ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG KARTAL DI INDONESIA
TESIS
Oleh :
AGUS EDY RANGKUTI 037018011/EP
SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG KARTAL DI INDONESIA
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ekonomi Pembangunan Pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh : AGUS EDY RANGKUTI 0370180011/EP
SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Judul Penelitian
Nama Nomor Pokok
: ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG KARTAL DI INDONESIA : AGUS EDY RANGKUTI : 037018011
Program Studi
: Ekonomi Pembangunan
Menyetujui Komisi Pembimbing
Dr. Murni Daulay , MSi Ketua
Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc Anggota
Ketua Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan
Dr. Murni Daulay, MSi
Wahyu A. Pratomo, SE, MEc. Anggota
Direktur Sekolah Pasca Sarjana
Prof.Dr.Ir.T. Chairun Nisa B, M.Sc
Tanggal Lulus : 23 November 2006
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Telah Diuji pada Tanggal: 23 November 2006
PANITIA PENGUJI TESIS : Ketua
: 1. Dr. Murni Daulay, MSi
Anggota
: 2. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. 3. Wahyu A. Pratomo, SE, MEc. 4. Drs. Iskandar Syarif, MA. 5. Drs. Kasyful Mahalli, MSi.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
RIWAYAT HIDUP
1. NAMA
: AGUS EDY RANGKUTI
2. TEMPAT / TGL LAHIR : SIBOLGA, 17 AGUSTUS 1972 3. PEKERJAAN
: STAF PENGAJAR POLITEKNIK NEGERI MEDAN
4. AGAMA
: ISLAM
5. ORANG TUA
:
a. AYAH
: H. ASIR RANGKUTI (Alm)
b. IBU
: HJ. Dra. LIMBAYUNG NASUTION (Almh)
6. ALAMAT
: JL. SAKTI LUBIS / BENGKEL 13 MEDAN
7. PENDIDIKAN
:
a. SD
: SD NEGERI 060817 MEDAN
b. SMP
: SMP NEGERI 2 MEDAN
c. SMA
: SMA NEGERI 2 MEDAN
d. S1
: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
e. S2
: SEKOLAH PASCA SARJANA MAGISTER EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
v Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
KATA PENGANTAR Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta bimbingan-Nya selama mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan tesis ini, yang berjudul “ Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia.”. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak tidak mungkin tesis dapat terselesaikan. Untuk itu perkenankan penulis menyampaikan ras terima kasih yang tulus kepada: 1. Bapak Prof.Chairuddin P. Lubis, DTM&H, SpA(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada kami untuk mengikuti dan meyelesaikan pendidikan program magister. 2. Ibu Prof.Dr.Ir.T. Chairun Nisa B, M.Sc selaku direktur sekolah pasca sarjana Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan kami menjadi mahasiswa program magister pada sekolah pasca sarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dr. Murni Daulay, MSi, selaku ketua program studi Magister Ekonomi Pembangunan Sekolah Pasca sarjana, Universitas Sumatera Utara, juga sebagai pembimbing yang begitu banyak memberikan dorongan , bimbingan dan saran dalam penyelesaian tesis ini. 4. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc dan Bapak Wahyu A Pratomo, SE, Mec. selaku pembimbing dan telah memberikan perhatian dan dorongan melalui bimbingan dan saran dalam penyelesaian tesis ini 5. Seluruh dosen dan Guru Besar pada Sekolah Pasca Sarjana Ekonomi Pembangunan. iii Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
6. Terima kasih dan doa penulis kepada Ibunda Dra.Hj. Limbayung Nasution (Almh) dan kepada Ayahanda H.Asir Rangkuti (Alm) yang telah memberikan kesempatan meraih pendidikan dan semua nasehat menjadi pemacu semangat bagi meraih ilmu pengetahuan.. 7. Khusus bagi Istri tercinta Nelly Murni, Ssi. APT. dan kedua anak anakku tersayang M. Alfathi Rangkuti dan Michelia Aisyah Rangkuti yang tetap memberikan dorongan dan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan studi ini Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengetahuan penulis tentu dalam penulisan ini ditemui banyak kekurangan . Oleh karena itu penulis harapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan tulisan ini Medan, Agustus 2007 Penulis Agus Edy Rangkuti .
iv
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
ABSTRACT The Under Developing countries’ problems are instability and uncertainty. This condition forced the economic agents to keep a great amount of Currency outside Banks for the shake of precautionary. Other factors such as disorganized financial institutions in the Developing Countries and the availabilities of monetary information made the people to keep the Currency outside Banks. The purpose of this research is to study the influence of Gross Domestic Product (GDP), Inflation (INF), Exchange Rate (ER), and Interest Rate (IR) to Currency Outside Bank (UKR). The method in this research is Ordinary Least Square (OLS). The model is estimated by using multiple linear regressions. The result showed that simultaneously Independence variables (GDP, INF, ER, and IR) significantly influence the dependent variable (UKR), and partially independent variables (GDP, INF, and ER) significantly and positively influence the dependent variable (UKR), however INF significantly and negatively influence the UKR. Overall estimation showed ER had the most influent on the demand of the currency outside bank (UKR)
Keywords: Currency outside Banks, GDP, Inflation, Exchange Rate, Interest Rate
i Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
ABSTRAK
Kondisi perekonomian negara negara sedang berkembang yang penuh dengan ketidak stabilan dan ketidak pastian mendorong agen ekonomi untuk memegang uang kartal untuk tujuan berjaga jaga dalam jumlah uang lebih besar. Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendapatan perkapita, inflasi, nilai kurs dan suku bunga terhadap jumlah uang kartal yang beredar. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi linear berganda, karena penelitian ini dirancang untuk meneliti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Metode yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS). Secara serempak (bersama) variabel variabel independen (Pendapatan perkapita, inflasi, Nilai Tukar, dan suku bunga), mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Permintaan Uang Kartal). Secara parsial variabel variabel independen yaitu pendapatan, inflasi, dan nilai tukar (kurs) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen (Permintaan Uang Kartal), sedangkan variabel independen suku bunga berpengaruh negatip pada Permintaan Uang Kartal. Secara keseluruhan dari hasil Estimasi menunjukkan bahwa nilai tukar (ER) mempunyai pengaruh paling besar terhadap permintaan uang kartal di Indonesia
Kata kata Kunci: Uang Kartal, Pendapatan, Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga
ii Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRACT .........................................................................................................
i
ABSTRAK ...........................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..............................................................................
v
DAFTAR ISI.........................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................
x
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN
................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ................................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................
3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 3 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5 2.1 Definisi dan Fungsi Uang.................. ............................................... 6 2.2 Teori Permintaan Uang...................................................................... 6 2.3 Penawaran Uang ............................................................................. 14 2.4. Permintaan Uang Kartal di Indonesia ............................................ 15 vi
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
vii
2.5 Pendapatan Perkapita ..................................................................... 17 2.6 Kebijakan Pengendalian Uang Beredar ........................................ 24 2.7 Kebijakan Inflasi.............................................................................. 26 2.8 Kebijakan Nilai Tukar di Indonesia ............................................... 29 2.9 Kebijakan Suku Bunga di Indonesia ............................................. 31 2.10Penelitian Sebelumnya ................................................................. 32 2.11Kerangka Pemikiran ..................................................................... 36 2.12Hipotesis ...................................................................................... 37 BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 38 3.1. Ruang Lingkup Penelitian............................................................... 38 3.2 Sumber Data .................................................................................. 38 3.3 Model Analisis ............................................................................. 38 3.4 Uji Diagnosis ................................................................................. 39 3.5 Batasan Operasional ....................................................................... 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 43 4.1 Perkembangan dan Faktor faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia ............................................. 43 4.2 Analisis dan Pembahasan ............................................................... 56 4.3 Uji hipotesis ................................................................................. 58 4.4 Analisis Koefisien Determinasi ..................................................... 61 4.5
Uji Multikolinearitas .................................................................... 62
4.6 Uji Autokorelasi ............................................................................ 63 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 64 5.1. Kesimpilan ..................................................................................... 64 5.2 Saran ............................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 66 LAMPIRAN ......................................................................................................... 68
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
viii
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
DAFTAR TABEL
No.
Judul
Halaman
2.1
Uang Kartal, M1, dan M2 (dalam Miliar Rupiah) di Indonesia
16
2.2
Pertumbuhan PNB riil perkapita
23
2.5
Data Suku Bunga di Indonesia (dalam persen)
32
4.1
Hasil uji Chow
58
4.2
Nilai t hitung
60
4.3
Uji multikolinearitas
62
4.4
Uji otokorelasi
63
viii
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
DAFTAR GAMBAR
No.
Judul
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
36
4.1
Permintaan Uang Kartal
43
4.2
Perkembangan PDB Indonesia
46
4.3
Perkembangan Inflasi di Indonesia
51
4.4
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap US $ Dollar
53
4.5
Perkembangan Suku Bunga di Indonesia
55
ix
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Judul
Halaman
1.
Lampiran 1. Data Penelitian
69
2.
Lampiran 2 Regresi Utama
71
3.
Lampiran 3. Chow Test
71
4.
Lampiran 4. uji Multikolinearitas
72
5.
Lampiran 5 Uji Otokorelasi
74
x
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
DAFTAR SINGKATAN
UKR = Uang Kartal PDB
= Pendapatan
INF
= Inflation
ER
= Exchange Rate
IR
= Interest Rate
xi
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Uang dapat dikatakan sebagai salah satu penemuan terpenting manusia yang menopang kemajuan peradabannya. Kita yang hidup pada masa kini dapat menjalani hidup dengan relatif mudah dengan nyaman karena adanya uang. Transaksi transaksi yang kita lakukan dapat diseleaikan dengan cepat, mudah, murah, dan akurat karena telah terbangunnya sistem keuangan yang kuat dan efisien. Dengan uang manusia dapat mempersiapkan masa tuanya, tanpa khawatir apa yang diperolehnya membusuk atau kehilangan nilai karena rusak. Harus diakui bahwa amatlah sulit untuk membuat definisi yang lengkap dan memuaskan tentang uang.
Sebab definisi dan pengertian
praktisnya selalu berubah dinamis sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat atau perekonomian. Dengan kata lain, perkembangan tentang definisi dan pengertian uang merupakan manifestasi dari proses penyesuaian manusia terhadap kemajuan hidup yang dialaminya. Di masyarakat yang perekenomiannya sudah relatif maju seperti Amerika Serikat, definisi dan pengertian uang lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan di Indonesia. Namun demikian para ahli ekonomi umumnya sepakat bahwa definisi paling
1 Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
2
universal tentang uang adalah sesuatu (benda) yang diterima secara umum dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dua unsur terpenting dari definisi diatas adalah “sesuatu benda” dan “diterima secara umum”, menunjukkan bahwa uang digunakan untuk memperlancar/mempermudah kegiatan transaksi dalam sebuah perekonomian. Berdasarkan definisinya dapat dikatakan bahwa uang bisa saja berbentuk segala sesuatu (benda), tetapi tidak semua benda merupakan uang. Syarat utama agar sebuah benda dapat digunakan sebagai uang adalah benda tersebut diterima secara umum. Dengan demikian definisi uang mengandung pengertian ekonomi, hukum, politis. Permasalahan yang paling sering dihadapi oleh negara negara sedang berkembang adalah adanya anggapan bahwa ‘dunia’ yang sepenuhnya rasional, perilaku individu pada umumnya dianggap didasarkan pada suatu jumlah infinite discounted dari suatu nilai fungsi biaya yang diperkirakannya. Sehingga individu tersebut membutuhkan seluruh informasi yang tersedia guna memperkirakan kondisi masa datang. Hal ini berangkat dari kondisi negara negara sedang berkembang yang penuh dengan ketidak stabilan dan ketidak pastian. Kondisi ini akan mendorong agen ekonomi untuk memegang uang kartal untuk tujuan berjaga jaga dalam jumlah uang lebih besar. Disamping itu, faktor kelembagaan keuangan masih relatif baru dan belum terorganisir dengan baik serta informasi mengenai kegiatan di bidang ekonomi moneter relatif belum tersedia atau tidak mudah diperoleh, ini memberikan indikasi bahwa aktiva keuangan (financial assets) belum merupakan substitusi
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
3
yang baik bagi uang sehingga masyarakat tetap menyimpan uangnya dalam bentuk uang kartal. Dari uraian diatas dapat kita simpulkan betapa pentingnya peranan uang kartal dalam sistem moneter suatu negara. Berdasar latar Belakang pada uraian diatas, adalah menarik untuk mengkaji:
“Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Uang Kartal di Indonesia.”
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka ada beberapa rumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian ini, yaitu: Bagaimana pengaruh pendapatan perkapita, tingkat inflasi, nilai kurs, dan suku bunga terhadap permintaan Uang Kartal di Indonesia.
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendapatan perkapita, inflasi, nilai kurs dan suku bunga terhadap jumlah uang kartal yang beredar.
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk melihat peran sektor moneter dalam upaya mengendalikan harga melalui pengendalian jumlah uang beredar khususnya uang kartal.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
4
2.
Bagi pengambil keputusan Kebijakan moneter (otoritas moneter) diperoleh informasi faktor faktor yang mempengaruhi permintaan uang kartal.
3.
Sebagai tambahan wawasan bagi penulis untuk mengetahui keadaan perekonomian selama kurun waktu penelitian dan penerapan kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam mengatasi masalah perekonomian nasional.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi dan Fungsi Uang Uang adalah sesuatu yang diterima / dipercaya masyarakat sebagai alat pembayar atau transaksi. Uang mempunyai empat fungsi penting, yaitu sebagai berikut: a)
Satuan hitung (unit of account) Yang dimaksud uang sebagai satuan hitung (unit of account) adalah
uang dapat memberikan harga suatu komoditas berdasarkan satu ukuran umum, sehingga fungsi ini menggantikan sistem barter yang menghendaki adanya double coincidents of wants (kehendak ganda yang selaras). Harga barang yang diukur dengan nilai uang memberikan kemudahan masyarakat dalam bertransaksi. b)
Alat transaksi / pembayar (medium of exchange) Uang sebagai alat tukar, harus mendapat penjaminan kepercayaan oleh
pemerintah berdasarkan undang undang atau keputusan yang berkekuatan hukum. Dengan fungsinya sebagai alat transaksi, uang amat mempermudah dan mempercepat kegiatan pertukaran dalam perekonomian modern. c)
Penyimpan nilai (store of value) Fungsi uang sebagai penyimpan nilai (store of value) dikaitkan dengan
kemampuan uang untuk menyimpan hasil transaksi atau pemberian yang 5 Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
6
meningkatkan daya beli, sehingga semua transaksi tidak perlu dihabiskan saat itu juga. Keadaan inflasi yang parah ataupun deflasi dapat merubah keinginan orang untuk memiliki uang sebagai store of value d)
Standard pembayaran di masa mendatang (standard of deffered payment). Sebagai ukuran bagi pembayaran masa depan uang terkait dengan
transaksi utang piutang atau transaksi kredit, dan juga kegiatan ekonomi yang balas jasanya tidak diberikan saat itu juga.
Pembayaran untuk masa
mendatang tersebut dimungkinkan karena uang memiliki fungsi standard pembayaran di masa mendatang (standard of deffered payment). Dengan fungsi tersebut beberapa balas jasa atau pembayaran di masa mendatang menjadi lebih mudah dihitung, karena diukur dengan daya beli (purchasing power), dibanding bila diukur dengan komoditas tertentu (Rahardja, 2001).
2.2.
Teori permintaan uang Teori yang menjelaskan mengenai permintaan uang dapat dibedakan menjadi: teori klasik, dan teori keynes. a)
Teori Permintaan Uang Klasik Mengenai permintaan uang, kaum klasik mempunyai teori yang cukup
terkenal, yang dinamakan sebagai “teori kuantitas mengenai uang” atau “ the quantity theory of money”, yaitu mengenai permintaan dan sekaligus penawaran uang, beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori tersebut adalah pada hubungan antara penawaran uang (atau, jumlah uang yang
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
7
beredar) dengan nilai uang (atau tingkat harga). Selanjutnya, ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi turun naiknya nilai uang yaitu: 1.
jumlah uang yang beredar (kuantitas) disebut sebagai penawaran uang
2.
kecepatan permintaan uang
3.
jumlah komoditi yang diperjual belikan Analisa klasik dalam teori permintaan uang yang tergolong dalam
teori moneter kuantitatif antara lain dikemukakan oleh: 1.
Irving Fisher Pendekatan secara velositas atau disebut “transaction velocity
approach” diperkenalkan oleh Irving fisher pada tahun 1911 dalam bukunya “the purchasing power of money”.
Pendekatan ini menjelaskan bahwa
jumlah uang yang dibelanjakan sama dengan jumlah uang yang diterima. Teori Irving Fisher menitik beratkan fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar. Selanjutnya dalam menentukan nilai uang ada 3 (tiga) variabel yang penting, yaitu: a. Jumlah uang yang beredar b. Kecepatan uang beredar c. Jumlah barang yang diperdagangkan Fisher melihat permintaan uang adalah suatu kepentingan yang sangat likuid untuk memenuhi motif transaksi.
Dengan sederhana persamaan
transaksi permintaan uang yang dikemukakan Fisher adalah sebagai berikut:
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
8
MV = PT Dimana nilai dari barang yang dijual dikalikan dengan harga rata rata dari barang tersebut (P) harus sama dengan volume uang yang ada dalam masyarakat (M) dikalikan berapa kali rata rata “perputaran” uang, dalam periode tersebut atau “transaction velocity of circulation” (V).
T, atau
volume transaksi, dalam suatu periode tertentu ditentukan oleh tingkat output masyarakat (pendapatan nasional) dan bisa pula dianggap mempunyai nilai tertentu dalam satu tahun. Menurut Fisher dan kaum klasik diasumsikan selalu dalam keadaan “full employment”. Dan Velocity, ditentukan oleh faktor faktor kelembagaan, mencakup faktor faktor, misalnya tingkat permintaan uang akan sama dengan pendapatan nasional. Maka secara matematis dapat ditulis: Md = kPY Dimana k adalah proporsi / bagian dari GNP yang diwujudkan dalam bentuk uang kas, jadi besarnya sama dengan 1/V, sedangkan Y adalah tingkat pendapatan nasional riil, dan P adalah harga umum. 2.
Teori Cambridge Teori Cambridge mengatakan selain faktor faktor kelembagaan,
tingkat bunga, besar kekayaan masyarakat, dan ramalan dari masyarakat tentang masa depan juga turut mempengaruhi, walaupun dianggap konstan. Dengan demikian, Teori Cambridge selangkah lebih maju dari teori Fisher, karena telah mempertimbangkan tingkat bunga maupun tingkat ekspektansi masyarakat, walaupun dijelaskan hanya secara umum.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
9
b)
Teori Permintaan Uang Keynes Dalam bukunya, General Theory of Employment Interest and Money,
yang ditulis pada tahun 1936, merupakan kritikan terhadap kaum klasik atas ketidak mampuan teori klasik menjelaskan masalah depresi yang terjasi melalui konsep mekanisme pasar yang selalu berada dalam keadaan full employment. Di dalam teori moneter, teori uang Keynes lebih menekankan fungsi uang sebagai penyimpan nilai dan bukan hanya sebagai alat tukar umum.teori ini kemudian dikenal dengan “liquidity preference”, dan membagi motif permintaan uang masyarakat dalam tiga tujuan, yaitu: a.
Permintaan uang untuk tujuan transaksi. Keynes menyatakan, bahwa permintaan uang kas untuk tujuan
transaksi dan berjaga-jaga tergantung dari pendapatan. Makin tinggi tingkat pendapatan, maka besar keinginan akan uang kas untuk transaksi dan berjagajaga. Seseorang atau masyarakat yang tingkat pendapatannya tinggi, biasanya melakukan transaksi yang lebih banyak dibanding seseorang masyarakat yang pendapatannya rendah. b.
Permintaan uang untuk berjaga jaga. Setiap orang menghadapi ketidak pastian mengenai apa yang akan
terjadi pada waktu yang akan datang. Ketidakpastian ini menyebabkan orang memegang uang tunai yang lebih besar daripada yang dibutuhkan untuk transaksi. Menurut Keynes antisipasi terhadap pengeluaran yang direncanakan dan yang tidak direncanakan menyebabkan seseorang akan memegang uang
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
10
tunai lebih besar dari yang dibutuhkan untuk tujuan transaksi, yaitu untuk tujuan berjaga jaga (precautionary). Menurutnya jumlah uang yang dipegang untuk tujuan berjaga jaga ini tergantung dari besar penghasilan, semakin tinggi penghasilan semakin besar pula uang yang dipegang untuk tujuan berjaga jaga. Oleh karena permintaan uang dengan tujuan transaksi (mt) dan berjaga jaga (mp) ini dipengaruh oleh faktor yang sama, maka biasanya kedua variable ini dijadikan satu menjadi permintaan uang untuk transaksi berjaga jaga (m1), jadi dengan kata lain permintaan uang untuk berjaga jaga
merupakan
penjumlahan dari permintaan uang untuk transaksi dan berjaga jaga, secara matematis yaitu : M1 = mt + mp c.
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi.
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi, menurut Keynes ditentukan oleh tingkat bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga makin rendah keinginan masyarakat akan uang kas untuk tujuan tujuan / motivasi spekulasi. Alasannya, pertama apabila tingkat bunga naik, berarti ongkos memegang uas kas (opportunity cost of holding money) makin besar / tinggi, sehingga keinginan masyarakat akan uang kas akan makin kecil. Sebaliknya, makin rendah tingkat bunga makin besar keinginan masyarakat untuk menyimpan uang kas. Kedua, hipotesa Keynes bahwa masyarakat menganggap akan adanya tingkat bunga "normal" berdasar pengalaman, terutama pengalaman tingkat bunga yang barubaru terjadi.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
11
Menurut Keynes terjadinya inflasi disebabkan oleh permintaan agregat sedangkan permintaan agregat ini tidak hanya karena ekspansi bank sentral, namun dapat pula disebabkan oleh pengeluaran investasi baik oleh pemerintah, maupun oleh swasta dan pengeluaran konsumsi pemerintah yang melebihi penerimaan (defisit anggaran belanja negara) dalam kondisi full employment. Secara garis besar Keynes menyebutkan bahwa inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Pertumbuhan jumlah uang yang beredar yang tinggi sering menjadi penyebab tingginya tingkat inflasi, naiknya uang
yang beredar akan
menaikkan permintaan agregat (agregat demand) yang pada akhirnya jika tidak diikuti oleh pertumbuhan di sektor riil akan menyebabkan naiknya tingkat harga. Hal ini berarti jika pertumbuhan di sektor riil yang dicerminkan oleh pertumbuhan GDP, maka peristiwa meningkatnya inflasi bisa diminimalisir. Tidak banyak berbeda dari teori Cambridge dalam hal motif uang untuk tujuan transaksi dan berjaga jaga, yaitu dipengaruhi oleh pendapatan, dan pengaruh yang tidak terlalu kuat dari tingkat bunga. Tetapi menjadi pembedaan utama adalah penekanan Keynes terhadap permintaan uang untuk motif spekulasi, yaitu pilihan untuk memegang kekayaan dalam bentuk uang atau surat berharga, dan prilaku ini dipengaruhi oleh tingkat bunga. Hubungan tingkat bunga dan harga surat berharga adalah sebagai berikut: 1. Jika tingkat bunga diharapkan naik maka harga surat berharga akan turun, karena masyarakat akan memilih untuk memegang uang tunai.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
12
2. Jika tingkat bunga diharapkan turun maka harga surat berharga akan naik, karena masyarakat akan memilih untuk memegang obligasi. (Boediono, 2000) Dalam mekanisme permintaan uang untuk tujuan spekulasi berkisar pada harapan tentang tingkat bunga di masa yang akan datang, dengan tujuan untuk melindungi kekayaan maupun meraih keuntungan. Bentuk total dari permintaan uang Keynes adalah: Md = (kY + ∅(R,W))P dimana ∅(R,W) adalah permintaan uang untuk motif spekulasi yang dipengaruhi oleh tingkat bunga ( R ) dan nilai dari Asset ( W ). Dan P adalah tingkat harga. Teori moneter Keynes mempunyai implikasi-implikasi teoritis maupun tingkat kebijakan yang penting dan berbeda dari teori klasik, antara lain: 1. Teori Keynes mempunyai implikasi bahwa perubahan sektor moneter bisa mempengaruhi sektor riil melalui perubahan suplai uang bersama sama dengan permintaan uang mempengaruhi tingkat bunga, selanjutnya perubahan tingkat bunga mempengaruhi tingkat investasi (riil), yang kemudian melalui proses multiplier, mempengaruhi tingkat output masyarakat. 2. Dengan memasukkan faktor ekspektansi dan ketidakpastian, maka fungsi permintaan uang adalah fungsi yang tidak stabil, atau berubah cepat dari waktu ke waktu.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
13
Sedangkan perbedaan pandangan antara Monetarists dan Keynesian adalah kalangan Monetarists adalah teori yang melanjutkan teori kuantitas uang klasik, teori mereka yang pokok adalah adanya hubungan antara kuantitas uang dan harga harga, dimana uang beredar merupakan faktor penentu utama tingkat harga. Selanjutnya pandangan Monetarist tentang uang, berasal dari teori Friedman yaitu: 1.
Monetarist beranggapan bahwa jalur antara uang beredar dengan perubahan GNP adalah langsung dan meyakinkan, tidak hanya sebatas tingkat harga, karena dipengaruhi oleh perbedaan perekonomian, dimana sudah mendekati full employment atau resesi.
2.
Monetary Velocity ( V ) adalah sesuatu yang dapat ditaksir, dan hubungan antara uang beredar dengan GNP adalah V = GNP/M
3.
Kalangan Monetarist beranggapan bahwa kebijakan fiskal tidak begitu perlu diperhatikan, perubahan uang beredar saja cukup untuk mengatasi persoalan ekonomi Sedangkan pendapat Keynesian (Neo Keynesian) tentang uang adalah
sebagai berikut: 1.
Uang beredar mempengaruhi GNP dengan jalur yang kurang / tidak langsung dan kurang meyakinkan, terutama karena anggapan bahwa V tidak stabil dalam jangka pendek maupun jangka panjang, karena dalam setiap transmisinya ke sektor riil dipengaruhi oleh tingkat bunga dan minat masyarakat dalam membelanjakan uang.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
14
2.
Mengenai kemungkinan perubahan tingkat bunga mempengaruhi pengeluaran agregat, maka kebijaksanaan moneter yang dibahas keynesian memiliki asumsi sebagai berikut: terdapat pihak kreditur yang apabila uang beredar meningkat dan jika pendapatan obligasi dibelanjakan ke sektor riil maka secara tidak langsung kebijakan moneter berhubungan dengan GNP.
2.3.
Penawaran Uang Penawaran Uang dalam teori moneter mempunyai arti yang sama dengan jumlah uang yang beredar. Dua topik penting dalam pembahasan uang beredar dalam kebijakan stabilisasi adalah: 1.
Kemantapan dan keyakinan hubungan antara perubahan jumlah uang beredar dengan perubahan total pengeluaran masyarakat. Jika hubungan tesebut kuat dan meyakinkan maka perubahan uang beredar dapat dijadikan
indikator
dari
pengaruh
kebijakan
tersebut
dalam
perekonomian. 2.
Persoalan apakah otoritas moneter menetukan / mengontrol uang beredar secara tepat Hasil interaksi antara bank sentral, pemerintah, lembaga keuangan
bank dan non-bank dengan masyarakat sangat menentukan perubahan jumlah uang beredar.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
15
Otoritas moneter adalah lembaga yang melaksanakan pengendalian moneter, fungsi otoritas moneter tersebut dilaksanakan oleh Bank Sentral dalam hal ini adalah Bank Indonesia (BI), dengan fungsi fungsi: 1. Mengeluarkan dan mengedarkan uang kartal sebagai alat pembayar yang sah 2. Memelihara dan menjaga posisi cadangan devisa 3. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap bank bank. 4. Memegang kas pemerintah Jumlah uang beredar (M1) mencakup kewajiban sistem moneter yang terdiri dari uang kartal (C) dan uang giral (D). Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada KPKN dan bank umum.
Uang giral terdiri atas rekening giro, kiriman uang,
simpanan berjangka, dan tabungan dalam Rupiah yang sudah jatuh tempo, yang seluruhnya merupakan dalam rupiah pada sistem moneter. Sehingga uang beredar ( M1 ) adalah: M1 = C + D 2.4.
Permintaan Uang Kartal di Indonesia Secara teknis yang dihitung sebagai uang beredar adalah uang yang benar-benar berada di tangan masyarakat. Uang yang berada di tangan bank (bank umum dan bank sentral), serta uang kertas dan logam (uang kartal) milik pemerintah tidak dihitung sebagai uang beredar tetapi sebagai likuiditas perekonomian (Rahardja: 2001).
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
16
Kemampuan bank umum dalam menciptakan uang giral tergantung dari uang primer yang lebih ditentukan dan dikendalikan oleh BI. Besarnya uang primer dapat mencerminkan arah kebijakan BI dalam mengendalikan uang beredar. Perkembangan uang kartal disajikan melalui tabel dibawah ini : Tabel 2-1. Uang Kartal, M1, dan M2 (dalam miliar Rupiah) di Indonesia (1970 – 2004) Tahun 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
UKR 155 199 272 375 497 625 781 979 1.240 1.552 2.153 2.557 2.934 3.333 3.712 4.440 5.338 5.782 6.246 7.426 9.094 9.346 11.478 14.431 18.637 20.807 22.487 28.424 41.394 58.353 72.371 76.342 80.686 94.542 109.265
M1 251 320 475 669 940 1.250 1.503 2.006 3.458 3.385 4.995 6.486 7.121 7.569 8.581 10.104 11.677 12.685 14.392 20.144 23.819 26.342 28.779 37.036 45.622 52.677 64.089 78.343 101.197 124.633 162.186 177.731 191.939 223.799 243.123
M2 1.036 1.173 1.400 1.692 2.160 2.683 3.336 3.835 4.429 5.842 8.311 10.337 11.695 14.663 17.937 23.153 27.661 33.885 41.998 58.705 84.630 99.059 119.053 145.559 174.319 222.638 288.632 355.643 577.381 646.205 747.028 844.053 883.908 955.682 1.009.456
Sumber: Bank Indonesia
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
17
Perkembangan jumlah permintaan uang mencerminkan ataupun seiring dengan kemajuan perekonomian suatu negara. Peningkatan jumlah permintaan uang disertai perubahan komposisinya adalah keadaan dimana perekonomian suatu negara semakin maju, yaitu apabila uang kartal memiliki persentase yang semakin meningkat terhadap M1, dan komposisi uang giral terhadap M1 makin meningkat juga. 2.5.
Pendapatan Perkapita
Pendapatan per kapita (per capita income) adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu, yang biasanya satu tahun. Pendapatan per kapita bisa juga diartikan sebagai jumlah dari nilai barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu. Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada tahun tersebut.
Tolak ukur yang paling banyak dipakai untuk mengukur keberhasilan sebuah perekonomian antara lain: pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, tingkat harga dan posisi neraca pembayaran luar negeri. Salah satu indikator telah terjadinya alokasi yang efisien secara makro adalah nilai output nasional yang dihasilkan sebuah perekonomian pada satu periode tertentu, sebab besarnya output nasional dapat menunjukkan hal penting dalam sebuah perekonomian
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
18
Pertama besarnya output nasional merupakan gambaran awal seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian (tenaga kerja, barang modal, uang, dan kemampuan kewirausahaan) digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Maka semakin besar pendapatan nasional suatu negara, semakin baik efisiensi alokasi sumber daya ekonominya. Kedua, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu negara, dimana alat ukur yang dipakai untuk mengukur kemakmuran adalah output nasional perkapita. Nilai output perkapita diperoleh dengan cara membagi besarnya output nasional dengan jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan, jika angka output pendapatan semakin besar maka tingkat kemakmuran dianggap semakin tinggi. Ketiga, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang masalah
masalah
struktural
yang
mendasar
yang
dihadapi
suatu
perekonomian. Jika sebagian besar output nasional dinikmati oleh sebagian kecil penduduk maka perekonomian tersebut mempunyai masalah dengan distribusi pendapatannya. Selain perhitungan pendapatan nasional, perhitungan pendapatan suatu daerah (region) diperlukan guna mengetahui perbedaan pembangunan yang dilaksanakan antara suatu daerah dengan daerah lainnya. PDRB adalah jumlah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit unit produksi yang beroperasi pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentu, atau apabila ditinjau dari segi pendapatan merupakan
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
19
jumlah dari pendapatan yang diterima oleh faktor faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk wilayah tersebut yang ikut serta dalam proses produksi dalam jangka waktu tertentu Hasil perhitungan PDRB disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan. Perhitungan atas dasar harga berlaku (current price) merupakan jumlah seluruh barang yang dihasilkan oleh unit unit produksi didalam suatu periode tertentu, biasanya dalam satu tahun yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan.
Pada perhitungan atas harga berlaku belum
menghilangkan faktor inflasi. Perhitungan atas dasar harga konstan (constant price) menggambarkan perubahan volume / kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai harga suatu tahun dasar tertentu.
Pada
perhitungan atas dasar harga konstan ini, faktor inflasi telah dihilangkan. Perhitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral. Pendapatan perkapita merupakan gambaran rata rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi. Pendapatan perkapita sering menjadi tolak ukur kemakmuran suatu negara atau daerah. Pendapatan perkapita pada dasarnya mengukur emampuan dari suatu negara untuk memperbesar output dalam laju yang lebih cepat dari pada pertumbuhan penduduk. Tingkatan dan laju pertumbuhan pendapatan perkapita riil (yakni sama dengan pertumbuhan pendapatan perkapita setelah dikurangi dengan
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
20
tingkat inflasi) merupakan tolak ukur ekonomis yang paling sering digunakan untuk mengukur sejauh mana kemakmuran ekonomis dari suatu negara. Berdasarkan tolak ukur tersebut, maka akan dimungkinkan untuk mengetahui seberapa banyak barang dan jasa riil yang tersedia bagi rata rata penduduk untuk melakukan kegiatan konsumsi dan investasi.
Konsep pendapatan nasional yang biasa dipakai dalam menghitung pendapatan per kapita pada umumnya adalah Pendapatan Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB). Dengan demikian, pendapatan per kapita dari suatu negara dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: PDB Tahun t PDB per kapita = Jumlah penduduk pada tahun t
PNB Tahun t PNB per kapita = Jumlah penduduk pada tahun t
2.5.1 Hubungan Pendapatan Nasional, Penduduk dan Pendapatan Perkapita Pendapatan nasional pada dasarnya merupakan kumpulan pendapatan masyarakat suatu negara. Tinggi rendahnya pendapatan nasional akan mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan per kapita negara yang bersangkutan. Akan tetapi, banyak sedikitnya jumlah penduduk pun akan
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
21
mempengaruhi
jumlah
pendapatan
per
kapita
suatunegara.
Tingginya pendapatan nasional suatu negara, tidak menjamin pendapatan per kapitanya juga tinggi. Hal ini terjadi karena faktor jumlah penduduk juga sangat menentukan tinggi rendahnya pendapatan per kapita.
Bank Dunia (World Bank) telah mengelompokkan negara-negara menjadi 5 kelompok berdasarkan tinggi rendahnya pendapatan per kapita.
1. Kelompok Negara Berpendapatan Rendah (Low Income Economies), yaitu negara-negara yang memiliki PNB per kapita US $ 520,00 atau kurang. 2. Kelompok Negara Berpendapatan Menengah Bawah (Lower – Middle Economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita antara US $ 521,00 sampai US $ 1.740,00. 3. Kelompok Negara Berpendapatan Menengah (Middle Economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita antara US $ 1.741,00 sampai US $ 2.990,00. 4. Kelompok Negara Berpendapatan Menengah Tinggi (Upper – Middle Economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita antara US $ 2.991,00 sampai US $ 4.870,00. 5. Kelompok Negara Berpendapatan Tinggi (High Income Economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita antara US $ 4.871,00 sampai US $ 25.480,00 bahkan lebih.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
22
2.5.2 Perbandingan per Kapita Indonesia dengan Negara lain Pendapatan per kapita Indonesia jika dibandingkan dengan negaranegara di Asia Tenggara, ternyata masih termasuk rendah. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel berikut: Tabel 2.2. Perbandingan PNB perkapita negara negara ASEAN (1999)
Sumber: IMF World Economic Outlook, September 2000 Sementara itu, pertumbuhan PNB Riil Per Kapita di dunia dapat dilihat dari tabel berikut:
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
23
Tabel 2.3 Pertumbuhan PNB riil per kapita
Sumber: IMF World Economic Outlook, September 2000 Berdasarkan tabel diatas, secara umum pada tahun 1998 pertumbuhan PNB Riil Per Kapita di dunia mengalami penurunan sebagaimana halnya Indonesia kecuali negara-negara tertentu seperti Amerika Serikat, Jerman, Kanada dan Perancis.
Hal ini terjadi, karena di dunia yang arus globalisasinya semakin gencar, kejadian atau masalah yang terjadi di suatu negara atau kawasan tertentu akan berdampak pula pada negara lainnya.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
24
Pertumbuhan PNB riil per kapita di suatu negara atau di suatu kawasan, tidak bisa dipisahkan dari pertumbuhan ekonomi negara atau kawasan yang bersangkutan.
2.6.
Kebijakan Pengendalian Uang Beredar Kebijakan pengendalian moneter setelah era deregulasi (1983) didasarkan pada target moneter sebagai target antara. Target moneter yang digunakan adalah uang beredar dalam arti sempit yaitu M1 dengan tetap memperhatikan uang beredar dalam arti luas. Sedangkan sasaran operasional yang digunakan adalah uang kartal. Alasan mengapa uang digunakan sebagai target antara selain indikator tingkat bunga, adalah karena alasan historis. Sebagaimana kita tahu bahwa pada awal orde baru (1969) situasi ekonomi berada pada kondisi hiperinflasi, dalam keadaan demikian keterkaitan antara uang (ekspansi moneter) dengan inflasi sangat menonjol. Dalam kondisi ekonomi yang semakin kompleks pengendalian moneter tidak cukup dilakukan hanya dengan satu atau dua instrumen saja. Sejak 1983 BI telah mengeluarkan piranti kebijakan moneter, yaitu : a. Operasi Pasar Terbuka Bank Indonesia menggunakan instrumen Operasi Pasar Terbuka (OPT) untuk mempengaruhi likuiditas di pasar uang guna memelihara kestabilan rupiah, diantaranya dengan menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), yaitu surat berharga yang diterbitkan BI sebagai pengakuan hutang jangka pendek dengan sistem diskonto. Pembelian SBI selain ditujukan
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
25
kepada Bank, dapat juga dibeli masyarakat luas melalui perantaraan perusahaan pialang pasar uang / pasar modal. b. Penetapan Tingkat Diskonto Di dalam perkembangannya melaksanakan kebijakan moneter, BI untuk sementara waktu meniadakan fasilitas diskonto, yaitu pada pertengahan tahun 1998 diikuti dengan peniadaan sementara transaksi Surat Berharga Pasar Uang. Dengan demikian walaupun tidak secara resmi diumumkan bahwa bunga SBI sebagai patokan suku bunga dalam negeri, namun telah secara efektif menjadi acuan tingkat suku bunga dalam negeri. Sejak tahun 1987 penetapan tingkat diskonto tidak lagi merupakan keputusan bank Indonesia, melainkan berdasarkan mekanisme pasar melalui proses lelang, sehingga tingkat diskonto yang terjadi merupakan cerminan kondisi pasar uang
yang
ada.
Penetapan
tingkat
diskonto
dilakukan
dengan
mempertimbangkan kebutuhan pengendalian moneter. c. Penentuan Giro Wajib Minimum Kebijakan ini mewajibkan setiap bank mencadangkan sejumlah aktiva lancar yang besarnya adalah persentasi tertentu dari kewajiban segeranya. Jika rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank menyalurkan kreditnya akan lebih kecil dibandingkan dengan sebelumnya. Giro Wajib Minimum ditetapkan BI atas bank-bank umum sebagai upaya mempengaruhi kemampuan Bank untuk menyalurkan aktiva produktifnya. Dalam kurun waktu penelitian terjadi beberapa kali perubahan dalam penentuan Giro Wajib
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
26
Minimum (GWM), sementara pada tahun sebelum Pakto 1988, adalah sebesar 15%. Kemampuan bank-bank umum dalam menghimpun dana pihak ketiga (DPK), harus mampu dicadangkan sebesar persentase tertentu di Bank Indonesia melalui ketentuan GWM. Besarnya GWM ataupun reserve requrement (RR) berhasil dihimpun bank-bank umum. 2.7.
Kebijakan Inflasi Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat kecenderungan sejumlah bank-bank sentral di dunia menggunakan inflation targeting dalam rangka kebijakan moneter sebagai rasa ketidakpuasan terhadap penggunaan besaranbesaran moneter ataupun exchange rate targeting. Inflation targeting adalah strategi
kebijakan
moneter
yang
bersifat
forward
looking
dengan
memfokuskan secara langsung pada kestabilan harga atau inflasi yang rendah sebagai sasaran tunggal akhir (Debelle dan Lim, 1998). Umumnya strategi pencapaian tersebut dilakukan melalui transmisi besaran-besaran harga (price targeting), seperti suku bunga dan nilai tukar. Salah satu alasan pertimbangan penggunaan strategi kebijakan moneter ini adalah karena melemahnya hubungan antara besaran-besaran moneter (monetary aggregates), sehingga mempersulit dalam pencapaiaan sasaran akhir. Globalisasi perekonomian dunia, inovasi produk-produk keuangan, sekuritisasi aset serta decoupling antara sektor keuangan dan sektor riil merupakan faktor yang melatar belakangi melemahnya hubungan besaran moneter tersebut.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
27
Pertimbangan lainnya adalah karena terdapatnya kesulitan dalam mencapai sasaran akhir ganda (multiple targets) dalam waktu bersamaan karena terdapatnya tradeoff antara masing-masing sasaran ganda tersebut. Pengalaman Indonesia dan beberapa negara yang menggunakan sasaran ganda menunjukkan bahwa banyak kendala ditemukan untuk mencapai semua sasaran akhir tersebut secara optimal pada saat bersamaan, sehubungan dengan adanya sifat kontradiktif diantara sasaran akhir tersebut. Sebagai contoh, apabila Bank Sentral melakukan ekspansi moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, maka tindakan tersebut akan memberikan dampak yang tidak menguntungkan terhadap laju inflasi dan keseimbangan neraca pembayaran. Sebaliknya, apabila otoritas moneter ingin mengetatkan kebijakan moneter dalam rangka mengendalikan laju inflasi maka hal tersebut akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pengangguran. Trade off tersebut merupakan phenomena umum sebagaimana dikemukakan dalam teori Phillips, yang dijelaskan dalam Phillips Curve. Pertimbangan lain adalah dengan penetapan sasaran tunggal inflasi maka dapat mendorong terfokusnya pengendalian moneter, sehingga dapat meningkatkan efektivitas pelaksanaan kebijakan moneter dalam memerangi inflasi. Laju inflasi yang tinggi tidak hanya menurunkan daya beli masyarakat tetapi juga dapat mengganggu kestabilan ekonomi makro lainnya, seperti mengganggu keseimbangan neraca pembayaran dan memperlemah nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Oleh karena itu banyak negara telah
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
28
menggunakan sasaran akhir tunggal dalam kebijakan moneternya, seperti Selandia Baru, Kanada, Australia, Swedia, Spanyol dan Inggris. Stanley Fischer dalam Gali (2004), Deputy Managing Director IMF, menyatakan bahwa pengendalian inflasi perlu menjadi sasaran utama kebijakan moneter bank sentral manapun di dunia. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam jangka panjang kebijakan moneter hanya dapat mempengaruhi laju inflasi sedangkan pertumbuhan ekonomi cenderung mengkuti pertumbuhan naturalnya. Sementara Bernanke dan Mishkin (1997) dan Masson (1998) mengemukakan beberapa motivasi dari banyaknya beberapa negara-negara pada akhir-akhir ini menggunakan inflasi sebagai sasaran tunggal, dapat disarikan sebagai berikut: a. Penetapan inflasi sebagai sasaran tunggal dapat digunakan sebagai nominal anchor dalam kebijakan moneter untuk meyakinkan masyarakat bahwa bank sentral akan melaksanakan kebijakan moneter secara disiplin dan konsisten. b. Adanya suatu preposisi dalam teori makroekonomi yang mengemukakan bahwa inflasi yang rendah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan efisiensi dalam jangka panjang. c. Uang bersifat netral dalam jangka menengah dan panjang sehingga peningkatan jumlah uang beredar hanya mempengaruhi tingkat harga, bukan output dan kesempatan kerja.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
29
d. Mahalnya biaya inflasi yang tinggi, khususnya dalam kaitan dengan alokasi sumber daya atau pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang atau keduanya. e. Pengaruh kebijakan moneter terhadap inflasi memerlukan lag yang sulit diprediksikan dan bervariasi pengaruhnya. Pengalaman beberapa negara, seperti Selandia Baru, Canada, Spanyol, Swedia dan Inggris menunjukkan bahwa setelah negara-negara tersebut menetapkan inflasi sebagai sasaran tunggal, laju inflasi dapat dikendalikan pada level yang cukup rendah. Namun dalam jangka pendek terdapat tradeoff antara penurunan inflasi dengan penurunan pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi berada pada tingkat yang sustainable. 2.8.
Kebijakan Nilai Tukar di Indonesia Dalam hal nilai tukar, Bank Indonesia (BI) melaksanakan kebijakan nilai tukar yang ditetapkan oleh pemerintah melalui keputusan presiden. Fungsi BI dalam hal ini adalah hanya sebatas memberi usulan kepada pemerintah dan hanya bertugas menjalankan kebijakan nilai tukar yang telah ditetapkan pemerintah. Usulan BI kepada pemerintah berdasarkan tugasnya dalam melaksanakan kebijakan nilai tukar antara lain dapat berupa : 1. Dalam sistem nilai tukar tetap berupa devaluasi atau revaluasi terhadap mata uang asing. 2. Dalam sistem nilai tukar mengambang berupa usaha untuk tetap membuat nilai tukar tetap stabil, bisa berupa intervensi pasar.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
30
3. Dalam nilai tukar mengambang terkendali berupa penetapan nilai tukar harian serta lebar pita intervensi. Dalam UU No. 24 tahun 1999 pasal tentang lalu lintas devisa dan sistem nilai tukar, disebutkan bahwa BI menggunakan sistem nilai tukar yang ditetapkan pemerintah. Dalam kurun waktu 1984 – 1997, kebijakan nilai tukar yang dianut oleh BI penggunaan batas fluktuasi rupiah dengan batas atas dan batas bawah disebut juga dengan sistem kurs terbatas. Kemudian pada tanggal 14 Agustus 1997, BI akhirnya melepaskan pita intervensinya setelah pada tanggal 11 Agustus 1997 dilakukan lebih dari dua kali intervensi. Kebijakan pengendalian kurs berdasarkan mekanisme pasar yang disebut sistem kurs mengambang (free floating rate) merupakan suatu sejarah baru dalam kebijakan moneter. Dalam kurun waktu sebelum periode krisis, BI tetap mengupayakan tingkat depresiasi sebesar 4% untuk meningkatkan daya saing ekspornya Kestabilan nilai rupiah sangat penting untuk mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Inflasi yang terjadi di Indonesia akibat jatuhnya nilai tukar rupiah, adalah keadaan dimana kelangkaan Dollar AS menyebabkan rupiah diperdagangkan dengan harga yang jauh lebih murah, artinya dalam konsep perdagangan internasional, harga barang impor menjadi lebih mahal, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun produksi dalam negeri, sebaliknya terjadi kenaikan ekspor. Kedua hal di atas dapat menimbulkan inflasi dalam negeri karena hubungannya terhadap peningkatan pertumbuhan uang beredar. Jika harga barang impor meningkat sementara industri di
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
31
Indonesia menggunakan import content yang tinggi, maka semakin banyak dibutuhkan rupiah untuk membeli kebutuhan produksinya, untuk kemudian menaikkan harga barang akibat kenaikan biaya produksinya. Bagi eksportir rendahnya nilai rupiah membuat penghasilannya meningkat jika harga 1 unit barang yang dijual dalam bentuk Dollar AS, kemudian kelebihan penghasilan tersebut dibelanjakan di dalam negeri, sehingga uang beredar bertambah dan akhirnya menaikkan tingkat inflasi (Salvatore dalam Khalwaty, 2000). Kurs rupiah yang sempat menembus angka Rp. 16.000 per US. Dollar adalah ekspresi kepanikan sektor keuangan Indonesia, kemudian menjalar kepada kepanikan dalam pemenuhan kebutuhan pokok. Ekspektasi negatif yang diterima masyarakat baik dalam dan luar negeri terhadap kondisi moneter Indonesia, sedaya upaya dibendung oleh BI dalam upayanya menjaga dan memelihara stabilitas nilai rupiah. Kondisi krisis nilai tukar yang tidak stabil di atas adalah keadaan dimana krisis moneter tidak hanya menyebabkan krisis ekonomi tetapi berimbas kepada krisis politik dan kepercayaan. Jika dilihat dari usaha BI untuk menstabilkan nilai rupiah mulai menunjukkan hasil dimana pada tahun 2002 kurs rupiah berada pada posisi Rp. 8900/US. Dollar, untuk selanjutnya stabil pada kisaran Rp. 8000 hingga Rp. 8.900 per US. Dollar. 2.9.
Kebijakan Suku Bunga di Indonesia Kebijakan moneter dalam sistem nilai tukar Rupiah yang fleksibel secara teori memerlukan sensivitas yang tinggi antara suku bunga domestik terhadap aliran modal internasional dan keeratan hubungan negatif antara nilai
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
32
tukar Rupiah dengan suku bunga serta elatisitas yang tinggi antara perubahan nilai tukar Rupiah dengan penawaran ekspor dan permintaan impor. Selain itu, nilai tukar Rupiah yang fleksibel dan stabil juga harus tetap dijaga agar tidak memberikan tekanan pada harga-harga domestik. Oleh karena suku bunga tampak memegang peranan vital dalam pengendalian moneter dalam sistem nilai tukar yang fleksibel, maka pendekatan pengendalian moneter diusulkan untuk menggunakan suku bunga sebagai sasaran operasional dengan inflasi sebagai sasaran tunggal. Suku bunga sebagai sasaran operasional akan diuji transmisinya secara detail mulai dari suku bunga overnight, suku bunga deposito, suku bunga SBI lelang, dan suku bunga kredit. Perkembangan nilai tukar rupiah yang relatif stabil, trend penurunan inflasi yang terus berlangsung, dan uang primer yang terkendali di bawah target indikatifnya tersebut, telah memberikan ruang gerak bagi Bank Indonesia untuk memberikan sinyal penurunan suku bunga secara bertahap antara lain guna mempercepat proses pemulihan ekonomi. 2.10. Penelitian Sebelumnya Ada beberapa peneliti yang telah meneliti mengenai permintaan uang, antara lain: 1. Insukindro (1998) Disimpulkan bahwa uang berfungsi sebagai stok penyangga atau persediaan, karena dia diharapkan dapat menghilangkan kesenjangan yang tidak dapat diantisipasi oleh agen agen ekonomi sebagai akibat adanya perbedaan antara
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
33
saat mereka menerima pendapatan dan saat mereka membelanjakan, serta cara yang digunakan dalam transaksi tersebut (tunai, atau kredit). Kesenjangan ini dapat disebabkan oleh adanya shock baik dari sisi permintaan maupun sisi penawaran atau keduanya, dan kecepatan pelaku ekonomi dalam melakukan penyesuaian penyesuaian.
Dalam kondisi semacam ini, masyarakat
memegang uang kartal bukan hanya untuk tujuan bertransaksi, tetapi lebih kepada untuk berjaga jaga, dan bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk motif spekulasi. 2. Aliman (1998) Disimpulkan bahwa lebih banyaknya variabel tingkat pendapatan nasional yang mempunyai pengaruh lebih kuat dan lebih segera dibandingkan dengan pengaruh sebaliknya baik di Indonesia dan di Thailand (kecuali untuk M2 dengan tingkat pendapatan nasional di Indonesia dan M1 dengan tingkat pendapatan nasional di Thailand). Apabila ada penambahan jumlah uang beredar, apakah M0, M1, M2 baru akan menaikkan tingkat pendapatan nasional setelah melalui proses multiplier dalam jangka waktu yang relatif lama. Dilain pihak adanya kenaikan tingkat pendapatan nasional dalam waktu yang relatif tidak lama akan menuntut penambahan jumlah uang yang beredar lebih segera, karena tingkat pendapatan nasional yang tidak lain output nasional, kalau mengalami kenaikan dengan tanpa diimbangi dengan penambahan jumlah uang beredar, harga harga akan turun, dan hal ini akan menyebabkan pelaku ekonomi menjadi kurang bergairah karena revenue nya berkurang.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
34
3. Maravic dan Palic (2005) Disimpulkan bahwa untuk jangka panjang dan jangka pendek fungsi permintaan uang sangat spesifik, tetapi permintaan uang tidak stabil selama periode observasi, mencapai titik stabil pada periode pertengahan 2002. Permintaan uang masih sangat dipengaruhi oleh expected inflasi. Pembayaran suku bunga jangka pendek merupakan trasaksi deposit yang sangat liquid. 4. Sterken (1999) Disimpulkan dari vektor kointegrasi jangka panjang bahwa elastisitas income melebihi elastisitas unit, hal ini disebabkan sistem perekonomian yang terpusat dan adanya kegiatan black market. Sebuah kenaikan satu persen pada harga makanan atas harga barang yang bukan makanan akan mengakibatkan 0,2
persen
kenaikan
penyimpanan
uang
kontan
perkapita.
Untuk
mengimbanginya pihak otoritas moneter di Ethopia selama masa kelaparan meningkatkatan supply uang kartal. Meningkatnya supply dan demand uang kartal tidak menimbulkan inflasi pada masa kelaparan di Ethopia
5. Santoso et al. (1999) Beralihnya sistem nilai tukar rupiah dari sistem mengambang terkendali (managed floating exchange rate) ke sistem nilai tukar mengambang penuh (floating exchange rate) memberikan dampak terhadap kebijakan moneter di Indonesia. Nilai tukar yang sebelumnya digunakan sebagai salah satu nominal anchor dalam pencapaian sasaran akhir kebijakan moneter tidak berlangsung lama digunakan lagi. Sementara dengan semakin terbukanya perekonomian
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
35
Indonesia, nilai tukar rupiah sangat rentan terhadap arus lalu lintas modal internasional yang bergerak sedemikian dinamis. Pasar keuangan yang berkembang pesat sebagai imbas keterbukaan tersebut telah mendorong ketidak stabilan permintaan akan uang sehingga telah mengurangi efektivitas kebijakan moneter dengan pendekatan kuantitas. Ketidakstabilan permintaan uang tersebut antara lain disebabkan pesatnya perkembangan produk-produk keuangan dan terjadinya decoupling antara sektor keuangan dan sektor riil dimana uang bukan hanya sebagai alat transaksi tetapi juga sebagai barang yang diperdagangkan. Pengujian empiris dengan menggunakan vector autoregression dan Granger causality test versi Hsiao menunjukkan bahwa kebijakan moneter dengan inflation targeting dapat digunakan di Indonesia khususnya setelah era sistem nilai tukar fleksibel. Pengendalian moneter dalam kerangka inflation targeting dapat dilakukan dengan menggunakan sukubunga PUAB overnight sebagai kandidat utama sasaran operasional dan MCI sebagai sasaran antara, sementara underlying inflation sebagai sasaran akhir tunggal. Sementara penggunaan MCI sebagai sasaran antara tidak dilakukan secara kaku (policy rules) tetapi dimungkinkan terjadinya discretionary policy sepanjang shock terhadap inflasi dan nilai tukar berasal dari supply shock dan bersifat sementara. Disamping itu, masih kuatnya hubungan langsung antara monetary aggregates dengan inflasi maka pengalihan kebijakan moneter dari quantity targeting ke price targeting bukan merupakan substitusi penuh.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
36
Monetary aggregates masih tetap digunakan sebagai variabel indikator untuk mendeteksi tekanan terhadap inflasi. 2.11.
Kerangka Pemikiran Dalam kerangka Pemikiran perlu dijelaskan secara teoritis antara variabel independen dan variabel dependen.
Dengan demikian maka
kerangka pemikiran penulis dari penelitian ini adalah Permintaan uang Kartal (sebagai dependent variable) dipengaruhi oleh inflasi, pendapatan per kapita, kurs, dan suku bunga (sebagai independent variable)
PENDAPATAN
(+)
PER KAPITA
(+)
PERMINTAAN UANG
INFLASI
KARTAL
KURS
(+)
SUKU BUNGA
(-)
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
37
2.12.
Hipotesis Hipotesis
merupakan
jawaban
sementara
ataupun
kesimpulan
sementara untuk menjawab permasalahan yang terdapat dalam penelitian. Berdasarkan teori dan permasalahan sebelumnya, maka dibuatlah hipotesis sebagai berikut: 1. Kenaikan Pendapatan Perkapita mempunyai pengaruh positif terhadap jumlah permintaan uang kartal di Indonesia. 2. Tingkat inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap jumlah permintaan uang kartal di Indonesia. 3. Kurs Mata Uang Rupiah terhadap Dollar AS mempunyai pengaruh yang positif terhadap jumlah permintaan uang kartal di Indonesia. 4. Suku bunga mempunyai pengaruh yang negatif terhadap jumlah permintaan uang kartal di Indonesia.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor faktor sebagai berikut Pendapatan Perkapita, Inflasi, Kurs dan tingkat bunga bank terhadap permintaan uang kartal di Indonesia sejak tahun 1970 – 2004, dengan mengambil data tahunan.
3.2.
Sumber data Dalam penyusunan tesis ini penulis mengadakan serangkaian penelitian guna mendapatkan data yang diperlukan.
Adapun data yang
digunakan adalah data sekunder yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan cara melakukan pencatatan data yang sudah ada dan didapat dari sumber yang terpercaya seperti Bank Indonesia, dan Badan Pusat Statistik Indonesia.
3.3.
Model Analisis Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi linear berganda, karena penelitian ini dirancang untuk meneliti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Metode yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS).
38 Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
39
Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat Permintaan Uang Kartal di Indonesia dapat digambarkan dengan fungsi sebagai berikut: UKR = f (PDB, INF, ER, IR) ….………………….……………… (1) Dan
dari
persamaan
(1)
dispesifikasikan
kedalam
model
ekonometrika dalam bentuk model logaritma - linear : Ln UKR = α + β1 LnPDB + β2 LnINF + β3 LnER - β4 LnIR + μ Dimana: UKR = jumlah uang kartal beredar per tahun (miliar rupiah) α = intercept PDB = tingkatan pendapatan perkapita (juta rupiah) INF = tingkat inflasi (persen) ER = Kurs (Rupiah) IR = tingkat suku bunga (persen) β1, β2,...dst. = koefisien regresi μ = error term
3.4.
Uji Diagnosis
3.4.1. Uji Kesesuaian (Test of Goodeness of Fit) a. Uji Parsial (uji – t) Uji Parsial digunakan untuk melihat apakah ada pengaruh positif dan signifikansi variabel bebas terhadap variabel terikat.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
40
b. Uji F Hitung Uji F hitung statistik digunakan untuk melihat secara bersama sama apakah ada pengaruh positif dan signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat . c. Uji Determinasi (R2) Uji ini bertujuan untuk menjelaskan seberapa besar variasi dari variabel terikat dapat diterangkan oleh variable bebas. Apabila R2 = 0, artinya variasi dari variabel terikat tidak dapat diterangkan oleh variabel bebas sama sekali. Sementara apabila R2=1, artinya variasi dari variabel terikat dapat diterangkan 100% oleh variabel bebas. Dengan demikian model regresi akan ditentukan oleh R2 yang nilainya antara nol dan satu. 3.4.2. Uji Asumsi Klasik a.
Uji Multikolinieritas
Salah satu asumsi regresi linear klasik adalah tidak adanya multikolinearitas sempurna (no perfect multicolinearity). Ada tiga hal yang perlu dibahas terlebih dahulu dalam multikolinearitas (Sumodinongrat, 1994) : (1) multikolinearitas pada hakekatnya adalah fenomena sample.
(2)
multikolinearitas adalah persoalan derajat bukan persoalan jenis. (3) masalah multikolinearitas hanya berkaitan dengan adanya hubungan liniear di antara variabel-variabel bebas.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
41
Pengujian ini untuk mendeteksi multikolinearitas dengan cara melihat gejala – gejala yang biasa dipakai untuk melihat adanya multikolinearitas yaitu antara lain dengan melihat koefisien determinasi (R2). Multikolinearitas terjadi apabila nilai Fhitung terhadap Ftabel tinggi tetapi tidak semua koefisien regresi signifikan. Apabila R2 tinggi yaitu 0,7 sampai 1 maka antara variabel independen yang berkorelasi mungkin terjadi multikolinearitas.
b. Uji Otokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti dalam data time series. Sehingga terdapat saling ketergantungan antara faktor pengganggu yang berhubungan dengan observasi yang dipengaruhi oleh unsur gangguan yang berhubungan dengan pengamatan lainnya. Oleh karena itu masalah autokorelasi biasanya muncul dalam data time series, meskipun tidak menutup kemungkinan terjadi dalam data cross sectional. Uji untuk melihat autokorelasi dapat dilakukan dengan uji DurbinWatson Test ataupun dengan uji Lagrange Multiplier Test (LM-Test). Namun uji DW Test tidak bisa diterapkan terhadap model regresi yang mempunyai nilai kelambanan (lag) dari variabel tak bebas.
Dengan
membandingkan nilai X2 hitung dengan X2 tabel dinyatakan penilaian: • Jika nilai X2 hitung > X2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada masalah autokorelasi dalam model empiris yang digunakan ditolak.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
42
• Jika nilai X2 hitung < X2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada masalah autokorelasi dalam model empiris yang digunakan tidak dapat ditolak
3.5.
Batasan Operasional Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini maka, perlu diberikan batasan operasional sebagai berikut: 1.
Uang Kartal (UKR) adalah uang kertas dan uang logam yang di edarkan oleh Bank Indonesia dan dinyatakan dalam miliar Rupiah
2.
Pendapatan Perkapita (PDB) adalah tingkat Pendapatan Domestik Bruto tahunan berdasarkan harga konstan tahun 1993 dan 2003 dan dinyatakan dalam juta Rupiah
3.
Inflasi (INF) adalah adalah kecenderungan harga naik secara umum dan terus menerus untuk penelitian ini data diambil dari Indeks harga konsumen (dalam persen)
4.
Nilai Tukar (ER) adalah nilai tukar mata uang Rupiah per satu satuan dollar AS, dan dinyatakan dalam Rupiah.
5.
Suku Bunga (IR) adalah tingkat suku bunga deposito selama 12 bulan, dan dinyatakan dalam persen
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Perkembangan dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal Di Indonesia
4.1.1. Perkembangan Uang Kartal Perkembangan permintaan Uang kartal di Indonesia sejak tahun 1970 hingga tahun 2004 secara rata rata adalah 20,521 miliar Rupiah pertahun, tetapi perkembangan ini tidaklah secara merata mengalami kenaikan, melainkan diawali dengan adanya krisis moneter pada tahun 1998. Permintaan uang kartal kembali mulai naik secara wajar pada tahun 2000, 2001, dan 2002, dan melonjak lagi pada tahun 2003 dan 2004. Permintaan uang kartal untuk periode 1970 – 2004 terbesar pada tahun 2004 sebesar 19265 miliar rupiah, dan terkecil pada tahun 1970 sebesar 155 miliar rupiah. Kenaikan jumlah permintaan uang kartal di Indonesia pada umumnya disebabkan dua faktor. Pertama, musim lebaran yang setiap tahun menunjukkan peningkatan kebutuhan uang kartal dari masyarakat. Kedua, kenaikan harga bahan bakar minyak yang juga menyumbang peningkatan kebutuhan uang kartal.
43
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
44
Perkembangan permintaan uang kartal di Indonesia sejak tahun 1970 hingga tahun 2004 dapat dilihat sebagai berikut: 120000
Miliar Rupiah
100000 80000 60000 40000 20000
19 70 19 72 19 74 19 76 19 78 19 80 19 82 19 84 19 86 19 88 19 90 19 92 19 94 19 96 19 98 20 00 20 02 20 04
0
Tahun
Gambar 4.1. Permintaan Uang Kartal Di Indonesia Sumber: Bank Indonesia
4.1.2. Pendapatan Perkapita Perhitungan PDB dapat memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatau negara atau tingkat kesejahteraan sosial masyarakat, semakin berkembangnya PDB, sektor riil akan berkembang, Sebelum krisis ekonomi (1970-1997) pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat berfluktuasi dengan kecenderungan menaikkan, selama periode tersebut Pertumbuhan ratarata mencapai 6,58 %, kondisi paling buruk dialami yaitu masa krisis Tahun 1982 sampai tahun 1985 pertumbuhan ekonomi rendah disebab kan oleh melemahnya perekonomian dunia disebabkan resesi dunia sehingga permintaan terhadap ekspor Indonesia menurun, penurunan yang besar ini hingga
pemerintah mendevaluasi rupiah. Pada tahun 1997 pertumbuhan
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
45
ekonomi semakin merosot dan pada tahun 1998 terjadi krisis ekomi dan inflasi sampai 58 % yang melemahkan hampir setiap kegiatan perekonomian Indonesia mencapai -13,13 %. Periode 1999-2004 pertumbuhan ekonomi semakin meningkat, dan pertumbuhan dan sampai
mulai
pertumbuhan
ekonomi semakin meningkat mencapai rata-rata 3,99 %.). Perkembangan PDB riil Indonesia dilihat dari pertahunnya yaitu: Selama tahun 2000-2004 meningkat secara representatif, dimana pada tahun 2002 meningkat sebesar 3,64 persen dibandingkan tahun 2001. Pertumbuhan ini terjadi pada sektor pertanian, sektor pertambangan-penggalian, sektor perdagangan, sektor pengangkutan dan sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan, untuk tahun . 2003 meningkat sebesar 3,48 persen dibandingkan tahun 2002. Pertumbuhan ini terjadi pada sektor pertanian, sektor perdagangan, sektor pengangkutan, sektor keuangan dan sektor jasa-jasa. Tahun 2003-2004 hampir semua komponen PDB mengalami peningkatkan terutama komponen investasi fisik, impor, ekspor dan konsumsi rumah tangga.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
46
Perkembangan Pendapatan Perkapita (PDB) di Indonesia sejak tahun 1970 hingga tahun 2004 dapat dilihat sebagai berikut: 25000000
Miliar Rupiah
20000000 15000000 10000000 5000000
19 70 19 73 19 76 19 79 19 82 19 85 19 88 19 91 19 94 19 97 20 00 20 03
0
Tahun
Gambar 4.2. Perkembangan PDB Indonesia Sumber: Bank Indonesia
4.1.3. Inflasi Sebelum krisis ekonomi (1970-1997) pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat, Tahun 1998 tingkat inflasi tercatat cukup tinggi karena adanya Cost Push Inflation. Industri yang berkembang di Indonesia ternyata berdampak karena katergantungan sektor industri pada bahan baku impor, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar yang pernah mencapai Rp. 15.000 per 1 US$ pada tahun 1998 menyebabkan harga bahan baku import meningkat sehingga mempengaruhi harga-harga dalam negeri. Demikian juga pasca krisis 1997, masih lemahnya kinerja perekonomian (Sektor riil khususnya) menyebabkan
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
47
daya beli masyarakat mengalami penurunan. Kondisi ini menyebabkan inflasi tercatat relatif rendah dibandingkan pada saat periode krisis yang lalu. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan drastis pada tahun 1998-1999 merupakan suatu pukulan yang sangat berat bagi sistem perekonomian Indonesia. Tingginya tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor usaha yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan usaha sektor produksi. Sebagai akibatnya kualitas aset perbankan turun secara drastis sementara sistem perbankan diwajibkan untuk terus memberikan imbalan kepada depositor sesuai dengan tingkat suku bunga pasar. Rendahnya kemampuan daya saing usaha pada sektor produksi telah pula menyebabkan berkurangnya peran sistem perbankan secara umum untuk menjalankan fungsinya sebagai intermediator kegiatan investasi.,melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang pernah mencapai Rp. 15.000 per 1 US$ pada tahun 1998 menyebabkan harga bahan baku import meningkat sehingga mempengaruhi harga-harga dalam negeri. Krisis ekonomi dan moneter merupakan suatu pukulan yang sangat berat bagi sistem perekonomian Indonesia. Dalam periode tersebut, banyak lembaga-lembaga keuangan, termasuk perbankan, mengalami kesulitan keuangan. Tingginya tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor usaha yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan usaha sektor produksi.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
48
Untuk mengatasi permasalahan inflasi Bank Indonesia menerapkan kebijakan moneter dengan meningkatkan suku bunga. Efeknya mulai terasa tahun 2000 dimana tingkat inflasi dapat ditekan mencapai 13,8 % Perekonomian Indonesia Tahun 2004 menunjukkan perkembangan yang semakin mantap, bahkan lebih baik dari perkiraan awal tahun. Pertumbuhan ekonomi meningkat, disertai pola ekspansi yang semakin seimbang, perkembangan tersebut didukung oleh semakin terjaganya kestabilan makroekonomi melalui penerapan kebijakan yang konsisten. Meskipun demikian kerja keras masih harus ditingkatkan mengingat perbaikan yang terjadi belum sepenuhnya mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi, terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing ekonomi. Kegiatan ekonomi mencatat pertumbuhan tertinggi pascakrisis ekonomi, yaitu sebesar 5,1%, yang diikuti dengan perbaikan pola ekspansi. Konsumsi mengalami pertumbuhan yang relatif stabil, sementara kegiatan investasi meningkat tajam, setelah dalam tiga tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang rendah, demikian pula pertumbuhan ekspor barang dan jasa terus meningkat, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan volume perdagangan dunia yang diikuti dengan melonjaknya harga- harga komoditi minyak dan gas bumi (Migas) serta non migas. Sementara itu meningkatnya kegiatan investasi didorong oleh membaiknya permintaan domestik dan dukungan pembiayaan. Sejalan dengan meningkatnya permintaan domestik dan ekspor, kegiatan impor barang dan jasa juga turut mengalami
peningkatan
yang
tinggi.perkembangan
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
tersebut
berhasil
49
memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat, yang tercermin pada peningkatan pendapatan perkapita dan penurunan kemiskinan. Pada tahun 2004 masih banyak permasalahan yang belum dapat diselesaikan. Pemerintah masih harus berupaya keras untuk mengatasi iklim investasi yang belum kondusif, ditengah kapasitas produksi yang semakin terbatas, efisiensi yang masih rendah yang mengakibatkan rendahnya daya saing perekonomian dan kondisi infrastruktur yang belum memadai. Pada saat yang sama restrukturisasi perbankan sepenuhnya yang dapat menghambat pulihnya kepercayaan dunia usaha serta kelancaran pembiayaan sektor riil. Selain permasalahan diatas, perekonomian Indonesia tahun 2004 juga dihadapkan pada berbagai tantangan yang dapat menghambat aktivitas perekonomian. Disisi eksternal, kecendrungan suku bunga global yang meningkat diperberat oleh peningkatan harga minyak yang tinggi Selain itu kenaikan harga minyak juga berdampak pada peningkatan defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang memberikan tekanan pada inflasi. Disisi internal, proses transisi politik yang terjadi pada tahun 2004 juga sempat mempengaruhi persepsi pelaku ekonomi terhadap prospek perekonomian nasional. Dibidang perbankan, struktur kelembagaan perbankan juga masih menghambat kemampuan Bank dalam mengelola dan meningkatkan skala usaha. Berbagai tantangan yang melingkupi perekonomian menghadapkan para pengambil kebijakan yang harus dilakukan secara berhati- hati. di sektor moneter, inflasi yang bersumber dari depresiasi nilai tukar dan ekspektasi
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
50
inflasi yang tinggi. sektor riil, kebijakan fiskal dihadapkan pada tantangan untuk memgurangi defisit APBN akibat tingginya subsidi BBM akibat kenaikan harga BBM di pasar dunia, Nisbah pajak terhadap PDB yang masih rendah, dan sumber pembiayaan yang terbatas untuk menjaga suasana yang kondusif disektor riil, tantangan kebijakannya adalah untuk meningkatkan konsistensi antar berbagai ketentuan, memperkuat pelaksanaan kebijakan di lapangan dan menyelaraskan peraturan pemerintah pusat dan daerah Untuk merespon berbagai tantangan tersebut Bank Indonesia dan Pemerintah telah menempuh berbagai kebijakan untuk memperkokoh stabilitas
makroekonomi
sekaligus
tetap
mendorong
pertumbuhan
ekonomi.kebijakan moneter diarahkan untuk tetap konsisten mencapai sasaran inflasi jangka menengah. perbankan dan meningkatkan peran perbankan dalam perekonomian terutama melalui penyaluran kredit. Kondisi moneter pada tahun 2004 secara umum cukup stabil, meskipun pada paruh kedua dibayangi tantangan yang terutama bersumber dari sektor eksternal. Kestabilan tersebut tercermin pada pertumbuhan uang primer yang relatif terkendali dan pergerakan suku bunga yang cendrung menurun. Komitmen dan konsisten Bank Indonesia untuk mencapai sasaran Inflasi dengan tetap mendukung percepatan perbaikan perekonomian disertai semakin membaiknya kondisi sosial politik dan iklim usahan mendorong tercapainya stabilitas moneter. Berikut perkembangan inflasi di Indonesia:
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
51
Perkembangan Inflasi (INF) di Indonesia sejak tahun 1970 hingga tahun 2004 dapat dilihat sebagai berikut: 90.00 80.00
Persentase
70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00
19 70 19 73 19 76 19 79 19 82 19 85 19 88 19 91 19 94 19 97 20 00 20 03
0.00
Tahun
Gambar 4.3 Perkembangan Inflasi di Indonesia Sumber: Bank Indonesia Pada awal tahun 1970 – an perkembangan tingkat inflasi di Indonesia cukup tinggi hingga mencapai 40% di tahun 1974, hal ini disebabkan baru terjadinya perpindahan kekuasaan pemerintah dari Presiden Soekarno (Orde Lama) kepada Presiden Suharto (Orde Baru), dimana pemerintahan orde lama meninggalkan warisan keadaan ekonomi yang carut marut kepada pemerintah Orde Baru. Secara perlahan pemerintah Orde baru berhasil menurunkan tingkat inflasi dengan adanya bantuan dari negara asing dan juga terjadinya “oil boom” dimana indonesia sebagai salah satu anggota negara negara pengekspor minyak (OPEC) dapat menikmati tingginya harga minyak
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
52
dipasaran dunia, sehingga pembangunan di dalam negeri dapat terus bergerak, sehingga inflasi dapat ditekan. Rata rata tingkat inflasi di Indonesia dari tahun 1970 – 2004 adalah 13,1 %. Tingkat inflasi yang tertinggi yang pernah dialami Indonesia adalah pada tahun 1998 yang berjumlah hampir mendekati 80%, hal ini disebabkan adanya krisis moneter di Indonesia. Sedangkan untuk mulai dari tahun 2000 – 2004 tingkat inflasi sudah dapat dikendalikan hanya berada pada kisaran rata rata 6% per tahun.
4.1.4. Nilai Tukar Penyebab utama terjadinya fluktuasi nilai tukar bisa timbul dari berbagai sebab antara lain jika kepercayaan mastarakat terhadap mata uang tersebut menurun, disebabkan karena anggota masyarakat tidak mau memegang uang dan melepaskan pada pembelian barangsehingga kecepatan uang yang beredar semakin tinggi sehingga mengakibatkan terdorongnya harga harga naik dan mengakibatkan inflasi Pergerakan Nilai Tukar Rupiah pada tahun 1998 mengalami peningkatan mencapai Rp. 8.425 per US dollar yaitu pada saat krisis ekonomi peningkatan tersebut mencapai hampir 50 % dari tahun 1997.Tahun
2004 secara keseluruhan relatif stabil, meskipun
rupiah sempat mengalami tekanan depresiasi yang cukup berarti. Secara rata- rata perkembangan nilai tukar rupiah tahun dibandingkan denagan tahun 2004 sebesar Rp. 9.290 per US dollar. lebih tinggi dari tahun
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
53
2003 yang mencapai 5,31% yaitu sebesar Rp.8.465 per US dollar. sedangkan di tahun 2002 terapresiasi 14,4% yaitu sebesar Rp.8.940 per US dollar. pada tahun 2001 nilai tukar rupiah kembali terdepresiasi hingga mencapai 8,39%. yaitu sebesar Rp.8.465 per US dollar dan kembali menguat di tahun 2000 mencapai 7,74% yaitu sebesar Rp.9.595 per US dollar Perkembangan Nilai tukar (ER) di Indonesia sejak tahun 1970 hingga tahun 2004 dapat dilihat sebagai berikut: 12000 10000
Rupiah
8000 6000 4000 2000
20 03
20 00
19 97
19 94
19 91
19 88
19 85
19 82
19 79
19 76
19 73
19 70
0
Tahun
Gambar 4.4. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US $ Dollar Sumber: Bank Indonesia
4.1.5. Suku Bunga Suku bunga merupakan faktor yang penting dalam perekonomian suatu negara karena sangat berpengaruh terhadap “kesehatan” suatu perekonomian. Hal ini tidak hanya mempengaruhi keinginan konsumen untuk membelanjakan ataupun menabungkan uangnya tetapi juga mempengaruhi
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
54
dunia usaha dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu tingkat suku bunga mempunyai pengaruh yang sangat luas, tidak hanya pada sektor moneter, melainkan juga pada sektor riil, sektor ketenagakerjaan, bahkan sektor internasional. Nilai suku bunga domestik di Indonesia sangat terkait dengan suku bunga internasional. Hal ini disebabkan oleh akses pasar keuangan domestik terhadap pasar keuangan internasional dan kebijakan nilai tukar yang kurang fleksibel. Selain suku bunga internasional, tingkat diskonto SBI juga merupakan faktor penting dalam penentuan suku bunga di Indonesia. Peningkatan diskonto SBI segera direspon oleh suku bunga PUAB (Pasar Uang Antar Bank), sedangkan respon suku bunga deposito baru muncul setelah 7–8 bulan. Faktor lain yang turut berpengaruh dalam penentuan suku bunga di Indonesia adalah kondisi likuiditas yang berdampak pada suku bunga PUAB dalam jangka pendek. Namun dalam jangka panjang akan mendorong arus modal masuk sehingga pengaruhnya terhadap suku bunga deposito dan suku bunga kredit lebih kecil. Salah satu faktor penting dalam menganalisa dan meramalkan tingkat suku bunga adalah inflasi. Pengertian inflasi dalam arti luas didefinisikan sebagai suatu kenaikan relatif dalam tingkat harga umum. Inflasi dapat timbul bila jumlah uang atau uang deposito dalam peredaran banyak, dibandingkan dengan jumlah barang-barang serta jasajasa yang ditawarkan atau bila karena
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
55
hilangnya kepercayaan terhadap mata uang nasional, terdapat adanya gejala yang meluas untuk menukar dengan barang-barang. Tingkat Suku Bunga pada tahun 1970 – 1977 masih berada disekitar 15,0 %, sedangkan pada tahun 1978 – 1982 tingkat suku bunga turun menjadi dibawah 10% hal ini disebabkan adanya resesi yang melanda dunia. Rata rata suku bunga dari tahun 1970 – 2004 adalah sebesar 15,5%. Untuk periode 1983 – 1997 tingkat suku bunga naik menjadi sekitar dibawah 25%. Lonjakan drastis terjadi pada tahun 1998 – 1999, pada saat terjadinya krisis moneter di Indonesia suku bunga melonjak hingga 28%, Periode 2000 – 2004 suku bunga secara gradual turun menjadi sekitar 10% pada tahun 2004. Perkembangan Suku Bunga (IR) di Indonesia sejak tahun 1970 hingga tahun 2004 dapat dilihat sebagai berikut:
30.00
Persentase
25.00 20.00 15.00 10.00 5.00
Tahun
Gambar 4.5 : Perkembangan Suku Bunga di Indonesia Sumber: Bank Indonesia
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
20 03
20 00
19 97
19 94
19 91
19 88
19 85
19 82
19 79
19 76
19 73
19 70
0.00
56
4.2.
Analisis dan Pembahasan Analisis mengenai permintaan uang kartal di Indonesia, berdasarkan model estimasi yang dipengaruhi oleh Pendapatan Domestik Bruto, inflasi, Kurs, dan Suku Bunga. Untuk mengetahui besarnya parameter (koefisien regresi) dari masing masing variabel independent, yaitu PDB, INF, ER, dan IR terhadap permintaan uang kartal di Indonesia, dapat dilakukan dengan komputer dengan penggunaan program Eviews 4.1. Hasil Pengolahan data menunjukkan:
LNUKR = 5,279 + 0,350*LNPDB + 0,170*LNINF + 1,548*LNER – 0,936*LNIR
Standard Error
(1,812)
(0,129)
(0,122)
(0,082)
(0,306)
t- stat
(2,913)
(2,713)
(2,392)
(18,794) (-3,058)
R-squared
0,845
f-statistik
131,02
R2 Adjusted
0.838
Prob. F- Statistik
0,0000
D-W Statistik
1.565
Dari persamaan tersebut diatas dapat diuraikan sebagai berikut: Koefisien Regresi PDB sebesar 0,350, menunjukkan bahwa Pendapatan Perkapita (PDB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Permintaan Uang Kartal (UKR).
Atau dengan kata lain jika variabel
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
57
Pendapatan Perkapita naik / meningkat sebesar 1 persen ceteris paribus, maka akan menaikkan permintaan uang kartal sebesar Rp 0,350 persen. Koefisien Regresi INF sebesar 0,170, menunjukkan bahwa Inflasi (INF) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Permintaan uang kartal (UKR). Atau dengan kata lain jika apabila variabel Inflasi naik / meningkat sebesar 1 persen, ceteris paribus, maka akan menaikkan permintaan uang kartal sebesar 0,170 persen, Koefisien Regresi ER sebesar 1,548, menunjukkan bahwa Kurs (ER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Permintaan uang kartal (UKR). Atau dengan kata lain jika apabila kurs naik / meningkat sebesar 1 persen, ceteris paribus, maka akan menaikkan permintaan uang kartal sebesar 1,548 persen. Koefisien Regresi IR sebesar
-0,936, menunjukkan bahwa suku
bunga (IR) berpengaruh negatif terhadap Permintaan uang kartal (UKR). Atau dengan kata lain jika apabila suku bunga naik / meningkat sebesar 1 persen, ceteris paribus, maka akan menurunkan permintaan uang kartal sebesar 0,936 persen. Untuk melihat apakah adanya pengaruh krisis moneter pada tahun 1998 membawa perbedaan yang signifikan maka diadakan Chow test. Hasil dari eviews 4.1 adalah sebagai berikut:
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
58
Tabel 4.1. Hasil Uji Chow Chow Breakpoint Test: 1998 F-statistic Log likelihood ratio
43.31511 Probability 79.39073 Probability
0.000000 0.000000
Sumber: Lampiran 3 Dilihat dari nilai F-statistik menunjukkan Fhitung (43,315) > Ftabel (4,17), signifikan pada tingkat keyakinan 95 persen atau α = 5%, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara periode sebelum krisis moneter dengan periode sesudah krisis moneter.
4.3.
Pengujian Hipotesis
4.3.1. Pengujian Hipotesis dengan Uji F Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dianalisis dengan menggunakan uji F, yaitu dengan memperhatikan signifikansi nilai F pada output perhitungan dengan tingkat α (alpha) sebesar lima persen. jika nilai signifikansi uji F Permintaan Uang Kartal lebih kecil dari lima persen, maka terdapat pengaruh antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. Pada hasil Uji Regresi dalam penelitian ini, diketahui nilai uji F sebesar 131,02 dengan signifikansi 0,000, dimana disyaratkan signifikansi F lebih kecil dari lima persen, agar hipotesis dapat diterima. F tabel pada tingkat kepercayaan 95% α = 0,05 adalah 4,17. Ini berarti bahwa nilai F statistik lebih besar dari pada Ftabel (131,02 > 4.17). Dengan demikian dapat
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
59
diambil kesimpulan bahwa semua variabel independen dalam penelitian ini secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap Permintaan Uang Kartal di Indonesia. Hal tersebut berarti jika Pendapatan, Inflasi, Nilai Tukar, dan Suku Bunga secara bersama-sama mengalami kenaikan maka akan berdampak pada kenaikan tingkat Permintaan Uang Kartal di Indonesia, sebaliknya jika Pendapatan, Inflasi, Nilai Tukar, dan Suku Bunga secara bersama-sama mengalami penurunan maka akan berdampak pada penurunan Permintaan Uang Kartal di Indonesia.
4.3.2. Pengujian Hipotesis dengan Uji t Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis) dengan bantuan program Eviews 4.1, dengan memperhatikan nilai thitung dari hasil regresi tersebut untuk mengetahui signifikansi variabel independen secara terpisah (parsial) terhadap variabel dependen dengan tingkat kepercayaan 95 persen atau pada tingkat α = 5%. Dengan syarat apabila variabel independen signifikan terhadap variabel dependen maka terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan apabila tidak signifikan maka tidak terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini Uji t digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau tidak dengan mengetahui apakah variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
60
Adapun metode dalam penentuan ttabel menggunakan ketentuan tingkat signifikansi 5 persen, dengan nilai ttabel sebesar 2,04 disajikan dalam Tabel 4.7 di bawah ini.
TABEL 4.2 NILAI thitung Variabel
thitung
ttabel
Signifikasi
Pendapatan
2,713
2,04
0,0000
Inflasi
2,392
2,04
0,0413
Nilai Tukar
18,794
2,04
0,0008
Suku Bunga
-3.058
2,04
0,0059
Keputusan Hipotesis Terbukti Hipotesis Terbukti Hipotesis Terbukti Hipotesis Terbukti
Sumber : Lampiran 2 Dari Tabel 4.1 tadi, diketahui bahwa nilai thitung dari masing-masing variabel independen. Dari nilai thitung masing-masing variabel independen tersebut yang kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel. Selain itu pengujian hipotesis secara parsial juga dapat dianalisis dari nilai signifikansi dimana nilai signifikansi yang berada di bawah 0,05 maka dapat dikatakan bahwa secara parsial masing-masing variabel bebas memang berpengaruh nyata (signifikan) pada tingkat alpha (α) sebesar 5 persen. Masih dari Tabel 4.1, diketahui bahwa nilai thitung variabel Pendapatan lebih besar daripada ttabel (2,713 > 2,04) dan bertanda positif sehingga dapat dikatakan bahwa variabel Pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Permintaan Uang Kartal. Maka hipotesis yang menyatakan
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
61
bahwa Pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Permintaan Uang Kartal dapat diterima. Nilai thitung variabel Inflasi lebih besar daripada ttabel (2,392 > 2,04) dan bertanda positif sehingga dapat dikatakan bahwa variabel inflasi juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Permintaan Uang Kartal. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Permintaan Uang Kartal juga dapat diterima. Informasi masih didapat dari Tabel 4.1, yang mengatakan bahwa nilai thitung variabel Nilai Tukar lebih besar daripada ttabel (18,794 > 2,04) dan bertanda positif sehingga dapat dikatakan bahwa nilai tukar juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Permintaan Uang Kartal dapat diterima. Terakhir adalah variabel Suku Bunga. Dari Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa thitung variabel Suku Bunga lebih kecil daripada nilai ttabel nya (-3,058 > 2,04). Sehingga dapat dikatakan bahwa Suku Bunga memiliki pengaruh yang negatif dan signifkan terhadap Permintaan Uang Kartal di Indonesia.
4.4
Analisis Koefisien Determinasi (R2) Besarnya Koefisien Determinasi (R2) sebesar 0.845 atau 84,5 persen sehingga dapat dikatakan bahwa 84,7 persen variasi variabel tidak bebas yaitu variabel Permintaan Uang Kartal pada model dapat diterangkan oleh variabel bebas yaitu variabel Pendapatan, Inflasi, Nilai Tukar, dan Suku Bunga,
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
62
sedangkan sisanya sebesar 15,3 persen dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.
4.5.
Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak teradi korelasi di antara variabel independen (Gujarati, 2003). Persamaan regresi menunjukkan data sebagai berikut: Tabel 4.3. Uji Multikolinearitas Nilai R2 0,845 0.276 0.048 0.255 0.160
Variabel LUKR = f(LPDB,LINF, LER, LIR) LPDB = f(LINF, LER, LIR) LINF = f(LER, LIR, LPDB) LER = f(LIR, LPDB, LINF) LIR = f(LPDB, LINF, LER Sumber: Lampiran 4 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai R2
LUKR = PDB, INF, ER, IR
=
0,845 lebih besar dibandingkan dengan nilai R2 dalam regresi parsial, R2 PDB = INF, ER, IR
= 0.276, R2 INF =
= PDB, INF, ER,
LUKR
=
ER, IR, PDB
= 0.048, R2 ER =
IR, PDB, INF =
0.255, R2 IR
= 0.160. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model empiris f
(LPDB,
LINF,
LER,
LIR)
tidak
ditemukan
multikolinieritas.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
adanya
63
4.6
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu
pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (Gujarati, 2003).
Selanjutnya
dilakukan Uji Asumsi Klasik Autokorelasi sebagaimana disajikan pada Tabel. 4.9
Tabel 4.4 Hasil Uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
16.21459 Probability 18.78267 Probability
0.1540921 0.0788083
Sumber: Lampiran 5 Melalui Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test dari program Eviews 4.1 diketahui bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi (Nilai probabilitas yang tidak signifikan nilai prob > sig. 0,05).
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan keterangan dan penjelasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan dan mengajukan saran-saran sebagai berikut:
5.1.
KESIMPULAN 1. Secara serempak (bersama) variabel variabel independen (Pendapatan perkapita, inflasi, Nilai Tukar, dan suku bunga), mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Permintaan Uang Kartal). 2. Secara parsial variabel variabel independen yaitu pendapatan, inflasi, dan nilai tukar (kurs)
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap variabel dependen (Permintaan Uang Kartal), sedangkan variabel independen suku bunga berpengaruh negatip pada Permintaan Uang Kartal. 3. Secara keseluruhan dari hasil Estimasi menunjukkan bahwa nilai tukar (ER) mempunyai pengaruh paling besar terhadap permintaan uang kartal di Indonesia
64
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
65
5.2
SARAN Kepada Pemerintah Indonesia: 1. Pemerintah hendaknya berusaha untuk terus meningkatkan Pendapatan Perkapita masyarakat, karena pendapatan perkapita yang tinggi akan memacu pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian ini bahwa kecenderungan masyarakat untuk meminta / menyimpan Uang Kartal sangat dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat 2. Hendaknya pihak otoritas moneter di Indonesia perlu menjaga kestabilan nilai suku bunga pinjaman karena suku bunga memiliki pengaruh negatif pada Permintaan Uang Kartal dan apabila suku bunga terlalu tinggi hal ini juga bisa memperlambat pembangunan di negara kita
Kepada Peneliti Selanjutnya: 1. Penelitian yang bisa dilakukan untuk selanjutnya apakah ada faktor lain selain pendapatan, inflasi, kurs dan suku bunga yang bisa mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia 2. Penelitian selanjutnya bisa dilakukan apakah faktor faktor yang diteliti disini juga akan sama berpengaruh terhadap Permintaan Uang Kuasi.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
LAMPIRAN LAMPIRAN 1. DATA PENELITIAN UKR (Rp. Miliar) 155 199 272 375 497 625 781 979 1240 1552 2153 2557 2934 3333 3712 4440 5338 5782 6246 7426 9094 9346 11478 14431 18637 20807 22487 28424 41394 58353 72371 76342 80686 94542 109265 155
PDB (Rp. Juta) 4718421 5064013 5564341 6005435 6140344 6397806 6844087 7012598 7424616 7790322 8240641 8855194 9496411 10180626 10812480 11514902 12383123 13401016 14448733 15127809 13142020 13245990 13897702 14429846 15043806 15721593 418770.8 4718421 5064013 5564341 6005435 6140344 6397806 6844087 7012598 7424616
INF (%) 8.30 16.30 17.70 12.60 9.30 11.90 10.40 4.60 5.90 9.10 8.20 6.30 7.90 9.30 7.60 9.60 8.60 9.40 8.00 11.10 77.60 2.00 9.40 12.60 10.00 5.10 6.40 8.30 16.30 17.70 12.60 9.30 11.90 10.40 4.60 5.90
ER (Rp.) 442 623 627 632 661 909 1026 1111 1283 1644 1686 1770 1843 1950 2030 2087 2161 2249 2342 2909 10014 7855 9525 10265 9261 8571 9290 442 623 627 632 661 909 1026 1111 1283
69 Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
IR (%) 9.0 9.0 9.0 9.0 9.0 17.5 18.7 17.8 15.7 17.5 18.5 18.6 18.5 22.8 21.1 16.3 13.0 15.0 16.7 16.3 21.8 27.6 16.2 14.2 15.5 10.6 10.4 9.0 9.0 9.0 9.0 9.0 17.5 18.7 17.8 15.7
70
obs 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
LNER 5.89 5.97 6.03 6.03 6.03 6.03 6.03 6.03 6.09 6.43 6.44 6.45 6.49 6.81 6.93 7.01 7.16 7.4 7.43 7.48 7.52 7.58 7.62 7.64 7.68 7.72 7.76 7.98 9.21 8.97 9.16 9.24 9.13 9.06 9.14
LNINF 2.58 1.19 1.87 3.46 3.69 2.94 3 2.39 2.12 2.79 2.87 2.53 2.23 2.48 2.34 1.53 1.77 2.21 2.1 1.84 2.07 2.23 2.03 2.26 2.15 2.24 2.08 2.41 4.35 0.69 2.24 2.53 2.3 1.63 1.86
LNIR 2.64 2.77 2.89 2.71 2.71 2.71 2.71 2.48 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.86 2.93 2.88 2.75 2.86 2.92 2.92 2.92 3.13 3.05 2.79 2.56 2.71 2.82 2.79 3.08 3.32 2.79 2.65 2.74 2.36 2.34
LNPDB 14.81 14.88 14.95 15.03 15.1 15.15 15.22 15.3 15.37 15.44 15.53 15.61 15.63 15.67 15.74 15.76 15.82 15.87 15.92 16 16.07 16.14 16.2 16.26 16.33 16.41 16.49 16.53 16.39 16.4 16.45 16.48 16.53 16.57 12.95
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
LNUKR 5.04 5.29 5.61 5.93 6.21 6.44 6.66 6.89 7.12 7.35 7.67 7.85 7.98 8.11 8.22 8.4 8.58 8.66 8.74 8.91 9.12 9.14 9.35 9.58 9.83 9.94 10.02 10.25 10.63 10.97 11.19 11.24 11.3 11.46 11.6
71
LAMPIRAN 2. REGRESI UTAMA Dependent Variable: LNUKR Method: Least Squares Date: 06/04/07 Time: 05:33 Sample: 1970 2004 Included observations: 35 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LNPDB LNINF LNER LNIR
5.279464 0.350109 0.293709 1.548599 -0.936598
1.812379 0.129013 0.122793 0.082397 0.306269
2.913002 2.713761 2.391905 18.79442 -3.058093
0.0067 0.0109 0.0174 0.0038 0.0047
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.845857 0.838638 0.467093 6.545271 -20.32226 1.565589
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
8.608000 1.885612 1.446986 1.669179 131.0216 0.000000
LAMPIRAN 3. CHOW BREAKPOINT TEST Chow Breakpoint Test: 1998 F-statistic
43.31511
Probability
0.000000
Log likelihood ratio
79.39073
Probability
0.000000
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
72
LAMPIRAN 4. UJI MULTIKOLINEARITAS Dependent Variable: LNER Method: Least Squares Date: 06/05/07 Time: 15:40 Sample: 1970 2004 Included observations: 35 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LNIR LNPDB LNINF
-3.483509 0.464409 0.639974 -0.236472
3.900698 0.662362 0.256654 0.264269
-0.893048 0.701140 2.493533 -0.894816
0.3787 0.4884 0.0182 0.3778
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.255178 0.183099 1.018151 32.13559 -48.16863 0.367373
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
7.302000 1.126491 2.981065 3.158819 3.540236 0.025853
Dependent Variable: LNINF Method: Least Squares Date: 06/05/07 Time: 15:40 Sample: 1970 2004 Included observations: 35 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LNPDB LNER LNIR
3.150213 0.044066 -0.106476 -0.277728
2.589817 0.188536 0.118992 0.445182
1.216385 0.233728 -0.894816 -0.623854
0.2330 0.8167 0.3778 0.5373
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.048606 -0.043464 0.683200 14.46961 -34.20514 1.995509
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
2.314286 0.668819 2.183151 2.360905 0.527925 0.666410
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
73
Dependent Variable: LNIR Method: Least Squares Date: 06/05/07 Time: 15:41 Sample: 1970 2004 Included observations: 35 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LNPDB LNINF LNER
0.771066 0.114026 -0.044644 0.033614
1.053773 0.072832 0.071562 0.047941
0.731719 1.565593 -0.623854 0.701140
0.4698 0.1276 0.5373 0.4884
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.160031 0.078744 0.273917 2.325955 -2.216542 0.684555
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
2.708286 0.285384 0.355231 0.532985 1.968714 0.139184
Dependent Variable: LNPDB Method: Least Squares Date: 06/05/07 Time: 15:39 Sample: 1970 2004 Included observations: 35 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LNINF LNER LNIR
12.00395 0.039920 0.261047 0.642605
1.310673 0.170797 0.104689 0.410455
9.158618 0.233728 2.493533 1.565593
0.0000 0.8167 0.0182 0.1276
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.276755 0.206764 0.650265 13.10817 -32.47589 1.106249
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
15.74286 0.730111 2.084336 2.262090 3.954128 0.016943
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
74
LAMPIRAN 5. UJI OTOKORELASI Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
16.21459 18.78267
Probability Probability
0.1540921 0.0788083
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 06/05/07 Time: 15:52 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LNPDB LNINF LNER LNIR RESID(-1) RESID(-2)
3.725890 -0.259192 -0.166735 0.078038 0.070850 1.112034 -0.340376
1.438688 0.102010 0.099002 0.059666 0.217036 0.237678 0.232732
2.589783 -2.540857 -1.684152 1.307915 0.326443 4.678749 -1.462523
0.0151 0.0169 0.1033 0.2015 0.7465 0.0001 0.1547
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.536648 0.437358 0.329110 3.032767 -6.860075 1.441002
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
-2.46E-15 0.438757 0.792004 1.103074 5.404863 0.000815
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG KARTAL DI INDONESIA
Oleh : AGUS EDY RANGKUTI NIM : 037018011/EP SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT The Under Developing countries’ problems are instability and uncertainty. This condition forced the economic agents to keep a great amount of Currency outside Banks for the shake of precautionary. Other factors such as disorganized financial institutions in the Developing Countries and the availabilities of monetary information made the people to keep the Currency outside Banks. The purpose of this research is to study the influence of Gross Domestic Product (GDP), Inflation (INF), Exchange Rate (ER), and Interest Rate (IR) to Currency Outside Bank (UKR). The method in this research is Ordinary Least Square (OLS). The model is estimated by using multiple linear regressions. The result showed that simultaneously Independence variables (GDP, INF, ER, and IR) significantly influence the dependent variable (UKR), and partially independent variables (GDP, INF, and ER) significantly and positively influence the dependent variable (UKR), however INF significantly and negatively influence the UKR. Overall estimation showed ER had the most influent on the demand of the currency outside bank (UKR) Keywords: Currency outside Banks, GDP, Inflation, Exchange Rate, Interest Rate
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
PENDAHULUAN
dinamika perkembangan masyarakat
Uang dapat dikatakan sebagai salah
atau perekonomian. Dengan kata lain,
satu penemuan terpenting manusia
perkembangan tentang definisi dan
yang
pengertian
menopang
kemajuan
uang
merupakan
peradabannya. Kita yang hidup pada
manifestasi dari proses penyesuaian
masa kini dapat menjalani hidup
manusia terhadap kemajuan hidup
dengan relatif mudah dengan nyaman
yang dialaminya. Di masyarakat yang
karena
Transaksi
perekenomiannya sudah relatif maju
transaksi yang kita lakukan dapat
seperti Amerika Serikat, definisi dan
diseleaikan
pengertian
adanya
uang.
dengan
cepat,
mudah,
uang
lebih
luas
dan
telah
kompleks dibandingkan dengan di
terbangunnya sistem keuangan yang
Indonesia. Namun demikian para ahli
kuat dan efisien.
Dengan uang
ekonomi umumnya sepakat bahwa
manusia dapat mempersiapkan masa
definisi paling universal tentang uang
tuanya, tanpa khawatir apa yang
adalah sesuatu (benda) yang diterima
diperolehnya
secara umum dalam proses pertukaran
murah,
dan
akurat
karena
membusuk
atau
kehilangan nilai karena rusak.
barang dan jasa.
Harus diakui bahwa amatlah sulit
Dua unsur terpenting dari definisi
untuk membuat definisi yang lengkap
diatas adalah “sesuatu benda” dan
dan memuaskan tentang uang. Sebab
“diterima secara umum”, menunjukkan
definisi dan pengertian praktisnya
bahwa
uang
digunakan
selalu berubah dinamis sesuai dengan
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
untuk
memperlancar/mempermudah kegiatan
memperkirakan kondisi masa datang.
transaksi dalam sebuah perekonomian.
Hal ini berangkat dari kondisi negara
Berdasarkan
negara
dikatakan
definisinya
bahwa
uang
dapat bisa
saja
sedang
berkembang
yang
penuh dengan ketidak stabilan dan
berbentuk segala sesuatu (benda),
ketidak pastian.
tetapi tidak semua benda merupakan
mendorong
uang. Syarat utama agar sebuah benda
memegang uang kartal untuk tujuan
dapat digunakan sebagai uang adalah
berjaga jaga dalam jumlah uang lebih
benda tersebut diterima secara umum.
besar.
Dengan
uang
kelembagaan keuangan masih relatif
ekonomi,
baru dan belum terorganisir dengan
demikian
mengandung
definisi
pengertian
agen
Kondisi ini akan ekonomi
Disamping
itu,
untuk
faktor
baik serta informasi mengenai kegiatan
hukum, politis. sering
di bidang ekonomi moneter relatif
dihadapi oleh negara negara sedang
belum tersedia atau tidak mudah
berkembang adalah adanya anggapan
diperoleh, ini memberikan indikasi
bahwa
bahwa aktiva keuangan (financial
Permasalahan
yang
‘dunia’
rasional,
paling
yang
perilaku
sepenuhnya
individu
pada
assets) belum merupakan substitusi
umumnya dianggap didasarkan pada
yang
suatu jumlah infinite discounted dari
masyarakat tetap menyimpan uangnya
suatu
dalam bentuk uang kartal.
nilai
fungsi
diperkirakannya. tersebut informasi
biaya
Sehingga individu
membutuhkan yang
yang
tersedia
seluruh guna
baik
bagi
uang
sehingga
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan betapa pentingnya peranan uang kartal dalam sistem moneter suatu negara.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Berdasar latar Belakang pada uraian
dapat
diatas,
komoditas berdasarkan satu ukuran
adalah
mengkaji: yang
menarik
untuk
“Analisis Faktor Faktor
Mempengaruhi
Permintaan
memberikan
umum,
sehingga
menggantikan
sistem
harga
suatu
fungsi
ini
barter
yang
Uang Kartal di Indonesia.”
menghendaki
Berdasarkan uraian diatas maka ada
coincidents of wants (kehendak ganda
beberapa rumusan masalah yang dapat
yang selaras).
diambil sebagai dasar kajian dalam
diukur dengan nilai uang memberikan
penelitian ini, yaitu:
kemudahan
Bagaimana
pengaruh
pendapatan
perkapita, tingkat inflasi, nilai kurs, dan suku bunga terhadap permintaan
adanya
double
Harga barang yang
masyarakat
dalam
bertransaksi. b) Alat transaksi / pembayar (medium of exchange)
Uang Kartal di Indonesia.
Uang
TINJAUAN PUSTAKA
mendapat
Definisi dan Fungsi Uang
oleh pemerintah berdasarkan undang
Uang adalah sesuatu yang diterima /
undang
dipercaya masyarakat sebagai alat
berkekuatan
pembayar atau transaksi.
fungsinya sebagai alat transaksi, uang
Uang
mempunyai
empat
fungsi
sebagai
alat
tukar,
penjaminan
atau
kepercayaan
keputusan hukum.
harus
yang Dengan
amat mempermudah dan mempercepat
penting, yaitu sebagai berikut:
kegiatan
pertukaran
a) Satuan hitung (unit of account)
perekonomian modern.
Yang dimaksud uang sebagai satuan
c) Penyimpan nilai (store of value)
hitung (unit of account) adalah uang
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
dalam
Fungsi uang sebagai penyimpan nilai
tersebut beberapa balas jasa atau
(store of value) dikaitkan dengan
pembayaran
kemampuan uang untuk menyimpan
menjadi lebih mudah dihitung, karena
hasil transaksi atau pemberian yang
diukur dengan daya beli (purchasing
meningkatkan daya beli, sehingga
power), dibanding bila diukur dengan
semua transaksi tidak perlu dihabiskan
komoditas tertentu (Rahardja, 2001).
saat itu juga.
Teori permintaan uang
Keadaan inflasi yang
di
masa
mendatang
parah ataupun deflasi dapat merubah
Teori yang menjelaskan mengenai
keinginan orang untuk memiliki uang
permintaan
uang
sebagai store of value
menjadi:
teori klasik, dan teori
d) Standard pembayaran di masa
keynes.
dapat
dibedakan
mendatang (standard of deffered
a) Teori Permintaan Uang Klasik
payment).
Mengenai permintaan uang, kaum
Sebagai ukuran bagi pembayaran masa
klasik mempunyai teori yang cukup
depan uang terkait dengan transaksi
terkenal, yang dinamakan sebagai
utang piutang atau transaksi kredit, dan
“teori kuantitas mengenai uang” atau “
juga kegiatan ekonomi yang balas
the quantity theory of money”, yaitu
jasanya tidak diberikan saat itu juga.
mengenai permintaan dan sekaligus
Pembayaran untuk masa mendatang
penawaran uang, beserta interaksi
tersebut dimungkinkan karena uang
antara keduanya.
memiliki fungsi standard pembayaran
tersebut adalah pada hubungan antara
di masa mendatang (standard of
penawaran uang (atau, jumlah uang
deffered payment). Dengan fungsi
yang beredar) dengan nilai uang (atau
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Fokus dari teori
tingkat harga).
Selanjutnya, ada 3
fungsi uang hanyalah sebagai alat
(tiga) faktor yang mempengaruhi turun
tukar.
naiknya nilai uang yaitu:
Selanjutnya dalam menentukan nilai
1. jumlah
uang
(kuantitas)
yang disebut
beredar
uang ada 3 (tiga) variabel yang
sebagai
penting, yaitu: a. Jumlah uang yang beredar
penawaran uang 2. kecepatan permintaan uang
b. Kecepatan uang beredar
3. jumlah komoditi yang diperjual
c. Jumlah barang yang diperdagangkan Fisher melihat permintaan uang adalah
belikan Analisa klasik dalam teori permintaan
suatu kepentingan yang sangat likuid
uang yang tergolong dalam teori
untuk
moneter
Dengan sederhana persamaan transaksi
kuantitatif
antara
lain
transaksi.
Fisher adalah sebagai berikut:
1. Irving Fisher secara
motif
permintaan uang yang dikemukakan
dikemukakan oleh:
Pendekatan
memenuhi
velositas
atau
MV = PT
velocity
Dimana nilai dari barang yang dijual
approach” diperkenalkan oleh Irving
dikalikan dengan harga rata rata dari
fisher pada tahun 1911 dalam bukunya
barang tersebut (P) harus sama dengan
“the purchasing power of money”.
volume
Pendekatan ini menjelaskan bahwa
masyarakat (M) dikalikan berapa kali
jumlah uang yang dibelanjakan sama
rata rata “perputaran” uang, dalam
dengan jumlah uang yang diterima.
periode tersebut atau “transaction
Teori Irving Fisher menitik beratkan
velocity of circulation” (V). T, atau
disebut
“transaction
uang
yang
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
ada
dalam
volume transaksi, dalam suatu periode
bunga, besar kekayaan masyarakat,
tertentu ditentukan oleh tingkat output
dan ramalan dari masyarakat tentang
masyarakat (pendapatan nasional) dan
masa depan juga turut mempengaruhi,
bisa pula dianggap mempunyai nilai
walaupun dianggap konstan. Dengan
tertentu dalam satu tahun.
demikian, Teori Cambridge selangkah
Menurut Fisher dan kaum klasik
lebih maju dari teori Fisher, karena
diasumsikan selalu dalam keadaan
telah
“full
bunga maupun tingkat ekspektansi
employment”.
ditentukan
oleh
Dan faktor
Velocity, faktor
mempertimbangkan
masyarakat,
walaupun
tingkat
dijelaskan
kelembagaan, mencakup faktor faktor,
hanya secara umum.
misalnya tingkat permintaan uang akan
b) Teori Permintaan Uang Keynes
sama dengan pendapatan nasional.
Dalam bukunya, General Theory of
Maka secara matematis dapat ditulis:
Employment Interest and Money, yang
Md = kPY
ditulis pada tahun 1936, merupakan
Dimana k adalah proporsi / bagian dari
kritikan terhadap kaum klasik atas
GNP yang diwujudkan dalam bentuk
ketidak
uang kas, jadi besarnya sama dengan
menjelaskan masalah depresi yang
1/V, sedangkan Y adalah tingkat
terjasi melalui konsep mekanisme
pendapatan nasional riil, dan P adalah
pasar
harga umum.
keadaan full employment.
2. Teori Cambridge
mampuan
yang
selalu
teori
berada
klasik
dalam
Di dalam teori moneter, teori uang
Teori Cambridge mengatakan selain
Keynes lebih menekankan fungsi uang
faktor faktor kelembagaan, tingkat
sebagai penyimpan nilai dan bukan
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
hanya sebagai alat tukar umum.teori
Setiap
orang
menghadapi
ketidak
ini kemudian dikenal dengan “liquidity
pastian mengenai apa yang akan
motif
terjadi pada waktu yang akan datang.
permintaan uang masyarakat dalam
Ketidakpastian ini menyebabkan orang
tiga tujuan, yaitu:
memegang uang tunai yang lebih besar
a.
daripada
dan
preference”,
membagi
Permintaan uang untuk tujuan
dibutuhkan
untuk
transaksi. Menurut Keynes antisipasi
transaksi. Keynes
yang
menyatakan,
bahwa
terhadap
pengeluaran
permintaan uang kas untuk tujuan
direncanakan
transaksi dan berjaga-jaga tergantung
direncanakan menyebabkan seseorang
dari pendapatan. Makin tinggi tingkat
akan memegang uang tunai lebih besar
pendapatan, maka besar keinginan
dari yang dibutuhkan untuk tujuan
akan uang kas untuk transaksi dan
transaksi, yaitu untuk tujuan berjaga
berjaga-jaga.
Seseorang
jaga
masyarakat
yang
pendapatannya
tinggi,
melakukan banyak masyarakat
transaksi dibanding yang
atau tingkat biasanya
dan
(precautionary).
yang
yang tidak
Menurutnya
jumlah uang yang dipegang
untuk
tujuan berjaga jaga ini tergantung dari
lebih
besar penghasilan, semakin tinggi
seseorang
penghasilan semakin besar pula uang
pendapatannya
yang dipegang untuk tujuan berjaga
yang
rendah.
jaga.
b. Permintaan uang untuk berjaga
Oleh karena permintaan uang dengan
jaga.
tujuan transaksi (mt) dan berjaga jaga (mp) ini dipengaruh oleh faktor yang
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
sama, maka biasanya kedua variable
Sebaliknya,
ini dijadikan satu menjadi permintaan
bunga
uang untuk transaksi berjaga jaga
masyarakat untuk menyimpan uang
(m1), jadi dengan kata lain permintaan
kas. Kedua, hipotesa Keynes bahwa
uang untuk berjaga jaga merupakan
masyarakat menganggap akan adanya
penjumlahan dari permintaan uang
tingkat
untuk transaksi dan berjaga jaga,
pengalaman,
secara matematis yaitu :
tingkat bunga yang baru-baru terjadi.
makin
bunga
rendah
besar
keinginan
"normal"
terutama
tingkat
berdasar
pengalaman
Menurut Keynes terjadinya inflasi
M1 = mt + mp c.
makin
Permintaan uang untuk tujuan
disebabkan oleh permintaan agregat sedangkan permintaan agregat ini tidak
spekulasi. tujuan
hanya karena ekspansi bank sentral,
spekulasi, menurut Keynes ditentukan
namun dapat pula disebabkan oleh
oleh tingkat bunga. Makin tinggi
pengeluaran
tingkat suku bunga makin rendah
pemerintah, maupun oleh swasta dan
keinginan masyarakat akan uang kas
pengeluaran
untuk
yang melebihi penerimaan (defisit
Permintaan
tujuan
uang
untuk
tujuan
/
motivasi
investasi
konsumsi
oleh
pemerintah
spekulasi. Alasannya, pertama apabila
anggaran
tingkat bunga naik, berarti ongkos
kondisi full employment. Secara garis
memegang uas kas (opportunity cost of
besar Keynes menyebutkan bahwa
holding money) makin besar / tinggi,
inflasi terjadi karena suatu masyarakat
sehingga keinginan masyarakat akan
ingin hidup di luar batas kemampuan
uang
ekonominya.
kas
akan
makin
kecil.
belanja
baik
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
negara)
dalam
Ada beberapa peneliti yang telah
tetapi lebih kepada untuk berjaga jaga,
meneliti mengenai permintaan uang,
dan
antara lain:
kemungkinan untuk motif spekulasi.
1. Insukindro (1998)
2. Aliman (1998)
Disimpulkan bahwa uang berfungsi
Disimpulkan bahwa lebih banyaknya
sebagai
atau
variabel tingkat pendapatan nasional
persediaan, karena dia diharapkan
yang mempunyai pengaruh lebih kuat
dapat
kesenjangan
dan lebih segera dibandingkan dengan
yang tidak dapat diantisipasi oleh agen
pengaruh sebaliknya baik di Indonesia
agen ekonomi sebagai akibat adanya
dan di Thailand (kecuali untuk M2
perbedaan
mereka
dengan tingkat pendapatan nasional di
menerima pendapatan dan saat mereka
Indonesia dan M1 dengan tingkat
membelanjakan,
yang
pendapatan nasional di Thailand).
digunakan dalam transaksi tersebut
Apabila ada penambahan jumlah uang
(tunai, atau kredit). Kesenjangan ini
beredar, apakah M0, M1, M2 baru
dapat disebabkan oleh adanya shock
akan menaikkan tingkat pendapatan
baik dari sisi permintaan maupun sisi
nasional
penawaran
atau
multiplier dalam jangka waktu yang
kecepatan
pelaku
stok
penyangga
menghilangkan
antara
saat
serta
cara
keduanya, ekonomi
dan dalam
bahkan
tidak
setelah
relatif lama.
melalui
tertutup
proses
Dilain pihak adanya
melakukan penyesuaian penyesuaian.
kenaikan tingkat pendapatan nasional
Dalam
ini,
dalam waktu yang relatif tidak lama
masyarakat memegang uang kartal
akan menuntut penambahan jumlah
bukan hanya untuk tujuan bertransaksi,
uang yang beredar lebih segera, karena
kondisi
semacam
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
tingkat pendapatan nasional yang tidak
income melebihi elastisitas unit, hal ini
lain output nasional, kalau mengalami
disebabkan sistem perekonomian yang
kenaikan
terpusat dan adanya kegiatan black
dengan
tanpa
diimbangi uang
market. Sebuah kenaikan satu persen
beredar, harga harga akan turun, dan
pada harga makanan atas harga barang
hal ini akan menyebabkan pelaku
yang
ekonomi menjadi kurang bergairah
mengakibatkan 0,2 persen kenaikan
karena revenue nya berkurang.
penyimpanan uang kontan perkapita.
3. Maravic dan Palic (2005)
Untuk mengimbanginya pihak otoritas
dengan
penambahan
jumlah
bukan
makanan
akan
jangka
moneter di Ethopia selama masa
panjang dan jangka pendek fungsi
kelaparan meningkatkatan supply uang
permintaan uang sangat spesifik, tetapi
kartal.
permintaan uang tidak stabil selama
demand
periode observasi, mencapai titik stabil
menimbulkan
pada
kelaparan di Ethopia
Disimpulkan
bahwa
periode
Permintaan
untuk
pertengahan
uang
masih
2002. sangat
Meningkatnya supply dan uang
kartal
inflasi
pada
tidak masa
5. Santoso et al. (1999)
dipengaruhi oleh expected inflasi.
Beralihnya sistem nilai tukar rupiah
Pembayaran
jangka
dari sistem mengambang terkendali
pendek merupakan trasaksi deposit
(managed floating exchange rate) ke
yang sangat liquid.
sistem nilai tukar mengambang penuh
4. Sterken (1999)
(floating exchange rate) memberikan
Disimpulkan dari vektor kointegrasi
dampak terhadap kebijakan moneter di
jangka
Indonesia.
suku
panjang
bunga
bahwa
elastisitas
Nilai
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
tukar
yang
sebelumnya digunakan sebagai salah
2. Tingkat
inflasi
mempunyai
satu nominal anchor dalam pencapaian
pengaruh positif terhadap jumlah
sasaran akhir kebijakan moneter tidak
permintaan
berlangsung lama digunakan lagi.
Indonesia.
uang
kartal
di
Sementara dengan semakin terbukanya
3. Kurs Mata Uang Rupiah terhadap
perekonomian Indonesia, nilai tukar
Dollar AS mempunyai pengaruh
rupiah sangat rentan terhadap arus lalu
yang
lintas
permintaan
modal
internasional
yang
demikian
maka
kerangka
yang
adalah
permintaan
(sebagai
uang
dependent
uang
jumlah
kartal
di
4. Suku bunga mempunyai pengaruh
pemikiran penulis dari penelitian ini Permintaan
terhadap
Indonesia.
bergerak sedemikian dinamis. Dengan
positif
Kartal variable)
negatif
terhadap uang
jumlah
kartal
di
Indonesia.
dipengaruhi oleh inflasi, pendapatan
METODE PENELITIAN
per kapita, kurs, dan suku bunga
Penelitian ini bertujuan untuk melihat
(sebagai independent variable)
pengaruh faktor faktor sebagai berikut
Berdasarkan teori dan permasalahan
Pendapatan Perkapita, Inflasi, Kurs
sebelumnya, maka dibuatlah hipotesis
dan tingkat bunga bank terhadap
sebagai berikut:
permintaan uang kartal di Indonesia
1. Kenaikan mempunyai
Pendapatan pengaruh
Perkapita positif
sejak tahun 1970 – 2004, dengan mengambil data tahunan.
terhadap jumlah permintaan uang
Dalam penyusunan tesis ini penulis
kartal di Indonesia.
mengadakan serangkaian penelitian
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
guna
mendapatkan
diperlukan.
data
Adapun
data
yang
Dan
dari
yang
dispesifikasikan
persamaan
diatas
kedalam
model
digunakan adalah data sekunder yang
ekonometrika dalam bentuk model
diperoleh
logaritma - linear :
melalui
penelitian
kepustakaan (library research) yaitu
Ln UKR = α + β1 LnPDB + β2 LnINF + β3 LnER - β4 LnIR + μ
dengan cara melakukan pencatatan data yang sudah ada dan didapat dari sumber yang terpercaya seperti Bank Indonesia, dan Badan Pusat Statistik
UKR = jumlah uang kartal beredar per tahun (miliar rupiah) α = intercept
Indonesia. Analisis
Dimana:
yang
penelitian
ini
digunakan
dalam
adalah
dengan
PDB = tingkatan pendapatan perkapita (juta rupiah)
menggunakan regresi linear berganda,
INF = tingkat inflasi (persen)
karena penelitian ini dirancang untuk
ER = Kurs (Rupiah)
meneliti pengaruh variabel independen
IR = tingkat suku bunga (persen)
terhadap variabel dependen. Metode
β1, β2,...dst. = koefisien regresi
yang digunakan adalah Ordinary Least
μ = error term
Square (OLS).
Untuk
memudahkan
pemahaman
mempengaruhi
terhadap istilah dan variabel yang
Tingkat Permintaan Uang Kartal di
digunakan dalam penelitian ini maka,
Indonesia dapat digambarkan dengan
perlu diberikan batasan operasional
fungsi sebagai berikut:
sebagai berikut:
Faktor-faktor
yang
UKR = f (PDB, INF, ER, IR)
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
1. Uang Kartal (UKR) adalah uang
bulan,
dan
kertas dan uang logam yang di
persen
dinyatakan
dalam
edarkan oleh Bank Indonesia dan dinyatakan dalam miliar Rupiah 2. Pendapatan adalah
(PDB)
Analisis mengenai permintaan uang
Pendapatan
kartal di Indonesia, berdasarkan model
Perkapita tingkat
Domestik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bruto
tahunan
estimasi
yang
dipengaruhi
oleh
berdasarkan harga konstan tahun
Pendapatan Domestik Bruto, inflasi,
1993 dan 2003 dan dinyatakan
Kurs, dan Suku Bunga.
dalam juta Rupiah
mengetahui
besarnya
Untuk parameter
adalah
(koefisien regresi) dari masing masing
kecenderungan harga naik secara
variabel independent, yaitu PDB, INF,
umum dan terus menerus untuk
ER, dan IR terhadap permintaan uang
penelitian ini data diambil dari
kartal di Indonesia, dapat dilakukan
Indeks harga konsumen (dalam
dengan komputer dengan penggunaan
persen)
program
3. Inflasi
(INF)
adalah
4. Nilai Tukar (ER) adalah nilai tukar
Eviews
4.1.
Hasil
Pengolahan data menunjukkan:
mata uang Rupiah per satu satuan
Koefisien
Regresi
dollar AS, dan dinyatakan dalam
0,350,
menunjukkan
bahwa
Rupiah.
Pendapatan
Perkapita
(PDB)
5. Suku Bunga (IR) adalah tingkat suku bunga deposito selama 12
PDB
sebesar
berpengaruh positif dan signifikan terhadap (UKR).
Permintaan
Uang
Kartal
Atau dengan kata lain jika
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
variabel Pendapatan Perkapita naik /
menaikkan permintaan uang kartal
meningkat sebesar 1 persen ceteris
sebesar 1,548 persen.
maka
menaikkan
Koefisien Regresi IR sebesar -0,936,
permintaan uang kartal sebesar Rp
menunjukkan bahwa suku bunga (IR)
0,350 persen.
berpengaruh
paribus,
akan
negatif
terhadap
sebesar
Permintaan uang kartal (UKR). Atau
0,170, menunjukkan bahwa Inflasi
dengan kata lain jika apabila suku
(INF)
dan
bunga naik / meningkat sebesar 1
signifikan terhadap Permintaan uang
persen, ceteris paribus, maka akan
kartal (UKR). Atau dengan kata lain
menurunkan permintaan uang kartal
jika apabila variabel Inflasi naik /
sebesar 0,936 persen.
meningkat sebesar 1 persen, ceteris
Untuk
Koefisien
paribus,
Regresi
INF
berpengaruh
maka
akan
positif
menaikkan
melihat
apakah
adanya
pengaruh krisis moneter pada tahun
permintaan uang kartal sebesar 0,170
1998
persen,
signifikan maka diadakan Chow test.
Koefisien Regresi ER sebesar 1,548,
Hasil dari eviews 4.1 adalah sebagai
menunjukkan
(ER)
berikut nilai F-statistik menunjukkan
berpengaruh positif dan signifikan
Fhitung (43,315) > Ftabel (4,17),
terhadap
kartal
signifikan pada tingkat keyakinan 95
(UKR). Atau dengan kata lain jika
persen atau α = 5%, artinya tidak
apabila kurs naik / meningkat sebesar
terdapat perbedaan yang signifikan
1 persen, ceteris paribus, maka akan
antara periode sebelum krisis moneter
bahwa
Permintaan
Kurs
uang
membawa
perbedaan
yang
dengan periode sesudah krisis moneter
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Pengujian Hipotesis
berdampak
Nilai uji F sebesar 131,02 dengan
Permintaan Uang Kartal di Indonesia.
signifikansi 0,000, dimana disyaratkan
Nilai thitung dari hasil regresi tersebut
signifikansi F lebih kecil dari
lima
untuk mengetahui signifikansi variabel
persen, agar hipotesis dapat diterima. F
independen secara terpisah (parsial)
tabel pada tingkat kepercayaan 95% α
terhadap variabel dependen dengan
= 0,05 adalah 4,17. Ini berarti bahwa
tingkat kepercayaan 95 persen atau
nilai F statistik lebih besar dari pada
pada tingkat α = 5%. Dengan syarat
Ftabel (131,02 > 4.17).
apabila variabel independen signifikan
Dengan
pada
penurunan
demikian dapat diambil kesimpulan
terhadap
variabel
bahwa semua variabel independen
terdapat
pengaruh
dalam penelitian ini secara bersama-
independen
sama (simultan) berpengaruh terhadap
dependen, sedangkan apabila tidak
Permintaan Uang Kartal di Indonesia.
signifikan
Hal tersebut berarti jika Pendapatan,
pengaruh antara variabel independen
Inflasi, Nilai Tukar, dan Suku Bunga
terhadap
secara
penelitian ini Uji t digunakan untuk
bersama-sama
mengalami
dependen antara
terhadap
maka
variabel
tidak
maka
variabel variabel
terdapat
dependen.
Pada
kenaikan maka akan berdampak pada
menguji
kenaikan tingkat Permintaan Uang
diajukan dalam penelitian ini diterima
Kartal di Indonesia, sebaliknya jika
atau tidak dengan mengetahui apakah
Pendapatan, Inflasi, Nilai Tukar, dan
variabel independen secara individual
Suku Bunga secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen.
mengalami
penurunan
maka
apakah
akan
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
hipotesis
yang
Adapun metode dalam penentuan ttabel
regresi yang baik seharusnya tidak
menggunakan
teradi korelasi di antara variabel
ketentuan
tingkat
signifikansi 5 persen, dengan
nilai
independen
(Gujarati,
2003).
ttabel sebesar 2,04 disajikan di bawah
Persamaan regresi menunjukkan data
ini.
sebagai berikut:
Var PDB INF ER IR
thitung 2,713 2,392 18,794 -3.058
ttabel 2,04 2,04 2,04 2,04
Sig 0,0000 0,0413 0,0008 0,0059
nilai R2
Keputusan Hipotesis Terbukti Hipotesis Terbukti Hipotesis Terbukti Hipotesis Terbukti
= 0,845
LUKR = PDB, INF, ER, IR
lebih besar dibandingkan dengan nilai R2 dalam regresi parsial, R2
PDB = INF,
2
Besarnya Koefisien Determinasi (R ) ER, IR
sebesar
0.845
atau
84,5
persen
= 0.276, R2 INF =
0.048, R2 ER =
IR, PDB, INF =
sehingga dapat dikatakan bahwa 84,7 =
persen variasi variabel tidak bebas yaitu variabel Permintaan Uang Kartal pada model dapat diterangkan oleh variabel
bebas
yaitu
variabel
Pendapatan, Inflasi, Nilai Tukar, dan Suku
Bunga,
sedangkan
sisanya
sebesar 15,3 persen dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.
ditemukan
apakah adanya
model korelasi
regresi antar
variabel bebas (independen). Model
=
0.255, R2 IR
= 0.160. Maka dapat
bahwa
dalam
model
empiris LUKR = f (LPDB, LINF, LER, LIR) tidak ditemukan adanya multikolinieritas. Uji
autokorelasi
bertujuan
untuk
menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji
PDB, INF, ER,
disimpulkan
ER, IR, PDB
pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t1
(Gujarati,
dilakukan Autokorelasi,
2003). Uji
Selanjutnya
Asumsi melalui
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Klasik Breusch-
Godfrey Serial Correlation LM Test
berpengaruh
dari program Eviews 4.1 diketahui
Permintaan Uang Kartal.
bahwa tidak terdapat autokorelasi pada
3. Secara
negatip
keseluruhan
pada
dari
hasil
model regresi (Nilai probabilitas yang
Estimasi menunjukkan bahwa nilai
tidak signifikan nilai prob > sig. 0,05).
tukar (ER) mempunyai pengaruh
KESIMPULAN
paling besar terhadap permintaan
1. Secara
serempak
variabel
variabel
(Pendapatan
(bersama) independen
perkapita,
inflasi,
Nilai Tukar, dan suku bunga), mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap
dependen
(Permintaan
yang
SARAN Kepada Pemerintah Indonesia: 1. Pemerintah hendaknya berusaha untuk
terus
meningkatkan
variabel
Pendapatan Perkapita masyarakat,
Uang
karena pendapatan perkapita yang tinggi akan memacu pembangunan
Kartal). 2. Secara parsial variabel variabel independen
uang kartal di Indonesia
yaitu
pendapatan,
dan kesejahteraan masyarakat, hal ini
dapat
dilihat
dari
inflasi, dan nilai tukar (kurs)
penelitian
mempunyai pengaruh yang positif
kecenderungan masyarakat untuk
dan signifikan terhadap variabel
meminta
dependen
Kartal sangat dipengaruhi oleh
Kartal), independen
(Permintaan
Uang
sedangkan
variabel
suku
bunga
ini
hasil
/
bahwa
menyimpan
Uang
pendapatan masyarakat 2. Hendaknya pihak otoritas moneter di
Indonesia
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
perlu
menjaga
kestabilan
nilai
suku
bunga
faktor
lain
selain
pinjaman
karena
suku
bunga
inflasi, kurs dan suku bunga yang
memiliki pengaruh negatif pada
bisa
Permintaan Uang Kartal
Uang Kartal di Indonesia
dan
apabila suku bunga terlalu tinggi
mempengaruhi
pendapatan,
2. Penelitian
Permintaan
selanjutnya
bisa
hal ini juga bisa memperlambat
dilakukan apakah faktor faktor
pembangunan di negara kita
yang diteliti disini juga akan sama berpengaruh terhadap Permintaan Uang Kuasi.
Kepada Peneliti Selanjutnya: 1. Penelitian yang bisa dilakukan untuk
selanjutnya
apakah
ada
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.