JBBE, Vol.07, No.2, Sep. 2014
ISSN: 2087-040X
ANALISIS PENGENDALIAN BEBAN OPERASIONAL TERHADAP ANGGARAN PERUSAHAAN DI PT.STANDARD TOYO POLYMER 1
Surachman 1 Jurusan Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bina Bangsa Banten ABSTRACT
On the economic role of the industry as one of the sectors in the economy is very important, because a lot of industry sectors to absorb labor, making a useful items for the community and export goods to other countries, it will generate foreign exchange for the country. The Company has the goal of seeking maximum profit, then the company with trying to suppress the smallest operating expenses with operating expenses occurring in the company must work effectively and efficiently so that the company goals can be achieved as much as possible in order to avoid waste and for operating expenses avoiding deviations. To overcome these problems is to maintain and control workings of an organizational unit effectively and efficiently requires a control of operating expenses to the budget made by the organizational units made in preparing the budget. In some forms of control, namely; (1) Control of Accounting, serves to secure wealth (asset) and examine the accuracy and reliability of accounting data used for annual financial statements; (2) Management Control, a process undertaken by management to ensure that each organizational unit to work effectively and efficiently. Analysis conducted for petrochemical companies, especially PT. Standard Toyo Polymer every operating expense in the company's budget often require load continues to increase from year to year. For the control of operating expenses to the company in order to effectively and efficiently often used comparison between actual expenses incurred with the budget set by the company. The results of the control of operating expenses in PT. Standard Toyo Polymer is budgeting a company can run well, effectively and efficiently, because without a budget in the short term the company will be run without direction and with resources that are not controlled (at any cost). Keywords: Effective and efficient, asset, accuracy and reliability, at any cost A. PENDAHULUAN Setiap perusahaan dalam menjalankan operasinya tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai, salah satunya adalah untuk memperoleh keuntungan, sehingga berbagai bentuk upaya dilakukan oleh perusahaan, diantaranya dengan cara meningkatkan penjualan yang di sertai dengan menekan beban yang terjadi. Setiap beban yang terjadi dalam perusahaan harus dapat bekerja secara efektif dan efisien. Unit organisasi dalam perusahaan dapat dikatakan efisien jika mampu mempergunakan bahan (input) atau sumber daya tertentu untuk dapat mencapai suatu tingkat keluaran atau hasil maksimal. Efektif merupakan hubungan antara keluaran suatu organisasi dengan sasaran yang harus dicapainya. Perusahaan dalam menjaga dan mengendalikan
bekerjanya setiap unit organisasi secara efektif dan efisien memerlukan suatu pengendalian. Pengendalian merupakan suatu proses untuk mengarahkan sekumpulan variable untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Variable ini dapat berupa manuasia, mesin ataupun organisas. Setiap perusahaan diikenal beberapa bentuk pengendalian, diantaranya adalah pengendalian akuntansi dan pengendalian manajemen. Pengendalian akuntansi berfungsi terutama untuk mengamankan kekayaan (asset) dan untuk memeriksa akurasi dan reliabilitas data akuntansi yang digunakan untuk laporan keuangan tahunan. Sedangkan pengendalian manajemen merupakan proses yang dilakukan oleh manajemen untuk menjamin setiap unit organisasi bekerja secara efektif dan efisien. 34
JBBE, Vol.07, No.2, Sep. 2014 Sistem pengendalian manajemen terdiri atas tatanan organisasi, wewenang, tanggung jawab, serta informasi yang memungkinkan pelaksanaan pengendalian dan memproses sekumpulan tindakan yang memastikan bahwa organisasi bekerja untuk mencapai tugasnya dengan baik. Salah satu unsur pengendalian manajemen adalah struktur pengendalian pertanggungjawaban tersebut. Pada kegiatan pusat pembebanan, keberhasilan prestasi kerja para manajernya dinilai atas dasar sberapa jauh mereka selalu sama atau bahkan berada dibawah tingkat beban standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Penting untuk pengendalian efektifitas dari kegiatankegiatan pada pusat beban dan pengendalian tingkat efidiensi beban. Bagi perusahaan petrokimia, khususnya PT. Standard Toyo Polymer beban operasional pada anggaran perusahaan yang digunakan perlu dilakukan, karena merupakan unit terpenting dalam proses produksi. Setiap beban operasional pada anggaran perusahaan itu sendiri seringkali memerlukan beban yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Untuk pengendalian beban operasional perusahaan agar efektif dan efisien yang sering menggunakan perbandingan antara realisasi beban yang terjadi dengan anggaran yang ditetapkan oleh perusahaan. Dalam penganggaran pengeluaran beban di PT. Standard Toyo Polymer diperhitungkan beban-beban yang dikeluarkan, seperti beban gahi karyawan, beban untuk kesejahteraan karyawan, beban untuk alat-alat kantor, perbaikan dan pemeliharaan mesin produksi dan beban lain. Penelitian ini dimaksudkan untuk mencapai dan untuk mengetahui sejauhmana pengendalian beban operasional terhadap anggaran yang dibuat perusahaan ada pada tingkat efektifitas dan efesiensi sehingga tidak terjadi suatu pemborosan beban operasional dan untuk
ISSN: 2087-040X menghindari penyimpangan.
dari
penyimpangan-
B. BAHAN DAN METODE Menurut Garroson et al., (2007) pengendalian (control) adalah meliputi langlah-langkah yang dilakukan oleh manajemen untuk memperbesar kemungkinan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan dan juga untuk memastikan bahwa seluruh bagian organisasi berfungsi sesuai yujuan organisasi. Agar benar-benar efektif, sistem penganggaran yang baik harus mencakup perencanaan dan pengendalian.Perencanaan yang baik tanpa pengendalian yang efektif merupakan hal yang buang-buang waktu.
Gambar 1. Aliran data Anggaran dalam Sistem Penganggaran Partisipatif Sisi kiri skema menunjukan siklus perencanaan dan pengendalian (planning and control cycle) dari operasi sekarang. Perencanaan berarti menetapkan sasaran dan sarana untuk mencapainya. Ini memberikan jawaban atas dua pertanyaan: apa yang dikehendaki ? dan kapan dan bagaimana mencapainya ?. Pengendalian ; tindakan dan evaluasi, berarti implementasi dari perencanaan dan penggunaan unpan balik (feed back) agar sasaran dapat dicapai secara optimal. Putaran unpan balik adalah segi utama dari konsep setiap pengendalian dan tindakan yang cepat dan sistematis adalah sarana utama untuk memperoleh unpan balik yang berguna. Perencanaan dan penegendalian 35
JBBE, Vol.07, No.2, Sep. 2014 terjalin begitu erat sehingga sukar sekali membuat garis pemisah di antara keduanya, namun sekali-kali banyak manfaatnya untuk memusatkan perhatian pada salah satu tahap dari siklus perencanaan dan pengendalian Sisi kanan skema menunjukan proses akuntansi berdasarkan pengertian kegiatan akuntansi yaitu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Hasil proses akuntansi dalam bentuk laporan pelaksanaan tersebut menjadi unpan balik dalam proses perencanaan dan pengendalian di sisi kanan. Robert N. Anthony (2007) Budgets are an important tool effective short-term planning and control in organization. An budget usualy covers one years and states the revenues and expenses planned for that year. Menurut R.A. Supriyono (2000) dalam karasteristik system pengendalian manajemen diketahui bahwa para manager tidak melaksanakan sendiri pelaksanaan operasi. Fungsi para manajer adalah menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan oleh para anggota organisasinya secara efisien dan efektif. Para manajer tidak “mengendalikan beban” secara harfiak, pekerjaan para manajer adalah berusaha mempengaruhi tindakantindakan atau aktifitas-aktifitas para anggota organisasinya yang bertanggung jawab terhadap terjadinya beban, oleh karena itu pengendalian manajemen operasi melibatkan pekerjaan yang dilaksanakan oleh orang lain yang menjadi anggota organisasinya. Tugas Manager dalam pengendalian operasi meliputi; (1) Memilih tenaga kerja: (2) Melatih mereka dengan baik; (3) memutuskan tugas yang paling cocok baginya dalam organisasi; (4) Menyediakan saran-saran dan pengarahan; (5) Menyelesaikan masalahmasalah; (6) Menjamin lingkungan kerja yang memuaskan; (7) Mendorong disiplin; (8) Mengesahkan usulan tindakan yang bukan menjadi wewenang para karyawan pelaksana; (9) Menyelesaikan perselisihan dalm pusat pertanggungjawaban; (10) Berinteraksi dengan para manager lainnya untuk bekerjasama dan
ISSN: 2087-040X menyelesaikan masalah jika aktifitasnya mengganggu pekerjaan pusat pertanggungjawaban; (11) menciptakan iklim yang mendorong para karyawan bekerja secara efisien dan efektif. Untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas tersebut para manajer memerlukan informasi, yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mengurangi ketidakpastia. Beberapa type informasi yang benmanfaat untuk pengendalian operasi mencakup; (1) Informasi informal; (2) Informasi pengendalian tugas Laporan Anggaran; (3) Informasi non keuangan Macam-Macam Pengendalian Pengendalian Strategis Menurut R.A. Supriyono (2000) pengendalian startegis adalah suatu pengendalian dimana semua methode dan analisis yang digunakan untuk memantau, mengevaluasi dan memodifikasi startegi dalam penyesuaian kegiatan-kegiatan organisasi dengan kebutuhan untuk bertahan hidup yang ditimbulkan oleh kekuatan-kekuatan luar yang terus berubah. Kata strategis diartika sebagai tindakan yang berarti besar atau penting bagi organisasi. Istilah pengendalian strategi mengacu pada proses eksplisit pengembangan rumusan kebijakan, strategi dan tujuan yang berlaku untuk keseluruhan organisasi yang dikomunikasikan sedemikian rupa sehingga berbagai bagian aorganisasi berfungsi sebagai satu kesatuan untuk mencapainya. Pengendalian Organisasi Menurut R.A. Supriyono (2000) pengendalian organisasi adalah pengendalian yang mengarahkan sekumpulan variable (mesin, manusia, peralatan ) menuju sasaran yang telah ditetapkan. Sistem pengendalian untuk organisasi menggunakan komponen-komponen utama yang sama dengan yang digunakan dalam system pengendalian elektrik, biologi dan mental, namun demikian pemilihan alat-alat detector, aseptor dan efektifnya memerlukan pertimbangan-pertimbangan menegnai kondisi berikut sebelum penyusunan system 36
JBBE, Vol.07, No.2, Sep. 2014 pengendalian dilakukan: (1) Lingkungan, baik eksternal yang berupa tingkat dan sifat persaingan, perkembangan dalam Indistri, kebijakan pemerintah dan keadaan social dan ekonomi secara umum, maupun internal yang berupa dukungan manajemen puncak bagi standar pengendalian; (2) seberapa jauh ketegasan penerapan pengendalian formal di seluruh organisasi, serta macam-macam kegiatan internal dimana organisasi berada dan beroperasi; (3) Besarnya kecenderungan organisasi dengan bagian-bagiannya untuk lepas kendali, kecenderungan ini berkaitan dengan karakter para karyawannya, tentang tanggungjawab manajer, struktur organisasi, kwalitas kepemimpinan organisasi, tingkat pengetahuan karyawannya akan pekerjaannya, sifat proses produksi, kepekaan organisasi terhadap kejadian-kejadian di luar dan sejumlah besar pertimbangan serupa lainnya; (4) Kelengkapan sarana dan teknik pengendalian yang tersedia untuk mengamati, menilai dan mengubah berbagai kecenderungan kegiatan organisasi dalam mencapai tujuannya. Kelengkapan ini meliputi alat-alat yang spesifik dan sesuai serta terkoordinasi yang berfungsi sebagai suatu sistem pengendalian bagi seluruh organisasi. Pengendalian Managemen Menurut R.A. Supriyono (2000) pengendalian manajemen adalah pengendalian dimana semua methode, prosedur dan sarana, termasuk sistem pengendalian manajemen yang digunakan manajemen untuk memastikan dipatuhinya kebijakan-kebijakan dan strategistrategi organisasi. Pengendalian manajemen untuk memotivasi dan memberi semangat orang yang melaksanakan kegiatan-kegiatan demi mencapai tujuan organisasi. Ini juga merupakan proses untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan kerja yang tidak disengaja maupun ketidakberesan yang disengaja, seperti pencurian ataupun penyalahgunaan sumber daya. Dua kata penting pengendalian manajemen adalah proses dan manajer.
ISSN: 2087-040X a) Proses, pengendalian manajemen terdiri dari tatanan organisasi, wewenang, tanggung jawab dan informasi untuk memproses sekumpulan tindakan yang memastikan bahwa organisasi bekerja untuk mencapai tujuannya. b) Manajer, pengendalian manajemen adalah alat para manajer dalam proses yang ber orientasi kepada manusia, manaje memiliki peran penting dalam pengendalian manajemen. Pengendalian manajemen memanpaatkan pengendalian tugas untuk memastikan untuk kerja yang efektif dan efisien dilingkungan tugas. Efektif diartika sebagai kemampuan suatu unit untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan efisien menggambarkan beberapa banyak masukan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu unit keluaran tertentu, pada pusat pertanggungjawaban pengukuran efesiensi dapat dikembangkan dengan cara membandingkan antara kenyataan beban yang diperlukan dengan standar pembebanan yang telah ditetapkan. Pengendalian pada perusahaan disebut internal control. Menurut Commite Auditing Prosedure, American Public Accountant, “Internal Control” didefinisikan sebagai berikut Internal control comprises plan of organization and all coordinated method aand measures adopted within the businees to safeguard its asset, to check the accuracy and reliability of its accounting data, to promote efficiency and encourages adherence to prescribe managerial policies Berdasarkan definisi tersebut, pengendalian intern memiliki dua fungsi utama yaitu; (1) Mengamankan sumber daya harta organisasi dari penyalahgunaan; (2) Mendorong efesiensi operasi organisasi sehingga kebijakan ataupun tujuan manajemen yang telah digariskan dapat tercapai Dua fungsi pengendalian intern ini sebenarnya saling berkaitan erat, karena untuk mencapai efesiensi operasi organisasi sebenarnya amat 37
JBBE, Vol.07, No.2, Sep. 2014 sulit, walupun dapat dikatakan tidak mungkin, untuk dicapainya tanpa adanya pengamann sumber daya harta organisasi. Selanjutnya dalam statemen on Auditing Standard No.1 dari definisi pengendalian intern yang diberikan oleh American Institute of Certified Public Accountan, dibedakan nama atau sebutan pengendalian tersebut berdasarkan fungsi utamanya yaitu: (1) Pengendalian yang diarahkan kepada pengamanan harta dari penyalahgunaan, seringkali disebut Pengendalain Akuntansi atau Pengendalian Preventif atau “Pengendalian sebelum Fakta”: (2) Pengendalian yang khususnya mendorong efesiensi operasi baru dilaksanakan setelah Pengendalian Akuntansi berakhir, jenis pengendalian ini sering kali disebut Pengendalian Umpan Balik atau Pengendalian Administratif, atau “Pengendalian setelah fakta” Pengendalain Akuntansi dengan perkataan lain diciptakan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya inefesiensi, contoh bentuk pengendalian ini antara lain penggunaan beban standar dalm susistem produksi. Maksud dari pebnetapan beban standar ini, yang biasanya diklasifikasikan dalam biaya bahan baku, upah langsung dan biaya overhead, adalah sebagai bahan informasi bagi karyawan produksi mengenai berapa tingkat beban yang sebenarnya dicapai pada suatu tingkat harga tertentu ssebelum beban itu terjadi. Dengan adanya beban standar ini, para karyawan akan terdorong untuk bekerja secara efisien dan menghindarkan terjadinya inefesiensi. Pengendalian Administratif yang khususnya mendorong efesiensi operasi baru dilaksanakan setelah Pengendalian Akuntansi berakhir, sebagai contoh adalah pembuatan laporan perbandingan antara beban yang sebenarnya dikeluarkan untuk produksi dan beban lainnya. Laporan demikian biasanya disertai dengan analisa-analisa mengenai selisih-selisih yang terjadi, denganadanya laporan ini manajemn dapat mengambil tindakan-tindakan korektif bilamana ternyata
ISSN: 2087-040X beban yang sebenarnya dikeluarkan melampaui beban standar. Ini berarti bahwa manajemen menerima unpan balik”setelah fakta” mengenai prestasi produksi yang tidak efisien. Karena definisi penegndalian akuntansi dan pengendalian administrative di atas menekankan pentingnya pemprosesan transaksi perusahaan dalam suatu system pengendalian intern dengan sendirinya bidang pengendalian intern merupakan suatu bagian integral dari system informasi akuntansi yang dijelaskan lebih lanjut dalam SAS (Standart Akuntansi Statement) No.1 itu adalah bahwa agar system pengendalian intern dapat terselenggara secara efektif dalam suatu perusahaan, pengendalian akuntansi dan pengendalian administrative jangan diperlakukan secara terpisah , akan tetapi justru harus dipandang sebagai dua sisi dari satu mata uang yang satu dengan yang lainnya tidak mungkin dipisahkan. BEBAN Menurut pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keloar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian penanam modal. Horngren, Foster dalam buku Cost Accounting manajerial Emphasis (2001:37) menyebutkan ada 3 macam beban;“ three cost term used in many manajemnt accounting system are (a) caapitalyzed cost, (b) inventoriable cost, (c) periode cost. These term reflect the influence of financial accounting on management accounting system” a) Capitalyzed cost are cost that first recorded as an asset and then subrequatly become an expense. b) Inventoriable cost are specific type of capitalized cost they are costs associated with the purchase of goods stesale or associated with the acquisition and
38
JBBE, Vol.07, No.2, Sep. 2014 conversion of materials and all manufacturing inputs into goods for sale. c) Periode cost are cost that are reported as expenses of the periode inquision. The include cost initially recorded as capitalized costs and cost recorded immediately as expenses as they are incurred. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa istilah tiga beban masih dipergunakan dalam system manajemen akuntansi yaitu beban modal, beban inventory dabn beban waktu, istilah ini mempengaruhi arti sehingga mempengaruhi pada system laporan keuanga Jenis-Jenis Beban Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa beban adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk tujuan tertentu. Penggolongan atau klasifikasi beban menurut Mas’ud Machfoed (1990:101) terbagi menjadi beberapa bagian antara lain; (1) Klasifikasi berdasarkan tingkah laku; (2) Klasifikasi berdasarkan pertanggungjawaban; (3) Klasifikasi dalam hubungannya dengan obyek beban; (4) Klasifikasi dalam hubungannya dengan produk; (5) Klasifikasi berdsarkan fungsi operasi Klasifikasi berdasarkan tingkah laku menurut Mas’ud Machfoed (1990) apabila beban diklasifikan berdasarkan tingkah laku beban dalam hubungannya dengan volume produksi, penjualan, beban dikelompokan kedalam 3 jenis yaitu (1) beban variable, (2) beban tetap (3) beban semi variable. (1) Beban variable adalah beban yang berfariasi langsung (proporsional) dengan kwantitas (volume), produksi, apabila kwantitas yang diproduksi naik, maka beban naik sebesar perubahan kwantitas dikalikan beban variable persatuan dan apabila kwantitas yang diproduksi turun, maka beban ini turun sebesar perubahan kwantitas dikalikan beban variable persatuan.
ISSN: 2087-040X (2) Beban tetap (fixed cost), beban yang jumlahnya akan tetap walaupun jumlah yang diproduksi/dijual berubah-ubah dalam kapasitas normal. (3) Beban semi variable adalah beban yang jumlahnya berubah-ubah dalam hubungannya dengan perubahan kwantitas yang diproduksi tetapi perubahannya tida proporsional. Klasifikasi berdasarkan pertanggungjawaban menurut Mas’ud Machfoed (2000) beban dalam hubungannya dengan pertanggungjawaban dikelompokan menjadi dua yaitu; beban terkendali (controllable cost) dan beban tidak terkendali (un controllable cost). 1. Beban terkendali merupakan beban yang dikeluarkan oleh suatu sumber beban (misalnya departemen atau bagian) dan atas pengeluaran tersebut seseorang harus mempertanggungjawabkannya. 2. Beban tidak terkendali adalah beban yang tidak bisa dibebankan tanggung jawab pengeluarannya oleh seseorang manajer pusat beban. Klsasifikasi beban berdasarkan obyek, menurut Mas’ud Machfoed (2000) berdasarkan obyek, beban dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu beban langsung (direct cost) dan beban tidak langsung (indirect cost) 1. Beban langsung adalah beban langsung dihubungkan dengan objek yang dibebankan atau dibebani. 2. Beban tak langsung adalah beban yang dikeluarkan atau dibebankan yang mana beban tersebut tidak bisa dihubungkan langsung dengan objek yang dibebankan atau dibebani. Klasifikasi beban dalam hubungan dengan produk,menurut Mas’ud Machfoed (1990) beban pabrik (manufacture cost) merupakan beban yang dipakai untuk menilai persediaan yang dicantumkan dalamlaporan keuangan dan jumlahnya. Untuk tujuan akuntansi beban produksi ini diklasifikasikan ke dalam 3 jenis beban yaitu (a) beban bahan dasar (materials), (b) upah tenaga kerja 39
JBBE, Vol.07, No.2, Sep. 2014 (labours cost) dan (c) overhead pabrik (factory cost). Beban bahan dasar dipisahkan ke dalam dua katagori yaitu : 1. Beban bahan dasar (materials) dipisahkan ke dalam dua katagori yaitu: (a) Bahan dasar langsung yaitu bahan yang menjadi bagian menyeluruh dari produk jadi. (b) Bahan dasar tak langsung yaitu merupakan bahan dasar yang digunakan untuk membuat produk,tetapi jumlahnya sangat kecil dan merupakan bagian menyeluruh dari produk jadi. 2. Beban tenaga kerja (labours cost) adalah beban yang dikeluarkan untuk mengerjakan bahan dasar sampai menjadi barang jadi. Beban itu terdiri beban tenaga kerja langsung dan tenaga tidak langsung. (a) Beban tenaga kerja langsung merupakan beban yang dikeluarkan untuk tenaga kerja langsung untukmenangani pembuatan dari bahan dasar menjadi barang jadi dan sebaliknya. (b) Beban tenaga kerja tak langsung merupakan beban yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang menyumbangkan jasanya untuk pembuatan bahan dasar menjadi barang jadi tetapi tidak langsung menangani pembutan. 3. Beban overhead pabrik (factory overhead) dikelompokan menjadi beberapa golongan sebagai berikut : (a) Beban bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian dari pada produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian dari pada produk jadi tetapi nilainya relatif kecil. (b) Beban reparasi dan pemeliharaan berupa pemakaian spare part dan factory suplies atau persediiaan yang lain serta pembelian jasapihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan.
ISSN: 2087-040X (c) Beban tenaga kerja tidak langsung adalah beban tenaga kerja yang tidak dapat di indentifikasikan dengan atau tidak dikeluarkannya secara langsung dalam produksi barang-barang atau jasa tertentu. Beban tenaga kerja tak langsung dikeluarkan untuk kegiatan produksi secara umum.Beban tenaga kerja tak langsung terdiri dari; (1) Beban tenaga kerja yang dikeluarkan dalam departemen pembantu, seperti departemen-departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel, dan departemen gudang; (2) Beban tenaga kerja tertentu yang dikeluarkan dalam departemen produksi, seperti gaji kepala departemen produksi, gaji pegawai administrasi pabrik,upah mandor; (4) Beban-beban yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap; (5) Beban-Beban yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu; (6) Beban overhead lain yangsecara langsung memrlukan pengeluaran uang tunai. Beban yang termasuk dalam kelompok ini adalah beban reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan,beban listrik dan sebaginya. Klasifikasi berdasarkan fungsi operasi non produksi, berdasarkan Mas’ud Machfoed (1990) klasifikasi fungsi operasinon produksi ada 3 jenis beban yaitu: beban distribusi, beban administrasi, beban riset dan pengembangan; (1) Beban distribusi yaitu beban yang dikeluarkan dari mulai barang selesai dibuat sampai ke tangan konsumen; (2) Beban administrasi yaitu beban untuk mengelola administratsi perusahaan termasuk gaji direktur, beban bagian akuntansi, penyusunan alat-alat kantor dan sebagainya; (3) Beban riset dan pengembangan yaitu beban penyelidikan dan pengembangan yang berkenaan dengan prioduk atau penemuanpenemuan baru.
40
JBBE, Vol.07, No.2, Sep. 2014 Beban Operasional Menurut M.Nafarin (2000) anggaran operasional (operating expense) adalah beban usaha pokok perusahaan selain harga pokok penjualan, beban usaha terdiri dari ; beban penjualan, beban administrasi dan umum. Beban penjualan adalah beban yang terjadi untuk kepentingan penjualan produk utama. Beban penjualan ada yang bersifat tetap, tetapi ada juga yang bersifat variabel, beban penjualan variabel seperti ; beban komisi penjualan dan beban angkutan penjualan. Beban penjualan tetap seperti; beban depresiasi alat penjualan, beban penghapusan piutang, beban gaji pegawai tetap bagian penjualan dan lain-lain. Beban penjualan semi variabel seperti; beban suplies penjualan, beban promosi penjualan.Beban administratsi dan umum adalah beban yang umumnya terjadi pada bagian personalia, bagian keuangan dan bagian umum seperti; beban gaji pemimpin dan staff, beban defresiasi peralatan kantor, beban suplies kantor, beban pemeliharaan kator dan beban umum lainnya. Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat menarik kesimpulan bahwa beban operasional yang akan di ambil dalampenulisan ini adalah beban administratsi dan umum, karena setiap beban operasional yang aktual harus dibebankan kepada departemen-departemen yang terkait dan dapat dikontrol oleh departemennya masing-masing dan dapat dipertanggung jawabkan, apakah anggaran yang dibuat itu efektif dan efesien. Anggaran Perusahaan Anggaran yang akan dibuat pada tahun yang akan datang, hendaknya disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai, dengan demikian anggaran yang dibuat dapat digunakan pada awal tahun anggaran. Tahun anggaran biasanya dari tanggal 1 Januari suatu tahun sampai 31 Desember suatu tahun. Menurut M. Nafarin dalam Penganggaran Perusahaan (2000) sebelum penyusunan anggaran, terlebih dahulu top managemen (direktur/komisaris) melakukan 2 hal yaitu; (1) Menetapkan rencana besar
ISSN: 2087-040X perusahaan seperti tujuan kebijakan, asumsiasumsi sebagai dasar penyusunan anggaran; (2) Membentuk panitia penyusunan anggaran yaitu terdiri dari direktur sebagai ketua, manajer keuangan sebagai sekretaris dan manajer lainnya sebagai anggota. Pada tahap penentuan anggaran diadakan rapat dari semua manajer beserta direksi dengan kegiatan perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen anggaran, mengkoordinasikan dan menelaah komponen-komponen anggaran, pengesahan dan pendistribusian anggaran. Untuk kepentingan pengawasan setiap manajer membuat laporan realisasi anggaran, setelah dianalisis kemudian laporan realisasi anggaran disampaikan pada direksi. Menurut M.Nafarin (2000:9) anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kwantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Anggaran merupakan alat managemen dalam mencapai tujuan. Dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut ini; (1) Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan; (2) Datadata waktu yang lalu; (3) Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi; (4) Pengetahuan tentang teknik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing; (5) Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah; (6) Penelitian untuk pengembangan perusahaan Penyusunan anggaran perlu diperhatikan perilaku para pelaksana anggaran dengan cara mempertimbangkan hal-hal berikut: 1. Anggaran harus dibuat serealitas mungkin, secermat mungkin sehingga tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi,anggaran yang dibuat terlalu rendah tidak menggambarkan kedinamisan, sedangkan anggaran yang dibuat terlalu tinggi hanyalah angan-angan.
41
JBBE, Vol.07, No.2, Sep. 2014 2. Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan partisipasi ke manajemen. 3. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksanaan tidak merasa tertekan tetapi termotivas. 4. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dan tepat waktu sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan dapat segera diantisifasi lebih dini. Menurut M.Nafarin (2000:10) anggaran yang dibuat akan mengalami kegagalan bila hal-hal-hal berikut ini tidak diperhatikan: 1. Pembuat anggaran tidak cakap,tidak mampu berpikir ke depan tidak memiliki wawasan yang luas. 2. Kekuasaan membuat anggaran tidak tegas 3. Pelaksanaan tidakcakap 4. Tidak didukung oleh masyarakat 5. Dana tidak cukup Menurut Reksodiprojo, H, Ranupandojo dan Irawan (1982), anggaran perusahaan adalah merupakan rencana yang dinyatakan dalam angka-angka danmerupakan standar yang harus dapat dicapai target yang terdapat dalam anggaran ditentukan jangka waktunya.Anggaran jangka pendek biasanya hanya mencakup jangka waktu tiga bulan atau dua belas bulan tergantung pada sifat perusahaan. Menurut Mulyadi (1993) anggaran yang baik memiliki karasteristik berikut ini : 1. Anggaran disusun berdasarkan program 2. Anggaran disusun berdasarkan karasteristik pusat pertanggung jawaban yang dibentuk dalamsuatu organisasi perusahaan. 3. Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan alat pengendalian. Pengendalian Beban Operasional dengan menggunakan Anggaran Perusahaan Menurut R.A. Supriyono (2000:40) pengendalian beban operasional dengan melalui anggaran (budgetary control) adalah proses pengendalian kegiatan dengan menggunakan anggaran. Karasteristikanggaran
ISSN: 2087-040X adalah; (i) Anggaran mengestimasi potensi laba unit bisnis; (ii) Anggaran dinyatakan dalam ukuran moneter dan didukung oleh ukuran-ukuran non moneter; (iii) Anggaran biasanya mencakup periode satu tahun; (iv) Anggaran merupakan komitmen managemen untuk menerima tanggung jawab mencapai tujuan yang dianggarkan; (v) Usulan anggaran yang lebih tingggi dari pengusulanggaran. Pengendalian beban operasional dengan menggunakan anggaran perusahaan untuk mengarahkan aktifitas-aktifitas beban operasional disemua departemen agar efisiendan efektif. Anggaran efektif dan Efisien. Menurut Mulyadi (1997) untuk menghasilkan anggaran yang efektif dan efesien yang berfungsi sebagai alat pengendalian, maka dalam penyusunan anggaran harus memenuhi syarat yaitu ; (1) partisipasi para manager dalam menyusun anggaran, (2) organisasi anggaran, (3) penggunaan informasi akuntansi pertanggung jawaban dalam proses penyusunan anggaran dan sebagai pengukur kinerja manajer dalam pelaksanaan anggaran. Berdasarkan syarat-syarat tersebut agar anggaran efektif dan efesien tersebut akan diuraikan berikut ini: 1. Partisipasi para manager dalam menyusun anggaran, tingkat partisipasi operating manager dalammenyusun anggaran akan mendorong moral kerja yang tinggi dan inisiatif para manager. Moral kerja yang tinggi merupakan kepuasan seseorang terhadap pekerjaan, atasan dan rekan kerjanya. Moral kerja ditentukan oleh seberapa besar seseorang mengindentifikasikan dirinya sebagai bagian dari organisasi. Dengan demikian anggaran berisi informasi akuntansi pertanggung jawaban yang mengukur sumber ekonomi yang disediakan selama tahun anggaran bagi manager yang diberi peran untuk mencapai sasaran anggaran. 2. Organisasi anggaran, proses penyusunan anggaran memerlukan organisasi yang memisahkan fungsi penyusunan usulan 42
JBBE, Vol.07, No.2, Sep. 2014 anggaran, fungsi penelaah (review) dan pengesahan (approval) usulan anggaran dan fungsi administratsi anggaran. Komite anggaran yang anggotanya terdiri dari manajemen puncak perlu di bentuk untuk melaksanakan fungsi review dan approval terhadap rancangan anggaran yang diterima dari operating manager. 3. Penggunaan informasi akuntansi pertanggung jawaban sebagai pengirimperan dalamproses penyusunan anggaran dan sebagai pengukur kinerja manager dalam pelaksanaan anggaran. Informasi akuntansi pertanggung jawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian kegiatan organisasi, karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi dengan manager yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan indistri petrokimia proses polymerisasi PVC yaitu PT.Standard Toyo Polymer yang berlokasi di Jalan Raya Merak Desa Gerem Kecamatan Grogol Kota Cilegon. Jenis data yang digunakan untuk proses pembahasan ini terdiri dari : 1. Data Primer , yaitu suatu data yang diperoleh langsung dari PT.Standard Toyo Polymer. 2. Data Sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dan diterbitkan oleh pihak ketiga. Data ini merupakan data pelengkap, data dapat diperoleh melalui literatur-literatur yang mendukung dalam penelitian. Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian Kepustakaan, di maksudkan untuk memperoleh data sekunder yang dilakukan melalui penelaahan dan perbandingan beberapa literatur yang akan dijadikan pengijian data empiris, serta sebagai landasan tioritis yang dapat dipertanggung jawabkan dalam pembahasan ini.
ISSN: 2087-040X 2. Pemnelitian lapangan dilakukan penulis secara langsung ke lokasi penelitian yaitu PT,Standard Toyo Polymer untuk mendapatkan data primer melalui: a. Wawancara, yaitu penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang berwenang dan bertanggung jawab untukmemberikan data beserta keterangan. b. Pengamatan (observasi), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati, melihat dan mempelajari langsung terhadap obyek penelitian. c. Dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data dengan secara langsung mempelajari, mencatat buku-buku dan dokumen yang ada pada obyek penelitiaan Metode analisis Data Dalam penelitian ini penelaahan data dilaukan dengan menggunakan metode: Analisis Kualitatif Analisis Kualitatif yaitu analisis yang didasarkan pada sifat karakteristik baik atau tidaknya suatu masalah yang diteliti. Penyajian dilakukan dalam bentuk keterangan, penjelasan dan perubahan secara teoritis. Analisis Kuantitatif Analisis Kuantitatif yaitu analisis yang didasarkan yang berupa angka-angka atau berdasarkan data-data yang diukur secara langsung. Untuk pengendalian beban operasional pada anggaran perusahaan penulis menggunakan metode analisis kwadrat terkecil yaitu untuk memisahkan beban tetap beban variable, karena analisis terkecil ini secara teoritis lebih sempurna disbanding dengan menggunakan metode analisis lain. Definisi Operasional Variabel Sesuai dengan judul yang dipilih yaitu “ Analisis Pengendalian Beban Operasional pada Anggaran Perusahaan “ maka ada beberapa operasional variable yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu terdiri dari : 1. Latar belakang perusahaan 2. Struktur Organisasi 3. Perkembangan Perusahaan 4. Analisis untuk mengukur efektifitas dan efisiensi 43
JBBE, Vol.07, No.2, Sep. 2014 5. Analisis penyimpangan menggunakan metode varian. C. HASIL DAN DISKUSI Proses Pengendalian Beban Operasional terhadap Anggaran Perusahaan di PT. Standard Toyo Polymer Proses pengendalian beban operasional terhadap anggaran perusahaan di PT. Standard Toyo Polymer diawali dengan penyusunan suatu rencana anggaran setiap bulan Oktober yang dilakukan oleh manager masing-masing departemen dengan staffnya untuk merencanakan penyusunan anggaran yang akan dibuat. Pada dasarnya rencana penyusunan anggaran disusun berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya untuk membandingkan kenaikan anggaran yang akan dilaksanakan. Proses pengendalian beban operasional terhadap anggaran perusahaan ada beberapa tahap yang dilakukan oleh departemen-departemen dalam menyusun anggaran yaitu : (1) perencanaan penyusunan anggaran (2) menyusun usulan anggaran perusahaan (3) menyarankan revisi usulan anggaran (4) menyetujui revisi usulan anggaran dan merakit menjadi anggaran perusahaan (5) revisi dan pengesahaan anggaran perusahaan. 1) Perencanaan penyusunan anggaran, dalam penyusunan anggaran dilakukan oleh manager departemen yang melasanakan fungsi-fungsi pokok anggaran antara lain : departemen logistic, departemen general administration, departemen maintenance, departemen quality control, departemen quality assurance, departemen environment and safety, departemen instrument, departemen electric, departemen civil, departemen quality control, departemen produksi. 2) Menyusun usulan anggaran perusahaan dalam melakukan usulan anggaran ini setiap manager department menyusun dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran bersama-sama staffnya masing-masing.
ISSN: 2087-040X 3) Menyarankan revisi usulan anggaran setelah usulan anggaran dibuat oleh manager departemen masing-masing, maka diserahkan kepada komite anggaran yaitu Production Direktur bersama-sama dengan Plant Manager untuk mendapatkan revisi anggaran. 4) Menyetujui revisi usulan anggaran dan merakit menjadi anggaran perusahaan, dalam hal ini negosiasi antara manager departemen yang menyusun anggaran dengan komite anggaran (direktur produksi) mendapat kesepakatan untuk merevisi usulan anggaran dan menjadi anggaran perusahaan. 5) Revisi dan pengesahaan anggaran perusahaan, dengan disetujuinya usulan anggaran ini, maka usulan anggaran yang telah direvisi dan disahkan atau ditandatangani oleh manager departemen dan direktur produksi, maka usulan anggaran dapat dialksanakan dan dapat dipertanggungjawabkan. Adapun prosedur mengenai pelaksanaan penyusunan anggaran beban operasional dapat dibagi sebagai berikut : 1. Menetapkan informasi dari; a) Departemen General Affair, ini menyangkut penyusunan anggaran General Administration Expense terdiri dari: Salary expense, Welfare expense, Office expense, Social expense, Telephone expense, Vehicle expense, Travelling expense, Miscelanous expense. b) Departemen Maintenance terdiri dari : Departemenachnery dan civil, departemen electric, departemen instrument, departemen ini menyangkut penyusunan anggaran beban perbaikan (repairing expense) untuk mesin-mesin produksi atau kebutuhan suplai sparepart untuk pabrik (factory supplies) c) Departmen Environment and Safety, departemen quality control, departemen quality assurance, departemen produksi sama dengan point b dimana penyusunana anggaran operasional hanya untuk beban
44
JBBE, Vol.07, No.2, Sep. 2014 perbaikan (repairing expense) dan supplies pabrik (factory supplies) Dalam penyusunan anggaran operasional disetiap departemen-departemen yang perlu diperhatikan yaitu kenaikan anggaran tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu, ditetapkan jua asumsi-asumsi, komitmen-komitmen, dan bidang-bidang yang akan dipengaruhi misalnya : (1) inflasi yang terjadi dan berpengaruh terhadap harga-harga alat-alat mesin (sparepart), harga-harga kebutuhan pokok dan juga alat-alat kantor (2) dikeluarkannya peraturan baru oleh pemerintah antara lain kenaikan harga jual listrik Negara, keaikan tariff telefon, kenaikan retribusi, pajak penghasilan karyawan dan sebagainya. Dengan adanya pengaruh-pengaruh inimakan rencana penyusunan beban operasioanlpada anggaran perusahaan perlu diperhitungkan sehingga dalam pengajuan usulan anggaran perusahaan dapat diterima oleh manajemen untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab.Untuk pengendalian beban operasional, penulis menggunakan metode varian yaitu untuk menentukan pengendalian beban operasional yang efisien dan efektif dalam mengevaluasi beban operasional yang terjadi di PT. Standart Toyo Polymer. Untuk lebih jelas penulis membuat table realisasi anggaran Standard beban operasional Pada PT. Standard Toyo Polymer standar sangat berguna dalam menyiapkan anggaran. System beban standar dapat membantu perencanaan dan pengenalian operasi serta memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai dampak dari berbagai keputusan manajerial terhadap beban dan laba. Keefektifan beban sangat bergantung pada pengetahuan mengenai beban yang diduga akan dikeluarkan. Standard berlaku tolak ukur suatu beban pada
ISSN: 2087-040X penghematan beban dan untuk meningkatkan efisiensi pada semua fase. Penyusunan anggaran beban operasional pada PT. Standard Toyo Polimer Merak hanya digunakan sebagai kira-kira beban saja, dengan maksud agar pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan berpedoman pada jumlah anggaran yang telah ditetapkan. Hal ini dapat mengurangi kadar pengenalian beban, kaena anggaran dibuat bukan atas dasar perhitungan matematis rasional melainkan dengan mengira-ngira berapa beban yang terjadi. Apakah beban sudah dilakukan dengana melihat realisasi, hal itupun masih berupa kira-kira saja tanpa adanya usaha untuk membedakan beban tetap dan variabel. Laporan realisasi dan pelaksanaan anggaran beban Operasional dibuat setiap satu tahun sekali oleh semua departemendepartemen. Adapun realisasi dan anggaran beban operasional di PT. Standard Toyo Polyer tahun 2002 adalah sebagai berikut : Analisis penyusunan anggaran diatas ada beberapa anggaran lebih kecil dari realisasi hal ini disebabkan dalam penyusunan anggaran yang dikeluarkan tidak terkendali atau tanpa perencanaan yang baik sehingga realisasinya akan lebih besar dari anggaran antara lain : salary expense, welfare expense, communication expense, repairing expense, factory supplies sehingga terjadi deficit dari total anggaran yang telah dibuat. Analisis Varian Analisis varian digunakan untuk mengetahui selisih antara anggaran dan realisasinya sehingga dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan anggaran beban operasional yang terjadi. Berikut penulis akan mencoba untuk menganalisis atas penyimpangan-penyimpangan pada anggaran operasional yang terjadi pada tahun 2002. Setelah di analisis penyimpangan dengan menggunakan varian dapat diketahui dari analisis penyimpangan sebagai berikut : Volume anggaran operasional secara keseluruhan Un-favorable variansi sebesar Rp. 45
JBBE, Vol.07, No.2, Sep. 2014 109.674.000,- atau negative sebesar 1,2%. Dengan hal tersebut di atas maka penulis akan menjelaskan beberapa uraian anggaran yang favourable atau un-favourable antara lain : a. Salary expense, anggaran ini Unfavourable dengan deficit anggaran sebesar Rp. 66.031.000,- ini disebabkan realisasi anggaran terlalu tinggi terutama dalam over time deficit Rp. 312.031.899,dan PPh pasal 21 defisit Rp. 17.569.000,ini berhubungan dengan defisit over time yang besar b. Welfare expense, anggaran ini Unfavourable dengan deficit anggaran yang cukup besar dengan jumlah Rp. 67.936.000,- ini disebakan realisasi anggaran deficit dalam medical treatment sebesar Rp. 74.681.402,- hospital expense Rp. 45.824.754,- dan beban kelahiran anak karyawan (Babby born expense) Rp. 20.071.166 ini semua tidak terkendalinya beban ini dan tidak dapat diprediksi akan terjadinya deficit anggaran c. DPLK Premium Favourable sebesar Rp. 23. 689.688,- ini disebakan realisasi tidak melebihi dari anggaran d. Office expense Favourable sebesar Rp. 13. 884.235,- ini disebakan tidak melebihi anggaran e. Entertainment expense, anggaran ini favourable sebesar Rp. 6.812.550,anggaran ini cukup baik, karena ada pengendalian dari manajemen terhadap sumbangan-sumbangan ke pihak luar. f. Communication expense, Un-favourable disebakan dengan defisitnya anggaran telephone dan faximile expense sebesar Rp. 8.649.956,ini diakibatkan kebijaksanan pemerintah dalam menaikan tarif telefon yang tidak dapat diprediksi oleh manajemen sedangkan anggarannya disamakan dengan tahun lalu g. Vehicle expense, anggaran ini Favourable sebesar Rp. 14.841.067 realisasinya tidak melebihi dari anggaran h. Travelling expanse, anggaran ini Favourable sebesar Rp. 28.738.050,realisasinya tidak melebihi dari anggaran
ISSN: 2087-040X i.
Repairing expense, Un-favourable sebesar Rp. 161.617.796,- anggaran ini deficit cukup besar dikarenakan kebutuhan akan sparepart untuk kebutuhan operasional mesin produksi, sedangkan penyusunan anggaran dinaikkan sangat kecil sehingga terjadi defisit anggaran j. Factory supplies, Un-favourable sebesar Rp. 2.838.719,- anggaran ini defisit, dikarenakan kebutuhan cadangan sparepart untuk perasional mesin produksi k. Miscelanious expense, anggaran ini Favourable sebesar Rp. 106.403.056,realisasi anggaran ini tidak melebihi dari anggaran yang ditentukan Laporan Pertanggungjawaban Setiap laporan pertanggungjawaban dibuat sesuai dengan bagiannya agar dapat memudahkan maajemen dalam pembuatan keputusan serta dapat dengan mudah mengoreksi apa yang dapat dilakukan untuk mencapai pengendalian beban operasional yang efektif dan efisien dimasa mendatang. Berdasarkan hasil analisa varian, dapat diketahui bahwa pada setiap bagian menghasilkan varian-varian yang Favourable maupun Un-favourable dimana bagian General Administration Expense terutama dalam anggaran overtime cukup besar ini perlu ditekan serendah mungkin, an juga anggaran welfare expense ini defisitnya cukup besar disebabkan tidak terkendalinya beban kesehatan karyawan, beban lahirnya anak karyawan. Dalam department machinery terutama dalam anggaran repairing expense dan factory supplies cukup besar defisitnya, Laporan Pertanggungjawaban Setiap laporan pertanggungjawaban dibuat sesuai dengan bagiannya agar dapat memudahkan maajemen dalam pembuatan keputusan serta dapat dengan mudah mengoreksi apa yang dapat dilakukan untuk mencapai pengendalian beban operasional yang efektif dan efisien dimasa mendatang. Berdasarkan hasil analisa varian, dapat diketahui bahwa pada setiap bagian menghasilkan varian-varian yang Favourable 46
JBBE, Vol.07, No.2, Sep. 2014 maupun Un-favourable dimana bagian General Administration Expense terutama dalam anggaran overtime cukup besar ini perlu ditekan serendah mungkin, an juga anggaran welfare expense ini defisitnya cukup besar disebabkan tidak terkendalinya beban kesehatan karyawan, beban lahirnya anak karyawan. Dalam department machinery terutama dalam anggaran repairing expense dan factory supplies cukup besar defisitnya, disebabkan dengan pemakaian saprepart untuk operasional mesin produksi tidak terkendali tanpa adanya pengawasan dari staf bagian machinery dalam efisiensi untuk menekan beban operasional sehinga dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan perusahaan. D. KESIMPULAN Berdasarkan pembatasan-pembatasan pada tinjauan pustaka dan analisis data PT.Standard Toyo Polymer, penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengendalian beban yang dilakukan oleh PT.Standard Toyo Polymer terhadap pengeluaran-pengeluaran untuk beban operasional sudah efesien, tetapi masih ada bebrapa poin anggaran yang masih deficit dikarenakan tidak terkendalinya beban tersebut dan selebihnya beban yang dikeluarkan tidak melebihi beban yang di anggarkan. Efektifitas teknik pengendalian beban, sehingga menyulitkan bagi manajemen untuk mengadakan beban yang efektif dan efesien. Anggaran yang dibuat belum dapat dipergunakan debagai alat pengendalian beban yang efektif dan efisien, karena anggaran disini disusun hanya sebagai kira-kira beban saja dan cara penyusunannya hanya berdasarkan ancer-ancer saja, tanpa melakukan analisis tingkah laku beban. 2. Telah terbukti bahwa pengendalian beban operasioanl yang telah dilaksanakan sesuai dengan tiori yang berlaku umum, maka beban operasional cukup efektif dan efesien.
ISSN: 2087-040X E. SARAN Sebagai penulis ingin menyampaikan saran yang mungkin dapat berguna bagi perusahaan yang penulis teliti, khususnya setiap departemen-departemen yang merencanakan dan menyusun anggaran beban operasional yaitu: 1. Dalam menerapkan pengendalian beban operasional dalam proses perencanaan dan penyusunannya harus dilakukan secara konsisten, sehingga realisasi anggaran ada pada tingkat efektifitas dan efesiensi. 2. Secara kontunyu selalu berupaya memperbaiki atau meningkatkan system dan pelaksanaan pengendalian beban operasional. 3. Analisis penyimpangan beban operasional hendaknya dilakukan secara seksama dengan melihat faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan dan tindakan perbaikan apa yang akan dilakukan atas terjadinya penyimpangan tersebut. Analisis tersebut dilaksanakan oleh bagian yang mengontrol beban dan bagian keuangan yang betrtanggungjawab langsung, guna mempercepat tindakan koreksi antara laporan anggaran dan realisasinya. DAFTAR PUSTAKA Mulyadi, 2000. Akuntansi Manajemen, Edisi kedua, Yogjakarta, bagian ppenerbit STIE YKPN, Jusuf Al Haryono,2000, Dasar – Dasar Akuntansi Edisi kedua, Yogjakarta : Bagian penerbit STIE YKPN, Anthony, Robert N, and John Darden,2007. Management Control System, edisi sebelas Jakarta, Penerbit Erlangga, Machfud Mas’ud, 2000. Akuntansi Manajemen, Edisi keempat , Penerbit BPFE Yogyakarta. R.A. Supriyono, 2000. Pengendalian Managemen, Edisi 3 Penerbit salemba empat Reksodiprojo. H.Ranupandojo dan Irawan, 1982. Anggaran Perusahaan 47
JBBE, Vol.07, No.2, Sep. 2014 Commite Auditing Procedur, American Publik Accountant Horngren, Foster, 2001. Accounting Manajerial Emphasis.
ISSN: 2087-040X M. Nafarin, 2000. Penganggaran Perusahaan Garrison, Noreen, Brewer, 2007. Akuntansi Manajerial, Edisi 11 Penerbit Salemba empat
48