai EDR Laba Bersih Investment Income
BMI 46,58% 0,024% 0,80% 30,87% 22,97% 100% 97,44%
BSM 25,81% 0,04% 1,46% 30,79% 15,95% 100% 99,98%
98
4. Analisis statistik ZPR, EDR, islamic investment vs non-islamic investment ratio, dan islamic income vs non-islamic income ratio yang digunakan dalam analisa kinerja syariah pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri pada periode 2010 – 2014 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan, akan tetapi untuk PSR membuktikan terdapat adanya perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Tabel 5.4 Perbandingan Kinerja Syariah Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri Periode 2010 – 2014 Rasio PSR ZPR EDR Qardh dan Donasi EDR Beban Gaji Pegawai EDR Laba Bersih Income
Sig 2 – tailed 0,000 0,065 0,158 0,979 0,159 1,005
Hasil Pengamatan P < 0,5 P > 0,5 P > 0,5 P > 0,5 P > 0,5 P > 0,5
Keputusan Ho ditolak Ho diterima Ho diterima Ho diterima Ho diterima Ho diterima
B. SARAN Dari hasil penelitian ini dan pembahasan di atas, maka enulis menyarankan beberapa hal berikut : 1. Bagi Bank Muamalat Indonesia a. Kinerja Keuangan Secara keseluruhan, kinerja keuangan BMI dinilai baik. Namun, akan lebih baik apabila BMI meningkatkan rentabilitas dan permodalannya
99
karena dalam segi rentabilitas dan permodalan BSM lebih baik dibanding BMI. Untuk meningkatkan rentabilitas, BMI dapat mengoptimalkan asetnya untuk mendapatkan pendapatan lebih dan mengurangi beban operasional agar bank lebih efisien. Sedangkan untuk permodalan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan proyeksi rasio CAR dengan cara meningkatkan modal. Kenaikan modal tentu harus lebih besar dibandingkan kenaikan ATMR. b. Kinerja Syariah Pada kinerja syraiah apabila dibandingkan dengan BSM, maka BMI perlu meningktkan ZPR dan EDR Qardh dan Donasinya. Untuk zakat performance ratio, sebaiknya bank lebih meningkatkan penyaluran zakatnya dengan cara meningkatkan pertumbuhan pernyaluran zakat yang dibarengi dengan meningkatkan pertumbuhan net assets. Sedangkan untuk EDR qardh dan donasi, bank sebaiknya meningkatkan proporsi qardh dan donasi karena qardh merupakan keunikan yang dimiliki oleh bank syariah, dimana bank tidak hanya melakukan aktivitas bisnis, namun juga aktivitas sosial. 2. Bagi Bank Syariah Mandiri a. Kinerja Keuangan Sama halnya dengan BMI, kinerja keuangan BSM secara keseluruhan dinilai baik. Namun, lebih baik apabila BSM mampu meningkatkan likuiditasnya. Karena dari sisi likuiditas BMI dinilai lebih baik dibanding
100
BSM.
Untuk
meningkatkan
kualitas
likuiditas,
BMI
sebaiknya
menurunkan rasio NPF dengan cara menurunkan jumlah pembiayaan bermasalah (kurang lancar, diragukan, dan macet). Hal ini dapat dilakukan dengan dengan penagihan, restrukturisasi pembiayaan dan pengambilalihan jaminan. b. Kinerja Syariah Pada kinerja syariah apabila dibandingkan dengan BMI, maka BSM perlu meningkatkan PSR, EDR Beban Gaji Pegawai, dan EDR laba bersih. Untuk meningkatkan PSR dapat dilakukan dengan cara meningkatkan proporsi pembiayaan bagi hasil dibandingkan pembiayaan berbasis jualbeli (murabahah). Sedangkan untuk rasio EDR dapat ditingkatkan dengan meningkatkan beban gaji pegawai dan laba bersihnya. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya a. Penelitian berikutnya diharapkan dapat melengkapi seluruh komponen yang masih belum lengkap karena keterbatasan data, seperti faktor Good Corporate Governance dan beberapa komponen dalam metode Islamicity Performance Index. b. Rentang waktu penelitian ditambah agar dapat mewakili keadaan bank syariah dengan memberikan gambaran mengenai trend kinerja keuangan dan kinerja syariahnya dengan lebih baik
101
DAFTAR PUSTAKA Al-Zuhayly, Wahbah. Zakat Kajian Berbagai Madzab. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005 Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta : Gema Insani, 2001 Aprilia, Nurul Shiyam. Analisa Perbandingan Kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mega Indonesia Dengan Menggunakan Metode RGEC periode 2008 – 2012. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014 Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 Tentang Sistem Penilaian Kesehatan Bank Umum. Jakarta : BI, 2011 Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 Tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum. Jakarta : BI, 2013 Bank Indonesia. Surat Edaran No.9/DPbS Tahun 2007 Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Prinsip Syariah. Jakarta : BI, 2007. Dahlia, Andi. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri Dengan PT. Bank Muamalat Indonesia. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin Makassar. 2012 Danjanny, Ridha. Pengukuran Kinerja Keuangan dan Kinerja Syariah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (Studi BPRS Amanah Insani, Pondok Gede, Bekasi). Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014 Hammed, dkk. Alternative Disclosure & Performance Measures For Islamic Banks. 2nd International Conference on Administrative Science, King Fahd University of Petroleum and Minerals. 19-21 April 2004 Indrianto, Nur dan Bambang Suporno, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : Lembaga Penerbit BPFE, 2002 Karim, Adiwarman. Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2010
102
Kusumawati, Mellia. Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Bank Berdasarkan Metode CAMELS dan RGES Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jurnal Unnesa. Universitas Negeri Surabaya, 2013 Laoran Keuangan Bank Syariah Mandiri Tahun 2010 hingga 2014. Data diakses pada 01 Agustus 2015 dari http://syariahmandiri.co.id Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010 hingga 2014. Data diakses pada 30 Juli 2015 dari http://www.muamalatbank.com Muhammad, Rifqi. Akuntansi Keuangan Syariah. Yogyakarta : P3EI Press, 2008. Otoritas Jasa Keuangan. Surat Edaran OJK No. 10/SEOJK.03/2014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah. Jakarta : OJK, 2014. Qardhawi, Yusuf. Daual-Qiyam wa al-Akhlaq fi al-Iqtishadi al-Islam, 1995 Rivai, Veitzhal, dkk. Bank and Financial Institution Management : Conventional & Sharia System. Jakarta : Rajawali Press, 2007. Riyadi, Slamet. Banking and Liability Management. Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI, 2004 Samad dan Hasan, "The Performance of Malaysian Islamic Bank During 1984-1997 : An Exploratory Study." International Journal of Islamic Finance Services Vol 1 No.3 Setyawan, Azis Budi. Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariah di Indonesia. Tesis. Universitas Paramadina, 2010 Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta : Kencana, 2009 Statistik Perbankan Syariah Maret 2015. Data diakses pada 17 Juni 2015 dari http://ojk.go.id Sudarsono, Hari. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta : EKONISIA, 2008 Sulistyono, Prasetyo Adi dan Hadianto, Agustian Eko, Ed. Pengukuran Kesehatan Bank Syariah Berdasarkan Islamicity Performance Index (Studi Pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri). Proceding Paper 28 Finalis Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah I, Riau : Tahun 2012.
Lampiran 1 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov BANK NPF
FDR
ROA
NOM
CAR
PSR
ZPR
EDR1
EDR2
INC
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
BMI
,274
5
,200
*
,931
5
,603
BSM
,294
5
,183
,813
5
,103
*
,898
5
,397
BMI
,207
5
,200
BSM
,200
5
,200
*
,932
5
,612
BMI
,324
5
,094
,813
5
,104
*
BSM
,240
5
,200
,875
5
,286
BMI
,340
5
,061
,800
5
,081
BSM
,311
5
,129
,882
5
,319
BMI
,329
5
,081
,754
5
,032
BSM
,359
5
,034
,753
5
,032
BMI
,316
5
,114
,819
5
,115
BSM
,321
5
,102
,711
5
,012
*
BMI
,237
5
,200
,961
5
,814
BSM
,300
5
,161
,833
5
,146
*
BMI
,198
5
,200
,926
5
,569
BSM
,214
5
,200*
,935
5
,629
5
*
,927
5
,577
*
,931
5
,604
*
,970
5
,878
*
BMI BSM
EDR3
Statistic
a
BMI
,256 ,198 ,187
5 5
,200 ,200 ,200
BSM
,284
5
,200
,791
5
,069
BMI
,470
5
,001
,557
5
,000
5
*
,961
5
,814
BSM
,237
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
,200
Lampiran 2 Uji Homogenitas
Levene Statistic NPF
1
8
,600
Based on Median
,097
1
8
,763
,097
1
8,000
,763
Based on trimmed mean
,302
1
8
,598
Based on Mean
,593
1
8
,464
Based on Median
,253
1
8
,628
,253
1
7,243
,630
Based on trimmed mean
,549
1
8
,480
Based on Mean
,759
1
8
,409
Based on Median
,315
1
8
,590
,315
1
6,745
,593
,691
1
8
,430
11,768
1
8
,009
1,128
1
8
,319
1,128
1
4,751
,339
10,036
1
8
,013
Based on Mean
,015
1
8
,906
Based on Median
,000
1
8
,985
,000
1
7,615
,985
,000
1
8
,993
2,977
1
8
,123
,811
1
8
,394
,811
1
4,395
,414
2,242
1
8
,173
Based on Mean
,031
1
8
,865
Based on Median
,000
1
8
1,000
Based on Median and with adjusted df
Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean NOM
Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
CAR
Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean PSR
Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
ZPR
Sig.
,298
adjusted df
ROA
df2
Based on Mean
Based on Median and with
FDR
df1
Based on Median and with
,000
1
8,000
1,000
Based on trimmed mean
,022
1
8
,886
Based on Mean
,176
1
8
,685
Based on Median
,054
1
8
,823
,054
1
6,606
,824
Based on trimmed mean
,159
1
8
,701
Based on Mean
,247
1
8
,633
Based on Median
,119
1
8
,739
,119
1
5,343
,743
Based on trimmed mean
,229
1
8
,645
Based on Mean
,518
1
8
,492
Based on Median
,113
1
8
,745
,113
1
5,720
,749
,459
1
8
,517
Based on Mean
7,080
1
8
,029
Based on Median
1,016
1
8
,343
1,016
1
4,000
,371
5,045
1
8
,055
adjusted df
EDR1
Based on Median and with adjusted df
EDR2
Based on Median and with adjusted df
EDR3
Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean INC
Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
Lampiran 3
Tahun
NPF (%)
Pertumbuhan (%)
2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata
3.51 1.78 1.81 0.78 4.76 2.53
-1.73 0.03 -1.03 3.98 0.31
Data Rasio Keuangan Bank Muamalat Indonesia Rasio Keuangan FDR Pertumbuhan ROA Pertumbuhan NOM (%) (%) (%) (%) (%) 88.36 83.94 94.15 99.99 84.14 90.12
Tahun
NPF (%)
Pertumbuhan (%)
FDR (%)
2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata
1.29 0.95 1.14 2.29 4.29 1.99
-0.34 0.19 1.15 2 0.75
81.37 86.03 94.4 89.37 82.13 86.66
-4.42 10.21 5.84 -15.85 -1.06
1.07 1.14 1.16 0.45 0.15 0.80
0.07 002 -0.71 -0.3 -0.23
1.11 1.17 1.28 4.64 3.36 2.31
Data Rasio Keuangan Bank Syariah Mandiri Rasio Keuangan Pertumbuhan ROA Pertumbuhan NOM (%) (%) (%) (%) 6.57 1.80 4.66 0.15 7.25 1.95 8.37 0.30 7.48 2.25 -5.03 -0.87 7.25 1.38 -7.24 -1.22 6.19 0.16 0.19 1.51 -0.41 6.95
Pertumbuhan (%)
CAR (%)
Pertumbuhan (%)
0.06 0.11 3.36 -1.28 0.56
12.02 11.87 11.72 14.16 14.22 12.80
-0.15 -0.15 2.44 0.06 0.55
Pertumbuhan (%) 0.68 0.23 -0.23 -1.06 -0.10
CAR (%) 10.64 14.57 13.82 14.07 14.76 13.57
Pertumbuhan (%) 3.93 -0.74 0.25 0.69 1.03
Lampiran 4 Hasil Uji Independent Sample t-test Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia Dengan Bank Syariah Mandiri
Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the
F NPF
Equal variances assumed
.298
Sig. .600
Equal variances not assumed FDR
Equal variances assumed
.593
.464
Equal variances not assumed ROA
Equal variances assumed
.759
.409
Equal variances not assumed NOM
Equal variances assumed
11.768
.009
Equal variances not assumed CAR
Equal variances assumed Equal variances not assumed
.015
.906
t
Df
Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Error
Difference
Difference
Difference Lower
Upper
.569
8
.585
.53600
.00942
-1.63647
2.70847
.569
7.856
.585
.53600
.00942
-1.64342
2.71542
.882
8
.404
.34540
.03916
-5.57668
12.48868
.882
7.553
.405
.34540
.03916
-5.67033
12.58233
-1.700
8
.128
-.07140
.04199
-1.68247
.25447
-1.700
6.345
.137
-.07140
.04199
-1.72826
.30026
-6.110
8
.000
-.46360
.07587
-6.38574
-2.88626
-6.110
4.904
.002
-.46360
.07587
-6.59802
-2.67398
-.820
8
.436
-.07740
.09439
-2.95065
1.40265
-.820
7.457
.438
-.07740
.09439
-2.97854
1.43054
Lampiran 5
Tahun
PSR (%)
ZPR (%)
2010 2011 2012 2013 2014 Rata-Rata
44.61 44.69 45.15 48.35 49.94 46.55
0.01 0.02 0.02 0.03 0.04 0.02
Tahun
PSR (%)
ZPR (%)
2010 2011 2012 2013 2014 Rata-Rata
35.03 27.30 22.82 22.05 21.89 25.82
0.04 0.04 0.05 0.05 0.02 0.04
Data Kinerja Syariah Bank Muamalat Indonesia EDR Rasio Investasi EDR EDR Laba Halal dan NonQardh dan Beban Gaji Bersih halal Donasi (%) Pegawai (%) (%) (%) 1.14 24.48 16.52 100 1.4 29.79 19.86 100 0.73 31.49 22.42 100 0.33 29.1 24.59 100 0.42 39.56 31.48 100 0.81 30.88 22.97 100.00 Data Kinerja Syariah Bank Syariah Mandiri EDR Rasio Investasi EDR EDR Laba Halal dan NonQardh dan Beban Gaji Bersih halal Donasi (%) Pegawai (%) (%) (%) 1.11 30.94 20.8 100 2.35 34.92 19.95 100 1.68 26.67 22.08 100 1.3 27.82 15.19 100 0.89 33.62 1.77 100 1.46 30.79 15.96 100.00
Rasio Pendapatan Halal dan Non-Halal (%) 87.35 100 100 99.96 99.93 97.45
Rasio Pendapatan Halal dan Non-Halal (%) 99.97 99.98 99.99 100 99.99 99.99
Lampiran 6 Hasil Uji Independent t-test Kinerja Syariah Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of
F PSR
Equal variances assumed
2.977
Sig. .123
Equal variances not assumed ZPR
Equal variances assumed
.031
.865
Equal variances not assumed EDR1
Equal variances assumed
.176
.685
Equal variances not assumed EDR2
Equal variances assumed
.247
.633
Equal variances not assumed EDR3
Equal variances assumed
.518
.492
Equal variances not assumed Income
Equal variances assumed Equal variances not assumed
7.080
.029
t
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
tailed)
Difference
Difference
the Difference Lower
Upper
4.118
8
.003
1.8730
.04548
14.42344
27.03656
4.118
4.489
.012
1.8730
.04548
13.87744
27.58256
-2.138
8
.065
-.01600
.00748
-.03326
.00126
-2.138
7.959
.065
-.01600
.00748
-.03327
.00127
-2.015
8
.079
-.06620
.03285
-1.41966
.09566
-2.015
7.642
.080
-.06220
.03285
-1.42589
.10189
.027
8
.979
.07800
.02932
-6.68480
6.84080
.027
6.857
.980
.07800
.02932
-6.88624
7.04224
1.558
8
.158
.07016
.04502
-3.36577
17.39777
1.558
7.012
.163
.07016
.04502
-3.62586
17.65786
-1.005
8
.344
-.02538
.02524
-8.35960
3.28360
-1.005
4.000
.372
-.02538
.02524
-9.54722
4.47122