ANALISIS PENGARUH VARIABEL INTERNAL DAN EKSTERNAL PERBANKAN TERHADAP PENAWARAN KREDIT SEKTOR UMKM PADA BANK UMUM PERIODE 2007-2009 Oleh : Nurhidayat Program Magister Manajemen Universitas Gunadarma 2010
ABSTRAK
Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang masih tetap menjadi tulang punggung keuangan Indonesia dalam meningkatkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin besarnya jumlah UMKM di Indonesia setelah krisis ekonomi 1997 merupakan salah satu hal yang positif bagi struktur perekonomian di Indonesia, sebab berdasarkan berbagai macam studi yang dilakukan, sektor UMKM ternyata merupakan sektor yang mampu bertahan terhadap krisis ekonomi. Sampai dengan tahun 2009, masih sekitar 61% UMKM di Indonesia yang belum tersentuh oleh pihak perbankan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel internal (CAR, DPK, ROA, dan NPL UMKM) dan eksternal (Suku bunga SBI dan Inflasi) terhadap penawaran kredit UMKM. Metode yang dilakukan dengan metode regresi linier berganda. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa setiap variabel memiliki kontribusi yang berbeda-beda pada bank-bank umum. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa perlu adanya penambahan periode penelitian dam penambahan variabel-variabel lain untuk mendapatkan hasil yang lebih signifikan.
Kata kunci: Kredit UMKM, CAR, DPK, ROA, NPL UMKM, suku bunga SBI, Inflasi
I.
Pendahuluan
Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang masih tetap menjadi tulang punggung keuangan Indonesia dalam meningkatkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh bank demi menunjang perannya sebagai tulang punggung keuangan di Indonesia adalah memberikan kredit. Di dalam pemberian kredit, bank tidak hanya bertitik tolak mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, tetapi juga meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat (Suyatno, 1992:16). Keberadaan bank merupakan hal yang penting dalam dunia usaha. Keterkaitan antara dunia usaha dengan lembaga keuangan bank memang tidak dapat dilepaskan apalagi dalam pengertian kredit. Pihak bank akan menyalurkan kredit berupa kredit investasi dan modal kerja yang dibutuhkan oleh pihak dunia usaha. Dalam hal inilah pihak bank akan terus mengembangkan kompetensi yang lain di bidang kredit untuk menggalang pertumbuhan kredit yang berkesinambungan sekaligus menjalankan fungsinya sebagai jasa intermediasi keuangan. Sebagaimana diketahui fungsi utama perbankan adalah sebagai lembaga intermediasi berhubungan langsung dengan dana yang dikumpulkannya dan kredit yang disalurkannya agar mampu menyumbang dalam penciptaan pembangunan di bidang ekonomi. Sektor UMKM telah memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional. Penyaluran kredit perbankan ke sektor UMKM dipengaruhi oleh faktor internal perbankan dan faktor eksternal perbankan. Faktor internal dan eksternal perbankan saling berkaitan satu sama lain yang dapat menentukan besar kecilnya kredit yang disalurkan. Dalam penelitian ini, faktor internal meliputi DPK, CAR, ROA, NPL, dan faktor eksternal yang meliputi SBI dan inflasi. Faktor internal perbankan menitikberatkan pada kinerja pihak manajemen perbankan dalam
menganalisis dan mengambil kebijakan kredit terhadap sektor UMKM, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar bank yang dimungkinkan mempengaruhi jumlah kredit yang disalurkan pihak perbankan kepada UMKM. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis profil penyaluran kredit UMKM yang dilakukan oleh perbankan di Indonesia saat ini, untuk menganalisis pengaruh variabel internal (DPK, CAR, ROA, NPL) terhadap penawaran kredit bank di sektor UMKM, dan Untuk menganalisis pengaruh variabel eksternal bank (SBI, inflasi) terhadap penawaran kredit bank di sektor UMKM. Objek dari penelitian ini terdiri dari bank-bank yang tercatat di Bank indonesia. Populasi adalah keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian dalam penelitian (Walpole,1988:5). Bank-bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah bank umum yang memiliki data-data yang dibutuhkan mulai dari tahun 2007 s.d. 2009 dengan ketentuan sebagai berikut: a. Bank umum yang tercatat di Bank Indonesia b. Memiliki laporan keuangan yang dipublikasikan di Bank Indonesia dari tahun 2007 s.d. 2009 c. Memiliki laporan penyaluran kredit UMKM yang dipublikasikan di Bank Indonesia dari tahun 2007 s.d. 2009. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data berupa laporan statistik perbankan Indonesia yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu analisis yang menggunakan suatu alat analisis dengan menggunakan model-model seperti model matematika, statistik, dan ekonometrik (Suliyanto,2005:7). Selain itu pendekatan kuantitatif berangkat dari kerangka pemikiran dan teori untuk dikembangkan menjadi suatu analisa data (Hasan,2004:30).
II. Pembahasan Perbankan di Indonesia Perkembangan industri perbankan dalam kurun waktu lima tahun terakhir didominasi oleh bank-bank bank beraset besar dengan total aset mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Indonesia, Bank Mandiri merupakan bank yang berada di peringkat pertama dari sepuluh besar bank beraset besar dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Sampai dengan tahun 2009, kesepuluh bank-bank bank bank beraset besar tersebut mendominasi pasar sebesar 65,39% dari total secara keseluruhan.
Aset sepuluh besar bank umum
58,737
58,481 56,213
76,270 96,806
Bank Mandiri
375,239 Bank Rakyat Indonesia
106,889 318,447
226,911
Bank Central Asia 283,182 Bank Negara Indonesia
Peningkatan aset secara bertahap yang dialami oleh bank-bank bank bank besar turut memberikan pengaruh terhadap penyaluran kreditnya. Terutama terhadap penyaluran kredit di sektor UMKM. Berdasarkan data Bank Indonesia, penyaluran kredit UMKM per Desember lima tahun terakhir yang dilakukan bank umum mengalami peningkatan.
300,000 250,000 200,000
315,360 290,731 238,211 195,326 176,421
Bank Persero
150,000
Bank Pembangunan Daerah
100,000 50,000
Bank Swasta Nasional
0 Bank Asing & Campuran
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari bank-bank bank umum yang tercatat di Bank Indonesia. Populasi bank umum yang terdaftar di Bank Indonesia untuk tahun 2007 sebanyak 130 bank, tahun 2008 sebanyak 124 bank, dan tahun 2009 sebanyak 121 bank. Kelompok Bank Bank Persero BUSN Devisa Bank Non Devisa Bank Pembangunan Daerah Bank Campuran Bank Asing Total
Desember 2007 5 35 36 26 17 11 130
Desember 2008 5 32 36 26 15 10 124
Desember 2009 4 34 31 26 16 10 121
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Bank Indonesia mendefinisikan UMKM dengan dua kriteria. Kriteria yang pertama berdasarkan aset, omset, dan badan hukum. Yang disebut usaha mikro adalah usaha yang dilakukan orang miskin atau hampir miskin, milik keluarga, sumber daya lokal dan teknologi sederhana. Lapangan usaha mudah dimasuki dimasuki dan keluar. Sedangkan usaha kecil adalah usaha yang memiliki aset hingga Rp 200 juta di luar tanah dan bangunan dengan omset Rp 1 miliar. Lalu disebut usaha menengah apabila beromset Rp 3 miliar, yang terbagi dalam dua jenis, yaitu:
1). industri bukan manufaktur dengan aset hingga Rp 600 juta diluar tanah dan bangunan serta industri manufaktur dengan aset hingga Rp 5 miliar. 2). Kriteria yang kedua berdasarkan kredit yang diterima oleh pengusaha. Usaha mikro adalah usaha yang dapat menerima kredit hingga Rp 50 juta. Sedangkan usaha kecil adalah usaha yang dapat menerima kredit mulai dari Rp 50 juta hingga Rp 500 juta. Lalu usaha menengah adalah usaha yang dapat menerima kredit dari Rp 500 juta hingga Rp 5 miliar.
Penawaran Kredit Perbankan Sebagaimana diatur dalam UU No. 10, Tahun 1998 tentang Perbankan,
yang
dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana tersebut kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dengan demikian, bank merupakan bagian dari lembaga keuangan yang memiliki fungsi intermediasi yang menjembatani kepentingan pihak yang kelebihan dana (penyimpan dana atau kreditor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam dana atau debitor). Pihak-pihak yang kelebihan dana, baik perseorangan, badan usaha, yayasan, maupun lembaga pemerintah dapat menyimpan kelebihan dananya di bank dalam bentuk rekening giro, tabungan, ataupun deposito berjangka sesuai dengan kebutuhan dan preferensinya (Suseno dan Piter A., 2003:6). Sementara itu pihak-pihak yang kekurangan dan membutuhkan dana akan mengajukan pinjaman atau kredit kepada bank. Kredit tersebut dapat berupa kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi.
Kredit Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. kredit dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit mencakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan. Demikian pula dengan sangsi apabila si debitur apabila debitur melanggar kesepakatan atau perjanjian yang dibuat bersama (Kasmir 2004).
Kredit UMKM Kredit UMKM sesuai dengan jenisnya dibedakan menjadi kredit mikro takni kredit dengan plafon 0 sampai dengan maksimal Rp. 50 juta, kredit kecil yakni kredit dengan plafon lebih dari Rp.50 juta sampai dengan maksimum Rp.500juta, dam kredit menengah yakni kredit dengan plafon lebih dari Rp.500 juta sampai dengan maksimum Rp.5 Miliar (Indonesian banking statistics, 2008:iv). Berdasarkan atas tujuan dari pemberdayaan kredit di sektor UMKM ini maka penggunaan kredit ini terdiri dari kredit investasi, modal kerja, dan konsumsi dengan kategori kecil dan menengah. Keberadaan atas sektor UMKM diperkuat dengan UU No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Penyaluran kredit kepada UMKM bagi bank pada prinsipnya tidak berbeda dengan penyaluran kredit kepada non-UMKM. Yang membedakannya hanya terletak pada
kemampuan untuk memenuhi persyaratan kredit dari calon debitur dan kemudahan monitoring kredit antara kedua kelompok usaha tersebut. Dalam penyaluran kredit kepada UMKM, pada umumnya bank melakukan dua pendekatan, yaitu pendekatan langsung dan pendekatan kelompok. Pendekatan langsung dilakukan oleh bank kepada calon debitur yang dapat memenuhi persyaratan kedit serta pada umumnya untuk plafon relatif besar. Pendekatan kelompok pada umumnya dilakukan bank bagi penyaluran kredit UMKM dengn maksud untuk memudahkan administrasi dan montoring kredit serta meminimalisir risiko atas kredit (Untoro,2005:64)
Variabel internal 1. Modal bank Modal bank yang cukup atau banyak menjadi sangat penting karena modal bank dapat berfungsi untuk memperlancar operasional sebuah bank. Tingkat kecukupan modal pada perusahaan perbankan tersebut diwakilkan pada rasio CAR (Capital Adequacy Ratio). CAR adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki bank. 2. Dana Pihak ketiga (DPK) Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah seluruh dana yang berhasil dihimpun oleh sebuah bank yang bersumber dari masyarakat luas (Kasmir, 2000). Dalam Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, dana yang dihimpun dari masyarakat tersebut biasanya berbentuk simpanan giro, (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit), dan simpanan deposito (time deposit). DPK diharapkan berkorelasi positif dengan penawaran kredit ke sektor UMKM.
3. Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) adalah salah satu metode penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat rentabilitas atau profitabilitas sebuah bank, yaitu tingkat keuntungan yang dicapai oleh sebuah bank dengan seluruh dana yang ada di bank, bagaimana efisiensi operasional suatu bank untuk memperoleh laba dari setiap Rupiah atas aset yang dimiliki. ROA digunakan dengan membandingkan laba setelah pajak terhadap total aset. Dalam hal ini, Bank Indonesia biasanya tidak memberlakukan ketentuan yang ketat terhadap rasio ini, sepanjang suatu bank tidak mengalami kerugian atau tidak adanya tanda-tanda atau kecenderungan untuk mengalami kerugian di masa yang akan datang (Susilo,2003:32). 4 Non Performing Loan (NPL) NPL menunjukkan kemampuan kolektibilitas sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas. NPL merupakan presentase jumlah kredit bermasalah dengan kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet terhadap total kredit yang dikeluarkan bank (Indonesian Banking Statistics,2008:vii). Pengkategorian kredit kurang lancar diantaranya ialah apabila terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga yang telah melampaui 90 hari, terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi oleh debitur, frekuensi rekening relatif rendah, dan dokumentasi pinjaman yang lemah (Siamat,2004:136). NPL diharapkan mempunyai hubungan negatif dengan penawaran kredit perbankan ke sektor UMKM. NPL juga merupakan salah satu bagian dari rasio perbaikan aset.
Variabel Eksternal 1. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) SBI adalah tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang digunakan sebagai acuan oleh bank dalam memaksimalkan usaha-usaha perbankannya. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/4/DPM, SBI adalah surat berharga dalam mata uang
rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan atas hutang berjangka waktu pendek. Tingkat suku bunga kredit yang diberikan oleh bank menggunakan SBI sebagai acuan terhadap presentase yang akan diberikan oleh pihak bank kepada masyarakat. Kenaikan tingkat suku bunga perbankan dapat berdampak negatif terhadap fungsi intermediasi yang mulai bergairah dan kenaikan kredit macet. Juda (2001:40 2. Inflasi Apabila perekonomian di suatu negara berusaha mencapai tingkat perkembangan yang lebih cepat atau tinggi dari tingkat pertumbuhan yang dibutuhkan, maka perekonomian tersebut kemungkinan akan mengalami inflasi. Inflasi adalah suatu proses ketidakseimbangan (disequilibrium) yang dinamis, yaitu tingkat harga yang terus menerus mengalami kenaikan selama periode tertentu. Inflasi adalah suatu proses kenaikan tingkat harga yang terjadi terus menerus dan pada arah yang tetap naik, yang disebabkan oleh kelebihan permintaan di atas kapasitas penawaran (Nopirin, 1993:25)
Hipotesis Hipotesis merupakan proporsi yang akan diberlakukan, atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Penyusunan hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ho : Tidak adanya pengaruh antara CAR terhadap penawaran kredit UMKM Ha : Adanya pengaruh antara CAR terhadap penawaran kredit UMKM 2. Ho : Tidak adanya pengaruh antara DPK terhadap penawaran kredit UMKM Ha : Adanya pengaruh antara DPK terhadap penawaran kredit UMKM 3. Ho : Tidak adanya pengaruh antara ROA terhadap penawaran kredit UMKM Ha : Adanya pengaruh antara ROA terhadap penawaran kredit UMKM
4. Ho : Tidak adanya pengaruh antara NPL terhadap penawaran kredit UMKM Ha : Adanya pengaruh antara NPL terhadap penawaran kredit UMKM 5. Ho: Tidak adanya pengaruh antara SBI terhadap penawaran kredit UMKM Ha : Adanya pengaruh antara SBI terhadap penawaran kredit UMKM 6. Ho : Tidak adanya pengaruh antara inflasi terhadap penawaran kredit UMKM Ha : Adanya pengaruh antara inflasi terhadap penawaran kredit UMKM 7.
Ho : Tidak adanya pengaruh antara DPK, CAR, ROA, NPL, SBI, dan inflasi terhadap penawaran kredit UMKM Ha : Adanya pengaruh antara DPK, CAR, ROA, NPL, SBI, dan inflasi terhadap penawaran kredit UMKM Dengan analisa regresi berganda yang digunakan untuk melihat pengaruh sejumlah
variabel independen terhadap variabel dependen atau juga untuk memprediksi nilai suatu variabel dependen berdasarkan nilai variabel independennya. Di dalam penelitian ini penulis ingin menguji adanya pengaruh variabel internal (DPK, CAR, ROA, NPL) dan variabel eksternal (SBI, Inflasi) terhadap penawaran kredit UMKM yang ditunjukkan dengan model persamaan sebabagai berikut: KUMKM = β0 + β1DPKt + β2CARt + β3ROAt + β4NPLt + β5SBI t + β6It + u Keterangan: KUMKM : Jumlah kredit di sektor UMKM pada bank umum (2007-2009) DPKt : Dana Pihak Ketiga pada bank umum (2007-2009) CARt : Capital Adequacy Ratio pada bank umum (2007-2009) ROAt : Return On Asset pada bank umum (2007-2009) NPLt : Non Performing Loans pada bank umum (2007-2009)
SBIt
: Suku Bunga SBI (2007-2009)
It
: Laju Inflasi (2007-2009)
U
: Tingkat kesalahan atau tingkat gangguan
Regresi ini dihitung dengan metode regresi linier berganda (multiple regression) yang menurut Gauss-Markov mempunyai sifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimate) atau mempunyai sifat yang linier, tidak bias, dan varian yang minimum (Nacrowi dan Usman, 2006). Uji asumsi klasik merupakan dasar dari teknik analisis regresi, yang mana dalam penggunaan regresi linier rentan dengan beberapa masalah yang sering timbul yang akan menyebabkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan menjadi kurang akurat, yaitu: uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, uji multikolinieritas. Uji t ini digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu untuk melihat bagaimana pengaruh adanya pengaruh variabel DPK, CAR, ROA, NPL, SBI, Inflasi terhadap penawaran kredit UMKM secara sendiri-sendiri.
Uji F digunakan untuk menguji hipotesis koefisian regresi secara bersamaan, sehingga nilai dari koefisien regresi tersebut dapat diketahui secara bersamaan. Dalam uji model ini (uji F) digunakan hipotesis sebagai berikut: Ho : β1 - β2 - β3 - β4 - β5 - β6 apabila f value > 0.05 maka disimpulkan Ho Ha : paling tidak, satu diantaranya tidak sama dengan nol, apabila f value < 0.05 maka disimpulkan Ha. Analisis koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. (Priyatno, 2009)
Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian untuk melihat pengaruh variabel-variabel internal (CAR, DPK, NPL UMKM, ROA) dan eksternal (Suku bunga SBI dan inflasi) terhadap penawaran kredit UMKM yang dilakukan oleh empat kelompok bank besar yaitu bank persero, bank umum swasta nasional, bank pembangunan daerah, serta bank asing dan campuran. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa setiap variabel memiliki kontribusi yang berbeda-beda pada bank-bank umum. Hasil penelitian tersebut dapat dijabarkan: 1. Variabel internal (CAR, DPK, NPL UMKM, ROA) memiliki kontribusi yang berbeda beda terhadap empat kelompok bank besar, diantaranya: a) Bank Persero dipengaruhi oleh variabel DPK, dan NPL UMKM yang signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%.
•
Bank Persero dipengaruhi oleh variabel DPK, hal ini dikarenakan dana atau modal yang dimiliki oleh Bank Persero akan berpotensi disalurkan kembali melalui kredit UMKM yang diberikan kepada masyarakat sehingga berpotensi mengurangi permodalan bank persero yang berasal dari DPK.
•
Bank Persero dipengaruhi oleh variabel NPL UMKM, hal ini disebabkan Bank Persero tidak membentuk dana cadangan penghapusan utang yang besar, sehingga dana tersebut berpotensi menambah dana yang akan disalurkan kepada masyarakat.
b) Bank Umum Swasta Nasional dipengaruhi oleh variabel CAR, ROA, dan DPK, yang signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%.
•
Bank Umum Swasta Nasional dipengaruhi oleh variabel CAR, hal ini dikarenakan dana atau modal yang dimiliki oleh Bank Umum Swasta Nasional tersalurkan kepada kredit UMKM yang diberikan kepada masyarakat sehingga mengurangi permodalan bank persero.
•
Bank Umum Swasta Nasional dipengaruhi oleh variabel ROA, hal ini dikarenakan dana atas keuntungan yang diperoleh Bank Umum Swasta Nasional tidak digunakan untuk menyalurkan kredit kepada sektor UMKM, sehingga tidak berpotensi mengurangi jumlah keuntungan Bank Umum Swasta Nasional.
•
Bank Umum Swasta Nasional dipengaruhi oleh variabel DPK, hal ini dikarenakan DPK yang diperoleh Bank Umum Swasta Nasional berpotensi disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit untuk sektor UMKM.
c) Bank Pembangunan Daerah dipengaruhi oleh variabel ROA dan NPL UMKM yang masing-masing signifikan secara statistik pada signifikansi 5%.
•
Bank Pembangunan Daerah dipengaruhi oleh variabel ROA, hal ini disebabkan dana atas keuntungan yang diperoleh Bank Pembangunan Daerah tidak digunakan untuk menyalurkan kredit kepada sektor UMKM, sehingga tidak berpotensi mengurangi jumlah keuntungan bank tersebut.
•
Bank Pembangunan Daerah dipengaruhi oleh variabel NPL UMKM, hal ini dikarenakan Bank Pembangunan Daerah tidak membentuk dana cadangan penghapusan utang yang besar, sehingga dana tersebut berpotensi menambah dana yang akan disalurkan kepada masyarakat.
d) Bank asing dan campuran dipengaruhi oleh variabel DPK, NPL UMKM yang signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%.
•
Bank asing dan campuran dipengaruhi oleh variabel DPK, hal ini disebabkan DPK yang diperoleh Bank asing dan campuran berpotensi disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit kepada sektor UMKM.
•
Bank asing dan campuran dipengaruhi oleh variabel NPL UMKM, hal ini disebabkan bank asing dan campuran tidak membentuk dana cadangan penghapusan utang yang besar, sehingga dana tersebut berpotensi menambah dana yang akan disalurkan kepada masyarakat.
2. Variabel eksternal: a) Variabel suku bunga SBI memiliki kontribusi pada tingkat signifikansi 5% pada bank asing dan campuran. Hal ini disebabkan dengan adanya perubahan suku bunga SBI, berpotensi mempengaruhi penawaran kredit bank asing dan campuran kepada sektor UMKM. Apabila suku bunga SBI naik, maka sektor UMKM akan berpotensi mengurangi permintaan kredit pada bank asing dan campuran. Begitu juga sebaliknya, apabila suku bunga SBI turun, maka maka sektor UMKM akan berpotensi menambah permintaan kredit pada bank asing dan campuran b) Variabel inflasi memiliki kontribusi pada tingkat signifikansi 5% pada bank persero dan bank umum swasta nasional. Hal ini dikarenakan bahwa dengan adanya peningkatan inflasi, maka masyarakat akan lebih berpotensi melakukan penyimpanan atau investasi di bank dibandingkan dengan investasi di sektor riil. Dengan semakin meningkatnya dana yang tersimpan di bank, maka bank persero dan bank umum swasta nasional akan berusaha menigkatkan penyaluran kreditnya ke sektor UMKM. c) Variabel internal (CAR,DPK,NPL UMKM dan ROA) dan variabel eksternal (SBI dan Inflasi) secara bersama-sama dan signifikan mempengaruhi bank
persero, bank umum swasta nasional, bank pembangunan daerah serta bank asing dan campuran. Hal ini disebabkan variabel-variabel internal dan eksternal tersebut berpotensi menentukan kualitas dan kuantitas kredit yang disalurkan oleh bank persero, bank umum swasta nasional, bank pembangunan daerah serta bank
asing dan campuran kepada sektor UMKM. Dengan
berbagai macam variabel yang berpotensi mempengaruhi penawaran kredit terhadap sektor UMKM tersebut maka sudah sudah selayaknya pihak manajemen bank-bank umum di Indonesia mengkaji, menganalisis dan memperhatikan variabel-variabel internal dan eksternal tersebut.
III.
Penutup Sebagai sektor usaha yang paling banyak (mayoritas), Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) saat ini merupakan sektor unggulan bagi perbankan di Indonesia untuk membantu meningkatkan pertumbuhan perekonomian indonesia. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa selama ini sektor UMKM merupakan sektor yang terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan ekonomi, misalnya krisis ekonomi. Dalam menyalurkan kredit kepada sektor UMKM, pihak perbankan dihadapkan oleh berbagai macam faktor yang mempengaruhi proses penyaluran kredit tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit tersebut antara lain berasal dari dalam (internal) yang meliputi: DPK (Dana Pihak Ketiga), CAR (Capital Adequacy Ratio), (ROA) Return On Asset, dan jumlah kredit macet atau NPL (Non Performing Loan), serta faktor dari luar (eksternal) yang meliputi: Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan inflasi. Apabila bank umum di Indonesia semakin memperluas pangsa pasar ke sektor UMKM melalui penyaluran kreditnya, adalah hal yang baik bagi perekonomian Indonesia. Hal tersebut didasarkan bahwa dengan penyaluran kredit oleh bank umum kepada sektor
UMKM, maka roda sektor riil semakin berputar dan menggairahkan sektor ekonomi pada umumnya. Pada akhirnya mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Akan tetapi, apabila bank umum tidak turut serta menyalurkan kredit, maka hal tersebut dapat menyebabkan kondisi perekonomian Indonesia menjadi kurang baik. Hal ini dikarenakan pergerakan sektor riil menjadi melambat, yang pada akhirnya mengakibatkan perlambatan pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Agustine, Aniranty. 2009. Analisis Variabel Internal dan eksternal Perbankan Terhadap
Penawaran Kredit UMKM. Universitas Indonesia, Jakarta. Ali, Suryadharma. 2005. Strategi Optimalisasi peran UMKM dalam Mendorong
pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Bank Indonesia. Anonim. 2003. Dasar-dasar perkreditan Edisi ketiga. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Apit Sulistyowati, Wiwit. 2008. Penentuan Kebijakan Struktur Modal Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Diponegoro,Semarang. Arisandi, Desi. 2008. Analisis Faktor Penawaran Kredit Pada Bank Umum Di Indonesia. Program Studi Manajemen Perbankan, Universitas Gunadarma, Jakarta Briskman, E.J. dan Horvitz. 1995. Risk Based Capital Standards and Credit Crunch (Journal
of Money, Credit and Banking). Chiuri,M.C, G Ferry dan G. Majnoni. 2002. The Macroeconomic Impact of Capital
Requirement in emerging Economies: Past Evidence to Asses the Future. Gambarcotta, L. dan P.E. Mistrulli. 2004. Does Bank Capital Affect Lending Behavior? Journal of Financial Intermediation Gede Ary Suta, I Putu dkk. 2004. The Anatomy of Crisis and Bank Restructuring. Sad Satria Bhakti, Jakarta. Gede Meydianawathi, Luh. 2007. Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan Kepada
Sektor UMKM Di Indonesia (200-2006). Buletin Studi Ekonomi Vol 12. No 2. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Bumi Aksara, Jakarta. Indonesian Banking Statistics-Vol 8, No.7, Juni 2010. Hasibuan,
Melayu.
1993.
Manajemen
Perbankan
Dasar
dan
Kunci
Kehidupan
Perekonomian. CV Haji Masagung, Jakarta. Juda, Agung . 2001. Credit Crunch di Indonesia Setelah Krisis: Fakta, Penyebab dan
Implikasi Kebijakan. Bank Indonesia. Kasmir. 2002. Dasar-Dasar perbankan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kusumawati, Dwi Endah. 2008. Pengaruh Perubahan Giro Wajib Minimum Dan Inflasi
Terhadap Penyaluran Kredit Investasi Serta Peranannya Pada Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian, Bogor. Kusuma, Indra. 2007. Pengaruh Faktor-faktor Penawaran Kredit (Suku bunga Kredit, SBI,
NPL, dan Kapasitas Kredit) Terhadap Total Kredit. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Jakarta. Laela, Nur. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit
Perbankan. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Laporan Pengawasan Perbankan 2008. Bank Indonesia. Manurung, Joni dkk.. 2008. Pasar Keuangan dan lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank. PT. Adler Manurung Pres, Jakarta. Nachrowi dan Usman, 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Uniersitas Indonesia, Jakarta. Nuryakin, Chaikal dkk. 2006. Perilaku Penawaran Kredit Bank di Indonesia Kasus Pasar
Oligopoli Periode Januari 2001-Juli 2005. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Jakarta.
Priyatno, Duwi. 2009. SPSS Untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate. Penerbit Gaya Media, Yogyakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar. Reed, Edward W. & Gill, Edward K.. 1998. Bank Umum Edisi Keempat: Penerjemah St. Dianjung, Jakarta. Retnadi, Djoko dan Supriyanto. 2006. Memilih Bank Sehat. Elex media komputindo, Jakarta. Rimsky, K Judisseno. 2002. Sistem Moneter dan Perbankan Indonesia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Setyobudi, Andang. 2007. Peran serta Bank Indonesia dalam Pengembangan Usaha
Mikro,Kecil, dan Menengah (UMKM). Buletin hukum perbankan dan kebangsentralan Vol.5 No 2. Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta . Sinungan, Muchdarsyah. 1993. Manajemen Dana Bank. Bumi Aksara, Jakarta. Suliyanto. 2005. Metode Riset Bisnis. Penerbit Andi, Yogyakarta. Susilo, Sri dkk.. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat, Jakarta. Suyatno, Thomas dkk.. 1992. Dasar-dasar Perkreditan Edisi ketiga. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Tambunan, Tulus. 2005. Pusat studi Industri dan UKM Universitas Trisakti dan Kadin
Indonesia. Jakarta Tjondro, Elisa. 2007. Pengaruh Level of Assurance, Reputasi Kantor Akuntan Publik,
Struktur Modal Calon Debitur, dan Ukuran Bank Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Bank Indonesia. Jurnal Akuntansi dan keuangan, Vol 9. No.2. Jakarta. Untoro. 2005. Default Risk dan Penjaminan Kredit UMM Bank Indonesia Woprking paper
WP/01/PPSK/05. Bank Indonesia, Jakarta.
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal.2007. Management Hand Book. PT
Raja
Grafindo Persada, Jakarta. Walpole, Ronald E.. 1995. Pengantar Stastika Edisi Ketiga: Penerjemah Bambang Sumantri. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.