ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA WANITA DAN PRODUKTIVITAS PADA PENGOLAHAN PASCA PANEN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN PINRANG Haslindah Dosen Teknik Industri Fak. Teknik Universitas Islam Makassar
ABSTRAK Sumberdaya manusia atau human resources mengandung dua pengertian. Pertama, sumberdaya manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Berdasarkan hasil penelitian besarnya tingkat penyerapan tenaga kerja pada pengolahan pascapanen pada sektor pertanian di Kecamatan Mattirobulu Kabupaten Pinrang yaitu dibutuhkan sebanyak 126 jam/perbulan. Berdasarkan hasil analisa pembahasan yang dilakukan tingkat produktivitas tenaga kerja pasca panen sektor pertanian di Kecamatan Mattirobulu Kabupaten Pinrang, masih rendah dimana dari keenam variabel hanya tiga variabel yang berhubungan produktivitas yaitu upah, usia dan status perkawinan itupun nilanya pergerakannya sangat kecil. Selebihnya ketiga variabiel yang tidak mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja yaitu pengalaman kerja, Jumlah Anggota Rumah Tangga dan Status Kerja. Berdasarkan hasil penelitian dampak pengaruh ekonomi dan demografi terhadap produktivitas tenaga kerja pada sektor pertanian di Kecamatan Mattirobulu Kabupaten Pinrang, sangat berpengaruh dimana tingkat penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak dibutuhkan dengan pendapatan tenaga kerja sangat bagus dimana kedua faktor produktivitas dan penyerapan tenaga kerja keduanya memberikan hubungan yang sangat bagus yaitu menganai upah. Kata Kunci: Produktivitas, Tenaga Kerja
mencari pekerjaan, yaitu 3,7 persen di kota dan 13,2 persen di desa. Jumlah dan proporsi. pekerja dan pencari kerja dalam kelompok umur ini diantisipasi akan terus menurun, walaupun hingga tahun 1995 masih relatif tinggi. Pada tahun 1995, masih terdapat 9 persen penduduk berusia 10-14 tahun yang telah bekerja atau mencari pekerjaan, terdiri dari 4 persen di kota dan 11,5 persen di desa. (Simanjuntak, 1998). Letak Geografis Kabupaten Pinrang dengan ibukota Pinrang terletak disebelah 185 km utara ibukota Propinsi Sulawesi Selatan, berada pada posisi 3°19’13” sampai 4°10’30” lintang selatan dan 119°26’30” sampai 119°47’20” bujur timur. Secara administratif, Kabupaten Pinrang terdiri atas 12 kecamatan, 39 kelurahan dan 65 desa. Batas wilayah kabupaten ini adalah sebelah Utara dengan Kabupaten Tana Toraja, sebelah Timur dengan Kabupaten Sidenreng Rappang dan Enrekang, sebelah Barat Kabupaten Polmas Propinsi Sulawesi Barat dan Selat Makassar, sebelah Selatan dengan Kota Pare-pare. Luas wilayah Kabupaten mencapai 1.961,77 km². Sesuai dengan program pengwilayahan komoditas, potensi daerah, analisis data dan informasi maka produk unggulan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Pinrang adalah agroindustri yang bertumpu pada pengembangan produktifitas tanaman pangan. Dalam kaitan dengan pengembangan pertanian tanaman pangan dimaksud, maka hal utama yang dibutuhkan Kabupaten Pinrang adalah berkaitan dengan pengembangan hasil olahan pertanian dan penyediaan tenaga-tenaga terampil serta peningkatan mutu pelayanan. Di samping itu, pengembangan
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi menyangkut kebutuhan-kebutuhan manusia dan sumber-sumber. Keinginan manusia tidak terbatas, sedang sumber-sumber selalu terbatas. Dengan demikian ilmu ekonomi berusaha menerangkan bagaimana memenuhi kebutuhan masyarakat sebanyak mungkin dengan jumlah sumbersumber yang terbatas. Sumberdaya manusia atau human resources mengandung dua pengertian. Pertama, sumberdaya manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. SDM tersebut mengandung (1) aspek kuantitas dalam arti jumlah penduduk yang mampu bekerja, dan (2) aspek kualitas dalam arti jasa kerja yang tersedia dan diberikan untuk produksi. Pengertian di atas juga menegaskan bahwa SDM mempunyai peranan sebagai faktor produksi. Sebagaimana halnya dengan faktorfaktor yang lain, SDM sebagai faktor produksi juga terbatas. Dalam pengerian yang demikian, maka Ekonomi Sumberdaya Manusia berusaha menerangkan bagaimana memanfaatkan SDM sebaikbaiknya untuk dapat menghasilkan barang dan jasa guna memenuhi sebanyak mungkin kebutuhan masyarakat. Pada tahun 1980, masih terdapat 11,1 persen penduduk berusia 10-14 tahun yang telah bekerja atau 850
ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011 tanaman pangan di kabupaten ini pada dasarnya adalah untuk mendukung Sulawesi Selatan sebagai penghasil komoditi pertanian sub sektor tanaman pangan. Pengembangan tanaman pangan di Kabupaten Pinrang akan memberikan dampak positif yang sangat besar manfaatnya bagi masyarakat maupun bagi pembangunan wilayah. (BPS Kab. Pinrang, 2009). Demikian halnya tenaga kerjawanita di Kecamatan Mattirobulu Kabupaten Pinrang pascapanen pada sektor pertanian cukup tinggi. Dimana luas areal persawahan cukup luas yaitu 39,661 ha. Sedangkan jumlah tenaga kerja wanita yang digunakan tiap hektarnya berkisar 20-30 Tenaga kerja dan saat bersamaan pascapanen harus segera di panen, Tinggi animo masyarakat untuk terlibat dalam proses pekerjaan ini karena tidak terlalu sulit serta dapat memperoleh upah perhari, namun tenaga kerja wanita yang ikut masih banyak belum berpengalaman, usia tenaga kerja bisa dikatakan diatas rata-rata produktif, sehingga bisa mempengaruhi hasil yang diperoleh.
yang cukup besar terhadap pendapatan keluarga, serta dapat mengurangi pengangguran. 2.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kerja sektor pertanian pascapanen sebanyak 100 orang di Kecamatan Mattirobulu. Responden tersebut terbagi dua jenis pekerjaan yang berbeda yaitu pertama bagian pemotongan padi dan kedua bagian perontokan padi. 2.3 Metode Analisis Untuk mengetahui pengaruh faktor usia, pendidikan, upah, pengalaman kerja, dan keterampilan terhadap produktivitas tenaga kerja wanita, digunakian model analisis regresi: = ( | )+ ……………… (1) Dari persarnaan (1) dapat dijabarkan dalam bentuk regresi majemuk sebagai berikut (Gujarati; 1999) =
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan masalah pokok di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Berapa besar tingkat penyerapan tenaga kerja pada pengolahan pasca panen pada sektor pertanian 2. Berapa besar tingkat produktivitas tenaga kerja pasca panen sektor pertanian. 3. Sebera besar pengaruh ekonomi dan demografi terhadap produktivitas tenaga kerja pada sektor pertanian.
+
+ + + ……………….. (2)
+
+
Dimana : Yi = Produktivitas Tenaga Kerja Wanita (hari ) X1 = Usia (tahun) X2 = Pengalaman kerja X3 = Upah (rupiah) X4 = Jumlah anggota keluarga D5 = Status kerja, yaitu tidak dibantu (0) dan (1) dibantu orang lain D6 = Status Perkawinan, yakni kawin (1) dan belum kawin (0) b0 , b1 , ….,b5 = Parameter yang akan diestimasi µi = error termn
1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tingkat penyerapan tenaga kerja pada pengolahan pasca panen sektor pertanian. 2. Untuk mengetahui tingkat produktivitas tenaga kerja pasca panen sektor pertanian. 3. Untuk mengetahui pengaruh ekonomi dan demografi terhadap produktivitas tenaga kerja pada sektor pertanian.
2.4 Definisi Operasional Sehubungan dengan masalah yang akan diteliti maka berikut ini akan didefinisikan secara operasional beberapa konsep utama: 1. Produktivitas tenaga kerja wanita adalah sejumlah output komponen yang dihasilkan per jam kerja per minggu. 2. Usia adalah umur tenaga kerja responden, yaitu ulang tahun terakhir. 3. Upah adalah imbalan jasa atau upah pokok yang diterima oleh tenaga kerja responden. diukur per tenaga kerja per hari dalam rupiah. 4. Status Perkawinan seseorang tenaga kerja bekerja pada sektor pertanian, menggunankan variable yakni (1) kawin dan (0) belum kawin. 5. Jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam melakukan pekerjaan sektor pertanian 6. Status kerja adalah, menggunakan variable yakni (1) di bantu orang lain dan (0) tidak dibantu. 7. Tenaga kerja sektor pertanian pasca panen merupakan suatu produk jasa yang dihasilkan yaitu melakukan pemotongan padi lalu dirontokkan untuk memisahkan butiran padi dari batangnya. Dalam penelitian ini yang diamati adalah pengerjaan kelompok pertama bagian pemotongan dan bagian kedua bagian perontokan.
1.3 Kegunaan Penelitian 1. Sebagai bahan masukan pada Pemerintah kabupaten Pinrang dalam mempersiapkan tenaga kerja pasca panen sektor pertanian 2. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang relevan berkaitan dengan analisis produktivitas tenaga kerja. 3. Menjadi bahan masukan pagi pekerja pasca panen betapa pentingnya produktivitas kerja. METODELOGI PENELITIAN 2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Mattirobulu, Kabupaten Pinrang, dalam pasca panen tenaga kerja cukup banyak dibutuhkan. Alasan memilih lokasi di Kecamatan Mattirobulu, Kabupaten Pinrang, karena banyaknya tenaga kerja berasal dari daerah ini juga memberikan konstribusi 851
ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011 produktivitas, upah, usia, pengalaman kerja dan status kerja 63,7 %, sedangkan pengaruh sebesar 36,3 % disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar model ini. Nilai parameter bo (intercept) adalah sebesar 126.224 atau 126 memberikan pengertian bahwa jika Y1, X1, X2, X3, dan X4 semuanya pada nilai 0, maka rata-rata jumlah tenaga kerja jam/perbulan yang dibutuhkan setiap orang pada pascapanen disektor pertanian adalah sekitar 126 jam/bulan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Model Regresi Majemuk Penyerapan Tenaga Kerja Analisis regresi digunakan untuk melihat pengaruh beberapa variabel indenpenden (Xi) terhadap variabel dependen (Y2). Pada analisis ini akan dilihat pengaruh Produktivitas kerja (Y1), upah (X1), usia (X2), Pengalaman kerja (X3), dan satus Kerja (X4). 3.2 Pengaruh Faktor Variabel Independen terhadap variabel dependen Dengan menggunakan bantuan software program SPSS versi 16 (lampiran 6), diperoleh persamaan regresi majemuk yang digunakan untuk melihat pengaruh faktor variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut persamaan pada tenaga kerja sektor pertanian dengan jumlah responden 100 responden:
Produktivitas Kerja (Y1) Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa parameter Y1 pada persamaan adalah 8.180. Walaupun terlihat nilai tersebut cukup besar bila dibandingkan dengan nilai parameter faktor-faktor yang lain, nilai tersebut memperlihatkan produktivitas ini memiliki hubungan positif terhadap nilai penyerapan tenaga kerja. Dari nilai tersebut, setiap penambahan satu satuan produktivitas akan memnberikan pengaruh sebesar 8 satuan terhadap nilai penyerapan tenaga kerja. Tingkat signifikansi antara variabel produktivitas kerja dengan nilai penyerapan tenaga kerja secara parsial yang diperoleh dari uji-t, menghasilkan nilai thitung sebesar 12.236 dan t-tabel pada taraf 0,05 sebesar 1,980. Dengan demikian Ho ditolak yaitu 12.236 > 1,980, yang berarti Ho ditolak, bahwa secara statistik pada penyerapan tenaga kerja dengan produktivitas adalah mempunyai hubungan yang sangat signifikan. Besarnya pengaruh produktivitas kerja terhadap penyerapan kerja sebesar 0.775 atau 77,5 % sangat signifikan.
Y2 = 126,224 + 8.180 Y1 + 0,000X1 + 0,080X2 – 0,306 X3 + 3,497X4 Hasil estimasi majemuk penyerapan tenaga kerja untuk tenaga kerja pascapanen disektor pertanian dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1.
Hasil Estimasi Majemuk Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Unstandardized Coefficients
Model 1
(Constant)
B
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
126.224
7.357
17.157
.000
Y1
8.180
.669
.775 12.236
.000
X1
.000
.000
.149
2.353
.021
X2
.080
.059
.086
1.356
.178
X3
-.306
.583
-.033
-.525
.601
X4
3.497
2.413
.092
1.449
.151
a. Dependent Variable: Y2 Sumber data: Data primer setelah diolah,2010 Dari hasil pengolahan data, maka diperoleh: Adjusted R2 = 0,618 R Square (R2) = 0,637 F. Ratio = 33.030 n = 100 responden t tabel = 1,980 Signifikan pada taraf nyata (*) dan sangat nyata (**)
Upah (X1) Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa parameter b1 pada persamaan adalah 0,000. Walaupun terlihat nilai tersebut cukup kecil bila dibandingkan dengan nilai parameter faktor-faktor yang lain, namun nilai tersebut memperlihatkan upah ini memiliki hubungan positif terhadap nilai penyerapan tenaga kerja. Dari nilai tersebut, setiap penambahan satu satuan upah akan memnberikan pengaruh sebesar 0,000 satuan terhadap nilai penyerapan tenaga kerja. Tingkat signifikansi antara variabel upah dengan nilai penyerapan tenaga kerja secara parsial yang diperoleh dari uji-t, menghasilkan nilai t-hitung sebesar 2.353 dan t-tabel pada taraf 0,05 sebesar 1,980. Dengan demikian Ho ditolak yaitu 2.353 > 1,980, yang berarti Ho ditolak, bahwa secara statistik pada penyerapan tenaga kerja dengan upah adalah mempunyai hubungan yang sangat signifikan. Besarnya pengaruh upah terhadap penyerapan kerja sebesarnya pengaruh 0.149 atau 14,9 % sangat signifikan. Usia (X2) Nilai parameter b2 adalah 0.080. Walaupun terlihat nilai tersebut cukup kecil bila dibandingkan dengan nilai parameter faktor-faktor yang lain, namun nilai tersebut memperlihatkan usia ini memiliki hubungan positif terhadap nilai penyerapan tenaga kerja. Tingkat signifikansi antara variabel usia dengan nilai penyerapan tenaga kerja secara parsial yang
Berdasarkan tabel 4.19 dapat diberikan interprestasi ekonomi sebagai berikut: Besarnya angka R square (r2) adalah sebesar 0,637 yang berpengaruh pada Y1, X1, X2, X3, dan X4 terhadap penyerapan tenaga kerja. Besarnya variabilitas penyerapan tenaga kerja terhadap variabel 852
ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011 diperoleh dari uji-t, menghasilkan nilai t-hitung sebesar 1.356 dan t-tabel pada taraf 0,05 sebesar 1,980. Dengan demikian Ho ditolak yaitu 1.356 < 1,980, yang berarti Ho diterima, namun secara nilai signifikansi sebesar 1,356 > 0,178 Ho ditolak, hal ini menunjukkan hubungan keduanya kurang kuat anatara usia tenaga kerja terhadap penyerapan kerja sebesarnya pengaruh 0.086 atau 8.6 % . Hubungan antara faktor tingkat usia para responden dengan nilai penyerapan tenaga kerja mempunyai hubungan yang tidak signifikan. Tingkat usia responden pada penyerapan tenaga kerja pascapanen, artinya penyerapan tenaga kerja tidak berdasarkan usia seseorang tenaga kerja sebagai faktor utama untuk bekerja pada sektor pertanian pascapanen.
terhadap penyerapan kerja sebesarnya pengaruh 0.092 atau 9.2 % . Hubungan antara faktor status kerja para responden dengan nilai penyerapan tenaga kerja tidak mempunyai hubungan yang signifikan. Artinya staus kerja tidak berpengaruh terhadap jumlah penyerapan tenaga kerja walaupun semakin sedikit penganti tenaga kerja, maka jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh. PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian besarnya tingkat penyerapan tenaga kerja pada pengolahan pascapanen pada sektor pertanian di Kecamatan Mattirobulu Kabupaten Pinrang yaitu dibutuhkan sebanyak 126 jam/perbulan. 2. Berdasarkan hasil analisa pembahasan yang dilakukan tingkat produktivitas tenaga kerja pasca panen sektor pertanian di Kecamatan Mattirobulu Kabupaten Pinrang, masih rendah dimana dari keenam variabel hanya tiga variabel yang berhubungan produktivitas yaitu upah, usia dan status perkawinan itupun nilanya pergerakannya sangat kecil. Selebihnya ketiga variabiel yang tidak mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja yaitu pengalaman kerja, Jumlah Anggota Rumah Tangga dan Status Kerja. 3. Berdasarkan hasil penelitian dampak pengaruh ekonomi dan demografi terhadap produktivitas tenaga kerja pada sektor pertanian di Kecamatan Mattirobulu Kabupaten Pinrang, sangat berpengaruh dimana tingkat penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak dibutuhkan dengan pendapatan tenaga kerja sangat bagus dimana kedua faktor produktivitas dan penyerapan tenaga kerja keduanya memberikan hubungan yang sangat bagus yaitu menganai upah.
Pengalaman Kerja (X3) Nilai parameter b3 adalah -0.306. Hal ini berarti bahwa variabel pengalaman kerja tidak hanya secara statistik tidak signifikan, atau memiliki hubungan yang negatif terhadap nilai penyerapan tenaga kerja. Dari nilai tersebut, berarti setiap penurunan satu satuan akan memberikan pengaruh sebesar -0.306 satuan. Tingkat signifikansi antara variabel pengalaman kerja dengan nilai penyerapan tenaga kerja secara parsial yang diperoleh dari uji-t, menghasilkan nilai thitung sebesar -0.525 dan t-tabel pada taraf 0,05 sebesar 1,980. Dengan demikian Ho ditolak yaitu 0.525 < 1,980, yang berarti Ho diterima, bahwa secara statistik pada penyerapan tenaga kerja dengan pengalaman kerja adalah tidak mempunyai hubungan yang sangat signifikan. Besarnya pengaruh pengalaman kerja terhadap penyerapan kerja sebesarnya pengaruh 0.033 atau 3,3%. Hubungan antara faktor pengalaman kerja para responden dengan nilai penyerapan tenaga kerja tidak mempunyai hubungan yang signifikan. Pengalaman kerja responden tidak mempengaruhi minat seorang pekerja untuk bekerja pada sektor pertanian, artinya walaupun seseorang tidak mempunyai pengalaman pekerjaan pengusaha jasa tetap membutuhkan seorang pekerja.
4.2 Saran 1. Untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, maka perlu pihak pengusaha jasa dan pemerintah untuk memberikan pelatihan baik dibagian pemotongan maupun bagian operator. 2. Faktor usia perlu dipertimbangkan dimana perlu adanya pembatasan usia agar pihak pengusaha jasa bisa memperoleh hasil yang maksimal.
Status Kerja (X4) Nilai parameter b4 adalah 3.497. Hal ini berarti bahwa variabel Status Kerja tidak hanya secara statistik signifikan, atau memiliki hubungan yang positif terhadap nilai penyerapan tenaga kerja. Dari nilai tersebut, berarti setiap peningkatan satu satuan akan memberikan pengaruh sebesar 3.497 satuan. Atau dengan kata lain, setiap kenaikan satu nilai akan mempengaruhi jumlah penyerapan kerja. Hal ini apabila diasumsikan bahwa variabel-variabel lain dianggap konstan. Tingkat signifikansi antara variabel status kerja dengan nilai penyerapan tenaga kerja secara parsial yang diperoleh dari uji-t, menghasilkan nilai t-hitung sebesar 1.449 dan t-tabel pada taraf 0,05 sebesar 1,980. Dengan demikian Ho ditolak yaitu 1.449 < 1,980, yang berarti Ho diterima, namun secara nilai signifikansi sebesar 1.449 > 0.151 Ho ditolak, hal ini menunjukkan hubungan keduanya kurang kuat antara status kerja
DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
3. 4. 5. 853
Amang, B. 1995. Sistem Pangan Nasional: Permasalahan dan Pengamanannya. Dharma Karsa Utama, Jakarta. Arifin, Bustanil. 1994, Pangan Dalam Orde Baru, Koperasi Jasa Informasi (KOPINFO), Jakarta Badan Pusat Statistik, 2009, Potensi Daerah Pertanian Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Bakir. CH, Manning, 1984. Angkatan Kerja di Indonesia, CV rajawali, Jakarta. Bellante. 1986, Don, & Jacksen. Mark. 1983. Labor Economic: Choice in Labor Market. Mc.
ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011
6.
7.
8. 9. 10. 11. 12.
13.
14. 15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23. 24.
25.
26.
Graw-Hill, Inc. New York, Diterjemahkan Oleh Wimanjdjaya K. Liotohe, 1990. Ekonomi Ketenagakerjaan, Lembaga Penerbit FE Universitas Indonesia, Jakarta. Benyamin I Made, 2009, Teori Konsumsi dan Produksi, Lembaga Penelitian Hasanuddin Universitas. Erningsih, 1992. Tenaga Kerja Wanita : Peranannya dalam Pembangunan Ekonomi. Majalah Cakrawala Pendidikan No.2 Tahun XII. Furgoson, C.E, 1983 Teori Ekonomi Mikro. Saduran Winardi, Tarsito, Bandung. Giatman, 2007, Ekonomi Teknik, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Kay, D. 1981, Farm Management. Mc GrawHill, Kogakhosa Mankiw, N. Gregory, 2003, Teori Makro Ekonomi, Edisi kelima, Erlangga, Jakarta. _______________, 2006, Principles Of Economics, Edisi ketiga, Pengantar Ekonomi Makro, Salemba Empat, Jakarta. Martono Soepono, 1995. Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Produktivitas, Duta Rimba, Januari-Pebruari, Hal. 175-176. Muryanto, 1983, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta Nawawi dan Martini, 1990. Administrasi Personal untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. CV. Haji Masagung, Jakarta. Partadiredja, 1985, Pengantar Ekonomika, Balai Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Gaja Mada, Yogyakarta. Simanjuntak, Payaman J., 1998. Pengantar Ilmu Ekonomi Sumberdaya Manusia. LPFE UI, Jakarta. Sinungan, M. 2000. Produktivitas : Apa dan Bagaimana. Cetakan Keempat, Penerbit PT. Bumi Aksara. Jakarta. Soekartawi, A. Soeharjo, J.L. Dillon, J.B. Hardaker, 1986, Ilmu Usahatani, Penelitian dan Pengembangan Petani Kecil, Universitas Indonesia Press, Jakarta Soekartawi, 1990. Teori Ekonomi Produksi: Analisis Fungsi Cobb-Douglas, Rajawali, Jakarta. Syaifuddin, 1992. Tenaga Kerja Wanita: Peranannya dalam Pembangunan Ekonomi. Majalah Cakrawala Pendidikan No. 2 Tahun XII. Syarif Rusli, 1987. Produktivitas, Seri Manajemen dan Produktivitas. Penerbit Angkasa. Bandung. Sukirno, Sadono. 1996. Pengantar Teori Ekonomi, Bina Grafika, Jakarta ______________ 2007. Ekonomi Pembangunan, Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan, Edisi Kedua, Kencana Prenada Media Group, Jakarta Tjiptoheriyanto, Prijono, 1989, Sumber Daya manusia Kesempatan Kerja dan Pembangunan Ekonomi, LPFE UI, Jakarta Winardi, 1982, Pengantar Ilmu Ekonomi, Tarsito, Bandung 854