ANALISIS PENGGUNAAN FUNGSI SETSUZOKUJOSHI KEDO DALAM NOVEL REAL WORLD KARYA NATSUO KIRINO SUSAN JAYANTI Binus University, Jl. Kb. Jeruk Raya No. 27, Kb. Jeruk, Jakarta Barat 08989133307,
[email protected] (Susan Jayanti, Dra. Nalti Novianti, S.S, M.Si)
Abstrak Penelitian ini menjelaskan fungsi partikel kedo dalam novel Jepang berjudul Real World karya Natsuo Kirino. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kualitatif. Analisis dilakukan dengan mengumpulkan data partikel kedo yang ada di dalam novel Real World dan diterapkan dengan teori ~kedo dari Otani Masanori. Fungsi – fungsi kedo berdasarkan teori adalah sebagai kata sambung, sebagai subjek pembicaraan, dan sebagai partikel akhiran yang terbagi menjadi dua, yaitu sebagai modalitas dan sebagai bentuk penyingkatan kata yang tidak diungkapkan. Disimpulkan, seluruh fungsi kedo dalam teori Kedo berdasarkan Otani Masanori dalam korpus data novel Real World ditemukan. Kata Kunci : partikel, Kedo, kata sambung, subjek pembicaraan, partikel akhiran, modalitas, penyingkatan kata, Natsuo Kirino. Abstract This research deploys the function of particle ~kedo in Japanese Novel Real World by Natsuo Kirino. Research methods applied were qualitative methods. Analysis was done by collecting particle kedo’s data in Real World Novel and applied to kedo’s theory from Otani Masanori. Based from the theory, functions of kedo are as a conjunctive, as the subject, and particle suffix, which is divided into two, as modality and as a condensation form. It is concluded that all the kedo function in Masanori Otani’s theory was found in Real World Novel as corpus data. Keyword : particle, Kedo, subject, particle suffix, modality, condensation form, Natsuo Kirino.
PENDAHULUAN Linguistik merupakan dasar ilmu bahasa yang diperlukan untuk meneliti suatu bahasa. Kata Linguistik berasal dari bahasa Latin yang berarti bahasa. Secara umum, linguistik diartikan sebagai ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Manusia tidak pernah lepas dari yang namanya berkomunikasi. Sebagai makhluk sosial, dengan cara berkomunikasilah, seseorang dapat menyampaikan sesuatu kepada yang lain. Menurut Effendy (2006:5) secara paradigmatik, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain, untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.
Dalam kehidupan dapat dirasakan betapa pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi. Tanpa bahasa, manusia tidak dapat berinteraksi dengan yang lain dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh. Pengertian bahasa menurut Keraf (2001:1) adalah “bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia”. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat (Irianti,2004:1). Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang mempunyai karakteristik khusus. Ciri-ciri umum bahasa Jepang menurut Iwao (2000:2) adalah jenis kata, urutan kata, predikat, partikel (joshi) dan penghilangan. Bahasa Jepang memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Struktur kalimat bahasa Indonesia mempunyai pola S-P-O, sedangkan struktur kalimat bahasa Jepang berpola S-O-P. Tak hanya pola struktur kalimat saja, kelas kata dalam bahasa Jepang juga memiliki perbedaan. Salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang adalah Joshi atau partikel, yang berperan sebagai kerangka dalam membentuk suatu kalimat. Joshi tidak dapat berdiri sendiri sebagai suatu kata, apalagi sebagai satu kalimat. Joshi akan menunjukkan maknanya apabila sudah dipakai setelah kelas kata lain yang dapat berdiri sendiri sehingga membentuk sebuah kalimat. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis tentang fungsi kedo. Dalam bahasa Indonesia, kedo memiliki makna yang sama seperti keredomo yaitu “tetapi”. Penulis menggunakan novel Real World karya Natsuo Kirino. Penulis tertarik menggunakan novel ini karena terdapat banyak setsuzokujoshi kedo yang dapat mendukung penelitian ini. Penulis juga menggunakan teori Hinshi, teori Joshi, teori setsuzokujoshi, dan teori kedo sebagai acuan utama dalam penelitian ini. Dengan menggunakan teori-teori yang ada, penulis akan menghubungkannya dengan analisis data yang ada pada bab 3. Penulis akan memasukkan dan mengklasifikasikan kalimat yang menggunakan setsuzokujoshi kedo yang ada dalam novel Real World menurut fungsinya. Kemudian penulis akan menganalisis kalimat per kalimat menurut situasi dan kondisi yang ada di dalam novel tersebut. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah meneliti fungsi setsuzokujoshi kedo dalam novel Jepang berjudul Real World karya Natsuo Kirino. Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada bahasan yang berhubungan dengan fungsi dari partikel kedo dengan menggunakan teori hinshi menurut Iori, teori Joshi menurut Masuoka dan Takubo, teori setsuzokujoshi menurut Masuoka dan Takubo, dan teori kedo menurut Otani Masanori yang ada pada kalimat bahasa Jepang dalam novel Real World karya Natsuo Kirino. Penelitian ini bertujuan untuk lebih memahami fungsi-fungsi dari setsuzokujoshi kedo dalam kalimat bahasa Jepang. Diharapkan juga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat menambah dan memperdalam pemahaman fungsi setsuzokujoshi kedo dalam kalimat bahasa Jepang. 1.
Setsuzokujoshi Setsuzokujoshi merupakan salah satu jenis joshi yang berfungsi menghubungkan antar kata maupun kalimat. Masuoka dan Takubo (2000:51) mengemukakan
語と語、節と節を接続する助詞を、「接続助詞」と呼ぶ。 Terjemahan : Partikel yang menghubungkan kalimat dengan kalimat, kata dengan kata, disebut sebagai setsuzokujoshi. 2.
Teori Fungsi Setsuzokujoshi
「けど」
Menurut Otani, fungsi ~kedo terbagi menjadi 3, yaitu : a.
Sebagai kata sambung
Yang menyambungkan klausa bagian depan dan klausa bagian belakang yang mempunyai hubungan sebab akibat.
お腹が痛いけど、頑張ります。 Contoh :
b.
Terjemahan : Walaupun perut sakit, bersemangatlah. Sebagai subjek Menunjuk pada subjek pembicaraan. Contoh :
日本で太陽といえば赤色だけど、アメリカでは赤色じゃない。
c.
Terjemahan : Di Jepang matahari dilukiskan dengan warna merah, tetapi di Amerika bukan dengan warna merah. Sebagai partikel akhiran Fungsi ini terbagi menjadi 2, yaitu sebagai modalitas dan sebagai bentuk penyingkatan dari kalimat yang tidak diungkapkan secara langsung. Sebagai modalitas, berkedudukan di akhir kalimat dan tidak mempengaruhi arti pada kalimat tersebut. Contoh :
あーあ、合格するといいんだけど。
Terjemahan : Aah, dan aku berharap dapat lulus. Sebagai bentuk penyingkatan dari kalimat yang tidak diungkapkan secara langsung. Contoh:
あのう。。これ貸して欲しいんだけど、___ 1. おそらく駄目だろうから無理にはお願いしないよ。 2. もし駄目ならば、その時は諦めるよ。 3. 駄目かな?
Terjemahan: Hmm.. dan aku ingin meminjam itu sih, 1. Walaupun sepertinya tidak boleh, aku ingin tetap meminjamnya. 2. Jika tidak boleh, aku tidak akan meminjamnya. 3. Tetap tidak boleh ya?
METODE PENELITIAN Penulis menggunakan metode kepustakaan sebagai metode pengumpulan data, lalu menerapkan pendekatan kualitatif untuk menentukan sumber data yang diperoleh. Sumber data tersebut berasal dari novel Real World karya Natsuo Kirino, seorang novelis Jepang terkenal yang terbit pada tahun 2003. Penulis menggunakan metode deskriptif analitis untuk menganalisa data-data yang telah terkumpul. Dari data-data yang telah terkumpul, penulis akan melakukan klasifikasi, kemudian data tersebut akan dikaji dan dicocokan dengan teori. Setelah menganalisis, penulis menarik kesimpulan yang akan digunakan sebagai kesimpulan akhir dari penelitian ini. Penulis menggunakan buku-buku teori bahasa Jepang dan menggunakan internet untuk mendukung penelitian ini.
HASIL DAN BAHASAN Data 1 Fungsi 1 Situasi: Ketika Toshi sedang berada dalam perjalanan ke sekolah musim panasnya yang berada di dekat pintu keluar sebuah stasiun besar yang terhubung dengan jalur Chuo. Toshi sedang memikirkan tentang Worm, tepatnya mengenai suara yang ia dengar di sebelah rumahnya, dan ia menyadari bahwa ia telah didekati oleh seseorang dengan papan clip di tangannya yang akan meminta untuk mengisi sebuah kuisioner. Karena didesak untuk mengisi, karena itu Toshi menggunakan nama palsu yang rupanya mulai dianggap sebagai nama kedua baginya. Kutipan:
あまり嘘を吐き慣れないので最初はうわずったもんだけど、「ホリニンナ」という名前でずっと 通しているうちに、あたしの第二の名前みたいに心も体もなじんでしまった。(19 ページ) Amari uso wo tsukinarenai node saisho ha uwazutta mondakedo, [Hori Ninna] toiu namae de zutto tooshite iru uchini, atashi no dai ni no namae mitai ni kokoro mo karada mo najin de shimatta. (Kirino, 2006:19) Terjemahan : Pertama kali aku melakukannya, aku merasa gugup tentang berbohong, tetapi setelah menggunakan nama Ninna Hori, nama itu mulai terasa seperti nama kedua. Analisis:
語と語、節と節を接続する
Setsuzokujoshi menurut Masuoka dan Takubo (2000, hal.51) adalah yang diartikan bahwa setsuzokujoshi adalah partikel yang menghubungkan kalimat dengan kalimat, kata dengan kata.
助詞を、「接続助詞」と呼ぶ Kalimat 1
Kalimat 2
あまり嘘を吐き慣れないので最 初はうわずったもんだけど、
「ホリニンナ」という名前で ずっと通しているうちに、あ たしの第二の名前みたいに心 も体もなじんでしまった。
Induk Kalimat
あまり嘘を吐き慣れない ので最初はうわずったも んだ
Anak Kalimat
けど
「ホリニンナ」という名前でずっと 通しているうちに、あたしの第二の 名前みたいに心も体もなじんでしま
った。
Pertama kali aku melakukannya, aku merasa gugup tentang berbohong
Setelah menggunakan nama Ninna Hori, nama itu mulai terasa seperti nama kedua.
tetapi
Tabel 4.1.1 Tabel Pembentukan Setsuzokujoshi ~kedo pada Data Satu Fungsi Satu Sebagai Kata Sambung Dalam kalimat ini, cara pembentukan setsuzokujoshi ~kedo adalah dengan menggunakan bentuk ‘ta’ pada kata uwazu, kemudian diikuti dengan setsuzokujoshi ~kedo. Seperti yang dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (2000:51-52), setsuzokujoshi ~kedo termasuk ke dalam juzokusetsuzokujoshi yang menghubungkan bentuk ta dan bentuk dasar dari predikat. Bentuk ta dari kalimat pertama, adalah uwazutta dan diikuti oleh kalimat kedua adalah yang disambungkan dengan setsuzokujoshi ~kedo
あまり嘘を吐き慣れないので最初はうわずったもんだ 「ホリニンナ」という名前でずっと通しているうちに、あたしの第二の名前みたいに心も体もなじ んでしまった .
Otani (2003:88) menyatakan bahwa setsuzokujoshi ~kedo digunakan sebagai kata sambung yang menyambungkan klausa bagian depan dengan klausa bagian belakang yang mempunyai hubungan sebab akibat. Bentukan sebab akibat yang ada pada kalimat diatas, dijelaskan pada kalimat berikutnya. Bahwa setelah penutur menggunakan nama Ninna Hori, dia menjadi seorang yang percaya diri dan tidak merasa kalau nama itu adalah nama orang lain, melainkan namanya sendiri. Seperti pada situasi diatas, penutur memilih menggunakan Ninna Hori dibandingkan nama sebenarnya saat diminta untuk mengisi kuisioner. Bagi Toshi, dunianya terlalu simple, terlalu biasa-biasa saja, terlalu membosankan dan tidak berguna. Yang dapat ia lakukan adalah dengan mempunyai nama lain, Ninna Hori agar ia tidak merasa dunianya seperti itu. Subjek yang sama di dalam kalimat ini adalah Toshi. Pada kalimat pertama menjelaskan bahwa Toshi saat pertama kali melakukan kebohongan, ia merasa gugup. Sedangkan kalimat kedua menjelaskan bahwa setelah berulang kali menggunakan nama Ninna Hori sebagai nama palsu, ia merasa nama itu seperti nama asli yang dipakainya. Oleh karena itu, penggunaan setsuzokujoshi ~kedo pada kalimat ini bermakna sebagai tetapi, yang menyambungkan kedua klausa yang memiliki hubungan sebab akibat. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tabel untuk membuktikan bahwa setsuzokujoshi ~kedo dalam kalimat ini berfungsi sebagai kata sambung. Situasi awal pada induk kalimat 1.
Gugup karena tidak pernah berbohong
2.
Takut ketahuan
3.
Tidak merasa percaya diri
けど
Situasi akhir pada induk kalimat setelah memakai nama Ninna Hori 1.
Percaya diri
2.
Sudah merasa seperti nama sendiri
3.
Tidak merasa gugup dan takut lagi
(Sumber : Kirino, 2006:55) Tabel 4.1.2 Tabel Pembuktian Penggunaan Setsuzokujoshi ~kedo pada Data Satu Fungsi Satu Sebagai Kata Sambung Untuk menghubungkan kedua kalimat yang maknanya saling bertolak belakang, maka diperlukan partikel penghubung atau setsuzokujoshi ~kedo pada kedua kalimat di atas. Setsuzokujoshi ~kedo pada kalimat ini berfungsi sebagai kata sambung yang menyambungkan klausa depan dengan klausa belakang, dimana kedua kalimat bila disambungkan akan mempunyai hubungan sebab akibat. Induk kalimat pada kalimat ini adalah , dimana kalimat ini menjelaskan bahwa Toshi tidak pernah berbohong mengakibatkan merasa gugup, takut akan ketahuan, dan khawatir ketika akan berbohong, disambungkan setsuzokujoshi ~kedo yang memiliki makna “tetapi” dengan kalimat kedua yang berbunyi menjelaskan akibat bahwa setelah sering berbohong menggunakan nama Ninna Hori, Toshi merasa nama tersebut menjadi seperti nama kedua baginya.
あまり嘘を吐き慣
れないので最初はうわずったもんだけど
「ホリニンナ」という 名前でずっと通しているうちに、あたしの第二の名前みたいに心も体もなじんでしまった
Data 1 Fungsi 2 Situasi: Ketika Yuuzan masih duduk di bangku SMP, ibunya meninggal setelah sekian lama dirawat di rumah sakit. Kemudian Yuuzan tinggal bersama dengan ayah dan kakek neneknya. Semenjak ibunya meninggal, Yuuzan berubah mulai berkelakuan eksentrik, lebih bersikap seperti laki-laki. Kepribadian dan cara bicaranya pun tampak seperti laki-laki. Karena itu, Terauchi menganggap Yuuzan pasti seorang lesbian yang menurut Toshi tidak kelihatan seperti itu. Kutipan:
テラウチが「ユウザンてレズじゃねか」と言ったことがあるけど、あたしにはぴんと来なかった。 Terauchi ga [yuuzan te rezu jyaneka] to itta koto ga aru kedo, atashi ni ha pin to konakatta. (Kirino, 2006:16) Terjemahan : Terauchi mengatakan bahwa Yuuzan pasti seorang lesbian, tetapi aku tak benar-benar melihatnya. Analisis: Pada situasi di atas, dapat dilihat bahwa Yuuzan adalah subjek pembicaraan dari dua orang berbeda. Terauchi mengatakan bahwa Yuuzan merupakan seorang lesbian, sedangkan Toshi tidak melihat bahwa Yuuzan seperti itu, sehingga dibutuhkan kata penyambung atau setsuzokujoshi ~kedo untuk menggabungkan kedua kalimat.
Setsuzokujoshi adalah salah satu jenis joshi yang dipakai setelah yoogen (dooshi, i-keiyoshi, nakeiyooshi) atau setelah jodoshi yang berfungsi untuk melanjutkan kata-kata yang ada sebelumnya terhadap kata-kata yang ada pada bagian berikutnya.
テラウチが「ユウザンてレズじゃね か」と言ったことがあるけど
あたしにはぴんと来なかった
Kalimat 1
Kalimat 2
テラウチが「ユウザンてレズじ ゃねか」と言ったことがある Terauchi mengatakan “Yuuzan pasti seorang lesbian”
けど
あたしにはぴんと来なかった
Tetapi
Aku tidak membayangkannya seperti itu
Tabel 4.2.3 Tabel Pembentukan Setsuzokujoshi ~Kedo pada Data Dua Fungsi Dua Sebagai Subjek Pembicaraan Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah tabel pembuktian bahwa setsuzokujoshi ~kedo yang menunjuk pada subjek dengan makna ‘tetapi’.
Situasi pada kalimat 1 Menurut Terauchi : Yuuzan pasti seorang lesbian
けど Situasi pada kalimat 2 Menurut Toshi : Yuuzan tidak kelihatan seperti lesbian Tabel 4.2.4 Tabel Pembuktian Penggunaan Setsuzokujoshi ~Kedo pada Data Dua Fungsi Dua sebagai Subjek Pembicaraan
Otani (2003:89) mengategorikan salah satu fungsi setsuzokujoshi ~kedo sebagai subjek yang menunjuk pada subjek pembicaraan. Hal ini didukung oleh Tagashira (2003:301) yang mengatakan bahwa yang artinya pengenalan subjek wacana : perubahan topik atau subjek yang disajikan. Pada kalimat di atas, dapat kita lihat bahwa subjek yang sedang dibicarakan adalah Yuuzan. Pada kalimat pertama yang berbunyi , yang berarti Terauchi mengatakan bahwa Yuuzan adalah seorang lesbian. Sedangkan kalimat kedua, menyatakan bahwa Toshi tidak melihat Yuuzan seperti itu. Untuk menggabungkan kedua kalimat dengan satu subjek yang sama diatas maka dibutuhkan setsuzokujoshi ~kedo yang bermakna ‘tetapi’. Pada situasi di atas, subjek pembicaraan menunjuk pada Yuuzan yang diduga merupakan lesbian oleh Terauchi. Terauchi dapat mengatakan bahwa Yuuzan adalah seorang lesbian karena melihat kepribadian dan cara bicara Yuuzan yang seperti laki-laki, sehingga Terauchi menyimpulkan bahwa Yuuzan adalah seorang lesbian. Tak hanya Terauchi, Worm pun merasa Yuuzan seperti seorang laki-laki karena ketika berbicara di telepon, Yuuzan berbicara seperti laki-laki dan ketika bertemu Yuuzan berpakaian seperti laki-laki. Sedangkan Toshi yang mengetahui Yuuzan berubah semenjak kematian ibunya, tidak berpikir demikian.
談話主題の導入:話題 の移行、主題の提示する テラウチが「ユウザンてレズじゃねか」と言ったことがある あたしにはぴんと来なかった
Data 1 Fungsi 3 Situasi: Ketika akan berangkat ke sekolah musim panas, Toshi mendengar suara bantingan pintu dari rumah tetangga sebelah dan melihat pintu pagar terbuka. Seseorang yang keluar ternyata adalah Worm. Worm terlihat senang dan bersemangat, tetapi Toshi merasa aneh, seperti ia melihat sesuatu yang tidak boleh ia lihat. Ketika Worm menyapanya, Toshi merasa harus menanyakan tentang apa yang ia dengar tadi. Kutipan :
「さっき、お宅から大きな音が聞こえてびっくりしたんだけど。」
[sakki, otaku kara ookina oto ga kikoete bikkuri shitandakedo.] (Kirino, 2006:17) Terjemahan : “Aku mendengar suara keras dari rumahmu tadi dan itu membuatku terkejut.” Analisis : Menurut Shirakawa (1996:16) setsuzokujoshi ~kedo sebagai partikel akhir berfungsi untuk memperlihatkan bagaimana kondisi atau informasi kepada petutur atau pendengar. Setsuzokujoshi ~kedo pada data di atas berfungsi untuk memperlihatkan kondisi atau ekspresi kaget yang dirasakan oleh penutur kepada pendengar. Berikut ini adalah tabel pembentukan setsuzokujoshi ~kedo pada kalimat diatas yang berfungsi sebagai modalitas.
さっき、お宅から大きな音が聞こえてびっくりしたんだです。 けど さっき、お宅から大きな音が聞こえてびっくりしたんだけど。 Tabel 4.3.1.1.1 Tabel Pembentukan Setsuzokujoshi ~Kedo pada Data Satu Fungsi Tiga Sebagai Modalitas Menurut Otani (2003:91) ~kedo sebagai modalitas tidak mempengaruhi arti pada kalimat tersebut. Hal ini dapat dilihat pada kalimat diatas, bahwa ~kedo sebagai kata pengganti tanpa menggeser arti kalimat.
Berikut tabel pembuktian yang menjelaskan bahwa setsuzokujoshi ~kedo berfungsi sebagai modalitas.
さっき、お宅から大きな音が聞こえてびっくりしたんだです。 Aku mendengar suara keras dari rumahmu tadi dan itu membuatku terkejut.
けど さっき、お宅から大きな音が聞こえてびっくりしたんだけど。 Aku mendengar suara keras dari rumahmu tadi dan itu membuatku terkejut.
Menyatakan sikap atau ekspresi keterkejutan Tabel 4.3.1.1.2 Tabel Pembuktian Penggunaan Setsuzokujoshi ~Kedo pada Data Satu Fungsi Tiga sebagai Modalitas Dapat dilihat dari tabel pembuktian diatas, bahwa ~kedo sebagai modalitas atau kata pengganti berkedudukan di akhir kalimat dan tidak mempengaruhi arti pada kalimat tersebut. Setsuzokujoshi ~kedo berfungsi sebagai pengganti kata atau yang disebut dengan kopula dalam sebuah kalimat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kopula (1991:525) adalah verba yang menghubungkan subjek dengan komplemen. Sehubungan dengan fungsi ~kedo sebagai modalitas pada kalimat diatas menggambarkan sikap atau ekspresi pembicara yang terkejut kepada pendengar karena kejadian yang terjadi sebelumnya (Isao,2001:166). Pada kalimat diatas, berarti “aku mendengar suara keras dari rumahmu tadi dan itu membuatku terkejut”. Dengan adanya ~kedo atau tidak ada ~kedo pada akhir kalimat tidak mempengaruhi kalimat tersebut.
です
さっき、お宅から大きな音が聞こえてびっくりしたんだけど。
Data 1 Fungsi 4 Situasi : Ketika dalam perjalanan ke sekolah musim panas, Toshi memikirkan tentang Worm dan kejadian tadi yang sempat ia dengar ketika ia baru keluar dari rumah. Ia tidak menyadari bahwa seorang petugas kuisioner dengan papan klip menghampiri untuk memintanya mengisi kuisioner. Karena sedang terburu-buru, Toshi berusaha untuk menolaknya. Kutipan :
「急いでいるんですけど。。」 [Isoide irundesu kedo…]
(Kirino, 2006:18) Terjemahan : “Tetapi aku sedang terburu-buru…” Analisis : Menurut Otani (2003:91) setsuzokujoshi ~kedo sebagai partikel akhiran yang berkedudukan di akhir kalimat, memiliki fungsi sebagai bentuk penyingkatan dari kalimat yang tidak diungkapkan secara langsung. Pada situasi diatas, digambarkan bahwa Toshi sedang terburu-buru dalam perjalanan ke sekolah musim panasnya dihampiri oleh seseorang yang meminta untuk mengisi sebuah kuisioner. Toshi pun memberi jawaban
dengan maksud menolak yang masih bernada menggantung tanpa mengungkapkan kalimat yang ada dalam pikirannya. Berikut adalah tabel pembentukan setsuzokujoshi ~kedo dimana berfungsi sebagai bentuk penyingkatan dari kalimat yang tidak diungkapkan secara langsung.
急いでいるんです
けど 急いでいるんですけど。。 Tabel 4.3.2.1.1 Tabel Pembentukan Setsuzokujoshi ~kedo pada Data Satu Fungsi Tiga Sebagai Bentuk Penyingkatan Pembentukan setsuzokujoshi ~kedo pada kalimat diatas adalah dengan menghilangkan bentuk ~masu dan menggantinya dengan partikel ~kedo yang diikuti dengan titik-titik sebagai tanda bahwa yang masih ada kata-kata yang tidak ingin diungkapkan secara langsung. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah tabel pembuktian bahwa setsuzokujoshi ~kedo yang berfungsi sebagai bentuk penyingkatan dari kalimat yang tidak diungkapkan secara langsung. Sedang terburu-buru
けど Tetapi aku sedang terburu-buru …
Ingin mengungkapkan penolakan untuk mengisi kuisioner Tabel 4.3.2.1.2 Tabel Pembuktian Penggunaan Setsuzokujoshi ~kedo pada Data Satu Fungsi Tiga sebagai Bentuk Penyingkatan Otani (2003:91) mengklasifikasikan setsuzokujoshi ~kedo sebagai partikel akhir memiliki dua fungsi, yang salah satunya merupakan sebagai bentuk penyingkatan dari kalimat yang tidak diungkapkan secara langsung. Hal ini didukung oleh Park (2008:261) yang mengatakan salah satu fungsi ~kedo adalah yang berarti digunakan untuk menandakan kalimat atau pendapat yang samar-samar.
的な用法
自分の意見をぼかすための曖昧
Pada tabel diatas terdapat kalimat dengan nada yang menggantung menandakan bahwa ada kata-kata lanjutan yang tidak diungkapkan oleh si penutur. Kalimat diatas yang berbunyi menjelaskan bahwa penutur menolak untuk mengisi kuisioner dan setsuzokujoshi ~kedo menekankan pengungkapan bahwa ia sedang dalam situasi terburu-buru tanpa melanjutkan kalimat selanjutnya.
急いでいるんですけど。。
Penulis menemukan ketiga fungsi setsuzokujoshi kedo yang dimukakan oleh Otani Masanori (2003, hal 89-91) dalam novel Real World karya Natsuo Kirino. Berikut tabel kesimpulan dari fungsi setsuzokujoshi kedo yang sudah dianalisis oleh penulis dalam bab 4. Data Fungsi 1
Sebagai kata sambung
Jumlah 7 data
Hal. 19, 19, 20, 56, 84, 168, dan 171 Fungsi 2
Sebagai subjek pembicaraan
11 data
Hal. 9, 16, 21, 22, 56, 80, 85, 94, 100, 162, dan 162 Fungsi 3
Sebagai partikel akhiran
12 data
Modalitas
(9)
Hal. 17, 45, 74, 94, 144, 162, 166, 166, dan 171 Bentuk penyingkatan dari kalimat yang tidak diungkapkan secara
(3)
langsung Hal. 18, 45, dan 232 Total
30 data Tabel 4.4
Tabel Kesimpulan
SIMPULAN DAN SARAN Setelah menganalisis fungsi setsuzokujoshi “~kedo” dalam novel Real World karya Natsuo Kirino, penulis menemukan ketiga fungsi setsuzokujoshi ~kedo dalam penelitian ini, yaitu: 1.
Sebagai subjek Menunjuk kepada subjek pembicaraan. Jumlah data yang sesuai dengan fungsi ini dan yang paling banyak ditemukan oleh penulis adalah 11 data.
2.
Sebagai partikel akhiran ~kedo sebagai partikel akhiran terbagi lagi menjadi menjadi 2, yaitu sebagai modalitas yang berkedudukan di akhir kalimat serta tidak mempengaruhi arti pada kalimat tersebut, dan sebagai bentuk penyingkatan dari kalimat yang tidak diungkapkan secara langsung. Penulis menemukan 9 data yang sesuai dengan fungsi sebagai modalitas dan 3 data yang sesuai dengan fungsi sebagai bentuk penyingkatan dari kalimat yang tidak diungkapkan secara langsung.
3.
Sebagai kata sambung Yang menyambungkan satu kalimat dengan kalimat lain yang mempunyai hubungan sebab akibat. Pada novel Real World sebagai korpus data, penulis menemukan 7 data yang termasuk dalam fungsi ini.
Pada penelitian ini, penulis hanya menganalisis fungsi partikel “kedo” yang sebagai setsuzokujoshi mempunyai makna “tetapi”. Dalam novel Jepang yang berjudul Real World ini, penulis juga banyak menemukan partikel yang termasuk dalam setsuzokujoshi selain “kedo” yang bermakna sama dengan setsuzokujoshi ~kedo. Partikel ~kedo juga memiliki kesamaan makna dengan ~shikashi, ~keredomo dan ~demo sehingga untuk penelitian selanjutnya, dapat diteliti fungsi – fungsi dari setsuzokujoshi lainnya.
REFERENSI Chandra,T.(2009). Nihongo no joshi.Jakarta: Evergreen Chino,Naoko.(2002). Partikel Penting Bahasa Jepang.Japan: Power of Japanese series. Debby. 2013. Analisis Fungsi Setsuzokujoshi Tsutsu dalam Novel Omoidasu Koto Nado karya Natsume Soseki. Jakarta : Binus University Gorys, Keraf. 1994.Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Jakarta: Nusa Indah. Harimurti,Kridalaksana.(1994).Fungsi Bahasa dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka. Kirino, Natsuo. (2006).Real World. Tokyo: Ltd.Shueisha. Kirino, Natsuo. (2008). Real World. New York : Random House, Inc. Okutsu, Keiichiro, et al. Iwayuru Nihongo Joshi no Kenkyuu. Tokyo: Bonjinsha, 1990. Otani, Masanori. (2003). Syutaika ni sekisuru ikousatsu: Setsuzokujoshi kedo no baai.
diakses 16 Maret 2015 dari www.i.hosei.ac.jp/odani/kedo_JCLA3.pdf Saegusa, Reiko. (2007). Hanashi Kotoba ni Okeru [Ga][Kedo]Rui no Youhou. Diakses 16 Maret 2015 dari https://hermes-ir.lib.hit- u.ac.jp/rs/bitstream/10086/14360/1/ryugaku0001000110.pdf Tagashira, Miki. (2003). Setsuzokujoshi Kedo no Onchou to Imi Youhou ni Kansuru Yobiteki Kousatsu. Diakses pada 13 Maret 2015 dari https://www.ninjal.ac.jp/event/specialists/projectmeeting/files/JCLWorkshop_no3_papers/JCLWorkshop_No3_37.pdf
RIWAYAT PENULIS Susan Jayanti lahir di kota Jakarta pada tanggal 12 Januari 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Sastra Jepang tahun 2015.