FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
ANALISIS KENAIKAN PTKP SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PERTUMBUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA PAMEKASAN Evi Malia1 Qoyyimah2 1 Universitas Islam Madura Pamekasan
[email protected] 2 Universitas Islam Madura Pamekasan
[email protected] ABSTRACT This research aims to determine whether the increase in taxable income were able to increase tax revenues and tax growth in KPP Pratama Pamekasan. By using quantitative descriptive method, through data collection documentation and interviews obtained by the results of research that changes in taxable income in 2013 (PTKP increased) is not able to increase the acceptance of personal income tax, while in 2014 to 2015 (PTKP fixed) able to increase tax revenues in KPP Pratama Pamekasan. This happens when a growing number of employees / workers who have income above taxable income, the increase in taxable income increasingly not lead to a reduction of the income PPh 21 in KPP pratama Pamekasan, but it also salary increases with the increase in UMK (District Minimum Wage), due to increased salaries and increase in UMK that happens nearly every year, while the increase in taxable income only occurs every few years. As for the required growth is the increase in taxable income Personal Income able to increase the growth of individual taxpayer on KPP Pratama Pamekasan, because the growth of the taxpayer beginning in 2011-2015 are likely to continue to rise although not so significant .taxpayers growth who register on KPP Pratama Pamekasan caused by people who want to get the benefit of having a NPWP. Key Word: PTKP, Personal Growth taxpayer, the individual taxpayer Revenue, Income PPh 21 kebutuhan pokok yang setiap waktu
PENDAHULUAN Penghasilan tidak kena pajak (PTKP)
merupakan
penghasilan
yang
semakin
besarnya
menjadi
meningkat.
penghasilannya
batasan
Mereka
dibawah
yang PKP
(Penghasilan Kena Pajak) maka tidak
seseorang tidak dikenai pajak. Besarnya
perlu untuk membayar pajak.
PTKP dari tahun ke tahun selalu
Sekitar
79%
Anggaran
berubah, apabila biaya hidup meningkat
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
diperkirakan
didanai
besarnya
PTKP
akan
oleh
meningkat pula. Dari tahun 1983 sampai
pendapatan
dengan2015
Pajak
batasan
penghasilan
Pajak.
pajak
Penghasilan
Dan
diantara
tersebut,
terdapat
Pasal
21
yang
tersebut terus mengalami perubahan,
dipungut untuk Wajib Pajak Orang
karena perkembangan ekonomi dan
Pribadi
(WPOP).Untuk
menetukan
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
48
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
jumlah PPh 21 yang harus dibayarkan
PTKP tidak diimbangi oleh kenaikan
oleh WPOP terlebih dahulu menghitung
gaji karyawan maka jumlah penerimaan
batas penghasilan yang tidak dikenai
pajak yang bersumber dari PPh pasal 21
pajak. Dengan asumsi bahwa semakin
juga
tinggi PTKP yang ditetapkan maka akan
dengan
semakin kecil jumlah Penghasilan Kena
Pajak, pertumbuhan Wajib Pajak Orang
Pajaknya,
jumlah
Pribadi ditandai oleh seberapa banyak
pajak yang dibayarkan oleh Wajib Pajak
Wajib Pajak yang menyetorkan Surat
juga akan semakin kecil.
Pemberitahuan Pajak (SPT) pada tahun
dengan
demikian
akan
berkurang.
tingkat
Begitu
pertumbuhan
juga Wajib
Kenaikan PTKP yang sering
tersebut. Kecenderungan Wajib Pajak
terjadi pada 5 tahun terakhir ini tentunya
akan menyetorkan SPT nya apabila
mempengaruhi jumlah penerimaan pajak
Wajib Pajak tersebut ingin membayar
terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi,
pajaknya. Apabila banyak penghasilan
jika dilihat dari alasan diatas bahwa
yang kurang dari PTKP setahun maka
jumlah pajak yang dibayarkan oleh
dimungkinkan
WPOP terlebih dahulu dikurang oleh
pajak akan menurun.
tingkat
pertumbuhan
PTKP, ada kemungkinan jika kenaikan Berikut kami sajikan kenaikan PTKP mulai tahun 2009 sampai tahun 2015 Tabel 1 Kenaikan PTKP PTKP Uraian 2009-2012
2013-2014
2015sekarang
Wajib Pajak Orang Pribadi
15.840.000
24,300,000
36,000,000
Tambahan untuk Wajib Pajak Kawin
1.320.000
2,025,000
3,000,000
Tambahan untuk seorang istri yang yang perhasilannya digabung dengan penghasilan suami
15.840.000
24,300,000
36,000,000
Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga
1.320.000
2,025,000
3,000,000
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
49
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Pemerintah menaikan PTKP ini berdasarkan
beberapa
TINJAUAN PUSTAKA
pertimbangan.
Dari
hasil
penelitian
yang
Pertama, untuk menjaga daya beli
dilakukan oleh Salim dan Syafitri 2013
masyarakat.
diketahui
tentang judulnya “Analisis pengaruh
dalam beberapa tahun terakhir, terjadi
kenaikan PTKP terhadap penerimaan
pergerakan harga
pajak
Sebagaimana
kebutuhan pokok
penghasilan
pada
kantor
yang cukup signifikan, khususnya di
pelayanan pajak pratama palembang Ilir
tahun 2013 dan 2014 sebagai dampak
Barat” di ketahui bahwa Kenaikan batas
dari kebijakan penyesuaian harga BBM.
PTKP
Kedua, dalam beberapa tahun terakhir
Pendapatan Kena Pajak (PKP) yang ada.
terjadi penyesuaian Upah Minimum
Pada
Propinsi (UMP) dan Upah Minimum
contoh satu wajib pajak dengan status
Kabupaten/Kota
kawin tanpa tanggungan, dengan tanpa
(UMK)
di
hampir
mengakibatkan
simulasi
semua daerah. Ketiga, terkait kondisi
perubahan
perekonomian
(disetahunkan).
terakhir
menunjukkan
tren
yang
perlambatan
penurunan
tersebut,
mengambil
pendapatan
bruto
Peningkatan-peningkatan
yang
ekonomi, khususnya terlihat pada Q1
terjadi setelah penerapan PTKP tahun
2015 yang hanya tumbuh sebesar 4,7%,
2008,
terutama akibat dampak perlambatan
berbagai
ekonomi
mempengaruhi peningkatan-peningkatan
global,
khususnya
mitra
dagang utama Indonesia. Oleh
saja
hal.
disebabkan
Hal
yang
oleh paling
tersebut adalah jumlah wajib pajak. kami
Sebab dengan kuantitas yang banyak,
mengenai
namun dengan penerimaan yang sedikit
peneletian ini yaitu “apakah kenaikan
maka hal tersebut dapat menopang
PTKP
penurunan yang seharusnya terjadi.
mengangkat
PPh
karena
tentu
itu
permasalahan
orang
pribadi
mampu
meningkatkan pertumbuhan wajib pajak
Dengan pembayaran pajak yang
dan mampu meningkatkan penerimaan
lebih sedikit, orang menjadi tidak ragu
pajak penghasilan di KPP PRATAMA
untuk
PAMEKASAN ” dengan tujuan untuk
dibuktikan dengan peningkatan jumlah
mengetahui apakah kanaikan PTKP
wajib pajak yang terjadi pada tahun
mampu meningkatkan penerimaan pajak
2009 (penerapan PTKP 2008) yang
dan
terjadi. Tentu saja, setiap KPP memiliki
pertumbuhan
pajak
di
KPP
PRATAMA PAMEKASAN.
membayar
pajak.
Hal
ini
program ekstesifikasi yang diterapkan guna menarik minak masyarakat untuk membayar
pajak.
Dengan
adanya
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
50
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
kebijakan tersebut akan semakin banyak
Objek Pajak Penghasilan
masyarakat yang percaya kepada Dirjen.
Adapun yang menjadi objek Pajak Penghasilan adalah setiap tambahan
Wajib Pajak Pengertian
Pajak
kemampuan ekonomis yang diterima
Badan,
atau diperoleh Wajib Pajak (WP), baik
meliputi pembayar pajak, pemotong
yang berasal dari Indonesia maupun dari
pajak,
luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
adalah Orang
dan
mempunyai
Wajib
Pribadi
dan
pemungut hak
dan
pajak,
yang
kewajiban
konsumsi
perpajakan sesuai dengan ketentuan
kekayaan
peraturan
bersangkutan dengan nama dan dalam
perundang-undangan
perpajakan. Mardiasmo (2011:23)
atau
untuk
Wajib
menambah
pajak
yang
bentuk apapun, termasuk :
Sabjek pajak orang pribadi dalam
a. Penggantian atau imbalan berkenaan
negri menjadi wajib pajak apabila telah
dengan pekerjaan atau jasa yang
menerima atau memperoleh penghasilan
diterima
di bawah penghasilan tidak kenak pajak
termasuk gaji, upah, tunjangan,
(PTKP) dan tidak wajib mendaftarkan
honorarium,
diri untuk memperoleh NPWP.
gratifikasi,
Pajak Penghasilan
imbalan
dalam
kecuali
ditentukan
Undang-undang
pajak
penghasilan (PPh) mengatur pengenaan
atau
yang
diperoleh
komisi, uang
bonus,
pensiun, bentuk
atau
lainnya,
lain
dalam
undang-undang ini.
pajak penghasilan terhadap subjek pajak
b. Hadiah dari undian atau pekerjaan
berkenaan dengan penghasilan yang
atau kegiatan dan penghargaan
diterima dalam tahun pajak. Subjek
c. Laba usaha
pajak tersebut dikenai pajak apabila
d. Keuntungan karena penjualan atau
memperoleh penghasilan. Subjek pajak
karena pengalihan harta. Mardiasmo
yang
(2011).
menerima
atau
memperoleh
penghasilan, dalam undang-undang PPh
Pajak Penghasilan Pasal21 (PPh 21)
disebut wajib pajak.
PPh pasal 21 adalah pajak atas
Wajib pajak dikenai pajak atas penghasilan
yang
diterima
penghasilan
berupa
gaji,
upah,
atau
honorarium, tunjangan dan pembayaran
diperolehnya selama satu tahun pajak
lain dengan nama dan dalam bentuk
atau dapat pula dikenai pajak untuk
apapun sehubungan dengan pekerjaan
penghasilan dalam bagian tahun pajak
atau jabatan, jasa dan kegiatan yang
apabila kewajiban pajak subjektifnya
dilakukan
dimulai atau berahir dalam tahun pajak
Mardiasmo (2011)
oleh
orang
pribadi.
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
51
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Objek Pajak Penghasilan PPh Pasal
penghargaan dengan nama dan
21
dalam bentuk apapun Penghasilan yang dipotong pph
g.
Penerimaan dalam bentuk natura
pasal 21 adalah :
dan/atau
a.
Penghasilan yang diterima atau
dengan nama dan dalam bentuk
diperoleh
apapun yang diberikan oleh :
b.
pegawai
tetap,
baik
1. Bukan wajib pajak
teratur maupun tidak teratur.
2. Wajib pajak yang dikenakan
Pengasilan
yang
diteriam
atau
pajak penghasilan yang bersifat final
teratur berupa uang pensiun atau
d.
3. Wajib pajak yang dikenakan
penghasilan sejenisnya.
pajak penghasilan berdasarkan
Penghasilan sehubungan dengan
norma
pemutusan hubungan kerja dengan
(2011)
penghasilan pensiun yang diterima
Penghasilan
secara
Pajak(PTKP)
sekaligus
berupa
uang
Mardiasmo
Tidak
Kena
Penghasilan tidak kena pajak
tunjangan hari tua atau jaminan hari
(PTKP) adalah “batas penghasilan yang
tua dan pembayaran lain sejenis.
tidak dikenakan pajak untuk wajib pajak
Pengsilan pegawai tidak tetap atau
orang pribadi sesuai dengan jumlah
tenaga kerja lepas berupa upah
tanggungan
harian,
(2011)
upah
mingguan,
upah
keluarganya”.
Utomo
Besarnya penghasilan tidak kenak
yang dibayarkan secara bulanan
pajak (PTKP) yang berlaku sesuai
Imbalan kepada bukan pegawai,
dengan pasal 7 Undang-Undang pajak
antara
berupa
penghasilan 2008 dan pasal 11 peraturan
dan
jenderal pajak nomor: per-31 tahun 2009
dengan
adalah Rp. 15.840.000 untuk WPOP
pekerjaan, jasa dan kegiatan yang
sendiri, Rp. 1.320.000 untuk yang sudah
dilakukan
menikah dan ditambah 1.320.000 jika
Imbalan kepada peserta kegiatan
mempunyai tanggungan.
lain
honorarium, imbalan
f.
khusus.
pesangon, uang manfaat pensiun,
satuan, upah borongan atau upah
e.
lainnya
berupa penghasilan yang bersifat
diperoleh penerima pensiun secara
c.
kenikmatan
berupa komisi,
sehubungan
fee
antara lain berupa uang saku, uang representasi,
uang
rapat,
honorarium,
hadia
atau
Dan
perubahan
PTKP
yang
berlaku pada tahun 2013 di atur oleh mentri
keuangan
162/PMK-011/2012
Nomor:PMK.adalah
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
52
Rp.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
24.300.000 untuk WPOP sendiri, apabila
yang dilakukan pejabat tinggi. Dalam
menikah di tambah 2.025.000 dan jika
sesi tanya jawab pada beberapa kegiatan
punya anak atau tanggungan di tambah
sosialisasi perpajakan yang dilakukan,
lagi 2.025.000.
masyarakat kurang merasakan manfaat
Sedangkan pada per 08 Juli 2015 menteri
dari pajak yang telah dibayar, misalnya
keuangan
Nomor:122/PMK.010/2015
masih banyaknya jalan yang rusak.
batas
Menurut
Feld
dan
S.Frey
pendapatan tidak kena pajak (PTKP)
(2007), masyarakat kurang tertarik akan
naik dari Rp 24.300.000 per tahun
membayar pajak karena tidak adanya
menjadi Rp 36.000.000 per tahun. Jadi
insentif langsung dari negara. Pajak
selisih yang ada dari tahun 2009 hingga
yang telah dibayar juga tidak sebanding
2013 Rp. 8460.000 bagi wajib pajak
dengan
orang pribadi dan Rp. 705.000 untuk
masyarakat. Masyarakat akan membayar
pajak kawin dan tanggungan. Sedangkan
pajak dari penghasilan yang diterimanya
selisih nilai dari tahun 2013 hingga 2015
apabila mereka merasakan pelayanan
adalah Rp. 11. 700.000 bagi wajib pajak
publik sebanding dengan pembayaran
orang pribadi dan Rp. 975.000 untuk
pajaknya, adanya perlakuan yang adil
wajib pajak kawin dan tanggungan.
dari pemerintah serta proses hukum
Pertumbuhan Wajib Pajak
yang jelas dari pemerintah.
Kepatuhan
yang
dirasakan
merupakan
Allingham dan Sandmo (1972)
fenomena yang sangat kompleks yang
dalam menyebutkan membayar pajak
dilihat dari banyak perspektif. Luigi
tapi pajak yang dibayar tidak sesuai dari
(1999) menyebutkan kepatuhan atas
penghasilan kecenderungan masyarakat
pajak
tidak mau membayar pajak atau yang
(tax
pajak
manfaat
compliance)
adalah
melaporkan penghasilan sesuai dengan
sebenarnya
peraturan
Surat
pengawasan pemerintah dan sanksi atau
tepat
denda yang dikenakan terhadap wajib
waktu dan membayar pajaknya dengan
pajak yang tidak patuh masih sangat
tepat waktu.
kecil. Jika kita lihat pada jaman kerajaan
pajak,
Pemberitahuan
melaporkan
(SPT)
Beberapa
dengan
rendahnya
yang
dahulu, seluruh warga patuh membayar
kepatuhan
pajaknya atau dikenal dengan istilah
wajib pajak antara lain ketidakpuasan
upeti raja karena takut hukuman berat
masyarakat terhadap pelayanan publik,
yang
pembangunan infrastruktur yang tidak
membayar pajak. (www.pajak.go.id)
menyebabkan
faktor
disebabkan
rendahnya
akan
diterima
apabila
merata, dan banyaknya kasus korupsi
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
53
tidak
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
penerimaan PPh Non Migas adalah
Penerimaan pajak Penerimaan perpajakan adalah
sebesar Rp 320,997 triliun.
semua penerimaan yang terdiri dari pajak
dalam
negeri
pajak
dibandingkan periode yang sama di
internasional.
tahun 2014 dimana PPh Non Migas
(https://dearmandoo.wordpress.com/201
tercatat sebesar Rp 293,250 triliun.
2/10/10/sumber-sumberpenerimaan-
Pertumbuhan
negaraindonesia/)
merupakan
Pajak dalam negri terdiri dari :
penurunan pertumbuhan sektor pajak
a. Pajak penghasilan
lainnya.
perdagangan
dan
Angka ini lebih tinggi 9,46%
b. Pajak pertambahan nilai barang dan
PPh suatu
Non
Migas
anomali
ditengah
Sebagai salah satu instrumen
jasa dan pajak penjualan atas barang
yang
mencerminkan
mewah (PPnBM), pajak bumi dan
kesejahteraan
bangunan (PPB), bea perolehan hak
masyarakat dalam membayar pajak,
atas tanah dan bangunan (BPHTB),
pertumbuhan ini cukup tinggi, sehingga
cukai, serta pajak lainnya.
memberi harapan bagi DJP untuk terus
dan
pertumbuhan sisi
kepatuhan
Pajak perdagangan internasional terdiri
berupaya mencapai target penerimaan
dari :
pajak.
a. Bea masuk
METODOLOGI PENELITIAN
b. Pajak/ pungutan ekspor. Hingga
31
Dalam
Agustus
2015,
penelitian
inipenulis
metode
deskriptif
menggunakan
realisasi penerimaan pajak mencapai Rp.
kuantitatif , yaitu data yang diperoleh
598,270 triliun. Dari target penerimaan
dari penelitian ini dianalisis sesuai
pajak yang ditetapkan sesuai APBN-P
dengan metode statistik yang digunakan
2015 sebesar Rp. 1.294,258 triliun,
(rumus perhitungan pertumbuhan dan
realisasi penerimaan pajak mencapai Rp.
penerimaan
46,22%.
diinterprestasikan
Penerimaan Pajak Penghasilan
pajak
mencatatkan
yang
Dalam
bertumbuh,
pertumbuhan
lalu
kemudian
dalam
bentuk
deskriptif.
(PPh) Non Migas, sebagai satu-satunya jenis
pajak)
melakukan
9,46%
proses penelitian
ini
peneliti
pada
kantor
pelayanan pajak pratama pamekasan, jl.
dibandingkan periode yang sama di
R. Abd. Aziz 111 Pamekasan 69317
tahun 2014. Berdasarkan data yang
Berdasarkan jenis data penelitian, maka
tercatat pada Direktorat Jenderal Pajak
sumber data yag digunakan adalah data
(DJP) sampai dengan 31 Agustus 2015,
skunder, data skunder diperoleh dari
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
54
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
kantor
pelayanan
pajak
pratama
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Wajib Pajak Di KPP Pratama Pamekasan Analisis kenaikan Penghasilan
pamekasan, yaitu : 1. Jumlah wajib pajak orang pribadi (WPOP) dari tahun 2011 sampai
Tidak Kena Pajak (PTKP) terhadap
dengan 2015
tingkat
2. Penerimaan pajak Penghasilan orang pribadi
di
KPP
wajib
pajak.
Berdasarkan pengumpulan data melalui
PRATAMA
dokumentasi yang diperoleh di kantor
PAMEKASAN dari tahun 2011
pelayanan pajak pratama pamekasan,
sampai dengan 2015
terdapat hasil sebagaimana tabel 2.
Metode pengumpulan data yang
Dari
digunakan dalam penelitian ini adalah :
tabel
di
bawah
dapat
dijelaskan bahwa jumlah wajib pajak
1. Dokumentasi
orang pribadi dari tahun 2012 sampai
2. Wawancara
dengan
Tehnik analisis data yang digunakan
tahun
mengalami
dalam penelitian ini adalah
2015
cenderung
kenaikan.
Penyebab
kenaikan tersebut sesuai dengan hasil
1.
Reduksi data
2.
Penyajian data
3.
pertumbuhan
wawancara
Tingkat
pertumbuhan
dengan
rumus:
𝑤𝑝 𝑛 −1
dilakukan
dengan
karyawan di KPP Pratama Pamekasan
dihitung
𝑤𝑝 𝑛 −𝑤𝑝 𝑛 −_1
yang
adalah : “Untuk masalah pertumbuhan ×
wajib pajak tersebut itu tergantung dari
100%Penerimaan dihitung dengan
wajib pajaknya yang mendaftar, tapi
prosentase kenaikan PTKP
kalau dari
Penarikan Kesimpulan
meneliti wajib pajak yang berpotensial,
kantor pajak sendiri kita
misal punya usaha tapi belum punya NPWP kita suruh untuk mendaftar.” Dari pertumbuhan WPOP di atas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Jumlah WP =
𝑊𝑃𝑁−𝑊𝑃𝑁1 𝑊𝑃𝑁1
𝑋100%
(artikel adianto:2014) 2012-2013 76.377 − 69.849 𝑋100% 69.849 =
6.528 𝑋100% 69.849
= 9,3 %
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
55
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Tabel 2 Jumlah WPOP dan penerimaan pajak Penerimaan PPh 21 Jumlah WP OP
Tahun
2012 69.849 2013 76.377 2014 90.547 2015 102.781 Sumber data : KPP pratama pamekasan Setelah dilakukan perhitungan
2.194.013.946 2.003.368.159 2.300.223.347 3.629.230.979
2014-2015
102.781−90.547 90.547
𝑋100%
terlihat bahwa jumlah wajib pajak yang 12.234
mendaftar di KPP Pratama Pamekasan
= 90.574 𝑋100%
mengalami peningkatan sebesar 9,3%
= 13,6%
dari tahun 2012-2013 yaitu dari 69.849 menjadi
76.377.
Artinya
Kemudian PTKP 2014 yang
peraturan
awalnya 24.300.000 pada tahun 2015
mengenai penghasilan tidak kena pajak
mengalami
(PTKP)
tahun
2012
yang
adalah
kenaikan
menjadi
36.000.000
dan
15.840.000 pada tahun 2013 mengalami
mendaftar
juga
kenaikan
tidak
13,6% dari 90.547 menjadi 102.781
berdampak besar terhadap pertumbuhan
WPOP. Dari hasil tersebut terlihat
wajib pajak orang pribadi di KPP
bahwa Penghasilan Tidak Kena Pajak
Pratama Pamekasan.
mampu
sebesar
2013-2014
24.300.000
90.547−76.377 76.377
𝑋100%
wajib
pajak
bertambah
meningkatkan
yang sebesar
pertumbuhan
wajib pajak di KPP Pratama Pamekasan.
= 76.377 𝑋100%
Penerimaan
= 18,6%
Pribadi (WPOP)
14.170
Untuk penghasilan tidak kena
Wajib
Analisis
Pajak
kenaikan
Orang
Perubahan
pajak (PTKP) 2013-2014 masih sama
Tidak Kena Pajak (PTKP) terhadap
yaitu 24.300.000 dimana pertumbuhan
penerimaan pajak. Berdasarkan data
wajib pajak yang mendaftar di KPP
yang diperoleh dari Kantor Pelayanan
Pratama Pamekasan bertambah sebesar
Pajak Pratama Pamekasan, Penerimaan
18,6% wajib pajak yang mendaftar yaitu
Wajib Pajak Orang Pribadi dihitung
dari 76.377 menjadi 90.547.
dengan
menggunakan
prosentase
kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
56
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Tabel. 3 Penerimaan pajak Tahun
PTKP
Penerimaan WPOP
Jumlah kenaikan/penurunan/ tahun
%
2012
15.840.000
2.194.013.946
-
-
2013
24.300.000
2.003.368.159
-190.645.787
8,7
2014
24.300.000
2.300.223.347
296.855.188
14,9
2015
36.000.000
3.629.230.979
1.329.007.632
57,8
Sumber data : Diolah Sesuai dengan peraturan menteri keuangan
nomor:
1 januari 2013 sehingga pegawai yang
250/PMK.03.2008
penghasilannya
dibawah
ketentuan
tentang perubahan Penghasilan Tidak
PTKP tidak akan dikenakan pajak dan
Kena Pajak (PTKP) hingga tahun2012
banyak instansi-instansi baik instansi
PTKP dinaikkan sebesar Rp. 15.840.000
milik pemerintah maupun swasta yang
dimana PTKP sebelumnya adalah Rp.
tidak melaporkan surat pemberitahuan
13.200.000 Sedangkan penerimaan di
(SPT) terhadap kantor pajak ”.
KPP pratama pamekasan adalah sebesar
Untuk tahun 2013-2014 yang
Rp. 2.194.013.946.Pada tahun 2013
PTKPnya
sesuai
24.300.000 bertambah sebesar 14,9%
dengan
peraturan
keuangan
menteri
Nomor:PMK-
yaitu
masih
Rp.
sama
yaitu
296.855.188
dari
Rp.
162/PMK.011/2012 Pennghasilan Tidak
2.003.368.159
Kena
mengalami
2.300.223.347, kenaikan tersebut di
kenaikan sebesar Rp. 24.300.000. dan
sebabkan oleh banyaknya tunggakan
Penerimaan di KPP Pratama Pamekasan
atausurat pemberitahuan (SPT) yang
mengalami
belum dilaporkan pada tahun 2013
Pajak
sebesar
(PTKP)
penurunan
Rp.
8,7%
190.645.787
2.194.013.946
yaitu
dari
menjadi
menjadi
Rp.
Rp.
dilaporkan
Rp.
sehingga penerimaan PPh 21 pada tahun
2.003.368.159.
pada
tahun
Rp.
berikutnya
2014 mengalami kenaikan.Kemudian
Berdasarkan
hasil
wawancara
sesuai peratuaran menteri keuangan
yang dilakukan dengan pegawai KPP
Nomor:PMK-122/PMK.010/2015 pada
Pratama
tahun
Pamekasan
“turunnyapenerimaan dikarenakan yang
adalah pph
21
Rp.
PTKP
mengalami
kenaikansebesar Rp. 36.000.000. dan
ada perubahan PTKP
sebelumnya
2015
Penerimaan
di
KPP
pratama
15.840.000.
pamekasannaik sebesar 57,8% yaitu Rp.
menjadi Rp. 24.300.000, itu berlaku per
1.329.007.623 dari Rp. 2.300.223.347
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
57
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
menjadi Rp. 3.629.230.979 kenaikan
pembayaran pajak final, pembuatan
tersebut disebabkan karena pada saat
pasport, mengikuti lelang di instansi
PTKP naik dan gaji pegawai juga
pemerintah,
mengalami
adanya
BUMD.Akibatnya bagi masyarakat yang
penambahan karyawan dari berbagai
belum memiliki NPWP yang ingin
instansi.
mendapatkan
Hasil Analisis
melakukan
kenaikan
Pertumbuhan
dan
WPOP
di
dan
kemudahan kegiatan
tersebut
KPP
BUMN,
harus
untuk
administrasi
memiliki
NPWP
meskipun memiliki pendapatan dibawah
Pratama Pamekasan Setelah di lakukan perhitungan,
PTKP. Hal ini adalah satu cara yang
pertumbuhan wajib pajak orang pribadi
diambil oleh derektorat jenderal pajak
untuk
dalam
tahun
2012-2013
mengalami
rangka
untuk
melakukan
pertumbuhan sebesar 9,3%, tahun 2013-
ekstensifikasi wajib pajak selain melalui
2014 sebesar 18,6% sedangkan untuk
sensus pajak.
tahun
2014-2015
pertumbuhan
sebesar
mengalami 13,6%,
Hal tersebut bisa juga diakibatkan
dapat
oleh cakupan KPP Pratama Pamekasan
diartikan kenaikan PTKP PPh Orang
yang jumlah penduduknya meliputi dua
Pribadi mampu meningkatkan terhadap
wilayah
pertumbuhan wajib pajak orang pribadi
pamekasan
di KPP Pratama Pamekasan, karena
Kecamatan dan 189 Desa dan yang
pertumbuhan wajib pajak mulai tahun
kedua
2011-2015 cenderung terus mengalami
terdiridari 27 kecamatan dan 332 Desa.
kenaikan meskipun tidak begitu besar.
Penerimaan WPOP di KPP Pratama
Pertumbuhan wajib pajak yang
yaitu
pertama
yang
kabupaten
terdiri
kabupaten dari
sumenep
13
yang
Pamekasan
mendaftar di KPP Pratama Pamekasan
Penerimaan pajak PPh 21 orang
bisa saja diakibatkan oleh masyarakat
pribadi
yang ingin mendapatkan manfaat dari
mengalami penurunan sebesar 8,7%
memiliki NPWP. Bagi masyarakat yang
yaitu sebesar Rp. 190.645.787. Dari
memiliki
hasil
NPWP
penghasilannya
meskipun
dibawah
dalam
pengurusan
pengajuan
tahun
wawancara
yang
dilakukan,
Pratama
Pamekasan
pegawai
seperti
menyatakan bahwa penurunan tersebut
administrasi
disebabkan oleh naiknya PTKP dan
kredit
KPP
2012-2013
PTKP
mendapatkan manfaat tertentu kemudahan
untuk
bank,
adanya SPT yang tidak dilaporkan oleh
pembuatan rekening koran di bank,
beberapa instansi. Jikadilihat pada tahun
pengajuan surat izin usaha (SIUP),
2014 yang PTKP-nya masih sama yaitu
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
58
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Rp. 24.300.000 panerimaan di KPP
Kabupaten/kota), dikarenakan kenaikan
Pratama
mengalami
gaji dan kenaikan UMK yg hampir
kenaiakan sebesar 14,9% yaitu Rp.
terjadi setiap tahun sedangkan kenaikan
296.855.188 dan seterusnya untuk tahun
PTKP hanya terjadi beberapa tahun
2015 penerimaan pajak di KPP Pratama
sekali.
Pamekasan
Pamekasan
juga
mengalami
Dengan
naiknya
Penghasilan
pertambahan sebesar 57,8% dari Rp.
Tidak Kena Pajak (PTKP), pertumbuhan
2.300.223.347
di KPP Pratma Pamekasan naik dan
menjadi
Rp.
3.629.230.979.
penerimaan pajak penghasilan juga naik
Dilihat dari realisasi penerimaan dapat
diambil
kesimpulan
pada tahun 2014 dan 2015 kecuali tahu
bahwa
2013. Naiknya Penghasilan Tidak Kena
perubahan PTKP pada tahun 2013 tidak
Pajak (PTKP) ini sudah disesuaikan
mampu
dengan
meningkatkan
terhadap
kesejahteraan
masyarakat
penerimaan pajak penghasilan orang
(terkait dengan penerimaan atau terkait
pribadi, sedangkan pada tahun 2014
dengan konsumsi masyarakat). Dimana
sampai dengan 2015 PTKP mampu
Pemerintah terus berupaya keras untuk
meningkatkan penerimaan pajiak di KPP
mendorong naiknya laju pertumbuhan
Pratama
ekonomi dengan tetap mendorong daya
Pamekasan.
bertambahnya
Dimungkinkan
penerimaan
pajak
beli masyarakat. PTKP identik dengan
penghasilan OP karena banyaknya wajib
standart
pajak baru yang membayar pajaknya,
pajak penghasilan diharapkan membuat
atau bisa karena wajib pajak badan
masyarakat bisa menikmati lebih banyak
maupun jumlah wajib pajak orang
penghasilannya dalam bentuk konsumsi
pribadi yang memiliki karyawan/buruh
maupun
juga mengakibatkan kenaikan PTKP
begitu pemasukan dari jenis pajak lain
tidak
terhadap
seperti PPN (Pajak pertambahan nilai)
penerimaan pajak pengahsilan PPh 21
dan pajak atas bunga dari saving/
apabila semakin banyak karyawan/buruh
tabungan akan meningkat.
yang memiliki penghasilan diatas PTKP
PENUTUP
maka kenaikan PTKP semakin tidak
Kesimpulan
mengakibatkan
mengakibatkan
penurunan
terhadap
biaya
hidup,
saving/
berkurangnya
tabungan.
Berdasarkan
hasil
Dengan
penelitian
penerimaan pajak penghasilan 21 di
yang dilakukan dengan menggunakan
KPP pratama pamekasan, selain itu juga
metode
adanya kenaikan gaji dan kenaikan
menunjukkan bahwa:
UMK
(Upah
deskriptif
kuantitatif,
Minimum
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
59
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
1.
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
mampu
Penghasilan: Study Pada KPP Pratama Malang Selatan Dan Kpp Pratama Banyuangi”, jurnal mahasiswa perpajakan, vol. 2, no.1.
meningkatkan
pertumbuhan wajib pajak orang pribadi
di
KPP
Pratama
https://dearmandoo.wordpress.com/2012 /10/10/sumber-sumberpenerimaan-negara-indonesia/ (diakses juli 2016)
Pamekasan. 2.
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
tidak
mampu
http://www.kemenkeu.go.id/SP/peratura n-menteri-keuangan-nomor122pmk 0102015 -penyesuaianbesarnya-penghasilan-tidak-kenapajak (diakses juni 2016)
meningkatkan penerimaan pajak pada tahun 2013 namun pada tahun
seterusnya
(2014-2015)
mampu meningkatkan penerimaan
http://www.mediajurnal.com/umk-jawatimur-2016-surabaya-gresiksidoarjo-di-angka-rp-3-jutaan9553/ (diakses juli 2016)
pajak penghasilan PPh 21 di KPP Pratama Pamekasan. Saran
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET
Saran yang dapat peneliti berikan dalam penulisan skripsi ini adalah :
Purnawan, Herman., dan Angriani, Eveline. 2008. Undang-undang perpajakan 2007 ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Jakarta: Erlangga
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan topik ini dan ingin memperluas
penelitian
ini,
peneiti
menyarankan agar peneliti selanjutnya menambah
informasi
Ramli, 2006, “Analisis Perubahan Ptkp Terhadap Penerimaan Pph 21 Dan Ekonomi”, jurnal wawasan, vol 11, no, 3
tambahan
pemikirandan kajian dalam peneltian selanjutnya yang berhubungan dengan dampak
kenaika
PTKP
Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
terhadap
pertumbuhan wajib pajak orang pribadi
Salim, michel dan syafitri, lili. “Analisis Pengaruh Kenaikan PTKP Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan: Study Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat”.
dan penerimaan pajak pph 21 dan menambah objek penelitian yang akan dilakukan, agar bisa membandingkan dampak kenaikan PTKP terahadap dua
Utomo, Dwiarso., Setiawanta, Yulita., dan Yulianto, Agung. 2011.Perpajakan Aplikasi dan Terapan. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
instansi (objek) yang akan diteliti. DAFTAR PUSTAKA Adianto, dimas, 2014. “Analisis Perubahan Penghasilan Tidak Kenak Pajak (PTKP) Terhadap Tingkat Pertumbuhan Jumlah Wajib Pajak Pajak Orang Pribadi Dan Penerimaan Pajak
www.pajak.go.id(diakses januari 2016)
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
60