ISSN 2302-5298
Lingkup Artikel Yang Dimuat Dalam Jurnal Ini Adalah Kajian Empiris dan Konseptual Kontemporer Pada Bidang Ekonomi, Bisnis & Akuntansi
Analisis Kinerja Anggaran Operasional Pada Perusahaan Daerah Panca Karya Ambon Johanis Darwin Borolla
Abstract
Budget is a reflection of the company's plan of action expressed in the value of money, including estimates of revenues and expenses as well as cash receipts and expenditures for operational and investment activities. The budget has been prepared and approved by the management are expected to be used in all sections as a guide for carrying out a planned activity. This study proves that the value budgeted revenues are significantly different (α=10%) in 2011 and (α=5%) in 2012 with the realization in two years. Realizable value is far below the value budgeting. This indicates that the management company has not been truly boost its assets in order to increase the company's revenue. The good performance shown by management in reducing expenses in 2011. There is a significant difference between the planned cost realization (α=10%), is inversely proportional to the achievement of budget in 2012 where there is a significant difference (α=5%) on account with the budgeted cost realization. Management companies spend a lot on items that do not result in increased revenue for the company. The costs incurred are the responsibility of the business unit associated with such costs, such as unit timber, shipping and trade and services. In that section needs to be reexamined costs, because if it is too big without spending coupled with substantial income may lead to harm the company. Therefore, the relevant Key Words : parts must be streamline costs.
Operating Budget, Cost, Revenue Earnings
Penulis adalah dosen pada Fak. Ekonomi Universitas Pattimura Ambon e-mail :
[email protected]
benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 1 ▪ November 2013
51
PENDAHULUAN Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat, dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang saling bermunculan, sehingga mendorong perusahaan untuk lebih efisien dan lebih selektif dalam beroperasi sehingga dengna sumber daya yang dimiliki, perusahaan dapat mencapai laba yang lebih tinggi. Namun di sisi lain keadaan perekonomian negara Indonesia saat ini dalam keadaan yang kurang menguntungkan, yaitu terjadinya krisis moneter yang berkepanjangan yang sampai sekarang belum bisa terselesaikan. Hal ini membuat banyak perusahaan yang gulung tikar akibat keadaan tersebut. Karena pada saat ini perhatian pemerintah lebih terpusat dalam mengatasi krisis, padahal kalau dilihat perdagangan bebas sudah di depan pintu. Dalam perdagangan bebas persaingan tidak lagi lokal namun sudah mengglobal. Oleh karena itu sudah saatnya sektor perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengantisipasi akan terjadinya perdagangan bebas tersebut. Fenomena diatas menjelaskan bahwa perusahaan sebagai organisasi profit oriented selalu meningkatkan kuantitas serta kualitas usahanya sehingga keuntungan yang diharapkan akan tercapai. Sebagai pihak manajemen dituntut untuk mengantisipasi kondisi seperti ini dengan selalu mengintrospeksi kondisi perusahaan terutama dari segi financialnya, karena hal tersebut
52
memegang kunci hidup matinya perusahaan. PD Panca Karya (selanjutnya disingkat PD PK) merupakan perusahaan pelat merah milik pemerintah daerah Maluku yang didirikan dengan dasar hukum Peraturan Daerah Tingkat I Maluku tanggal 6 September 1963 no. 5/DPRGR/63 dan kemudian disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan surat keputusan nomor Des.9/59/29-161 tanggal 30 Desember 1963. Sesuai dengan landasan hukum yang ada maka PD PK menjalankan usaha jasa dan produksi dalam beberapa sektor antara lain otomotif (Trans Amboina), Pelayaran, Kehutanan dan Perbengkelan. Sebagai perusahaan miliki pemerintah daerah maka PD PK dalam menjalankan bisnisnya harus berupaya maksimal mengelolah asetnya agar dapat memberikan keuntungan (PAD) bagi daerah Maluku. Untuk itu dalam mengelolah usahanya angat dibutuhkan kontrol internal agar apa yang dianggarkan oleh manajemen perusahaan dapat terealisasi. Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk membendingkan capaian kinerja berdasarkan apa yang dianggarkan oleh pihak manajemen dengan realisasi aktual yang bisa mereka capai. Fokus utama pada anggaran operasional yang mencakup anggaran pengapatan, anggaran biaya dan anggaran laba bersih.
Analisis Kinerja Anggaran Operasional Pada Perusahaan Daerah Panca Karya Ambon
KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Pengertian Anggaran Menurut Machintosh dan Williams (1992) dalam (Syakhroza, 2000) mendefinisikan anggaran sebagai alat utama bagi manajer untuk menjalankan fungsi manajemen planning, organizing, coordinating and controlling dengan mengacu kepada target dan strategi perusahaan dalam rangka mencapai tujuan jangka perusahaan. Menurut Adisaputro dan Asri (2003) bussiness budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Harahap (1997) menyatakan bahwa “Budget sebagai suatu konsep yang membantu manajemen dalam mencapai tujuannya melalui upaya menuangkannya secara tertulis sasaran yang akan dicapai perusahaan mulai dari sasaran utama, sasaran khusus, sampai rinciannya dan penyebabnya. Menurut Nafarin (2004) anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan programprogram yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang direncanakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen.
Tujuan Anggaran Tujuan penyusunan anggaran menurut Nafarin (2004), diantaranya: 1. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana. 2. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan. 3. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana sehingga dapat memudahkan pengawasan. 4. Untuk merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal. 5. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat. 6. Untuk menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan. Metode Pembuatan Anggaran Menurut Harahap (1997), ditinjau dari siapa yang membuatnya maka penyusunan budget dapat dilakukan dengan cara : 1. Otoriter atau top down Metode otoriter disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan budget inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun budget atau dianggap akan terlalu lama atau tidak tepat. 2. Demokrasi atau bottom up Metode demokrasi disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun budget yang akan dicapainya di masa yang akan
benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 1 ▪ November 2013
53
datang. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun budget dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses yang lama dan berlarut. 3. Campuran atau top down dan bottom up Metode ini adalah campuran dari kedua metode di atas. Disini perusahaan menyusun budget dengan memulainya dari atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan. Proses Pengendalian Anggaran Proses pengendalian menurut Welsch, Hiltong dan Gordon (2000) didefinisikan sebagai proses mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi suatu perusahaan, kemudian melaksanakan tidakan perbaikan apabila diperlukan. Menurut Mulyadi (2001) proses pengendalian anggaran dilaksanakan melalui tiga tahap utama, antara lain : 1. Tahap Penetapan Sasaran Tujuan perusahaan kemudian dirinci lebih lanjut ke dalam sasaran (goal) dan dibebankan pencapaiannya kepada manajer tertentu dalam proses penyusunan anggarannya. Alokasi sumber daya dalam proses penyusunan anggaran perlu diukur dengan satuan moneter standar dengan menggunakan ukuran akuntansi. Informasi akuntansi manajemen berperan dalam tahap 54
penetapan sasaran sebagai alat pengirim peran. 2. Tahap Implementasi Setelah sasaran ditetapkan dan ditunjuk manajer yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran tersebut, serta dialokasikan sumber daya kepada manajer yang diberi peran dalam mencapai sasaran anggaran, fungsi anggaran dalam perusahaan kemudian mengkonsolidasikannya ke dalam suatu anggaran komprehensif yang formal untuk disahkan oleh direksi dan pemegang saham. Tahap implementasi anggaran dilaksanakan melalui dua kegiatan penting, yaitu : a. Komunikasi anggaran Manajer fungsi anggaran bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan anggaran yang telah disahkan kepada para manajer jenjang menengah dan bawah. b. Kerjasama dan koordinasi Untuk dapat menyelesaikan suatu tugas, orang harus mengetahui peran yang harus dimainkan oleh orang lain, baik dalam organisai formal maupun informal. 3. Tahap Pengendalian dan Evaluasi Kinerja Dalam tahap ini, kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang tercantum dalam anggaran, untuk menunjukkan bidang masalah dalam organisasi dan menyarankan tindakan pembetulan yang memadai bagi kinerja yang
Analisis Kinerja Anggaran Operasional Pada Perusahaan Daerah Panca Karya Ambon
berada di bawah standar. Hipotesisi : Adapun hipotesis yang ingin diuji dalam penelitian ini antara lain: 1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara anggaran pendapatan dan realisasinya. 2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara anggaran biaya dan realisasinya. 3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara anggaran laba bersih dan realisasinya. METODE PENELITIAN Objek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada PD PK Ambon dengan menggunakan data laporan keuangan tahun 2011 dan 2012. Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pihak yang berperan dalam penyusunan anggaran perusahaan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari perusahaan yang berupa data anggaran dan realisasi tahun 2011 dan 2012. Selain itu data sekunder juga diperoleh dari buku-buku teks, karya ilmiah serta referensi lain yang relevan dalam penelitian ini. Pengolahan dan Analisa Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians (selisih) anggaran. Analisis varians digunakan untuk mengetahui
hasil sesungguhnya rencana yang dianggarkan, yaitu dengan membandingkan biaya yang dianggarkan terhadap biaya aktual yang sama. Analisis varians anggaran dapat menunjukkan dimana terjadinya selisih antara hasil sesungguhnya dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga dapat diketahui penyebab dari penyimpangan yang terjadi, namun analisis varians tidak akan mempunyai arti kecuali jika varians-varians dilaporkan secara terpisah berdasarkan faktor-faktor penyebabnya dan unit organisasi yang bertanggung jawab sehingga penyimpangan tersebut dapat diperbaiki. Keseluruhan proses analisis varians adalah berjenjang. Perincian terbesar terjadi pada tingkat organisasi terendah yang dilaporkan. Analisis varians semakin ringkas pada setiap tingkat organisasi yang lebih tinggi. Penyimpangan yang terjadi antara anggaran dan realisasinya ada yang menguntungkan (favorable) dan ada yang merugikan (unfavorable). Dalam menentukan favorable dan unfavorable terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara pendapatan dan biaya. Dari segi pendapatan apabila anggaran lebih kecil dari realisasi maka penyimpangan yang terjadi menguntungkan atau favorable. Sedangkan apabila anggaran lebih besar dari realisasi maka penyimpangan tersebut merugikan atau unfavorable. Namun hal tersebut berbeda pada segi biaya. Apabila anggaran lebih kecil dari
benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 1 ▪ November 2013
55
realisasi maka penyimpangannya merugikan atau unfavorable. Sedangkan apabila anggaran lebih besar dari realisasi maka penyimpangan tersebut menguntungkan atau favorable. Data yang telah diolah, selanjutnya diuji dengan hipotesis uji t (t-test). Dalam penelitian ini, uji t digunakan untuk menganalisis penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional di PD PK Ambon dengan realisasinya. HASIL PENELITIAN Analisis Varians Terhadap Anggaran Operasional dan Realisasinya Anggaran merupakan pencerminan dari rencana kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam nilai uang, mencakup taksiran-taksiran pendapatan dan biaya serta penerimaan dan pengeluaran uang untuk aktivitas operasional maupun investasi. Anggaran yang telah disusun dan disetujui diharapkan dapat digunakan oleh manajemen di semua bagian sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan secara terencana. Melalui anggaran dapat diproyeksikan kondisi keuangan dari bulan ke bulan sehingga keputusan-keputusan yang mengakibatkan pengeluaran uang dapat direncanakan dengan lebih baik. Anggaran diharapkan pula agar dapat digunakan oleh direksi sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan menuju pada sasaran/target yang ditetapkan, disamping sebagai alat pengawasan. Setelah melakukan kajian terhadap laporan RKAP PD Panca Karya untuk membandingkan anggaran serta 56
realisasinya maka bagian yang menjadi pengamatan adalah pada anggaran operasional karena berkaitan dengan pendapatan, biaya dan usaha perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Tahun pengamatan adalah 2011 dan 2012. Salah satu fungsi dari anggaran adalah sebagai alat pengendalian (controlling). Pengendalian berarti melakukan evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan, dengan cara membandingkan realisasi dengan rencana anggaran dan melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan yang merugikan). Apabila dilihat dari fungsi tersebut, maka perlu dilakukan sebuah analisis varians terhadap anggaran dan realisasi. Analisis varians adalah membandingkan antara kinerja standar dengan kinerja aktual. Dalam melakukan analisis varians akan dihasilkan penyimpangan antara anggaran dan realisasi. Penyimpangan atau variansi tersebut ada yang bersifat favorable dan unfavorable. Dalam menentukan favorable dan unfavorable terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara pendapatan dan biaya. Dari segi pendapatan apabila anggaran lebih kecil dari realisasi maka penyimpangan yang terjadi menguntungkan atau favorable. Sedangkan apabila anggaran lebih besar dari realisasi maka penyimpangan tersebut merugikan atau unfavorable. Namun hal tersebut berbeda pada segi biaya. Apabila anggaran lebih kecil dari realisasi maka penyimpangannya merugikan atau unfavorable. Sedangkan
Analisis Kinerja Anggaran Operasional Pada Perusahaan Daerah Panca Karya Ambon
apabila anggaran lebih besar dari operasional PD PK Ambon dengan realisasi maka penyimpangan tersebut realisasinya pada tahun 2011 dapat menguntungkan atau favorable. dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan hasil Analisis varians pada penelitian penghitungan dapat diketahui bahwa kali ini dilakukan terhadap anggaran terdapat beberapa kategori pada laporan operasional yakni laporan laba rugi PD laba rugi dalam melakukan analisis PK Ambon tahun 2011 dan 2012. Hasil varians, yaitu pendapatan, biaya dan penghitungan analisis varians anggaran laba sebelum pajak. Tabel 1. Hasil Analisis Varians Anggaran Operasional PDPK Ambon Tahun 2011 Uraian Akun Jlh Pendapatan Usaha
Anggaran 5,401.65
Realisasi 3,037.45
Selisih (2,364.20)
Ket Unfavorable
Harga Pokok Usaha - Perkayuan (HPH) - Perbengkelan
434.55 2,098.85
146.03 1,470.32
(288.52) (628.53)
Favorable Favorable
- Pelayaran Jlh Harga Pokok Usaha Laba Kotor Usaha
5,328.71 7,862.11 7,539.54
5,008.71 6,625.06 6,412.39
(320.00) (1,237.05) (1,127.15)
Favorable Favorable Unfavorable
3,621.50 56.00 517.85
2,995.45 106.02 480.07
(626.05) 50.02 (37.78)
Favorable Unfavorable Favorable
- Pemeliharaan Aset Tetap
158.64
89.69
(68.95)
Favorable
- Penyusutan dan Amortisasi
148.49
188.05
39.56
Unfavorable
- Beban Umum Lain-lainnya
399.08
328.57
(70.51)
Favorable
Jlh Beban Usaha
4,901.56
4,187.85
(713.71)
Favorable
Laba/(Rugi) Usaha Sebelum Pajak Penghasilan
2,973.98
2,473.72
(500.26)
Unfavorable
Beban Usaha - Personalia - Administrasi - Perjalanan Dinas
1. Pendapatan Hasil analisis varians pada pendapatan menghasilkan sebuah penyimpangan yang unfavorable sebesar Rp 2.364,20. Anggaran yang telah ditentukan jumlahnya memiliki nilai lebih besar dari realisasinya. 2. Biaya Hasil analisis varians pada biaya menghasilkan sebuah penyimpangan yang favorable sebesar Rp 713,71. Anggaran yang telah ditentukan
jumlahnya memiliki nilai lebih rendah dari realisasinya. 3. Laba Bersih Sebelum Pajak Hasil analisis varians pada biaya menghasilkan sebuah penyimpangan yang unfavorable sebesar Rp 500,26. Anggaran perolehan laba yang telah ditentukan jumlahnya memiliki nilai lebih rendah dari realisasinya.
benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 1 ▪ November 2013
57
Tabel 2. Hasil Analisis Varians Anggaran Operasional PDPK Ambon Tahun 2012 Uraian Akun Jlh Pendapatan Usaha
Anggaran 20,735.39
Realisasi 19,687.68
Selisih (1,047.71)
Ket Unfavorable
- Perkayuan (HPH)
1,331.00
263.36
(1,067.64)
Favorable
- Perbengkelan
1,390.06
838.14
(551.92)
Favorable
- Pelayaran
8,971.81
8,368.95
(602.86)
Favorable
986.94
578.81
(408.13)
Favorable
Jlh Harga Pokok Usaha
12,679.82
10,049.23
(2,630.59)
Favorable
Laba Kotor Usaha
8,055.56
9,638.44
1,582.88
Favorable
2,956.60
3,775.22
818.62
Unfavorable
- Administrasi
278.00
67.97
(210.03)
Favorable
- Tata Kelola Manajemen
350.00
264.00
(86.00)
Favorable
- Perjalanan Dinas
747.10
579.57
(167.53)
Favorable
- Pemeliharaan Aset Tetap
121.30
136.39
15.09
Unfavorable
- Penyusutan dan Amortisasi
167.89
391.79
223.90
Unfavorable
- Beban Umum Lain-lainnya
456.16
442.43
(13.73)
Favorable
5,126.64
5,657.41
530.77
Unfavorable
2,928.92
3,981.03
1,052.11
Favorable
250.00
439.71
189.71
Favorable
3,178.92
4,420.74
1,241.82
Favorable
Harga Pokok Usaha
- Trans Amboina
Beban Usaha - Personalia
Jlh Beban Usaha LABA/(RUGI) KOTOR PENDAPATAN LAIN-LAIN LABA SEBELUM PAJAK
1. Pendapatan Hasil analisis varians pada pendapatan menghasilkan sebuah penyimpangan yang unfavorable sebesar Rp 1.047,71. Anggaran pendapatan yang telah ditentukan jumlahnya memiliki nilai lebih besar dari realisasinya. 2. Biaya Hasil analisis varians pada biaya menghasilkan sebuah penyimpangan yang unfavorable sebesar Rp 530,77. Anggaran biaya yang telah ditentukan jumlahnya memiliki nilai lebih rendah dari realisasinya. 3. Laba Bersih Sebelum Pajak Hasil analisis varians pada biaya menghasilkan sebuah penyimpangan 58
yang favorable sebesar Rp 1.241,82. Anggaran perolehan laba yang telah ditentukan jumlahnya memiliki nilai lebih rendah dari realisasinya. Uji t Terhadap Penyimpangan Anggaran Operasional Setelah melakukan kajian terhadap laporan RKAP PD PK untuk membandingkan anggaran serta realisasinya maka selanjutnya dilakukan uji beda untuk mengetahui signifikansi penyimpangan realisasi anggaran operasional dari yang direncanakan.
Analisis Kinerja Anggaran Operasional Pada Perusahaan Daerah Panca Karya Ambon
Tabel 3. Hasil Uji t. Perbandingan Anggaran Operasional dan Realisasinya Pada PD PK Ambon Tahun 2011 One-Sample Test Test Value = 0 t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Pendapatan
12.029
1
.053
Biaya
12.735
1
Laba Sebelum Pajak
10.890
1
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
14219.55000
-800.4546
29239.5546
.050
4544.70500
10.4323
9078.9777
.058
2723.85000
-454.3530
5902.0530
Hasil pengujian membuktikan Nilai t perbandingan antara laba bersih bahwa nilai t perbandingan antara sebelum pajak yang dianggarkan dengan pendapatan yang dianggarkan dengan aktualnya sebesar 10.890. nilai ini secara pendapatan aktual sebesar 12.029. nilai statistik signifikan pada level 10%. ini secara statistik signifikan pada level Dengan demikian jika menggunakan 10%. Dengan demikian jika kriteria α=5% maka dapat dikatakan menggunakan kriteria α=5% maka dapat bahwa tidak terdapat perbedaan yang dikatakan bahwa tidak terdapat dignifikan antara anggaran laba bersh perbedaan yang dignifikan antara sebelum pajak dengan realisasi laba anggaran pendapatan dengan realisasi bersih sebelum pajak pada PD Panca pendapatan pada PD Panca Karya Karya Ambon. Ambon. Nilai t perbandingan biaya Pengujian hipotesis ini adalah 12.735 serta nilai ini signifikan menunjukkan bahwa hipotesis 1 dan 3 pada level 5%, maka apat dikatakan diterima sedangkan hipotesis 2 ditolak. bahwa terjadi perbedaan yang signifikan antara anggaran biaya dan biaya aktual. Tabel 4. Hasil Uji t. Perbandingan Anggaran Operasional dan Realisasinya Pada PD PK Ambon Tahun 2012 One-Sample Test
Pendapatan
38.582
Test Value = 0 95% Confidence Interval Sig. (2Mean of the Difference df tailed) Difference Lower Upper 1 .016 20211.53500 13555.3261 26867.7439
Biaya
20.318
1
.031
5392.02500
Laba Sebelum Pajak
6.120
1
.103
3799.83000 -4089.5796 11689.2396
t
benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 1 ▪ November 2013
2019.9889
8764.0611
59
Hasil pengujian membuktikan bahwa nilai t perbandingan antara pendapatan yang dianggarkan dengan pendapatan aktual sebesar 38.582. nilai ini secara statistik signifikan pada level 5%. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang dignifikan antara anggaran pendapatan dengan realisasi pendapatan pada PD Panca Karya Ambon. Nilai t perbandingan biaya adalah 20.318 nilai ini signifikan pada level 5%, maka apat dikatakan bahwa terjadi perbedaan yang signifikan antara anggaran biaya dan biaya aktual. Nilai t perbandingan antara laba bersih sebelum pajak yang dianggarkan dengan aktualnya sebesar 6.120. nilai ini secara statistik tidak signifikan signifikan. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang dignifikan antara anggaran laba bersh sebelum pajak dengan realisasi laba bersih sebelum pajak pada PD Panca Karya Ambon. Pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa hipotesis 1 dan 2 ditolak sedangkan hipotesis 3 diterima. Hasil analisis anggaran operaisonal sebagai alat untuk pengendalian manajemen menunjukkan bahwa: 1. Nilai pendapatan yang dianggarkan berbeda secara signifikan (α=10%) pada tahun 2011 dan (α=5%) pada tahun 2012 dengan realisasi di dua tahun tersebut. Nilai realisasi jauh dibawah nilai yang dianggrkan. Ini mengindikasikan bahwa manajemen perusahaan belum menggenjot
60
sungguh-sungguh aset yang dimiliki agar dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Kemungkinan lainnya adalah manajemen perusahaan terlalu percaya diri dengan memasang target tinggi tanpa mencoba realistis melihat pertumbuhan ekonomi maluku dan implikasinya terhadap anggaran pendapatan dan belanja perusahaan. 2. Kinerja yang baik ditunjukkan oleh manajemen dalam menekan pengeluaran biaya pada tahun 2011. Terdapat perbedaan signifikan antara biaya yang direncanakan dengan realisasinya (α=10%), pencapaian ini berbanding terbalik dengan anggaran biaya pada tahun 2012 dimana terdapat perbedaan yang signifikan (α=5%) pada akun biaya yang dianggarkan dengan realisasinya. Manajemen perusahaan banyak mengeluarkan biaya pada pos-pos yang tidak menghasilkan peningkatan pendapatan bagi perusahaan. Besarnya biaya yang dikeluarkan merupakan tanggung jawab bagianbagian/unit usaha yang terkait dengan biaya tersebut, seperti unit perkayuan, pelayaran maupun perdagangan dan jasa. Pada bagian tersebut harus diteliti kembali kebutuhan biaya yang harus dikeluarkan, karena jika pengeluaran terlalu besar tanpa dibarengi dengan pendapatan yang besar dapat berakibat pada ruginya perusahaan. Oleh karena itu, bagianbagian yang terkait harus lebih mengefisienkan biaya yang dibutuhkan.
Analisis Kinerja Anggaran Operasional Pada Perusahaan Daerah Panca Karya Ambon
3. Perbedaan pada anggaran pendapatan dan biaya akan secara lengsung berpengaruh terhadap perolehan laba perusahaan. Tahun 2011 terjadi perbedaan yang signifikan (α=10%), antara perencanaan dan realisasi perolehan laba operasi perusahaan. Baru pada tahun berikutnya terjadi pencapaian kinerja manajemen yang lebih baik dimana realisasi perolehan laba operasi lebih tinggi dari yang direncanakan. Secara statistik perbedaan laba yang dianggarkan dan realisasinya pada tahun tersebut tidak signifikan. PENUTUP a. Simpulan Dari analisis data yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penyimpangan yang terjadi dalam anggaran operasional PD PK tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan ternyata sudah diluar batas pengendalian manajemen perusahaan. Direksi/ manajemen perusahaan belum bisa melakukan perannya dengan baik.
DAFTAR RUJUKAN Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan, 2005. Sistem Pengendalian Manajemen. Penerbit Salemba Empat, Jakarta Arif Bahtiar, Muchlis, dan Iskandar, 2002. Akuntansi Pemerintahan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta Juanda, B. 2007. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisinis. IPB Press, Bogor. Mardiasmo, 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta Nachrowi, D. dan Usman, H. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analis Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Trihendradi, C. 2008. Step by Step SPSS. Andi Offset, Yogyakarta.
b. Saran Perbaikan kinerja secara terus menerus perlu dilakukan oleh manajemen PD PK agar visi yang didengungkan sebabagai perusahaan daerah yang terbaik dan mitra pemerintah daerah dalam membangun Maluku dapat tercapai.
benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 1 ▪ November 2013
61
62
Analisis Kinerja Anggaran Operasional Pada Perusahaan Daerah Panca Karya Ambon