ANALISIS MERGER DAN AKUISISI PERUSAHAAN JASA NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2000-2010 IRENE YESICA,MURNIADI PURBOATMODJO Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk raya No.27, (021) 53696969,
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh aktivitas sebelum dan sesudah merger dan akuisisi yang diproksikan oleh rasio-rasio keuangan dalam menghasilkan sinergi bagi perusahaan. Metoda dan objek penelitian dengan melakukan pengujian pada indikator-indikator kinerja keuangan tiga tahun sebelum dan tiga tahun sesudah merger dan akuisisi dengan objek penelitian adalah perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2000-2010. Analisis ini menggunakan pengujian hipotesis Uji T Sampel Berpasangan dan Uji Wilcoxon. Sinergi diukur dengan membandingkan rasio keuangan tiga tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah merger dan akuisisi. Hasil yang dicapai menunjukkan bahwa aktivitas merger dan akuisisi tidak menghasilkan sinergi bagi perusahaan. Simpulannya bahwa hasil merger dan akuisisi tidak bersinergi dalam penelitian jangka waktu pendek. Kata Kunci : Merger, Akuisisi, Rasio Keuangan, Sinergi
PENDAHULUAN Pada saat memasuki Era Globalisasi sekarang ini dunia usaha semakin lama semakin berkembang dan persaingan dalam jenis produk, mutu produk, maupun pemasarannya semakin ramai dan ketat sehingga seringkali timbul persaingan yang tidak sehat dan saling mengalahkan dan juga dengan semakin bertumbuhnya perekonomian di Indonesia sehingga menuntut perusahaan selalu mengembangkan strategi supaya dapat memperbaiki kinerjanya dan mempertahankan keberadaan atau eksistensinya. Perusahaan harus terus mengevaluasi kinerjanya serta melakukan serangkaian perbaikan agar dapat terus tumbuh dan bersaing. Dalam situasi tumbuh dan berkembang ini, perusahaan dapat melakukan ekpansi bisnis. Salah satu caranya adalah dengan melakukan penggabungan beberapa usaha. Restrukturisasi adalah hal penting dalam memperbaiki dan memaksimalkan kinerja perusahaan. Pada umumnya penggabungan usaha dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi, dan konsolidasi. Menurut Ross et al. (2008), merger adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih dimana perusahaan pengakuisisi mempertahankan nama dan identitasnya, dan melakukan akuisisi pada semua aset dan liabilitas dari perusahaan yang diakuisisi. Perusahaan yang merupakan hasil merger akan mewarisi seluruh aset dan hutang dari perusahaan pembentuknya. Sedangkan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 22, akuisisi adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (aquirer) memperoleh kendali atas aset neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (aquiree), dengan memberikan aset tertentu, mengakui suatu kewajiban atau mengeluarkan saham. Dengan dilakukannya merger dan akuisisi, diharapkan perusahaan dapat melanjutkan usahanya dan mampu bekerja sama dengan perusahaan lain sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan. Menurut Abdul Moin (2010, p13) dalam Merger, Akuisisi & Divestasi, sebagaimana sebuah organisme, perusahaan akan mengalami berbagai kondisi yaitu : 1. Tumbuh dan berkembang secara dinamis 2. Berada pada kondisi statis 3. Mengalami proses kemunduran atau pengkerutan Perkembangan ekonomi yang semakin mengglobal menyebabkan aktivitas merger dan akuisisi meningkat seiring dengan intensnya perkembangan tersebut. Di Indonesia merger dan akuisisi menunjukkan skala peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Dalam hal ini merger dan akuisisi dengan arti lain penggabungan badan usaha diperlukan oleh suatu perusahaan agar menjadi lebih kompetitif antar pesaing, mencapai efisiensi, dan untuk meningkatkan profit atau keuntungan perusahaan. Dengan melakukan merger dan akuisisi, diharapkan perusahaan dapat melanjutkan usahanya dengan melakukan kerjasama dengan perusahaan lain dan selanjutnya untuk saling bersinergi dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan bersama. Alasan perusahaan melakukan merger dan akuisisi yaitu karena tidak perlu untuk memulai bisnis baru dari awal selain itu juga untuk pertumbuhan dan diversifikasi, sinergi, penggalangan dana, meningkatkan kemampuan teknologi, pertimbangan dalam melakukan perhitungan dan pembayaran pajak, meningkatkan likuiditas pemilik, dan melindungi dari pengambilalihan (Gitman, 2011) Keberhasilan merger dan akuisisi yang dilakukan dapat dinilai dengan melihat kinerja perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi, terutama kinerja keuangannya. Dan keputusan merger dan akuisisi diharapkan mempunyai pengaruh yang besar dalam memperbaiki dan peningkatan kondisi perusahaan, terutama dalam kondisi finansial perusahaan serta posisi keuangan mengalami perubahan. Kinerja keuangan perusahaan dapat terlihat pada laporan keuangannya. Penelitian ini mempunyai identifikasi masalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.
Apakah current ratio (CR) sesudah merger dan akuisisi berbeda dengan sebelum merger dan akuisisi? Apakah debt equity ratio (DER) sesudah merger dan akuisisi berbeda dengan sebelum merger dan akuisisi? Apakah return on asset (ROA) sesudah merger dan akuisisi berbeda dengan sebelum merger dan akuisisi? Apakah return on equty. (ROE) sesudah merger dan akuisisi berbeda dengan sebelum merger dan akuisisi?
5.
Apakah total asset turn over (TATO) sesudah merger dan akuisisi berbeda dengan sebelum merger dan akuisisi? 6. Apakah net profit margin (NPM) sesudah merger dan akuisisi berbeda dengan sebelum merger dan akuisisi? 7. Apakah Rasio Tobin’s Q sesudah merger dan akuisisi berbeda dengan sebelum merger dan akuisisi? Dari sisi perusahaan pengakuisisi jika berbeda adanya sinergi atau tidak bagi perusahaan dalam aktivitas sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian, terdiri dari : Dalam penulisan penelitian ini menyangkut ruang lingkup dibatasi hal-hal sebagai berikut: 1. Membahas mengenai bagaimana perubahan terjadi pada kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi. 2. Pada kondisi keuangan sesudah terjadi merger atau akuisisi terdapat peningkatan atau tidak. 3. Subjek penilitian Perusahaan Jasa Non Keuangan yang sudah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan merger atau akuisisi periode 2000-2010 4. Perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi hanya satu periode melakukan merger dan akuisisi selama waktu penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.Menunjukkan adanya perbedaan CR sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi. 2.Menunjukkan adanya perbedaan DER sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi. 3.Menunjukkan adanya perbedaan ROA sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi. 4.Menunjukkan adanya perbedaan ROE sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi. 5.Menunjukkan adanya perbedaan TATO sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi. 6.Menunjukkan adanya perbedaan NPM sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi. 7.Menunjukkan adanya perbedaan rasio Tobin’s Q sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi.
METODE PENELITIAN Dalam penyusunan skripsi, penulis menggunakan metodologi berikut ini : 1.
2.
Metode yang digunakan dengan melakukan pengujian pada indikator-indikator kinerja keuangan tiga tahun sebelum dan tiga tahun sesudah merger dan akuisisi yang dapat meningkatkan sinergi bagi perusahaan. Jenis dan Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah disusun dalam arsip (sebagai data dokumenter) baik yang dipublikasikan ataupun tidak dipublikasikan.
Objek penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang digunakan merupakan perusahaan non keuangan dengan tidak melibatkan industri keuangan dan perbankan karena rasio yang digunakan berbeda. Dalam penelitian ini pengambilan sampel yang dilakukan secara non probability sampling, yaitu dengan pendekatan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut : (a)
Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan melakukan merger dan akuisisi tahun 2000-2010 dengan kepemilikan saham lebih dari 50%. (b) Perusahaan termasuk dalam sektor jasa non keuangan dalam artian perusahaan tidak bergerak dalam sektor keuangan. (c) Perusahaan memiliki tanggal merger dan akuisisi yang jelas dan hanya melakukan merger dan akuisisi hanya satu periode selama waktu penelitian
(d) Laporan keuangan auditan diterbitkan secara lengkap selama tiga tahun sebelum merger dan akuisisi serta tiga tahun sesudah merger dan akuisisi dengan periode per 31 Desember. (e) Perusahaan pengakuisisi terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan bukanlah pihak asing, Dalam melakukan penelitian ini pengujian dilakukan dengan menggunakan aplikasi software SPSS (Statistical Package for the Social Sciences). Software SPSS digunakan untuk mengolah data statistik. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 21. Pengujian yang dilakukan adalah uji statistik, uji normalitas, uji Paired T Test dan uji Wilcoxon. .
HASIL DAN BAHASAN Tabel 4.1 Berikut ini ditampilkan deskriptif variabel yang ditinjau dari nilai rata-rata, standar deviasi nilai maksimum, dan nilai minimum untuk periode sebelum dan sesudah Merger dan akuisisi Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Sebelum Merger dan Akuisisi Descriptive Statistics N CR (Sebelum) DER (Sebelum) ROI (Sebelum) ROE (Sebelum) TATO (Sebelum) NPM (Sebelum) Tobin's (Sebelum) Valid N (listwise)
11 11 11 11 11 11 11 11
Minimum .37 .02 -.54 -12.26 .21 .02 .02
Maximum 7.97 6.76 14.39 40.02 2.92 18.44 4.18
Mean 2.3591 2.1155 5.4573 13.6218 .6325 2.1673 1.4190
Std. Deviation 2.50057 2.20136 4.34192 15.90415 .76903 5.48831 1.45186
Data diolah dengan spss
1.
Nilai rata-rata CR untuk tiga tahun sebelum Merger dan akuisisi sebesar 2.359 dengan standar deviasi 2.500. nilai standar deviasi yang lebih besar dari Mean-nya menunjukan variasi yang besar atau adanya kesenjangan yang cukup besar antara nilai maksimum dan minimum. Nilai rata-rata CR sebesar 2.359 menunjukan bahwa rata-rata kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya adalah sebesar 2.359 kali. Sedangkan masing-masing nilai minimum dan maksimum adalah INTD yang mencapai 0.37 dan MEDC yang mencapai 7.97.
2.
Nilai rata-rata DER untuk tiga tahun sebelum Merger dan akuisisi sebesar 2.1155 dengan standar deviasi 2.201. nilai standar deviasi yang lebih besar dari Mean-nya menunjukan variasi yang besar atau adanya kesenjangan yang cukup besar antara nilai maksimum dan minimum. Nilai rata-rata DER sebesar 2.1155 menunjukan bahwa proporsi hutang dan ekuitas perusahaan untuk membiayai asetnya adalah sebesar 2.1155 kali. Sedangkan masingmasing nilai minimum dan maksimum adalah INPP yang mencapai 0.02 dan LKPR yang mencapai 6.76.
3.
Nilai rata-rata ROA untuk tiga tahun sebelum Merger dan akuisisi sebesar 5.4573 dengan standar deviasi 4.34. nilai standar deviasi yang lebih rendah dari Mean-nya menunjukan variasi yang rendah atau tidak begitu besar antara nilai maksimum dan minimum. Nilai ratarata ROA sebesar 5.4573 menunjukan keuntungan perusahaan yang dihasilkan dari
efektivitas penggunaan asset perusahaan adalah sebesar 5.4573 persen. Sedangkan masingmasing nilai minimum dan maksimum adalah META yang mencapai -0.543 dan TLKM yang mencapai 14.393. 4.
Nilai rata-rata ROE untuk tiga tahun sebelum Merger dan akuisisi sebesar 13.602 dengan standar deviasi 15.904. nilai standar deviasi yang lebih besar dari Mean-nya menunjukan variasi yang besar atau adanya kesenjangan yang cukup besar antara nilai maksimum dan minimum. Nilai rata-rata ROE sebesar 13.602 menunjukan bahwa rata-rata kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemilik perusahaannya adalah sebesar 13.602kali. Sedangkan masing-masing nilai minimum dan maksimum adalah META yang mencapai -12..26 dan TLKM yang mencapai 13.393.
5.
Nilai rata-rata TATO untuk tiga tahun sebelum Merger dan akuisisi sebesar 0.6325 dengan standar deviasi 0.769. nilai standar deviasi yang lebih besar dari Mean-nya menunjukan variasi yang besar atau adanya kesenjangan yang cukup besar antara nilai maksimum dan minimum. Nilai rata-rata TATO sebesar 0.6325 menunjukan bahwa rata-rata kemampuan efisiensi perusahaan dalam penggunaan asset untuk menghasilkan penjualannya adalah sebesar 0.6325 kali. Sedangkan masing-masing nilai minimum dan maksimum adalah LPKR yang mencapai 0.21 dan INTD yang mencapai 2.92.
6.
Nilai rata-rata NPM untuk tiga tahun sebelum Merger dan akuisisi sebesar 2.1673 dengan standar deviasi 5.488. nilai standar deviasi yang lebih besar dari Mean-nya menunjukan variasi yang besar atau adanya kesenjangan yang cukup besar antara nilai maksimum dan minimum. Nilai rata-rata NPM sebesar 2.1673 menunjukan bahwa nilai rata-rata tingkat keuntungan perusahaan dari nilai penjualannya adalah sebesar 2.1673 kali. Sedangkan masing-masing nilai minimum dan maksimum adalah INPP yang mencapai 0.05 dan INTD yang mencapai 18.44.
7.
Nilai rata-rata Tobin’sQ untuk tiga tahun sebelum Merger dan akuisisi sebesar 1.419 dengan standar deviasi 1.4518. nilai standar deviasi yang lebih besar dari Mean-nya menunjukan variasi yang besar atau adanya kesenjangan yang cukup besar antara nilai maksimum dan minimum. Nilai rata-rata Tobin’sQ sebesar 1.419 menunjukan bahwa nilai rata-rata tingkat keuntungan perusahaan dari nilai penjualannya adalah sebesar 1.419 kali. Sedangkan masing-masing nilai minimum dan maksimum adalah INTD yang mencapai 0.02 dan BMTR yang mencapai 18.44.
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Sesudah Merger dan Akuisisi Descriptive Statistics N CR (Sesudah) DER (Sesudah) ROI (Sesudah) ROE (Sesudah) TATO (Sesudah) NPM (Sesudah) Tobin's (Sesudah) Valid N (listwise)
11 11 11 11 11 11 11 11
Minimum .60 .55 .07 -27.61 .08 .01 .03
Maximum 3.91 3.21 19.43 29.14 1.91 10.72 3.89
Mean 1.6364 1.6755 5.6191 7.8927 .6181 1.0845 1.7755
Std. Deviation .88835 .81057 5.69030 15.51436 .55471 3.19679 1.43517
Data diolah dengan spss 1.
Berdasarkan tabel Nilai rata-rata CR untuk tiga tahun sesudah Merger dan akuisisi sebesar 1.6364 dengan standar deviasi 0.888. nilai standar deviasi yang lebih rendah dari Mean-nya
menunjukan variasi yang rendah atau cukup kecil jarak antara nilai maksimum dan minimum. Nilai rata-rata CR sebesar 1.6364 menunjukan bahwa rata-rata kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya adalah sebesar 1.6364 kali. Sedangkan masing-masing nilai minimum dan maksimum adalah DUTI yang mencapai 0.60 dan META yang mencapai 3.91. 2.
Nilai rata-rata DER untuk tiga tahun sesudah Merger dan akuisisi sebesar 1.6755 dengan standar deviasi 2.201. nilai standar deviasi yang lebih besar dari Mean-nya menunjukan variasi yang besar atau adanya kesenjangan yang cukup besar antara nilai maksimum dan minimum. Nilai rata-rata DER sebesar 1.6755 menunjukan bahwa proporsi hutang dan ekuitas perusahaan untuk membiayai asetnya adalah sebesar 1.6755 kali. Sedangkan masingmasing nilai minimum dan maksimum adalah AALI yang mencapai 0.54 dan MLPL yang mencapai 3.21.
3.
Nilai rata-rata ROA untuk tiga tahun sesudah Merger dan akuisisi sebesar 5.1691 dengan standar deviasi 5.6903. nilai standar deviasi yang besar dari Mean-nya menunjukan variasi yang besar atau adanya kesenjangan yang sangat besar antara nilai maksimum dan minimum. Nilai rata-rata ROA sebesar 5.1691 menunjukan keuntungan perusahaan yang dihasilkan dari efektivitas penggunaan asset perusahaan adalah sebesar 5.1691 persen. Sedangkan masingmasing nilai minimum dan maksimum adalah META yang mencapai 0.07 dan AALI yang mencapai 19.433.
4.
Nilai rata-rata ROE untuk tiga tahun sesudah Merger dan akuisisi sebesar 7.8927 dengan standar deviasi 15.514. nilai standar deviasi yang lebih besar dari Mean-nya menunjukan variasi yang besar atau adanya kesenjangan yang cukup besar antara nilai maksimum dan minimum. Nilai rata-rata ROE sebesar 7.8927 menunjukan bahwa rata-rata kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemilik perusahaannya adalah sebesar 7.8927 kali . Sedangkan masing-masing nilai minimum dan maksimum adalah INTD yang mencapai -27.61 dan AALI yang mencapai 29.14.
5.
Nilai rata-rata TATO untuk tiga tahun sesudah Merger dan akuisisi sebesar 0.6181 dengan standar deviasi 0.5447. nilai standar deviasi yang lebih rendah dari Mean-nya menunjukan variasi yang rendah atau kecilnya jarak antara nilai maksimum dan minimum. Nilai rata-rata TATO sebesar 0.6181 menunjukan bahwa rata-rata kemampuan efisiensi perusahaan dalam penggunaan asset untuk menghasilkan penjualannya adalah sebesar 0.6181 kali. Sedangkan masing-masing nilai minimum dan maksimum adalah INPP yang mencapai 0.08 dan INTD yang mencapai 1.91.
6.
Nilai rata-rata NPM untuk tiga tahun sesudah Merger dan akuisisi sebesar 1.0845 dengan standar deviasi 3.1967. nilai standar deviasi yang lebih besar dari Mean-nya menunjukan variasi yang besar atau adanya kesenjangan yang cukup besar antara nilai maksimum dan minimum. Nilai rata-rata NPM sebesar 1.0845 menunjukan bahwa nilai rata-rata tingkat keuntungan perusahaan dari nilai penjualannya adalah sebesar 1.0845 kali. Sedangkan masing-masing nilai minimum dan maksimum adalah MLPL yang mencapai 0.01 dan BMTR yang mencapai 10.72.
7.
Nilai rata-rata Tobin’sQ untuk tiga tahun sesudah Merger dan akuisisi sebesar 1.7755 dengan standar deviasi 1.4352. nilai standar deviasi yang lebih rendah dari Mean-nya menunjukan variasi yang rendah atau kecilnya jarak antara nilai maksimum dan minimum. Nilai rata-rata Tobin’sQ sebesar 1.419 menunjukan bahwa nilai rata-rata tingkat keuntungan perusahaan dari nilai penjualannya adalah sebesar 1.419 kali. Sedangkan masing-masing nilai minimum dan maksimum adalah INTD yang mencapai 0.03 dan META yang mencapai 3,89.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kinerja Tiga Tahun Sebelum terhadap Tiga tahun Sesudah Merger dan Akusisi Variabel
Sig. Sebelum
Sig. Sesudah
Kesimpulan
CR
0.349
0.500
H0 diterima
DER
0.274
0.854
H0 diterima
ROI
0.808
0.578
H0 diterima
ROE
0.991
0.864
H0 diterima
TATO
0.070
0.636
H0 diterima
NPM
0.030
0.007
H0 ditolak
Tobin's
0.457
0.773
H0 diterima
Data diolah dengan spss Hasil perhitungan uji normalitas yang diperoleh menunjukan bahwa pada vairabel current ratio, total asset turnovefr, return on asset, debt to equity ratio, return to equity, dan tobin’sQ ratio kedua bagian dari variabel ini memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari angka signifikansi kolmogorovsmirnov yaitu 0.05, berarti H0 diterima. Berdasarkan pada hasil ini maka disimpulkan bahwa data sampel pada variabel-variabel tersebut berasal dari populasi normal dan terdistribusi secara normal. Data terdistribusi normal berarti data nilai dari rasio tiga tahun sebelum dan tiga tahun setelah Merger dan akuisisi tidak berbeda jauh antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, sehingga pengujian perbandingan selanjutnya pada variabel ini akan menggunakan metode t-test. Sedangkan bagi variabel net profit margin hasil yang diperoleh menunjukan bahwa variabel ini memiliki nilai signfikansi yang lebih kecil dari 0.05, berarti H0 ditolak. Berdasarkan pada hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa data tidak seluruhnya terdistribusi normal dan tidak mewakili populasinya, sehingga untuk pengujian perbandingan selanjutnya untuk variabel ini akan menggunakan metode wilcoxon test. Tabel 4.4 Hasil Paired T Test Kinerja Sebelum dan Sesudah Melakukan Merger atau Akusisi Variabel
Mean (t-3)
Mean (t+3)
Sig.
Kesimpulan
Current Ratio
2.359
1.6364
0.285
H0 Diterima
Debt equity ratio
2.115
1.6755
0.540
H0 Diterima
Return on Asset
5.457
5.6191
0.928
H0 Diterima
Return on equity
13.622
7.8927
0.230
H0 Diterima
Total assets turnover
0.633
0.6181
0.921
H0 Diterima
Tobin's (Sebelum)
1.419
1.7755
0.423
H0 Diterima
Data diolah dengan spss Hasil perhitungan pada masing-masing hipotesis dapat dianalisis sebagai berikut:
a.
Current Ratio Dari hasil perhitungan uji t sampel berpasangan pada current ratio diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.285, dimana nilai signifikansi lebih besar dari α (0.05) maka hipotesis H0 diterima yang artinya Merger atau akuisisi yang dilakukan perusahaan tidak mempengaruhi nilai current ratio atau tida ada perbedaan nilai current ratio yang signifikan antara tiga tahun sebelum dan sesudah melakukan Merger dan akuisisi. Secara statistik current ratio menunjukan penurunan sebesar 0.7227 untuk periode tiga tahun sebelum terhadap tiga tahun setelah Merger atau akuisisi.
b.
Debt equity ratio Dari hasil perhitungan uji t sampel berpasangan pada Debt equity ratio diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.540, dimana nilai signifikansi lebih besar dari α (0.05) maka hipotesis H0 diterima, yang artinya Merger atau akuisisi yang dilakukan perusahaan tidak mempengaruhi nilai Debt equity ratio atau tidak ada perbedaan nilai Debt equity ratio yang signifikan antara tiga tahun sebelum dan sesudah melakukan Merger dan akuisisi. Secara statistik Debt equity ratio menunjukan penurunan sebesar 0.440 untuk periode tiga tahun sebelum terhadap tiga tahun setelah Merger atau akuisisi.
c.
Return on Asset Dari hasil perhitungan uji t sampel berpasangan pada Return on Asset diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.927, dimana nilai signifikansi lebih besar dari α (0.05) maka hipotesis H0 diterima, yang artinya Merger atau akuisisi yang dilakukan perusahaan tidak mempengaruhi nilai Return on Asset atau tida ada perbedaan nilai Return on Asset yang signifikan antara tiga tahun sebelum dan sesudah melakukan Merger dan akuisisi. Secara statistik Return on Asset menunjukan kenaikan sebesar 0.1618 untuk periode tiga tahun sebelum terhadap tiga tahun setelah Merger atau akuisisi.
d.
Return on Equity Dari hasil perhitungan uji t sampel berpasangan pada Return on Equity diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.231, dimana nilai signifikansi lebih besar dari α (0.05) maka hipotesis H0 diterima, yang artinya Merger atau akuisisi yang dilakukan perusahaan tidak mempengaruhi nilai Return on Equity atau tida ada perbedaan nilai Return on Equity yang signifikan antara tiga tahun sebelum dan sesudah melakukan Merger dan akuisisi. Secara statistik Return on Equity menunjukan penurunan sebesar 5.729 untuk periode tiga tahun sebelum terhadap tiga tahun setelah Merger atau akuisisi.
e.
Total Asset Turnover Dari hasil perhitungan uji t sampel berpasangan pada Total Asset Turnover diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.921, dimana nilai signifikansi lebih besar dari α (0.05) maka hipotesis H0 diterima, yang artinya Merger atau akuisisi yang dilakukan perusahaan tidak mempengaruhi nilai. Total Asset Turnover atau tidak ada perbedaan nilai Total Asset Turnover yang signifikan antara tiga tahun sebelum dan sesudah melakukan Merger dan akuisisi. Secara statistik Total Asset Turnover menunjukan penurunan sebesar 0.014 untuk periode tiga tahun sebelum terhadap tiga tahun setelah Merger atau akuisisi.
f.
Tobin’s Q Ratio Dari hasil perhitungan uji t sampel berpasangan pada Tobin’sQ Ratio diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.285, dimana nilai signifikansi lebih besar dari α (0.05) maka hipotesis H0 diterima, yang artinya Merger atau akuisisi yang dilakukan perusahaan tidak mempengaruhi nilai Tobin’sQ Ratio atau tidak ada perbedaan nilai Tobin’sQ Ratio yang signifikan antara tiga tahun sebelum dan sesudah melakukan Merger dan akuisisi. Secara statistik Tobin’sQ Ratio menunjukan kenaikan sebesar 0.3565
Tabel 4.5 Hasil Wilcoxon Signed Rank Test Kinerja Tiga Tahun Sebelum dan Sesudah Melakukan Merger atau Akuisisi Variabel
Mean Rank (t-3)
Mean Rank (t+3)
Sig.
Kesimpulan
Net Profit Margin
6.1300
3.0000
0.028
H0 Ditolak
Data diolah dengan spss g.
Net Profit Margin Dari hasil perhitungan uji t sampel berpasangan pada Net Profit Margin diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.028, dimana nilai signifikansi lebih kecil dari α (0.05) maka hipotesis H0 ditolak, yang artinya Merger atau akuisisi yang dilakukan perusahaan mempengaruhi nilai Net Profit Margin atau terdapat perbedaan nilai Net Profit Margin yang signifikan antara tiga tahun sebelum dan sesudah melakukan Merger dan akuisisi. Secara statistik Net Profit Margin menunjukan penurunan sebesar 1.08 untuk periode tiga tahun sebelum terhadap tiga tahun setelah Merger atau akuisisi.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pada penelitian ini terutama untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh aktivitas merger dan akuisisi terhadap kinerja operasional dan kinerja pasar perusahaan yang diproksikan oleh rasio-rasio keuangan seperti current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, return on equity, return on asset, total asset turn over dan tobin’s q ratio. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pengujian tentang perbedaan rasio keuangan perusahaan jasa non keuangan setelah melakukan aktivitas merger dan akuisisi, maka dapat disimpulkan bahwa: a. Secara statistik, rasio likuiditas yang diproksikan oleh current ratio mengalami peningkatan nilai dalam tiga tahun setelah merger dan akuisisi. Namun peningkatan tersebut tidak secara signifikan, artinya merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan tidak mempengaruhi nilai current ratio. Dan nilai rata-rata current ratio menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sesudah melakukan merger dan akuisisi sebesar 1.6364 kali. b. Secara statistik, rasio solvabilitas yang diproksikan oleh debt to equity ratio mengalami peningkatan nilai pada tahun kedua dan penurunan nilai pada tahun ketiga dalam tiga tahun setelah merger dan akuisisi. Namun hal tersebut tidak secara signifikan, artinya merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan tidak mempengaruhi nilai debt current ratio. Dan nilai rata-rata debt to equity ratio menunjukkan bahwa proporsi hutang dan ekuitas perusahaan untuk membiayai assetnya adalah sebesar 1.6755 kali. c. Secara statistik, rasio profitabilitas yang diproksikan oleh return on asset mengalami peningkatan nilai. Namun peningkatan dan penurunan pada return on asset tidak secara signifikan, artinya merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan tidak mempengaruhi nilai return on asset. Dan nilai rata-rata return on asset sebesar 5.1691 persen menunjukkan bahwa keuntungan perusahaan yang dihasilkan dari efektivitas penggunaan asset perusahaan adalah sebesar 5.1691 persen.
d.
e.
f.
g.
Secara statistik, rasio profitabilitas yang diproksikan return on equity mengalami penurunan nilai dalam tiga tahun setelah merger dan akuisisi. Namun penurunan pada return on equity tersebut tidak secara signifikan artinya merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan tidak mempengaruhi nilai return on equity. Dan nilai rata-rata return on equity 7.8927 kali dimana rata-rata kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemilik perusahaannya adalah sebesar 7.8927 kali. Secara statistik, rasio aktivitas yang diproksikan oleh total asset turnover mengalami peningkatan nilai dalam tiga tahun setelah merger dan akuisisi. Namun peningkatan tersebut tidak secara signifikan, artinya merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan tidak mempengaruhi nilai total asset turnover. Dan nilai rata-rata total asset turnover menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan efisiensi perusahaan dalam penggunaan asset untuk menghasilkan penjualan sebesar 0.6181 kali. Secara statistik, rasio profitabilitas yang diproksikan oleh net profit margin mengalami penurunan. Net profit margin yang mengalami penurunan nilai yang signifikan, artinya merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan berpengaruh terhadap nilai net profit margin. Sedangkan nilai rata-rata net profit margin sebesar 1.0845 menunjukan bahwa nilai rata-rata tingkat keuntungan perusahaan dari nilai penjualannya adalah sebesar 1.0845 kali. Dalam menciptakan nilai pasar bagi perusahaan mengalami peningkatan dengan membaiknya nilai tobin’s q setelah melakukan aktivitas merger dan akuisisi yang secara statistik kenaikan tersebut tidaklah signifikan yaitu sebesar 0.3565. Pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja pasar cenderung akan terlihat dalam jangka waktu yang panjang karena hal ini berkaitan dengan respon pasar dan tingkat kepercayaan investor.
Saran Berdasarkan hasil pembahasan, penulis dapat memberikan saran yaitu : 5.3.1 Saran bagi Perusahaan Hasil penelitian ini memberikan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kinerja perusahaan dalam mengambil keputusan dan diperlukan perencanaan yang matang menyangkut aktivitas merger dan akuisisi. 5.3.2 Saran untuk Peneliti Selanjutnya Untuk penelitian selanjutnya penelitian ini menyarankan akan lebih baik apabila : a. Periode penelitian diperpanjang agar mendapat hasil yang lebih dapat mewakili keadaan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. b. Memisahkan antara merger dengan akuisisi pada perusahaan yang melakukan strategi tersebut. c. Mengidentifikasi jenis merger dan akuisisi. Tidak adanya sinergi dikarenakan jenis merger dan akuisisi yaitu konglomerasi, karena tidak kompeten dan sulitnya untuk menyatukan dua budaya dalam perusahaan yang berbeda. d. Memperhatikan aspek-aspek non keuangan yang mungkin berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, sehingga mendapat gambaran yang lengkap mengenai kinerja perusahaan. 5.3.3 Saran untuk Investor atau Calon Investor Hasil penelitian ini memberikan informasi dan pengetahuan tentang aktivitas merger dan akuisisi yang diproksikan pada rasio-rasio keuangan agar tujuan terbentuknya sinergi yang diharapkan tercapai dalam perusahaan sehingga investor/calon investor dapat menanamkan investasinya pada perusahaan yang berkembang dengan strategi merger dan akuisisi.
REFERENSI Adipratama, Randy. (2012). Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi. Semarang. Dewi, Made Sri Utami. (2008). Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada Perusahaan Go Public di PT BEI. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Denpsar.
Epstein, M. J. (2005). The Determinants and Evaluation of Merger Success. Business Horizons, Vol.48, 37-46.3 Fahlevi, Ali, R. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Merger dan Akuisisi. Gitman, L. J., & Zutter, C. J. (2012). Principle of Managerial Finance. Boston: Prentice Hall. Gurendrawati, Etty dan Bambang Sudibyo (1999),” Studi Empiris Tentang Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi Untuk Merger dan Akuisisi Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Publik Di Indonesia”, Jurnal Riset Akuntansi, Vol.2 No.2, pp 196-210. Hadiningsih, M. (2007). Analisis Dampak Panjang Merger Dan Akusisi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Dan Perusahaan Diakuisisi Di Bursa Efek. Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Harjito, D. Agus & Martono. (2010). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia. Hastutik, Anita Widi. (2006). Analisis Manajemen Laba ( Earnings Management) oleh Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi di Indonesia. Skripsi, Sarjana Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya, Malang. Ikatan Akuntansi Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan No. 22. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). Implementasi Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK Berlaku Efektif sampai dengan 2012. Diakses 12 April 2014 dari www.iaiglobal.or.id Kieso, Weygandt, dan Warfield. (2007). Intermediate Accounting. Edisi Keduabelas. Jilid Kedua. Jakarta: Erlangga Kieso, Weygandt, dan Warfield. (2011). Intermediate Accounting IFRS Edision. Volume Pertama. United States of America: Wilay Kui, J., & Shu-cheng, L. (2011). An Empirical Study on Listed Companies Merger Synergies, International Conference on Advances in Engineering, 726-730. Kusumaningsih, Yeni. (2010). Analisis Perbedaaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger Pada PD BPR BKK Kabupaten Kendal. Semarang. Moin, A. (2003). Merger, Akuisisi, Divestasi. Yogyakarta: Ekonosia. Payamta, & Setiawan, D. (2004). Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7No. 3, 265-282. Republik Indonesia (2009) Peraturan KPPU No. 1 Tahun 2009 tentang Pra-Notifikasi Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan. Ross, S. A., Westerfield, R. W., & Jordan, B. D. (2009). Fundamentals of Cooporate Finance: Alternate Edition. New York: McGraw-Hill. Rusnanda, Eliya Wahyu & Pardi. (2013). Analisa Pengaruh Pengumuman Merger Dan Akuisisi Terhadap Abnormal Return Saham Bank Umum Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi STIE Surakarta. Sarjono, Haryadi & Winda Julianita. (2010). SPSS vs Lisreal. Jakarta: Salemba Empat. Saviera, Gita Amelia. (2012). Analisis Merger dan Akuisisi Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2000-2008. Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok. Sudana, Made. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Weston, J. Fred, Kwang S. Chung, Susan E. Hoag. (1990). Merger, Restructuring, And Corporate Control. Prentice Hall. Inc.
RIWAYAT PENULIS Irene Yesica lahir di kota Jakarta tanggal 12 April 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2014.