ANALISIS GANGGUAN KEPRIBADIAN PADA TOKOH KAWASHIMA MASAYUKI DALAM NOVEL PIERCING KARYA MURAKAMI RYU Renita Sarah Bina Nusantara University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Abstrak Tokoh dan penokohan merupakan salah satu unsur dalam sebuah karya fiksi. Dalam skripsi ini penulis menganalisis gangguan kepribadian tokoh Kawashima Masayuki dalam salah satu novel Jepang karya Murakami Ryu yang berjudul Piercing. Tokoh Kawashima dalam novel ini memperlihatkan gangguan kepribadian yang menarik untuk dianalisis berdasarkan kekerasan semasa kecil yang berperan besar dalam pembentukan kepribadian tokoh tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan analisis gangguan kepribadian pada tokoh Kawashima Masayuki dalam novel Piercing karya Murakami Ryu. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan dan metode deskriptif analitis. Berdasarkan teori psikoanalisis oleh Sigmund Freud dan teori psikologi abnormal yang dihubungkan dengan novel Piercing terhadap analisis gangguan kepribadian tokoh Kawashima Masayuki di dalam novel yang penulis teliti, maka dapat disimpulkan bahwa masa kecil merupakan faktor utama dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Kata kunci: Piercing, Kawashima Masayuki, gangguan kepribadian.
1.
Pendahuluan Dalam skripsi ini penulis menganalisis salah satu novel karya Murakami Ryu yang
berjudul Piercing. Tokoh utama dalam novel Piercing memperlihatkan masalah gangguan kepribadian atau Personality Disorder, didasari oleh kekerasan sewaktu kecil yang menarik untuk dianalisis, dimana kekerasaan semasa kecil berperan besar dalam perubahan sikap dan pembentukan kepribadian tokoh Kawashima Masayuki. Piercing merupakan sebuah novel yang bertemakan psycho-thriller dilihat dari isi buku tersebut yang menceritakan kesendirian, kehilangan identitas, pembunuhan, dan gangguan kepribadian terhadap tokoh utama Kawashima Masayuki. Berdasarkan novel tersebut, Murakami Ryu menceritakan kehidupan malam kota Tokyo yang menampilkan pekerjaan prostitusi, serta kasus pembunuhan berencana yang terkait dengan gangguan psikologis oleh tokoh utama. Dalam membahas tokoh utama yang terdapat dalam novel Piercing karya Murakami Ryu, penulis menggunakan teori psikoanalisis, dilihat dari gangguan kepribadian atau Personality Disorder. Penulis menggunakan teori psikoanalisis oleh Sigmund Freud karena ia merupakan orang pertama yang mengemukakan teori psikoanalisis. Selain itu, teori tersebut telah banyak digunakan dalam bidang psikologis maupun sastra. Teori psikoanalisis Sigmund Freud yang digunakan oleh penulis untuk menganalisis tokoh utama dalam novel Piercing adalah teori kepribadian.
2.
Metodologi Ruang lingkup dalam permasalahan ini terdapat pada gangguan kepribadian atau
Personality Disorder pada tokoh utama Kawashima Masayuki dalam salah satu novel Jepang berjudul Piercing karya Murakami Ryu. Penulis membatasi penelitian pada gangguan kepribadian antisocial, borderline, dan dependent pada tokoh Kawashima Masayuki dalam novel Piercing karya Murakami Ryu. Pembahasan yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :
2.1
-
Analisis Gangguan Kepribadian Antisocial pada Tokoh Kawashima Masayuki
-
Analisis Gangguan Kepribadian Borderline pada Tokoh Kawashima Masayuki
-
Analisis Gangguan Kepribadian Dependent pada Tokoh Kawashima Masayuki
Analisis Gangguan Kepribadian Antisocial pada Tokoh Kawashima Masayuki Penulis menganalisa kepribadian Kawashima Masayuki yang termasuk dalam salah
satu karakteristik diagnostik gangguan kepribadian antisocial, antara lain: bersifat agresif, yaitu dengan menyakiti orang lain baik dalam bentuk perbuatan maupun kata-kata. Sesuai dengan Perilaku Agresif dalam Belajar Psikologi (2010), bahwa perilaku agresif biasanya ditunjukkan untuk menyerang, menyakiti, atau melawan orang lain, baik secara fisik maupun verbal. Hal itu bisa berbentuk pukulan, tendangan, dan perilaku fisik lainnya, atau berbentuk cercaan, makian, ejekan, bantahan, dan lain sebagainya.
Dalam novel Piercing karya Murakami Ryu, penulis menemukan sifat agresif seperti melakukan suatu tindakan menyakiti orang lain dalam bentuk kekerasan fisik, dalam kepribadian Kawashima Masayuki yang terdapat pada kutipan berikut ini. Latar Belakang Cerita: Kawashima menceritakan sepenggal kejadian masa lalu ketika ia terakhir kali bertemu dengan ibunya adalah sewaktu upacara kelulusan SMU. Ibunya meminta maaf kepada Kawashima atas perbuatannya dulu namun selain mendapatkan anggukan dari Kawashima, remaja itu juga memberikan sebuah tamparan yang cukup keras di muka wanita tersebut (Murakami, 1994:15). Kutipan : 高校卒業の時にオフクロはどういうわけかオレに謝ったよ。弁解に近か ったけど謝った。それでオフクロが最後に、ね、かあさんを許してくれ る?と聞いて、オレは思わずうなずいてしまったんだけど、そのすぐ後 でオレは切れてしまってオフクロを殺った。(Murakami, 1994:15). Terjemahan : “Pada upacara kelulusan sekolah menengah, aku tidak mengerti kenapa ibu meminta maaf. Itu adalah sebuah permintaan maaf untuk dirinya sendiri, tapi itu tetap sebuah permintaan maaf. Dan pada akhirnya, ia berkata,” Kau mau memaafkanku bukan? Kau mau memaafkan ibumu?” aku mengangguk tanpa berpikir, tapi tiba-tiba aku tersentak dan aku menampar wajahnya, dengan keras. Hanya pada saat itulah aku pernah memukul ibuku.” (Murakami, 1994:15). Analisis : Berdasarkan kutipan di atas, penulis menemukan tindakan bersifat agresif pada tokoh Kawashima Masayuki, yaitu sebuah tindakan yang menyebabkan rasa sakit terhadap orang lain. Pada awalnya ia memang memaafkan wanita itu tetapi rasa amarah yang terbendung sekian lama membuat remaja tersebut melakukan tindakan yang dapat dikategorikan sebagai tindakan yang bersifat agresif, yaitu tindak kekerasan dengan melakukan tamparan pada wajah ibunya. Sikap agresif yang telah digambarkan melalui kutipan di atas menyatakan bahwa Kawashima belum memaafkan ibunya dan ia melampiaskan bentuk kemarahannya
melalui sebuah tamparan. Hal ini sesuai dengan Halgin dan Whitbourne (2010:86), bahwa seseorang yang memiliki gangguan kepribadian antisocial dapat bertindak semaunya, agresif, dan sembarangan tanpa menunjukkan penyesalan.
2.2
Analisis Gangguan Kepribadian Borderline pada Tokoh Kawashima Masayuki Penulis menganalisa kepribadian Kawashima Masayuki yang termasuk dalam salah
satu karakteristik diagnostik gangguan kepribadian borderline, antara lain: gangguan identitas atau citra diri dan rasa terhadap diri yang berubah-ubah. Menurut Munich dalam Halgin dan Whitbourne (2010:92-93), orang-orang dengan gangguan kepribadian borderline sering kali bingung dengan identitas (identity) mereka, atau konsep mengenai diri mereka. Kebingungan identitas mungkin mencapai suatu keadaan ketika mereka tidak dapat membedakan batasan antara diri mereka sendiri dan orang lain. Dalam novel Piercing, penulis menemukan salah satu kriteria dari gangguan kepribadian borderline yaitu gangguan identitas atau citra diri dan rasa terhadap diri yang berubah-ubah pada tokoh Kawashima Masayuki, seperti yang terdapat dalam kutipan berikut ini. Latar Belakang Cerita : Kawashima menjelaskan sebagian kisah masa lalunya yang kelam kepada Yoko, awal mula penyebab ia mengalami Night Terrors yaitu suatu kondisi psikologis dimana sewaktu kecil hingga dewasa ini Kawashima sering terbangun di tengah malam dengan keadaan panik dan tidak mampu membedakan antara kenyataan dengan mimpi buruk sehingga yang dapat ia lakukan adalah berteriak dan menangis sekencang mungkin. Penyebab hal ini adalah rasa takut yang tidak tertahankan, sehingga ia selama beberapa menit melupakan siapa dirinya dan orang-orang disekelilingnya (Murakami, 1994:12-13).
Kutipan : 大人になって自分で本を読んで調べたんだけど、夜、に、驚く、と書い て夜驚というらしい。子供の頃はもっとすごかった。さっきみたいに突 然起き上がって泣いたり叫んだりする。走り回ることもある。なにも憶 えてないんだけどとにかく目分が誰なのかわからないくらいの恐怖があ って、発作は二、三分続くんだ。まわりの人が誰なのかもわからなくて、 夢の中にまわりの人が浴け込んでしまうっていうか、夢の登場人物にな ってしまうこともある。それは本当に恐いことなんだよ。大人になった ら少し軽くなった。 (Murakami, 1994:12-13). Terjemahan : “Aku sering mengalami itu beberapa kali.” katanya. “Hal itu terjadi kepadaku semenjak aku masih anak kecil, tapi aku tidak pernah tahu apa sebutannya hingga aku beranjak dewasa dan menemukan sebutannya dalam sebuah buku psikologi. Mereka menamakannya pavor nocturnus atau teror di malam hari. Gangguan tidur itu bahkan lebih parah sewaktu aku kecil. Aku terbangun dan lompat dengan rasa panik dari kasur, seperti yang aku lakukan tadi malam, kecuali aku akan berteriak sekencang mungkin. Terkadang aku berlari mengelilingi kamar selama, aku tidak yakin, dua atau tiga menit. Setelah itu aku tidak dapat mengingat apapun, kecuali bahwa sesuatu telah membuatku sangat ketakutan hingga aku bahkan tidak dapat mengingat siapa diriku dan tidak mampu menyadari orangorang disekelilingku. Aku merasa seperti mereka menyatu dalam mimpiku dan menjadi tokoh-tokoh dalam mimpi buruk ini. Sangat menyeramkan.” (Murakami, 1994:12-13). Analisis : Berdasarkan kutipan di atas, penulis menemukan salah satu ciri dari gangguan kepribadian borderline yaitu gangguan identitas. Gangguan identitas pada kutipan di atas terlihat dari Kawashima yang mengalami masa traumatis yang diakibatkan oleh kekerasan semasa kecil sehingga ia mengalami gangguan mimpi buruk, menjadi tidak dapat mengenali dirinya sendiri dan orang lain. Penulis menemukan salah satu karakteristik dari individu dengan gangguan kepribadian borderline yaitu gangguan identitas, melalui kutipan ketika Kawashima tidak dapat mengingat siapa dirinya maupun orang lain dan tidak dapat membedakan realita atau kenyataan dengan mimpi buruk. Hal ini sesuai dengan pendapat Munich dalam Halgin dan Whitbourne (2010:92-93), bahwa orang-orang dengan gangguan
kepribadian borderline sering sekali bingung dengan identitas (identity) mereka, atau konsep mengenai diri mereka.
2.3
Analisis Gangguan Kepribadian Dependent pada Tokoh Kawashima Masayuki Penulis menganalisa kepribadian Kawashima Masayuki yang termasuk dalam salah
satu karakteristik diagnostik gangguan kepribadian dependent, antara lain: rasa takut akan ditinggalkan. Terjebak dalam ketakutan untuk ditinggalkan dan harus mengurus dirinya sendiri merupakan salah satu dari karakteristik individu dengan gangguan kepribadian dependent (Halgin dan Whitbourne, 2010:112). Dalam novel Piercing, penulis menemukan salah satu ciri individu dengan gangguan kepribadian dependent, yaitu ketakutan untuk ditinggalkan dalam tokoh Kawashima Masayuki, seperti yang terdapat dalam kutipan berikut ini. Kutipan : 自分の何がそいつを怒らせるのかごく短い間に学びとったことは、一人 では生きのびていけないという無力感と、周囲の人間はすべて自分をび どく嫌っているということだけだった。(Murakami, 1994:85). Terjemahan : Sewaktu masih kecil, Kawashima tidak pernah dapat mengerti apa yang membuat orang-orang dewasa marah kepadanya, tetapi pikiran akan ditelantarkan oleh mereka bahkan lebih menakutkan daripada serangan-serangan tak terduga (Murakami, 1994:85). Analisis : Berdasarkan kutipan di atas, penulis menemukan salah satu karakteristik dari individu dengan gangguan kepribadian dependent, yaitu faktor ketergantungan yang tinggi yang menyebabkan rasa takut untuk ditinggalkan oleh orang lain pada kepribadian tokoh Kawashima Masayuki. Kawashima merasa ia lebih baik mendapatkan pukulan dan perlakuan
kasar dibandingkan ditinggal seorang diri. Rasa takut untuk ditinggalkan mengalahkan rasa sakit yang dideritanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Livesley dalam Halgin dan Whitbourne (2010:111), bahwa seorang individu dengan gangguan kepribadian dependent sangat bergantung pada orang lain dan memiliki faktor ketergantungan yang tinggi. Sesuai dengan pendapat Halgin dan Whitbourne (2010:112) mengenai karakteristik dari individu dengan gangguan kepribadian dependent yaitu terjebak dalam ketakutan untuk ditinggalkan dan harus mengurus dirinya sendiri, berdasarkan kutipan-kutipan di atas dapat penulis simpulkan bahwa Kawashima Masayuki memiliki salah satu karakteristik dari gangguan kepribadian dependent yaitu ketakutan untuk ditinggalkan oleh seseorang tempat ia bergantung yang dilandasi oleh peristiwa masa kecilnya ketika ia berumur enam tahun dan ditinggalkan oleh ibunya sehingga ketika ia dewasa rasa ketergantungan itu menjadi bagian dari kepribadiannya.
3.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang penulis teliti pada tokoh Kawashima Masayuki dalam
novel Piercing karya Murakami Ryu, terlihat adanya gangguan kepribadian antisocial, borderline, dan dependent pada tokoh Kawashima Masayuki, yang disebabkan oleh faktor kekerasan yang ia alami semasa kanak-kanak. Gangguan-gangguan kepribadian tersebut muncul dari berbagai gambaran emosi dalam novel Piercing ini dengan bentuk tindakan maupun perkataan. Tindakan kekerasan dalam keluarga yang dialami oleh tokoh Kawashima Masayuki semasa kanak-kanak meninggalkan dampak trauma yang serius. Hal ini mengakibatkan tokoh tersebut menjadi seseorang yang agresif dan cepat marah yang merupakan ciri-ciri dari seorang individu dengan gangguan kepribadian antisocial, krisis identitas atau ketidakyakinan terhadap diri sendiri yang merupakan ciri-ciri dari seorang
individu dengan gangguan kepribadian borderline, dan selalu dipenuhi dengan perasaan takut atau cemas akan ditinggalkan, sehingga ia memiliki faktor ketergantungan yang tinggi, dan selalu menuruti permintaan orang lain tempat ia bergantung yang merupakan ciri-ciri dari individu dengan gangguan kepribadian dependent.
Referensi “Asertif.” Kompasiana. 9 November 2011. Kesehatan Kompasiana. 19 November 2011
. Bertens, K. Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005. Fananie, Zainuddin. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2000. Halgin, Richard P. & Whitbourne, Susan Krauss. Abnormal Psychology: Clinical Perspectives on Psychological Disorders, 6th edition, Book 1. Jakarta: Salemba Humanika, 2010. Halgin, Richard P. & Whitbourne, Susan Krauss. Abnormal Psychology: Clinical Perspectives on Psychological Disorders, 6th edition, Book 2. Jakarta: Salemba Humanika, 2010. Hawari, Dadang. Al-Qur’an, Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1997. Kail, Robert V. Children Their Development. Prentice Hail, 2001. Larsen & Buss. Personality Psychology: Domains of Knowledge About Human Nature, 2nd Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, 2005. Moesono, Anggradewi. Psikoanalisis dan Sastra. Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003.
Murakami, Ryu. Piercing. Japan: Gentosha, 1994. Murakami, Ryu. Piercing. London: Bloomsbury Publishing, 2008. “Murakami Ryu.” Trans Media. 19 November 2007. Trans Media Pustaka. 11 November 2011
. Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2002. “Pengertian Perilaku Agresif.” Belajar Psikologi. 19 Januari 2010. Ilmu Psikologi. 23 Februari 2012 . Prayogo, Ratna. Analisis Makna Patriarki Pada Tokoh Utama dalam Novel Yama no Oto Karya Kawabata Yasunari. Jakarta: Universitas Bina Nusantara, 2007. “Rendah Diri.” Belajar Psikologi. 26 Oktober 2010. Belajar Psikologi. 14 Januari 2012 . Smith, S.E. “Anger Disorders.” Wise Geek. 11 January 2012. Wise Geek. 23 Februari 2012 . Soelistyowati, Berti. Pengaruh Perubahan Keluarga Terhadap Perceraian di Jepang. Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003. Suryabrata, Sumadi. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011. Tobing, Ekayani. Keluarga Tradisional Jepang dalam Perspektif Sejarah dan Perubahan Sosial. Jakarta: ILUNI KWJ Universitas Indonesia, 2006. Wellek, R., & Warren, A. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 1990. Wijaya, Ricci Saadi S.Psi. “Perilaku Agresif.” Ruang Psikologi. 26 September 2009. Psikologi Sosial. 23 Februari 2012 . Yusuf, Syamsu LN. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.
ANALYSIS OF PERSONALITY DISORDERS ON CHARACTER KAWASHIMA MASAYUKI BASED ON NOVEL PIERCING WRITTEN BY MURAKAMI RYU
Renita Sarah Bina Nusantara University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Abstract Character and characterization are one of the elements in fiction literature. In this thesis, writer is analyzing Kawashima Masayuki’s personality disorders based on Japanese novel Piercing written by Murakami Ryu. The character of Kawashima Masayuki in this novel shows an entertaining personality disorders to be analyzed, based on violence as a child that plays a major role in shaping the character’s personality. The purpose of this research is to explain the analysis of personality disorders on character Kawashima Masayuki in novel Piercing written by Murakami Ryu. The research methods that writer used are descriptive literature and analytical method. Based on theory of psychoanalysis by Sigmund Freud and abnormal psychology theory, which associated with Kawashima Masayuki’s personality in the novel, it can be concluded that childhood is a major factor of personal character establishment.
Key word: Piercing, Kawashima Masayuki, personality disorders.
1.
Introduction In this thesis, writer is analyzing one of Murakami Ryu’s literatures, titled Piercing. The main
character from this novel shows personality disorders based on childhood violence, which is entertaining to be analyzed. Childhood violence is the main reason of Kawashima Masayuki’s personal character building. Piercing is a novel with the theme of psycho-thriller that can be seen from the contents of the book that tells loneliness, losing identity, murder, and personality disorders from the main character. Based on the novel, Murakami Ryu tells the nightlife and side story of Tokyo, which is prostitution and murder cases that associated with psychological disorders from the characters. In discussing the main character from the novel, writer uses the theory of psychoanalysis by Sigmund Freud, because he was the founder of psychoanalysis. In addition, the theory has been widely used in psychological and literary fields. Sigmund Freud’s theory that is used by the writer to analyze the main character in the novel Piercing is personality theory.
2.
Methodology The scope of this research is contained in Kawashima Masayuki’s personality disorders in
Japanese novel Piercing written by Murakami Ryu. The writer restricts the research on antisocial personality disorder, borderline personality disorder, and dependent personality disorder on the main character in the novel. The discussions are as follows: -
The Analysis of Antisocial Personality Disorder from the Main Character Kawashima Masayuki
-
The Analysis of Borderline Personality Disorder from the Main Character Kawashima Masayuki
-
The Analysis of Dependent Personality Disorder from the Main Character Kawashima Masayuki
2.1
The Analysis of Antisocial Personality Disorder from the Main Character Kawashima Masayuki Writer analyzes the personality of Kawashima Masayuki, which is included in one of the
diagnostic characteristics of antisocial personality disorder, that is being aggressive. Being aggressive means hurt other people, both by words or physical. In accordance with aggressive behavior in Learning Psychology (2010), that aggressive behavior is usually shown to attack, hurt, or against other person, both physically and verbally. It can be shown as punches, kicks, and other physical behavior, or a form of insults, ridicule, denial, and etc. In novel Piercing written by Murakami Ryu, writer found the aggressive behavior such as harm other people with violence in Kawashima Masayuki’s personality, based on the following quotation. Background Story : Kawashima tells a piece of his past event when the last time he met his mother is at the high school graduation. His mother apologized to Kawashima for her attitude back when he was still a little boy, but other than getting a nod from her child, Kawashima also gave a pretty hard slap in the face of his mother (Murakami, 1994:15). Quotation : 高校卒業の時にオフクロはどういうわけかオレに謝ったよ。弁解に近かったけど謝 った。それでオフクロが最後に、ね、かあさんを許してくれる?と聞いて、オレは 思わずうなずいてしまったんだけど、そのすぐ後でオレは切れてしまってオフクロ を殺った。(Murakami, 1994:15).
Translate : “At high school graduation ceremony, I don’t understand the reason my mother apologized to me. It was a self apology but it stills an apology. In the end, she said, “You forgive me, don’t you? You forgive your mother?” I nodded without even thinking, but suddenly something hit me and I slapped her face hard. That was the only time I ever hit my mother.” (Murakami, 1994:15). Analysis : Based on the quotation, writer found an aggressive behavior in Kawashima Masayuki’s personality, an action that causes pain to other people. At first he did forgive her but his anger is unstoppable and it made him do an action that can be categorized as act of aggression, a slap of violence in the face of his mother. Aggressive attitude that has been described through the quotation above means that Kawashima hasn’t forgiven his mother and he was venting his anger through the act of a slap. It is in accordance with Halgin and Whitbourne (2010:86), that a person who has antisocial personality disorder can act aggressive and carelessly without showing any regret.
2.2
The Analysis of Borderline Personality Disorder from the Main Character Kawashima Masayuki Writer analyzes the personality of Kawashima Masayuki, which is included in one of the
diagnostic characteristics of borderline personality disorder, that is identity disorder or self-image and sense of self changes. According to Munich in Halgin and Whitbourne (2010:92-93), people with borderline personality disorder often confused with their identity or the self-concept. Identity confusion might reach a state when they can’t distinguish the boundaries between themselves and others. In novel Piercing written by Murakami Ryu, writer found a criterion of borderline personality disorder that impaired self-image and identity or sense of self-change in the character of Kawashima Masayuki, as found in the following quotation.
Background Story : Kawashima explains a part of his dark past story to his wife, Yoko, the beginning of the cause he had Night Terrors is a psychological condition where as a child to adulthood is often awakened in the middle of the night with panic and unable to distinguish between reality and nightmare, and the only thing he can do was screaming and crying as loud as possible. The cause of it is the unbearable fear, so for a couple of minutes he forgot who he was and the people around him (Murakami, 1994:12-13). Quotation : 大人になって自分で本を読んで調べたんだけど、夜、に、驚く、と書いて夜驚とい うらしい。子供の頃はもっとすごかった。さっきみたいに突然起き上がって泣いた り叫んだりする。走り回ることもある。なにも憶えてないんだけどとにかく目分が 誰なのかわからないくらいの恐怖があって、発作は二、三分続くんだ。まわりの人 が誰なのかもわからなくて、夢の中にまわりの人が浴け込んでしまうっていうか、 夢の登場人物になってしまうこともある。それは本当に恐いことなんだよ。大人に なったら少し軽くなった。 (Murakami, 1994:12-13). Translate : “I often to feel it for a several times,” he said, “it happened to me since I was a kid, but I never knew what to call it until I grew up and found the name of it in a psychology book. It called Pavor Nocturnus or night terrors. Sleep disturbance is even worse when I was little. I woke up with a sense of panic and jump out of bed, like I did last night, but I will shout as loud as possible. Sometimes I run around the room in circle, for I don’t know, maybe for two or three minutes. After that I couldn’t remember anything, except that something has terrified me so bad and I couldn’t even remember who I was and unable to recognize the people around me. I feel like they melted into my dreams and be the characters of this nightmare. It was so scary.” (Murakami, 1994:12-13). Analysis : Based on the quotation, writer found one of the characteristics of borderline personality disorder in Kawashima Masayuki’s personality. It is identity disorder. Identity disorder seen in the above quotation from Kawashima Masayuki who experienced the violence resulting from a traumatic childhood so that he was having a nightmare disorder, being unable to recognize himself and others. Writer found one of the characteristics of individuals with borderline personality disorder that is identity disorder, through citations when Kawashima can’t remember who he is and others and can’t distinguish reality or a nightmare. This is in accordance with the opinion of Munich in Halgin and Whitbourne (2010:92-93),
that people with borderline personality disorder often confused with their identity and concept of themselves.
2.3
The Analysis of Dependent Personality Disorder from the Main Character Kawashima Masayuki Writer analyzes the personality of Kawashima Masayuki, which is included in one of the
diagnostic characteristics of dependent personality disorder, that is fear of being left alone. Stuck in fear of being left behind dan have to take care of himself is one of the diagnostic characteristics someone with dependent personality disorder (Halgin and Whitbourne, 2010:112). In novel Piercing, writer found one of the characteristics dependent personality disorder in Kawashima Masayuki’s personality, as found in the following quotation. Quotation : 自分の何がそいつを怒らせるのかごく短い間に学びとったことは、一人では生きの びていけないという無力感と、周囲の人間はすべて自分をびどく嫌っているという ことだけだった。(Murakami, 1994:85). Translate : When he was a kid, Kawashima couldn’t ever understand the reason why the grown ups mad at him. But the thoughts of being left alone even worst scarier than being attacked with unpredictable violence (Murakami, 1994:85). Analysis : Based on the following quotation, writer found one of the characteristics dependent personality disorder, that is the high factor of dependent which makes fear of being left alone by other people in Kawashima Masayuki’s personality. Kawashima felt that he better has a bruice of violence rather than being left behind. The fear of being left alone is so much bigger that the violence it self. In accordance with Livesley’s opinion in Halgin and Whitbourne (2010:111), that someone with dependent personality disorder is very dependent with other people and has a high dependent factor.
In accordance with Halgin and Whitbourne’s opinion (2010:112) about dependent personality disorder characteristic is stuck in fear of being left alone and have to take care everything by himself, based on the following quotation, Kawashima Masayuki has one of the characteristics of dependent personality disorder which is fear of being left alone by someone he depends. It is caused by when he was a kid, his mother left him alone in the bathroom while she and Kawashima’s little brother were gone to a Play Land at Odawara. Kawashima’s childhood event when he was alone in the bathroom makes him afraid of being alone by himself. When he grow older, that fear becomes a part of his personality.
3.
Conclusion Based on the following analysis, Kawashima Masayuki from the novel Piercing written by
Murakami Ryu, shows antisocial personality disorder, borderline personality disorder, and dependent personality disorder. It caused by the violence form his mother when he was still very young. These personality disorders came out from some emotional words and attitudes. The violence from his mother when Kawashima was still a kid left him a very deep trauma in his personality. It caused him being an aggressive person and easy to get mad, which are the characteristics of antisocial personality disorder, the identity crisis which is one of the characteristics of borderline personality disorder, and always has a high factor of dependent to other people which is one of the characteristics of dependent personality disorder.
References “Asertif.”
Kompasiana.
9
November
2011.
Kesehatan
Kompasiana.
19
November
2011
. Bertens, K. Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005. Fananie, Zainuddin. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2000.
Halgin, Richard P. & Whitbourne, Susan Krauss. Abnormal Psychology: Clinical Perspectives on Psychological Disorders, 6th edition, Book 1. Jakarta: Salemba Humanika, 2010. Halgin, Richard P. & Whitbourne, Susan Krauss. Abnormal Psychology: Clinical Perspectives on Psychological Disorders, 6th edition, Book 2. Jakarta: Salemba Humanika, 2010. Hawari, Dadang. Al-Qur’an, Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1997. Kail, Robert V. Children Their Development. Prentice Hail, 2001. Larsen & Buss. Personality Psychology: Domains of Knowledge About Human Nature, 2nd Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, 2005. Moesono, Anggradewi. Psikoanalisis dan Sastra. Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003. Murakami, Ryu. Piercing. Japan: Gentosha, 1994. Murakami, Ryu. Piercing. London: Bloomsbury Publishing, 2008. “Murakami Ryu.” Trans Media. 19 November 2007. Trans Media Pustaka. 11 November 2011 . Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2002. “Pengertian Perilaku Agresif.” Belajar Psikologi. 19 Januari 2010. Ilmu Psikologi. 23 Februari 2012 . Prayogo, Ratna. Analisis Makna Patriarki Pada Tokoh Utama dalam Novel Yama no Oto Karya Kawabata Yasunari. Jakarta: Universitas Bina Nusantara, 2007. “Rendah Diri.” Belajar Psikologi. 26 Oktober 2010. Belajar Psikologi. 14 Januari 2012 . Smith, S.E. “Anger Disorders.” Wise Geek. 11 January 2012. Wise Geek. 23 Februari 2012 .
Soelistyowati, Berti. Pengaruh Perubahan Keluarga Terhadap Perceraian di Jepang. Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003. Suryabrata, Sumadi. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011. Tobing, Ekayani. Keluarga Tradisional Jepang dalam Perspektif Sejarah dan Perubahan Sosial. Jakarta: ILUNI KWJ Universitas Indonesia, 2006. Wellek, R., & Warren, A. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 1990. Wijaya, Ricci Saadi S.Psi. “Perilaku Agresif.” Ruang Psikologi. 26 September 2009. Psikologi Sosial. 23 Februari 2012 . Yusuf, Syamsu LN. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.