PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP KINERJA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk PERIODE 2008-2012 IDA ZUNIARTI Akademi Sekretari dan Manajemen Bina Sarana Informatika Bandung JL. Sekolah Internasional No.1-6 Antapani Bandung Email :
[email protected] ABSTRACT Bank is a financial institution whose primary activity has received funding from the public in the form of deposits and channeled back to communities in need in the form of a loan or credit. Assessment of the financial performance of banking institutions is of great importance to assess the performance of the bank such as achievement will profit. In this research, the author will analyze the influence of indicators of interest rate and the inflation rate for the performance at PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, with performance indicators such as ROA (Return on Assets), ROE (Return On Equity) and NIM (Net Interest Margin) . The data is the data taken in interest rates, inflation rates and publication of financial statements in 2008 until 2012. Secondary data is retrieved via the website of Bank Indonesia to be processed in order to find out the effect of interest rates and inflation performance terahap PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Based on the analysis using the SPSS result that interest rates and inflation rates do not significantly affect the performance of PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Keywords: Performance Bank, Interest Rates and Inflation. I.
PENDAHULUAN
Pengukuran kinerja bank merupakan faktor yang sangat penting, salah satunya untuk mengukur kemampuan lembaga perbankan dalam menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh menunjukkan semakin efektif penggunaan aktiva dalam menghasilkan suatu keuntungan. Informasi tentang efektif atau tidaknya penggunaan aktiva dapat digunakan sebagai alat evaluasi bagi pihak manajemen, apakah dalam menjalankan usahanya manajemen sudah menunjukkan keberhasilan atau sebaliknya kegagalan dalam mengelola usahanya. Hasil dari evaluasi tersebut nantinya akan dijadikan dasar dalam pembuatan perencanaan pada periode berikutnya. Baik atau buruknya kinerja perbankan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal, yang bersifat ektsternal diantaranya adalah tingkat suku bunga dan tingkat inflasi. Tingkat suku bunga akan berpengaruh terhadap permintaan kredit, dan tinggi rendahnya permintaan kredit akan berdampak pada keuntungan yang diperoleh lembaga perbankan. Jika tingkat suku bunga naik permintaan kredit dari masyrakat akan cenderung rendah sehingga keuntungan yang diperoleh lembaga perbankan juga akan mengalami penurunan, dan sebaliknya. Demikian pula hanya dengan tingkat inflasi, semakin tinggi suku bunga, inflasi juga semakin
tinggi, hal ini dapat dilihat dari kebijakan uang ketat dengan menaikkan suku bunga melalui operasi pasar terbuka, memang akan berdampak positif bila dilihat dari penekanan terhadap jumlah uang yang beredar, jumlah uang beredar akan mengalami penurunan, tetapi disisi lain, hal ini akan menimbulkan masalah dalam sektor riil akibat dana masyarakat terserap semuanya ke perbankan sehingga produksi nasional terhambat, akibatnya harga-harga akan meningkat tajam dengan langkanya produk di pasaran. Kinerja bank yang baik akan berdampak positif atas kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan yang bersangkutan. Lembaga perbankan yang selalu menjaga kinerjanya dengan baik ditinjau dari prospek usahanya dapat selalu berkembang dan meningkatkan sikap kehati-hatian dalam upaya pengelolaan assetnya. Jika kinerja bank baik maka masyarakat akan menaruh kepercayaan yang tinggi untuk menyimpan dananya kepada lembaga perbankan tersebut, sehingga jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dikumpulan akan mengalami peningkatan. Pengukuran kinerja bank dapat menggunakan berbagai rasio keuangan , diantaranya adalah dengan menggunakan Return On Assets (ROA), dan Return On Equity (ROE), ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank,
49
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk mendapatkan net income.
Semakin tinggi ROE maka kinerja bank semakin efektif. NIM merupakan selisih bunga kredit dengan bunga simpanan nasabah. Besar kecilnya NIM mempengaruhi pendapatan bank dari bunga. Semakin tinggi nilai NIM maka semakin tinggi pendapatan dari bunga dan sebaliknya. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk adalah Bank tua (sudah diatas 100 tahun) yang telah berpengalaman dalam kancah perbankan nasional yang memiliki jaringan diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai salah lembaga perbankan milik pemerintah maka PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga merupakan salah satu lembaga perbankan yang dipercaya oleh masyarakat untuk melakukan transaksi finansiil baik dalam hal melakukan simpanan maupun pinjaman. Oleh sebab itu PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk harus selalu berusaha untuk meningkatkan kinerjanya agar kepercayaan masyarakat terhadap PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk semakin meningkat. Dalam rangka untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh suku bunga dan tingkat inflasi terhadap kinerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk , dengan menggunakan data periode tahun 2008 sampai dengan 2012.
untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan pembayaran lainnya. Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas. Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka oleh pihak bank dana tersebut akan dipinjamkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Keuntungan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional adalah selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. 2.2. Kinerja Perbankan
Untuk memutuskan suatu badan usaha atau perusahaan dalam hal ini lembaga perbankan memiliki kualitas yang baik atau tidak, bank telah menjalankan suatu kaidah-kaidah manajemen yang baik atau belum maka ada dua penilaian yang paling dominan yang dapat dijadikan acuan, yaitu melihat sisi kinerja keuangan (financial performance) dan kinerja non keuangan (non financial performance). Kinerja keuangan dilihat dari laporan keuangan yang dimiliki bank yang bersangkutan yang tercermin dari informasi yang diperoleh. Menurut Fahmi (2012) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturanaturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Dalam rangka mengukur kinerja perbankan salah satunya dengan melakukan pengukuran terhadap kinerja keuangan bank. Kinerja II. TINJAUAN PUSTAKA perbankan dapat diukur dari kemampuan lembaga perbankan dalam menghasilkan 2.1. Pengertian Bank kentungan (rentabilitas). Rentabilitas bank Menurut Undang-Undang RI nomor 10 adalah suatu kemampuan suatu bank untuk tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang memperoleh laba yang dinyatakan dalam perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah persentase. (Hasibuan,2001). badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan 2.3. ROA, ROE dan NIM menyalurkannya kepada masyarakat dalam Menurut Surat Edaran Bank Indonesia bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 (http://www.bi.go.id), komponen-komponen banyak (Kasmir,2002). yang diperlukan dalam perhitungan rentabilitas Menurut Kasmir (2002), bank dikenal bank adalah Return On Asset (ROA), Return On sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan Equity (ROE), dan Net Interest Margin (NIM) Rasio rentabilitas yang diukur dari ROA dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) dan ROE mencerminkan daya tarik bisnis bagi masyarakat yang membutuhkannnya. (bussines attractive). Return on asset (ROA) pengukuran kemampuan Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat merupakan
50
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
perusahaaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. ROA digunakan untuk melihat tingkat efisiensi operasi perusahaan secara keseluruhan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik kinerja suatu perusahaan. Alasan dipilihnya Return On Assets (ROA) sebagai variabel terikat dengan alasan bahwa ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total assets. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) semakin besar. ROA juga merupakan perkalian antara faktor net income margin dengan perputaran aktiva. Net Income Margin menunjukkan kemampuan memperoleh laba dari setiap penjualan yang diciptakan oleh perusahaan, sedangkan perputaran aktiva menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan penjualan dari aktiva yang dimilikinya. Apabila salah satu dari faktor tersebut meningkat (atau keduanya), maka ROA juga akan meningkat. ROA dapat dirumuskan sebagai berikut : Laba sebelum pajak ROA = Rata – rata total assets ROE merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan total modal sendiri yang digunakan. Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi investasi yang dapat menunjukkan tingkat efektivitas pengelolaan modal sendiri. ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan ROE modal sendiri. Analisis Return On Equity (ROE) atau sering disebut juga dengan Return On Common Equity. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini sering juga diterjemahkan sebagai rentabilitas modal sendiri (Hanafi dan Halim,2000:179). ROE dapat dirumuskan sebagai berikut : Laba setelah pajak ROE = Rata – rata equity NIM atau marjin bunga bersih adalah ukuran perbedaan antara bunga pendapatan yang dihasilkan oleh bank atau lembaga keuangan lain dan nilai bunga yang dibayarkan kepada pemberi pinjaman mereka (misalnya, deposito), relatif terhadap jumlah mereka (bunga produktif ) assets, rasio rentabilitas dengan NIM. NIM sangat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga serta kualitas aktiva produktif. Bank perlu berhati-hati dalam memberikan kredit
sehingga kualitas aktiva produktifnya tetap terjaga.Dengan kualitas kredit yang bagus dapat meningkatkan pendapatan bunga bersih sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap laba bank. Nilai NIM dapat dihitung dengan rumus : Pendapatan Bunga Bersih NIM = Rata – rata aktiva produktif 2.4. Suku Bunga Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiki simpanan) dengan yag harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). (Kasmir,2002:121). Dalam prateknya bunga dapat dibedakan atas : 1. Bunga simpanan, yang diberikan kepada nasabah sebagai balas jasa atas simpanan uang di bank, merpakan harga yang harus dibayar oleh bank kepada nasabahnya. 2. Bunga pinjaman, merupakan harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank Kedua jenis bunga tersebut merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya bagi bank sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan bagi bank yang diterima dari nasabah. 2.5. Inflasi Eachern (2000: 133) menyatakan bahwa inflasi adalah kenaikan terus-menerus dalam rata-rata tingkat harga. Jika tingkat harga berfluktuasi, bulan ini naik dan bulan depan turun, setiap adanya kenaikan kerja tidak berarti sebagai inflasi. Sedangkan Sukirno (2004: 27) memberikan definisi bahwa inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Berdasarkan definisi tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum inflasi adalah suatu gejala naiknya harga secara terus-menerus (berkelanjutan) terhadap sejumlah barang. Kenaikan yang sifatnya sementara tidak dikatakan inflasi dan kenaikan harga terhadap satu jenis komoditi juga tidak dikatakan inflasi. Dalam pembentukan suku bunga perbankan, unsur ekspektasi inflasi masih diperhitungkan kecil. Sedangkan faktor lainnya masih lebih besar, seperti: kondisi likuiditas
51
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
perbankan, pengelolahan perbankan yang kurang efisien, tersegmentasinya perbankan. Penggunaan suku bunga sebagai indikator ekspektasi inflasi sejalan dengan kebutuhan akan suatu instrumen yang secara efektif dapat menjelaskan fenomena pergerakan inflasi sebagai sasaran akhir bagi kebijakan moneter. III. METODE PENELITIAN
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan UndangUndang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status Bank Rakyat Indonesia berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan PT. Bank Rakyat Indonesia saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini. Dalam menjalankan usahanya PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mempunyai visi menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah, serta misinya adalah melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat, memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance, memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.(http://www.bri.co.id) Sampai dengan bulan Oktober 2012 total aset PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengalami peningkatan dari Rp 469,89 triliun menjadi Rp 482,78 triliun. Dalam penghimpunan dana PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, berhasil meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 20,48% dari Rp 309,71 triliun di kuartal III 2011 menjadi Rp 373,14 triliun. (http://www.suaramerdeka.com).
Objek dalam penelitian ini PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, merupakan salah satu bank pemerintah. Laporan keuangan publikasi yang digunakan adalah data laporan keuangan lima tahun berturut-turut periode 2008 sampai dengan 2012 yang berakhir 31 Desember. Menurut jenis data dan analisis, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan data kualitatif (data yang berbentuk data, kalimat, skema, dan gambar) yang berasal dari berbagai sumber. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (SBI), tingkat inflasi, dan laporan keuangan bank yang diperoleh dari web Bank Indonesia berupa data dari laporan keuangan yang telah di publikasikan, buku-buku teks yang berkaitan dengan manajemen perbankan yang datanya masih relevan untuk digunakan, dan tulisantulisan ilmiah yang berkaitan dengan perbankan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah analisa regresi linier berganda. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui ada/tidaknya pengaruh yang signifikan diantara variabel bebas yaitu tingkat suku bunga dan tingkat inflasi terhadap variabel terikat yaitu 3.1. Analisis Regresi Linier Beganda kinerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang diukur dari nilai ROA, ROE, dan Analisis regresi linier berganda digunakan NIM. untuk mengetahui pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat yaitu Suku bunga(X1), Tingkat Inflasi (X2) terhadap ROA (Y1), IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ROE(Y2), dan NIM (Y3) pada PT. Bank Rakyat Bank Rakyat Indonesia adalah salah satu Indonesia (Persero) Tbk. bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia awalnya A. Analisis Pengaruh Suku Bunga dan Tingkat didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Inflasi Terhadap ROA pada PT. Bank Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Analisis regresi linier berganda digunakan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", untuk mengetahui pengaruh variabel bebas merupakan suatu lembaga keuangan yang dengan variabel terikat yaitu Suku bunga (X1), melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia Tingkat Inflasi (X2) terhadap ROA (Y1) sebagai (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 berikut Desember 1895, yang kemudian dijadikan Ŷ1 = a +b1X1+b2X2 +e sebagai hari kelahiran Bank Rakyat Indonesia. Keterangan : Ŷ1 = ROA
52
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
X1 X2 a b1 b2
e
= Suku bunga = Tingkat Infasi = Bilangan Konstanta = Koofisien regresi suku bunga = Koofisien regresi tingkat inflasi
= Tingkat Kesalahan
Berdasarkan perhitungan regresi dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1: Persamaan Regresi Linier Pengaruh Suku Bunga dan Tingkat Inflasi terhadap ROA Coefficients
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Correlations Zero-
Model 1
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
order
Partial
Part
(Constant)
.082
.016
5.065
.037
Suku Bunga(X1)
-.909
.327
-1.750 -2.780
.109
-.639
-.891
-.865
Tingkat Infasi (X2)
.288
.142
1.278
.179
-.243
.821
.631
2.030
a. Dependent Variable: ROA (Y1)
Sumber : Data Sekunder Diolah
Berdasarkan tabel 1 diperoleh persamaan B. Analisis Pengaruh Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Terhadap ROE pada PT. Bank regresi linier berganda sebagai berikut : Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Y1= 0.082 - 0.909X1 + 0.288X2 Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat yaitu Suku bunga(x1), Tingkat Inflasi (x2) terhadap ROE (Y2) sebagai berikut : Ŷ2 = a +b1X1+b2X2 +e Keterangan : Ŷ2 = ROE X1 = Suku bunga X2 = Tingkat Infasi a = Bilangan Konstanta b1 = Koofisien regresi suku bunga b2 = Koofisien regresi tingkat inflasi e = Tingkat Kesalahan
Berdasarkan persamaan regresi tersebut diperoleh konstanta sebesar 0.082, berarti tanpa adanya suku bunga dan tingkat inflasi akan terjadi perubahan ROA sebesar 0.082, nilai koefisien suku bunga sebesar –0,909, berarti bahwa setiap terjadi perubahan suku bunga sebesar satu persen dengan asumsi variabel lainnya tetap maka ROA akan mengalami perubahan sebesar 0.909 dengan arah yang berlawanan. Misalnya suku bunga naik satu persen maka nilai ROA akan mengalami penurunan sebesar 0.909, dan sebaiknya. Sedangkan tingkat inflasi mempunyai koefisien regresi sebesar 0.288 dan bertanda positif, berarti setiap perubahan tingkat inflasi satu persen dengan asumsi variabel lainnya tetap maka ROA akan mengalami perubahan sebesar 0.288 dengan arah yang searah. Misalnya tingkat inflasi naik satu persen maka ROA kan mengalami kenaikan sebesar 0.288.
Berdasarkan perhitungan regresi linier berganda pengaruh suku bunga dan tingkat inflasi terhadap ROE dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 2 : Persamaan Regresi Linier Pengaruh Suku Bunga dan Tingkat Inflasi terhadap ROE
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
.163
.623
Suku Bunga(X1)
-.412
12.600
Tingkat Infasi (X2)
1.202
5.462
Beta
Correlations t
Sig.
Zero-order
Partial
Part
.261
.818
-.045
-.033
.977
.219
-.023
-.022
.304
.220
.846
.264
.154
.150
a. Dependent Variable: ROE (Y2)
Sumber : Data Sekunder Diolah
Berdasarkan tabel 2 diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Berdasarkan persamaan regresi tersebut Y2= 0.163 - 0.412X1 + 1.202X2 diperoleh konstanta sebesar 0.163, berarti tanpa
53
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
adanya suku bunga dan tingkat inflasi akan terjadi perubahan ROE sebesar 0.163, nilai koefisien suku bunga sebesar –0.412, berarti bahwa setiap terjadi perubahan suku bunga sebesar satu persen dengan asumsi variabel lainnya tetap maka ROE akan mengalami perubahan sebesar 0.412 dengan arah yang negatif. Misalnya suku bunga naik satu persen maka nilai ROE akan mengalami penurunan sebesar 0.412, dan sebaiknya. Sedangkan tingkat inflasi mempunyai koefisien regresi sebesar 1.202, berarti setiap perubahan tingkat inflasi satu persen dengan asumsi variabel lainnya tetap maka ROE akan mengalami perubahan sebesar 1.202 dengan arah yang searah. Misalnya tingkat inflasi naik satu persen maka ROE kan mengalami kenaikan sebesar 1.202.
C. Analisis Pengaruh Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Terhadap NIM pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat yaitu Suku bunga (X1), Tingkat Inflasi (X2) terhadap NIM (Y3) sebagai berikut Ŷ3 = a +b1X1+b2X2 +e Keterangan : Ŷ3 = NIM X1 = Suku bunga = Tingkat Infasi X2 a = Bilangan Konstanta b1 = Koofisien regresi suku bunga b2 = Koofisien regresi tingkat inflasi e = Tingkat Kesalahan Berdasarkan perhitungan regresi dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3 Persamaan Regresi Linier Pengaruh Suku Bunga dan Tingkat Inflasi terhadap NIM Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Correlations Zero-
Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.052
.014
Suku Bunga(X1)
.233
.283
Tingkat Infasi (X2)
.084
.123
Beta
t
Sig.
order Partial Part
3.708
.066
.509
.824
.497
.877
.503 .252
.423
.685
.564
.866
.436 .209
a. Dependent Variable: NIM(Y2)
Sumber : Data Sekunder Diolah
Berdasarkan tabel 3 diperoleh persamaan searah. Misalnya tingkat inflasi naik satu persen. maka NIM kan mengalami kenaikan regresi linier berganda sebagai berikut sebesar 0.84. Y3= 0.052 + 0.233X1 + 0.84X2 Berdasarkan persamaan regresi tersebut diperoleh konstanta sebesar 0.052, berarti tanpa adanya suku bunga dan tingkat inflasi akan terjadi perubahan NIM sebesar 0.052, nilai koefisien suku bunga sebesar 0.233, berarti bahwa setiap terjadi perubahan suku bunga sebesar satu persen dengan asumsi variabel lainnya tetap maka NIM akan mengalami perubahan sebesar 0.233 dengan arah yang searah. Misalnya suku bunga naik satu persen maka nilai NIM akan mengalami kenaikan sebesar 0.233, dan sebaliknya. Sedangkan tingkat inflasi mempunyai koefisien regresi sebesar 0.84, berarti setiap perubahan tingkat inflasi satu persen dengan asumsi variabel lainnya tetap maka NIM akan mengalami perubahan sebesar 0.84 dengan arah yang
54
3.2. Analisis Kekuatan Pengaruh Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat. Kekuatan pengaruh variabel bebas terhadap variasi variabel terikat dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien determinan (R2), yang berada antara nol dan satu. Apabila nilai R2 semakin mendekati satu, berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat. A. Analisis Kekuatan Pengaruh Suku Bunga dan Inflasi terhadap ROA.
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
Tabel 4 : Hasil Uji Koefisien Determinasi Suku Bunga dan Tingkat Inflasi terhadap ROA Adjusted R Std. Error of the Model
R
R Square
1
.898
a
Square
.807
Estimate
.613
.003464
b. Dependent Variable: ROA (Y1) Sumber : Data Sekunder Diolah
Berdasarkan data pada tabel 4 diketahui sisanya sebesar 9.3% dipengaruhi oleh faktor nilai koefisien determinasinya (R2) sebesar lain yang tidak masuk dalam model penelitian. 0.807 maka diketahui bahwa sebesar 80.7% variasi (naik-turunnya) ROA pada PT. Bank B. Analisis Kekuatan Pengaruh Suku Bunga dan Inflasi terhadap ROE. Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dipengaruhi atau mampu dijelaskan oleh variabel suku bunga dan tingkat inflasi inflasi sedangkan Tabel 5 : Hasil Uji Koefisien Determinasi Suku Bunga dan Tingkat Inflasi terhadap ROE
Model
R
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .265
a
.070
-.859
.133426
b. Dependent Variable: ROE (Y2) Sumber : Data Sekunder Dianalisis
Berdasarkan data pada tabel 5, diketahui sisanya sebesar 30% dipengaruhi oleh faktor nilai koefisien determinasinya (R2) sebesar lain yang tidak masuk dalam model penelitian. 0.070 maka diketahui bahwa sebesar 70% variasi (naik-turunnya) ROE pada PT. Bank C. Analisis Kekuatan Pengaruh Suku Bunga dan Inflasi terhadap NIM. Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dipengaruhi atau mampu dijelaskan oleh variabel suku bunga dan tingkat inflasi inflasi sedangkan Tabel 6 : Hasil Uji Koefisien Determinasi Suku Bunga dan Tingkat Inflasi terhadap NIM
Model 1
R
R Square .902
a
.813
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .627
.0029994
b. Dependent Variable: NIM(Y2)
Sumber : Data Sekunder Diolah Berdasarkan data pada tabel 6 diketahui nilai koefisien determinasinya (R2) sebesar 0.8130 maka diketahui bahwa sebesar 81.3% variasi (naik-turunnya) NIM pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dipengaruhi atau mampu dijelaskan oleh variabel suku bunga dan tingkat inflasi inflasi sedangkan sisanya sebesar 18.7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam model penelitian.
3.3. Hasil Uji F (F-test) Uji ini dilakukan untuk menunjukkan apakah variabel bebas yaitu suku bunga, tingkat inflasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel independen yaitu ROA,ROE, dan NIM Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
55
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
Bersama-Sama terhadap ROA
A. Uji Hipotesis Untuk Menguji Pengaruh Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Secara
Tabel 7 Hasil Uji F Variabel Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Terhadap ROA
Berdasarkan data pada tabel 7 diketahui nilai signifikansi sebesar 0.193, yang berarti B. Uji Hipotesis Untuk Menguji Pengaruh Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Secara nilai tersebut lebih besar 0.05. bahwa suku Bersama-Sama terhadap ROE bunga dan tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Tabel 8 : Hasil Uji F Variabel Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Terhadap ROE b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
.003
2
.001
Residual
.036
2
.018
Total
.038
4
F
Sig. .076
.930
a
a. Predictors: (Constant), Tingkat Infasi (X2), Suku Bunga(X1) b. Dependent Variable: ROE (Y2)
Berdasarkan data pada tabel 8 diketahui C. Uji Hipotesis Untuk Menguji Pengaruh Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Secara nilai signifikansi sebesar 0.930, yang berarti Bersama-Sama terhadap NIM nilai tersebut lebih besar 0.05, artinya suku bunga dan tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROE PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
56
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
Tabel 9 : Hasil Uji F Variabel Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Terhadap NIM b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
.000
2
.000
Residual
.000
2
.000
Total
.000
4
4.360
Sig. .187
a
a. Predictors: (Constant), Tingkat Infasi (X2), Suku Bunga(X1) b. Dependent Variable: NIM(Y2) Berdasarkan data pada tabel 9 diketahui A. Uji Hipotesis Untuk Menguji Pengaruh Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Secara nilai signifikansi sebesar sebesar 0.187, yang Parsial terhadap ROA berarti nilai tersebut lebih besar 0.05, artinya suku bunga dan tingkat inflasi Bank Indonesia Pengaruh suku bunga dan tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap NIM PT. Bank Rakyat Indonesia terhadap terhadap ROA pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan uji t bertujuan (Persero) Tbk. untuk menguji signifikansi pengaruh suku bunga dan tingkat inflasi secara individu 3.4. Hasil Uji t (t-test) terhadap ROA. Hasil pengujian dengan SPSS Uji ini dilakukan untuk menunjukkan untuk memprediksi nilai ROA pada PT. Bank apakah variabel bebas yaitu suku bunga, tingkat Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan inflasi secara parsial mempunyai pengaruh menggunakan variabel suku bunga dan inflasi terhadap variabel independen yaitu ROA,ROE, sebagai berikut : dan NIM Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tabel 10 : Hasil Uji t Variabel Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Terhadap ROA
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) Suku Bunga(X1) Tingkat Infasi (X2)
Std. Error
Beta
t
Sig.
.082
.016
5.065
.037
-.909
.327
-1.750 -2.780
.109
.288
.142
1.278
2.030
.179
a. Dependent Variable: ROA (Y1)
Sumber : Data Sekender Diolah Berdasarkan tabel 10, diketahui bahwa suku bunga menghasilkan nilai thitung sebesar 2.780 dengan nilai signifikansi sebesar 0.109 lebih besar dari 0.05 artinya variabel suku bunga tidak berengaruh secara signifikan terhadap ROA pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Variabel tingkat inflasi menghasilkan nilai thitung sebesar 2.030 dengan niai signifikansi sebesar 0.179 lebih besar dari 0.05 artinya variabel tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
57
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
B. Uji Hipotesis Untuk Menguji Pengaruh bunga dan tingkat inflasi secara individu Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Secara terhadap ROE. Hasil pengujian dengan SPSS untuk memprediksi nilai ROA pada PT. Bank Parsial terhadap ROE Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan Pengaruh suku bunga dan tingkat inflasi menggunakan variabel suku bunga dan inflasi terhadap terhadap ROE pada PT. Bank Rakyat sebagai berikut : Indonesia (Persero) Tbk dengan uji t bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh suku Tabel 11 : Hasil Uji t Variabel SukuBunga dan Tingkat Inflasi Terhadap ROE Unstandardized Standardized Coefficients
Coefficients
Std. Model
B
1
Error
Beta
t
Sig.
(Constant)
.163
.623
.261
.818
Suku Bunga(X1)
-.412
12.600
-.045 -.033
.977
Tingkat Infasi (X2)
1.202
5.462
.304 .220
.846
a. Dependent Variable: ROE (Y2)
Sumber : Data Sekunder Diolah
Berdasarkan tabel 11, diketahui bahwa suku bunga menghasilkan nilai thitung sebesar .033 dengan nilai signifikansi sebesar 0.977 lebih besar dari 0.05 artinya variabel suku bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROE pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Variabel tingkat inflasi menghasilkan nilai thitung sebesar 0.220 dengan nilai signifikansi sebesar 0.846 lebih besar dari 0.05 artinya variabel tingkat inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROE pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
C. Uji Hipotesis Untuk Menguji Pengaruh Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Secara Parsial terhadap NIM. Pengaruh suku bunga dan tingkat inflasi terhadap terhadap NIM pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan uji t bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh suku bunga dan tingkat inflasi secara individu terhadap NIM. Hasil pengujian dengan SPSS untuk memprediksi nilai NIM pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan menggunakan variabel suku bunga dan tingkat inflasi sebagai berikut :
Tabel 12 : Hasil Uji t Variabel Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Terhadap NIM
Model 1
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
(Constant)
.052
.014
3.708
.066
Suku Bunga(X1)
.233
.283
.509 .824
.497
Tingkat Infasi (X2)
.084
.123
.423 .685
.564
a. Dependent Variable: NIM(Y2)
Sumber : Data Sekunder Diolah
58
Unstandardized
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
Berdasarkan tabel 12, diketahui bahwa suku bunga menghasilkan nilai thitung sebesar 0.824 dengan nilai signifikansi sebesar 0.497 lebih besar dari 0.05 artinya variabel suku bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap NIM pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Variabel tingkat inflasi menghasilkan nilai thitung sebesar 0.423 dengan nilai signifikansi sebesar 0.564 lebih besar dari 0.05 artinya variabel tingkat inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap NIM pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. V. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang didasarkan data-data penelitian maka penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut 1. Berdasarkan uji analisis linier berganda: a. Pengaruh suku bunga dan tingkat 2. inflasi terhadap ROA diperoleh nilai konstanta sebesar 0.082, berarti tanpa adanya suku bunga dan tingkat inflasi akan terjadi perubahan ROA sebesar 0.082, nilai koefisien suku bunga sebesar -0.909, berarti bahwa setiap terjadi perubahan suku bunga sebesar satu persen dengan asumsi variabel lainnya tetap maka ROA akan mengalami perubahan sebesar 0.909 dengan arah yang berlawanan, sedangkan tingkat inflasi mempunyai koefisien regresi sebesar 0.288 dan bertanda positif, berarti setiap perubahan tingkat inflasi satu persen dengan asumsi variabel lainnya tetap maka ROA akan mengalami perubahan sebesar 0.288 dengan arah yang searah. b. Pengaruh suku bunga dan tingkat inflasi terhadap ROE diperoleh konstanta sebesar 0.163, berarti tanpa adanya suku bunga dan tingkat inflasi akan terjadi perubahan ROE sebesar 0.163, nilai koefisien suku bunga sebesar -0.412, berarti bahwa setiap terjadi perubahan suku bunga sebesar satu persen dengan asumsi variabel lainnya tetap maka ROE akan mengalami perubahan sebesar 0.412 dengan arah yang berlawanan, sedangkan tingkat inflasi mempunyai koefisien regresi sebesar 1.202, berarti setiap perubahan tingkat inflasi satu persen dengan asumsi variabel lainnya 3. tetap maka ROE akan mengalami perubahan sebesar 1.202 dengan arah yang searah.
c.
Pengaruh suku bunga dan tingkat inflasi terhadap NIM diperoleh konstanta sebesar 0.052, berarti tanpa adanya suku bunga dan tingkat inflasi akan terjadi perubahan NIM sebesar 0.052, nilai koefisien suku bunga sebesar 0.233, berarti bahwa setiap terjadi perubahan suku bunga sebesar satu persen dengan asumsi variabel lainnya tetap maka NIM akan mengalami perubahan sebesar 0.233 dengan arah yang searah, sedangkan tingkat inflasi mempunyai koefisien regresi sebesar 0.84, berarti setiap perubahan tingkat inflasi satu persen dengan asumsi variabel lainnya tetap maka NIM akan mengalami perubahan sebesar 0.84 dengan arah yang searah.
Pada koefisien determinasi diketahui nilai koefisien determinasinya (R2) : a. Variabel suku bunga dan tingkat inflasi terhadap ROA diperoleh nilai sebesar 0.807 arinya sebesar 80.7% variasi (naik-turunnya) ROA pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dipengaruhi atau mampu dijelaskan oleh variabel suku bunga dan tingkat inflasi sedangkan sisanya sebesar 9.3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam model penelitian. b. Variabel suku bunga dan tingkat inflasi terhadap ROE diperoleh nilai koefisien determinasinya (R2) sebesar 0.070 maka diketahui bahwa sebesar 70% variasi (naik-turunnya) ROE pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dipengaruhi atau mampu dijelaskan oleh variabel suku bunga dan tingkat inflasi inflasi sedangkan sisanya sebesar 30% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam model penelitian. c. Variabel suku bunga dan tingkat inflasi diperoleh nilai koefisien determinasinya (R2) sebesar 0.8130 artinya sebesar 81.3% variasi (naikturunnya) NIM pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dipengaruhi atau mampu dijelaskan oleh variabel suku bunga dan tingkat inflasi inflasi sedangkan sisanya sebesar 18.7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam model penelitian. Hasil pengujian statistik secara parsial terhadap masing – masing variabel bebas yaitu suku bunga dan tingkat inflasi menunjukkan tidak adanya pengaruh yang
59
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
4.
signifikan terhadap variabel terikat yaitu ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity), dan NIM (Net Interest Margin) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Hasil pengujian secara simultan terhadap variabel bebas yaitu suku bunga dan tingkat inflasi secara bersama-sama menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity), dan NIM (Net Interest Margin) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Hanafi, M, Mamduh.(2003). Analisis Laporan Keuangan.Yogyakarta : YKPN Hasibuan, Malayu. SP.(2007). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta:Bumi Aksara Kasmir.(2002). Bank&Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta:Raja Grafindo Persada Sukirno, Sadono.(2004). Makro Jakarta : Raja Grafindo Persada http://www.bri.co.id/articles/10 tanggal 25 Februari 2013]
Ekonomi.
[diakses
http://www.bi.go.id/biweb/utama/peraturan/La mpirn 14PedomanPerhitunganRasioKeuangan.PDF Eacern, William.A.Mc.(2000). Ekonomi Makro [diakses tanggal 25 Februari 2013] : Pendekatan Temporer.Terjemahan.Jakarta : Salemba Empat http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/rea d/news/2012/10/31/134224 [diakses Fahmi, Irham.(2012). Analisis Kinerja tanggal 25 Februari 2013] Keuangan. Bandung : Alfabeta. DAFTAR PUSTAKA
60