ANALISIS PENGARUH HUTANG JANGKA PANJANG DAN MODAL TERHADAP PROFITABILITAS BUMN YANG GO PUBLIC DI BEI PERIODE 2008-2013
NUR FAJRINA FATIMAH
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pengaruh Hutang Jangka Panjang dan Modal Terhadap Profitabilitas BUMNyangGo Public DI BEI Periode 2008-2013 adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor,Agustus 2015
Nur Fajrina Fatimah NIM H24134089
ABSTRAK NUR FAJRINA FATIMAH. Analisis Pengaruh Hutang Jangka Panjang dan Modal terhadap Profitabilitas BUMN yang GoPublic di BEI Periode 2008-2013 . Dibimbing oleh BUDI PURWANTO. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk menjalankan rencana bisnisnya seperti kegiatan investasi perusahaan. Keputusan pendanaan keuangan perusahaan akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasi perusahaan dan juga terhadap risiko perusahaan itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hutang jangka panjang dan modal terhadap profitabilitas pada perusahaan bumn periode 2008-2013 baik secara simultan ataupun parsial yang dipresentasikan dengan variabel DER, PR, NPM dan ROA. Jenis sumber data pada penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling. Metode analisis dan pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda, dengan bantuan software SPSS 18. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan variabel-variabel hutang jangka panjang dan modal berpengaruh signifikan terhadap ROA dan NPM, namun secara parsial tidak semua variabel berpengaruh signifikan. Variabel DER tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA sedangkan variabel PR berpengaruh positif dan signifikan. Selanjutnya variabel DER memiliki pengaruh positif signifikan terhadap NPM. Kata kunci: hutang jangka panjang, modal, profitabilitas
ABSTRACT NUR FAJRINA FATIMAH. Analysis of Long-Term Debt Effect and Capital to State-Owned Enterprises Profitability which go public in BEI Period 2008-2013. Guided by BUDI PURWANTO. Company needs funding in order to run they business plan as corporate investment activities. Financial funding decisions will determine the company's ability to perform activities of operating companies and also against the company risk. This study aims to determine the long-term debt effect and capital to profitability of State-Owned Enterprises company period 2008-2013 either simultaneously or partially presented with variable DER, PR, NPM and ROA. The sampling technique in this research is purposive sampling method. The analysis method used in this research is multiple linear regression, using SPSS 18. The results shows that simultaneous variables of long-term debt and capital significant effect on ROA and NPM, but partially not all variables have a significant effect. DER variables has no significant effect on ROA while variable PR positive and significant impact. Furthermore DER variables have significant positive effect on NPM Keywords:long- term debt, Capital, profitability
ANALISIS PENGARUH HUTANG JANGKA PANJANG DAN MODAL TERHADAP PROFITABILITASBUMN YANG GO PUBLIC DI BEI PERIODE 2008-2013
NUR FAJRINA FATIMAH
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya dalam penulisan karya ilmiah ini. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Maret-Juni 2015 dengan tema pergerakan pendanaan. Penulis ucapkan terima kasih kepada Dr. Ir Budi Purwanto, ME. selaku pembimbing, serta Bapak Dedi Cahyadi Sutarman, STP, MM yang telah memberikan saran dan masukan dalam pengolahan data penelitian. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM dan Ibu Yusrina Permatasari, S.sos , ME. Selaku dosen penguji. Di samping itu, tidak lupa penulis ungkapkan terima kasih juga untuk ayah, ibu, adik serta seluruh keluarga dan teman-teman, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2015
Penulis
vii
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan Hutang Jangka Panjang Modal Profitabilitas Pecking Order Theory Trade Off Theory MM Theory Penelitian Terdahulu METODE Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Metode Pengumpulan Data Teknik dan Pengambilan Sampel Variabel Penelitian Metode Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran utang dan modal BUMN yang go public di Indonesia Hasil Uji Asumsi Klasik (model 1) Hasil Uji Asumsi Klasik (model 2) Analisis Pengaruh Variabel PR dan DER Terhadap ROA Analisis Pengaruh Variabel PR dan DER Terhadap NPM Implikasi Manajerial SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1 1 4 4 4 5 5 5 6 7 8 9 9 10 10 11 12 12 13 14 15 16 17 22 23 24 26 28 29 30 32
viii
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Perkembangan kinerja keuangan BUMN tahun 2005-2010 Penelitian Terdahulu Proses penentuan sampel Data perusahaan sampel (Non bank) Data perusahaan sampel Utang perusahaan (Non bank) Utang perusahaan Ekuitas perusahaan Hasil Perhitungan DER Hasil uji asumsi klasik Hasil uji asumsi klasik BUMN yang memilih pendanaan internal
1 9 12 12 12 15 17 18 19 20 21 24
DAFTAR GAMBAR 1 Posisi utang BUMN 2 Kerangka pemikiran
2 11
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5
Data penelitian Hasil uji asumsi klasik Hasil uji asumsi klasik Hasil uji F, uji t, dan koefisien determinasi Hasil uji F, uji t, dan koefisien determinasi
30 31 32 34 35
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sebagai suatu organisasi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berfungsi tidak hanya sebagai agen pembangunan tetapi juga mengemban kebijakan dan program pemerintah (Dibyo, 2004), sementara disisi lain mereka juga dituntut untuk menjadi unit usaha yang sehat. Pada dasarnya BUMN memiliki tiga misi utama yaitu berperan sebagai stabilisator ekonomi, meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional, serta sebagai suatu unit usaha yang harus tetap mampu mendapatkan laba. Selain iu BUMN juga harus dapat memperluas kesempatan kerja dan berusaha memanfaatkan sumber dana dan sumber daya secara optimal. BUMN merupakan salah satu badan dari pemerintahan yang penting dalam upaya untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Sebagai salah satu agen pembangunan BUMN memiliki peran yang penting dalam menghasilkan barang dan jasa yang diperluakan masyarakat dalam rangka mewujudkan sebesar besarnya untuk kemakmuran masyarakat. Peran ini di masa mendatang akan semakin meningkat. Berikut ini adalah gambaran kinerja keuangan BUMN dari tahun 2005 s.d 2010 yang selengkapnya ditunjukan pada Tabel 1. Tabel 1. Perkembangan Kinerja Keuangan BUMN tahun 2005- 2010 Tahun
Total Aset
Total Ekuitas
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1300078 1451557 1743017 1970890 2241388 2505463
366094 413479 472649 502114 565811 601798
a
Total Penjualan 643971 732399 825997 1085903 950975 1077709
Total Laba Bersih 26845 51352 55779 53254 87198 101233
Sumber : diolah dari Kementrian BUMN (2005 – 2010)
Berdasarkan Tabel 1 kinerja BUMN dari tahun 2005- 2010 total aset BUMN setiap tahunnya mengalami peningkatan. Salah satu alasan dari peningkatan aset BUMN yaitu penambahan modal yang dilakukan oleh pemerintah setiap tahunnya. Begitu juga dengan laba bersih yang dihasilkan BUMN walaupun mengalami kenaikan tetapi kenaikan laba bersih setiap tahunnya tidak begitu besar. Dalam menghadapi persaingan dalam dunia usaha suatu badan usaha harus benar benar memperhatikan hal yang sangat penting yaitu pendanaan. Dalam kondisi tertentu perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dananya dengan mengutamakan sumber dana yang berasal dari internal yaitu modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam didalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri dapat berasal dari dalam perusahaan yaitu dalam bentuk keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan yaitu laba ditahan. Jika suatu perusahaan mengalami kekurangan modal maka perusahaan tersebut sulit untuk melakukan kegiatan sehingga dalam memenuhi kebutuhan dana tersebut perusahaan dapat menggunakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan yaitu hutang. Beberapa BUMN sudah go public
2
dan memilih pasar modal sebagai salah satu pilihan untuk memenuhi kebutuhan dana dan berguna dalam kegiatan pengembangan usahanya. Pasar modal adalah merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan go public dalam mengembangkan perusahaannya. Dimana tujuan utama dari kegiatan ini untuk memperoleh tambahan permodalan dengan cara menerbitkan saham atau mendapatkan keuntungan dari kegiatan menginvestasikan dananya dengan membeli saham perusahaan tertentu. Penggunaan sumber pendanaan internal dipengaruhi oleh besarnya profitabilitas ataupun arus kas yang dimiliki dan dihasilkan oleh perusahaan. Semakin besar profitabilitas atau arus kas yang dihasilkan suatu perusahaan, maka dana internal yang dapat digunakan untuk pendanaan investasi menjadi semakin besar sehingga kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba juga akan semakin besar. Tetapi saat jumlah dana internal yang dapat dihasilkan suatu perusahaan terbatas, maka kemampuan perusahaan tersebut untuk menghasilkan laba juga akan menjadi terbatas. Oleh karena itu dibutuhkan dana tambahan yang berasal dari sumber pendanaan eksternal yang dapat berupa penerbitan saham baru, penerbitan obligasi, dan pinjaman bank sebagai dana tambahan untuk mendanai operasional perusahaan sehingga mendapatkan laba yang tinggi. Berikut ini disajikan posisi utang BUMN periode 2009 – 2013 yang tersaji pada Gambar 1.
Gambar 1 Posisi Utang BUMN Sumber: Buku Statistik Utang luar negeri (2009-2013)
Gambar 1 menampilkan tentang posisi utang BUMN dari tahun 2009 sampai dengan 2013. Dari grafik 1 dapat kita lihat utang BUMN mengalami peningkatan setiap tahunnya hal tersebut dikarenakan BUMN membutuhkan lebih banyak dana untuk membiayai operasional perusahaan dan untuk mengembangkan bisnisnya. Utang BUMN di dominasi oleh utang dalam bentuk mata uang luar yaitu dollar Amerikat Serikat. Mata uang dollar dipilih karena ketidakcukupan ketersediaan mata uang rupiah untuk membiayai proyek proyek besar dan kapasitas untuk meminjam uang dalam negeri juga terbatas sehingga
3
BUMN lebih memilih utang ke luar negeri. Hal tersebut menyebabkan BUMN di indonesia mengalami penurunan kinerja keuangan seperti Garuda indonesia, PT PLN, Antam, Krakatau steel dan yang lainnya.Penurunan kinerja keuangan tersebut dikarenakan adanya selisih kurs dan BUMN di indonesia belum melakukan lindung nilai (BI 2013) Peningkatan hutang akan secara langsung meningkatkan beban bunga sehingga perusahaan harus mampu menutupi beban tersebut melalui laba operasi yang didapatkan. Beban bunga yang besar akan mengurangi laba operasi yang ada dan akan mengakibatkan penurunan pada laba bersih, sebaliknya jika beban bunga kecil pengaruh terhadap laba pun kecil oleh karena itu penggunaan modal sendiri ataupun hutang jangka panjang harus memperhatikan kondisi perusahaan, maka penggunaan analisis terhadap modal dan pinjaman yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan memang diperlukan apakah menguntungkan bagi perusahaan atau sebaliknya akan merugikan perusahaan. Mengacu pada penjelasan di atas, penulis bermaksud menganalisa bagaimana pengaruh modal, dan hutang jangka panjang terhadap profitabilitas BUMN yang listing di Bursa Efek Indonesia . Adapun judul dari penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh hutang jangka panjang, dan modal terhadap profitabilitas BUMN yang Go Public di BEI Periode 2008-2013”.
Rumusan Masalah Dalam kondisi tertentu perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dananya dengan mengutamakan sumber dana yang berasal dari dalam, namun karena adanya pertumbuhan perusahaan, maka mengakibatkan kebutuhan dana makin besar, sehingga dalam memenuhi sumber dana tersebut, perusahaan dapat menggunakan sumber dana dari luar perusahaan yaitu hutang untuk membiayai operasional perusahaan dan meningkatkan laba perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka disusunlahrumusan masalah penelitiansebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh modal sendiri (PR), dan hutang jangka panjang (DER) secara parsial dan simultan terhadap profitabilitas jangka pendek (NPM) BUMN periode 2008-2013? 2. Bagaimana pengaruh modal sendiri (PR), dan hutang jangka panjang (DER) secara parsial dan simultan terhadap profitabilitas jangka panjang (ROA) periode 2008-2013? Tujuan Penelitian 1.
2.
Mengidentifikasi pengaruh modal sendiri (PR), dan hutang jangka panjang (DER) secara parsial dan simultan terhadap profitabilitas jangka pendek (NPM) BUMN periode 2008-2013. Mengidentifikasi pengaruh modal sendiri (PR), dan hutang jangka panjang (DER) secara parsial dan simultan terhadap tingkat profitabilitas jangka panjang (ROA) BUMN periode 2008-2013.
4
Ruang Lingkup Penelitian Agar penelitian ini lebih terarah, maka perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian, yang meliputi: 1. Populasi penelitian merupakan perusahaan BUMN yang sudah Go Public. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel atas dasar kesesuaian karakteristik sampeldengan kriteria yang sudah ditentukan. 2. Data yang digunakan adalah data sekunder laporan keuangan perusahaan yangdipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2013.
TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi (Darsono,Ashari, 2005). Laporan keuangan memuat informasi tentang pelaksanaan tanggung jawab manajemen. Laporan keuangan (financial statement) merupakan pernyataan manajemen tentang kondisi perusahaan yang diungkapkan dalam bentuk mata uang (rupiah). Laporan keuangan adalah sepenuhnya tanggung jawab dari manajemen yang merupakan pertanggung jawaban atas kewenangan mengelola sumberdaya perusahaan yang diserahkan oleh pemilik. Laporan keuangan terdiri dari: neraca,laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporankeuangan.
Hutang Jangka Panjang Munawir (2007) berpendapat bahwa “hutang adalah semua kewajiban keuanganperusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumberdana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor”, sedangkan dalam hal ini Hongren,et al. (2006) menyatakan bahwa “hutang merupakan suatu kewajiban untukmemindahkan harta atau memberikan jasa di masa yang akan datang”. Menurut Reeve (2006), hutang jangka panjang merupakan hutang yang jangka waktu pembayarannya lebih dari satu tahun dan digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan yang bersifat investasi. Hutang jangka panjang terdiri dari : a) Hutang obligasi merupakan suatu pengakuan hutang (dengan bunga) jangka panjang yang akan dibayar pada tanggal tertentu . b) Hipotek merupakan peggadaian kekayaan nyata tertentu untuk mendapatkan suatu pinjaman dengan beban bunga yang tetap. Kekayaan nyata didefinisikan sebagai real estate, gudang dan lain lain, Jika debitur tidak mampu memenuhi kewajiban dalam membayar utang dalam jangka waktu yang ditentukan , maka kreditur berhak menjual barang tersebut untuk menutupi hutang debitur. c) Hutang bank yang memiliki jangka waktu lebih dari 1 tahun. Sedangkan yang dimaksud dengan hutang jangka panjang meliputi pinjaman dari bank atau sumber lain yang meminjamkan uang untuk jangka panjang lebih dari 12 bulan, sebagai contoh , suatu perusahaan mungkin
5
meminjam uang selama 5 tahun untuk membeli peralatan atau meminjam uang selama 25 sampai 30 tahun untuk pembelian bangunan kantor. Modal Modal menurut Kieso et al. Dalam buku Akuntansi Intermedite yang diterjemahkan oleh Salim, E (2002) menyebutkan modal adalah kepentingan residu dalam aktiva sebeuah entitas setelah dikurangi dengan kewajiban kewajibannya. Perusahaan membutuhkan modal dalam menjalankan aktifitasnya. Modal merupakan faktor yang sangat penting dala perusahaan. Perusahaan memiliki kebutuhan modal yang berbeda beda tergantung jenis usaha yang dijalankan. Pengertian modal menurut Brigham (2006) “modal ialah jumlah dari utang jangka panjang, saham preferen dan ekuitas saham biasa, atau mungkin pos pos tersebut plus utang jangka pendek yang dikenakan bunga. Menurut Sundjaja et al (2007) dalam sylvia (2009). Modal sendiri (equity capital) adalah dana jangka panjang perusahaan yang disediakan oleh pemilik perusahaan (pemegang saham ), yang terdiri dari berbagai jenis saham (saham preferen dan saham biasa) serta laba ditahan. Modal sendiri tyang berasal dari perusahaann itu sendiri, berasal dari pengambilan bagian, peserta atau pemilik. Modal sendiri merupakan modal dalam suatu perusahaan yang dipertaruhkan untuk segala risiko usaha maupun risiko kerugian kerugian lainnya.Pendanaan dengan modal sendiri akan menimbulkan opportunity cost. Keuntungan dari memiliki saham perusahaan bagi owner adlah kontrol terhadap perusahaan. Namun, return yang dihasilkan dari saham tidak pasti dan pemegang saham adalah pihak pertama yang menanggung resiko perusahaan. Modal sendiri atau ekuitas merupakan modal jangka panjang yang diperoleh dari pemilik perusahaan atau pemegang saham. Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal pinjaman memiliki jatuh tempo. Modal sendiri diukur dengan menggunakan rasio keuangan. Adapun alat ukur yang digunakan untuk menganalisis pengaruh modal sendiri terhadap profitabilitas menggunakan primary ratio. Menurut Munawir (2004) Primary ratio merupakan salah satu bagian dalam Rasio Solvabilitas. Primary ratio dapat dihitung dengan mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai. Secara sederhana primary ratio dapat dirumuskan dengan : PR=
quity apital Total Asset
..................................................................................................(1) Profitabilitas
Kasmir (2013) menyatakan profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adaah penggunaan rasio ini menunjukan efisiensi perusahaan. Menurut Westin dan Brighman dalam buku Manajemen Keuangan yang dialihbahasakan oleh Alfonus Sitrait (2001) : “Profitabilitas merupakan hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan“. Berdasarkan pendapat pendapat diatas tingkat profitabilitas dapat mengukur tingkat kinerja. Profitabilitas dapat dijadikan dasar penilaian kondisi
6 suatu perusahaan dengan menggunakan alat analisis yaitu rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan juga dari investasi. Menurut Syamsudin (2004) ada beberapa rasio yang digunakan dalam pengukuran profitabiltas yaitu : a. Return on asset ( ROA ) Merupakan modal yang ditanamkan pada aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi investor. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Laba ersih
ROA = Total Aseet .................................................................................................(2) b. Return on investment ( ROI ) Rasio ini merupakan merupakan analisis yang lazim digunakan oleh pemimpin perusahaan untuk mengukur eferktivitas dari keseluruhan operasi perusahaan dan pengukuran kinerja perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. ROI ini merupakan alat ukur yang objektif karena perhitungannya berdasarkan data akuntansi yang bersifat kuantitatif, komprehensif dan juga dapat diterapakan dalam setipa divisi yang memiliki kegiatan berbeda sehingga dapat diperbandingkan kinerjanya. Laba ersih ROI = Total Aktiva ................................................................................................(3) c. Return on equity ( ROE ) Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur pengembalian investasi pemilik yaitu seberapa besar laba yang dihasilkan tiap rupiah modal yang ditanamkan. Rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa mengukur pengembalian atas investasi pemegang saham. ROE ini juga mengukur tingkat pengembalian perusahaan atau efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Laba ersih ROE = Rata Rata kuitas .........................................................................................(4) d. Net profit Margin ( NPM ) Merupakan rasio antara laba bersih yaitu penjualan setelah dikurangi seluruh biaya termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. NPM =
Laba ersih Penjualan
..............................................................................................(5)
e. Gross Profit Margin ( GPM ) Merupakan persentase dari laba kotor (penjualan-harga pokok penjualan) dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotornya dari tipa penjualan yang dilakukan. Dengan rasio ini akan ditentukan tingkat efisiensi berproduksi dan
7 penetapan harga jual. Semakin besar gross profit margin (GPM) maka semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini akan menunjukan bahwa harga pokok penjualan relative lebih rendah dibandingkan dengan penjualan. Demikian sebaliknya, semakin rendah gross profit margin (GPM), semakin kurang baik operasi perusahaan. GPM =
Penjualan-HPP Penjualan
...........................................................................................(6)
f. Operating Profit Margin (OPM) Rasio ini menggambarkan apa yang biasanya disebut „‟pure profit” yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan. Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benarbenar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan menghasilkan kewajibankewajiban financial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berpa pembayaran pajak. Seperti halnya gross profit margin maka semakin tinggi operating profit margin akan semakin baik pula suatu perusahaan. OPM =
Laba perasi Penjualan
.............................................................................................(7)
Pecking Order Teory Konsep pecking order theory merupakan konsep yang pertama kali diuraikan oleh Gordon Donaldson pada tahun 1961 dengan penelitian yang berjudul Corporate Debt Capacity: A Study of Corporate Debt Policy and Determination of Corporate Debt Capacity. Pada konsep awalnya, dikemukakan bahwa perusahaan cenderung mengutamakan (mendahulukan) pendanaan dari sumber internal guna membayar deviden dan mendanai investasi, bila kebutuhan dana kurang maka dipergunakan dana dari sumber eksternal sebagai tambahannya. Pendanaan internal diperoleh dari sisa laba atau laba ditahan dan arus kas dari penyusutan (depresiasi). Sedangkan pendanaan eksternal dilakukan terutama dengan menerbitkan obligasi ketimbang dengan penerbitan saham baru. Sesuai dengan hasil penelitiannya, Donaldson (1961) mengemukakan pendapat bahwa penerbitan utang (obligasi) dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari atau mengeliminir biaya penerbitan (floatation cost) yang melekat pada pendanaan eksternal. Sehingga, dipilihnya penerbitan obligasi lebih utama ketimbang penerbitan saham baru dikarenakan floatation cost untuk penerbitan obligasi lebih kecil ketimbang penerbitan saham baru. Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan yang sangat menguntungkan pada umumnya mempunyai hutang yang lebih sedikit. Halini terjadi bukan karena perusahaan tersebut mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapidisebabkan karena perusahaan memang tidakmembutuhkan dana dari pihak eksternal (Brealeydan Myer, 1995 dalam Steven dan Lina, 2011)
8 Teori Trade off Model Trade off theory merupakan model struktur modal yang mempunyai asumsi bahwa struktur modal perusahaan merupakan keseimbangan antara keuntungan penggunaan hutang dengan biaya financial distress (kesulitan keuangan) dan agency cost (biaya keagenan). Trade off theory merupakan model yang didasarkan pada trade off (pertukaran) antara keuntungan dan kerugian penggunaan hutang. Hutang menimbulkan beban bunga yang dapat menghemat pajak. Beban bunga dapat dikurangkan dari pendapatan sehingga laba sebelum pajak menjadi lebih kecil. Dengan demikian pajak juga semakin kecil. Penggunaan hutang yang semakin besar akan mengarah pada kesulitan keuangan atau kebangkrutan. Masalah-masalah yang berhubungan dengan kebangkrutan kemungkinan besar akan timbul ketika sebuah perusahaan memasukkan lebih banyak hutang dalam struktur modalnya. Perusahaan yang bangkrut akan memiliki beban akuntansi dan hukum yang sangat tinggi dan juga mengalami kesulitan untuk mempertahankan para pelanggan, pemasok dan karyawannya (Brigham dan Houstan, 2006). Karena itu, biaya kebangkrutan menahan perusahaan menggunakan hutang pada tingkat yang berlebihan.
Teori Modigliani dan Miller (M&M) Modigliani – Miller (1958) dalam artikelnya yang berjudul “the cost corporation Finance and the theory of investment” mengemukakan bahwa nilai suatu perusahaan akan meningkat dengan meningkatnya DER karena adanya efek dari corporate tax rate shield. Hal ini disebabkan karena dalam keadaan pasar sempurna dan adanya pajak, pada umumnya bunga dibayarkan akibat penggunaan hutang dapat digunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikarenakan pajak atau dengan kata lain bersifat tax deductible. Dengan demikian, apabila 2 perusahaan yang memperoleh laba operasi yang sama tetapi yang satu menggunakan hutang dan membayar bunga sedangkan perusahaan yang lain tidak, maka perusahaan yang membayar bunga akan membayar pajak penghasilan yang lebih kecil. Karena menghemat membayar pajak merupakan manfaat bagi pemilik perusahaan, maka nilai perusahaan yang menggunakan hutang akan lebih besar dari nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang. Namun pendapat M&M yang menunjukkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan nilainya bila menggunakan hutang sebesar-besarnya (dalam keadaan kena pajak) ini mengandung kritik dan keberatan dari para prektisi. Keberatan tersebut disebabkan oleh asumsi yang digunakan M&M dalam analisis mereka, yaitu pasar modal yang sempurna. Adanya ketidak sempurnaan pasar modal menyebabkan pemilik perusahaan ataupemegang saham mungkin keberatan untuk menggunakan leverage yang ekstrim karena akan menurunkan nilai perusahaan. Apabila pasar modal tidak sempurna, kemungkinan antara lain munculnya biaya kebangkrutan, biaya keagenan atau adanya informasi asimetris.
9 Penelitian Terdahulu Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses pencapaian tujuan tersebut membutuhkan ketersediaan dana yang cukup. Dana yang dibutuhkan oleh perusahaan bersumber dari pemilik perusahaan (modal sendiri) dan dari pinjaman. Sumber pendanaan perusahaan menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti karena memiliki pengaruh terhadap resiko perusahaan.Penelitian sebelumnya yang membahas fenomena ini ditunjukan selengkapnya pada Tabel 2. Tabel 2. Penelitian Terdahulu No 1
2
3
4
Judul Analisis Struktur Modal dan Faktor Fundamental Perusahaan Agribisnis
Jenis dan Penerbit Tesis, IPB
Pengarang Muhammad Hendri
Tahun 2005
Analisis Hubungan antara Struktur Modal dengan Profitabilitas PT BRI
Skripsi, IPB
Ratu Ayomi
2012
Analisis Pengaruh Sumber Pendanaan Internal dn Ekstenal terhadap kemampuan perusahaan keluarga berinvestasi
Tesis, UI
Utami Aria Puteri
2011
Aalisis faktor fator yang mempengaruhistruktur modal pada perusahaan jasa keuangan
Skripsi, IPB
Heru Hamonngan
2014
Hasil Dari penelitian ini dapat disimpulkam bahwa perushaan menerapkan proporsi pembiayaan yang berbeda Hasil dari penelitian ini menunjukkan keadaan struktur modal yang dimiliki BRI cenderung mengalami penurunan pada periode 2006-2009 dan kembali membaik pada tahun 2010 dan 2011. Hal ini disebabkan oleh keadaan perekonomian global dan dunia sedang mengalami krisis pada tahun 2008 Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa tingkat profitabilitas dan dividend payout ratio (DPR) tidak memberikan pengaruh terhadap kemampuan perusahaan berinvestasi, sedangkan arus kas memiliki pengaruh yang positif dan signifikan marjinal terhadap kemampuan perusahaan keluarga berinvestasi, dan tingkat leverage memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kemampuan perusahaan yang dimiliki dan dikendalikan oleh keluarga dalam berinvestasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. risiko bisnis, dan pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan jasa sektor keuangan.
10
Tabel 2 menunjukan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pendanaan dan struktur modal. masing-masing penelitian memiliki informasi yang dapat menjadi acuan dalam penelitian ini untuk menentukan variabel-variabel pendanaan dari dalam dan dari luar perusahaan serta hasil penelitian sebelumnya atas pengaruh variabel-variabel pendanaan tersebut dengan tingkat profitabilitas yang dalam penelitian ini adalah ROA dan NPM.
METODE Kerangka Pemikiran Penelitian ini diarahkan pada tingkat profitabilitas BUMN di Indonesia yang direpresentasikan oleh NPM untuk tingkat profitabilitas jangka pendek dan ROA untuk tingkat profitabilitas jangka panjang .Variabel Modal direpresentasikan dengan variabel PR. Variabel Hutang Jangka Panjang direpresentasikan dengan variabel DER. Selanjutnya akan dilakukan analisa mengenai pengaruh modal sendiri dan hutang jangka panjang terhadap ROA dan NPM dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi untuk bahan pertimbangan investor dalam membuat antisipasi dan mengambil keputusan investasi syariah di Bursa Efek Indonesia. Ilustrasi kerangka pemikiran atas penelitian ini selengkapnya ditunjukan pada Gambar 2.
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Keterangan:
= Ruang Lingkup penelitian
11
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di bursa efek Indonesia. Periode penelitian dimulai dari april 2015 sampai dengan juli 2015.
Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang dipublikasikan oleh berbagai instansi dan sudah diolah sebelumnya.
Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan dugaan sementara yang hendak di uji kebenarannya. (W.Guo 2010) Hipotesis dalam penelitian ini mencakup : H01 : PR dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA BUMN H02 : PR dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap NPM BUMN H11 : PR dan DER berpengaruh signifikan terhadap ROA BUMN H12: PR dan DER berpengaruh signifikan terhadap NPMBUMN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang sudah go public di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 20 perusahaan. Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu. (Ghazali 2014) Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah representasi dari populasi sampel yang ada. Kriteria dalam pengambilan sampel tersebut adalah: 1. Perusahaan BUMN yang Go Public di BEI. 2. Perusahaan BUMN dengan laporan keuangan lengkap periode 2008-2013 Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 20 perusahaan. Namun setelah dilakukan purposive sampling berdasarkan kriteria di atas hanya diperoleh 14 perusahaan yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini yang ditunjukkan selengkapnya pada Tabel 3.
12 Tabel 3. Proses Penentuan Sampel No Keterangan 1 Perusahaan BUMN yang Go Public Perusahaan yang tidak memenuhi 2 kriteria 2 Jumlah sampel yang digunakan
JumlahPerusahaan 20 -6 14
Berdasarkan Tabel 3 dari 20 perusahaan yang menjadi populasi dalam penelitian ini hanya 14 perusahaan yang dapat dijadikan sampel penelitian. Berikut ini merupakan data perusahaan yang menjadi sampel penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 4 dan Tabel 5: Tabel 4. Data perusahaan sampel bukan bank No. Kode Nama Perusahaan 1 SMGR Semen Indonesia 2 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 3 JSMR Jasa Marga 4 PGAS Perusahaan Gas Negara 5 KAEF Kimia Farma 6 INAF Indofarma 7 ADHI Adhi Karya 8 TINS Timah 9 TLKM Telkom 10 ANTM Antam 11 WIKA Wijaya Karya Sumber : Bursa Efek Indonesia (2015)
Tabel 5. Data Perusahaan sampel bank No
Kode
Nama Perusahaan
1 2 3
BBRI BBNI BMRI
Bank Rakyat Indonesia Bank Negara Indonesia Bank Mandiri
Sumber : Bursa Efek Indonesia (2015)
Tabel 4 dan 5 menunjukkan perusahaan perusahaan BUMN yang Go Public yang masuk kedalam sampel penelitian.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel dalam penelitian ini diambil dari laporan keuangan perusahaan BUMN yang Go Public di Bursa Efek Indonesia yang meliputi modal, hutang jangka panjang, NPM dan ROA perusahaan selama tahun 2008 sampai dengan 2013. Secara umum dalam penelitian ini data pendanaan internal,
13 eksternal dan profitabilitas selengkapnya terlampir pada Lampiran 1. Definisioperasional yang dipakai dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Laporan keuangan adalah neraca Bank BRI (BBRI), Semen indonesia (SMGR), Bank Mandiri (BMRI), Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), Bank BNI (BBNI), Jasa Marga (JSMR), Indofarma (INAF), kimia farma (KAEF), Timah (TINS), Adhi Karya (ADHI), Telkom (TLKM), Aneka Tambang (ANTAM), Waskita Karya (WSKT) dan Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang terdiri dari modal, hutang jangkapanjang, dan profitabilitas mulai tahun 2008-2013 2. Modal adalah modal saham dan laba yang ditahan milik Bank BRI (BBRI), Semen indonesia (SMGR), Bank Mandiri (BMRI), Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), Bank BNI (BBNI), Jasa Marga (JSMR), Indofarma (INAF), kimia farma (KAEF), Timah (TINS), Adhi Karya (ADHI), Telkom (TLKM), Aneka Tambang (ANTAM), Waskita Karya (WSKT) dan Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang tidak dibagi kepada pemilik saham, mulai tahun 2010-2013 yang diukur dengan primary ratio. 3. Hutang jangka panjang adalah kewajibanBank BRI (BBRI), Semen indonesia (SMGR), Bank Mandiri (BMRI), Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), Bank BNI (BBNI), Jasa Marga (JSMR), Indofarma (INAF), kimia farma (KAEF), Timah (TINS), Adhi Karya (ADHI), Telkom (TLKM), Aneka Tambang (ANTAM), Waskita Karya (WSKT) dan Perusahaan Gas Negara (PGAS) berupa hutang obligasi, hutangpajak, hutang hipotek, kredit investasi, dan hutang bank yang dilunasi dalam jangkawaktu lebih dari satu tahun, mulai tahun 2010-2013 yang dinyatakan dalam DER. 4. Tingkat Profitabilitas Perusahaan digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh hutang jangka panjang dan moda sendiri yang dinyatakan dalam ROA untuk melihat keuntungan dalam jangka panjang dan NPM untuk melihat keuntungan jangka pendekBank BRI (BBRI), Semen indonesia (SMGR), Bank Mandiri (BMRI), Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), Bank BNI (BBNI), Jasa Marga (JSMR), Indofarma (INAF), kimia farma (KAEF), Timah (TINS), Adhi Karya (ADHI), Telkom (TLKM), Aneka Tambang (ANTAM), Waskita Karya (WSKT) dan Perusahaan Gas Negara (PGAS)
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda, namun sebelum melakukan analisis utama terlebih dahulu dilakukan analisis pendahuluan yaitu uji asumsi klasik. A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengidentifikasi apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Apabila data tidak berdistribusi normal artinya data yang digunakan tidak valid dan bias. Menurut Ghozali (2012) “ada dua cara untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis dan uji statistik”. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan statistik dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov.
14 2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengidentifikasi apakah data yang akan digunakan dalam penelitian terbebas dari ketidaksamaan varian atas residual pada data penelitian. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui pengamatan pada scatter plot, titik-titik pada pada grafik menyebar maka data yang di uji terbebas dari heteroskedastisitas, namun apabila titik-titik tersebut membentuk pola dan tidak tersebar maka data yang di uji terindikasi heteroskedastisitas. 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk memastikan bahwa data yang digunakan terbebas dari error yang saling terkait dengan error yang lainnya, dimana antar variabel independen dalam model regresi tidak boleh memiliki korelasi satu sama lainnya. Pengujian autokorelasi data penelitian ini akan menggunakan uji durbin watson (DW). dimana suatu model regresi dikatakan layak apabila terbebas dari uji heteroskedastisitas dan uji asumsi klasik lainnya dengan nilai DW antara du dan 4-du. 4. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas digunakan untuk mengidentifikasi apakah terdapat hubungan yang linier antar variabel independen. Metode yang digunakan untuk pengujian ini dilakukan dengan mengidentifikasi nilai VIF. B. Uji Regresi Linier Berganda Uji regresi linier berganda digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Secara matematis persamaan regresi linier berganda dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Y 1= a + b1 X1 + b2 X2+ e.........................................................................................(6) Y 2= a + b1 X1 + b2 X2+ e.........................................................................................(7) Keterangan : Y2 = NPM X1 D R X2 PR a Konstanta ariabel Regresi e error C. Uji Hipotesis Uji hipotesis merupakan cara untuk menguji kebenaran dugaan. Menurut Nachrowi dan Usman (2006) Uji hipotesis ini berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Uji t Statistik Uji t statistik digunakan untuk menjawab hipotesis yang menunjukan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel. 2. Uji F Statistik
15 Uji F statistik merupakan metode yang digunakan untuk menguji hipotesis yang menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran utang dan modal BUMN yang Go Public di Indonesia Badan Usaha Milik Negara dapat diartikan sebagai unit bisnis milik rakyat yang dikelola untuk kepentingan rakyat oleh pemerintah, dikarenakan rakyat mempunyai keterbatasan sumber daya untuk mengelola dan mengusahakannya. Dalam hal ini pemerintah bukan sebagai pemilik BUMN sehingga keputusan pemerintah mengenai perusahaan BUMN harus diketahui dan disetujui oleh rakyat banyak. Sesuai dengan pasal 33 UUD RI 1945 ayat 2 dan 3.Sampai dengan tahun 2015 terdapat 20 BUMN yang sudah Go Public di BEI diantara 20 perusahaan tersebut hanya 14 perusahaan yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini yang selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Perusahaan yang dijadikan sampel yaitu: BBRI, SMGR, BMRI, PTBA, BBNI, JSMR, PGAS,KAEF, INAF, ADHI, TINS, TLKM, ANTM, WIKA. Dari data keuangan yang diperoleh dari BEI, diketahui data keuangan perusahaan ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6. Utang jangka panjang perusahaan BUMN bukan bank (dalam jutaan rupiah) Perusahaan SMGR PTBA JSMR PGAS KAEF INAF ADHI TINS TLKM ANTM a
2010 3.423.246 2.281.451 10.592.663 16.986.477 567.310 429.313 4.059.941 1.648.033 43.343.684 2.635.339
2011 5.046.506. 3.342.102 12.191.853 13.791.734 543.257 422.690 5.122.586 1.972.012 42.073.000 4.429.192
2012 8.414.229 4.223.812 14.965.766 15.021.091 541.737 505.708 6.691.155 1.542.807 44.391.000 6.876.225
2013 8.922.908 4.125.586 17.499.365 20.073.088 643.493 538.517 8.172.499 2.991.184 50.527.000 9.071.630
2014 8.559.401 4.376.305 18.772.027 35.928.465 847.585 703.717 8.227.789 3.047.247 55.166.000 8.664.673
Rata-rata 6.873.258 3.669.851 11.053.684 20.360.171 526.561 443.905 6.454.794 2.240.257 47.100.137 6.335.412
Sumber : diolah dari Bursa Efek Jakarta (2010– 2014)
Seperti yang kita lihat dari Tabel 6 Perusahaan Perusahaan BUMN bukan bank mempunyai utang jangka panjang yang meningkat setiap tahunnya. Perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang konstruksi seperti Jasa Marga mempunyai utang jangka panjang yang digunakan untuk mendanai pembangunan pembangunan tol yang ada di indonesia salah satunya melalui penerbitan obligasi. Dalam Catatan atas laporan keuangan PT Jasa Marga Tbk dapat dilihat obligasi obligasi yang diterbitkan antara lain obligasi Jasa Marga XIII Seri R, obligasi jasa marga XII seri q, obligasi jasa marga XI Seri P, Obligasi Jasa Marga X seri O, Obligasi jasa marga JORR I dan JORR II. Obligasi tersebut digunakan untuk
16 membiayai pembangunan jalan tol. Seperti obligasi jasa marga JORR I dan II. BUMN yang bergerak dalam bidang kosntruksi lainnya yaitu PT Adhi karya yang juga mempunyai utang jangka panjang yang semakin meningkat setiap tahunnya. Obligasi yang dimiliki oleh PT Adhi karya dalam catatan atas laporan keuangan di jelaskan digunakan untuk pengembangan usaha dan investasi di bidang usaha properti oleh Perusahaan yang akan digunakan untuk pembangunan hotel atau perkantoran dan infrastruktur di kawasan Jabodetabek, pembangunan properti multiguna (mixed use) dikawasan jabodetabek atau real estate dan pusat perbelanjaan (mal) di Propinsi Riau dan kawasan Jabodetabek. Selain Jasa Marga dan Adhi Karya, Telkom merupakan BUMN dengan tingkat utang yang tinggi. Dana yang diperoleh PT Telkom dari hasil penawaran umum obligasi setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan untuk meningkatkan belanja modal yang meliputi: wave broadband (pita lebar, softswitching, datakom, teknologi informasi dan lainnya), infrastruktur (backbone, metro network, regional metro junction, internet protocol, dan system satelit) dan optimisasi legacy dan fasilitas penunjang (fixed wireline dan wireless). Perusahaan dengan nilai utang baik jangka panjang maupun jangka pendek yang tinggi, akan mempengaruhi risiko keuangannya. Semakin tinggi tingkat utangnya, maka akan semakin tinggi risiko keuangannya (bangkrut). Selain obligasi, pinjaman bank yang lebih dari 1 tahun juga menjadi sumber pendanaan bagi perusahaan. Sumber pendanaan tersebut dikenal dengan kredit modal kerja. Benefit yang diperoleh dari penggunaan pinjaman bank sebagai dana tambahan sangat menarik bagi perusahaan sehingga dalam melakukan investasi perusahaan cenderung menggunakan pinjaman dalam jumlah yang cukup besar. Hal inilah yang menjadi pemicu terlalu tingginya rasio pinjaman (leverage) yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Rasio pinjaman (leverage ratio) merupakan ukuran mengenai besarnya pinjaman terhadap total aset yang dimiliki perusahaan (Hulster, 2009). Penggunaan utang yang berlebihan atau terlalu besar akan berdampak negatif bagi perusahaan terutama saat terjadi resesi ekonomi. Saat resesi ekonomi terjadi, pemerintah akan berusaha mengembalikan kondisi keuangan menjadi lebih stabil dengan meningkatkan tingkat bunga pinjaman. Kenaikan tingkat bunga pinjaman akan berdampak buruk bagi perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang besar karena biaya pinjaman yang mereka keluarkan akan menjadi jauh lebih besar dari yang sebelumnya sedangkan tingkat profitabilitas perusahaan tidak mengalami kenaikan yang sejalan dengan kenaikan bunga pinjaman tersebut. Selain itu, dengan menggunakan utang sebagai sumber pendanaan secara berlebihan akan berdampak buruk bagi pertumbuhan suatu perusahaan. Berbeda dengan BUMN yang bergerak dalam bidang non bank maka BUMN yang bergerak dalam bidang keuangan atau Bank tercatat mempunyai tingkat utang yang jauh lebih tinggi dikarenakan simpanan simpanan nasabah di kategorikan dalam total liabilitas dalam laporan keuangan yang dimuat di BursaEfek. Ilustrasi tersebut tersedia dalam tabel 7.
17 Tabel 7. Utang Bank BUMN Ekuitas
a
Rata-rata
BBRI
2010 36.673.110
2011 49.820.329
2012 64.881.779
2013 79.327.422
2014 85.048.239
63.150.176
BBNI
33.119.626
37.843.024
43.525.291
47.683.505
55.542.545
43.542.798
BMRI
41.542.808
62.654.408
76.532.865
88.790.569
93.960.319
72.696.194
Sumber : diolah dari Bursa Efek Jakarta (2010– 2014)
Dalam Tabel 7 terlihat utang utang Bank BUMN mengalami kenaikan setiap tahunnya yang termasuk dalam liabilitas BUMN yaitu: simpanan nasabah, simpanan di bank lain, liabilitas derivatif , liabilitas akseptasi, efek efek yang diterbitkan, pinjaman yang diterima , dan pinjaman subordinasi. Seperti pada Bank Mandiri utang jangka panjang yang ada pada bank mandiri terdiri dari pinjaman subordinasi dari Nordic Investment Bank yang digunakan untuk mengembangkan dan membiayai proyek investasi prioritas utama di indonesia, ASEAN Japan Development Fund - Overseas Economic Cooperation Fund (AJDF - OECF) merupakan fasilitas kredit dari ASEAN Japan Development Fund Overseas Economic Cooperation Fund (AJDF - OECF) untuk membiayai beberapa proyek di Indonesia. Selain itu terdapat Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I Tahun 2009 yang digunakan untuk Untuk memperkuat struktur permodalan serta mendukung ekspansi kredit dalam rangka pengembangan usaha. Selain Bank Mandiri, Bank BRI juga mempunyai obligasi untuk mendanai kegiatan operasionalnya seperti Obligasi Subordinasi II yang nantinya akan digunakan untuk ekspansi kredit sesuai dengan prinsip kehati hatian. Selain obligasi Bank BRI juga mempunyai Two Step Loan dalam mata uang rupiah yang merupakan pinjaman dari pemerintah yang dananya berasal dari Asian Development Bank (ADB), International Bank For Reconstruction and Development (IBRD), International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan Islamic Development Bank. Begitu juga dengan Bank BNI. BNI mempunyai beberapa obligasi salah satunya Obligasi BNI yang diterbitkan pada tanggal 27 April 2012, BNI, melalui BNI Cabang London, menerbitkan surat utang dengan jumlah nilai nominal USD 500 juta yang akan jatuh tempo pada tanggal 27 April 2017 Surat utang dikeluarkan pada harga 98,89% setara dengan USD494,4 juta dan terdaftar pada Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGXST). Dari jumlah yang diterima sebesar USD494,4 juta tersebut, sebesar USD400 ribu digunakan sebagai biaya penerbitan surat utang. Penerimaan bersih dari penerbitan surat utang tersebut akan digunakan oleh Bank sebagai tambahan sumber pendanaan untuk cabangcabang luar negeri Bank. Selain mempunyai obligasi PT Bank BNI juga mendapat Kredit likuiditas untuk kredit koperasi primer kepada anggotanya. fasilitas kredit yang diperoleh dari Bank Indonesia ini ditujukan untuk debitur BNI sehubungan dengan program kredit Pemerintah untuk pinjaman investasi usaha kecil, pinjaman modal kerja dan pinjaman pengusaha kecil. Dapat kita simpulkan rata rata utang jangka panjang yang dimiliki oleh bank bank BUMN fokus untuk membiayai kredit kredit untuk nasabahnya baik itu nasabah untuk usaha kecil dan menengah maupun nasabah korporasi. Hal tersebut sesuai dengan fungsi bank sebagai Bank adalah lembaga intermediasi yaitu: lembaga perantara antara yang kelebihan dana dan yang membutuhkan dana. Satu indikator lainnya yang menjadi tolak ukur bagi investor untuk
18 berinvestasi di suatu perusahaan adaah modal karena modal mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mengcover hutang yang dimiliki dan menggambarkan likuiditas perusahaan itu sendiri. Perusahaan memperoleh dana untuk menjalankan operasional bisnisnya dari utang dari pihak eksternal dan juga dengan modal sendiri atau biasa kita sebut laba ditahan.. Modal perusahaan diperhatikan oleh investor untuk meyakinkan bahwa perusahaan mampu memenuhi kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Modal sendiri, seperti halnya aset menjadi jaminan tersendiri bagi perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan investor. Dibawah ini disajikan tabel kondisi modal (ekuitas) BUMN yang menjadi sampel penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 8:
Tabel 8.Ekuitas perusahaan Ekuitas BBRI SMGR BMRI PTBA BBNI JSMR PGAS KAEF INAF ADHI TINS TLKM ANTM a
2010 36.673.110 12.006.439 41.542.808 6.366.736 33.119.626 7.740.014 13.868.573 995.315 298.720 861.113 4.202.766 44.418.742 9.583.550
2011 49.820.329 14.615.097 62.654.408 8.165.002 37.843.024 9.240.280 17.184.712 1.114.029 311.267 990.368 4.597.795 60.981.000 10.772.044
(dalam jutaan rupiah) 2012 64.881.779 18.164.855 76.532.865 8.505.169 43.525.291 9.787.786 22.770.838 1.252.506 609.194 1.180.919 4..558.200 66.978.000 12.832.316
2013 79.327.422 21.803.976 88.790.569 7.551.596 47.683.505 10.866.980 33.463.069 1.437.066 650.102 1.548.463 4.892.111 77.424.000 12.793.488
2014 85.048.239 22.200.483 93.960.319 7.721.899 55.542.545 11.101.772 31.119.987 1.624.355 590.793 1.485.648 4.797.484 74.994.000 12.062.670
Rata-rata 63.150.176 17.758.170 72.696.194 7.662.050 43.542.798 9.747.366 23.681.441 1.084.642 492.015 1.213.302 4.609.671 64.959.148 11.608.814
Sumber : diolah dari Bursa Efek Jakarta (2010– 2014)
Dari Tabel 8 diketahui bahwa PT Bank Mandiri adalah perusahaan yang memiliki modal internal tertinggi yaitu sebesar Rp 72.696.194 (juta). Hal ini menunjukkan bahwa PT Bank Mandiri adalah perusahaan yang paling mampu menjamin dan memenuhi kewajiban-kewajibannya baik jangka pendek dan jangka panjang. Setelah Bank Mandiri, Bank BRI juga mempunyai modal yang masuk jajaran tertinggi yaitu sebesar Rp. 63.150.176 setelah Telkom. Sesuai dengan Teori Barclay, Smith dan Watts yang mengatakan perusahaan dengan opsi untuk tumbuh lebih besar atau laba bertumbuh mempunyai kesempatan yang Profitable dalam menandai aktivitasnya secara internal sehingga perusahaan menghindari dana dari luar dan berusaha untuk mencari solusi yang tepat. Solusi yang tepat salah satunya dengan modal yang dimiliki perusahaan . Semakin tinggi modal perusahaan semakin likuid perusahaan tersebut. Analisis Pengaruh Hutang Jangka Panjang dan Modal Sendiri Secara Simultan dan Parsial Terhadap ROA & NPM BUMN Sektor Perbankan. BUMN go public pada sektor perbankan mempunyai karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan BUMN yang lainnya, sehingga analisis pengaruh modal sendiri dan utang jangka panjang terhadap NPM & ROA bank dipisahkan dengan BUMN sektor non perbankan. Untuk melihat pengaruh antar variabel
19 dalam penelitian harus menggunakan perhitungan regresi manual, Data untuk regresi berganda secara manual tersedia pada lampiran 6. karena hanya 3 bank BUMN yang termasuk sampel penelitian maka alat statistik yaitu SPSS tidak dapat digunakan. Dari hasil perhitungan manual didapatkan persamaan regresi yaitu : ROA = -324,91+ 93,26 (DER) -3,367 (PR) + ε NPM = -28,1+ 8,17(DER) -291,19 (PR) + ε Model regresi diatas menunjukan bahwa nilai konstanta adalah -324,91 artinya apabila nilai DER dan PR adalah nol dan tidak berubah maka setiap ada kenaikan satu satuan konstanta maka nilai ROA akan turun sebesar 324,91. Konstanta merupakan intersep yang menjelaskan nilai Y (variabel dependen) pada saat variabel X (independen) sama dengan nol. Selanjutnya dapat diketahui bahwa variabel-variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA adalah DER dan PR. DER memiliki pengaruh positif sebesar 93,26 artinya pada saat DER naik sebesar 1x maka ROA akan naik sebesar 93 % Selanjutnya variabel PR memiliki pengaruh negatif yang signifikan teradap ROA, apabila tingkat PR naik 1x maka ROA akan turun sebesar 33%. Begitu juga dengan NPM, model regresi diatas menunjukan bahwa nilai konstanta adalah -28,1 artinya apabila nilai DER dan PR adalah nol dan tidak berubah maka setiap ada kenaikan satu satuan konstanta maka nilai NPM akan turun sebesar 29,60. Konstanta merupakan intersep yang menjelaskan nilai Y (variabel dependen) pada saat variabel X (independen) sama dengan nol. Selanjutnya dapat diketahui bahwa variabel-variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap NPM adalah DER dan PR. DER memiliki pengaruh positif sebesar 8,17 artinya pada saat DER naik sebesar 1x maka NPM akan naik sebesar 81,7 % Selanjutnya variabel PR memiliki pengaruh negatif yang signifikan teradap NPM, apabila tingkat PR naik 1x maka NPM akan turun sebesar 29% Dari hasil regresi diatas dapat kita lihat PR memiliki pengaruh yang negatif baik terhadap profitabilitas jangka pendek maupun jangka panjang. Hal tersebut dikarenakan modal bank lebih banyak berasal dari dana pihak ketiga sesuai dengan fungsi bank sebagai perantara keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat (to receive deposits) yang kelebihan dana (surplus) dan menyalurkan kredit (to make loans) kepada pihak yang membutuhkan (defisit). Sehingga utang jangka panjang lebih banyak mempunyai pengaruh terhadap tingkat profitabilitas bank. DER berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dibawah ini disajikan data mengenai DER bank BUMN tahun 2008- 2013 yang ditunjukkan pada Tabel 9. Tabel 9.Hasil Perhitungan DER Bank NO
a
Bank
(dalam x)
1
Bank BRI
2008 10,01
2009 10.63
2010 10,02
2011 8,43
2012 7,5
2013 6,89
rata rata 8,57
2
BankMandiri
10,75
10,2
9,81
7,81
7,31
7,26
8,86
3
Bank BNI
12,07
10,9
6,5
6,9
6,66
7,1
8,35
Sumber : diolah dari Bursa Efek Jakarta (2010– 2014)
Tabel 9 menunjukkan DER bank BUMN yang mempunyai rata rata yang
20 cukup tinggi yaitu diatas 8. Hal tersebut mendukung hasil regresi dari penelitian ini yang menunjukkan DER mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas BUMN. Rata rata DER yang cukup besar tersebut menggambarkan Bank bank BUMN lebih memilih utang jangka panjang untuk mendanai kegiatan operasionalnya dibandingkan dengan modal sendiri (ekuitas). Pada Tabel 10 dapat dilihat Bank bank BUMN mempunyai DER yang cukup konstan, hal tersebut terjadi karena keputusan pendanaan merupakan keputusan jangka panjang sehingga perubahan DER tidak terlalu signifikan. Hasil Uji Asumsi Klasik (model 1) Berdasarkan hasil uji asumsi klasik model pertama pada regresi linier berganda dapat diketahui bahwa data dalam penelitian ini bebas dari asumsiasumsi klasik, dimana data terbukti normal, bebas dari heteroskedastisitas, multikolinieritas, dan autokorelasi. Berikut ini penjelasan selengkapnya mengenai hasil uji asumsi klasik yang ditunjukan pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil uji asumsi klasik No 1
2
3
4
Uji Normalitas
Kriteria Nilai kolmogorovsmirnov z kurang dari 1.96 dengan signifikansi lebih dari 0.05
Hasil Nilai kolmogorovsmirnov sebesar 1.29 dengan signifikansi sebesar 0.71.
Heteroskedastisitas Titik-titik pada scatter plot menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y Multikolinieritas Nilai tolerance> 0.10 dan variance inflation factor (VIF) < 10 Autokorelasi Nilai Durbin Watson (DW) berada diantara nilai Durbin Watson Test Bound (du) dan i 4 – du (du < DW < 4 – du)
Titik-titik pada scatterplot menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y Tollerance > 0.10 dan nilai VIF < 10
Nilai DW sebesar 1.747. Nilai du sebesar 1.6383 dan nilai 4 – du sebesar 2.3617
Keterangan Data terdistribusi normal sebab nilai kolmogorov smirnov memenuhi syarat (1.29<1.96) dengan signifikansi lebih dari 0.05 yaitu 0.71 Data bebas dari heteroskedastisitas sebab data pada scatter plot menyebar di atas dan di bawah nilai 0 pada sumbu Y Data bebas dari multikolinieritas sebab nilai tollerance dan VIF memenuhi syarat Data bebas dari autokorelasi sebab nilai DW berada diantara du dan 4 – du (1.6383 < 1.747 < 2.3617)
b
Sumber : Ghozali (2012)
Tabel 11 menunjukan bahwa data bebas dari asumsi klasik sebab secara statistik hasil dari uji asumsi klasik data memenuhi kriteria-kriteria normal yang
21 berarti data terdistribusi dengan normal dan dapat menunjukan output regresi yang valid, bebas heteroskedastisitas yang berarti semua residual mempunyai varian yang sama sehingga uji hipotesis dan kesimpulan menjadi akurat, bebas multikolinieritas yang berarti bahwa antar variabel independen dalam penelitian tidak memiliki hubungan sehingga output regresi dapat menunjukan kondisi sebenarnya, dan bebas autokorelasi yang berarti bahwa error pada data bersifat independen sehingga nilai dari pengaruh variabel-variabel yang diteliti konsisten dan tidak bias. Hasil uji asumsi klasik yang lebih rinci selengkapnya terdapat pada Lampiran 2. Hasil Uji Asumsi Klasik (model 2) Berdasarkan hasil uji asumsi klasik model kedua pada regresi linier berganda dapat diketahui bahwa data dalam penelitian ini bebas dari asumsiasumsi klasik, dimana data terbukti normal, bebas dari heteroskedastisitas, multikolinieritas, dan autokorelasi. Berikut ini penjelasan selengkapnya mengenai hasil uji asumsi klasik yang ditunjukan pada Tabel 11. Tabel 11 .Hasil uji asumsi klasik No 1
2
3
4
Uji Normalitas
Kriteria Nilai kolmogorovsmirnov z kurang dari 1.96 dengan signifikansi lebih dari 0.05
Heteroskedastisitas Titik-titik pada scatter plot menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y Multikolinieritas Nilai tolerance> 0.10 dan variance inflation factor (VIF) < 10 Autokorelasi Nilai Durbin Watson (DW) berada diantara nilai Durbin Watson Test Bound (du) dan i 4 – du (du < DW < 4 – du)
Hasil Nilai kolmogorovsmirnov sebesar 1.29 dengan signifikansi sebesar 0.71. Titik-titik pada scatterplot menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y Tollerance > 0.10 dan nilai VIF < 10
Nilai DW sebesar 1.747. Nilai du sebesar 1.6383 dan nilai 4 – du sebesar 2.3617
Keterangan Data terdistribusi normal sebab nilai kolmogorov smirnov memenuhi syarat (1.29<1.96) dengan signifikansi lebih dari 0.05 yaitu 0.71 Data bebas dari heteroskedastisitas sebab data pada scatter plot menyebar di atas dan di bawah nilai 0 pada sumbu Y Data bebas dari multikolinieritas sebab nilai tollerance dan VIF memenuhi syarat Data bebas dari autokorelasi sebab nilai DW berada diantara du dan 4 – du (1.6383 < 1.747 < 2.3617)
b
Sumber : Ghozali (2012)
Tabel 11 menunjukan bahwa data bebas dari asumsi klasik sebab secara statistik hasil dari uji asumsi klasik data memenuhi kriteria-kriteria normal yang
22 berarti data terdistribusi dengan normal dan dapat menunjukan output regresi yang valid, bebas heteroskedastisitas yang berarti semua residual mempunyai varian yang sama sehingga uji hipotesis dan kesimpulan menjadi akurat, bebas multikolinieritas yang berarti bahwa antar variabel independen dalam penelitian tidak memiliki hubungan sehingga output regresi dapat menunjukan kondisi sebenarnya, dan bebas autokorelasi yang berarti bahwa error pada data bersifat independen sehingga nilai dari pengaruh variabel-variabel yang diteliti konsisten dan tidak bias. Hasil uji asumsi klasik yang lebih rinci selengkapnya terdapat pada Lampiran 2. Analisis Pengaruh Hutang Jangka Panjang dan Modal Sendiri Secara Simultan dan Parsial Terhadap ROA BUMN Non Bank Hasil uji t menunjukan bahwa nilai thitung variabel DER adalah 1.513, nilai thitung variabel PR adalah 4.553. Sedangkan nilai ttabel untuk variabel-variabel independen tersebut adalah 2.004. Berdasarkan nilai thitung dan ttabeldiatas dapat diketahui bahwa : 1. Variabel DER secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA sebab nilai thitung variabel tersebut lebih kecil dari pada nilai ttabel (1.513<2.004) serta dengan nilai signifikansi yang lebih dari 0,05 yaitu 0,136 2. Variabel PR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA hal ini disebabkan karena nilai thitung variabel tersebut lebih besar dari pada nilai ttabel (4.553>2.004) serta dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu 0,00 Mengacu pada hasil uji t, uji F dan Koefisien determinasi model 1 dalam penelitian ini yang selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3, maka model regresi linier berganda penelitian ini adalah sebagai berikut : ROA = -1.843+ 0,332 (DER) + 15,585 (PR) + ε Model regresi diatas menunjukan bahwa nilai konstanta adalah -1.843 artinya apabila nilai DER dan PR adalah nol dan tidak berubah maka setiap ada kenaikan satu satuan konstanta maka nilai ROA akan turun sebesar1.843. Konstanta merupakan intersep yang menjelaskan nilai Y (variabel dependen) pada saat variabel X (independen) sama dengan nol. Selanjutnya dapat diketahui bahwa variabel-variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA adalah DER dan PR. DER memiliki pengaruh positif sebesar 0,332 artinya pada saat DER naik sebesar 1x maka ROA akan naik sebesar 0.332% Selanjutnya variabel PRmemiliki pengaruh positif yang signifikan teradap ROA, apabila tingkat PR naik 1x maka ROA akan naik sebesar 15%. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini yang selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3 dapat diketahui bahwa secara simultan variabel DER, dan PR berpengaruh signifikan terhadap ROA . Akan tetapi apabila dilihat secara parsial tidak semua variabel independen tersebut berpengaruh terhadap ROA, hanya variabel PR yang berpengaruh signifikan sedangkan DER tidak berpengaruh signifikan.Secara parsial PR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, hal ini menunjukan bahwa kenaikan PR akan di ikuti dengan kenaikan ROA, begitupula apabila PR turun maka ROA akan mengalami
23 penurunan. Sedangkan Variabel DER tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA Hal ini menggambarkan bahwa modal sendiri memiliki pengaruh terhadap tingkat profitabilitas jangka panjang (ROA) sesuai dengan teori packing order yang berbunyi Menurut Myers (1984), pecking order theory menyatakan bahwa ”Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah.” Menurut pecking order theory, terdapat skenario urutan (hierarki) dalam memilih sumber pendanaan, yaitu : perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau pendanaan internal daripada pendanaan eksternal.Dana internal tersebut diperoleh dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan.Teori tersebut menjelaskan bahwa pelaku usaha akan memulai usahanya dengan menggunakan modal pribadi dari pada modal pinjaman karena modal pinjaman akan menjadi alternative kedua apabila perusahaan membutuhkan dana yang lebih besar. Selain itu semakin besar ukuran perusahaan akan semakin besar pula kesempatan melakukan investasi dan memperoleh bantuan dalam pendanaan. Teori ini sesuai dengan hasil statistik di atas dan menggambarkan bahwa rata rata perusahaan BUMN lebih memilih sumber dana internal untuk mendukung kegiatan operasionalnya dibandingkan dengan hutang jangka panjang. Perusahaan yang mempunyai opsi untuk tumbuh lebih besar akan mempunyai hutang yang lebih sedikit dikarenakan perusahaan lebih mengutamakan solusi atas masalah-masalah yang berkaitan dengan hutangnya. Dimana perusahaan dengan laba bertumbuh mempunyai kesempatan yang profitable dalam mendanai aktivitasnya secara internal sehingga perusahaan menghindar untuk menarik dana dari luar dan berusaha mencari solusi yang tepat atas masalah-masalah yang terkait dengan hutangnya, selain itu dengan profitabilitas yang meningkat akan meningkatkan laba ditahan sehingga akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan peminjaman. Begitu juga dengan perusahaan dengan profitabilitas tinggi (laba perusahaan) maka perusahaan tersebut semakin rendah penggunaan hutang dan pinjaman-pinjaman karena perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan memiliki kemampuan pendanaan internal yang besar serta dapat mengoptimalkan manajemen keuangannya secara optimal dan memaksimalkan kemampuan perusahaan dengan baik. Dari 14 Perusahaan BUMN yg go Public terdapat 6 perusahaan yang lebih memilih menggunakan pendanaan internal yaitu : ANTM, TLKM, PTBA, TINS, KAEF, SMGR dan PGAS Hal tersebut dapat kita lihat dari laporan keuangan perusahaan setiap tahunnya yang ditampilkan dalam Tabel 12 berikut:
24 Tabel 12. BUMN yang lebih memilih Pendanaan Internal Perusahaan
ANTM TLKM PTBA TINS KAEF SMGR
Keterangan TL TE TL TE TL TE TL TE TL TE TL TE
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
2.635.339 9.583.550 43.343.684 44.418.742 2.281.451 6.366.736 1.678.033 4.202.766 567.311 995.315 3.423.246 12.006.439
4.429.192 10.772.044 42.073.000 60.981.000 3.342.102 8.165.002 1.972.012 4.597.795 543.257 1.114.029 5.046.506 14.615.097
6.876.225 12.832.316 44.391.000 66.978.000 4.222.812 8.505.169 1.542.807 4.558.200 541.737 1.252.506 8.414.229 18.164.855
9.071.630 12.793.488 50.527.000 77.424.000 4.125.586 7.551.569 2.991.184 4.892.111 643.493 1.437.066 8.988.908 21.803.976
8.664.673 12.062.670 55.166.000 74.949.000 4.376.305 7.721.899 3.047.247 4.797.484 847.585 1.624.355 8.559.401 22.200.483
Sumber : Data di olah Laporan keuangan BUMN (2010-2014)
Tabel 12 menunjukkan BUMN yang memilih pendanaan internal. Ke 6 Perusahaan BUMN tersebut lebih memilih menggunakan pendanaan yang berasal dari modal perusahaan yang berasal dari laba ditahan dibandingkan dengan pendanaan dari luar atau utang yang terdiri dari utang jangka panjang dan utang jangka panjang. Penggunaan sumber pendanaan internal dipengaruhi oleh besarnya profitabilitas ataupun arus kas yang dimiliki dan dihasilkan oleh perusahaan. Semakin besar profitabilitas atau arus kas yang dihasilkan suatu perusahaan, maka dana internal yang dapat digunakan untuk pendanaan investasi menjadi semakin besar sehingga kemampuan perusahaan untuk berinvestasi juga akan semakin besar. Salah satu sumber dari modal internal yaitu laba ditahan atau biasa di sebut Saldo laba biasanya digunakan untuk menutupi sebagian besar kebutuhan kas perusahaan dalam proses investasi. Semakin besar saldo laba yang dimiliki suatu perusahaan akan memperbesar peluang perusahaan tersebut melakukan investasi. Tetapi dalam prakteknya, selain dipengaruhi oleh jumlahnya, penggunaan saldo laba sebagai sumber pendanaan dalam berinvestasi dipengaruhi juga oleh berbagai faktor lain, yaitu: struktur kepemilikan perusahaan (terdapat pihak yang memiliki kontrol besar terhadap perusahaan yang mengatur proporsi saldo laba yang dapat digunakan untuk kegiatan investasi) dan kebijakan dividen (terdapat pengaturan besarnya laba yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen sehingga proporsi saldo laba yang dapat digunakan untuk kegiatan investasi menjadi berkurang). Penggunaan dana internal dalam bentuk saldo laba untuk proses investasi lebih mudah (tidak melalui tahapan dan proses yang panjang dan sulit) dan tidak membutuhkan biaya yang besar bila dibandingkan dengan penggunaan dana eksternal yang membutuhkan prosedur yang panjang dan sulit untuk memperoleh pinjaman bank atau membutuhkan biaya yang cukup besar untuk menerbitkan saham baru sehingga perusahaan lebih memilih mendanai kebutuhannya dengan pendanaan internal sesuai dengan teori packing order.
25
Analisis Pengaruh Hutang Jangka Panjang dan Modal Sendiri Secara Simultan dan Parsial Terhadap NPM BUMN Non Bank.
Hasil uji t pada lampiran 4 menunjukan bahwa nilai thitung variabel DER adalah 2.137, nilai thitung variabel PR adalah 0.486. Sedangkan nilai ttabel untuk variabel-variabel independen tersebut adalah 2.004. Berdasarkan nilai thitung dan ttabeldiatas dapat diketahui bahwa : 1. Variabel DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPM sebab nilai thitung variabel tersebut lebih kecil dari pada nilai ttabel (2.137>2.004) serta dengan nilai signifikansi yang kurang dari 0,05 yaitu 0,037 2. Variabel PR secara parsial tidak berpengaruhsignifikan terhadap NPM hal ini disebabkan karena nilai thitung variabel tersebut lebih besar dari pada nilai ttabel (0.486<2.004) serta dengan nilai signifikansi lebih dari 0,05 yaitu 0,629 Mengacu pada hasil uji t ,uji f dan koefisien determinasi model 2 dalam penelitian ini yang selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4, maka model regresi linier berganda penelitian ini adalah sebagai berikut : NPM = 4.290+ 1.862 (DER) + 6.611 (PR) + ε Model regresi diatas menunjukan bahwa nilai konstanta adalah 4.290 artinya apabila nilai DER, dan PR adalah nol maka nilai NPM adalah 4.290 Konstanta merupakan intersep yang menjelaskan nilai Y (variabel dependen) pada saat variabel X (independen) sama dengan nol. Selanjutnya dapat diketahui bahwa variabel-variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap NPM adalah DER dan PR. DER memiliki pengaruh positif sebesar 1.862 artinya pada saat DERnaik sebesar 1x maka ROA akan naik sebesar 1.862% Selanjutnya variabel PRmemiliki pengaruh positif yang signifikan teradap ROA, apabila tingkat PR naik 1x maka ROA akan naik sebesar 6.611%,. Berbeda dengan ROA yang dapat dikatakan rasio profitabilitas dalam jangka panjang karena analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu dan dapat diproyeksikan ke masa depan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba di masa mendatang, NPM (Net Profit Margin)merupakanrasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih sehingga dapat kita katakan sebagai rasio profitabilitas dalam jangka pendek. Hasil statistik menunjukan jika terdapat pengaruh yang signifikan antara hutang jangka panjang (DER) dengan NPM. Sedangkan variabel modal sendiri yang di simbolkan dengan (PR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap NPM. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hartono (2000) yang menyatakan bahwa semakinbesar hutang, maka semakin besar pula profitabilitas yang diharapkan, yangdalam hal ini Net Profit Margin. Hal tersebut dikarenakan dalam jangka pendek hutang jangka panjang dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas dikarenakan adanya tambahan dana untuk membiayai kegiatan operasional sehingga laba yang dihasilkan juga mengalami peningkatan sedangkan modal sendiri yang dihasilkan dari laba
26 ditahan tidak begitu mempengaruhi kenaikan dari profitabilitas perusahaan , sesuai dengan teori MM dan Kraus Lizenberger “ Suatu Perusahaan yang menggunakan Utang akan mendapatkan keuntungan dari penghematan pajak yang akan mengurangi pengeluaran arus kasnya yang pada akhirnya meningkatkan nilai dari perusahaan “ Sehingga dalam jangka pendek hutang jangka panjang lebih memperngaruhi tingkat profitabilitas dibandingkan dengan modal sendiri yang di miliki oleh perusahaan walaupun keuntungan perusahaan yang didapatkan dari pengurangan pajak tidak dapat terus berlangsung karena perusahaan harus menanggung sejumlah biaya kebangkrutan. Utang jangka panjang mempunyai pengaruh terhadap NPM dikarenakan kebanyakan perusahaan BUMN yang ada di indonesia mengggunakan utang jangka panjang yang berasal dari luar negeri sehingga sangat dipengaruhi oleh gejolak kurs setiap tahunnya . Apabila suatu perusahaan didanai melalui hutang, maka akan terjadi efek tax deductible. Artinya, perusahaan yang memiliki hutang akan membayar bunga pinjaman yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak, yang dapat memberi manfaat bagi pemegang saham. Pengurangan pajak ini akan menambah laba perusahaan dan dana tersebut dapat dipakai untuk investasi perusahaan di masa yang akan datang ataupun untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham. Apabila hal tersebut dapat dilakukan oleh perusahaan, maka penilaian investor terhadap perusahaan akan meningkat. Sehingga pendanaan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Penjelasan tersebut sesuai dengan hasil statistik pada penelitian ini yang menunjukan ada pengaruh antara DER dan NPM dapat terbukti walaupun pegaruh DER terhadap NPM kecil.
Implikasi Manajerial Keputusan pendanaan keuangan perusahaan akan sangat menentukan kemampuan perusahaan tersebut dalam menjalankan aktivitas operasionalnya selain itu juga dapat berpengaruh terhadap perusahaan itu sendiri.. Tujuan dari keputusan pendanaan adalah menentukan struktur tingkat pengguanaan uang secara optimal, memperkecil jumlah hutang yang dapat memaksimalkan kemampuan nilai perusahaan sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka panjang modal sendiri mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas yang berarti BUMN di indonesia dapat memaksimalkan modal internal yang dimiliki untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan sesuai dengan Pecking Order Theory yang mengatakan bahwa perusahaan lebih cenderung memilih pendanaan internal daripada eksternal. Pemilihan modal sendiri sebagai pilihan pertama didasarkan dari tingkat cost of fund dari sumber sumber tersebut yang juga berkaitan dengan resiko investasi. Sedangkan dalam jangka pendek utang jangka panjang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas , yang berarti perusahaan BUMN dapat menambah hutang jangka panjang mereka dalam jangka pendek karena dengan memakai pendanaan dengan hutang maka perusahaan BUMN dapat mengurangi pajak perusahaan sehingga laba bersih yang dihasilkan lebih besar sesuai dengan teori Modigliani dan Miller yang menyatakan dengan adanya pajak pada umumnya bunga yang dibayarkan akibat penggunaan hutang dapat digunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikarenakan pajak atau dengan kata lain tax
27 deductible. Namun yang harus di ingat oleh setiap perusahaan adalah penggunaan hutang jangka panjang akan menimbulkan kewajiban finansial , baik dalam bentuk pembayaran bunga ataupun pokok pinjaman oleh karena itu setiap perusahaan BUMN harus berhati hati dalam menggunakan hutang agar tidak berdampak pada tingkat likuiditas jangka panjang yang dapat berakibat keabangkrutan.Diharapkan BUMN di indonesia dapat lebih memperhatikan struktur modalnya sehingga dapat meningkatkan investasi dan juga keuntungan dalam jangka panjang maupun jangka pendek dan dapat memberikan return yang maksimum bagi pemegang saham yang pada akhirnya akan menaikan minat masyarakat untuk turut membangun BUMN dan memajukan BUMN dengan ikut membeli saham BUMN.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian mengenai Analisis Pengaruh Hutang Jangka Panjang dan Modal Terhadap Profitabilitas BUMN yang Go Public di BEI Periode 20082013 maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Variable hutang jangka panjang yang di gambarkan oleh DER dan Variabel Modal sendiri yang di gambarkan oleh PR secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba jangka panjang (ROA) Secara Parsial didapatkan bahwa terdapat satu variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laba jangka panjang (ROA) yaitu PR, Hal tersebut sesuai dengan pecking order theory 2. Variable hutang jangka panjang yang di gambarkan oleh DER dan Variabel Modal sendiri yang di gambarkan oleh PR secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan baik terhadap laba jangka pendek (NPM). Secara Parsial Hutang Jangka Panjang (DER) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba jangka pendek (NPM) , Hal tersebut dikarenakan penggunaan hutang bisa mengurangi pajak sehingga keuntungan yang didapatkan lebih tinggi.
Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian adalah: 1. Bagi perusahaan BUMN yang ada di Indonesia sebaiknya lebih memperhatikan lagi komposisi antara utang jangka panjang dengan ekuitasnya yang digunakan untuk pendanaan perusahaan. Diperlukan strategi struktur modal yang optimal bagi BUMN di Indonesia yang dapat meningkatkan perolehan laba yang maksimum sesuai dengan tujuan perusahaan 2. Untuk BUMN yang lebih memilih pendanaan dengan modal sendiri seperti Antam, Telkom, PTBA, TINS, KAEF, SMGR diharapkan dapat menaikan laba bersih yang dihasilkan sehingga laba ditahan tahun depan
28 lebih besar dari tahun sebelumnya. 3. Untuk BUMN yang lebih menggunakan utang jangka panjang harus lebih berhati hati karena di lain pihak penggunaan hutang juga akan menimbulkan risiko. Penggunaan utang yang terlalu tinggi tanpa ada perhitungan keseimbangan yang baik dengan penggunaan modal justru akan meningkatkan risiko keuangan perusahaan
29
DAFTAR PUSTAKA Arpyelfanika DS. 2012. Analisis Pengaruh CR, TATO, DER, SIZE, DR terhadap profitabilitas perusahaan. [Skripsi]. Semarang(ID): Universitas Diponegoro. Brealey, Myers, Marcus. 2008. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi ke-8, Jilid 2.Bob Sabran MM,penerjemah. Jakarta(ID): Erlangga. Brigham, Eugene F,Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi ke-8, Jilid 1.Dodo S dan Herman W,penerjemah.Jakarta(ID): Erlangga. Ghozaly I. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20. Semarang (ID): BP Universitas Diponegoro. Hanafi, M. Mamduh , Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan keuangan. Yogyakarta (ID): UPP STIM YKPN Horne, James C. Van. 2013. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Edisi ke-13. Quratul‟ain Mubarakah, penerjemah. Jakarta (ID): Salemba mpat. H.M, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ke-7. Yogyakarta (ID): BPFE-UGM. Jurnali, Teddy, dan Sumantri. 2010. Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Kepailitan Bank Nasional. Batam (ID): Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Keown AJ, Martin JD, Petty JW, Scott DF Jr. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi ke-10, Jilid 1. Marcus Prihminto Widodo, penerjemah. Jakarta (ID): PT Indeks. Terjemahan dari: Financial Management: Principles and Applications. Keown AJ, Martin JD, Petty JW, Scott DF Jr. 2011. Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan. Edisi ke-10, Jilid 2. Marcus Prihminto Widodo, penerjemah. Jakarta (ID): PT Indeks. Terjemahan dari: Financial Management: Principles and Applications. Kieso, Donald E., Jerry JW, Terry D. Warfield, 2002. Akuntansi Intermediete. Edisi ke-10, Jilid 1.Emil Salim,penerjemah.Jakarta (ID): Erlangga. Kuswadi. 2008. Memahami Rasio Rasio Keuangan bagi Orang Awam . Jakarta (ID): PT Gramedia. Kuhnhausen, Harald. 2014. Determinants Of Capital Structure in Non Financial Companies [Internet]. [diunduh 2015 June 03]; 2014-38. Tersedia padahttp://epub.ub.uni-muenchen.de/21167/ Mardiyanto H. 2009. Inti Sari Manajemen Keuangan. Jakarta (ID): PT Grasindo. Munawir, S. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Edisi Keempat. Modigliani F, Miller M. 1958. The cost of capital corporation finance and the theory of investment[Internet].[diunduh 2015 mei 20]; (PP 261-297). Tersedia pada http://www.Jstor.org/stable/1809766. Pramono, Peni. 2007. Membedah Laporan Keuangan Sangat Mudah, disini Kuncinya . Jakarta (ID): PT Gramedia. Prihartanty R. 2010. Analisis pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap net income growth [jurnal]. Semarang (ID): UniversitasDiponegoro.
30 Putu A.2014. Faktor Faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 – 2012 [jurnal]. Bali (ID): Universitas Udayana. Rivai V, Modding B, Veithzal AP, Mariyanti T. 2013. Financial Institution Management. Jakarta (ID): PT Rajagrafindo Persada. Sukirno S. 2011. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta (ID): PT Rajagrafindo Persada. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung (ID): Alfabeta. Steven, Lina. 2011. Faktor faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan manufaktur. [Jurnal bisnis dan akuntansi, vol.13, no.3, hlm, 163181]. Jakarta (ID): Universitas Trisakti. Stein ET. 2012. Pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas studi komparatif pada perusahaan industri tekstil dan garment yang terdaftar di bei periode 2006-2010. [Skripsi]. Makasar (ID): Universitas Hasanuddin. Sumani, Rachmawati L. 2012. Analisis struktur modal dan beberapa faktor yang mempengaruhinya pada perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia. [Jurnal Emas, vol 6,no.1]. Jember (ID): Universitas Jember.
31 Lampiran 1 Data pendanaan internal,eksternal dan profitabilitas
d
No
DER
PR
NPM
ROA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
2,47 1,35 1,22 0,80 0,60 0,60 1,18 1,17 1,37 1,32 1,53 1,61 12,07 10,88 6,50 6,90 6,66 7,10 0,51 0,4 0,36 0,41 0,50 0,55 7,75 6,69 4,71 5,17 5,67 5,28 0,26 0,21 0,27 0,41 0,50 0,71 0,5 0,42 0,40 0,43 0,34 0,61
0,28 0,41 0,43 0,55 0,60 0,62 0,44 0,44 0,41 0,43 0,39 0,38 0,08 0,08 0,13 0,12 0,13 0,12 0,65 0,7 0,73 0,70 0,67 0,65 0,11 0,13 0,17 0,16 0,15 0,16 0,79 0,82 0,78 0,70 0,65 0,58 0,66 0,7 0,71 0,70 0,75 0,62
0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,1 0,11 0,12 0,13 0,14 0,15 0,16 0,17 0,18 0,19 0,2 0,21 0,22 0,23 0,24 0,25 0,26 0,27 0,28 0,29 0,3 0,31 0,32 0,33 0,34 0,35 0,36 0,37 0,38 0,39 0,4 0,41 0,42
0,0247 0,0135 0,0122 0,008 0,006 0,006 0,0118 0,0117 0,0137 0,0132 0,0153 0,0161 0,1207 0,1088 0,065 0,069 0,0666 0,071 0,0051 0,004 0,0036 0,0041 0,005 0,0055 0,0775 0,0669 0,0471 0,0517 0,0567 0,0528 0,0026 0,0021 0,0027 0,0041 0,005 0,0071 0,005 0,0042 0,004 0,0043 0,0034 0,0061
Sumber : Bursa Efek Indonesia(2008-2013)
32 Lanjutan Lampiran 1 Data pendanaan internal,eksternal dan profitabilitas No
DER
PR
NPM
ROA
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84
0,53 0,57 0,49 0,43 0,45 0,52 10,75 10,23 9,81 7,81 7,31 7,26 0,3 0,26 0,29 0,35 0,46 0,41 10,01 10,63 10,02 8,43 7,50 6,89 1,38 1,22 0,98 0,69 0,66 0,65 3,11 2,38 2,43 2,75 2,89 2,90 2,26 1,44 1,36 0,83 0,83 1,19
0,65 0,64 0,67 0,70 0,70 0,66 0,08 0,09 0,09 0,11 0,12 0,12 0,76 0,79 0,77 0,74 0,68 0,71 0,08 0,09 0,09 0,11 0,12 0,13 0,38 0,4 0,44 0,60 0,60 0,60 0,24 0,27 0,29 0,26 0,26 0,26 0,31 0,41 0,42 0,55 0,55 0,46
0,43 0,44 0,45 0,46 0,47 0,48 0,49 0,5 0,51 0,52 0,53 0,54 0,55 0,56 0,57 0,58 0,59 0,6 0,61 0,62 0,63 0,64 0,65 0,66 0,67 0,68 0,69 0,7 0,71 0,72 0,73 0,74 0,75 0,76 0,77 0,78 0,79 0,8 0,81 0,82 0,83 0,84
0,0053 0,0057 0,0049 0,0043 0,0045 0,0052 0,1075 0,1023 0,0981 0,0781 0,0731 0,0726 0,003 0,0026 0,0029 0,0035 0,0046 0,0041 0,1001 0,1063 0,1002 0,0843 0,075 0,0689 0,0138 0,0122 0,0098 0,0069 0,0066 0,0065 0,0311 0,0238 0,0243 0,0275 0,0289 0,029 0,0226 0,0144 0,0136 0,0083 0,0083 0,0119
33 Lampiran 2 Hasil uji asumsi klasik (model 1)
1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N
54
Normal Parameters
a,,b
Mean Std. Deviation
.0000000 2.83113175
Most Extreme
Absolute
.176
Differences
Positive
.152
Negative
-.176
Kolmogorov-Smirnov Z
1.290
Asymp. Sig. (2-tailed)
.072
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
2. Uji Heteroskedastisitas
3. Uji Multikolinieritas Coefficients
a
Collinearity Statistics Model
Tolerance
VIF
1 (Constant) DER
.239
4.189
PR
.239
4.189
a. Dependent Variable: ROA
34 Lanjutan Lampiran 2 Uji Asumsi Klasik (model 1)
4. Uji Autokorelasi b
Model Summary
Model
R
1
R Square
.689
a
.475
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .454
2.88611
a. Predictors: (Constant), PR, DER b. Dependent Variable: ROA
Lampiran 3 Hasil uji asumsi klasik (model 2) 1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N Normal Parameters
54 a,,b
Mean Std. Deviation
.0000000 2.83113175
Most Extreme
Absolute
.176
Differences
Positive
.152
Negative
-.176
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
2. Uji Heteroskedastisitas
1.290 .072
Durbin-Watson 2.270
35 Lanjutan Lampiran 3 Uji Asumsi Klasik (model 1) 3. Uji Multikolinieritas Coefficients
a
Collinearity Statistics Model
Tolerance
VIF
1(Constant) DER
.239
4.189
PR
.239
4.189
a. Dependent Variable: NPM
4. Uji Autokorelasi b
Model Summary
Model 1
R .444
R Square a
.197
a. Predictors: (Constant), PR, DER b. Dependent Variable: NPM
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .166
11.47818
Durbin-Watson 1.747
36 Lampiran 4 Hasil uji F, uji t, dan koefisien determinasi (Model 1) 1. Uji F terhadap ROA b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
383.680
2
191.840
Residual
424.811
51
8.330
Total
808.492
53
Sig.
23.031
.000
a. Predictors: (Constant), PR, DER b. Dependent Variable: ROA
2. Uji T terhadap ROA Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
PR
Std. Error -1.843
2.038
.332
.219
15.585
3.423
DER
Coefficients Beta
t
Sig.
-.904
.370
.314
1.513
.136
.946
4.553
.000
a. Dependent Variable: ROA
3. Koefisien determinasi b
Model Summary
Model 1
R .689
R Square a
.475
a. Predictors: (Constant), PR, DER b. Dependent Variable: ROA
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .454
2.88611
Durbin-Watson 2.270
a
37 Lampiran 5 Hasil uji F, uji t, dan koefisien determinasi (Model 2) 1. Uji F terhadap NPM b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
1650.604
2
825.302
Residual
6719.177
51
131.749
Total
8369.781
53
Sig.
6.264
a. Predictors: (Constant), PR, DER b. Dependent Variable: NPM
2. Uji T terhadap NPM Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model
B
1(Constant)
Coefficients
Std. Error 4.290
8.107
DER
1.862
.872
PR
6.611
13.614
Beta
t
Sig. .529
.599
.549
2.137
.037
.125
.486
.629
a. Dependent Variable: NPM
3. Koefisien determinasi b
Model Summary
Model 1
R .444
R Square a
.197
a. Predictors: (Constant), PR, DER b. Dependent Variable: NPM
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .166
11.47818
Durbin-Watson 1.747
.004
a
38 Lampiran 6 Data Uji Regresi Manual
39
RIWAYAT HIDUP Penulis karya ilmiah ini adalah Nur Fajrina Fatimah, anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis adalah anak dari pasangan bapak H. M. Nazir dan ibu Hj Umi Kulsum. Lahir di kota Jakarta tanggal 18 September. Penulis mendapatkan pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di kota jakarta yaitu MI Darunnajah Petukangan, SMPN 161 Jakarta, dan SMAN 47 Jakarta Selanjutnya penulis melanjutkan kuliah untuk jenjang Vokasi di Universitas Indonesia pada tahun 2010 dan diterima di Jurusan Administrasi Program Studi Keuangan dan Perbankan dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan jenjang SI di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen di Departemen Manajamen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Sejak di bangku sekolah dasar sampai di perguruan tinggi penulis aktif dalam berbagai organisasi, adapun organisasi terakhir yang diikuti oleh penulis adalah Himpunan Mahasiswa AdministrasiKeuangan dan Perbankan (HIMADM) , selain itu penulis juga bekerja di Lembaga Penjamin Simpanan yang tergabung dalam Group Analisis Resolusi Bank. Disamping itu dari sisi akademik penulis berhasil mendapatkan prestasi yang baik dan mendapatkan ranking 1 mulai dari sekolah dasar sampai menengah atas serta mencapai nilai yang baik selama perkuliahan.