ANALISIS PENGGUNAAN HURUF KANA OLEH MAHASISWA BAHASA IEPANG PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG UNIVERSITAS HASANUDDIN-) Imelda Universitas Hasanuddin Pos-el: april _27meil@y ahoo. cont
Inti Sari Kemampuan menulis merupakan kompetensi awal yang diajarkan kepada rqahasiswa baru bahasa Jepang. Oleh karena itu, perlu menjadi perhatian serius dalam pembelajara4,r Bahasa Jepang dasar, menengah, hingga kompetensi tingkat lanjutan. Meskipun demikian, belum ada penelitian-penelitian yang berbasislanguage aquisation di Program Studi Sastra Jepang menjadi salah satu input untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menulis huruf Jepang. Penelitian ini berbasis kualitatif deskriptif dengan menggunakan 20 responden mahasiswa tingkat I, II, dan III. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat I, dan tingkat III lebih cenderung banyak menggunakan huruf hiragana dibanding huntf kataknna, sehingga tidak banyak terjadi kesalahan dalam penulisan katakann, sedangkan mahasiswa tingkat II lebih banyak mengeksplor kemampuan menggunakan katakana disusul dengan mahasiswa tingkat L Hal ini disebabkan karena mahasiswa tingkat I dan tingkat II masih menempuh perkuliahan Menulis, sedangkan mahasiswa tingkat III sudah tidak ada perkuliahan tentang menulis kana. Di samping itu, ada beberapa huruf kanayangcenderung di tulis tidak tepat dan bahkan bertukar, seperti huruf hiragana j 'u' yang ditulis menjadi huruf
dan huruf kntnknna untuk huruf y. )" . ). Penulisan yang tidak tepat berpotensi menjadi error jikapembelajar tidak diberi input oleh pengajar. Hal itu, selain bentuknya yang berubah, juga dapat mengubah arti kata itu sendiri atau bahkan tidak berarti katakana
2
'ra',
$
dan
ir, ta dan tl
apa-apa. Kata kunci: penulisan, Hiragana, Katakana, mahasiswa, penggunaan
Abstract competency is initial competency thnt is taugltt to nau lapnnese unioersity student. Tlrcrefore, it shouldbe giaen serious attentioninbasic Japanese, interntediate, until advnnceleael competency. Hozoetser, therehas notbeen a research onbnsis oflnnguage acquisition in Jnpnnese liternture Study prograrn ns one of inputs to acknozoledge lapanese writing student competency. Tltis resenrch is bnsed on descriptiae qunlitatiae with20 student respondents of leoelI,II, andlll.Tlrcresults shotos thnt students of leaell nndleaellll nre more likely to use hiragana than katakana, ; so thnt there is not muclt mistake in writing katnknna, while students of leztel lI nre more likely to explore the nbility of using katakana, followed by the students of leael I. This is because the students oflwell nndleaelll are stilltakingWritinglecture,while the students ofleaelllllwaenot ludkanawritinglecture anymore.Besides, there are somekanaletters thnt tend tobewrittenincorrectly and
Witing
morewerexchnnge,suchas
)'u'hiraganaiswitteninto
l'ra', \'
andrt', tJandh andfor:t. y" giaeninputby
kataknnaletter.lncorrectwritingpotentially becontes error if tlte students nre not Thus, beside of the change of form, it slso can chnnge the menning of tlrc word itself or moreooer it mean anything.
. y
the teaclrcr. does
not
Keywords: writing, Hiragnna, Kataknna, uniaersity stttdent, use
)
Naskah masuk tanggal
1.8
Agustus 2014. Editor: Dra Wiwin Erni Siti Nurlina, M.Hum. Edit:22-26 September 2014.
Analisis Penggunaan Huruf Kono oleh Mahasiswa Bahasa Jepang Program Studi Sastra Jepang Universitas Hasanuddin
\77
L.
Dapat dikatakan bahwa belum ada penelitian-penelitian yang berbasis language aquisaL.l Latar Belakang tion diProgram Studi Sastra Jepang, Unhas. Se:oFllllE{. a&)t.: Ltt&,'0, EtJl4L.lfrt:&r9, alj#lrD 3" bagai program studi baru di Universitas Hat+l t {,i.E, , fro+h.tLl.frD
} L<: sanuddin penelitian tentang penggunaan huruf iti. I 6'cFi I t b t*tt L" :*lt.ft &r, . : 0)/\4.i*/\ aYlr 0 3. )ttjfl*^Bi.nR6. 6L<EBRll:i1&1866-D 3" (3 U. 1992:11) oleh mahasiswa Sastra Jepang penting dilakuSaji (1992:11) menjelaskan bahwa manu- kan. Untuk itu, penulis tertarik untuk mengesia dan bahasa dan dunia merupakan tiga ele- tahui sejauh mana penggunaan huruf-huruf men yang saling berhubungan erat satu dengan Jepang oleh pembelajar bahasa Jepang di Proyang lain. Di era globalisasi bahasa ibu meniadi gram Studi Sastra Jepang, Universitas Hasuatu ilmu yang disandingkan dengan bahasa sanuddiry yang ditinjau dari pemerolehan baasing dan menjadi objek penelitian dalam pe- hasa atau language aquisation, khususnya pemerolehan bahasa atau language aquisation. merolehan huruf hlyagana dan katakana, Seperti halnya pembelajaran bahasa Inggris seL.2Tuiuan Penelitian bagai second language, pendidikan bahasa ]ePenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pang terkhusus di Makassar, telah mengalami perkembangan yang signifikan seiring dengan kemampuan penggunaan buah huruf Jepang perkembangan dan penyediaan fasilitas struk- y aitu hir agana dar. lcatakana oleh pembelajar bahasa Jepang di Program Studi Sastra Jepang, tur dan infrastruktur. Hasanuddin. Di samping itu, melaTahun 2005, Universitas Hasanuddin telah Universitas lui penelitian ini diharapkan satuan pendidikan membuka program 51 Bahasa Jepang, yang Hahingga kini mahasiswa pembelajar bahasa Je- di Program Studi Sastra Jepang Universitas sanuddin secara khusus dapat menentukan pang mencapai 250 orang lebih. Program studi kebijakan yang tepat dalam pembelajartersebut meliputi empat bidang kompetensi, suatu yaitu linguistik, sastra, sejarah, dan budaya. an menulis (input dan output) oleh mahasiswa tingkat satu, dua, dan tiga. Keempat kompetensi tersebut didukung oleh empat kemampuan bahasa yaitu mendengar, berbicara, menulis, dan membaca. Di Program 2, Landasan Teori Studi Sastra Jepang setiap mahasiswa baru di 2.1 Aturan dalam Huruf dan Tulisan ]epang ajarkan terlebih dahulu kemampuan menulis Dalam Nihongogaku wo Manabu Hito no dan membaca secara berjenjang huruf-huruf Tame Ni (19921,a\ dikatakan bahwa keistimeJepang, yaitu dimulai dengan hiragana, katakawaan huruf dan tulisan Jepang dibandingkan na, dan kanji. bahasa lain ialah pembagian huruf daSeiring dengan hal tersebut timbul berba- dengan yang terdiri atas hiragana, gai kendala-kendala dalam pemerolehan ma- lam bahasa Jepang kanjie dan romaji. Jika ditinjau dari hasiswa dikompetensi menuli s hiragana dan ka- katakana, tingkat kesulitannya, dapat dikatakan bahwa takana. Penulis menganggap bahwa kemampuialah tulisan. Butir inilah yang an menulis sebagai kompetensi awal yang di bagian yang sulit mau tidak mau cukup memberatkan. Tidak haajarkan kepada mahasiswa baru perlu menjadi pemperhatian serius karena dalam pembelajaran nya itu, melengkapi besarnya beban bagi sistem pebelajar, bahasaJepang mengenal dua bahasa Jepang dari dasar, menengah, hingga phonogram dan ideogram. menuju pada kompetensi tingkat lanjutan ma- nulisan, yaitu Untuk mengatasi ketidakpraktisan bahasa hasiswa dihadapkan dengan kemampuan menulis huruf Jepang, khususnya hiragana danka- Jepang dibanding bahasa lain, penggunaannya pun dibagi berdasarkan fungsi huruf yang betakana.
Pendahuluan
178 Widyaparwa,
volume 42, Nomor 2, Desember 2014
nar-benar jadi pembeda, misalnya huruf kana
danhuruf
tidak boleh, namun dalam dialek Osaka menjadi akan (ditulis dalam katakana
kanji.
7fi>).
2.1.1 Tentang Hiragana
Lebih lanjut Tamura Fumio (1992:150-152) menjelaskan bahwa kana adalah huruf phonogram/ yang mulai dilambangkan dengan huruf a, i, rJ, e, o. Kana dilambangkan sebanyak 50 tanda bunyi bukan 50 huruf. Sebagai aturan, satu huruf dilambangkan dengan satu bunyi. Jika Anda belajar huruf kana, hantf-huruf itu dapat dijadikan huruf lisan. Dengan kata lairy huruf itu menggambarkan penulisan bahasa Jepang. Seperti dalam bahasa Inggris, meskipun sudah mengetahui huruf a, tetapi dalam bunyi kata cat, atatt cake dapat ditulis sebagai bunyi yang berbeda, sehingga bebannya sangat ringan jika dibandingkan berdasarkan keekonomisan ejaan hurufnya. 2.L.2 Tentang Katakana
Dewasa ini, bagaimanakah peranan katakana dalam bahasa Jepang? Dalam Nihongo Hyakka liten (.... :347), digambarkan kegunaan katakana sebagai berikut. 1,. Bahasa serapan dan bahasa asing, misalnya ice cream (dalam bahasa Inggris) menjadi aisu kuriimu (dalam bahasa Jepang). 2. Nama orang asing, misalnya Mike Miller (dalam bahasa asing) menjadi Maiku Miraa (dalam bahasa Jepang). 3. Istilah atau terminologi, misalnya metafora (dalam bahasa Inggris) menjadi metafeaa (dalam bahasa Jepang). 4. Bahasa slang atau bahasa rahasia, misalnya kata lotse loae hotel menjadi rabu rabu hoteru (dalam bahasa Jepangl. 5. Nama hewan dan tumbuhan, misalnya dog (dalam bahasa Inggris) menjadi doggu (dalam bahasa Jepang) 6. Onomatope, misalnya bunyi anjing dilambangkan dengan kata wan wan dalambahasa Jepang 7. Bagian yang menunjukkan dialek, misalnya dalam bahasa Jepang kata dame berarti
Jika membandingkan penempat an kanji dan hiragann, maka fungsi katnknna dalam huruf Jepang ialah menonjolkan suatu kata layaknya kanji. Di samping itu, itu berfungsi sebagai huruf yang melambangkan bunyi layaknya hiragana.Namuru di sisi lairy katakana tidak melambangkan arti kata seperti halnya kanji. Sarnasama diketahui bahwakatakana tidak mempunyai peran dalam gramatikal.
2.2 Defenisi Input dln fembelajaran Mc Laughlin (1984) dalam Tarigan (1988:55) mengatakan bahwa beberapa faktafakta hasil penelitian merupakan inisiatif para orang tua untuk merencanakan dan mendorong anak-anak dalam mengemukakan kebutuhan-kebutuhan, gagasan, dan tujuan mereka. Hal itu digunakan untuk memperkaya anak-anak mereka secara linguistik dan kognitif dalam lingkungan tempat bahasa tersebut dipakai atau di luar lingkungan pemakai bahasa itu sendiri. Hal senada juga dikemukakan oleh Brown (1.987:32): "
..
.rzhateuer one's position is on the innateness
of lnnguage, the speech that young children hear is primarily the speech heard in the home, and much of that speech is parental speech or the speech of older siNBlings."
Menurut Sqi (1992:27), dalampendidikan bahasa Jepang, non-natiae mempunyai peranan
penting dalam mengajarkan bahasa Jepang kepada siswanya. Dalam perkembangannya, sering dijumpai ffiffi atau error, baik'dalam bahasa tulisan maupun dalam bahasa lisan yalrg digunakan oleh pengajar non-natiae. Namury jika terjadi error dalambahasa tulisary error tercebut dapat segera hilang. Jika terdapat kesalahan, ketidakjelasan, kesalahpahaman, maka pembicara dapat langsung mengon-
Analisis Penggunaan Huruf Kono oleh Mahasiswa Bahasa Jepang Program Studi Sastra Jepang L7g Universitas Hasanuddin
firmasi kembali hal yang kurang dipahami
(tidak tepat meletakkan garis pendek dan
kepada lawan bicara. Sebaliknya, dalam bahasa tulisan, misalnya karangan atau sakubun, ekspresi yang kurang tepat tersebut dapat dihilangkan. Kemudiary bagian-bagian yang kurang lengkap baik kata, frase, maupun kalimat yang terdapat dalam suatu karangan dapat dicek berulang kali dan sekaligus menjadi bahan referensi maupun objek penelitian bahasa.
bagainya), ketidakseimbangan penulisan atau ketidakseimbangan (kemiringan yang tepat), kesalahan penggunaan kana. Penggunaan kana yang digunakan oleh keseluruhan mahasiswa tingkat I, II, dan III dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
se-
Tabel 4a
Tingkat I, II dan
2.
III
Metode Penelitian Keterangan: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sugiyono (2010:222) menyata- T2 = ketidaktepatan kan bahwa penelitian kualitatif, yang menjadi NBI = ketidakkeseimbangan instrumen atau alat penelitian ialah peneliti itu Err = kesalahan sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instruPada bagan di atas terlihat bahwa responment, berfungsi menetapkan fokus penelitiary memilih informan sebagai sumber data, mela- den mahasiswa tingkatI,II, dan III yang yang kukan pengumpulan data, menilai kualitas da- masing-masing berjumlah 20 orang lebih bata, analisis data, menafsirkan data dan mem- nyak menuLis hiragana tanpa memperhatikan keseimbanghn huruf tersebut. Bentuk hiragana buat kesimpulan atas temuannya. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil yangtidak seimbang muncul sebanyak 90 buah. populasi penelitian dari mahasiswa Jurusan Yang paling sedikit terjadi bentuk ketidakseSastra Jepang Fakultas Sastra, Universitas Ha- imbangan penulisan ialah pada buah huruf sanuddin. Sampel penelitian terdiri atas tiga katakana yang hanya berjumlah tujuh buah. Selanjutnya, ketidaktepatan huruf banyak level atau angkatary yaitu mahasiswa tingkat I, II, dan III. Jumlah mahasiswa pada masing- sekali terjadi pada penulisan huruf kiragana dimasing tingkatan berjumlah 20 orang. Pengam- bandingkan katakana. Kebanyakan responden bilan sampel mahasiswa tingkat satu, dua, dan lebih senang menggunakan huruf hiragana ditiga didasarkan random sampling. Pada tiap bandingkan katakana. Ketidaktepatan penulisangkatan, diambil sampel sebanyak 20 orang an huruf hiragana (T2) pada tabel di atas berjumlah 109 buah sedangkan ketidaktepatan pesehingga total responden 60 mahasiswa. nulisan katakana hanya berjumlah tujuh buah.
3.
Penggunaan Huruf ]epang oleh Mahasiswa Bahasa Jepang Program Studi Sastra jepang, Universitas Hasannuddin
Penelitian ini menggunakan responden mahasiswa tingkat I, II, dan III masing-masing sebanyak 20 orang. Peneliti mengumpulkan karangan (sakubun) mahasiswa yang mereka tulis secara natural di kelas karangan (sakubun), selanjutnya mengklasifikasi dan menganatrisis karangan tersebut berdasarkan ketidaktepatan
180 Widyapanul,
Selanjutnya kesalahan banyak terjadi pada penulisan huruf hiragana yang memang paling banyak digunakan oleh responden mahasiswa tingkat I, II, dan III. Kesalahanyang paling sedi kit terjadi pada penulisan huruf katakana, yang memang sangat jarang digunakan. Analisis penulisan berikutnya ialah analisis penulisan huruf katakana. Penulis menampilkan tabel seperti di bawah ini.
Volume 42, Nomor 2, Desember 2014
Tabel 4b
< lJt I "l+ l)vl (; l{r l/.
2.
Contoh penulisan di atas dapat dilihat
bahwa penulisan huruf katakana 'ni' tidak pada tempatnya. Salah satu contoh yang diambil dari responden mahasiswa tingkat II ini menunjukkan bahwa terjadi kesalahpahaman penulisan huruf katnlcann - 'ni' yang seharusnya ditulis dengan huruf
Pada penelitian ini, responden mahasiswa
tingkat I, II, dan III sangat jarang menggunakan huruf katakann. Data yang diperoleh bahwa responden tingkat I menghasilkan kesalahan sebanyak dua buah, sedangkan responden tingkat II dan tingkat III masing-masing muncul sebanyak satu buah kesalahan saja. a. Kesalahan penulisan pada huruf katakana Adapun bentuk kesalahan yang terjadi pada responden dapat ditampilkan sebagai berikut: 1..
hiragana
I='ti'.
Memang huruf ini ber-
bunyi sama,".tetapi huruf katakana ' 'ni'yangditempatkan di sini salah karena yang seharusnya ialah partikel I='ni' sebagai penanda kata kerja
,fI/rf U\Ef
seharusnya
b.
'sunde imasu'.
Ketidakseimbangan penulisan pada huruf katakanar
Contoh penulisan kesalahan pada huruf katakana di atas terjadi pada salah satu responden mahasiswa tingkat II. Huruf katakana yang ditulis mahasiswa sebenarnya ialah huruf. katakana ) a 'ja' agar kata tersebut menjadi kata ) f V 'jawa' yang berarti nama pulau Jawa. Namun responden menulis huruf katakana' j n' tidak menggunakan tanda " ten ten sehingga huruf tersebut berarti lain yaitu huruf kntaknna / f 'sha'dan akhirnya arti kata tersebut menjadi lain karena mirip dengan bunyi kata
I f
yang berarti 'shower'
.
V -'shazoaa'
Data tentang ketidakseimbangan penulisan huruf katakana oleh responden mahasiswa tingkat I berjumlah satu, responden tingkat III berjumlah enam buah, sedangkan pada respon mahasiswa tingkat II tidak ditemukan. Adapun contoh penulisan yang tidak seimbang dapat dilihat di bawah ini. 1.
seharusnya
)J
,
F
Y
Penulisan di atas diambil dari salah satu responden tingkat L Pada penulisan di atas dapat dilihat bahwa responden menulis huruf katakana 7 'mA' tidak seimbang atau tarikan garis lurusnya mengarah ke bawah, yang semestinya di tarik secara lurus mendatar saja. Meskipun terdapat ketidakseimbangan penulisan, huruf tersebut tidak mengalami perubahan makna,
Analisis Penggunaan Huruf Kana oleh Mahasiswa Bahasa Jepang Program Studi Sastra Jepang 181 Universitas Hasanuddin
melainkan mengurangi keindahan
./ '),"'
penulisan sakubun atau karangan. ^ d. seharusnva
2.
l^lrlYl-"1
pada huruf katakana di atas, terjadi pada salah satu responden mahasiswa tingkat I. Huruf katakana yang ditulis mahasiswa sebenarnya ialah
huruf kataksna t/' 'ji', namun responden menulis huruf katakana'ji' rata atas I bukan tarikan tanda (rata kiri) sehingga bentuk huruf katakana yang ditulisnya nlirip dengan huruf kataka\
huruf 2'ku', Ketidakseimbangan ini disebabkan karena responden menulis tarikan pertama yaitu tarikan huruf 'no' terlalu pan' jang sehingga bentuk huruf ku sama panjang antara tarikan no yarrg Pertama dengan yang ke dua. Seharusnya, tarikan no yar.g pertama lebih katakana seperti
na Y'tsu',PenlJlisanyang tidak tepat seperti di atas sangat berpotensi men-
jadi kesalahan. seharusnya
pendek dibandingkan tarikan no y ang
b.
ke dua. Meskipun demikian, hal ini juga tidak mengubah arti huruf tersebut, melainkan hanya mempengaruhi keindahan penulisan saja.
tr ffi
Contoh penulisan yang tidak tepat pada huruf kntnkanajuga diambil dari
Ketidaktepatan penulisan huruf ka-
salah satu responden mahasiswa ting-
takana
182 Widyaparwi, Volume
sellillusnya
pat
ponden mahasiswa tingkat III, diketahui bahwa terdapat beberapa ketidakseimbangan penulisan dalam huruf
Selanjutnya, juga dimbahas tentang ketidaktepatan penulisan huruf katakana yang dilakukan oleh responden mahasiswa tingkat I, II, dan IIL Responden mahasiswa tingkat I melakukan 5 buah ketidaktepatan dalam penulisan hu ruf katakana, sedangkan responden mahasiswa tingkat III melakukan dua kali lipat ketidaktepatan dalam penulisan. Namury responden mahasiswa tingkat II melakukan hanya L buah ketidaktepatan dalam penulisan katakana. Beberapa contoh bentuk ketidaktepatan dalam penulisan ditampilkan seperti di bawah ini.
l|'
Pada contoh penulisan yang tidak te-
Pada contoh penulisan salah satu res-
3.
,l>Llv'l:17
l-\ lr-,
kat III. Ketidaktepatan huruf
t)'ri'
katakana
tercebut karena responden tidak
dapat membedakan penulisan huruf t) 'ri' dan huruf hiragana t,1
katakana
'ri'. Perbedaan huruf leatakana 'ri' dart huruf hiragana 'ri' };ranya terdapat pada penarikan garis secara lepas (hanare),
Selanjutnya, dibahas tentang penggunaan huruf hiragana oleh responden mahasiswa tingkat I, II, dan tingkat III. Berikut ini ditampilkan tabel ketidaktepatan, ketidakseimbangan, dan kesalahan pada penulisan huruf hiragana.
42, Nomor 2, Desember 2014
Tabel 4d
Kesalahan penulisan seperti ini paling sering muncul dalam karangan responden mahasiswa tingkat I, II, dan IIL Beberapa hwuf hir agana d.anhuruf kat akanamemiliki
Pada tabel di atas, dapat terlihat bahwa penulisan kesalahan pada responden tingkat I dan II hampir seimbang buahnya yaitu 7 -8 buah saja. Tingkat kesalahan pada responden tingkat III jauh lebih sedikit, yaitu hanya berjumlah empat buah. a. Kesalahan penulisan huruf hiragana Berikut ini penulis menampilkan beberapa penulisan error yang dilakukan oleh res-
ponden mahasiswa bahasa Jepang. seharusn ya irl
I
r;1r ';)ll i *g'
t)
i
r) **'' lz (r-
banyak kemiripan, salah satunya ialah huruf hiragana ) 'u' dan huruf katakana j 'ra'. Meskipun huruf ini memiliki bunyi yang berbeda, bentuknya memiliki kemiripan. Hal inilah yang menjadikan banyak sekali responden menggunakan hu ruf. kata-
kana ) 'ra' untLrk menulis huruf hiragana ) 'u'. Hasilnya tulisan di atas dibaca rachi dan tidak mempunyai arti apa-apa dalam bahasa Jepang.\.
b.
Ketidakseimbangan pada penulisan huruf hirngonn Ketidakseimbangan penulisan huruf hiragnna pada mahasiswa tingkat III ditemukan sebanyak 54 buah, mahasiswa tingkat II berjumtah 33 buah, dan jumlah yang paling sedikit melakukan ketidakseimbangail penulisan ialah mahasiswa tingkat I yaitu hanya tiga buah saja.
Berikut ini beberapa contoh bentuk ketidakseimbangan penulisan huruf hiragana.
[:i=l
lseharusnyaH
-tql -ffi
Pada bagian kesalahan penulisan huruf hiragana di atas, responden mahasiswa tingkat I menulis kata D & 5,5i' joubu' yang berarti kuat, tetapi selain jou harus ditulis dalam voiial panjang oz, responden juga tidak lengkap menulis huruf hiragana 5. Simpulan Penelitian tentang penggunaan hunfi kana -Si 'bu'. Penulisanini punberdampak kata oleh masing-masing 20 responden mahasiswa yang ditulis oleh responden tidak dapat ditingkat I, II, dan III diperoleh kesimpulan yaitu pahami dengan baik. baik mahasiswa tingkat I dan tingkat III cendeseharusnya rung banyak menggunakan huruf hiragana dibanding huruf katakana sehingga tidak banyak terjadi kesalahan dalam penulisan katakana. Mahasiswa tingkat II lebihbanyak mengeksplor kemampuan menggunakan kntnlcana disusul dengan mahasiswa tingkat I. Hal ini disebab-
Analisis Penggunaan Huruf Kona oleh Mahasiswa Bahasa Jepang Program Studi Sastra
Jepang 1g3
Universitas Hasanuddin
kan mahasiswa tingkat I masih menempuh perkuliahan Menulis (#---id)t-2, sedangkan mahasiswa tingkat II sudah menyelesaikan mata kuliah tersebut dan masuk pada mata kuliah Ko"iL
DAFTAR PUSTAKA Brown, Douglas. 1987. Principles of Language
Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa huruf kana yang cenderung ditulis dengan tidak tepat, dengan sangat mirip, dan bahkan
Dimyati, dkk. 1999. Belajar
dengan bertukar, seperti huruf hiragana ) 'u' yang ditulis menjadi huruf katakana 2 'ra', * dan f r, /a dan f,2 dan huruf katakana untuk huruf y. y". y. Penulisan kata yang tidak tepat cenderung dapat mengubah arti kata, bahkan kata itu dapat tidak memiliki arti. Selanjutnya, pembelajar bahasa asing mengalami kesulitan untuk menyeimbangkan penulisan huruf kana pada huruf hiragana t) 'uJa', tL 're',
1,84 WidyapanUa,
Lenrning and Teaching. Japan: Prentice Hall Regents.
I
Pembelajaran.
Jakarta: Rineke Cipta.
Greedler, Belt.
1986
. Learning €t lnstruction
Theory into Practice. New York: Mac
Millan Publishing Company. Matsura, Kenji. 1.994. Kamus Besnr Bahasa lepang. Jepang: Marugai Company. Ronami. 20\1,. Kanji Goyou no Bunseki. Japan. p {;$o*rf, a[fi *,. Ffi E it'i-v, 1992. r!tr Jepang.
^4r
Takamizawa, Hajime. 2004. Shin hajimete no Nilnngokyouilcu Kihon Yogo Jiten. ]apan. Tarigan. 1987 . P engajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa.
Volume 42, Nomor 2, Desember 2014