ANALISIS GANGGUAN KEPRIBADIAN AMBANG PADA TOKOH KAZUE SATO DALAM NOVEL GROTESQUE KARYA NATSUO KIRINO Rien Jalan palem hijau G4/4a Harapan Indah Bekasi, 88974327,
[email protected] Rien, Linda Unsriana S.S., M.Si
ABSTRAK
Novel-novel karya Natsuo Kirino sering kali bertemakan tentang pembunuhan atau penyakit-penyakit kejiwaan yang dialami tokohnya. Pada novel Grotesque, hampir setiap tokoh memiliki gangguan pada kepribadiannya. Diantara semua tokoh, tokoh Kazue Sato yang cukup menonjol dalam hal kepribadian yang kompleks. Kazue mengalami gangguan kepribadian pada identitasnya sebagai masyarakat, siswa dan seorang anak. Teori gangguan kepribadian ambang menurut DSM IV-TR dalam Millon (2000, hal. 414) adalah suatu pola yang menetap dari ketidakstabilan hubungan interpersonal, citra diri dan afek dan impulsivitas yang nyata dimulai pada masa dewasa awal. Dengan pendekatan deskriptif analisis, penulis mencoba menganalisis perilaku dan perkataan Kazue yang dihubungkan dengan kriteria gangguan kepribadian ambang, serta mendeskripsikan ciri dan bukti dari analisis tersebut. Dengan metode penelitian ini, penulis menemukan bahwa adanya kesamaan sikap dan perkataan yang ditunjukkan Kazue dengan lima butir kriteria gangguan kepribadian ambang. Kata Kunci: Grotesque, Kazue Sato, Gangguan kepribadian ambang
ABSTRACT Novels by Natsuo Kirino often using the murder or mental illness theme on the characters. In the novel Grotesque, almost every character has an personality disorder. Among all the characters, Kazue Sato are quite prominent in the case of a complex personality. Kazue has personality disorder on her identity as a society member, students and a child. The theory of personality disorders according to DSM-IV TR in Millon (2000, p. 414) is a persistent pattern of instability of interpersonal relationships, self-image, and affects, and impulsivity real beginning in early adulthood. With the descriptive analysis approaching method, the author tries to analyze the behavior and words of Kazue, connected to personality disorders criterias, and describe characteristics and evidence from the analysis. With this research method, the author found there are the similarity in attitude and words shown by Kazue with the five-point criteria of borderline personality disorder. Keywords: Grotesque, Kazue Sato, Borderline personality disorder 1
PENDAHULUAN Psikologi sastra menjadi tema yang menarik untuk diulas karena perkembangan karya sastra Jepang yang cukup pesat saat ini. Banyak karya-karya novelis Jepang yang sudah diakui oleh dunia internasional. Seperti Natsume Soseki, Akutagawa Ryunosuke dan sebagainya. Saat ini salah satu novelis terkenal Jepang yang cukup terkenal adalah Natsuo Kirino. Novel-novelnya yang bertemakan pembunuhan, seksualitas, dan gangguan kepribadian pada tokoh-tokohnya membuat karyanya diminati banyak pembaca di seluruh dunia. Kerumitan karakter dalam setiap tokohnya membuat karyanya semakin menarik untuk dibaca dan diteliti. Karena inti dari sebuah novel adalah psikologi (Mandah, 1992, hal. 42), maka sudah seharusnya yang menjadi ciri khas dan daya tarik sebuah novel adalah keunikan yang terdapat pada sisi psikologis tokohnya. Inilah sebabnya penulis tertarik untuk meneliti dan memverifikasi gangguan kepribadian yang dialami oleh salah satu tokoh dalam novel karya Natsuo Kirino yang berjudul Grotesque. Pada penelitian ini, penulis akan meneliti lima kriteria gangguan kepribadian ambang yang terdapat pada tokoh Kazue Sato. Pada penelitian sebelumnya, ada beberapa karya ilmiah yang telah mengulas seputar gangguan kepribadian yang terdapat dalam diri tokoh, yang mengambil korpus data berupa komik ataupun dorama (film drama). Seperti contohnya Analisis gangguan kepribadian pada tokoh Kimura Julia dalam drama TV Seito Shokun karya Mareki Harehiro. Dalam penelitian ini, penulisnya membahas gangguan kepribadian yang dialami tokoh Kimura Julia. Dengan menggunakan beberapa teori dari gangguan kepribadian, penulisnya mengaitkan tingkah laku dan perkataan Kimura Julia dengan beberapa ciri gangguan kepribadian, diantaranya adalah schizoid, paranoid, schizotipal, antisocial, borderline, histrionic, narcistic, dependent, avoidant, dan obsesif-kompulsif. (Enri, 2009). Jika dibandingkan, penelitian ini membahas gangguan kepribadian secara bersamaan, dan tentu saja membuat ruang lingkup penelitiannya menjadi terlalu luas dan kurang fokus. Sehingga hasil penelitiannyapun menjadi kurang dalam. Teori-teori yang digunakan juga menjadi tidak mendalam. Selain penelitian gangguan kepribadian tadi, juga terdapat penelitian lain dengan tema serupa yaitu, analisis pengaruh konsep Shuudanshuugi pada gangguan kepribadian Schizoid tokoh Aoyama Keito dalam drama Cat Street. (Wicaksono, 2010). Pada penelitian ini, penulisnya mengaitkan antara gangguan kepribadian Schizoid yang terdapat pada tokoh dengan konsep shuudanshuugi Jepang. Tema seperti ini mencakup dua topik. Dengan menggunakan teori gangguan kepribadian Schizoid dengan konsep Shuudanshuugi membuat pembaca kurang memahami kesimpulan dan tujuan dari penelitian. Sedangkan penelitian analisis gangguan kepribadian ambang pada tokoh Kazue Sato dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino terbatas pada lima kriteria gangguan kepribadian ambang. Yang menurut APA sudah cukup membuktikan bahwa seseorang mengidap gangguan kepribadian ambang. Dengan satu tema yang fokus dan ruang lingkup yang jelas, penelitian ini membuat pembaca lebih memahami tujuan penelitian ini.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, dimana penulis menjabarkan teori yang bersangkutan dan mencari bukti dari keterkaitan masalah dengan korpus data. Dalam pencarian data, penulis menggunakan metode kepustakaan. Penulis menggunakan buku-buku teori psikologi abnormal yang terdapat di perpustakaan UNIKA ATMAJAYA serta perpustakaan Universitas Bina Nusantara. Dengan menggunakan metode analisis teks, penulis mengutip dan meneliti korpus data. Metode analisis teks dilakukan dengan cara menyesuaikan kutipan-kutipan perkataan dan sikap serta perilaku dari tokoh Kazue dengan lima kriteria gangguan kepribadian ambang, penulis memilih beberapa kutipan yang kemudian akan dianalisis bagian-bagian yang mencerminkan lima kriteria tersebut. Kemudian kutipan-kutipan tersebut dijabarkan dan di kaitkan dengan teori-teori utama dan pendukung. Hasil penelitian ini telah diuji oleh dosen-dosen penguji dari jurusan sastra Jepang Universitas Bina Nusantara.
2
HASIL DAN BAHASAN Penelitian ini menggunakan lima kriteria gangguan kepribadian ambang menurut DSM-IV TR yaitu, nomor 1, 3, 6, 7, 8. Kriteria Gangguan Kepribadian Ambang menurut DSM IV-TR dalam Oltmanns & Emery (1998, hal 279)
No.
KRITERIA GANGGUAN KEPRIBADIAN AMBANG
1.
Usaha yang dilakukan dengan ketakutan untuk mengindari penolakan yang nyata atau imajiner.
2.
Gangguan identitas: ketidakstabilan citra diri atau pemahaman diri yang nyata dan terus-menerus
3.
Afek yang tidak stabil yang ditandai mood yang reaktif (contoh: episode disforia yang sering, iritabel atau kecemasan yang berlangsung beberapa jam dan jarang lebih dari 2 hari)
4.
Perasaan kosong yang kronis
5.
Kemarahan yang tidak tepat, sering atau kesulitan dalam mengendalikan amarah (contoh: sering menunjukkan kemarahan, marah yang terus-menerus, sering berkelahi) Gambar 2.1 Borderline Personality Disorder DSM-IV Criteria (Sumber : APA,1994)
Dengan mengaitkan lima kriteria tersebut, penulis menggunakan beberapa teori pendukung yang membuktikan hipotesis penelitian ini. Teori-teori yang digunakan bukan hanya yang berasal dari teori gangguan kepribadian ambang, melainkan juga teori remaja. Alasan pemakaian teori remaja dalam penelitian ini adalah karena gangguan kepribadian ambang dimulai pada saat masa-masa remaja. Untuk lebih memudahkan memahami hasil penelitian, di bawah ini tercantum tabel yang menjabarkan hasil penelitian.
Kriteria
Unsur Gangguan Kepribadian Ambang yang Muncul Pada Diri Tokoh Kazue Sato dalam Novel Grotesque Karya Natsuo Kirino
1.
*Melakukan upaya penyesuaian diri agar dapat diterima lingkungan sosial ( Santrock, 1998, hal.351) *Kepanikan dan ketakutan menghadapi penolakan. Ketakutan merasakan kesendirian (Sarason, 1999, hal.285) *Upaya untuk menghindari aksi penolakan dari teman sebaya. Kebutuhan diterima teman sebaya (Santrock, 1998, hal. 351)
3
2.
*Tidak memahami diri. Mengidap gangguan makan. (Sarason, 1999, hal 157). *Gangguan pada citra diri. Kebutuhan penegasan mengenai harga diri dari orang lain (Sarason, 1998, hal. 286) *Pengadopsian atau penyesuaian tingkah laku karena tekanan lingkungan (Santrock, 1998, hal. 354)
3.
*Perubahan perasaan dari senang dalam sekejap menjadi sedih dan kecewa akibat masalah gambar diri (Santrock, 1998, hal 188) *Perubahan perasaan marah menjadi kecemasan lalu menjadi sedih (Borderline Personality Disorder) *Serangan episode disforia atau depresi (Nolen, 1998, hal 441)
4.
*Perasaan kosong, kesedihan, kecemasan (Sarason, 1999, hal. 286) *Gangguan identitas tercermin dalam perasaan kosong dan kebosanan kronis (Hurt&Clarkin dalam Sarason, 1990, hal.288) *Perasaan kosong karena akibat memiliki nilai diri (Maslow dalam Minderop, 2010, hal.301)
5.
*Mudah salah paham dan menyalah artikan situasi berakibat kemarahan tak terkendali (Nolen, 1998, hal. 441) *Ketidak mampuan mengendalikan amarah, diekspresikan melalui semburan kata-kata, sarkasme, kepahitan (Grohol, 2007) *Perubahan emosi berkaitan erat dengan harga diri (Santrock, 1998, hal. 188)
SIMPULAN DAN SARAN Sepanjang hidupnya, Kazue menunjukkan pola sikap yang mencerminkan gangguan kepribadian ambang. 5 butir kriteria gangguan kepribadian ambang yang diteliti yaitu usaha untuk menghindari pengabaian orang lain, gangguan identitas, ketidak stabilan mood, kekosongan yang kronis, dan yang terakhir adalah ketidak mampuan mengendalikan kemarahan yang tidak tepat. (APA, 1994). Perubahan sikap Kazue yang aneh mulai diamati saat di sekolah lanjutan. Ia menjadi anak yang sangat ambisius dalam segala hal. Ia melakukan upaya apa saja untuk membuat dirinya berada di posisi teratas dalam segala bidang. Kazue memiliki ketidak mampuan dalam membangun relasi dengan orang-orang di sekitarnya. Hal ini pun membuat Kazue di jauhi oleh semua orang. Hingga ia beranjak dewasa dan memiliki pekerjaan. Kejanggalan dalam kepribadiannya terus berlanjut dan semakin jelas terlihat. Kazue memiliki dua pekerjaan sekaligus. Pada siang hari ia bekerja sebagai wanita karir di perusahaan arsitektur dan mesin yang terkenal dan berkelas, dan dimalam hari, ia mencari uang dengan bekerja sebagai pekerja seks komersial. Hal ini dilakukannya karena ia tidak merasa puas dengan pekerjaannya sebagai karyawan perusahaan ternama. Di perusahaan itu, Kazue sudah berupaya untuk meraih prestasi dalam pekerjaannya, tetapi tetap saja ia tidak menerima penghargaan dari rekan kerjanya. Ketidakpuasan itu membawa Kazue menggeluti dunia malam. Ia berpendapat bahwa karyawan-karyawan perusahaan level atas itu tidak akan mampu melakukan apa yang ia lakukan sebagai pekerja seks komersial. Kazue merasa pada pekerjaan malamnya ia diterima dan dihargai. Selain itu saat ia berjumpa dengan pelanggannya ia selalu menunjukkan kartu namanya sebagai karyawan perusahaan kelas atas, dengan harapan para pelanggannya menghargainya sebagai wanita yang hebat. Hingga akhir hidupnya, ia menemukan bahwa ia semakin merosot dan semakin menuju kegagalan dalam setiap hal yang ia kerjakan. Bagi Kazue, kegagalan berarti kehilangan segalanya. Karena itulah, ia membiarkan dirinya dibunuh oleh pelanggan terakhir yang ia cintai. Gangguan identitas yang dialami Kazue disebabkan oleh nilai-nilai dan tuntutan yang diberikan ayahnya kepadanya. Ayahnya ingin Kazue menjadi sukses sepertinya tanpa pernah memperhatikan perasaan Kazue. Sejak Kazue kehilangan ayahnya, ia kehilangan identitas dan harga dirinya.
4
Penulis menyarankan bagi para pembaca yang ingin meneliti masalah gangguan kepribadian ambang pada sebuah novel Jepang yang memiliki kerumitan karakter pada tokoh-tokohnya, akan lebih menarik jika dikaitkan dengan komplikasi gangguan kepribadian ambang dengan gangguan kepribadian lainnya seperti histrionik, antisosial, depresi atau gangguan makan. Karena gangguan kepribadian ambang memiliki banyak kemiripan ciri dengan gangguan kepribadian lain, dan juga banyak ahli-ahli yang meneliti kaitan di antaranya.
5
REFERENSI Allen,David M.(2003).Psychotherapy with borderline patients.USA:Lawrence Erlbaum Associates Publishers America Psychiatric Assosiation.(1994).DSM-IV-TR Criteria for borderline personality disorder. Dalam Thomas F.Oltmanns, Robert E. Emery. (1998). Abnormal Psychology. (pp.279). USA: Pearson Education, Inc Barlow,David H & Burand,V Mark.(2002).Abnormal psychology third editition. USA:Wadsworth Group Baumeister, Roy F.(2004).Self-concept, self-esteem, and identity. Diunduh 7 Juli 2012 dari www.numerons.in Endraswara,Suwardi.(2008).Metode penelitian psikologi sastra.Yogyakarta:FBS Universitas Negeri Yogyakarta Enri. (2009). Analisis gangguan kepribadian pada tokoh Kimura Julia dalam drama TV seito shokun karya mareki harehiro. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Universitas Bina Nusantara Grohol, John.M.(2007).Characteristics of borderline personality disorder. Psych Central. Diunduh 13 Juni 2012, http://psychcentral.com/lib/2007/characteristics-of-borderline-personality-disorder/ Gunarsa,Singgih D & Gunarsa, Y Singgih D. (2010). Psikologi remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia Herman,Waluyo J.(2002).Pengkajian sastra rekaan.Salatiga:Widya Sari Press Ishihara,Chiaki.(1991).Yomutameno riron.Japan: Kabuyoori Shobou Jahn,Manfred.(2005).Narratology: A guide to the theory of narrative.English Department, University od Cologne.
Kaname,Sugino.(2011).Kyookairei ni okeru (dooitsusei no fukakujitsusei). Kyooiku Gaku Kenkyuu Kahen,No. 39, diakses 31 Mei 2012 dari www.Ci.Nii.ac.jp Kartikawangi,Dorien.(2009).Self-concept, self-awareness, self-esteem, dan pengembangannya. Jakarta: Unika Atma Jaya Kirino,Natsuo.(2003).Grotesque. Japan: Bungei Sunju LTD Kirino, Natsuo. (2010).Grotesque. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Larsen,R.J.(2005). Personality disorder.UK:World Psychology Of Science Press Mandah,Darsimah., Hutabarat, Jonnie R.,Mandah,Ermah.,Abdurachman,Adi S.,Ratnaningsih,Sri.(1992).Pengantar kesusastraan Jepang.Jakarta:PT Grasindo Millon,Theodore., Davis,Roger., Millon,Carrie., Escovar,Luis., Meagher,Sarah.(2000).Personality disorder in modern life.Canada:John Wiley & Sons, Inc. Minderop,Albertine.(2010).Psikologi sastra.Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Myers,David G.(2007).Psychology.USA:Worth Publishers
6
Neale,John M & Davison,Gerald C & Haaga,A.F.(1996).Exploring abnormal psychology.Canada:John Wiley & Jons.Inc Nilam,Dewi Anggraeni. (2011). Hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat depresi pada lansia di panti wreda di Jakarta (studi kuantitatif pada dua panti wreda). Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Universitas Bina Nusantara Nolen,Susan & Hoeksema.(1998).Abnormal psychology.NewYork:The Mc Graw-Hill Companies,Inc Nugriyantoro,Burhan.(2002).Teori pengkajian fiksi.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press Oltmanns, Thomas F & Emery, Robert E. (1998). Abnormal psychology. USA: Pearson Education, Inc Purba, Antilan. (2010). Esensi Ilmu Sastra. Pengantar ilmu sastra, 9. Diunduh dari 13 April 2012 dari books.google.co.id Santrock, John W.(1998).Adolescence.New York:The McGraw Hill Companies, inc Santrock, John W.(1998).Children..New York:The McGraw Hill Companies, inc Sarason,Irwin G & Sarason, Barbara R.(1999).Abnormal Psychology. New Jersey:Pearson Education, Inc Sari,L.P. (2008). Skrips analisis konsep utopia dalam novel Kappa karya Akutagawa Ryunosuke. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Universitas Bina Nusantara Surajaya, I Ketut, Prof. Dr. M.A. (2001). Pengantar sejarah Jepang I. Jakarta: Nihon Kyooiku Gakkai Profile. diakses 5 Mei 2012 dari http://www.kirino-natsuo.com/eng/index.html Kyookaisei paasonariti shoogai-borderline personality disorder. Diunduh 8 Juni 2012 dari http://www.asahinet.or.jp/~tp8t-hskw/psychiatry/border.htm Wibawarta,Bambang.(2004).Akutagawa Ryunosuke, terjemahan dan pembahasan “Rashomon”.Jakarta:Kalang
7
RIWAYAT PENULIS Rien lahir di kota Jakarta pada 20 Oktober 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Sastra Jepang pada tahun 2012.
8