ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN TEINEIGO STUDI KASUS MAHASISWA SASTRA JEPANG TINGKAT 3 ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
JURNAL Diajukan untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Sastra
Oleh Muhammad Imam Mudlofar C12.2010.00317
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2016
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN TEINEIGO STUDI KASUS MAHASISWA SASTRA JEPANG TINGKAT 3 ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
JURNAL Diajukan untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Sastra
Oleh Muhammad Imam Mudlofar C12.2010.00317
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2016
i
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN Penelitian ini penulis persembahkan kepada: 1.
2. 3.
4.
Almarhum ibunda tercinta, ayah, istri dan kakak-kakaku tercinta yang senantiasa mendukung, mendoakan, dan selalu menyemangati penulis dalam menyusun jurnal ini. Dosen pembimbing, Bapak Bayu Aryanto yang telah banyak meluangkan waktunya membimbing penulis dalam menyusun jurnal ini. Seluruh doses Fakultas Ilmu Budaya Program Sastra Jepang dan dosen-dosen lain yang dengan rela mau memberikan arahan dan membagikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal ini. Teman-teman Program Studi Sastra Jepang angkatan 2010 dan semua teman-teman lainya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang mana mau berbagi ilmu kepada penulis sehingga dapat memberikan kontribusi dalam menyusun jurnal ini.
v
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................................ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...........................................................................iii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................................v KATA PENGANTAR.................................................................................................vi DAFTAR ISI.............................................................................................................vii JURNAL ABSTRAK.....................................................................................................1 YOUSHI........................................................................................................2 ABSTRACT...................................................................................................2 PENDAHULUAN...........................................................................................3 Latar Belakang.................................................................................3 Rumusan Masalah...........................................................................4 Batasan Masalah.............................................................................5 Tujuan Penelitian.............................................................................5 Manfaat Penelitian..........................................................................5 Ruang Lingkup Pembahasan............................................................5 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................5 Pembahasan Sebelumnya...............................................................5 Landasan Teori................................................................................6 Error Analysis dan Language Error.......................................6 Keigo....................................................................................7 a. Sonkeigo...............................................................7 b. Kenjogo................................................................9
vii
c. Teineigo..............................................................10 Futsuugo........................................................................................11 METODE PENELITIAN................................................................................12 Paradigma Penelitian.....................................................................12 Satuan Yang Diuji...........................................................................12 Sumber Data..................................................................................12 Teknik Pengumpulan Data.............................................................12 Teknik Analisis Data.......................................................................13 HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................13 Predikat Nomina dan Predikat Verba............................................13 Predikat Kata Sifat ‘I’.....................................................................14 Predikat Kata Sifat ‘Na’.................................................................15 Konjungsi.......................................................................................16 Yes or No Q & A.............................................................................17 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI...........................................................18 DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................18
viii
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN TEINEIGO STUDI KASUS MAHASISWA SASTRA JEPANG TINGKAT 3 ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO ディアン・ヌスワントロ大学日本語学科の 3 年生(2012 年入学)を対象としたケーススタディ 丁寧語使用に関する誤用分析 A CASE STUDY OF THE MISUSE OF TEINEIGO BY THIRD YEAR JAPANESE STUDY PROGRAM STUDENTS, BATCH 2012 DIAN NUSWANTORO UNIVERSITY Muhammad Imam Mudlofar, Bayu Aryanto Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK Penulis dalam penelitian ini meneliti tentang analisis kesalahan penggunaan teineigo studi kasus mahasiswa sastra Jepang tingkat 3 angkatan 2012 Universitas Dian Nuswantoro. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena kesalahan penggunaan teineigo yang muncul pada tuturan mahasiswa saat menggunakan bahasa Jepang teineigo. Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa audio rekaman percakapan mahasiswa dengan dosennya. Data dianalisis berdasarkan karakter dari teineigo dengan pembanding karakter dari futsuugo. Hasil dari penelitian ini adalah dari data konteks percakapan 21 mahasiswa, ditemukan fenomena inkonsistensi penggunaan teineigo sebanyak 124 bentuk inkonsistensi yaitu 81 bentuk berupa predikat nomina, 7 bentuk berupa predikat verba, 2 bentuk berupa predikat kata sifat ‘I’, 1 bentuk berupa predikat kata sifat ‘Na’, 1 bentuk berupa konjungsi, 32 bentuk berupa yes or no Q & A. Kata kunci: Keigo, Sonkeigo, Kenjougo, Teineigo, Futsuugo, Analisis Kesalahan
1
要旨 著者は 本研究において ディアン・ヌスワントロ大学の 2012 年の日 本語学科 3 年生の 学生による 丁寧語使用の 誤用について 研究した。本 研究は 大学生が 日本語の 丁寧語表現を 使用する際に 見られる 誤用の 現象を 明確にすることを 目的としている。本研究の 資料源は 学生と 教 師間で 行われた会話の オーディオ録音であり、 丁寧語の 特徴と 普通語 の 特徴により 分析された。 本研究の 結果、 21 名の学生の 会話資料で 124 の誤用現象が 見 られた。それらの 誤用が分類できた。名詞述語文に 見られる誤差が 81、動 詞述語文に 見られる誤用が 7、い形容詞述語文に 見られる誤用が 2、な形 容詞述語文に 見られる誤用が 1、接続詞に 見られる誤用が 1、イエス・ノ ー疑問文に 見られる誤用が 32 であった。
けーワード:敬語、謙譲語、尊敬語、丁寧語、普通語、エラー解析
ABSTRACT This research discuses about the misuse of teineigo by third grade Japanese literature students batch 2012, Dian Nuswantoro University. This research aimed to describe the phenomenon of misuse teineigo that appears on the student when using Japanese polite form of speech (teineigo). The data souce of this research are audio recordings of conversations between the students and lecturer. The data were analyzed based on the characteristic of teineigo and futsuugo. The results of this research shows that, among the conversation data of 21 students, there are 124 forms of missused teinego. The errors are in the form of 81 nouns, 7 predicative verbs, 2 adjective ‘I’, 1 predicate ‘Na”, 1 conjuction, and 32 yes/no questions. Keywords : Keigo, Kenjougo, Sonkeigo, Teineigo, Futsuugo, Error analysis
2
PENDAHULUAN Latar Belakang Saat berbicara dengan orang yang lebih tinggi status sosialnya misalnya dosen, secara aturan bertutur menggunakan bahasa tutur yang mengandung bahasa sopan dan hormat. Sama dengan halnya dalam mempelajari bahasa Jepang juga demikian. Jika mitra tutur adalah orang yang memiliki status sosial yang lebih tinggi, sudah seharusnya menggunakan bahasa degan ragam bahasa hormat. Tetapi dalam penggunaan bahasa Jepang dalam kenyataannya banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan kaidah dari bahasa Jepang itu sendiri. Sebagai contoh, penulis mengambil data percakapan mahasiswa (M) jurusan Sastra Jepang tingkat 3 angkatan 2012 Universitas Dian Nuswantoro dengan dosennya (D) dalam konteks ingin meminjam buku referensi. Data tersebut penulis ambil dari data penelitian Elisabeth (2015) tentang strategi kesantunan tindak tutur direktif bahasa Jepang yang digunakan oleh mahasiswa sastra Jepang tingkat 3 UDINUS. Konteks 1 D1
: 「何の論文書くんですか?」 “nan no ronbun kakundesuka?” ‘ mau menulis skripsi apa?’
M1
:「ああ、文化の論文です。」 “aa, bunka no ronbundesu.” ‘hmm, skripsi tentang kebudayaan.’
D2
:「何の本が借りたいんですか?」 “nan no hon ga karitaindesuka?” ‘ Ingin meminjam buku apa?’
M2
:「あのう。。文化の。。文化の本二冊」 “anou..bunka no..bunka no hon nisatsu” ‘hmm.. budaya.. buku kebudayaan 2 buah buku’
Dari contoh kutipan percakapan di atas terlihat ketidakkonsistenan dalam penggunaan bahasa hormat teineigo yaitu pada bagian percakapan M2. Dikatakan tidak konsisten karena melihat percakapan pada bagian M2 terlihat mahasiswa menggunakan ragam bahasa biasa atau futsuugo (predikat kata bendanya tidak diikuti ~ で す ), sedang percakapan pada bagian M1 menggunakan ragam bahasa hormat teineigo (predikat kata bendanya diikuti ~ です). Dalam penggunaan bahasa Jepang yang baik dan benar, hal tersebut termasuk dalam kategori kesantunan bahasa. Kesantunan bahasa dalam bahasa Jepang disebut dengan istilah keigo, menurut Sudjianto dalam karyanya Bahasa Jepang dalam Konteks Sosial dan Kebudayaannya (2007: 85) yaitu bahasa yang
3
menunjukkan keputusan atau pertimbangan orang pertama mengenai hubungan kedudukan atau status, kekuatan atau kekuasaan, penghormatan dan ketidakhormatan, serta keakraban dan ketidakakraban antara pembicara, lawan bicara, dan orang yang dibicarakan termasuk segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Keigo itu sendiri pada umumnya terdiri dari sonkeigo, kenjougo, dan teinegoi. Selanjutnya dalam penggunaan bahasa hormat menurut Akiko (2002: 89) mengungkapkan “Bahasa hormat tidak hanya digunakan kepada atasan di perusahaan, guru di sekolahan saja tetapi juga digunakan kepada orang yang belum dikenal dan orang yang baru pertama kali dijumpai dan lain-lain”. Dari penjelasan tersebut, kategori konteks bahasa yang digunakan para mahasiswa angkatan 3 kepada dosennya, sebaiknya dalam penyampaiannya dikemas dalam bahasa hormat. Tetapi, setelah penulis amati, tidak sedikit dari mereka yang saat berkomunikasi mengalami kesalahan berupa ketidakkonsistenan dalam menggunakan bahasa yang mereka gunakan khususnya dalam bahasa hormat teineigo. Ketidakkonsistenan bahasa tersebut digolongkan dalam kesalahan berbahasa. Dalam Indihadi menurut Corder (1974), kesalahan berbahasa dijelaskan dengan istilah lapses, error, dan mistake. Lapses adalah kesalahan berbahasa yang diakibatkan ketidaksengajaan penutur yang beralih cara dalam menyampaikan sesuatu sebelum seluruh kalimat tersampaikan semuanya. Kesalahan seperti ini dalam kategori bahasa lisan adalah disebut “slip of the tongue”,sedangkan dalam kategori bahasa tulis disebut “slip of the pen”. Error adalah kesalahan bahasa yang terjadi karena penutur yang menyalahi aturan tata bahasa karena faktor penutur yang sudah memiliki aturan bahasa berbeda ,sehingga mengakibatkan keidaksempurnaan dalam berbahasa. Mistake adalah kesalahan berbahasa yang dikarenakan oleh penutur yang salah dalam menentukan kosakata dalam kondisi tertentu. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis memutuskan untuk meneliti kesalahan penggunaan teineigo studi kasus mahasiswa jurusan sastra Jepang tingkat 3 angkatan 2012 Universitas Dian Nuswantoro. Mahasiswa sastra Jepang tingkat 3 tersebut menjadi target penelitian penulis, karena mahasiswa tingkat 3 merupakan mahasiswa yang telah menyelesaikan minna no nihongo I dan II. Pada minna no nihongo I dan II, terdapat pembahasan mengenai bahasa hormat teineigo dan futsuugo berikut dengan penggunaannya. Dengan demikian secara penalaran mahasiswa tingkat 3 bisa menggunakan bahasa hormat teineigo sesuai dengan aturan penggunaannya. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan penulis teliti adalah kesalahan penggunaan bahasa hormat teineigo oleh mahasiswa sastra Jepang tingkat 3 angkatan 2012 Universitas Dian Nuswantoro.
4
Batasan Masalah Dari permasalahan di atas penulis memberikan batasan masalah yaitu penelitian ini tidak melihat dari kesinambungan percakapan antara mahasiswa dengan dosennya (benar tidaknya kalimat secara arti), melainkan hanya dari bentuk kesalahan bahasa hormat teineigo mahasiswa berdasarkan penggunaan teineigo yang benar dengan pembanding bahasa biasa (futsuugo). Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk kesalahan penggunaan bahasa hormat teineigo dalam bentuk pengelompokan atau kategori . Manfaat penelitian Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi secara teori mengenai hal yang berkaitan dengan penggunaan bahasa sopan (keigo) khususnya bidang bahasa Jepang dalam menambah wawasan dan pengetahuan. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi sebagai bahan referensi untuk jenis penelitian yang berkaitan dan penelitian lanjutan. Ruang Lingkup Pembahasan Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasan hanya pada mahasiswa jurusan sastra Jepang tingkat 3 angkatan 2012 Universitas Dian Nuswantoro yang telah menyelesaikan minna no nihongo I dan II. TINJAUAN PUSTAKA PembahasanSebelumnya Penelitian mengenai kesalahan berbahasa sudah cukup banyak dilakukan oleh beberapa orang Indonesia khususnya kesalahan berbahasa bahasa Jepang. Seperti yang disampaikan oleh Wahyuni (2013) dalam penelitiannya tentang kesalahan bahasa Jepang mahasiswa sastra Jepang Universitas Brawijaya. Dalam penelitian tersebut ditemukan enam jenis kesalahan berbahasa dalam bahasa Jepang yaitu a)tipe kesalahan penghilangan kalimat (omission error sentence type), b) tipe kesalahan penambahan kalimat (addition error sentence type), c) tipe kesalahan kesalahbentukan kalimat (misformation error sentence type), d) tipe kesalahan kerancuan kalimat (confussion error sentence type), e) tipe kesalahan penempatan kalimat (misordering error sentence type) , f) tipe kesalahan lain (the other error sentence type). Ke enam tipe kesalahan tersebut, yang tergolong dalam kesalahan bidang morfologi adalah a, b, c, dan f. Untuk kesalahan dalam bidang sintaksis terdapat dalam tipe b, d, e, f.
5
Wamafwa (2008) meneliti tentang kesalahan berbahasa bahasa Jepang penggunaan yarimorai pada mahasiswa pembelajar bahasa Jepang berbahasa ibu bahasa Indonesia. Dalam hasil penelitiannya dijelaskan bahwa penyimpangan-penyimpangan dalam penggunaa yarimorai yang terpengaruh atau terinterferensi oleh bahasa Ibu masih sangat sering terjadi. Pada mahasiswa tingkat tertentu masih sering melakukan kesalahan berbahasa yang terpengaruh atau terinterferensi oleh bahasa Ibu baik dalam hal struktur kalimat, makna kalimat, kesubjekan dan kata ganti persona. Harisal (2015) meneliti tentang “Kesalahan Dalam Karangan Bahasa Jepang Mahasiswa Sastra Jepang Universitas Hasanuddin” yang menyimpulkan bahwa bentuk kesalahan-kesalahan yeng terjadi pada mahasiswa sastra Jepang Universitas Hasanuddin adalah pada kesalahan gramatikal bidang morfologi sebanyak 72, kesalahan gramatikal bidang sintaksis sebanyak 143, dan kesalahan leksikal sebanyak 174. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan-kesalahan tersebut ditemukan sebanyak 3 faktor yaitu adanya interferensi, kurang penguasaan bahasa Jepang, kurangnya penguasaan diksi bahasa Jepang. Berbeda dengan penelitian-penelitian yang tersebut sebelumnya, dalam penelitian ini penulis membahas tentang kesalahan penggunaan bahasa hormat teineigo oleh mahasiswa dalam percakapan lisan ( mahasiswa (M) dan dosen (D)). Penentuan kesalahan tersebut berdasarkan ciri-ciri bahasa hormat teineigo dengan pembanding bahasa biasa (futsuugo). LANDASAN TEORI Error Analysis dan Language Error Error analysis atau analisis kesalahan berarti mempelajari dan mengevaluasi kesalahan dalam taraf pembelajaran. Taraf pembelajaran yang dimaksud dalam analisis kesalahan di sini adalah pembelajaran bahasa kedua. Bahasa kedua berarti bahasa yang dipelajari setelah bahasa pertama.Dalam pembelajaran bahasa kedua tidak seorangpun mampu mencegah terjadinya kesalahan bahasa meski sudah dilakukan berbagai macam cara apapun untuk menghindarinya. Kesalahan bahasa atau language error berarti penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa itu sendiri. Kesalahan bahasa menurut Corder dalam Indihadi (1974) diistilahkan dalam lapses, error, mistake. Lapses adalah kesalahan berbahasa yang diakibatkan ketidaksengajaan penutur yang beralih cara dalam menyampaikan sesuatu sebelum seluruh kalimat tersampaikan semuanya. Kesalahan seperti ini dalam kategori bahasa lisan adalah disebut “slip of the tongue”,sedangkan dalam kategori bahasa tulis disebut “slip of the pen”. Error adalah kesalahan berbahasa yang terjadi karena penutur yang menyalahi aturan tata bahasa karena faktor penutur yang sudah memiliki aturan bahasa berbeda ,sehingga mengakibatkan keidaksempurnaan dalam berbahasa. Mistake adalah kesalahan berbahasa yang dikarenakan oleh
6
penutur yang salah dalam menentukan kosakata dalam kondisi tertentu. Dalam identifikasi kesalahan berbahasa, Corder dalam Paul Lennon (1974) menjelaskan tahapan dalam analisis kesalahan (error analysis) yaitu 1) pemilihan korpus bahasa, 2) mengidentifikasi kesalahan pada korpus, 3) mengelompokan kesalahan yang sudah diidentifikasi, 4) menjelaskan kesalahan tersebut, 5) mengevaluasi atau mengoreksi kesalahan tersebut. Keigo Keigo atau bahasa hormat adalah bahasa bentuk halus atau lembut yang digunakan dengan tujuan menghormati mitra tutur atau orang ketiga yang lebih tua, berpangkat tinggi, belum dikenal atau belum begitu akrab. Keigo menurut Terada Takanao dalam Sudjianto (2004: 189) adalah bahasa yang mengungkapkan rasa hormat terhadap lawan bicara atau orang yang dibicarakan. Kemudian keigo menurut Nomura dalam Sudjianto (2004: 189) adalah ungkapan kebahasaan yang menaikkan derajat pendengar atau orang yang menjadi pokok pembicaraan. Sedangkan keigo menurut Ogawa (1989: 227) adalah ungkapan sopan yang dipakai penutur atau penulis dengan mempertimbangkan pihak mitra tutur, pembaca, atau orang ketiga. Dalam berkomunikasi bagi masyarakat Jepang dalam penggunaan bahasa Jepang bahasa hormat sangat penting peranannya. Menurut Ide Sachiko dan Megumi dalam Susanti (2007: 41-42) kesantunan digunakan untuk menghindari terjadinya konflik dengan lawan bicara dan menciptakan komunikasi tersebut terlihat lebih sopan. Kesantunan direalisasikan dalam bahasa verbal dan nonverbal. Keigo atau bahasa hormat dalam bahasa Jepang menurut Nakao Toshio dalam Sudjianto (2007: 85) menjelaskan keigo dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : a. b. c. d. e. f. g.
Usia (tua ataukah muda, apakah senior atau junior). Status (atasan ataukah bawahan, apakah guru ataukah murid). Jenis kelamin (pria atau wanita). Hubungan keakraban (orang dalam atau orang luar). Gaya bahasa (bahasa sehari-hari, ceramah, perkuliahan). Pribadi atau umum (rapat, upacara, atau kegiatan apa). Pendidikan (berpendidikan atau tidak).
Hirai dalam Sudjianto (2007: 86) menjelaskan keigo dalam bahasa Jepang terdiri dari 3 jenis ragam bahasa hormat yaitu sonkeigo, kenjougo/ kensougo, dan teiniego/ teichougo . a. Sonkeigo Sonkeigo yaitu ragam bahasa hormat yang digunakan dengan meninggikan derajat dari mitra tutur atau orang ketiga. Sonkeigo menurut Oishi
7
Shotaro (1985: 132) adalah kata yang digunakan untuk menghormati mitra tutur atau orang ketiga dengan cara menaikan derajat mitra tutur atau orang ketiga. Yang dihormati oleh penutur di sini bukan hanya mitra tutur atau orang ketiga yang secara langsung menjadi pokok pembicaraan, tetapi termasuk juga perkara, keadaan, perbuatan, serta benda atau keluarga mitra tutur atau orang ketiga. Contoh bahasa hormat sonkeigo sebagai berikut : a. Bentuk ukemi (Verba Pasif) 課長は もう 帰られました。
Kachou wa mou kaeraremashita. (Pak kepala bagian sudah pulang) (Minna no nihongo II: 194) b. Verba pola お (Verb bentuk ます) になります (o...............ni narimasu) 社長は もう お
かえり になりました。
Shachou wa mou okaerininarimashita. (Pak bos sudah pulang) (Minna no nihongo II: 196) c. Verba pola お(Verb bentuk ます)ください どうぞ こちらに
(O................Kudasai)
お はいり ください。
Douzo kochira ni ohairikudasai. (Silahkan masuk ke sebelah sini) (Minna no nihongo II: 196) d. Verba Khusus 行きます、来ます、います
いらっしゃいます
Ikimasu, kimasu, imasu
Irasshaimasu
食べます、飲みます
召し上がります
Tabemasu, nomimasu
Meshiagarimasu
言います
おっしゃいます
Iimasu
Osshaimasu
知っています
ご存じです
Shitteimasu
Gozonjidesu
見ます
ごらん に なります
Mimasu
Goran ni narimasu
します
なさいます
Shimasu
Nasaimasu
くれます
くださいます
Kuremasu (Minna no nihongo II: 196)
Kudasaimasu
8
b. Kenjougo Kenjougo yaitu ragam bahasa hormat yang digunakan untuk menghormati lawan tutur atau orang ketiga dengan cara merendahkan status formal penutur. Kenjougo menurut Hirai dalam Sudjianto (2007: 192) adalah cara bertu tur kata yang menyatakan rasa hormat dengan cara merendahkan diri sendiri. Sedangkan menurut Oishi dalam Sudjianto (2007: 192) menjelaskan bahwa kenjougo adalah Keigo yang menyatakan hormat terhadap lawan bicara atau terhadap teman, orang yang dibicarakan termasuk benda-benda, keadaan, aktifitas, atau hal-hal lain yang berhubungan dengannya. Dalam ragam bahasa kenjougo, yang menjadi sasaran perubahan kosa katanya adalah penutur, bukan mitra tutur ataupun orang ketiga. Berkebalikan dengan aturan perubahan kosakata yang digunakan dengan sonkeigo yang perubahan kosakatanya didasarkan atas mitra tutur atau orang ketiga. Contoh bahasa hormat sonkeigo sebagai berikut: a. Verba Khusus 行きます, 来ます
参ります
Ikimasu、kimasu
Mairimasu
います
おります
Imasu
Orimasu
食べます、飲みます、もらいます
いただきます
Tabemasu, nomimasu, moraimasu
Itadakimasu
見ます
拝見します
Mimasu
Haikenshimasu
言います
もうします
Iimasu
Moushimasu
します
致します
Shimasu
Itashimasu
聞きます、(うちへ)行きます
うかがいます
Kikimasu, (uchi e) ikimasu
Ukagaimasu
知っています、知りません
存じております、存じません
Shitteimasu, shirimasen
Zonjite orimasu, zonjimasen
会います
おめに かかります
Aimasu Omeni kakarimasu (Minna no nihongo II: 204) b. Verba Pola お (verba Kel.I,II bentuk ま す ) (o....................shimasu) ご (Verba Kel.III bentuk ます) します (go...........shimasu) 私が
車で
駅まで お送りします。
Watakushi ga kuruma de eki made ookurishimasu. (Saya yang akan mengantarkan dengan mobil sampai stasiun) 私が
今日の 予定を ご 説明 します。
Watakushi ga kyou no yotei wo gosetsumeishimasu.
9
し ま す
(Saya akan menjelaskan perencanaan hari ini) (Minna no nihongo II: 204 ) c. Teineigo keigo yang ke tiga adalah teineigo, yaitu ragam bahasa hormat yang digunakan untuk menghormati mitra tuturnya, tanpa ada kaitannya dengan menaikan atau merendahkan derajat penutur, mitra tutur ataupun orang ketiga. Teineigo menurut Hirai dalam Dahidi (2007: 194) adalah cara bertutur kata dengan sopan santun yang dipakai oleh pembicara dengan saling menghormati atau menghargai perasaan masing-masing. Sedang teineigo menurut Tanaka ( 1990: 203 ) adalah cara penyampaian bahasa untuk menunjukan rasa hormat dan sopan santun dengan mitra tutur. Istilah teineigo juga disebut teichougo, seperti yang dikemukakan oleh Oishi Shotaro dalam Bunkachou (1985: 28 ) teineigo atau dalam istilah lain teichougo adalah bahasa hormat yang secara langsung menyatakan rasa hormat terhadap mitra tutur. Teineigo tidak sama dengan sonkeigo dan kenjogo karena sama sekali tidak ada hubungannya dengan mengangkat atau merendahkan derajat mitra tutur atau orang ketiga. Teineigo tidak ada hal lain selain dipergunakan untuk menghormati atau menjaga perasaan mitra tuturnya. Teineigo dalam bahasa Jepang secara umum ditandai dengan predikat kalimat yang diikuti ~です (~desu), ~ます (~masu). Dari penjelasan tersebut bisa diartikan bahwa secara bentuk konteks kalimat baik sonkeigo dan kenjougo apabila dalam penggunaannya terdapat akhiran yang tersebut pada ciri-ciri teineigo, berarti kedua keigo tersebut mengandung unsur teineigo. Contoh kalimat teineigosebagai berikut: a. Predikat berakhiran ~ます (~masu) dan ~です(~desu). 今日、私は
大学
へ 行けません。
Kyou, watashi wa daigaku e ikemasen. (Hari ini saya tidk bisa berangkat ke universitas) (Sudjianto, 1999: 137) カリナさんは 絵が 上手ですか。
Karinasan wa e ga jouzudesuka. (Apakah saudari Karina pintar menggambar) はい、とても 上手です。
Hai, totemo jouzudesu. (Ya, sangat pintar) (Minna No Nihongo I: 72) b. Prefiks お (o), ご(go), dan kata ございます (gozaimasu) untuk kata あります (arimasu) ‘ada’.
10
お酒が 好きですか。
Osake ga sukidesuka. (Apakah suka sake) (Minna No Nihongo I: 72) ご主人は テニスを しません。
Goshujin wa tenisu wo shimasen. (Suami anda tidak bermain tenis) (Minna No Nihongo I: 76) 電話は 階段の 横に ございます。
Denwa wa kaidan no yoko ni gozaimasu. (Telepon ada di samping tangga) (Shokyuu I Honyaku. Bunpou Kaisetsu Indoneshiagoban. Minna No Nihongo II: 153) Futsuugo Futsuugo adalah ragam bahasa bentuk biasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan mitra tutur yang sudah akrab, keluarga, bawahan dan lain-lain. Futsuugo menurut Yoshisuke dan Yumiko ( 1988: 207 ) adalah bahasa yang digunakan ketika berbicara dengan orang yang sudah akrab ( teman, keluarga dll ), dan merupakan bahasa yang tidak menunjukan rasa hormat. 普通語と言うのは、敬意を表せない形で、親しい人(家族や友人 など)と話すとき使う。
Futsuugo to iu no wa keii wo arawasenai katachi de, shitashii hito (kazoku ya yuujin nado) to hanasu toki tsukau. Kalimat teineigo dan kalimat futsuugo Teineigo Futsuugo 明日
東京へ 行きます。
明日
東京へ 行く。
Ashita toukyou he ikimasu.
Ashita toukyou he iku.
毎日
毎日
忙しいです。
忙しい。
Mainichi isogashiidesu.
Mainichi isogashii.
相撲が 好きです。
相撲が 好きだ。
Sumou ga sukidesu.
Sumou ga sukida.
富士山に 登りたいです。
富士山に 登りたい。
Fujisan ni noboritaidesu.
Fujisan ni noboritai.
ドイツへ ん。
行った
ことが
ありませ ドイツへ 行った
ことが ない。
Doitsu he itta koto ga nai. Doitsu he itta koto ga arimasen. Predikat dalam kalimat bahasa Jepang yang diikuti dengan ~です dan ~ ます pada akhir kalimat disebut dengan bahasa bentuk sopan (teineikei), sedang
11
predikat pada akhir kalimat diikuti bentuk biasa disebut bahasa bentuk biasa (futsuukei). (Shokyuu I Honyaku. Bunpou Kaisetsu Indoneshiagoban. Minna No Nihongo I: 130) METODE PENELITIAN Paradigma Penelitian Paradigma penelitian dalam penelitian ini adalah dengan metode kualitatif dekriptif tentang inkonsistensi penggunaan bahasa hormat teineigo dalam percakapan permohonan meminjam buku referensi oleh mahasiswa sastra Jepang UDINUS tingkat 3. Siregar (2012) dalam tulisannya menjelaskan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif, data yang didapatkan dijadikan dasar konseptualisasi dan kategorisasi baik dalam rangka penyusunan deskripsi ataupun pengembangan teori, sehingga masing-masing konsep, kategori, deskripsi dan teori yang didapatkan berdasarkan dari data aktual (dalam Anna, 2013: 40). Furchan (2004: 448-465) menjelaskan, penelitian deskriptif ada tujuh macam, yaitu : 1) studi kasus (2) survei (3) studi perkembangan (4) studi tindak lanjut (5) analisis dokumenter (6) analisis kecenderungan (7) studi korelasi. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang ke lima, yaitu analisis dokumenter. Dokumen yang telah didapat, kemudian diuraikan, dibandingkan dan dipadukan membentuk sari hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh ( Erna dalam Anna, 2013: 41). Satuan Yang Diuji Satuan yang akan diuji dalam penelitian ini adalah setiap tuturan yang keluar dari mahasiswa kepada dosen yang di dalamnya terdapat inkonsistensi penggunaan bahasa hormat teineigo oleh mahasiswa jurusan sastra Jepang tingkat 3 Universitas Dian Nuswantoro. Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah berupa rekaman audio percakapan mahasiswa dengan dosen tentang pemohonan ingin meminjam buku referensi, dengan titik fokus pada setiap tuturan oleh mahasiswa sastra Jepang UDINUS tingkat 3 angkatan 2012. Teknik Pengumpulan Data Teknik pegumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik simak catat, yaitu teknik yang dilakukan secara cermat, terarah dan teliti terhadap sumber data primer dalam rangka memperoleh data yang diinginkan. Hasil penyimakan ini kemudian dicatat sebagai data (Edi Subroto, 1992: 41-42).
12
Adapun langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Data diambil dari data rekaman audio percakapan dari tesis Elizabeth (2015) tentang strategi kesanturan tindak tutur direktif bahasa Jepang mahasiswa sastra Jepang tingkat 3 angkatan 2012 Universitas Dian Nuswantoro. 2. Mentrankrip audio percakapan, kemudian hasil transkrip tersebut dijadikan data primer. 3. Data primer penulis amati dan mencatat kalimat-kalimat yang keluar dari mahasiswa yang kemudian dijadikan data. Teknik Analisis Data Tahapan-tahapan yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan ciri-ciri bahasa hormat teineigo, penulis mencatat kalimat pada data yang terdapat kesalahan penggunaan teineigo. 2. Menjelaskan kesalahan tersebut dan membenarkan yang seharusnya. 3. Mengelompokan kesalahan yang sama dalam satu kategori yaitu meliputi kategori predikat kata benda, predikat verba, predikat kata sifat, konjungsi, yes or no Q & A. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengumpulan data diperoleh 21 data percakapan, kemudian dari percakapan-percakapan tersebut ditemukan bentuk kesalahan-kesalahan penggunaan teineigo pada struktur kalimatnya yaitu pada predikat nomina, predikat verba, predikat kata sifat ‘I’ dan ‘Na’, konjungsi, dan yes or no Q & A. Berikut penulis tampilkan contoh analisis data dari percakapan. Predikat Nomina dan Predikat Verba Konteks 2 D1
:「参考本は何に使いますか?参考本は何に 使いますか? : “ sankoubon ha nan ni tsukaimasuka? sankoubon ha nan ni tsukaimasuka?” ‘buku referensinya digunakan untuk apa? Buku referensinya digunakan untuk apa?’
M1
:「何に使う?」
kesalahan teineigo pada predikat verba
: “ nan ni tsukau?” ‘untuk apa?’
13
D2
:「何のために参考本が必要ですか?」 : “nan no tame ni sankoubon ga hitsuyou desuka?” ‘buku referensinya dibutuhkan untuk tujuan apa?’
M2
:「ええと。。文法の。。えっ!」 : “ etto.. bunpou no.. e!” ‘Hmm.. tata bahasa.. e!’
D3
:「参考本を。。」 : “ sankoubon wo..” ‘buku referensi..’
M3
:「論文」
kesalahan teineigo pada predikat nomina
: “ ronbun” ‘makalah’ D4
:「論文。何の論文を書きますか?」 : “ronbun. nan no ronbun wo kakimasuka?” ‘makalah. Mau menulis makalah apa?’
M4
:「あのう。。文法の論文を書きます」 : “ano.. bunpou no ronbun wo kakimasu” ‘em.. menulis makalah tentang tata bahasa’
Percakapan konteks 2 di atas terdapat kesalahan penggunaan teineigo predikat verba pada bagian percakapan M1, jika dilihat dari percakapan pada M4 terlihat kalimatnya menggunakan akhiran ~ます (~masu ) yang termasuk bentuk teineigo. Dengan demikian seharusnya percakapan pada M1 predikat verbanya adalah 使います (tsukaimasu) . Kemudian kesalahan penggunaan teineigo juga pada predikat nomina bagian percakapan M3, predikat nominanya tidak diikuti ~です, melihat percakapan pada M4 juga, pada percakapan M3 seharusnya berakhiran ~ で す ( ~ desu) yaitu 論 文 で す (ronbundesu). Predikat Kata Sifat ‘I’ Konteks 3 D1
:「漢字のどんな事についてかいた本が必要ですか?」 : “kanji no donna koto ni tsuite kaita hon ga hitsuyou desuka?” ‘buku tentang kanji yang seperti apa yang dibutuhkan?’
14
M1
:「漢字のよ。。あの。。読み方です」 : “kanji no yo.. ano.. yomikata desu” ‘kanji.. em..cara baca kanji’
D2
:「読み方?」 : “yomikata?” ‘cara baca?’
M2
:「はい、そうです」 : “hai, sou desu” ‘iya, benar’
D3
:「昔の本と今の本どちらが必要ですか?」 : “mukashi no hon to ima no hon dochira ga hitsuyou desuka?” ‘yang mana yang dibutuhkan, buku versi lama atau buku yang sekarang?’
M3
:「えっとね。。。」 : “ettone..” ‘emm…’
D4
:「両方必要?」 : “ryouhou hitsuyou ?” ‘butuh dua-duanya?’
M4
:「りょうがいいよ」 : “ryouhou ii yo” ‘keduanya juga boleh’
kesalahan teineigo pada predikat kata sifat ‘I’
Percakapan konteks 3 di atas terdapat kesalahan penggunaan teineigo predikat kata sifat ‘I’ pada bagian percakapan M4. Jika melihat dari percakapan pada bagian M1 dan M2 yang predikat kalimatnya diikuti ~ で す yang merupakan bentuk teineigo, seharusnya percakapan pada bagian M4, predikat kalimatnya seharusnya juga diikuti dengan ~です yaitu いいですよ (iidesuyo). Predikat Kata Sifat ‘Na’ Konteks 4 D1
:「は?。。。。。。分析比べてある?ま。。ほししにちの悪魔と言う小 説を読んでこの小説には、え。。この小説はこう言う意味だって別の人
15
おぼ
書いてる本。ちょっとまって。。分析、えっと。。え、止まって覚えへ んやろ。 あ。。そのほししにちの悪魔を使ってる論文も必要ですか」
: “ha?! … bunseki kurabete aru? ma.. hoshii shinichi no akuma to iu shousetsu wo yonde kono shousetsu ni ha, e..kono shousetsu ha kou iu imi datte betsu no hito kaiteru hon. chotto matte.. bunseki, etto.. e, tomatte oboe hen yaro.. a…. sono hoshi shinichi no akuma wo tsukatteru ronbun mo hitsuyou desuka?” ‘ha?!...dibandingkan dengan analisis?yaa..buku yang ditulis oleh orang lain yang telah membaca novel hoshi shinichi yang berjudul akuma yang ditulis oleh orang lain dan menjelaskan tentang isi novel tesrsebut. Tunggu sebentar..analisis, em..e, berhenti, tidak ingat kan..a…apakah perlu makalah yang memakai novel akuma milik hoshi shinichi?’ M1
:「はい。必要」
kesalahan teineigo pada predikat kata sifat ‘na’
: “hai. hitsuyou” ‘iya. Butuh’ Percakapan konteks 4 terdapat kesalahan penggunaan teineigo kata sifat “Na” pada bagian percakapan M1. Jika melihat awal kalimat pada M1 menggunakan jawaban はい yang termasuk bentuk teineigo, Dengan demikian seharusnya kalimat selanjutnya yang mengikuti diakhiri dengan bentuk teineigo ~です yaitu はい、必要です (hai, hitsuyoudesu). Konjungsi Konteks 5 M1
:「先生、あのもしわけありませんが、あの。。論文のため。。参考本が さがしたいんですけど、あの図書館でもうさがしますなのでありません ですが、だから先生におねがいがありますが、あのその参考本を貸して いただけないでしょうか?」
: “Sensei , ano moshiwake arimasen ga, ano..ronbun no tame.. sankoubon ga sagashitain desukedo, ano toshokan de mou sagashimasu na no de arimasen desuga, dakara Sensei ni onegai ga arimasu ga, ano sono sankoubon wo kashite itadakenaideshouka?” ‘Sensei, em maaf mengganggu.. em.. untuk keperluan makalah.. saya ingin mencari buku referensi tetapi di perpustakaan tidak saya temukan..oleh karena itu saya meminta tolong kepada sensei, em bolehkan buku tersebut dipinjamkan kepada saya?’ 16
D1
: 「何の論文を書くんですか?」 :“nan no ronbun wo kakun desuka?” ‘mau menulis makalah apa?’ だから
kesalahan teineigo pada konjungsi
Percakapan konteks 5 terdapat kesalahan penggunaan teineigo konjungsi pada percakapan M1 yaitu kata だ か ら (dakara), padahal jika melihat keseluruhan kalimat pada M1 menggunakan bentuk teineigo yaitu diakhiri dengan ~です dan ~ます. Kata だ (da) pada だから (dakara) termasuk dalam bentuk futsuugo, sedang dalam bentuk teineigo menggunakan です (desu) yaitu ですから (desukara). Yes or No Q & A Konteks 6 D1
:「今の祭り?」 : “ima no matsuri?” ‘festifal yang sekarang?’
M1
:「うん。」
kesalahan teineigo yes or no Q & A
: “un “ ‘iya.’ D2
:「何冊必要ですか」 : “ nan satsu hitsuyou desuka?” ‘Butuh berapa buku?’
M2
:「一冊は大丈夫です」 : “issatsu ha daijoubu desu” ‘satu saja sudah cukup’
Percakapan konteks 6 terdapat kesalahan penggunaan teineigo yes or no Q & A pada bagian percakapan M1. Jika melihat bagian percakapan M2 menggunakan bentuk teineigo dengan akhiran kalimat ~です(~desu), dengan demikian pada bagian percakapan M1 seharusnya menggunakan jawaban はい、 そうです(hai, soudesu), karena dalam teineigo yes or no Q & A menggunakan は い (hai) dan いいえ (iie). Kata うん(un) merupakan bentuk futsuugo. Dari data percakapan 21 mahasiswa, penulis mendapatkan bentuk kesalahan penggunaan teineigo sebanyak 124 kesalahan , yang terdiri dari 81 kesalahan berupa predikat nomina, 7 kesalahan berupa predikat verba, 2
17
kesalahan berupa predikat kata sifat ‘I’, 1 kesalahan berupa predikat kata sifat ‘Na’, 1 kesalahan berupa konjungsi, 32 kesalahan berupa yes or no Q & A. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan pada pembahasan di atas, bahwa penulis mendapatkan hasil berupa kesalahan penggunaan teineigo oleh mahasiswa sastra Jepang tingkat 3 angkatan 2012 Universitas Dian Nuswantoro, yang kemudian penulis dapat simpulkan yaitu kesalahan penggunaan teineigo yang ditemukan sebanyak 124 bentuk kesalahan yaitu pada predikat nomina yaitu 81 kesalahan, pada predikat verba yaitu 7 kesalahan, pada predikat kata sifat ‘I’ yaitu 2 kesalahan, pada predikat kata sifat ‘Na’ yaitu 1 kesalahan, pada konjungsi yaitu 1 kesalahan, pada yes or no Q & A yaitu 32 kesalahan. Dari jumlah seluruh bentuk kesalahan penggunaan teineigo yang muncul didominasi pada bentuk kesalahan predikat nomina yaitu sebanyak 81 kesalahan. Kemudian berdasarkan teori Corder (1974), kesalahan pada penelitian ini termasuk dalam kategori error yaitu kesalahan berbahasa yang disebabkan penutur yang menyalahi aturan tata bahasa karena faktor penutur yang sudah memiliki aturan bahasa berbeda ,sehingga mengakibatkan keidaksempurnaan dalam berbahasa. Penuis dalam penelitian ini hanya meneliti fenomena kesalahan ragam bahasa teineigo, belum sampai pada faktor-faktor apa yang mungkin mempengaruhi kesalahan penggunaan teineigo tersebut secara terperinci ataupun tema penelitian lain yang berkaitan. Oleh karena itu, penulis berharap akan ada penelitian lanjutan yang mengambil tema lanjutan dari penelitian ini sehingga penelitian ini bisa dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA Akiko, Atachi,dkk. 2002. Bunpou ga Yowai Anatae. Japan: Boninsha. Dahidi, Ahmad & Sudjianto. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc. Erna,
F Aries. 2008. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif. http://ardhanal12.wordpress.com. (Diakses September 2012).
Furchan, Arief. 2004. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional Harisal. 2015. Thesis: Analisis Kesalahan Dalam Karangan Bahasa Jepang Mahasiswa Sastra Jepang Universitas Hasanuddin. Makasar: Universitas Hasanuddin Makasar.
18
Hirabayashi, Yoshisuke & Yumiko Hama. 1988. Gaikokujin No Tame No Nihongo Reibun Mondai Shirizu. Tokyo: Aratake Shuppan. Holmes, Janet. 2013. An Introduction To Sociolinguistics Fourth Edition. New York: Routledge. Indihadi, Dian. Analisis Kesalahan Berbahasa. http//file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONESIA_SEBAGAI_BAHASA_KEDUA/ 10_BBM_8.pdf. (diakses pada tanggal 1 april 2012). Khairani, Rita. 2011. Kertas Karya: Bahasa Hormat Dalam Bahasa Jepang (Nihongo no Keigo). Medan: Universitas Sumatra Utara. Ogawa, Iwao. 2000. Minna No Nihongo Shokyuu I Honyaku. Bunpou Kaisetsu Indoneshiagoban. Japan: 3A Corporation. Ogawa, Iwao. 2001. Minna No Nihongo Shoukyuu II Honyaku. Bunpou Kaisetsu Indoneshiagoban. Japan: 3A Corporation. Oishi, Shotaro. 1985. Keigo no Shikumi dalam Keigo (Bunkachoo). Tokyo: Ookurashoo. Ogawa, Yoshio. 1989. Nihongo Kyouiku Jiten. Tokyo: Taishuukan Shouten. Lennon,
Paul. Contrastive Analysis, Error Analysis, Interlanguage. http://wwwhomes.uni-bielefeld.de/sgramley/CA-Error Analysis-Interlang Lennon.pdf
Pujiono, Muhammad. 2006. Interferensi Gramatikal dan Leksikal Bahasa Indonesia Terhadap Bahasa Jepang. Medan: Universitas Sumatera Utara. Siregar, S. R. 2012. http://syahrilrudysiregar.blogspot.jp/2012/08/pengertianmetode penelitian-kualitatif.html. (diakses September 2012). Subroto, Edi. 1992. Pengantar Metode Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Sudjianto. 2007. Bahasa Jepang Dalam Konteks Sosial dan Kebudayaannya. PDF. Program Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia (diakses pada tanggal 08 Maret 2012). . 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc. _______. 1999. Gramatika Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.
19
Sunarni, Nani. 2011. Campur Kode, Alih Kode, Interferensi, dan Integrasi dalam Proses Penguasaan Bahasa Jepang. Bandung: Universitas Padjadjaran. Susanti, Rita. 2007. Thesis: Tindak Tutur Memohon Bahasa Jepang dan Faktor Sosial Budaya Dalam Skenario Drama Televisi Jepang Love Story Karya Eriko Kitagawa. Program Studi Kajian Wilayah Jepang Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia. Terada, Takanao. 1984. Chuugakusei No Kokubunpou. Tokyo: Shoryudo. Toshiko, Tanaka. 1990. Nihongo Bunpou Kyoushi No Gimon Ni Kotaemasu. Japan: Kindai. Wamafma, Dance. 2008. Analisis Kesalahan Penggunaan Yarimorai pada Mahasiswa Pemelajar Bahasa Jepang Berbahasa Ibu Bahasa Indonesia. Jurnal Sastra Jepang Volume & No. 2. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Wahyuni, Iis. 2013. Artikel Ilmiah: Analisis Kesalahan Kalimat Bahasa Jepang Mahasiswa Sastra Jepang Universitas Brawijaya (Kajian Morfologi dan Sintaksis).Surabaya: Universitas Brawijaya. 3A Network. 2008. Minna No Nihongo I. Surabaya: IMAF Press. _________ . 2008. Minna No Nihongo II. Surabaya: IMAF Press.
Pembimbing
Bayu Aryanto, SS, M.Hum
20